butir-butir pemikiran pengembangan pendidikan...
TRANSCRIPT
SEMINAR INTERNASIONALRevitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1825
BUTIR-BUTIR PEMIKIRAN PENGEMBANGANPENDIDIKAN VOKASI SECARA HOLISTIK
Oleh:Wagiran *
Abstract
Perkembangan dunia kerja yang tidak lagi berlangsung linier, cenderung cepat berubahdengan amat cepat menuntut pendidikan vokasi mampu menyesuaikan denganperubahan tersebut. Oleh karenanya dalam pengembangan pendidikan vokasi, caraberpikir parsial dan linier tidak mencukupi lagi dan saatnya menuju ke arah pola berpikirholistik. Prinsip-prinsip pengembangan pendidikan kejuruan secara holistik antara lainmeliputi : (1) Pendidikan vokasi sebagai Pemandu pertumbuhan ekonomi, (2) Pendidikanvokasi sebagai pelestari nilai-nilai dan norma serta agen perubahan, (3) Pendidikanvokasi Meningkatkan daya saing bangsa, (4) Pendidikan Vokasi sejak dini, (5) Pendidikanvokasi berbasis mutu, (6) Pendidikan vokasi Mengembangkan potensi peserta didiksecara menyeluruh, (7) Pendidikan vokasi Tidak sebatas pendidikan dalam lingkupformal, (8) Kurikulum Pendidikan vokasi yang dinamis, adaftif, prediktif, dan fleksibelterhadap perubahan, dinamika sosial dan IPTEKS, (9) Kolaborasi terpadu dan salingmenguntungkan antara siswa (lulusan), dunia usaha/dunia industri (Du/Di), pemerintah,dan masyarakat
Keyword: pendidikan vokasi, holistik, pengembangan pendidikan
*Dosen : Universitas Negeri Yogyakarta
A. PendahuluanKemiskinan dan pengangguran
merupakan salah satu masalah besar baginegara berkembang di dunia termasukIndonesia. Berbagai survey dan analsismenunjukkan bahwa angka kemiskinandan angka pengangguran di Indonesiamasih cukup tinggi, bahkan studi yangpernah dilakukan Bank Dunia denganasumsi batas kemiskinan berupapenghasilan minimal per hari dua DolarAmerika menunjukkan masih terdapat49,9 % penduduk tergolong miskin danpotensial untuk miskin. Peningkatanharga minyak dunia yang berimplikasidikuranginya subsidi harga Bahan BakarMinyak diyakini berpotensi menambah lagiangka kemiskinan. Penyebab masihtingginya angka kemiskinan dalamanalisis Bank Dunia (Progress ReportThe Counry Assistance Strategy 2004-2008) antara lain adalah: iklim investasiyang lemah dan rendahnya kualitaslayanan yang disampaikan kepada rakyatmiskin. Selain hal tersebut
ketergantungan pada produk impor jugamakin meningkatkan beban ekonomimasyarakat. Siregar (Republika Online,23 Mei 2008) menyatakan bahwaKemiskinan di Indonesia diperparahdengan ketergantungan bangsa Indonesiaterhadap produk impor. Konsumsi imporIndonesia pada tahun 2000 mencapai33,5 persen, tahun 2004 mencapai 46,5persen, tahun 2006 meningkat menjadi 61persen, dan tahun 2007 meningkatmenjadi 74,5 persen
Disadari bahwa pengangguranberpotensi meningkatkan angkakemiskinan yang merupakan ancamanbagi suatu bangsa mengingat kemiskinanakan dekat dengan kebodohan, sertakebodohan akan lekat denganketerbelakangan dan ketidakberdayaan.Oleh karena itu kemiskinan merupakanancaman yang sangat membahayakanbagi kelangsungan hidup suatu bangsaapabila tidak ditangani dengan sungguh-sungguh.
