buku panduan praktikum biokimia peternakan...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata...

29

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana
Page 2: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 2 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA PETERNAKAN

TAHUN 2020

LABORATORIUM BIOKIMIA

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2020

FOTO 3X4

NAMA :

NIM :

KELAS :

TANDA TANGAN :

Page 3: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 3 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT bahwa Buku Petunjuk Praktikum

Biokimia Peternakan telah dapat diselesaikan. Buku ini disusun untuk membantu

mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia.

Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

pengenalan senyawa biokimia dan teori dasar yang berhubungan dengan materi

praktikum. Diharapkan, melalui pengamatan fenomena Biokimia secara langsung

di laboratorium, mahasiswa akan memahami mata kuliah Biokimia Peternakan.

Buku Petunjuk Praktikum ini memang dibuat sebaik dan sesempurna

mungkin untuk bisa membantu mahasiswa melakukan praktikum ataupun

penelitian dikemudian hari. Meski demikian, masih ada beberapa kekurangan

yang ada dan dikemudian hari bisa lebih diperbaiki lagi.

Kritik dan saran untuk kesempurnaan Buku Petunjuk Praktikum ini sangat

penulis hargai dan harapkan.

Sekian dan Terima Kasih.

Malang, 23 Oktober 2020

Tim Penyusun

Page 4: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 4 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

IDENTITAS DIRI ....................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 3

DAFTAR ISI ............................................................................................................... 4

STRUKTUR ASISTEN BIOKIMIA ........................................................................... 5

TATA TERTIB PRAKTIKUM ................................................................................... 6

BAB I KARBOHIDRAT

1.1 Uji Benedict .............................................................................................. 9

1.2 Uji Iodine ............................................................................................... 11

1.3 Uji Saliwanoff ........................................................................................ 12

1.4 Isolasi Karbohidrat ................................................................................. 13

BAB II ASAM-ASAM AMINO DAN PROTEIN

2.1 Uji Biuret ............................................................................................... 15

2.2 Pengendapan Protein dengan Logam Berat ........................................... 16

2.3 Pengendapan Protein oleh Asam ........................................................... 17

2.4 Isolasi Kasein dari Susu ......................................................................... 18

2.5 Isolasi Protein Whey .............................................................................. 19

BAB III LIPID

3.1 Analisis Kualitatif Lipid (Kelarutan Lipid) ........................................... 21

3.2 Analisis Kuantatif Lipid ........................................................................ 22

BAB IV ENZIM

4.1 Uji Katalase ........................................................................................... 24

4.2 Uji Peroksidase ...................................................................................... 25

BAB V VITAMIN

Penentuan Kadar Vitamin C ......................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 29

Page 5: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 5 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

STRUKTUR ASISTEN

BIOKIMIA PETERNAKAN 2020

Koordinator Praktikum : Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc., IPU.,

ASEAN Eng.

Koordinator Asisten Praktikum : Rifaldi Fadilah

Sekretaris dan Bendahara : Indha Fitria Pangesti

Anggota : 1. Felix Susanto

2. Eva Icahyaningrum

Page 6: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 6 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

TATA TERTIB PRAKTIKUM

Praktikum Luring

Sebelum praktikum:

1. Mahasiswa menggunakan jas laboraturium dan sepatu tertutup dengan rapi.

2. Mahasiswa tidak diperkenankan memakai sandal.

3. Membawa Lap.

4. Mahasiswa masuk ke laboraturium 15 menit sebelum waktu praktikum

dimulai, jika terlambat masuk sesuai waktunya, maka tidak diperkenankan

mengikuti praktikum.

Setelah masuk laboraturium:

1. Mahasiswa wajib mengisi daftar hadir yang telah disediakan secara tertib.

2. Mahasiswa wajib mengikuti tes pendahuluan.

Selama praktikum berlangsung:

1. Melakukan praktikum secara tertib, mengikuti pengarahan dari asisten,

baik mengenai prosedur praktikum maupun penggunaan peralatan.

2. Dilarang menggunakan kamera selain untuk keperluan dokumentasi hasil

praktikum.

3. Tidak diperkenankan keluar masuk dari laboraturium, makan dan minum,

membuat keributan, serta menerima tamu.

4. Menjaga ketertiban dan keselamatan kerja, kebersihan serta bersikap

sopan selayaknya mahasiswa.

Setelah praktikum selesai :

1. Membersihakan semua peralatan dan meja, serta mengatur dan

mengecek kembali semua peralatan yang telah digunakan.

2. Menyerahkan laporan praktikum sementara sesuai dengan format yang

diberikan, setelah selesai praktikum pada hari itu.

3. Menyerahkan laporan praktikum sesuai format yang telah ditentukan 2

minggu setelah pelaksanaan praktikum.

4. Jika tidak menyerahkan laporan, dianggap tidak mengerjakan praktikum,

nilainya diambil dari kegiatan lainnya.

5. Memeriksa kembali peralatan, kebersihan meja dan lantai (tidak basah dan

tidak ada sampah yang tercecer)

6. Meninggalkan laboraturium dalam keadaan bersih.

Pemecahan alat :

1. Setiap peralatan gelas yang dipecahkan harus diganti dengan jenis, merk

dan ukuran yang sama.

2. Penggantian alat yang dipecahkan harus disertai dengan bon pembelian.

Page 7: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 7 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

3. Penggantian alat yang dipecahkan paling lambat 2 minggu setelah

pemecahan. Untuk peralatan gelas yang ada di lemari, penggantian paling

lambat 2 minggu setelah praktikum berakhir.

