boyolali bps bab 2

88
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI Gambaran Umum Kabupaten Boyolali BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI 2.1. GEOGRAFI, TOPOGRAFI, DAN GEOHIDROLOGI 2.1.1. KONDISI GEOGRAFI Kabupaten Boyolali terletak pada posisi geografis antara 110 0 22’- 110 0 50’ Bujur Timur dan antara 7 0 7’ - 7 0 36’ Lintang Selatan. Posisi geografis wilayah Kabupaten Boyolali merupakan kekuatan yang dapat dijadikan sebagai modal pembangunan daerah karena berada pada segitiga wilayah Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar) yang merupakan tiga kota utama di wilayah Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan dikembangkannya wisata Solo-Selo (Kabupaten Boyolali)-Borobudur (Kabupaten Magelang) atau SSB, diharapkan lebih meningkatkan pengembangan pariwisata di Kabupaten Boyolali. Disamping itu, seiring dengan mulai perencanaan pembangunan jalan tol Solo-Semarang dan jalan tol Solo-Ngawi yang melintasi wilayah Kabupaten Boyolali, maka diharapkan potensi pengembangan Kabupaten Boyolali, terutama dalam sektor perekonomian dan industri menjadi sangat besar. 2.1.2.KONDISI TOPOGRAFI Topografi wilayah Kabupaten Boyolali adalah, sebagai berikut: a. Antara 75 – 400m dpl yaitu Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, Mojosongo, Ngemplak, Simo, Nogosari, Kemusu, Karanggede, dan sebagian Boyolali, b. Antara 400 – 700m dpl yaitu Kecamatan Boyolali, Musuk, Mojosongo, Cepogo, Ampel, dan Karanggede, c. Antara 700 - 1.000m dpl yaitu sebagian Kecamatan Musuk, Ampel, dan Cepogo, d. Antara 1.000 - 1.300m dpl yaitu sebagian Kecamatan Cepogo, Ampel, dan Selo, e. Antara 1.300 - 1.500m dpl yaitu Kecamatan Selo. Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-1

Upload: annitakusumawardhani

Post on 09-Feb-2016

1.011 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI

2.1. GEOGRAFI, TOPOGRAFI, DAN GEOHIDROLOGI

2.1.1. KONDISI GEOGRAFI

Kabupaten Boyolali terletak pada posisi geografis antara 110022’-

110050’ Bujur Timur dan antara 707’ - 7036’ Lintang Selatan. Posisi geografis

wilayah Kabupaten Boyolali merupakan kekuatan yang dapat dijadikan

sebagai modal pembangunan daerah karena berada pada segitiga wilayah

Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar) yang merupakan tiga kota utama

di wilayah Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan

dikembangkannya wisata Solo-Selo (Kabupaten Boyolali)-Borobudur

(Kabupaten Magelang) atau SSB, diharapkan lebih meningkatkan

pengembangan pariwisata di Kabupaten Boyolali. Disamping itu, seiring

dengan mulai perencanaan pembangunan jalan tol Solo-Semarang dan jalan

tol Solo-Ngawi yang melintasi wilayah Kabupaten Boyolali, maka diharapkan

potensi pengembangan Kabupaten Boyolali, terutama dalam sektor

perekonomian dan industri menjadi sangat besar.

2.1.2.KONDISI TOPOGRAFI

Topografi wilayah Kabupaten Boyolali adalah, sebagai berikut:

a. Antara 75 – 400m dpl yaitu Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit,

Mojosongo, Ngemplak, Simo, Nogosari, Kemusu, Karanggede, dan sebagian

Boyolali,

b. Antara 400 – 700m dpl yaitu Kecamatan Boyolali, Musuk, Mojosongo,

Cepogo, Ampel, dan Karanggede,

c. Antara 700 - 1.000m dpl yaitu sebagian Kecamatan Musuk, Ampel, dan

Cepogo,

d. Antara 1.000 - 1.300m dpl yaitu sebagian Kecamatan Cepogo, Ampel, dan

Selo,

e. Antara 1.300 - 1.500m dpl yaitu Kecamatan Selo.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-1

Page 2: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.1 Peta Topografi Kabupaten Boyolali

Gambar 2.2 Peta Kontur Kabupaten Boyolali

Gambar 2.3 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-2

Page 3: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

2.1.3 KONDISI GEOHIDROLOGI

Mengingat kondisi geologi Kabupaten Boyolali yang sangat kompleks, maka

kondisi geohidrologi daerah tersebut juga sangat bervariasi. Keberadaan air tanah

sangat dipengaruhi oleh sifat fisik batuan, terutama porositas dan

permeabilitasnya, kondisi daerah resapan, dan topografi daerah yang

bersangkutan. Berdasarkan Peta Hidrogeologi Lembar Yogyakarta, maka daerah

Boyolali dan sekitarnya mempunyai kondisi akuifer yang beragam dari akuifer

dengan produktivitas tinggi yang berupa akuifer dengan aliran melalui celah dan

ruang antar butir hingga daerah dengan air tanah langka.

Berdasarkan sistem penyaluran air tanah di dalam batuan, maka akifer di

Boyolali dapat dibedakan menjadi :

a. Akifer dengan aliran melalui ruang antar butir

Akifer ini terdapat pada batuan endapan aluvial, aluvial vulkanik dan endapan

undak. Akifer ini memiliki permeabilitas sedang – tinggi tergantung jenis

litologinya. Di daerah yang didominansi lempung permeabilitasnya akan

rendah, sebaliknya permeabilitas akan tinggi pada litologi yang didominasi

pasir.

b. Akifer dengan aliran melalui celah dan ruang antar butir

Sifat fidik akifer ini mempunyai permeabilitas yang baik dan ditemukan pada

Endapan Vulkanik Muda. Akifer yang berongga dijumpai pada lava vesikuler

yang produktivitasnya cukup tinggi, terbukti dengan banyak munculnya mata

air dari batuan ini di sekitar daerah kaki lereng Merbabu.

c. Akifer bercelah

Secara umum akifer ini mempunyai tingkat kelulusan rendah - sedang, dan air

tanah dijumpai pada daerah lembah dan zona pelapukan. Akifer ini dijumpai

pada Endapan Miosen. Pada material batupasir dan konglomerat mempunyai

tingkat kelulusan lebih besar dibanding pada batuan lempung.

Sedangkan berdasarkan keterdapatannya dapat dikelompokan menjadi

empat zona yaitu:

a. Daerah dengan kondisi akuifer setempat produktif tinggi dan mempunyai

penyebaran sempit yaitu daerah dataran di sekitar daerah selatan Ampel

sampai Kota Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-3

Page 4: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

b. Daerah dengan kondisi akuifer produktivitas sedang yang terletak di bagian

utara dengan litologi endapan pasir lereng Timur Laut Gunung Merbabu,

sekitar Tengaran dan Ampel.

c. Daerah dengan kondisi akuifer produktivitas kecil, terletak pada perbukitan

rendah sampai dataran sekitar Simo.

d. Daerah langka air tanah merupakan daerah perbukitan terjal, daerah

Kemusu dan lereng atas Gunung Merbabu.

Gambar 2.4 Peta Penggunaan Lahan

2.1.4 KONDISI HIDROLOGI

Kabupaten Boyolali mempunyai curah hujan yang tinggi dan memiliki

sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas masyarakatnya, termasuk

iklim tropis dengan rata-rata curah hujan sekitar 2000 milimeter/tahun. Wilayah

kabupaten Boyolali yang berupa dataran rendah dan dataran tinggi ini memiliki

keadaan pengairan cukup baik karena terdapat sumber mata air dan sungai-

sungai yang mengalir di wilayah ini. Selain itu, di Kabupaten Boyolali juga terdapat

beberapa waduk yang dapat dimanfaatkan masyarakat selain dari mata air dan

sungai. Waduk ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jika musim

kemarau tiba.

Potensi Hidrologi yang dimiliki Kabupaten Boyolali dan dapat dimanfaatkan

untuk kebutuhan rumah tangga, irigasi maupun kepentingan lainnya, baik alami

maupun buatan. Kondisi hidrologi di Kabupaten Boyolali sangat bervariasi antara

satu tempat dengan tempat yang lain. Beberapa faktor penyebabnya antara lain

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-4

Page 5: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

adalah perubahan iklim, topografi, dan struktur geologi. Keadaan hidrologi

tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Sumber Air Dangkal (Air Permukaan)

Air Permukaan adalah air yang terdapat di permukaan tanah yang berupa air

sungai, danau, telaga, waduk, dan rawa. Sumber air dangkal yang terdapat di

Kabupaten Boyolali antara lain:

a. Waduk

Air permukaan yang terdapat di Kabupaten Boyolali yang berasal dari

waduk yaitu:

- Kedung Ombo (3.536 Ha) dan memiliki tampungan efektif 636,69 juta m3,

airnya dimanfaatkan sebagai bahan baku PDAM dan hanya dapat

dinikmati oleh penduduk di desa Genengsari dan sekitarnya. Waduk ini

berada di wilayah Kecamatan Kemusu.

- Kedungdowo (48 Ha) di wilayah Kecamatan Andong.

- Cengklik (240Ha) di wilayah Kecamatan Ngemplak yang saat ini

mengalami banyak pendangkalan.

- Bade (80 Ha) di wilayah Kecamatan Klego.

TABEL 2.1RATA-RATA DEBIT PADA WADUK DI KABUPATEN BOYOLALI

No Nama/Lokasi Luas(Ha)

Volume(m3)

I. Waduk Cengklik

336 8.525.200/381.354

a. Ds. SentingKec. SambiKab. Boyolali

b. Ds. NgargorejoDs. SobokertoKec. NgemplakKab. Boyolali

II. Waduk Klegoa. Ds. Bade

Ds. KlegoDs. BlumbangKec. KlegoKab. Boyolali

56,34 1.900.000/600.000

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Boyolali, 2008

b. Sungai

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-5

Page 6: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Sungai yang terdapat di Kabupaten Boyolali mempunyai pola radial dan

mempunyai bentuk lembah ‘v’ yang menandakan erosi vertikal lebih

intensif dibandingkan erosi horisontal. Sungai-sungai tersebut adalah :

- Sungai Serang melintasi wilayah Kecamatan Karanggede, Kemusu dan

Wonosegoro.

- Sungai Cemoro melintasi wilayah Kecamatan Simo dan Nogosari.

- Sungai Pepe melintasi wilayah Kecamatan Boyolali, Mojosongo, Teras,

Banyudono, Sambi, Ngemplak.

- Sungai Gandul yang melintasi wilayah Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk,

Mojosongo, Teras dan Sawit.

- Sungai Bedoyo yang merupakan sungai yang cukup besar.

Berikut merupakan daftar sungai dan anak sungai Kabupaten Boyolali :

TABEL 2.2DAFTAR SUNGAI/ DAS DAN DANAU/ WADUK BESERTA PANJANG DAN

DEBITNYADI KABUPATEN BOYOLALI

a. Sungai/ DAS

No.Nama

(Sungai dan DAS)

Panjang

(Km)

Debit Air(m3/dtk)

Max / Min

PermasalahanUpaya

Konservasi

1 2 3 4 5 6

1 Serang / DAS Serang 15 6.844/0.441

- Penambangan liar (pasir dan batu)

- Pemetaan tepi-tepi sungai bersedimen kemudian dimanfaatkan untuk lahan pertanian

- Erosi pada tikungan alur sungai / tebing sehingga rawan longsor

- Lahan gundul di sempadan / sekitar sungai

- Adanya bangunan di atas sungai

- Sosialisasi masyarakat sekitar sungai (dalam rangka pengamanan sungai)

- Pengamanan tebing (cek dam)

- Penghijauan

- Larangan tangkap ikan dengan strom, racun (Perda Kab. Boyolali No. 8/ 2008

2 Pepe / DAS Bengawan Solo

11.5 24.346/11.179

3 Iramg grenjeng / DAS Serang

4.8 0.830

4 Kapuk / DAS Serang 3.7 0.660

5 Wates / DAS Bengawan Solo

5.1 0.760

6 Gondang / / DAS Bengawan Solo

5.4 0.340

7 Rejoso / DAS Bengawan Solo

5.1 0.286

8 Bogo / DAS Bengawan Solo

4 1.800

9 Nongko / DAS Bengawan Solo

7.4 0.530

10 Pule / DAS Bengawan Solo

8 3.698

11 Sombo / DAS Bengawan Solo

7.6 1.639

12 Luwuk / DAS Bengawan Solo

6.5 0.320

1 2 3 4 5 6

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-6

Page 7: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

13 Gandul / DAS Bengawan Solo

28.5 7.128/6.960

14 Palang / DAS Serang 4.2 0.150

15 Klumpit / DAS Serang 7.9 -

16 Mati / DAS Serang 7.3 -

17 Tambakan / DAS Serang

7.2 -

18 Mojolegi / DAS Serang 2.6 -

19 Kedungmangir / DAS Serang

6.3 -

20 Selo / DAS Serang 5.3 -

21 Makasih / DAS Serang 8.7 0.050

22 Bodeh / DAS Serang 1.9 0.050

23 Klampok / DAS Serang 3.9 0.050

24 Grenjengan / DAS Serang

1.9 0.050

25 Jengglong / DAS Bengawan Solo

6.2 0.180

26 Bendungan / DAS Tuntang

9.7 0.130

27 Timo / DAS Serang 4 1.100

28 Bagor / DAS Serang 7 1.100

29 Bedoyo / DAS Bengawan Solo

17.3 1.100

30 Dungguyangan / DAS Serang

6.6 1.100

31 Dungori / DAS Serang 1 1.100

32 Lunyu / DAS Serang 6 1.100

33 Kedungrong / DAS Serang

12.2 0.075

34 Sranten / DAS Serang 3.1 0.075

35 Bengle / DAS Serang 11.6 0.180

36 Pringapus / DAS Serang 7.7 0.070

37 Kedungbendo / DAS Bengawan Solo

4.4 1.012

38 Gebang / DAS Bengawan Solo

4.3 11.651

39 Nanas / DAS Bengawan Solo

4.3 -

40 Jowo / DAS Bengawan Solo

9.3 -

41 Cemoro / DAS Bengawan Solo

16.3 4.485/0.154

42 Butak / DAS Bengawan Solo

43 Andong / DAS Serang

44 Tempel / DAS Bengawan Solo

45 Gede / DAS Bengawan Solo

46 Larangan / DAS Bengawan Solo

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-7

Page 8: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Sumber data: Badan Lingkungan HidupKabupaten Boyolali, 2010

b. Danau/Waduk/Situ/Embung

No.Nama

(Sungai dan DAS)

Panjang

(Km)

Debit Air(m3/dtk)

Max / Min

PermasalahanUpaya

Konservasi

1 Waduk Kedung Ombo

Desa Bawu, Kemusu, Genengsari, Kedungrejo, Wonoharjo, Kedungmulyo, Sarimulyo, Klewor, Watugede, Kecamatan Kemusu