SEMINAR INTERNASIONALRevitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1826
Selain menghadapi masalah dalamnegeri, sebagai suatu bangsa, Indonesiaharus siap untuk bersaing denganbangsa-bangsa lain di dunia dalamkonteks era global. Perkembangan duniayang makin global akan menimbulkansituasi yang paradoks. Di satu sisipeluang terbuka sangat lebar namun disisi lain persaingan makin tajam. Ibaratpisau bermata dua, keduanya sama-samatajam. Artinya hanya bangsa yangmempunyai keunggulan kompetitif sajayang akan berjaya dan berperan dalamera mendatang. Sedangkan bangsa yangtidak mampu bersaing tidak ada pilihanlain selain tersingkir dan menjadipenonton, bahkan korban dari eratersebut. Dalam konteks daya saingtersebut terkandung pula kemampuansuatu bangsa untuk mempertahankaneksistensi dirinya dalam percaturanglobal. Oleh karenanya dalam konteksglobal suatu bangsa dituntut mempunyaidaya saing sekaligus daya tahan untukberkiprah dan berjaya.
Penelitian yang dilakukan Bank Dunia(2005) menunjukkan bahwa kekuatansuatu negara dalam era global ditentukanoleh faktor-faktor : (1) inovasi dankreatifitas (45 %), jaringankerjasama/networking (25 %),teknologi/technology (20%), dansumberdaya alam/natural resources (10%). Fenomena global dalam milenium ketiga ditandai pula dengan munculnyaberbagai wacana dan kesadaran dalamberbagai aspek kehidupan berbangsadan bernegara seperti : (1)ketergantungan pada iptek, (2)perdagangan bebas, (3) fenomenakekuatan global, (4) demokratisasi, (5)Hak Asasi Manusia, (6) lingkungan hidup,(7) kesetaraan gender, dan (8)multikulturalisme
Dalam upaya mengatasipengangguran dan kemiskinan sertameningkatkan daya saing suatu bangsa,pendidikan menempati posisi strategisdalam upaya meningkatkan kualitassumberdaya manusia. Hal ini telahmenjadi kesadaran umum berbagaibangsa di Dunia. APEC Human ResourceDevelopment Working Group (11 thEducation Forum Network Meeting
merumuskan bahwa : Pendidikan yangberkualitas tinggi memiliki dampak positifpada tingkat pertumbuhan dan distribusidari pendapatan di kawasan dan padakualitas hidup dari kawasan tersebut.Deklarasi Kerangka PembangunanSumberdaya Mnusia untuk KerjasamaAsia Pasific di Jakarta bulan November1994 secara tegas menyepakati bahwa :Pembangunan sumber daya manusiamemberikan kontribusi bagi pencapaiannilai fundamental sebagai usahapengentasan kemiskinan, pemenuhanlapangan kerja, akses universal kependidikan primer, skunder, dan kejuruan,dan partisipasi penuh dari seluruhkelompok dalam proses pertumbuhan danpembangunan ekonomi. Dari berbagaipendapat tersebut jelas bahwa pendidikansebagai pranata utama penyiapan SDMdalam era global memiliki peran strategismenyiapkan SDM yang berdaya saing.
Pendidikan kejuruan sebagai lembagapendidikan yang bertujuan menyiapkanlulusannya memasuki dunia kerja memilikiperan strategis dalam menyiapkan SDMkhususnya tenaga kerja tingkatmenengah.
Technical and Voc Education, hascrucial role to play as an effectiveto realize the objectives of cultureof peace……. TVET play aninstrument role in developing welltrained technical workforce whichis essential for any country’sefforts to achieve sustainabledevelopment …as an effective toolto realize the objectives of aculture of peace…social cohesionand international citizenship; notonly prepare individual as anemployment but also make themresponsible citizens who hasintegrity to their environment andothers (Final report, 2thInternational Conference on TVE)
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)adalah salah satu jenis satuan pendidikankejuruan pada jenjang pendidikanmenengah (UU No. 20/2003). Dalammenjalankan tugas dan fungsinya, terbuktibahwa SMK memiliki peran strategisdalam pendidikan ketenagakerjaan. Posisi
SEMINAR INTERNASIONALRevitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1827
strategis tersebut tampak dalam berbagaiaspek berikut:
1. SMK merupakan bagian integral darisektor ekonomi yang turut berperandalam mendukung pertumbuhanekonomi suatu bangsa. Olehkarenanya SMK perlu dikembangkanbaik secara kuantitas maupunkualitas.
