case kista

46
KISTA OVARIUM Pembimbing: Dr. FX Widiarso, Sp.OG Disusun Oleh : Mathyas Thanama 11-2014-120 KEPANITERAAN KLINIK KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RS MARDI RAHAYU 1

Upload: mathyasthanama

Post on 14-Apr-2016

34 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kista ovarii

TRANSCRIPT

Page 1: Case Kista

KISTA OVARIUM

Pembimbing:

Dr. FX Widiarso, Sp.OG

Disusun Oleh :

Mathyas Thanama

11-2014-120

KEPANITERAAN KLINIK KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS MARDI RAHAYU

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRIDA WACANA

PERIODE 16 November 2015 – 23 Januari 2016KEPANITERAAN KLINIK

1

Page 2: Case Kista

STATUS OBSTETRI

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

Jl. Arjuna Utara No. 6. Kebon Jeruk- Jakarta Barat

SMF OBSTETRI RS MARDI RAHAYU KUDUS

Nama : Mathyas Thanama

NIM : 11.2014.120

Dr pembimbing / penguji : Dr. FX Widiarso, Sp.OG

IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : Ny. S Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 36 tahun Suku bangsa : Jawa

Status perkawinan : P1A0 Agama : Islam

Pekerjaan : wiraswasta Pendidikan : SD

Alamat : Jambean Kidul, RT 03 RW 03,

Margorejo, Pati

Masuk Rumah Sakit : 7 Desember 2015

pukul 11.40

Nama suami : Tn. S

Umur : 40 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jambean Kidul, RT 03 RW 03, Margorejo, Pati

Anamnesis

Dilakukan autoanamnesis tanggal 8 Desember 2015 Pukul 18.00 WIB

Keluhan utama : Nyeri perut bagian bawah sejak 1 bulan SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien wanita 36 tahun, datang ke RSMR dengan keluhan nyeri perut yang

hilang timbul pada perut bagian bawah sejak 1 bulan SMRS. Nyeri yang dirasakan

bersifat tumpul dan tidak menjalar baik ke pinggang maupun ke punggung. Pasien tidak

mengeluhkan adanya mual muntah, demam, gangguan BAK maupun BAB. Pasien juga

2

Page 3: Case Kista

mengaku tidak ada gangguan menstruasi dengan riwayat menstruasi yang teratur. Tidak

ada lendir maupun darah yang keluar melalui jalan lahir.

Riwayat Haid

Menarche : 13 tahun

Siklus : 30 hari

Lama : 7 hari

Dismenorrhea : (-)

Leukorrhea : (-)

Menopause : (-)

HPHT : November 2015 (tanggal lupa)

Riwayat Perkawinan

Menikah 1 kali, saat usia 24 tahun dan sudah menikah selama 12 tahun

Riwayat KB

KB Suntik (tahun lupa)

Riwayat Kehamilan Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Hamil ke

Usia kehamilan

Jenis persalinan

Penyulit Penolong Jenis kelamin

BB/TB lahir

Umur (tahun)

1 40 minggu Partus spontan

- Dokter SpOG

Laki-laki 3000 gr 10

Riwayat Penyakit Dahulu

Os mengaku pernah dikuret karena miom 10 bulan yang lalu dan pernah operasi

kista 3 tahun SMRS

Os tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi, jantung, kencing manis, asma

maupun alergi.

Os tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya

3

Page 4: Case Kista

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit darah tinggi, jantung,

kencing manis, asma maupun alergi.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 88x/menit

Pernafasan : 20x/menit

Suhu : 36,5oC

Mata : Konjungtiva anemis -/- , Sklera ikterik -/-

Telinga : hiperemis -/-, membran timpani +/+

Hidung : hiperemis -/-, secret -/-, deviasi septum (-)

Mulut/gigi : hiperemis -/-, T1/T1

Leher : tidak tampak pembesaran KGB dan tiroid

Jantung : BJ I-II reguler murni, gallop (-), murmur (-)

Pulmo : Suara napas dasar vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen : tidak tampak membuncit, bekas operasi laparatomi (-), BU (+)

Ekstremitas : Edema tungkai +/+

Pemeriksaan Obstetri dan Ginekologi

Abdomen :

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit

Auskultasi : Bising usus (+)

Perkusi : Timpani

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), massa (-)

Pemeriksaan Dalam

Tidak dilakukan

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 7 Desember 2015

4

Page 5: Case Kista

Darah rutin

Hemoglobin 12,7 g/dL (N: 11,7 – 15,5)