6576 Data tidak

tersedia

-Pemanfaatan sabuk hijau (greeenbelt) sebagai tempat permukiman dan lahan budidaya

-Pendangkalan waduk

Relokasi warga sekitar waduk ke lokasi yang sesuai dengan peruntukannya

Mengatasi erosi daerah hulu

2 Waduk Cengklik

Desa Senting Kecamatan Sambi, Desa Ngargorejo, Sobokerto, Kecamatan Ngemplak

240 9.299.240/ 276.180

-Pendangkalan waduk

-Banyaknya karamba di waduk (mempercepat pendangkalan)

Mengatasi erosi daerah hulu

Pengawasan dan pengendalian usaha karamba/ pendekatan masyarakat

3 Waduk Bade

Desa Bade, Blumbang, Klego, Kecamatan Klego

80 2.844.400/ 969.400

Pendangkalan waduk

Mengatasi erosi daerah hulu

Sumber data: Badan Lingkungan HidupKabupaten Boyolali, 2010

2. Air Tanah

Air tanah yang ada di Kabupaten Boyolali muncul dalam bentuk mata air. Pada

bagian selatan Kabupaten Boyolali lebih banyak ditemukan mata air daripada

bagian utara sehingga rentan timbul kekeringan. Di Boyolali bagian selatan

mata air ditemukan di Kecamatan Ampel, Boyolali, Banyudono, Teras dan

Sawit. Sedangkan di bagian utara ditemukan di Kecamatan Juwangi,

Wonosegoro, dan Kemusu mata air ini dimanfaatkan untuk keperluan irigasi,

PDAM dan air minum masyarakat. Untuk lebih jelasnya data mata air yang

terdapat di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 2.3 DAFTAR MATA AIR KABUPATEN BOYOLALI

No Nama Sumber

Mata Air

Lokasi Luas Area Oncoran

(Ha)

DebitSumber(Lt/dt)

Desa Kecamatan

1. Bantengan Bentengan Karanggede 11.30 152. Pinggir Pinggir Karanggede 11.00 153. Klego Klego Klego 12.00 15

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-8

Page 9: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

No Nama Sumber

Mata Air

Lokasi Luas Area Oncoran

(Ha)

DebitSumber(Lt/dt)

Desa Kecamatan4. Tanjung Tanjung Klego 11.00 155. Sangge Sangge Klego 15.00 56. Kedung Kd. Lengkong Simo 11.00 157. Sirah Gunung Simo 11.00 88. Tlatar Kebonbimo Boyolali 14.30 2949. Ketingan Mudal Boyolali 10.00 410. Sililin/Tlogo Kiringan Boyolali 7.00 2111. Blimbing Manggis Mojosongo 379.90 1012. Karangandong Metuk Mojosongo 32.30 2813. Pulerejo Jurug Mojosongo 4.50 214. Gendol Tambak Mojosongo 14.00 1315. Tawangsari Dlingo Mojosongo 5.30 616. Kenteng Cepoko Sawit Sawit 25.30 1517. Cepoko Sawit Cepoko Sawit Sawit 24.60 2518. Gomban Tan Cepoko Sawit Sawit 4.60 1019. Nledok Cepoko Sawit Sawit 37.65 2020. Kebatan Jenengan Sawit 15.20 6821. Soka Jenengan Sawit 81.10 1022. Gombang Gombang Sawit 23.00 6023. Mungup Kemasan Sawit 23.81 1524. Lajan Kemasan Sawit 118.60 1025. Langse Nepen Teras 293.20 15226. Manggis Nepen Teras 429.98 26727. Rembang Nepen Teras 57.60 49328. Bon Siji Dukuh Banyudono 55.80 15029. Dahar Dukuh Banyudono 40.00 4530. Temanten Dukuh Banyudono 12.20 5231. Tirtomoyo Dukuh Banyudono 72.10 2332. Sidomulyo Cangkringan Banyudono 117.10 13633. Sungsang Bendan Banyudono 14.00 33434. Ngrancah Urut Sewu Ampel 15.00 1035. Ngreco Selodoko Ampel 7.00 836. Jambe Gondang Slamet Ampel 15.00 437. Mliwis Mliwis Cepogo 12Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Boyolali, 2008

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-9

Page 10: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.5 Peta Curah Hujan Kabupaten Boyolali

Gambar 2.6 Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-10

Page 11: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

2.1.5 KONDISI GEOLOGI

1. Geomorfologi Regional

Secara fisiografi regional wilayah Kabupaten Boyolali termasuk dalam

Gunung api Kuarter Jawa Tengah. Fisiografi Jawa Tengah secara garis besar

terdiri dari:

a. Pegunungan Serayu Utara

Pegunungan ini merupakan rangkaian pegunungan tertinggi di Jawa Tengah,

terbentang mulai dari utara Ajibarang di sebelah barat sampai Karangkobar

di sebelah timur dan terpotong oleh Gunungapi Slamet, G. Butak, G. Bisma,

G. Ronggo Jembangan, G. Sindoro, dan G. Sumbing beserta produk

volkaniknya. Formasi batuan pada zona ini berumur Eosen hingga Pliosen.

Struktur geologi di dalam zona ini berupa kombinasi lipatan dan sesar naik

dengan arah barat-timur yang terpotong oleh sesar geser berarah utara-

selatan. Kejadian rangkaian pegunungan ini terkait dengan desakan

lempeng Hindia-Australia yang bergerak relatif ke utara menyusup di

bawah lempeng Asia.

b. Pegunungan Serayu Selatan

Pegunungan ini terbentang dari selatan Kawunganten ke arah timur sampai

dengan Purworejo. Formasi batuan pada zona ini merupakan kumpulan

Formasi Pra Tersier – Holosen. Batuan Pra tersier tersingkap di Luk Ulo,

Karangsambung dan Banjarnegara Selatan dengan litologi beraneka ragam

yang tercampur aduk secara tektonik (Melange) sebagai salah satu ciri khas

endapan palung penunjaman (subduction zone). Struktur geologi yang ada

merupakan bagian dari Axial Ridge dan Southern Slope berupa kombinasi

antiklin asimetri – sinklin berarah relatif barat – timur yang terpotong oleh

sesar turun dan sesar naik berarah relatif utara – selatan.

c. Gunung Api Kuarter

Secara tektonik terbentuk setelah terjadi gunung api daratan (Fore Arc

Basin) pada akhir zaman Tersier, dimulai dengan munculnya G.

Rogojembangan pada kala Pleistosen. Pada kurun waktu berikutnya

(Holosen) terbentuk G. Dieng, G.Slamet, G.Sindoro dan G. Sumbing, G.

Merbabu dan Gunung Merapi serta Gunung Lawu yang masih aktif hingga

sekarang.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-11

Page 12: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

d. Zona Depresi Tengah Jawa

Zona ini membentang pada lembah Sungai Serayu yang memisahkan

antara Pegunungan Serayu Utara dengan Pegunungan Serayu Selatan dan

Gunung api Kuarter. Formasi batuan pada zona ini berupa endapan sungai

tua (terrace deposit) yang berumur Pleistosen dan endapan sungai muda

yang terbentuk hingga sekarang.

e. Pegunungan Selatan

Pegunungan ini merupakan bagian yang terpisahkan dari rangkaiannya di

barat (Gabon High di Nusakambangan, Cilacap) dan di timur (Pegunungan

Jiwo) oleh Kebumen Low – Kulon Progo High dan Kroya Low – Wangon

Depression yang tersusun oleh sedimen klastik – non klastik berumur

Tersier.

f. Zona Rembang dan Kendeng

Zona ini merupakan antiklinorium yang berarah umum barat-timur sejajar

dengan arah memanjang P. Jawa. Zona ini tersusun oleh batuan-batuan

sedimen berumur Oligosen sampai Pleistosen yang didominasi oleh batuan

berbutir halus.

g. Zona Depresi Solo

Zona ini merupakan cekungan antara pegunungan Kendeng di bagian utara

dan Pegunungan Selatan di bagian selatan, namun depresi ini sekarang

telah terisi oleh endapan volkanik yang cukup besar.

h. Zona Dataran Pantai Utara

Zona ini terletak di sebelah utara dari Zona Gunung Api Kuarter dan

Antiklinorium Bogor-Kendeng dan tersusun oleh endapan alluvial dan

alluvial pantai yang didominasi oleh endapan pasir dan lempung.

2. Geologi Kabupaten Boyolali

Sebagian besar wilayah Kabupaten Boyolali adalah dataran rendah dan

dataran bergelombang dengan perbukitan yang tidak begitu terjal.

Kabupaten Boyolali secara umum termasuk bagian lereng gunung api

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-12

Page 13: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

kuarter G. Merbabu dan Gunung Merapi. Sedangkan di bagian utara juga

terdapat waduk Kedungombo.

Secara umum topografi tinggi terletak di wilayah barat mulai dari

Kecamatan Selo, Kecamatan Cepogo, Kecamatan Winong yang merupakan

kaki lereng Gunung Merapi dan Kecamatan Ampel lereng Gunung Merbabu.

Kemudian secara berangsur semakin bertopografi rendah ke arah timur

Kecamatan Teras dan ke arah timur laut Kecamatan Simo.

3. Struktur Tanah

Tanah yang terdapat pada lapisan luar bumi, terdiri atas kumpulan aktivitas

geologi, kimia, dan fisik, yang selalu berlangsung setiap saat secara konstan, yang

berubah dan berkembang sesuai perubahan yang ada, baik perubahan iklim,

bentang alam dan vegetasi.

1. Stratigrafi Regional

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Salatiga yang disusun oleh Sukardi dan

Budhitrusna (1992) litologi di Kecamatan Ampel dan sekitarnya terdiri dari

beberapa satuan batuan yaitu :

a. Formasi Kerek (Tmk)

Formasi Kerek merupakan sedimen tipe flysh yang berselang-seling terdiri

dari perselang-selingan batu lanau, batu lempung, batu pasir gampingan,

dan batu gamping pasiran yang mengandung bahan vulkanik.

Sifat fisik batuan :

- Bersifat mudah hancur

- Ada batuan kedap (Napal, Lempung)

- Ada batuan porus (batu pasir, batu gamping, batu pasir kerikilan)

Batuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Juwangi, Karanggede, Klego,

Wonosegoro, Andong, Kemusu, Nogosari, Simo dan Sambi.

b. Formasi Kalibeng (Pliosen)

Formasi ini terdiri dari batu gamping koral, batu gamping globigerina, dan

napal pasiran dengan glaukonite dan foraminifera kecil.

Sifat fisik:

- Batuan bersifat porus

- Sebagian bersifat agak kedap

c. Formasi Notopuro (Pleistosen).

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-13

Page 14: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Formasi ini terdiri dari batuan breksi andesit dan agglomerat dan secara

lokal terdapat endapan lahar.

Sifat fisik :

- batuan bersifat porus

- mudah mololoskan air

d. Formasi Kabuh (Pleistosen)

Formasi ini terdiri dari batu pasir silang-siur, kerikil sisipan tuf andesit, dan

konglomerat basal

Sifat fisik :

- batuan bersifat porus

- mudah mololoskan air

e. Batuan Vulkanik Kuarter

Batuan vulkanik kuarter terdiri dari:

i) Batuan Gunung Api Merbabu berupa breksi gunung api, lava, tuf, dan

breksi lahar. Sifat fisik :

- Bersifat porus (breksi, breksi lahar)

- Ada yang bersifat kedap (lava)

Batuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Selo, Cepogo, Ampel,

Karanggede, Klego, Wonosegoro, Sambi, Simo, Nogosari, dan Ngemplak.

ii) Batuan Gunung Api Merapi berupa breksi gunung api, lava, tuf, dan

breksi lahar (pasir lepas sampai pasir agak padu). Sifat fisik :

- Bersifat porus

- Sebagian kedap pada lava

Batuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Selo, Cepogo, Banyudono,

Ampel, Kota Boyolali, Mojosongo, Sawit, dan Teras.

f. Endapan alluvial terdiri dari lempung, lanau dan pasir. Termasuk

didalamnya alluvial yang berupa lempung, lanau, pasir dan kerikil sampai

boulder batuan beku yang bersifat lepas. Batuan ini tersingkap di wilayah

Kecamatan Ngemplak, Sambi, Simo, Mojosongo, Sawit, Teras.

Tanah merupakan hasil pelapukan batuan selama ribuan bahkan jutaan

tahun yang lalu, dimana lapisan tanah yang telah matang (solum) terdiri atas zat

padat, cair dan gas. Struktur tanah wilayah Kabupaten Boyolali terdiri atas :

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-14

Page 15: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

- Bagian Timur Laut (Kecamatan Karanggede dan Simo) pada umumnya terdiri

dari tanah lempung.

- Bagian Tenggara (Kecamatan Sawit dan Banyudono) struktur tanahnya adalah

tanah Galih.

- Bagian Barat Laut (Kecamatan Musuk dan Cepogo) struktur tanahnya berpasir.

- Bagian Utara sepanjang perbatasan Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten

Grobogan struktur tanahnya berupa tanah kapur.

Sedangkan jenis tanah yang ada di Kabupaten Boyolali adalah sebagai

berikut :

- Tanah asosiasi litosol dan grumosol terdapat di wilayah Kecamatan

Kemusu, Klego, Andong, Karanggede, Wonosegoro dan Juwangi.

- Tanah litosol cokelat terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo, Ampel

dan Selo.

- Tanah regosol kelabu terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo,

Ampel, Boyolali, Mojosongo, Banyudono, Teras, dan Sawit.

- Tanah regosol cokelat terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo,

Musuk, Mojosongo, Teras, Sawit dan Banyudono.

- Tanah andosol cokelat terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo,

Ampel dan Selo.

- Tanah kompleks regosol kelabu dan grumosol terdapat di wilayah

Kecamatan Kemusu, Wonosegoro, dan Juwangi.

- Tanah grumosol kelabu tua dan litosol terdapat di wilayah

Kecamatan Simo, Sambi, Nogosari, dan Ngemplak.

- Tanah kompleks andosol kelabu tua dan litosol terdapat di wilayah

Kecamatan Cepogo, Ampel dan Selo.

- Tanah asosiasi grumosol kelabu tua dan litosol terdapat di wilayah

Kecamatan Simo, Sambi, Nogosari dan Ngemplak.