4. Apabila sampai akhir semester peralatan gelas tidak diganti,maka nilai

praktikum tidak akan dikeluarkan (T).

Praktikum Daring

Selama Praktikum

1. Seluruh praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian praktikum mata kuliah Biokimia

Peternakan.

2. Praktikum dilaksanakan secara daring melalui Zoom Cloud Meeting dan Google

Classroom.

3. Praktikan wajib masuk pada link dan kode sesuai kelas masing-masing (Zoom dan

Google Classroom).

4. Wajib menggunakan pakaian rapi berkerah dan menjaga sopan santun selama

praktikum berlangsung

5. Praktikan wajib mengaktifkan kamera dan menonaktifkan audio saat praktikum

berlangsung pada media Zoom.

6. Dilarang makan dan minum serta merokok saat praktikum berlangsung pada media

Zoom.

7. Tidak ada praktikum susulan.

8. Absensi dilakukan di Google Classroom dan apabila izin perihal sakit dibuktikan

dengan surat keterangan dokter dan akademik dibuktikan dengan surat keterangan

dari Fakultas atau Universitas

9. Format identitas praktikan (Zoom dan Google Classroom) menggunakan format:

Kelas_No.absen_Nama

10. Praktikan dilarang melakukan plagiasi atau menyontek praktikan lain dalam bentuk

apapun.

Kehadiran :

1. Semua mahasiswa praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian

praktikum dari mulai pengarahan, pengenalan penggunaan peralatan gelas

dan praktikum itu sendiri.

2. Kehadiran selama praktikum adalah 100%.

3. Jika tidak hadir pada saat praktikum, maka dianggap gugur (tidak lulus

praktikum Biokimia Peternakan.

Penilaian :

Page 8: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 8 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

1. Briefing 5%

2. Keaktifan 15%

3. Pretest 20%

4. Laporan

5. UAP

25%

35%

Page 9: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 9 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

BAB I. KARBOHIDRAT

Dasar Teori

Karbohidrat diidentifikasikan sebagai senyawa yang unsur-unsurnya terdiri dari karbon

(C), hidrogen (H) dan oksigen (O), dengan rumus empiris (CH2O)n. Senyawa karbohidrat

dibagi dalam tiga golongan utama yang terdiri dari monosakarida, oligosakarida dan

polisakarida.

Monosakarida merupakan suatu senyawa polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksil

keton. Pada umumnya monosakarida bersifat optis aktif, mudah larut dalam air, berupa zat

padat putih, bila dipanaskan akan berbau karamel dan mempunyai sifat mereduksi. Contoh

dari senyawa monosakarida yaitu glukosa, galaktosa, fruktosa dan sebagainya.

Oligosakarida terdiri dari dua atau lebih monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan

glikosida. Senyawa tersebut dapat dihidrolisa dalam suasana asam menghasilkan

monosakarida. Contoh dari senyawa ini antara lain sukrosa, laktosa dan maltosa.

Polisakarida merupakan polimer dari monosakarida. Contoh dari polisakarida ini

antara lain amilum, selulosa, dan glikogen. Amilum merupakan zat tepung dalam

tumbuhan yang dapat dijumpai pada beras, gandum maupun umbi-umbian. Amilum terdiri

dari amilosa dan amilopektin. Amilosa mengandung 300 unit glukosa dengan ikatan α-1,4

glukosidik, sedangkan amilopektin terdiri dari 1000 unit glukosa yang bergabung

membentuk rantai lurus dengan ikatan α-1,4 glukosidik dan pada setiap 25 atau 30 unit

glukosa terdapat rantai cabang dengan ikatan α-1,6 glukosidik. Selulosa terdiri dari ± 6000

unit glukosa yang dihubungkan dengan ikatan β-1,4 glukosidik membentuk rantai linier.

Glikogen merupakan karbohidrat cadangan yang hanya terdapat pada hewan dan manusia,

dan mempunyai struktur seperti amilopektin dalam hal unit yang mendirikan molekul

adalah glukosa, jenis ikatan pada rantai dan ikatan pada cabang. Glikogen mempunyai

massa molekul relatif 30.000 dan pada tiap 10 unit glukosa dalam rantai lurus terdapat

rantai cabang. Contoh lain dari polisakarida adalah khitin, hemiselulosa dan pektin.

1.1 Uji Benedict

Uji Benedict ditujukan untuk identifikasi gula-gula pereduksi. Pada proses

reduksi ion kupri dalam suasana basa perlu ditambahkan zat pengompleks seperti

sitrat, yang berfungsi untuk mencegah pengendapan CuCO3 dalam larutan

natrium karbonat. Hasil dari oksidasi karbohidrat dalam larutan basa sangat

kompleks dan banyak jumlahnya, dan juga belum semuanya dapat diidentifikasi.

Maltosa dan laktosa memberikan uji positif dengan reagen Benedict, sedangkan

larutan sukrosa tidak bereaksi karena tidak memiliki gugus aldehid atau gugus

keton bebas.

Tujuan :

Mengidentifikasi atau menganalisa adanya gula-gula pereduksi pada suatu

bahan/sampel.

Prinsip Kerja :

Page 10: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 10 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

Gula-gula pereduksi akan mereduksi Reagen benedict (ion kupri) sehingga

membentuk senyawa yang berwarna.

