buletin sekaran (unnes) edisi 5

4
Profil Agus Wahyudin: 4 LUSTRUM Ke-9 atau Dies Natalis Ke-45 Unnes segera digelar. Fakultas Ekonomi menjadi panitia pelaksana. Rencananya pembukaan dihelat 21 Januari mendatang. Bagaimana persiapan fakultas yang baru berdiri empat tahun ini sebagai panitia pelaksana? Berikut perbincangan buletin Sekaran dengan Dekan Fakultas Ekonomi Drs Agus Wahyudin MSi selaku penanggung jawab pelaksana. Lustrum Tak Sekadar Rutinitas Podi um Oleh Mukh Doyin DI sebuah hotel ber- bintang, diadakanlah seminar “Peran Ang- gota Tubuh dalam Menyehatkan Tubuh secara Optimal”. Tapi, saudara saya, Pak Dhe Mali, me- nyebutnya “Seminar Dubur”. Dalam seminar tersebut hadir seluruh anggota tubuh manusia. Duduk pada deretan depan para anggota tubuh yang dianggap vital oleh panitia, seperti Jantung, Gin- jal, dan Otak. Lalu pada deretan berikutnya tampak Mata, Mulut, Perut, dan lain-lain. Pada deretan belakang, duduk bagian anggota tubuh yang dianggap tidak punya peran banyak, antara lain Rambut, Kuku, dan Dubur. Karena pembicara utama belum da- tang, iseng-iseng Mr Mata angkat bicara “Saudara-saudara sekalian. Sesungguhny- Sesungguhny- alah kita semua sudah tahu apa peran kita masing-masing. Ada yang punya peran penting, ada pula yang tidak. Lihatlah alam sekitar ini: laut, gunung, pepohonan, sungai, semuanya tampak indah. Dan sia- pa yang bisa menyaksikan itu semua? Ten- tu hanya Mr Mata. Jadi, Saudara menjadi paham siapa yang paling berperan dalam tubuh ini, bukan?” Mendengar perkataan itu, Mr Jantung menjadi marah. Katanya “Tidak bisa. Yang terpenting dalam tubuh ini tetap saya, Mr Jantung. Bagaimana Mr Mata bisa melihat kalau saya tidak bekerja?” Lalu, Mulut pun ikut bicara “Saudara, ketahuilah. Mata masih bisa melihat dan Jantung masih tetap berdetak karena tubuh ini cukup ma- kan dan minum. Tidak ada anggota tubuh lain yang bisa makan dan minum kecuali Mr Mulut, bukan?” Pada akhirnya, forum seminar itu men- jadi ajang perdebatan yang tidak berujung- pangkal. Masing-masing bagian tubuh merasa menjadi bagian yang paling pen- ting. Maka, di bagian belakang, salah satu anggota tubuh yang merasa tidak punya peran penting, yakni Mr Dubur, diam-diam menyelinap meninggalkan hotel. Ia memu- tuskan pulang, tidur, dan beberapa hari tidak akan bekerja. Satu-dua hari tidak terjadi persoalan yang berarti pada tubuh itu. Namun pada hari ketiga, keempat, dan kelima, Perut menjadi tidak nyaman, detak Jantung men- jadi tidak beraturan, Mata menjadi prepet- prepet, dan tubuh secara keseluruhan men- jadi lemes. “Ini semua hanya gara-gara Mr Dubur tidak menjalankan fungsinya, ng- gih?” Tanya saudara saya, Pak Dhe Mali.* Ternyata, Penting juga Ia Lustrum berkesan hanya jadi rutinitas. Apa yang baru dalam lustrum kali ini? Lustrum ke-9 memang diharapkan menjadi momentum yang sangat berarti untuk melakukan refleksi 45 tahun Unnes, yang dulunya IKIP. Selain itu, diharapkan menjadi media introspeksi dan refleksi terhadap hambatan, capaian, dan semangat untuk meraih cita-cita besar bersama dengan semangat kebangkitan untuk mewujudkan universitas konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera. Ini dijabarkan dalam beberapa kegiatan. Lustrum ini benar-benar menjadi momentum yang bermakna bagi civitas akademika sehingga tidak terjebak pada rutinitas. Berkait dengan universitas konservasi, ada agenda khusus? Desainnya nanti ada beberapa kegiatan yang diwadahi dalam satu paket. Antara lain paket pekan ilmiah, pekan seni dan budaya, pekan olahraga, pekan sosial dan religi, serta pekan konservasi. Pada pekan ilmiah ada one day research exhibition. Ini akan menjadi ajang bagi dosen dan mahasiswa untuk memamerkan karya ilmiah dan penelitian mereka. Syukur kalau sudah sampai pada produk tertentu, syukur pula kalau sudah mendapatkan Haki (hak atas kekayaan intelektual- Red). Satu hari itu juga akan diisi beberapa seminar dan pembahasan hasil riset. Itu akan kami adakan di auditorium. Itu yang menjadi catatan menarik pada kegiatan berlabel pekan ilmiah. Di samping seminar internasional, ada berbagai lomba karya ilmiah. Pada kegiatan kedua, akan dilakukan pekan konservasi, yakni kampanye sadar lingkungan dan berbagai kegiatan yang orientasinya mengajak seluruh elemen kampus menyadari pentingnya konservasi. Ada rekapitulasi Unnes selama empat tahun terakhir ini? Apa yang paling menonjol? Saya melihat ada perkembangan sangat signifikan dalam aspek menejemen akademik. Dulu kita tidak mengenal Sistem Akademik Terpadu (Sikadu). Data yang dimiliki Unnes hanya berkait dengan data base mahasiswa. Tentang mahasiswa yang aktif, berapa mahasiswa yang cuti, berapa mahasiswa yang tidak registrasi, baik akademik maupun administrasi, sulit terdeteksi. Manajemen konvensional secara manual itu sudah tidak akan mampu mengatasi ketika mahasiswa tumbuh hingga di atas 10.000 bahkan melebihi 20.000. Nah, tiga tahun terakhir ini, ada komitmen kuat untuk benar-benar mewujudkan sehat, unggul, dan sejahtera. *agus --Mukh Doyin, dosen Bahasa dan Sas- tra Indonesia FBS Unnes

