bunga pratikum fistum
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
Disusun oleh :
Nama : BUNGA ARDANA SARI
Nim : (342008169)
Semester / Kelas : V (lima) / D
Program Studi : FKIP Biologi
Mata Kuliah : Fisiologi Tumbuhan
Dosen Pengasuh : Dra. Sri Wardhani, M.Si. / Sapta Handayani,
S.Pd.
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2010
PRATIKUM 1
A. Judul : Mengamati Proses Osmosis pada Tumbuhan
B. Tujuan : Untuk mengetahui proses osmosis pada tumbuhan
C. Pendahuluan
Selain mengetahui dua fakta, yaitu : 1. Bahwa partikel-partikel bahan
terlarut maupun pelarut dari suatu larutan mampu berdifusi, 2. Bahwa zat
saling berdifusi secara bebas, maka kita menduga apa yang akan terjadi jika
dua larutan yang berbeda konsentrasinya memiliki bahan terlarut yang sama
pada pelarut yang sama pula diletakkan terpisah oleh berbagai macam selaput.
Selaput permeabel dapat dilalui baik oleh partikel air(pelarut) maupun oleh
partikel gula(terlarut).
Proses osmosis dapat didefinisikan sebagai gerakan pelarut dari suatu
larutan yang berkonsentrasi rendah (pelarut murni) kelarutan yang lebih tinggi
konsentrasinya, jika kedua larutan itu dipisahkan oleh selaput semi permiabel,
yaitu fermiabel terhadap pelarut tetapi tidak fermiabel terhadap bahan terlarut.
D. Kajian Pustaka
Bagaimana air dan garam mineral masuk ke tubuh tanaman?
Mula-mula air masuk melalui rambut akar,air kemudian masuk ke dalam
korteks menuju berkas pengangkut,dalam korteks ini akan melalui dua jalur
yaitu:
a. Simplas
simplas merupakan proses pengangkutan intra sel(di dalam) sel
hidup. Air akan bergerak melalui plasmodemata. Diperkirakan terdapat 5
x 108 plasmodemata cm2. hal ini menunjukan banyak sekali saluran yang
terdapat pada sel–sel yang berdekatan.
b. Apoplas
Apoplas merupakan proses pengangkutan air melalui ruang-ruang
antar dinding sel.Setelah itu air akaqn mencapai endodermis, dalam
endodermis terdapat lapisan gabus yang disebut pita caspary, air
kemudian masuk ke dalam pita caspary.
E. Cara kerja :
1. Iris kentang dan timun yang berukuran sedang dengan ketebalan kurang
lebih 0,5 cm, sebanyak 4 potong. Usahakan ketebalan irisan sama.
2. Buat larutan garam dengan cara menambahkan 1 sendok makan garam
dalam 200ml air.Aduk dengan baik hingga garam larut.
3. Isi cawan petri pertama dengan larutan garam hingga 3/4 tinggi petri, dan
cawan petri kedua diisi dengan air/akuades. Beri lebel pada petri yang
berisi larutan garam dengan ”air garam”, dan label ”air” untuk petri berisi
air/akuades.
4. Masukkan masing-masing 2 iris kentang dan 2 iris timun kedalam petri
”air garam” dan dalam petri ”air”.
5. Biarkan selama 15 menit kemudian amati tingkat kekerasannya.
6. Lanjutkan pengamatan hingga 30 menit, dan amati lagi kekerasannya.
Tuliskan hasil pengamatan anda pada tabel berikut ini.
Alat dan Bahan :
Cawan petri (2 buah) , Air/akuades Gelas kimia (1 buah), Garam halus,
Pisau, Kentang, Pengaduk, Timun,Tusuk gigi.
F. Hasil Pengamatan:
Perlakuan Air Garam Perlakuan Air
15 Menit 30 Menit 15 Menit 30 Menit
Kentang + ++ + +
Timun - - + +
Keterangan :
Tingkat kekerasan ditunjukkan dengan tanda +, semakin keras bahan maka
tanda + yang diberikan semakin banyak.
F. DESKRIPTIF DATA
Dari yang telah dijelaskan diatas,dapat disimpulkan bahwa osmsois
bukanlah suatu proses yang berbeda dari difusi,melainkan hanya istilah untuk
menyatakan difusi bahan pelarut melalui elaput semipermeabel.
Pada praktikum ini Tingkat kekerasan ditunjukkan dengan tanda +,
semakin keras bahan maka tanda + yang diberikan semakin banyak. Proses
difusi memainkan peranan yang sangat penting pada fisiologi tumbuhan,
sehingga pengertian yang jelas mengenai proses perlu sekali di miliki semua
zat baik unsur maupun senyawa, tersusun atas partikel- partikel kecil.partikel
ini mempunyai dua sifat umum yang penting, yaitu:
1. Kemampuan untuk bergerak bebas.
2. Kecendrungan bagi partikel yang sama untuk tarik menarik.
Pertanyaan :
1. Mengapa irisan kentang dan un harus mempunyai ketebalan yang sama?
2. Apakah perbedaan kekerasan kentang/timun yang terdapat dalam larutan
garam dan yang terdapat dalam air? Mengapa demikian?
3. Apakah terdapat perbedaan kekerasan antara kentang dan timun dalam
larutan yang sama? Mengapa demikian?
4. Tuliskan analisis anda secara jelas dalam laporan pratikum!
Jawab :
1. karena jika irisan timun dan kentang dalam ketebalan berbeda maka
konsentrasi yang akan di dapat oleh bahan tersebut akan berbeda pula.