2. Kualitas SMK merefleksikan kualitastenaga kerja Indonesia yang perludikembangkan untuk meningkatkandaya saing sumberdaya manusiaIndonesia.
3. SMK berperan dalam mengurangiindeks pengangguran dalam lingkuplokal maupun nasional.
Pengalaman di lapangan maupun dataproyeksi perencanaan pembangunanmenunjukkan bahwa ditinjau dari prospekkebutuhan maupun kelayakanekonomisnya pendidikan kejuruan masihmerupakan investasi yang cukup baikdalam mempersiapkan tenaga terampiltingkat menengah (Sukamto, 1998). Hasilanalisis biaya-manfaat yang dilakukanAbbas Ghozali (2000, 2004) menunjukkanbahwa secara keseluruhan investasi disekolah lanjutan tingkat atas baik SMUmaupun SMK adalah menguntungkan.Selain itu ditemukan bahwa investasi diSMK terutama SMK Teknologi adalahinvestasi yang paling menguntungkan.Analisis yang dilakukan Widarto, dkk(2007) menunjukkan bahwa terdapatperan positif SMK kelompok Teknologiterhadap pertumbuhan industrimanufaktur secara nasional.
Salahsatu kebijakan nasional yangtertuang dalam Rencana StrategisDepartemen Pendidikan Nasional adalahreproporsionalisasi SMU-SMK. Hal initampak tegas dalam salah satu isisambutan Menteri Pendidikan Nasionaldalam Upacara Peringatan HariPendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2007sebagai berikut:
“Selain itu, dalam upayamendorong keluaran pendidikankita dan lebih relevan dengantuntutan kebutuhan angkatan kerja,pemerintah telah berupaya untuk
mengubah komposisi rasio jumlahsekolah umum dan kejuruan dari30:70 menjadi 70:30 sampai tahun2015, dan rasio pada akhir tahun2006 telah mencapai 35:65 “.
Dalam lingkup operasional, komitmenpelaksanaan kebijakan tersebut dapat kitalihat dari Rencana Strategis DirektoratPembinaan SMK yang mentargetkan padatahun 2010 proporsi antara SMA dan SMKtelah mencapai 50: 50. Berbagai upayadilakukan diantaranya denganmemfasilitasi pendirian SMK-SMK baru,pendirian SMK Kecil, maupun diversifikasijurusan dan program studi yang ada diSMK.
B. Permasalahan Pendidikan KejuruanMeskipun menunjukkan peran positif,
beberapa studi masih menunjukkanpermasaahan-permasalahan yangdihadapi oleh pendidikan kejuruan.Permasalahan tersebut terkait dengankontribusi bagi masyarakat, kualitaspenyelenggaraan program, pembelajaran,kesempatan lulusan mendapatkanpekerjaan, dan tantangan perubahan yangbegitu cepat. Governing Board Members(2004) mencatat beberapa isu dan trendpendidikan kejuruan di kawasan AsiaTenggara yang antara lain menunjukkkan:(1) Limited number of qualified personnelwith high quality including commitmentand result-focused, (2) Limited capacity inutilization of research and evaluation astools for development, (3) Unsystematic orlack of staff development programs, (4)Negative image of VTE especially amongcommunity members, (5) Inadequatenumber of qualified teachers, (6) Lack ofpublic-private sector partnership in trainingteachers and students, (7) Curriculumirrelevancy and the misfit of VTETgraduates, (8) Coping with IT explosionand rapid expansion of ICT, (9) Lacking inthe development of teaching and learningresources, dan (10) Lack of facilities,especially lab and workshops
Chancai Siriwat (2005), WakilPresiden Penelitian dan Pelatihan InstitutTeknologi Rajamangala Thailand dalampidatonya pada forum APEC dengan topikInternasionalisasi Pendidikan kejuruan
SEMINAR INTERNASIONALRevitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1828
menyatakan bahwa negara-negaraanggota menghadapi masalah-masalahberikut ini :1. Hubungan antara industri dan
perdagangan, pemerintah danpenyedia pendidikan dan pelatihantidak di bangun dengan baik dankebanyakan bersifat informal.
