buku panduan skill lab1 fixs
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
1/41
BUKU PANDUAN SKILL LAB
BLOK EARLY CLINICAL AND COMMUNITY EXPOSURE II
(BLOK ECCE II)
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2015
1
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
2/41
LEARNING OUTCOME
Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan resusitasi jantung otak :
o Mahasiswa mampu mengidentifikasi penderita henti napas dan henti jantung
o Mahasiswa mampu melakukan tindakan untuk membebaskan jalan napas
o Mahasiswa mampu melakukan pertolongan pertama pada henti napas dan henti jantung
TINJAUAN PUSTAKA
Penderita gawat darurat ialah penderita yang oleh karena suatu sebab (penyakit, trauma,
kecelakaan, tindakan anestesi ) yang bila tidak segera ditolong akan mengalami cacat, kehilangan
organ tubuh, atau meninggal.
alam menghadapi penderita gawat darurat maka faktor waktu sangat memegang
peranan yang penting (time saving is life saving ! tindakan pada menit"menit pertama dalam
menangani kegawatan medik tersebut, dapat berarti besar dan sangat menentukan hidup atau
matinya penderita, karena itu harus dilakukan dengan cara yang t!"t# $!"t# %"& $'"t
alam menangani penderita, kita kenal adanya initial assesmen, sehingga pengelolaan
penderita berlangsung dengan tepat dan cepat. Initial assesmen ini meliputi :
1. Persiapan
#. $riase
%. &ur'ey primer
. &esusitasi
. $ambahan dari sur'ey primer dan resusitasi
*. &ur'ey sekunder ( head to toe dan anamnesa )
+. $ambahan dari sur'ey sekunder
. Pemantauan dan re"e'aluasi lanjut
-. Penanganan definiti'e
alam praktek urutan di atas disajikan berurutan, namun kenyataannya memerlukan
tindakan yang simultan. $riase adalah cara mendiagnosa dan memilah penderita berdasarkan
kebutuhan terapi dan sumber daya yang tersedia. &ur'ey primer mendiagnosa fungsi 'ital
penderita, yang meliputi : Airway, Breathing, dan Circulation. &ur'ey secunder dilakukan setelah
#
RESUSITASI JANTUNG PARU DAN OTAK
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
3/41
fungsi 'ital telah selesai dan stabil.&ur'ey secunder adalah pemeriksaan dari ujung kepala
sampai kaki dengan pemeriksaan penunjang untuk melakukan terapi selanjutnya.
Prioritas penanganan penderita gawat darurat harus dilandaskan kenyataan bahwa
terdapat urutan system yang dapat menyebabkan kematian lebih cepat, yaitu :
1. reath : masalah dengan pernapasan
#. leed : masalah dengan circulasi
%. rain : masalah dengan kesadaran dan susunan saraf
. ladder : masalah dengan urogenetal
. owel : masalah dengan tractus digesti'us
*. one : masalah dengan tulang
/eterlambatan penanganan sesuai pioritas dapat menyebabkan gangguan , cacat, sesuai
dengan tingkat keterlambatan. 0esusitai jantung paru otak merupakan tindakan awal untuk
mencegah kematian akibat gangguan fungsi 'ital apapun penyebab ganggua fungsi 'ital tersebut.
/ematian sendiri terdiri dari % tingkatan , yaitu kematian klinis (clinical death), kematian otak
(brain death) dan kematian biologis (biological death). /ematian klinis ditandai dengan henti
napas dan henti jantung. saha resusitasi dimaksudkan untuk mencegah tingkat kematian dari
kematian klinis ke kematian otak.
ntuk kepentingan pengajaran resusitasi jantung paru otak dibagi dalam % fase yaitu :
1. antuan hidup dasar (basic 2ife &upport ) terdiri dari managemen : 3 (3irway),
(reathing), 4 (4irculation)
#. antuan hidup lanjut (3d'ance 2ife &upport ) terdiri dari managemen : (rug, isability,
eferentipal iagnosa ), 5 ( 5/6, 5ksposure ), 7 (7ibrilation terapi, 7luid),
%. antuan 8idup jangka Panjang (Prolonged 2i'e &upport) teridiri dari managemen 6
(gauging). 8 (human mentation), 9 (9ntensi'e terapy)
AIRWAY
&istem pernapasan mendukung metabolisme tubuh dengan jalan menyediakan oksigen
untuk metabolisme sel. /etidakmampuan sistem pernapasan untuk menyediakan oksigen,
terutama ke otak dan organ 'ital lainnya akan mengakibatkan kematian yang cepat. /ematian"
kematian akibat kesalahan airway managemen disebabkan karena :
%
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
4/41
• /egagalan mengetahui adanya gangguan terhadap aiway
• /etidakmampuan membuka airway
• /egagalan mengetahui pemasangan airway yang salah
• /egagalan mengetahui adanya kebutuhan 'entilasi
• 3spirasi lambung, darah dan lain"lain.
1 I%&t*+*,"-* "-"."/
6angguan pernapasan dapat timbul spontan oleh obstruksi tiba"tiba atau perlahan"lahan
karena mekanisme lain. apas cepat meupakan tanda awal terhadap kebutuhan tubuh akan
oksigen. /etakutan atau gelisah pada pasien tidak sadar harus die'aluasi berulang , apakah ini
berhubungan dengan proses sakitnya atau beban psikologi. /asus dengan melibatkan cedera
kepala, pemakaian obat"obatan, alkohol, cedera thorak dapat menyebabkan gangguan airway.
2 T"&%" ,t*+ 3"&334"& "*'"6
L, pasien gelisah dan perubahan kesadaran. Menandakan gejala hipoksia dan
hiperkarbia. $erlihat sianosis terutama pada kulit sekitar mulut dan kuku. $erlihat juga usaha
napas dengan bantuan otot pernapasan tambahan. 2ihat pula apakah ada pergerakan napas,
retraksi iga,benda asing, dll.
L*-t& dengarkan apakah ada suara, ngorok, seperti berkumur, bersiul, yang mungkin
berhubungan dengan sumbatan parsial dari laring.
F. rasakan, apakah adaaliran udara yang keluar dari mulut, adakah getaran di leher akibat
sumbatan parsial
7 M"&"3&
8arus diingat bahwa penanganan terhadap masalah airway harus senantiasa disertai
dengan pengamanan terhadap cer'ical spine terutama pada penderita trauma. Pada penderita
dengan masalah airway harus secara cepat diketahui apakah ada benda asing, cairan lambung,
darah, di saluran cerna bagian atas., fraktur mandibula, fraktur laring atau.fraktur tulang
wajah.;ika karena benda asing maka harus segera dicoba untuk dikeluarkan baik secara
manual, dengan jari atau dengan bantuan suction. ;ika sumbatan diakibatkan oleh makanan,
maka dapat dilakukan abdominal thrust.
alam kecurigaan adanya fraktur ser'ical harus dilakukan imobilisasi segaris (inline
mobilitation). Pada penderita dengan obstruksi total karena benda asing, maka langkah yang
harus diperhatikan adalah :
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
5/41
a. ;ika pasien sadar meminta untuk membatukkannya, jika gagal minta untuk membuka
mulut dan lakukan secara manual
b. ;ika gagal, maka lakukan pukulan punggung %" kali, diikuti hentakan pada bagian
abdomennya, dan ulangi sampai keluar
c. Pada penderita tidak sadar, letakan paien pada posisi hori
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
6/41
5mpat jari salah satu tangan diletakan di bawah rahang, ibu jari di atas dagu, kemudian secara
hati"hati diangkat ke depan,manu'er ini tidak boleh menyebabkan posisi kepala hiperekstensi.
ila perlu ibu jari digunakan untuk membuka mulut atau bibir.
#. ;aw thrust
Mendorong angulus mandibula kanan dan kiri ke depan dengan jari"jari kedua tangan
sehingga gigi bawah berada di depan gigi atas, kedua ibu jari membuka mulut dan kedua
telapak tangan menempel pada kedua pipi penderita untuk imobilisasi kepala. $indakan jaw
thrust, buka mulut dan head tilt disebut triple airway manu'er.