2. ya, klarena pada larutan air murni tidak terdapat kandungan NaCl sedang
kan pada larutan iodium terdapat kandungan NaCl hal ini disebabkan pori-
pori pada timun lebih besar sehingga menyebabkan timun dapat menyerap
kandungan NaCl yang mengakibatkan timun menjadi lembut.sedangkan
pada kentang tidak terdapat pori- pori yang mengakibatkan kentang dalam
kondisi keras hal ini disebabkan karena terlalu lambatnya kandungan
NaCl.
3. Iya, terdapat perbedaan kekerasan antara kentang dan timun dalam larutan
yang sama. Hal ini dikarenakan pada timun daya absorbsinya lebih besar
daripada kentang, karena timun memiliki kandungan air yang lebih banyak
daripada kentang. Misalkan saat perlakuan air garam pada 15 menit
pertama dan 15 menit kedua, timun memiliki tingkat kekerasan yang lebih
tinggi daripada kentang. Itu menandakan kegiatan osmosis pada timun
lebih besar dari kentang
G. GAMBAR
Gambar 1.kentang dan timun dalam larutan air murni
Sumber :Dokumentasi pribadi 2010
Gambar 1.kentang dan timun dalam larutan air garam
Sumber :Dokumentasi pribadi 2010
H. KESIMPULAN
Karena difusi disebabkan oleh energi kinetis,maka mudalah kita
ketahui bahwa sumber. Gerakan partikel tersebut ada di tempat dimana
terdapat partikel-partikel yang konsentrasinya pekat.Perpindahan partikel ini
dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu:
1. Dari sudut sumber, bahwa disitu terdapat suatu tekanan yang menyebabkan
partikel menyebar kesegala jurusan.
2. Dari sudut tujuan, bahwa ditempat tujuan tersebut ada suatu
kekurangan(defisit) akan partike-partikel zat.
Dapat dikatakan bahwa di daerah sumber ada tekanan defisit yang positif
sedangkan di daerah tujuan terdapat tekanan difusi yang negatif.
PRATIKUM 2
A. Judul : Transpirasi Tumbuhan
B. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kecepatan
transpirasi pada tumbuhan dengan metode penimbangan.
C. Pendahuluan
Transpirasi pada hakikatnya adalah penguapan. Transpirasi dapat
diartikan sebagai hilangnya air dalam bentuk uap air dari dalam jaringan tubuh
tumbuhan. Ada dua tipe transpirasi yang terjadi didaun, yaitu: Transpirasi
kutikula, dimana penguapan air yang terjadi secara langsung melalui kutikula
Efidermis. Transpirasi stomata, dimana terjadinya kehilangan air berlangsung
melalui stomata.
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, sehingga diantara sel-sel
tersebut terdapat ruangan udara yang dikelilingi oleh sel-sel mesofil yang
jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding b asah keruang-ruang antar sel,
dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata keatmosfer.
D. KAJIAN PUSTAKA
Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang
mempengaruhi pergerakannya. Besarnya uap air yang ditranspirasikan
dipengaruhi olh beberapa faktor, antara lain:
(1) Faktor dari dalam tumbuhan (jumlah daun, luas daun, dan jumlah
stomata).
(2) Faktor luar (suhu, cahaya, kelembaban, dan angin).
Faktor-faktor eksternal yang yang mempengaruhi transpirasi :
a) Suhu
Kenaikan suhu dari 180 sampai 200F cenderung untuk meningkatkan
penguapan air sebesar dua kali. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih
sama dengan suhu udara, tetapi daun yang terkena sinar matahari mempunyai
suhu 100 – 200F lebih tinggi dari pada suhu udara.
b) Kelembaban
Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto
dari air yang hilang, dengan demikian seandainya faktor lain itu sama,
transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara. Apabila
stomata dalam keadaan terbuka maka kecepatan difusi dari uap air keluar
tergantung pada besarnya perbedaan tekanan uap air yang ada di dalam
rongga-rongga antar sel dengan tekanan uap air di atmosfer. Jika tekanan uap
air di udara rendah, maka kecepatan difusi dari uap air di daun keluar akan
bertambah besar begitu pula sebaliknya. Pada kelembaban udara relatif 50%
perbedaan tekanan uap air didaun dan atmosfer 2 kali lebih besar dari
kelembaban relatif 70%.
c) Cahaya
Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara yaitu: Sehelai
daun yang terkena sinar matahari langsung akan mengabsorbsi (menyerap)
energi radiasi. Cahaya tidak usah selalu berbentuk cahaya langsung dapat pula
mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutup stomata.
d) Kandungan air tanah
Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh
akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat. Hal
ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan
laju transpirasi lebih lanjut.
e) Angin
Angin cenderung untuik meningkatkan laju transpirasi, baik
didalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi di
bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun,
dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung menjadi
lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
E. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Tanaman pacar air yang digunakan mempunyai kondisi yang hampir
sama,dengan tinggi sekitar 20cm dan daun dalam keadaan baik,tidak
rusak atau sobek dengan jumlah yang relatif sama.
3. Siapkan 2 buah erlemeyer dan isi dengan air sebanyak 80 ml.
4. Potong miring pangkal pucuk batang tanaman pacar air didalam air dengan
pisau yang tajam dan segera masukkan potongan tanaman tersebut pada
tabung erlemeyer melalui lubang pada sumbat sampai bagian bawahnya
terendab air.
5. Olesi celah-celah yang ada, misalnya pada sekitar sumbat penutup, dengan
vaselin untuk menghindari penguapan yang mungkin terjadi.