2. Guru teknik dan kejuruan kekuranganpengalaman didunia kerja dan olehkarenanya kepercayaan diri dankredibilitas diperlukan untukmembangun hubungan formal danerat dengan indutri dan perdagangan.
3. Karena guru-guru kekuranganpengalaman praktis, kurikulumbisaanya bersifat teoritis dan siswayang telah lulus tidak dapat membuatkoneksi antara teori dan aplikasipraktis yang dibutuhkan dalampekerjaan mereka.
4. Pendidikan dan pelatihan teknik dankejuruan formal di batasi untuk sistempendidikan sekunder ke atas.
5. Sistem pendidikan dan pelatihanteknik dan kejuruan formal tidakmampu menaikkan program intensifuntuk meningkatkan pekerja-pekerjayang telah ada.
6. Program pelatihan guru belumdilengkapi dengan pengajaran dankebutuhan pendidikan umum dantidak dilengkapi dengan guru-guruyang memiliki kecakapan teknik.
7. Kebanyakan kurikulum teknik dankejuruan dan materi pembelajarantidak fleksibel dan usang dan sumber-sumber untuk memperbaiki situasi inilangka.
8. Perlengkapan di kebanyakan sekolahdan perguruan teknik dan kejuruanusang dan tidak terawat dengan baik.
9. Ada inkonsistensi luas dalampenggunaan nomenklatur untukpenghargaan akademik, dan industripercaya bahwa kualitas lulusan sangatbervariasi.
10. Ada sedikit ketentuan formal untukartikulasi antara penghargaan teknikdan kejuruan dan universitas.
Dalam lingkup nasional, permasalahanpendidikan kejuruan terutamamenyangkut relevansi dan kolaborasi
antara sekolah dengan duniausaha/indusri. Hasil observasi empirik dilapangan masih mengindikasikan bahawasebagaian besar lulusan SMK kurangmampu menyesuaikan diri denganperubahan ilmu pengetahuan danteknologi, sulit untuk bisa dilatih kembali,dan kurang bisa mengembangkan diri.Hasil kajian yang dilakukan Widarto, dkk(2007) menunjukkan bahwa salahsatukelemahan utama lulusan SMK dalammemasuki dunia kerja adalah aspek softskills seperti percaya diri, kemampuanadaptasi, komunikasi, disiplin, etos kerja,hingga kemampuan kerjasama. Hal iniselaras dengan rumusan Zoolingen (2004)mengemukakan kualifikasi yangdibutuhkan bagi lulusan pendidikankejuruan ke depan yang meliputi: flexiblebroadly-skilled employee, can work in aless structured environtment, able torespond, rapidly and effectively, life longlearning to the change that occuring intheir work and organization, able to workindependently, to solve complex problem,exercise initiative, make decision quickly,able to plan their work.
Dengan berbagai tantangan tersebutpeserta didik perlu dipersiapkan secaraserius dalam berbagai program kejuruandengan mempertajam kemampuanadaptif, sejalan dengan kebutuhankompetensi baik yang bersifat personalmaupun sosial. Kompetensi personalmeliputi kreativitas, ketekunan,kemampuan memikul tanggungjawab,memiliki kemampuan kejuruan dan sikapprofesional, serta memiliki kecerdasanemosional. Kompetensi sosial adalahkemampuan bekerja secara efisien didalam kelompok. Sedangkan kompetensikerja merupakan karakteristik dasar yangdimiliki seseorang yang mengindikasikancara berpikir dan bertindak untuk berbagaisituasi dan dalam jangka waktu yang lama(Spencer and Spencer, 1993).