*
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
7/41
%. Pembersihan jalan napas
apat dengan manual memakai jari atau dengan penghisapan, gerakan menyilang : masukan
jari telunjuk, tekan gigi bawah dengan ibu jari, tekan gigi atas dengan jari telunjuk. 6erakan
jari di belakang gigi geligi : masukan jari telunjuk ke pipi dalam dan letakan sebagai
pengganjal di molar 999. Pembersihan jalan napas dapat juga dilakukan dengan bantuan alat
penghisap dengan hati"hati.
+
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
8/41
. ;alan napas orofaringeal
3lat ini dipasang lewat mulut ke faring sehingga menahan lidah tidak jatuh ke hipofaring.
3da # cara. &ecara langsung dengan bantuan spatel lidah, atau tidak langsung dengan cara
terbalik menyusuri palatum durum sampai palatum mole kemudian diputar 1= derajat.
. ;alan napas nasofaringeal
3lat ini dipasang lewat salah satu lubang hidung sampai ke faring yang akan menahan
jatuhnya pangkal lidah.&ebelum pemakain ini pelumas dan anestesi lokal dapat ditambahkan
untuk mengurangi trauma di hidung.
*. ;alan napas definiti'e
adalah pipa dengan jalan napas yang dilengkapi dengan balon (cuff) yang dapat
dikembangkan ada # macam cara yaitu :
a. 9ntubasi endotracheal : orotracheal atau nasotracheal
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
9/41
ilakukan dengan bantuan laryngoskop, harus dilakukan oleh orang yang sudah ahli dengan
cara :
" pilihlah pipa sesuai dengan ukuran penderita, gunakan pelicin jika diperlukan.
" Penderita terlentang dengan kepala ekstensi sehingga trakea dan daun laryngoskop berada
dalam garis lurus.
" >ksigenasi penderita, #"% menit
" ukalah mulut penderita dengan gerakan jari menyilang dengan tangan kanan.Pegang
gagang laringoskop denagn tangan kiri dari sudut kanan mulut penderita, dorong lidahnya
ke kiri sehingga lapang pandang tidak tertutupi, lindungi bibir dari cedera antar gigi dan
laryngoskop
" Masukan pipa endotracheal dengan tangan kanan sambil melihat melalui daun laringoskop,
dan pastikan balon pipa di bawah laring.
" Minta asisten untuk mmegang pipa dari sudit bibir penderita, dan segera kembangkan balon
untuk cegah aspirasi.
" /eluarkan daun laringoskop, dan masukan pipa orofaring, atau penahan gigitan.
" 2akukan asukultasi di kedua paru untuk memastikan pipa tidak masuk ke salah satu
parusaja./emudian plester.
-
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
10/41
b. Pembedahan (surgical airway)
ilakukan jika tidak mungkin atau gagal melakukan intubasi endotracheal.
" needle cricotiroidotomi ( dengan jarum) .$usukan jarum atau kanul ke trachea ke arah
distal memalui membrana cricotiroidea. kuran jarum 1#"16 pada dewasa, 1*"1 6
pada anak"anak. &egera lakukan oksigenasi
" surgical cricotiroidotomi : lakukan incisi pada membran cricotiroidotomi dan masukan
kanula tracheostomi atau pipa endotracheal.
" $racheostomi : dilakukan dengan perencanaan.
BREAT8ING
1. $erapi &uportif
" ;alan napas dan 'entilasi
$erapi suportif merupakan tindakan resusitasi yang dilakukan berdasar prioritas
kegawatannya.?aitu airway"breathing"circulatian dengan tujuan untuk mengatasi
hipoksemia dan hiperkarbia.Pada keadaan terjadi hipo'entilasi dengan Pa4># @ =
mm8gatau henti napas maka perlu diberikan bantuan 'entilasi. antuan dapat diberikan
mouth to mouth,mouth to nose atau dengan bantuan alat mouth to faskmask , bag-valve-
mask . i rumah sakit pada umumnya menggunakan mask dan ambu bag. asar pemberian
'entilasi bantuan adalah dengan tekanan positif berkala. 8al ini dituntut ketrampilan
penolong karena bila tidak benar dapat terjadi resiko distensi lambung dan aspirasi
lambung. Pemberian napas kita nilai cukup baik dengan melihat pengembangan dada yang
adekuat, monitoring dengan 5$4># dengan #"% mm8g dan analisa gas darah Pa 4>#
%" mm8g.
" >ksigenasi
Pemberian oksigen merupakan salah satu prioritas utama dengan tujuan menghilangkan
hipoksemiayang terjadi. 7ase awal sebaiknya dilakukan dengan oksigen murni 1== A.
engan alat bag valve mask dengan aliran 1#"1 liter kadar ># hawa inspirasi mendekati
1== A. ntuk menilai pemberian oksigenasi dapat dilakukan dengan melihat saturasi &a >#
lebih besar - A dan Pa ># lebih besar = mm8g.
#. $erapi causal
&ambil dilakukan resusitasi diupayakan mencari penyebab gawat napasnya.
1=
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
11/41
CIRCULATION
Problem sirkulasi meliputi keadaan disaritmia kordis, krisis hipertensi, syok dan henti jantung.
isaritmia kordis merupakan perubahan abnormal dari denyut jantung, baik berupa gangguan
denyut, keteraturan, sumber asal, cara penjalaran. /risis hipertensi merupakan kedaruratan
kardio'asculer, akibat peninggian tekanan darah secara tiba"tiba dan cepat mengganggu fungsi
tanda 'ital. &yok adalah kegagalan organ kadio'asculer menyediakan perfusi untuk metabolisme
sel.
P&%'*t" %&3"& /&t* "&t4&3
Penting pertama kali harus tahu keadaan dan tanda"tanda dari seorang yang henti jantung,
seorang penolong harus mengenal tanda"tanda henti jantung. $anda"tandanya meliputi :
1. Pasien tidak sadar, dengan detak jantung (")
#. $idak teraba denyut nadi besar, seperti arteri karotis, arteri femoralis
%. Pasien henti napas atau gasping
. Pupil melebar
. eath like appearance
*. 6ambaran 5/6 dapat berupa : fibrilasi 'entrikel, asistol, disosiasi.
Penanganan yang harus dilakukan adalah resusitasi dengan segera, tindakannya meliputi B
1. ebaskan dan bersihkan jalan napas.
#. antuan napas ( breathing support ).
%. antuan sirkulasi ( circulation support)
a. 2akukan 'entilasi cepat dengan bantuan napas buatan # kali, kemudian lakukan pijat
jantung luar.
b. 0;P 1 orang operator :
" 2akukan 'entilasi cepat dengan mempertahankan ekstensi kepala, jika pelu ganjal leher
dengan bantal, atau suatu benda. Perhatikan kemungkinan fraktur leher. /emudian raba
denyut karotis, jika tidak ada segera lakukan P;2.
" /ompresikan dada dengan titik di atas proc Chypoideus # jari (sternum bagian bawah)
dengan pangkal tangan pada sternum. 2akukan penekanan dengan berat badan dan posisi
tangan lurus .
" 2akukan %= kali kompresi sternum dengan kecepatan = C ! menit
11
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
12/41
" iselingi dengan # kali 'entilasi paru
c. 0;P dengan # operator.
" 2akukan 'entilasi cepat # kali sebelum pijat jantung luar, kemudian raba denyut karotis, jika tidak ada denyut segera lakukan P;2.
" &atu orang operator bertindak sebagai kompresi jantung dengan kecepatan *= C! menit
" iselingi # kali 'entilasi oleh operator yang satu, setiap %= kali kompresi sternum tanpa
menunggu kompresi lanjutan.
1#
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
13/41
" selama resusitasi operator 'entilasi harus senantiasa memeriksa denyut karotis apakah
spontan, atau belum.
" ;ika denyut teraba dan pasien masih henti napas, teruskan 'entilasi paru sampai pendeita
bernapas spontan.