Upload: agus-sp-unnes

Post on 25-Dec-2014

1.328 views

Category:

Education


8 download

DESCRIPTION

Diterbitkan oleh UPT Pusat Hubungan Masyarakat Universitas Negeri Semarang

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Sekaran (Unnes) Edisi 5

ProfilAgus Wahyudin:

4

LUSTRUM Ke-9 atau Dies Natalis Ke-45 Unnes segera digelar. Fakultas Ekonomi menjadi panitia pelaksana. Rencananya pembukaan dihelat 21 Januari mendatang. Bagaimana persiapan fakultas yang baru berdiri empat tahun ini sebagai panitia pelaksana? Berikut perbincangan buletin Sekaran dengan Dekan Fakultas Ekonomi Drs Agus Wahyudin MSi selaku penanggung jawab pelaksana.

Lustrum Tak Sekadar Rutinitas

Podium

Oleh Mukh Doyin

DI sebuah hotel ber-bintang, diadakanlah seminar “Peran Ang-gota Tubuh dalam Menyehatkan Tubuh secara Optimal”. Tapi,

saudara saya, Pak Dhe Mali, me-nyebutnya “Seminar Dubur”.

Dalam seminar tersebut hadir seluruh anggota tubuh manusia. Duduk pada deretan depan para anggota tubuh yang dianggap vital oleh panitia, seperti Jantung, Gin-jal, dan Otak. Lalu pada deretan berikutnya tampak Mata, Mulut, Perut, dan lain-lain. Pada deretan belakang, duduk bagian anggota tubuh yang dianggap tidak punya peran banyak, antara lain Rambut,

Kuku, dan Dubur.Karena pembicara utama belum da-

tang, iseng-iseng Mr Mata angkat bicara “Saudara-saudara sekalian. Sesungguhny-Sesungguhny-alah kita semua sudah tahu apa peran kita masing-masing. Ada yang punya peran penting, ada pula yang tidak. Lihatlah alam sekitar ini: laut, gunung, pepohonan, sungai, semuanya tampak indah. Dan sia-pa yang bisa menyaksikan itu semua? Ten-tu hanya Mr Mata. Jadi, Saudara menjadi paham siapa yang paling berperan dalam tubuh ini, bukan?”

Mendengar perkataan itu, Mr Jantung menjadi marah. Katanya “Tidak bisa. Yang terpenting dalam tubuh ini tetap saya, Mr Jantung. Bagaimana Mr Mata bisa melihat kalau saya tidak bekerja?” Lalu, Mulut pun ikut bicara “Saudara, ketahuilah. Mata masih bisa melihat dan Jantung masih tetap berdetak karena tubuh ini cukup ma-

kan dan minum. Tidak ada anggota tubuh lain yang bisa makan dan minum kecuali Mr Mulut, bukan?”