C. Sembilan Prinsip PengembanganPendidikan Vokasi secara Holistik
Pada dasarnya awal munculnyapendidikan vokasi adalah pendidikan yangdiarahkan untuk menyiapkan lulusannyasiap memasuki dunia kerja. Oleh
SEMINAR INTERNASIONALRevitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1829
karenanya kondisi dan situasi dunia kerjamerupakan faktor pendorong dan acuandalam penyelenggaraan pendidikanvokasi. Perkembangan dunia kerja yangtidak lagi berlangsung linier, cenderungcepat berubah dengan amat cepatmenuntut pendidikan vokasi mampumenyesuaikan dengan perubahantersebut. Oleh karenanya dalampengembangan pendidikan vokasi, caraberpikir parsial dan linier tidak mencukupilagi dan saatnya menuju ke arah polaberpikir holistik. Berdasarkan kerangkatersebut dlam analisis penulis, pemikiran-pemikiran pengembangan pendidikankejuruan secara holistik menempatkanpendidikan vokasi dalam posisi sebagaiberikut (lihat Gambar 1) :
Berdasarkan kerangka pikirsebagaimana terlihat dalam Gambar 1.secara rinci prinsip-prinsip pengembanganpendidikan kejuruan secara holistik antaralain meliputi :1. Pendidikan vokasi sebagai
Pemandu pertumbuhan ekonomi.Paradigma yang menyatakan bahwapendidikan vokasi harus sesuaidengan kebutuhan lapangan kerjasebagai akibat pertumbuhan ekonomiseyogyanya diubah menjadipendidikan semestinya mampumenjadi pemandu pertumbuhanekonomi bangsa. Hal ini berarti bahwapendidikanlah yang menentukan lajupertumbuhan ekonomi. Pendidikansemestinya menjadi institusi pusatpembaharuan baik pada tingkat mikromaupun pada tingkat makro. Padatingkat mikro pendidikan harus mampumenciptakan iklim berkembangnyakreativitas dan kemandiriansedangkan pada pada tingkat mikromenuntut sistem majemen yangunggul.
2. Pendidikan vokasi sebagai pelestarinilai-nilai dan norma serta agenperubahan. Pendidikan memilikiperan sebagai pelestari nilai-nilai dannorma di masyarakat sekaligussebagai agen perubahan sesuaidengan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi. Hal ini
berarti bahwa pengembanganpendidikan vokasi menyandang duatugas tersebut. Pendidikan vokasitidak semata-mata menjadi agenperubahan namun juga perlu berperandalam melestarikan nilai-nilai dannorma-norma yang layak dilsetarikandan diwariskan kepada generasiselanjutnya . Pelestarian niali-nilai dannorma tersebut terkait erat denganupaya menghasilkan lulusan yangmemiliki kompetensi tinggi namun jugamemiliki sikap dan moralitas yangunggul.
3. Pendidikan vokasi Meningkatkandaya saing bangsaPengembangan pendidikan vokasiharuslah diarahkan pada upayameningkatkan daya saing suatubangsa dalam menghadapi kehidupandi era global. Dengan persaingan yangbegitu terbuka di era global, makakekuatan utama suatu bangsa akanditentukan oleh kemampuanmanajemen, teknologi dansumberdaya manusia. Asset palingpenting dalam era ini adalah humancapital atau intelectual capital.Dengan demikian pendidikan vokasimemiliki peran strategis dalammengembangkan SDM dan teknologisebagai penentu daya saing bangsa.Persaingan dalam hal ini hendaklahtidak dianggap sebagai suatu yangmerugikan, namun sebagai suatu halyang sangat berguna dalam memacupeningkatan kapasitas, produktivitasdan kemampuan teknologi.
SEMINAR INTERNASIONALRevitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1830
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN VOKASIONAL DENGAN PENDEKATAN HOLISTIK
SEKOLAH DASAR DANLANJUTAN PERTAMA
PRE VOCATIONAL DANORIENTASI KARIR
PRA SEKOLAH
FANTASI KARIR
LULUSAN
Holistik (Kognitif,Afektif,
Psikomotorik)
Tidak Sekolah, Putus Sekolah,Tidak Melanjutkan, Penganggur
KELUARGASADARVOKASI
INDUSTRI/USAHA/WIRAUSAHA
SEKOLAHMENENGAH
ATASUNIVERSITA
S
SEKOLAHMENENGAHKEJURUAN
POLITEKNIK
INTEGRATIFPROPORTION
AL
Kinerja Loyalitas
GOVERNMENT
COMMUNITY
Peran
Akuntability
Responsibility
Regulas Orientasi
Harapa
Kontrol
Harapan
Relevansi
KurikulumDinamis,Adaptif,
Prediktif,
Berbasis Mutu
Pengembangan Peserta
didik secara
EraGlobal/
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Komplementatif ,Koordinatif
SEMINAR INTERNASIONALRevitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1831
4. Pendidikan Vokasi sejak diniPada dasarnya setiap orangmemerlukan pekerjaan sebagailangkah untuk mempertahankan sertamemenuhi kebutuhan hidup danaktualisasi diri. Karir seseorangtidaklah didapatkan secara tiba-tibadengan waktu yang singkat, namundiperoleh dengan rangkaian prosessehingga menjadi pilihan yang mantap.Oleh karenanya seseorang perludisiapkan dan menyiapkan diri sejakdini agar nantinya memperoleh pilihankarir yang betul-betul diinginkannya.Tingkat pengangguran yang begitutinggi di negara ini salahsatu sebabnyadapat diduga secara pasti diakibatkanoleh keterlambatan mereka dalammenentukan karir atau bahkan merekatidak mempunyai rencana karir. Hal inimenjadi penting mengingat perubahanyang begitucepat dalam duniaketenagakerjaan.