6. Timbang kedua erlemeyer tersebut lengkap dengan tanaman dan air yang
ada didalam nya dan mecatatnya.
7. Letakkan erlemeyer 1 di dalam ruangan (transpirasi pada tempat gelap) dan
erlemeyer 2 pada tempat dengan jarak 20cm dari lampu pijar 100 watt
(transpirasi pada tempat terang).
8. Kemudian ukur kondisi lingkungan kedua tempat tersebut meliputi suhu,
intensitas cahaya dan kelembaban. Catat hasil pegukuran.
9. Pengamatan dilakukan setiap 30 menit sekali, denghan cara menimbang
erlemeyer beserta pelengkapannya dan mecatatnya.
10. Ulangi pengukuran sebanyak 3 kali (3x30 menit).
11. Setelah penimbangan terahir,ambi,l daun-daun pada tanaman
tersebut,kemudian mangukur luas total daun tersebut dengan kertas
grafik/milimeter.dengan cara:
a) Membuat pola masing-masing daun pada kertas grafik/milimeter;
b) Menghitung luas daun dengan ketentuan, apabila kurang dari kotak
dianggap nol dan bla lebih dari itu dianggap satu.
Alat dan Bahan :
Erlemeyer 250 ml (2 buah),Sumbat erlemeyer atau sumbat gabus
(2 buah), Gelas ukur 250 ml , Statip, Stopwatch, Pisau tajam. ,
Timbangan, Penggaris, Higrometer, Air, Luxmeter, Vaselin, Lampu pijar
100 wat, Kertas grafik/milimeter blok, Dua pucuk tanaman pacar air
(Implitien balsemia)
F. Hasil Pengamatan
1. Hasil penimbangan terhadap kedua tanaman selama transpirasi, dilakukan
dengan mengisi tabel dibawah ini.
Tabel 1. Selisih Berat Tanaman Pacar Air (Impatien balsemia) selama transpirasi
di tempat terang
Waktu Berat
awal(g)
Berat
akhir(g)
Selisih berat
(g)
Rata-rata
30 menit
pertama
193,3 g 192,8 g 0,5 g
0,3
30 menit kedua 192,6 g 192,6 g 0,2 g
30 menit ketiga 192,6 g 192,4 g 0,2 g
Tabel 2. Selisih Berat Tanaman Pacar Air (impitien balsemia) selama Transpirasi
di tempat gelap
Waktu Berat awal
(g)
Berat akhir
(g)
Selisih
berat(g)
Rata-rata
30 menit
pertama
171,9 g 171,5 g 0,4 g
0,233
30 menit kedua 171,5 g 171,4 g 0,1 g
30 menit ketiga 171,4 g 171,2 g 0,2 g
2. Hasil perhitungan terhadap luas daun tanaman, diisikan pada tabel berikut.
Tabel 3. Luas Daun Selama Transpirasi
Nomor Perlakuan Luas Daun (cm )
1 Tempat terang L = 107 cm
2 Tempat gelap L = 109 cm
3. Hasil pengukuran terhadap keadaan lingkungan di sekitar tanaman, diisikan
pada tabel dibawah ini
Tabel 4. Pengukuran Keadaan Lingkungan
No Perlakuan Suhu ( Intesitas Cahaya
(Cd)
Kelembaban
1 Tempat terang 31 0C 5 Cd 85%
2 Tempat gelap 29 0C 0,1 Cd 69%
4. Hitung kecepatan transpirasi ditempat terang dan ditempat gelap,dengan
rumus berikut kecepatan transpirasi rata-rata selisih berat : lamanya
transpirasi : luas daun.
Tabel 5. Kecepatan Transpirasi Tanaman
Nomor Perlakuan Kecepatan Transpirasi (g/menit/cm
1 Tempat Terang 0,3:30:107 = 0,00009345 2/m2/cm2
2 Tempat Gelap 0,233:30:109= 0,00007125g/m2/cm2
G. DESKRIPTIF DATA
Transpirasi yang dilakukan sangat bergantung dari faktor lingkungan
yaitu suhu, kelembaban dan intensitas cahaya yang ada di sekitar tanaman
Sehingga memungkinkan perbedaan tingkatan transpirasi pada karena
perbedaan faktor lingkungan yang terjadi.
Faktor-faktor eksternal yang yang mempengaruhi transpirasi :
a) Suhu
Kenaikan suhu dari 180 sampai 200F cenderung untuk meningkatkan
penguapan air sebesar dua kali. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih
sama dengan suhu udara, tetapi daun yang terkena sinar matahari mempunyai
suhu 100 – 200F lebih tinggi dari pada suhu udara.
b) Kelembaban
Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto
dari air yang hilang, dengan demikian seandainya faktor lain itu sama,
transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara. Apabila
stomata dalam keadaan terbuka maka kecepatan difusi dari uap air keluar
tergantung pada besarnya perbedaan tekanan uap air yang ada di dalam
rongga-rongga antar sel dengan tekanan uap air di atmosfer. Jika tekanan uap
air di udara rendah, maka kecepatan difusi dari uap air di daun keluar akan
bertambah besar begitu pula sebaliknya. Pada kelembaban udara relatif 50%
perbedaan tekanan uap air didaun dan atmosfer 2 kali lebih besar dari
kelembaban relatif 70%.
c) Cahaya
Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara yaitu: Sehelai
daun yang terkena sinar matahari langsung akan mengabsorbsi (menyerap)
energi radiasi. Cahaya tidak usah selalu berbentuk cahaya langsung dapat pula
mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutup stomata.
d) Kandungan air tanah
Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar,
gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat. Hal ini
cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju
transpirasi lebih lanjut.
e) Angin
Angin cenderung untuik meningkatkan laju transpirasi, baik didalam
naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi di bawah sinar
matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian
terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung menjadi lebih penting daripada
pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
H. Pertanyaan
1. Apakah ada perbedaan berat awal dan berat akhir pada semua perlakuan
(gelap dan terang)? Mengapa demikian?