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Pipet tetes

3. Rak

4. Beaker glass

5. Bunsen dan korek api

6. Penjepit

Bahan :

1. Reagen benedict

2. Larutan karbohidrat 1% (sukrosa, glukosa, amilum, sorbitol, fruktosa)

Prosedur :

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan reagen benedict sebanyak 1 ml (20 tetes) dalam tabung reaksi

3. Dimasukkan sampel larutan karbohidrat 1% sebanyak 1 ml (20 tetes) dalam

tabung reaksi

4. Dihomogenkan dan diamati warna sebelum dipanaskan

5. Dipanaskan tabung reaksi pada api Bunsen dengan penjepit hingga mendidih

6. Ditaruh pada rak

7. Diamati perubahan warna dan dicatat pada hasil pengamatan

Tabel hasil pengamatan:

Lar. KH

Perubahan Warna

Sebelum Dipanaskan Sesudah Dipanaskan

Page 11: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 11 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

1.2 Uji Iodine

Iodine bila diadsorpsi oleh larutan polisakarida akan memberikan warna.

Warna yang dihasilkan akan bergantung pada jenis polisakarida pengadsorpsi.

Larutan amilum dengan iodine akan memberikan warna biru, sedangkan larutan

glikogen atau larutan amilum yang terhidrolisa secara parsial akan

menghasilkan warna coklat kemerahan.

Tujuan :

Untuk mengidentifikasi atau menganalisa adanya polisakarida (pati) dalam

suatu bahan atau sampel.

Prinsip Kerja :

Larutan polisakarida akan mengabsobsi larutan iodine sehingga akan

memberikan perubahan warna tertentu.

Alat :

1. Tabung reaksi (4)

2. Pipet tetes (2)

3. Rak

4. Beaker glass

5. Penjepit

Bahan :

1. Larutan iodine

2. Larutan karbohidrat 1% (sukrosa, glukosa, fruktosa, amilum, sorbitol)

3. Larutan HCl 2 N

Prosuder Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan sampel larutan karbohidrat 1% sebanyak 1 ml ke dalam tabung

reaksi

3. Diamati warna dan dicatat pada tabel hasil pengamatan

4. Ditambahkan HCl 2 N sebanyak 1 ml

5. Ditambahkan 2-4 tetes larutan iodine

6. Dihomogenkan

7. Diamati perubahan warna yang terjadi dan dicatat pada hasil pengamatan

Tabel hasil pengamatan :

Lar. KH Perubahan Warna

Sebelum + HCl, iodine Sesudah + HCl, iodine

Page 12: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 12 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

1.3 Uji Saliwanoff

Ketosa akan lebih mudah terdehidrasi membentuk derivat furfural daripada

aldosa. Fruktosa oleh asam hidroklorida panas akan diubah menjadi asam

levulinat dan hidroksi-metil furfural, kemudian kondensasi antara hidroksi-

metil furfural dengan resorcinol menghasilkan senyawa- senyawa berikut:

sukrosa yang mudah terhidrolisa menjadi fruktosa dan glukosa akan memberi

reaksi positif dengan reagen saliwanoff. Pendidihan lebih lama harus

dihindarkan karena aldosa-aldosa akan diubah oleh HCl menjadi ketosa,

dengan reagen saliwanoff akan memberikan warna merah.

Tujuan :

Uji saliwanoff bertujuan untuk mengidentifikasikan gugus keton yang ada pada

karbohidrat

Prinsip Kerja :

Keton lebih mudahmembentuk derifat furfural dari pada aldosa

Alat :

1. Tabung reaksi (4)

2. Pipet tetes

3. Rak

4. Beaker glass

5. Erlenmeyer (1)

6. Bunsen dan korek api

7. Penjepit

BAHAN :

1. Reagen saliwanoff

2. Larutan karbohidrat 1% (sukrosa, glukosa, fruktosa, amilum, sorbitol)

PROSEDUR KERJA:

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan reagen saliwanoff sebanyak 2 ml pada tabung reaksi

3. Ditambahkan sampel larutan karbohidrat 1% sebanyak 2 tetes

4. Dipanaskan dengan api Bunsen hingga mendidih

5. Ditaruh pada rak dan diamati perubahan warna yang terjadi

6. Dicatat pada hasil pengamatan

Page 13: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 13 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

Tabel hasil pengamatan :

Lar. KH

Perubahan Warna

Sebelum Dipanaskan + Reagen Sesudah Dipanaskan + Reagen

1.4 Isolasi Karbohidrat

Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia

yang befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat

sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai

struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari

sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C),

hidrogen (H), dan oksigen (O). Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi

dibagi menjadi dua golongan yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat

kompleks. Terdapat pula karbohidrat yang tidak dapat kita makan atau tidak

berfungsi sebagai makanan misalnya kayu, serat kapas dan tumbuhan lain.

Karbohidrat yang terdapat didalam tumbuhan disebut dengan selulosa yaitu

senyawa yang membentuk dinding sel tumbuhan . karbohidrat yang berasal dari

makanan dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil dari

metabolisme tersebut adalah glukosa yang terdapat didalam darah, sedangkan

glikogen adalah karbohidrat yang disintesis didalam hati dan digunakan oleh

sel-sel pada jaringan otot untuk sumber energi. Amilum atau pati, selulosa,

glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa karbohidrat yang

penting bagi tubuh.

Tujuan:

Untuk mengisolasi pati atau amilum dari suatu bahan.