Leukosit 8,80 (N: 3.600 – 11.000)

Hematokrit 37,50 % (N: 30-43)

Trombosit 354.000 (N: 150.000-440.000)

Golongan darah/Rh O/+

Waktu perdarahan/BT 2,00 menit (N: 1-3)

Waktu pembekuan/CT 5,30 menit (N: 2-6)

GDS 101

Ureum 13,0 L (N: 15-40)

Creatinin 0,70 (N: 0,6-1.1)

Natrium 141,7 (N: 135-147)

Kalium 3,46 L (N: 3,5-5,1)

Clorida 107,5 (N: 97-108)

Calsium 8,9 (N: 8.8-10.0)

HbsAg -

HIV -

USG (di poliklinik)

Tampak kista ovarii duplex: kanan ± 8 cm dan kiri ± 6 cm.

Foto Thorax PA

Dalam batas normal, cor tidak membesar dan pulmo tenang

Ringkasan/Resume

Keluhan

Pasien wanita 36 tahun, PIA0, dengan keluhan nyeri perut yang hilang timbul

pada perut bagian bawah sejak 1 bulan SMRS. Nyeri yang dirasakan bersifat tumpul

dan tidak menjalar baik ke pinggang maupun ke punggung. Pasien tidak mengeluhkan

adanya mual muntah, demam, gangguan BAK maupun BAB. Pasien juga mengaku

tidak ada gangguan menstruasi dengan riwayat menstruasi yang teratur. Tidak ada

5

Page 6: Case Kista

lendir maupun darah yang keluar melalui jalan lahir. Pasien mengaku pernah OP kista 4

tahun SMRS dan kuret miom 10 bulan SMRS

Pemeriksaan Fisik

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 88x/menit

Pernafasan : 20x/menit

Suhu : 36,5oC

Tinggi Badan : 148 cm

Berat Badan : 63 kg

Mata : CA -/- SI -/-

Thorax : Vesikuler Rh -/- wh -/-

BJ I/II reguler , murmur (-), gallop (-)

Abdomen : mendatar, BU (+), nyeri tekan (+)

Extremitas : edema - / -

Leukorea : (-)

Pemeriksaan Obstetri dan Ginekologi

Abdomen :

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit

Auskultasi : Bising usus (+)

Perkusi : Timpani

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), tidak teraba massa

Pemeriksaan Dalam

Tidak dilakukan

DIAGNOSIS

Diagnosis kerja : PIA0 Umur 36 tahun, dengan Kista Ovarium D/S

6

Page 7: Case Kista

PENATALAKSANAAN

- IVFD RL/D5% 20 tetes/menit + Adona 1 amp

Follow Up

Tanggal 7 Desember 2015

S : nyeri perut bagian bawah

O : KU : baik kesadaran: CM

TD : 130 / 70 mmHg RR: 20 x/menit

HR : 80 x/menit T : 36°C

Mata : CA-/-. SI-/-

Cor/Pulmo: dalam batas normal

Abdomen: mendatar, tidak teraba benjolan, nyeri (+)

Extremitas: edema-/-. Akral hangat+/+

A: PIA0 dengan kista ovarium bilateral

S/: Laparotomi

Persiapan operasi

- Puasa 6 jam

- Fosen Enema

- Usaha darah 2 kolf

- X foto thorax

- EKG

- Rencana operasi tanggal 8 Desember 2015 jam 12.00

LAPORAN OPERASI (8 Desember 2015 pukul 16.00)

- Insisi dinding abdomen pada linea mediana ± 10 cm di atas symphisis pubis.

- Insisi diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum terbuka

- Eksplorasi:

o tampak massa tumor, dinding tidak tebal, keluar cairan cokelat, kistik,

melekat dengan usus, berasal dari ovarium kanan

o tampak massa tumor, dinding tidak tebal, kistik, keluar cairan cokelat,

berasal dari ovarium kiri (sisa kista).

o Uterus dalam batas normal

7

Page 8: Case Kista

- Dilakukan tindakan salpingo ooferoktomi kanan dan kisterektomi kiri

- Rawat pendarahan

- Perdarahan +300cc

- Jahit abdomen lapis demi lapis

- Tindakan selesai

Instruksi pasca tindakan

- Infus RL/D5 30 tpm

- Rycef 2x1 gr

- Tradyl (Tramadol) 3x1 amp IV

- Alinamin F 2 x 1 IV

- Vitamin C 1x1

- Kaltropen sup 2x1

- cek Hb post operasi

- Puasa

Diagnosis

PIA0 post salphingooforektomi dextra dan kistektomi sinistra a/i kista cokelat ovarium

bilateral

Follow up post operasi

9 Desember 2015 pukul

S : nyeri bekas luka operasi (+); flatus (-)

