bronkopneumonia berat
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sdfghjkgsasdfghjkTRANSCRIPT

BRONKOPNEUMONIA BERAT
LAPORAN KASUS
SUPERVISOR PEMBIMBING:Dr. Jose M. Mandei, SpA(K)
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKUNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO2015
OLEH:Karen Tizia Mogi
13014101230Masa KKM 6 Juli-13 September 2015

Bronkopneumonia
Suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir, biasanya
mengenai bronkiolus dan alveolus yang berbentuk bercak-bercak infiltrat dan disebabkan oleh
mikroorganisme bakteri, virus, jamur namun dapat pula
disebabkan oleh sejumlah penyebab non infeksi.

Epidemiologi
Data WHO tahun 2005,
kematian balita karena saluran
pernapasan di dunia
ialah sebesar 19-
26%
Penyebab kematian di
negara- negara
berkembang terutama
di Afrika dan Asia Tenggara
sekitar 70 %
Indonesia hampir 30% pada anak-
anak di bawah umur
5 tahun dengan resiko
kematian yang tinggi

KLASIFIKASI PNEUMONIA
Secara Anatomis:• Pneumonia
Lobaris• Pneumonia
Lobularis/ Bronkopneumonia
• Pneumonia Interstisial/ Bronkiolitis
Berdasarkan Lingkungan:• Pneumonia komunitas• Pneumonia nosokomial• Pneumonia rekurens• Pneumonia aspirasi

ETIOLOGI
Lahir-20 hari: E.Coli,
Streptococcus grup B, Listeria monocytogene
s
Umur 3 minggu-3
bulan: Clamidya
trachomatis
Umur 4 bulan-5 tahun:
Clamidya Pneumoniae, Mycoplasma Pneumoniae, Streptococcus
Pneumonia
5 tahun-remaja:Clamydia
Pneumonia, Mycoplasma Pneumoniae, Streptococcus
Pneumonia

Patologi dan patogenesis
STADIUM I/ HIPEREMIA
Terjadi respon peradangan
permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang
terinfeksi
STADIUM II/ HEPATISASI MERAH
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat
dan fibrin yang dihasilkan oleh
pejamu (host) sebagai bagian dari reaksi
peradangan

STADIUM III/ HEPATISASI
KELABUHepatisis kelabu
yang terjadi sewaktu sel-sel
darah putih mengkolonisasi
daerah paru yang terinfeksi
STADIUM IV/ RESOLUSITerjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan
eksudat lisis dan diabsorbsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke
struktur semula

STADIUM III/ HEPATISASI
KELABUHepatisis kelabu
yang terjadi sewaktu sel-sel
darah putih mengkolonisasi
daerah paru yang terinfeksi
STADIUM IV/ RESOLUSITerjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan
eksudat lisis dan diabsorbsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke
struktur semula

Laporan kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama :XMJenis Kelamin :PerempuanLahir Tanggal/ Umur :
11 Mei 2015/ 2/12tahun
Kebangsaan :Indonesia
Suku :Minahasa
Masuk Rumah Sakit :20
Juli 2015Masuk ke ruangan :
RPITgl Pemeriksaan : 23
Juli 2015
Nama ibu : Ny.AKUmur :34 tahunPekerjaan :IRTPendidikan :SMAPerkawinan :2Alamat : Tingkulu
LK.I
Nama ayah :Tn.MM
Umur : 30 tahun
Pekerjaan :Swasta
Pendidikan :SMA
Perkawinan : 1Alamat :
Tingkulu LK.I

AnamnesisKeluhan Utama
Sesak napas sejak ± 3 hari SMRS.Riwayat Penyakit SekarangSesak napas sejak ± 3 hari SMRS. Sesak dirasakan hilang timbul dengan sendirinya makin lama makin berat, tidak dipengaruhi cuaca, aktivitas, waktu maupun posisi tubuh, tidak disertai dengan suara napas berbunyi. Keluhan ini baru pertama kali dialami. Penderita juga dikeluhkan oleh ibunya demam kurang lebih 3 hari SMRS. Demam dirasakan tinggi pada perabaan, bersifat hilang timbul, demam turun dengan pemberian obat penurun demam. Demam tidak disertai kejang, menggigil, perdarahan pada gusi dan mulut. Nyeri kepala juga di sangkal ibu penderita. Mual dan muntah disangkal ibu penderita. Penderita juga dikeluhkan batuk ± 3 minggu yang lalu, hilang timbul, berlendir tidak ada darah, dan tidak disertai keringat malam. Penderita sudah pernah berobat ke dokter umum namun tidak ada perbaikan. Riwayat dirawat di RS Bhayangkara ± 3 minggu SMRS dengan keluhan yang sama dan 1 minggu SMRS pasien dirawat di medical center dengan riwayat kebiruan. Nafsu makan penderita menurun dan berat badan juga menurun namun masih bisa makan dan minum. BAK dan BAB seperti biasa.

