cacing blitar

176
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016 BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN BLITAR 3.1 Kondisi Umum Sanitasi Kabupaten Berdasarkan data sekunder yang diperoleh maka dapat diketahui kondisi umum sanitasi Kabupaten Blitar pada tahun 2010 adalah sebagai berikut: Prosentase jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat sebanyak 63%. Sementara itu, sebagian masyarakat masih ada yang membuang tinjanya di kebun, sungai, selokan, lubang galian, dan lainnya. Prosentase keluarga yang memiliki saluran pembuangan air limbah sebesar 50% dari jumlah keseluruhan KK di Kabupaten Blitar dengan SPAL dalam kondisi sehat sebesar 100%. Prosentase jumlah keluarga yang mempunyai tempat sampah sebesar 74,46%. Namun, masih ada sebagian masyarakat yang membuang sampah di sungai, saluran irigasi maupun di kebun. Jumlah keluarga yang memiliki rumah sehat sebesar 118.708 atau 59,24 %. Kondisi tempat umum seperti sarana pendidikan, hotel, restoran/tempat makan, rumah sakit, dan tempat umum lainnya yang diperiksa oleh Dinas Kesehatan dan dinyatakan sehat sebanyak 64,92% untuk SD, sebanyak 61,67% untuk SMP, dan 79,41% untuk SMA. Sedangkan untuk hotel dan rumah sakit dinyatakan dalam kondisi sehat sebesar 100%. Dikarenakan cakupan sarana jamban keluarga yang cukup tinggi yaitu sebesar 63%, maka untuk kasus diare di Kabupaten POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-1

Upload: arif72068

Post on 27-Nov-2015

162 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

cacing

TRANSCRIPT

Page 1: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

BAB IIIPROFIL SANITASI KABUPATEN BLITAR

3.1 Kondisi Umum Sanitasi Kabupaten

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh maka dapat diketahui kondisi

umum sanitasi Kabupaten Blitar pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Prosentase jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat sebanyak 63%.

Sementara itu, sebagian masyarakat masih ada yang membuang tinjanya di

kebun, sungai, selokan, lubang galian, dan lainnya.

Prosentase keluarga yang memiliki saluran pembuangan air limbah sebesar 50%

dari jumlah keseluruhan KK di Kabupaten Blitar dengan SPAL dalam kondisi

sehat sebesar 100%.

Prosentase jumlah keluarga yang mempunyai tempat sampah sebesar 74,46%.

Namun, masih ada sebagian masyarakat yang membuang sampah di sungai,

saluran irigasi maupun di kebun.

Jumlah keluarga yang memiliki rumah sehat sebesar 118.708 atau 59,24 %.

Kondisi tempat umum seperti sarana pendidikan, hotel, restoran/tempat makan,

rumah sakit, dan tempat umum lainnya yang diperiksa oleh Dinas Kesehatan dan

dinyatakan sehat sebanyak 64,92% untuk SD, sebanyak 61,67% untuk SMP,

dan 79,41% untuk SMA. Sedangkan untuk hotel dan rumah sakit dinyatakan

dalam kondisi sehat sebesar 100%.

Dikarenakan cakupan sarana jamban keluarga yang cukup tinggi yaitu sebesar

63%, maka untuk kasus diare di Kabupaten Bllitar cukup rendah yaitu sebanyak

12.125 orang atau 25% yang tersebar di 24 puskesmas.

Pengelolaan limbah cair rumah tangga Kabupaten Blitar dilakukan dengan

sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) skala rumah tangga dan

Kabupaten Blitar telah memiliki berupa 19 unit Sanimas (MCK Plus).

Untuk pembuangan limbah padat kegiatannya dilakukan dengan mengumpulkan

sampah dari sumbernya menuju Depo yang dilanjutkan ke TPS hingga akhirnya

diangkut ke TPA. Kabupaten Blitar telah memiliki 6 lokasi TPA.

Di Kabupaten Blitar terdapat beberapa wilayah yang merupakan potensi

genangan, antara lain Kelurahan Sutojayan, Kelurahan Kedungbunder,

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-1

Page 2: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Kelurahan Kalipang, sekitar perempatan Tawangsari Kecamatan Garum, dan

sekitar pasar Kecamatan Srengat.

Berdasarkan data dari PDAM masyarakat yang terlayani hanya sebesar 25% dari

seluruh penduduk. Sumber air baku PDAM rata-rata kurang bagus sehingga

memerlukan pengolahan dan uji fisik maupun kimia organik dan pengolahan

lainnya. Sehingga dari hasil pengolahan tersebut dapat dihasilkan air bersih yang

tidak berbau dan tidak berasa.

3.1.1 Kesehatan Lingkungan

Kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan

masyarakat yang salah satunya dipengaruhi oleh faktor lingkungan hidup. Kondisi

kesehatan lingkungan Kabupaten Blitar dapat dilihat dari beberapa indikator

berkaitan dengan kesehatan lingkungan, yaitu jumlah dan kondisi jamban keluarga,

pengelolaan air limbah, kondisi pencemaran, akses pada sumber air bersih, serta

data rumah sehat, tempat-tempat umum, dan sekolah sehat.

A. Jumlah dan Kondisi Jamban Keluarga

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan yang bersumber dari data Rencana

Induk SPAM Kabupaten Blitar Tahun 2008 dan Status Lingkungan Hidup Daerah

Kabupaten Blitar Tahun 2008 terlihat bahwa sampai akhir tahun 2010 jumlah KK

yang memiliki jamban keluarga dengan kondisi sehat sebanyak 216.124 KK atau

63% dengan rincian jumlah KK yang menggunakan WC leher angsa sebanyak

110.085 KK dan yang menggunakan WC cemplung sebanyak 106.039 KK. Secara

lengkap data tentang jumlah jamban rumah tangga dan estimasi air limbah domestik

per kecamatan dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3. 1 Jumlah Jamban Rumah Tangga dan Estimasi Air Limbah Domestik Menurut Kecamatan di Kabupaten Blitar Tahun 2010

No

KecamatanJumlah

Penduduk (Jiwa)

Jumlah KK

Tingkat Pelayanan SanitasiEstimasi Air

Limbah Domestik*)

WC Leher Angsa

WC Cemplung

Jumlah %

1 Bakung 30.015 8.434 3.965 3.804 7.769 92 1.800.9002 Wonotirto 41.011 11.934 632 6.827 7.459 63 2.460.6603 Panggungrej

o45.517 14.957 1.149 6.940 8.089 54 2.731.020

4 Wates 33.658 8.773 3.825 3.631 7.456 85 2.019.4805 Binangun 48.724 13.101 2.173 8.291 10.464 80 2.923.4406 Sutojayan 52.051 14.396 10.540 472 11.012 76 3.123.0607 Kademangan 71.966 20.951 5.548 7.820 13.368 64 4.317.9608 Kanigoro 77.353 19.029 10.497 6.618 17.115 90 4.641.1809 Talun 65.915 17.228 5.570 1.833 7.403 43 3.954.900

10 Selopuro 45.661 12.325 5.479 3.248 8.727 71 2.739.66012 Kesamben 58.496 15.069 6.122 2.739 8.861 59 3.509.76012 Selorejo 42.830 11.746 3.997 4.219 8.216 70 2.569.80013 Doko 58.645 12.966 3.214 3.220 6.434 50 3.518.70014 Wlingi 58.645 16.079 5.468 4.686 10.154 63 3.518.700

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-2

Page 3: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

No

KecamatanJumlah

Penduduk (Jiwa)

Jumlah KK

Tingkat Pelayanan SanitasiEstimasi Air

Limbah Domestik*)

WC Leher Angsa

WC Cemplung

Jumlah %

15 Gandusari 75.557 20.765 4.001 3.976 7.977 38 4.533.42016 Garum 54.309 18.769 6.485 4.159 10.644 57 3.258.54017 Nglegok 76.252 20.439 6.384 7.797 14.181 69 4.575.12018 Sanankulon 57.067 14.318 8.262 2.751 11.013 77 3.424.02019 Ponggok 103.616 26.708 11.147 9.515 20.662 77 6.216.96020 Srengat 66.314 18.932 3.613 5.254 8.867 47 3.978.84021 Wonodadi 50.997 13.282 1.470 3.322 4.792 36 3.059.82022 Udanawu 43.501 11.851 544 4.917 5.461 46 2.610.060Kabupaten Blitar 1.258.100 342.052 110.085 106.039 216.12

463 75.486.000

Sumber: Dinas Kesehatan (Rencana Induk SPAM Kabupaten Blitar Tahun 2008 dan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2008)

Catatan: *) estimasi per orang menghasilkan limbah domestik per hari 60 liter

Sementara itu, berdasarkan hasil Survei EHRA jumlah keluarga yang

menggunakan jamban pribadi sebagai tempat pembuangan air besar di Kabupaten

Blitar yaitu paling panyak terdapat di Kecamatan Binangun sebesar 95,12% dan

paling sedikit ada di Kecamatan Wlingi dengan prosentase 16,78 %. Hasil lengkap

dapat dilihat pada tabel 3.2 dan gambar 3.1 berikut :

Tabel 3. 2 Sarana Pembuangan Limbah Tinja Manusia Tiap Kecamatan Berdasarkan Hasil Survei EHRA

No Kecamatan

Sarana Pembuangan Limbah Tinja (%)

Jamban Pribadi

MCK/WC

Umum

Ke WC 'Helikopter' di

Empang/Kolam

Ke Sungai/ Pantai/Laut

Ke Kebun / Pekarangan Rumah

Ke Selokan/ Parit/Got

Ke Luban

g Galian

Lainnya

1 Sutojayan 84,24 4,24 2,42 5,45 0,61 0,00 1,82 1,212 Kademangan 70,30 4,85 6,06 9,09 0,00 0,00 0,61 9,093 Talun 64,67 0,00 0,60 29,94 0,60 0,00 1,20 2,994 Garum 42,29 4,00 0,00 48,57 2,86 0,00 0,00 2,295 Wates 17,41 11,08 16,46 18,99 19,30 9,81 5,70 1,276 Wlingi 16,78 5,37 13,42 16,78 25,17 14,43 6,71 1,347 Doko 62,26 1,89 1,89 30,19 0,00 0,00 2,52 1,268 Binangun 95,12 2,44 0,00 2,44 0,00 0,00 0,00 0,009 Kanigoro 65,43 11,11 1,23 10,49 1,85 0,00 4,32 5,56

10 Selorejo 85,54 0,60 0,00 10,24 1,20 0,00 1,81 0,60

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-3

Page 4: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Sutojay

an

Kadem

anga

nTalu

n

Garum

Wate

sW

lingi

Doko

Binang

un

Kanigo

ro

Selorej

o0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

Jamban Pribadi

MCK/WC Umum

Ke WC 'Helikopter' di Empang/Kolam

Ke Sungai/Pantai/Laut

Ke Kebun/Pekarangan Rumah

Ke Selokan/Parit/Got

Ke Lubang Galian

Lainnya

Gambar 3. 1 Tempat BAB per Kecamatan di Lokasi Survei EHRA Tahun 2011

Selain itu, terkait dengan adanya anggota keluarga yang sering buang air

besar di tempat terbuka seperti kebun, halaman, sungai, pantai, laut, selokan/got,

saluran irigasi maka terdapat sebanyak 15,09% masih ada tetapi tidak tahu siapa,

sebanyak 10,54% perempuan dewasa, dan 10,46% laki-laki dewasa. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut

ANAK LAKI-L

AKI UMUR 5-

12 T

AHUN

ANAK PEREMPUAN U

MUR 5-12

TAHUN

REMAJA LA

KI-LAKI

REMAJA P

EREMPUAN

LAKI-L

AKI DEW

ASA

PEREMPUAN DEW

ASA

LAKI-L

AKI TUA

PEREMPUAN TUA

MASIH A

DA TAPI T

IDAK T

AHU/JELA

S SIA

PA0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

6.775.80

6.65 6.29

10.46 10.54

8.64 8.35

15.09

Gambar 3. 2 Prosentase Orang di Luar Anggota Keluarga yang Sering Buang Air Besar di Tempat Terbuka Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011

Untuk jenis kloset yang digunakan oleh keluarga yang tempat pembuangan

air besarnya menggunakan jamban pribadi dan MCK/WC umum di Kabupaten Blitar

terdiri dari kloset jongkok leher angsa, kloset duduk leher angsa, plengsengan, dan

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-4

Page 5: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

cemplung. Sebagian besar keluarga di Kabupaten Blitar menggunakan kloset

jongkok leher angsa yaitu sebesar 59,95%. Untuk lebih jelasnya prosentase

penggunaan jenis kloset lain dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut.

Kloset Jongkok Leher Angsa

Kloset Duduk Leher Angsa Plengsengan Cemplung0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

59.95

6.359.95

23.75

Gambar 3. 3 Jenis Kloset yang Digunakan oleh Keluarga di Kabupaten Blitar Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011

Untuk tempat penyaluran buangan akhir tinja berdasarkan hasil Survei

EHRA dapat diketahui sebagian besar keluarga di Kabupaten Blitar dibuang di

tangki septik yaitu sebesar 36,31%. Untuk lebih jelasnya mengenai prosentase

tempat penyaluran buangan akhir tinja, dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini.

Tangki Septik Cubluk/Lubang tanah

Langsung ke Saluran

Drainase

Sungai/danau/

pantai/laut

Kolam/sawah Kebun/tanah lapang

Lainnya Tidak Tahu0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00 36.3135.06

1.00

8.25

1.940.88 0.25

16.31

Gambar 3. 4 Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

B. Pengelolaan Air Limbah

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tahun 2010, diketahui

jumlah KK yang memiliki saluran pengelolaan air limbah yaitu 161.089 dengan

kondisi sehat sebanyak 161.089 KK atau 100%. Hasil selengkapnya dapat dilihat

pada tabel 3.3 berikut ini.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-5

Page 6: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Tabel 3. 3 Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar (SPAL) Menurut Kecamatan Kabupaten Blitar Tahun 2010

No

Kecamatan PuskesmasJumlah

KKSPAL Rumah Tangga

Diperiksa Memiliki Sehat % Memiliki % Sehat1 Bakung Bakung 8.434 6.820 6.820 6.820 76,72 100,002 Wonotirto Wonotirto 11.934 3.703 3.703 3.703 28,90 100,003 Panggungrejo Margomulyo 14.957 5.131 5.131 5.131 48,80 100,004 Wates Wates 8.773 5.955 5.955 5.955 58,22 100,005 Binangun Binangun 13.101 5.812 5.812 5.812 55,80 100,006 Sutojayan Sutojayan 14.396 7.968 7.968 7.968 57,81 100,007 Kademangan Kademanga

n20.951 7.866 7.866 7.866 36,40 100,00

8 Kanigoro Kanigoro 19.029 13.919 13.919 13.919 69,42 100,009 Talun Talun 17.228 7.782 7.782 7.782 47,25 100,00

10 Selopuro Selopuro 12.325 5.549 5.549 5.549 49,65 100,0011 Kesamben Kesamben 15.069 4.042 4.042 4.042 27,13 100,0012 Selorejo Boro 11.746 8.042 8.042 8.042 70,34 100,0013 Doko Doko 12.966 2.701 2.701 2.701 20,28 100,0014 Wlingi Wlingi 16.079 6.942 6.942 6.942 55,31 100,0015 Gandusari Gandusari 20.765 4.437 4.437 4.437 43,39 100,00

- Slumbung 3.810 3.810 3.810 60,77 100,0016 Garum Garum 18.769 5.274 5.274 5.274 51,62 100,0017 Nglegok Nglegok 20.439 3.078 3.078 3.078 14,25 100,0018 Sanankulon Sanankulon 14.318 13.174 13.174 13.174 99,50 100,0019 Ponggok Ponggok 26.708 13.074 13.074 13.074 75,37 100,00

- Bacem 3.894 3.894 3.894 38,17 100,0020 Srengat Srengat 18.932 9.481 9.481 9.481 47,53 100,0021 Wonodadi Wonodadi 13.282 7.521 7.521 7.521 47,43 100,0022 Udanawu Udanawu 11.851 5.114 5.114 5.114 56,04 100,00Kabupaten Blitar 342.052 161.089 161.089 161.089 50,00 100,00

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2010

Sementara itu, berdasarkan hasil Survei EHRA masih banyak keluarga yang

tidak memiliki SPAL non tinja yaitu sebesar 55,13%. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar berikut ini.

Tidak ada Ya, parit Ya, ada sumur serapan/lubang galian untuk menampung air limbah rumah tangga

Ya, ada sarana lain0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.0055.13

11.13

19.56

14.19

Gambar 3. 5 Keberadaan Sarana Pengolahan Air Limbah (SPAL) Non TinjaBerdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

Dikarenakan masih banyaknya keluarga yang tidak mempunya SPAL non

tinja, maka limbah tersebut banyak yang dibuang di sungai/kanal/selokan, jalan.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-6

Page 7: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Halaman, kebun, saluran terbuka, saluran tertutup, lubang galian, pipa saluran

pembuangan kotoran, pipa IPAL Sanimas. Berdasarkan hasil Survei EHRA

menyebutkan untuk pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga non tinja

sebanyak 25,06% membuang ke jalan, halaman, kebun, 23,06% membuang di

saluran terbuka, dan beberapa saluran pembuangan air limbah yang lain. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut.

Ke Sun

gai/k

anal/

kolam

/selok

an

Ke jala

n, ha

laman

, keb

un

Saluran

terbu

ka

Saluran

tertu

tup

Luba

ng ga

lian

Pipa sa

luran

pembu

anga

n koto

ran (S

PAL)

Pipa IP

AL San

imas

Tidak T

ahu

Tidak a

da ba

k cuc

i pera

latan

dapu

r0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

12.69

25.0623.06

7.75

17.69

2.560.00 0.19

11.00

Gambar 3. 6 Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Rumah Tangga Non TinjaBerdasarkan Survei EHRA

Apabila dilihat per kecamatan dapat diketahui SPAL rumah tangga non tinja

dibuang ke jalan, halaman, kebun terbanyak di Kecamatan Talun dengan

prosentase 40,63% dan paling sedikit di Kecamatan Selorejo sebanyak 8,13%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.7 di bawah ini.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-7

Page 8: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Sutojay

an

Kadem

anga

nTalu

nGaru

mWate

sWling

iDok

o

Binang

un

Kanigo

ro

Selorej

o0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

Ke Sungai/kanal/kolam/selokanKe jalan, halaman, kebunSaluran terbukaSaluran tertutupLubang galianPipa saluran pembuangan kotoran (SPAL)Pipa IPAL SanimasTidak TahuTidak ada bak cuci peralatan dapur

Gambar 3. 7 SPAL Rumah Tangga Non Tnja Tiap Kecamatan Berdasarkan Survei EHRA

C. Kondisi Pencemaran

Kondisi sumber air tanah maupun air permukaan apabila tidak segera

ditangani bisa membahayakan masyarakat. Hal itu dikarena masih banyak

masyarakat yang membuang limbah cair di kebun dan kali sehingga perlu adanya

pengolahan terhadap sumber air baku maupun mata air. Kurangnya pengetahuan

masyarakat menyebabkan masih banyaknya praktek pembuangan limbah cair/BAB

di sembarang tempat. Selain limbah cair, limbah padat (sampah) juga turut

mencemari sungai yang ada.

D. Akses Terhadap Air Bersih

Akses masyarakat terhadap air tanah dapat dilihat dari tabel 3.4. Dari tabel

tersebut terlihat hingga akhir tahun 2008, sebanyak 70.153 KK memperoleh air

bersih dari PP/ledeng, 156.006 KK memperoleh air bersih dari sumur gali dengan

jumlah penduduk yang dilayani adalah 1.050.701.

Tabel 3. 4 Sarana dan Penduduk yang Dilayani Air Bersih Menurut Kecamatan

No KecamatanPemerintah dan Swadaya

Penduduk yang dilayani

CakupanPP

PMA

PAH SPT SGL

1 Bakung 240 - - - 7.187 37.135 742 Wonotirto 425 - - - 4.111 27.930 783 Panggungrejo 2.203 - - - 5.989 40.960 784 Wates 2.473 - - - 5.170 38.215 745 Binangun 1.760 - - - 2.774 22.670 786 Sutojayan 4.500 - - - 9.058 54.232 807 Kademangan 2.809 - - - 5.620 33.716 808 Kanigoro 4.420 - - - 8.852 53.088 88

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-8

Page 9: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

No KecamatanPemerintah dan Swadaya

Penduduk yang dilayani

CakupanPP

PMA

PAH SPT SGL

9 Talun 4.325 - - - 8.770 52.380 8910 Selopuro 2.809 - - - 6.677 37.944 8212 Kesamben 5.468 - - - 10.936 65.616 7612 Selorejo 3.620 - - - 7.480 44.400 7413 Doko 3.190 - - - 6.701 49.455 8214 Wlingi 2.810 - - - 5.675 42.425 8815 Gandusari 2.320 - - - 5.090 37.050 9216 Garum 4.001 - - - 8.104 60.525 9017 Nglegok 4.608 - - - 9.981 72.945 8718 Sanankulon 4.660 - - - 9.577 71.185 9419 Ponggok 4.201 - - - 8.704 64.525 9220 Srengat 3.870 - - - 8.009 59.395 9421 Wonodadi 2.320 - - - 5.006 36.630 8822 Udanawu 3.121 - - - 6.535 48.280 92

Kab. Blitar 2008 70.153 - - - 156.006

1.050.701 84

2007

199 57 28 322 115.668

789.604 88

2006

27.798 66 26 322 116.789

877.821 87

2005

23.741 66 32 385 104.150

859.208 85

Sumber: Kabupaten Blitar dalam Angka Tahun 2009

Sumber air bersih masyarakat Kabupaten Blitar selain dari PP/ledeng dan

sumur gali, juga terdapat masyarakat yang dilayani oleh PDAM. Jumlah pelanggan

aktif PDAM hingga bulan Agustus 2011 dapat diketahui sebanyak 8.788 KK

menggunakan sambungan umum dan 112 KK menggunakan hidran umum. Untuk

lebih jelasnya mengenai pelanggan aktif PDAM dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3. 5 Jumlah Pelanggan Aktif PDAM Periode Agustus 2011

No WilayahPelanggan Sampai Dengan Bulan Agustus 2011

Sambungan Rumah Hidran Umum Total1 Wlingi 2.160 81 2.2412 Kesamben 1.644 3 1.6473 Talun 163 - 1634 Gandusari 293 2 2955 Garum 342 5 3476 Suruhwadang 601 - 6017 Nglegok 200 - 2008 Semen 800 16 8169 Doko 922 - 922

10 Binangun 1.106 4 1.11011 Srengat 140 - 14012 Selopuro 144 - 14413 Jambangan - 1 114 Pohgajih

Selorejo273 - 273

Jumlah 8.788 112 8.900Sumber: Data PDAM Kabupaten Blitar Tahun 2011

Berdasarkan survei EHRA Tahun 2011 di Kabupaten Blitar, dapat diketahui

bahwa mayoritas air bersih yang digunakan masyarakat berasal dari sumur yaitu

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-9

Page 10: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

sebesar 61,67 %, baik sumur gali maupun sumur bor. Selain itu, terdapat 19,33 %

rumah tangga memperoleh air bersih dari mata air, baik mata air terlindungi maupun

mata air tidak terlindungi. Sebesar 12,86 % rumah tangga memperoleh air bersih

dari PDAM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.8 berikut ini.

