budi sudarsono *) - digilib.batan.go.iddigilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

16
BEBERAPA ASPEK PEMI LI HAN J ENIS PLTN BUDI SUDARSONO *) PENDAHULUAN 1. Seminar Ekonomi dan Teknologi PLTN tahun 1973 di Bandung telah membenarkan bahwa introduksi PLTN akan terj adi dal am tahun 1980_an, khususnya pada saat iaringan listrik di Pulau Jawa yang sudah akan di interkoneksikan mencapai kapasitas terpasang sekitar 3000 Mwe. Perkembangan yang terjadi sejak Seminar tersebut dalam harga minyak bumi di dunia telah lebih mendorong kita untuk mempercepat introduksi PLTN, mengingat pentingnya usaha untuk menggantikan penggunaan minyak yang merupakan sumber utama devisa kita. Akan tetapi introduksi PLTN tetap akan ditentukan oleh faktor_faktor diluar masalah minyak, yakni : a) tersedianya jaringan Iistrik di pulau Jawa sebesar sekurang_kurangnya 3000 Mw, untuk keandalan sistim, b) berhasil nya diadakan pembiayaan mel al ui kredit yang syarat_syaratnya tidak memberatkan. c) adanya kesediaan manufacturer PLTN atau kontraktor pembangunan PLTN untuk membuat / membangun PLTN yang ukurannya sesuai dengan kebutuhan dan dengan harga yang Iayak • Faktor a) adalah soal waktu saja; kemungkinan pada tahun 1985 hal ini sudah tercapai. Faktor b) adalah soal perjuangan kita diforum internasional dan kiranya tak ada alasan untuk meragukan kemungkinan diperol ehnya kredit, setidak_tidaknya untuk PLTN pertama. Tetapi faktor c) juga turut menentukan; ditahun_tahun yang silam beberapa manufacturer masih bersedia mengadakan kontrak PUN. berukuran dibawah 500 Mw, kini PLTN dipesan hanya untuk ukuran diatas 500 Mw dan tak mustahil, dengan perkembangan krisis minyak tahun 1973 serta akibatnya, maka ukuran PLTN untuk tahun 1985 dan selanjutnya akan mempunyoi kapasitas minimal 800 Mw. 2. Mengingat sudah dapat dipastikan bahwa PLTN akan dibangun dalam tahun 1980_an, maka kiranya sudah tiba waktunya masalah penentuan pemilihan jenis PLTN *) Sekretariat BA TAN 154

Upload: vophuc

Post on 10-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BEBERAPA ASPEK PEMI LI HAN J ENIS PLTN

BUDI SUDARSONO *)

PENDAHULUAN

1. Seminar Ekonomi dan Teknologi PLTN tahun 1973 di Bandung telah membenarkanbahwa introduksi PLTN akan terj adi dal am tahun 1980_an, khususnya pada saat

iaringan listrik di Pulau Jawa yang sudah akan di interkoneksikan mencapai kapasitasterpasang sekitar 3000 Mwe. Perkembangan yang terjadi sejak Seminar tersebut dalamharga minyak bumi di dunia telah lebih mendorong kita untuk mempercepat introduksiPLTN, mengingat pentingnya usaha untuk menggantikan penggunaan minyak yangmerupakan sumber utama devisa kita.Akan tetapi introduksi PLTN tetap akan ditentukan oleh faktor_faktor diluar masalahminyak, yakni :

a) tersedianya jaringan Iistrik di pulau Jawa sebesar sekurang_kurangnya 3000 Mw,untuk keandalan sistim,

b) berhasil nya diadakan pembiayaan mel al ui kredit yang syarat_syaratnya tidakmemberatkan.

c) adanya kesediaan manufacturer PLTN atau kontraktor pembangunan PLTN untukmembuat / membangun PLTN yang ukurannya sesuai dengan kebutuhan dan denganharga yang Iayak •

Faktor a) adalah soal waktu saja; kemungkinan pada tahun 1985 hal ini sudah tercapai.Faktor b) adalah soal perjuangan kita diforum internasional dan kiranya tak adaalasan untuk meragukan kemungkinan diperol ehnya kredit, setidak_tidaknya untuk PLTNpertama. Tetapi faktor c) juga turut menentukan; ditahun_tahun yang silam beberapamanufacturer masih bersedia mengadakan kontrak PUN. berukuran dibawah 500 Mw,kini PLTN dipesan hanya untuk ukuran diatas 500 Mw dan tak mustahil, denganperkembangan krisis minyak tahun 1973 serta akibatnya, maka ukuran PLTN untuk tahun1985 dan selanjutnya akan mempunyoi kapasitas minimal 800 Mw.

