carsinoma mammae

Upload: elfinsa-i-istiqomah

Post on 10-Mar-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Stase Bedah

TRANSCRIPT

  • CARSINOMA MAMMAE

    Elfinsa Ismi IstiqomahYasmin Diah Pratiwi

  • AnatomiADuctusBLobulusCSinus lactiferousDPuting susu (nipple)EJaringan lemakFOtot pectoralis mayorG Tulang IgaPembesaran:A sel normal, B membrane basal,Clumen (saluran tengah)

  • EtiologiEtiologi Carsinoma mammae masih belum diketahui dengan pasti hingga sekarang namun yang paling diyakini sebagai penyebab adalah adanya mutasi gen (BRCA-1, BRCA-2) ataupun paparan mutagen. Mutagen ini bisa berupa mutagen endogen yaitu radikal bebas juga mutagen eksogen yaitu radiasi.

  • Faktor resikoReproduction Radiation Gender

  • Patofisiologi

  • WHO Histological Classification of breast tumor

  • DiagnosisAnamnesisPemeriksaan FisikPemeriksaan Penunjang

  • DIAGNOSISAnamnesisBenjolan: jumlah, konsistensi, permukaan, mobile/tidak, benjolan di tempat lainKulit payudara: eritema, peau d orange, ulserasi, dimplingPutting susu: nipple discharge, retraksi, erosi, krusta dan.Gejala metastasis: nyeri tulang, batuk, sesak, sakit kepala hebatLain-lain: siklus haid terhadap keluha tumor, kawin atau tidak, jumlah anak, menyusui atau tidak, riwayat penyakit kanker dalam keluarga, obat-obatan yang pernah dipakai terutama yang bersifat hormonal, pernah operasi payudara.

  • Pemeriksaan Fisik

    Tentukan: Benjolan: lokasi tumor berdasarkan kuadran payudara (lateral atas, lateral bawah, medial atas, medial bawah, dan daerah sentral), ukuran tumor (diameter terbesar), konsistensi, permukaan, bentuk dan batas-batas tumor, jumlah tumor serta mobilitasnya terhadap jaringan sekitar payudara, kulit, m.pektoralis dan dinding dada.

    Kelenjar Getah bening: axila, supra dan infra clavicula

    INSPEKSIPALPASI

  • Pemeriksaan penunjangMamografi

    Kiri ke kanan :Derajat 1 : Mamae penuh dengan lemakDerajat 2 : Mamae dipenuhi jaringan lemak > 50%Derajat 3 : Mamae dipenuhi jaringan ikat > 50%Derajat 4 : Kepadatan mamae dengan lemak yang sedikit

  • Indikasi MammografiScreeningMencari tanda keganasan yang tersembunyi pada pasien wanita asimptomatis berusia 50 tahun atau lebih, Mencari tanda keganasan pada pasien wanita asimtomatis berusia 35 tahun atau lebih yang memiliki resiko tinggi terkena kanker payudara yaitu:Pasien dengan keluarga derajat pertama terdiagnosa kanker payudara premenopause Pasien dengan faktor resiko histologis yang ditemukan saat prosedur pembedahan seperti hyperplasia ductus atipikal.

  • DiagnostikTerdapatnya benjolan pada payudara atau tanda dan gejala keganasan seperti kulit payudara berkerut, retraksi puting, dan keluarnya discharge dari payudaraHasil pemeriksaan skrining mamografi yang abnormalPasien dengan riwayat resiko tinggi untuk keganasan payudaraPembesaran kelenjar aksiler yang meragukanAdanya metastasis tanpa diketahui asal tumor primer

  • 2. USG

  • 3. MRI

  • 4. Biopsi

  • 5. Pemeriksaan metastasisLaboratoriumFoto x-rayCT Scan

    6. Tumor Marker dan imunohistokimia

  • KlasifikasiSistemTNM

  • Diagnosis BandingFibroadenomaPenyakit FibrokistikMastitisPagets disease

  • Tatalaksana

  • PENATALAKSANAANPembedahanOperasi konservasi payudaraLumpektomi: menghilangkan benjolan payudara dan beberapa jaringan normal di sekitarnya. Pengobatan radiasi biasanya diberikan setelah operasi jenis ini. Mastektomi parsial (quadrantectomy): operasi/pembedahan ini menghapus lebih dari jaringan payudara yang dilakukan pada lumpektomi. Hal ini biasanya diikuti dengan terapi radiasi