P&3/&t*"& RJP %*.",4,"& *," 9
a. Penderita telah bernapas dan denyut spontan
b. 6agal
c. Penolong telah kelelahan
d. atang peralatan atau orang yang lebih ahli
1%
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
14/41
ADVANCE LIFE SUPPORT
Drug and Fluid, Disability, Deferential diagnosa
Merupakan usaha untuk mempertahankan dan mengembalikan sirkulasi spontan, dan stabilitas
system kardio'asculer
a. dengan obat"obatan dan terapi cairan
" adrenalin
" natrium bikarbonat
" lidokain
" atropin
" dopamine, dlll
b. pemberian cairan
&esuai dengan penyebab dan tujuan pemberian terapi ( terapi cairan )
Manual $eknik 0esusitasi ;antung Paru >tak
1. Pastikan kondisi dan situasi dalan kondisi aman. ;angan menolong ketika tempat tersebut
dapat membahayakan penolong dan pendertia. 4arilah tempat yang aman dan tidak
mengganggu.
#. &egera periksa apakah penderita bernapas spontan dan denyut karotis teraba.
%. ;ika pasien bernapas spontan tetapi tidak sadar, tempatkan pada posisi miring mantap dan
segera cari bantuan.
. ;ika pasien henti napas dan henti jantung, segera meminta orang untuk mencari bantuan, dan
segera kita lakukan resusitasi jantung paru otak.
. 2akukan resusitasi sampai memenuhi kriteria untuk menghentikan resusitasi.
1
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
15/41
PENILAIAN RESUSITASI JANTUNG PARU
(3$3 89P 3&30 563 &3$ P5>2>6)
ama :
9M :
o 3spek yang dinilai &kor
= 1 # %
390D3?
1 /aji respon klien (panggil, goyangkan bahu)
# Panggil bantuan, posisi menolong
% 3tur posisi klien (terlentang dengan alas datar dan keras)
uka jalan napas dengan head tilt"chin lift manu'er, jika ada trauma
ser'ikal dengan jaw thrust manue'er
053$896 Periksa napas, lakukan look, listen dan feel
* ila tidak ada napas, berikan 'entilasi # kali
490423$9>
+ 0aba nadi ("1= detik)
ewasa!anak :karotis
$entukan titik kompresi dengan benar
ewasa!anak : # jari atas prosesus Ciphoideus E
- erikan kompresi dada dengan kedalaman
ewasa B 1, " # inchi
1= 2akukan kompresi dengan irama teratur, dilanjutkan 'entilasi dengan
perbandingan :
ewasa!anak : ="1== C!menit, %= : #
11 4ek nadi
ewasa!anak :setelah % siklus
1# /orban pulih, letakkan pada posisi stabil
$otal skor
Kt'"&3"&9
= F tidak dilakukan sama sekali
1 Fdilakukan tapi jauh dari sempurna
# F dilakukan tapi sedikit tidak sempurna
% F dilakukan dengan sempurna
E F4ritical point ( item yang harus dilakukan)
ilai F $otal skor (GG.) C 1== A Penguji,
%*
F GGG (GGGGGGGGG)
1
PEMASANGAN ENDOTRAC8EAL TUBE
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
16/41
LEARNING OUTCOME
1. Mahasiswa mengetahui indikasi intubasi pipa endotrakeal (5ndo tracheal $ube F 5$$).
#. Mahasiswa trampil melakukan intubasi 5ndotrakeal pada penderita dewasa dan bayi atau
anak
DASAR TEORI
Hentilasi melalui pipa endotrakeal merupakan cara yang sangat efektif . ;alan nafas yang terjaga
menyebabkan pemberian 'entilasi dan oksigen lebih terjamin. /emungkinan aspirasi cairan
lambung lebih kecil. $ekanan udara pernafasan juga menjadi mudah dikendalikan dan
penggunaan Positi'e 5nd 5Cpiratory Pressure (P55P) dapat dilakukan dengan mengatur katup
ekspirasi
INDIKASI
1 P't,-* "."& &"+"-
" 8ilangnya refleks pernafasan ( cedera cerebro'ascular, kelebihan dosis obat)
" >bstruksi jalan nafas besar ( epiglotitis, corpus alienum, paralisis pita suara) baik
secara anatomis maupun fungsional.
" Perdarahan faring ( luka tusuk, luka tembak pada leher)
" $indakan profilaksis ( pasien yang tidak sadar untuk pemindahan ke rumah sakit lain
atau pada keadaan di mana potensial terjadi kegawatan nafas dalam proses transportasi
pasien)
2 O!t*".*-"-* "."& &"+"-
" saluran untuk pelaksanaan pulmanary toilet darurat (sebagai contoh : penghisapan atau
bronchoscopy untuk aspirasi akut atau pun trakheitis bakterialis berat)
" tindakan untuk memberikan tekanan positif dan kontinu yang tinggi pada jalan nafas
( respiratory distress syndrome pada orang dewasa dan penyakit membran hyalin)
( ibutuhkan tekanan inspirasi yang tinggi atau P55P).
7 V&t*."-* ,"&*,
1*
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
17/41
Hentilasi mekanik pada kegagalan respirasi yang dikarenakan :
" Pulmonar : penyakit asama, penyakit paru obstruktif kronik, emboli paru, pneumonia.
(IDork of breathingI berlebihan)
" Penyakit jantung atau edema pulmoner
" eurologi : berkurangnya dorongan respirasi (6angguan kontrol pernafasan dari
susunan saraf pusat)
" Mekanik : disfungsi paru"paru pada flail"chest atau pada penyakit neuromuskuler
" 8iper'entilasi therapeutik untuk pasien J pasien dengan peningkatan tekanan
intrakranial.
ALAT DAN BA8AN
a. 2aryngoscope lengkap dengan handle dan blade"nya
b. Pipa endotrakeal ( orotracheal ) dengan ukuran : perempuan no. +B +, B . 2aki"laki : B
,. /eadaan emergency : +,
c. 7orceps (cunam) magill ( untuk mengambil benda asing di mulut)
d. en
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
18/41
G""' 1 L"'*&3-,! '%"4& .4'4- %"& .&3,4&3
3lat ini dirancang untuk menyingkirkan lidah, kemudian membuka dan melihat daerah
laring.&esuai dengan rancang bangunnya, laringoskop lurus digunakan dengan meletakkan ujung
pada epiglottis, kemudian mengangkat seluruh daun laringoskop tegak lurus dengan tuasnya.
2aringoskop lengkung digunakan dengan meletakkan ujung daun pada 'allecula kemudian
mengungkitnya dengan menggerkkan tuas ke belakang.
( gambar #)
G""' 2 T,&*, !&334&""& ."'*&3-,! %"4& .4'4- %"& .&3,4&3
2aringoskop daun lurus juga dapat diletakkan di 'allecula.
/euntungan bila diletakkan di epiglottis adalah seringkali dapat melihat pita suara dengan lebih
jelas./euntungan bila diletakkan di 'allecula adalah mengurangi rangsang epiglotis yang dapat
berakibat spasme laring. /arena bentuk anatomis jalan nafas neonatus , laringoskop berdaun
lurus lebih banyak digunakan pada neonatus. &angat penting diingat bahwa dalam persiapan
1
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
19/41
selalu disediakan lampu dan batu batere cadangan. &ebelum digunakan, laringoskop dirakit
dahulu, disesuaikan dengan daun yang akan dipilih.
PIPA ENDOTRAKEAL
Pipa 5$ yang paling banyak digunakan untuk resusitasi adalah pipa plastik lengkung dengan
kedua ujung yang terbuka.Pada bagian proksimalnya, pipa 5$ dihubungkan dengan adaptor yang
berdiameter 1 mm, sesuai daengan adaptor balon resusitasi. $erdapat juga adapator dengan
baku lain, yaitu , mm. /arena itu pada tas resusitasi, adaptor ini harus diseragamkan. agian
distal pipa terdapat garis yang menunjukkan lokasi yang tepat setinggi pita suara agar posisi pipa
setelah terpasang tepat pada trakea (6ambar %)
G""' 7 P*!" E&%t'",". %&3"& "%"!t'
3da pula pipa 5$ yang memiliki lubang pada sisinya, dikenal dengan istilah M4'!/6 6.