2. Mengingat sudah dapat dipastikan bahwa PLTN akan dibangun dalam tahun 1980_an,maka kiranya sudah tiba waktunya masalah penentuan pemilihan jenis PLTN

*) Sekretariat BA TAN

154

mendapatkan perhatian kita. Prasaran ini dimaksudkan untuk mengetengahkan berbagai

faktor yang turut mempengoruhi pemilihan jenis PLTN. Sebelumnya, disini ingin

dikemukakan bahwa pemil ihan tersebut secora proseduril dapat dil akukan pada waktu

tahap menilai penaworan_penawaran untuk kontrak PLTN. Karena itu maka ada dua

al ternatip penaworan: tender untuk semua jenis PL TN atau tender untuk satu jenis PLTN

(setelah pemilihan jenis PLTN), disamping adanya alternatip contract negotiation (juga

setel ah jenis PLTN dipil ih). Semua 01 ternatip i ni akan tergantung pula pada cara/sumber

pembiayaan. Didalam praktek ado kemungkinan bahwa cara/sumber pembiayaan turut

menentukan pilihan jenis PLTN. Sebaliknya pertimbangan mengenai pemilihan jenis PLTN

akan dapat menunjukkan bagai mana seyogyanya ki ta mengusahakan pembiayaan PLTN.

FAKTOR_FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN JENIS PLTN

3. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi pemil ihan jenis PLTN dapatl ah didaftarkan

sebagai berikut :

I. Faktor _faktor Ekonomi

II. Faktor Teknis

III. Faktor Politis

IV. Pemilihan sistim reaktor dan siklus (dour) bahanbakar.

SISTIM REAKTOR DAN SIKLUS BAHAN BAKAR

4. Pemilihari jenis PLTN adalah identik dengan pemilihan sistim reaktor, don apabilakita berbicara mengenai sistim reaktor maka haruslah kita bahas siklus (dour) bahan

bakar karena keduanya erat terjalin. Diantara sekian banyaknya kemungkinan untuk

menciptakan sistim reaktor berdasarkan pada bahan_bahan moderator, bentuk kimiawi

bahan bakar, pendingin, ds!. bahan bakarnya sendiri dapat berupa uranium alam atau

uranium kayo (enriched uranium). Skema sikl us bahan bakar dapat dil ukiskan sebagaiberikut :

i) Siklus uranium kaya A _ B _ C _ D

ii) Siklus uranium alam A _ C

A adalah Bahan Galian Pertambangan - Yellow cake

B adalah Konversi ke UFs _ EnrichmentC adalah Pembuatan U02 _ Fabrikasi batang bahanbakar - Reaktor - Penyimpanan

D adal ah Pengol ahan ul ang _ Pembuangan / penyi mpanan sampah

Sisa U_235 ke Konversi UF s (?)Ekstraksi Pu

Sebagaimana diketahui sistim reaktor yang memakai siklus i) adalah LWR (PWR dan BWR)

AGR, SGHWR, HTR, sedang yang memakai siklus ii) hanyalah Magnox dan Candu

(PHWR). Pertimbangan yang menyangkut pilihan siklus akan diuraikan dibawah; disini

ingin ditunjukkan bahwa diantara kedua alternatip tersebut, alternatip i) memerlukan

investasi jauh lebih besar, terutama untuk tahap B, sehingga jika kita pilih maka kita

selamanya tergantung pada luar negeri, sedangkan alternatip ii) merupakan siklusterbuka don i nvestasi yang diper! ukan masi h dal am jangkauan negara berkembang asal

program PLT N cukup besar.Berikut ini dilukis secara singkat tiap bagian daripada siklus bahan bakar (Iihat karya

Griffiths, Ref.2).

155

Pengadaan Uranium

Publikasi terbaru dari OECD_NEA don IAEA mengenai Uranium Resources, Production

and Demond (Ref.l ) melaporkan perkiraan sumber_sumber uranium, baik untuk hargakurang dari $ 10/lb maupun untuk harga antara $ 10 don $ 15/fb (Iihat lampiran 1).Selain itu juga diperkirakan permintaan akan uranium sampai tahun 1990 (lihatlampiran 2). Dari kedua keterangan ini dapat disimpulkan bahwa ado kemungkinandalam tahun 1980_an terjadi sedikit kekurangan dalam pengadaan yang tentunya akanmendorong usaha pencarian yang Iebih hebat karena kenaikan harga. Perkembanganpada akhir tahun 1973 mengenai harga minyak telah mendorong lebih keras lagikenaikan harga uranium. Dalam jangka panjang, kiranya tidak akan terjadi kekuranganuranium. Lampiran 1 juga menunjukkan bahwa sebagian besar uranium hingga kiniterdapat di 7 negara soja.Kebutuhan ok on uranium untuk PLTN diberikan dalam Tabel berikut (Ref .2)(untuk satuan 500 Mw).

PWR

BWR

Candu PHW

Muatan awal

lb. U3 Os/ Mwe

1.200

1.280

480

Penggantian tahunanlb. U30s/Mwe pada

Lb. 70%

400

370

300

CA TA TAN: untuk PWR dan BWR dianggap uranium hasil pengolahan_ulang dipakai kembali.

