cacing blitar
DESCRIPTION
cacingTRANSCRIPT
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
BAB IIIPROFIL SANITASI KABUPATEN BLITAR
3.1 Kondisi Umum Sanitasi Kabupaten
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh maka dapat diketahui kondisi
umum sanitasi Kabupaten Blitar pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Prosentase jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat sebanyak 63%.
Sementara itu, sebagian masyarakat masih ada yang membuang tinjanya di
kebun, sungai, selokan, lubang galian, dan lainnya.
Prosentase keluarga yang memiliki saluran pembuangan air limbah sebesar 50%
dari jumlah keseluruhan KK di Kabupaten Blitar dengan SPAL dalam kondisi
sehat sebesar 100%.
Prosentase jumlah keluarga yang mempunyai tempat sampah sebesar 74,46%.
Namun, masih ada sebagian masyarakat yang membuang sampah di sungai,
saluran irigasi maupun di kebun.
Jumlah keluarga yang memiliki rumah sehat sebesar 118.708 atau 59,24 %.
Kondisi tempat umum seperti sarana pendidikan, hotel, restoran/tempat makan,
rumah sakit, dan tempat umum lainnya yang diperiksa oleh Dinas Kesehatan dan
dinyatakan sehat sebanyak 64,92% untuk SD, sebanyak 61,67% untuk SMP,
dan 79,41% untuk SMA. Sedangkan untuk hotel dan rumah sakit dinyatakan
dalam kondisi sehat sebesar 100%.
Dikarenakan cakupan sarana jamban keluarga yang cukup tinggi yaitu sebesar
63%, maka untuk kasus diare di Kabupaten Bllitar cukup rendah yaitu sebanyak
12.125 orang atau 25% yang tersebar di 24 puskesmas.
Pengelolaan limbah cair rumah tangga Kabupaten Blitar dilakukan dengan
sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) skala rumah tangga dan
Kabupaten Blitar telah memiliki berupa 19 unit Sanimas (MCK Plus).
Untuk pembuangan limbah padat kegiatannya dilakukan dengan mengumpulkan
sampah dari sumbernya menuju Depo yang dilanjutkan ke TPS hingga akhirnya
diangkut ke TPA. Kabupaten Blitar telah memiliki 6 lokasi TPA.
Di Kabupaten Blitar terdapat beberapa wilayah yang merupakan potensi
genangan, antara lain Kelurahan Sutojayan, Kelurahan Kedungbunder,
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-1
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Kelurahan Kalipang, sekitar perempatan Tawangsari Kecamatan Garum, dan
sekitar pasar Kecamatan Srengat.
Berdasarkan data dari PDAM masyarakat yang terlayani hanya sebesar 25% dari
seluruh penduduk. Sumber air baku PDAM rata-rata kurang bagus sehingga
memerlukan pengolahan dan uji fisik maupun kimia organik dan pengolahan
lainnya. Sehingga dari hasil pengolahan tersebut dapat dihasilkan air bersih yang
tidak berbau dan tidak berasa.
3.1.1 Kesehatan Lingkungan
Kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan
masyarakat yang salah satunya dipengaruhi oleh faktor lingkungan hidup. Kondisi
kesehatan lingkungan Kabupaten Blitar dapat dilihat dari beberapa indikator
berkaitan dengan kesehatan lingkungan, yaitu jumlah dan kondisi jamban keluarga,
pengelolaan air limbah, kondisi pencemaran, akses pada sumber air bersih, serta
data rumah sehat, tempat-tempat umum, dan sekolah sehat.
A. Jumlah dan Kondisi Jamban Keluarga
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan yang bersumber dari data Rencana
Induk SPAM Kabupaten Blitar Tahun 2008 dan Status Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Blitar Tahun 2008 terlihat bahwa sampai akhir tahun 2010 jumlah KK
yang memiliki jamban keluarga dengan kondisi sehat sebanyak 216.124 KK atau
63% dengan rincian jumlah KK yang menggunakan WC leher angsa sebanyak
110.085 KK dan yang menggunakan WC cemplung sebanyak 106.039 KK. Secara
lengkap data tentang jumlah jamban rumah tangga dan estimasi air limbah domestik
per kecamatan dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Jumlah Jamban Rumah Tangga dan Estimasi Air Limbah Domestik Menurut Kecamatan di Kabupaten Blitar Tahun 2010
No
KecamatanJumlah
Penduduk (Jiwa)
Jumlah KK
Tingkat Pelayanan SanitasiEstimasi Air
Limbah Domestik*)
WC Leher Angsa
WC Cemplung
Jumlah %
1 Bakung 30.015 8.434 3.965 3.804 7.769 92 1.800.9002 Wonotirto 41.011 11.934 632 6.827 7.459 63 2.460.6603 Panggungrej
o45.517 14.957 1.149 6.940 8.089 54 2.731.020
4 Wates 33.658 8.773 3.825 3.631 7.456 85 2.019.4805 Binangun 48.724 13.101 2.173 8.291 10.464 80 2.923.4406 Sutojayan 52.051 14.396 10.540 472 11.012 76 3.123.0607 Kademangan 71.966 20.951 5.548 7.820 13.368 64 4.317.9608 Kanigoro 77.353 19.029 10.497 6.618 17.115 90 4.641.1809 Talun 65.915 17.228 5.570 1.833 7.403 43 3.954.900
10 Selopuro 45.661 12.325 5.479 3.248 8.727 71 2.739.66012 Kesamben 58.496 15.069 6.122 2.739 8.861 59 3.509.76012 Selorejo 42.830 11.746 3.997 4.219 8.216 70 2.569.80013 Doko 58.645 12.966 3.214 3.220 6.434 50 3.518.70014 Wlingi 58.645 16.079 5.468 4.686 10.154 63 3.518.700
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-2
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
No
KecamatanJumlah
Penduduk (Jiwa)
Jumlah KK
Tingkat Pelayanan SanitasiEstimasi Air
Limbah Domestik*)
WC Leher Angsa
WC Cemplung
Jumlah %
15 Gandusari 75.557 20.765 4.001 3.976 7.977 38 4.533.42016 Garum 54.309 18.769 6.485 4.159 10.644 57 3.258.54017 Nglegok 76.252 20.439 6.384 7.797 14.181 69 4.575.12018 Sanankulon 57.067 14.318 8.262 2.751 11.013 77 3.424.02019 Ponggok 103.616 26.708 11.147 9.515 20.662 77 6.216.96020 Srengat 66.314 18.932 3.613 5.254 8.867 47 3.978.84021 Wonodadi 50.997 13.282 1.470 3.322 4.792 36 3.059.82022 Udanawu 43.501 11.851 544 4.917 5.461 46 2.610.060Kabupaten Blitar 1.258.100 342.052 110.085 106.039 216.12
463 75.486.000
Sumber: Dinas Kesehatan (Rencana Induk SPAM Kabupaten Blitar Tahun 2008 dan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2008)
Catatan: *) estimasi per orang menghasilkan limbah domestik per hari 60 liter
Sementara itu, berdasarkan hasil Survei EHRA jumlah keluarga yang
menggunakan jamban pribadi sebagai tempat pembuangan air besar di Kabupaten
Blitar yaitu paling panyak terdapat di Kecamatan Binangun sebesar 95,12% dan
paling sedikit ada di Kecamatan Wlingi dengan prosentase 16,78 %. Hasil lengkap
dapat dilihat pada tabel 3.2 dan gambar 3.1 berikut :
Tabel 3. 2 Sarana Pembuangan Limbah Tinja Manusia Tiap Kecamatan Berdasarkan Hasil Survei EHRA
No Kecamatan
Sarana Pembuangan Limbah Tinja (%)
Jamban Pribadi
MCK/WC
Umum
Ke WC 'Helikopter' di
Empang/Kolam
Ke Sungai/ Pantai/Laut
Ke Kebun / Pekarangan Rumah
Ke Selokan/ Parit/Got
Ke Luban
g Galian
Lainnya
1 Sutojayan 84,24 4,24 2,42 5,45 0,61 0,00 1,82 1,212 Kademangan 70,30 4,85 6,06 9,09 0,00 0,00 0,61 9,093 Talun 64,67 0,00 0,60 29,94 0,60 0,00 1,20 2,994 Garum 42,29 4,00 0,00 48,57 2,86 0,00 0,00 2,295 Wates 17,41 11,08 16,46 18,99 19,30 9,81 5,70 1,276 Wlingi 16,78 5,37 13,42 16,78 25,17 14,43 6,71 1,347 Doko 62,26 1,89 1,89 30,19 0,00 0,00 2,52 1,268 Binangun 95,12 2,44 0,00 2,44 0,00 0,00 0,00 0,009 Kanigoro 65,43 11,11 1,23 10,49 1,85 0,00 4,32 5,56
10 Selorejo 85,54 0,60 0,00 10,24 1,20 0,00 1,81 0,60
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-3
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Sutojay
an
Kadem
anga
nTalu
n
Garum
Wate
sW
lingi
Doko
Binang
un
Kanigo
ro
Selorej
o0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
Jamban Pribadi
MCK/WC Umum
Ke WC 'Helikopter' di Empang/Kolam
Ke Sungai/Pantai/Laut
Ke Kebun/Pekarangan Rumah
Ke Selokan/Parit/Got
Ke Lubang Galian
Lainnya
Gambar 3. 1 Tempat BAB per Kecamatan di Lokasi Survei EHRA Tahun 2011
Selain itu, terkait dengan adanya anggota keluarga yang sering buang air
besar di tempat terbuka seperti kebun, halaman, sungai, pantai, laut, selokan/got,
saluran irigasi maka terdapat sebanyak 15,09% masih ada tetapi tidak tahu siapa,
sebanyak 10,54% perempuan dewasa, dan 10,46% laki-laki dewasa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut
ANAK LAKI-L
AKI UMUR 5-
12 T
AHUN
ANAK PEREMPUAN U
MUR 5-12
TAHUN
REMAJA LA
KI-LAKI
REMAJA P
EREMPUAN
LAKI-L
AKI DEW
ASA
PEREMPUAN DEW
ASA
LAKI-L
AKI TUA
PEREMPUAN TUA
MASIH A
DA TAPI T
IDAK T
AHU/JELA
S SIA
PA0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
6.775.80
6.65 6.29
10.46 10.54
8.64 8.35
15.09
Gambar 3. 2 Prosentase Orang di Luar Anggota Keluarga yang Sering Buang Air Besar di Tempat Terbuka Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011
Untuk jenis kloset yang digunakan oleh keluarga yang tempat pembuangan
air besarnya menggunakan jamban pribadi dan MCK/WC umum di Kabupaten Blitar
terdiri dari kloset jongkok leher angsa, kloset duduk leher angsa, plengsengan, dan
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-4
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
cemplung. Sebagian besar keluarga di Kabupaten Blitar menggunakan kloset
jongkok leher angsa yaitu sebesar 59,95%. Untuk lebih jelasnya prosentase
penggunaan jenis kloset lain dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut.
Kloset Jongkok Leher Angsa
Kloset Duduk Leher Angsa Plengsengan Cemplung0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
59.95
6.359.95
23.75
Gambar 3. 3 Jenis Kloset yang Digunakan oleh Keluarga di Kabupaten Blitar Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011
Untuk tempat penyaluran buangan akhir tinja berdasarkan hasil Survei
EHRA dapat diketahui sebagian besar keluarga di Kabupaten Blitar dibuang di
tangki septik yaitu sebesar 36,31%. Untuk lebih jelasnya mengenai prosentase
tempat penyaluran buangan akhir tinja, dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini.
Tangki Septik Cubluk/Lubang tanah
Langsung ke Saluran
Drainase
Sungai/danau/
pantai/laut
Kolam/sawah Kebun/tanah lapang
Lainnya Tidak Tahu0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00 36.3135.06
1.00
8.25
1.940.88 0.25
16.31
Gambar 3. 4 Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
B. Pengelolaan Air Limbah
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tahun 2010, diketahui
jumlah KK yang memiliki saluran pengelolaan air limbah yaitu 161.089 dengan
kondisi sehat sebanyak 161.089 KK atau 100%. Hasil selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 3.3 berikut ini.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-5
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Tabel 3. 3 Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar (SPAL) Menurut Kecamatan Kabupaten Blitar Tahun 2010
No
Kecamatan PuskesmasJumlah
KKSPAL Rumah Tangga
Diperiksa Memiliki Sehat % Memiliki % Sehat1 Bakung Bakung 8.434 6.820 6.820 6.820 76,72 100,002 Wonotirto Wonotirto 11.934 3.703 3.703 3.703 28,90 100,003 Panggungrejo Margomulyo 14.957 5.131 5.131 5.131 48,80 100,004 Wates Wates 8.773 5.955 5.955 5.955 58,22 100,005 Binangun Binangun 13.101 5.812 5.812 5.812 55,80 100,006 Sutojayan Sutojayan 14.396 7.968 7.968 7.968 57,81 100,007 Kademangan Kademanga
n20.951 7.866 7.866 7.866 36,40 100,00
8 Kanigoro Kanigoro 19.029 13.919 13.919 13.919 69,42 100,009 Talun Talun 17.228 7.782 7.782 7.782 47,25 100,00
10 Selopuro Selopuro 12.325 5.549 5.549 5.549 49,65 100,0011 Kesamben Kesamben 15.069 4.042 4.042 4.042 27,13 100,0012 Selorejo Boro 11.746 8.042 8.042 8.042 70,34 100,0013 Doko Doko 12.966 2.701 2.701 2.701 20,28 100,0014 Wlingi Wlingi 16.079 6.942 6.942 6.942 55,31 100,0015 Gandusari Gandusari 20.765 4.437 4.437 4.437 43,39 100,00
- Slumbung 3.810 3.810 3.810 60,77 100,0016 Garum Garum 18.769 5.274 5.274 5.274 51,62 100,0017 Nglegok Nglegok 20.439 3.078 3.078 3.078 14,25 100,0018 Sanankulon Sanankulon 14.318 13.174 13.174 13.174 99,50 100,0019 Ponggok Ponggok 26.708 13.074 13.074 13.074 75,37 100,00
- Bacem 3.894 3.894 3.894 38,17 100,0020 Srengat Srengat 18.932 9.481 9.481 9.481 47,53 100,0021 Wonodadi Wonodadi 13.282 7.521 7.521 7.521 47,43 100,0022 Udanawu Udanawu 11.851 5.114 5.114 5.114 56,04 100,00Kabupaten Blitar 342.052 161.089 161.089 161.089 50,00 100,00
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2010
Sementara itu, berdasarkan hasil Survei EHRA masih banyak keluarga yang
tidak memiliki SPAL non tinja yaitu sebesar 55,13%. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Tidak ada Ya, parit Ya, ada sumur serapan/lubang galian untuk menampung air limbah rumah tangga
Ya, ada sarana lain0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.0055.13
11.13
19.56
14.19
Gambar 3. 5 Keberadaan Sarana Pengolahan Air Limbah (SPAL) Non TinjaBerdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
Dikarenakan masih banyaknya keluarga yang tidak mempunya SPAL non
tinja, maka limbah tersebut banyak yang dibuang di sungai/kanal/selokan, jalan.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-6
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Halaman, kebun, saluran terbuka, saluran tertutup, lubang galian, pipa saluran
pembuangan kotoran, pipa IPAL Sanimas. Berdasarkan hasil Survei EHRA
menyebutkan untuk pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga non tinja
sebanyak 25,06% membuang ke jalan, halaman, kebun, 23,06% membuang di
saluran terbuka, dan beberapa saluran pembuangan air limbah yang lain. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut.
Ke Sun
gai/k
anal/
kolam
/selok
an
Ke jala
n, ha
laman
, keb
un
Saluran
terbu
ka
Saluran
tertu
tup
Luba
ng ga
lian
Pipa sa
luran
pembu
anga
n koto
ran (S
PAL)
Pipa IP
AL San
imas
Tidak T
ahu
Tidak a
da ba
k cuc
i pera
latan
dapu
r0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
12.69
25.0623.06
7.75
17.69
2.560.00 0.19
11.00
Gambar 3. 6 Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Rumah Tangga Non TinjaBerdasarkan Survei EHRA
Apabila dilihat per kecamatan dapat diketahui SPAL rumah tangga non tinja
dibuang ke jalan, halaman, kebun terbanyak di Kecamatan Talun dengan
prosentase 40,63% dan paling sedikit di Kecamatan Selorejo sebanyak 8,13%.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.7 di bawah ini.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-7
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Sutojay
an
Kadem
anga
nTalu
nGaru
mWate
sWling
iDok
o
Binang
un
Kanigo
ro
Selorej
o0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
Ke Sungai/kanal/kolam/selokanKe jalan, halaman, kebunSaluran terbukaSaluran tertutupLubang galianPipa saluran pembuangan kotoran (SPAL)Pipa IPAL SanimasTidak TahuTidak ada bak cuci peralatan dapur
Gambar 3. 7 SPAL Rumah Tangga Non Tnja Tiap Kecamatan Berdasarkan Survei EHRA
C. Kondisi Pencemaran
Kondisi sumber air tanah maupun air permukaan apabila tidak segera
ditangani bisa membahayakan masyarakat. Hal itu dikarena masih banyak
masyarakat yang membuang limbah cair di kebun dan kali sehingga perlu adanya
pengolahan terhadap sumber air baku maupun mata air. Kurangnya pengetahuan
masyarakat menyebabkan masih banyaknya praktek pembuangan limbah cair/BAB
di sembarang tempat. Selain limbah cair, limbah padat (sampah) juga turut
mencemari sungai yang ada.
D. Akses Terhadap Air Bersih
Akses masyarakat terhadap air tanah dapat dilihat dari tabel 3.4. Dari tabel
tersebut terlihat hingga akhir tahun 2008, sebanyak 70.153 KK memperoleh air
bersih dari PP/ledeng, 156.006 KK memperoleh air bersih dari sumur gali dengan
jumlah penduduk yang dilayani adalah 1.050.701.
Tabel 3. 4 Sarana dan Penduduk yang Dilayani Air Bersih Menurut Kecamatan
No KecamatanPemerintah dan Swadaya
Penduduk yang dilayani
CakupanPP
PMA
PAH SPT SGL
1 Bakung 240 - - - 7.187 37.135 742 Wonotirto 425 - - - 4.111 27.930 783 Panggungrejo 2.203 - - - 5.989 40.960 784 Wates 2.473 - - - 5.170 38.215 745 Binangun 1.760 - - - 2.774 22.670 786 Sutojayan 4.500 - - - 9.058 54.232 807 Kademangan 2.809 - - - 5.620 33.716 808 Kanigoro 4.420 - - - 8.852 53.088 88
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-8
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
No KecamatanPemerintah dan Swadaya
Penduduk yang dilayani
CakupanPP
PMA
PAH SPT SGL
9 Talun 4.325 - - - 8.770 52.380 8910 Selopuro 2.809 - - - 6.677 37.944 8212 Kesamben 5.468 - - - 10.936 65.616 7612 Selorejo 3.620 - - - 7.480 44.400 7413 Doko 3.190 - - - 6.701 49.455 8214 Wlingi 2.810 - - - 5.675 42.425 8815 Gandusari 2.320 - - - 5.090 37.050 9216 Garum 4.001 - - - 8.104 60.525 9017 Nglegok 4.608 - - - 9.981 72.945 8718 Sanankulon 4.660 - - - 9.577 71.185 9419 Ponggok 4.201 - - - 8.704 64.525 9220 Srengat 3.870 - - - 8.009 59.395 9421 Wonodadi 2.320 - - - 5.006 36.630 8822 Udanawu 3.121 - - - 6.535 48.280 92
Kab. Blitar 2008 70.153 - - - 156.006
1.050.701 84
2007
199 57 28 322 115.668
789.604 88
2006
27.798 66 26 322 116.789
877.821 87
2005
23.741 66 32 385 104.150
859.208 85
Sumber: Kabupaten Blitar dalam Angka Tahun 2009
Sumber air bersih masyarakat Kabupaten Blitar selain dari PP/ledeng dan
sumur gali, juga terdapat masyarakat yang dilayani oleh PDAM. Jumlah pelanggan
aktif PDAM hingga bulan Agustus 2011 dapat diketahui sebanyak 8.788 KK
menggunakan sambungan umum dan 112 KK menggunakan hidran umum. Untuk
lebih jelasnya mengenai pelanggan aktif PDAM dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3. 5 Jumlah Pelanggan Aktif PDAM Periode Agustus 2011
No WilayahPelanggan Sampai Dengan Bulan Agustus 2011
Sambungan Rumah Hidran Umum Total1 Wlingi 2.160 81 2.2412 Kesamben 1.644 3 1.6473 Talun 163 - 1634 Gandusari 293 2 2955 Garum 342 5 3476 Suruhwadang 601 - 6017 Nglegok 200 - 2008 Semen 800 16 8169 Doko 922 - 922
10 Binangun 1.106 4 1.11011 Srengat 140 - 14012 Selopuro 144 - 14413 Jambangan - 1 114 Pohgajih
Selorejo273 - 273
Jumlah 8.788 112 8.900Sumber: Data PDAM Kabupaten Blitar Tahun 2011
Berdasarkan survei EHRA Tahun 2011 di Kabupaten Blitar, dapat diketahui
bahwa mayoritas air bersih yang digunakan masyarakat berasal dari sumur yaitu
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-9
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
sebesar 61,67 %, baik sumur gali maupun sumur bor. Selain itu, terdapat 19,33 %
rumah tangga memperoleh air bersih dari mata air, baik mata air terlindungi maupun
mata air tidak terlindungi. Sebesar 12,86 % rumah tangga memperoleh air bersih
dari PDAM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.8 berikut ini.
Gambar 3. 8 Akses terhadap Air Bersih pada Lokasi EHRA di Kabupaten Blitar Tahun 2011
Berdasarkan hasil Survei EHRA Tahun 2011 terlihat bahwa mayoritas
responden mendapatkan air bersih berasal dari sumur, kecuali Kecamatan Selorejo,
Kecamatan Wates, dan Kecamatan Doko. Keluarga yang menggunakan air sumur
mayoritas terdapat di Kecamatan Sutojayan yaitu sebesar 95,24%. Kecamatan
Selorejo mayoritas menggunakan air berasal dari PDAM yaitu sebesar 59,24%.