2ubang ini dirancang sebagai penyelamat bila terjadi obstruksi pada ujung pipa. ntuk anak di
bawah usia J 1= tahun atau lebih, biasanya tidak digunakan pipa yang menggunakan cuff
( balon) untuk mencegah edema setinggi rawan krikoid. Pipa karet merah tidak banyak lagi
digunakan karena lebih sering menyebabkan edema.
1-
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
20/41
T". 1 P%"& 4,4'"& ."'*&3-,!# !*!" &%t'",". %"& ,"tt' !&3/*-"!
Pemilihan ukuran pipa yang tepat dapat diperkirakan dengan cara :
U-*" L"'*&3-,!D*"t' %"." !*!"
ET ()
J"'", "&t"'"
3*3* -'*:34-* ,
"3*"& t&3"/
t'"," ($)
K"tt'
!&3/*-"! (F)
eonatus K
bulanMiller =
#, B %,= tanpa balon
penyekat J *
eonatus
cukup bulanMiller ="1
%,= B %, tanpa balon
penyekat- J 1= * J
* bulan%, B ,= tanpa balon
penyekat1=
1 $ahun,= B , tanpa balon penyekat
11
# $ahun Miller #, B ,= tanpa balon penyekat
1#
$ahun,= B , tanpa balon penyekat
1 1=
* $ahun, tanpa balon penyekat
1 1=
$ahunMiller #
Mac9ntosh #
*,= dengan atau tanpa
balon penyekat1* 1=
1= $ahun *, dengan atau tanpa balon penyekat 1+ 1#
1# $ahun Mac9ntosh %+,= dengan balon
penyekat1 1#
0emajaMac9ntosh %
Miller %
+,= B ,= dengan balon
penyekat#= 1#
iameter (dalam mm) F (usia !) L
Panjang (cm) F (usia !#) L 1# (pipa oral)
F (usia !#) L 1 (pipa nasal)
0umus di atas dapat berlaku untuk usia di atas 1 tahun. eonatus umumnya menggunakan pipa
berukuran % J %, mm, kecuali bayi prematur yang mungkin memerlukan pipa berdiameter #,
mm. 4ara lain untuk memperkirakan diameter pipa adalah dengan membandingkannya dengan
diameter kelingking pasien atau diameter yang tepat dengan liang hidung. Pemilihan diameter
#=
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
21/41
yang tepat dapat diketahui bila dalam penggunaannya terjadi kebocoran udara melaui tepi pipa
pada tekanan di atas #= "%= cm 8#>. ila digunakan pipa dengan cuff, pengisian udara ke dalam
cuff, juga harus dapat menghasilkan kebocoran udara melalui tepi cuff pada tekanan di atas #=
"%= cm 8#>
CUNAM MAGILL
4unam Magill adalah alat penjepit bersudut agar dalam penggunaannya tidak mengganggu
lapangan pandang. 3lat ini digunakan untuk menjepit pipa endotrakeal, terutama yang
dimasukkan melalui liang hidung,dan mendorongnya hingga melewati pita suara. 4unam ini
dapat juga untuk mengeluarkan benda asing dari jalan nafas atas.
TEKNIK PEMASANGAN ET PADA DEWASA
a. eritahukan pada penderita atau keluarga mengenai prosedur tindakan yang akan
dilakukan, indikasi dan komplikasinya, dan mintalah persetujuan dari penderita atau
keluarga ( informed consent)
b. 4ek alat yang diperlukan, pastikan semua berfungsi dengan baik dan pilih pipa
endotrakeal ( 5$) yang sesuai ukuran. Masukkan stilet ke dalam pipa 5$. ;angan sampai
ada penonjolan keluar pada ujung balon, buat lengkungan pada pipa dan stilet dan cek
fungsi balon dengan mengembangkan dengan udara 1= ml. ;ika fungsi baik, kempeskan
balon. eri pelumas pada ujung pipa 5$ sampai daerah cuff.
c. 2etakkan bantal kecil atau penyangga handuk setinggi 1= cm di oksiput dan pertahankan
kepala sedikit ekstensi. (jika resiko fraktur cer'ical dapat disingkirkan)
d. ila perlu lakukan penghisapan lendir pada mulut dan faring dan berikan semprotan
bensokain atau tetrakain jika pasien sadar atau tidak dalam keadaan anestesi dalam.
e. 2akukan hiper'entilasi minimal %= detik melalui bag masker dengan 7i ># 1== A
(gambar .a)
f. uka mulut dengan cara cross finger dan tangan kiri memegang laringoskop.(gambar .b)
g. Masukkan bilah laringoskop dengan lembut menelusuri mulut sebelah kanan, sisihkan
lidah ke kiri. (gambar .c). Masukkan bilah sedikit demi sedikit sampai ujung
laringoskop mencapai dasar lidah, perhatikan agar lidah atau bibir tidak terjepit di antara
bilah dan gigi pasien. (gambar .d)
#1
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
22/41
h. 3ngkat laringoskop ke atasdan ke depan dengan kemiringan %= sampai = sejajar aksis
pegangan. ;angan sampai menggunakan gigi sebagai titik tumpu. (gambar .e)
i. ila pita suara sudah terlihat (gambar .f), tahan tarikan ! posisi laringoskop dengan
menggunakan kekuatan siku dan pergelangan tangan. Masukkan pipa 5$ dari sebelah
kanan mulut ke faring sampai bagian proksimal dari cuff 5$ melewati pita suara 1 J #
cm atau pada orang dewasa atau kedalaman pipa 5$ 1- "#% cm (gambar .g).
j. 3ngkat laringoskop dan stilet pipa 5$ dan isi balon dengan udara J 1= ml. Daktu
intubasi tidak boleh lebih dari %= detik.
k. 8ubungan pipa 5$ dengan ambubag dan lakukan 'entilasi sambil melakukan auskultasi (
asisten), pertama pada lambung, kemudian pada paru kanan dan kiri sambil
memperhatikan pengembangan dada.ila terdengar gurgling pada lambung dan dada
tidak mengembang, berarti pipa 5$ masuk ke esofagus dan pemasangan pipa harus
diulangi setelah melakukan hiper'entilasi ulang selama %= detik. erkurangnya bunyi
nafas di atas dada kiri biasanya mengindikasikan pergeseran pipa ke dalam bronkus
utama kanan dan memerlukan tarikan beberapa cm dari pipa 5$.
l. &etelah bunyi nafas optimal dicapai, kembangkan balon cuff dengan menggunakan spuit
1= cc.
m. 2akukan fiksasi pipa dengan plester agar tak terdorong atau tercabut (gambar .h).
n. Pasang orofaring untuk mencegah pasien menggigit pipa 5$ jika mulai sadar.
##
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
23/41
o. 2akukan 'entilasi terus dengan oksigen 1== A ( aliran 1= sampai 1# liter per menit).
G""' ;T,&*, P"-"&3"& ET
DAFTAR PUSTAKA
1. /umpulan Materi pelatihan resusitasi Pediatrik $ahap 2anjut. nit /erja /oordinasi
Pediatri 6awat arurat 9katan okter 3nak 9ndonesia.&emarang.#==1
#. rigade &iaga encana (&) 0& dr. &ardjito. 5d. Materi Pelatihan 6eneral emergency
2ife &upport (652&). ?ogyakarta, #==.
#%
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
24/41
TEKNIK PEMASANGAN ETT PADA DEWASA
N"" 9
NIM 9
N A-!, 6"&3 %*&*."*S,'
0 1 2 7
1. eritahukan pada penderita atau keluarga mengenai prosedur tindakan yang
akan dilakukan, indikasi dan komplikasinya, dan mintalah persetujuan dari
penderita atau keluarga (informed consent)
#. 4ek alat yang diperlukan, pastikan semua berfungsi dengan baik dan pilih
pipa endotrakeal ( 5$) yang sesuai ukuran.
%. Masukkan stilet ke dalam pipa 5$. ;angan sampai ada penonjolan keluar
pada ujung balon
. uat lengkungan pada pipa dan stilet
. 4ek fungsi balon dengan mengembangkan dengan udara 1= ml. ;ika fungsi
baik, kempeskan balon.