O:

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : CM

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Suhu : 36oC

Mata : SI -/-, CA-/-

8

Page 9: Case Kista

Cor : BJ I dan II regular, gallop -/-, murmur -/-

Pulmo : Vesikuler +/+, rh-/-, wh-/-

A : PIA0 post salphingooforektomi dextra dan kistektomi sinistra a/i kista cokelat

ovarium bilateral

P :Non Medika Mentosa

Puasa

Cek Hb post operasi

Medika Mentosa

- Infus RL 30 tpm

- Rycef 2x1 gr

- Tradyl (Tramadol) 3x1 amp IV

- Alinamin F 2 x 1 IV

- Vitamin C 1x1

- Kaltropen sup 2x1

Follow Up

10 Desember 2015

S : Nyeri luka bekas op berkurang, flatus (+)

O:

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : CM

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36,5oC

Mata : SI -/-, CA-/-

Cor : BJ I dan II regular, gallop -/-, murmur -/-

Pulmo : Vesikuler +/+, rh-/-, wh-/-

Abdomen : BU +, supel

Edema (-)

9

Page 10: Case Kista

Akral hangat ¿

A : PIA0 post salphingooforektomi dextra dan kistektomi sinistra H-2 a/i kista cokelat

ovarium bilateral

P :Non Medika Mentosa

Alinamin stop

Diet cair, hari ini bubur nasi

DC aff

Mobilisasi duduk

Medika Mentosa

- Infus RL 30 tpm

- Rycef 2x1 gr

- Tradyl (Tramadol) 3x1 amp IV

- Alinamin F 2 x 1 IV

- Vitamin C 1x1

- Kaltropen sup 2x1

Follow Up

11 Desember 2015

S : Nyeri luka bekas op berkurang

O:

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : CM

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 85x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36,6oC

Mata : SI -/-, CA-/-

Cor : BJ I dan II regular, gallop -/-, murmur -/-

Pulmo : Vesikuler +/+, rh-/-, wh-/-

10

Page 11: Case Kista

Abdomen : BU +, supel

Ekstremitas : Edema (-) Akral hangat ¿

A : PIA0 post salphingooforektomi dextra dan kistektomi sinistra H-3 a/i kista cokelat

ovarium dextra

P :Non Medika Mentosa

Infus aff

Pulang

Medika Mentosa

Cefspan 2x1

Kaltofren 2x1

Zegavit 1x1

Hasil PA

(10-12-2015) Salphingitis kronik & kista endometriosis

KISTA OVARIUM

11

Page 12: Case Kista

I. PENDAHULUAN

Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering

dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian kista terbentuk karena

perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel

telur dari ovarium. Kista ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang

berisi cairan yang tumbuh di indung telur. Kista tersebut juga kista fungsional karena

terbentuk selama siklus menstruasi normal atau setelah telur dilepaskan sewaktu

ovulasi. Kista fungsional akan mengkerut dan menyusut setelah beberapa waktu (setelah

1-3 bulan). Kebanyakan kista tidak berbahaya tetapi beberapa menyebabkan berbagai

masalah seperti pecah, perdarahan, sakit atau sampai mengalami pembedahan. Kista

ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.1

Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang

bersifat non neoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang

dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan

histopatologi atau embriologi belum dapat diberikan secara tuntas berhubung masih

kurangnya pengetahuan kita mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula berhubung

dengan adanya kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sama rupanya mempunyai asal

yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplastik dibagi atas

tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan

solid.2

II. ISI

Anatomi Ovarium

Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, yang dengan

mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan.

Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4

cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.

12

Page 13: Case Kista

Gambar 1. Anatomi Ovarium

Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat

ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium.

Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang ,

sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan.Ujung yang dekat dengan tuba

terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi

oleh beberapa fimbria dari infundibulum.

Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan

ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan

yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum berasal dari

gubernakulum.

13

Page 14: Case Kista

Gambar 2. Ovarium dan folikel-folikel dalam berbagai tingkat perkembangan

Struktur ovarium terdiri atas:

1. Korteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk

kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel primordial ;

2. Medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-

pembuluh darah, serabut-serabut saraf dan sedikit otot polos.

Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap bulan

satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam perkembangannya akan

menjadi folikel de Graff. Folikel-folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium

dan dapat dilihat di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam

tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja

sampai menjadi folikel de Graff yang matang terisi dengan likuor folikulli, mengandung

estrogen dan siap untuk berovulasi.

