case bedah fix

48
GROUP II: dr Tony Baskoro dr Yuli Agustria dr Edo Susanto dr Herdy Adriano

Upload: herdy-adriano

Post on 17-Nov-2015

252 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • GROUP II:dr Tony Baskorodr Yuli Agustriadr Edo Susantodr Herdy Adriano

  • CaseSeorang laki-laki pangkat Praka (crash pesawat) mengalami kesakitan TD=100/60, N=100, RR=24, terdapat jejas di tungkai atas kiri dan kaki kiri sulit untuk digerakan, terdapat jejas di vertebra setinggi perbatasan Lumbal I

  • PRIMARY SURVEY

  • INITIAL ASSESSMENT DAN PENGELOLAANNYAPenderita trauma/multitrauma penilaian & pengelolaan yg cpt & tepat utk menyelamatkan jiwa penderita. Waktu berperan sangat pentingdiperlukan cara mudah, cepat dan tepat. Proses awal ini dikenal dengan Initial assessment ( penilaian awal ).

  • Penilaian awal meliputi1. Persiapan2. Triase3. Primary survey (ABCDE)4. Resusitasi5. Tambahan terhadap primary survey dan resusitasi6. Secondary survey7. Tambahan terhadap secondary survey8. Pemantauan dan re-evaluasi berkesinarnbungan9. Transfer ke pusat rujukan yang lebih baik

  • Pra-Rumah Sakit

    1. Koordinasi dokter di RS & petugas lap2. Pemberitahuan rumah sakit sblm penderita mulai diangkut.3. Pengumpulan keterangan dibutuhkan di rumah sakit seperti waktu , sebab , mekanisme kejadian dan riwayat penderita.

  • Fase Rumah Sakit1. ren sblm pderita tiba2. kap airway sdh disiapkan, dicoba & diletakkan di tempat mdh dijangkau3. kristaloid dihangatkan, disiapkan, diletakkan mudah dijangkau4. Pemberitahuan tenaga lab & radiologi.5. Pemakaian APD

  • TRIASE

    Multiple Casualties : Jmlh penderita & berat trauma tidak >> puan RSPenderita terancam jiwa & multi trauma prioritas penanganan lebih dahulu

    Mass Casualties :Jmlh pderita & berat trauma >> melampaui puan RSPenderita survival terbesar & waktu, perlengkapan & tenaga

  • Primary SurveyAAirway and c-spine protectionBBreathing and ventilationCCirculation with hemorrhage controlDDisability/Neurologic statusE Exposure/Environmental control

  • Secondary Survey

  • Anamnesis

    A : AlergiM:Mekanisme dan sebab traumaM:Medikasi ( obat yang sedang diminum saat ini)P : Past illnessL : Last meal (makan minum terakhir)E : Event/Environtment yang berhubungan dengan kejadian perlukaan.

  • PEMERIKSAAN FISIK PADA SECONDARY SURVEY

  • Hal yang dinilaiIdentifikasiPe-nilaian Penemuan klinisKonfirmasi denganTingkat kesadaranBeratnya trauma kapitisSkor GCS< 8 CKB9-12 CKS13-15 CKRCT ScanUlangi tanpa relaksasi ototPupil jenis cedera kepalaLuka pada mataUkuran BentukReaksimass effectDiffuse axional injuryPerlukaan mataCT ScanKepalaLuka pd kulit kepalaFraktur tulang tengkorakInspeksi adanya luka dan frakturPalpasi adanya frakturLuka kulit kepalaFraktur impresiFraktur basisCT Scan

  • Hal yang dinilaiIdentifikasiPe-nilaian Penemuan klinisKonfirmasi denganMaksilofasialLuka jaringan lunakFrakturKerusakan syarafLuka dalam mulut/gigiInspeksi : deformitasMaloklusiPalpasi : krepitasi Fraktur tulang wajahCedera jaringan lunakFoto tulang wajahCT Scan tulang wajahLeherCedera pd faringFraktur cervicalKerusakan vaskularCedera esofagusGangguan neurologisInspeksiPalpasiAuskultasi Deformitas faringEmfisema subkutanHematomaMurmurTembusnya platismaNyeri, nyeri tek C SpineFoto servikalAngiografi/dopplerEsofagoskopilaringoskopi