Gambar 3. 8 Akses terhadap Air Bersih pada Lokasi EHRA di Kabupaten Blitar Tahun 2011

Berdasarkan hasil Survei EHRA Tahun 2011 terlihat bahwa mayoritas

responden mendapatkan air bersih berasal dari sumur, kecuali Kecamatan Selorejo,

Kecamatan Wates, dan Kecamatan Doko. Keluarga yang menggunakan air sumur

mayoritas terdapat di Kecamatan Sutojayan yaitu sebesar 95,24%. Kecamatan

Selorejo mayoritas menggunakan air berasal dari PDAM yaitu sebesar 59,24%.

Kecamatan Wates dan Kecamatan Doko mayoritas menggunakan air berasal dari

mata air, namun mayoritas keluarga yang menggunakan mata air terdapat di

Kecamatan Wates yaitu sebesar 52,47%. Air tersebut digunakan untuk berbagai

keperluan seperti minum, masak, cuci piring/pakaian, dan lain-lain. Untuk lebih

detailnya dapat dilihat pada gambar 3.9 berikut ini.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-10

Air kemasan/isi ulang PDAM Sumur Mata air Lainnya0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

2.00

12.86

61.67

19.33

4.13

Sutojay

an

Kadem

anga

nTalu

n

Garum

Wate

sW

lingi

Doko

Binang

un

Kanigo

ro

Selorej

o0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00 95.24

83.17

92.21

78.25

48.09

66.70

92.45

52.47

42.48

59.24

Air kemasan/isi ulangPDAMSumurMata airLainnya

Page 11: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 9 Akses terhadap Air Bersih per Kecamatan di Kabupaten BlitarBerdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

Hasil analisa data EHRA juga dapat diperoleh tingkat keamanan air bersih

tersebut. berdasarkan hasil analisa data EHRA menunjukkan bahwa mayoritas atau

sekitar 60,52 % rumah tangga di Kabupaten Blitar memiliki sumber air minum yang

relatif tidak aman antara lain sumur yang tidak terlindungi, mata air yang tidak

terlindungi, waduk/danau, sungai, dan air hujan. Sebesar 39,48 % rumah tangga

memiliki sumber air minum yang teridentifikasi aman. Untuk lebih jelasnya, dapat

dilihat pada gambar 3.10 berikut ini.

Gambar 3. 10 Kondisi Air Minum di Kabupaten Blitar Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

E. Rumah Sehat dan Tempat-tempat Umum

Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan

perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh

derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan

perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain: 

1.  Sirkulasi udara yang baik.

2.  Penerangan yang cukup.

3.  Air bersih terpenuhi.

4.  Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan

pencemaran.

5.  Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak

terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-11

Aman Tidak aman0

10

20

30

40

50

60

70

39.48

60.52

Page 12: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi rumah, hasilnya

sebanyak 59,24% dinyatakan sebagai rumah sehat. Kondisi ini menunjukkan bahwa

di Kabupaten Blitar sebagian besar rumah kondisinya telah memenuhi syarat

kesehatan. Selengkapnya data prosentase rumah sehat berdasarkan kecamatan

Kabupaten Blitar tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 3.6.

Pemeriksaan Dinas Kesehatan terhadap tempat-tempat umum seperti

sarana pendidikan, hotel, dan rumah sakut dapat dilihat pada tabel 3.7. Dari jumlah

707 SD yang ada, sebanyak 64,92% dinyatakan sehat. Untuk sarana pendidikan

SMP sebanyak 61,6% dinyatakan sehat, dan untuk SMA sebanyak 79,41%

dinyatakan sehat. Dari data tersebut dapat disimpulkan untuk sarana pendidikan di

Kabupaten Blitar, telah dinyatakan cukup sehat karena persentase sehat telah

melebihi 50%. Selain sarana pendidikan, juga terdapat hotel dan rumah sakit yang

100% dinyatakan sehat.

Tabel 3. 6 Prosentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Kabupaten Blitar Tahun 2010

No

Kecamatan PuskesmasJumlah

KK

Rumah Jumlah

Diperiksa%

DiperiksaJumlah Sehat

% Sehat

1 Bakung Bakung 8.434 5.600 67,04 3.471 61,982 Wonotirto Wonotirto 11.934 8.211 64,07 4.944 60,213 Panggungrej

oMargomulyo 14.957 4.557 43,34 2.743 60,19

4 Wates Wates 8.773 3.113 34,69 2.023 64,995 Binangun Binangun 13.101 3.272 31,42 1.967 60,126 Sutojayan Sutojayan 14.396 6.720 49,78 4.872 72,507 Kademangan Kademangan 20.951 10.208 54,47 6.127 60,028 Kanigoro Kanigoro 19.029 14.137 70,51 12.411 87,799 Talun Talun 17.228 9.095 55,22 6.502 71.49

10 Selopuro Selopuro 12.325 8.071 72,21 5.685 70,4411 Kesamben Kesamben 15.069 8.625 62,41 5.265 61,0412 Selorejo Boro 11.746 7.115 62,17 4.548 63,9213 Doko Doko 12.966 7.515 72,73 4.436 59,0314 Wlingi Wlingi 16.079 5.130 53,58 4.362 85,0315 Gandusari Gandusari 20.765 5.230 53,09 3.146 60,15

- Slumbung 3.078 60,00 1.853 60,2016 Garum Garum 18.769 6.721 65,78 4.349 64,7117 Nglegok Nglegok 20.439 11.213 60,26 7.854 70,0418 Sanankulon Sanankulon 14.318 8.671 62,96 5.386 62,1219 Ponggok Ponggok 26.708 12.347 71,18 7.635 61,84

- Bacem 6.466 63,38 3.922 60,6620 Srengat Srengat 18.932 11.156 66,71 7.834 70,2221 Wonodadi Wonodadi 13.282 6.725 53,49 4.582 68,1322 Udanawu Udanawu 11.851 4.572 50,10 2.791 61,05Kabupaten Blitar 342.052 177.548 59,24 118.708 59,24Sumber: Data Dinas Kesehatan (Laporan Bulanan Puskesmas)

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-12

Page 13: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-13

Page 14: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 11 Peta Cakupan Rumah Sehat

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-14

Page 15: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Tabel 3. 7 Persentase Tempat Umum (TTU) Sehat Menurut Kecamatan Kabupaten Blitar Tahun 2010

No Kecamatan Puskesmas

Sarana PendidikanHotel Rumah sakit

SD SMP SMA

Jum

lah

ya

ng

ad

a

Jum

lah

D

iper

iksa

Jum

lah

S

ehat

% S

ehat

Jum

lah

Jum

lah

Jum

lah

% S

ehat

Jum

lah

Jum

lah

Jum

lah

% S

ehat

Jum

lah

Jum

lah

Jum

lah

% S

ehat

Jum

lah

Jum

lah

Jum

lah

% S

ehat

1 Bakung Bakung 27 27 20 74,07 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,002 Wonotirto Wonotirto 34 34 17 50,00 5 5 5 100,0

0- - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00

3 Panggungrejo

Margomulyo 36 36 27 75,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00

4 Wates Wates 28 28 21 75,00 4 4 1 25,00 4 4 3 75,00 - - - 0,00 - - - 0,005 Binangun Binangun 33 33 21 63,64 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,006 Sutojayan Sutojayan 28 28 21 75,00 7 7 3 42,86 4 4 3 75,00 - - - 0,00 1 1 1 100,0

07 Kademangan Kademanga

n41 41 12 29,27 5 5 4 80,00 2 2 2 100,0

01 1 1 100,0

0- - - 0,00

8 Kanigoro Kanigoro 31 31 24 77,42 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,009 Talun Talun 32 32 14 43,75 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 1 1 1 100,0

010 Selopuro Selopuro 22 22 15 68,18 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,0011 Kesamben Kesamben 10 10 4 40,00 5 5 1 20,00 6 6 4 66,67 - - - 0,00 1 1 1 100,0

012 Selorejo Boro 30 30 23 76,67 - - - 0,00 - - - 0,00 1 1 1 0,00 - - - 0,0013 Doko Doko 34 34 24 70,59 3 3 2 66,67 1 1 1 100,0

0- - - 0,00 - - - 0,00

14 Wlingi Wlingi 31 31 31 100,00

5 5 5 100,00

5 5 5 100,00

1 1 1 100,00

2 2 2 100,00

15 Gandusari Gandusari 29 29 18 62,07 1 1 1 100,00

- - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00

- Slumbung 18 18 10 55,56 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,0016 Garum Garum 36 36 19 52,78 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,0017 Nglegok Nglegok 37 37 16 43,24 5 5 1 20,00 2 2 1 50,00 - - - 0,00 - - - 0,0018 Sanankulon Sanankulon 31 31 21 67,74 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,0019 Ponggok Ponggok 30 30 21 70,00 4 4 - 0,00 1 1 1 100,0

0- - - 0,00 - - - 0,00

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-15

Page 16: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

No Kecamatan Puskesmas

Sarana PendidikanHotel Rumah sakit

SD SMP SMA

Jum

lah

ya

ng

ad

a

Jum

lah

D

iper

iksa

Jum

lah

S

ehat

% S

ehat

Jum

lah

Jum

lah

Jum

lah

% S

ehat

Jum

lah

Jum

lah

Jum

lah

% S

ehat

Jum

lah

Jum

lah

Jum

lah

% S

ehat

Jum

lah

Jum

lah

Jum

lah

% S

ehat

- Bacem 23 23 17 73,91 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,0020 Srengat Srengat 37 37 31 83,78 8 8 7 87,50 3 3 2 66,67 - - - 0,00 1 1 1 100,0

021 Wonodadi Wonodadi 22 22 19 86,36 6 6 5 83,33 4 4 3 75,00 - - - 0,00 1 1 1 100,0

022 Udanawu Udanawu 27 27 13 48,15 2 2 2 100,0

02 2 2 100,0

0- - - 0,00 - - - 0,00

Jumlah Kabupaten 707

707

459

64,92 60 60 37 61,67 34 34 27 79,41 3 3 3 100,00

7 7 7 100,00

Sumber: Data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2011

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-16

Page 17: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.1.2 Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat

Kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten Blitar dapat dilihat dari pola hidup

masyarakatnya yaitu berdasarkan timbulan penyakit akibat kondisi sanitasi yang

buruk. Penyakit tersebut antara lain penyakit diare dan Infeksi Saluran Pernafasan

Akut (ISPA). Kasus diare yang ada di Kabupaten Blitar per bulan Juni 2011

sebanyak 12.125 kasus. Jika dikaitkan dengan KK yang memiliki jamban cukup

tinggi yaitu sebesar 63% maka seharusnya jumlah kasus diare dapat dikurangi.

Berdasarkan hasil Survei EHRA, sebanyak 53,95% keluarga telah memiliki jamban

pribadi, sedangkan lainnya masih banyak penduduk melakukan kegiatan BAB di

sungai/pantai/laut, kebun/pekarangan rumah, selokan/parit/got, serta lubang galian.

JAMBAN P

RIBADI

MCK/WC U

MUM

KE WC 'H

ELIKOPTER' D

I EMPANG/K

OLAM

KE SUNGAI/P

ANTAI/LAUT

KE KEBUN/P

EKARANGAN RUMAH

KE SELO

KAN/PARIT

/GOT

KE LUBANG G

ALIAN

LAIN

NYA0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00 53.95

5.11 5.78

18.33

7.643.82 2.99 2.37

Gambar 3. 12 Tempat BAB Penduduk di Kabupaten Blitar Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

Kebiasaan masyarakat lainnya juga memanfaatkan sungai, kali sebagai

sarana untuk mencuci dan mandi dengan kondisi sudah tercemar oleh tinja/kotoran

manusia. Sehingga dari kebiasaan masyarakat tersebut akan menimbulkan

berbagai penyakit, khususnya diare dan ISPA. Selengkapnya mengenai kasus diare

dan ISPA per puskesmas di Kabupaten Blitar dapat dilihat pada tabel 3.8 dan tabel

3.9 berikut ini.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-17

Page 18: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Tabel 3. 8 Hasil Penemuan Kasus Diare Kabupaten Blitar Per Juni 2011

No

PuskesmasJumlah

PendudukTarge

t

Diare Ditemukan Di Sarkes

Diare Ditemukan Di KKDD/SWS/Posyandu

Kum %

1 Bakung 26.943 1.107 272 6 278 25

2 Sutojayan 50.195 2.063 575 0 575 28

3 Margomulyo 42.087 1.730 265 593 858 50

4 Wates 29.637 1.218 173 294 467 38

5 Binangun 46.545 1.913 0 0 0 06 Kesamben 50.602 2.080 470 76 546 2

67 Doko 42.267 1.737 364 84 448 2

68 Wlingi 53.382 2.194 180 0 180 89 Talun 62.391 2.564 604 0 604 2

410 Kanigoro 72.551 2.981 297 0 297 1

011 Kademanga

n67.064 2.780 513 0 513 1

812 Sanankulon 53.997 2.219 1.691 124 1.815 8

213 Srengat 64.305 2.643 249 0 249 914 Udanawu 44.873 1.844 294 0 294 1

615 Ponggok 55.968 2.300 420 61 481 2

116 Bacem 43.120 1.772 589 680 1.269 7

217 Nglegok 70.191 2.844 511 0 511 1

818 Garum 63.806 2.622 468 241 709 2

719 Gandusari 46.088 1.894 224 0 224 1

220 Slumbung 26.297 1.080 166 32 198 1

821 Wonodadi 50.543 2.077 194 0 194 922 Boro 36.292 1.491 301 0 301 2

023 Wonotirto 39.512 1.623 740 46 786 4

824 Selopuro 41.317 1.698 328 0 328 1

9Total 1.179.973 48.47

49.888 2.237 12.12

525

Sumber: Data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Juni 2011Target SPM : 75%

Begitu pula jika berdasarkan hasil Survei EHRA dapat diketahui sudah

sebanyak 63,75% masyarakat tidak terkena diare. Waktu terdekat anggota keluarga

terkena diare dengan prosentase 19,32% adalah lebih dari 6 bulan lalu. Sedangkan

untuk anggotan keluarga terakhir yang terkena diare sebanyak 26,49% adalah

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-18

Page 19: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

orang dewasa perempuan, 24,59% adalah orrang dewasa laki-laki, 23,57% anak-

anak balita. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.13 dan 3.14 dibawah ini.

24 ja

m te

rakh

ir

1 m

inggu

tera

khir

I bula

n te

rakh

ir

3 bu

lan te

rakh

ir

6 bu

lan te

rakh

ir

Lebih

dar

i 6 b

ulan

lalu

Tidak

ada

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

2.444.69 3.13 3.13 3.56

19.31

63.75

Gambar 3. 13 Waktu Paling Dekat Anggota Keluarga Terkena Diare Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011

Anak-

anak

bali

ta

Anak-

anak

non

bali

ta

Anak

rem

aja la

ki-lak

i

Anak

rem

aja p

erem

puan

Orang

dew

asa

laki-la

ki

Orang

dew

asa

pere

mpu

an0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

23.57

10.658.49

6.21

24.5926.49

Gambar 3. 14 Anggota Keluarga Terakhir yang Menderita Diare Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-19

Page 20: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Tabel 3. 9 Laporan Bulanan ISPA Bulan Januari-Juni Tahun 2011

No Puskesmas

Jumlah Penduduk Wilayah

Puskesmas

Jumlah Penduduk Usia Balita di Wilayah Puskesma

s

Target Penemuan Penderita

Pneumonia Balita (10%

Balita)

Realisasi Penemuan PenderitaJumlah Kematian pada

Balita karena Pneumonia

ISPA > 5 thn

PneumoniaPneumonia

Berat

JumlahBatuk Bukan PneumoniaPnemonia & Pneumonia

Berat Bukan PneumoniaPneumonia<1t

h1-4th <1th 1-4th <1th 1-4th Kum % <1th 1-4th Kum <1th

1-4th

Kum

CFR

1 Bakung 26.943 1.591 159 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 Sutojayan 50.195 3.800 380 5 9 15 6 20 15 35 9 0 0 0 0 0 0 0 0 03 Margomulyo 42.087 3.044 304 0 6 0 6 0 12 12 4 92 118 210 0 0 0 0 0 04 Wates 29.637 1.777 178 12 63 0 0 12 63 75 42 72 222 294 0 0 0 0 412 115 Binangun 46.545 2.995 299 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 Kesamben 50.602 3.810 381 18 55 2 1 20 56 76 20 343 851 1.194 0 0 0 0 0 3.3907 Doko 42.267 2.636 263 12 7 0 0 12 7 19 7 0 0 0 0 0 0 0 0 08 Wlingi 53.382 3.736 373 14 7 1 1 15 8 23 6 86 163 249 0 0 0 0 0 09 Talun 62.391 4.330 433 0 17 0 0 0 17 17 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kanigoro 72.551 5.204 520 0 9 0 0 0 9 9 2 0 0 0 0 0 0 0 0 011 Kademangan 67.064 5.086 509 2 7 0 0 2 7 9 2 762 1.041 1.803 0 0 0 0 0 312 Sanankulon 53.997 4.257 426 4 4 0 0 4 4 8 2 257 499 756 0 0 0 0 834 713 Srengat 64.305 4.860 486 269 534 36 170 305 704 1.009 208 0 0 0 0 0 0 0 0 014 Udanawu 44.873 3.486 349 13 16 0 0 13 16 29 8 243 590 833 0 0 0 0 385 415 Ponggok 55.968 4.134 413 1 21 0 0 1 21 22 5 85 247 332 0 0 0 0 280 516 Bacem 43.120 3.294 329 9 23 0 0 9 23 32 10 264 595 859 0 0 0 0 0 1517 Nglegok 70.191 5.739 574 4 18 0 0 4 18 22 4 387 1.021 1.408 0 0 0 0 666 1218 Garum 63.806 4.816 482 50 211 0 0 50 211 261 54 251 614 865 0 0 0 0 917 1319 Gandusari 46.088 3.309 331 2 5 1 2 3 7 10 3 100 292 392 0 0 0 0 475 320 Slumbung 26.297 1.915 191 4 8 2 0 6 8 14 7 58 403 461 0 0 0 0 367 2721 Wonodadi 50.543 2.990 299 2 98 0 0 2 98 100 33 28 70 98 0 0 0 0 0 022 Boro 36.292 2.381 238 2 0 0 0 2 0 2 1 44 170 214 0 0 0 0 449 023 Wonotirto 39.512 3.078 308 6 19 4 8 10 27 37 12 344 451 795 0 0 0 0 1.012 224 Selopuro 41.317 2.965 296 7 27 0 1 7 28 35 12 136 525 661 0 0 0 0 376 484Total 1.179.973 85.233 8.521 436 1.164 61 195 497 1.359 1.856 21,78 3.552 7.872 11.42

40 0 0 0 6.173 3.976

Sumber: Data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Bulan Januari-Juni Tahun 2011 Target SPM : 70%

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-20

Page 21: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia

untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan

sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini

dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan

menyebabkan pathogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan

kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-

permukaan lain seperti handuk, gelas).

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk

mencegah penyakit diare dan ISPA, yang keduanya menjadi penyebab utama

kematian anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak diseluruh dunia

meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA.

Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, cacing

yang tinggal di dalam usus, SARS, dan flu burung. Pencemaran tinja/kotoran

manusia (feces) adalah sumber utama dari virus, bakteri, dan patogen lain

penyebab diare. Jalur pencemaran yang diketahui sehingga cemaran dapat sampai

ke mulut manusia, termasuk balita, adalah melalui 4F (Wagner & Lanoix, 1958)

yakni fluids (air), fields (tanah), flies (lalat), dan fingers (jari/tangan). Cuci tangan

pakai sabun adalah prevensi cemaran yang sangat efektif dan efisien khususnya

untuk memblok transmisi melalui jalur fingers. Di Indonesia terdapat 5 (lima) waktu

penting yang disarankan untuk cuci tangan pakai sabun agar mengurangi risiko

balita terkena penyakit-penyakit, antara lain:

1) Sesudah buang air besar (BAB),

2) Setelah membersihkan anak yang buang air besar (BAB),

3) Sebelum menyiapkan makanan,

4) Sebelum makan,

5) Setelah memegang/menyentuh hewan

Berdasarkan hasil Survei EHRA yang telah dilakukan dapat diketahui hampir

keselurahan keluarga di Kabupaten Blitar telah menggunakan sabun. Berikut ini

merupakan data penggunaan sabun oleh keluarga di tiap kecamatan berdasarkan

hasil Survei EHRA.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-21

Page 22: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Sutojay

an

Kadem

anga

n

Talun

Garum

Wate

s

Wlin

gi

Doko

Binang

un

Kanigo

ro

Selorej

o0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

YaTidak

Gambar 3. 15 Penggunaan Sabun Berdasarkan Survei EHRA

Tujuan penggunaan sabun dapat diketahui pula berdasarkan Survei EHRA.

Berdasarkan Survei EHRA dapat diketahui penggunaan sabun antara lain untuk

mandi, memadikan anak, Menceboki pantat anak, mencuci tangan sendiri, mencuci

tangan anak, mencuci peralatan minum, makan, dan masak, mencuci pakaian, dan

lain-lain. Dari survei tersebut, sebanyak 20,82% masyarakat menggunakan sabun

untuk mandi, 17,84% untuk mencuci peralatan minum, makan, dan masak, 17,45%

untuk mencuci pakaian, dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut ini.

Mandi Memandikan Anak

Menceboki Pantat Anak

Mencuci Tangan Sendiri

Mencuci Tangan Anak

Mencuci Peralatan Minum,

makan, dan masak

Mencuci Pakaian

Lainnya Tidak Tahu0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

20.82

11.04

7.84

15.43

9.19

17.84 17.45

0.19 0.21

Gambar 3. 16 Tujuan Penggunaan Sabun Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

Berdasarkan Survei EHRA dapat pula diketahui tempat-tempat atau lokasi

anggota keluarga mencuci sabun. Terdapat beberapa lokasi yang biasa digunakan

untuk mencuci sabun, antara lain di kamar mandi, di dekat kamar mandi, di jamban,

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-22

Page 23: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

di dekat jamban, di sumur, di sekitar bak penampungan air hujan, di tempat cuci

piring, di dapur, dan lain-lain. Hasil Survei EHRA menunjukkan sebanyak 32,04%

keluarga mencuci tangan pakai sabun di tempat cuci piring, 27,46% di kamar mandi,

16,58% di dapur, dan prosentase lain lokasi mencuci tangan pakai sabun dapat

dilihat pada diagram berikut ini.