Folikel de Graff yang matang terdiri atas:

1. Ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm, yang mempunyai nukleus

dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula;

2. Stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel bulat kecil

dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum ; pada perkembangan

lebih lanjut terdapat ditengahnya suatu rongga terisi likuor follikuli;

3. Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel-sel yang

lebih kecil daripada sel granulosa;

4. Teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.

Pada ovulasi, folikel yang yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium

pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat pada

ovum dan yang membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut dilepas. Sebelum

dilepas, ovum mulai mengalami pematangan dalam dua tahap sebagai persiapan untuk

dapat dibuahi.

Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliferasi dan

masuk ke ruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli. Demikian pula jaringan ikat

14

Page 15: Case Kista

dan pembuluh-pembuluh darah kecil yang ada di situ. Biasanya timbul perdarahan

sedikit, yang menyebabkan bekas folikel diberi nama korpus rubrum. Umur korpus

rubrum ini hanya sebentar. Di dalam sel-selnya timbul pigmen kuning, dan korpus

rubrum menjadi korpus luteum. Sel-selnya membesar dan mengandung lutein dengan

banyak kapiler dan jaringan ikat diantaranya.

Di tengah-tengah masih terdapat bekas perdarahan. Jika tidak ada pembuahan

ovum, sel-sel yang besar serta mengandung lutein mengecil dan menjadi atrofik,

sedangkan jaringan ikatnya bertambah. Korpus luteum lambat laun menjadi korpus

albikans. Jika pembuahan terjadi, korpus luteum tetap ada, malahan menjadi lebih besar,

sehingga mempunyai diameter 2.5 cm pada kehamilan 4 bulan.3,4

Definisi

Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch)

yang tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan,

nanah, atau bahan-bahan lain. Sedangkan kista ovarium adalah suatu kantung yang

berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh pada atau sekitar ovarium. Kista

ovarium biasanya berukuran kecil (<5 cm), berkapsul dengan isi cairan. Beberapa kista

ovarium ini tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi spontan, tetapi ada

yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan. Ada beberapa yang

menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanitayang mulai

menopause.3

Epidemiologi

Kista ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab

kematian oleh karena keganasan ginekologi.Angka kejadian tertinggi ditemukan di

negara maju, dengan rata-rata 10 per 100.000, kecuali di Jepang (6,4 per 100.000).

Insiden di Amerika Selatan (7,7 per 100.000) relative tinggi bila dibandingkan dengan

angka kejadian di Asia dan Afrika. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan

ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000

populasi).

Di Indonesia sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh

masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan serta penyakit system

reproduksi misalnya kista ovarium. Insiden di Indonesia kista ovarium ditemukan

15

Page 16: Case Kista

2,39%-11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Sebagai gambaran di

RSU Dharmais, ditemukan penderita kista ovarium sebanyak 30 kasus setiap tahun.

Studi epidemiologi menyatakan beberapa factor resiko, melahirkan pertama kali diatas

usia 35 tahun, dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kehamilan pertama

terjadi pada usia 25 tahun.4

Patogenesis

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan

pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium

tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon

hipofise dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan

penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel

tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara

tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap

hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de

Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan

melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada

saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak

terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan

secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan

membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. 3

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan

selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista

theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan

HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau

sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan yang

tidak berbahaya ini berasal dari folikel graff yang tidak pecah atau folikel yang sudah

pecah dan segera menutup kembali.3

Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan

serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1-1,5 cm dan berisi

cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai

mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah

pelvis. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan

16

Page 17: Case Kista

choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCG

menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas,

induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang

clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila

disertai dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang

berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak.

Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh

ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian

besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah

kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area

kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel

tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi

elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.

Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari

pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-

5 mm, seperti terlihat dalam sonogram. 3

Tanda dan gejala

Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam

waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik.Namun kadang-

kadang dapat menyebabkan beberapa masalah seperti : 3

Penekanan terhadap vesika atau rectum

Perut terasa penuh

Pembesaran perut

Pendarahan (jarang)

Nyeri (pada putaran tangkai/kista pecah)

Sesak nafas, edema tungkai (pada tumor yang sangat besar)