2. Apakah ada perbedaan terhadap selisih berat awal dan berat akhir pada
masing-masing perlakuan?Mengapa demikian?
3. Apakah metode penimbangan untuk menentukan kecepatan transpirasi yang
dilakukan dalam percobaan ini dapat dijadikan patokan terhadap semua
tumbuhan? Jelaskan alasannya!
4. Mengapa pemotongan batang tanaman pacar air (Impatien balsemia) harus
dilakukan didalam air dan harus di potong secara miring?
Jawaban :
1 . Iya ada, terdapat perbedaan berat awal dan berat akhir, pada semua
perlakuan (terang dan gelap). Hal ini dikarenakan adanya transpirasi yang
dilakukan oleh tanaman pacar air (Impatien balsemia), sehingga
penguapan air yang terjadi akibat transpirasi menyebabkan air semakin
berkurang karena diserap oleh batang tanaman tersebut.
2 . Ada, selisih berat awal dan berat akhir pada tiap-tiap, perlakuan
berbeda. Hal ini di karenakan bahwa transpirasi yang dilakukan sangat
bergantung dari faktor lingkungan yaitu suhu, kelembaban dan intensitas
cahaya yang ada di sekitar tanaman pacar air ( Impatien balsemia). Suhu
yang ada di tempat terang lebih tinggi daripada yang terdapat di tempat
gelap begitu pula dengan intensitas cahaya yang terjadi, sedangkan
kelembaban tanaman pada tempat yang gelap lebih tinggi dari pada
tanaman yang berada di tempat yang terang. Sehingga memungkinkan
perbedaan tingkatan transpirasi pada kedua perlakuan tersebut yang mana
pada tanaman di tempat yang terang kecepatan transpirasinya lebih tinggi
daripada tanaman di tempat yang gelap.
3. Tidak, karena setiap tanaman memilki ukuran yang berbeda. Tidak
mungkin metode penimbangan tersebut dapat dilakukan pada sebuah
tanaman pohon, karena pohon memilki ukuran dan berat yang lebih besar
dari timbangan tersebut. Pemotongan yang terjadi pada bagian batang
akan, mempengaruhi laju transpirasi dan batang yang terendam air akan
kekurangan oksigen sehingga penyerapan air berkurang (Sherf dan Mc-
Gruddy, 1997), pada praktikum yang dilakukan pemotongan harus
dilakukan pada air dan batang dipotong miring karena untuk
mempermudah tanaman melakukan transpirasi. Dan bila pemotongan
batang tidak dilakukan di dalam air, maka air pada tanaman pacar air
tersebut akan keluar dari batang, bila pemotongan dilakukan di dalam air,
maka air tersebut tidak akan keluar tetapi akan tetap tertahan di dalam
tanaman pacar air, hal ini dikarenakan pada tanaman pacar air banyak
terkandung air bila pemotongan batang terjadi di
I. GAMBAR
gambar : Transpirasi tumbuhan pada Impatient balsemia
Sumber : Dokumentasi, 2010
J. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa pada setiap
tanaman mengalami transpirasi, yang terjadi pada stomata. Besarnya
transpirasi tidak dapat ditentukan oleh luasnya stomata tetapi oleh keliling
stomata adalah laju kehilangan uap air. Kecepatan transpirasi juga dipengaruhi
oleh faktor lingkungan (eksternal) tersebut walau ada faktor lain yang juga
mempengaruhi seperti membuka dan menutupnya stomata dan juga factor
internal.
PRATIKUM 3
A. Judul : Respirasi Tumbuhan
B. Tujuan : Untuk mengetahui banyaknya oksigen yang di butuhkan oleh
tumbuhan dalam proses pernapasan.
C. PENDAHULUAN
Proses pelepasan energi yang menyediakan energi bagi bagi keperluan
sel disebut dengan proses respirasi.biasanya respirasi sel-sel tumbuhan berupa
oksidasi molekul organik oleh oksigen dari udara membentuk karbon dioksida
dan air.untuk alasan inilah metode respirasi umum diberikan tambahan kata
aerob (respirasi aerob).
Respirasi merupakan proses oksidasi bahan organik yang terjadi di
dalam sel, berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi
aerobik ini diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi.
Sedangkan dalam proses respirasi secara anaerob dimana oksigen tidak atau
kurang tersedia dan dihasilkan senyawa lain karbondioksida.
D. KAJIAN PUSTAKA
Respirasi merupakan proses oksidasi bahan organik yang terjadi di
dalam sel, berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi
aerobik ini diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi.
Sedangkan dalam proses respirasi secara anaerob dimana oksigen tidak atau
kurang tersedia dan dihasilkan senyawa lain karbondioksida.
Respirasi bukan berupa satu reaksi melainkan terjadi dalam banyak
tahap molekul glukosa dirombak menurut suatu reaksi yang teratur, beberapa
reaksi respirasi yang menghasilkan energi bergabung untuk membentuk ATP
dan penggabungan ini memungkin kan terjadinya penyimpanan sebagian
energi yang timbul selama respirasi, sehingga tidak begitu saja hilang sebagai
panas. Jadi fungsi utama respirasi ialah menghasilkan molekul- molekul ATP.
Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah
kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi
bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat
tinggi pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup
yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya.
Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh
tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon
adalah proses pengubahan zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil
menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis
hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini
hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun
yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas.
Kalau fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau
asimilasi) di mana energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai
zat kimia, maka proses respirasi adalah suatu proses pembongkaran
(katabolisme atau disimilasi) dimana energi yang tersimpan dibongkar
kembali untuk menyelenggarakan proses–proses kehidupan
E. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan.
2. Timbang kecambah masing-masing 3 gram ( perlakuan 1) dan 4 gram
( perlakuan 11).
3. Masukkan 3 butir KOH kristal ke dalam botol respirometer lalu masukkan
kapas secukupnya yang berfungsi sebagai sekat.
4. Kemudian masukkan kecambah untuk perlakuan 1.
5. Kemudian tutup botol dengan penyumbat yang mengandung pipa berskala
dan berikan vaselin pada mulut tutup botol secukupnya sehingga benar-
benar rapat agar udara luar tidak mempengaruhi tekanan didalam botol.
6. Letakkan instrumen pada meja yang datar.
7. Tetesi eosin pada ujung batang respirometer yang terbuka.Tempatkan eosin
tepat pada angka nol.Apabila tidak tepat di angka nol maka perhitunganya
harus dikurangi dengan angka awal.
8. Amati pergerakkan eosin tersebut dan catatlah kecepatan bergeraknya
sebanyak 3 kali dalam jangka waktu masing-masing selama 5 menit ( 3x5
menit ).
9. Ulangi cara yang sama untuk perlakuan ll.
Alat dan Bahan :
Respirometer sederhana, Spuit / spid, KOH kristal, kapas, Eosin, Vaselin,
Kecambah, Plaster.
F. Data Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang telah dilakukan diisikan pad tabel dibawah ini.
Tabel 1. Laju Kecepatan Oksigen pada Respiometer
Berat
kecambah
5 menit
pertama
5 menit
kedua
5 menit
ketiga
Rata-rata
(ml)
3 gram 0,19 0,16 0,15 0,17
4 gram 0,24 0,22 0,46 0,20
Hitung laju konsumsi oksigen pada proses respirasi kecambah selama satu
jam, dengan menggunakkan rumus berikut:
Konsumsi Oksigen = volume konsumsi oksigen rata-rata : berat tanaman :
waktu.
Catatan:
Waktu yang digunakan adalah kecepatan respirasi tanaman selama satu
jam,karena pengamatan yang dilakukan selama selang waktu 5 menit, maka
diperoleh angka 12 untuk waktu ( didapat dari 60 ( 1 jam ) : 5 menit ( waktu
pengamatan) = 12)
G. DESKRIPTIF DATA
Kecambah melakukan pernapasan untuk mendapatkan energi yang
dilakukan dengan melibatkan gas oksigen (O2) sebagai bahan yang
diserap/diperlukan dan menghasilkan gas karbondioksida (CO2), air (H2O)
dan sejumlah energi.
Pada dasarnya, proses respirasi bertujuan untuk mendapatkan energi
yang digunakan dalam metabolisme dan proses pertumbuhan serta
perkembangan untuk menjadi sebuah tanaman dewasa. Semakin besar suatu
tanaman, maka makin besar pula kebutuhannya akan energi sehingga dalam
respirasinya memerlukan oksigen yang banyak pula.
Pada pengamatan ini digunakan alat yang disebut respirometer, alat ini
berfungsi untuk mengukur jumlah oksigen yang diperlukan dalam respirasi. Di
dalam tabung respirometer diletakkan kapas yang sudah dibasahi larutan KOH
10% dan ada juga yang dibasahi dengan aquadest di bawah kecambah kacang
hijau. Kapas yang sudah dibasahi larutan KOH 10% ini akan mengikat
oksigen yang ada di dalam tabung respirometer, sehingga di dalam tabung
respirometer terjadi perebutan oksigen antara larutan KOH 10% dengan
kecambah kacang hijau. Kecambah kacang hijau tidak bisa mengikat oksigen
yang dibebaskan oleh larutan KOH 10% karena yang diperlukan kecambah
kacang hijau adalah oksigen bebas, bukan oksigen yang terikat sehingga lama-
kelamaan oksigen yang ada di dalam tabung respirometer habis dan akhirnya
oksigen dari luar akan tertarik masuk ke dalam tabung respirometer melalui
selang karet. Masuknya oksigen dari luar ini ditandai dengan naiknya larutan
eosin yang dimasukkan dalam pipa kaca.
Praktikum kali ini mengamati respirasi yang terjadi pada kecambah
kacang hijau segar, yang dilakukan sebanyak dua kali dengan memberi
perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan yang pertama, kapas dibasahi dengan
larutan KOH 10%. Sedangkan pada perlakuan kedua, kapas dibasahi dengan
akuades. Pada kapas yang dibasahi dengan akuades, terlihat permukaan air
pada alat respirometer ganong menjadi turun maka nilainya positif karena
adanya O2 yang merupakan penguraian dari H2O selain H2, yang membantu
kecambah dalam respirasi. Dan pada perlakuan kedua, permukaan air pada
respirometer ganong menjadi naik berarti nilainya negatif karena terdapat
KOH yang apabila bereaksi dengan CO2 akan menghambat respirasi pada
kecambah. Hal ini dapat terjadi karena KOH lebih bersifat basa jika
dibandingkan dengan aquades.
H. Pertanyaan
1. Apakah ada perbedaan antara perlakuan l ( berat kecambah 3 gram )
dengan perlakuan ll ( berat kecambah 4 gram)? Jelaskan!