Di kam

ar man

di

Di dek

at ka

mar man

di

Di jamba

n

Di dek

at jam

ban

Di sum

ur

Di sek

itar b

ak pe

nampu

ngan

air h

ujan

Di tem

pat c

uci p

iring

Di dap

ur

Lainn

ya

Tidak

tahu/t

idak

pasti

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

27.46

4.47 3.93 4.747.28

1.77

32.04

16.58

1.41 0.33

Gambar 3. 17 Lokasi Mencuci Tangan Pakai Sabun Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011

Selain itu, berdasarkan hasil Survei EHRA juga dapat diperlihatkan pula

kebiasaan masyarakat Kabupaten Blitar dalam penggunaan sabun pada waktu-

waktu tertentu. Sebanyak 19,33% masyarakat menggunakan sabun pada saat

sebelum makan, 18,14 % setelah makan, 16,36% setelah buang air besar, dan

beberapa waktu lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Sebelum ke toilet

Setelah menceboki bayi/anak

Setelah buang air

besar

Sebelum makan

Setelah makan

Sebelum memberi menyuapi

anak

Sebelum menyiapkan

masakan

Setelah memegang

hewan

Sebelum sholat

Lainnya0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

20.00

0.71

7.29

16.36

19.3318.14

7.54

9.12

12.51

8.31

0.69

Gambar 3. 18 Waktu Penggunaan Sabun Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-23

Page 24: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Selain berdasarkan praktek cuci tangan pakai sabun, perilaku hidup bersih

sehat dapat pula diketahui dari ketersediaan air dan sabun di dalam ruangan

jamban/WC serta ada tidaknya jentik-jentik nyamuk dalam bak air/ember.

Berdasarkan pengamatan sanitarian pada saat Survei EHRA diketahui masih

terdapat jamban/WC yang tidak tersedia air di dalamnya. Dari Survei ERHA tersebut

sebanyak 66,31% di ruangan jamban/WC terdapat air di dalam bak/ember, 11,10%

air dari kran & berfungsi, 0,39% air dari kran tidak & tidak berfungsi, serta 22,21%

tidak ada air.

Ya, dalam bak air/ember Ya, dari kran & berfungsi Ya, dari kran & tidak berfungsi

Tidak ada0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.0066.31

11.10

0.39

22.21

Gambar 3. 19 Ketersediaan Air Dalam Ruangan Jamban/WC Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

Berdasarkan pengamatan sanitarian pada saat Survei EHRA juga diketahui

ketersediaan sabun dalam ruangan jamban/WC serta adanya jentik-jentik nyamuk

dalam bak/ember. Dari Survei EHRA tersebut dapat diketahui masih banyak

keluarga di Kabupaten Blitar yang di dalam ruangan jamban/WC tidak terdapat

sabun. Sebanyak 60,22% keluarga di Kabupaten Blitar di dalam jamban/WC tidak

tersedia sabun dan hanya 39,78% tersedia sabun. Sedangkan untuk jentik-jentik

nyamuk di dalam bak air/ember sudah cukup baik yaitu hanya 16,49% terdapat

jentik-jentik nyamuk di dalam bak air/ember.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-24

Page 25: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Ya Tidak0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

39.78

60.22

16.49

83.51

SabunJentik Nyamuk

Gambar 3. 20 Ketersediaan Sabun di Dalam Ruangan Jamban/WC dan Adanya Jentik-jentik Nyamuk di Dalam Ember/Bak Air Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

Menurut data hasil survei PHBS yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Blitar pada tahun 2010 dapat diketahui sebanyak 34,80% keluarga yang

telah berperilaku hidup bersih dan sehat. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada

tabel 3.10 di bawah ini.

Tabel 3. 10 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat Kabupaten Blitar Tahun 2010

No Kecamatan PuskesmasRumah Tangga

Jumlah Dipantau Ber-PHBS %1 Bakung Bakung 265 97 36,602 Wonotirto Wonotirto 260 88 33,853 Panggungrej

oMargomulyo 275 91 33,09

4 Wates Wates 260 90 34,625 Binangun Binangun 265 84 31,706 Sutojayan Sutojayan 270 105 38,897 Kademangan Kademangan 270 92 34,078 Kanigoro Kanigoro 265 98 36,989 Talun Talun 260 88 33,85

10 Selopuro Selopuro 280 100 35,7111 Kesamben Kesamben 270 94 34,8112 Selorejo Boro 265 90 33,9613 Doko Doko 295 103 34,9214 Wlingi Wlingi 290 101 34,8315 Gandusari Gandusari 265 90 33,96

- Slumbung 260 88 33,8516 Garum Garum 265 90 33,9617 Nglegok Nglegok 280 102 36,4318 Sanankulon Sanankulon 275 96 34,9119 Ponggok Ponggok 270 92 34,07

- Bacem 265 90 33,9620 Srengat Srengat 285 99 34,7421 Wonodadi Wonodadi 260 94 36,1522 Udanawu Udanawu 265 93 35,09Kabupaten Blitar 6.480 2.255 34,80

Sumber: Data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2010 (Seksi Promkes)

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-25

Page 26: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.1.3 Kuantitas dan Kualitas Air

Sumber air yang dipergunakan oleh PDAM Kabupaten Blitar yaitu berasal

dari mata air, sumur bor, dan sumur gali. Mata air yang terdapat di Kabupaten Blitar

memiliki debit air yang berbeda-beda. Pada saat ini, PDAM Kabupaten Blitar telah

melayani kebutuhan air minum masyarakat Kabupaten Blitar melalui sistem

penyediaan air minum yang terdiri dari 17 lokasi yang dibangun secara bertahap

mulai tahun 1992 sampai 2010. Untuk lebih jelasnya mengenai teknis

perkembangan PDAM Kabupaten Blitar dapat dilihat pada tabel berikut ini.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-26

Page 27: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Tabel 3. 11 Data Teknis Perkembangan PDAM Kabupaten Blitar Bulan : Juli 2011

No Lokasi

Jumlah Penduduk Sumber Air Produksi

Sistem Pelayanan

Tenaga Pembangkit

Jenis PelayananMotor Listrik(KW)

Mulai OPSDaerah

ADM (Jiwa)

Daerah TerlayaniPLNKVA

GENSETKW

Langsung H USeluruhnya Terlayani

Terpas.(l/dt)

Dimanf.

(l/dt)

Terpas.

Aktif Terpas.Akti

fJiwa % Jiwa %

1. BNA Wlingi-Belerejo-Slumbung-Tirtomoyo

55.559 55.559 100,0 26.990

4950

575

2007

GrafitasiGrafitasiGrafitasi

2.662 2.142 171 81 1992

2. Unit Kesamben 55.883 27.942 50,0 10.115

36 50 18 Grafitasi 1.927 1.650 6 3 1987

3. Unit Talun (Taiping Gandusari)

63.145 13.531 21,4 3.895 29 2 Grafitasi 667 158 7 - 1990

4. Unit Gandusari 65.326 23.331 35,7 3.175 14 10 4 Grafitasi 363 293 17 2 19905. Unit Garum 62.308 34.616 55,6 5.035 15 35 4 M.A.P +

Graf22 831 342 11 5 22,0 1990

6. Unit Kanigoro 74.179 37.090 50,0 2.635 7 - 0 Graf tap. Garum

415 - 7 - 1990

7. Unit Sanan Kulon 2.380 - 0 Sumur Bor 316 - 10 - 19908. Unit Panggungrejo 2.320 - 0 Sumur Bor 368 - 6 - 19879. Unit Nglegok 44.306 12.083 27,3 2.860 24 3,5 2 Grafitasi 268 199 19 - 199210.

Unit Doko 63.631 38.179 60,0 4.865 13 15 9 Grafitasi 973 910 - - 1997

11.

Unit Srengat 67.185 25.194 37,5 1.180 5 5 3 Sumur Bor 10,6 236 140 - - 7,5 1997

12.

Unit Suruhwadang- Jambangan 1- Jambangan 2 (Taiping Jamb 1)-Kedungsuru-Maron-Suruhwadang Buster Pump Jbg 1

63.378-

----

16.910 26,7 3.95025

5

57,5

17,52,5

555

M.A.PM.A.PM.A.PM.A.PM.A.P

66

13,26,66,6

710 586 51

-1 37,0

7,57,54,0

1997

13.

Unit Semen (Kec. Gandusari)

7.542 17.802 236,0 6.725 38 15 7 Grafitasi 945 805 25 16 4,0

14 Unit Lodoyo (Taiping 0 Graf tap 25

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-27

Page 28: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

No Lokasi

Jumlah Penduduk Sumber Air Produksi Sistem

Pelayanan

Tenaga Pembangkit

Jenis PelayananMotor Listrik(KW)

Mulai OPSDaerah

ADM (Jiwa)

Daerah TerlayaniPLNKVA

GENSETKW

Langsung H USeluruhnya Terlayani Terpas.

(l/dt)Dimanf

.(l/dt)

Terpas.

Aktif Terpas.Akti

fJiwa % Jiwa %. Kanigoro) Kanigoro15.

Unit Binangun-Sambigede-Ngadri-Ngembul

46.472---

15.491 33,3 6.750 447,51020

58

16

M.A.PM.A.PM.A.P

13,24266

1.286 1.103 4 4

7,515,0

1997

16.

Unit Selopuro (Taiping Wlingi)

42.777 21.388 50,0 820 4 2 Grafitasi 164 144 37,0 2007

17.

Unit Selorejo-Pohgajih Pumpa I-Pohgajih Pumpa II

2.8612.861

7,5 51,5

Sumur GaliTap.

Pompa I

282 272 - - 11,0 20102010

Jumlah 717.413 339.106 47 83.695

25 325 144,5 224 22 12.348 8.744 289 112 152,5

Sumber: Data PDAM Tahun 2010

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-28

Page 29: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Seluruh jenis air baku yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Blitar seluruhnya

memerlukan pengolahan baik chlorinasi maupun teknik pengolahan lainnya. Sistem

pengolahan chlorinasi dilakukan di 16 lokasi mata air. Hasil uji sampel air bersih di

Kabupaten Blitar menghasilkan air yang tidak berbau dan tidak berasa.

Tabel 3. 12 Hasil Uji Sampel Air Bersih di Kabupaten Blitar Tahun 2010No

Lokasi Hasil Uji

1 M.A. Sumber Tirtomoyo, Ds. Tirtomoyo Kec. Wlingi Tidak Berbau, Tidak Berasa2 M.A. Sumber Kalidukun Ds. Kesamben Kec. Kesamben Tidak Berbau, Tidak Berasa3 M.A. Sumber Pacuh Kec. Nglegok Tidak Berbau, Tidak Berasa4 M.A. Sumber Kedungsuru Ds. Dawuhan Kec. Kademangan Tidak Berbau, Tidak Berasa5 M.A. Sumber Jambangan Ds. Dawuhan Kec. Kademangan Tidak Berbau, Tidak Berasa6 M.A. Sumber Maron Ds. Maron Kec. Kademangan Tidak Berbau, Tidak Berasa7 M.A. Swaru Buluroto Ds. Karangrejo Kec. Garum Tidak Berbau, Tidak Berasa8 M.A. Sumber Umbulan Balerejo Ds. Balerejo Kec. Wlingi Tidak Berbau, Tidak Berasa9 M.A. Sumber Dandang Kec. Gandusari Tidak Berbau, Tidak Berasa

10 M.A. Sumber Songo Ds. Ngadri Kec. Binangun Tidak Berbau, Tidak Berasa11 M.A. Sumber Saman Ds. Sambigede Kec. Binangun Tidak Berbau, Tidak Berasa12 M.A. Sumber Kulon Bambang Tidak Berbau, Tidak Berasa13 M.A. Sumber Suko Ds. Ngembul Kec. Binangun Tidak Berbau, Tidak Berasa14 M.A. Sumber Kedung Banteng Ds. Kedungbanteng Kec.

Gandusari Tidak Berbau, Tidak Berasa

15 S.B. Sumber Air Dalam Ds. Srengat Kec. Srengat Tidak Berbau, Tidak Berasa16 S.G. Dsn. Soponyono Ds. Pohgajih Kec. Selorejo Tidak Berbau, Tidak BerasaSumber: Data PDAM tahun 2011

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-29

Page 30: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 21 Peta Baku Mutu Pelayanan

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-30

Page 31: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.1.4 Limbah Cair Rumah Tangga

Organisasi pengelola sektor limbah cair di Kabupaten Blitar adalah Dinas PU

Cipta Karya dan Tata Ruang. Tugas Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang ini

adalah melaksanakan perencanaan, pengawasan, pengendalian, dan pemanfaatan

sarana dan prasarana di bidang teknik penyehatan yang meliputi urusan-urusan air

bersih, air buangan, kebakaran, kebersihan, pertamanan, dan permukiman.

Kabupaten Blitar saat ini belum memiliki master plan pengelolaan air limbah.

Pengelolaan sanitasi di Kabupaten Blitar secara keseluruhan dilakukan dengan

sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) skala rumah tangga. Saat

ini Kabupaten Blitar telah memiliki sistem setempat (on site system) yang berupa 19

unit sanimas (MCK Plus) yang dibangun oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata

Ruang. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.13. Selain itu, terdapat pula 2

unit MCK di Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sutojayan Tahun 2011 yang dibangun

oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Jawa Timur.

Tabel 3. 13 Data Lokasi Sanimas di Kabupaten BlitarNo Lokasi Kelurahan/Desa Kecamatan Dibangun1. Sanimas Beru Beru Wlingi Tahun 20062. Sanimas Wlingi Wlingi Wlingi Tahun 20073. Sanitasi DAK Lingkungan Kampung Baru Beru Wlingi Tahun 20084. Sanitasi DAK Wonodadi Wonodadi Tahun 20085. Sanitren Ponpes Mantenan Udanawu Udanawu Tahun 20086. Sanitren Ponpes Nasrul Ulum Modangan Nglegok Nglegok Tahun 20087. Sanitren Ponpes Kerjen Srengat Srengat Tahun 20088. Sanitren Ponpes Appis Gondang Gandusari Tahun 20099. Sanitren Ponpes Al Kautsar Srengat Srengat Tahun 200910 Sanimas Kesamben Kesamben Kesamben Tahun 200911. Sanitren Ponpes Mambaus Solihin Sumber Sanankulon Tahun 200912. Sanitren Ponpes Sirojut Tolibin Bacem Sutojayan Tahun 200913. Sanitren Al Fallah Jeblok Talun Tahun 201014. Sanitren Darur Roja Selokajang Srengat Tahun 201015 Sanitren Al Kamal Kunir Wonodadi Tahun 201016. Sanitren Al Fallah Siraman Kesamben Tahun 201117. Sanitren Al Mawadah Jiwut Nglegok Tahun 201118. Sanitren Abul Faidl Gambar Wonodadi Tahun 201119. Sanitren Mambaul Hisan Rejosari Wonodadi Tahun 2011

Sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) adalah sistem

penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual/komunal dengan

fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan, yang pengelolaannya

diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber, seperti: cubluk, tangki septik

(septic tank) dan paket pengolahan skala kecil. Beberapa permasalahan mengenai

limbah cair yang dihadapi Kabupaten Blitar, antara lain:

Septictank tidak memenuhi syarat

Ketidakteraturan penyedotan tinja

Instalasi pengelolaan lumur tinja (IPLT) belum tersedia

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-31

Page 32: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Kesadaran masyarakat rendah

Saluran limbah terbatas

Keterbatasan inovasi teknologi tepat untuk penanganan limbah (bau)

Kurangnya pelatihan dari pihak yang terkait bagi masyarakat dalam

pengeloaan limbah

Gambar 3. 22 Sarana MCK Umum dan Sanimas di Kabupaten Blitar

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar jumlah keluarga

yang memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) sebanyak 50%.

Penanganan grey water di Kabupaten Blitar rata-rata langsung menggunakan

saluran pembuangan air limbah yang pemakaiannya bersama-sama dengan

drainase untuk menampung air hujan. Berdasarkan hasil Survei EHRA diketahui

kondisi SPAL non tinja/drainase sudah cukup baik karena sebanyak 48,75% kondisi

saluran terpelihara dengan baik yaitu sudah mengalir. Untuk lebih jelasnya

mengenai kondisi SPAL non tinja yang ada berdasarkan survei EHRA dapat dilihat

pada grafik berikut ini :

Ya Tidak Tidak dapat dipakai : saluran kering Tidak ada saluran0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

50.0048.75

5.447.81

38.00

Tabel 3. 14 Kondisi SPAL yang ada di Kabupaten Blitar Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

Sesuai dengan kondisi SPAL non tinja yang baik yaitu sekitar 48,75%, maka

sebanyak 39,50% saluran bersih atau hampir selalu bersih dari sampah. Kemudian

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-32

Page 33: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

sebanyak 18,31% saluran tidak bersih dari sampah, tapi air masih dapat mengalir,

2,13% saluran tidak bersih dari sampah, saluran tersumbat, dan 4,88% saluran

tidak bersih dari sampah tapi saluran kering. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar 3.23 berikut ini.

Kondisi Saluran Air0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

39.50

18.31

2.13

4.88

35.19

Ya, bersih atau hampir selalu bersih dari sampahTidak bersih dari sampah, tapi air masih dapat mengalirTidak bersih dari sampah, saluran ter-sumbatTidak bersih dari sampah, tapi saluran ker-ingTidak ada saluran

Gambar 3. 23 Kondisi Kebersihan Saluran dari Sampah Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-33

Page 34: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 24 Peta Lokasi Sanimas (MCK Plus) Kelurahan Beru Kecamatan Wlingi

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-34

Page 35: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 25 Peta Lokasi MCK Plus Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sutojayan

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-35

Page 36: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.1.5 Limbah Padat (Sampah)

Organisasi pengelola sampah di Kabupaten Blitar berada pada Dinas PU

Cipta Karya dan Tata Ruang dan Dinas Lingkungan Hidup. Bidang Persampahan

pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan

kegiatan yang bertujuan untuk mencapai masyarakat hidup sehat dan sejahtera

dalam lingkungan yang bersih dari sampah. Tatanan program yang digunakan

adalah sama dengan tatanan program pada Renstra Dep. PU (2004-2009), Renstra

SKPD, dan RPJMD. Pemograman harus mengacu pada kebijakan dan strategi

yang dituangkan dalam Renstra di pusat maupun daerah dan sesuai

dengan kebutuhan dan prioritas pengembangan daerah. Limbah-limbah

padat yang ditangani antara lain: limbah padat dari rumah tangga, pasar, jalan,

limbah padat dari Industri, perhotelan, peternakan, pertambangan, pelabuhan dan

lain-lain. Kabupaten Blitar belum memiliki master plan pengelolaan sampah.

Berdasarkan data dari Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, prosentase sumber

sampah terbanyak yaitu 75% berasal dari permukiman. Sedangkan yang lainnya

antara lain 13% berasal dari pasar, 1% pertokoan/perdagangan, 4% rumah sakit,

7% dari sampah jalan. Berikut ini merupakan data pasar skala kabupaten dan desa

di Kabupaten Blitar.

Tabel 3. 15 Data Pasar Kabupaten Blitar

No Nama Pasar Kecamatan Desa/Kel./DusunJumlah

LOSJumlah

PedagangLuas (M2)

StatusPasar

1. Pasar Wlingi Wlingi Kel. Babakan 57 625 3240 Milik Pemda2. Pasar Kesamben Kesamben Ds. Kesamben 30 150 1800 Milik Pemda3. Pasar Lodoyo Sutojayan Kel. Kalipang 27 298 1620 Milik Pemda4. Pasar Srengat Srengat Kel. Srengat 25 320 1440 Milik Pemda5. Pasar Bendorejo Ponggok Ds. Bendorejo 8 265 1500 Milik Pemda6. Pasar Talun Talun Kel. Talun 15 80 720 Milik Pemda7. Pasar Nglegok Nglegok Kel. Nglegok 14 98 360 Milik Pemda8. Pasar Kanigoro Kanigoro Kel. Kanigoro 4 135 360 Milik Pemda9. Pasar Kademangan Kademangan Kel. Kademangan 7 155 1500 Milik Pemda10.

Pasar Ngembul Binangun Ds. Ngembul 3 30 200 Milik Pemda

11.

Pasar Garum Garum Kel. Garum 6 75 840 Milik Pemda

12.

Pasar Gandusari Gandusari Ds. Gandusari 4 30 240 Milik Pemda

13.

Pasar Doko Doko Ds.Doko 2 53 120 Milik Pemda

14.

Pasar Sidorejo Ponggok Ds. Sidorejo 6 49 3240 Milik Pemda

15.

Pasar Jati Udanawu Ds. Jati 4 29 240 Milik Pemda

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-36

Page 37: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Tabel 3. 16 Data Pasar Desa Kabupaten Blitar

No Nama Pasar Kecamatan LokasiΣ.

KiosΣ.