Klasifikasi Tumor Ovarium

A. Tumor Non Neoplastik6

1. Tumor akibat radang

a. Abses ovarial

b. Abses tubo – ovarial

17

Page 18: Case Kista

c. Kista tubo – ovarial

2. Tumor lain

a. Kista folikel

b. Kista korpus luteum

c. Kista lutein

d. Kista inklusi germinal

e. Kista endometrium

f. Kista steven –leventhal

B. Tumor Neoplastik Jinak6

1. Kistik

a. Kistoma ovarii simpleks

b. Kistadenoma ovarii musinosum

c. Kistadenoma ovarii serosum

d. Kista endometroid

e. Kista dermoid

2. Solid

a. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma

b. Tumor Brenner

c. Tumor sisi adrenal (makulinovo-blastoma)

TUMOR OVARIAN NON NEOPLASTIK

1. Tumor Akibat Radang

Abses Ovarium

Abses ovarii dan ooforitis primer jarang terjadi. Abses ditemukan primer

pada penderita yang telah menjalani histerektomi.Gejala klasik dari abses ovarii

terdiri dari suhu badan yang meningkat dan menetap setelah operasi dengan nyeri

pelvis yang tidak spesifik dan drainase purulen yang lama dari vagina. 7

Diagnosis bandingnya terdiri dari tumor radang tubo-ovarium, benda asing

dan komplikasi intestinal.Pada penatalaksanaan, yang tepat, ovarii yang terinfeksi

diangkat oleh karena tidak dapat diobati dengan antibiotik yang memerlukan

konsentrasi adekuat supaya terjadi resolusi. 7

18

Page 19: Case Kista

2. Tumor lain

a. Kista Folikel

Kista fungsional yang paling sering terjadi adalah kista folikuler. Kista ini

sering ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvis, walaupun bisa pecah

dan menimbulkan rasa nyeri dan tanda-tanda peritonitis. Ukuran bervariasi antara 3-

8 cm. Kista folikel ovarium ini biasanya asimptomatik. Kista ini berasal dari folikel

de graff yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel,

atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen

tidak mengalami proses atresianya, melainkan membesar menjadi kista. 7

Bila dilihat secara histologi, kista folikuler dilapisi oleh lapisan dalam

berupa sel-sel granulosa dan dilapisan luar berupa sel-sel teka interna. Cairan yang

terdapat didalam folikel yang tidak seluruhnya terbentuk tidak dapat diresorbsi

sehingga menyebabkan pembesaran dari kista folikuler. Bisa didapati satu kista atau

beberapa dan biasanya bilateral serta tumbuh di permukaan ovarii sebagai

gelembung yang berisi cairan. Folikel berisi dengan cairan yang jernih dan sering

kali mengandung estrogen. Tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam

rongga kista, sehingga terjadi suatu hematoma folikuler. Sebagian besar kista folikel

lambat laun mengecil dan regresi pada siklus haid berikutnya dan dapat menghilang

spontan. 7

19

Page 20: Case Kista

b. Kista Korpus Luteum

Dalam keadaan normal, korpus luteum (granuilosa lutein) lambat laun

mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum

mempertahankan diri (korpus luteum persistens); pendarahan yang sering terjadi

didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat

karena darah tua. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-

sel luteum yang berasal dari sel teka. Kista lutein lebih besar daripada kista folikel,

cenderung lebih keras dan padat dalam konsistensi, dan lebih mudah menyebabkan

nyeri atau tanda-tanda iritasi peritoneum. 7

Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorhea

diikuti oleh pendarahan tak teratur. Adanya kista dapat menyebabkan rasa berat

perut bagian bawah. Pendarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan

ruptur. Kista korpus luteum dapat mengakibatkan ovarium terpuntir dan

menimbulkan nyeri yang hebat.Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan

adanya amenorhea sering menimbulkan kesulitan dalam diferential diagnosis

dengan kehamilan ektopik yang terganggu. 7

Penanganan kista korpus luteum adalah menunggu sampai kista hilang

sendiri, biasanya dalam waktu 2 bulan pada wanita tidak hamil dan mengecil

perlahan-lahan pada trimester terakhir pada wanita hamil. 7

c. Kista Teka Lutein

Kista teka lutein timbul karena adanya peningkatan gonadotropin korionik.