- Tanah mediteranian cokelat tua terdapat di wilayah Kecamatan

Kemusu, Klego, Andong, Karanggede, Wonosegoro, Simo, Nogosari, Ngemplak,

Mojosongo, Sambi, Teras, dan Banyudono.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-15

Page 16: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.7 Peta Jenis Tanah Kabupaten Boyolali

Gambar 2.8 Peta Geohidrologi Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-16

Page 17: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.9 Peta Kedalamam Air Tanah Kabupaten Boyolali

Gambar 2.10 Peta Permeabilitas Air Tanah Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-17

Page 18: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

2.2 ADMINISTRATIF

1. a. Nama kabupaten : BOYOLALIb. Nama ibu kota : BOYOLALI

2. Provinsi : JAWA TENGAH

3. Letak Geografis/ Perbatasan- Sebelah Utara : Kab. Grobogan dan Kab. Semarang- Sebelah Timur : Kab. Karanganyar, Kab, Sragen, dan Kab.

Sukoharjo- Sebelah Selatan : Kab. Klaten dan DIY- Sebelah Barat : Kab. Magelang dan Kab. Semarang

4 Luas Wilayah Total Kabupaten : 1.015,10 km2

5. Jumlah Kecamatan : 19 kecamatan

6. Jumlah Penduduk Total Kabupaten (2009) : 951,717 jiwa

7. Rata-rata Kepadatan Penduduk Kabupaten : 938 jiwa/ km2

8. Tingkat pertumbuhan penduduk : ± 0.22 %

Kabupaten Boyolali dengan bentang Barat - Timur sejauh 48 km dan bentang

Utara - Selatan sejauh 54 km, mempunyai luas wilayah kurang lebih

101.510,10 hektar yang terbagi dalam 19 kecamatan terdiri dari 263 desa

dan 4 kelurahan.

WILAYAH ADMINISTRATIF

1. Luas Wilayah Kota/ administratif : 26.251 km2

2. Jumlah penduduk di wilayah administrasi : 59,411 jiwa3. Rata-rata Kepadatan penduduk : 2263 jiwa/ km2

TABEL 2.4BANYAKNYA DESA/KELURAHAN, DUSUN, R W DAN R TDI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

Kecamatan

Jml Desa /Kelurahan Dusun

Rukun Warga

Rukun Tetangga

1 2 3 4 501. Selo 10 33 52 21402. Ampel 20 78 154 54603. Cepogo 15 45 92 40604. Musuk 20 51 90 52005. Boyolali 9 21 113 485

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-18

Page 19: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

06. Mojosongo 13 41 69 37907. Teras 13 36 47 30608. Sawit 12 33 42 17409. Banyudono 15 40 57 25310. Sambi 16 56 60 33711. Ngemplak 12 45 106 41812. Nogosari 12 47 67 40513. Simo 13 45 68 29814. Karanggede 16 57 64 27515. Klego 13 43 68 29316. Andong 16 57 79 34317. Kemusu 17 48 62 28218. Wonosegoro 18 67 92 36219. Juwangi 10 33 43 202 Jumlah 267 876 1.425 6.498

2008 267 874 1.428 6.4422007 267 874 1.414 6.4062006 267 873 1.386 6.3342005 267 890 1.364 6.2742004 267 885 1.365 6.167

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali

Gambar 2.11 Peta Admistrasi Kabupaten Boyolali

Gambar 2.12 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-19

Page 20: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

2.3. KEPENDUDUKAN Secara agregat penduduk Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 tercatat

951.717 jiwa, tumbuh sebesar 0.22% dari tahun sebelumnya. Kepadatan

penduduk Kabupaten Boyolali sebesar 938 jiwa/km2.

JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUKTabel : 2.5 DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

Kecamatan Luas Jumlah Penduduk Kepadatan (Km ) Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah (Jiwa/Km )1 2 3 4 5 6

01. Selo 56,0780 13.059 13.786 26.845 47902. Ampel 90,3910 33.663 35.118 68.781 76103. Cepogo 52,9980 26.125 26.976 53.101 1.00204. Musuk 65,0410 29.233 31.095 60.328 92805. Boyolali 26,2510 29.234 30.177 59.411 2.26306. Mojosongo 43,4110 25.172 26.158 51.33 1.18207. Teras 29,9360 22.685 22.943 45.628 1.52408. Sawit 17,2330 16.33 16.666 32.996 1.91509. Banyudono 25,3790 21.779 23.415 45.194 1.78110. Sambi 46,4950 24.117 24.466 48.583 1.04511. Ngemplak 38,5270 34.895 35.966 70.861 1.839 12. Nogosari 55,0840 29.491 31.033 60.524 1.09913. Simo 48,0400 21.072 22.561 43.633 90814. Karanggede 41,7560 19.567 21.003 40.57 97215. Klego 51,8770 22.545 23.362 45.907 88516. Andong 54,5280 30.36 31.564 61.924 1.13617. Kemusu 99,0840 22.825 23.485 46.31 46718. Wonosegoro 92,9980 26.972 27.762 54.734 58919. Juwangi 79,9940 17.357 17.7 35.057 438 Jumlah 1.015,1010 466.481 485.236 951.717 9382008 1.015,1010 464.837 484.757 949.594 9352007 1.015,1010 463.295 483.731 947.026 9332006 1.015,1010 461.806 482.375 944.181 9302005 1.015,1010 460.072 481.075 941.147 9272004 1.015,1010 459.106 479.981 939.087 925Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-20

Page 21: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

BANYAKNYA RUMAH TANGGA, PENDUDUK DANTabel : 2.6 SEX RATIO DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

Rumah Penduduk Jiwa / Kecamatan tangga Rumah Sex Ratio

Laki-laki Perempuan tangga 1 2 3 4 5 6

01. Selo 7.695 13.059 13.786 3,5 94,7302. Ampel 20.239 33.663 35.118 3,4 95,8603. Cepogo 14.035 26.125 26.976 3,8 96,8504. Musuk 16.332 29.233 31.095 3,7 94,0105. Boyolali 16.776 29.234 30.177 3,5 96,8806. Mojosongo 14.221 25.172 26.158 3,6 96,2307. Teras 12.973 22.685 22.943 3,5 98,8808. Sawit 8.505 16.33 16.666 3,9 97,9809. Banyudono 13.247 21.779 23.415 3,4 93,0110. Sambi 16.67 24.117 24.466 2,9 98,5711. Ngemplak 20.474 34.895 35.966 3,5 97,0212. Nogosari 17.185 29.491 31.033 3,5 95,0313. Simo 12.608 21.072 22.561 3,5 93,4014. Karanggede 11.972 19.567 21.003 3,4 93,1615. Klego 11.645 22.545 23.362 3,9 96,5016. Andong 15.084 30.36 31.564 4,1 96,1917. Kemusu 11.562 22.825 23.485 4,0 97,1918. Wonosegoro 14.516 26.972 27.762 3,8 97,1519. Juwangi 8.43 17.357 17.7 4,2 98,06

Jumlah 264.169 466.481 485.236 3,6 96,132008 259.491 464.837 484.757 3,7 95,892007 256.429 463.295 483.731 3,7 95,782006 251.641 461.786 482.316 3,8 95,742005 247.822 460.072 481.075 3,8 95,62004 241.805 459.106 479.981 3,9 95,7Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali

Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 466.481 jiwa dan perempuan sebanya

485.236 jiwa sehingga sex rasionya sebesar 96,13. Sedangkan jumlah rumah tangga

ada 264.169 dengan rata-rata 3,6 jiwa/rumah tangga.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-21

Page 22: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Tabel 2.7Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten

Boyolali Tahun 2005 – 2009

Rentang Usia (tahun)

Jumlah Tahun2005 2006 2007 2008 2009

0 - 4 78.736 69.648 69.857 70.989 71.1545 - 9 84.659 78.311 78.546 77.800 77.982

10 - 14 93.738 87.254 87.520 87.944 88.15015 -19 97.370 71.165 71.381 72.975 73.14220 - 24 77.449 76.952 77.179 76.414 76.58625 - 29 71.804 78.217 78.451 78.240 78.41630 - 34 71.565 76.404 76.633 79.091 79.26135 - 39 70.864 63.373 35.060 64.300 64.43840 - 44 61.735 70.475 70.690 70.554 70.70145 -49 50.170 63.143 63.328 63.573 63.71650 -54 39.948 51.050 51.208 48.795 48.90255 - 59 35.373 21.449 41.953 42.145 42.23160 - 64 18.084 24.672 42.290 43.259 43.352> 64 72.529 74.196 74.430 73.515 73.686

JUMLAH941.14

7944.10

1947.02

6949.59

4951.71

7

Sumber data: BPS Kaupaten. Boyolali

Dilihat menurut kelompok umur, penduduk dibawah 15 tahun sebesar

24,93% (237.286 jiwa) dan penduduk usia 65 tahun keatas sebesar 7,74% (73.686

jiwa), sedang penduduk usia 15 – 64 tahun sebesar 67,33% (640.745 jiwa).

Berdasarkan hasil Studi EHRA terhadap status rumah responden diketahui

bahwa mayoritas kepemilikan rumah adalah milik sendiri sebanyak 86,19%, milik

orang tua sebanyak 12,25%, berbagi dengan keluarga lain 0,88%, dan selebihnya

dengan status kepemilikan rumah dinas, sewa, kontrak, lainnya sebanyak 0,7%.

Grafik 2.1. Status kepemilikan rumah responden Studi EHRA (N = 1.600

rumah tangga)

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-22

Page 23: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-23

Page 24: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Tabel 2.8Proyeksi penduduk di Kabupaten Boyolali Tahun 2010 – 2029

NOKECAMATA

N 2006 2007 2008 2009 2010 2015 2020 2025 20291 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Selo 26,77726,84

426,85

526,84

5 27,111 27,561 28,019 28,484 28,862

2 Ampel 68,56168,49

868,52

068,78

1 68,745 69,158 69,574 69,993 70,329

3 Cepogo 51,72252,16

052,50

053,10

1 52,678 53,553 54,443 55,347 56,081

4 Musuk 60,15060,22

460,28

660,32

8 60,786 61,734 62,697 63,675 64,468

5 Boyolali 58,49658,86

559,23

759,41

1 60,056 62,095 64,203 66,383 68,180

6 Mojosongo 51,02651,10

751,17

451,33

0 51,291 51,600 51,910 52,222 52,473

7 Teras 44,86645,00

745,36

745,62

8 45,699 46,876 48,084 49,323 50,337

8 Sawit 33,00133,01

633,04

732,99

6 33,494 34,305 35,137 35,988 36,684

9 Banyudono 45,08645,33

045,27

645,19

4 45,548 45,913 46,282 46,653 46,953

10 Sambi 48,57248,67

648,53

048,58

3 49,057 49,698 50,347 51,005 51,538

11 Ngemplak 69,68670,38

470,50

270,86

1 71,980 74,720 77,564 80,517 82,959

12 Nogosari 60,84960,77

360,74

560,52

4 61,193 61,900 62,615 63,339 63,924

13 Simo 43,34043,43

143,53

343,63

3 43,797 44,413 45,039 45,673 46,18614 Karangged 40,807 40,55 40,74 40,57 40,677 40,881 41,085 41,291 41,457

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-19

Page 25: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

e 5 0 0

15 Klego 45,38545,60

045,85

045,90

7 45,655 45,746 45,838 45,929 46,003

16 Andong 61,21361,47

961,71

361,92

4 62,145 63,272 64,419 65,587 66,537

17 Kemusu 46,03346,07

646,23

746,31

0 46,492 47,194 47,906 48,629 49,215

18Wonosegoro 53,839

54,185

54,469

54,734 55,068 56,571 58,115 59,701 61,001

19 Juwangi 34,77234,81

635,01

335,05

7 35,754 37,374 39,066 40,836 42,309

TOTAL944,1

81947,0

26949,5

94951,7

17957,2

26974,5

64992,3

431,010,5

751,025,

496Sumbe datar: RTRW Kabupaten Boyolali 2011 - 2031

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-20

Page 26: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.13 Peta Kepadatan Penduduk Tahun 2025

2.4. PENDIDIKAN

Kondisi pendidikan di Kabupaten Boyolali, dapat dilihat dari kinerja

bidang pendidikan secara makro pada tabel berikut ini.

Tabel 2.9Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM),

Angka Kelulusan (AK) di Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009

No Tahun SD SLTP SLTA

APK APM AK APK APM AK APK APM AK

1.2005

100,79

84,29

99,21

83,3260,1

691,56 43,35

30,24

97,77

2.2006

100,26

83,10

99,34

86,1462,3

891,42 43,80

30,13

91,73

3.2007 98,5

82,37

98,84

88,3363,9

991,93 45,10

31,59

97,13

4.2008

100,26

97,62

96,80

96,3272,1

493,29 65,09

37,14

90,39

5.2009

100,18

84,45

99,8 96,3272,1

494,94 65,09

45,86

97,43

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-20

Page 27: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Sumber data: Disdikpora Kabupaten Boyolali

Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan

sangat menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan. Jumlah fasilitas

pendidikan di Kabupaten Boyolali sebagai berikut.

Tabel 2.10Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009

N

o.

Jenis Sekolah Jumlah

Sekolah

Jumlah

Murid

Jumlah

Guru1 Taman Kanak-kanak Negeri 3 264 202 Taman Kanak-kanak Swasta 518 17.230 1.4483 Taman kanak-kanak BA/RA 165 4.750 434 SD Negeri 585 76.903 5.6875 SD Swasta 19 2.440 1916 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Negeri 12 3.601 2287 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta 189 17.646 1.6968 SMP Negeri 51 28.087 2.0179 SMP Swasta 33 7.011 65010 Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Negeri14 6.981 495

11 Madrasah Tsanawiyah (MTs) Swasta

22 3.479 380

12 SMA/SMK Negeri 26 14.667 1.09613 SMA/SMK Swasta 43 11.867 1.16514 Madrasah Aliyah (MA) Negeri 3 827 10315 Madrasah Aliyah (MA) Swasta 5 617 10316 Perguruan Tinggi 2

Sumber : Boyolali Dalam Angka, 2009

Jumlah sekolah taman kanak-kanak 686 sekolah dengan jumlah murid

22.244 orang dan jumlah guru 1.511 orang sehingga ratio murid terhadap

guru adalah 15. Jumlah sekolah dasar 805 sekolah dengan jumlah murid

100.590 orang dan jumlah guru 7.802 orang sehingga ratio murid terhadap

guru adalah 13. Jumlah sekolah menengah pertama 120 sekolah dengan

jumlah murid 45.558 orang dan jumlah guru 3.542 orang sehingga ratio murid

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-21

Page 28: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

terhadap guru adalah 13. Jumlah sekolah menengah atas 77 sekolah dengan

jumlah murid 27.978 orang dan jumlah guru 2.467 orang sehingga ratio murid

terhadap guru 11.