Konversi ke UF6

Suatu pabrik konversi memerlukan modal sekitar $ 15 juta untuk kapasitas kira_kira2000 ton U/tahun. Banyak perusahaan dinegara-negara Amerika Serikat, Inggeris,Kanada don Perancis berkecimpung dalam bidang ini don ongkos jasanya berkisorsek itar $ 3/kg U.

Enrichment

Pabrik diffusi gas soot ini hanya terdapat di Amerika Serikat, Uni_Sovyet, Inggeris donPerancis, don yang mel ayani kebutuhan PLTN LWR soot ini praktis hanyalah ketigapabrik di A.S. yang memakan modal $ 2,3 milyard. Uni Sovyet juga telah memulaipelayanan dibidang ini untuk Perancis don Jerman Borat. Perancis bersama beberapanegara Eropa akan membangun satu pabrik dengan kapasitas 9000 ton/tahun yangdiperkirakan selesai tahun 1979.Sebuah proses lain (ultra centrifuge) telah berhasil dikembangkan oleh URENCO(kerjasama Inggeris, Belanda don Jerman Barat) don diharapkan tahun 1985 mencapaikapasitas 10.000 ton tahun. Afrika Sel atan juga dikabarkan mempunyai proses baru.Adanya kemungkinan kekurangan kapasitas dibidang enrichment (I ihat lampiran 3 darireLl) sudah tentu akan mempengaruhi keputusan tentang pemilihan jenis. Selain dariitu pihak pemilik PLTN yang menginginkan jasa enrichment dari Amerika Serikatsekarang diharuskan membuat perjanjian 10 tahun sebel umnya don membayar (sebagian)dimuka, kedua_duanya memberatkan negara berkembang.

Fabrikasi Bohon Bokor

Modal untuk membangun sebuah pabrik pembuatan batang/elemen bahan bakar tidakterlalu besar, yaitu sekitar $ 9 juta {untuk 100 ton/tahun b.b LWR atau 200 ton/tahun

156

b.b. PHWR). Soot ini sudah banyak perusahaan_perusahaan yang membuat elemen b.b.sehingga persai ngan selal u akan dapat menekan harga. Untuk sel uruh masa_manfaat PLTNbiaya bahan bakar berjumlah kira_kira separoh dari modal untuk PLTN. sehingga akanmenguntungkan apabila dibangun pabrik sendiri bila PLTN_nya sudah melebihi kapasitas1000 Mw.

Pengangkutan

Ongkos pengangkutan elemen b.b. bekas (spent fuel) dapat menjadi relatip besardibandingkan dengan misalnya ongkos pengolahan_ulang. Hal ini disebabkan olehpersyaralan_persyaratan untuk container_nya. (menjadi W _ 70 ton dengan isi b.b.hanya 31/2 ton).

Pengolahan_ulang

Pabrik pengolahan_ulang memerlukan modal yang amat besar karena semua prosesberlangsung dibalik perisai tebal secara remote control.Dari konperensi ke_6 JA IF diperol eh angka sebagai berikut :

Kapasitas

ton/ hari

5 ton / hari

Modal investasi

$ 45 juta

$ 88 juta

Biaya pengolahan

$ 88/kg

$ 33/kg

CATATAN: kapasitas 1 ton/hari dapat meloyoni b.b. dori LWR dengon kopositos10.000 sompoi 12.000 Mw.

FAKTOR_FAKTOR EKONOMI

Diantara faktor_faktor yang terpenting ialah

i) ongkos pembangkitanii) modal, don

iii) devisa.

Ongkos Pembangkitan

Komponen biaya atau ongkos madal dalam ongkos pembangkitan PLTN dikenalsebagai komponen terbesar. Diantara berbagai jenis PLTN, komponen ongkos modaldalam ongkos pembangkitan PLTN HWR secara proporsionil adalah yang tertinggi.Sebagai contoh dapat dikutip (dari Thomas Ref. 3 ) disini ongkos yang disajikan bulanDesember 1973 :

Ongkos Pembangkitan PLTN Pickeringmills/kwh

Modal

o & M

HW upkeep

Bahan Bokor

4.W

0.54

0.20

0.88

6.22

157

Dengan demikian ongkos modal adalah 74% dari ongkos pembangJdtan. Sebagai

perbandingan dapat diambil contoh ongkos bahan bakar untuk PWR sebesar 1.78mills/kwh, yang berarti ongkos modal kurang dari 4.0 mills/kwh apabila PWR don HWR

menghasilkan ongkos pembangkitan yang soma.Dari diskusi singkat ini jelas bahwa perbedaan ongkos pembangkitan LWR (BWR

dianggap hampir soma dengan PWR) don HWR akan ditentukan oleh cora menghitungongkos modal : untuk PWR dengan harga satuan ($/kw) yang lebih rendah, makabunga modal tinggi dan faktor beban rendah akan menguntungkan dalam persaingandengan HWR; sebal iknya bil a bunga modal rendah don faktor beban tinggi, perhitunganuntuk HWR lebih memberi peluang untuk ongkos pembangkit yang lebih rendah daripadaLWR.