  • Hal yang dinilaiIdentifikasiPe-nilaian Penemuan klinisKonfirmasi denganToraks Perlukaan dinding toraksEmfisema subkutanPneumo/hematotoraksCedera bronkusKontusio paruKerusakan aorta torakalisInspeksiPalpasiAuskultasiJejas deformitasGerakan paradoksalNT dada, krepitasiBising nafas

  • Hal yang dinilaiIdentifikasiPenilaian Penemuan klinisKonfirmasi denganAbdomen/pinggangPerlukaan dinding abdCedera intraperitonealCedera retroperitonealInspeksiPalpasiAuskultasiTentukan arah penetrasiNyeri tekan abdIritasi peritonealCedera organ visceralCedera retroperitonealDPLFASTCT ScanLaparatomiFoto dgn kontrasAngiografiPelvisCedera genitourinariusFraktur pelvis Palpasi simf pubis utk lebarNT os. PelvisInstabilitas pelvis (1x)Inspeksi perineumPembengkakan rektum/vaginaCedera genitourinarius (hematuria)Fraktur pelvisPerlukaan perineum, rektum & vaginaFoto PelvisUrogramUretrogramSistogramIVPCT Scan dgn kontras

  • Hal yang dinilaiIdentifikasiPenilaian Penemuan klinisKonfirmasi denganMedula spinalisTrauma KapitisTrauma medulla spinalisTrauma syaraf perifer Pemeriksaan motorikPemeriksaan sensorikMass effect unilatera;Tetraparesis paraparesisCedera radiks syaraf Foto polosMRIKolumna vertebralis FrakturInstabilitas kolumna vertKerusaka syarafRespon Verbal terhadap nyeri tanda lateralisasiNyeri tekandeformitasFraktur atau dislokasiFoto polosCT Scan

  • Hal yang dinilaiIdentifikasiPe-nilaian Penemuan klinisKonfirmasi denganekstremitasCedera jar lunakFrakturKerusakan sendiDefisit neuro-vaskular InspeksiPalpasi Jejas pembengkakan, pucatMal-alignmentNyeri,NT, krepitasiPulsasi hilang/berkurangKompartemen Defisit neurologisFoto rontgenDopplerPengukuran tekanan kompartemenangiografi

  • TAMBAHAN PADA SECONDARY SURVEYSebelum dilakukan pemeriksaan tambahan, periksa keadaan penderita teliti & pastikan hemodinamik stabilSelalu siapkan perlengkapan resusitasi di dekat penderita karena pemeriksaan tambahan biasanya dilakukan di ruangan lain

  • ContPemeriksaan tambahan yang biasanya diperlukan :1. CT scan kepala, abdomen2. USG abdomen, transoesofagus3. Foto ekstremitas4. Foto vertebra tambahan5. Urografi dengan kontras

  • RE-EVALUASI PENDERITAPenilaian ulang thd penderita, dgn catat & laporkan setiap perubahan pd kondisi penderita & respon thd resusitasi.Monitoring tanda2 vital & jmlh urinPemakaian analgetik yang tepat diperbolehkan

  • Penanganan Awal Cedera Muskuloskeletal

  • Prinsip Terapi Bagi Penderita Trauma Tulang Belakang

    Perlindungan terhadap trauma lebih lanjut teknik log roll, long spine boardResusitasi Cairan dan Monitoring Monitoring CVP, Kateter urin, NGTPenggunaan Steroid metilprednisolon (30 mg/kg), I.V dlm waktu kurang lebih 15 menit. maintenance 5,4 mg/kg /jam utk 24 jam,lalu antara 3 jam pasca trauma.