2. Apakah setiap bagian tanaman mempunyai konsumsi oksigen yang sama
pada saat respirasi ? Jelaskan alasannya!
Jawaban
1. ada, yaitu pada kecepatan respirasinya. Hal ini dikarenakan pada
kecambah perlakuan II (berat kecambah 4 gram) memilki berat yang
lebih daripada perlakuan I (berat kecambah 3 gram). Jadi konsumsi
pada pelakuan II (berat kecambah 4 gram) lebih banyak.
2. Tidak, menurut saya pada percobaan ini kosumsi lebih banyak
terjadi pada bagian batang kecambah, karena daun yang biasanya
dipakai sebagai tempat respirasi merupakan modifikasi batang.
Sementara bagian akarnya belum terbentuk sempurna, sehingga
belum bisa digunakan. Jadi mengapa pada proses pertumbuhan
kecambah, batang lebih dominan untuk cepat tumbuh dari pada
bagian tanaman lainnya.
I. GAMBAR
Gambar : Respirasi tumbuhan pada kecambah
Sumber : Dokumentasi, 2010
Gambar 1. Respirometer Gambar 2. Kecambah
J. KESIMPULAN
disimpulkan dari praktikum kami bahwa pada umumnya respirasi anaerob.
Pada jaringan-jaringan tingkat tinggi hanya terjadi jika persedian oksigen bebas.
Berada dibawah minimum.pada praktikum ini konsumsi oksigen pada respirasi
berbeda sesuai dengan berat kecambah, kecambah tidak dapat mempertahankan
hidupnya dalam tempat yang tidak terdapat oksigen.
PRATIKUM 4
A. Judul : Fotosintesis 1
B. Tujuan : Untuk menetahui bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen dan
fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor.
C. PENDAHULUAN
Fotosintesis adalah suatu proses pada tumbuhan hijau untuk menyusun
senyawa organik dari karbondioksida dan air proses ini hanya bisa terjadi jika
ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau klorofil yang terletak pada
organel sitoplasma yang disebut kloroplas. Reaksi keseluruhan dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut ini:
6CO2 + 6H2O + energi cahaya klorofil CH2O + 6O2\
(bahan organik)
Dalam persamaan diatas,CH2O merupakan rumus umum untuk
menyatakan bahwa bahan organik pada umumnya berupa pati atau beberapa
karbohidrat lain.dari persamaan diatas pula dinyatakan bahwa 6 O2 dilepaskan
dalam proses.maka dapat dikatakan bahwa jumlah volume CO2 yang
diperlukan sama dengan jumlah O2 yang dibebaskan atau disebut dengan
Koefisien Fotosintesis.
D. TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic
H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan
cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai
klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya
matahari (Kimball, 2002).
Energi foton yang digunakan untuk menggerakkan elektron melawanan
gradient panas di dalam fotosistem I dari sebuah agen dengan tenaga reduksi
kuat, yang secara termodinamis mampu mereduksi CO2 di dalam fotosistem II
dari air dengan pelepasan O2, jika sebuah molekul pigmen menyerap sebuah
foton masuk ke dalam sebuah keadaan tereksitasi, karena satu elektronnya pada
keadaan dasar pindah ke orbit (Anwar, 1984).
Fotosistem ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II.
Fotosistem I tersusun oleh klorifil a dan klorifil b dengan perbandingan 12:1
dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 700
nm. Pada fotosistem II perbandingan klorofil a dan klorofil b yaitu 1:2 dan
tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 680 nm
(Syamsuri, 2000).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat
anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini
energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang
selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan
reaksinya dapat dituliskan :
Kloroplas
E. Cara Kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Rangkailah alat-alat seperti gambar dibawah ini sebanyak
5perangkat.Perhatikanlah bahwa tabung reaksi harus dalam keadaan penuh
berisi air (jangan ada rongga udara).
3. Perangkat 1 langsung di letakkan di bawah lampu pijar 100 watt dengan
jarak sekitar 20 cm dari alat. Lampu pijar di anggap sebagai cahaya
matahari.
4. Perangkat ll dibuat dengan menambahkan beberapa potong es batu,
perangkat lll ditambahkan air panas sehingga suhu air pada percobaan
menjadi sebesar 40 C, dan pada perangkat lV ditambahkan NaHCO3
sebanyak 5 gram. Ketiga perangkat ini juga diletakkan dibawah lampu
pijar sama sepeti perangkat l.
5. Terahir, perangkat V diletakkan langsung ditempat teduh.
6. Amati apa yang terjadi setelah 15 menit,catat hasil pengamatan pada tabel.
Alat dan Bahan :
Gelas kimia , Corong kaca, Tabung reaksi, Termometer, Counter,
Kawat, Lampu pijar 100 watt, Es batu, Air panas 40 C,NaHC, Hydrilla
verticilata
G. Data Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang telah di lakukan diisikan pada tabel dibawah ini.
Data yang dikunpulkan meliputi waktu mulai keluarnya gelembung,jumlah
gelembung selama waktu pengamatan (15 menit) dan suhu air selama
percobaan berlangsung.