Tabel 2.11 Jumlah Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan

di Kabupaten Boyolali Tahun 2005 - 2009

Pendidikan

Jumlah Tahun

2005 2006 2007 2008 2009*

Tidak / Belum Tamat SD

268.832

272.126

274.523

271.515

268.836

Tamat SD305.82

6306.66

3302.90

9303.75

8262.74

9

Tamat SLTP152.51

8155.47

7156.04

9118.82

5129.69

6

Tamat SLTA112.27

9115.22

3118.09

1161.17

8182.38

7

Tamat Akademi/Diploma 12.112

12.791 10.40610.814

21.222

Tamat PT/ D IV 10.844 11.734 12.070 12.515 15.673

TOTAL862.41

1874.53

3877.16

9878.60

5880.56

3

Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali ; 2009* : Data sementara

Gambar 2.14Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2005 –

2009*

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-22

Page 29: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Penjelasan atau interpretasi Tabel 2.11 dan Gambar 2.14 bahwa struktur

penduduk Kabupaten Boyolali dilihat dari tingkat pendidikan menjadi semakin

meningkat karena komposisi untuk penduduk yang lulus SLTA dan Perguruan

Tinggi semakin meningkat, hal tersebut akan dapat mengkontribusi HDI

(Human Development Index).

Penangananan buta aksara di Kabupaten Boyolali sejak tahun 2009

telah mencapai 100% dimana penduduk usia 15 – 44 tahun telah 100% bebas

buta aksara. Saat ini adalah tahap pelestarian agar tidak kembali buta aksara.

Peningakatan ketrampilan kepada masyarakat dilaksanakan melalui SKB

oleh pemerintah dan PKBM serta kursus yang diselenggarakan oleh

masyarakat. Permasalahan saat ini adalah belum optimalnya peran dan fungsi

SKB dan kurangnya jaminan kualitas PKBM.

2.5.KESEHATAN

Pembangunan kesehatan menyangkut aspek mendasar dalam

pembangunan manusia. Keberhasilan pembangunan kesehatan akan

berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kondisi kesehatan masyarakat salah satunya tercermin dari angka

harapan hidup pada tahun 2005 yaitu 69,90 tahun, sedangkan tahun 2010

yaitu 70,6 tahun, sehingga terjadi peningkatan angka harapan hidup di

Kabupaten Boyolali. Hal ini disebabkan keberhasilan program kesehatan dan

program pembangunan sosial ekonomi. Meningkatnya perawatan kesehatan

melalui puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan

akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan

kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh

pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-23

Page 30: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia

harapan hidupnya.

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara umum, khususnya di

bidang kesehatan antara lain dipengaruhi oleh adanya kecenderungan

menurunnya angka kematian bayi kelahiran hidup, meningkatnya keluarga

sadar gizi dan dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu sebagai berikut :

a. Meningkatnya jumlah Puskesmas dari tahun 2005 sampai dengan

tahun 2007 sebanyak 27 Puskesmas menjadi 29 Puskesmas pada

tahun 2008 dan 2009.

b. Meningkatnya status Puskesmas Pembantu (Pustu) menjadi

Puskesmas sebanyak 2 unit.

c. Meningkatnya jumlah Rumah Sakit Umum Daerah dari 2005 sampai

dengan tahun 2007 hanya 1 buah (RSUD Pandan Arang), menjadi 2

buah RSUD (RSUD Banyudono) pada Tahun 2008 dan meningkat lagi

menjadi 3 buah RSUD (RSUD Simo) pada tahun 2009. Sedangkan

untuk status 3 rumah sakit tersebut adalah: RSUD Simo masuk

kategori kelas/type D; RSUD Banyudono masuk kategori kelas/type D;

dan RSUD Pandan Arang masuk kategori kelas/type C dengan

terakreditasi 16 pelayanan pada tahun 2007 serta dengan sebutan

Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut.

d. Keadaan jumlah tenaga medis juga mengalami kenaikan yang cukup

berarti untuk mendukung lancarnya pelayanan kepada masyarakat

dari tahun 2007 sebanyak 116 naik menjadi 120 pada tahun 2008,

dan meningkat lagi pada tahun 2009 menjadi 123 orang tenaga

medis.

Keberhasilan bidang kesehatan yang pernah diperoleh, antara lain :

a. Juara 1 Nasional Lomba Tingkat Nasional untuk kegiatan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Keluarga pada tahun 2007/2008;

b. Berhasilnya RSUD Pandan Arang mendapatkan Piala Citra Pelayanan

Prima dari Presiden pada tahun 2008 dengan tetap konsistennya

melaksanakan 16 jenis pelayanan yang telah terakreditasi serta

bersamaan pula dengan diterimanya Penghargaan Pelopor Inovasi

Layanan Prima oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI bagi

direktur RSUD Pandan Arang, dan sebagainya.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-24

Page 31: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Dokter merupakan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan

dalam dunia kesehatan, pada tahun 2009 jumlah dokter (umum, spesialis,

gigi) yang ada di Kabupaten Boyolali secara keseluruhan sebanyak 123 orang,

sedangkan yang bertugas di puskesmas/pustu sebanyak 86 orang dokter

umum dan 22 orang dokter gigi.

Tabel 2.12

Tenaga Kesehatan di Kabupaten BoyolaliNo. Tenaga Kesehatan Jumlah

(orang)1. Tenaga Medis 1232. Tenaga Perawat dan Bidan 7633. Tenaga Farmasi 654. Tenaga Gizi 425. Tenaga Teknis Medis 787. Tenaga Sanitasi 418. Tenaga Kesmas 20

Sumber :Dinkes kabupaten Boyolali 2009.

Tabel 2.13

Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Boyolali

Sumber : Dinkes Kab Boyolali 2009

2.6. SOSIAL MASYARAKAT

Dalam meningkatan kesejahteraan masyarakat sejak tahun 2005 telah

dilaksanakan program dan kegiatan. Adapun program dan kegiatannya adalah

sebagai berikut :

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

No. Fasilitas Kesehatan Jumlah1. Jumlah Rumah Sakit Umum

dan Swasta

10

2. Jumlah Puskesmas 293. Jumlah Puskesmas Rawat

Inap

13

4. Jumlah Pustu 445. Jumlah Pusling 147. Jumlah Posyandu 18278. Jumlah Laboratorium

Kesehatan

7

II-25

Page 32: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Pertama, program penanggulangan kemiskinan, keluarga miskin di

Kabupaten Boyolali sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, adalah

sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.14

Prosentase Keluarga Miskin dan Penduduk Kabupaten Boyolali Tahun 2005 - 2009

No Tahun KK Miskin

(%)

Prosentase

KK Miskin

Penduduk

Miskin

(%)

Prosentase

Penduduk Miskin

1 2005 32,74 - 26,16 -2 2006 33,07 Naik 0,33 26,21 Naik 0,053 2007 34,87 Naik 1,80 32,24 Naik 6,034 2008 31,02 Turun 3,85 28,58 Turun 3,665 2009 28,75 Turun 2,27 26,12 Turun 2,46

Sumber data: Bapermaskin Kabupaten Boyolali

Penjelasan tabel di atas, bahwa KK Miskin di Kabupaten Boyolali pada

tahun 2005 – 2007 mengalami peningkatan hal ini sebanding dengan adanya

peningkatan jumlah keluarga atau KK secara umum. Pada tahun 2008 jumlah

KK Miskin di Kabupaten Boyolali mengalami penurunan yang cukup signifikan

yaitu 3,85% dibandingkan kondisi pada tahun 2007 dan kondisi pada tahun

2009 mengalami penurunan sebesar 2,27% dibandingkan kondisi tahun 2008.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa program dan kegiatan

penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan di Kabupaten Boyolali dapat

berjalan secara efektif pada tahun 2008 hal ini sejalan dengan adanya

berbagai kebijakan yang ditetapkan pemerintah Kabupaten Boyolali dalam

rangka percepatan penanggulangan kemiskinan antara lain: Penetapan data

base warga miskin dengan SK Bupati, penyusunan masterplan

penanggulangan kemiskinan Kabupaten Boyolali tahun 2008-2012,

peningkatan peran dan fungsi TKPKD, penajaman APBD pada prioritas

program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan.

Kedua, untuk melihat tingkat keberhasilan dalam pembangunan

manusia, dapat dilihat dari angka Human Development Index (HDI) atau

Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut Skala Internasional dalam

perhitungan IPM, berdasarkan indeks yang disusun dapat dikategorikan suatu

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-26

Page 33: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

wilayah kedalam tiga kelompok tingkat keberhasilan pembangunan manusia,

sebagai berikut:

a. Skor IPM kurang dari angka 50, dikategorikan tingkat pembangunan

manusianya masih rendah atau kurang;

b. Skor diantara angka 51 s/d 79,99, dikategorikan tingkat pembangunan

manusianya cukup atau sedang;

c. Skor diatas 80 keatas, dikategorikan tingkat pembangunan manusianya di

suatu daerah tinggi.

Adapun angka IPM Kabupaten Boyolali sejak tahun 2005 sampai

dengan tahun 2009 sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.15

Perkembangan Nilai IPM Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009

Tahun 2005 2006 2007 2008 2009

Nilai IPM 69,0 69,2 69,72 69,98 70,44

Sumber data: BPS

Penjelasan tabel di atas, bahwa Nilai IPM kabupaten Boyolali selalu

meningkat dari 2005 sampai dengan 2009 dengan angka terakhir 70,44 atau

katagori sedang/cukup.

Kehidupan agama yang harmonis sangat didambakan masyarakat. Hal

ini terlihat dari tempat-tempat peribadatan yang ada di sekitar warga seperti

masjid, gereja, kuil/vihara, surau/mushola. Pada tahun 2009 banyaknya sarana

peribadatan di Kabupaten Boyolali tercatat jumlah masjid sebanyak 2.157

buah, gereja sebanyak 146 buah, kuil/vihara sebanyak 45 buah,

surau/mushola sebanyak 3.331 buah. Pemeluk agama di Kabupaten Boyolali

cukup beragam, yaitu agama Islam, Katholik, Kristen Protestan, Hindu, dan

Budha yang tersebar di seluruh kecamatan. Islam adalah agama yang

terbanyak pemeluknya yaitu 97,17% disusul kemudian agama lainnya 0,77%,

1,26%, 0,41, dan 0,39%.

TABEL : 2.16 Banyaknya Keluarga Sejahtera menurut Tingkatan di Kabupaten

Boyolali Tahun 2009

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-27

Tabel :DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

Pra Sejahtera Sejahtera II Sejahtera III Sejahtera JumlahKecamatan Alasan Non Sejahtera I III+

Alasan EkonomiEkonomi

1 2 3 4 5 6 7

01. Selo 3.72 1.897 1.4 1.051 440 8.50802. Ampel 9.067 3.91 3.478 5.393 848 22.69603. Cepogo 5.24 3.562 3.94 2.358 900 91504. Musuk 6.397 3.222 4.065 4.054 204 17.94205. Boyolali 3.914 1.933 2.781 8.422 2.211 19.26106. Mojosongo 4.554 1.762 1.549 7.306 414 15.58507. Teras 3.532 1.84 2.796 5.052 308 13.52808. Sawit 1.93 2.53 2.646 2.219 348 9.67309. Banyudono 3.072 3.153 3.123 4.242 1.252 14.84210. Sambi 8.005 1.364 1.224 2.517 789 13.89911. Ngemplak 5.926 4.334 6.435 5.141 553 22.38912. Nogosari 7.3 3.671 3.977 3.216 1.129 19.29313. Simo 5.851 2.169 1.983 2.776 708 13.48714. Karanggede 5.138 3.169 2.916 1.06 40 12.32315. Klego 6.215 2.709 2.531 1.484 90 13.02916. Andong 8.989 1.999 2.267 3.727 10 16.99217. Kemusu 8.648 2.433 927 252 53 12.31318. Wonosegoro 9.161 4.613 1.616 1.347 18 16.75519. Juwangi 4.672 3.884 981 223 107 9.867

Jumlah 111.331 54.154 50.635 61.84 10.422 288.3822008 120.130*) 51.971 44.311 57.832 10.174 284.4182007 121.362*) 48.299 113.905**) 283.5662006 115.520*) 51.583 95.831**) 262.9342005 116.774*) 63.807 77.401**) 257.9822004 69.057 43.836 78.482**) 251.657*) Termasuk Keluarga Pra Sejahtera Karena Alasan Ekonomi**) Termasuk Keluarga Sejahtera II dan Keluarga Sejahtera IIISumber : BKBPP Kabupaten Boyolali

BANYAKNYA KELUARGA SEJAHTERA MENURUT TINGKATAN

Page 34: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Proporsi jumlah keluarga pra sejahtera tertinggi ada di Kecamatan

Ampel, sedangkan yang memiliki proporsi jumlah keluarga pra sejahtera

terendah terdapat di Kecamatan Cepogo.

2.7. PEREKONOMIAN

1.Pendapatan Domestik Regional Bruto

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali dilihat dari indikator

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), secara agregat ADHB (Atas Dasar

Harga Berlaku) sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 rata-rata

terjadi kenaikan sebesar 11,42%. Sedangkan PDRB ADHK (Atas Dasar

Harga Konstan) sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 rata-rata

terjadi kenaikan sebesar 4,15%.

Adapun kondisi perkembangan PDRB Kabupaten Boyolali sejak tahun

2005 sampai dengan tahun 2009 atas dasar harga berlaku (ADHB) dan

atas dasar harga konstan (ADHK) dapat dilihat, tabel berikut.

Tabel 2.17Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Boyolali Tahun 2005-2009

Tahun PDRB ADHB PDRB ADHKNilai (Rp 000) (%) Nilai (Rp 000) (% )

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-28

Page 35: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

perubahan

perubahan

20054.639.506.25

19,16 3.456.062.124 4,07

20065.142.436.03

410,84 3.600.897.968 4,19

20075.708.063.97

111,00 3.747.773.278 4,08

20086.446.546.36

812,94 3.899.372.858 4,04

20097.142.868.30

310,80 4.100.520.261 5,16

Rata-rata

5.815.884.185

10,95 3.760.925.298 4,31

Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali

Gambar 2.15Grafik PDRB Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 (dalam Jutaan

Rupiah)

Penjelasan atau interpretasi tabel 2.17 dan gambar 2.15 di atas bahwa

selama 5 tahun terakhir baik PDRB berlaku maupun konstan mengalami

kenaikan yang relatif stabil, yaitu rata-rata sebesar 11,42% ADHB dan 4,15%

ADHK. Pertumbuhan signifikan terjadi pada sektor jasa-jasa dan keuangan,

sektor lainnya juga tumbuh, tetapi tidak begitu besar.