*. eri pelumas pada ujung pipa 5$ sampai daerah cuff.
+. 2etakkan bantal kecil atau penyangga handuk setinggi 1= cm di oksiput dan pertahankan kepala sedikit ekstensi. (jika resiko fraktur cer'ical dapat
disingkirkan)
. ila perlu lakukan penghisapan lendir pada mulut dan faring dan berikan
semprotan ben
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
25/41
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
26/41
1. P&%'*t" D"-"
5mpat orang dibutuhkan untuk melakukan prosedur modifikasi log roll dan imobilisasi penderita,
seperti pada long spine board (1) satu untuk mempertahankan imobilisasi segaris kepala dan leher
penderitaB (#) satu untuk badan (termasuk pel'is dan panggul)B (%) satu untuk pel'is dan tungkaiB dan
() satu mengatur prosedur ini dan mencabut spine board! Prosedur ini mempertahankan seluruh tubuh
penderita dalam kesegarisan, tetapi masih terdapat gerakan minimal pada tulang belakang.&aat
melakukan prosedur ini, imobilisasi sudah dilakukan pada ekstremitas yang diduga mengalami fraktur.
1. "ong spine board dengan tali pengikat dipasang pada sisi penderita. $ali pengikat ini dipasang
pada bagian toraks, diatas krista iliaka, paha, dan diatas pergelangan kaki. $ali pengikat atau
plester dipergunakan untuk memfiksir kepala dan leher penderita ke long spine board!
#. ilakukan in line imobilisasi kepala dan leher secara manual, kemudian dipasang kolar ser'ikal
semirigid!
%. 2engan penderita diluruskan dan diletakkan di samping badan.
. $ungkai bawah penderita diluruskan secara hati"hati dan diletakkan dalam posisi kesegarisan
netral sesuai dengan tulang belakang. /edua pergelangan kaki diikat satu sama lain dengan
plester.
. Pertahankan kesegarisan kepala dan leher penderita sewaktu orang kedua memegang penderita
pada daerah bahu dan pergelangan tangan. >rang ke tiga memasukkan tangan dan memegang
panggul penderita dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain memegang plester yang
mengikat ke dua pergelangan kaki.
*. engan komando dari penolong yang mempertahankan kepala dan leher, dilakukan log roll
sebagai satu unit ke arah ke dua penolong yang berada pada sisi penderita, hanya diperlukan
pemutaran minimal untuk meletakkan spine board di bawah penderita. /esegarisan badan
penderita harus dipertahankan sewaktu menjalankan prosedur ini.
+. #pine board diletakkan dibawah penderita, dan dilakukan log roll ke arah spine board! 8arap
diingat, spine board hanya digunakan untuk transfer penderita dan jangan dipakai untuk waktu
lama.
. ntuk mencegah terjadinya hiperekstensi leher dan kenyamanan penderita, maka diperlukan
bantalan yang diletakkan dibawah kepala penderita.
2. antalan, selimut yang dibulatkan atau alat penyangga lain ditempatkan di kiri dan kanan kepala dan
leher penderita, dan kepala penderita diikat ke long spine board! ;uga dipasang plester di atas
#*
PRINSIP MELAKUKAN IMOBILISASI TULANG BELAKANG DAN LOG ROLL
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
27/41
kolar ser'ikal untuk menjamin tidak adanya gerakan pada kepala dan leher. Penderita
Anak-anak
ntuk imobilisasi anak diperlukan long spine board pediatrik.ila tidak ada, maka dapat
menggunakan long spine board untuk dewasa dengan gulungan selimut diletakkan di seluruh sisi
tubuh untuk mencegah pergerakan ke arah lateral.Proporsi kepala anak jauh lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa, oleh karena itu harus
dipasang bantalan dibawah bahu untuk menaikkan badan, sehingga kepala yang besar pada anak
tidak menyebabkan fleksi tulang leher, sehingga dapat mempertahankan kesegarisan tulang belakang
anak. antalan dipasang dari tulang lumbal sampai ujung bahu dan kearah lateral sampai di ujung
board .
K!.*,"-*
ila penderita dalam waktu lama (kurang lebih # jam atau lebih lama lagi) diimobilisasi dalam long spine
board, penderita dapat mengalami dekubitus pada oksiput, skapula, sakrum, dan tumit.>leh karena itu,secepatnya bantalan harus dipasang dibawah daerah ini, dan apabila keadaan penderita mengi
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
28/41
ke spine board janganlah dilepas dari badan penderita sewaktu kepala masih terfiksir ke bagian
atas spine board!
#. #pine board harus dilepaskan secepatnya, waktu yang tepat untuk melepas long spine board
adalah sewaktu dilakukan tindakan log roll untuk memeriksa bagian belakang penderita.
%. Pergerakan yang aman bagi penderita dengan cedera yang tidak stabil atau potensial tidak stabil
membutuhkan kesegarisan anatomik kolumna 'ertebralis yang dipertahankan secara kontinyu.
0otasi, fleksi, ekstensi, bending lateral, pergerakan tipe shearing ke berbagai arah harus
dihindarkan. ?ang terbaik untuk mengontrol kepala dan leher adalah dengan imobilisasi inline
manual. $idak ada bagian tubuh penderita yang boleh melekuk sewaktu penderita dilepaskan dari
spine board!
. Modifikasi teknik log roll,
Modifikasi tehnik log roll, dipergunakan untuk melepas long spine board! iperlukan empat
asisten: (1) satu untuk mempertahankan imobilisasi in line kepala dan leherB (#) satu untuk badan
penderita ( termasuk pel'is dan panggul )B (%) satu untuk pel'is dan tungkai bawahB dan () satu
untuk menentukan arah prosedur ini dan melepas long spine board!
. $andu &ekop (#coop #tretcher )
3lternatif melakukan modifikasi teknik log roll adalah dalam penggunaan scoop stretcher untuk
transfer penderita. Penggunaan yang tepat alat ini akan mempercepat transfer secara aman dari
long spine board ke tempat tidur. &ebagai contoh alat ini dapat digunakan untuk transfer penderita
dari satu alat traspor ke alat lain atau ke tempat khusus misalnya meja ronsen.
8"'"! %**&3"t# penderita harus tetap dalam imobilisasi sampai cedera tulang belakang disingkirkan.
&etelah penderita ditransfer dari backboard ke tempat tidur dan scoop stretcher dilepas, penderita harus di
reimobilisasi secara baik ke ranjang!tandu. #coop stretcher bukanlah alat untuk imobilisasi
penderita.#coop stretcher bukanlah alat transport, dan jangan mengangkat scoop stretcher hanya pada
ujung"ujungnya saja, karena akan melekuk di bagian tengah dengan akibat kehilangan kesegarisan dari
tulang belakang.
I*.*-"-* 4&t4, !&%'*t" %&3"& ,4&3,*&"& $%'" t4."&3 .","&3
Penderita umumnya datang ke bagian gawat darurat dengan alat perlindungan tulang
belakang.3lat ini menyebabkan pemeriksa harus memikirkan adanya cedera tulang 'ertebra ser'ikal atau
torakolumbal, berdasarkan dari mekanisme cedera.Pada penderita dengan cedera multipel dengan
penurunan tingkat kesadaran, alat perlindungan harus dipertahankan sampai cedera pada tulang belakang
disingkirkan dengan pemeriksaan klinis dan radiologis.ila penderita diimobilisasi dengan spine board
dan paraplegia, harus diduga adanya ketidakstabilan tulang belakang dan perlu dilakukan pemeriksaan
radiologis untuk mengetahui letak dari cedera tulang belakang.ila penderita sadar, neurologis normal,
#
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
29/41
tidak mengeluh adanya nyeri leher atau nyeri pada tulang belakang, dan tidak terdapat nyeri tekan pada
saat palpasi tulang belakang, pemeriksaan radiologis tulang belakang dan imobilisasi tidak diperlukan.