Kista ini terjadi pada pasien dengan penyakit mola hidatidosa, koriokarsinoma,

maupun pada pasien yang mendapat terapi gonadotropin korionik dan klomifen

sitrat. Secara histologi, kista ini terdiri dari sel-sel teka yang mengalami proses

lutenisasi maupun yang tidak. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi,

akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Ukuran dari kista ini sangat

bervariasi. Umumnya kista ini terjadi bilateral, dan berisi cairan jernih. Tumbuhnya

kista ini adalah akibat pengaruh hormon HCG yang berlebihan, dan dengan

hilangnya mola atau koriokarsinoma kista ovarium mengecil dengan spontan. Tetapi

apabila kista ini besar sekali, sudah tentu harus dilakukan ekstirpasi. 7

d. Kista Inklusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel

20

Page 21: Case Kista

germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada

wanita lanjut umurnya dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini

biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang

diangkat waktu operasi. Kista terletak di bawah permukaan ovarium dan berisi

cairan jernih dan serous. Kista ini tidak pernah memberikan gejala-gejala yang

berarti. 7

e. Kista Endometriosis

Kista ini terdapat pada endometriosis yang berlokasi di ovarium yang

disebut sebagai kista endometrial atau kista coklat. Dalam ovarium berukuran kecil

sampai sebesar tinju yang berisi darah sampai coklat. Darah tersebut dapat keluar

sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista yang dapat menyebabkan

perlengketan antara permukaan ovarium dengan uterus. Kadang dapat mengalir

dalam jumlah yang banyak ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan akut

abdomen. 7

f. Kista Stein Leventhal

Kista ini ditandai oleh pembesaran bilateral dari polikistik ovarium,

amenorea atau oligomenorea sekunder. 50% dari penderita gemuk dan mengalami

hirsutisme tanpa maskulinisasi. Sindroma ini terjadi pada wanita antara usia 15-30

tahun. Ovarium pucat, membesar, polikistik, permukaan licin, dan kapsulnya

menebal. 7

Kelainan ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya

pada wanita tersebut terdapat gangguan ovulasi oleh karena endometrium hanya

dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometrii juga sering ditemukan. 7

Kista ovarium yang neoplastik atau proliferative

a. Kistoma ovarii simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali

bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista

jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel

kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai)

dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma

serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan

21

Page 22: Case Kista

dalam kista. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan

tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk

mengetahui apakah ada keganasan. 7

b. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin

berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen

mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor

berasal dari lapisan germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini

mempunyai asal yang sama dengan tumor Brenner.7

Angka Kejadian

Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan

kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari

seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari

seluruh kelompok neoplasma ovarium.

Di Indonesia Hariadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27%;

sedangkan Gunawan (1977) menemukan angka 29,9%; Sapardan (1970) 37,2%;

dan Djaswadi 15,1%. Tumor paling sering terdapat pada wanita berusia antara

20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas. 7

Gambaran Klinik

Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan

berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar,

lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar

tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya

unilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang bilateral.

Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat

terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat

menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang

memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan

peritoneum parietale. 7

22

Page 23: Case Kista

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir

ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista.

Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat

dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan

darah. 7

Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel

torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang

membundar karena terisi lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam

satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar:

kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi

multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat

tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya

menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei ialah

timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan

banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileus dan atau inanisi.

Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan

papiler. Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena di situ

dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat dalam kira-kira 5-

10% dari kistadenoma musinosum.7

Penanganan

Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor

sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal,

biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi).

Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan mengangkatnya

tanpa mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma

peritonei karena tercecernya isi kista. Jika berhubung dengan besarnya kista

perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup

dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. Setelah kista

diangkat, harus dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang

mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan. Waktu operasi, ovarium yang

lain perlu diperiksa pula.

23

Page 24: Case Kista

Kistadenoma Ovarii Serosum

Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel

permukaan ovarium (germinal epithelium). 7

Angka Kejadian

Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma

musinosum dan dijumpai pada goloongan umur yang sama. Agak lebih sering

ditemukan kista bilateral (10-20 %); Hariadi (1970) dalam hal ini menemukan frekuensi

19,7%, Sapardan (1970) 15%, Djaswadi (1970) 10,9%; dan Gunawan (1977) 20,3%.

Selanjutnya, disurabaya hariadi dan Gunawan menemukan angka kejadian tumor ini

masing-masing 39,8% dan 28,5%; di Jakarta Sapardan mencatat angka 20,05 dan di

Yogyakarta Djaswadi mencatat angka 36,1%.