Prinsip Kerja:

Mengisolasi pati atau amilum dengan metode homogenisasi, dekantasi, suspensi

dan pengendapan.

Alat :

1. Pisau atau cutter

2. Timbangan

3. Blender atau mortal

4. Kain saring

5. Gelas kimia 500 ml

6. Labu ukur

Page 14: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 14 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

7. Corong

8. Kertas saring (pori2 besar)

Bahan:

1. Kentang

2. Aquadest

3. Etanol 95% (non polar)

Prosedur Kerja:

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Kupas kentang dan dipotong kecil2 kemudian timbang 150 gram-300 gram

3. Diblender bersama 100-200 ml air sampai halus

4. Disaring dengan kain saring dan ditampung pada gelas kimia

5. Ditambah aquadest 50-100 ml

6. Dihomogenkan, diendapkan dan didekantasi

7. Pati di suspensikan dengan 50-100 ml etanol 95%

8. Ditimbang kertas saring

9. Disaring melalui corong dengan kertas saring

10. Dikeringkan pada suhu kamar

11. Ditimbang

12. Dihitung randemen pati dalam kentang

Perhitungan:

Randemen pati = berat pati + kertas saring - berat kertas saring / berat sampel x

100%

Page 15: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 15 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

BAB II. ASAM-ASAM AMINO DAN PROTEIN

Dasar Teori

Asam amino adalah senyawa organik yang merupakan satuan penyusun protein

yang mempunyai gugus amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam amino

mempunyai sifat-sifat asam maupun basa.

NH2

I

R – CH – COOH

Asam amino bersifat tidak seperti senyawa-senyawa organik, tetapi mirip dengan

garam-garam anorganik. Pada umumnya asam amino larut dalam air, tetapi hanya

larut sebagian di dalam pelarut organik.

Titik leleh asam-asam amino sangat tinggi untuk senyawa-senyawa organik

dengan massa molekul relatif rendah dan kebanyakan lebih besar dari 200 0C. Hal

ini dapat dijelaskan karena asam amino di dalam larutan netral akan membentuk

zwitter ion (ion yang bermuatan ganda). Titik leleh yang tinggi dapat pula dijelaskan

dalam hubungannya dengan energi yang dibutuhkan untuk memecahkan ikatan-

ikatan ionik dalam kisi kristalnya.

Beberapa asam amino mengandung gugus terionisasi pada rantai samping R, hal

ini mempengaruhi karakteristik apakah asam amino tersebut bebas di dalam larutan

atau bergabung dengan asam amino yang lain. Pada kenyataannya, sifat muatan dari

protein ditentukan banyaknya gugus yang terionisasi pada rantai samping asam

amino.

Dalam protein, asam amino satu dengan asam amino yang lain bergabung

melalui ikatan peptida (-CO-NH-). Ikatan peptida dibentuk dengan kondensasi

gugus α-COOH dari asam amino yang satu dengan gugus α-NH2 dari asam amino

yang lain. Protein merupakan polimer dari asam amino yang mana struktur dari

protein ada 4 macam yaitu: struktur primer, sekunder, tersier, dan kuarterner.

Protein merupakan bahan pembentuk makhluk hidup, katalisator organik atau

biasa disebut enzim, dan bagian penting dari nukleoprotein.

2.1 Uji Biuret

Kupri sulfat (CuSO4) dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang

mengandung 2 atau lebih ikatan peptide sehingga akan menghasilkan senyawa

kompleks yang berwarna ungu. Intensitas warna yang dihasilkan tergantung

pada banyaknya ikatan peptida yang terdapat pada protein.

Tujuan :

Untuk mengidentifikasi atau menganalisa adanya 2 atau lebih ikatan peptide

(protein) dalam suatu bahan atau sampel.

Prinsip Kerja :

Kupri sulfat dalam suasana basaakan bereaksi dengan ikatan peptide sehingga

Page 16: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 16 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

akan menghasilkan senyawa kompleks berwarna ungu.

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Pipet tetes

3. Beaker glass

4. Erlenmeyer

5. Rak

Bahan:

1. Kupri sulfat

2. NaOH 10 N

3. Larutan Protein (albumin, kasein, gelatin,)

Prosedur Kerja:

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan 2 mL larutan protein pada tabung reaksi

3. Ditambahkan 5 tetes larutan kupri sulfat

4. Ditambahkan 2 mL NaOH

5. Dihomogenkan

6. Diamati perubahan warna dan dicatat pada hasil pengamatan

Tabel hasil pengamatan :

Lar. Protein

Perubahan Warna

Sebelum +

CuSO4,NaOH

Sesudah +

CuSO4,NaOH

2.2 Pengendapan Protein dengan Logam Berat

Pada pH 7 atau lebih (basa), protein biasanya bermuatan negatif, maka

dapat dinetralisasi dengan penambahan ion logam yang bermuatan positif dan

akan terjadi pengendapan. Pengendapan oleh logam berat paling efektif pada

suasana netral atau sedikit basa. Pada suasana larutan yang terlalu basa akan

terbentuk endapan logam hidroksida. Endapan seringkali larut bila terdapat

kelebihan ion logam dalam larutan meningkatkan penstabilan muatan positif

partikel.

Tujuan :

Page 17: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 17 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

Untuk menanalisa pengendapan protein dengan logam berat

Prinsip Kerja :

Protein pada suasana netral atau sedikit basa mempunyai muatan negative

apabila di netralkan dengan penambahan ion logam yang bermuatan positif

makaakan mengalami pengendapan.