Kecamatan Wates dan Kecamatan Doko mayoritas menggunakan air berasal dari
mata air, namun mayoritas keluarga yang menggunakan mata air terdapat di
Kecamatan Wates yaitu sebesar 52,47%. Air tersebut digunakan untuk berbagai
keperluan seperti minum, masak, cuci piring/pakaian, dan lain-lain. Untuk lebih
detailnya dapat dilihat pada gambar 3.9 berikut ini.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-10
Air kemasan/isi ulang PDAM Sumur Mata air Lainnya0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
2.00
12.86
61.67
19.33
4.13
Sutojay
an
Kadem
anga
nTalu
n
Garum
Wate
sW
lingi
Doko
Binang
un
Kanigo
ro
Selorej
o0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00 95.24
83.17
92.21
78.25
48.09
66.70
92.45
52.47
42.48
59.24
Air kemasan/isi ulangPDAMSumurMata airLainnya
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 9 Akses terhadap Air Bersih per Kecamatan di Kabupaten BlitarBerdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
Hasil analisa data EHRA juga dapat diperoleh tingkat keamanan air bersih
tersebut. berdasarkan hasil analisa data EHRA menunjukkan bahwa mayoritas atau
sekitar 60,52 % rumah tangga di Kabupaten Blitar memiliki sumber air minum yang
relatif tidak aman antara lain sumur yang tidak terlindungi, mata air yang tidak
terlindungi, waduk/danau, sungai, dan air hujan. Sebesar 39,48 % rumah tangga
memiliki sumber air minum yang teridentifikasi aman. Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat pada gambar 3.10 berikut ini.
Gambar 3. 10 Kondisi Air Minum di Kabupaten Blitar Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
E. Rumah Sehat dan Tempat-tempat Umum
Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan
perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh
derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan
perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain:
1. Sirkulasi udara yang baik.
2. Penerangan yang cukup.
3. Air bersih terpenuhi.
4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan
pencemaran.
5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak
terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-11
Aman Tidak aman0
10
20
30
40
50
60
70
39.48
60.52
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi rumah, hasilnya
sebanyak 59,24% dinyatakan sebagai rumah sehat. Kondisi ini menunjukkan bahwa
di Kabupaten Blitar sebagian besar rumah kondisinya telah memenuhi syarat
kesehatan. Selengkapnya data prosentase rumah sehat berdasarkan kecamatan
Kabupaten Blitar tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 3.6.
Pemeriksaan Dinas Kesehatan terhadap tempat-tempat umum seperti
sarana pendidikan, hotel, dan rumah sakut dapat dilihat pada tabel 3.7. Dari jumlah
707 SD yang ada, sebanyak 64,92% dinyatakan sehat. Untuk sarana pendidikan
SMP sebanyak 61,6% dinyatakan sehat, dan untuk SMA sebanyak 79,41%
dinyatakan sehat. Dari data tersebut dapat disimpulkan untuk sarana pendidikan di
Kabupaten Blitar, telah dinyatakan cukup sehat karena persentase sehat telah
melebihi 50%. Selain sarana pendidikan, juga terdapat hotel dan rumah sakit yang
100% dinyatakan sehat.
Tabel 3. 6 Prosentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Kabupaten Blitar Tahun 2010
No
Kecamatan PuskesmasJumlah
KK
Rumah Jumlah
Diperiksa%
DiperiksaJumlah Sehat
% Sehat
1 Bakung Bakung 8.434 5.600 67,04 3.471 61,982 Wonotirto Wonotirto 11.934 8.211 64,07 4.944 60,213 Panggungrej
oMargomulyo 14.957 4.557 43,34 2.743 60,19
4 Wates Wates 8.773 3.113 34,69 2.023 64,995 Binangun Binangun 13.101 3.272 31,42 1.967 60,126 Sutojayan Sutojayan 14.396 6.720 49,78 4.872 72,507 Kademangan Kademangan 20.951 10.208 54,47 6.127 60,028 Kanigoro Kanigoro 19.029 14.137 70,51 12.411 87,799 Talun Talun 17.228 9.095 55,22 6.502 71.49
10 Selopuro Selopuro 12.325 8.071 72,21 5.685 70,4411 Kesamben Kesamben 15.069 8.625 62,41 5.265 61,0412 Selorejo Boro 11.746 7.115 62,17 4.548 63,9213 Doko Doko 12.966 7.515 72,73 4.436 59,0314 Wlingi Wlingi 16.079 5.130 53,58 4.362 85,0315 Gandusari Gandusari 20.765 5.230 53,09 3.146 60,15
- Slumbung 3.078 60,00 1.853 60,2016 Garum Garum 18.769 6.721 65,78 4.349 64,7117 Nglegok Nglegok 20.439 11.213 60,26 7.854 70,0418 Sanankulon Sanankulon 14.318 8.671 62,96 5.386 62,1219 Ponggok Ponggok 26.708 12.347 71,18 7.635 61,84
- Bacem 6.466 63,38 3.922 60,6620 Srengat Srengat 18.932 11.156 66,71 7.834 70,2221 Wonodadi Wonodadi 13.282 6.725 53,49 4.582 68,1322 Udanawu Udanawu 11.851 4.572 50,10 2.791 61,05Kabupaten Blitar 342.052 177.548 59,24 118.708 59,24Sumber: Data Dinas Kesehatan (Laporan Bulanan Puskesmas)
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-12
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-13
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 11 Peta Cakupan Rumah Sehat
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-14
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Tabel 3. 7 Persentase Tempat Umum (TTU) Sehat Menurut Kecamatan Kabupaten Blitar Tahun 2010
No Kecamatan Puskesmas
Sarana PendidikanHotel Rumah sakit
SD SMP SMA
Jum
lah
ya
ng
ad
a
Jum
lah
D
iper
iksa
Jum
lah
S
ehat
% S
ehat
Jum
lah
Jum
lah
Jum
lah
% S
ehat
Jum
lah
Jum
lah
Jum
lah
% S
ehat
Jum
lah
Jum
lah
Jum
lah
% S
ehat
Jum
lah
Jum
lah
Jum
lah
% S
ehat
1 Bakung Bakung 27 27 20 74,07 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,002 Wonotirto Wonotirto 34 34 17 50,00 5 5 5 100,0
0- - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00
3 Panggungrejo
Margomulyo 36 36 27 75,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00
4 Wates Wates 28 28 21 75,00 4 4 1 25,00 4 4 3 75,00 - - - 0,00 - - - 0,005 Binangun Binangun 33 33 21 63,64 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,006 Sutojayan Sutojayan 28 28 21 75,00 7 7 3 42,86 4 4 3 75,00 - - - 0,00 1 1 1 100,0
07 Kademangan Kademanga
n41 41 12 29,27 5 5 4 80,00 2 2 2 100,0
01 1 1 100,0
0- - - 0,00
8 Kanigoro Kanigoro 31 31 24 77,42 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,009 Talun Talun 32 32 14 43,75 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 1 1 1 100,0
010 Selopuro Selopuro 22 22 15 68,18 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,0011 Kesamben Kesamben 10 10 4 40,00 5 5 1 20,00 6 6 4 66,67 - - - 0,00 1 1 1 100,0
012 Selorejo Boro 30 30 23 76,67 - - - 0,00 - - - 0,00 1 1 1 0,00 - - - 0,0013 Doko Doko 34 34 24 70,59 3 3 2 66,67 1 1 1 100,0
0- - - 0,00 - - - 0,00
14 Wlingi Wlingi 31 31 31 100,00
5 5 5 100,00
5 5 5 100,00
1 1 1 100,00
2 2 2 100,00
15 Gandusari Gandusari 29 29 18 62,07 1 1 1 100,00
- - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00
- Slumbung 18 18 10 55,56 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,0016 Garum Garum 36 36 19 52,78 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,0017 Nglegok Nglegok 37 37 16 43,24 5 5 1 20,00 2 2 1 50,00 - - - 0,00 - - - 0,0018 Sanankulon Sanankulon 31 31 21 67,74 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,0019 Ponggok Ponggok 30 30 21 70,00 4 4 - 0,00 1 1 1 100,0
0- - - 0,00 - - - 0,00
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-15
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
No Kecamatan Puskesmas
Sarana PendidikanHotel Rumah sakit
SD SMP SMA
Jum
lah
ya
ng
ad
a
Jum
lah
D
iper
iksa
Jum
lah
S
ehat
% S
ehat
Jum
lah
Jum
lah
Jum
lah
% S
ehat
Jum
lah
Jum
lah
Jum
lah
% S
ehat
Jum
lah
Jum
lah
Jum
lah
% S
ehat
Jum
lah
Jum
lah
Jum
lah
% S
ehat
- Bacem 23 23 17 73,91 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,00 - - - 0,0020 Srengat Srengat 37 37 31 83,78 8 8 7 87,50 3 3 2 66,67 - - - 0,00 1 1 1 100,0
021 Wonodadi Wonodadi 22 22 19 86,36 6 6 5 83,33 4 4 3 75,00 - - - 0,00 1 1 1 100,0
022 Udanawu Udanawu 27 27 13 48,15 2 2 2 100,0
02 2 2 100,0
0- - - 0,00 - - - 0,00
Jumlah Kabupaten 707
707
459
64,92 60 60 37 61,67 34 34 27 79,41 3 3 3 100,00
7 7 7 100,00
Sumber: Data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2011
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-16
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.1.2 Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat
Kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten Blitar dapat dilihat dari pola hidup
masyarakatnya yaitu berdasarkan timbulan penyakit akibat kondisi sanitasi yang
buruk. Penyakit tersebut antara lain penyakit diare dan Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA). Kasus diare yang ada di Kabupaten Blitar per bulan Juni 2011
sebanyak 12.125 kasus. Jika dikaitkan dengan KK yang memiliki jamban cukup
tinggi yaitu sebesar 63% maka seharusnya jumlah kasus diare dapat dikurangi.
Berdasarkan hasil Survei EHRA, sebanyak 53,95% keluarga telah memiliki jamban
pribadi, sedangkan lainnya masih banyak penduduk melakukan kegiatan BAB di
sungai/pantai/laut, kebun/pekarangan rumah, selokan/parit/got, serta lubang galian.
JAMBAN P
RIBADI
MCK/WC U
MUM
KE WC 'H
ELIKOPTER' D
I EMPANG/K
OLAM
KE SUNGAI/P
ANTAI/LAUT
KE KEBUN/P
EKARANGAN RUMAH
KE SELO
KAN/PARIT
/GOT
KE LUBANG G
ALIAN
LAIN
NYA0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00 53.95
5.11 5.78
18.33
7.643.82 2.99 2.37
Gambar 3. 12 Tempat BAB Penduduk di Kabupaten Blitar Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
Kebiasaan masyarakat lainnya juga memanfaatkan sungai, kali sebagai
sarana untuk mencuci dan mandi dengan kondisi sudah tercemar oleh tinja/kotoran
manusia. Sehingga dari kebiasaan masyarakat tersebut akan menimbulkan
berbagai penyakit, khususnya diare dan ISPA. Selengkapnya mengenai kasus diare
dan ISPA per puskesmas di Kabupaten Blitar dapat dilihat pada tabel 3.8 dan tabel
3.9 berikut ini.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-17
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Tabel 3. 8 Hasil Penemuan Kasus Diare Kabupaten Blitar Per Juni 2011
No
PuskesmasJumlah
PendudukTarge
t
Diare Ditemukan Di Sarkes
Diare Ditemukan Di KKDD/SWS/Posyandu
Kum %
1 Bakung 26.943 1.107 272 6 278 25
2 Sutojayan 50.195 2.063 575 0 575 28
3 Margomulyo 42.087 1.730 265 593 858 50
4 Wates 29.637 1.218 173 294 467 38
5 Binangun 46.545 1.913 0 0 0 06 Kesamben 50.602 2.080 470 76 546 2
67 Doko 42.267 1.737 364 84 448 2
68 Wlingi 53.382 2.194 180 0 180 89 Talun 62.391 2.564 604 0 604 2
410 Kanigoro 72.551 2.981 297 0 297 1
011 Kademanga
n67.064 2.780 513 0 513 1
812 Sanankulon 53.997 2.219 1.691 124 1.815 8
213 Srengat 64.305 2.643 249 0 249 914 Udanawu 44.873 1.844 294 0 294 1
615 Ponggok 55.968 2.300 420 61 481 2
116 Bacem 43.120 1.772 589 680 1.269 7
217 Nglegok 70.191 2.844 511 0 511 1
818 Garum 63.806 2.622 468 241 709 2
719 Gandusari 46.088 1.894 224 0 224 1
220 Slumbung 26.297 1.080 166 32 198 1
821 Wonodadi 50.543 2.077 194 0 194 922 Boro 36.292 1.491 301 0 301 2
023 Wonotirto 39.512 1.623 740 46 786 4
824 Selopuro 41.317 1.698 328 0 328 1
9Total 1.179.973 48.47
49.888 2.237 12.12
525
Sumber: Data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Juni 2011Target SPM : 75%
Begitu pula jika berdasarkan hasil Survei EHRA dapat diketahui sudah
sebanyak 63,75% masyarakat tidak terkena diare. Waktu terdekat anggota keluarga
terkena diare dengan prosentase 19,32% adalah lebih dari 6 bulan lalu. Sedangkan
untuk anggotan keluarga terakhir yang terkena diare sebanyak 26,49% adalah
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-18
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
orang dewasa perempuan, 24,59% adalah orrang dewasa laki-laki, 23,57% anak-
anak balita. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.13 dan 3.14 dibawah ini.
24 ja
m te
rakh
ir
1 m
inggu
tera
khir
I bula
n te
rakh
ir
3 bu
lan te
rakh
ir
6 bu
lan te
rakh
ir
Lebih
dar
i 6 b
ulan
lalu
Tidak
ada
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
2.444.69 3.13 3.13 3.56
19.31
63.75
Gambar 3. 13 Waktu Paling Dekat Anggota Keluarga Terkena Diare Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011
Anak-
anak
bali
ta
Anak-
anak
non
bali
ta
Anak
rem
aja la
ki-lak
i
Anak
rem
aja p
erem
puan
Orang
dew
asa
laki-la
ki
Orang
dew
asa
pere
mpu
an0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
23.57
10.658.49
6.21
24.5926.49
Gambar 3. 14 Anggota Keluarga Terakhir yang Menderita Diare Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-19
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Tabel 3. 9 Laporan Bulanan ISPA Bulan Januari-Juni Tahun 2011
No Puskesmas
Jumlah Penduduk Wilayah
Puskesmas
Jumlah Penduduk Usia Balita di Wilayah Puskesma
s
Target Penemuan Penderita
Pneumonia Balita (10%
Balita)
Realisasi Penemuan PenderitaJumlah Kematian pada
Balita karena Pneumonia
ISPA > 5 thn
PneumoniaPneumonia
Berat
JumlahBatuk Bukan PneumoniaPnemonia & Pneumonia
Berat Bukan PneumoniaPneumonia<1t
h1-4th <1th 1-4th <1th 1-4th Kum % <1th 1-4th Kum <1th
1-4th
Kum
CFR
1 Bakung 26.943 1.591 159 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 Sutojayan 50.195 3.800 380 5 9 15 6 20 15 35 9 0 0 0 0 0 0 0 0 03 Margomulyo 42.087 3.044 304 0 6 0 6 0 12 12 4 92 118 210 0 0 0 0 0 04 Wates 29.637 1.777 178 12 63 0 0 12 63 75 42 72 222 294 0 0 0 0 412 115 Binangun 46.545 2.995 299 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 Kesamben 50.602 3.810 381 18 55 2 1 20 56 76 20 343 851 1.194 0 0 0 0 0 3.3907 Doko 42.267 2.636 263 12 7 0 0 12 7 19 7 0 0 0 0 0 0 0 0 08 Wlingi 53.382 3.736 373 14 7 1 1 15 8 23 6 86 163 249 0 0 0 0 0 09 Talun 62.391 4.330 433 0 17 0 0 0 17 17 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kanigoro 72.551 5.204 520 0 9 0 0 0 9 9 2 0 0 0 0 0 0 0 0 011 Kademangan 67.064 5.086 509 2 7 0 0 2 7 9 2 762 1.041 1.803 0 0 0 0 0 312 Sanankulon 53.997 4.257 426 4 4 0 0 4 4 8 2 257 499 756 0 0 0 0 834 713 Srengat 64.305 4.860 486 269 534 36 170 305 704 1.009 208 0 0 0 0 0 0 0 0 014 Udanawu 44.873 3.486 349 13 16 0 0 13 16 29 8 243 590 833 0 0 0 0 385 415 Ponggok 55.968 4.134 413 1 21 0 0 1 21 22 5 85 247 332 0 0 0 0 280 516 Bacem 43.120 3.294 329 9 23 0 0 9 23 32 10 264 595 859 0 0 0 0 0 1517 Nglegok 70.191 5.739 574 4 18 0 0 4 18 22 4 387 1.021 1.408 0 0 0 0 666 1218 Garum 63.806 4.816 482 50 211 0 0 50 211 261 54 251 614 865 0 0 0 0 917 1319 Gandusari 46.088 3.309 331 2 5 1 2 3 7 10 3 100 292 392 0 0 0 0 475 320 Slumbung 26.297 1.915 191 4 8 2 0 6 8 14 7 58 403 461 0 0 0 0 367 2721 Wonodadi 50.543 2.990 299 2 98 0 0 2 98 100 33 28 70 98 0 0 0 0 0 022 Boro 36.292 2.381 238 2 0 0 0 2 0 2 1 44 170 214 0 0 0 0 449 023 Wonotirto 39.512 3.078 308 6 19 4 8 10 27 37 12 344 451 795 0 0 0 0 1.012 224 Selopuro 41.317 2.965 296 7 27 0 1 7 28 35 12 136 525 661 0 0 0 0 376 484Total 1.179.973 85.233 8.521 436 1.164 61 195 497 1.359 1.856 21,78 3.552 7.872 11.42
40 0 0 0 6.173 3.976
Sumber: Data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Bulan Januari-Juni Tahun 2011 Target SPM : 70%
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-20
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan
sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini
dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan
menyebabkan pathogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan
kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-
permukaan lain seperti handuk, gelas).
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk
mencegah penyakit diare dan ISPA, yang keduanya menjadi penyebab utama
kematian anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak diseluruh dunia
meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA.
Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, cacing
yang tinggal di dalam usus, SARS, dan flu burung. Pencemaran tinja/kotoran
manusia (feces) adalah sumber utama dari virus, bakteri, dan patogen lain
penyebab diare. Jalur pencemaran yang diketahui sehingga cemaran dapat sampai
ke mulut manusia, termasuk balita, adalah melalui 4F (Wagner & Lanoix, 1958)
yakni fluids (air), fields (tanah), flies (lalat), dan fingers (jari/tangan). Cuci tangan
pakai sabun adalah prevensi cemaran yang sangat efektif dan efisien khususnya
untuk memblok transmisi melalui jalur fingers. Di Indonesia terdapat 5 (lima) waktu
penting yang disarankan untuk cuci tangan pakai sabun agar mengurangi risiko
balita terkena penyakit-penyakit, antara lain:
1) Sesudah buang air besar (BAB),
2) Setelah membersihkan anak yang buang air besar (BAB),
3) Sebelum menyiapkan makanan,
4) Sebelum makan,
5) Setelah memegang/menyentuh hewan
Berdasarkan hasil Survei EHRA yang telah dilakukan dapat diketahui hampir
keselurahan keluarga di Kabupaten Blitar telah menggunakan sabun. Berikut ini
merupakan data penggunaan sabun oleh keluarga di tiap kecamatan berdasarkan
hasil Survei EHRA.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-21
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Sutojay
an
Kadem
anga
n
Talun
Garum
Wate
s
Wlin
gi
Doko
Binang
un
Kanigo
ro
Selorej
o0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
YaTidak
Gambar 3. 15 Penggunaan Sabun Berdasarkan Survei EHRA
Tujuan penggunaan sabun dapat diketahui pula berdasarkan Survei EHRA.
Berdasarkan Survei EHRA dapat diketahui penggunaan sabun antara lain untuk
mandi, memadikan anak, Menceboki pantat anak, mencuci tangan sendiri, mencuci
tangan anak, mencuci peralatan minum, makan, dan masak, mencuci pakaian, dan
lain-lain. Dari survei tersebut, sebanyak 20,82% masyarakat menggunakan sabun
untuk mandi, 17,84% untuk mencuci peralatan minum, makan, dan masak, 17,45%
untuk mencuci pakaian, dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut ini.
Mandi Memandikan Anak
Menceboki Pantat Anak
Mencuci Tangan Sendiri
Mencuci Tangan Anak
Mencuci Peralatan Minum,
makan, dan masak
Mencuci Pakaian
Lainnya Tidak Tahu0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
20.82
11.04
7.84
15.43
9.19
17.84 17.45
0.19 0.21
Gambar 3. 16 Tujuan Penggunaan Sabun Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
Berdasarkan Survei EHRA dapat pula diketahui tempat-tempat atau lokasi
anggota keluarga mencuci sabun. Terdapat beberapa lokasi yang biasa digunakan
untuk mencuci sabun, antara lain di kamar mandi, di dekat kamar mandi, di jamban,
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-22
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
di dekat jamban, di sumur, di sekitar bak penampungan air hujan, di tempat cuci
piring, di dapur, dan lain-lain. Hasil Survei EHRA menunjukkan sebanyak 32,04%
keluarga mencuci tangan pakai sabun di tempat cuci piring, 27,46% di kamar mandi,
16,58% di dapur, dan prosentase lain lokasi mencuci tangan pakai sabun dapat
dilihat pada diagram berikut ini.
Di kam
ar man
di
Di dek
at ka
mar man
di
Di jamba
n
Di dek
at jam
ban
Di sum
ur
Di sek
itar b
ak pe
nampu
ngan
air h
ujan
Di tem
pat c
uci p
iring
Di dap
ur
Lainn
ya
Tidak
tahu/t
idak
pasti
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
27.46
4.47 3.93 4.747.28
1.77
32.04
16.58
1.41 0.33
Gambar 3. 17 Lokasi Mencuci Tangan Pakai Sabun Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011
Selain itu, berdasarkan hasil Survei EHRA juga dapat diperlihatkan pula
kebiasaan masyarakat Kabupaten Blitar dalam penggunaan sabun pada waktu-
waktu tertentu. Sebanyak 19,33% masyarakat menggunakan sabun pada saat
sebelum makan, 18,14 % setelah makan, 16,36% setelah buang air besar, dan
beberapa waktu lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Sebelum ke toilet
Setelah menceboki bayi/anak
Setelah buang air
besar
Sebelum makan
Setelah makan
Sebelum memberi menyuapi
anak
Sebelum menyiapkan
masakan
Setelah memegang
hewan
Sebelum sholat
Lainnya0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00
0.71
7.29
16.36
19.3318.14
7.54
9.12
12.51
8.31
0.69
Gambar 3. 18 Waktu Penggunaan Sabun Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-23
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Selain berdasarkan praktek cuci tangan pakai sabun, perilaku hidup bersih
sehat dapat pula diketahui dari ketersediaan air dan sabun di dalam ruangan
jamban/WC serta ada tidaknya jentik-jentik nyamuk dalam bak air/ember.
Berdasarkan pengamatan sanitarian pada saat Survei EHRA diketahui masih
terdapat jamban/WC yang tidak tersedia air di dalamnya. Dari Survei ERHA tersebut
sebanyak 66,31% di ruangan jamban/WC terdapat air di dalam bak/ember, 11,10%
air dari kran & berfungsi, 0,39% air dari kran tidak & tidak berfungsi, serta 22,21%
tidak ada air.