Pada akhirnya, forum seminar itu men-jadi ajang perdebatan yang tidak berujung-pangkal. Masing-masing bagian tubuh merasa menjadi bagian yang paling pen-ting. Maka, di bagian belakang, salah satu anggota tubuh yang merasa tidak punya peran penting, yakni Mr Dubur, diam-diam menyelinap meninggalkan hotel. Ia memu-tuskan pulang, tidur, dan beberapa hari tidak akan bekerja.

Satu-dua hari tidak terjadi persoalan yang berarti pada tubuh itu. Namun pada hari ketiga, keempat, dan kelima, Perut menjadi tidak nyaman, detak Jantung men-jadi tidak beraturan, Mata menjadi prepet-prepet, dan tubuh secara keseluruhan men-jadi lemes. “Ini semua hanya gara-gara Mr Dubur tidak menjalankan fungsinya, ng-gih?” Tanya saudara saya, Pak Dhe Mali.*

Ternyata, Penting juga Ia

Lustrum berkesan hanya jadi rutinitas. Apa yang baru dalam lustrum kali ini?

Lustrum ke-9 memang diharapkan menjadi momentum yang sangat berarti untuk melakukan refleksi 45 tahun Unnes, yang dulunya IKIP. Selain itu, diharapkan menjadi media introspeksi dan refleksi terhadap hambatan, capaian, dan semangat untuk meraih cita-cita besar bersama dengan semangat kebangkitan untuk mewujudkan universitas konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera. Ini dijabarkan dalam beberapa kegiatan. Lustrum ini benar-benar menjadi momentum yang bermakna bagi civitas akademika sehingga tidak terjebak pada rutinitas.Berkait dengan universitas konservasi, ada agenda khusus?

Desainnya nanti ada beberapa kegiatan yang diwadahi dalam satu paket. Antara lain paket pekan ilmiah, pekan seni dan budaya, pekan olahraga, pekan sosial dan religi, serta pekan

konservasi. Pada pekan ilmiah ada one day research exhibition. Ini akan menjadi ajang bagi dosen dan mahasiswa untuk memamerkan karya ilmiah dan penelitian mereka. Syukur kalau sudah sampai pada produk tertentu, syukur pula kalau sudah mendapatkan Haki (hak atas kekayaan intelektual-Red). Satu hari itu juga akan diisi beberapa seminar dan pembahasan hasil riset. Itu akan kami adakan di auditorium. Itu yang menjadi catatan menarik pada kegiatan berlabel pekan ilmiah. Di samping seminar internasional, ada berbagai lomba karya ilmiah. Pada kegiatan kedua, akan

dilakukan pekan konservasi, yakni kampanye sadar lingkungan dan berbagai kegiatan yang orientasinya mengajak seluruh elemen kampus menyadari pentingnya konservasi.Ada rekapitulasi Unnes selama empat tahun terakhir ini? Apa yang paling menonjol?

Saya melihat ada perkembangan sangat signifikan dalam aspek menejemen akademik. Dulu kita tidak mengenal Sistem Akademik Terpadu (Sikadu). Data yang dimiliki Unnes hanya berkait dengan data base mahasiswa. Tentang mahasiswa yang aktif, berapa mahasiswa yang

cuti, berapa mahasiswa yang tidak registrasi, baik

akademik maupun

administrasi, sulit terdeteksi.

Manajemen konvensional secara manual itu sudah tidak akan mampu

mengatasi ketika mahasiswa tumbuh

hingga di atas 10.000 bahkan melebihi 20.000. Nah, tiga tahun terakhir ini, ada komitmen

kuat untuk benar-benar mewujudkan sehat,

unggul, dan sejahtera.

*agus

--Mukh Doyin, dosen Bahasa dan Sas-tra Indonesia FBS Unnes

Page 2: Buletin Sekaran (Unnes) Edisi 5

Edisi 5 13 Januari 2010 www.unnes.ac.id

PENDAFTARAN Seleksi Penerimaan Mahasiswa Universitas (SPMU) Unnes 2010 dilaksanakan secara on line penuh. Selain Semarang, Pati

dan Tegal bakal menjadi lokasi tes tertulis.