LOS

Σ.Pedag

ang

Luas (M2)

StatusPasar

123456789

101112131415161718192021222324252627282930313233343536373839

Pasar Gambar Pasar TugurantePasar TapanPasar Sumberingin Pasar Dayu Pasar Sumberasri Pasar PenataranPasar KutukanPasar TlogoPasar Candirejo Pasar Kawedusan Pasar Ngeni Pasar Sumberboto Pasar Kaligrenjeng Pasar Sumberjati Pasar Maron Pasar Lorejo Pasar Plandirejo Pasar Suruhwadang Pasar Bululawang Pasar Ngrendeng Pasar Boro Pasar PagerwojoPasar Resabombo Pasar Selopuro Pasar Tulungrejo Pasar WatesPasar Binangun Pasar BirowoPasar NgadriPasar Panggungasri Pasar BlitarPasar Panggungrejo Pasar Bendosewu Pasar Tumpang Pasar Slumbung Pasar SemenPasar Gadungan Pasar Sukosewu

Wonodadi Ponggok UdanawuSanankulon Nglegok Nglegok Nglegok Garum Kanigoro Ponggok Ponggok Wonotirto Wonotirto WonotirtoKademanganKademanganBakungBakungKademanganBakungSelorejoSelorejoKesambenDokoSelopuroWatesWatesBinangunBinangunBinangunPanggungasriPanggungrejoPanggungrejoTalunTalunGandusariGandusariGandusariGandusari

Desa Wonodadi Desa Bendo Desa Bakung Desa Sumberingin Desa Dayu Desa Sumberasri Desa Penataran Desa Slorok Desa Tiogo Desa Candirejo Desa Kawedusan Desa Ngeni Desa Sumberboto Desa Kaligrenjeng Desa Sumberjati Desa Maron Desa Lorejo Desa Plandirejo Desa Suruhwadang Desa Bululawang Desa Ngrendeng Desa Boro Desa PagerwojoDesa Resabombo Desa Selopuro Desa Tulungrejo Desa WatesDesa Binangun Desa BirowoDesa NgadriDesa Panggungasri Desa BlitarDesa Panggungrejo Desa Bendosewu Desa Tumpang Desa Slumbung Desa SemenDesa Gadungan Desa Sukosewu

45 18 55

16 4 5

12 5 4 3

17 4 6 2 9

12 15 15 9 9 8 5

12 22 24 23 8 6 8 4 6 5 3 3 2 9

13 5

52 15 11 9

11 11 50 56 15 6 3

138 3

17 9

14 14 9 10 11 15 1826 17 20 26 8

11 9

12 11 9 8 3

14 8

32 16

210 45 25 29 59 25 95

115 40 15 12 35 16 12 26 25 35 45 20 20 25 35 2951 62 68 78 25 18 24 20 24 15 17 12 18 25 43 27

2500 3600 1200 1400 1500 4000 5100 3500 25001700 1600 3500 3500 1200 5000 3000 3750 2500 1200 180

3600 2760 40003500 3100 3500 3500 2600 1970 2500 1400 1600 3500 280 420 650 1350 1500 800

Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah DesaPemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah DesaPemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa

Kabupaten Blitar sub bidang kebersihan memiliki fasilitas antara lain

pengangkutan (truk, gerobag dorong, gerobag motor, kontainer, TPS, depo dan

transito). Pengelolaan sampah skala kabupaten dilaksanakan melalui operasi

sistem pengelolaan sampah domestik di Kabupaten Blitar dimulai dengan kegiatan

pengumpulan dari sumbernya yang diorganisir dan dilaksanakan oleh tenaga

peralatan dan dana hasil swadaya organisasi kemasyarakatan yakni RT/RW untuk

dikumpulkan di Depo yang telah disediakan oleh Pemerintah. Pemerintah Daerah

Kabupaten Blitar menyumbang peranannya di bidang operasi pengangkutan

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-37

Page 38: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

sampah domestik yang telah terkumpul di Depo menuju TPS. Demikian juga

sampah yang berasal dari pasar tradisional dikumpulkan di Depo/TPS untuk

kemudian diangkut ke TPA. Jumlah TPS yang ada di Kabupaten Blitar sebanyak 10

lokasi. Berikut untuk lebih lengkapnya mengenai lokasi TPS di Kabupaten Blitar

pada tabel 3.17. Sedangkan untuk jumlah lokasi TPA di Kabupaten Blitar sebanyak

6 lokasi, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.18.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-38

Page 39: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Tabel 3. 17 Lokasi TPS di Kabupaten Blitar

No Lokasi TPSJumla

h

WilayahDesa /

Kelurahan 

JenisKapasitas

(m3)

LuasTPS(m2)

KondisiTahun

Pembangunan

FrekuensiPengambila

nKeterangan

1. Kesamben                  

  1)Pasar Kesamben

2Desa Kesamben

Landasan 16 - 20 30Rusak Ringan

2004Tiga Hari Sekali

Satu Kontainer Rusak Ringan

  2)Terminal Kesamben

1Desa Kesamben

Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan

2004 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)

  3)SPBU Kesamben

1Desa Kesamben

Landasan 8 - 10 12Rusak Berat

2004 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)

2. Wlingi                  

  1) Pasar Wlingi 3 Pasar Wlingi Landasan 24 - 30 36Rusak Ringan

1993Tiga Hari Sekali

Satu Kontainer Rusak Ringan

  2) Gurit Babadan 1 Babadan Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan

1993Tiga Hari Sekali

Kontainer Kondisi Baik

  3)Kauman Babadan

1 Babadan Landasan 8 - 10 12Rusak Berat

1993 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)

  4)Rumah Sakit Wlingi

1 Rumah Sakit Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan

1993Tiga Hari Sekali

Kontainer Kondisi Baik

  5)Tanggung Wlingi

1 WlingiTransfer

Depo8 10

Rusak Ringan

1993Dua Kali Sehari

Transfer Depo Type II

  6) PDAM Wlingi 1Wlingi - Tangkil

Transfer Depo

13 - 15 50 Baik 1993Dua Kali Sehari

Transfer Depo Type I

  7)Pandean Tangkil

1Tangkil - Klemunan

Transfer Depo

13 - 15 50 Baik 1993Dua Kali Sehari

Transfer Depo Type I

  8) Kenongo Beru 1 BeruTransfer

Depo10 - 13 20

Rusak Ringan

1993Dua Kali Sehari

Transfer Depo Type II

  9)Rumah Sakit Wlingi

1 BeruTransfer

Depo13 - 15 32 Baik 1993

Dua Kali Sehari

Transfer Depo Type II

  10) Pasar Wlingi 1 BabadanTransfer

Depo13 - 15 100

Rusak Ringan

1993Dua Kali Sehari

Transfer Depo Type I

3. Talun                  

  1) Pasar Talun 1 Talun Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan

2004Tiga Hari Sekali

 

  2)Lapangan Talun (RPH)

1 Talun Landasan 8 - 10 12Rusak Berat

2004 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-39

Page 40: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

No Lokasi TPSJumla

h

WilayahDesa /

Kelurahan 

JenisKapasitas

(m3)

LuasTPS(m2)

KondisiTahun

Pembangunan

FrekuensiPengambila

nKeterangan

4. Garum                  

  1) Pasar Garum 1 Tawang Sari Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan

2004Dua Hari Sekali

 

5. Kanigoro                  

  1)Pasar Kanigoro

1 Kanigoro Landasan 8 - 10 12Rusak Berat

2004Dua Hari Sekali

 

6. Sutojayan                  

  1)Pasar Sutojayan

1Pasar Sutojayan

Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan

1999Dua Hari Sekali

 

  2) Kawedanan 1 Kalipang Landasan 8 - 10 12Rusak Berat

1999 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)

  3)Bendil Sutojayan

2Kalipang - Kb. Arum

Landasan 16 - 20 30Rusak Berat

1999 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)

  4)Bendil Sutojayan

1 SutojayanTransfer

Depo16 - 20 50

Rusak Ringan

1999Dua Hari Sekali

Transfer Depo Type I

7. Srengat                  

  1) Pasar Srengat 1Pasar Srengat

Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan

1999Dua Hari Sekali

 

  2)Stadion Srengat

2Srengat - Dandong

Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan

1999Dua Hari Sekali

Satu Kontainer Rusak Berat

  3) Togogan 1 Togogan Landasan 8 - 10 12Rusak Berat

1999 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)

8. Wonodadi                  

  1)Pasar Wonodadi

1 Wonodadi Landasan 8 - 10 12Rusak Berat

2001 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)

9. Halaman Pendopo 1 Pendopo Landasan 8 - 10 12 Baik  Tiga Hari Sekali

Kontainer Kondisi Baik

  Kab. Blitar             2001    10. Halama Belakang                  

  Sekretariat Pemda 1 Sekretariat Landasan 8 - 10 12 Baik 2005Tiga Hari Sekali

Kontainer Kondisi Baik

  Kab. Blitar                  Sumber: Data Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-40

Page 41: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 26 Peta Lokasi TPS Wlingi

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-41

Page 42: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 27 Peta Lokasi TPS Talun

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-42

Page 43: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 28 Peta Lokasi TPS Garum

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-43

Page 44: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 29 Peta Lokasi TPS Halaman Pendopo

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-44

Page 45: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 30 Peta Lokasi TPS Kanigoro

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-45

Page 46: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 31 Peta Lokasi TPS Srengat

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-46

Page 47: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 32 Peta Lokasi TPS Kesamben

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-47

Page 48: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 33 Peta Lokasi TPS Sutojayan

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-48

Page 49: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 34 Peta Lokasi TPS Wonodadi

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-49

Page 50: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Tabel 3. 18 Lokasi TPA di Kabupaten Blitar Tahun 2011

Deskripsi

Tempat Pengelolaan Akhir ( TPA )

TegalasriWlingi

PagerwojoKesamben

JingglongSutojayan

KendalrejoSrengat

SumberjoKademangan

KrencengNglegok

Sistem Pengolahan Sampah Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak AdaTahun mulai operasi TPA 1994 2004 2004 2004 Belum Operasi Belum DibangunSisa umur TPA 14 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun Belum Operasi Belum DibangunLuas Lahan ( ha ) 1.41 0.5 0.5 0.5 1 5.35

- Terpakai 0.77 0.14 0.14 0.14 - - - Sisa Lahan 0.64 0.36 0.36 0.36 1.00 5.35

Daya Tampung Total (m3) 10,809,700 875,000 875,000 875,000 - -Volume deposit (m3) 920,139 68,600 68,600 68,600 - -Daya Tampung sisa (m3) 9,889,561 806,400 806,400 806,400 - -Jumlah Truck yang masuk per hari

7 3 3 3 - -

Jumlah pemulung 4 1 2 4 - -Sumber: Data Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar

Tabel 3. 19 Fasilitas yang ada di TPA Kabupaten Blitar

Fasilitas yang ada di TPA

Tempat Pengolahan Akhir ( TPA )Tegalasri

WlingiPagerwojoKesamben

JingglongSutojayan

KendalrejoSrengat

AdaTidak Ada

Kondisi AdaTidak Ada

Kondisi AdaTidak Ada

Kondisi AdaTidak Ada

Kondisi

Pembuat Kompos

- Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -

Daur Ulang Plastik

- Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -

Pengolahan lindi (IPAL)

- Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -

Jembatan Timbang

- Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -

Saluran Drainase

Ada - Baik - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -

Rumah Jaga Ada - Baik - Tidak Ada - Ada - Baik Ada   BaikAlat Berat Ada - Rusak - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-50

Page 51: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Fasilitas yang ada di TPA

Tempat Pengolahan Akhir ( TPA )Tegalasri

WlingiPagerwojoKesamben

JingglongSutojayan

KendalrejoSrengat

AdaTidak Ada

Kondisi AdaTidak Ada

Kondisi AdaTidak Ada

Kondisi AdaTidak Ada

Kondisi

RinganTempat Parkir Alat Berat

Ada - Baik - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -

Terminal Dumping

Ada - Baik - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -

Lapisan Tanah Penutup

Ada - Baik - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -

Ketersediaan Tanah Penutup

Ada - Baik - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -

Pagar Keliling Ada - Baik Ada - Rusak Ada - - Ada - BaikSumur Pantau Ada - Baik - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -

Sumber: Data Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-51

Page 52: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 35 Peta Lokasi TPA Kademangan

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-52

Page 53: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 36 Peta Lokasi TPA Srengat

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-53

Page 54: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 37 Peta Lokasi TPA Kesamben

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-54

Page 55: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 38 Peta Lokasi TPA Nglegok

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-55

Page 56: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 39 Peta Lokasi TPA Sutojayan

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-56

Page 57: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 40 Peta Lokasi TPA Wlingi

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-57

Page 58: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Selain adanya sumber sampah, lokasi TPS, dan TPA maka perlu pula

adanya uoaya pewadahan sampah agar mudah dalam proses pengangkutan.

Selengkapnya mengenai pola pewadahan sampah di Kabupaten Blitar dapat dilihat

pada tabel 3.20. Selain itu, untuk melanjutkan proses selanjutan dari pewadahan,

maka diperlukan adanya sarana pengangkutan sampah. Sarana pengangkutan

sampah di Kabupaten Blitar terdiri dari gerobak dorong, sepeda motor gerobak,

amrol truck, dan dump truck. Untuk gerobak dorong dan sepeda motor gerobak

biasanya digunakan untuk mengangkut sampah yang berasal dari pasar, rumah

sakit, dan jalan. Nemun untuk data lengkap mengenai gerobak dorong dan sepeda

motor gerobak masih belum tersedia. Sedangkan untuk amrol truck dan dump truck

yang ada di Kabupaten Blitar, sudah terdapat beberapa kerusakan namun masih

dapat beroperasi. Tabel 3.20 merupakan data mengenai sarana pengangkutan

sampah.

Tabel 3. 20 Pola Pewadahan Sampah

NoSumber

KepemilikanBentuk

SifatBahan Ukuran

Terpisah Tercampur1 Permukiman Kantong, Kotak,

BakTercampur Logam, Plastik, Karet

bekas ban40 - 60 liter

Kontainer Tercampur Logam  6 - 10 m32 Perumahan Kantong, Kotak,

BakTercampur Logam, Plastik, Karet

bekas ban40 - 60 liter

3 Perdagangan Kantong, Kotak, Bak

Tercampur Logam, Plastik, Karet bekas ban

50 - 60 liter

4 Perkantoran Kotak, Silinder Tercampur Logam, Plastik 50 - 60 liter5 Industri - - - - -6 Pasar Kotak, Silinder Tercampur Logam, Plastik, Karet

bekas ban50 - 60 dan 120 -

140 literKontainer Tercampur Logam 6 - 10 m3

7 Rumah Sakit Kotak, Silinder Terpisah Logam, Plastik 50 - 60 dan 120 - 140 liter

Kontainer Tercampur Logam  6 - 10 m38 Hotel Kotak, Silinder Tercampur Logam, Plastik, Karet

bekas ban50 - 60 dan 120 -

140 liter9 Restoran Kotak, Silinder Tercampur Logam, Plastik, Karet

bekas ban50 - 60 liter

10 Jalan Kotak, Silinder Terpisah Logam, Plastik, Karet bekas ban

50 - 60 liter

11 Sekolah Kotak, Silinder Terpisah Tercampur Logam, Plastik, Karet bekas ban

50 - 60 liter

12 Lain - lain         Sumber: Data Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar

Keterangan :Pengadaan wadah sampah berupa tong sampah diupayakan oleh warga, kantor, sekolah dan pelaku usaha (industri dan perdagangan) secara swadaya.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-58

Page 59: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Tabel 3. 21 Sarana Pengangkutan Sampah

No

NomorPolisi

JenisTahun

Pengadaan

Kapasitas

Angkut( m3 )

Kondisi

FrekuensiPengangkut

an( per hari )

Keterangan

1AG 8090 PP

Amrol Truck

19938 s/d 11

m3Rusak Ringan

3Masih Operasional Setiap Hari

2AG 8106 PP

Dump Truck

19948 s/d 11

m3Rusak Ringan

3Masih Operasional Setiap Hari

3 L 9998 NCDump Truck

19948 s/d 11

m3Rusak Berat 1

Masih Operasional setiap 3 hari sekali dan STNK

             Kendaraan Habis masa berlakunya.

4AG 8012 KP

Dump Truck

1995 - Rusak Berat -Kendaraan Tidak bisa Operasional dan STNK

             Kendaraan Habis masa berlakunya.

5AG 8045 PP

Amrol Truck

19978 s/d 11

m3Rusak Ringan

3 Masih Operasional

6AG 8068 PP

Amrol Truck

19988 s/d 11

m3Rusak Ringan

3 Masih Operasional

7AG 8067 PP

Dump Truck

19988 s/d 11

m3Rusak Ringan

3Masih Operasional Setiap Hari

Sumber: Data Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar

Gambar 3. 41 Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah di Depo dan TPS

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-59

Page 60: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 42 Alat Angkut dan Proses Pembuangan Sampah di TPA

Berdasarkan hasil Survei EHRA dapat diketahui bahwa sebagian besar

masyarakat mengelola sampah rumah tangga dengan cara dibakar. Adapun

kecamatan yang memiliki prosentase paling tinggi yaitu Kecamatan Binangun

sebesar 98,75 %. Kecamatan yang memiliki prosentase terkecil yaitu Kecamatan

Wlingi sebesar 34,38 %. Masyarakat Kecamatan Wlingi mayoritas mengelola

sampah rumah tangganya dengan cara dibuang dan dikubur di lubang yaitu sebesar

52,5 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.22 dan gambar 3.43 berikut.

Tabel 3. 22 Prosentase Pengelolaan Sampah Rumah Tangga per Kecamatan di Kabupaten Blitar Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

No

Kecamatan

Pengelolaan Sampah (%)Diangkut tukang

sampah, dibuang ke

TPS

Dibuang dan

dikubur di lubang

Dibakar

Dibuang ke

sungai

Dibiarkan saja

Dibuang ke

lahan koson

g

Lainnya

1 Sutojayan 6,25 3,75 85,63 1,88 0 2,5 02 Kademang

an1,25 8,13 79,38 3,75 0,63 6,88 0

3 Talun 0 10 72,50 8,75 0 8,75 04 Garum 0,63 3,75 73,75 11,88 0 10 05 Wates 3,75 39,38 54,38 0 0 2,5 06 Wlingi 5,63 52,5 34,38 4,38 0,63 2,5 07 Doko 1,25 12,5 56,88 4,38 3,75 21,25 08 Binangun 0 0 98,75 0 0 1,25 09 Kanigoro 0,63 10,63 63,75 6,88 1,25 16,88 0

10 Selorejo 1,88 37,5 50,63 0 0 10 0

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-60

Page 61: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 43 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kabupaten Blitar Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011

Pengelolaan tersebut terkadang tidak disertai dengan pemilahan sampah

terlebih dahulu. Oleh karena itu, sampah tidak dapat diolah berdasarkan jenisnya.

Berdasarkan survey EHRA tahun 2011, mayoritas masyarakat di Kabupaten Blitar

tidak melakukan pemilahan sampah yaitu sebesar 60,06%. Sedangkan sebesar

39,94 % masyarakat melakukan kegiatan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya

seperti sampah organik, plastik, gelas atau kaca, kertas, besi/logam, dan lain-lain.

Gambar 3. 44 Praktek Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga di Kabupaten Blitar Berdasarkan Hasil Survey EHRA Tahun 2011

Dari data sekunder yang ada serta hasil survei EHRA maka beberapa

permasalahan persampahan yang dihadapi Kabupaten Blitar, antara lain:

Pengelolaan masih konsvensional

Kapasitas SDM rendah

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-61

Sutoja

yan

Kadem

anga

n

Talun

Garum

Wat

es

Wlin

gi

Doko

Binang

un

Kanigo

ro

Selore

jo0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Diangkut tukang sampah, dibuang ke TPSDibuang dan dikubur di lubangDibakarDibuang ke sungaiDibiarkan sajaDibuang ke lahan kosongLainnya

Melakukan pemilahan Tidak Melakukan Pemilahan0

10

20

30

40

50

60

70

39.9375

60.0625000000002

Page 62: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Peralatan belum memadai

Kesadaran masyarakat rendah

Belum ada inovasi untuk membuat sampah bernilai jual

3.1.6 Drainase Lingkungan

Sistem saluran drainase yang kurang memenuhi syarat merupakan salah

satu penyebab utama terjadinya banjir, selain karena faktor manusia dan alam.

Banyak sistem desain drainase permukaan yang dibangun tersebut tidak terawat

dengan baik, tidak dirawat secara berkala yang membuat saluran drainase tersebut

tidak berfungsi secara optimal. Berdasarkan data Review RPIJM Kabupaten Blitar

diketahui kondisi drainase di Kabupaten Blitar antara lain sebagai berikut:

Tingkat pelayanan sistem yang ada masih rendah dalam konteks perbandingan

antara luas yang harus dilayani dengan panjang sistem yang sudah

terbangun/terpasang.

Kapasitas saluran belum di disain menurut sistem blok kawasan yang harus

dilayani, sehingga ada beberapa saluran yang melayani suatu kawasan terlalu

luas.

Sedimentasi dan timbunan sampah menyebabkan kapasitas pengaliran saluran

berkurang, akibatnya terjadi luapan.

Genangan yang terjadi dari hasil pengamatan disebabkan oleh luapan, baik dari

jaringan tersier, sekunder maupun primer.

Sistem jaringan belum tertata menurut hirarki saluran, dimana hirarki ini akan

menentukan besarnya kapasitas pengaliran yang direncanakan. Dari hasil

pengamatan ada sistem sekunder yang dimensinya lebih kecil dari sistem

tersiernya.

Ukuran gorong–gorong yang terlalu kecil, kerusakan gorong–gorong maupun

kerusakan pada saluran merupakan salah satu penyebab terjadinya luapan dan

genangan.

Pengamatan sanitarian terhadap lingkungan rumah menemukan bahwa

sekitar 5,5% rumah tangga di Kabupaten Blitar memiliki lingkungan yang terdapat

genangan air sampai 10 m di sekitar rumahnya. Seperti dapat dibaca pada grafik di

bawah, sekitar 94,5% rumah tangga dijumpai tidak memiliki genangan air di sekitar

10 m dari rumahnya. Di sini, secara umum dapat digambarkan bahwa risiko

lingkungan akibat genangan air di lingkungan rumah tangga di Kabupaten Blitar

dapat dikategorikan rendah.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-62

Page 63: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Ada genangan Tidak ada genangan0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

5.5

94.5

Tabel 3. 23 Lokasi Genangan di Sekitar Lingkungan Rumah Berdasarkan Survei EHRA di Kabupaten Blitar Tahun 2011

Topografi Kabupaten Blitar merupakan daerah dataran rendah disamping itu

terdapat beberapa Daerah Aliran Sungai, sehingga pada saat curah hujan tinggi

desa-desa yang berada di hilir sungai menjadi terendam dan tergenang untuk

beberapa saat. Genangan umumnya terjadi karena terjadi penyempitan dan

pendangkalan sungai. Di Kabupaten Blitar terdapat beberapa wilayah yang

merupakan potensi genangan. Lokasi Potensi Genangan di Kabupaten Blitar

tersebut antara lain:

1. Kelurahan Sutojayan (Dusun Gondanglegi) Kecamatan Sutojayan

2. Kelurahan Kedungbunder Kecamatan Sutojayan

3. Kelurahan Kalipang Kecamatan Sutojayan

4. Sekitar perempatan Tawangsari Kecamatan Garum

5. Sekitar pasar Kecamatan Srengat

Sampai saat ini Kabupaten Blitar belum memiliki master plan drainase

lingkungan. Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar masih

melakukan kajian terhadap lokasi genangan yang ada di Kabupaten Blitar.

Gambar 3. 45 Peristiwa Banjir yang Terjadi di Kabupaten Blitar

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-63

Page 64: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 46 Peta Potensi Genangan di Kelurahan Kalipang

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-64

Page 65: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 47 Peta Potensi Genangan di Kelurahan Sutojayan

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-65

Page 66: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 48 Peta Potensi Genangan di Kelurahan Kedung Bunder

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-66

Page 67: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.1.7 Pencemaran Udara

Potensi pencemaran udara di Kabupaten Blitar berasal dari

perusahaan/industri yang di dalamnya terdapat kegiatan pembakaran, peleburan,

pemanasan dan lain-lain seperti industri logam, mesin, dan kimia. Selain itu,

pecemaran udara juga berasal dari pembakaran sampah dari masyarakat. Namun,

saat ini jumlah pencemaran udara di Kabupaten Blitar tidak terlalu banyak atau

masih cukup rendah.

3.1.8 Limbah Industri

Limbah Industri di Kabupaten Blitar berasal dari industri kecil formal dan non

formal. Pengelolaan limbah indusrti di Kabupaten Blitar masih belum mendapat

perhatian yang cukup baik. Sehingga diperlukan pembuatan IPAL, pembuatan TPS,

pembakaran di incinerator dan landfil (limbah padat) serta dikerjasamakan dengan

pemanfaat, pengolah dan pengumpul. Industri-industri yang ada di Kabupaten Blitar

tersebut antara lain:

Tabel 3. 24 Industri Kecil di Kabupaten BlitarNo

Jenis Industri Jumlah Unit Usaha

1 Industri kecil formal Industri hasil pertanian dan

kehutanan509

Industri aneka 84 Industri logam, mesin, dan kimia 87

2 Industri kecil non formal Industri hasil pertanian dan

kehutanan8.907

Industri aneka 1.511 Industri logam, mesin, dan kimia 171

3.1.9 Limbah Medis

Hingga saat ini Kabupaten Blitar belum memiliki Instalasi Pengelolaan Air

Limbah (IPAL) untuk yang terdapat di rumah sakit.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-67

Page 68: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.2 Pengelolaan Limbah Cair

3.2.1 Landasan Hukum/Legal Operasional

Undang-Undang Republik Indonesia

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang

Pengendalian Pencemaran Air

2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Keputusan Menteri Republik Indonesia

1 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor

35/MENLH/7/1995 Tentang Program Kali Bersih.

2 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun

2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

852/MENKED/SK/IX/2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM).

Peraturan Daerah Kabupaten Blitar

Masih belum ada peraturan daerah mengenai pengelolaan limbah cair.

Petunjuk Teknis

1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan

Perumahan.

2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara

Pengoperasian Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah

Tangga Non Kakus.