Tabel 2.18PDRB ADHB Eks Karesidenan Surakarta dan Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2005 - 2009 (Tahun 2000=100)

Kabupaten / Kota

Provinsi Jateng

PDRB ADHB (Rp Milyar) Rata –rata

Pertum-

buhan2005 2006 2007 2008 2009

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-29

Page 36: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

(%)1. BOYOLALI 4.639 5.142 5.708 6.446 7.143. 10,842. KLATEN 6.521 7.504 8.349 9.492 - 14,783. SUKOHARJO 5.545 6.278 7.054 8.041 - 13,744. WONOGIRI 3.454 4.041 4.552 5.269 - 13,945. KARANGANYAR 5.611 6.188 6.905 7.680 - 11,116. SRAGEN 3.497 4.043 4.512 5.171 - 14,037. SURAKARTA 5.586 6.190 6.909 7.902 - 13,56

8. JAWA TENGAH221.39

9

256.28

5

283.47

9

330.24

3

392.98

4

15,47

Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali

Penjelasan atau interpretasi tabel 2.18 di atas bahwa PDRB berlaku

untuk Kabupaten Boyolali selama 4 tahun terakhir pertumbuhannya paling

rendah, jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Karesidenan Surakarta

maupun dengan Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan kenaikan harga barang dan

jasa paling lambat atau inflasi rendah.

Tabel 2.19

PDRB ADHK Eks Karesidenan Surakarta dan Propinsi Jawa Tengah

Tahun 2005 - 2009 (Tahun 2000=100)

Kabupaten/Kota

Prop. Jateng

PDRB ADHK (Rp. Milyar) Rata–rata

Pert

(%)2005 2006 2007 2008 2009

1. BOYOLALI 3.456 3.601 3.748 3.899 4.101 5,162. KLATEN 4.158 4.254 4.395 4.567 - 3,533. SUKOHARJO 3.642 4.120 4.331 4.541 - 4,654. WONOGIRI 2.430 2.529 2.657 2.770 - 4,435. KARANGANYAR 4.188 4.401 4.654 4.921 - 5,526. SRAGEN 2.322 2.443 2.582 2.729 - 5,447. SURAKARTA 3.858 4.068 4.304 4.549 - 5,228. JAWA TENGAH 133.239 139.08 145.34 152.60 175.685 7,25

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-30

Page 37: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

3 9 5

Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali

Penjelasan atau interpretasi tabel 2.19 bahwa pertumbuhan ekonomi

eks Karesidenan Surakarta hampir sama yaitu berkisar 4 – 6%, tidak ada yang

menonjol, yang kelihatan lambat pertumbuhannya adalah Kabupaten Klaten

selanjutnya Kabupaten Boyolali. Dalam pertumbuhan riil PDRB harga konstan

yang paling baik dibandingkan dengan kabupaten lain, karena faktor harga

dan inflasi tidak ikut didalamnya.

Kondisi perkembangan PDRB Kabupaten Boyolali tahun 2005 sampai

dengan tahun 2009 atas dasar harga konstan (ADHK) berdasarkan sektor

dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 2.20Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Boyolali

Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)Tahun 2005 - 2009 (000 Rp.)

No.

Lapangan Usaha

Tahun Pertb (%)2005 2006 2007 2008 2009

1 Pertanian 1.270.600.780

1.290.672.178

1.305.830.000

1.328.683.026

1.374.077.501 3,42

2 Pertambangan/ Penggalian

25.863.893

30.698.735

34.309.000

35.458.142

39.326.363 10,91

3 Industri 563.954.895

582.759.034

609.253.000

638.447.911

666.423.595 4,38

4 Listrik, Gas dan air minum

33.795.686

42.784.225

46.644.000

50.808.090

53.380.709

5,06

5 Bangunan/ Konstruksi

84.927.588

92.569.242

104.996.000

107.703.660

115.073.060 6,84

6 Perdagangan/ Hotel/Rumah makan

897.510.193

917.695.400

940.415.000

971.814.681

1.008.895.320

3,82

7 Angkutan dan komunikasi

91.433.794

99.299.886

10.819.000

105.867.359

113.005.931

6,74

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-31

Page 38: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

8 Perbankan dan lembaga keuangan

222.845.571

230.414.003

238.020.000

250.737.193

264.621.909

5,54

9 Jasa-jasa 265.456.399

314.005.265

367.485.278

409.852.796

465.715.843 13,63

Jumlah 3.456.388.799

3.600.897.968

3.747.773.278

3.899.372.858

4.100.520.261 5,16

PDRB PER KAPITA (Rp.)

3.687.526,66

3.830.332,72

3.978.142,16

4.113.171,39

4.313.871,40

Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali

Penjelasan atau interpretasi tabel 2.20 bahwa secara komulatif PDRB

harga konstan mengalami pertumbuhan 4,36%, pertumbuhan yang signifikan

sektor jasa-jasa yaitu 13,63% dan pertumbuhan yang lambat adalah pada

sektor pertanian sebesar 3,42%.

Sedangkan kondisi perkembangan PDRB Kabupaten Boyolali tahun 2005

sampai dengan tahun 2009 atas dasar harga Berlaku (ADHB) berdasarkan

sektor dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.21Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Boyolali

Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2005 - 2009 (000 Rp)

No.Lapangan

Usaha

Tahun Pertb (%)2005 2006 2007 2008 2009

1 Pertanian 1.616.461.947

1.759.000.062

1.955.253.000

2.280.068.503

2.546.283.390

11,68

2 Pertambangan/ Penggalian

35.061.093

43.423.360

50.497.000

54.538.168

61.294.070

12,39

3 Industri 805.496.777

876.702.691

944.647.000

1.018.707.487

1.080.339.290

6,05

4 Listrik, Gas dan air minum

45.813.432

61.311.661

69.129.000

75.256.962

83.141.992

10,48

5 Bangunan/ Konstruksi

116.828.771

132.756.255

154.536.000

165.662.376

181.358.886

9,47

6 Perdagang 1.218.703 1.328.865. 1.458.396. 1.622.836. 1.772.356 9,21

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-32

Page 39: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

an/ Hotel/Rumah makan

.883 739 000 139 .766

7 Angkutan dan komunikasi

142.024.874

169.198.008

177.713.000

193.884.376

204.479.338 5,46

8 Perbankan dan lembaga keuangan

286.449.048

309.414.235

339.182.000

393.297.896

462.539.828 17,6

1

9 Jasa-jasa 372.648.426

461.761.023

558.711.971

642.294.461

751.074.742

16,94

Jumlah 4.639.506.251

5.142.433.034

5.708.064.971

6.446.546.368

7.142.868.303

10,84

PDRB PER KAPITA (Rp.)

4.934.668,51

5.458.050,25

6.036.746,72

6.800.003,76

7.514.513,60

Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali

Penjelasan atau interpretasi tabel 2.21 bahwa pertumbuhan PDRB atas

dasar harga berlaku, sebesar 13,16%, pada umumnya output (keluaran)

barang dan jasa ada kenaikan dan diikuti dengan kenaikan harga, tetapi tidak

begitu tinggi.

Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga berlaku

berdasarkan kontribusi masing-masing lapangan usaha/sektor, yang dapat

disajikan tahun 2005 sampai dengan 2009, sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.22Distribusi Sumbangan PDRB ADHB Kabupaten Boyolali Tahun 2005 –

2009

N0 SEKTORTAHUN

2005 2006 2007 2008 20091.

Pertanian34,84 34,21 34,25 35,37 35,65

2. Pertambangan dan penggalian

0,76 0,84 0,88 0,85 0,86

3.Industri pengolahan

17,36 17,05 16,55 15,80 15,12

4.Listrik dan air besar

0,99 1,19 1,21 1,17 1,16

5. Bangunan dan konstruksi 2,52 2,58 2,71 2,57 2,54

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-33

Page 40: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

6.Perdagangan

26,27 25,84 25,55 25,17 24,81

7. Penggangkutan dan komunikasi

3,06 3,29 3,11 3,01 2,86

8. Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan

6,17 6,02 5,94 6,10 6,48

9.Jasa-jasa

8,03 8,98 9,79 9,96 10,52

JUMLAH100,0

0100,0

0100,0

0100,0

0100,00

Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali

Penjelasan atau interpretasi tabel 2.22 bahwa sumbangan terhadap PDRB

yang dominan adalah sektor pertanian 36%, industri 15,12%, perdagangan

24,81% dan sektor jasa-jasa 10,52% sedangkan sektor lainnya andilnya masih

dibawah 10% berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku.

Tabel 2.23Distribusi Sumbangan PDRB ADHK Kabupaten Boyolali Tahun 2005 –

2009

N0

SEKTOR TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

1. Pertanian 36,76 35,84 34,48 34,07 33,51

2. Pertambangan dan penggalian

0,75 0,85 0,92 0,91 0,96

3. Industri pengolahan 16,32 16,18 16,26 16,37 16,35

4. Listrik dan air besar 0,98 1,19 1,24 1,30 1,30

5. Bangunan dan konstruksi 2,46 2,57 2,80 2,76 2,81

6. Perdagangan 25,97 25,49 25,09 24,92 24,60

7. Penggangkutan dan komunikasi

2,65 2,76 2,69 2,71 2,76

8. Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan

6,45 6,40 6,35 6,43 6,45

9. Jasa-jasa 7,68 8,72 9,81 10,51 11,36

JUMLAH 100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-34

Page 41: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Penjelasan atau interpretasi tabel 2.23 bahwa untuk PDRB harga

konstan tidak jauh berbeda dengan harga berlaku, sektor yang mempunyai

andil di atas 10%, yaitu: sektor pertanian, industri, perdagangan dan jasa-jasa.

Tabel 2.24Pertumbuhan PDRB ADHB Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009

N0 SEKTOR

TAHUN

2005

thd 200

4

2006

thd 200

5

2007 thd

2006

2008 thd

2007

2009 thd

2008

1.

Pertanian 8,01 8,82 11,16

16,61

11,68

2.

Pertambangan dan penggalian 10,66

23,85

16,29

8,0012,39

3.

Industri pengolahan 7,25 8,84 7,75 7,846,05

4.

Listrik dan air besar 14,97

33,83

12,75

8,8610,48

5.

Bangunan dan konstruksi 13,08

13,63

16,41

7,209,47

6.

Perdagangan 8,02 9,04 9,75 11,28

9,21

7.

Penggangkutan dan komunikasi 20,69

19,12

5,03 9,105,46

8.

Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan

6,85 8,02 9,62 15,95

17,61

9.

Jasa-jasa 18,82

23,91

21,00

14,96

16,94

JUMLAH 9,16 10,84

11,00

12,94

10,84

Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali

Penjelasan atau interpretasi tabel 2.24 bahwa pertumbuhan PDRB harga

berlaku sangat tergantung pada harga barang dan jasa pada saat penelitian

(atau tahun yang bersangkutan), jika inflasi tinggi akan berpengaruh signifikan

terhadap PDRB berlaku, berbeda dengan PDRB harga konstan.

Tabel 2.25Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-35

Page 42: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

N0 SEKTOR

TAHUN

2005 thd

2004

2006 thd

2005

2007 thd

2006

2008 thd

2007

2009 thd

2008

1 2 3 4 5 6 7

1. Pertanian 4,59 1,58 1,17 11,75 3,42

2. Pertambangan dan penggalian 5,23 18,69

11,76

3,3510,91

3. Industri pengolahan 0,48 3,33 4,55 4,79 4,38

4. Listrik dan air besar 9,33 26,60

9,02 8,935,06

5. Bangunan dan konstruksi 5,97 9,00 13,42

2,586,84

6. Perdagangan 3,90 2,25 2,48 3,34 3,82

7. Penggangkutan dan komunikasi 4,39 8,99 1,53 4,67 6,74

8. Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan

1,26 3,40 3,30 5,345,54

9. Jasa-jasa 11,61

18,29

17,03

11,5313,63

JUMLAH 4,08 4,19 4,08 4,04 5,16

Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali

Penjelasan atau interpretasi tabel 2.25 bahwa pada tahun 2009 secara

agregat ada kenaikan pertumbuhan sebesar 0,32% terhadap tahun 2008.

Sektor yang mengalami kenaikan adalah sektor pertanian, keuangan dan jasa-

jasa. Sektor jasa ada kenaikan yang signifikan pada sub sektor gaji PNS dan

TNI/Polri yaitu ± 15%. Pertumbuhan sebesar 4,36% adalah pertumbuhan riil,

yang tidak dipengaruhi oleh harga barang dan jasa yang terjadi pada tahun

yang bersangkutan. Data tersebut bila disusun dalam grafik adalah sebagai

berikut :

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-36

Page 43: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.16Grafik Distribusi Sumbangan PDRB Kabupaten Boyolali

Tahun 2005 - 2009 Berdasarkan Harga Konstan (dalam Milyar Rupiah)

Jika dilihat dari sumbangannya terhadap PDRB ADHB tahun 2005

sampai dengan 2009 sebagaimana tersaji pada tabel di atas, sektor pertanian

dominan peranannya terhadap PDRB, yaitu: memberikan kontribusi sebesar

Rp 2.626.638.915.000,00 atau 36% dari total PDRB.

2. Tingkat Inflasi

Inflasi adalah besarnya perubahan harga barang dan jasa secara rata-

rata yang mencakup ratusan komoditas yang dikonsumsi masyarakat.

Indikator ini menunjukkan tingkat stabilitas perekonomian di suatu wilayah

pada periode tertentu. Inflasi yang rendah dan terkendali merupakan

prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi, karena kegiatan produksi barang dan

jasa berlangsung sesuai hukum pasar yang berlaku dan dapat diprediksi sifat

dan perilakunya di pasar. Laju Inflasi di Kabupaten Boyolali periode 2006 –

2009 mulai stabil dan berangsur turun. Tahun 2005 sebesar 15,02% dan pada

tahun 2009 sebesar 2,05%.

Secara agregat inflasi dengan system point to point tahun 2005 sampai

dengan 2009 disajikan tabel berikut.

Tabel 2.26

Perkembangan Inflasi Kabupaten Boyolali

Tahun 2005-2009

Tahun Inflasi

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-37

Page 44: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Nilai (%) perubahan

2005 15,02 9,53

2006 7,61 7,41

2007 4,61 3,00

2008 6,51 1,90

2009 2,05 4,46

Rata-rata 7,16 5,26Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali

Penjelasan atau interpretasi tabel 2.26 bahwa selama 1 tahun tidak ada

kenaikan harga yang berarti. Harga barang dan jasa selama setahun relatif

stabil. Khusus sektor angkutan terjadi deflasi -2,45%, inflasi tinggi terjadi pada

sektor kesehatan yaitu 7,94%.

3. Pajak dan Retribusi Daerah

Perkembangan Pendapatan Asli Daerah dari Pajak dan Retribusi daerah

dalam 3 (tiga) terakhir 2007– 2009, sebagaimana dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.27Realisasi penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah Tahun 2007 -

2009Sumber data : DPPKAD Kabupaten Boyolali

4. Pinjaman Daerah

Realisasi Pinjaman Pemerintah Kabupaten Boyolali masuk pada

pembiayaan daerah. Perkembangan 3 (tiga) tahun 2007-2009 sebagaimana

pada tabel berikut ini.