  • Prinsip Imobilisasi Tulang Belakang Dan Log RollPenderita Dewasa

    Terdiri dari 4 orangMempertahankan imobilisasi segaris kepala & leher penderita; Badan (pelvis & panggul);Pelvis & tungkaimengatur prosedur ini & mencabut spine board. Mempertahankan seluruh tubuh penderita kesegarisan, tp msh tdpt rak min pd tlng blkng. Saat melakukan prosedur ini, imobilisasi sdh dilakukan pd ekst yn diduga alami fraktur.

  • Teknik Imobilisasi & Log roll

  • Evakuasi Cedera Tulang BelakangHal yang harus diperhatikan saat pemindahan :Kenali kemampuan diri & kemampuan rekan kita, jika tidak mampu jangan paksakan. K-2 kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit di depan kaki sebelahnya.Berjongkok, jangan membungkuk saat mengangkat.Tubuh sedekat mungkin dengan beban yang harus diangkat.

  • Teknik Imobilisasi Tulang Belakang Dan Log RollPenderita Dewasa

    Long spine board + tali pengikat dipasang pd sisi penderita (Tali pada bag toraks, diatas krista iliaka, paha, dan diatas pergelangan kaki). Tali pengikat /plester utk fiksasi kepala dan leher penderita ke long spine board.

  • ContDilakukan in line imobilisasi kepala & leher scr manualpsng kolar servikal semirigid.Lengan penderita diluruskan & diletakkan di samping badan.Tungkai bawah penderita diluruskan secara hati-hati & diletakkan dlm posisi kesegarisan netral sesuai dgn tlng blkng. Kedua pergelangan kaki diikat satu sama lain dengan plester.

  • ContPertahankan kesegarisan kepala & leher penderita sewaktu orang kedua memegang penderita pada daerah bahu dan pergelangan tangan. Orang ke tiga memasukkan tangan dan memegang panggul penderita dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain memegang plester yang mengikat ke dua pergelangan kaki.

  • ContDengan komando dari penolong yang mempertahankan kepala dan leher, dilakukan log roll sebagai satu unit ke arah ke dua penolong yang berada pada sisi penderita, hanya diperlukan pemutaran minimal untuk meletakkan spine board di bawah penderita. Kesegarisan badan penderita harus dipertahankan sewaktu menjalankan prosedur ini.

  • ContSpine board diletakkan dibawah penderita, dan dilakukan log roll ke arah spine board. Harap diingat, spine board hanya digunakan untuk transfer penderita dan jangan dipakai untuk waktu lama.

  • ContBantalan, selimut yang dibulatkan atau alat penyangga lain ditempatkan di kiri dan kanan kepala dan leher penderita, dan kepala penderita diikat ke long spine board. Juga dipasang plester di atas kolar servikal untuk menjamin tidak adanya gerakan pada kepala dan leher.

  • Komplikasi

    Bila penderita dalam waktu lama (kurang lebih 2 jam atau lebih lama lagi) diimobilisasi dalam long spine board dapat terjadi dekubitus pada oksiput, skapula, sakrum, dan tumit. Oleh karena itu, secepatnya bantalan harus dipasang dibawah daerah ini, dan apabila keadaan penderita mengizinkan secepatnya long spine board dilepas.

  • Melepas Long Spine board

    Sebelum penderita dipindahkan dari spine boardpx foto servikal, toraks, pelvis sesuai dengan indikasinya, karena penderita akan mudah diangkat beserta dengan spine boardnya. Spine board harus dilepaskan secepatnya, sewaktu dilakukan tindakan log roll untuk memeriksa bagian belakang penderita.

  • ContPergerakan yang amanRotasi, fleksi, ekstensi, bending lateral, pergerakan tipe shearing ke berbagai arah harus dihindarkan. Tidak ada bagian tubuh penderita yang boleh melekuk sewaktu penderita dilepaskan dari spine board.