Penderita yang menderita cedera multipel dan dalam keadaan koma harus tetap diimobilisasi
pada usungan dan dilakukan tindakan log roll untuk mengetahui foto yang diperlukan untuk
menyingkirkan adanya suatu fraktur. /emudian penderita dapat ditransfer secara hati"hati dengan
menggunakan prosedur tersebut di atas ke tempat tidur untuk bantuan 'entilasi yang lebih baik.
T". 10 < P"&%4"& S,'*&*&3 P&%'*t" %&3"& D43""& C%'" S'=*$".
1. 3danya paraplegia atau Nuadriplegia adalah bukti pendahuluan adanya instabilitas ser'ikal
#. Penderita sadar, tidak mabuk, neurologis normal dan tanpa nyeri leher, atau nyeri tekan di bagian
tengah leher:
Penderita seperti ini sangat jarang menderita cedera ser'ikal akut atau instabilitas. engan
penderita dalam posisi terlentang, lepaskan kolar dan lakukan palpasi tulang leher. ila tidak ada
nyeri tekan, mintalah penderita uuntuk melakukan latero"fleksi. ;angan memaksa menggerakkan
leher penderita. 6erakan ini aman bila dilakukan oleh penderita sendiri. ila gerakan ini tanpa
nyeri, mintalah kembali agar penderita melakukan fleksi dan ekstensi lehernya. ila inipun tanpa
nyeri, tidak perlu dilakukan foto ser'ikal.
%. Penderita sadar, neurologis normal, koperatif, namun ada nyeri leher atau nyeri tekan di bagian
tengah leher.
$ugas dokter adalah untuk menyingkirkan adanya cedera ser'ikal.&emua penderita seperti ini
memerlukan foto ser'ikal 3P, 2ateral dan &pen mouth dengan aksial 4$ scan pada daerah yang dicurigai
atau tulang leher bawah yang tidak dapat terlihat dengan baik hanya dengan foto polos saja. ?ang dinilai
pada foto cer'ical : (a). deformitas tulang, (b). fraktur korpus 'ertebra atau prosesus, (c). hilangnya
kesegarisan$alignment % aspek posterior korpus 'ertebra ( bagian anterior kanalis 'ertebralis), (d).
meningkatnya jarak antar prosesus spinosus pada 1 level 'ertebra, (e). menyempitnya kanalis 'ertebralis
dan (f). meningkatnya ruangan jaringan lunak pre'ertebral. ila foto ini normal, lepaskan kolar, dan
dibawah pengawasan seorang dokter yang menguasai masalah, lakukan fleksi dan ekstensi pada leher dan
kemudian dilakukan foto fleksi lateral dari leher. ila pada foto ini tidak ditemukan subluksasi, dianggap
tidak ada cedera ser'ikal dan kolar dapat dilepaskan. ila salah satu dari foto di atas mencurigakan akan
adanya cedera ser'ikal, pasanglah kolar kembali, dan konsultasikan dengan seorang spesialis orthoped
spine.
#-
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
30/41
. Penderita dengan gangguan kesadaran atau anak kecil yang tidak dapat menerangkan dengan
jelas.
&emua penderita di atas memerlukan foto ser'ikal lateral, 3P dan open mouth disertai tambahan
pemeriksaan 4$ scan pada daerah yang dicurigai (41 dan 4#, dan didaerah cer'ical bawah yang
tidak dapat dinilai dengan tepat dengan foto polos) . Pemeriksaan 4$ pada anak adalah
pemeriksaan tambahan. ila seluruh 'ertebra ser'ikal dapat terlihat, dan tanpa kelainan, maka
setelah dilakukan pemeriksaan oleh ahli bedah syaraf atau ortopedi, kolar dapat dilepas.
. ila ragu"ragu pertahankan kolar.
*. /onsul:
ila curiga atau menemukan cedera ser'ikal selalu konsultasikan dengan dokter yang mempunyai
keahlian dalam menge'aluasi serta melakukan tindakan terhadap penderita yang mengalami
cedera 'ertebra.
+. ackboard
Penderita dengan deficit neurologis (kuadriplegia atau paraplegia) harus die'aluasi secara cepat
dan dilepaskan dari backboard secepat mungkin. Penderita seperti ini bila tidur di atas backboard
lebih dari # jam ber"resiko tinggi untuk dekubitus.
. /eadaan gawat"darurat
Penderita cedera yang membutuhkan edah darurat sebelum pemeriksaan tulang belakang secara
lengkap dikerjakan, harus ditranspor dan digerakkan secara hati"hati dengan asumsi terdapat
cedera 'ertebra yang tidak stabil.alam keadaan ini kolar harus dipertahankan, penderita
dipindahkan ke meja operasi dengan cara logroll. $eam edah harus berhati"hati dalam
memproteksi leher sewaktu melakukan tindakan operasi. 3hli 3nestesi harus diberitahukan sejauh
mana pemeriksaan untuk adanya cedera ser'ikal sudah dilakukan.
%=
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
31/41
LEARNING OUTCOME
Mahasiswa mampu melakukan keterampilan pemasangan infus.
$ujuan pemberian terapi intra 'ena melalui infus yaitu :
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, 'itamin, protein,
lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral.
#. Memperbaiki keseimbangan asam"basa.
%. Memperbaiki 'olume komponen"komponen darah.
. Memberikan jalan masuk untuk pemberianobat"obatan ke dalamtubuh.
. Memonitor tekanan 'ena sentral (4HP).
*. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan ketika diistirahatkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pemilihan cairan sebaiknya didasarkan atas status hidrasi pasien, konsentrasi elektrolit, dan kelainan
metabolik yang ada. erbagai larutan parenteral telah dikembangkan menurut kebutuhan fisiologis
berbagai kondisi medis. $erapi cairan intra'ena atau infus merupakan salah satu aspek terpenting yang
menentukan dalam penanganan dan perawatan pasien.
erbagai cairan mempunyai manfaat dan tujuan yang berbeda"beda. $erapi awal pasien hipotensif
adalah cairan resusitasi dengan memakai # liter larutan isotonis 0inger 2aktat. amun, 0inger 2aktat
tidak selalu merupakan cairan terbaik untuk resusitasi. 0esusitasi cairan yang adekuat dapat
menormalisasikan tekanan darah pada pasien kombustio 1""# jam sesudah cedera luka bakar. 2arutan
parenteral pada syok hipo'olemik diklasifikasi berupa cairan kristaloid, koloid, dan darah. 4airan
kristaloid cukup baik untuk terapi syok hipo'olemik. /euntungan cairan kristaloid antara lain mudah
tersedia, murah, mudah dipakai, tidak menyebabkan reaksi alergi, dan sedikit efek samping. /elebihan
cairan kristaloid pada pemberian dapat berlanjut dengan edema seluruh tubuh sehingga pemakaian
berlebih perlu dicegah.
2arutan a4l isotonis dianjurkan untuk penanganan awal syok hipo'olemik dengan hiponatremik,
hipokhloremia atau alkalosis metabolik. 2arutan 02 adalah larutan isotonis yang paling mirip dengan
cairan ekstraseluler. 02 dapat diberikan dengan aman dalam jumlah besar kepada pasien dengan kondisi
seperti hipo'olemia dengan asidosis metabolik, kombustio, dan sindroma syok. a4l =,A dalam
larutan eCtrose A digunakan sebagai cairan sementara untuk mengganti kehilangan cairan insensibel.
0inger asetat memiliki profil serupa dengan 0inger 2aktat. $empat metabolisme laktat terutama
adalah hati dan sebagian kecil pada ginjal, sedangkan asetat dimetabolisme pada hampir seluruh jaringan
tubuh dengan otot sebagai tempat terpenting. Penggunaan 0inger 3setat sebagai cairan resusitasi patut
%1
PEMASANGAN INFUS
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
32/41
diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hati berat seperti sirosis hati dan asidosis laktat. 3danya
laktat dalam larutan 0inger 2aktat membahayakan pasien sakit berat karena dikon'ersi dalam hati
menjadi bikarbonat.