Modal

Seperti telah disebut di atas modal yang diperlukan untuk membangun jenis HWRlebih besar daripada jenis LWR untuk ukuran PLTN yang sama. Tetapi amat sulituntuk memperoleh keterangan berapa prosen lebih besar (yang benar_benar dipercaya)karena hanya dapat diperol eh melal ui suatu pel elangan. Sekedar sebagai contoh,disini dapat kami kemukakan penawaran PLTN HWR untuk Argentina (Maret 1973)sebesar $ 240 juta untuk 600 Mw (tanpa harga/modal untuk air berat). Dengan airberat, ini berarti kurang lebih $ 470jkw. Sedang survey Pasar PLTN oleh IAEAmendapatkan $ 460/kw untuk PWR dengan satuan yang sama di Amerika Serikat(ORCOST_3) pada 1_1_1973 (ref A).

Perti mbangan mengenai modal ini sudah barang tentu suatu pertimbangan yang amatpenting bagi negara berkembang yang banyak kekurangan modal.

Devisa

Sekalipun ongkos modal HWR lebih tinggi daripada PWR, akan tetapi jika dilihatsel uruh ongkos_ongkos sel ama masa manfaat PLTN maka penggunaan devisa untuk--HWRlebih kecil dibandingkan dengan PWR. Hal ini disebabkan komponen devisa didalamongkos bahan bakar untuk PWR jauh lebih tinggi karena sekurang_kurangnya biayo_biaya konversi don enrichment harus dilakukan diluar negeri.

Pertimbangan mengenai masa_manfaat PLTN ini seharusnya mendorong kita untukmembuat studi ten tang optimization daripada suatu sistim jaringan untuk suatu jangkawaktu tertentu, seperti yang pernah dilaporkan dalam Seminar Tenaga Nuklir diYogyakarta tahun 1970 mengenai hasil studi jaringan Jerman Barat untuk masa1970_2000.

FAKTOR_FAKTOR TEKNIS

Salah satu pertanyaan yang mungkin timbul mengenai sistim reaktor ialah apakahia merupakan suatu "proven system", artinya dapat diciptakan (design), dibangundan kemudian beroperasi secara memuaskan sesuai dengan rencana semula don dapatdiandalkan. Para ahli yang turut didalam pemberian Kursus Briefing IAEA di Bangkokbulan Desember 1973 berpendapat bahwa saat ini belum ado sistim reaktor yang"fully proven".

Prestasi daripada PLTN secara kesel uruhan memang bel um dapat dikatakan amatmemuaskan. Hal ini dapat dilihat dari lampiran 4 dan 5 (dari ref.6) yang menunjukkansangat sedikitnya PLTN yang berhasil dipergunakan dengan faktor beban, 80% keatassepanjang mesa _ operasinya, (Iihat lampiran 6 dari majalah Nuclear EngineeringInternational, November 1973). Periode awal 3 _ 4 tahun senantiasa telah dihadapidengan berbagai kesul itan atau kesukaran teknis. PLTN di Kanada merupakan

158

pengecualian, akan tetapi jumlahnya masih sedikit untuk membuat pernyataan positip(lampiran 7 dari Ref.3). Namun harus diingat pula bahwa PLTU dengan ukuranbesar pun mengalami kesul itan/kerusakan teknis dalam operasi awal nya.

Menurut Prestell e (Ref.5) masalah_masalah teknis yang mempengaruhi prestasi LWRdewasa ini adalah terutama

1. Fuel densifi cation

2. CIaddi ng separation in steam generators3. Ma in Steam Reiief System Fai lures4. Main Condensor Circulating Water System Failure.

Ditinjau dari jumlah outage selama tahun 1972 (untuk sejumlah 19 PLTN tertentu),yang paling sering menyebabkan outage ialah valves & pump seals (44 kali), yangpal ing sedik it steam generators & condensers (12 kal i ). Akan tetapi Iamanya outageadalah 3.045 jam yang berasal dari kerusakan dalam steam generators & condensors,sedang untuk dari val ves & pumps 2.443 jam. Control Rods & Associated Equipmentmenyebabkan 12 outage dengan duration 2.097 jam. Dari keterangan ini, terl ihat bahwasebagian besar outage adalah dalam bagian yang non_nuklir. Dengan pengalamanselama beberapa tahun ini diharapkan prestasi dikemudian hari akan lebih baik lagi.

Mengenai PLTN jenis GCR, secara singkat dapat dikemukakan bahwa seri Magnoxyang dewasa ini mengambil peranan 10% dalam produksi listrik di Inggeris secarateknis dapat dimasukkan kedalam kategori "proven system". Hanya kini tak dibangunlagi karena biayanya terlalu tinggi (don bunga modal kini tidak lagi 5%). Seri AGRyang sedang dibangun ternyata mengalami banyak kesukaran dalam pembangunannya,sehingga beberapa bulan yang telah lalu Pemerintah Inggeris telah membentuk sebuah

Nuclear Advisory Board untuk memberi saran kepada Pemerintah Inggeris mengenai jenisPLTN yang dibangun setelah seri AGR ini. Sebuah keputusan harus segera diambilapakah Inggeris akan mengikuti jejak Perancis yang telah meninggalkan program GCR.