Susunan RedaksiPelindung: Rektor Pembina: Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II, Pembantu Rektor III, Pembantu Rektor IV Pemimpin Redaksi: Sucipto Hadi Purnomo Redaksi: Kartika Fajar Cahyani, Sihono, Dwi Sulistiawan, Ariyani Widyastuti, Arif BW, Agus Setyo Purnomo, Riki ArswendiAdministrasi: Hendarni WidowatiAlamat Redaksi: UPT Pusat Humas Unnes Lantai II Gedung H Unnes Kampus Sekaran, Telepon 024-8508093, E-mail: [email protected]

Redaksi menerima kiriman berita dan artikel sesuai dengan rubrikasi Buletin SEKARAN Bersambung hlm 2

KI Tejo Sutrisno, alumnus Pendi-dikan Bahasa Perancis meng-gelar lakon ”Ngupadi Kayu Gung Susuhing Angin” dalam reuni jurusan tersebut, di gedung B6 FBS Unnes, belum lama ini.

BULETIN UNNES

Diterbitkan oleh UPT Pusat Hubungan Masyarakat Universitas Negeri Semarang Sehat Unggul Sejahtera

Menuju Kampus Nirsampah

Sumber: http://spmu.unnes.ac.id grafis: agus

Indikator

Unnes tidak melayani pendaf-taran langsung secara ma-nual di kampus. Pengisian formulir, pencetakan PIN,

maupun pencetakan kartu tes akan ter-selesaikan melalui http://spmu.unnes.ac.id,” tandas Pembantu Rektor (PR) Bidang Akademik Unnes Prof Dr Su-

priadi Rustad. Menurut PR I, peserta SPMU dapat

memilih dua program studi pada jen-jang S1 dan/atau D3. Peserta dapat memilih lokasi pelaksanaan tes tertulis di Semarang, Tegal, atau Pati. ”Namun

SPMU 2009, PGSD Terbanyak Peminat

PENDAFTARAN SPMUSepenuhnya On Line

DI antara program studi di Unnes, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ternyata jadi idola bagi calon pendaftar mahasiswa baru. Sementara Bimbingan Kon-seling (BK) jadi prodi yang paling ketat persaingannya. Hal itu terli-hat dari pendaftaran SPMU tahun 2009. Jumlah pendaftar PGSD mencapai 6.738 peserta, kemudi-an disusul Pendidikan Matematika 3.201 peserta, lalu Pendidikan Ba-hasa Inggris 3.097 peserta, Pendi-dikan Bahasa Jawa 1.747 peserta, dan Pendidikan Bahasa Indonesia dengan 1.742 peserta.

Keketatan persaingan paling tinggi terjadi di prodi BK, mencapai angka 44,91, disusul Matematika (30,78), Pendidikan Bahasa Ingris (30,36), dan Pendidikan Biologi (20,00).

MULAI Januari ini Unnes mencanangkan program zero waste (nirsampah). Hal ter-sebut disampaikan Pemban-tu Rektor Bidang Akademik (PRI) Prof Dr Supriadi Rustad MSi pada apel Senin (11/1), di halaman rektorat.

Prof Supriadi mengatakan, hal itu terkait dengan program paperless (nirkertas). ”Peng-gunaan kertas harus ditekan sekecil mungkin. Mulai Janua-ri ini kalau ada snack, selesai rapat dusnya jangan ditinggal begitu saja. Setiap orang ha-rus bertanggung jawab atas sampah yang ditimbulkan. Bawa sendiri, buang pula sen-diri,” katanya. *hon

shp

*agus

Page 3: Buletin Sekaran (Unnes) Edisi 5

Pendaftaran SPMU .....

Sambungan hlm 1

Salam Redaksi

Antara “Geliat” dan “Sekaran”

2 Seputar Kampus

“Tinta Emas” Torehan Mahasiswa

*shp

*shp

Tim Mahapala Unnes di Puncak Kilimanjaro, Afrika.dok. humas unnes

tes keterampilan untuk program studi seni dan olahraga dilaksanakan di Semarang,” katanya.

Sebagaimana diwartakan Seka-ran, Unnes telah ditunjuk sebagai pelaksana pemberian Beasiswa Bi-dik Misi untuk 400 mahasiswa baru 2010. Beasiswa tersebut diproyek-sikan menutup seluruh kebutuhan selama delapan semester kuliah, baik untuk uang kuliah maupun biaya hidup.

”Di Unnes, Program Beasiswa Bidik Misi diintegrasikan dengan SPMU, di samping Seleksi Nasio-

nal Mahasiswa Perguruan Tinggi Ne-geri (SNMPTN). Karena itu, pendaftar dapat menentukan jalur yang akan diikuti, SPMU program reguler atau SPMU program beasiswa.”