&ecara sederhana, tujuan dari terapi cairan dibagi atas resusitasi untuk mengganti kehilangan cairan
akut dan rumatan untuk mengganti kebutuhan harian. $otal cairan tubuh ber'ariasi menurut umur, berat
badan dan jenis kelamin. 2emak tubuh juga berpengaruh terhadap cairan, semakin banyak lemak,
semakin kurang cairannya. 3da dua bahan yang terlarut di dalam cairan tubuh yaitu elektrolit dan non"
elektrolit.
T!"t *&-'-* "'4 *&+4-
&ecara umum ada beberapa tempat untuk insersi jarum infus pada pemasangan infus yaitu :
a. Henapunctur perifer
1. 'ena mediana kubiti
#. 'ena sefalika
%. 'ena basilika
. 'ena dorsalis pedis
b. Henapunctur central
1. 'ena femoralis
#. 'ena jugularis internal
%. 'ena subkla'ia.
C"'" &3"t4' ,$!"t"& tt-"&
Pemberian cairan perinfus harus dihitung jumlah tetesan permenitnya untuk mendapatkan
kebutuhan yang dijadwalkan. ;umlah ml cairan yang masuk tiap jam dapat digunakan rumus :
. !' " > tt-"& ? +",t' tt-"&
7aktor tetesan dihitung dengan *= dibagi jumlah tetesan yang bisa dikeluarkan oleh infus set untuk
mengeluarkan 1 ml. Misalnya, suatu infus set dapat mengeluarkan 1 ml cairan dalam 1 tetesan, berarti
faktor tetesan (*=:1) F . ;adi bila infus set tersebut memberikan cairan dengan kecepatan # tetes per
menit berarti akan diberikan cairan sebanyak #C F 1== ml perjam.
T*!@t*! $"*'"&9
%#
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
33/41
1. 9sotonik
&uatu cairan yang memiliki tekanan osmotik yang sama dengan yang ada didalam plasma.
a. a49 normal =,- A
b. 0inger laktat
c. /omponen "komponen darah (albumin A, plasma)
d. eCtrose A dalam air ( D)
#. 8ipotonik
&uatu larutan yang memiliki tekanan osmotik yang lebih kecil daripada yang ada didalam plasma
darah. Pemberian cairan ini umumnya menyebabkan dilusi konsentrasi larutan plasma dan mendorong
air masuk kedalam sel untuk memperbaiki keseimbangan di intrasel dan ekstrasel, sel"sel tersebut
akan membesar atau membengkak.
a. eCtrose #, A dalam a49 =, A
b. a49 =,A
c. a49 =,# A
%. 8ipertonik
&uatu larutan yang memiliki tekanan osmotik yang lebih tinggi daripada yang ada di dalam plasma
darah. Pemberian cairan ini meningkatkan konsentrasi larutan plasma dan mendorong air masuk
kedalam sel untuk memperbaiki keseimbangan osmotik, sel kemudian akan menyusut.
a. eCtrose A dalam a49 =,- A
b. eCtrose A dalam a49 =, A ( hanya sedikit hipertonis karena deCtrose dengan cepat
dimetabolisme dan hanya sementara mempengaruhi tekanan osmotik).
c. eCtrose 1= A dalam air
d. eCtrose #= A dalam air
e. a49 %A dan A
f. 2arutan hiperalimentasi
g. eCtrose A dalam ringer laktat
h. 3lbumin #
%%
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
34/41
K3"3"."& !'*"& *&+4-
eberapa keadaan yang mengakibatkan kegagalan dalam pemberian cairan perinfus antara lain :
1. jarum infus tidak tepat masuk 'ena (ekstra'asasi)
#. pipa infus tersumbat (karena jendalan darah atau terlipat)
%. pipa penyalur udara tak berfungsi
. jarum infus atau 'ena terjepit karena posisi lengan fleksi
. jarum infus bergeser atau menusuk ke luar 'ena
K!-*-* C"*'"&a. 2arutan a4l, berisi air dan elektrolit (aL, 4l "),
b. 2arutan eCtrose, berisi air atau garam dan kalori
c. 0inger laktat, berisi air dan elektrolit (aL, /", 4l ", 4aLL, laktat)
d. alans isotonik, isi ber'ariasi : air, elektrolit, kalori ( aL,/ Mg 49".84>%".glukonat).
e. Dhole blood (darah lengkap) dan komponen darah.
f. Plasma eCpanders, berisi albumin, deCtran, fraksi protein plasma A plasmanat), hespan yang dapat
meningkatkan tekanan osmotik, menarik cairan dari interstisiall kedalam sirkulasi dan meningkatkan
'olume darah sementara.
g. 8iperalimentasi parenteral (cairan, elektrolit, asam amino, dan kalori).
8".@/". 6"&3 /"'4- %*!'/"t*,"& %&3"& t*!@t*! *&+4- t'-4t9
1. D (ektrose A in Dater)
%
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
35/41
a. igunakan untuk menggantikan air (cairan hipotonik) yang hilang, memberikan suplai kalori, juga
dapat dibarengi dengan pemberian obat"obatan atau berfungsi untuk mempertahankan 'ena dalam
keadaan terbuka dengan infus tersebut.
b. 8ati"hati terhadap terjadinya intoksikasi cairan (hiponatremia, sindroma pelepasan hormon
antidiuretik yang tidak semestinya). ;angan digunakan dalam waktu yang bersamaan dengan
pemberian transfusi (darah atau komponen darah).
#. a49>,-A
a. igunakan untuk menggantikan garam (cairan isotonik) yang hilang, diberikan dengan komponen
darah, atau untuk pasien dalam kondisi syok hemodinamik.
b. 8ati"hati terhadap kelebihan 'olume isotonik (misal: gagaljantung.gagalginjal).
%. 0inger laktat
igunakan untuk menggantikan cairan isotonik yang hilang, elektrolit tertentu, dan untuk mengatasi
asidosis metabolik tingkat sedang.
T*! @ t*! !'*"& t'"!* *&t'"=&"9
A IV !4-/
9H push (9H bolus) adalah memberikanobat dari jarum suntik secaralangsung ke dalam saluran!jalan
infus.
9ndikasi :
1. Pada keadaan emergency resusitasi jantung paru, memungkinkan pemberian obat
langsung ke dalam intra'ena.#. ntuk mendapat respon yang cepat terhadap pemberian obat (furosemid, digoksin).
%. ntuk memasukkan dosis obat dalam jumlah besar secara terus menerus melalui infus
(lidocain, Cylocain).
. ntuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan akan
injeksi intramuskuler.
. ntuk mencegah masalah yang mungkin timbul apabila beberapa obat dicampur dalam
satu botol.
*. ntuk memasukkan obat yang tidak dapat diberikan secara oral (misal: pada pasien
koma) atau intramuskuler (misal: pasien dengan gangguan koagulasi).
%
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
36/41
8".@/". 6"&3 /"'4- %*!'/"t*,"& %"& %*',&%"-*,"&
1. &ebelum pemberian obat:
a. Pastikan bahwa obat sesuai dengan standar medik.
b. 2arutkan obat sesuai indikasi. anyak obat yang dapat mengiritasi 'ena dan memerlukan
pengenceran yang sesuai.
c. Pastikan kecepatan pemberiannya dengan benar,
d. ;ika akan memberikan obat melalui selang infus yang sama, akan lebih baik jika dilakukan
pembilasan teriebih dahulu dengan cairan fisiologis (a 4l =,- A).
e. /aji kondisi pasien dan toleransinya terhadap obat yang diberikan.
f. /aji kepatenan jalan infus dengan mengetahui keberadaan dari aliran darah.
1. Perlahankan kecepatan infus.
#. 2akukan aspirasi dengan jarum suntik sebelum memasukkan obat.
%. $ekan selang infus secara perlahan.
g. Perhatikan waktu pemasangan infus. 6anti tempat pemasangan infus apabila terdapat tanda"
tanda komplikasi (misalnya: plebitis, ektra'asasi, dll)
%*
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
37/41
#. Perhatikan respon pasien terhadap obat.
a. 3dakah efek samping mayor yang timbul (anaphilaksis, respiratory distress, takhikardi,
bradikardi, atau kejang)
b. 3dakah efek samping minor yang timbul (mual, pucat, kulit kemerahan, atau bingung)
c. 8entikan pengobatan dan konsultasikan ke dokter apabila terjadi hal"hal tersebut.