Dari lampiran 7 terl ihat prestasi PLTN Pickering yang amat memuaskan. Sebuahcatatan yang perlu dikemukakan disini ialah amat terlambatnya penyelesaianpembangunan PLTN tersebut. Sebuah PLTN untuk "demonstrasi", yakni NPD_DouglasPoi nt, telah mengaiami berbagai probl ema kebocoran air berat, stabil itas & getaranelement bahan bokor, dll. selama kira_kira 8 tahun sebelum pemecahan yang memuaskannampaknya di temukan.

MASALAH POLlTIK

Persoalan politik sangat terjalin erat dengan pembangunan PLTN. KetergantunganLWR pada iasa negara_negara maj u untuk konversi don enri chment dapat mel emahkanminot negara berkembang untuk memilih jenis ini, seperti halnya .:Iengan India,Pakistan, Argentina, don baru_baru ini Korea Selatan yang telah "merubah haluan".Sebaliknya Taiwan don mungkin Thailand don Pilipina tak akan segan-segan memilihLWR.

Sumber pembiayaan untuk proyek pembangunan PLTN, seperti hal nya pembiayaansektor tenaga listrik dalam PEtiTA I don II, juga akan merupakan masolah yang

menyangkut politik luar negefi kita. Seperti telah dikemukakan diatas tidak mustahilsumber pembiayaan akan me'letukan pilihan jenis PLTN.

Suatu syarat pol itik yangJ harus diterima negara berkembang apakah memil ih LWRatau HWR, ialah menanda_tangani dan me_ratifikasikan Non Proliferation Treaty.Kiranya sulit bagi negara berkembang untuk mengelakkan syarat ini seperti yangdewasa ini nampaknya tengah dicoba oleh India, tanpa menderita kerugian berupapenundaan/hambatan terhadap program nukl ir .

159

Masalah politik dalam negeri pun ternyata tak dapat dipandang ringan. Berbagainegara menghadapi hambatan terhadap program nukl ir dalam menanggulangi masalah

Iingkungan dan keberatan pihak "environmental ist". Tekod serto dukungon Pemerintahsendiri dalam hal ini akan diuji selain dalam bidang ini juga dalam pertimbanganmengenai alokasi modal untuk pembangunan.

KESIMPULAN

Diantara berbagai jenis PLTN yang dapat dibangun di Indonesia, tiga jenis PLTNdapatlah dianggap sebagai calon utama : PWR, BWR dan HWR. Secara teknis masing_masing mempunyai keunggulan dan kelemahannya, dan secara ekonomis pilihan dapatdijatuhkan pada saat pelelangan. Akan tetapi pilihan mungkin akan lebih besarditentukan oleh pertimbangan_pertimbangan politis, baik yang menyangkut pengadaanuranium dan jasa enri chment maupun yang menyangkut penyediaan modal dan devisa.

DAFTAR PUSTAKA

1. Uranium, Resources Production and Demand, A Joint Report by the OECD NuclearEnergy Agency and the International Atomi c Energy Agency, August ; 973.

2. GRIFFITHS, D.R., The Nuclear Fuel Cycle, Basic Considerations in its Selection,Lecture Notes, for IAEA Regional Survey & Briefing Course on theTechnical & Economic Aspects of Nuclear Power Development, Bangkok,December 1973.

3. THOMAS, W.R., Experience with Candu Nuclear Power Reactor, IAEA BriefingCourse, Bangkok, December 1973.

4. Market Survey for Nuclear Power in Developing Countries, General Report,International Atomic Energy Agency, September 1973.

5. PRESTELLE, Joseph A., Status of and Operating Experience with Light WaterReactor in the United States, IAEA Briefing Course, Bangkok, December1973.

6. CHASE, D.B.A., ILJAS, J., ROBERTS, T.J., SKJOLDE BRAND., R., Experienceof Nuclear Power Station Availability and Reability, IAEA BriefingCourse, Bangkok, December 1973.

160

£:

TABLE 1 ESTIMATED WORLD RESOURCES OF URANIUM (Data Available January 1973)

~

Price Range $ 1) 10/lb U30aPrice Range $ 10_15/lb U30aResources Reasonabl y Assured

Estimated AdditionalReasonabl y AssuredEstimated Addi tionalResources (Reserves)

ResourcesResourcesResources

Country

103 tonnes103 short103 tonnes103 short103 tonnes103 short103 tonnes103 short

uraniumtons U30auraniumtons U30auraniumtons U30auraniumtons U30a

Argentino

9.21214187.7102330Australia

719278.510229.538.32938Brazil

--2.52)3.30.70.9--

Canada185241190247122158219284

Central Afri can Republ ic310.5810.5----

Denmark (Greenland)5.67.01013----

Finland----1.31.7--

France36.647.524.331.520262532.5

Gabon202656.5--56.5

Indio----2.3

30.81

Italy

1.21.6------Japan

2.83.6--4.2504--

Mexi co1.01.3--0.91.2--

Niger4052202610131013

Portugal (Europe)

6049.35.97.711.31013

(Angola)

------1317South Afri co

2022638lOA6280.62633.8

Spain

8.511--7.710--Sweden

----2703514052

Turkey

2.22.8 -0.50.6--USA

2593375383)700141183231300

Yugoslavia

67.81013----Zaire

1.82.31.72.2----TOTAL (rounded)

86611269161191680884632821

1) $ Value of March 1973: 1 $ = 0.829 EMA u/a = 0.829 SDR (Special Drawing Rights). This $ value corresponds to $ 42.22 perfine ounce of gold.