Gambaran Klinik

 Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar

dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan

tetapi dapat pula berrbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler,

meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini

adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar

pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat

karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh

dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma). 7

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan gambaran

makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang jinak, bahkan

pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi kepastian. Pada pemeriksaan

mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak yang

rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena

tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk

epitel pada papil dapat beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel

bulu getar, seperti epitel tuba. 7

Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya

yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista

adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu ganas. 7

24

Page 25: Case Kista

Perubahan Ganas

Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel,

serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik

digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara

kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan. Oleh

karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi keganasan yang dilaporkan sangat

berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari

kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat

implantasi pada peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang

baik, meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak

(histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus dianggap

sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant). 7

Terapi

Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya,

berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan

pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu

diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan

tindakan selanjutnya pada waktu operasi. 7

d. Kista Endometrioid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam

terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini,

yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan

endometriosis ovarii. 7

e. Kista Dermoid

Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-

struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan

produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih

menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista

25

Page 26: Case Kista

dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur

melalui proses partenogenesis. 7

Angka Kejadian tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium

yang kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25%

dari semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun

kista dermoid dapat ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran

yang sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram. 7

Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah sebagai

berikut : Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan Gunawan

masing-masing 11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan tumor ovarium. Sebelum

perang dunia II, Eerland dan Vos (1935) melaporkan frekuensi kista dermoid sebesar

3,8% dari 451 tumor ovarium yang diperiksa di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di

Bandung, diantaranya satu kasus pada anak umur 13 tahun. 7

Gambaran Klinik

Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih,

keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain

padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah,

biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada

umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat. 7

Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal.

Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan,

serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel

saluran pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga

kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur

dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan

gelondongan seperti konde.

Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di

perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan

akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak

jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat

menopause. Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu

26

Page 27: Case Kista

elemen ektodermal. Ada kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan

menyebabkan terjadinya tumor yang khas. 7

Kista coklat (Kista Endometriosis)

Kista endometriosis adalah kista yang tumbuh di permukaan ovarium atau

menyerang bagian dalam ovarium dan membentuk kista berisi darah. Kista ini disebut

sebagai kista coklat karena terdapat penumpukan darah berwarna merah coklat hingga

gelap. Kista ini bisa berukuran kecil seukuran kacang dan bisa tumbuh lebih besar dari

buah anggur. 7

Penyebab kista coklat

Penyebab kista coklat hingga kini tidak diketahui secara pasti, di duga akibat

dari proses peradangan atau inflamasi. Selain itu di duga disebabkan karena ketidak

seimbangan hormon. Kista coklat dapat mengiritasi jaringan di sekitarnya dan dapat

menyebabkan perlekatan (adhesi) akibat jaringan parut yang ditimbulkannya. 7

Klinik

Banyak tumor ovarium tidak menunjukan gejala dan tanda, terutama tumor

ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat pertumbuhan,

aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor-tumor tersebut. 7

1. Akibat pertumbuhan

Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan

perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya

tumor atau posisinya di dalam perut. Misalnya, sebuah kista dermoid yang

tidak seberapa besar, tetapi terletak di depan uterus dapat menekan kandung

kencing dan dapat menimbulkan gangguan miksi, sedang suatu kista yang

lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut kadang-kadang hanya

menimbulkan rasa berat dalam perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor

dapat mengakibatkan obstipasi, edema pada tungkai.Pada tumor yang besar

dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesak, dan lain-lain.

2. Akibat aktivitas hormonal

Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor

itu sendiri mengeluarkan hormon.

3. Akibat komplikasi

27

Page 28: Case Kista

Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga

berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan

gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi, kalau perdarahan terjadi

sekonyong-konyong dalam jumlah yang banyak, akan terjadi distensi cepat

dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.

Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm

atau lebih akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas gerakannya.

Kondisi yang mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada

kondisi yang mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada

kehamilan uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor, dan karena

sesudah persalinan dapat terjadi perubahan mendadak dalam rongga perut

Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini

jarang bersifat total.Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui

ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale dan ini

menimbulkan rasa sakit.Perlu hal ini diperhatikan pada pemeriksaan.Karena

vena lebih mudah tertekan, terjadilah pembendungan darah dalam tumor

dengan akibat pembesaran tumor dan terjadilah pembesaran di dalamnya.

Jika putaran tangkai berjalan terus, akan terjadi nekrosis hemoragik dalam

tumor, dan jika tidak diambil tindakan, dapat terjadi robekan dinding kista

dengan perdarahan intraabdominal atau peradangan sekunder. Bila putaran

tangkai terjadi perlahan-lahan, tumor dapat melekat pada omentum, yang

membuat sirkulasi baru pada tumor tersebut.Tumor mungkin melepaskan

diri dari uterus dan menjadi tumor parasite atau tumor pengembara.

Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman

pathogen, seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta.Kista

dermoid cenderung mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.