Ya, dalam bak air/ember Ya, dari kran & berfungsi Ya, dari kran & tidak berfungsi
Tidak ada0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.0066.31
11.10
0.39
22.21
Gambar 3. 19 Ketersediaan Air Dalam Ruangan Jamban/WC Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
Berdasarkan pengamatan sanitarian pada saat Survei EHRA juga diketahui
ketersediaan sabun dalam ruangan jamban/WC serta adanya jentik-jentik nyamuk
dalam bak/ember. Dari Survei EHRA tersebut dapat diketahui masih banyak
keluarga di Kabupaten Blitar yang di dalam ruangan jamban/WC tidak terdapat
sabun. Sebanyak 60,22% keluarga di Kabupaten Blitar di dalam jamban/WC tidak
tersedia sabun dan hanya 39,78% tersedia sabun. Sedangkan untuk jentik-jentik
nyamuk di dalam bak air/ember sudah cukup baik yaitu hanya 16,49% terdapat
jentik-jentik nyamuk di dalam bak air/ember.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-24
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Ya Tidak0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
39.78
60.22
16.49
83.51
SabunJentik Nyamuk
Gambar 3. 20 Ketersediaan Sabun di Dalam Ruangan Jamban/WC dan Adanya Jentik-jentik Nyamuk di Dalam Ember/Bak Air Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
Menurut data hasil survei PHBS yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Blitar pada tahun 2010 dapat diketahui sebanyak 34,80% keluarga yang
telah berperilaku hidup bersih dan sehat. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 3.10 di bawah ini.
Tabel 3. 10 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat Kabupaten Blitar Tahun 2010
No Kecamatan PuskesmasRumah Tangga
Jumlah Dipantau Ber-PHBS %1 Bakung Bakung 265 97 36,602 Wonotirto Wonotirto 260 88 33,853 Panggungrej
oMargomulyo 275 91 33,09
4 Wates Wates 260 90 34,625 Binangun Binangun 265 84 31,706 Sutojayan Sutojayan 270 105 38,897 Kademangan Kademangan 270 92 34,078 Kanigoro Kanigoro 265 98 36,989 Talun Talun 260 88 33,85
10 Selopuro Selopuro 280 100 35,7111 Kesamben Kesamben 270 94 34,8112 Selorejo Boro 265 90 33,9613 Doko Doko 295 103 34,9214 Wlingi Wlingi 290 101 34,8315 Gandusari Gandusari 265 90 33,96
- Slumbung 260 88 33,8516 Garum Garum 265 90 33,9617 Nglegok Nglegok 280 102 36,4318 Sanankulon Sanankulon 275 96 34,9119 Ponggok Ponggok 270 92 34,07
- Bacem 265 90 33,9620 Srengat Srengat 285 99 34,7421 Wonodadi Wonodadi 260 94 36,1522 Udanawu Udanawu 265 93 35,09Kabupaten Blitar 6.480 2.255 34,80
Sumber: Data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2010 (Seksi Promkes)
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-25
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.1.3 Kuantitas dan Kualitas Air
Sumber air yang dipergunakan oleh PDAM Kabupaten Blitar yaitu berasal
dari mata air, sumur bor, dan sumur gali. Mata air yang terdapat di Kabupaten Blitar
memiliki debit air yang berbeda-beda. Pada saat ini, PDAM Kabupaten Blitar telah
melayani kebutuhan air minum masyarakat Kabupaten Blitar melalui sistem
penyediaan air minum yang terdiri dari 17 lokasi yang dibangun secara bertahap
mulai tahun 1992 sampai 2010. Untuk lebih jelasnya mengenai teknis
perkembangan PDAM Kabupaten Blitar dapat dilihat pada tabel berikut ini.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-26
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Tabel 3. 11 Data Teknis Perkembangan PDAM Kabupaten Blitar Bulan : Juli 2011
No Lokasi
Jumlah Penduduk Sumber Air Produksi
Sistem Pelayanan
Tenaga Pembangkit
Jenis PelayananMotor Listrik(KW)
Mulai OPSDaerah
ADM (Jiwa)
Daerah TerlayaniPLNKVA
GENSETKW
Langsung H USeluruhnya Terlayani
Terpas.(l/dt)
Dimanf.
(l/dt)
Terpas.
Aktif Terpas.Akti
fJiwa % Jiwa %
1. BNA Wlingi-Belerejo-Slumbung-Tirtomoyo
55.559 55.559 100,0 26.990
4950
575
2007
GrafitasiGrafitasiGrafitasi
2.662 2.142 171 81 1992
2. Unit Kesamben 55.883 27.942 50,0 10.115
36 50 18 Grafitasi 1.927 1.650 6 3 1987
3. Unit Talun (Taiping Gandusari)
63.145 13.531 21,4 3.895 29 2 Grafitasi 667 158 7 - 1990
4. Unit Gandusari 65.326 23.331 35,7 3.175 14 10 4 Grafitasi 363 293 17 2 19905. Unit Garum 62.308 34.616 55,6 5.035 15 35 4 M.A.P +
Graf22 831 342 11 5 22,0 1990
6. Unit Kanigoro 74.179 37.090 50,0 2.635 7 - 0 Graf tap. Garum
415 - 7 - 1990
7. Unit Sanan Kulon 2.380 - 0 Sumur Bor 316 - 10 - 19908. Unit Panggungrejo 2.320 - 0 Sumur Bor 368 - 6 - 19879. Unit Nglegok 44.306 12.083 27,3 2.860 24 3,5 2 Grafitasi 268 199 19 - 199210.
Unit Doko 63.631 38.179 60,0 4.865 13 15 9 Grafitasi 973 910 - - 1997
11.
Unit Srengat 67.185 25.194 37,5 1.180 5 5 3 Sumur Bor 10,6 236 140 - - 7,5 1997
12.
Unit Suruhwadang- Jambangan 1- Jambangan 2 (Taiping Jamb 1)-Kedungsuru-Maron-Suruhwadang Buster Pump Jbg 1
63.378-
----
16.910 26,7 3.95025
5
57,5
17,52,5
555
M.A.PM.A.PM.A.PM.A.PM.A.P
66
13,26,66,6
710 586 51
-1 37,0
7,57,54,0
1997
13.
Unit Semen (Kec. Gandusari)
7.542 17.802 236,0 6.725 38 15 7 Grafitasi 945 805 25 16 4,0
14 Unit Lodoyo (Taiping 0 Graf tap 25
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-27
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
No Lokasi
Jumlah Penduduk Sumber Air Produksi Sistem
Pelayanan
Tenaga Pembangkit
Jenis PelayananMotor Listrik(KW)
Mulai OPSDaerah
ADM (Jiwa)
Daerah TerlayaniPLNKVA
GENSETKW
Langsung H USeluruhnya Terlayani Terpas.
(l/dt)Dimanf
.(l/dt)
Terpas.
Aktif Terpas.Akti
fJiwa % Jiwa %. Kanigoro) Kanigoro15.
Unit Binangun-Sambigede-Ngadri-Ngembul
46.472---
15.491 33,3 6.750 447,51020
58
16
M.A.PM.A.PM.A.P
13,24266
1.286 1.103 4 4
7,515,0
1997
16.
Unit Selopuro (Taiping Wlingi)
42.777 21.388 50,0 820 4 2 Grafitasi 164 144 37,0 2007
17.
Unit Selorejo-Pohgajih Pumpa I-Pohgajih Pumpa II
2.8612.861
7,5 51,5
Sumur GaliTap.
Pompa I
282 272 - - 11,0 20102010
Jumlah 717.413 339.106 47 83.695
25 325 144,5 224 22 12.348 8.744 289 112 152,5
Sumber: Data PDAM Tahun 2010
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-28
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Seluruh jenis air baku yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Blitar seluruhnya
memerlukan pengolahan baik chlorinasi maupun teknik pengolahan lainnya. Sistem
pengolahan chlorinasi dilakukan di 16 lokasi mata air. Hasil uji sampel air bersih di
Kabupaten Blitar menghasilkan air yang tidak berbau dan tidak berasa.
Tabel 3. 12 Hasil Uji Sampel Air Bersih di Kabupaten Blitar Tahun 2010No
Lokasi Hasil Uji
1 M.A. Sumber Tirtomoyo, Ds. Tirtomoyo Kec. Wlingi Tidak Berbau, Tidak Berasa2 M.A. Sumber Kalidukun Ds. Kesamben Kec. Kesamben Tidak Berbau, Tidak Berasa3 M.A. Sumber Pacuh Kec. Nglegok Tidak Berbau, Tidak Berasa4 M.A. Sumber Kedungsuru Ds. Dawuhan Kec. Kademangan Tidak Berbau, Tidak Berasa5 M.A. Sumber Jambangan Ds. Dawuhan Kec. Kademangan Tidak Berbau, Tidak Berasa6 M.A. Sumber Maron Ds. Maron Kec. Kademangan Tidak Berbau, Tidak Berasa7 M.A. Swaru Buluroto Ds. Karangrejo Kec. Garum Tidak Berbau, Tidak Berasa8 M.A. Sumber Umbulan Balerejo Ds. Balerejo Kec. Wlingi Tidak Berbau, Tidak Berasa9 M.A. Sumber Dandang Kec. Gandusari Tidak Berbau, Tidak Berasa
10 M.A. Sumber Songo Ds. Ngadri Kec. Binangun Tidak Berbau, Tidak Berasa11 M.A. Sumber Saman Ds. Sambigede Kec. Binangun Tidak Berbau, Tidak Berasa12 M.A. Sumber Kulon Bambang Tidak Berbau, Tidak Berasa13 M.A. Sumber Suko Ds. Ngembul Kec. Binangun Tidak Berbau, Tidak Berasa14 M.A. Sumber Kedung Banteng Ds. Kedungbanteng Kec.
Gandusari Tidak Berbau, Tidak Berasa
15 S.B. Sumber Air Dalam Ds. Srengat Kec. Srengat Tidak Berbau, Tidak Berasa16 S.G. Dsn. Soponyono Ds. Pohgajih Kec. Selorejo Tidak Berbau, Tidak BerasaSumber: Data PDAM tahun 2011
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-29
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 21 Peta Baku Mutu Pelayanan
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-30
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.1.4 Limbah Cair Rumah Tangga
Organisasi pengelola sektor limbah cair di Kabupaten Blitar adalah Dinas PU
Cipta Karya dan Tata Ruang. Tugas Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang ini
adalah melaksanakan perencanaan, pengawasan, pengendalian, dan pemanfaatan
sarana dan prasarana di bidang teknik penyehatan yang meliputi urusan-urusan air
bersih, air buangan, kebakaran, kebersihan, pertamanan, dan permukiman.
Kabupaten Blitar saat ini belum memiliki master plan pengelolaan air limbah.
Pengelolaan sanitasi di Kabupaten Blitar secara keseluruhan dilakukan dengan
sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) skala rumah tangga. Saat
ini Kabupaten Blitar telah memiliki sistem setempat (on site system) yang berupa 19
unit sanimas (MCK Plus) yang dibangun oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata
Ruang. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.13. Selain itu, terdapat pula 2
unit MCK di Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sutojayan Tahun 2011 yang dibangun
oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Jawa Timur.
Tabel 3. 13 Data Lokasi Sanimas di Kabupaten BlitarNo Lokasi Kelurahan/Desa Kecamatan Dibangun1. Sanimas Beru Beru Wlingi Tahun 20062. Sanimas Wlingi Wlingi Wlingi Tahun 20073. Sanitasi DAK Lingkungan Kampung Baru Beru Wlingi Tahun 20084. Sanitasi DAK Wonodadi Wonodadi Tahun 20085. Sanitren Ponpes Mantenan Udanawu Udanawu Tahun 20086. Sanitren Ponpes Nasrul Ulum Modangan Nglegok Nglegok Tahun 20087. Sanitren Ponpes Kerjen Srengat Srengat Tahun 20088. Sanitren Ponpes Appis Gondang Gandusari Tahun 20099. Sanitren Ponpes Al Kautsar Srengat Srengat Tahun 200910 Sanimas Kesamben Kesamben Kesamben Tahun 200911. Sanitren Ponpes Mambaus Solihin Sumber Sanankulon Tahun 200912. Sanitren Ponpes Sirojut Tolibin Bacem Sutojayan Tahun 200913. Sanitren Al Fallah Jeblok Talun Tahun 201014. Sanitren Darur Roja Selokajang Srengat Tahun 201015 Sanitren Al Kamal Kunir Wonodadi Tahun 201016. Sanitren Al Fallah Siraman Kesamben Tahun 201117. Sanitren Al Mawadah Jiwut Nglegok Tahun 201118. Sanitren Abul Faidl Gambar Wonodadi Tahun 201119. Sanitren Mambaul Hisan Rejosari Wonodadi Tahun 2011
Sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) adalah sistem
penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual/komunal dengan
fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan, yang pengelolaannya
diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber, seperti: cubluk, tangki septik
(septic tank) dan paket pengolahan skala kecil. Beberapa permasalahan mengenai
limbah cair yang dihadapi Kabupaten Blitar, antara lain:
Septictank tidak memenuhi syarat
Ketidakteraturan penyedotan tinja
Instalasi pengelolaan lumur tinja (IPLT) belum tersedia
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-31
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Kesadaran masyarakat rendah
Saluran limbah terbatas
Keterbatasan inovasi teknologi tepat untuk penanganan limbah (bau)
Kurangnya pelatihan dari pihak yang terkait bagi masyarakat dalam
pengeloaan limbah
Gambar 3. 22 Sarana MCK Umum dan Sanimas di Kabupaten Blitar
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar jumlah keluarga
yang memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) sebanyak 50%.
Penanganan grey water di Kabupaten Blitar rata-rata langsung menggunakan
saluran pembuangan air limbah yang pemakaiannya bersama-sama dengan
drainase untuk menampung air hujan. Berdasarkan hasil Survei EHRA diketahui
kondisi SPAL non tinja/drainase sudah cukup baik karena sebanyak 48,75% kondisi
saluran terpelihara dengan baik yaitu sudah mengalir. Untuk lebih jelasnya
mengenai kondisi SPAL non tinja yang ada berdasarkan survei EHRA dapat dilihat
pada grafik berikut ini :
Ya Tidak Tidak dapat dipakai : saluran kering Tidak ada saluran0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
50.0048.75
5.447.81
38.00
Tabel 3. 14 Kondisi SPAL yang ada di Kabupaten Blitar Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
Sesuai dengan kondisi SPAL non tinja yang baik yaitu sekitar 48,75%, maka
sebanyak 39,50% saluran bersih atau hampir selalu bersih dari sampah. Kemudian
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-32
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
sebanyak 18,31% saluran tidak bersih dari sampah, tapi air masih dapat mengalir,
2,13% saluran tidak bersih dari sampah, saluran tersumbat, dan 4,88% saluran
tidak bersih dari sampah tapi saluran kering. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 3.23 berikut ini.
Kondisi Saluran Air0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
39.50
18.31
2.13
4.88
35.19
Ya, bersih atau hampir selalu bersih dari sampahTidak bersih dari sampah, tapi air masih dapat mengalirTidak bersih dari sampah, saluran ter-sumbatTidak bersih dari sampah, tapi saluran ker-ingTidak ada saluran
Gambar 3. 23 Kondisi Kebersihan Saluran dari Sampah Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-33
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 24 Peta Lokasi Sanimas (MCK Plus) Kelurahan Beru Kecamatan Wlingi
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-34
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 25 Peta Lokasi MCK Plus Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sutojayan
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-35
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.1.5 Limbah Padat (Sampah)
Organisasi pengelola sampah di Kabupaten Blitar berada pada Dinas PU
Cipta Karya dan Tata Ruang dan Dinas Lingkungan Hidup. Bidang Persampahan
pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan
kegiatan yang bertujuan untuk mencapai masyarakat hidup sehat dan sejahtera
dalam lingkungan yang bersih dari sampah. Tatanan program yang digunakan
adalah sama dengan tatanan program pada Renstra Dep. PU (2004-2009), Renstra
SKPD, dan RPJMD. Pemograman harus mengacu pada kebijakan dan strategi
yang dituangkan dalam Renstra di pusat maupun daerah dan sesuai
dengan kebutuhan dan prioritas pengembangan daerah. Limbah-limbah
padat yang ditangani antara lain: limbah padat dari rumah tangga, pasar, jalan,
limbah padat dari Industri, perhotelan, peternakan, pertambangan, pelabuhan dan
lain-lain. Kabupaten Blitar belum memiliki master plan pengelolaan sampah.
Berdasarkan data dari Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, prosentase sumber
sampah terbanyak yaitu 75% berasal dari permukiman. Sedangkan yang lainnya
antara lain 13% berasal dari pasar, 1% pertokoan/perdagangan, 4% rumah sakit,
7% dari sampah jalan. Berikut ini merupakan data pasar skala kabupaten dan desa
di Kabupaten Blitar.
Tabel 3. 15 Data Pasar Kabupaten Blitar
No Nama Pasar Kecamatan Desa/Kel./DusunJumlah
LOSJumlah
PedagangLuas (M2)
StatusPasar
1. Pasar Wlingi Wlingi Kel. Babakan 57 625 3240 Milik Pemda2. Pasar Kesamben Kesamben Ds. Kesamben 30 150 1800 Milik Pemda3. Pasar Lodoyo Sutojayan Kel. Kalipang 27 298 1620 Milik Pemda4. Pasar Srengat Srengat Kel. Srengat 25 320 1440 Milik Pemda5. Pasar Bendorejo Ponggok Ds. Bendorejo 8 265 1500 Milik Pemda6. Pasar Talun Talun Kel. Talun 15 80 720 Milik Pemda7. Pasar Nglegok Nglegok Kel. Nglegok 14 98 360 Milik Pemda8. Pasar Kanigoro Kanigoro Kel. Kanigoro 4 135 360 Milik Pemda9. Pasar Kademangan Kademangan Kel. Kademangan 7 155 1500 Milik Pemda10.
Pasar Ngembul Binangun Ds. Ngembul 3 30 200 Milik Pemda
11.
Pasar Garum Garum Kel. Garum 6 75 840 Milik Pemda
12.
Pasar Gandusari Gandusari Ds. Gandusari 4 30 240 Milik Pemda
13.
Pasar Doko Doko Ds.Doko 2 53 120 Milik Pemda
14.
Pasar Sidorejo Ponggok Ds. Sidorejo 6 49 3240 Milik Pemda
15.
Pasar Jati Udanawu Ds. Jati 4 29 240 Milik Pemda
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-36
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Tabel 3. 16 Data Pasar Desa Kabupaten Blitar
No Nama Pasar Kecamatan LokasiΣ.
KiosΣ.