Riwayat Penyakit Dahulu: Batuk dan pilek
Riwayat Penyakit Keluarga:
Hanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluarga.

FAMILY TREE

Riwayat kehamilanPenderita merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara. Ibu
penderita melakukan pemeriksaan antenatal
(ANC) secara tidak teratur (7 kali selama kehamilan) di Puskesmas. Ibu mendapat imunisasi Tetanus Toxoid (TT) sebanyak dua kali.
Selama hamil ibu sehat.
Riwayat persalinanPenderita lahir cukup bulan
di puskesmas, secara spontan letak belakang
kepala. Ditolong oleh bidan, dengan berat lahir 2.700
gram, panjang badan lahir 46 cm dan skor Apgar yang
tidak diketahui oleh ibu penderita, namun menurut
ibu bayinya langsung menangis.
Keadaan Sosio-ekonomi, Kebiasaan dan Lingkungan
Penderita tinggal bersama kedua orang tua dan kakak pasien, ( 2 dewasa, 2 anak). Rumah
keluarga berupa bangunan 1 lantai, beratap seng, dinding tembok, lantai papan dengan 2 buah kamar. Kamar mandi dan WC di dalam rumah.
Sumber penerangan listrik dari PLN. Sumber air minum dari air isi ulang. Penanganan sampah dengan cara dibuang di tempat sampah. Rata-
rata sosio-ekonomi penduduk menengah kebawah.

Riwayat Pemberian Makanan
•ASI : lahir- sekarang•PASI : -•Bubur Susu : -•Bubur Saring : -•Bubur halus : -•Bubur lembek : -

Dasar
I II III
BCG +
Polio
DTP
Campak
Hepatiti
s
IMUNISASI

Riwayat Pemberian Makanan
•ASI : lahir- sekarang•PASI : -•Bubur Susu : -•Bubur Saring : -•Bubur halus : -•Bubur lembek : -

PEMERIKSAAN FISIK
Berat Badan : 4,5 kgTinggi badan : 52 cmKU : Tampak sakitGizi : Cukup Kesadaran : Compos mentisTanda Vital : Tensi : 80/50 mmHg
Nadi : 136x/menitRespirasi : 68x/menitSuhu Badan : 380 C

KULIT Sawo matang, Ikterik (-); sianosis (-); turgor kembali cepat,eutoni, oedema (-)
KEPALA Mesocephal, ubun-ubun datar, tidak cembung; Rambut hitam tidak mudah dicabut.
MATA Sekret mata (-); konjungtiva anemis (-); sklera ikterik (-), eksoftalmus/endoftalmus (-/-), tekanan bola mata normal pada perabaan, corneal reflex (normal), Pupil bulat isokor ǿ3mm/3mm, lensa jernih, gerakan bola mata normal.
HIDUNG Septum nasal di tengah; tidak terdapat sekret; terdapat pernapasan cuping hidung

TElINGA Pinna auricula tulang rawan tebal telinga kaku, liang telinga lapang; sekret (-).Mulut Labiopalatoschizis (-); bibir dan lidah sianosis (-); selaput mulut basah, gusi perdarahan (-),bau pernapasan foetor (-)DADABentuk dan pergerakan simetris
Paru- paruInspeksi:simetris, Retraksi (+) subcostal,
intracostal, suprasternal, xyphoid.Palpasi : stem fremitus kanan = kiriPerkusi : sonor kanan = kiriAuskultasi : suara pernapasan bronkovesikuler
kanan=kiri; Rh +/+ basah halus di kedua lapang paru , Wh -/-

JantungInspeksi : iktus kordis tidak tampakPalpasi : iktus kordis teraba di ICS V LMCS, thrill (-)Perkusi : tidak dilakukanAuskultasi : bising (-), gallop (-)ABDOMENInspeksi : datarPalpasi : lemas, tidak teraba massa, hati & limpa tidak terabaPerkusi : timpaniAuskultasi : bising usus (+) normalGenitalia : Perempuan normalAlat gerak : Deformitas (-); parese (-); tidak ada sianosis perifer; akral hangat, CRT < 2”Refleks: Refleks fisiologis(+), refleks patologis (-), spastis(-), klonus (-)