C&t*&4- I&+4-*& (*&+4- '."&4t) menggunakan alat kontrol.
Continous Infusion dapat diberikan secara tradisional melalui cairan yang digantung, dengan atau
tanpa pengatur kecepatan aliran. 9nfus melalui intra'ena, intra arteri, dan intra thecal (spinal) dapat
dilengkapi dengan menggunakan pompa khusus yang ditanam maupun yang ekstemal.
8al"hal yang perlu dipertimbangkan :
3. /euntungan
1. Mampu untuk menginfus cairan dalam jumlah besar dan kecil dengan akurat.
#. 3danya alarm menandakan adanya masalah seperti adanya udara di selang infus atau adanya
penyubatan.
%. Mengurangi waktu perawatan untuk memastikan kecepatan aliran infus.
. /erugian
1. Memerlukan selang khusus.
#. iaya lebih mahal.
%. Pompa infus akan dilanjutkan untuk menginfus kecuali ada infiltrasi.
$ I&+4- -&t"'" (intermittent infusions)
9nfus sementara dapat diberikan melaluiO heparin lockO, OpiggybagO untuk infus yang kontinu, atau
untuk terapi jangka panjang melalui perangkat infus.
ALAT DAN BA8AN
1. 9nfus set
#. 3bocath
%. 4airan infus
. $ornikuet!tensimeter
. /apas alkohol
*. /asa steril
+. etadin salep
%+
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
38/41
. plester, gunting,
-. spalk dan pembalut kalau perlu
1=. tiang infus
11. perlak kecil dan alasnya
P"-"&3"& -."&3 *&t'"=&" 9
1. Pertama lakukan 'erifikasi order yang ada untuk terapi 9H.
#. ;elaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien.
%. Pilih 'ena yang layak untuk dilakukan 'enipuncture.
a. agian belakang tangan " 'ena metakarpal. ;ika memungkinkan jangan lakukan pada 'ena digitalis.
1. /euntungan dilakukannya 'enipuncture diisi ini adalah memungkinkan lengan bergerak bebas.
#. ;ika kemudian timbul masalah pada sisi ini, gunakan 'ena lain diatasnya.
b. 2engan bawah " 'ena basilica atau cephalica.
c. &iku bagian dalam " fossa antecubital " median basilic dan median cephalic untuk infus jangka
pendek.
d. 5kstermitas bawah.
1. /aki " 'ena pleksus dorsum, arkus 'ena dorsalis, 'ena medikal marginalis.
#. Mata kaki " 'ena saphena magma.
e. Hena sentralis digunakan:
1. ;ika obat dan infus hipertonik atau sangat mengiritasi, membutuhkan kecepatan, dilusi 'olume
yang tinggi untuk mencegah reaksi sistemik dan kerusakan 'ena lokal ( misal: kemoterapi,
hiperalimentasi).
#. ;ika aliran darah perifer dikurangi atau jika pembuluh darah perifer tidak dapat dimasuki ( misal
pada pasien obersitas).
%. ;ika diinginkan &*t' CVP
. ;ika diinginkan terapi cairan jangka sedang atau jangka panjang.
C"'" 4&$4.,"& =&"9
1. Palpasi daerah yang akan dipasang infus.
#. 3njurkan pasien untuk mengepalkan tangannya(jika yang akandigunakan lengan).
%. Pijattempat yang akan diinfus.
. 6unakan torniket sedikitnya "1 cm diatas tempatyang akan diinsersi, kencangkan torniket.
. 3lternatif lain adalah dengan menggunakan tensimeter, pasang tensimeter sedikit dibawah tekanan
sistolik.
*. 0aba 'ena tersebut, untuk meyakinkan keadaan 'ena
%
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
39/41
+. iarkan ekstremitas tersebut selama beberapa menit.
. 6unakan handuk hangat untuk melembabkan tempatyang akandiinsersi.
K!.*,"-* 6"&3 %"!"t t*4. %"'* t'"!* IV9
1. 9nfiltrasi (ektra'asasi)
#. $rombophlebitis
%. akteremia
. 5mboli udara
. Perdarahan
*. $rombosis
+. 9mbalance elektroli,
. 8ematom, dll.
DAFTAR PUSTAKA
1. 4ummins, 0.>. 1--+. 3d'anced 4ardiac 2ife &upport.3merican 8earth 3ssociation. &3.
#. Muhiman, M. 1--. Penatalaksanaan pasien di 9ntensi'e 4are nit. agian 3nestesiologi, 7/9.
;akarta. aftar Pustaka.
%. elp, M8. 3nd Manning, 0$. 1--*. Major iagnosis 7isik. 564. ;akarta.
. e6owin, 02. 3nd rown, . #===. iagnostic 5Camination, + th ed. Mc 6raw"8ill 4o. ew ?ork.
%-
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
40/41
PENILAIAN PEMASANGAN INFUS
3M3 :
9M :
N A-!, 6"&3 %*&*."*S,'
0 1 2 7
1 4ek program terapi cairan!re'iew keputusan pemberian terapi cairan
# Menanyakan keluhan utama!memeriksa adanya tanda kegawatan
% 4uci tangan
Memakai handscoen (prinsip 3P)
&iapkan alat " alat
* erikan salam, panggil klien dengan sopan
+ ;elaskan tujuan dan prosedur tindakannya erikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
- 2etakkan pasien pada posisi semi fowler atau supine jika tidak
memungkinkan.
1= ebaskan lengan pasien dari lengan baju!kemeja
11 2etakkan manset "1 cm diatas tempat tusukkan
1# 2etakkan alas plastik dibawah lengan klien
1% Periksa label pasien sesuai dengan kebutuhan cairan yang akan diberikan.
1 8ubungkan cairan infus dengan infus set dan gantungkan.
1 3lirkan cairan infus melalui selang infus sehingga tidak ada udara di
dalamnya.1* /encangkan klem sampai infus tidak menetes dan pertahankan kesterilan.
1+ /encangkan tournikuet!manset tensi meter (tekanan dibawah tekanan sistolik).
1 3njurkan pasien untuk mengepal dan membukanya beberapa kali, palpasi
dan pastikan tekanan yang akan ditusuk
1- ersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alkohol, lalu diulangi
dengan menggunakan kapas betadin. 3rah melingkar dari dalam keluar lokasi
tusukkan atau sekali usap
#= 6unakan ibu jari untuk menekan jaringan dan 'ena cm dibawah tusukkan.
#1 Pegang jarum pada posisi %= derajat pada 'ena yang akan ditusuk. setelah
pasti masuk lalu tusuk perlahan dengan pasti.
## 0endahkan posisi jarum sejajar pada kulit dan tarik jarum sedikit lalu teruskan
plastik i' catheter kedalam 'ena
#% $ekan dengan jari ujung plastik i' catheter
# $arik jarum infus keluar
# &ambungkan plastik i' catheter dengan ujung selang infus.
#* 2epaskan manset
=
-
8/16/2019 Buku Panduan Skill Lab1 Fixs
41/41
#+ uka klem infus sampai cairan mengalir lancar
# >leskan dengan salep betadin diatas penusukkan, kemudian ditutup
dengan kassa steril
#- 7iksasi posisi plastik i' catheter dengan plester.
%= 3tur tetesan infus sesuai ketentuan, pasang stiker yang sudah diberi tanggal.
%1 5'aluasi hasil kegiatan%# ereskan alat"alat
%% 4uci tangan
% okumentasi
$>$32 &/>05
Kt'"&3"&9
= F tidak dilakukan sama sekali
1 Fdilakukan tapi jauh dari sempurna
# F dilakukan tapi sedikit tidak sempurna
% F dilakukan dengan sempurnaE F4ritical point ( item yang harus dilakukan)
atas lulus ** , dengan tidak ada critical point yang bernilai F =
Purwokerto, GGG. #=1
ilai F $otal skor (GG.) C 1== A
1=# Penguji,
F GGG
GGGGGGGGGGG