Apabila kita cermati dari tahapperkembangan vokasional manusiamulai dari tahap pertumbuhan (4 – 14th), tahap eksplorasi karir (15 – 24 th),tahap pemantapan karir (25 – 30 th),tahap pelestarian (45 – 64 th) dantahap penyurutan (65 th ke atas),dapat disimpulkan bahwa pendidikanvokasi sebetulnya diperlukansepanjang hayat mulai usia dini hinggausia lanjut. Secara dini dalam lingkupkeluarga, pengembangan pendidikanvokasi dapat dilakukan dengan upayaorangtua mengenalkan anak padaberbagai macam profesi (fantasi).Dalam lingkup persekolahan mulaitingkat Sekolah Dasar sekolah lanjutanpertama, sekolah menengah danperguruan tinggi perlu dikembangkanpendidikan vokasi dengan berbagaivariasinya. Misalnya tahappengembangan kecerdasan motorik (diSD), orientasi karir (SMP), eksplorasidan pematapan karir (Sekolahmenengah) untuk kemudian hidup dimasyarakat.
5. Pendidikan vokasi berbasis mutu
Penyelenggaraan pendidikan berbasismutu mutlak diperlukan apabilapendidikan vokasi ingin menghasilkankualitas input, proses, output maupunoutcome yang dapatdipertanggungjawabkan. Dimensi mutudalam penyelenggaraan pendidikanvokasi meliputi: fokus pada konsumen,keterlibatan total, pengukuran,komitmen dan perbaikanberkelanjutan. Dengan memadukankelima aspek tersebut diharapkantercipta pendidikan vokasi yangbermutu.
6. Pendidikan vokasi Mengembangkanpotensi peserta didik secaramenyeluruh.Tuntutan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi yang tidaklagi berjalan secara liniermembutuhkan seseorang yang tidaklagi hanya mengandalkan kemampuanteknis dalam suatu bidang, namundiperlukan pengembangan aspek lainsecara terpadu seperti daya adaptasi,etika, moral, kemampuan Informationtechnology, komputer dan sebagainya.Oleh karena itu sudah saatnyapembelajaran lebih diarahkan padaupaya pengembangan potensi siswasecara menyeluruh dari aspek kognitif,afektif dan psikomotoriknya. Konsep-konsep multiple inteligent, life skills,broad based education perluditerapkan sesuai konteks masing-masing. Perubahan yang begitu cepatdalam berbagai aspek kehidupanmaupun ilmu pengetahuan danteknologi memerlukan seseorang yangtidak hanya memiliki kemampuandalam bekerja saja namun jugamemiliki daya suai terhadap berbagiperubahan, kemandirian dankemampuan untuk berkembang.
Menghadapi permasalahan dantantangan pendidikan tersebut perludilakukan perubahan yang cukupmendasar dalam sistem pendidikannasional yang dipandang berbagaipihak tidak efektif dan tidak mampulagi memberikan bekal serta tidak
SEMINAR INTERNASIONALRevitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1832
dapat mempersiapkan peserta didikuntuk bersaing dengan negara-negaralain. Perubahan tersebut menuju suatusistem pendidikan yang membekalipeserta didik dengan kecakapan hidup,kompetensi dan kemampuanmengembangkan diri sesuai denganlingkungan dan tuntutan hidupnya.Pendidikan sudah saatnya diletakkanpada empat pilar belajar yaitu: belajarmengetahui (learning to know), belajarmelakukan (learning to do), belajarhidup dalam kebersamaan (learning tolive together) dan belajar menjadi dirisendiri (learning to be). Selain itu perludikembangkan kemampuan adaptasiterhadap berbagai perubahan danperkembangan kehidupan.