EKSTREMITASAkral hangat, CRT ≤ 2”

RESUME
Penderita perempuan, umur 2 bulan, berat badan 4,5 kg, tinggi badan 52 cm, masuk rumah sakit pada tanggal 20 Juli 2015 di Ruang Perawatan Intensif dengan keluhan utama sesak napas dialami 3 hari sebelum masuk rumah sakit, demam dialami 3 hari sebelum masuk rumah sakit serta batuk ± 3 minggu yang lalu.
Keadaan umum : Tampak sakitKesadaran : Compos mentisTanda Vital : Tensi : 80/50 mmHg
Nadi : 136x/menitRespirasi : 68x/menitSuhu badan : 380CSaturasi O2 : 87%
Kepala : Konjungtiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada, pernapasan cuping hidung ada.Thoraks : Simetris, retraksi (+) subcosta, intercosta Cor : Iktus kordis tidak tampak. M1>M2, A1>A2, P1<P2. Bising (-).Pulmo : Sp. Bronkovesikuler kasar. Rhonki +/+,
Wheezing -/-Abdomen : Datar, lemas bising usus (+) normal.
Hepar dan lien tidak terabaExtremitas : Akral hangat, CRT ≤ 2”

Leukosit : 28.320/µLEritrosit : 4,13 x 106/µLHemoglobin : 12,9 g/dlHematokrit : 38,7%Trombosit : 449 x 103/µLNatrium darah : 146 meq/LKalium darah : 4,1 meq/LChlorida darah : 101 meq/L
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
[20/7-2015]

Pemeriksaan radiologi
Tampak infiltrat pada kedua lapang paru

Diagnosis Kerja:Bronkopneumo
nia Berat
O2 5 l/m via sungkupIVFD KAEN 4B (HS) 20 gtt/m microdripsInj Ceftriaxone 3x175 mg IV (1)Inj Gentamycin 1x40mg IV (1)Inj Dexamethasone 3x1mg IVParacetamol drips 50mg (prn)Nebulisasi NaCl 3% 3ml/8jamOral stop sementaraPro: Pemeriksaan CRP, Blood smear, dan kultur darah
PENATALAKSANA
AN

FOLLOW UP rpi21 Juli 2015 06:00 WITA
S : Sesak berkurang, batuk berkurang O : KU: Tampak sakit Kesadaran: CM
Nadi: 120x/menit; Respirasi: 48x/menitSuhu Badan: 36,50CKepala : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pch (-)Thoraks : simetris, retraksi (-)Cor :Iktus kordis tidak tampak.
M1>M2, A1>A2, P1<P2. Bising (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler kasar. Rhonki +/+,
Wheezing -/-Abdomen : Datar, lemas bising usus
(+) normal. Hepar dan lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT ≤2”Diagnosis : BronkopneumoniaPenatalaksanaan:•O2 1 l/m via nasal•IVFD KAEN 4B (HS) 20 gtt/m microdrips•Inj Ceftriaxone 3x175 mg IV (2)•Inj Gentamycin 1x40mg IV (2)•Inj Dexamethasone 3x1mg IV (2)•Paracetamol drips 50mg (prn)•Nebulisasi NaCl 3% 3ml/8jam•Oral aff sementara
22 Juli 2015 06:00 WITA
S : Sesak berkurang, batuk berkurang O : KU: Tampak sakit Kesadaran: CM
Nadi: 136x/menit; Respirasi: 42x/menitSuhu Badan: 36,50CKepala : Konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-), pch (-)Thoraks : simetris, retraksi (-)Cor :Iktus kordis tidak tampak.
M1>M2, A1>A2, P1<P2. Bising (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler kasar. Rhonki +/+,
Wheezing -/-Abdomen : Datar, lemas bising usus
(+) normal. Hepar dan lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT ≤2”Diagnosis : BronkopneumoniaPenatalaksanaan:•O2 1 l/m via nasal•IVFD KAEN 4B (HS) 20 gtt/m microdrips•Inj Ceftriaxone 3x175 mg IV (3)•Inj Gentamycin 1x40mg IV (3)•Inj Dexamethasone 3x1mg IV (3)•Paracetamol drips 50mg (prn)•Susu 8x24ml (kebutuhan 40ml/kgBB/hari)•GDS /24jam•Rencana pindah ruangan