  • 2. Mastektomi

  • RadiasiRadiasi external- Membunuh sel-sel kanker yang tersisa di payudara, dinding dada, atau area ketiak setelah operasi atau, lebih jarang, untuk mengecilkan tumor sebelum operasi2. Brachytherapy

  • Kemoterapi1. Adjuvan- Indikasi: ukuran tumor 0,6 sampai 1 cm tanpa pembesaran KGB dan dengan resiko rekurensi tinggiContoh regimen kemoterapi: siklofosfamid, doxorubisin, 5-fluorourasil dan methotrexate.2. Neoadjuvant chemotherapy- Kemoterapi inisial yang diberikan sebelum dilakukan tindakan pembedahan, dimana dilakukan apabila tumor terlalu besar untuk dilakukan lumpectomy.

  • Terapi hormonalIndikasi: bila penyakit menjadi sistemik akibat metastase jauhObat-obatan:1. Tamoxifen dan toremifene (Fareston ): Obat-obatan seperti tamoxifen dapat diberikan untuk melawan efek estrogen. Indikasi: kasus kanker payudara stadium lanjut dan pada orang-orang yang beresiko tinggi kankernya kambuh kembali. 2. Fulvestrant: Fulvestrant (Faslodex ) adalah obat yang bekerja dengan merusak reseptor estrogen 3. Aromatase inhibitor: Ini adalah obat yang menghentikan tubuh dari pembuatan estrogen. Indikasi: wanita yang sudah menopause dan yang kankernya bersifat ER positif.

  • SADARIMammografi

  • PENCEGAHANPencegahan primerLangkah 1: Mulai dengan melihat payudara di cermin dengan posisi pundak tegap dan kedua tangan di pinggang

    Lihat: payudara, dari ukuran, bentuk, dan warna yang biasa anda ketahui.payudara denganbentuk sempurna tanpa perubahan bentuk dan pembengkakan.Adakah perubahan seperti :kulit mengkerut, terjadi lipatan, ada tonjolan.puting berubah posisi biasanya seperti tertarik ke dalam.Kemerahan, nyeri, ruam-ruam, atau bengkak.

  • Langkah 2: Angkat tangan dan amati jika ada perubahan-perubahan yang telah disebut pada langkahpertama.

    Langkah 3: Saat bercermin, anda cermati apakah ada cairan yang keluar dari kedua putting (baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning, atau bercampur darah)

  • Langkah 4: Berikutnya, rasakan payudara anda dengan cara berbaring. Gunakan pijatan pelan namun mantap (tapi bukan keras) dengan tiga ujung anda (telunjuk, tengah, dan manis). Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara. Gunakan gerakan memutar, Pijat seluruh payudara dari atas sampai bawah, kiri kanan, dari tulang pundak sampai bagian atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara. Anda juga dapat membuat gerak naik turun. Gunakan pijatan ringan untuk kulit dan jaringan tepat dibawah kulit, pijatan sedang untuk bagian tengah payudara, dan pijatan kuat untuk jaringan bagian dalam.

  • Pencegahan sekunder- Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara.

    Pencegahan Tersier- Penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi

  • Prognosis

    Stadium Klinik5 tahun (%)10 tahun (%)0> 9090I8065II6045IIIA5040IIIB3520IV105

  • KGB Aksila5 tahun (%)10 tahun (%)Tidak ada80651 -3 KGB6045> 3 KGB5040

    Ukuran tumor (cm)10 tahun (%)< 1803 4555 7,5 45

  • PROGNOSIS

    Tingkat Penyebaran secara klinikKetahanan hidup 5 tahunStadium I : Tumor kecil, terbatas pada payudara85%Stadium II : Tumor lebih besar, kelenjar terkena tetapi bebas dari sekitarnya65%Stadium III : Kanker lanjut dan penyebaran ke kelenjar40%Stadium IV : Tersebar di luar lokasi regional10%Lokasi regional dimaksudkan untuk daerah yang meliputo struktur dan organ tumor primer (pertama), serta pembuluh limf, daerah saluran limf dan kelenjar limf struktur atau organ yang bersangkutan