  • ContModifikasi teknik log roll,Modifikasi teknik log roll, dipergunakan untuk melepas long spine board. Diperlukan empat asisten: satu untuk mempertahankan imobilisasi in line kepala dan leher; satu untuk badan penderita ( termasuk pelvis dan panggul ); satu untuk pelvis dan tungkai bawah; dan satu untuk menentukan arah prosedur ini dan melepas long spine board.

  • ContTandu Sekop (Scoop Stretcher)Alternatif mod teknik log roll gun scoop stretcher utk transfer penderita. Gun yg tepat alat ini akan mempercepat transfer secara aman dari long spine board ke tmpt tidur. Sebagai contoh alat ini dpt digun utk transfer pderita dr satu alat transpor ke alat lain /ke tmpt khusus meja ronsen.

  • Memindahkan Pasien ke Ambulans

    Pada saat ambulans datang harus mampu menjangkau pasien sakit atau cedera tanpa kesulitan,penderita dipindahkan ke ambulans.Pemindahan pasien ke ambulans dilakukan dalam 4 tahap berikut Pemilihan alat yang digunakan untuk mengusung pasien.Stabilisasi pasien untuk dipindahkanMemindahan pasien ke ambulansMemasukkan pasien ke dalam ambulansPerawatan luka dan cedera lain yang diperlukan harus segera diselesaikan, seluruh balut serta bidai harus diperiksa sebelum pasien diletakkan di alat pengangkut pasien.

  • Syarat AmbulansTidak memperberat keadaan penderita (suspensinya, kebisingan minimal, getaran minimal, kecepatan tertentu)Mempunyai peralatan bantu untuk mempertahankan keadaan penderita selama perjalanan (tabung oksigen, suction, ambubag, cairan infus dan perlengkapannya dll)Mempunyai peralatan bantu untuk mengeluarkan penderita dari jepitan/reruntuhan (gergaji/pemotong besi,dongkrak peregang besi dll)

  • Memiliki ruangan dimana tenaga medis/paramedis dapat bekerja di dalamnyakaroserinya harus tinggi sehingga petugas bisa berdiri di dalamnyaMudah dikenal oleh masyarakatmempunyai ciri tertentu (bentuk dan warna tulisan)Dilengkapi dengan petugas/crew ambulans yang mempunyai pengetahuan dalam mengemudikan kendaraan dan menggunakan alat komunikasi

  • Perawatan Pasien selama Perjalanan

    Lanjutkan perawatan medis emergensi selama dibutuhkan. Jika usaha bantuan hidup (life supportGabungkan informasi tambahan pasienLakukan pemeriksaan menyeluruh dan monitor terus vital sign. Catat vital sign dan laporkan perubahan yang terjadi pada anggota staf bagian emergensi segera setelah mencapai fasilitas medis. Lakukan penilaian ulang vital sign setiap 5 menit untuk pasien tidak stabil dan setiap menit untuk pasien stabil.Beritahu fasilitas medis yang menjadi tujuan Anda. Beberkan informasi hasil pemeriksaan dan penanganan pasien yang sudah Anda lakukan, dan beri tahu perkiraan waktu kedatangan AndaPeriksa ulang perban dan bidai.Bicaralah dengan pasien, berguna untuk menenangkan pasien yang ketakutan.

    *

  • Memindahkan Pasien Ke Unit Gawat Darurat

    Dampingi staf UGD bila dibutuhkan dan berikan laporan lisan atas kondisi pasien Anda. Beritahu setiap perubahan kondisi pasien yang telah Anda amati.Segera setelah Anda tidak lagi menangani pasien, siapkan laporan perawatan pra rumah sakit.Serahkan barang-barang pribadi pasien ke pihak rumah sakit.. Jika benda-benda berharga pasien dipercayakan penuh pada penjagaan anda, segera serahkan kepada staf UGD yang bertanggung jawab.

  • *