23 Juli 2015 06:00 WITA
S : Sesak berkurang, batuk berkurang O : KU: Tampak sakit Kesadaran: CM
Nadi: 134x/menit; Respirasi: 40x/menitSuhu Badan: 36,50CKepala : Konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-), pch (-)Thoraks : simetris, retraksi (-)Cor :Iktus kordis tidak tampak.
M1>M2, A1>A2, P1<P2. Bising (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler kasar. Rhonki +/+,
Wheezing -/-Abdomen : Datar, lemas bising usus
(+) normal. Hepar dan lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT ≤2”Diagnosis : BronkopneumoniaPenatalaksanaan:•O2 1 l/m via nasal•IVFD KAEN 4B (HS-Susu) 10-11 gtt/menit•Inj Ceftriaxone 3x175 mg IV (4)•Inj Gentamycin 1x40mg IV (4)•Inj Dexamethasone 3x1mg IV → tappering off (H1)•Paracetamol drips 50mg (prn)•Susu 8x32ml (kebutuhan 50ml/kgBB/hari)•Pindah ruangan

24 Juli 2015 06:00 WITA
S : Sesak berkurang, batuk berkurang O : KU: Tampak sakit Kesadaran: CM
Nadi: 124x/menit; Respirasi: 38x/menitSuhu Badan: 36,50CKepala : Konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-), pch (-)Thoraks : simetris, retraksi (-)Cor :Iktus kordis tidak tampak.
M1>M2, A1>A2, P1<P2. Bising (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler kasar. Rhonki -/-,
Wheezing -/-Abdomen : Datar, lemas bising usus
(+) normal. Hepar dan lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT ≤2”Diagnosis : BronkopneumoniaPenatalaksanaan:•O2 1 l/m via nasal•IVFD KAEN 4B (HS) 10-11 gtt/menit•Inj Ceftriaxone 3x175 mg IV (5)•Inj Gentamycin 1x40mg IV (5)•Inj Dexamethasone 2x1mg IV (H2)•Paracetamol drips 50mg (prn)•Susu 8x45ml (kebutuhan 70ml/kgBB/hari)•Pro: DL, DC, Na, K, Cl, Ur, Cr, FL, UL.
FOLLOW UP rUANGAN25 Juli 2015 06:00 WITA
S : Sesak berkurang, batuk berkurang O : KU: Tampak sakit Kesadaran: CM
Nadi: 126x/menit; Respirasi: 38x/menitSuhu Badan: 36,50CKepala : Konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-), pch (-)Thoraks : simetris, retraksi (-)Cor :Iktus kordis tidak tampak.
M1>M2, A1>A2, P1<P2. Bising (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler kasar. Rhonki -/-,
Wheezing -/-Abdomen : Datar, lemas bising usus
(+) normal. Hepar dan lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT ≤2”Diagnosis : BronkopneumoniaPenatalaksanaan:•O2 1 l/m via nasal kanul (prn)•Eritromycin syrup 4x2,5ml (1)•Inj Dexamethasone 1x1mg IV (H3)•Paracetamol drips 50mg (prn)•Susu 8x55ml (kebutuhan 90ml/kgBB/hari)•TH: DL, DC, Na, K, Cl, Ur, Cr, Kultur darah , FL, UL.

Hasil Pemeriksaan Laboratorium
25 Juli 2015
Leukosit : 14.860/µL
Eritrosit : 4,74 x 106/µL
Hemoglobin : 12,9 g/dl
Hematokrit : 41%
Trombosit : 461 x 103/µl
26 Juli 2015 06:00 WITA
S : Sesak berkurang, batuk berkurang O : KU: Tampak sakit Kesadaran: CM
Nadi: 126x/menit; Respirasi: 38x/menitSuhu Badan: 36,50CKepala : Konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-), pch (-)Thoraks : simetris, retraksi (-)Cor :Iktus kordis tidak tampak.
M1>M2, A1>A2, P1<P2. Bising (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler kasar. Rhonki -/-,
Wheezing -/-Abdomen : Datar, lemas bising usus
(+) normal. Hepar dan lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT ≤2”Diagnosis : BronkopneumoniaPenatalaksanaan:•Eritromycin syrup 4x2,5ml (2)•Paracetamol drips 50mg (prn)•Susu 8x65ml (kebutuhan 100ml/kgBB/hari)