Tabel 1. Hasil pengamatan terhadap waktu,suhu air dan jumlah gelembung
Perangkat Perlakuan Waktu Suhu Gelembung
L Cahaya matahari langsung 12 menit 14 detik 290C 13
Ll Cahaya langsung + es 1 menit 28 detik 220C 9
Lll Cahaya langsung + air
hangat
12 menit 51
detik
370C 1
lV Cahaya 30 detik 280C 13
V Tempat teduh 40 detik 280C 45
H. DESKRIPTIF DATA
Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks, proses ini
menggunakan energi matahari yang dapat dimanfaatkan oleh kloropil yang
terdapat dalam kloroplas. Fotosintesis selain memerlukan cahaya matahari
sebagai bahan bakarjuga memerlukan karbondioksida dan air sebagai bahan
anorganik yang akan diproses untuk menghasilkan karbohidrat dan
melepaskan oksigen.
Reaksi yang terjadi saat fotosintesis adalah :
6CO2 + 6H2O + energi cahaya klorofil CH2O + 6O2\
(bahan organik)
Jenis jenis pernapasan sel
Pernapasan sel ada dua jenis atau yang lebih tepatnya dua tahapan: pernapasan
anaerobik atau glikolisis, dan pernapasan aerobik.
-Pernapasan anaerobik
Anaerobik artinya tidak memakai oksigen. Jadi pernapasan ini tidak
menggunakan oksigen dalam prosesnya. Gambar 1 memberikan rangkuman
peristiwa yang terjadi saat fase pernapasan sel ini.
Pernapasan anaerobik terjadi dalam sitoplasma sel. Ia diawali dengan
sebuah molekul glukosa. Molekul ini di aktivasi oleh energi yang dipasok oleh
ATP. Dengan bantuan enzim, glukosa diubah lewat sederetan langkah menjadi
asam piruvat. Pada tiap langkah, bisa jadi satu atom hidrogen diberikan atau
satu molekul air yang terbentuk. Setiap kali ikatan hidrogen terlepas, energi
dalam molekul menjadi sedikit lebih terkonsentrasi. Energi ini pada akhirnya
terlepaskan ke molekul ADP dan disimpan dalam ikatan posfat. Kapanpun
ADP mendapat energi, fosfat inorganik dari cairan sel menempel dengan
molekul ADP tersebut dan mengubahnya menjadi ATP.
-Pernapasan Aerobik
Fase aerobik pernapasan sel terjadi di dalam mitokondria. Seperti
namanya, oksigen dipakai disini dan menjadi fungsi penting pembawa
hidrogen terakhir. Gambar 2 menunjukkan rangkuman peristiwa yang terjadi
saat pernapasan aerobik, yang juga disebut sebagai siklus asam sitrat Krebs.
Pernapasan aerobik dimulai dengan asam piruvat tadi. Ia dengan cepat
diubah menjadi asetil koenzim A. Lewat sebuah siklus perubahan kimia,
molekul bahan bakar dipecah satu demi satu, sehingga melepaskan sejumlah
besar energi yang tersimpan dalam molekul ATP. Atom hidrogen dari
senyawa yang terbentuk saat glikolisis dan pernapasan aerobik ini kemudian
memasuki fase selanjutnya – fosforilasi oksidatif
I. Pertanyaan
1. Perlakuan mana yang menghasilkan gelembung udara lebih banyak?
Jelaskan!
2. Perlakuan mana yang menghasilkan gelembung udara palinh sedikit?
Jelaskan!
3. Apakah tujuan penggunaan NaHCO3 pada perlakuaan IV? Jelaskan
berdasarkan hasil percobaan setelah dibandingkan dengan perlakuan pada
perangkat pada perangkat l!
4. Gelembung gas apakah yang dihasilkan dari percobaan tersebut? Bagaimana
cara membuktikannya?
5. Berdasarkan banyak sedikitnya gelembung gas yang dihasilkan dari tiap-tiap
perangkat percobaan, urutkan dari yang menghasilkan gelembung gas paling
banyak banyak ke yang menghasilkan gelembung gas paling sedikit!
6. Berdasrkan percobaan diatas, tentukan faktor apakah yang mempengaruhi
proses fotosintesis?
7. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan ini, faktor manakah yang paling
efektif untuk berlangsung proses fotosintesis?
Jawaban:
1. Ditempat yang teduh.
2. Air hangat
3. Agar kita mengetahui fungsi NaHCO3 untuk mempercepat proses
fotosintesis dan memperbanyak fotosintesis.
J. GAMBAR
Gambar : Fotosíntesis pada Hydrilla verticilata
Sumber : Dokumentasi, 2010
Gambar 1. Termometer Gambar 2. Hydrilla verticillata
Gambar 3. Gelas kimia Gambar 4. Corong kaca
K. KESIMPULAN
Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa, pertukaran gas pada
fotosintesis adalah kebalikan pertukaran gas pada respirasi. Jika suatu
tumbuhan hijau disimpan dalam keadaan gelap total,tumbuhan ini
mengeluarkan karbon dioksida sebagai hasil respirasi. Jika tumbuhan ini
kemudian dipindahan ketempat yang terang sekali, tumbuhan ini akan
mengambil karbon dioksida untuk fotosintesis . dengan makin berkurangnya
intensitas cahaya ada kemungkinan penurunan fotosintesis sampai kecepatan
terbentuknya bahan fotosintetik dan hasil respirasi sama.