SPL BervariasiDalam brosur SPMU Unnes 2010,

selainkan disebutkan program studi (prodi) yang bisa dipilih para pendaf-taran, dicantumkan pula sumbangan pengembangan lembaga (SPL) yang jumlahnya bervariasi untuk tiap-tiap prodi.

SPL dengan besaran tertinggi, ya-kni Rp15 juta, akan dikenakan pada calon mahasiswa yang nanti diterima di program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Matematika.

SPL dengan kategori ”menengah”

berlaku untuk 29 prodi, yakni sebe-sar Rp12 juta. Dari FIP, masuk dalam golongan ini antara lain Bimbingan dan Konseling, Pendidikan Konselor, PGSD, dan Psikologi. Adapun dari FBS, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Jawa, Pendi-dikan Bahasa Prancis, Pendidikan Seni Musik, Pendidian Bahasa Je-pang, dan Pendidikan Bahasa Arab.

Di FIS, di luar Geografi, semua-nya ber-SPL Rp12 juta. Demikian pula FE, semuanya dalam kategori ”menengah”.

Semua prodi nonkependidikan FMIPA, semua prodi di FT dan FH ber-SPL Rp9 juta. Demikian pula di sejumlah prodi di fakultas lainnya.

APA prestasi mahasiswa Unnes sepanjang tahun 2009? Kibaran bendera Unnes di puncak Gunung Kilimanjaro, Tanzania, Afrika, 17 Agustus 2009, oleh tim MahapalaUnnes, boleh jadi adalah ”permukaan gunung es” prestasi mahasiwa perguruan tinggi negeri ini.

“Dalam berbagai kompetisi yang digelar baik di tingkat provinsi, nasional, maupun internasional, mereka berhasil menorehkan tinta emas. Prestasi demi prestasi diukir,” kata Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr Masrukhi MPd.

Menurut Masrukhi, sejumlah mahasiswa Unnes juga menjadi duta seni dalam muhibah di Negeri Tirai Bambu.

Prestasi mahasiswa Unnes sepanjang tahun 2009 antara lain:

1. Juara Wood-ball Asia Competition2. Juara II Mahasiswa BerprestasiTingkat Nasional3. Juara I Lomba Dinamik Orienteering Competition di Karanganyar4. Juara Umum Lomba Karya Tulis Ilmiah Inovatif Produktif Mahasiswa Provinsi Jawa Tengah5. Juara I Bidang Sosial Politik Lomba Karya Tulis Ilmiah Inovatif Produktif Mahasiswa Provinsi Jawa Tengah6. Juara I Program Kreativitas Mahasiswa Kategori Gagasan Tulis, Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas XXII) 2009 di Universitas Brawijaya Malang7. Juara I Lomba Karya Tulis Mahasiswa Simposium Nasional Fakultas Matematika

SEBELUM buletin Sekaran terbit, sudah ada Geliat. Ukurannya sama, jumlah halamannya pun sama. Yang segera tampak berbeda adalah perwajahannya, juga rubrikasinya.

Seorang pembaca bertanya, ”Apa hubungan Sekaran dan Geliat? Kakak-adikkah?”

”Ya,” jawab Sekaran, singkat. Sebagai yang lahir belakangan,

bolehlah Sekaran disebut sebagai adik, sedangkan Geliat kakaknya. Hanya, keduanya tidak pernah hidup sezaman. Sekaran lahir pada pengujung tahun 2009, sedangkan Geliat telah hadir beberapa tahun sebelumnya dan menjadi ”almarhum” beberapa bulan sebelum kelahiran si adik.

Meski demikian, bukannya tiada benang merah yang menghubungkan keduanya. Beberapa pengelola Sekaran adalah pengelola Geliat juga sebelumnya. Bahwa di sana-sini ada pergantian dan pergeseran, itu pasti satu yang lumrah dalam sebuah perjalanan.

Pastilah pula, tiada mungkin ada Sekaran tanpa ada Geliat. Geliat adalah cikal bakal Sekaran. Itulah sejarah! *

Page 4: Buletin Sekaran (Unnes) Edisi 5

Sri Sultan Menanam di Unnes

AgendaLustrum Seputar Kampus

Ajari Anak Bahasa Jawa di Australia

3

Sri Sultan Hameng-kubuwono X (kanan), menanam po-hon ,dibantu Rektor dan ketua panitia kegiatan.