27 Juli 2015 06:00 WITA
S : Sesak(-), batuk (-)O : KU: Baik Kesadaran: CM
Nadi: 128x/menit; Respirasi: 34x/menitSuhu Badan: 36,50CKepala : Konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-), pch (-)Thoraks : simetris, retraksi (-)Cor :Iktus kordis tidak tampak.
M1>M2, A1>A2, P1<P2. Bising (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler kasar. Rhonki -/-,
Wheezing -/-Abdomen : Datar, lemas bising usus
(+) normal. Hepar dan lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT ≤2”Diagnosis : BronkopneumoniaPenatalaksanaan:•Eritromycin syrup 4x2,5ml (3)•Paracetamol drips 50mg (prn)•Susu ad libitum•Rencana rawat jalan•Edukasi orang tua kondisi pasien
28 Juli 2015 06:00 WITA
S : Sesak(-), batuk (-)O : KU: Baik Kesadaran: CM
Nadi: 131x/menit; Respirasi: 32x/menitSuhu Badan: 36,50CKepala : Konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-), pch (-)Thoraks : simetris, retraksi (-)Cor :Iktus kordis tidak tampak.
M1>M2, A1>A2, P1<P2. Bising (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler kasar. Rhonki -/-,
Wheezing -/-Abdomen : Datar, lemas bising usus
(+) normal. Hepar dan lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT ≤2”Diagnosis : BronkopneumoniaPenatalaksanaan:•Eritromycin syrup 4x2,5ml (3)•Paracetamol drips 50mg (prn)•Susu on demand•Rencana rawat jalan•Kontrol di poliklinik anak

PEMBAHASAN
Pada penderita ini, didiagnosis dengan bronkopneumonia didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis: •Usia 2 bulan.Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada bayi dan anak kecil.•Batuk beberapa hari sebelum mengalami sesak napas. Bronkopneumonia biasanya didahului dengan infeksi saluran pernapasan akut bagian atas selama beberapa hari. Batuk yang awalnya kering, kemudian menjadi produktif. • Demam 3 hari smrs, panas pada perabaan, hilang timbul tidak disertai kejang dan menggigil, serta nafsu makan penderita menurun. Bronkopneumonia sering diikuti dengan adanya gejala demam yang tinggi dan mungkin disertai menggigil, namun pada kasus ini penderita tidak mengalami menggigil.

Pemeriksaan Fisik•Demam, dispnea, takipnea•Pernapasan cuping hidung•Retraksi subcostal, interocstal, supresternal dan xyphoid.•Ronkhi basah halusPemeriksaan Penunjang•Leukosit 28.320 (↑)•X-foto thorax → infiltrat pada kedua lapang paru.Bercak-bercak infiltrat pada lobus dikarenakan bakteri yang masuk ke paru melalui saluran napas, masuk ke bronkus dan alveoli menimbulkan reaksi peradangan hebat dan menghasilkan cairan yang kaya protein dalam alveoli dan jaringan interstisial.

Diagnosis Banding Bronkiolitis → Gejala pada bronkiolitis yang mirip
dengan pneumonia adalah didahului dengan ISPA, seperti pilek ringan, batuk, dan demam, disusul dengan batuk disertai sesak nafas, merintih, nafas berbunyi, rewel, dan penurunan nafsu makan. Hanya saja, pada bronkiolitis ditemukan wheezing dimana pada pneumonia tidak terdapat wheezing.

Dasar tatalaksana pada pneumonia rawat inap adalah pengobatan kasual dengan antibiotik yang sesuai, serta tindakan suportif, meliputi pemberian cairan intravena, terapi oksigen, koreksi terhadap gangguan keseimbangan asam – basa dan elektrolit, dan gula darah. Untuk nyeri dan demam dapat diberikan analgetik/antipiretik.
Pemilihan antibiotik lini pertama untuk pneumonia dapat menggunakan golongan beta–laktam atau kloramfenikol.

Penatalaksaan•O2 1 l/m•IVFD KAEN 4B untuk memenuhi keutuhan cairan•Injeksi Ceftriaxone 3x175 mg IV•Injeksi Gentamycin 1x40mg IV selama 5 hari•Injeksi Dexamethasone 3x1mg IV•Paracetamol drips 50mg juga diberikan karena penderita mengalami demam.
Sesuai dengan kepustakaan penatalaksanaan bronkopneumonia terdiri dari tatalaksana umum, dan khusus. Tatalaksana umum yaitu Oksigen 1-2 liter sampai sesak hilang. Nebulisasi dengan B2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan untuk memperbaiki mucocilliary clearance. Tatalaksana Khusus berupa pemberian obat batuk, antibiotik dan obat panas diberikan hanya pada penderita suhu tinggi. Pemberian antibiotika berdasarkan mikroorganisme penyebab dan manifestasi klinis. Antibiotik yang merupakan drug of choice untuk kuman yang dicurigai. Bila tidak ada kuman yang dicurigai, berikan antibiotika awal (24-72 jam pertama) menurut kelompok usia.

TERIMA KASIH☺