2) Plus 70,000 tonres U by-product from phosphates.3) Plus 70,000 tonres U by-product from phosphate and copper production.

TABEL 12

ANNUAL WORLD URANIUM REQUIREMENTS

Assumi ng recycli ng of pi utoni um in LWRs: the use of a US stock of38,500 tonnes U to enable the existing US enrichment plants to beoperated at a tails assay of 0.30% U 235 up to 1980, despite theconti nui ng national use of a tail s assay of 0.20 % U 235 in allcontracts for USAEC enrichment services: and the operation of all

enrichment plants after 1980 at a tails assay of 0.27% U 235.

Lower LimitMedium RangeHigher Limit

Year

Case B1Case BCase ACase A 2

Annual

Cumu_AnnualCumu_

AnnualCumu_

AnnualCumu_

lative

lativelativelative

1973

1616171717171717

1974

1935203720372138

1975

2358256225622664

1976

2785309230923195

1977

31116351273512737132

1978

35151401674016743175

1979

39190452124521256231

1980

51241602726127366297

1981

56297673396934276373

1982

63360764157842088461

1983

68428844998750799560

1984

745029359297604112672

1985

79501103695108712127799

1986

83664112807120832145944

1987

897531249311339651631107

1988

94847135106614511101811268

1989

98945145121115812682011489

1990

1001045156136717314412241713

162

FIGURE 6

ANNUAL SEPARATIVE WORK PRODUCTION AND ADDITIONAL CAPACITY REQUIREMENTS

(0275 TAILS ASSAY AND Pu RECYCLE)

103 tonnes SWU eo,

,,1I I

I II II I

~,l I II I I II I I II I I II I I II I

rill I ~2, I I II I I I

I II I I I

,-,1 I I ,...,2I , I I

I I I II II I !-;2I I

,,11 I

: : !-;2I II ,

r-,ll II I I '2I I Q3, ,

r-,l, 12, I R3I I

1 I 12il R3I II I

il11 12

I , 03I I, I, I, I" II

IAnnounced USA productionfrom existing diffusion plants.

120

110

100

90

80

70

50

40

30

20

10

ID

Proposed URENCO and UK p,aduct;an

from existing capacity and from copacity

planned for commissioning up to 1985

Additional capacity needf'd considering the following cases:

1. h;gh demand (case A, )2. intermediate demand (case A)

3. intermediate demand (case B)

4. low demand (case B 1 )

.~II

3

4

4

3

4

4

o1973 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90

CAPACITY FACTOR %

100

90

80

70

50

2

8

5I

9

~-~--

--

3

402 3 4 5 6 7 s 9 10 11 12 13

YEARS OF OPERATION

164

FIGURE 1 CAPACITY FACTORS FOR LWR 3 YEARS OLD

CAPACITY FACTOR %

100

2-

~

-.hL2.0 .b-!-

~

1.5~

~2.0

J..J-

90

80

70

60

50

402 3 4 5 6 7 8 9 10

YEARS OF OPEaATIO N

FIGURE 2 CAPACITY FACTORS FOR GCR

165

NUCLEAR GENERATION CHART

Pakistan

~KanuPP137 27120 (7) 512985

Spain

CapacityStation name MW(e) gross

load factof Generation Month Cumulati~e

r;gn'h-by-month (%,~~~~oss) ~~w~a~~o"ss)

Canada I 1,1,;i~i12ltI2I,'i:15I,17

Cumulative- LoLfaclorOverall in 1972load factor (%) (%)

1972 1973

, ,1'"2 1 2 ,14151,

18

611321

1781471

167~5:

16~8

lTTT1T

166

Douglas Point 22060683 (7) 4563823

Genlilly 250o (7)B 786700

NPL>Rolphtor 2514319 (7) 1322131

FranceBugey 560o (7)A2475410

Chinon1 82o (4)03115425

Chinof'l2 24297712 (7) 10727544

Chinon 3 500(7) 8810199

ChOOl SENA 288144000 (7)~ 71TIS79

St.laurent2 530340651 (7)A6283128

AVR 1510312 (8) 480542

Gundremmingen 250187435 (7) 10125420

Lingen 267.5182267 (7) 7122625

MZFR 58o (7) 1722376

Obrigheim 345238890 (7)10827190

Stadel 662185392 (7) 6195352

Wurgassen" 67050635 (7) 1147237

Tarapur1 21091694 (7) 3264042

Tarapur2 21093 Z26 (1) 3483745

ItalyGarigliano 16090038 (7) 852D048

Latina 160o (7)M 12010'22

TrinoVercelese 257128831 (7) 8479883

Fukushima 1 460o (7) 5773000

Mihama1 340o (7)M4237317

Mihama2 500362307 (7) 3783555

167

'418

66.