LOS
Σ.Pedag
ang
Luas (M2)
StatusPasar
123456789
101112131415161718192021222324252627282930313233343536373839
Pasar Gambar Pasar TugurantePasar TapanPasar Sumberingin Pasar Dayu Pasar Sumberasri Pasar PenataranPasar KutukanPasar TlogoPasar Candirejo Pasar Kawedusan Pasar Ngeni Pasar Sumberboto Pasar Kaligrenjeng Pasar Sumberjati Pasar Maron Pasar Lorejo Pasar Plandirejo Pasar Suruhwadang Pasar Bululawang Pasar Ngrendeng Pasar Boro Pasar PagerwojoPasar Resabombo Pasar Selopuro Pasar Tulungrejo Pasar WatesPasar Binangun Pasar BirowoPasar NgadriPasar Panggungasri Pasar BlitarPasar Panggungrejo Pasar Bendosewu Pasar Tumpang Pasar Slumbung Pasar SemenPasar Gadungan Pasar Sukosewu
Wonodadi Ponggok UdanawuSanankulon Nglegok Nglegok Nglegok Garum Kanigoro Ponggok Ponggok Wonotirto Wonotirto WonotirtoKademanganKademanganBakungBakungKademanganBakungSelorejoSelorejoKesambenDokoSelopuroWatesWatesBinangunBinangunBinangunPanggungasriPanggungrejoPanggungrejoTalunTalunGandusariGandusariGandusariGandusari
Desa Wonodadi Desa Bendo Desa Bakung Desa Sumberingin Desa Dayu Desa Sumberasri Desa Penataran Desa Slorok Desa Tiogo Desa Candirejo Desa Kawedusan Desa Ngeni Desa Sumberboto Desa Kaligrenjeng Desa Sumberjati Desa Maron Desa Lorejo Desa Plandirejo Desa Suruhwadang Desa Bululawang Desa Ngrendeng Desa Boro Desa PagerwojoDesa Resabombo Desa Selopuro Desa Tulungrejo Desa WatesDesa Binangun Desa BirowoDesa NgadriDesa Panggungasri Desa BlitarDesa Panggungrejo Desa Bendosewu Desa Tumpang Desa Slumbung Desa SemenDesa Gadungan Desa Sukosewu
45 18 55
16 4 5
12 5 4 3
17 4 6 2 9
12 15 15 9 9 8 5
12 22 24 23 8 6 8 4 6 5 3 3 2 9
13 5
52 15 11 9
11 11 50 56 15 6 3
138 3
17 9
14 14 9 10 11 15 1826 17 20 26 8
11 9
12 11 9 8 3
14 8
32 16
210 45 25 29 59 25 95
115 40 15 12 35 16 12 26 25 35 45 20 20 25 35 2951 62 68 78 25 18 24 20 24 15 17 12 18 25 43 27
2500 3600 1200 1400 1500 4000 5100 3500 25001700 1600 3500 3500 1200 5000 3000 3750 2500 1200 180
3600 2760 40003500 3100 3500 3500 2600 1970 2500 1400 1600 3500 280 420 650 1350 1500 800
Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah DesaPemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah DesaPemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa Pemerintah Desa
Kabupaten Blitar sub bidang kebersihan memiliki fasilitas antara lain
pengangkutan (truk, gerobag dorong, gerobag motor, kontainer, TPS, depo dan
transito). Pengelolaan sampah skala kabupaten dilaksanakan melalui operasi
sistem pengelolaan sampah domestik di Kabupaten Blitar dimulai dengan kegiatan
pengumpulan dari sumbernya yang diorganisir dan dilaksanakan oleh tenaga
peralatan dan dana hasil swadaya organisasi kemasyarakatan yakni RT/RW untuk
dikumpulkan di Depo yang telah disediakan oleh Pemerintah. Pemerintah Daerah
Kabupaten Blitar menyumbang peranannya di bidang operasi pengangkutan
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-37
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
sampah domestik yang telah terkumpul di Depo menuju TPS. Demikian juga
sampah yang berasal dari pasar tradisional dikumpulkan di Depo/TPS untuk
kemudian diangkut ke TPA. Jumlah TPS yang ada di Kabupaten Blitar sebanyak 10
lokasi. Berikut untuk lebih lengkapnya mengenai lokasi TPS di Kabupaten Blitar
pada tabel 3.17. Sedangkan untuk jumlah lokasi TPA di Kabupaten Blitar sebanyak
6 lokasi, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.18.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-38
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Tabel 3. 17 Lokasi TPS di Kabupaten Blitar
No Lokasi TPSJumla
h
WilayahDesa /
Kelurahan
JenisKapasitas
(m3)
LuasTPS(m2)
KondisiTahun
Pembangunan
FrekuensiPengambila
nKeterangan
1. Kesamben
1)Pasar Kesamben
2Desa Kesamben
Landasan 16 - 20 30Rusak Ringan
2004Tiga Hari Sekali
Satu Kontainer Rusak Ringan
2)Terminal Kesamben
1Desa Kesamben
Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan
2004 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)
3)SPBU Kesamben
1Desa Kesamben
Landasan 8 - 10 12Rusak Berat
2004 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)
2. Wlingi
1) Pasar Wlingi 3 Pasar Wlingi Landasan 24 - 30 36Rusak Ringan
1993Tiga Hari Sekali
Satu Kontainer Rusak Ringan
2) Gurit Babadan 1 Babadan Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan
1993Tiga Hari Sekali
Kontainer Kondisi Baik
3)Kauman Babadan
1 Babadan Landasan 8 - 10 12Rusak Berat
1993 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)
4)Rumah Sakit Wlingi
1 Rumah Sakit Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan
1993Tiga Hari Sekali
Kontainer Kondisi Baik
5)Tanggung Wlingi
1 WlingiTransfer
Depo8 10
Rusak Ringan
1993Dua Kali Sehari
Transfer Depo Type II
6) PDAM Wlingi 1Wlingi - Tangkil
Transfer Depo
13 - 15 50 Baik 1993Dua Kali Sehari
Transfer Depo Type I
7)Pandean Tangkil
1Tangkil - Klemunan
Transfer Depo
13 - 15 50 Baik 1993Dua Kali Sehari
Transfer Depo Type I
8) Kenongo Beru 1 BeruTransfer
Depo10 - 13 20
Rusak Ringan
1993Dua Kali Sehari
Transfer Depo Type II
9)Rumah Sakit Wlingi
1 BeruTransfer
Depo13 - 15 32 Baik 1993
Dua Kali Sehari
Transfer Depo Type II
10) Pasar Wlingi 1 BabadanTransfer
Depo13 - 15 100
Rusak Ringan
1993Dua Kali Sehari
Transfer Depo Type I
3. Talun
1) Pasar Talun 1 Talun Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan
2004Tiga Hari Sekali
2)Lapangan Talun (RPH)
1 Talun Landasan 8 - 10 12Rusak Berat
2004 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-39
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
No Lokasi TPSJumla
h
WilayahDesa /
Kelurahan
JenisKapasitas
(m3)
LuasTPS(m2)
KondisiTahun
Pembangunan
FrekuensiPengambila
nKeterangan
4. Garum
1) Pasar Garum 1 Tawang Sari Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan
2004Dua Hari Sekali
5. Kanigoro
1)Pasar Kanigoro
1 Kanigoro Landasan 8 - 10 12Rusak Berat
2004Dua Hari Sekali
6. Sutojayan
1)Pasar Sutojayan
1Pasar Sutojayan
Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan
1999Dua Hari Sekali
2) Kawedanan 1 Kalipang Landasan 8 - 10 12Rusak Berat
1999 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)
3)Bendil Sutojayan
2Kalipang - Kb. Arum
Landasan 16 - 20 30Rusak Berat
1999 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)
4)Bendil Sutojayan
1 SutojayanTransfer
Depo16 - 20 50
Rusak Ringan
1999Dua Hari Sekali
Transfer Depo Type I
7. Srengat
1) Pasar Srengat 1Pasar Srengat
Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan
1999Dua Hari Sekali
2)Stadion Srengat
2Srengat - Dandong
Landasan 8 - 10 12Rusak Ringan
1999Dua Hari Sekali
Satu Kontainer Rusak Berat
3) Togogan 1 Togogan Landasan 8 - 10 12Rusak Berat
1999 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)
8. Wonodadi
1)Pasar Wonodadi
1 Wonodadi Landasan 8 - 10 12Rusak Berat
2001 -Tidak Operasional (Kontainer Rusak)
9. Halaman Pendopo 1 Pendopo Landasan 8 - 10 12 Baik Tiga Hari Sekali
Kontainer Kondisi Baik
Kab. Blitar 2001 10. Halama Belakang
Sekretariat Pemda 1 Sekretariat Landasan 8 - 10 12 Baik 2005Tiga Hari Sekali
Kontainer Kondisi Baik
Kab. Blitar Sumber: Data Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-40
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 26 Peta Lokasi TPS Wlingi
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-41
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 27 Peta Lokasi TPS Talun
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-42
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 28 Peta Lokasi TPS Garum
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-43
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 29 Peta Lokasi TPS Halaman Pendopo
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-44
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 30 Peta Lokasi TPS Kanigoro
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-45
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 31 Peta Lokasi TPS Srengat
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-46
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 32 Peta Lokasi TPS Kesamben
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-47
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 33 Peta Lokasi TPS Sutojayan
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 34 Peta Lokasi TPS Wonodadi
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-49
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Tabel 3. 18 Lokasi TPA di Kabupaten Blitar Tahun 2011
Deskripsi
Tempat Pengelolaan Akhir ( TPA )
TegalasriWlingi
PagerwojoKesamben
JingglongSutojayan
KendalrejoSrengat
SumberjoKademangan
KrencengNglegok
Sistem Pengolahan Sampah Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak AdaTahun mulai operasi TPA 1994 2004 2004 2004 Belum Operasi Belum DibangunSisa umur TPA 14 tahun 18 tahun 18 tahun 18 tahun Belum Operasi Belum DibangunLuas Lahan ( ha ) 1.41 0.5 0.5 0.5 1 5.35
- Terpakai 0.77 0.14 0.14 0.14 - - - Sisa Lahan 0.64 0.36 0.36 0.36 1.00 5.35
Daya Tampung Total (m3) 10,809,700 875,000 875,000 875,000 - -Volume deposit (m3) 920,139 68,600 68,600 68,600 - -Daya Tampung sisa (m3) 9,889,561 806,400 806,400 806,400 - -Jumlah Truck yang masuk per hari
7 3 3 3 - -
Jumlah pemulung 4 1 2 4 - -Sumber: Data Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar
Tabel 3. 19 Fasilitas yang ada di TPA Kabupaten Blitar
Fasilitas yang ada di TPA
Tempat Pengolahan Akhir ( TPA )Tegalasri
WlingiPagerwojoKesamben
JingglongSutojayan
KendalrejoSrengat
AdaTidak Ada
Kondisi AdaTidak Ada
Kondisi AdaTidak Ada
Kondisi AdaTidak Ada
Kondisi
Pembuat Kompos
- Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -
Daur Ulang Plastik
- Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -
Pengolahan lindi (IPAL)
- Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -
Jembatan Timbang
- Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -
Saluran Drainase
Ada - Baik - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -
Rumah Jaga Ada - Baik - Tidak Ada - Ada - Baik Ada BaikAlat Berat Ada - Rusak - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-50
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Fasilitas yang ada di TPA
Tempat Pengolahan Akhir ( TPA )Tegalasri
WlingiPagerwojoKesamben
JingglongSutojayan
KendalrejoSrengat
AdaTidak Ada
Kondisi AdaTidak Ada
Kondisi AdaTidak Ada
Kondisi AdaTidak Ada
Kondisi
RinganTempat Parkir Alat Berat
Ada - Baik - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -
Terminal Dumping
Ada - Baik - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -
Lapisan Tanah Penutup
Ada - Baik - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -
Ketersediaan Tanah Penutup
Ada - Baik - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -
Pagar Keliling Ada - Baik Ada - Rusak Ada - - Ada - BaikSumur Pantau Ada - Baik - Tidak Ada - - Tidak Ada - - Tidak Ada -
Sumber: Data Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-51
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 35 Peta Lokasi TPA Kademangan
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-52
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 36 Peta Lokasi TPA Srengat
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-53
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 37 Peta Lokasi TPA Kesamben
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-54
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 38 Peta Lokasi TPA Nglegok
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-55
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 39 Peta Lokasi TPA Sutojayan
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-56
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 40 Peta Lokasi TPA Wlingi
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-57
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Selain adanya sumber sampah, lokasi TPS, dan TPA maka perlu pula
adanya uoaya pewadahan sampah agar mudah dalam proses pengangkutan.
Selengkapnya mengenai pola pewadahan sampah di Kabupaten Blitar dapat dilihat
pada tabel 3.20. Selain itu, untuk melanjutkan proses selanjutan dari pewadahan,
maka diperlukan adanya sarana pengangkutan sampah. Sarana pengangkutan
sampah di Kabupaten Blitar terdiri dari gerobak dorong, sepeda motor gerobak,
amrol truck, dan dump truck. Untuk gerobak dorong dan sepeda motor gerobak
biasanya digunakan untuk mengangkut sampah yang berasal dari pasar, rumah
sakit, dan jalan. Nemun untuk data lengkap mengenai gerobak dorong dan sepeda
motor gerobak masih belum tersedia. Sedangkan untuk amrol truck dan dump truck
yang ada di Kabupaten Blitar, sudah terdapat beberapa kerusakan namun masih
dapat beroperasi. Tabel 3.20 merupakan data mengenai sarana pengangkutan
sampah.
Tabel 3. 20 Pola Pewadahan Sampah
NoSumber
KepemilikanBentuk
SifatBahan Ukuran
Terpisah Tercampur1 Permukiman Kantong, Kotak,
BakTercampur Logam, Plastik, Karet
bekas ban40 - 60 liter
Kontainer Tercampur Logam 6 - 10 m32 Perumahan Kantong, Kotak,
BakTercampur Logam, Plastik, Karet
bekas ban40 - 60 liter
3 Perdagangan Kantong, Kotak, Bak
Tercampur Logam, Plastik, Karet bekas ban
50 - 60 liter
4 Perkantoran Kotak, Silinder Tercampur Logam, Plastik 50 - 60 liter5 Industri - - - - -6 Pasar Kotak, Silinder Tercampur Logam, Plastik, Karet
bekas ban50 - 60 dan 120 -
140 literKontainer Tercampur Logam 6 - 10 m3
7 Rumah Sakit Kotak, Silinder Terpisah Logam, Plastik 50 - 60 dan 120 - 140 liter
Kontainer Tercampur Logam 6 - 10 m38 Hotel Kotak, Silinder Tercampur Logam, Plastik, Karet
bekas ban50 - 60 dan 120 -
140 liter9 Restoran Kotak, Silinder Tercampur Logam, Plastik, Karet
bekas ban50 - 60 liter
10 Jalan Kotak, Silinder Terpisah Logam, Plastik, Karet bekas ban
50 - 60 liter
11 Sekolah Kotak, Silinder Terpisah Tercampur Logam, Plastik, Karet bekas ban
50 - 60 liter
12 Lain - lain Sumber: Data Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar
Keterangan :Pengadaan wadah sampah berupa tong sampah diupayakan oleh warga, kantor, sekolah dan pelaku usaha (industri dan perdagangan) secara swadaya.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-58
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Tabel 3. 21 Sarana Pengangkutan Sampah
No
NomorPolisi
JenisTahun
Pengadaan
Kapasitas
Angkut( m3 )
Kondisi
FrekuensiPengangkut
an( per hari )
Keterangan
1AG 8090 PP
Amrol Truck
19938 s/d 11
m3Rusak Ringan
3Masih Operasional Setiap Hari
2AG 8106 PP
Dump Truck
19948 s/d 11
m3Rusak Ringan
3Masih Operasional Setiap Hari
3 L 9998 NCDump Truck
19948 s/d 11
m3Rusak Berat 1
Masih Operasional setiap 3 hari sekali dan STNK
Kendaraan Habis masa berlakunya.
4AG 8012 KP
Dump Truck
1995 - Rusak Berat -Kendaraan Tidak bisa Operasional dan STNK
Kendaraan Habis masa berlakunya.
5AG 8045 PP
Amrol Truck
19978 s/d 11
m3Rusak Ringan
3 Masih Operasional
6AG 8068 PP
Amrol Truck
19988 s/d 11
m3Rusak Ringan
3 Masih Operasional
7AG 8067 PP
Dump Truck
19988 s/d 11
m3Rusak Ringan
3Masih Operasional Setiap Hari
Sumber: Data Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar
Gambar 3. 41 Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah di Depo dan TPS
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-59
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 42 Alat Angkut dan Proses Pembuangan Sampah di TPA
Berdasarkan hasil Survei EHRA dapat diketahui bahwa sebagian besar
masyarakat mengelola sampah rumah tangga dengan cara dibakar. Adapun
kecamatan yang memiliki prosentase paling tinggi yaitu Kecamatan Binangun
sebesar 98,75 %. Kecamatan yang memiliki prosentase terkecil yaitu Kecamatan
Wlingi sebesar 34,38 %. Masyarakat Kecamatan Wlingi mayoritas mengelola
sampah rumah tangganya dengan cara dibuang dan dikubur di lubang yaitu sebesar
52,5 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.22 dan gambar 3.43 berikut.
Tabel 3. 22 Prosentase Pengelolaan Sampah Rumah Tangga per Kecamatan di Kabupaten Blitar Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
No
Kecamatan
Pengelolaan Sampah (%)Diangkut tukang
sampah, dibuang ke
TPS
Dibuang dan
dikubur di lubang
Dibakar
Dibuang ke
sungai
Dibiarkan saja
Dibuang ke
lahan koson
g
Lainnya
1 Sutojayan 6,25 3,75 85,63 1,88 0 2,5 02 Kademang
an1,25 8,13 79,38 3,75 0,63 6,88 0
3 Talun 0 10 72,50 8,75 0 8,75 04 Garum 0,63 3,75 73,75 11,88 0 10 05 Wates 3,75 39,38 54,38 0 0 2,5 06 Wlingi 5,63 52,5 34,38 4,38 0,63 2,5 07 Doko 1,25 12,5 56,88 4,38 3,75 21,25 08 Binangun 0 0 98,75 0 0 1,25 09 Kanigoro 0,63 10,63 63,75 6,88 1,25 16,88 0
10 Selorejo 1,88 37,5 50,63 0 0 10 0
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-60
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 43 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kabupaten Blitar Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011
Pengelolaan tersebut terkadang tidak disertai dengan pemilahan sampah
terlebih dahulu. Oleh karena itu, sampah tidak dapat diolah berdasarkan jenisnya.
Berdasarkan survey EHRA tahun 2011, mayoritas masyarakat di Kabupaten Blitar
tidak melakukan pemilahan sampah yaitu sebesar 60,06%. Sedangkan sebesar
39,94 % masyarakat melakukan kegiatan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya
seperti sampah organik, plastik, gelas atau kaca, kertas, besi/logam, dan lain-lain.
Gambar 3. 44 Praktek Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga di Kabupaten Blitar Berdasarkan Hasil Survey EHRA Tahun 2011
Dari data sekunder yang ada serta hasil survei EHRA maka beberapa
permasalahan persampahan yang dihadapi Kabupaten Blitar, antara lain:
Pengelolaan masih konsvensional
Kapasitas SDM rendah
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-61
Sutoja
yan
Kadem
anga
n
Talun
Garum
Wat
es
Wlin
gi
Doko
Binang
un
Kanigo
ro
Selore
jo0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Diangkut tukang sampah, dibuang ke TPSDibuang dan dikubur di lubangDibakarDibuang ke sungaiDibiarkan sajaDibuang ke lahan kosongLainnya
Melakukan pemilahan Tidak Melakukan Pemilahan0
10
20
30
40
50
60
70
39.9375
60.0625000000002
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Peralatan belum memadai
Kesadaran masyarakat rendah
Belum ada inovasi untuk membuat sampah bernilai jual
3.1.6 Drainase Lingkungan
Sistem saluran drainase yang kurang memenuhi syarat merupakan salah
satu penyebab utama terjadinya banjir, selain karena faktor manusia dan alam.
Banyak sistem desain drainase permukaan yang dibangun tersebut tidak terawat
dengan baik, tidak dirawat secara berkala yang membuat saluran drainase tersebut
tidak berfungsi secara optimal. Berdasarkan data Review RPIJM Kabupaten Blitar
diketahui kondisi drainase di Kabupaten Blitar antara lain sebagai berikut:
Tingkat pelayanan sistem yang ada masih rendah dalam konteks perbandingan
antara luas yang harus dilayani dengan panjang sistem yang sudah
terbangun/terpasang.
Kapasitas saluran belum di disain menurut sistem blok kawasan yang harus
dilayani, sehingga ada beberapa saluran yang melayani suatu kawasan terlalu
luas.
Sedimentasi dan timbunan sampah menyebabkan kapasitas pengaliran saluran
berkurang, akibatnya terjadi luapan.
Genangan yang terjadi dari hasil pengamatan disebabkan oleh luapan, baik dari
jaringan tersier, sekunder maupun primer.
Sistem jaringan belum tertata menurut hirarki saluran, dimana hirarki ini akan
menentukan besarnya kapasitas pengaliran yang direncanakan. Dari hasil
pengamatan ada sistem sekunder yang dimensinya lebih kecil dari sistem
tersiernya.
Ukuran gorong–gorong yang terlalu kecil, kerusakan gorong–gorong maupun
kerusakan pada saluran merupakan salah satu penyebab terjadinya luapan dan
genangan.
Pengamatan sanitarian terhadap lingkungan rumah menemukan bahwa
sekitar 5,5% rumah tangga di Kabupaten Blitar memiliki lingkungan yang terdapat
genangan air sampai 10 m di sekitar rumahnya. Seperti dapat dibaca pada grafik di
bawah, sekitar 94,5% rumah tangga dijumpai tidak memiliki genangan air di sekitar
10 m dari rumahnya. Di sini, secara umum dapat digambarkan bahwa risiko
lingkungan akibat genangan air di lingkungan rumah tangga di Kabupaten Blitar
dapat dikategorikan rendah.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-62
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Ada genangan Tidak ada genangan0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
5.5
94.5
Tabel 3. 23 Lokasi Genangan di Sekitar Lingkungan Rumah Berdasarkan Survei EHRA di Kabupaten Blitar Tahun 2011
Topografi Kabupaten Blitar merupakan daerah dataran rendah disamping itu
terdapat beberapa Daerah Aliran Sungai, sehingga pada saat curah hujan tinggi
desa-desa yang berada di hilir sungai menjadi terendam dan tergenang untuk
beberapa saat. Genangan umumnya terjadi karena terjadi penyempitan dan
pendangkalan sungai. Di Kabupaten Blitar terdapat beberapa wilayah yang
merupakan potensi genangan. Lokasi Potensi Genangan di Kabupaten Blitar
tersebut antara lain:
1. Kelurahan Sutojayan (Dusun Gondanglegi) Kecamatan Sutojayan
2. Kelurahan Kedungbunder Kecamatan Sutojayan
3. Kelurahan Kalipang Kecamatan Sutojayan
4. Sekitar perempatan Tawangsari Kecamatan Garum
5. Sekitar pasar Kecamatan Srengat
Sampai saat ini Kabupaten Blitar belum memiliki master plan drainase
lingkungan. Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar masih
melakukan kajian terhadap lokasi genangan yang ada di Kabupaten Blitar.
Gambar 3. 45 Peristiwa Banjir yang Terjadi di Kabupaten Blitar
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-63
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 46 Peta Potensi Genangan di Kelurahan Kalipang
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-64
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 47 Peta Potensi Genangan di Kelurahan Sutojayan
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-65
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 48 Peta Potensi Genangan di Kelurahan Kedung Bunder
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-66
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.1.7 Pencemaran Udara
Potensi pencemaran udara di Kabupaten Blitar berasal dari
perusahaan/industri yang di dalamnya terdapat kegiatan pembakaran, peleburan,
pemanasan dan lain-lain seperti industri logam, mesin, dan kimia. Selain itu,
pecemaran udara juga berasal dari pembakaran sampah dari masyarakat. Namun,
saat ini jumlah pencemaran udara di Kabupaten Blitar tidak terlalu banyak atau
masih cukup rendah.
3.1.8 Limbah Industri
Limbah Industri di Kabupaten Blitar berasal dari industri kecil formal dan non
formal. Pengelolaan limbah indusrti di Kabupaten Blitar masih belum mendapat
perhatian yang cukup baik. Sehingga diperlukan pembuatan IPAL, pembuatan TPS,
pembakaran di incinerator dan landfil (limbah padat) serta dikerjasamakan dengan
pemanfaat, pengolah dan pengumpul. Industri-industri yang ada di Kabupaten Blitar
tersebut antara lain:
Tabel 3. 24 Industri Kecil di Kabupaten BlitarNo
Jenis Industri Jumlah Unit Usaha
1 Industri kecil formal Industri hasil pertanian dan
kehutanan509
Industri aneka 84 Industri logam, mesin, dan kimia 87
2 Industri kecil non formal Industri hasil pertanian dan
kehutanan8.907
Industri aneka 1.511 Industri logam, mesin, dan kimia 171
3.1.9 Limbah Medis
Hingga saat ini Kabupaten Blitar belum memiliki Instalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL) untuk yang terdapat di rumah sakit.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-67
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.2 Pengelolaan Limbah Cair
3.2.1 Landasan Hukum/Legal Operasional
Undang-Undang Republik Indonesia
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang
Pengendalian Pencemaran Air
2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Keputusan Menteri Republik Indonesia
1 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
35/MENLH/7/1995 Tentang Program Kali Bersih.
2 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun
2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
852/MENKED/SK/IX/2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM).
Peraturan Daerah Kabupaten Blitar
Masih belum ada peraturan daerah mengenai pengelolaan limbah cair.
Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan
Perumahan.
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara
Pengoperasian Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah
Tangga Non Kakus.
3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK
4. Petunjuk Tenis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Tenis Pembuatan
Sumur Resapan
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-68
Kepala Dinas
Sekretaris
SubbagPenyusunan program
SubbagKeuangan
SubbagUmum
Kelompok Jabatan Fungsional
BidangKebersihan dan
Pertamanan
BidangPerumahan dan
Penyehatan Lingkungan
SeksiPengelolahan Kebersihan
SeksiPertamanan
SeksiPengembangan dan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
SeksiPerumahan
SeksiAir Bersih
SeksiPenyehatan Lingkungan
BidangTata Ruang dan Tata
Bangunan
BidangEnergi dan Sumberdaya
Mineral
SeksiPenataan Ruang
SeksiPengelolaan Bangunan Gedung dan Bina Jasa
Konstruksi
SeksiPengawasan Bangunan
SeksiPertambangan Umum
SeksiEnergi, Migas dan Non
Migas
SeksiAir Bawah Tanah dan
Geologi
UPTD
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.2.2 Aspek Institusional
a. Struktur Unit Layanan Limbah Cair
Instansi Pemerintah Kabupaten Blitar yang menangani dan terkait dalam
pengelolaan limbah cair antara lain: Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang
Penyehatan Lingkungan serta Dinas Kesehatan Bidang Pengendalian Penyakit dan
Masalah Kesehatan. Pada dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang lebih spesifik lagi
dibawah pengawasan seksi perumahan dan seksi penyehatan lingkungan.