3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK

4. Petunjuk Tenis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Tenis Pembuatan

Sumur Resapan

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-68

Page 69: cacing blitar

Kepala Dinas

Sekretaris

SubbagPenyusunan program

SubbagKeuangan

SubbagUmum

Kelompok Jabatan Fungsional

BidangKebersihan dan

Pertamanan

BidangPerumahan dan

Penyehatan Lingkungan

SeksiPengelolahan Kebersihan

SeksiPertamanan

SeksiPengembangan dan

Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

SeksiPerumahan

SeksiAir Bersih

SeksiPenyehatan Lingkungan

BidangTata Ruang dan Tata

Bangunan

BidangEnergi dan Sumberdaya

Mineral

SeksiPenataan Ruang

SeksiPengelolaan Bangunan Gedung dan Bina Jasa

Konstruksi

SeksiPengawasan Bangunan

SeksiPertambangan Umum

SeksiEnergi, Migas dan Non

Migas

SeksiAir Bawah Tanah dan

Geologi

UPTD

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.2.2 Aspek Institusional

a. Struktur Unit Layanan Limbah Cair

Instansi Pemerintah Kabupaten Blitar yang menangani dan terkait dalam

pengelolaan limbah cair antara lain: Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang

Penyehatan Lingkungan serta Dinas Kesehatan Bidang Pengendalian Penyakit dan

Masalah Kesehatan. Pada dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang lebih spesifik lagi

dibawah pengawasan seksi perumahan dan seksi penyehatan lingkungan.

Sedangkan di Dinas Kesehatan dikelola oleh seksi penyehatan llingkungan.

Gambar 3. 49 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-69

Page 70: cacing blitar

Kepala Dinas

Sekretaris

SubbagPenyusunan program

SubbagKeuangan

SubbagUmum

Kelompok Jabatan Fungsional

BidangPelayanan Kesehatan

BidangPengendalian Penyakit dan

Masalah Kesehatan

SeksiKesehatan Dasar dan

Penunjang

SeksiKesehatan Rujukan

dan Khusus

SeksiPelayanan Kesehatan

Keluarga

SeksiPencegahan,

Pengamatan Penyakit, Penanggulangan

Masalah Kesehatan

SeksiPemberantasan Penyakit

SeksiPenyehatan Lingkungan

BidangPengembangan

Sumberdaya Kesehatan

BidangPengembangan dan

Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat

SeksiPerencanaan

Pendayagunaan dan Pengembangan SDM

SeksiKefarmasian dan

Perbekalan Kesehatan

SeksiPembiayaan Kesehatan

SeksiPromosi Kesehatan

SeksiGizi

SeksiInformasi dan Litbang

Kesehatan

UPTD

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 50 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

b. Tugas dan Kewenangan

Tugas dan kewenangan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang

Perumahan dan Penyehatan Lingkungan dalam hal ini adalah:

Pelaksanaan pembangunan, pengaturan, pembinaan, dan pengendalian

dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan.

Pelaksanaan pembangunan, pengaturan, pembinaan, dan pengendalian

dalam penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana air bersih

Pelaksanaan pembangunan, pengaturan, pembinaan, dan pengendalian

dalam penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana penyehatan

lingkungan permukiman.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-70

Page 71: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Pelaksanaan pembinaan dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat

bidang perumahan dan penyehatan lingkungan.

Sedangkan untuk tugas dan wewenang seksi penyehatan lingkungan

adalah:

Mengumpulkan, mengelola data dalam rangka pengaturan, pembinaan, dan

pengendalian penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana

drainase kawasan, air bersih, dan persampahan.

Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan pengawasan pembangunan sarana

dan prasarana drainase kawasan, air limbah, dan persampahan.

Melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam rangka penyelenggaraan

pembangunan sarana dan prasarana drainase kawasan, air limbah, dan

persampahan.

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Perumahan dan Penyehatan Lingkungan.

Tugas dan kewenangan Dinas Kesehatan Bidang Pengendalian Penyakit

dan Masalah Kesehatan dalam hal ini adalah:

Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan pengendalian

pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan,

kesehatan matra dan penyehatan lingkungan.

Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur

tetap program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah

kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan.

Penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini terhadap penyebaran penyakit

dan faktor resiko yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah

dan bencana.

Penilaian cepat kesehatan (rapid health assessment) dan melakukan tindakan

darurat di bidang pencegahan pemberantasan penyakit, masalah kesehatan,

dan penyehatan lingkungan.

Pelaksanaan pemantauan, pembinaan, dan pengendalian program

pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan,

kesehatan matra, dan penyehatan lingkungan.

Pelaksanaan fasilitasi program pencegahan, pengamatan, pemberantasan

penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra, dan penyehatan lingkungan.

Pelaksanaan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi

profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, dan pihak swasta

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-71

Page 72: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah

kesehatan, kesehatan matra, dan penyehatan lingkungan.

Pelaksanaan evaluasi program pencegahan, pengamatan, pemberantasan

penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra, dan penyehatan lingkungan.

Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

Sedangkan untuk tugas dan wewenang Seksi Penyehatan Lingkungan

Menyiapkan bahan perencanaan program penyehatan makanan dan

minuman, air, kualitas lingkungan, perumahan, kawasan, dan pengamanan

llimbah.

Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk

teknis serta prosedur tetap pelayanan program penyehatan makanan

minuman, air, kuallitas lingkungan, perumahan, kawasan, dan pengamatan

limbah.

Melakukan penilaian cepat kesehatan (rapid health assessment) dan

melakukan tindakan darurat di bidang penyehatan lingkungan.

Menyiapkan bahan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan program

penyehatan makanan minuman, air, kualitas lingkungan, perumahan,

kawasan, dan pengamanan limbah.

Melaksanakan fasilitas program penyehatan makanan minuman, air, kualitas

lingkungan, perumahan, kawasan, dan penanganan limbah.

c. Tugas dan Kewenangan pihak swasta dan masyarakat

Tugas dan kewenangan pihak swasta dan masyarakat:

Pihak swasta mempunyai andil untuk mendukung upaya pemerintah dalam

pengelolaan limbah cair dan mengurangi resiko pencemaran air tanah.

Pihak swasta wajib mempunyai sarana pengelolaan limbah cair.

d. Harga/tarif layanan

Pemerintah Kabupaten Blitar belum mempunyai peraturan perundangan

yang dapat mendukung pelaksanaan pengelolaan limbah cair domestik,

sehingga belum ada tarif khusus untuk pengelolaan llimbah cair domestik.

3.2.3 Cakupan Pelayanan

Cakupan pengelolaan limbah cair di Kabupaten Blitar berdasarkan data dari

Dinas Kesehatan dapat digambarkan sebagai berikut: hingga tahun 2010 di

Kabupaten Blitar telah ada sebanyak 216.124 unit jamban keluarga (63%) dan yang

memiliki SPAL sebanyak 161.089 unit atau 50% dari yang diperiksa yang dibangun

oleh masyarakat sendiri ataupun dari bantuan Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-72

Page 73: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

melalui Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang serta Dinas Kesehatan (seperti yang

terlihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.3).

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-73

Page 74: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 51 Peta Cakupan Pelayanan Jamban

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-74

Page 75: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 52 Peta Cakupan Pelayanan SPAL

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-75

Page 76: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Berdasarkan hasil survei EHRA dapat dilihat bahwa responden yang

menggunakan jamban dengan tangki septik sebesar 36,31 %, 35,06%

cubluk/lubang tanah, 1% langsung ke saluran drainase, 8,25% ke

sungai/danau/pantai/laut, 1,94% dibuang ke kolam/sawah, 0,88% ke kebun/tanah

lapang, dan lainnya. Berikut lebih jelasnya.

Tangki Septik Cubluk/Lubang tanah

Langsung ke Saluran

Drainase

Sungai/danau/

pantai/laut

Kolam/sawah Kebun/tanah lapang

Lainnya Tidak Tahu0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00 36.3135.06

1.00

8.25

1.940.88 0.25

16.31

Gambar 3. 53 Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

Melalui dana APBD Pemerintah Daerah juga membangun MCK Plus

(Sanimas) di 19 lokasi pada tahun 2006 sampai tahun 2011. Selain itu, juga

terdapat bantuan dari DPU Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Jawa Timur

berupa MCK 2 unit di Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sutojayan Tahun 2011.

Tabel 3. 25 Lokasi dan Biaya Pembangunan Sanimas Kabupaten Blitar Tahun 2006 s/d 2011

No

Tahun Lokasi/layanan Sistem bangunan Biaya (Rp)

1 2006 Ling. Beru RT:1&2 RW:1 Kel. Beru, Kec. WlingiDigunakan 103 KK/ 274 jiwa

Sistem Komunal + MCK(Pemipaan + MCK)

306.329.408,9

2 2007 Ling.Jln. Mastrip Rt: 2&4Kel. Wiingi, Kec. WlingiDigunakan 88 KK/428 jiwa

Sistem Komunal(Pemipaan)

358.000.000

3 2008 Ponpes Karang Aji Kerjen Ds.Kerjen, Kec. Srengat Digunakan 325 jiwa

Sistem Pemipaan + MCK + Biodegester

246.996.228

4 2008 Ponpes Nasyrul Ulum PutriDs.Modangan, Kec.NglegokDigunakan 340 jiwa

Sistem MCK + Biodegester 253.603.449

5 2008 Ponpes MantenanDs. Mantenan, Kec.UdanawuDigunakan 340 jiwa

Sistem MCK + Biodegester 252.578.176

6 2008 Ling. Kampong Baru. Kel. BeruKec. WlingiDigunakan 78 KK/408 jiwa

Sistem MCK + Air + Biodegester

388.000.000

7 2008 Ling. Pasar Gambar, Ds.Wonodadi,Kec. Wonodadi Digunakan 500 jiwa

Sistem MCK + saluran Drainase + Depo sampah

388.000.000

8 2009 Ponpes APIS Gondang Sistem Komunal + MCK 343.539.765

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-76

Page 77: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

No

Tahun Lokasi/layanan Sistem bangunan Biaya (Rp)

Ds. Gondang, Kec. GandusariDigunakan 400 jiwa

Biodegester

9 2009 Ponpes. Sirujut TholibinDs. Bacem, Kec. SutojayanDigunakan 340 jiwa

Sistem MCK + Biodegester 275.000.000

10 2009 Ponpes. Mamba’us Sholihin 2Ds. Maliran, Kec. SanankulonDigunakan 340 jiwa

Sistem MCK 275.000.000

11 2009 Ponpes. Al KautsarKel. Srengat, Kec. SrengatDigunakan 340 jiwa

Sistem MCK + Biodegester 300.000.000

12 2009 Ling. Kanpong TengahDs. Kesamben, Kec. KesambenDigunakan 58 KK/ 350 jiwa

Sistem Komunal 340.902.365

Tabel 3. 26 Lokasi Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) Kabupaten Blitar Tahun 2010

No Tahun Lokasi/layanan Sistem bangunan Biaya (Rp)1 2010 Ponpes. Al Falah

Ds. Jeblok, Kec. TalunDigunakan 300 jiwa

Sistem MCK + Pemipaan+ Biodegester

275.000.000

2 2010 Ponpes. Darur RojaDs. Selokajang, Kec. SrengatDigunakan 400 jiwa

Sistem MCK + Pemipaan+ Biodegester

275.000.000

3 2010 Ponpes Al KamalDs. Kunir, Kec. WonodadiDigunakan 520 jiwa

Sistem Pemipaan + MCK + Biodegester

418.330.000

Layanan Pengelolaan Air Limbah domestik saat ini baru dilayani oleh pihak

penyedia jasa sedot tinja sebanyak 2 perusahaan. Salah satu perusahaan sedot

tinja tersebut berada di Kota Blitar namun belum ada data yang jelas mengenai

penyedia layanan ini karena layanannya sendiri meliputi area Kota maupun

Kabupaten Blitar.

3.2.4 Aspek Teknis dan Teknologi

Penanganan limbah cair di Kabupaten Blitar lebih pada pemanfaatan sistem

setempat (on site system) yaitu black water dan grey water yang dihasilkan

langsung dibuang ke sungai, lahan terbuka serta ada yang dibuang ke septik tank

kemudian ke drainase lingkungan. Sistem pembuangan air limbah seharusnya

dipisahkan dengan sistem pembuangan air hujan, namun di Kabupaten Blitar masih

sering dijumpai limbah dari rumah tangga dibuang ke dalam sistem pembuangan air

hujan yang dapat mengakibatkan polusi/pencemaran lingkungan. Prasarana

pembuangan air limbah yang ada di Kabupaten Blitar antara lain:

a. Jamban Keluarga

Pembangunan prasarana jamban keluarga diupayakan oleh masyarakat

sendiri dan sebagian merupakan sumbangan dari Pemda Kabupaten Blitar melalui

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-77

Page 78: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

berbagai sumber pendanaan baik dari APBD Propinsi Jawa Timur melalui Dinas PU

Cipta Karya dan Tata Ruang Jawa Timur, dana DAK dan pendamping dari Dinas

PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar. Dari dana tersebut dibangun 2

unit MCK di Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sutojayan pada tahun 2011 dan 19 unit

sanimas atau MCK Plus dari tahun 2006 hingga 2011. Pengelolaan jamban

keluarga menjadi tanggung jawab penduduk yang memakainya. Sistem pengolahan

air limbah umumnya pengolahan setempat (on-site system) baik secara individual

(jamban keluarga) maupun komunal (MCK) dengan fasilitas dan pelayanan dari satu

atau beberapa bangunan, yang pengelolaannya diselesaikan secara setempat atau

di lokasi sumber, seperti: cubluk, tangki septik (septic tank) dan paket pengolahan

skala kecil.

Gambar 3. 54 Sanimas dan MCK Umum yang Dibangun Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar

b. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) merupakan perlengkapan

pengelolaan air limbah bisa berupa pipa ataupun lainnya yang dipergunakan untuk

membantu air buangan dari sumbernya sampai ke tempat pengelolaan atau ke

tempat pembuangan. SPAL tersebut digunakan untuk menampung dan

menyalurkan air limbah dari dapur, kamar mandi, jamban dan atau septik tank yang

berfungsi sebagai wadah pengumpul dengan sebuah pipa pembuangan atau

sebagai tabung pengolahan yang berhubungan langsung dengan tanah. Kondisi

SPAL yang ada di Kabupaten Blitar pada umumnya masih bersatu dengan

pembuangan air hujan.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-78

Page 79: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 55 Diagram Alur Limbah Cair Berdasarkan Survei EHRA

Berdasarkan hasil Survei EHRA diketahui sebanyak 31,58% tangki septik

dibangun pada waktu 1-5 tahun yang lalu. Gambar berikut ini lebih jelasnya

mengenai lama dibangunnya tangki septik.

0-12 bulan yang lalu 1-5 tahun yang lalu Lebih dari 5-10 tahun Lebih dari 10 tahun yang lalu

Tidak Tahu0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

10.37

31.58

22.97

28.07

7.02

Gambar 3. 56 Lama Tangki Septik Dibangun Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011

Dari survei EHRA yang telah dilakukan pula dapat diketahui waktu

dikosongkannya tangki septik. Berdasarkan survei EHRA tersebut, sebagian besar

keluargan atau 77,35% tangki septik tidak pernah dikosongkan. Hanya sekitar

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-79

Black Water:- Tinja - Urine- Air pembersih- Air Penggelontor- Kertas pembersih

Grey Water:- Air cucian dari dapur- Air untuk mandi- Air cucian pakaian

59,95%

6,35%

Pembuangan air cucian

Cubluk

36,31%

Page 80: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

7,97% keluarga yang mengosongkan tangki septik pada waktu 0-12 bulan yang lalu

dan 4,78% pada 1-5 tahun yang lalu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut.

0-12 bulan yang lalu

1-5 tahun yang lalu Lebih dari 5-10 tahun

Lebih dari 10 tahun yang lalu

Tidak pernah Tidak Tahu0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

7.974.78

1.75 0.80

77.35

7.34

Gambar 3. 57 Waktu Tangki Septik Dikosongkan Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

Berdasarkan hasil Survei EHRA mengenai waktu dibangun dan

pengosongan tangki septik, maka dapat digolongkan kondisi jamban keluarga di

Kabupaten Blitar ke dalam suspect aman dan tidak aman. Kriteria suspek aman

adalah sebagai berikut:

1. Tangki septik dibangun kurang dari lima tahun lalu

2. Tangki septik dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah

dikuras/dikosongkan kurang dari lima tahun lalu.

Sedangkan untuk kriteria suspect tidak aman adalah:

1. Tangki septik dibangun lebih dari lima tahun lalu dan tidak pernah dikuras

2. Tangki septik dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah dikuras lebih dari

lima tahun lalu

Kondisi keluarga yang menggunakan jamban berdasarkan Survei EHRA

dengan suspect aman sekitar 41,95%, dan sebanyak 51,04% dengan suspeck tidak

aman. Artinya walaupun telah menggunakan jamban septik tetapi secara kualitas

belum menjamin kondisinya aman atau tidak mencemari lingkungan. Ada sekitar

7,02 % tidak dapat diketahui karena mayarakat tidak tahu berapa tahun dibangun

dan dikosongkanya tangki septik.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-80

Page 81: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Aman Tidak Aman Tidak Dapat Dispesifikasikan0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

41.95

51.04

7.02

Gambar 3. 58 Prosentase Keluarga yang Menggunakan Tangki Septik Suspeck Aman dan Tidak Aman di Kabupaten Blitar pada Lokasi Survei EHRA Tahun 2011

Jika dilihat lebih lanjut ke tiap kecamatan, dapat diketahui kecamatan yang

menggunakan jamban dengan suspect aman tertinggi yaitu Kecamatan Wlingi.

Sedangkan untuk kecamatan yang menggunakan jamban dengan suspect aman

terendah yaitu Kecamatan Selorejo. Kecamatan yang menggunakan jamban

dengan suspect tidak aman tertinggi yaitu Kecamatan Doko. Gambar berikut ini

lebih jelasnya mengenai jamban dengan suspect aman dan tidak aman di tiap

kecamatan berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

Sutojayan Kademangan Talun Garum Wates Wlingi Doko Binangun Kanigoro Selorejo0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

33.87

25.26

36.1432.26

80.3685.71

29.41

58.97

39.29

20.00

66.1362.11 60.24

50.54

19.64

9.52

67.65

30.77

57.14

0.000.00

12.63

3.61

17.20

0.004.76 2.94

10.263.57

80.00

Aman Tidak Aman Tidak Dapat Dispesifikasikan

Gambar 3. 59 Kondisi Tangki Septik per Kecamatan di Kabupaten Blitar Pada Lokasi Survei EHRA Tahun 2011

Selain cemaran akibat tangki septik yang tidak aman, resiko lingkungan juga

dapat meningkat akibat pembuangan isi tinja yang tidak tepat, seperti membuang

kotoran ke sungai atau lahan di rumah yang tidak diolah lebih lanjut. Perlu adanya

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-81

Page 82: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

layanan khusus untuk membersihkan tinja agar resiko kebersihan dan kesehatan

lingkungan dapat meningkat. Dari hasil Survei EHRA dapat diketahui masih banyak

masyarakat yaitu sebesar 76,45% yang tidak mengetahui pengosongan tangki

septiknya. Hanya sekitar 13,87 keluarga yang menggunakan layanan sedot tinja.

Sementara, proporsi yang menyuruh tukang untuk melakukannya hanya 8,06% dan

bersih karena banjir sebesar 1,61%.

Layanan sedot tinja Membayar tukang Bersih karena banjir Tidak tahu0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

13.87

8.06

1.61

76.45

Gambar 3. 60 Praktek Pembuangan Isi Tangki Septik Pada Lokasi EHRA Tahun 2011

Sementara itu kondisi keluarga yang memiliki balita, rata-rata masih buang

air besar di lantai, kebun, jalan, selokan/got, dan sungai. Berdasarkan Survei EHRA

tersebut diketahui sebanyak 21,39% keluarga yang mempunyai balita masih sangat

sering dan 32% kadang-kadang buang air besar lantai, kebun, jalan, selokan/got,

dan sungai. Sedangkan sebanyak 43,65% keluarga sudah tidak biasa jika balitanya

buang air besar di lantai, kebun, jalan, selokan/got, dan sungai.

Ya, sangat sering Ya, kadang-kadang Tidak, tidak biasa Tidak tahu0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

21.39

32.00

43.65

2.96

Gambar 3. 61 Prosentase Balita yang Masih BAB di Lantai, Kebun, Jalan, Selokan/Got, dan Sungai

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-82

Page 83: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Selain itu, terdapat pula balita yang memakai pampers dan masih banyak

pula yang membuang bekas pampers tersebut di sungai/pantai/selokan/got. Dari

Survei EHRA, dapat diketahui sebesar 27,37% keluarga yang membuang bekas

pampers di sungai/pantai/selokan/got dan hanya 13,15% yang membuang di tempat

sampah. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

WC/Jamban Tempat sampah Kebun/pekarangan Sungai/pantai/

selokan/got

Lainnya Tidak tahu0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

21.34

13.15

9.27

27.37

21.34

7.54

Gambar 3. 62 Tempat Membuang Bekas Pampers Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011

Berdasarkan Hasil Survei EHRA diketahui pula perilaku keluarga yang

memiliki balita jika balita tersebut telah buang air besar. Diketahui sebesar 48,04%

keluarga sudah cukup baik telah mencebokkan dengan air dan sabun pada balita

setelah buang air besar dan sebesar 45,36% mencebokkan hanya dengan air.

Ya, dengan air Ya, dengan air dan sabun

Ya, dengan tisu Ya, dengan lainnya Tidak Tidak tahu0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

50.00 45.3648.04

2.891.03 1.03 1.65

Gambar 3. 63 Prosentase Anak Dicebokkan Setelah Buang Air Besar Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-83

Page 84: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.2.5 Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam Penanganan Limbah Cair

Peran serta masyarakat dan gender dalam penanganan limbah cair di

Kabupaten Blitar dalam pengolahan air limbah, antara lain:

Masyarakat yang sudah sadar untuk penanganan limbah cair dengan adanya

kerjasama dan bantuan dari pemerintah dapat dilakukan upaya pemenuhan

kebutuhan sarana dan prasarana penanganan limbah cair tersebut. Program

sanimas (MCK plus) sebanyak 19 unit dari tahun 2006 hingga 2011 berhasil

dibangun dengan adanya bantuan dana dari pemerintah dan tenaga yang

berasal dari masyarakat. Pengelolaan jamban keluarga menjadi tanggung jawab

penduduk yang memakainya. Berdasarkan hasil Survei EHRA (gambar 3.60)

hanya sekitar 13,87% masyarakat yang memanggil jasa sedot WC dan 8,06%

membayar tukang, sedangkan sebanyak 76,45% masih tidak tahu atau belum

membersihkan. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya

membersihkan tangki septik tersebut mengakibatkan lingkungan menjadi tidak

sehat. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya

membersihkan tangki septik.

Masyarakat yang belum sadar dan mayoritas belum mampu secara financial

sangat sulit untuk penanganan limbah cair di lingkungannya hal ini keterbatasan

akan kesadaran dan biaya yang harus dikeluarkan. Masih adanya praktek

masyarakat yang membuang tinja di sembarang tempat seperti di saluran

drainase, sungai/danau/pantai/laut, kolam/sawah, kebun/tanah lapang.

Secara keseluruhan peran serta masyarakat dan gender dalam penanganan

limbah cair di Kabupaten Blitar dalam pengolahan air limbah masih belum

maksimal, masih mengandalkan kegiatan atau proyek dari Pemerintah

Kabupaten Blitar, baik penyediaan sarana prasarana maupun perawatannya.