PRATIKUM 5
A. Judul : fotosintesis ll (uji pati dalam daun)
B. Tujuan : Untuk mengetahui bahwa fotosintesis menghasilkan karbohidrat
(pati/amilum)
C. PENDAHULUAN
Fotosintesis adalah suatu proses pada tumbuhan hijau untuk menyusun
senyawa organik dari karbondioksida dan air proses ini hanya bisa terjadi jika
ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau klorofil yang terletak pada
organel sitoplasma yang disebut kloroplas. Reaksi keseluruhan dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut ini:
6CO2 + 6H2O + energi cahaya klorofil CH2O + 6O2\
(bahan organik)
Dalam persamaan diatas,CH2O merupakan rumus umum untuk
menyatakan bahwa bahan organik pada umumnya berupa pati atau beberapa
karbohidrat lain.dari persamaan diatas pula dinyatakan bahwa 6 O2 dilepaskan
dalam proses.maka dapat dikatakan bahwa jumlah volume CO2 yang
diperlukan sama dengan jumlah O2 yang dibebaskan atau disebut dengan
Koefisien Fotosintesis.
D. TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh
makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan
tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis
karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil,
dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber
energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya
matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini
disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan
cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya
matahari (Dwidjoseputro, 1986)
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai
molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam
contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida
adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara
bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer
merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga
monosakarida (Kimball, 2002).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis
yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat
organic H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang
memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang
mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi
cahaya matahari (Kimball, 2002).
Energi foton yang digunakan untuk menggerakkan elektron
melawanan gradient panas di dalam fotosistem I dari sebuah agen dengan
tenaga reduksi kuat, yang secara termodinamis mampu mereduksi CO2 di
dalam fotosistem II dari air dengan pelepasan O2, jika sebuah molekul pigmen
menyerap sebuah foton masuk ke dalam sebuah keadaan tereksitasi, karena
satu elektronnya pada keadaan dasar pindah ke orbit (Anwar, 1984).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan
Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi
organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi
organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz
melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke
dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik
dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian
bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung
udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball,
1993).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan
amilum. Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang
sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus,
dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan
bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah
menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Fotosistem ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II.
Fotosistem I tersusun oleh klorifil a dan klorifil b dengan perbandingan 12:1
dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 700
nm. Pada fotosistem II perbandingan klorofil a dan klorofil b yaitu 1:2 dan
tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 680 nm
(Syamsuri, 2000).
E. Cara Kerja :
1. Siapkan daun hibiscus yang telah ditutupi sebagian daunnya dengan
plaster/selotip,satu hari sebelum percobaab dilakukan.
2. Lepaskan plester/selotip dari daun,lalu celupkan daun tersebut kedalam air
mendidih dan diamkan selama 1 menit.
3. Kemudian didihkan dalam alkohol 70% hingga seluruh daun kehilangan
warnanya.
4. Angkat dan cici daun dengan menggunakan air mengalir.Lalukan semua
tahapan secara perlahan-lahan sehingga daun tidak menjadi rusak/sobek.
5. Tetesi seluruh daun dengan menggunakan yodium cair.
6. Amati apa yang terjadi pada daun tersebut. Catat hal-hal penting.
7. Adakah pati akan menimbulkan warna hitam kebiruan. Gelapnya warna
yang terjadi memberikan indikasi perkiraan kosentrasi pati yang ada dalam
daun.
Alat dan Bahan :
Gelas kimia,Pipet,Pinset,Pengaduk,Daun tanaman kembang sepatu (hibiscus
rosesinensis) atau sejenisnya (Roseaceae),Plaster/selotip, Air panas, Alkohol
70%Yodium cair
F. DESKRIPTIF DATA
Pada kebanyakan tumbuhan dikotil, juga pada beberapa monokotil, pati
terkumpul pada daun segera setelah terjadi proses fotosintesis yang berjalan
cepat. Oleh sebab itu tumbuhan ini memiliki apa yang disebut daun pati.
Pada daun pati yang khas pembentukan karbohidrat sepanjang siang hari
akan lebih cepat dari pada pengangkutan oleh respirasi dan tranlokasi sehingga
ada akumulasi dalam bentuk pati. Oleh karena itu akan terjadi penyimpanan
hasil pati yang makin banyak dalam kloroplas selama sehari penuh.pada malam
hari jika fotosintesis berhenti, respirasi dan tranlokasi karbohidrat berjalan
terus, sehingga kadungan pati dalam daun berkurang sepanjang malam sampai
tinggal sedikit atau habis sama sekali pada pagi harinya.
G. Pertanyaan
1.Apakah ada perbedaan warna antara daun yang tertutup dan yyang tertutup
plester/selotip?Jelaskan!
2.Apakah daun yang tidak tertutup plester/selotip mempunyai warna yang
merata sama pada permukaannya? Jelaskan!
3.Mengapa pada saat dididihkan dalam alkohol 70% daun menjadi kehilangan
warna?Jelaskan!
JAWABAN
1.Ada, pada daun yang tertutup kelihatan transparan.! Karena yang di beri
selotif di masih bebas melancarkan fotosintesis sedangkan yang dikasih
seloptif tidak bisa melakukan fotositesis pada zat pati sudah tidak ada.
2.Tidak, karna proses pembakaran diatas bunsen dengan.
3. Karena dengan larutan alkohol yang dididihkan dapat menghancurkan
klororofil. Klorofil adalah zat hijau daun yang tidak dapat melakukan
fotosintesis dengan kadar suhu yang terlalu panas.
H. GAMBAR
Judul : Fotosintesis II ( uji pati amilum )
Sumber : Dokumentasi, 2010
I. KESIMPULAN
Dari praktikum kami dapat disimpulkan bahwa daun yang di tutupi oleh
selotif, kemudian selotip tersebut dilepas, setelah selotip di lepas daun kemudian
daun tersebut di masukan ke dalam larutan alkohol 70%lebih transparan dari pada
daun yang tidak terkena selotif, hal ini dikarenakan daun yang tutup selotip tidak
terkena cahaya matahari.