Sedangkan di Dinas Kesehatan dikelola oleh seksi penyehatan llingkungan.
Gambar 3. 49 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-69
Kepala Dinas
Sekretaris
SubbagPenyusunan program
SubbagKeuangan
SubbagUmum
Kelompok Jabatan Fungsional
BidangPelayanan Kesehatan
BidangPengendalian Penyakit dan
Masalah Kesehatan
SeksiKesehatan Dasar dan
Penunjang
SeksiKesehatan Rujukan
dan Khusus
SeksiPelayanan Kesehatan
Keluarga
SeksiPencegahan,
Pengamatan Penyakit, Penanggulangan
Masalah Kesehatan
SeksiPemberantasan Penyakit
SeksiPenyehatan Lingkungan
BidangPengembangan
Sumberdaya Kesehatan
BidangPengembangan dan
Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
SeksiPerencanaan
Pendayagunaan dan Pengembangan SDM
SeksiKefarmasian dan
Perbekalan Kesehatan
SeksiPembiayaan Kesehatan
SeksiPromosi Kesehatan
SeksiGizi
SeksiInformasi dan Litbang
Kesehatan
UPTD
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 50 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
b. Tugas dan Kewenangan
Tugas dan kewenangan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang
Perumahan dan Penyehatan Lingkungan dalam hal ini adalah:
Pelaksanaan pembangunan, pengaturan, pembinaan, dan pengendalian
dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan.
Pelaksanaan pembangunan, pengaturan, pembinaan, dan pengendalian
dalam penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana air bersih
Pelaksanaan pembangunan, pengaturan, pembinaan, dan pengendalian
dalam penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana penyehatan
lingkungan permukiman.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-70
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Pelaksanaan pembinaan dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat
bidang perumahan dan penyehatan lingkungan.
Sedangkan untuk tugas dan wewenang seksi penyehatan lingkungan
adalah:
Mengumpulkan, mengelola data dalam rangka pengaturan, pembinaan, dan
pengendalian penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana
drainase kawasan, air bersih, dan persampahan.
Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan pengawasan pembangunan sarana
dan prasarana drainase kawasan, air limbah, dan persampahan.
Melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan sarana dan prasarana drainase kawasan, air limbah, dan
persampahan.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Perumahan dan Penyehatan Lingkungan.
Tugas dan kewenangan Dinas Kesehatan Bidang Pengendalian Penyakit
dan Masalah Kesehatan dalam hal ini adalah:
Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan pengendalian
pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan,
kesehatan matra dan penyehatan lingkungan.
Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur
tetap program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah
kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan.
Penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini terhadap penyebaran penyakit
dan faktor resiko yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah
dan bencana.
Penilaian cepat kesehatan (rapid health assessment) dan melakukan tindakan
darurat di bidang pencegahan pemberantasan penyakit, masalah kesehatan,
dan penyehatan lingkungan.
Pelaksanaan pemantauan, pembinaan, dan pengendalian program
pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan,
kesehatan matra, dan penyehatan lingkungan.
Pelaksanaan fasilitasi program pencegahan, pengamatan, pemberantasan
penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra, dan penyehatan lingkungan.
Pelaksanaan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi
profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, dan pihak swasta
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-71
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah
kesehatan, kesehatan matra, dan penyehatan lingkungan.
Pelaksanaan evaluasi program pencegahan, pengamatan, pemberantasan
penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra, dan penyehatan lingkungan.
Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
Sedangkan untuk tugas dan wewenang Seksi Penyehatan Lingkungan
Menyiapkan bahan perencanaan program penyehatan makanan dan
minuman, air, kualitas lingkungan, perumahan, kawasan, dan pengamanan
llimbah.
Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis serta prosedur tetap pelayanan program penyehatan makanan
minuman, air, kuallitas lingkungan, perumahan, kawasan, dan pengamatan
limbah.
Melakukan penilaian cepat kesehatan (rapid health assessment) dan
melakukan tindakan darurat di bidang penyehatan lingkungan.
Menyiapkan bahan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan program
penyehatan makanan minuman, air, kualitas lingkungan, perumahan,
kawasan, dan pengamanan limbah.
Melaksanakan fasilitas program penyehatan makanan minuman, air, kualitas
lingkungan, perumahan, kawasan, dan penanganan limbah.
c. Tugas dan Kewenangan pihak swasta dan masyarakat
Tugas dan kewenangan pihak swasta dan masyarakat:
Pihak swasta mempunyai andil untuk mendukung upaya pemerintah dalam
pengelolaan limbah cair dan mengurangi resiko pencemaran air tanah.
Pihak swasta wajib mempunyai sarana pengelolaan limbah cair.
d. Harga/tarif layanan
Pemerintah Kabupaten Blitar belum mempunyai peraturan perundangan
yang dapat mendukung pelaksanaan pengelolaan limbah cair domestik,
sehingga belum ada tarif khusus untuk pengelolaan llimbah cair domestik.
3.2.3 Cakupan Pelayanan
Cakupan pengelolaan limbah cair di Kabupaten Blitar berdasarkan data dari
Dinas Kesehatan dapat digambarkan sebagai berikut: hingga tahun 2010 di
Kabupaten Blitar telah ada sebanyak 216.124 unit jamban keluarga (63%) dan yang
memiliki SPAL sebanyak 161.089 unit atau 50% dari yang diperiksa yang dibangun
oleh masyarakat sendiri ataupun dari bantuan Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-72
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
melalui Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang serta Dinas Kesehatan (seperti yang
terlihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.3).
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-73
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 51 Peta Cakupan Pelayanan Jamban
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-74
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 52 Peta Cakupan Pelayanan SPAL
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-75
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Berdasarkan hasil survei EHRA dapat dilihat bahwa responden yang
menggunakan jamban dengan tangki septik sebesar 36,31 %, 35,06%
cubluk/lubang tanah, 1% langsung ke saluran drainase, 8,25% ke
sungai/danau/pantai/laut, 1,94% dibuang ke kolam/sawah, 0,88% ke kebun/tanah
lapang, dan lainnya. Berikut lebih jelasnya.
Tangki Septik Cubluk/Lubang tanah
Langsung ke Saluran
Drainase
Sungai/danau/
pantai/laut
Kolam/sawah Kebun/tanah lapang
Lainnya Tidak Tahu0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00 36.3135.06
1.00
8.25
1.940.88 0.25
16.31
Gambar 3. 53 Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
Melalui dana APBD Pemerintah Daerah juga membangun MCK Plus
(Sanimas) di 19 lokasi pada tahun 2006 sampai tahun 2011. Selain itu, juga
terdapat bantuan dari DPU Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Jawa Timur
berupa MCK 2 unit di Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sutojayan Tahun 2011.
Tabel 3. 25 Lokasi dan Biaya Pembangunan Sanimas Kabupaten Blitar Tahun 2006 s/d 2011
No
Tahun Lokasi/layanan Sistem bangunan Biaya (Rp)
1 2006 Ling. Beru RT:1&2 RW:1 Kel. Beru, Kec. WlingiDigunakan 103 KK/ 274 jiwa
Sistem Komunal + MCK(Pemipaan + MCK)
306.329.408,9
2 2007 Ling.Jln. Mastrip Rt: 2&4Kel. Wiingi, Kec. WlingiDigunakan 88 KK/428 jiwa
Sistem Komunal(Pemipaan)
358.000.000
3 2008 Ponpes Karang Aji Kerjen Ds.Kerjen, Kec. Srengat Digunakan 325 jiwa
Sistem Pemipaan + MCK + Biodegester
246.996.228
4 2008 Ponpes Nasyrul Ulum PutriDs.Modangan, Kec.NglegokDigunakan 340 jiwa
Sistem MCK + Biodegester 253.603.449
5 2008 Ponpes MantenanDs. Mantenan, Kec.UdanawuDigunakan 340 jiwa
Sistem MCK + Biodegester 252.578.176
6 2008 Ling. Kampong Baru. Kel. BeruKec. WlingiDigunakan 78 KK/408 jiwa
Sistem MCK + Air + Biodegester
388.000.000
7 2008 Ling. Pasar Gambar, Ds.Wonodadi,Kec. Wonodadi Digunakan 500 jiwa
Sistem MCK + saluran Drainase + Depo sampah
388.000.000
8 2009 Ponpes APIS Gondang Sistem Komunal + MCK 343.539.765
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-76
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
No
Tahun Lokasi/layanan Sistem bangunan Biaya (Rp)
Ds. Gondang, Kec. GandusariDigunakan 400 jiwa
Biodegester
9 2009 Ponpes. Sirujut TholibinDs. Bacem, Kec. SutojayanDigunakan 340 jiwa
Sistem MCK + Biodegester 275.000.000
10 2009 Ponpes. Mamba’us Sholihin 2Ds. Maliran, Kec. SanankulonDigunakan 340 jiwa
Sistem MCK 275.000.000
11 2009 Ponpes. Al KautsarKel. Srengat, Kec. SrengatDigunakan 340 jiwa
Sistem MCK + Biodegester 300.000.000
12 2009 Ling. Kanpong TengahDs. Kesamben, Kec. KesambenDigunakan 58 KK/ 350 jiwa
Sistem Komunal 340.902.365
Tabel 3. 26 Lokasi Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) Kabupaten Blitar Tahun 2010
No Tahun Lokasi/layanan Sistem bangunan Biaya (Rp)1 2010 Ponpes. Al Falah
Ds. Jeblok, Kec. TalunDigunakan 300 jiwa
Sistem MCK + Pemipaan+ Biodegester
275.000.000
2 2010 Ponpes. Darur RojaDs. Selokajang, Kec. SrengatDigunakan 400 jiwa
Sistem MCK + Pemipaan+ Biodegester
275.000.000
3 2010 Ponpes Al KamalDs. Kunir, Kec. WonodadiDigunakan 520 jiwa
Sistem Pemipaan + MCK + Biodegester
418.330.000
Layanan Pengelolaan Air Limbah domestik saat ini baru dilayani oleh pihak
penyedia jasa sedot tinja sebanyak 2 perusahaan. Salah satu perusahaan sedot
tinja tersebut berada di Kota Blitar namun belum ada data yang jelas mengenai
penyedia layanan ini karena layanannya sendiri meliputi area Kota maupun
Kabupaten Blitar.
3.2.4 Aspek Teknis dan Teknologi
Penanganan limbah cair di Kabupaten Blitar lebih pada pemanfaatan sistem
setempat (on site system) yaitu black water dan grey water yang dihasilkan
langsung dibuang ke sungai, lahan terbuka serta ada yang dibuang ke septik tank
kemudian ke drainase lingkungan. Sistem pembuangan air limbah seharusnya
dipisahkan dengan sistem pembuangan air hujan, namun di Kabupaten Blitar masih
sering dijumpai limbah dari rumah tangga dibuang ke dalam sistem pembuangan air
hujan yang dapat mengakibatkan polusi/pencemaran lingkungan. Prasarana
pembuangan air limbah yang ada di Kabupaten Blitar antara lain:
a. Jamban Keluarga
Pembangunan prasarana jamban keluarga diupayakan oleh masyarakat
sendiri dan sebagian merupakan sumbangan dari Pemda Kabupaten Blitar melalui
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-77
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
berbagai sumber pendanaan baik dari APBD Propinsi Jawa Timur melalui Dinas PU
Cipta Karya dan Tata Ruang Jawa Timur, dana DAK dan pendamping dari Dinas
PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar. Dari dana tersebut dibangun 2
unit MCK di Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sutojayan pada tahun 2011 dan 19 unit
sanimas atau MCK Plus dari tahun 2006 hingga 2011. Pengelolaan jamban
keluarga menjadi tanggung jawab penduduk yang memakainya. Sistem pengolahan
air limbah umumnya pengolahan setempat (on-site system) baik secara individual
(jamban keluarga) maupun komunal (MCK) dengan fasilitas dan pelayanan dari satu
atau beberapa bangunan, yang pengelolaannya diselesaikan secara setempat atau
di lokasi sumber, seperti: cubluk, tangki septik (septic tank) dan paket pengolahan
skala kecil.
Gambar 3. 54 Sanimas dan MCK Umum yang Dibangun Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar
b. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) merupakan perlengkapan
pengelolaan air limbah bisa berupa pipa ataupun lainnya yang dipergunakan untuk
membantu air buangan dari sumbernya sampai ke tempat pengelolaan atau ke
tempat pembuangan. SPAL tersebut digunakan untuk menampung dan
menyalurkan air limbah dari dapur, kamar mandi, jamban dan atau septik tank yang
berfungsi sebagai wadah pengumpul dengan sebuah pipa pembuangan atau
sebagai tabung pengolahan yang berhubungan langsung dengan tanah. Kondisi
SPAL yang ada di Kabupaten Blitar pada umumnya masih bersatu dengan
pembuangan air hujan.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-78
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 55 Diagram Alur Limbah Cair Berdasarkan Survei EHRA
Berdasarkan hasil Survei EHRA diketahui sebanyak 31,58% tangki septik
dibangun pada waktu 1-5 tahun yang lalu. Gambar berikut ini lebih jelasnya
mengenai lama dibangunnya tangki septik.
0-12 bulan yang lalu 1-5 tahun yang lalu Lebih dari 5-10 tahun Lebih dari 10 tahun yang lalu
Tidak Tahu0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
10.37
31.58
22.97
28.07
7.02
Gambar 3. 56 Lama Tangki Septik Dibangun Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011
Dari survei EHRA yang telah dilakukan pula dapat diketahui waktu
dikosongkannya tangki septik. Berdasarkan survei EHRA tersebut, sebagian besar
keluargan atau 77,35% tangki septik tidak pernah dikosongkan. Hanya sekitar
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-79
Black Water:- Tinja - Urine- Air pembersih- Air Penggelontor- Kertas pembersih
Grey Water:- Air cucian dari dapur- Air untuk mandi- Air cucian pakaian
59,95%
6,35%
Pembuangan air cucian
Cubluk
36,31%
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
7,97% keluarga yang mengosongkan tangki septik pada waktu 0-12 bulan yang lalu
dan 4,78% pada 1-5 tahun yang lalu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut.
0-12 bulan yang lalu
1-5 tahun yang lalu Lebih dari 5-10 tahun
Lebih dari 10 tahun yang lalu
Tidak pernah Tidak Tahu0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
7.974.78
1.75 0.80
77.35
7.34
Gambar 3. 57 Waktu Tangki Septik Dikosongkan Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
Berdasarkan hasil Survei EHRA mengenai waktu dibangun dan
pengosongan tangki septik, maka dapat digolongkan kondisi jamban keluarga di
Kabupaten Blitar ke dalam suspect aman dan tidak aman. Kriteria suspek aman
adalah sebagai berikut:
1. Tangki septik dibangun kurang dari lima tahun lalu
2. Tangki septik dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah
dikuras/dikosongkan kurang dari lima tahun lalu.
Sedangkan untuk kriteria suspect tidak aman adalah:
1. Tangki septik dibangun lebih dari lima tahun lalu dan tidak pernah dikuras
2. Tangki septik dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah dikuras lebih dari
lima tahun lalu
Kondisi keluarga yang menggunakan jamban berdasarkan Survei EHRA
dengan suspect aman sekitar 41,95%, dan sebanyak 51,04% dengan suspeck tidak
aman. Artinya walaupun telah menggunakan jamban septik tetapi secara kualitas
belum menjamin kondisinya aman atau tidak mencemari lingkungan. Ada sekitar
7,02 % tidak dapat diketahui karena mayarakat tidak tahu berapa tahun dibangun
dan dikosongkanya tangki septik.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-80
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Aman Tidak Aman Tidak Dapat Dispesifikasikan0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
41.95
51.04
7.02
Gambar 3. 58 Prosentase Keluarga yang Menggunakan Tangki Septik Suspeck Aman dan Tidak Aman di Kabupaten Blitar pada Lokasi Survei EHRA Tahun 2011
Jika dilihat lebih lanjut ke tiap kecamatan, dapat diketahui kecamatan yang
menggunakan jamban dengan suspect aman tertinggi yaitu Kecamatan Wlingi.
Sedangkan untuk kecamatan yang menggunakan jamban dengan suspect aman
terendah yaitu Kecamatan Selorejo. Kecamatan yang menggunakan jamban
dengan suspect tidak aman tertinggi yaitu Kecamatan Doko. Gambar berikut ini
lebih jelasnya mengenai jamban dengan suspect aman dan tidak aman di tiap
kecamatan berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
Sutojayan Kademangan Talun Garum Wates Wlingi Doko Binangun Kanigoro Selorejo0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
33.87
25.26
36.1432.26
80.3685.71
29.41
58.97
39.29
20.00
66.1362.11 60.24
50.54
19.64
9.52
67.65
30.77
57.14
0.000.00
12.63
3.61
17.20
0.004.76 2.94
10.263.57
80.00
Aman Tidak Aman Tidak Dapat Dispesifikasikan
Gambar 3. 59 Kondisi Tangki Septik per Kecamatan di Kabupaten Blitar Pada Lokasi Survei EHRA Tahun 2011
Selain cemaran akibat tangki septik yang tidak aman, resiko lingkungan juga
dapat meningkat akibat pembuangan isi tinja yang tidak tepat, seperti membuang
kotoran ke sungai atau lahan di rumah yang tidak diolah lebih lanjut. Perlu adanya
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-81
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
layanan khusus untuk membersihkan tinja agar resiko kebersihan dan kesehatan
lingkungan dapat meningkat. Dari hasil Survei EHRA dapat diketahui masih banyak
masyarakat yaitu sebesar 76,45% yang tidak mengetahui pengosongan tangki
septiknya. Hanya sekitar 13,87 keluarga yang menggunakan layanan sedot tinja.
Sementara, proporsi yang menyuruh tukang untuk melakukannya hanya 8,06% dan
bersih karena banjir sebesar 1,61%.
Layanan sedot tinja Membayar tukang Bersih karena banjir Tidak tahu0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
13.87
8.06
1.61
76.45
Gambar 3. 60 Praktek Pembuangan Isi Tangki Septik Pada Lokasi EHRA Tahun 2011
Sementara itu kondisi keluarga yang memiliki balita, rata-rata masih buang
air besar di lantai, kebun, jalan, selokan/got, dan sungai. Berdasarkan Survei EHRA
tersebut diketahui sebanyak 21,39% keluarga yang mempunyai balita masih sangat
sering dan 32% kadang-kadang buang air besar lantai, kebun, jalan, selokan/got,
dan sungai. Sedangkan sebanyak 43,65% keluarga sudah tidak biasa jika balitanya
buang air besar di lantai, kebun, jalan, selokan/got, dan sungai.
Ya, sangat sering Ya, kadang-kadang Tidak, tidak biasa Tidak tahu0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
21.39
32.00
43.65
2.96
Gambar 3. 61 Prosentase Balita yang Masih BAB di Lantai, Kebun, Jalan, Selokan/Got, dan Sungai
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-82
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Selain itu, terdapat pula balita yang memakai pampers dan masih banyak
pula yang membuang bekas pampers tersebut di sungai/pantai/selokan/got. Dari
Survei EHRA, dapat diketahui sebesar 27,37% keluarga yang membuang bekas
pampers di sungai/pantai/selokan/got dan hanya 13,15% yang membuang di tempat
sampah. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
WC/Jamban Tempat sampah Kebun/pekarangan Sungai/pantai/
selokan/got
Lainnya Tidak tahu0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
21.34
13.15
9.27
27.37
21.34
7.54
Gambar 3. 62 Tempat Membuang Bekas Pampers Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011
Berdasarkan Hasil Survei EHRA diketahui pula perilaku keluarga yang
memiliki balita jika balita tersebut telah buang air besar. Diketahui sebesar 48,04%
keluarga sudah cukup baik telah mencebokkan dengan air dan sabun pada balita
setelah buang air besar dan sebesar 45,36% mencebokkan hanya dengan air.
Ya, dengan air Ya, dengan air dan sabun
Ya, dengan tisu Ya, dengan lainnya Tidak Tidak tahu0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
50.00 45.3648.04
2.891.03 1.03 1.65
Gambar 3. 63 Prosentase Anak Dicebokkan Setelah Buang Air Besar Berdasarkan Hasil Survei EHRA Tahun 2011
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-83
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.2.5 Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam Penanganan Limbah Cair
Peran serta masyarakat dan gender dalam penanganan limbah cair di
Kabupaten Blitar dalam pengolahan air limbah, antara lain:
Masyarakat yang sudah sadar untuk penanganan limbah cair dengan adanya
kerjasama dan bantuan dari pemerintah dapat dilakukan upaya pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana penanganan limbah cair tersebut. Program
sanimas (MCK plus) sebanyak 19 unit dari tahun 2006 hingga 2011 berhasil
dibangun dengan adanya bantuan dana dari pemerintah dan tenaga yang
berasal dari masyarakat. Pengelolaan jamban keluarga menjadi tanggung jawab
penduduk yang memakainya. Berdasarkan hasil Survei EHRA (gambar 3.60)
hanya sekitar 13,87% masyarakat yang memanggil jasa sedot WC dan 8,06%
membayar tukang, sedangkan sebanyak 76,45% masih tidak tahu atau belum
membersihkan. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
membersihkan tangki septik tersebut mengakibatkan lingkungan menjadi tidak
sehat. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya
membersihkan tangki septik.
Masyarakat yang belum sadar dan mayoritas belum mampu secara financial
sangat sulit untuk penanganan limbah cair di lingkungannya hal ini keterbatasan
akan kesadaran dan biaya yang harus dikeluarkan. Masih adanya praktek
masyarakat yang membuang tinja di sembarang tempat seperti di saluran
drainase, sungai/danau/pantai/laut, kolam/sawah, kebun/tanah lapang.
Secara keseluruhan peran serta masyarakat dan gender dalam penanganan
limbah cair di Kabupaten Blitar dalam pengolahan air limbah masih belum
maksimal, masih mengandalkan kegiatan atau proyek dari Pemerintah
Kabupaten Blitar, baik penyediaan sarana prasarana maupun perawatannya.
Belum ada data yang menampilkan jumlah layanan sedot tinja baik yang ada di
Kota maupun Kabupaten Blitar. Tetapi berdasarkan wawancara yang telah
dilakukan ada sekitar 2 layanan sedot WC yang beroperasi baik di Kota maupun
Kabupaten Blitar.
3.2.6 Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi adalah persepsi dari sebagian masyarakat
bahwa sarana sanitasi air limbah belum menjadi kebutuhan yang mendesak. Masih
adanya masyarakat Kabupaten
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-84
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Blitar lebih mudah membuang limbahnya ke saluran/sungai, halaman atau karena
keterbatasan ekonominya belum mampu menyediakan sarana sanitasi sendiri.