JapanTokaiMura 166409000 (7)M6170988

Tsuruga 357265543 (7) 7668554

Netherland

__ IDodewaard 55...- 37780 (7) 1628340

Garona 460254140 (7) 5479880

Vandellos 512312396 (7) 3308009

Zorita 160116900 (7) 4235500

Sweden

DungenessA 576.6270317W)27125801Hinkley Point 663.9146159(8")M2ti694847HunterstonA

360

128951(7!)22964327Old bury

633.5159014 (8*)R15038434

Sizewell

652.591507 (S")M24453444

Trawsfynydd

584.8152270(S*)R24387129

WindscaleAGR

4014145

(S) 2331128

Winfrith SGHWR 1005.865

218.411

Wylfa 13522D9952 (S*)M6900570

USABi9 Rock Point 7550631 (7) 3682839

Dresden 1 21056340 (7)13023045

Dresden 2 809480452 (7)10642690

170

1721

IUSADresden 3 009

436651 (7) 8141623R.E.Ginna

490226599 (7) 9842303

Haddam Neck

60088'"

(7) 22 589 551

Hanford 1

BOO

0(7) 21632093

Humboldt Bay

653811S

(7) 3632086

Indian Point

2750

(7) 12208325

LaCross BWR ,5516879 (7) 801460Maine Yankee

8300

(7) 2447617

Millstone 1

""16900 (7)" 7371655

Monticello

580404240 (7) 6856874

Nine Mile Point 610382912 (7) 10158296Oyster Creek 651382550 (7) 14463326

Palisades491190 (7) 4259510

Peach Bottom 1 4228821 (7) 1149136

Pilgrim 1 685249770 m 3700984

Point Beach 1 524352500 (7) 8135310

Point Beach 2 524336 420 (7) 1 640 450

Quad Cities 1 S50523541 (7) 5520562

Quad Cities 2 S50492285 (1) 4678861

H. B. Robinson 2 739441 617 (1) 9380893

San Onofre 1 45030000 (1)F 15730 003

Shippingport 10023318 (1) 5135432

Surry 1 824470445 (7) 2673867

Turkey Polnt3 728345547 (1) 2169686

Vermont Yankee 537233836 (1) 180723ti

Yankee Rowe 185134579 (7) 14169209

Pickering 4 540358 290 (7) 734 495

~ I~Z~ (7) 1427~~

PICKERING GENERAT'NG STATION

UNIT POWER GENERATION

/1. I/ '

/' I '

/, I' UNIT 1

./ I CAPACITY FACTOR,

0\0/ ' MAY 30/71_&7 JUNE 30/72

/ 71.9%///'

FIRST FULLPOWERUNIT 2NOV 7

/

/'1UNIT 1

/' CAPACITY FACTORI OCT. 23/72 _ JUL. 31/73

/' 189.4%/' ,~/' /., / I

/ / I

"0/ /' I UNIT 2'O'O' I CAPACITY FACTOR

/" '/' OCT. 23/72 _ JUL. 31/73162.5%

/' ,/' )/ 'I, /

a.,o/ ' 1 UNIT 3,,&/ / CAPACITY FACTOR

/ /' OCT. 23/72 _ JUL. 31/73, 83.4%

/,' /'/'//Y\O''O'O"./

./

44 09030 _8OCT 13 1973

I

IFIRST FULL I

POWER UNIT 4UNIT 4 CAPACITY FACTOR

MAY 28 0\'0' ,JUN, 1/73 - JUL. 31/73

, "'O'O·NIT185.8%IN SERVI E

MAY JUN JULJAN FEB MAR APR1973

UNIT 2 iCAPACITY FACTOR

NOV. 7/71 _

JUNE 30/72 I86.5%

I

I

UNIT 3 ICAPACITY FACTORMAY 12/72 _

! JUNE 30/72 I

192.3% ,

: UNit 3 STATION I

~ IN SER 'E HUT DOW~MAY JUN BECAUSE O~ NOV DECOPERATORS' 1972STRIKE

FIRST FULLPOWERUNIT 3MAy 12

FEB MAR APR

UNIT 1 INSERVICE

APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC JAN1971 1972

7.0

6.5

7.5

6.0

5.5

2.0

1.0

1.5

0.5

FIGURE 2

DISKUSI

MARTIAS NURDIN

Manakah diantara jenis reaktor PWR, BWR, dan HWR yang mempunyai biayapembangk i tan yang pal ing rendah ?