Peserta didik harus dibekali dengankemandirian menghadapi lingkunganyang mudah berubah. Kalau pesertadidik hanya dibekali dengan bekalketrampilan kerja maka ia akankecewa manakala struktur pekerjaantelah berubah dengan cepat dan apayang ia dapatkan di sekolah ternyatatelah usang. Akan lebih baik kalau iadibekali dengan kemampuanmemahami perubahan itu sendiri untukdapat menyesuaikan diri dan bahkanmenciptakan lapangan kerja.
Pendidikan adalah proses hominisasidan humanisasi yaitu prosesmemanusiakan manusia muda menjadipribadi yang utuh. Manusia yang utuhatau sempurna adalah apabila dapatmengembangkan unsur rasionalitas,kesadaran, akal budinya(pengetahuan), mengembangkan segispiritualitas, moralitas, sosialitas,keselarasan dengan alam, serta rasadan emosinya Bila manusia yang kitainginkan adalah manusia yang utuhdalam semua segi kemanusiaannyamaka jelas bahwa pendidikan yangbertujuan untuk membantu pesertadidik/manusia muda menjadi manusiaseutuhnya haruslah menyangkutsemua unsur kehidupan manusiaseperti spiritualitas, moralitas,sosialitas, rasa, rasionalitas. Oleh
karena itu pendidikan bukan hanyamenekankan segi pengetahuan sajanamun harus memperhatikan sisi yanglain secara integratif.
7. Pendidikan vokasi Tidak sebataspendidikan dalam lingkup formalPerndidikan vokasional lebih darsekedar pendidikan formal. Hal inimengingat masih banyaknya pendudukyang kurang beruntung yaitu yangtidak semnpat mengenyam pendidikanformal, angka putus sekolah, danlulusan yang masih belummendapatkan pekerjaan. Dalamlingkup Sekolah Menengah Atasmisalnya, angka melanjutkan lulusanke Perguruan Tinggi relatif rendah,dengan demikian mereka memasukilapangan kerja tanpa bekal yangmemadai. Oarang-orang yang putussekolah, tidak melanjutkan danpenganggur yang jumlahnya cukupbesar perlu mendapat perhatian yangmemadai. Lembaga-lembaga kursusmaupun pelatihan-pelatihan dapatberperan secara sinergis dalammemberikan bekal kepada merekauntuk siap memasuki dunia kerja.
8. Kurikulum Pendidikan vokasi yangdinamis, adaftif, prediktif, danfleksibel terhadap perubahan,dinamika sosial dan IPTEKSMerencanakan kurikulum merupakanupaya untuk menghsilkan lulusan yangsiap hidup di masa mendatang. Olehkarenanya desin kurikulum haruslahpeka dengan kondisi ke depan. Dalammenyusun kurikulum diperlukanpemikiran holistik dan bukan parsial
Beberapa karakteristik minimal yangperlu diperttimbangkan dalampengembangan kurikulum antara lain:q Berorientasi pada Kebutuhan SDM
Era Globalq Berorientasi pada Filosofi
Pengembangan Pendidikanq Berorientasi pada Tujuan dan
Kondisi Pendidikan Nasionalq Berorientasi pada Perkembangan
Iptek
SEMINAR INTERNASIONALRevitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1833
q Berorientasi pada Kebutuhan danPerkembangan Masyarakat
q Berorientasi pada KarakteristikDaerah Setempat
q Berorientasi pada KarakteristikPeserta Didik
q Orientasi Hasil Evaluasi danPerbaikan Berkelanjutan
9. Kolaborasi terpadu dan salingmenguntungkan antara siswa(lulusan), dunia usaha/duniaindustri (Du/Di), pemerintah, danmasyarakatKolaborasi sinergis antar elemen yangterkait merupakan syarat mutlak dalampelaksanaan pendidikan vokasi yanglebih bermakna. Kolaborasi yangdimaksudkan adalah kolaborasi modelwin-win solution, sehingga setiap pihakmerasa diuntungkan. Oleh karenanyaperlu dibangun kesepahaman,keyakinan dan kesediaan masing-masing elemen terkait dalampelaksanaan pendidikan vokasi.Melalui kerjasama sinegis tersebutdapat pula dirancang metodepembelajaran yang lebih bewrmaknadan kontekstual.