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Pipet tetes

3. Beaker glass

4. Erlenmeyer

5. Rak

Bahan :

1. Larutan protein (albumin, kasein, gelatin )

2. CuSO4

Prosedur Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan larutan protein sebanyak 2 mL

3. Ditambahkan 5 tetes larutan logam berat CuSO4(kupri sulfat)

4. Dihomogenkan

5. Diamati endapan yang terbentuk

Tabel hasil pengamatan :

Lar. Protein Perubahan yang terjadi

Sebelum + CuSO4 Sesudah + CuSO4

2.3 Pengendapan Protein oleh Asam

Senyawa-senyawa asam mempunyai muatan negatif yang besar dapat

menetralkan protein yang bermuatan positif, membentuk garam yang tidak larut

(mengendap).

Tujuan :

Untuk menganalisa pengendapan protein dengan logam berat

Page 18: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 18 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

Prinsip Kerja :

Senyawa asam yang mempunyai muatan negative yang besar dapat

menetralkan protein yang bermuatan positif sehingga akan membentuk endapan.

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Pipet tetes

3. Beaker glass

4. Erlenmeyer

5. Rak

Bahan :

1. Larutan protein (albumin, kasein, gelatin dan)

2. HCl 1 N dan HCl 10 N

Prosedur Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan larutan protein sebanyak 2 mL

3. Ditambahkan larutan HCl 1 N dan HCl 10 N

4. Dihomogenkan

5. Diamati endapan yang terbentuk

Tabel hasil pengamatan :

Lar. Protein Perubahan Warna

Dihomogenkan + HCl 1 N Dihomogenkan + HCl 10 N

2.4 Isolasi Kasein dari Susu

Kasein merupakan protein utama yang ada di dalam susu dengan

konsentrasi sekitar 35 g/L. Kasein bukan senyawa tunggal tetapi merupakan

campuran heterogen dengan fosfor. Kebanyakan protein menunjukkan

kelarutan minimal pada titik isoelektriknya, dan prinsip ini digunakan untuk

mengisolasi kasein pada pH titik isoelektriknya. Kasein juga tidak larut dalam

etanol, sifat ini digunakan untuk memisahkan lipid dari protein.

Tujuan :

Untuk mengisolasi kasein dari susu atau untuk mengetahui jumlah kandungan

kasein dari susu.

Prinsip Kerja :

Kasein akan terpisah (mengendap) dari susu pada titik isoelektriknya.

Page 19: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 19 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

Alat :

1. Gelas kimia 500 mL

2. Beaker glass

3. Thermometer

4. Hot plate magnetic stirer

5. Pengaduk

6. Pipet tetes

7. Corong Buchner

8. Labu ukur

Bahan :

1. Susu segar

2. Cuka (asam asetat)

3. Aquadest

4. Etanol

5. Etanol-eter

6. Kertas saring

7. Timbangan analitik

Prosedur Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan susu 100 mL pada gelas kimia 500 mL

3. Dihangatkan pada hot plate sampai 40 0C sambil diaduk

4. Ditambahkan cuka (asam asetat) sebanyak 5-10 tetes

5. Diaduk sampai mengumpal

6. Diambil gumpalan dan ditambahkan etanol sebanyak 30 mL

7. Disaring dengan kertas saring melalui corong buchner

8. Dicuci dengan etanol-eter sebanyak 20 mL

9. Dicuci dengan eter sebanyak 50 mL

10. Dikeringkan dan ditimbang

11. Dihitung randemen kasein susu

2.2 Isolasi Protein Whey

Larutan yang tersisa setelah kasein dipresipitasi dari susu disebut 1.

whey. Protein susu yang berada dalam whey disebut protein whey atau protein

serum non casein nitrogen. Protein whey terdiri dari beberapa komponen

protein yang berbentuk globuler dan labil terhadap kondisi panas, termasuk β-

laktoglobulin, α-laktoglobulin, bovine serum albumin, proteosa- pepton, dan

imunoglobulin. Protein whey merupakan protein globuler dimana kebanyakan

gugus hidrofobik dan sulfidril berada dibagian dalam molekul.

Tujuan :

Untuk mengisolasi protein whey dari whey bubuk.Atau untuk mengetahui

kandungan protein whey dari whey bubuk.

Page 20: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 20 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

Prinsip Kerja :

Dengan sentrifugasi larutan whey pada titik isoelektrik (PH 4,2) maka protein

whey akan terpisah dengan zat lain.

Alat :

1. Gelas kimia

2. Beaker glass

3. Erlenmeyer

4. Indicator pH

5. Pipet tetes

6. Sentrifugasi

7. Tabung sentrifugator

8. Timbangan analitik

Bahan :

1. Whey bubuk (susu alemen)

2. Aquadest

3. HCl 1 N

4. NaOH 1 N

Prosedur Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dilarutkan 50 gram whey bubuk dengan aquadest 100 mL (1:2)

3. Didiamkan hingga terbentuk 3 lapisan

4. Diambil lapisan yang tengah

5. Diatur pada pH 4,2 dengan menambahkan HCl 1 N jika kelebihan di atur

dengan menambahkan NaOH 1 N (digunakan indicator pH)

6. Ditimbang tabung sentrifugator kemudian ditambahkan larutan whey

sebanyak 7 gram

7. Disentrifugasi kecepatan 5000 rpm selama 15-30 menit

8. Dibuang larutan (supernatan) dan diambil pellet (endapan)

9. Dioven selam 10-15 menit

10. Ditimbang dan dihitung rendemen protein whey

Page 21: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 21 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

BAB III. LIPID

Dasar Teori

Lipid adalah golongan senyawa organik yang terdapat di alam, merupakan suatu

komponen makanan untuk makhluk hidup. Lipid penting bagi manusia, sehubungan

dengan beberapa vitamin yang larut dalam lipid (A, D, E dan K) maka lipid dapat

digunakan oleh tubuh di samping untuk memenuhi kebutuhan lemak esensial, juga

merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding karbohidrat dan protein.