Sumber: Panitia Lustrum grafis: agus

- 15 Feb

SRI Sultan Hamengkubu-wono X, selaku Ketua Pengurus Pusat Keluarga Alumni Univer-sitas Gadjah Mada (Kagama), menanam pohon kepel di kam-pus Unnes Sekaran, Jumat (8/1). Kehadiran Raja Keraton Yogyakarta itu disambut den-gan iringan gending-gending konservasi.

Penanaman disaksikan Rek-tor Unnes Prof Dr Sudijono Sastroatmodjo MSi, Pemban-tu Rektor I Prof Dr Supriadi Rustad, para dekan, pembantu dekan, Wakil Wali Kota Sema-rang Mahfudz Ali, Kepala Di-nas Kehutanan Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP, pengurus Kagama, serta ratusan dosen dan mahasiswa.

Dalam sambutannya, Sri

Sultan mendorong Unnes untuk memperdalam disiplin ilmu lingkungan, misalnya Ekologi Sosial, melalui pem-bukaan program studi terse-but. Gubernur Daerah Is-timewa Yogyakarta (DIY) itu menceritakan, Pemda DIY telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama pengelolaan hutan dengan enam universitas di Jogja.

“Lokasinya kawasan hu-tan Paliyan, Gunungkidul, dengan pencadangan la-han 100 hektar. Tujuannya, menggunakan pendapatan Pemda dari bagi hasil itu un-tuk beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu agar dapat menyelesaikan studi,” ujar Sultan.

SPMU: Pendidikan InformatikaKomputer

DiminatiHINGGA hari ke-8

masa pendaftaran Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Neg-eri Semarang (SPMU), Program Studi Pendidi-kan Teknik Informatika dan Komputer S1 pantas mendapatkan catatan khu-sus. Program studi yang baru dibuka tahun 2010 mampu menarik minat be-sar pendaftar.

Hingga Senin (11/1) pukul 17.12, sebanyak 1.186 peminat menjatuh-kan pilihan pada prodi tersebut. Jumlah itu terdiri atas 1.072 peminat di jalur reguler, sedangkan sisanya di jalur beasiswa.

Jika dibandingkan dengan prodi lainnya, pro-di yang berada di Fakultas Teknik itu bertengger pada urutan ke-2, di bawah Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 (2.458 pendaftar).

JIKA saat ini banyak orang tua ber-lomba-lomba mengajarkan bahasa Ingg-ris kepada anaknya, lain halnya Yacinta Kusdaryumi Kurniasih, ibu kelahiran Grobogan, 43 tahun silam. Meski sudah lama tinggal di Autralia sebagai dosen, ibu satu anak ini mengaku tetap menga-jari anaknya untuk berbahasa Jawa.

Hal itu diungkapkannya dalam semi-nar internasional “Indonesian Language Development in Multicultural Context” di Fakultas Bahasa dan Seni Unnes, baru-baru ini. Seminar dibuka oleh Pem-bantu Rektor Bidang Kerja Sama Prof Dr Fathur Rokhman MHum.

”Saya berharap anak saya dapat mengenal budaya asal orang tuanya. Sebagai orang Jawa, saya merasa perlu mengajar anak saya berbahasa Jawa me-ski tinggal di Australia. Jadi, kami, saya dan anak menggunakan bahasa Jawa da-lam waktu-waktu tertentu,” ungkapnya.

Tinggal di Austra-lia sejak enam tahun silam ternyata tidak membuat perempuan yang besar di Ke-dungjati, ini lupa akar budayanya. Selain mengajari anak ber-bahasa Jawa, dia pun selalu berusaha meng-gunakan bahasa Jawa setiap kali berkomu-nikasi dengan teman, kerabat, maupun keluarga. Tak heran jika hingga saat ini dia masih fasih berbahasa Jawa.

Multikulturalisme masyarakat Indo-nesia menjadi kebanggaan tersendiri bagi Yacinta. Menurutnya, multikultural itu in-dah dan tidak dimiliki setiap bangsa di du-nia. Karena itu, setiap orang punya andil besar untuk melestarikannya.

”Bangsa kita unik karena keberaga-man dan kita perlu mengapresiasinya,” ujar Yacinta.

Menurutnya, perbedaan bahasa, et-nis, dan sebagainya yang dimiliki bangsa Indonesia tidak perlu dipermasalahkan. Sebaliknya, keberagaman itu hendaknya dilestarikan dan dibudayakan agar bang-sa ini tetap bersatu.

*shp *shp

*riki

riki

hon

Yacinta Kusdaryunasih Kurniasih (kiri), dosen Monash University berbicara dalam Seminar Multikutural di Dekanat FBS Unnes.