Permasalahan air limbah rumah tangga di Kabupaten Blitar secara rinci adalah
sebagai berikut:
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan
hidup sehat. Pemahaman masyarakat mengenai keterkaitan antar
kependudukan dan lingkungan hidup belum memadai, sementara berbagai
kearifan tradisional yang berorientasi untuk menjaga keseimbangan ekosistem
sudah lama ditinggalkan karena faktor ekonomi, teknologi dan lain-lain.
Masyarakat dari kalangan kurang mampu sering beralasan tidak memiliki biaya
untuk membuat jamban.
Meskipun masyarakat mampu dari segi financial namun masih banyaknya
pendapat atau budaya mengenai hubungan sosial dapat terjalin jika melakukan
kegiatan mandi, cuci, kakus di sungai.
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pengosongan tangki
septik jika lebih dari dari 5 tahun.
Terbatasnya sarana infrastruktur pengelolaan air limbah rumah tangga, di
beberapa wilayah banyak dijumpai sarana pembuangan air limbah tidak tertata
atau dikelola dengan benar.
Belum adanya sarana IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja)
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-85
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.3 Pengelolaan Persampahan (Limbah Padat)
3.3.1 Landasan Hukum/Legal Operasional
Undang-Undang Republik Indonesia
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah
Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi
Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur
Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem
Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah.
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan
Sampah Organik Skala Lingkungan.
3.3.2 Aspek Institusional
a. Struktur Unit Layanan Persampahan
Instansi Pemerintah Kabupaten Blitar yang menangani dan terkait dalam
pengelolaan sampah (limbah padat) antara lain: Dinas PU Cipta Karya dan Tata
Ruang Kabupaten Blitar Bidang Kebersihan dan Pertamanan terdiri dari Seksi
Pengelolaan Kebersihan, Seksi Pertamanan, dan Seksi Pengembangan dan
Pemeliharaan sarana prasarana. Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup juga
menangani pengelolaan sampah (limbah padat) terdiri dari Seksi Pengendalian
Kerusakan dan Pencemaran, Seksi Pemulihan dan Pelestarian, dan Seksi Analisis
Dampak Lingkungan.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-86
Kepala Dinas
Sekretaris
SubbagPenyusunan program
SubbagKeuangan
SubbagUmum
Kelompok Jabatan Fungsional
BidangKebersihan dan
Pertamanan
BidangPerumahan dan
Penyehatan Lingkungan
SeksiPengelolahan Kebersihan
SeksiPertamanan
SeksiPengembangan dan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
SeksiPerumahan
SeksiAir Bersih
SeksiPenyehatan Lingkungan
BidangTata Ruang dan Tata
Bangunan
BidangEnergi dan
Sumberdaya Mineral
SeksiPenataan Ruang
SeksiPengelolaan Bangunan Gedung dan Bina Jasa
Konstruksi
SeksiPengawasan Bangunan
SeksiPertambangan Umum
SeksiEnergi, Migas dan Non
Migas
SeksiAir Bawah Tanah dan
Geologi
UPTD
Kepala
Sub Bidang Tata Usaha
SeksiAnalisis Dampak
Lingkungan
SeksiPengendalian Kerusakan
dan Pencemaran
SeksiPemulihan & Pelestarian
Kelompok Jabatan Fungsional
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 64 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang
Gambar 3. 65 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-87
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
b. Tugas dan Kewenangan
Tugas dan kewenangan Dinas PU Bidang Kebersihan dan Pertamanan
dalam hal ini adalah:
Pelaksanaan pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, serta pemusnahan
sampah
Pelaksanaan dan pembangunan sarana dan prasarana, tempat-tempat
pembuangan penimbunan, pemusnahan, dan pemanfaatan sampah
Perencanaan dan pengadaan peralatan kebersihan dan peralatan-peralatan
konstruksi serta alat-alat besar bagi pembangunan kebersihan kota
Pengaturan dan penyelenggaraan kebersihan kota dan pencegahan
pencemaran lingkungan termasuk pengangkutan sampah dan lain-lain
Pembinaan pemberian pedoman dan penyuluhan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dan melaksanakan usaha kebersihan kota dan pencegahannya
Tugas dan wewenang Dinas Lingkungan Hidup dalam hal ini adalah :
Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup
Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
lingkungan hidup
Penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan tugas
di bidang lingkungan hidup
c. Tugas dan Kewenangan pihak swasta dan masyarakat
Pihak swasta berperan serta dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten
Blitar
d. Harga/Tarif
Pengelolaan persampahan belum dilakukan secara terencana dengan baik
dan belum diatur secara khusus di dalam peraturan perundangan yang ada
sehingga Pemda belum menetapkan harga tarif layanan.
3.3.3 Cakupan Pelayanan
Berdasarkan data rekapitulasi penanganan sampah di Kabupaten Blitar,
jumlah timbulan sampah pada tahun 2010 sebanyak 510.538 m3/hari. Jumlah
timbulan sampah satu minggu sebanyak 3,573.764 m3. Jumlah timbulan sampah
satu bulan sebanyak 15,316.131 m3 Adapun sampah yang tertangani sebanyak
156.529 m3/hari atau 30,61 % dan yang tidak tertangani sebanyak 354.279 m3/hari
atau 69,39 %. Mayoritas seluruh kecamatan di Kabupaten Blitar, sampahnya
tertangani oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-88
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Kebersihan dan Pertamanan. Namun, terdapat 5 kecamatan yang belum tertangani
yaitu Kecamatan Ponggok, Kecamatan Nglegok, Kecamatan Selopuro, Kecamatan
Kademangan, dan Kecamatan Wonodadi. Kecamatan yang memiliki prosentase
sampah tertangani paling tinggi terdapat di Kecamatan Wlingi sebesar 77,50%.
Tabel 3. 27 Rekapitulasi Penanganan Sampah Kota di Wilayah Kabupaten Blitar Tahun 2010 oleh Bidang Kebersihan dan Pertamanan
No Wilayah / kota
Timbulan sampah kota
Seluruhnya(m3)
YangTertangani
(m3)
Prosentase(%)
Yang belumTertangani
(m3)
Prosentase(%)
1 Wlingi 103.093 79.902 77.50 23.191 22.502 Sutojayan 55.974 18.819 33.62 37.155 66.383 Srengat 48.127 21.117 43.88 27.010 56.124 Ponggok 91.367 - - 91.367 100.005 Garum 41.012 10.283 25.07 30.730 74.936 Nglegok 40.107 - - 40.107 100.007 Kesamben 25.806 8.894 34.46 16.912 65.548 Selopuro 21.627 - - 21.627 100.009 Talun 20.476 7.543 36.84 12.932 63.16
10 Kanigoro 18.302 9.700 53.00 8.601 47.0011 Kademangan 24.351 - - 24.351 100.0012 Wonodadi 20.296 - - 20.296 100.00 Total 510.538 156.259 30.61 354.279 69.39
Keterangan :
a) Jumlah Timbulan Sampah Kota dalam Satu Hari : 510.538 m3
b) Jumlah Timbulan Sampah Kota dalam Satu Minggu : 3,573.764 m3
c) Jumlah Timbulan Sampah Kota dalam Satu Bulan : 15,316.131 m3
Sumber-sumber sampah di Kabupaten Blitar antara lain berasal dari:
1. Sampah Permukiman
Sampah ini berasal dari rumah tangga perkampungan maupun permukiman jalan
protokol. Sampah ini berasal dari aktivitas dapur, sampah pohon di halaman
maupun kegiatan rumah tangga lain. Pewadahan yang digunakan pada sampah
ini dalam bentuk kantong, kotak, dan bak dengan ukuran 40-60 lliter. Pewadahan
lain yang digunakan yaitu container dengan ukuran 6-10 m3.
2. Sampah Perumahan
Sampah ini berasal dari perumahan formal dengan pewadahan berupa kantong,
kotak, dan bak. Ukuran wadah tersebut yaitu 40-60 liter.
3. Sampah Perdagangan
Sampah perdagangan yaitu sampah yang berasal dari daerah perdagangan
seperti; toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan, seperti kardus,
pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah makanan dan
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-89
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
restoran. Pewadahan yang digunakan pada sampah ini yaitu berupa kantong,
kotak, dan bak dengan ukuran 50-60 liter.
4. Sampah Perkantoran, merupakan sampah yang berasal dari kantor-kantor di
lingkup Kabupaten Blitar. Pewadahan yang digunakan yaitu berupa kotak,
selinder dengan ukuran 50-60 liter.
5. Sampah Pasar Tradisional, Merupakan sampah dari kegiatan pasar, baik sisa
bahan pembungkus maupun sisa bahan-bahan yang diperjualbelikan yang tidak
dapat dimanfaatkan lagi. Kebanyakan merupakan sisa sayur-mayur dan buah-
buahan. Pewadahan yang digunakan berupa kotak, silinder dengan ukuran 50-
60 liter dan 120-140 liter. Serta container dengan ukuran 6-10 m3.
6. Sampah Rumah Sakit, Merupakan sampah yang berasal dari aktifitas rumah
sakit baik ternasuk sampah yang berasal dari kegiatan laboratorium. Biasanya
sampah yang dibuang di TPA adalah sampah jenis non B3. Jenis pewadahan
yang digunakan yaitu kotak, silinder denngan ukuran 50-60 liter dan 120-140
liter, serta container dengan ukuran 6-10 m3
7. Sampah Hotel dan Penginapan, Sumber sampah ini berasal dari semua kegiatan
hotel atau penginapan. Sampah yang dihasilkan biasanya berupa sampah
kertas, makanan, sampah dapur dan lain-lain.
8. Sampah Jalan, Merupakan sampah yang berasal dari pejalan kaki, pengendara
kendaraan maupun berasal dari pengguna jalan yang lain. Sampah jalan
ditangani oleh penyapu jalan baik dalam pengumpulan maupun pengangkutan.
3.3.4 Aspek Teknis dan Teknologi
a. Kegiatan Pengurangan Timbulan Sampah pada Sumbernya
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan jumlah KK yang sudah memiliki
tempat sampah di Kabupaten Blitar sebanyak 74,46 %. Selengkapnya jumlah KK
yang memiliki tempat sampah per kecamatan pada tahun 2010 di Kabupaten Blitar
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3. 28 Jumlah Keluarga dengan Kepemilikan Tempat Sampah Per Kecamatan di Kabupaten Blitar Tahun 2010
No
Kecamatan PuskesmasJumlah
KK
Tempat SampahDiperiks
aMemiliki Sehat % Memiliki % Sehat
1 Bakung Bakung 8.434 5.671 5.671 5.671 63,79 100,002 Wonotirto Wonotirto 11.934 7.103 7.103 7.103 55,43 100,003 Panggungrejo Margomulyo 14.957 7.910 7.910 7.910 75,23 100,004 Wates Wates 8.773 3.761 3.761 3.761 36,77 100,005 Binangun Binangun 13.101 6.719 6.719 6.719 64,51 100,006 Sutojayan Sutojayan 14.396 12.942 12.942 12.942 93,90 100,007 Kademangan Kademangan 20.951 15.849 15.849 15.849 73,34 100,00
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-90
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
No
Kecamatan PuskesmasJumlah
KK
Tempat SampahDiperiks
aMemiliki Sehat % Memiliki % Sehat
8 Kanigoro Kanigoro 19.029 18.383 18.383 18.383 91,68 100,009 Talun Talun 17.228 13.910 13.910 13.910 84,45 100,00
10 Selopuro Selopuro 12.325 10.822 10.822 10.822 96,82 100,0011 Kesamben Kesamben 15.069 12.092 12.092 12.092 81,15 100,0012 Selorejo Boro 11.746 8.109 8.109 8.109 60,88 100,0013 Doko Doko 12.966 8.190 8.190 8.190 71,63 100,0014 Wlingi Wlingi 16.079 11.629 11.629 11.629 92,66 100,0015 Gandusari Gandusari 20.765 5.402 5.402 5.402 52,82 100,00
- Slumbung 3.810 3.810 3.810 60,77 100,0016 Garum Garum 18.769 14.940 14.940 14.940 143,23 100,0017 Nglegok Nglegok 20.439 17.541 17.541 17.541 81,22 100,0018 Sanankulon Sanankulon 14.318 11.089 11.089 11.089 83,75 100,0019 Ponggok Ponggok 26.708 13.940 13.940 13.940 80,36 100,00
- Bacem 4.197 4.197 4.197 41,14 100,0020 Srengat Srengat 18.932 9.450 9.450 9.450 47,37 100,0021 Wonodadi Wonodadi 13.282 10.833 10.833 10.833 68,32 100,0022 Udanawu Udanawu 11.851 5.619 5.619 5.619 61,57 100,00Kabupaten Blitar 342.052 239.911 239.911 239.911 74,46 100,00
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2010
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-91
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 66 Peta Cakupan Tempat Sampah
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-92
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Kondisi 3R
Kondisi 3R (Reduce-Reuse-Recycle) di Kabupaten Blitar masih belum
diterapkan secara maksimal. Masyarakat belum memiliki pengetahuan dalam usaha
pengurangan dan pemanfaatan sampah. Berdasarkan survei EHRA hanya 5% atau
80 rumah tangga yang mengolah sampah organik menjadi pupuk tanaman. Hal ini
karena kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat mengenai cara pemanfaatan
kembali dan pengurangan sampah, sehingga hampir 100% limbah padat rumah
tangga akan terbuang ke TPS. Selain itu, kondisi sarana dan prasarana
persampahan yang tidak memadai, sehingga menjadi hambatan dalam pengelolaan
sampah di Kabupaten Blitar. Pengurangan sampah dapat dilakukan dengan cara :
1. Pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos, sehingga memiliki manfaat
dan nilai jual.
2. Pengolahan sampah an organik menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai
ekonomi.
Pengelolaan sampah skala kabupaten
Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang masih menangani sampah sekitar 30,
61 % atau 156,259 m3/hari, sedangkan sisanya yaitu sebesar 69,39 % atau 354,279
m3/hari tidak tertangani. Wilayah cakupan antara lain Kecamatan Wlingi, Sutojayan,
Srengat, Ponggok, Garum, Nglegok,Kesamben, Selopuro, Talun, Kanigoro,
Kademangan, dan Wonodadi. Dari sumber-sumber pesampahan tersebut oleh
petugas kebersihan diangkut ke TPS untuk kemudian diangkut menuju TPA
Tegalasri Wlingi, TPA Pagerjowo Kesamben, TPA Jingglong Sutojayan, dan TPA
Kendalrejo Srengat. Untuk sampah dari Rumah Sakit oleh petugas kebersihan
rumah sakit diangkut ke TPS yang terdapat di Rumah Sakit Wlingi untuk kemudian
diangkut menuju TPA. Adapun sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Blitar
yaitu sebagai berikut
:
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-93
Sumber Sampah
Rumah Tangga
Sarana (Kesehatan, Pendidikan,
Perdagangan/jasa, Pemerintahan, dll)
Jalan
Bak sampah
Bak sampah
Bak sampah
Diangkut oleh petugas
TPS TPA
Diangkut oleh petugas
Ditimbun, Dibakar, Dibuang
ke sungai
Usaha Pengomposan
sampah
Pemilahan
Tidak Memilah
Sampah Organik
Sampah Anorganik
Terlayani
Tidak Terlayani
Terlayani
Tidak Terlayani
Diangkut oleh petugas
Ditimbun, Dibakar, Dibuang
ke sungai
Terlayani
Tidak Terlayani
Diangkut oleh petugas
Ditimbun, Dibakar, Dibuang
ke sungai
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 67 Diagram Alur Limbah Padat/Sampah
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-94
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.3.5 Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Sampah
1. Adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dalam pemilahan
sampah, namun masih terdapat rumah tangga (39,93%) yang tidak
melakukan pemilahan sampah secara khusus
2. Mayoritas masyarakat melakukan pemusnahan sendiri dengan cara ditimbun
(14,49%) atau dibakar (24,69%), terutama pada permukiman yang memiliki
lahan kosong cukup luas
3. Terdapat 5% rumah tangga yang telah melakukan pengolahan sampah
menjadi pupuk kompos untuk tanaman. Berdasarkan hasil EHRA dapat
diketahui terdapat 60,06% masyarakat telah melakukan pemilahan sampah
bahan plastik, logam, kertas, kaca, dan sampah organik.
4. Peran swasta masih terbatas pada pemanfaatan sampah yang masih dapat
dijual kembali bukan secara langsung mendaur ulang sampah
3.3.6 Permasalahan dalam Pengelolaan Sampah
Permasalahan sampah di Kabupaten Blitar akan bertambah seiring dengan
laju pertumbuhan jumlah penduduk. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan
untuk mengurangi beban timbulan sampah di Kabupaten Blitar. Hal ini mebutuhkan
peran serta dari berbagai stakeholder yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Adapun permasalahan sampah di Kabupaten Blitar yaitu :
a. Pemasalahan persampahan di tingkat masyarakat Kabupaten Blitar antara lain :
1. Tingkat kesadaran masyarakat yang kurang tentang kebersihan lingkungan
2. Tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah tentang usaha pengelolaan
sampah baik dari pengumpulan hingga pengolahan.
3. Masih ada masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat
seperti di sungai, lahan kosong/kebun, saluran drainase, maupun di jalan
4. Adanya masyarakat yang belum melakukan pemilahan sampah berdasarkan
jenisnya
5. Masih ada masyarakat yang belum terlayani oleh layanan persampahan,
baik dari pemerintah maupun tingkat RT/RW setempat
b. Permasalahan persampahan di tingkat pemerintah antara lain :
1. Minimnya sistem perencanaan persampahan termasuk database
persampahan baik berupa master plan maupun data sekunder yang lain.
2. Belum optimalnya kinerja dinas terkait terhadap pengelolaan sampah di
Kabupaten Blitar.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-95
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3. Kondisi sarana dan prasarana pengangkutan sampah yang rusak berat dan
tidak memadai, sehingga tidak dapat beroperasi secara optimal.
4. Frekuensi pengangkutan sampah belum efektif, dikarenakan sampah
diangkut dari TPS menuju TPA hanya dilakukan 3atau 2 hari sekali,
sehingga terkadang tejadi penumpukan sampah di TPS
5. Fasilitas yang terdapat di TPA kurang memadai khususnya pada TPA
Pagerwojo Kecamatan Kesamben, Jingglong Kecamatan Sutojayan, dan
Kendalrejo Kecamatan Srengat seperti lapisan Tanah Penutup,
Ketersediaan Tanah Penutup, Pembuat Kompos, Daur Ulang Plastik,
Pengolahan lindi (IPAL), Jembatan Timbang, dan lain-lain.
6. TPA di Kabupaten Blitar mayoritas masih menggunakan sistem open
dumping yang cenderung tidak dapat mengurangi beban timbulan sampah
7. SDM Pengelola persampahan masih kurang
8. Kurang adanya program terkait dengan peningkatan kesadaran masyarakat
akan kebersihan dan pengolahan sampah (Reduce, Reuse, Recycle)
9. Belum adanya sanksi hukum yang jelas, sehingga dapat mengatur dan
menekan masyarakat agar tidak melakukan pelanggaran dalam pengelolaan
persampahan
10. Belum adanya insentif dan disinsentif terkait dengan pengelolaan sampah di
Kabupaten Blitar.
3.4 Pengelolaan Drainase
3.4.1 Landasan Hukum/Legal Operasional
Undang-Undang Republik Indonesia
1. Undang-Undang No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang
Pengaturan Air
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang
Sungai.
Keputusan Menteri Republik Indonesia
1 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
35/MENLH/7/1995 Tentang Program Kali Bersih.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-96
Kepala Dinas
Sekretaris
SubbagPenyusunan
program
SubbagKeuangan
SubbagUmum
Kelompok Jabatan Fungsional
BidangKebersihan dan
Pertamanan
BidangPerumahan dan
Penyehatan Lingkungan
SeksiPengelolahan Kebersihan
SeksiPertamanan
SeksiPengembangan dan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
SeksiPerumahan
SeksiAir Bersih
SeksiPenyehatan Lingkungan
BidangTata Ruang dan Tata
Bangunan
BidangEnergi dan
Sumberdaya Mineral
SeksiPenataan Ruang
SeksiPengelolaan Bangunan Gedung dan Bina Jasa
Konstruksi
SeksiPengawasan
Bangunan
SeksiPertambangan Umum
SeksiEnergi, Migas dan Non
Migas
SeksiAir Bawah Tanah dan
Geologi
UPTD
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/MENKES/1999
Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan
Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis
Pengelolaan Drainase Perkotaan.
3.4.2 Aspek Institusional
a. Struktur Unit Layanan Drainase
Instansi Pemerintah Kabupaten Blitar yang menangani dan terkait dalam
pengelolaan drainase antara lain: Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Dan Tata
Ruang Bidang Penyehatan Lingkungan.
Gambar 3. 68 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Dan Tata Ruang
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-97
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
b. Tugas dan Kewenangan
Tugas dan kewenangan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang
Perumahan dan Penyehatan Lingkungan dalam hal ini adalah:
Pelaksanaan pembangunan, pengaturan, pembinaan, dan pengendalian
dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan.
Pelaksanaan pembangunan, pengaturan, pembinaan, dan pengendalian
dalam penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana air bersih
Pelaksanaan pembangunan, pengaturan, pembinaan, dan pengendalian
dalam penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana penyehatan
lingkungan permukiman.
Pelaksanaan pembinaan dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat
bidang perumahan dan penyehatan lingkungan.
Sedangkan untuk tugas dan wewenang seksi penyehatan lingkungan
adalah:
Mengumpulkan, mengelola data dalam rangka pengaturan, pembinaan, dan
pengendalian penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana
drainase kawasan, air bersih, dan persampahan.
Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan pengawasan pembangunan sarana
dan prasarana drainase kawasan, air limbah, dan persampahan.
Melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan sarana dan prasarana drainase kawasan, air limbah, dan
persampahan.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Perumahan dan Penyehatan Lingkungan.
c. Tugas dan Kewenangan pihak swasta dan masyarakat
Berperan serta dalam pengelolaan dan pemeliharaan drainase lingkungan.
d. Harga/Tarif
Pengelolaan drainase lingkungan belum dilakukan secara terencana dengan
baik dan belum diatur secara khusus di dalam peraturan perundangan yang ada
sehingga Pemda belum menetapkan harga tarif layanan.
3.4.3 Cakupan Pelayanan
Jaringan drainase Kabupaten Blitar terdiri dari jaringan buatan dan alami
dengan kondisi kurang terpelihara baik dan kurang optimal sehingga masih terdapat
beberapa lokasi genangan yang nantinya jika tidak ditangani lebih lanjut akan
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-98
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
menyebabkan banjir. Lokasi potensi genangan yang ada di Kabupaten Blitar antara
lain di Kelurahan Sutojayan, Kelurahan Kedungbunder, Kelurahan Kalipang, sekitar
perempatan Tawangsari, dan sekitar pasar Kecamatan Srengat.