Tabel 2.28Realisasi Pinjaman Daerah Tahun 2007 - 2009

No URAIAN 2007 2008 2009 %1. Penerimaan Pinjaman

Daerah3.192.000.0

002.000.000.0

003.000.000.0

002. Penerimaan Kembali

Pemberian pinjaman Daerah

261.114.443 261.114.442 383.119.304

3. Penerimaan piutang 3.000.000 9.141.000 0

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

No Uraian 2007 2008 2009 %

1. Pajak Daerah 10.643.172.280

11.155.035.906

12.896.540.751

2. Retribusi Daerah

40.020.935.424

38.959.749.828

47.897.948.942

II-38

Page 45: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

daerah

Sumber data : DPPKAD Kabupaten Boyolali

5. Dana Perimbangan

Perkembangan dana perimbangan di Kabupaten Boyolali dalam 3 (tiga)

tahun terakhir sebagaimana pada tabel berikut ini.

Tabel 2.29Realisasi penerimaan Dana Perimbangan Tahun 2007 -2009

No Uraian 2007 2008 2009 %1. Bagi hasil pajak 31.416.276.

29834.143.415.

64640.129.484.3

192. Bagi hasil Bukan

pajak (SDA)968.455.539 774.027.747 523.886.135

3. Dana Alokasi Umum 528.505.000.000

582.512.205.800

586.021.039.000

4. Dana Alokasi Khusus 41.165.000.000

54.087.000.000

69.901.000.000

602.054.731.837

671.516.649.193

696.575.409.454

Sumber data : DPPKAD Kabupaten Boyolali

6. Tabungan Pemerintah Daerah

Tabungan Pemerintah Kabupaten Boyolali berupa penyertaan modal

yang masuk pada struktur APBD pada pembiayaan daerah. Perkembangan 3

(tiga) tahun terakhir bahwa penyertaan modal Tahun 2007 Rp

6.571.000.000,00; Tahun 2008 Rp 9.141.000.000,00 dan Tahun 2009 Rp

8.100.000.000,00.

7. Investasi

Capaian kinerja di bidang penanaman modal dalam 3 (tiga) tahun

terakhir menunjukkan adanya kenaikan yang cukup signifikan yaitu tahun

2007 sebesar 0,75%, tahun 2008 sebesar 3,61% dan tahun 2009 sebesar

13,89%. Kenaikan realisasi investasi digambarkan dalam tabel berikut.

Tabel 2.30Perkembangan Jumlah Investor dan Nilai Investasi s/d Tahun 2009

Tahun

JumlahInvesto

r Masuk

Akumulasi

Jumlah Investor

NilaiRealisasi Investasi per Tahun

(Rp)

AkumulasiJumlah

Investasi(Rp)

Prosen-tase

2005 6 6 407.300.000. 407.300.000.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-39

Page 46: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

000 000

2006 0 6 0407.300.000.

0000,0%

2007 2 868.500.000.0

00475.800.000.

00016,8

%

2008 460 468126.559.524.

650602.359.524.

65026,6

%

2009 621 1.08983.664.000.0

00686.023.524.

65013,9

%

Sumber data : KPPM Kabupaten Boyolali

Adapun realisasi investasi dan jumlah investor pada tahun 2010 yang

tercatat sampai dengan bulan Juli adalah sebagai berikut :

Tabel 2.31Data Investasi dan Investor Tahun 2010

No BulanJumlah

InvestorTK

Perusahaan Kecil

Perusahaan

Menengah

Perusahaan Besar

TotalInvestasiJumlah

Investasi (juta Rp)

Jumlah Investasi(juta Rp)

Jumlah Investasi(juta Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Januari 721.58

3 4.099,00 1.546,00 7.099,0012.744,0

0

2Pebruari 64 259 4.799,00 1.560,00 525,00 6.884,00

3 Maret 53 333 3.681,00 2.294,0013.962,0

019.937,0

0

4 April 76 275 4.351,00 2.391,21 8.787,4715.529,6

7

5 Mei 561.22

5 3.391,00 1.126,00 9.093,3413.610,3

4

6 Juni 85 340 5.040,00 2.231,83 8.860,0016.131,8

3

7 Juli 75 696 4.098,50 2.150,00 5.088,0011.336,5

0

Total 4814.71

129.459,5

013.299,0

453.414,8

196.173,

34

Jumlah investasi tahun 2010 s/d bln Juli : Rp 96.173.340.100,00 Sumber data : KPPM Kabupaten Boyolali

Perkembangan Investasi Penanaman Modal Asing di Kabupaten Boyolali

tersaji sebagai berikut :

Tabel 2.32Perkembangan Investasi PMA di Kabupaten Boyolali

Tahun 2010

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-40

Page 47: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Sumber data : KPPM Kabupaten Boyolali

8. Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Koperasi dan UMKM merupakan unit-unit usaha yang telah teruji

mempunyai daya tahan dalam menghadapi krisis ekonomi dalam satu dekade

belakangan ini. Hal ini tercermin dari adanya kecenderungan jumlah koperasi

dan UKM yang terus meningkat. Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa

pada tahun 2007 di Kabupaten Boyolali terdapat 952 unit koperasi dan 25.639

UKM, pada akhir tahun 2009 tercatat sebanyak 967 unit koperasi, dimana 733

unit atau 75,80% di antaranya merupakan koperasi aktif dan 26.153 UKM.

Jumlah anggota koperasi pada tahun 2007 tercatat sebanyak 220.923

anggota, terus meningkat menjadi 221.304 pada tahun 2009. Sedangkan

volume usaha koperasi pertanian maupun koperasi non pertanian meningkat

masing-masing dari Rp 1,58 milyar dan Rp 132,86 milyar pada tahun 2007 dan

menjadi Rp 54,78 milyar dan Rp 109,09 milyar pada tahun 2009.

Perkembangan koperasi dan UKM dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.33Perkembangan Koperasi Tahun 2009

No. Uraian 2007 2008 20091 Jumlah Koperasi 952 967 9672 Jumlah Koperasi Aktif 716 733 7333 Jumlah Pelaksanaan

Audit Koperasi 88 89 89

4 Jumlah Pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT)

420 435 435

5 Jumlah Anggota Koperasi

220.923 221.304 221.304

a. Koperasi Pertanian :

Jumlah Koperasi Primer 220 205

201

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

No Nama PerusahaanTahun Berdiri

Nilai Investasi (US$)

1.2.3.4.5.

PT Hanil IndonesiaPT Tupai Adyamas IndonesiaPT Bengawan Solo Garment IndonesiaPT Primayudha Mandiri JayaPT Cartini Lingerie Indonesia

19951995200120082010

11.552.0001.500.0001.000.000

35.052.000920.000

Jumlah 50.024.000

II-41

Page 48: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Jumlah anggota 111.890 109.7

70 104.4

88

Volume usaha (Rp) 1.583.579.8

16 79.407.373.0

00 54.786.991.

000

b.Koperasi Non Pertanian :

Jumlah koperasi 732 762 7

82

Jumlah anggota 109.033 111.5

34 112.066

Volume usaha (Rp)132.867.162.000

146.754.807.000

109.093.138.000

6. UKM : Jumlah UKM 25.639 25.895 26.153

Sektor Perdagangan 12.097 12.217 12.347Sektor Industri 10.729 10.836 10.954Sektor Jasa :- Jasa RMU- Jasa Non RMU- Jasa Angkutan

4442.168

201

4542.189

199

4562.201

195Volume usaha (Rp) 837.908.390 698.687.250 718.461.162

Sumber data : Dinas Koperasi & UKM Kabupaten Boyolali

9. Perdagangan

Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam upaya meningkatkan usaha

perdagangan khususnya bagi UMKM adalah dengan meningkatkan pelayanan

dalam penyediaan sarana dan prasarana perdagangan. Penyediaan sarana

dan prasarana perdagangan dengan usaha pembangunan dan renovasi pasar

dan adanya kepastian perlindungan bagi pelaku usaha di pasar tradisional

yang diatur dalam Perda No 12 tahun 2002 tentang Pengelolaan Pasar dan

Perda No 28 tahun 2003 tentang Kios, Toko dan Ruko.

Upaya meningkatkan eksistensi pasar tradisional adalah dengan telah

dibangunya 4 pasar semi modern yaitu pasar umum Ampel, Sunggingan,

Pengging dan Boyolali disamping setiap tahun dilaksanakan renovasi dan

pemeliharaan/rehab pasar-pasar yang lain. Pasar yang dikelola 44 pasar yang

terdiri dari 39 pasar Umum dan 5 pasar Hewan. Adapun data sarana pasar

sebagai berikut:

Tabel 2.34Sarana dan Prasarana Pasar Sampai Dengan Tahun 2010

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-42

Page 49: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

No Uraian Jumlah

1 Luas pasar 206.501 m2

2 Toko 439 unit

3 Kios 1.621 unit

4 SIDT 10.753 buah

5 MCK 23 unit

Sumber: Disperindagsar Kabupaten Boyolali

Pembinaan pedagang dilaksanakan dengan memberikan sosialisasi

tentang hak dan kewajiban yang harus ditaati oleh pedagang sesuai dengan

aturan yang berlaku.

Atas pengelolaan pasar tersebut diperoleh pendapatan retribusi

pelayanan pasar dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.35Retribusi Pasar sampai dengan Mei 2010

No Tahun Realisasi

1 2006 3.440.065.665,00

2 2007 3.523.402.699,00

3 2008 3.666.984.759,00

4 2009 3.587.175.587,00

5 s.d Mei 2010 5.732.292.575,00

Sumber: Disperindagsar Kabupaten Boyolali

Upaya menggerakan perdagangan khususnya produk unggulan dengan

memfasilitasi pengusaha dalam menjalin kemitraan usaha dengan pabrikan

seperti mempertemukan petani tembakau dengan para pedagang besar

tembakau dan pabrikan pengelola tembakau, juga mefasilitasi UMKM untuk

mengikuti pasar lelang daerah untuk mengembangkan usaha dan menjalin

kemitraan usaha dengan daerah lain.

Adapun perkembangan volume dan nilai realisasi ekspor non migas

Kabupaten Boyolali tahun 2004 sampai dengan 2009 sebagaimana tabel

berikut.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-43

Page 50: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Tabel 2.36Perkembangan Realisasi Ekspor Non Migas

Kabupaten Boyolali Tahun 2004 – 2009

Sumber data : Disperindagsar Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-44

Page 51: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Tabel 2.37Perkembangan Impor Kabupaten Boyolali Tahun 2004 - 2009

Sumber data : Disperindagsar Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

II-45

Page 52: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Berdasarkan Tabel 2.20. Kegiatan ekspor tahun 2009 rata-rata

mengalami peningkatan nilai ekspor dibanding dengan tahun 2008. Namun

karena dampak krisis keuangan global dimana permintaan ekspor dari

negara tujuan menurun, perkembangan nilai ekspor non migas sektor

industri tampak berfluktuasi dari -27,12% pada tahun 2005 hingga 15,15%

pada tahun 2009. Ekspor terbesar pada tahun 2006 dengan kenaikan nilai

sebesar 84,72%. Upaya untuk meningkatkan ekspor masih terus dilakukan

dengan mengikutkan industri kecil menengah pada event pameran / promosi

baik di tingkat nasional maupun international. Sebagai perbandingan ekpor

non migas Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan rata-rata 20%

per komoditi.

10. Industri

Industri kecil di Kabupaten Boyolali sangat dominan namun dari jumlah

output yang dihasilkan masih tergolong kecil-kecil, hal ini menjadi dasar

kebijakan pembangunan industri di Boyolali. Pelaksanaan pembangunan

industri difokuskan pada pemberdayaan industri kecil dan menengah dengan

meningkatkan daya saing produksi baik dari segi kualitas maupun kuantitas

output. Fasilitasi pelatihan dan bantuan alat merupakan solusi yang dipilih

disamping pelaksanaan kegiatan yang lain yang mendukung.

Industri Kecil dan Menengah (IKM) pada umumnya memiliki kemampuan

SDM dan modal yang terbatas sehingga perlu adanya fasilitasi, bimbingan

teknis dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya

manusianya sehingga mampu/mengerti manajerial maupun teknis pengolahan

industri, bantuan alat diberikan untuk meningkatkan kemampuan modal

utamanya peralatan yang digunakan untuk produksi. Pelatihan dan bantuan

alat juga membantu IKM untuk melaksanakan diversifikasi produk, sehingga

desain makin bertambah.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-46

Page 53: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Di bawah ini disajikan jumlah industri baik besar, menengah dan kecil

Kabupaten Boyolali.

Tabel 2.38Jumlah Industri Kabupaten Boyolali s.d 2010

Uraian Jumlah Tenaga kerja Output ( juta )

Industri besar 9 8.060 349.369Industri menengah

56 3.450 25.050

Industri kecil 12.290 33.546 155.572Total 12.355 45.056 529.991

Sumber data : Disperindagsar Kabupaten Boyolali Pengembangan klaster industri andalan terus ditingkatkan baik klaster

pengolahan kayu dan klaster pengolahan tembaga. Klaster kayu jumlah

angotanya 520 unit usaha, klaster pengolahan tembaga angotanya berjumlah

70 unit usaha. Klaster industri diharap dapat tumbuh berkembang sehingga

dapat meningkatkan lapangan pekerjaan, meningkatkan pertumbuhan ekspor

dan menggairahkan usaha industri dilingkungannya.

Kampanye pengunaan produk dalam negeri secara masal dimulai

dengan pemakaian batik sebagai seragam dinas, yang kemudian

ditindaklanjuti dengan pembuatan batik IKON Kabupaten Boyolali, yang akan

dipakai sebagai seragam dinas maupun siswa di Kabupaten Boyolali.

Diharapkan dapat menumbuhkan industri batik dan konveksi UMKM di

Kabupaten Boyolali dengan permintaan potensial yang sedemikian besar

tersebut.

11. Pertanian

Misi utama pembangunan pertanian adalah mewujudkan swasembada

berkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan

ekspor dan peningkatan kesejahteraan petani melalui revitalisasi pertanian

dalam arti luas.

Selama 4 tahun dari 2005 s/d 2009 kabupaten Boyolali telah berhasil

meningkatkan produksi pertanian secara signifikan dan mampu

mempertahankan swasembada pangan. Produksi Padi pada Tahun 2005

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-47

Page 54: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

mencapai 227.127 ton GKG meningkat sebesar 9,95 % menjadi 248.186 ton

pada tahun 2008, dengan provitas meningkat 8,57 % dari 5,50 ton/ha

menjadi 5,98 ton/ha. Produksi jagung Pada tahun 2005 mencapai 131.525 ton

meningkat sebesar 10,75 % menjadi 145.035 ton dengan produktivitas

meningkat 8,94 % dari 4,49 ton/ha menjadi 4,90 ton/ha.