Lipid merupakan senyawa ester dari asam lemak rantai panjang, sehingga lipid

bersifat tidak larut dalam air, tetapi larut di dalam pelarut organik, seperti aseton, alkohol,

kloroform atau benzen. Lipid yang terdapat pada jaringan hewan dan tumbuhan dapat

diekstraksi dengan pelarut organik.

Lipid dapat dikelompokkan dalam dua golongan utama, yaitu lipid sederhana dan

senyawa 13. lipid kompleks. Steroid dan vitamin yang larut dalam lipid juga digolongkan

dalam turunan lipid.

Lemak dan minyak merupakan lipid sederhana. Lemak pada suhu kamar berbentuk

padat, sedangkan minyak pada suhu kamar berbentuk cair. Lemak dan minyak

merupakan bagian terbesar dan terpenting dari bahan makanan. Lipid terdapat pada

hampir semua bahan makanan dengan kandungan yang berbeda-beda.

Lemak adalah ester yang terbentuk oleh kondensasi dari tiga molekul asam lemak

dengan satu molekul trihidroksi alkohol, gliserol. Apabila asam lemak ditulis dengan

rumus asam lemak RCOOH, pembentukan lemak adalah sebagai berikut:

CH2OH CH2OOCR

I I

CHOH + HOOCR ------------ 3H2O

I I

CH2OH CH2OOCR

Gliserol Asam Lemak Trigliserida

Tiga asam lemak penyusunnya dalam hal ini tidak harus semuanya sama, tiga asam

lemak yang berbeda satu sama lain dapat berkondensasi dengan satu molekul gliserol.

Asam lemak yang terpenting yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan adalah asam butirat,

asam kaproat, asam palmitat, asam stearat dan asam oleat.

3.1 Analisis Kualitas Lipid

3.1.1 Kelarutan Lipid

Salah satu karakteristik lipid adalah mempunyai kelarutan yang berbeda,

dari sifat ini dapat dijadikan dasar untuk mengekstraksi lipid dari bahan

hidup. Pada umumnya lipid larut dalam etanol 95% (v/v), tetapi dengan

penambahan air dapat membentuk 22. emulsi.

Tujuan :

Untuk mengetahui kelarutan berbagai macam lipid dengan berbagai

Page 22: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 22 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

macam pelarut polar maupaun non-polar.

Prinsip Kerja :

Lipid akan larut pada pelarut non-polar, karena lipid bersifat non-polar.

Akan terjadi emulsi jika dilarutkan dengan pelarut polar.

Alat :

1. Beaker glass

2. Tabung reaksi

3. Rak

4. Pipet tetes

5. Kertas saring

Bahan :

1. Lipid (lemak dan minyak) meliputi minyak goring, olive oil, mentega,

margarin

2. Pelarut (aquadest, etanol, eter, dan aseton)

Prosedur Kerja :

a. Kelarutan lipid

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan 2 mL sampel lipid pada tabung reaksi

3. Ditambahkan 2 mL pelarut

4. Dihomogenkan

5. Diamati kelarutan lipid pada pelarut

b. Kelarutan lipid

1. Diteteskan 1 tetes larutan lipid diatas kertas saring

2. Dibiarkan kering

3. Diamati pembentukan noda yg terjadi

Tabel hasil pengamatan :

Lar. Lipid Hasil dari + Pelarut yang berbeda

Aquades Aseton Etanol

3.2 Analisa Kualitas Lipid

3.2.1 Penentuan Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas (ALB) adalah suatu asam yang dibebaskan pada proses

hidrolisis lemak oleh enzim. Proses hidrolisis dikatalisis oleh enzim lipase

yang juga terdapat dalam buah, tetapi berada diluar sel yang mengandung

Page 23: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 23 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

minyak. Jika dinding sel pecah atau rusak karena proses pembusukan atau

karena pelukaan mekanik, tergores atau memar karena benturan, enzim akan

bersinggungan dengan minyak dan reaksi hidrolisis akan berlangsung dengan

cepat sehingga membentuk gliserol dan asam lemak bebas.

Tujuan :

Menghitung kadar asam lemak bebas pada minyak.

Prinsip Kerja :

Minyak yang dilarutkan dengan etanol akan membebaskan asam lemak

bebas. Kadar asam lemak bebas ditentukan dengan jumlah titrasi NaOH

yang digunakan.