Belum ada data yang menampilkan jumlah layanan sedot tinja baik yang ada di

Kota maupun Kabupaten Blitar. Tetapi berdasarkan wawancara yang telah

dilakukan ada sekitar 2 layanan sedot WC yang beroperasi baik di Kota maupun

Kabupaten Blitar.

3.2.6 Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi adalah persepsi dari sebagian masyarakat

bahwa sarana sanitasi air limbah belum menjadi kebutuhan yang mendesak. Masih

adanya masyarakat Kabupaten

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-84

Page 85: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Blitar lebih mudah membuang limbahnya ke saluran/sungai, halaman atau karena

keterbatasan ekonominya belum mampu menyediakan sarana sanitasi sendiri.

Permasalahan air limbah rumah tangga di Kabupaten Blitar secara rinci adalah

sebagai berikut:

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan

hidup sehat. Pemahaman masyarakat mengenai keterkaitan antar

kependudukan dan lingkungan hidup belum memadai, sementara berbagai

kearifan tradisional yang berorientasi untuk menjaga keseimbangan ekosistem

sudah lama ditinggalkan karena faktor ekonomi, teknologi dan lain-lain.

Masyarakat dari kalangan kurang mampu sering beralasan tidak memiliki biaya

untuk membuat jamban.

Meskipun masyarakat mampu dari segi financial namun masih banyaknya

pendapat atau budaya mengenai hubungan sosial dapat terjalin jika melakukan

kegiatan mandi, cuci, kakus di sungai.

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pengosongan tangki

septik jika lebih dari dari 5 tahun.

Terbatasnya sarana infrastruktur pengelolaan air limbah rumah tangga, di

beberapa wilayah banyak dijumpai sarana pembuangan air limbah tidak tertata

atau dikelola dengan benar.

Belum adanya sarana IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja)

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-85

Page 86: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.3 Pengelolaan Persampahan (Limbah Padat)

3.3.1 Landasan Hukum/Legal Operasional

Undang-Undang Republik Indonesia

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang

Pengelolaan Sampah

Petunjuk Teknis

1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi

Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur

Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem

Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah.

2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan

Sampah Organik Skala Lingkungan.

3.3.2 Aspek Institusional

a. Struktur Unit Layanan Persampahan

Instansi Pemerintah Kabupaten Blitar yang menangani dan terkait dalam

pengelolaan sampah (limbah padat) antara lain: Dinas PU Cipta Karya dan Tata

Ruang Kabupaten Blitar Bidang Kebersihan dan Pertamanan terdiri dari Seksi

Pengelolaan Kebersihan, Seksi Pertamanan, dan Seksi Pengembangan dan

Pemeliharaan sarana prasarana. Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup juga

menangani pengelolaan sampah (limbah padat) terdiri dari Seksi Pengendalian

Kerusakan dan Pencemaran, Seksi Pemulihan dan Pelestarian, dan Seksi Analisis

Dampak Lingkungan.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-86

Page 87: cacing blitar

Kepala Dinas

Sekretaris

SubbagPenyusunan program

SubbagKeuangan

SubbagUmum

Kelompok Jabatan Fungsional

BidangKebersihan dan

Pertamanan

BidangPerumahan dan

Penyehatan Lingkungan

SeksiPengelolahan Kebersihan

SeksiPertamanan

SeksiPengembangan dan

Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

SeksiPerumahan

SeksiAir Bersih

SeksiPenyehatan Lingkungan

BidangTata Ruang dan Tata

Bangunan

BidangEnergi dan

Sumberdaya Mineral

SeksiPenataan Ruang

SeksiPengelolaan Bangunan Gedung dan Bina Jasa

Konstruksi

SeksiPengawasan Bangunan

SeksiPertambangan Umum

SeksiEnergi, Migas dan Non

Migas

SeksiAir Bawah Tanah dan

Geologi

UPTD

Kepala

Sub Bidang Tata Usaha

SeksiAnalisis Dampak

Lingkungan

SeksiPengendalian Kerusakan

dan Pencemaran

SeksiPemulihan & Pelestarian

Kelompok Jabatan Fungsional

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 64 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang

Gambar 3. 65 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-87

Page 88: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

b. Tugas dan Kewenangan

Tugas dan kewenangan Dinas PU Bidang Kebersihan dan Pertamanan

dalam hal ini adalah:

Pelaksanaan pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, serta pemusnahan

sampah

Pelaksanaan dan pembangunan sarana dan prasarana, tempat-tempat

pembuangan penimbunan, pemusnahan, dan pemanfaatan sampah

Perencanaan dan pengadaan peralatan kebersihan dan peralatan-peralatan

konstruksi serta alat-alat besar bagi pembangunan kebersihan kota

Pengaturan dan penyelenggaraan kebersihan kota dan pencegahan

pencemaran lingkungan termasuk pengangkutan sampah dan lain-lain

Pembinaan pemberian pedoman dan penyuluhan kepada masyarakat untuk

berpartisipasi dan melaksanakan usaha kebersihan kota dan pencegahannya

Tugas dan wewenang Dinas Lingkungan Hidup dalam hal ini adalah :

Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup

Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

lingkungan hidup

Penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan tugas

di bidang lingkungan hidup

c. Tugas dan Kewenangan pihak swasta dan masyarakat

Pihak swasta berperan serta dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten

Blitar

d. Harga/Tarif

Pengelolaan persampahan belum dilakukan secara terencana dengan baik

dan belum diatur secara khusus di dalam peraturan perundangan yang ada

sehingga Pemda belum menetapkan harga tarif layanan.

3.3.3 Cakupan Pelayanan

Berdasarkan data rekapitulasi penanganan sampah di Kabupaten Blitar,

jumlah timbulan sampah pada tahun 2010 sebanyak 510.538 m3/hari. Jumlah

timbulan sampah satu minggu sebanyak 3,573.764 m3. Jumlah timbulan sampah

satu bulan sebanyak 15,316.131 m3 Adapun sampah yang tertangani sebanyak

156.529 m3/hari atau 30,61 % dan yang tidak tertangani sebanyak 354.279 m3/hari

atau 69,39 %. Mayoritas seluruh kecamatan di Kabupaten Blitar, sampahnya

tertangani oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-88

Page 89: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Kebersihan dan Pertamanan. Namun, terdapat 5 kecamatan yang belum tertangani

yaitu Kecamatan Ponggok, Kecamatan Nglegok, Kecamatan Selopuro, Kecamatan

Kademangan, dan Kecamatan Wonodadi. Kecamatan yang memiliki prosentase

sampah tertangani paling tinggi terdapat di Kecamatan Wlingi sebesar 77,50%.

Tabel 3. 27 Rekapitulasi Penanganan Sampah Kota di Wilayah Kabupaten Blitar Tahun 2010 oleh Bidang Kebersihan dan Pertamanan

No Wilayah / kota

Timbulan sampah kota

Seluruhnya(m3)

YangTertangani

(m3)

Prosentase(%)

Yang belumTertangani

(m3)

Prosentase(%)

1 Wlingi 103.093 79.902 77.50 23.191 22.502 Sutojayan 55.974 18.819 33.62 37.155 66.383 Srengat 48.127 21.117 43.88 27.010 56.124 Ponggok 91.367 - - 91.367 100.005 Garum 41.012 10.283 25.07 30.730 74.936 Nglegok 40.107 - - 40.107 100.007 Kesamben 25.806 8.894 34.46 16.912 65.548 Selopuro 21.627 - - 21.627 100.009 Talun 20.476 7.543 36.84 12.932 63.16

10 Kanigoro 18.302 9.700 53.00 8.601 47.0011 Kademangan 24.351 - - 24.351 100.0012 Wonodadi 20.296 - - 20.296 100.00  Total 510.538 156.259 30.61 354.279 69.39

Keterangan :

a) Jumlah Timbulan Sampah Kota dalam Satu Hari : 510.538 m3

b) Jumlah Timbulan Sampah Kota dalam Satu Minggu : 3,573.764 m3

c) Jumlah Timbulan Sampah Kota dalam Satu Bulan : 15,316.131 m3

Sumber-sumber sampah di Kabupaten Blitar antara lain berasal dari:

1. Sampah Permukiman

Sampah ini berasal dari rumah tangga perkampungan maupun permukiman jalan

protokol. Sampah ini berasal dari aktivitas dapur, sampah pohon di halaman

maupun kegiatan rumah tangga lain. Pewadahan yang digunakan pada sampah

ini dalam bentuk kantong, kotak, dan bak dengan ukuran 40-60 lliter. Pewadahan

lain yang digunakan yaitu container dengan ukuran 6-10 m3.

2. Sampah Perumahan

Sampah ini berasal dari perumahan formal dengan pewadahan berupa kantong,

kotak, dan bak. Ukuran wadah tersebut yaitu 40-60 liter.

3. Sampah Perdagangan

Sampah perdagangan yaitu sampah yang berasal dari daerah perdagangan

seperti; toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan, seperti kardus,

pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah makanan dan

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-89

Page 90: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

restoran. Pewadahan yang digunakan pada sampah ini yaitu berupa kantong,

kotak, dan bak dengan ukuran 50-60 liter.

4. Sampah Perkantoran, merupakan sampah yang berasal dari kantor-kantor di

lingkup Kabupaten Blitar. Pewadahan yang digunakan yaitu berupa kotak,

selinder dengan ukuran 50-60 liter.

5. Sampah Pasar Tradisional, Merupakan sampah dari kegiatan pasar, baik sisa

bahan pembungkus maupun sisa bahan-bahan yang diperjualbelikan yang tidak

dapat dimanfaatkan lagi. Kebanyakan merupakan sisa sayur-mayur dan buah-

buahan. Pewadahan yang digunakan berupa kotak, silinder dengan ukuran 50-

60 liter dan 120-140 liter. Serta container dengan ukuran 6-10 m3.

6. Sampah Rumah Sakit, Merupakan sampah yang berasal dari aktifitas rumah

sakit baik ternasuk sampah yang berasal dari kegiatan laboratorium. Biasanya

sampah yang dibuang di TPA adalah sampah jenis non B3. Jenis pewadahan

yang digunakan yaitu kotak, silinder denngan ukuran 50-60 liter dan 120-140

liter, serta container dengan ukuran 6-10 m3

7. Sampah Hotel dan Penginapan, Sumber sampah ini berasal dari semua kegiatan

hotel atau penginapan. Sampah yang dihasilkan biasanya berupa sampah

kertas, makanan, sampah dapur dan lain-lain.

8. Sampah Jalan, Merupakan sampah yang berasal dari pejalan kaki, pengendara

kendaraan maupun berasal dari pengguna jalan yang lain. Sampah jalan

ditangani oleh penyapu jalan baik dalam pengumpulan maupun pengangkutan.

3.3.4 Aspek Teknis dan Teknologi

a. Kegiatan Pengurangan Timbulan Sampah pada Sumbernya

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan jumlah KK yang sudah memiliki

tempat sampah di Kabupaten Blitar sebanyak 74,46 %. Selengkapnya jumlah KK

yang memiliki tempat sampah per kecamatan pada tahun 2010 di Kabupaten Blitar

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. 28 Jumlah Keluarga dengan Kepemilikan Tempat Sampah Per Kecamatan di Kabupaten Blitar Tahun 2010

No

Kecamatan PuskesmasJumlah

KK

Tempat SampahDiperiks

aMemiliki Sehat % Memiliki % Sehat

1 Bakung Bakung 8.434 5.671 5.671 5.671 63,79 100,002 Wonotirto Wonotirto 11.934 7.103 7.103 7.103 55,43 100,003 Panggungrejo Margomulyo 14.957 7.910 7.910 7.910 75,23 100,004 Wates Wates 8.773 3.761 3.761 3.761 36,77 100,005 Binangun Binangun 13.101 6.719 6.719 6.719 64,51 100,006 Sutojayan Sutojayan 14.396 12.942 12.942 12.942 93,90 100,007 Kademangan Kademangan 20.951 15.849 15.849 15.849 73,34 100,00

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-90

Page 91: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

No

Kecamatan PuskesmasJumlah

KK

Tempat SampahDiperiks

aMemiliki Sehat % Memiliki % Sehat

8 Kanigoro Kanigoro 19.029 18.383 18.383 18.383 91,68 100,009 Talun Talun 17.228 13.910 13.910 13.910 84,45 100,00

10 Selopuro Selopuro 12.325 10.822 10.822 10.822 96,82 100,0011 Kesamben Kesamben 15.069 12.092 12.092 12.092 81,15 100,0012 Selorejo Boro 11.746 8.109 8.109 8.109 60,88 100,0013 Doko Doko 12.966 8.190 8.190 8.190 71,63 100,0014 Wlingi Wlingi 16.079 11.629 11.629 11.629 92,66 100,0015 Gandusari Gandusari 20.765 5.402 5.402 5.402 52,82 100,00

- Slumbung 3.810 3.810 3.810 60,77 100,0016 Garum Garum 18.769 14.940 14.940 14.940 143,23 100,0017 Nglegok Nglegok 20.439 17.541 17.541 17.541 81,22 100,0018 Sanankulon Sanankulon 14.318 11.089 11.089 11.089 83,75 100,0019 Ponggok Ponggok 26.708 13.940 13.940 13.940 80,36 100,00

- Bacem 4.197 4.197 4.197 41,14 100,0020 Srengat Srengat 18.932 9.450 9.450 9.450 47,37 100,0021 Wonodadi Wonodadi 13.282 10.833 10.833 10.833 68,32 100,0022 Udanawu Udanawu 11.851 5.619 5.619 5.619 61,57 100,00Kabupaten Blitar 342.052 239.911 239.911 239.911 74,46 100,00

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2010

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-91

Page 92: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 66 Peta Cakupan Tempat Sampah

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-92

Page 93: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Kondisi 3R

Kondisi 3R (Reduce-Reuse-Recycle) di Kabupaten Blitar masih belum

diterapkan secara maksimal. Masyarakat belum memiliki pengetahuan dalam usaha

pengurangan dan pemanfaatan sampah. Berdasarkan survei EHRA hanya 5% atau

80 rumah tangga yang mengolah sampah organik menjadi pupuk tanaman. Hal ini

karena kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat mengenai cara pemanfaatan

kembali dan pengurangan sampah, sehingga hampir 100% limbah padat rumah

tangga akan terbuang ke TPS. Selain itu, kondisi sarana dan prasarana

persampahan yang tidak memadai, sehingga menjadi hambatan dalam pengelolaan

sampah di Kabupaten Blitar. Pengurangan sampah dapat dilakukan dengan cara :

1. Pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos, sehingga memiliki manfaat

dan nilai jual.

2. Pengolahan sampah an organik menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai

ekonomi.

Pengelolaan sampah skala kabupaten

Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang masih menangani sampah sekitar 30,

61 % atau 156,259 m3/hari, sedangkan sisanya yaitu sebesar 69,39 % atau 354,279

m3/hari tidak tertangani. Wilayah cakupan antara lain Kecamatan Wlingi, Sutojayan,

Srengat, Ponggok, Garum, Nglegok,Kesamben, Selopuro, Talun, Kanigoro,

Kademangan, dan Wonodadi. Dari sumber-sumber pesampahan tersebut oleh

petugas kebersihan diangkut ke TPS untuk kemudian diangkut menuju TPA

Tegalasri Wlingi, TPA Pagerjowo Kesamben, TPA Jingglong Sutojayan, dan TPA

Kendalrejo Srengat. Untuk sampah dari Rumah Sakit oleh petugas kebersihan

rumah sakit diangkut ke TPS yang terdapat di Rumah Sakit Wlingi untuk kemudian

diangkut menuju TPA. Adapun sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Blitar

yaitu sebagai berikut

:

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-93

Page 94: cacing blitar

Sumber Sampah

Rumah Tangga

Sarana (Kesehatan, Pendidikan,

Perdagangan/jasa, Pemerintahan, dll)

Jalan

Bak sampah

Bak sampah

Bak sampah

Diangkut oleh petugas

TPS TPA

Diangkut oleh petugas

Ditimbun, Dibakar, Dibuang

ke sungai

Usaha Pengomposan

sampah

Pemilahan

Tidak Memilah

Sampah Organik

Sampah Anorganik

Terlayani

Tidak Terlayani

Terlayani

Tidak Terlayani

Diangkut oleh petugas

Ditimbun, Dibakar, Dibuang

ke sungai

Terlayani

Tidak Terlayani

Diangkut oleh petugas

Ditimbun, Dibakar, Dibuang

ke sungai

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 67 Diagram Alur Limbah Padat/Sampah

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-94

Page 95: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.3.5 Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Sampah

1. Adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dalam pemilahan

sampah, namun masih terdapat rumah tangga (39,93%) yang tidak

melakukan pemilahan sampah secara khusus

2. Mayoritas masyarakat melakukan pemusnahan sendiri dengan cara ditimbun

(14,49%) atau dibakar (24,69%), terutama pada permukiman yang memiliki

lahan kosong cukup luas

3. Terdapat 5% rumah tangga yang telah melakukan pengolahan sampah

menjadi pupuk kompos untuk tanaman. Berdasarkan hasil EHRA dapat

diketahui terdapat 60,06% masyarakat telah melakukan pemilahan sampah

bahan plastik, logam, kertas, kaca, dan sampah organik.

4. Peran swasta masih terbatas pada pemanfaatan sampah yang masih dapat

dijual kembali bukan secara langsung mendaur ulang sampah

3.3.6 Permasalahan dalam Pengelolaan Sampah

Permasalahan sampah di Kabupaten Blitar akan bertambah seiring dengan

laju pertumbuhan jumlah penduduk. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan

untuk mengurangi beban timbulan sampah di Kabupaten Blitar. Hal ini mebutuhkan

peran serta dari berbagai stakeholder yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Adapun permasalahan sampah di Kabupaten Blitar yaitu :

a. Pemasalahan persampahan di tingkat masyarakat Kabupaten Blitar antara lain :

1. Tingkat kesadaran masyarakat yang kurang tentang kebersihan lingkungan

2. Tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah tentang usaha pengelolaan

sampah baik dari pengumpulan hingga pengolahan.

3. Masih ada masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat

seperti di sungai, lahan kosong/kebun, saluran drainase, maupun di jalan

4. Adanya masyarakat yang belum melakukan pemilahan sampah berdasarkan

jenisnya

5. Masih ada masyarakat yang belum terlayani oleh layanan persampahan,

baik dari pemerintah maupun tingkat RT/RW setempat

b. Permasalahan persampahan di tingkat pemerintah antara lain :

1. Minimnya sistem perencanaan persampahan termasuk database

persampahan baik berupa master plan maupun data sekunder yang lain.

2. Belum optimalnya kinerja dinas terkait terhadap pengelolaan sampah di

Kabupaten Blitar.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-95

Page 96: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3. Kondisi sarana dan prasarana pengangkutan sampah yang rusak berat dan

tidak memadai, sehingga tidak dapat beroperasi secara optimal.

4. Frekuensi pengangkutan sampah belum efektif, dikarenakan sampah

diangkut dari TPS menuju TPA hanya dilakukan 3atau 2 hari sekali,

sehingga terkadang tejadi penumpukan sampah di TPS

5. Fasilitas yang terdapat di TPA kurang memadai khususnya pada TPA

Pagerwojo Kecamatan Kesamben, Jingglong Kecamatan Sutojayan, dan

Kendalrejo Kecamatan Srengat seperti lapisan Tanah Penutup,

Ketersediaan Tanah Penutup, Pembuat Kompos, Daur Ulang Plastik,

Pengolahan lindi (IPAL), Jembatan Timbang, dan lain-lain.

6. TPA di Kabupaten Blitar mayoritas masih menggunakan sistem open

dumping yang cenderung tidak dapat mengurangi beban timbulan sampah

7. SDM Pengelola persampahan masih kurang

8. Kurang adanya program terkait dengan peningkatan kesadaran masyarakat

akan kebersihan dan pengolahan sampah (Reduce, Reuse, Recycle)

9. Belum adanya sanksi hukum yang jelas, sehingga dapat mengatur dan

menekan masyarakat agar tidak melakukan pelanggaran dalam pengelolaan

persampahan

10. Belum adanya insentif dan disinsentif terkait dengan pengelolaan sampah di

Kabupaten Blitar.

3.4 Pengelolaan Drainase

3.4.1 Landasan Hukum/Legal Operasional

Undang-Undang Republik Indonesia

1. Undang-Undang No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang

Pengaturan Air

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang

Sungai.

Keputusan Menteri Republik Indonesia

1 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor

35/MENLH/7/1995 Tentang Program Kali Bersih.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-96

Page 97: cacing blitar

Kepala Dinas

Sekretaris

SubbagPenyusunan

program

SubbagKeuangan

SubbagUmum

Kelompok Jabatan Fungsional

BidangKebersihan dan

Pertamanan

BidangPerumahan dan

Penyehatan Lingkungan

SeksiPengelolahan Kebersihan

SeksiPertamanan

SeksiPengembangan dan

Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

SeksiPerumahan

SeksiAir Bersih

SeksiPenyehatan Lingkungan

BidangTata Ruang dan Tata

Bangunan

BidangEnergi dan

Sumberdaya Mineral

SeksiPenataan Ruang

SeksiPengelolaan Bangunan Gedung dan Bina Jasa

Konstruksi

SeksiPengawasan

Bangunan

SeksiPertambangan Umum

SeksiEnergi, Migas dan Non

Migas

SeksiAir Bawah Tanah dan

Geologi

UPTD

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/MENKES/1999

Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

Petunjuk Teknis

Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis

Pengelolaan Drainase Perkotaan.

3.4.2 Aspek Institusional

a. Struktur Unit Layanan Drainase

Instansi Pemerintah Kabupaten Blitar yang menangani dan terkait dalam

pengelolaan drainase antara lain: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Dan Tata

Ruang Bidang Penyehatan Lingkungan.

Gambar 3. 68 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Dan Tata Ruang

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-97

Page 98: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

b. Tugas dan Kewenangan

Tugas dan kewenangan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang

Perumahan dan Penyehatan Lingkungan dalam hal ini adalah:

Pelaksanaan pembangunan, pengaturan, pembinaan, dan pengendalian

dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan.

Pelaksanaan pembangunan, pengaturan, pembinaan, dan pengendalian

dalam penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana air bersih

Pelaksanaan pembangunan, pengaturan, pembinaan, dan pengendalian

dalam penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana penyehatan

lingkungan permukiman.

Pelaksanaan pembinaan dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat

bidang perumahan dan penyehatan lingkungan.

Sedangkan untuk tugas dan wewenang seksi penyehatan lingkungan

adalah:

Mengumpulkan, mengelola data dalam rangka pengaturan, pembinaan, dan

pengendalian penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana

drainase kawasan, air bersih, dan persampahan.

Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan pengawasan pembangunan sarana

dan prasarana drainase kawasan, air limbah, dan persampahan.

Melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam rangka penyelenggaraan

pembangunan sarana dan prasarana drainase kawasan, air limbah, dan

persampahan.

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Perumahan dan Penyehatan Lingkungan.

c. Tugas dan Kewenangan pihak swasta dan masyarakat

Berperan serta dalam pengelolaan dan pemeliharaan drainase lingkungan.

d. Harga/Tarif

Pengelolaan drainase lingkungan belum dilakukan secara terencana dengan

baik dan belum diatur secara khusus di dalam peraturan perundangan yang ada

sehingga Pemda belum menetapkan harga tarif layanan.