Keberhasilan pembangunan pertanian ini dicapai karena adanya

komitmen yang kuat dari pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten yang

diikuti dengan penerapan Panca Yasa pembangunan pertanian yang meliputi

perbaikan infrastruktur pertanian, perbenihan, pengaktifan kelembagaan tani

dan penyuluh, fasilitasi pembiayaan dan pengembangan sistem pemasaran

hasil.

Infrastruktur pertanian Selama 4 tahun terakhir telah berhasil

membangun Jaringan Irigasi Tingkat Usaha tani dan Tingkat Desa (JITUT dan

JIDES ) seluas 930 ha pembangunan irigasi tanah dangkal dan sumur pantek

130 unit irigasi tanah dalam 1 unit serta penyediaan pompa air irigasi

sebanyak 72 unit. Pembangunan irigasi tersebut mampu mengurangi resiko

kegagalan panen akibat kekeringan terbukti pada tahun 2005 luas kekeringan

ringan s/d berat mencapai 3.558 ha dan puso seluas 496 ha, sedangkan pada

tahun 2009 s/d akhir Nopember luas kekeringan sebesar 325 ha.

Revitalisasi kelembagaan tani dilaksanakan dengan pengukuhan

sejumlah 1.657 Kelompok Tani dan 162 Gabungan Kelompok tani yang

dimaksudkan untuk melaksanakan pemberdayaan kelompok tani dalam

rangka membangun dan memperbaiki sistem distribusi pupuk bersubsidi,

pengendalian serangan organisme pengganggu tanaman dan perbaikan pola

tanam.

Selama tahun 2007 s/d 2009 sebanyak 696 kelompok tani telah

melaksanakan SL-PTT dengan luasan mencapai 17.400 ha dan terbukti mampu

menghasilkan peningkatan produksi sebesar 5,24 % pada tahun 2008, Dan

meningkat lagi pada tahun 2009 rata-rata luas panen padi meningkat sebesar

4,77 % dan produksi meningkat 12,96 %.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-48

Page 55: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

12. Peternakan

Pengembangan peternakan Kabupaten Boyolali didukung oleh potensi

wilayah untuk pengembangan ternak besar maupun ternak kecil serta ternak

unggas. Ternak yang paling banyak dipelihara adalah ternak besar (sapi perah,

sapi potong) dan ternak kecil (kambing dan domba), sedangkan untuk unggas,

yang dipelihara masyarakat yaitu: ayam buras, ayam ras, burung puyuh dan

itik. Perkembangan populasi ternak dari tahun 2006 sampai dengan 2009

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.39Perkembangan Produksi dan Populasi Ternak Kabupaten Boyolali

Tahun 2006 – 2009

No.

Uraian 2006 2007 2008 2009

1. Produksi hasil peternakan

Susu ( liter ) 26.461.368

28.825.200

32.400.000

35.910.000

Daging ( Kg ) 8.839.218

8.539.300

8.539.300

8.765.589

Telur ( Kg ) 3.955.602

13.342.985

13.342.985

12.519.255

2. Populasi hasil peternakan

Sapi perah 59.380 58.792 61.024 62.301

Sapi potong 89.412 85.967 85.867 88.980

Kambing / domba 163.497 153.900 163.500 165.490

Ayam Buras760.560 764.629 854.846

1.206.820

Ayam Ras765.749

1.416.750

1.041.800

1.030.525

Burung Puyuh806.035 913.530 913.530

1.217.843

Itik 122.690 124.990 125.300 128.787

Sumber data : Disnakan Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-49

Page 56: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Untuk produksi susu tahun 2006 sebesar 26.461.368 liter sedangkan

pada tahun 2009 sebesar 35.910.000 liter atau mengalami peningkatan

sebesar 35,70%. Produksi telur pada tahun 2006 sebesar 3.955.602 kg,

sedangkan tahun 2009 mencapai 12.519.255 kg atau mengalami peningkatan

sebesar 216,49%.

13. Potensi Unggulan

Guna mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan pemfokusan

pembangunan ditetapkan potensi/produk unggulan daerah Kabupaten

Boyolali, yaitu : sapi perah, kerajinan tembaga, lele, dan minyak atsiri.

Alasan penetapan potensi unggulan daerah tersebut, adalah :

a. Mempunyai kandungan lokal yang menonjol dan inovatif di sektor

pertanian, industri dan jasa;

b. Mempunyai daya saing tinggi di pasaran, baik ciri, kualitas maupun

harga yang kompetitif serta jangkauan pemasaran yang luas, baik di

dalam negeri maupun luar negeri;

c. Mempunyai ciri khas daerah karena melibatkan masyarakat banyak

(tenaga kerja setempat);

d. Mempunyai jaminan dan kandungan bahan baku lokal yang cukup

banyak, stabil dan berkelanjutan;

e. Difokuskan pada produk yang memiliki nilai tambah yang tinggi, baik

dalam kemasan maupun pengolahannya;

f. Secara ekonomi menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan

pendapatan dan kemampuan SDM masyarakat;

g. Ramah lingkungan, tidak merusak lingkungan, berkelanjutan serta

tidak merusak budaya setempat.

Informasi lebih lanjut terkait potensi unggulan Kabupaten Boyolali

tersaji dalam tabel berikut.

Tabel 2.40Poduk Unggulan, Andalan, Potensial Kabupaten Boyolali

Potensi Kondisi Prospek Lokasi

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-50

Page 57: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

1 2 3 4

1. Produk Unggulan

Sapi Perah • Populasi 60.205 ekor

• Produksi 86.021 liter/hari

• Bahan baku industri pengolahan susu

• Bahan baku industri makanan

• Dijual dalam produk susu segar

Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Boyolali, Mojosongo

Kerajinan Tembaga

• Produksi > 400.000 buah/ tahun

• Jumlah unit usaha 360

• Lebih dari 70% produk dieksport ke luar negeri

Kecamatan Cepogo

Minyak Atsiri Kenanga

• Produksi 113,65 ton/tahun

• Bahan baku industri kosmetik

Kecamatan Teras, Banyudono, Mojosongo, Ampel, Cepogo

2. Produk Andalan

Ternak sapi potong

• Produksi daging 6.767.755 kg/th

• Populasi 87.725 ekor

• Dikonsumsi sebagai daging sapi segar dan bahan baku pengolahan daging, dendeng, abon dan penyamakan kulit

Tersebar di 19 kecamatan seluruh Kabupaten Boyolali

Budidaya jagung hibrida

• Produksi: 96.982 ton/th

• Areal: 27.982 ha

• Konsumsi jagung segar dan bahan makanan ternak

Kecamatan Musuk, Boyolali, Mojosongo, Klego, Kemusu, Juwangi, Cepogo, Andong, Wonosegoro, Ampel

3. Produk potensial

Tembakau rajangan

• Produksi: 1.378,58 ton/th

• Bahan baku industri rokok

Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Ampel,

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-51

Page 58: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

• Areal: 3.381 ha Banyudono, Teras, Sawit

Tembakau Asapan

• Produksi: 1.760,79 ton/th

• Areal: 2.635 ha

• Bahan baku rokok Kecamatan Mojosongo, Banyudono, Teras, Sawit

Budidaya Pepaya

• Produksi: 3.247,01 ton/th

• Area: 219.616 pohon

• Sebagai buah segar dan bahan baku industri saos, asinan, sari buah

Kecamatan Mojosongo, Teras, Boyolali, Musuk, Ampel

Sumber data; Bappeda Kabupaten Boyolali, 2010.

Usaha yang dilakukan untuk mengembangkan potensi unggulan, adalah:

a. Birokrasi pemerintah melakukan reorientasi peran dan tanggung

jawabnya yakni bersifat mengarahkan dan membina bukan

menentukan (steering than rowing). Sehingga peranan dan tanggung

jawab pemerintah daerah hanya berkisar pada bidang-bidang dimana

sektor swasta atau pihak ketiga lainnya tidak memungkinkan untuk

melakukan tugas tersebut, misalnya dalam situasi terjadinya

kegagalan pasar (market failure).

b. Birokrasi Pemda berkiprah secara efektif dan efisien dalam

memberikan pelayanan prima terutama untuk meraih investasi dalam

dan luar negeri.

c. Membentuk sistem dan jaringan kerja (networking) dengan

lembaga/asosiasi bisnis dan atase perdagangan luar negeri, khususnya

dalam mendukung pemasaran produksi ekspor.

d. Mengembangkan lembaga R & D (Research and Development)

terhadap jenis produksi unggulan untuk menjamin kualitas produk,

kestabilan harga, kebutuhan pasar (demand) dan jaminan kontinuitas

ketersediaannya (delivery/supply).

e. Memfasilitasi lembaga keuangan agar bersedia memberikan modal

usaha bagi industri skala kecil dan menengah (IKM) pada berbagai

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-52

Page 59: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

sektor unggulan daerah, sehingga IKM dapat menjamin dan

mempertahankan keberlangsungan usahanya.

f. Berperan mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi

terapan di berbagai sektor unggulan produksi daerah, agar proses

produksi dapat mencapai efektifitas, efisiensi dan ekonomis.

g. Mendorong agar para produsen mengembangkan jenis-jenis produk

unggulan yang bersifat komplementer baik intern maupun antar

region, memiliki nilai tambah (value added) dan menghasilkan manfaat

ganda (multiple effect) baik secara backward-linkage dan forward

linkage terhadap berbagai sektor, dengan demikian dapat meperkuat

posisi daerah dari pengaruh fluktuasi ekonomi.

h. Memposisikan birokrasi pemerintah daerah sebagai katalisator,

stimulator, dan regulator agar mekanisme pasar dapat bekerja secara

sehat.

i. Memprioritaskan program pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan

dalam rangka kemudahan aksesibilitas usaha di bidang industri

meliputi sarana transportasi, komunikasi, energi, lokasi industri, sarana

dan prasarana pelayanan umum yang baik serta situasi lingkungan

yang sehat dan aman.

14. Pariwisata

Dalam kurun waktu tahun 2005-2010 telah terjadi peningkatan

pembangunan di bidang pariwisata dan budaya, dimana hal itu tercermin

pada meningkatnya jumlah pengunjung obyek wisata di Kabupaten Boyolali

yang rata-rata meningkat sebesar 9,75%. Hal ini dapat dilihat dalam table

berikut :

Tabel 2.41Jumlah Wisatawan Nusantara dan Mancanegara Tahun 2006 - 2009

NO BIDANG/ URUSANTAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

Jumlah kunjungan wisatawan

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-53

Page 60: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

1 Dalam negeri243.85

0239.07

1235.72

6334.63

1348.1

73

2 Luar negeri 32 250 340 430 1.052

Total243.88

2239.32

1236.06

6335.06

1349.2

25

Sumber data : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali

Dari jumlah 1 buah hotel bintang 2 dan 12 hotel melati didapatkan

data jumlah kunjungan wisatawan nusantara yang menginap sebanyak 4.902

orang, sedangkan untuk lama tinggal wisatawan adalah 1 hari kunjungan.

Jenis obyek wisata di Kabupaten Boyolali terbagi atas tiga jenis yaitu Wisata

Alam Pegunungan, wisata tirta, wisata budaya dan ziarah. Sedangkan untuk

jumlah restaurant dan rumah makan diuraikan sebagai berikut

Tabel 2.42Jumlah Restaurant dan Rumah makan Tahun 2006-2009

NO Kacamatan TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

1 Boyolali 37 37 37 37 37

2 Ampel 7 7 7 7 7

3 Mojosongo 8 8 8 8 8

4 Teras 2 2 2 2 2

5 Banyudono 3 3 3 3 3

6 Sambi 2 2 2 2 2

7 Simo 2 2 2 2 2

8 Andong 11 11 11 11 11

9 Karanggede 4 4 4 4 4

10 Ngemplak 2 2 2 2 2

11 Klego 1 1 1 1 1

Sumber data : Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-54

Page 61: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Peningkatan pembangunan pada bidang kebudayaan dapat dilihat dari

peningkatan jumlah pemetasan seni dan budaya di Kabupaten Boyolali dari

tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 sebagaimana diuraikan pada tabel di

bawah. Dari tabel tersebut dapat dilihat peningkatan yang cukup significant

dikarenakan kesadaran akan budaya tradisional masyarakat Kabupaten

Boyolali meningkat dilihat dari bertambahnya jumlah grup kesenian yang

melakukan pementasan pada event seni dan budaya di obyek wisata guna

meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

Tabel 2.43Jumlah Pementasan Seni dan Budaya Tahun 2006 - 2009

Sumber data : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali

Kondisi aset kebudayaan Kabupaten Boyolali yang dimiliki berupa

benda benda purbakala sebanyak 105 yang terdiri dari benda bergerak

maupun tak bergerak. Kekayaan budaya ini merupakan nilai nilai budaya

atas peninggalan sejarah. Benda benda sejarah tersebut perlu dilestarikan

dan dijaga agar masyarakat generasi berikutnya dapat mengerti dan

menghargai benda benda tersebut sebagai peninggalan bersejarah.

Kekayaan selain benda purbakala, di Kabupaten Boyolali juga memiliki

kekayaan budaya daerah berupa kesenian tradisionil dan modern yang

tersebar dipelosok desa maupun kota. Pada tahun 2009 jumlah grup

kesenian mencapai 571 group kesenian tradisional yang aktif.

Dalam rangka memperkenalkan keragaman dan kekayaan budaya di

Kabupaten Boyolali diselenggarakan pemilihan duta kesenian setidaknya

dalam satu tahun sekali diadakan pengiriman duta kesenian Kabupaten

Boyolali untuk mengikuti even di tingkat Provinsi dan Nasional.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

NO BIDANG/ URUSANTAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

1 Pementasan Seni 3 3 4 4 4

2 Even budaya 4 4 5 5 5

Jumlah 7 7 9 9 9

II-55

Page 62: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Uraian di atas sesuai dengan kebijakan umum pembangunan bidang

kebudayaan yaitu :

a) Penguatan jati diri dan karakter bangsa yang berbasis pada keragaman

budaya

b) Peningkatan apresiasi terhadap keragaman serta kreativitas seni dan

budaya

c) Peningkatan kualitas perlindungan, penyelamatan, pengembangan dan

pemanfaatan warisan budaya

d) Pengembangan sumber daya kebudayaan

15. Ketenagakerjaan

Komposisi tenaga kerja Kabupaten Boyolali berdasarkan Sembilan

sektor lapangan usaha diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2.44Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009

NO BIDANG URUSANTAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

1Pertanian, Kehutanan,Perkebunan dan Perikanan

321.153

324.425

372.387

269.326

270.555

2Pertambangan dan Penggalian

- - 4.869 3.521 3.537

3 Industri Pengolahan 40.942 41.917 89.245 64.544 64.838

4Listrik, Air dan Gas Bumi

- - 8.541 6.177 6.205

5 Bangunan - - 49.253 36.621 36.788

6Perdagangan, Hotel dan Restoran

54.314 54.956112.07

581.056 81.426

7Pengangkutan, pergudangan dan Komunikasi

6.976 7.191 9.499 6.869 6.900

8Keuangan, persewaan Jasa Perusahaan

- 4.869 3.521 3.537

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-56

Page 63: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

NO BIDANG URUSANTAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

9 Jasa jasa 60.043 60.033 83.178 60.156 60.430

Sumber data : Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Boyolali

Berdasarkan data tabel di atas dapat dilihat bahwa komposisi tenaga

kerja terbesar bekerja di sektor pertanian sebesar rata-rata 56,97%, diikuti

tenaga kerja sektor Perdagangan, hotel dan restoran sebesar rata-rata

13,65%, sektor jasa-jasa sebesar rata-rata 11,73%, sektor industri

pengolahan sebesar rata-rata 10,70%, dan sektor-sektor lainnya yang berada

di bawah 10%.