Robek dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai

akibat trauma, seperti jatuh, atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada

waktu persetubuhan. Kalau kista hanya mengandung cairan serus, rasa nyeri

akibat robekan dan iritasi peritoneum segera mengurang.Tetapi, kalau terjadi

robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka

28

Page 29: Case Kista

perdarahan bebas dapat berlangsung terus ke dalam rongga peritoneum, dan

menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.

Robekan dinding pada kistadenoma musinosum dapat mengakibatkan

implantasi sel-sel kista pada peritoneum.Sel-sel tersebut mengeluarkan

cairan musin yang mengisi rongga perut. Keadaan ini dikenal dengan nama

pseudomiksoma peritonei.

Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti

kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista

dermoid.Oleh sebab itu, setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada operasi,

perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang seksama terhadap

kemungkinan perubahan keganasan.Adanya asites dalam hal ini

mencurigakan; adanya anak sebar (metastasis) memperkuat diagnosis

keganasan.

4. Sindrom Meigs

Dalam 40% dari kasus-kasus fibroma ovarii ditemukan asites dan

hidrotoraks. Keadaan ini dikenal dengan nama Sindrom Meigs dan dapat

ditemukan pula pada beberapa tumor neoplastik jinak lain. Dengan

pengangkatan tumor, sindrom juga menghilang.Cairan dari rongga toraks

berasal dari cairan dalam rongga perut.Hal ini dapat dibuktikan dengan

penyuntikan tinta India dalam rongga perut, yang kemudian dapat ditemukan

dalam rongga toraks.

Sindrom Meigs perlu dibedakan dari asites dengan atau tanpa hidrotoraks,

yang ditemukan pada tumor ganas.Dalam hal terakhir ditemukan sel-sel

tumor ganas dalam sedimen cairan.

Diagnosa

Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan

atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi,

permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis

tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah

dari tumor. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian

bawah dan tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan

29

Page 30: Case Kista

atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai

pemeriksaan tambahan. 7

Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa

menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang

sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites,

akan tetapi dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya

dapat diatasi.

Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka

perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor

nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-

gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat

peradangan tidak dapat digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya

tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.7

Pemeriksaan Penunjang

1. USG

Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium.Dengan

pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dari

uterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula

antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan tidak.Dapat membantu

mengidentifikasi karakteristik kista ovarium.

2. Foto Roentgen

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya hidrotoraks.

Pemeriksaan pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada kolon dapat

untuk menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya

tumor bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor kolon

sigmoid.

3. Pengukuran serum CA-125

Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125,

CA-125 diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah

massa ini jinak atau ganas.

30

Page 31: Case Kista

4. Laparoskopi

Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan

laparoskop.Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil sedikit

contoh kista untuk pemeriksaan PA.

Penanganan

Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor

nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan

gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya,

kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak

jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga

perlu diambil sikap untuk menunggu selama 1-3 bulan, jika selama waktu observasi

dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil

kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat

dipertimbangkan untuk pengobatan operatif. 7

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah

pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang

mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu

dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba

(salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah

histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang

masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah,

dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi yang

tidak seberapa radikal. 7

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium diantaranya : Torsi, ruptur,

perdarahan, menjadi keganasan : potensi kistadenoma ovarium jinak menjadi ganas

sudah dipostulasikan, kista dermoid dan endometriosis dapat berubah menjadi ganas,

akan tetapi dalam persentase yang relative sedikit. 7

31

Page 32: Case Kista

32

Page 33: Case Kista

Daftar Pustaka

1. Benson R, Pernoll ML. 2008. Buku saku obstetri & ginekologi. Jakarta:

Penerbit EGC.

2. Anonim. 2005. Obstetri patologi dan Ginekologi. Bagian obstetric dan

ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung; Elstar Offset

Bandung.

3. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD.

Obstetri Williams Edisi ke-21 Vol. 2. Jakarta : ECG; 2004. p. 934, 1035-7.

4. Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T. Ilmu Kandungan. Jakarta :

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1999. p. 346-65.

5. Prawirohardjo Sarwono.2009. Tumor Jinak Alat Genital. Ilmu Kandungan.Edisi

ketujuh. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

6. Mas Soetomo Joedosepoetro Sutoto. 2005. Tumor Jinak Pada Alat-alat Genital.

In : Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Kandungan.

Edisi ketiga. Cetakan ketujuh. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

7. Sutoto, M.S.J. 1994. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu

Kandungan,Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

33