Berdasarkan hasil Survei EHRA ditemukan bahwa sebagian besar rumah
tangga (88,56%) tidak mengalami banjir secara rutin dalam kurun waktu tertentu.
Hanya sekitar 11% rumah tangga saja yang mengalami banjir dalam kurun waktu
tertentu secara rutin, yaitu 9% sekali dalam setahun, 1,75% beberapa kali dalam
setahun, dan 0,25% sekali atau beberapa kali dalam sebulan. Kemudian bagi
keluarga yang lingkungan rumahnya pernah terjadi banjir, dapat diketahui rutinitas
banjir tersebut. Sebanyak 66,25% tidak rutin mengalami banjir dan 33,75% rutin
mengalami banjir. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam setahun
Sekali atau beberapa kali dalam sebulan
Tidak tahu0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
88.56
9.00
1.75 0.25 0.44
Gambar 3. 69 Prosentase Frekuensi Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Berdasarkan Survei EHRA di Kabupaten Blitar Tahun 2011
Ya Tidak0
10
20
30
40
50
60
70
33.75
66.25
Gambar 3. 70 Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin Survei EHRA di Kabupaten Blitar Tahun 2011
Berdasarkan hasil Survei EHRA diketahui bahwa dari 11% responden yang
mengalami banjir, sebanyak 53,10% mengalami banjir selama 1-3 jam. Banjir
selama kurang dari 1 jam dialami oleh 11,50% responden, banjir selama setengah
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-99
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
hari dialami oleh 14,16% responden, banjir selama satu hari dialami oleh 5,31%
responden, banjir selama lebih dari satu hari dialami oleh 7,96% responden.
Selengkapnya dapat tergambarkan pada gambar dibawah ini.
Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
11.50
53.10
14.16
5.317.96 7.96
Gambar 3. 71 Lamanya Banjir di Kabupaten Blitar Berdasarkan Survei EHRA Tahun 2011
3.4.4 Aspek Teknis dan Operasional
Desain dan konstruksi saluran drainase di Kabupaten Blitar secara umum
berupa perkerasan sederhana dan bersifat konvensional. Saluran drainase yang
terdapat di pemukiman perkampungan dibentuk dari galian tanpa pengerasan di sisi
kanan dinding yang fungsinya masih tergabung antara pembuangan limpahan air
hujan dan limbah domestik. Dimensi ukuran yang ada untuk masing-masing saluran
drainase bervariasi. Pada ruas jalan yang sempit, yang memiliki konstruksi jalan
perkerasan tanah, dimensi saluran irigasi lebih kecil lagi bahkan ada yang tidak
memiliki sama sekali.
3.4.5 Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Drainase
Lingkungan
Dalam pengelolaan drainase perlu adanya peran serta masyarakat dan
gender. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan di
Kabupaten Blitar secara keseluruhan masih kurang, hal ini terlihat dari perilaku
masyarakat terhadap pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Akan tetapi sudah
ada keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam pembersihan saluran drainase
lingkungan yang sudah dikelola oleh masyarakat (RT & RW) Beberapa hal masih
terlihat perlaku masyarakat terhadap sarana drainase adalah sebagai berikut:
1. Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai TPS
(tempat pembuangan sampah) yang praktis.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-100
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
2. Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai jamban
untuk BAB.
3.4.6 Permasalahan
Masalah drainase yang sering dihadapi Kabupaten Blitar adalah terjadinya
genangan pada saat musim penghujan. Penyebab utama permasalahan yang
terkait dengan kondisi sistem drainase di Kabupaten Blitar antara lain:
1. Tingkat pelayanan sistem yang ada masih rendah dalam konteks perbandingan
antara luas yang harus dilayani dengan panjang sistem yang sudah
terbangun/terpasang.
2. Kapasitas saluran belum di desain menurut sistem blok kawasan yang harus
dilayani, sehingga ada beberapa saluran yang melayani suatu kawasan terlalu
luas.
3. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk memelihara jaringan drainase yang
berada disekitarnya serta kebiasaan masyarakat membuang sampah ke saluran
drainase menyebabkan tersumbatnya saluran drainase.
4. Genangan yang terjadi dari hasil pengamatan disebabkan oleh luapan, baik dari
jaringan tersier, sekunder maupun primer.
5. Sistem jaringan belum tertata menurut hirarki saluran, dimana hirarki ini akan
menentukan besarnya kapasitas pengaliran yang direncanakan. Dari hasil
pengamatan ada sistem sekunder yang dimensinya lebih kecil dari sistem
tersiernya.
6. Ukuran gorong – gorong yang terlalu kecil, kerusakan gorong – gorong maupun
kerusakan pada saluran merupakan salah satu penyebab terjadinya luapan dan
genangan.
7. Belum terintegrasinya sistem drainase antar satu wilayah dengan wilayah di
sekitarnya.
8. Adanya percampuran fungsi drainase yang terjadi akibat penyimpangan perilaku
pengelolaan sampah dan limbah serta penggunaan lahan yang keliru di
perkotaan/areal permukiman yang padat penduduk dan pusat kegiatan
perdagangan/pasar tradisionil, sehingga membebani kapasitas normal saluran
drainase sehingga harus berfungsi sebagai wadah buangan limpasan air hujan
maupun limbah domestik dan sampah padat.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-101
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.5 Penyediaan Air Bersih
3.5.1 Landasan Hukum/Legal Operasional
Undang-Undang Republik Indonesia
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber
Daya Air
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang
Pengaturan Air.
Keputusan Presiden Republik Indonesia
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/1992 Tentang Persyaratan dan
Pengawasan Kualitas Air
Keputusan Menteri Republik Indonesia
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004
Tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan
Pompa Hidran Dalam Penyediaan Air Bersih.
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara
Sistem Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman.
3.5.2 Aspek Institusional
a. Struktur Organisasi Layanan Air Bersih
Instansi Pemerintah Kabupaten Blitar yang menangani dan terkait dalam
penyediaan air bersih antara lain adalah PDAM Kabupaten Blitar dan Dinas Pu
Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan Seksi
Air Bersih Kabupaten Blitar.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-102
Kepala Dinas
Sekretaris
SubbagPenyusunan program
SubbagKeuangan
SubbagUmum
Kelompok Jabatan Fungsional
BidangKebersihan dan
Pertamanan
BidangPerumahan dan
Penyehatan Lingkungan
SeksiPengelolahan Kebersihan
SeksiPertamanan
SeksiPengembangan dan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
SeksiPerumahan
SeksiAir Bersih
SeksiPenyehatan Lingkungan
BidangTata Ruang dan Tata
Bangunan
BidangEnergi dan
Sumberdaya Mineral
SeksiPenataan Ruang
SeksiPengelolaan Bangunan Gedung dan Bina Jasa
Konstruksi
SeksiPengawasan Bangunan
SeksiPertambangan Umum
SeksiEnergi, Migas dan Non
Migas
SeksiAir Bawah Tanah dan
Geologi
UPTD
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Gambar 3. 72 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Dan Cipta Karya
b. Tugas dan Kewenangan
Tugas dan kewenangan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang
Perumahan dan Penyehatan Lingkungan, Seksi Air Bersih yaitu :
Mengumpulkan, mengelola data dalam rangka pengaturan, pembinaan, dan
pengendalian penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana air
bersih
Melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pembangunan sarana
air bersih dan prasarana air bersih
Melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam rangka penyelenggaraan
pelayanan air bersih.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-103
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
c. Tugas dan Kewenangan pihak swasta dan masyarakat
Pihak swasta berperan serta dalam pengelolaan dan pemeliharaan
penyediaan air bersih
Harga/Tarif layanan
Tarif layanan air bersih di Kabupaten Blitar dibedakan menjadi 3 kelompok
yaitu sosial, rumaha tangga, dan niaga. Adapun penentuan nominal tarif
berdasarkan jumlah pemakaian. Tarif PDAM Kabupaten Blitar dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3. 29 Tarif Air Minum Tahun 2009 PDAM Kabupaten Blitar
No. WilayahKelompok
TarifPemakaian
(M3)Tarif (Rp.)
Biaya Adm. & Pemel.
1.Wlingi, Kesamben, Talun, Gandusari, Garum, Nglegok, Semen, Doko, Selopuro
Sosial0 s/d 10 M3
11 s/d 20 M3
> 21 M3
1.3001.5001.500
5.000
Rumah Tangga
0 s/d 10 M3
11 s/d 20 M3
> 21 M3
1.6002.0002.400
5.000
Niaga0 s/d 20 M3
> 21 M32.0002.500
5.000
2. Suruhwadang
Sosial Khusus
0 s/d 10 M3
11 s/d 20 M3
> 21 M3
4.3004.3004.300
5.000
Sosial Umum
0 s/d 10 M3
11 s/d 20 M3
> 21 M3
6.6706.6706.670
5.000
Rumah Tangga
0 s/d 10 M3
11 s/d 20 M3
> 21 M3
6.1006.1006.100
5.000
3. Binangun
Sosial0 s/d 10 M3
11 s/d 20 M3
> 21 M3
1.8002.0002.000
5.000
Rumah Tangga
0 s/d 10 M3
11 s/d 20 M3
> 21 M3
2.0002.4002.700
5.000
Niaga0 s/d 10 M3
11 s/d 20 M3
> 21 M3
2.4002.4002.700
5.000
4. Srengat
Sosial0 s/d 10 M3
11 s/d 20 M3
> 21 M3
1.5001.9001.900
5.000
Rumah Tangga
0 s/d 10 M3
11 s/d 20 M3
> 21 M3
1.9002.3002.600
5.000
Niaga0 s/d 20 M3
> 21 M32.3002.600
5.000
5.Pompa IPohgajih Selorejo
Sosial0 s/d 10 M3
11 s/d 20 M3
> 21 M3
1.8002.0002.000
5.000
Rumah Tangga
0 s/d 10 M3
11 s/d 20 M3
> 21 M3
2.0002.4002.700
5.000
Niaga0 s/d 20 M3
> 21 M32.4002.700
5.000
Pompa IIPohgajih Selorejo Sosial
0 s/d 10 M3
11 s/d 20 M3
> 21 M3
2.1502.3502.350
5.000
Rumah 0 s/d 10 M3 2.400 5.000
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-104
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
No. WilayahKelompok
TarifPemakaian
(M3)Tarif (Rp.)
Biaya Adm. & Pemel.
Tangga11 s/d 20 M3
> 21 M32.6502.950
Niaga0 s/d 20 M3
> 21 M32.6502.950
5.000
Sumber: Data PDAM Kabupaten Blitar Tahun 2009
3.5.3 Cakupan Pelayanan
Cakupan pelayanan terdiri dari tujuh jenis pelanggan yaitu rumah tangga,
instansi pemerintah, pertokoan/perbengkelan, tempat ibadah/sekolah, hidran
umum /kran umum, dan khusus pohgajih. Cakupan pelayanan secara adminstratif
tahun 2011 baru mencapai 25% yaitu sebanyak 83.695 jiwa dari 18 kecamatan
yang telayani antara lain: Wlingi, Kesamben, Talun, Gandusari, Garum, Kanigoro,
Sanankulon, Panggungrejo, Nglegok, Suruhwadang, Binangun, Doko, Semen,
Srengat, Sutojayan, Selopuro, Jambangan, dan Pohgajih. Apabila dilihat
berdasarkan jumlah penduduk se Kabupaten Blitar, PDAM baru melayani sekitar
7,53%. Jumlah sambungan yang dapat dilayani oleh PDAM Kabupaten Blitar
sampai Bulan Agustus Tahun 2011 sebanyak 8.900. Adapun jumlah sambungan
paling tinggi terdapat pada sektor rumah tangga sebanyak 8.502 sambungan.
Tabel 3. 30 Konsolidasi Sambungan Rumah Aktif Bulan Agustus 2011Unit Uraian Jumlah Rek. Air Keterangan
1 KK/Unit
Non Niaga A 8.502 Rumah TanggaNon Niaga B 25 Instansi Pemerintah
Niaga 69 Pertokoan/PerbengkelanSosial 132 Tempat Ibadah/SekolahH U 112 Hidran Umum/Kran Umum
NNA 2 Pompa 59 Khusus PohgajihSOS 2 Pompa 1 Khusus Pohgajih
Jumlah 8.900Sumber: Data PDAM Kabupaten Blitar Tahun 2011
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-105
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Tabel 3. 31 Data Produksi Distribusi dan Air Terjual Bulan Juli 2011
No. Lokasi
Kapasitas Produksi Distribusi Air Terjual Kehil. s/d
Bulan ini (%)
Terpas.(l/dt)
Dimanf.
(l/dt)
Jam/Bulan
Bulan ini (M3)
S/d Bulan ini (M3)
Jam/Hari
Bulan ini (M3)
S/d Bulan ini (M3)
Jam/Pel/hri
Bulan ini (M3)
S/d Bulan ini (M3)
1. BNA Wlingi-Belerejo-Slumbung
50-
20-
744-
46.538
-
350.395
-24
-
46.538
-
350.395
-
24 34.438
-
259.292
-
26
-2. Unit Kesamben 50 18 744 42.076 308.070 24 42.076 308.070 24 31.978 234.143 243. Unit Talun (Taiping
Gandusari)2 744 4.894 34.408 24 4.894 34.408 24 3.475 24.430 29
4. Unit Gandusari 10 4 744 9.432 75.699 24 9.432 75.699 24 6.414 51.475 325. Unit Garum 35 4 744 9.542 65.439 24 9.542 65.439 24 6.870 47.116 286. Unit Kanigoro - - - - - - - - - - - -7. Unit Sanan Kulon - - - - - - - - - - - -8. Unit Panggungrejo - - - - - - - - - - - -9. Unit Nglegok 3,5 2 744 5.449 36.069 24 5.449 36.069 24 3.923 25.970 28
10. Unit Doko 15 9 744 21.245 153.635 24 21.245 153.635 24 15.721 113.690 2611. Unit Srengat 5 3 310 2.807 20.633 10 2.807 20.633 10 2.049 15.062 2712. Unit Suruhwadang
- Jambangan 1- Jambangan 2 (Taiping Jamb 1)-Kedungsuru-Maron-Suruhwadang Buster Pump Jbg 1
25
55
7,5
17,52,5
555
21777,5279186217
9.35325.174
55.611161.593
-
72,5
967
9.35325.174
-
55.611161.593
-
9,4 6.82817.873,25
40.596114.731
---
2729
13. Unit Semen (Kec. Gandusari)-Dandang-Tirto Moyo
1575
77
7440
16.293-
131.763 2424
-16.293
-131.763
2411.894
-96.055 27
14. Unit Lodoyo (Taiping Kanigoro)
0 - -
15. Unit Binangun-Sambigede-Ngadri-Ngembul
7,51020
58
16
93294,5
248
22.127 149.9483
9,58
22.127 149.948 6,8 16.153 110.018 27
16. Unit Selopuro (Taiping 2 744 3.343 24.883 24 3.343 24.883 24 2.507 18.662 25
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-106
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
No. Lokasi
Kapasitas Produksi Distribusi Air Terjual Kehil. s/d
Bulan ini (%)
Terpas.(l/dt)
Dimanf.
(l/dt)
Jam/Bulan
Bulan ini (M3)
S/d Bulan ini (M3)
Jam/Hari
Bulan ini (M3)
S/d Bulan ini (M3)
Jam/Pel/hri
Bulan ini (M3)
S/d Bulan ini (M3)
Wlingi)17. Unit Selorejo
-Pohgajih Pumpa I-Pohgajih Pumpa II
7,5 51,5
124248
4.224 8.459 48
4.224 8.459 6 3.168 6.34425
Jumlah 320 144,5 222.497 1.576.604 314 222.497 1.576.604 248 163.291 1.157.574 27Sumber: Data PDAM Kabupaten Blitar Bulan Juli Tahun 2011
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-107
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.5.4 Aspek Teknis dan Operasional
Sistem penyediaan air bersih oleh PDAM mulai dari sumber air sampai ke
sambungan rumah antara lain :
Sistem distribusi mayoritas menggunakan sistem grafitasi dan M.A. P. Namun,
untuk lokasi sumber air yang berada di Unit Sanan Kulon, Unit Panggungrejo,
dan Unit Srengat distribusinya menggunakan sistem sumur bor.
Pipa transmisi air baku yang ada di tiap-tiap unit pelayanan PDAM Kabupaten
Blitar memiliki jenis yang berbeda-beda, tergantung pada jenis air baku yang
digunakan, lokasi sumber, dan kondisi geografis wilayah. adapun ukuran
diameter pipa yang digunakan untuk menyalurkan air baku di Kabupaten Blitar
terdiri dari delapan ukuran yaitu Ǿ 250 mm sepanjang 3.421 m, Ǿ 200 mm
sepanjang 30.303 m, Ǿ 150 mm sepanjang 50.242 m, Ǿ 100 mm sepanjang
121.776 m, Ǿ 75 mm sepanjang 86.870 m, Ǿ 50 mm sepanjang 174.813 m, Ǿ
40 mm sepanjang 31.077 m, Ǿ 25 mm sepanjang 18.063 m.
Tabel 3. 32 Data Inventaris Pipa PDAM Kabupaten Blitar per Agustus 2011
No
LokasiPanjang Pipa (M’) & Diameter Pipa (mm) Jumla
h(m’)
Ket.250 200 150 100 75 50 40 25
1. Wlingi 3.421
13.779
1.987 11.703 16.853
43.143 430 - 91.316
2. Kesamben - - 7.500 20.308 11.004
8.820 744 343 48.719
3. Talun - - 7.842 2.832 8.093 14.358 4.970 855 38.9504. Gandusari - 4.500 1.000 10.643 4.975 3.840 5.330 855 31.1435. Garum - 7.000 3.050 2.990 6.520 14.890 9.000 6.960 50.4106. Kanigoro - - 10.33
0425 6.295 15.640 5.730 5.185 43.605
7. Sanankulon - 1.700 8.052 3.902 8.254 8.300 3.715 2.125 36.0488. Panggungrej
o- - 6.875 3.060 500 16.853 - 200 27.488
9. Nglegok - - - 8.826 - 1.607 - - 10.43310.
Suruhwadang
- - - 1.000 2.000 3.610 390 - 7.000
11.
Binangun - - 2.500 4.100 5.500 6.208 - - 18.308
12.
Doko - - - 11.000 3.100 5.000 - - 19.100
13.
Semen - 3.324 980 15.300 4.000 12.500 180 240 36.524
14.
Srengat - - - 1.700 2.400 5.700 348 1.300 11.448
15.
Sutojayan - - 126 23.987 7.376 14.344 - - 45.833
16.
Selopuro - - - - - - - - -
17.
Jambangan - - - - - - - - -
18.
Pohgajih - - - - - - 240 - 240
Jumlah 3.421
30.303
50.242
121.776
86.870
174.813
31.077
18.063
516.565
Sumber: Data PDAM Kabupaten Blitar Bulan Juli Tahun 2011
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-108
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.5.5 Permasalahan
Permasalahan air bersih Kabupaten Blitar di tingkat masyarakat antara lain :
1. Masih terdapat kecamatan yang tidak terlayani jaringan PDAM. Hanya 18
Kecamatan yang terlayani yaitu Kecamatan Wlingi, Kesamben, Talun,
Gandusari, Garum, Kanigoro, Sanankulon, Panggungrejo, Nglegok,
Suruhwadang, Binangun, Doko, Semen, Srengat, Sutojayan, Selopuro,
Jambangan, dan Pohgajih.
2. Mayoritas masyarakat di Kabupaten Blitar yaitu sebesar 60,52 %, masih
menggunakan air minum berasal dari sumur gali tidak terlindungi, mata
air tidak terlindungi, sungai, danau, waduk, dan air hujan yang dapat
dikategorikan tidak aman untuk dikonsumsi
3. Tingkat ekonomi masyarakat yang rendah, sehingga menyebabkan
masyarakat tidak mampu untuk menggunakan layanan PDAM
Permasalahan air bersih Kabupaten Blitar khusus PDAM yaitu :
1. PDAM belum bisa melayani permintaan yang besar dari masyarakat
2. Tingkat kehilangan air mencapai 27%
3. Rendahnya penguasaan teknologi pengolahan air minum
4. Belum semua unit pelayanan mempunyai back up daya listrik PLN
(Genset). Lokasi sumber air yang memiliki terletak pada unit Garum.
5. Sistem pengaliran air bersih dengan mempergunakan pompa
menyebabkan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk operasional PDAM
3.6 Komponen Sanitasi Lainnya
3.6.1 Penanganan Limbah Industri
Industri yang ada di Kabupaten Blitar masih berupa industri kecil formal dan
non formal. Penanganan limbah industri di Kabupaten Blitar belum mendapat
perhatian yang cukup baik, sehingga perlu adanya pembuatan IPAL. Pengelolaan
sampah limbah industri juga belum mendapat perhatian dari pihak pemerintah.
Perlu adanya pemisahan sampah rumah tangga dan sampah industri, serta
pembuatan TPS untuk industri.
3.6.2 Penanganan Limbah Medis
Hingga saat ini Kabupaten Blitar belum memiliki Instalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL) di rumah sakit.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-109
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.6.3 Kampanye PHBS
Kegiatan kampanye PHBS di Kabupaten Blitar dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Blitar pada tahun 2010 dilaksanakan di 22 kecamatan dan 24
puskesmas. Pelaksanaan Kampanye PHBS dilakukan dengan memantau 6.480 KK
dan menghasilkan jumlah keluarga yang berperilaku hidup bersih sehat sebanyak
2.255 KK atau 34,80%.
Permasalahan kampanye PHBS antara lain :
Masih kurangnya kualitas dan kuantitas SDM
Kurang dimanfaatkannya media elektronik baik radio dan televisi serta dan
kesenian daerah sebagai media kampanye PHBS.
Belum dimanfaatkannya kelompok masyarakat sebagai media penyampai pesan.
3.7 Pembiayaan Sanitasi Kota/Kabupaten
Pembiayaan sanitasi di Kabupaten Blitar masih dibiayai oleh beberapa
SKPD antara lain: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas PU Cipta
Karya dan Tata Ruang, Dinas Kesehatan, dan Dinas Lingkungan Hidup
Survey keuangan yang dilakukan pada SKPD terkait aspek-aspek yang akan
dibahas antara lain: aspek kelembagaan, aspek prioritas pendanaan,
perkembangan pendapatan dan belanja daerah, besaran pendanaan sanitasi per
tahun, besaran pendapatan dari layanan sanitasi, aspek pinjaman daerah, aspek
permasalahan pendanaan pembangunan dan pengelolaan sanitasi, besaran
pendanan sanitasi per kapita.