BUDI SUDARSO NO

Sangat sui it untuk menjawab pertanyaan ini secara singkat. IAEA dalam MarketSurvey menganggap ongkos pembangkitan "sama" untuk semua jenis tersebut.Suatu perbandingan ongkos pembangkitan harus mengumpamakan beberapa parameterseperti faktor beban, biaya atas modal, besarnya satuan PLTN dan sebagainya.PemiJ ihan parameter akan mempengaruhi perbandingan, misal yang biaya modal nyabesar akan dirugikan apabila faktor beban rendah dan bunga modal tinggi, dansebaliknya. Kemudian, biaya modal untuk masing_masing jenis harus ditentukan :berapa harganya, kapan dan di mana ?Data yang dapat dipercaya sulit untuk diperoleh. Yang jelas hanyalah bahwa ongkosbahan bakar untuk HWR lebih rendah daripada untuk LWR : kira_kira 1 mills/kwhdibanding dengan kira_kira 1,8 mills/kwh untuk 500 Mw.

WIDARTOMO

Dari uraian yang telah diberikan dapat disimpulkan se-elah_olah ada keengganandari pihak manufacturer untuk membuat PLTN dengan kapasitas dibawah 500 Mwe.Yang kami tanyakan adalah :1. Berapa Mw Capasitas PLTN yang ekonomis untuk saat ini ?2. Berapa Mw PLTN yang akan di bangun di Indonesia ?3. Bagaimana avaiJabilitynya di pasaran ? (manufacture).

BUDI SUDARSONO

1. Jika dengan kata "ekonomis" dimaksud bahwa PLTN bersaing dengan PLTU,maka PLTN sebesar 200 Mw pun sudah dapat dikatakon "ekonomis" bila dipakaiharga minyak bumi menurut harga di luar negeri (mungkin 100 Mw sudah).

2. PLTN yang akan di bangun di Indonesia (sel esai tahun 1985) dapat berukurankira_kira 500 Mw. Bila ada yang mau membangun dengan ukuran lebih kedldapat di usahakan untuk disel esaikan sebel um tahun 1985.

3. Saat ini manufacturer hanya membangun ukuran 500 _ 600 Mw, pal i ng "kecil".

SUTARYO SUPADI

Modal pabrik bahan bakar sebesar $ 9 juta dollar didapat dari referensi dimona ?Dalam perjalanan di Canada bulan yang baru lalu, didapat keterangan bahwaindustri swasta Canada menawarkan pada Pakistan suatu unit yang kira_kira samaseharga $ 3 juta dollar (Saya sendiri tidak tahu sampai dimana kebenaran angkatersebut ).

BUDI SUDARSONO

Dalam uraian mengenai sikl us bahan bakar angka_angka saya ambil dari karyaGriffiths, yang sebenarnya menyebut angka $ 9 juta untuk bahan bakar LWR dankapasitas 100 ton/tahun. Katanya angkanya kira_kira sama untuk bahan bakarHWR dan kapasi tas 200 ton / tahun .

Saya percaya di negara berkembang modal untuk fabrication plant bisa lebih rendah,karena untuk bangunan, upah, dan sebc:gainya disini bisa lebih rendah.

168

Jr. I.N. SUDJA

1. Sebagaimana diketahui kebutuhan tenaga Iistrik dapat ditanggulangi denganmenggunakan PLTA, PLTU, PLTD dan PLTN. Untuk pulau Jawa penyediaantenaga listrik dengan PLTA saja, tidak mungkin dapat dipenuhi, karena bebanakan lebih besar dari pada 3.000 MW sedangkan potensi tenaga air hanyakiro_kiro 1.500 MW.

(Harap perik$O kembali hasH_hasH Seminar Ekonomis & Teknologi di Bandung).Penanggul angan kebutuhan tenoga Iistrik memang sudah seharusnya dilak$Onakanmelal ui perhitungan_perhitungan Optimal isasi dengan menggunakan seluruhsumber_sumber energi yang tersedia dan tentunya dengan memperhitungkanbiaya_biaya transmissijkerugian_kerugian jaringan transmissi yang diperl ukan.

2. Perhitungan optimal isasi tersebut tentunya $Ongat tergantung dari padaperkembangan teknologi dan harga_harga, terutama biaya pembangunan berbagaijenis pusat_pusat pembangkitan tenaga listrik dan akhir_akhir ini perkembanganharga_harga bahan bakar.Seminar_seminar dan Lokakarya_Lokakarya yang diadakan terutama membahaskemungkinan penggunaan PLTN bagi kebutuhan tenoga listrik terutama dilihatdari segi teknologi dan ekonomis saja.Pembahasan teknologi dan ekonomis tersebut disampaikan kepada lembaga_lembagayang berwenang (BA TAN / PUTL-PL N) untuk dipergunakan sebagai bahan-bahankeputu$On selanjutnya !Yang jelas PLTN seperti halnya dengan jenis_jenis pembangkit yang lain hanyamerupakan salah satu jenis pembangkitan yang perlu dipertimbangkan dalampenggunaannya untuk menanggulangi kebutuhan tenoga Iistrik tersebut.

169