Melalui sembilan prinsip tersebutdiharapkan tercipta pendidikan vokasiyang unggul dan mampumenghasilkan SDM berkualitas danberdaya saing untuk mencapaikejayaan bangsa di era mendatang
D. KesimpulanAwal munculnya pendidikan
vokasi adalah pendidikan yangdiarahkan untuk menyiapkanlulusannya siap memasuki dunia kerja.Oleh karenanya kondisi dan situasidunia kerja merupakan faktorpendorong dan acuan dalampenyelenggaraan pendidikan vokasi.Perkembangan dunia kerja yang tidaklagi berlangsung linier, cenderungcepat berubah dengan amat cepatmenuntut pendidikan vokasi mampumenyesuaikan dengan perubahantersebut. Oleh karenanya dalam
pengembangan pendidikan vokasi,cara berpikir parsial dan linier tidakmencukupi lagi dan saatnya menuju kearah pola berpikir holistik. Prinsip-prinsip pengembangan pendidikankejuruan secara holistik antara lainmeliputi : (1) Pendidikan vokasisebagai Pemandu pertumbuhanekonomi, (2) Pendidikan vokasisebagai pelestari nilai-nilai dan normaserta agen perubahan, (3) Pendidikanvokasi Meningkatkan daya saingbangsa, (4) Pendidikan Vokasi sejakdini, (5) Pendidikan vokasi berbasismutu, (6) Pendidikan vokasiMengembangkan potensi peserta didiksecara menyeluruh, (7) Pendidikanvokasi Tidak sebatas pendidikandalam lingkup formal, (8) KurikulumPendidikan vokasi yang dinamis,adaftif, prediktif, dan fleksibel terhadapperubahan, dinamika sosial danIPTEKS, (9) Kolaborasi terpadu dansaling menguntungkan antara siswa(lulusan), dunia usaha/dunia industri(Du/Di), pemerintah, dan masyarakat
REFERENCE
Abbas Ghozali, (2000). Analisis biaya-manfaat SMU dan SMK. JurnalPendidikan dan Kebudayaan, No. 022.Tahun ke-5. Hal. 57 – 85.
Abbas Ghozali, (2004). Studi PerananPendidikan Terhadap PertumbuhanEkonomi. (Balitbang DepartemenPendidikan Nasional
Chancai Siriwat (2005) VocationalEducational and Research in Thailand.APEC Toward 2020. ANTA
Sambutan Menteri Pendidikan Nasionaldalam Upacara Peringatan HariPendidikan Nasional tanggal 2 Mei2007
Sukamto, (1998). Orientasi dunia kerjadalam proses dan status akreditasiSMK. Jurnal Kependidikan EdisiKhusus Dies Tahun XXXVIII. Hal. 109–126.
SEMINAR INTERNASIONALRevitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1834
Widarto, Losina Purnastuti, Sukir, Wagiran(2007) Peranan SMK KelompokTeknologi terhadap PertumbuhanManufaktur. Jakarta: DirektoratPembinaan Sekolah MenengahKejuruan
Zolingen, S.J.. The Role of KeyQualifications in Transition fromVocational to Work
___________APEC Human ResourceDevelopment Working Group (11 thEducation Forum Network MeetingDenpasar 19 s.d. 22 Januari 1998
__________ “74,5 Persen RakyatIndonesia Pakai Produk Impor “Republika Online, 23 Mei 2008)
__________ Final report, 2th InternationalConference on TVE
Undang-undang Nomor. 20/2003 tentangSistem Pendidikan Nasional
_________ Governing Board Members.Issues and Trends for VTET in SouthEast Asia.
_________ Progress Report The CounryAssistance Strategy 2004-2008