3.7.1 Kelembagaan Pengelolaan Sanitasi
Bappeda
Sebagai leading sector dalam pembentukan Pokja sanitasi dan memiliki
anggaran untuk operasional pokja. Sejak awal Bappeda mempersiapkan sosialisasi
adanya survei keuangan baik kepada masing-masing anggota pokja maupun
kepada aparat SKPD lainnya, serta mengundang anggota Pokja dalam suatu
pertemuan dalam mengawali survei. Dalam agenda Bappeda yang berkaitan
dengan sanitasi yaitu membicarakan mengenai survei pertemuan antara pokja
dengan fasilitator, survei keuangan dalam pembuatan buku putih, survei EHRA, dan
teknis pelaksanaannya. Pembahasan survei juga membicarakan tujuan survei serta
manfaat survei dan aplikasinya bagi penyusunan buku putih.
Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-110
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Ruang lingkup tugas Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang dalam
penanganan kebersihan antara lain: penanganan limbah domestik baik limbah
padat maupun limbah cair (perumahan, jalan dan pasar), dan penanganan drainase
di pemukiman. Beberapa tugas Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang dalam
penangana sanitasi ini antara lain:
1. Kegiatan persiapan dan koordinasi dengan lembaga atau instansi terkait
2. Mengadakan survei pengumpulan data
3. Mengidentifikasi laju perkembangan timbulan sampah
4. Menyusun rencana biaya pananganan sampah
5. Sosialisasi penanganan kebersihan pada masyarakat
Dinas Kesehatan
Sehubungan dengan penanganan sanitasi di Dinas Kesehatan berada di
Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan Seksi Penyehatan Lingkungan.
Berbagai progam yang sudah dilaksanakan yaitu survei PHBS, survei kepemilikan
jamban, saluran pembuangan air limbah, survei mengenai rumah sehat, serta
beberapa survei mengenai kesehatan keluarga seperti penemuan kasus diare dan
ISPA. Dinas Kesehatan juga mempunyai tugas untuk membina masyarakat
terutama pada promosi kesehatannya.
Dinas Lingkungan Hidup
Ruang lingkup tugas Dinas Lingkungan Hidup meliputi penanganan limbah
antara lain limbah cair, limbah padat, emisi dan limbah B3 yang berasal dari industri,
hotel, pertambangan, peternakan, pelabuhan. Saat ini Dinas Lingkungan Hidup di
Kabupaten Blitar melakukan kerjasama dengan Dinas PU Cipta Karya dan Tata
Ruang dalam pengeloaan persampahan serta air limbah, dan drainase.
3.7.2 Prioritas Pendanaan Pembangunan Daerah
Kebijakan umum pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Blitar
tahun 2011-2016 yang berkaitan dengan sanitasi adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas kesehatan, pendidikan dan mengupayakan iklim yang
mendukung bagi terciptanya pengembangan usaha dan peluang kerja.
2. Memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
Sedangkan berdasarkan strategi pembangunan tahun 2011-2016
pemerintah Kabupaten Blitar yang berkaitan dengan sanitasi adalah sebagai
berikut:
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-111
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
1. Strategi yang dilaksanakan dalam rangka membentuk sumber daya manusia
yang berkualitas dalam kesehatan, pendidikan dan kompetensi kerja sehingga
mampu berpartisipasi dalam pembangunan adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan
b. Peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak
2. Strategi dalam rangka penyediaan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung
aktivitas ekonomi, sosial dan budaya ditempuh melalui ;
a. Peningkatan perbaikan dan pembangunan sarana dan prasarana Puskesmas
dan Puskesmas Pembantu
b. Peningkatan penyediaan infrastruktur sumberdaya air
c. Peningkatan pembangunan perumahan, penyediaan sarana air bersih,
persampahan dan pengolahan limbah.
Perlu adanya upaya untuk menyediakan infrastruktur wilayah yang mampu
mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya maka kebijakan-kebijakan
pembangunan yang akan dilaksanakan dan berkaitan dengan sanitasi. Hal itu
diupayakan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana prasarana
dasar pemukinan, kebijakan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan teknologi pembangunan bidang perumahan;
2) Meningkatkan peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran
target cakupan pelayanan air minum di perkotaan dan pedesaan;
3) Menunjang pelaksanaan pengendalian kebocoran air minum;
4) Meningkatkan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah di perkotaan dan
pedesaan;
5) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat dalam pelestarian
sumber air serta dalam pemeliharaan dan pengelolaan sarana air minum dan air
limbah;
6) Mendorong upaya realisasi pembangunan dan pengelolaan sarana air minum
dan air limbah dengan mitra usaha swasta;
7) Meningkatkan cakupan pelayanan prasarana sanitasi di pedesaan;
8) Meningkatkan upaya realisasi pembangunan dan pengelolaan sampah dengan
mitra usaha swasta;
9) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan dan
pemeliharaan sarana persampahan dan drainase serta peningkatan kesadaran
berperilaku hidup dan sehat (PHBS).
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-112
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
3.7.3 Perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pendapatan Kabupaten Blitar terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),
dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Dari sumber-sumber
pendapatan tersebut, pendapatan Kabuapten Blitar selalu meningkat dari tahun ke
tahun. Dilihat dari tren pendapatan dari tahun 2006 ke 2007 naik 21,23 %; tahun
2007 ke 2008 naik sebesar 11,18 %. Pada tahun 2009 naik 6,25 % dan pada tahun
2010 naik 14,69 % atau dalam 4 tahun rata-rata naik 13,45 % pertahun. Untuk Dana
Perimbangan rata-rata per tahun mengalami kenaikan 6,71 % sedangkan Lain-Lain
Pendapatan Daerah yang Sah mengalami kenaikan 72,81% pertahun. Berikut ini
merupakan realisasi pendapatan daerah tahun anggaran 2006 s/d 2010.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-113
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Tabel 3. 33 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2006 s/d 2010
No UraianTahun Anggaran
2006 2007 2008 2009 2010
1. Pendapatan Asli Daerah 35.767.439.074,42 42.669.991.051,7
2 49.203.530.155,4
1 58.268.283.130,5
8 63.888.553.129,00
Pajak Daerah 8.181.151.494,0
0 11.077.754.474,0
0 10.673.123.845,0
0 11.891.659.770,0
0 13.599.217.141,00
Retribusi Daerah 17.989.972.168,0
0 20.162.497.409,0
0 25.375.309.418,0
0 12.565.457.889,0
0 13.200.186.345,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
303.748.156,96
1.186.494.507,41 801.147.421,4
4 1.301.304.716,37 885.432.510,32
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 9.292.567.255,4
6 10.243.244.661,3
1 12.353.949.470,9
7 32.509.860.755,2
1 36.203.717.132,68
2. Dana Perimbangan 596.003.000.797,10 691.795.644.958,8
7 747.871.254.298,0
0 758.077.258.202,0
0 767.817.950.485,00
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 25.708.000.797,1
0 53.127.644.958,8
7 46.117.234.298,0
0 53.356.267.202,0
0 64.177.023.485,00
Dana Alokasi Umum (DAU) 539.135.000.000,0
0 587.733.000.000,0
0 634.378.020.000,0
0 629.881.991.000,0
0 639.739.427.000,00
Dana Alokasi Khusus (DAK) 31.160.000.000,0
0 50.935.000.000,0
0 67.376.000.000,0
0 74.839.000.000,0
0 63.901.500.000,00
Dana Perimbangan dari Propinsi 35.767.439.074,42 42.669.991.051,7
2 49.203.530.155,4
1 58.268.283.130,5
8 63.888.553.129,00
3 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 31.440.310.390,00 69.540.733.529,0
0 96.842.852.189,0
0 133.399.116.691,0
0 257.530.865.134,00
Dana Hibah 23.743.992,0
0 445.100.000,00
18.500.000.000,00
135.045.229,00 -
Dana Darurat - - - - 8.504.526.000,00
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - 36.459.510.200,0
0 42.949.700.200,0
0 62.715.643.500,0
0 152.769.765.094,00
Dana bagi Hasil pajak dari Prop 31.232.656.758,00
32.636.123.329,00
33.324.651.989,00
43.418.962.962,00
47.685.804.040,00
Bantuan Keuangan dari Propinsi/Pemda Lain
183.909.640,00
- 2.068.500.000,0
0 7.129.465.000,00 48.570.770.000,00
Jumlah 663.210.750.261,52 804.006.369.539,5
9 893.917.636.642,4
1 949.744.658.023,5
8 1.089.237.368.748,00
% Kenaikan Realisasi Pendapatan Pertahun 21,23% 11,18% 6,25% 14,69%Rata-rata Kenaikan 2006 – 2010 13,34%
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-114
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Sumber: RPJMD Kabupaten Blitar 2011-2016
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-115
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Sementara itu, Belanja Tidak Langsung pada tahun 2006 sebesar 55,02%
pada tahun 2010 menjadi 69,28% yang komponen terbesarnya adalah belanja
pegawai yang setiap tahun mengalami kenaikan sesuai ketentuan peraturan
pemerintah. Pada belanja langsung yang pada tahun 2006 sebesar 40,59% pada
tahun 2010 menurun tinggal 30,71%. Kenaikan prosentis Belanja Tidak Langsung
dan penurunan prosentis Belanja Langsung dikarenakan kenaikan pendapatan yang
bersumber dari dana perimbangan khususnya Dana Alokasi Umum yang secara
umum digunakan untuk membiayai Belanja Wajib mengikat (Mandatory) tidak
sebanding dengan kebutuhan kenaikan belanja pegawai. Kebijakan Umum Belanja
yang mengutamakan belanja wajib mengikat menyebabkan total pendapatan yang
diperoleh dialikasikan untuk belanja pegawai (gaji dan tunjangan) sisanya baru
dialokasikan sesuai prioritas pembangunan daerah. Berikut merupakan realisasi
belanja daerah tahun anggaran 2006 s/d 2010.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-116
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Tabel 3. 34 Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2006 s/d 2010
No UraianTahun
2006 2007 2008 2009 2010I. BELANJA TIDAK LANGSUNG 446.389.947.368,11 446.280.590.439,40 542.452.820.459,00 590.281.630.748,52 759.161.605.137,72 1 Belanja Pegawai 326.881.084.748,00 379.356.928.711,40 470.018.457.859,00 525.402.655.150,14 665.011.008.232,00 2 Belanja Bunga - 3 Belanja Subsidi 270.000.000,00 - 439.209.003,38 - 4 Belanja Hibah - 1.739.955.800,00 5.621.926.000,00 10.959.300.000,00 25.766.437.000,00 5 Belanja Bantuan Sosial 19.383.121.152,00 24.070.227.161,00 19.700.445.400,00 8.545.223.395,00 19.112.442.206,72 6 Belanja Bagi Hasil 634.007.415,00 1.024.511.800,00 789.879.200,00 1.465.248.700,00 1.770.232.699,00 7 Belanja Bantuan Keuangan 87.319.200,00 39.749.966.967,00 46.279.705.000,00 43.469.994.500,00 44.657.322.500,00 8 Belanja Tidak Terduga 100.000.000,00 69.000.000,00 42.407.000,00 - 2.844.162.500,00
Prosentase Kenaikan Pertahun 28,58% 21,55% 8,82% 28,61%Rata-rata Kenaikan 21,89%
II BELANJA LANGSUNG 283.714.443.566,00 304.877.280.786,21 387.438.902.787,06 240.847.629.554,04 336.465.378.482,50 1 Belanja Pegawai 10.760.886.031,00 37.808.872.852,86 34.786.710.266,89 40.191.545.946,67 40.097.709.681,00 2 Belanja Barang dan Jasa 168.058.083.110,00 81.946.316.313,35 85.249.781.837,17 11.112.514.620,00 122.142.422.705,00 3 Belanja Modal 104.895.474.425,00 185.122.091.620,00 267.402.410.683,00 189.543.568.987,37 174.225.246.096,50
Prosentase Kenaikan Pertahun 7,46% 27,08% -37,84% 39,70%Rata-rata Kenaikan 9,10 %
Jumlah 630.799.976.081,00 751.157.871.225,61 929.891.723.246,06 831.129.260.302,56 1.095.626.983.620,22 Prosentase Kenaikan Pertahun 19,08% 23,79% -10,62% 31,82%
Rata –rata Kenaikan 16,02 %Sumber: RPJMD Kabupaten Blitar 2011-2016
Tabel 3. 35 Rasio Realisasi Pendapatan dengan Belanja Dalam tahun Berjalan Tahun Anggaran 2006 s/d 2010
No UraianTahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 Pendapatan663.210.750.261,5
2 804.006.369.539,5
9 893.917.636.642,4
1 949.744.658.023,5
8 1.089.237.368.748,0
0
2 Belanja630.799.976.081,0
0 751.267.228.154,3
2 929.891.723.246,0
6 831.129.260.302,5
6 1.095.626.983.620,2
2 Prosentase Belanja terhadap Pendapatan
95,11% 93,44% 104,02% 87,51% 100,59%
Sumber: RPJMD Kabupaten Blitar 2011-2016
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-117
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Dari data tersebut pada tahun 2006 realisasi belanja sebesar 95,11% dari
total realisai pendapatan tahun berjalan; pada tahun 2007 sebesar 93,44%; tahun
2008 sebesar 104,02%; tahun 2009 sebesar 87,51% dan pada tahun 2010 sesar
100,59%. Hal ini menunjukan apabila realisasi besaran belanja lebih kecil daripada
realisasi pendapatan maka terjadi SILPA dan sebaliknya jika realisasi belanja lebih
besar daripada realisasi pendapatan maka deficit anggaran ditutup melalui
pembiyaan daerah. Sumber–sumber pembiyaan dapat berasal dari: SILPPA;
Pencairan Dana Cadangan;Hasil Penjualan kekayaan daerah yang dipisahhkan;
Penerimaaan Pinjaman Daerah; Penerimaan kembali pemberian pinjaman;
Penerimaan piutang daerah dikurangi pengeluran pembiyaan : Pembentukan Dana
Cadangan; Penyertaan Modal (investasi) daerah; Pembiayaan Pokok Utang;
Pemberian Pinjaman Daerah.
3.7.4 Besaran Pendanaan Sanitasi per-tahun
Realisasi pembangunan sanitasi ditelusuri dari kegiatan-kegiatan yang
merupakan urusan wajib Pemda Kabupaten Blitar per SKPD sehubungan dengan
sanitasi. Data yang dimiliki oleh Kabupaten Blitar saat ini hanya berasal dari Dinas
PU Cipta Karya dan Tata Ruang mengenai dana untuk sanitasi dan air minum serta
mengenai persampahan. Berdasarkan kondisi riil sanitasi lapangan di Kabupaten
Blitar hendaknya menjadi bahan pertimbangan pemda dalam menaikkan anggaran
pembangunan sanitasi baik pembangunan sarana dan prasarana fisik maupun non
fisik. Pembangunan sanitasi di Kabupaten Blitar harus juga diikuti dengan
kenyataan di lapangan. Kondisi riil di lapangan tersebut yang dapat menjadi
indikator keberhasilan ataupun pencapaian pembangunan sanitasi Kabupaten Blitar,
harus juga disertai peningkatan terhadap akses kepada sarana dan prasarana
sanitasi seperti naiknya akses masyarakat terhadap jamban, naiknya rasio
pelayanan prasarana dan sarana persampahan per area penduduk, dan
berkurangnya area genangan. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah indikator-
indikator kesehatan seperti berkurangnya masyarakat yang menderita penyakit-
penyakit yang berasosiasi dengan aspek sanitasi, seperti misalnya naik atau
turunnya angka kematian bayi akibat diare, DBD dan lain-lain.
Tabel 3. 36 Alokasi Anggaran Untuk Air Minum dan Sanitasi DPU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar Tahun 2011
Sub Bidang DAK Pendamping Jumlah1. Sanitasi 1,076,100,000 107,610,000 1,183,710,000 2. Air Minum 997,600,000 99,760,000 1,097,360,000
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-118
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
Tabel 3. 37 Jumlah Anggaran Untuk Kebersihan 6 Tahun Terakhir
Tahun
Sumber APBD Kabupaten / Kota
Sumber APBN / APBD Propinsi
Sumber Swasta
( Rp.) ( Rp.) ( Rp.)
Operasional InvestasiOperasiona
lInvestas
iOperasiona
lInvestas
i2005 207,950,000 - - - - -
2006 323,340,000260,000,0
00- - - -
2007 898,034,000300,000,0
00-
1,186,000,000
- -
2008 647,275,250170,154,9
00- - - -
2009 575,315,00054,850,00
0- - - -
2010 392,541,00098,000,00
0- - - -
3.7.5 Besaran Realisasi dan Potensi Pendapatan Layanan Sanitasi
Besarnya retribusi daerah Kabupaten Blitar pada tahun 2010 adalah sebesar
Rp. 13.200.186.345,00. Namun, dari tahun ke tahun hingga tahun 2010 masih
belum ada retribusi yang berasal dari sektor sanitasi, baik dari persampahan,
drainase maupun limbah cair. Namun saat ini untuk penarikan retribusi dari sektor
persampahan masih dalam proses Ranperda dan pembahasan DPRD Kabupaten
Blitar. Oleh karena itu, retribusi dari sektor sanitasi tersebut sangatlah penting untuk
keberlanjutan yang nantinya digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana
sanitasi serta sistem operasionalnya.
3.7.6 Pinjaman Daerah
Berdasarakan data realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2006–
2010, Pemerintah Kabupaten Blitar tidak menerima pinjaman daerah.
3.7.7 Permasalahan Pendanaan dan Pengelolaan Sanitasi
Belum optimalnya pendanaan pengelolaan sanitasi Kabupaten Blitar
disebabkan beberapa kendala utama, yaitu masalah kelembagaan, penganggaran
dan terbatasnya informasi mengenai aspek sanitasi secara menyeluruh.
Aspek Kelembagaan
Pendanaan pembangunan sanitasi Kabupaten Blitar sebagian besar berasal
dari SKPD antara lain: Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Kesehatan,
dan Dinas Lingkungan Hidup.
Permasalahan timbul karena masing-masing SKPD belum memiliki perencanan
program kegiatan sanitasi dan belum terintegrasi dalam pembangunan sanitasi
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-119
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
skala Kabupaten. Hal ini menyulitkan masing-masing SKPD dalam membuat
anggaran sanitasi. Perubahan fungsi dan tugas masing-masing SKPD yang baru
saja terjadi di Kabupaten Blitar juga sedikit banyak mempengaruhi penyusunan
program kegiatan pembangunan sanitasi. Program kegiatan pengelolaan
persampahan, penanganan air limbah dan drainase, tidak fokus ditangani oleh satu
SKPD saja tetapi ditangani oleh beberapa SKPD. Hal-hal semacam ini akan
mempengaruhi optimalisasi pengalokasian anggaran dan pengelolaan retribusinya,
karena perangkat SKPD sedikit banyak harus melakukan penyesuaian kembali.
Sedangkan beberapa SKPD lain seperti Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas
Sosial, Badan Pemberdayaan masyrakat (Bapemas), RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
walaupun telah melakukan alokasi anggaran sanitasi namun jumlahnya belum
signifikan. Apabila SKPD tersebut diatas, berpandangan bahwa tidak dapat optimal
mengalokasikan karena tidak ada dalam Tupoksi atau memang tidak ada program
dan kegiatan dalam RKA SKPD nya, maka bentuk dukungan kepada pembangunan
sanitasi berupa program dan kegiatan yang bukan kegiatan fisik , atau dikenal
dengan program software, dapat dioptimalkan. Dimana hal ini sudah dilakukan oleh
beberapa SKPD (Bappeda, Dinkes). Program-program tersebut telah mendukung
pembangunan sanitasi dalam hal membuat perencanaan pembangunan sanitasi,
memberikan informasi kepada masyarakat serta merubah pola pikir masyarakat
mengenai aspek sanitasi. SKPD yang belum memiliki anggaran khusus untuk
menunjang pembangunan sanitasi seperti Bagian Humas. Kedua SKPD tersebut
bisa mengalokasikan anggaran untuk menunjang program sanitasi antara lain
dalam hal mendukung upaya perubahan perilaku melalui promosi kesehatan
masyarakat.
Aspek Penganggaran
Mekanisme penganggaran di Kabupaten Blitar sudah tidak ada masalah
karena selama ini sudah mengikuti prosedur yang sesuai dengan aturan
perundangan yang berlaku. Namun, jika dillihat dari alokasi dana yang diberikan
untuk program sanitasi, masih belum adanya dana khusus yang digunakan dalam
pembangunan sanitasi. Dana untuk sanitasi saat ini berasal dari PAD yang
jumlahnya masih terlalu kecil dibandingkan PAD yang masuk serta dari DAK dan
dana pendamping.
Aspek Informasi Mengenai Sanitasi
Pembangunan sanitasi walaupun sudah menjadi urusan wajib daerah,
selama ini masih kalah popular dan urgensinya masih relatif dibawah sektor-sektor
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-120
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar Tahun 2012-2016
lainnya. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan
fisik sanitasi. Aparat pemda yang tidak memahami rencana pembangunan sarana
sanitasi secara menyeluruh akan berpengaruh kepada masyarakat pengguna,
terutama yang belum memahami penggunaan sarana sanitasi yang baru dibangun
tersebut. Misalnya pembangunan saluran drainase pemukiman atau sarana MCK
yang seharusnya pengelolaan dan pemeliharaannya melibatkan masyarakat
menjadi tidak terpelihara karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat yang
menganggap apapun yang dibangun oleh pemerintah daerah menjadi tanggung
jawab pemerintah daerah. Jika hal ini terjadi maka tujuan dari pembangunan
sanitasi menjadi tidak optimal. Oleh karena itu maka transfer informasi dari
pemerintah daerah sangat penting sebagai kegiatan non fisik yang akan menunjang
pembangunan fisik sanitasi. Artinya perlu koordinasi antara SKPD yang
bertanggung jawab terhadap pembangunan fisik dan SKPD yang bertanggung
jawab terhadap pembangunan non fisik untuk menyampaikan pesan “sanitasi”
kepada masyarakat pengguna. Informasi mengenai sanitasi tidak saja berguna bagi
perangkat SKPD dan masyarakat calon pengguna, namun yang tak kalah penting
adalah advokasi kepada legislatif dan juga kepala daerah.
3.7.8 Besaran Perhitungan pendanaan sanitasi per kapita
Dari data yang didapat, apabila besarnya biaya pembangunan sanitasi tahun
2010 adalah sebesar Rp. 2.771.611.000 maka biaya pembangunan sanitasi
perkapita adalah Rp. 2.203/perkapita/tahun (Rp. 2.771.611.000 dibagi 1.258.100
jiwa). Biaya pembangunan sanitasi per kapita ini, berada dibawah target pelayanan
sanitasi dasar yang seharusnya sebesar Rp. 47.000/perkapita/pertahun. Angka
yang amat timpang tersebut menunjukkan betapa jauhnya sanitasi Kabupaten Blitar
yang masih tertinggal.
POKJA SANITASI KABUPATEN BLITAR III-121