Alat :

1. Timbangan

2. Pipet tetes

3. Beaker glass

4. Buret dan penyangga

5. Erlenmeyer

Bahan :

1. Minyak kelapa (minyak sawit)

2. Etanol 95 %

3. Indicator PP 1 %

4. NaOH 0,1 N

Prosedur Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang 10 mL minyak

3. Ditambahkan 10 mL etanol 95%

4. Ditambahkan 5 tetes pp 1%

5. Dititrasikan dengan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna

menjadi merah muda

6. Dicatat volume NaOH yang digunakan untuk titrasi

7. Dihitung kadar FFA

Perhitungan :

mL NaOH x N NaOH x BM Asam Lemak

Kadar FFA = ---------------------- --------------------------------x 100%

Berat sampel (gram) x 1000

Page 24: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 24 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

BAB IV. ENZIM

Dasar Teori

Makhluk hidup dapat memperoleh dan menggunakan energi dengan cepat

disebabkan adanya enzim (biokatalisator). Seperti halnya katalis anorganik, enzim

dapat mempercepat reaksi, tetapi tidak mempengaruhi kesetimbangan akhir, untuk

transformasi sejumlah besar molekul hanya diperlukan sejumlah kecil enzim.

Perbedaan antara enzim dengan katalis anorganik ialah enzim bekerja hanya pada

satu macam reaksi dan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat, pH, suhu dan

kofaktor. Apabila dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim, konsentrasi substrat

tetap dan dalam jumlah yang besar, maka keadaan awal reaksi dinyatakan dengan

persamaan:

V1 = k1 [S] [E]

[S] = constant, maka V1 = k [E]

jadi kecepatan reaksi sebanding dengan kadar enzim, tapi bila kesetimbangan telah

tercapai maka:

[E] [P] [P] P = produk

Keq = ------------- = ------ E = enzim

[E] [S] [S] S = substrat

Dari persamaan dapat dilihat, pada saat kesetimbangan reaksi tercapai, enzim tidak

berpengaruh lagi.

Penambahan substrat, pada saat kadar substrat masih kecil, akan dapat

mempercepat kecepatan reaksi sampai kecepatan maksimum tercapai yaitu pada saat

enzim sudah jenuh. Penambahan substrat selanjutnya tidak akan dapat meningkatkan

kecepatan reaksi. pH dapat mempengaruhi kerja enzim karena pH akan menyebabkan

perubahan struktur intramolekuler enzim dan apabila perubahan terlalu besar dapat

terjadi denaturasi, sehingga enzim akan kehilangan aktivitasnya. Sesuai dengan

hukum kinetika, maka makin tinggi suhu, kecepatan reaksi enzimatik juga semakin

tinggi. Kenaikan kecepatan reaksi akan diikuti penurunan apabila fungsi dan

aktivitasnya menurun. Berdasarkan macam reaksi yang dikatalisis, enzim dapat

dikelompokkan ke dalam 6 jenis yaitu: oksidoreduktase, transferase, hidrolase,

liase, isomerase dan ligase.

4.1. Uji Katalase

Katalase adalah enzim yang terdapat di dalam hampir semua sel hidup,

dapat mengkatalase penguraian H2O2. Enzim katalase ini di dalam air susu

dibentuk oleh sel-sel terutama oleh leukosit (sel darah putih) dan juga oleh

kuman-kuman. Enzim ini dapat membebaskan O2 dari larutan H2O2, kemudian

volume gas oksigen diukur.

Tujuan :

Untuk menganalisa reaksi enzim katalase pada hati.

Page 25: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 25 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

Menganalisa pengaruh jumlah substrat terhadap aktivitas kerja enzim katalase.

Prinsip Kerja :

Aktifitas kerja suatu enzim dipengaruhi oleh jumlah subtrat yang ada.

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Rak

3. Cutter

4. Timbangan

5. Kapas

6. Incubator 370

7. Bunsen dan korek api

8. Lidi

9. Stopwatch

Bahan :

1. Hati ayam

2. H2O20,5 % dan H2O21 %

Prosedur Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang hati ayam sebanyak 5 gram dan 10 gram

3. Dimasukkan pada tabung reaksi

3. Ditambahkan H2O20,5 % dan H2O21 % sebanyak 2 mL

4. Ditutup dengan kapas hingga rapat

5. Diinkubasi selama 5-10 menit pada 370

6. Dites jumlah oksigen yang terbentuk dengan lama nyala lidi

7. Dicatat waktu nyala api

Tabel hasil pengamatan :

Subtract H2O2 0,5 % H2O2 1 %

4.2. Uji Peroksidase

Air susu mentah mengandung enzim peroksidase, yang akan rusak pada

pemanasan 77-880C. Enzim ini membebaskan atom-atom oksigen dari larutan

peroksida yang ditambahkan di dalam air susu. Oksigen akan bersenyawa

dengan zat pemulas sehingga warnamya berubah.

Tujuan :

Menganalisa aktifitas kerja enzim peroksidase pada susu dengan pengaruh tingkat

keasaman subtract

Page 26: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 26 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

Prinsip Kerja :

Keasaman akan mempengaruhi aktifitas kerja enzim.

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Rak

3. Cutter

4. Timbangan

5. Kapas

6. Incubator 370

7. Bunsen dan korek api

8. Lidi

9. Stopwatch

Bahan :

1. Susu segar

2. H2O21 %

3. NaOH 1 N dan HCl 1 N

Prosedur Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan 2 mL susu segar dalam tabung reaksi

3. Ditambahkan 1 mL NaOH 1 N, HCl 1 N serta tanpa penambahan

4. Ditambahkan 1 mL H2O21 %

5. Ditutup dengan kapas hingga rapat

6. Diincubasi selama 5-10 menit pada 370

7. Dites jumlah oksigen yang terbentuk dengan lama nyala lidi

8. Dicatat waktu nyala api

Tabel hasil pengamatan :

Subtract H2O2 1 %

Page 27: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 27 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

BAB V VITAMIN

Dasar Teori

Vitamin merupakan suatu molekul organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam

jumlah kecil, berfungsi sebagai koenzim pada reaksi metabolisme. Vitamin umumnya

tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia, karena itu vitamin harus diperoleh dari bahan

pangan yang dikonsumsi. Khusus untuk vitamin D dapat dibuat di dalam kulit,

asalkan kulit mendapat kesempatan yang cukup untuk terkena sinar matahari.