3.4.3 Cakupan Pelayanan

Jaringan drainase Kabupaten Blitar terdiri dari jaringan buatan dan alami

dengan kondisi kurang terpelihara baik dan kurang optimal sehingga masih terdapat

beberapa lokasi genangan yang nantinya jika tidak ditangani lebih lanjut akan

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-98

Page 99: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

menyebabkan banjir. Lokasi potensi genangan yang ada di Kabupaten Blitar antara

lain di Kelurahan Sutojayan, Kelurahan Kedungbunder, Kelurahan Kalipang, sekitar

perempatan Tawangsari, dan sekitar pasar Kecamatan Srengat.

Berdasarkan hasil Survei EHRA ditemukan bahwa sebagian besar rumah

tangga (88,56%) tidak mengalami banjir secara rutin dalam kurun waktu tertentu.

Hanya sekitar 11% rumah tangga saja yang mengalami banjir dalam kurun waktu

tertentu secara rutin, yaitu 9% sekali dalam setahun, 1,75% beberapa kali dalam

setahun, dan 0,25% sekali atau beberapa kali dalam sebulan. Kemudian bagi

keluarga yang lingkungan rumahnya pernah terjadi banjir, dapat diketahui rutinitas

banjir tersebut. Sebanyak 66,25% tidak rutin mengalami banjir dan 33,75% rutin

mengalami banjir. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam setahun

Sekali atau beberapa kali dalam sebulan

Tidak tahu0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

88.56

9.00

1.75 0.25 0.44

Gambar 3. 69 Prosentase Frekuensi Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Berdasarkan Survei EHRA di Kabupaten Blitar Tahun 2011

Ya Tidak0

10

20

30

40

50

60

70

33.75

66.25

Gambar 3. 70 Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin Survei EHRA di Kabupaten Blitar Tahun 2011

Berdasarkan hasil Survei EHRA diketahui bahwa dari 11% responden yang

mengalami banjir, sebanyak 53,10% mengalami banjir selama 1-3 jam. Banjir

selama kurang dari 1 jam dialami oleh 11,50% responden, banjir selama setengah

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-99

Page 100: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

hari dialami oleh 14,16% responden, banjir selama satu hari dialami oleh 5,31%

responden, banjir selama lebih dari satu hari dialami oleh 7,96% responden.

Selengkapnya dapat tergambarkan pada gambar dibawah ini.

Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

11.50

53.10

14.16

5.317.96 7.96

Gambar 3. 71 Lamanya Banjir di Kabupaten Blitar Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011

3.4.4 Aspek Teknis dan Operasional

Desain dan konstruksi saluran drainase di Kabupaten Blitar secara umum

berupa perkerasan sederhana dan bersifat konvensional. Saluran drainase yang

terdapat di pemukiman perkampungan dibentuk dari galian tanpa pengerasan di sisi

kanan dinding yang fungsinya masih tergabung antara pembuangan limpahan air

hujan dan limbah domestik. Dimensi ukuran yang ada untuk masing-masing saluran

drainase bervariasi. Pada ruas jalan yang sempit, yang memiliki konstruksi jalan

perkerasan tanah, dimensi saluran irigasi lebih kecil lagi bahkan ada yang tidak

memiliki sama sekali.

3.4.5 Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Drainase

Lingkungan

Dalam pengelolaan drainase perlu adanya peran serta masyarakat dan

gender. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan di

Kabupaten Blitar secara keseluruhan masih kurang, hal ini terlihat dari perilaku

masyarakat terhadap pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Akan tetapi sudah

ada keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam pembersihan saluran drainase

lingkungan yang sudah dikelola oleh masyarakat (RT & RW) Beberapa hal masih

terlihat perlaku masyarakat terhadap sarana drainase adalah sebagai berikut:

1. Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai TPS

(tempat pembuangan sampah) yang praktis.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-100

Page 101: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

2. Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai jamban

untuk BAB.

3.4.6 Permasalahan

Masalah drainase yang sering dihadapi Kabupaten Blitar adalah terjadinya

genangan pada saat musim penghujan. Penyebab utama permasalahan yang

terkait dengan kondisi sistem drainase di Kabupaten Blitar antara lain:

1. Tingkat pelayanan sistem yang ada masih rendah dalam konteks perbandingan

antara luas yang harus dilayani dengan panjang sistem yang sudah

terbangun/terpasang.

2. Kapasitas saluran belum di desain menurut sistem blok kawasan yang harus

dilayani, sehingga ada beberapa saluran yang melayani suatu kawasan terlalu

luas.

3. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk memelihara jaringan drainase yang

berada disekitarnya serta kebiasaan masyarakat membuang sampah ke saluran

drainase menyebabkan tersumbatnya saluran drainase.

4. Genangan yang terjadi dari hasil pengamatan disebabkan oleh luapan, baik dari

jaringan tersier, sekunder maupun primer.

5. Sistem jaringan belum tertata menurut hirarki saluran, dimana hirarki ini akan

menentukan besarnya kapasitas pengaliran yang direncanakan. Dari hasil

pengamatan ada sistem sekunder yang dimensinya lebih kecil dari sistem

tersiernya.

6. Ukuran gorong – gorong yang terlalu kecil, kerusakan gorong – gorong maupun

kerusakan pada saluran merupakan salah satu penyebab terjadinya luapan dan

genangan.

7. Belum terintegrasinya sistem drainase antar satu wilayah dengan wilayah di

sekitarnya.

8. Adanya percampuran fungsi drainase yang terjadi akibat penyimpangan perilaku

pengelolaan sampah dan limbah serta penggunaan lahan yang keliru di

perkotaan/areal permukiman yang padat penduduk dan pusat kegiatan

perdagangan/pasar tradisionil, sehingga membebani kapasitas normal saluran

drainase sehingga harus berfungsi sebagai wadah buangan limpasan air hujan

maupun limbah domestik dan sampah padat.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-101

Page 102: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.5 Penyediaan Air Bersih

3.5.1 Landasan Hukum/Legal Operasional

Undang-Undang Republik Indonesia

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber

Daya Air

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang

Pengaturan Air.

Keputusan Presiden Republik Indonesia

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim

Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.

Peraturan Menteri

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/1992 Tentang Persyaratan dan

Pengawasan Kualitas Air

Keputusan Menteri Republik Indonesia

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004

Tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

Petunjuk Teknis

1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan

Pompa Hidran Dalam Penyediaan Air Bersih.

2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara

Sistem Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman.

3.5.2 Aspek Institusional

a. Struktur Organisasi Layanan Air Bersih

Instansi Pemerintah Kabupaten Blitar yang menangani dan terkait dalam

penyediaan air bersih antara lain adalah PDAM Kabupaten Blitar dan Dinas Pu

Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan Seksi

Air Bersih Kabupaten Blitar.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-102

Page 103: cacing blitar

Kepala Dinas

Sekretaris

SubbagPenyusunan program

SubbagKeuangan

SubbagUmum

Kelompok Jabatan Fungsional

BidangKebersihan dan

Pertamanan

BidangPerumahan dan

Penyehatan Lingkungan

SeksiPengelolahan Kebersihan

SeksiPertamanan

SeksiPengembangan dan

Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

SeksiPerumahan

SeksiAir Bersih

SeksiPenyehatan Lingkungan

BidangTata Ruang dan Tata

Bangunan

BidangEnergi dan

Sumberdaya Mineral

SeksiPenataan Ruang

SeksiPengelolaan Bangunan Gedung dan Bina Jasa

Konstruksi

SeksiPengawasan Bangunan

SeksiPertambangan Umum

SeksiEnergi, Migas dan Non

Migas

SeksiAir Bawah Tanah dan

Geologi

UPTD

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Gambar 3. 72 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Dan Cipta Karya

b. Tugas dan Kewenangan

Tugas dan kewenangan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang

Perumahan dan Penyehatan Lingkungan, Seksi Air Bersih yaitu :

Mengumpulkan, mengelola data dalam rangka pengaturan, pembinaan, dan

pengendalian penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana air

bersih

Melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pembangunan sarana

air bersih dan prasarana air bersih

Melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam rangka penyelenggaraan

pelayanan air bersih.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-103

Page 104: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

c. Tugas dan Kewenangan pihak swasta dan masyarakat

Pihak swasta berperan serta dalam pengelolaan dan pemeliharaan

penyediaan air bersih

Harga/Tarif layanan

Tarif layanan air bersih di Kabupaten Blitar dibedakan menjadi 3 kelompok

yaitu sosial, rumaha tangga, dan niaga. Adapun penentuan nominal tarif

berdasarkan jumlah pemakaian. Tarif PDAM Kabupaten Blitar dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 3. 29 Tarif Air Minum Tahun 2009 PDAM Kabupaten Blitar

No. WilayahKelompok

TarifPemakaian

(M3)Tarif (Rp.)

Biaya Adm. & Pemel.

1.Wlingi, Kesamben, Talun, Gandusari, Garum, Nglegok, Semen, Doko, Selopuro

Sosial0 s/d 10 M3

11 s/d 20 M3

> 21 M3

1.3001.5001.500

5.000

Rumah Tangga

0 s/d 10 M3

11 s/d 20 M3

> 21 M3

1.6002.0002.400

5.000

Niaga0 s/d 20 M3

> 21 M32.0002.500

5.000

2. Suruhwadang

Sosial Khusus

0 s/d 10 M3

11 s/d 20 M3

> 21 M3

4.3004.3004.300

5.000

Sosial Umum

0 s/d 10 M3

11 s/d 20 M3

> 21 M3

6.6706.6706.670

5.000

Rumah Tangga

0 s/d 10 M3

11 s/d 20 M3

> 21 M3

6.1006.1006.100

5.000

3. Binangun

Sosial0 s/d 10 M3

11 s/d 20 M3

> 21 M3

1.8002.0002.000

5.000

Rumah Tangga

0 s/d 10 M3

11 s/d 20 M3

> 21 M3

2.0002.4002.700

5.000

Niaga0 s/d 10 M3

11 s/d 20 M3

> 21 M3

2.4002.4002.700

5.000

4. Srengat

Sosial0 s/d 10 M3

11 s/d 20 M3

> 21 M3

1.5001.9001.900

5.000

Rumah Tangga

0 s/d 10 M3

11 s/d 20 M3

> 21 M3

1.9002.3002.600

5.000

Niaga0 s/d 20 M3

> 21 M32.3002.600

5.000

5.Pompa IPohgajih Selorejo

Sosial0 s/d 10 M3

11 s/d 20 M3

> 21 M3

1.8002.0002.000

5.000

Rumah Tangga

0 s/d 10 M3

11 s/d 20 M3

> 21 M3

2.0002.4002.700

5.000

Niaga0 s/d 20 M3

> 21 M32.4002.700

5.000

Pompa IIPohgajih Selorejo Sosial

0 s/d 10 M3

11 s/d 20 M3

> 21 M3

2.1502.3502.350

5.000

Rumah 0 s/d 10 M3 2.400 5.000

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-104

Page 105: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

No. WilayahKelompok

TarifPemakaian

(M3)Tarif (Rp.)

Biaya Adm. & Pemel.

Tangga11 s/d 20 M3

> 21 M32.6502.950

Niaga0 s/d 20 M3

> 21 M32.6502.950

5.000

Sumber: Data PDAM Kabupaten Blitar Tahun 2009

3.5.3 Cakupan Pelayanan

Cakupan pelayanan terdiri dari tujuh jenis pelanggan yaitu rumah tangga,

instansi pemerintah, pertokoan/perbengkelan, tempat ibadah/sekolah, hidran

umum /kran umum, dan khusus pohgajih. Cakupan pelayanan secara adminstratif

tahun 2011 baru mencapai 25% yaitu sebanyak 83.695 jiwa dari 18 kecamatan

yang telayani antara lain: Wlingi, Kesamben, Talun, Gandusari, Garum, Kanigoro,

Sanankulon, Panggungrejo, Nglegok, Suruhwadang, Binangun, Doko, Semen,

Srengat, Sutojayan, Selopuro, Jambangan, dan Pohgajih. Apabila dilihat

berdasarkan jumlah penduduk se Kabupaten Blitar, PDAM baru melayani sekitar

7,53%. Jumlah sambungan yang dapat dilayani oleh PDAM Kabupaten Blitar

sampai Bulan Agustus Tahun 2011 sebanyak 8.900. Adapun jumlah sambungan

paling tinggi terdapat pada sektor rumah tangga sebanyak 8.502 sambungan.

Tabel 3. 30 Konsolidasi Sambungan Rumah Aktif Bulan Agustus 2011Unit Uraian Jumlah Rek. Air Keterangan

1 KK/Unit

Non Niaga A 8.502 Rumah TanggaNon Niaga B 25 Instansi Pemerintah

Niaga 69 Pertokoan/PerbengkelanSosial 132 Tempat Ibadah/SekolahH U 112 Hidran Umum/Kran Umum

NNA 2 Pompa 59 Khusus PohgajihSOS 2 Pompa 1 Khusus Pohgajih

Jumlah 8.900Sumber: Data PDAM Kabupaten Blitar Tahun 2011

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-105

Page 106: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Tabel 3. 31 Data Produksi Distribusi dan Air Terjual Bulan Juli 2011

No. Lokasi

Kapasitas Produksi Distribusi Air Terjual Kehil. s/d

Bulan ini (%)

Terpas.(l/dt)

Dimanf.

(l/dt)

Jam/Bulan

Bulan ini (M3)

S/d Bulan ini (M3)

Jam/Hari

Bulan ini (M3)

S/d Bulan ini (M3)

Jam/Pel/hri

Bulan ini (M3)

S/d Bulan ini (M3)

1. BNA Wlingi-Belerejo-Slumbung

50-

20-

744-

46.538

-

350.395

-24

-

46.538

-

350.395

-

24 34.438

-

259.292

-

26

-2. Unit Kesamben 50 18 744 42.076 308.070 24 42.076 308.070 24 31.978 234.143 243. Unit Talun (Taiping

Gandusari)2 744 4.894 34.408 24 4.894 34.408 24 3.475 24.430 29

4. Unit Gandusari 10 4 744 9.432 75.699 24 9.432 75.699 24 6.414 51.475 325. Unit Garum 35 4 744 9.542 65.439 24 9.542 65.439 24 6.870 47.116 286. Unit Kanigoro - - - - - - - - - - - -7. Unit Sanan Kulon - - - - - - - - - - - -8. Unit Panggungrejo - - - - - - - - - - - -9. Unit Nglegok 3,5 2 744 5.449 36.069 24 5.449 36.069 24 3.923 25.970 28

10. Unit Doko 15 9 744 21.245 153.635 24 21.245 153.635 24 15.721 113.690 2611. Unit Srengat 5 3 310 2.807 20.633 10 2.807 20.633 10 2.049 15.062 2712. Unit Suruhwadang

- Jambangan 1- Jambangan 2 (Taiping Jamb 1)-Kedungsuru-Maron-Suruhwadang Buster Pump Jbg 1

25

55

7,5

17,52,5

555

21777,5279186217

9.35325.174

55.611161.593

-

72,5

967

9.35325.174

-

55.611161.593

-

9,4 6.82817.873,25

40.596114.731

---

2729

13. Unit Semen (Kec. Gandusari)-Dandang-Tirto Moyo

1575

77

7440

16.293-

131.763 2424

-16.293

-131.763

2411.894

-96.055 27

14. Unit Lodoyo (Taiping Kanigoro)

0 - -

15. Unit Binangun-Sambigede-Ngadri-Ngembul

7,51020

58

16

93294,5

248

22.127 149.9483

9,58

22.127 149.948 6,8 16.153 110.018 27

16. Unit Selopuro (Taiping 2 744 3.343 24.883 24 3.343 24.883 24 2.507 18.662 25

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-106

Page 107: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

No. Lokasi

Kapasitas Produksi Distribusi Air Terjual Kehil. s/d

Bulan ini (%)

Terpas.(l/dt)

Dimanf.

(l/dt)

Jam/Bulan

Bulan ini (M3)

S/d Bulan ini (M3)

Jam/Hari

Bulan ini (M3)

S/d Bulan ini (M3)

Jam/Pel/hri

Bulan ini (M3)

S/d Bulan ini (M3)

Wlingi)17. Unit Selorejo

-Pohgajih Pumpa I-Pohgajih Pumpa II

7,5 51,5

124248

4.224 8.459 48

4.224 8.459 6 3.168 6.34425

Jumlah 320 144,5 222.497 1.576.604 314 222.497 1.576.604 248 163.291 1.157.574 27Sumber: Data PDAM Kabupaten Blitar Bulan Juli Tahun 2011

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-107

Page 108: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.5.4 Aspek Teknis dan Operasional

Sistem penyediaan air bersih oleh PDAM mulai dari sumber air sampai ke

sambungan rumah antara lain :

Sistem distribusi mayoritas menggunakan sistem grafitasi dan M.A. P. Namun,

untuk lokasi sumber air yang berada di Unit Sanan Kulon, Unit Panggungrejo,

dan Unit Srengat distribusinya menggunakan sistem sumur bor.

Pipa transmisi air baku yang ada di tiap-tiap unit pelayanan PDAM Kabupaten

Blitar memiliki jenis yang berbeda-beda, tergantung pada jenis air baku yang

digunakan, lokasi sumber, dan kondisi geografis wilayah. adapun ukuran

diameter pipa yang digunakan untuk menyalurkan air baku di Kabupaten Blitar

terdiri dari delapan ukuran yaitu Ǿ 250 mm sepanjang 3.421 m, Ǿ 200 mm

sepanjang 30.303 m, Ǿ 150 mm sepanjang 50.242 m, Ǿ 100 mm sepanjang

121.776 m, Ǿ 75 mm sepanjang 86.870 m, Ǿ 50 mm sepanjang 174.813 m, Ǿ

40 mm sepanjang 31.077 m, Ǿ 25 mm sepanjang 18.063 m.

Tabel 3. 32 Data Inventaris Pipa PDAM Kabupaten Blitar per Agustus 2011

No

LokasiPanjang Pipa (M’) & Diameter Pipa (mm) Jumla

h(m’)

Ket.250 200 150 100 75 50 40 25

1. Wlingi 3.421

13.779

1.987 11.703 16.853

43.143 430 - 91.316

2. Kesamben - - 7.500 20.308 11.004

8.820 744 343 48.719

3. Talun - - 7.842 2.832 8.093 14.358 4.970 855 38.9504. Gandusari - 4.500 1.000 10.643 4.975 3.840 5.330 855 31.1435. Garum - 7.000 3.050 2.990 6.520 14.890 9.000 6.960 50.4106. Kanigoro - - 10.33

0425 6.295 15.640 5.730 5.185 43.605

7. Sanankulon - 1.700 8.052 3.902 8.254 8.300 3.715 2.125 36.0488. Panggungrej

o- - 6.875 3.060 500 16.853 - 200 27.488

9. Nglegok - - - 8.826 - 1.607 - - 10.43310.

Suruhwadang

- - - 1.000 2.000 3.610 390 - 7.000

11.

Binangun - - 2.500 4.100 5.500 6.208 - - 18.308

12.

Doko - - - 11.000 3.100 5.000 - - 19.100

13.

Semen - 3.324 980 15.300 4.000 12.500 180 240 36.524

14.

Srengat - - - 1.700 2.400 5.700 348 1.300 11.448

15.

Sutojayan - - 126 23.987 7.376 14.344 - - 45.833

16.

Selopuro - - - - - - - - -

17.

Jambangan - - - - - - - - -

18.

Pohgajih - - - - - - 240 - 240

Jumlah 3.421

30.303

50.242

121.776

86.870

174.813

31.077

18.063

516.565

Sumber: Data PDAM Kabupaten Blitar Bulan Juli Tahun 2011

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-108

Page 109: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.5.5 Permasalahan

Permasalahan air bersih Kabupaten Blitar di tingkat masyarakat antara lain :

1. Masih terdapat kecamatan yang tidak terlayani jaringan PDAM. Hanya 18

Kecamatan yang terlayani yaitu Kecamatan Wlingi, Kesamben, Talun,

Gandusari, Garum, Kanigoro, Sanankulon, Panggungrejo, Nglegok,

Suruhwadang, Binangun, Doko, Semen, Srengat, Sutojayan, Selopuro,

Jambangan, dan Pohgajih.

2. Mayoritas masyarakat di Kabupaten Blitar yaitu sebesar 60,52 %, masih

menggunakan air minum berasal dari sumur gali tidak terlindungi, mata

air tidak terlindungi, sungai, danau, waduk, dan air hujan yang dapat

dikategorikan tidak aman untuk dikonsumsi

3. Tingkat ekonomi masyarakat yang rendah, sehingga menyebabkan

masyarakat tidak mampu untuk menggunakan layanan PDAM

Permasalahan air bersih Kabupaten Blitar khusus PDAM yaitu :

1. PDAM belum bisa melayani permintaan yang besar dari masyarakat

2. Tingkat kehilangan air mencapai 27%

3. Rendahnya penguasaan teknologi pengolahan air minum

4. Belum semua unit pelayanan mempunyai back up daya listrik PLN

(Genset). Lokasi sumber air yang memiliki terletak pada unit Garum.

5. Sistem pengaliran air bersih dengan mempergunakan pompa

menyebabkan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk operasional PDAM

3.6 Komponen Sanitasi Lainnya

3.6.1 Penanganan Limbah Industri

Industri yang ada di Kabupaten Blitar masih berupa industri kecil formal dan

non formal. Penanganan limbah industri di Kabupaten Blitar belum mendapat

perhatian yang cukup baik, sehingga perlu adanya pembuatan IPAL. Pengelolaan

sampah limbah industri juga belum mendapat perhatian dari pihak pemerintah.

Perlu adanya pemisahan sampah rumah tangga dan sampah industri, serta

pembuatan TPS untuk industri.

3.6.2 Penanganan Limbah Medis

Hingga saat ini Kabupaten Blitar belum memiliki Instalasi Pengelolaan Air

Limbah (IPAL) di rumah sakit.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-109

Page 110: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.6.3 Kampanye PHBS

Kegiatan kampanye PHBS di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Blitar pada tahun 2010 dilaksanakan di 22 kecamatan dan 24

puskesmas. Pelaksanaan Kampanye PHBS dilakukan dengan memantau 6.480 KK

dan menghasilkan jumlah keluarga yang berperilaku hidup bersih sehat sebanyak

2.255 KK atau 34,80%.

Permasalahan kampanye PHBS antara lain :

Masih kurangnya kualitas dan kuantitas SDM

Kurang dimanfaatkannya media elektronik baik radio dan televisi serta dan

kesenian daerah sebagai media kampanye PHBS.

Belum dimanfaatkannya kelompok masyarakat sebagai media penyampai pesan.

3.7 Pembiayaan Sanitasi Kota/Kabupaten

Pembiayaan sanitasi di Kabupaten Blitar masih dibiayai oleh beberapa

SKPD antara lain: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas PU Cipta

Karya dan Tata Ruang, Dinas Kesehatan, dan Dinas Lingkungan Hidup

Survey keuangan yang dilakukan pada SKPD terkait aspek-aspek yang akan

dibahas antara lain: aspek kelembagaan, aspek prioritas pendanaan,

perkembangan pendapatan dan belanja daerah, besaran pendanaan sanitasi per

tahun, besaran pendapatan dari layanan sanitasi, aspek pinjaman daerah, aspek

permasalahan pendanaan pembangunan dan pengelolaan sanitasi, besaran

pendanan sanitasi per kapita.