  • KESIMPULAN- Tumor ini dapat bersifat jinak maupun ganas. Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Screening untuk kelainan payudara dapat dilakukan pemeriksaan mamografi. Dapat pula dilakukan pemeriksaan biopsy untuk mengidentifikasi benjolan. Bila diketahui dan dipastikan bahwa benjolan itu adalah ganas, maka payudara harus diangkat seluruhnya untuk menghindari penyebaran ke bagian tubuh yang lain. Berdasarkan prevalensi, 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri.

  • DAFTAR PUSTAKAWorld Health Organization. Breast cancer : Prevention and Control .2009. Available from : www.who.int.Ramli, Muchlis. Kanker Payudara. In Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Soelarto Reksoprodjo et al, editors. 1 Ed. Binarupa Aksara; 1995. p 342-64. Albar, Zafiral A. Protokol PERABOI 2003. PERABOI. 1 Ed. Jakarta. 2004. p 2-15. Asrul. Hubungan antara Besar Tumor dan Tipe Histologi Kanker Payudara dengan Adanya Metastase pada Kelenjar Getah Bening Aksila. Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2003. De Jong, Wim . Buku Ajar Ilmu Bedah. 1 Ed. Jakarta. EGC . 2005 . p: 387-402.Manuaba, Tjakra W. Payudara. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2 Ed. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong editors. EGC. 2004. p 387-402.Haskell, Charles M, Dennis A. Casciato. Breast Cancer. Manual on Clinical Oncology. Dennis A. Casciato and Berry B. Lowitz editors. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia. 2000. p 11. Souhami, Robert L. Oxford Textbook of Oncology. 2nd Ed. Oxford Press. p: 110-6.

  • American Cancer Society . Detailed Guide : Breast Cancer . 2009. Accesed on : www.acs.org.Makhoul, Issam. Breast Cancer: Overview. 2006 Accesed On: http://www.emedicine.com.Said TK, Conneely OM, Medina D, O'Malley BW, Lydon JP. Progesterone, in addition to estrogen, induces cyclin D1 expression in the murine mammary epithelial cell, in vivo. Department of Cell Biology, Baylor College of Medicine;. Diakses pada 23 Juli 2011Ismail PM, DeMayo FJ, Amato P, Lydon JP. Progesterone induction of calcitonin expression in the murine mammary glands. Department of Molecular and Cellular Biology, Baylor College of Medicine. Diakses pada 23 Juli 2011. Aldridge SE, Lennard TWJ, Williams JR, dan Birch MA. Vascular endothelial growth factor acts as an osteolytic factor in breast cancer metastases to bone. The School of Surgical Sciences, The Medical School, Framlington Place, University of Newcastle;. Diakses pada 16 Juli 2011.Toward Optimized Practice Program. Guideline for the Early Detection of Breast Cancer. Hunt K, Robb G, Strom E, Ueno N. M.D Anderson Cancer Care Series: Breast Cancer. Bundar A, Freedman R editors. Springer.2008 Zhang Q, Yuan Y, Cui J, Xiao T, Jiang D. Mir-217 Promotes Tumor Proliferation in Breast Cancer via TargetingDACH1. Journal of Cancer 2015; 6 (2): 184-191.Schwartz. Principles Of Surgery Part 1. 7th edition. Jakarta : EGC ; 2000 ; pg. 533.Staf Pengajar Bagian Ilmu Bedah FKUI. Kanker Payudara. Dalam : Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Bina Rupa Aksara ; 2009 ; Hal. 322-40.Makes, D. (2009). Mamografi Payudara. Dalam S. Rasad, & I. Ekayuda (Penyunt.), Radiologi Diagnostik (2 ed., hal. 511-516). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.Tjindarbumi, 2000. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penaggulangannya, Dalam: Deteksi Dini Kanker. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

  • TERIMA KASIH