Vitamin C, salah satu vitamin yang tergolong larut dalam air dapat berbentuk L-

asam askorbat dan asam dehidroaskorbat, yang keduanya mempunyai keaktifan

vitamin C. Vitamin C disintesis secara alami baik dalam tanaman ataupun hewan.

Vitamin C mudah teroksidasi, yang dapat dipercepat dengan adanya panas, sinar,

alkali, enzim, oksidator serta katalis tembaga dan besi.

Vitamin C dapat terserap sangat cepat dari alat pencernaan, masuk ke dalam

saluran darah dan dibagikan ke seluruh jaringan tubuh. Kelebihan vitamin C dibuang

melalui air kemih.

Jeruk sebagai salah satu sumber vitamin C, dengan kandungan yang berbeda pada

buah yang mentah dan buah yang sudah tua. Semakin tua buah semakin berkurang

kandungan vitamin C-nya.

5.1 PENENTUAN KADAR VITAMIN C

Kadar vitamin C ditentukan dengan cara iodometri, dimana vitamin C

mereduksi I2 menjadi I-. Titik akhir ditentukan dari warna biru amilum.

Tujuan :

Untuk menganalisa kadar vitamin C pada suata bahan.

Prinsip Kerja :

Penentuan kadar vitamin C dengan iodometri atau titrasi dengan menggunakan

iodin.

Alat :

1. Pisau atau cutter

2. Timbangan

3. Kain saring

4. Corong

5. Labu ukur

6. Erlenmeyer

7. Beaker glass

8. Buret dan penyangga

Bahan :

1. Jeruk atau tomat

2. Aquades

Page 28: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 28 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

3. Larutan amilum 1%

4. Larutan iodine 0,01 N

Prosedur Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dipotong dan ditimbang jeruk atau tomat 10-30 gram

3. Diperas jeruk atau tomat dan disaring dengan kain saring melalui corong pada

labu ukur

4. Ditambahkan aquadest sampai 100 mL dan dihomogenkan

5. Diambil 5-25 mL filtrate dimasukkan Erlenmeyer

6. Ditambahkan dengan 2 mL larutan amilum 1 % dan 20 ml aquades

7. Dititrasi dengan larutan iodine 0,01 N

8. Dihitung jumlah larutan iodine yang digunakan

9. Dihitung kadar vitamin C

Perhitungan:

a mg = V (iodine) x N (Iodine) / 0,01 X 0,88 mg

Kadar vit. C = 100 x a X 100% / V sampel x berat sampel (mg)

Page 29: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PETERNAKAN...mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah Biokimia. Materi yang disajiakan dalam buku ini yakni berisi cara-cara sederhana

Buku Petunjuk Praktikum Biokimia

Peternakan

Page 29 of 29

Laboratorium Biokimia

Program Studi S1 Peternakan

Program Studi S1 Peternakan UB

DAFTAR PUSTAKA

Al awaly, K. U. 2017. Protein pangan hasil ternak dan aplikasinya. UB Press.

Malang.

Lehninger, A.L. 1995. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Muchtadi,

D., Palupi S.R dan Astawan, M. 1992. Enzim dalam Industri

Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor.

Poedjiadi, A., Titin Supriyanti F.M. 1994. Dasar- Dasar Biokimia. UI Press.

Jakarta

Nuryanto, E., I. Pradiko, dan Z.P.S. Nasution. 2016. Pemanfaatan Ekstrak Biji

Alpukat (Persea Americana Mill) Untuk Menurunkan Kandungan Asam

Lemak Bebas (Alb) Di Dalam Minyak Sawit Mentah. Jurnal Pen. Kelapa

Sawit. 24(2): 97-102.

Purnomo, H., Indratiningsih, Sugitha, I.M dan Rihastuti, R.A., 1996. Rekayasa

Paket Teknologi Produksi Starter dan Enzim Mikroba dan Paket

Aplikasinya pada Pengolahan Susu. UMM Press. Malang.

Rahayu, K. 1982. Isolasi dan Pengujian Aktivitas Enzim. PAU UGM.

Yogyakarta.

Sasmito. 1990. Enzim Amobil. PAU Bioteknologi UGM. Yogyakarta.

Sudarmadji, S., Haryono, B dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa Untuk

Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta

-------------------, 1995. Teknik Analisa Biokimiawi. Liberty. Yogyakarta.

Suhartono, M.T. 1989. Enzim dan Bioteknologi. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. IPB Bogor.

Tranggono, Setiaji, B., Suhardi, Sudarmanto, Marsono, Y., Murdiati, A., Utami,

I.S. dan Suparmo, 1989. Petunjuk Laboratorium Biokimia Pangan. PAU

Pangan Gizi UGM. Yogyakarta.

Wang, N.S. 2006. Enzyme Immobilization Protocol Entrapment in Alginate Gel.

http://www.glue.umd.edu/~nsw/ench485/lab7b. htm. Diakses tanggal 12

Desember 2005.

Winarno, F.G. 1984. Enzim Pangan. Gramedia. Jakarta.