3.7.1 Kelembagaan Pengelolaan Sanitasi

Bappeda

Sebagai leading sector dalam pembentukan Pokja sanitasi dan memiliki

anggaran untuk operasional pokja. Sejak awal Bappeda mempersiapkan sosialisasi

adanya survei keuangan baik kepada masing-masing anggota pokja maupun

kepada aparat SKPD lainnya, serta mengundang anggota Pokja dalam suatu

pertemuan dalam mengawali survei. Dalam agenda Bappeda yang berkaitan

dengan sanitasi yaitu membicarakan mengenai survei pertemuan antara pokja

dengan fasilitator, survei keuangan dalam pembuatan buku putih, survei EHRA, dan

teknis pelaksanaannya. Pembahasan survei juga membicarakan tujuan survei serta

manfaat survei dan aplikasinya bagi penyusunan buku putih.

Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-110

Page 111: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Ruang lingkup tugas Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang dalam

penanganan kebersihan antara lain: penanganan limbah domestik baik limbah

padat maupun limbah cair (perumahan, jalan dan pasar), dan penanganan drainase

di pemukiman. Beberapa tugas Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang dalam

penangana sanitasi ini antara lain:

1. Kegiatan persiapan dan koordinasi dengan lembaga atau instansi terkait

2. Mengadakan survei pengumpulan data

3. Mengidentifikasi laju perkembangan timbulan sampah

4. Menyusun rencana biaya pananganan sampah

5. Sosialisasi penanganan kebersihan pada masyarakat

Dinas Kesehatan

Sehubungan dengan penanganan sanitasi di Dinas Kesehatan berada di

Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan Seksi Penyehatan Lingkungan.

Berbagai progam yang sudah dilaksanakan yaitu survei PHBS, survei kepemilikan

jamban, saluran pembuangan air limbah, survei mengenai rumah sehat, serta

beberapa survei mengenai kesehatan keluarga seperti penemuan kasus diare dan

ISPA. Dinas Kesehatan juga mempunyai tugas untuk membina masyarakat

terutama pada promosi kesehatannya.

Dinas Lingkungan Hidup

Ruang lingkup tugas Dinas Lingkungan Hidup meliputi penanganan limbah

antara lain limbah cair, limbah padat, emisi dan limbah B3 yang berasal dari industri,

hotel, pertambangan, peternakan, pelabuhan. Saat ini Dinas Lingkungan Hidup di

Kabupaten Blitar melakukan kerjasama dengan Dinas PU Cipta Karya dan Tata

Ruang dalam pengeloaan persampahan serta air limbah, dan drainase.

3.7.2 Prioritas Pendanaan Pembangunan Daerah

Kebijakan umum pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Blitar

tahun 2011-2016 yang berkaitan dengan sanitasi adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan aksesibilitas kesehatan, pendidikan dan mengupayakan iklim yang

mendukung bagi terciptanya pengembangan usaha dan peluang kerja.

2. Memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dengan

memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

Sedangkan berdasarkan strategi pembangunan tahun 2011-2016

pemerintah Kabupaten Blitar yang berkaitan dengan sanitasi adalah sebagai

berikut:

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-111

Page 112: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

1. Strategi yang dilaksanakan dalam rangka membentuk sumber daya manusia

yang berkualitas dalam kesehatan, pendidikan dan kompetensi kerja sehingga

mampu berpartisipasi dalam pembangunan adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan

b. Peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak

2. Strategi dalam rangka penyediaan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung

aktivitas ekonomi, sosial dan budaya ditempuh melalui ;

a. Peningkatan perbaikan dan pembangunan sarana dan prasarana Puskesmas

dan Puskesmas Pembantu

b. Peningkatan penyediaan infrastruktur sumberdaya air

c. Peningkatan pembangunan perumahan, penyediaan sarana air bersih,

persampahan dan pengolahan limbah.

Perlu adanya upaya untuk menyediakan infrastruktur wilayah yang mampu

mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya maka kebijakan-kebijakan

pembangunan yang akan dilaksanakan dan berkaitan dengan sanitasi. Hal itu

diupayakan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana prasarana

dasar pemukinan, kebijakan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1) Mengembangkan teknologi pembangunan bidang perumahan;

2) Meningkatkan peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran

target cakupan pelayanan air minum di perkotaan dan pedesaan;

3) Menunjang pelaksanaan pengendalian kebocoran air minum;

4) Meningkatkan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah di perkotaan dan

pedesaan;

5) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat dalam pelestarian

sumber air serta dalam pemeliharaan dan pengelolaan sarana air minum dan air

limbah;

6) Mendorong upaya realisasi pembangunan dan pengelolaan sarana air minum

dan air limbah dengan mitra usaha swasta;

7) Meningkatkan cakupan pelayanan prasarana sanitasi di pedesaan;

8) Meningkatkan upaya realisasi pembangunan dan pengelolaan sampah dengan

mitra usaha swasta;

9) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan dan

pemeliharaan sarana persampahan dan drainase serta peningkatan kesadaran

berperilaku hidup dan sehat (PHBS).

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-112

Page 113: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

3.7.3 Perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Pendapatan Kabupaten Blitar terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),

dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Dari sumber-sumber

pendapatan tersebut, pendapatan Kabuapten Blitar selalu meningkat dari tahun ke

tahun. Dilihat dari tren pendapatan dari tahun 2006 ke 2007 naik 21,23 %; tahun

2007 ke 2008 naik sebesar 11,18 %. Pada tahun 2009 naik 6,25 % dan pada tahun

2010 naik 14,69 % atau dalam 4 tahun rata-rata naik 13,45 % pertahun. Untuk Dana

Perimbangan rata-rata per tahun mengalami kenaikan 6,71 % sedangkan Lain-Lain

Pendapatan Daerah yang Sah mengalami kenaikan 72,81% pertahun. Berikut ini

merupakan realisasi pendapatan daerah tahun anggaran 2006 s/d 2010.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-113

Page 114: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Tabel 3. 33 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2006 s/d 2010

No UraianTahun Anggaran

2006 2007 2008 2009 2010

1. Pendapatan Asli Daerah 35.767.439.074,42 42.669.991.051,7

2 49.203.530.155,4

1 58.268.283.130,5

8 63.888.553.129,00

Pajak Daerah 8.181.151.494,0

0 11.077.754.474,0

0 10.673.123.845,0

0 11.891.659.770,0

0 13.599.217.141,00

Retribusi Daerah 17.989.972.168,0

0 20.162.497.409,0

0 25.375.309.418,0

0 12.565.457.889,0

0 13.200.186.345,00

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

303.748.156,96

1.186.494.507,41 801.147.421,4

4 1.301.304.716,37 885.432.510,32

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 9.292.567.255,4

6 10.243.244.661,3

1 12.353.949.470,9

7 32.509.860.755,2

1 36.203.717.132,68

2. Dana Perimbangan 596.003.000.797,10 691.795.644.958,8

7 747.871.254.298,0

0 758.077.258.202,0

0 767.817.950.485,00

Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 25.708.000.797,1

0 53.127.644.958,8

7 46.117.234.298,0

0 53.356.267.202,0

0 64.177.023.485,00

Dana Alokasi Umum (DAU) 539.135.000.000,0

0 587.733.000.000,0

0 634.378.020.000,0

0 629.881.991.000,0

0 639.739.427.000,00

Dana Alokasi Khusus (DAK) 31.160.000.000,0

0 50.935.000.000,0

0 67.376.000.000,0

0 74.839.000.000,0

0 63.901.500.000,00

Dana Perimbangan dari Propinsi 35.767.439.074,42 42.669.991.051,7

2 49.203.530.155,4

1 58.268.283.130,5

8 63.888.553.129,00

3 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 31.440.310.390,00 69.540.733.529,0

0 96.842.852.189,0

0 133.399.116.691,0

0 257.530.865.134,00

Dana Hibah 23.743.992,0

0 445.100.000,00

18.500.000.000,00

135.045.229,00 -

Dana Darurat - - - - 8.504.526.000,00

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - 36.459.510.200,0

0 42.949.700.200,0

0 62.715.643.500,0

0 152.769.765.094,00

Dana bagi Hasil pajak dari Prop 31.232.656.758,00

32.636.123.329,00

33.324.651.989,00

43.418.962.962,00

47.685.804.040,00

Bantuan Keuangan dari Propinsi/Pemda Lain

183.909.640,00

- 2.068.500.000,0

0 7.129.465.000,00 48.570.770.000,00

Jumlah 663.210.750.261,52 804.006.369.539,5

9 893.917.636.642,4

1 949.744.658.023,5

8 1.089.237.368.748,00

% Kenaikan Realisasi Pendapatan Pertahun 21,23% 11,18% 6,25% 14,69%Rata-rata Kenaikan 2006 – 2010 13,34%

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-114

Page 115: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Sumber: RPJMD Kabupaten Blitar 2011-2016

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-115

Page 116: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Sementara itu, Belanja Tidak Langsung pada tahun 2006 sebesar 55,02%

pada tahun 2010 menjadi 69,28% yang komponen terbesarnya adalah belanja

pegawai yang setiap tahun mengalami kenaikan sesuai ketentuan peraturan

pemerintah. Pada belanja langsung yang pada tahun 2006 sebesar 40,59% pada

tahun 2010 menurun tinggal 30,71%. Kenaikan prosentis Belanja Tidak Langsung

dan penurunan prosentis Belanja Langsung dikarenakan kenaikan pendapatan yang

bersumber dari dana perimbangan khususnya Dana Alokasi Umum yang secara

umum digunakan untuk membiayai Belanja Wajib mengikat (Mandatory) tidak

sebanding dengan kebutuhan kenaikan belanja pegawai. Kebijakan Umum Belanja

yang mengutamakan belanja wajib mengikat menyebabkan total pendapatan yang

diperoleh dialikasikan untuk belanja pegawai (gaji dan tunjangan) sisanya baru

dialokasikan sesuai prioritas pembangunan daerah. Berikut merupakan realisasi

belanja daerah tahun anggaran 2006 s/d 2010.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-116

Page 117: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Tabel 3. 34 Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2006 s/d 2010

No UraianTahun

2006 2007 2008 2009 2010I. BELANJA TIDAK LANGSUNG 446.389.947.368,11 446.280.590.439,40 542.452.820.459,00 590.281.630.748,52 759.161.605.137,72 1 Belanja Pegawai 326.881.084.748,00 379.356.928.711,40 470.018.457.859,00 525.402.655.150,14 665.011.008.232,00 2 Belanja Bunga - 3 Belanja Subsidi 270.000.000,00 - 439.209.003,38 - 4 Belanja Hibah - 1.739.955.800,00 5.621.926.000,00 10.959.300.000,00 25.766.437.000,00 5 Belanja Bantuan Sosial 19.383.121.152,00 24.070.227.161,00 19.700.445.400,00 8.545.223.395,00 19.112.442.206,72 6 Belanja Bagi Hasil 634.007.415,00 1.024.511.800,00 789.879.200,00 1.465.248.700,00 1.770.232.699,00 7 Belanja Bantuan Keuangan 87.319.200,00 39.749.966.967,00 46.279.705.000,00 43.469.994.500,00 44.657.322.500,00 8 Belanja Tidak Terduga 100.000.000,00 69.000.000,00 42.407.000,00 - 2.844.162.500,00

Prosentase Kenaikan Pertahun 28,58% 21,55% 8,82% 28,61%Rata-rata Kenaikan 21,89%

II BELANJA LANGSUNG 283.714.443.566,00 304.877.280.786,21 387.438.902.787,06 240.847.629.554,04 336.465.378.482,50 1 Belanja Pegawai 10.760.886.031,00 37.808.872.852,86 34.786.710.266,89 40.191.545.946,67 40.097.709.681,00 2 Belanja Barang dan Jasa 168.058.083.110,00 81.946.316.313,35 85.249.781.837,17 11.112.514.620,00 122.142.422.705,00 3 Belanja Modal 104.895.474.425,00 185.122.091.620,00 267.402.410.683,00 189.543.568.987,37 174.225.246.096,50

Prosentase Kenaikan Pertahun 7,46% 27,08% -37,84% 39,70%Rata-rata Kenaikan 9,10 %

Jumlah 630.799.976.081,00 751.157.871.225,61 929.891.723.246,06 831.129.260.302,56 1.095.626.983.620,22 Prosentase Kenaikan Pertahun 19,08% 23,79% -10,62% 31,82%

Rata –rata Kenaikan 16,02 %Sumber: RPJMD Kabupaten Blitar 2011-2016

Tabel 3. 35 Rasio Realisasi Pendapatan dengan Belanja Dalam tahun Berjalan Tahun Anggaran 2006 s/d 2010

No UraianTahun

2006 2007 2008 2009 2010

1 Pendapatan663.210.750.261,5

2 804.006.369.539,5

9 893.917.636.642,4

1 949.744.658.023,5

8 1.089.237.368.748,0

0

2 Belanja630.799.976.081,0

0 751.267.228.154,3

2 929.891.723.246,0

6 831.129.260.302,5

6 1.095.626.983.620,2

2 Prosentase Belanja terhadap Pendapatan

95,11% 93,44% 104,02% 87,51% 100,59%

Sumber: RPJMD Kabupaten Blitar 2011-2016

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-117

Page 118: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Dari data tersebut pada tahun 2006 realisasi belanja sebesar 95,11% dari

total realisai pendapatan tahun berjalan; pada tahun 2007 sebesar 93,44%; tahun

2008 sebesar 104,02%; tahun 2009 sebesar 87,51% dan pada tahun 2010 sesar

100,59%. Hal ini menunjukan apabila realisasi besaran belanja lebih kecil daripada

realisasi pendapatan maka terjadi SILPA dan sebaliknya jika realisasi belanja lebih

besar daripada realisasi pendapatan maka deficit anggaran ditutup melalui

pembiyaan daerah. Sumber–sumber pembiyaan dapat berasal dari: SILPPA;

Pencairan Dana Cadangan;Hasil Penjualan kekayaan daerah yang dipisahhkan;

Penerimaaan Pinjaman Daerah; Penerimaan kembali pemberian pinjaman;

Penerimaan piutang daerah dikurangi pengeluran pembiyaan : Pembentukan Dana

Cadangan; Penyertaan Modal (investasi) daerah; Pembiayaan Pokok Utang;

Pemberian Pinjaman Daerah.

3.7.4 Besaran Pendanaan Sanitasi per-tahun

Realisasi pembangunan sanitasi ditelusuri dari kegiatan-kegiatan yang

merupakan urusan wajib Pemda Kabupaten Blitar per SKPD sehubungan dengan

sanitasi. Data yang dimiliki oleh Kabupaten Blitar saat ini hanya berasal dari Dinas

PU Cipta Karya dan Tata Ruang mengenai dana untuk sanitasi dan air minum serta

mengenai persampahan. Berdasarkan kondisi riil sanitasi lapangan di Kabupaten

Blitar hendaknya menjadi bahan pertimbangan pemda dalam menaikkan anggaran

pembangunan sanitasi baik pembangunan sarana dan prasarana fisik maupun non

fisik. Pembangunan sanitasi di Kabupaten Blitar harus juga diikuti dengan

kenyataan di lapangan. Kondisi riil di lapangan tersebut yang dapat menjadi

indikator keberhasilan ataupun pencapaian pembangunan sanitasi Kabupaten Blitar,

harus juga disertai peningkatan terhadap akses kepada sarana dan prasarana

sanitasi seperti naiknya akses masyarakat terhadap jamban, naiknya rasio

pelayanan prasarana dan sarana persampahan per area penduduk, dan

berkurangnya area genangan. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah indikator-

indikator kesehatan seperti berkurangnya masyarakat yang menderita penyakit-

penyakit yang berasosiasi dengan aspek sanitasi, seperti misalnya naik atau

turunnya angka kematian bayi akibat diare, DBD dan lain-lain.

Tabel 3. 36 Alokasi Anggaran Untuk Air Minum dan Sanitasi DPU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar Tahun 2011

Sub Bidang DAK Pendamping Jumlah1. Sanitasi 1,076,100,000 107,610,000 1,183,710,000 2. Air Minum 997,600,000 99,760,000 1,097,360,000

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-118

Page 119: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

Tabel 3. 37 Jumlah Anggaran Untuk Kebersihan 6 Tahun Terakhir

Tahun

Sumber APBD Kabupaten / Kota

Sumber APBN / APBD Propinsi

Sumber Swasta

( Rp.) ( Rp.) ( Rp.)

Operasional InvestasiOperasiona

lInvestas

iOperasiona

lInvestas

i2005 207,950,000 - - - - -

2006 323,340,000260,000,0

00- - - -

2007 898,034,000300,000,0

00-

1,186,000,000

- -

2008 647,275,250170,154,9

00- - - -

2009 575,315,00054,850,00

0- - - -

2010 392,541,00098,000,00

0- - - -

3.7.5 Besaran Realisasi dan Potensi Pendapatan Layanan Sanitasi

Besarnya retribusi daerah Kabupaten Blitar pada tahun 2010 adalah sebesar

Rp. 13.200.186.345,00. Namun, dari tahun ke tahun hingga tahun 2010 masih

belum ada retribusi yang berasal dari sektor sanitasi, baik dari persampahan,

drainase maupun limbah cair. Namun saat ini untuk penarikan retribusi dari sektor

persampahan masih dalam proses Ranperda dan pembahasan DPRD Kabupaten

Blitar. Oleh karena itu, retribusi dari sektor sanitasi tersebut sangatlah penting untuk

keberlanjutan yang nantinya digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana

sanitasi serta sistem operasionalnya.

3.7.6 Pinjaman Daerah

Berdasarakan data realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2006–

2010, Pemerintah Kabupaten Blitar tidak menerima pinjaman daerah.

3.7.7 Permasalahan Pendanaan dan Pengelolaan Sanitasi

Belum optimalnya pendanaan pengelolaan sanitasi Kabupaten Blitar

disebabkan beberapa kendala utama, yaitu masalah kelembagaan, penganggaran

dan terbatasnya informasi mengenai aspek sanitasi secara menyeluruh.

Aspek Kelembagaan

Pendanaan pembangunan sanitasi Kabupaten Blitar sebagian besar berasal

dari SKPD antara lain: Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Kesehatan,

dan Dinas Lingkungan Hidup.

Permasalahan timbul karena masing-masing SKPD belum memiliki perencanan

program kegiatan sanitasi dan belum terintegrasi dalam pembangunan sanitasi

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-119

Page 120: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

skala Kabupaten. Hal ini menyulitkan masing-masing SKPD dalam membuat

anggaran sanitasi. Perubahan fungsi dan tugas masing-masing SKPD yang baru

saja terjadi di Kabupaten Blitar juga sedikit banyak mempengaruhi penyusunan

program kegiatan pembangunan sanitasi. Program kegiatan pengelolaan

persampahan, penanganan air limbah dan drainase, tidak fokus ditangani oleh satu

SKPD saja tetapi ditangani oleh beberapa SKPD. Hal-hal semacam ini akan

mempengaruhi optimalisasi pengalokasian anggaran dan pengelolaan retribusinya,

karena perangkat SKPD sedikit banyak harus melakukan penyesuaian kembali.

Sedangkan beberapa SKPD lain seperti Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas

Sosial, Badan Pemberdayaan masyrakat (Bapemas), RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

walaupun telah melakukan alokasi anggaran sanitasi namun jumlahnya belum

signifikan. Apabila SKPD tersebut diatas, berpandangan bahwa tidak dapat optimal

mengalokasikan karena tidak ada dalam Tupoksi atau memang tidak ada program

dan kegiatan dalam RKA SKPD nya, maka bentuk dukungan kepada pembangunan

sanitasi berupa program dan kegiatan yang bukan kegiatan fisik , atau dikenal

dengan program software, dapat dioptimalkan. Dimana hal ini sudah dilakukan oleh

beberapa SKPD (Bappeda, Dinkes). Program-program tersebut telah mendukung

pembangunan sanitasi dalam hal membuat perencanaan pembangunan sanitasi,

memberikan informasi kepada masyarakat serta merubah pola pikir masyarakat

mengenai aspek sanitasi. SKPD yang belum memiliki anggaran khusus untuk

menunjang pembangunan sanitasi seperti Bagian Humas. Kedua SKPD tersebut

bisa mengalokasikan anggaran untuk menunjang program sanitasi antara lain

dalam hal mendukung upaya perubahan perilaku melalui promosi kesehatan

masyarakat.

Aspek Penganggaran

Mekanisme penganggaran di Kabupaten Blitar sudah tidak ada masalah

karena selama ini sudah mengikuti prosedur yang sesuai dengan aturan

perundangan yang berlaku. Namun, jika dillihat dari alokasi dana yang diberikan

untuk program sanitasi, masih belum adanya dana khusus yang digunakan dalam

pembangunan sanitasi. Dana untuk sanitasi saat ini berasal dari PAD yang

jumlahnya masih terlalu kecil dibandingkan PAD yang masuk serta dari DAK dan

dana pendamping.

Aspek Informasi Mengenai Sanitasi

Pembangunan sanitasi walaupun sudah menjadi urusan wajib daerah,

selama ini masih kalah popular dan urgensinya masih relatif dibawah sektor-sektor

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-120

Page 121: cacing blitar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016

lainnya. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan

fisik sanitasi. Aparat pemda yang tidak memahami rencana pembangunan sarana

sanitasi secara menyeluruh akan berpengaruh kepada masyarakat pengguna,

terutama yang belum memahami penggunaan sarana sanitasi yang baru dibangun

tersebut. Misalnya pembangunan saluran drainase pemukiman atau sarana MCK

yang seharusnya pengelolaan dan pemeliharaannya melibatkan masyarakat

menjadi tidak terpelihara karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat yang

menganggap apapun yang dibangun oleh pemerintah daerah menjadi tanggung

jawab pemerintah daerah. Jika hal ini terjadi maka tujuan dari pembangunan

sanitasi menjadi tidak optimal. Oleh karena itu maka transfer informasi dari

pemerintah daerah sangat penting sebagai kegiatan non fisik yang akan menunjang

pembangunan fisik sanitasi. Artinya perlu koordinasi antara SKPD yang

bertanggung jawab terhadap pembangunan fisik dan SKPD yang bertanggung

jawab terhadap pembangunan non fisik untuk menyampaikan pesan “sanitasi”

kepada masyarakat pengguna. Informasi mengenai sanitasi tidak saja berguna bagi

perangkat SKPD dan masyarakat calon pengguna, namun yang tak kalah penting

adalah advokasi kepada legislatif dan juga kepala daerah.

3.7.8 Besaran Perhitungan pendanaan sanitasi per kapita

Dari data yang didapat, apabila besarnya biaya pembangunan sanitasi tahun

2010 adalah sebesar Rp. 2.771.611.000 maka biaya pembangunan sanitasi

perkapita adalah Rp. 2.203/perkapita/tahun (Rp. 2.771.611.000 dibagi 1.258.100

jiwa). Biaya pembangunan sanitasi per kapita ini, berada dibawah target  pelayanan

sanitasi dasar yang seharusnya sebesar Rp. 47.000/perkapita/pertahun. Angka

yang amat timpang tersebut menunjukkan betapa jauhnya sanitasi Kabupaten Blitar

yang masih tertinggal.

POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-121