Penduduk Kabupaten Boyolali sejak tahun 2005 sampai dengan tahun

2009 usia 10 tahun ke atas yang bekerja berdasar lapangan pekerjaan dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.45Sebaran Penduduk Usia 10 Tahun Ke atas yang Bekerja

Berdasar Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Boyolali Tahun 2005 - 2009

Sumber data : BPS Kabupaten Boyolali; 2009* : data sementara

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-57

Page 64: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Dari tabel di atas diketahui bahwa struktur penduduk Kabupaten

Boyolali sebagian besar masih bermata pencaharian sebagai petani bahkan

cenderung semakin meningkat. Oleh sebab itu kebijakan di sektor pertanian

mendapatkan perhatian utama, meskipun tetap mengembangkan sektor lain

sebagai ciri kemajuan bangsa yaitu industrialisasi dan jasa, namun

industrialisasi tetap bertumpu pada modernisasi dan industrialisasi pertanian.

16. Transmigrasi

Profil mengenai transmigrasi dapat dilihat pada table yang dirinci

sebagai berikut:

Tabel 2.46

Data Transmigrasi Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009

Uraian TAHUN2005 2006 2007 2008 2009

1 Jumlah calon transmigran 112 230 320 437 2762

Jumlah transmigran 45 50 15 135 45- Transmigrasi Swakarsa Mandiri 0 25 0 10 25- Transmigrasi Umum 45 25 15 125 20

3

Pelatihan Transmigran 45 50 115 25 35- Jumlah Pelatihan 2 2 3 2 2- Jumlah Instruktur 6 6 6 6 6

Sumber data : Disnakertransos Kab. Boyolali

Jumlah calon transmigran tahun 2009 sebesar 276 orang seperti dilihat

pada tabel di atas menurun dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar

437 orang. Transmigrasi dapat dibedakan atas : (1) Transmigrasi swakarsa

mandiri dan (2) transmigrasi umum. Dalam rangka meningkatkan kualitas

tranmigran, telah dilakukan pelatihan-pelatihan sebanyak 11 kali pelatihan

periode 2005-2009. Tujuannya adalah agar para transmigran memperoleh

bekal sebelum tiba di tempat tujuan.

2.8VISI DAN MISI KABUPATEN

2.8.1 Visi Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-58

Page 65: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Visi Pembangunan Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2015 adalah:

“ Kabupaten Boyolali Yang Lebih Sejahtera, Berdaya Saing dan Pro Investasi “

Pernyataan visi di atas memiliki makna filosofis yang akan dijabarkan

berikut ini guna membangun kesamaan persepsi, sikap (komitmen), dan

perilaku (partisipasi) segenap pemangku kepentingan (stakeholders) dalam

setiap tahapan proses pembangunan selama lima tahun kedepan.

Sejahtera. Konsep sejahtera menunjukkan kondisi kemakmuran

masyarakat Kabupaten Boyolali, yaitu masyarakat yang terpenuhi kebutuhan

ekonomi (materiil) maupun sosial (spiritual) secara adil dan merata. Kondisi

masyarakat yang sejahtera ditunjukkan dengan terpenuhinya kebutuhan

pangan, sandang dan papan, terjaminnya kesehatan jasmani-rohani, dan

terwujudnya masyarakat yang cerdas.

Berdaya saing. Konsep berdaya adalah suatu kondisi dimana

Kabupaten Boyolali meningkat kapasitasnya dalam berbagai aspek sehingga

berdampak positif pada daya saing. Misalnya, dengan semakin meningkatnya

mutu SDM yang dimiliki, diharapkan produk yang dihasilkan masyarakat

dapat menembus pasar yang lebih luas.

Pro investasi. Konsep pro investasi adalah konsep untuk

mempermudah segala layanan dan perijinan investasi serta dalam rangka

pengembangan sistem “one stop service” dan membuka pusat informasi

investasi atau “information centre”, serta didukung dengan peningkatan

infrastruktur yang memadai. Diharapkan dengan penerapan konsep pro

investasi secara terpadu dapat meningkatkan jumlah realisasi investasi di

Kabupaten Boyolali dan meningkatan penyediaan lapangan kerja seluas-

luasnya.

2.8.2.Misi Pembangunan Daerah

Misi pembangunan Kabupaten Boyolali adalah sesuatu yang harus

diemban atau dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali, sebagai

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-59

Page 66: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

penjabaran visi pembangunan Kabupaten Boyolali yang telah ditetapkan, agar

tujuan pembangunan daerah dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai

dengan yang diharapkan. Dengan memahami pernyataan misi diharapkan

seluruh pihak yang berkepentingan dapat berpartisipasi secara proporsional

dalam mendorong keberhasilan pencapaian misi sesuai posisi dan peran

masing-masing.

Penyusunan misi pembangunan daerah Kabupaten Boyolali tahun 2010-

2015 dilakukan dengan memperhatikan misi pembangunan daerah Kabupaten

Boyolali untuk jangka panjang yang termuat dalam Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2025, yaitu :

(1) Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur

pemerintah yang profesional dan berkompeten, (2) Mengembangkan rasa

nasionalisme dan partisipasi politik masyarakat yang tinggi dalam rangka

mewujudkan demokratisasi dan ketahanan nasional, (3) Mewujudkan

penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia serta kesetaraan dan keadilan

gender, (4) Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang bertumpu

pada keunggulan daerah, (5) Mewujudkan sumberdaya manusia yang

berkualitas dengan melestarikan tata nilai dan budaya serta tata sosial

kemasyarakatan yang religius, (6) Mengembangkan kuantitas dan kualitas

infrastruktur untuk mendukung mobilitas sumberdaya, (7) Mewujudkan

kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah,

dan (8) Memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara optimal

dan berkelanjutan dengan tetap memelihara kelestariannya. Dan misi dalam

RPJM Daerah 2010-2015 adalah pelaksanaan dari tahap kedua tahun pertama

dan tahap ketiga dari tahapan dalam RPJP Daerah 2005-2025.

Dalam rangka memberikan kemudahan bagi penyelenggaraan

pembangunan dan pemerintahan, maka misi pembangunan Kabupaten

Boyolali Tahun 2010-2015 dirumuskan sebagai berikut:

1. Meningkatkan perekonomian rakyat yang bertumpu pada sektor

unggulan daerah dan mempertahankan prestasi sebagai lumbung

padi

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-60

Page 67: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Misi ini sebagai penyeimbang tumbuhnya investasi yang dicita-

citakan. Bentuk-bentuk investasi yang ramah lingkungan melalui

pembangunan kebijakan yang sinergi antara investasi dan lingkungan,

khususnya dalam hal pertanian, peternakan dan perikanan guna menjaga

ketahanan pangan lokal dan memberi subsidi pada ketahanan pangan

regional bahkan nasional menjadi prioritas yang perlu dipertahankan.

Pelaksanaan dari misi pertama pembangunan Kabupaten Boyolali Tahun

2010-2015 ini akan ditekankan pada sembilan urusan pemerintahan yaitu:

(1) Pertanian, (2) Kehutanan, (3) Ketahanan Pangan, (4) Perindustrian, (5)

Perdagangan, (6) Koperasi dan UKM, (7) Pemberdayaan masyarakat desa

(8) Kehutanan (9) Peternakan (10) Perikanan dan (11) Perumahan.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam rangka

mendukung peningkatan daya saing daerah.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat penting dalam

meningkatkan daya saing daerah. Kualitas sumber daya manusia meliputi

antara lain dari segi pendidikan, kesehatan, IPTEK dan kependudukan.

Meningkatkan kualitas pendidikan tidak hanya dari sektor pendidikan

formil tetapi juga pendidikan non formil, melalui kerja sama dengan dunia

usaha dalam rangka meningkatkan daya saing daerah. Kualitas kesehatan

juga sangat penting dalam membentuk kualitas SDM Kabupaten Boyolali.

Untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, program-

program jaminan kesehatan harus lebih ditingkatkan, agar kesehatan

dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Boyolali,

sehingga dapat memenuhi standar yang ditetapkan dalam Millenium

Development Goals (MDG).

Pelaksanaan dari misi kedua pembangunan Kabupaten Boyolali

Tahun 2010-2015 ini akan ditekankan pada urusan pemerintahan yaitu: (1)

Pendidikan, (2) Kesehatan, (3) Pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak, (4) KB dan KS, (5) Pemuda dan olahraga, (6)

Perpustakaan.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-61

Page 68: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

3. Menciptakan iklim usaha dan iklim investasi yang kondusif,

didukung dengan peningkatan infrastruktur yang memadai dan

berkelanjutan.

Dalam rangka menciptakan iklim usaha dan iklim investasi yang

kondusif, terdapat serangkaian langkah yang dilakukan oleh Pemerintah

Kabupaten Boyolali. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain adalah

membuat kebijakan peraturan daerah yang mendukung kemudahan

investasi, mempermudah pengurusan atau perijinan usaha, mengurangi

birokrasi dalam pengurusan perijinan usaha, pengurusan IMB, bahkan

menggratiskan biaya perijinan investasi.

Disamping itu untuk mendukung iklim usaha investasi yang kondusif,

pembangunan infrastruktur baik berupa pembangunan jalan, penerangan,

air bersih, dsb merupakan suatu hal yang tidak bisa diabaikan. Agar

pembangunan infrastruktur terutama pembangunan jalan dapat lebih

optimal, pendanaannya diusahakan tidak hanya didukung dari sumber

dana APBD, tetapi juga sumber dana APBN.

Pelaksanaan dari misi ketiga pembangunan daerah Kabupaten

Boyolali Tahun 2010-2015 ini akan ditekankan pada urusan pemerintahan

yaitu: (1) Pemerintahan umum, otonomi daerah, (2) Tata Ruang, (3)

Penanaman modal, (4) Pekerjaan Umum, (5) Lingkungan hidup, (6) Tenaga

kerja ,(6) pariwisata, (7) Budaya, (8) Perhubungan, (9) ESDM, (10) Kominfo

dan (11) Transmigrasi.

4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui

penguatan sistem pemerintahan dan pemberantasan korupsi

dalam rangka peningkatan pelayanan masyarakat.

Penyelengaraan pemerintahan harus dilaksanakan secara efektif,

efisien, bersih, dan berwibawa bagi terwujudnya kemandirian daerah,

membaiknya pelayanan masyarakat, meningkatnya kesejahteraan

masyarakat, dan memperkuat eksistensi NKRI. Untuk itu perlu ditempuh

langkah-langkah konsolidasi, revitalisasi, refungsionalisasi, dan

profesionalisasi secara sistematis, terpadu, komprehensif, dan

berkelanjutan agar penyelenggaraan pembangunan daerah melalui konsep

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-62

Page 69: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

“Community Development” dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya

sesuai prinsip penyelenggaraan Otonomi Daerah dan semangat reformasi.

Upaya reformasi birokrasi yang berbasis pada sistem kinerja dan

kompetensi, penataan personalia birokrasi sebagai bagian integral, dan

pembinaan personalia dengan sistem merit serta pemantapan mekanisme

kesisteman lembaga, tetap aktual, relevan, dan urgen. Pelaksanaan sistem

pengawasan intern mutlak dilakukan oleh pemerintah dalam rangka

menciptakan kepemerintahan yang baik. Dalam era reformasi dan

otonomi daerah, terjadi reposisi peran pemerintah menjadi fasilitator,

sedangkan masyarakat dan dunia usaha ditempatkan pada posisi pemeran

utama pembangunan. Namun demikian, dalam masa transisi ini

pemerintah masih tetap diharapkan peran besarnya dalam menciptakan

iklim yang kondusif untuk mendorong keberhasilan pembangunan

masyarakat

Pelaksanaan dari misi keempat pembangunan daerah Kabupaten

Boyolali Tahun 2010-2015 ini akan ditekankan pada urusan yaitu:(1)

Pemerintahan Umum, (2) Perencanaan pembangunan, (3) Kependudukan,

(4) Statistik, (5) Arsip dan (6) Sosial.

2.9 INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMDA

Dalam melaksanakan tugas pemerintahan, Bupati Boyolali dibantu

oleh seperangkat institusi Pemerintah Daerah yang memiliki tugas dan fungsi

yang berbeda-beda namun terorganisir dan merupakan suatu kesatuan,

dengan rincian Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Bagan organisasi

Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada gambar berikut.

Institusi pemerintah, swasta, pengajar dan LSM yang memiliki tugas

dan fungsi terkait dengan sanitasi ada sekitar 10 institusi yang masuk

kedalam Susunan Keanggotaan Tim Koordinasi Operasionalisasi Kebijakan Air

Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Boyolali, yaitu Bupati

dan Wakil Bupati Boyolali selaku Penasehat, Sekretaris Daerah (Sekda)

selaku Penanggung jawab, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(Bappeda) selaku Ketua, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan,

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-63

Page 70: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Perhubungan, dan Kebersihan (DPU PPK) selaku Wakil Ketua, Kepala Bidang

Pemerintahan dan Sosial Budaya Bappeda selaku Sekretaris, Kepala Dinas

Kesehatan (Dinkes) selaku Anggota, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan

Olah Raga (Disdikpora) selaku Anggota, Kepala Badan Lingkungan Hidup

(BLH) selaku Anggota, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Penanggulangan Kemiskinan (Bapermaskin) selaku Anggota, Kepala Bagian

Hukum dan HAM Setda, Kepala Bagian Perencanaan PDAM selaku Anggota,

Pengajar pada Poltekkes Surakarta selaku Anggota, dan Ketua Yayasan

Pengembangan Akhlak Mulia (YPAM) selaku Anggota.

Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Pokok Dinas

Daerah Kabupaten Boyolali yang diwujudkan dalam Struktur Organisasi

PEMDA dan SOTK terkait dengan sanitasi dapat dilihat pada gambar berikut.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-64

Page 71: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-65

Page 72: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.18 Bagan Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-66

Page 73: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.19 Bagan Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan, Perhubungan, dan

Kebersihan Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-67

Page 74: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.20 Bagan Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-68

Page 75: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.21 Bagan Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten

Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-69

Page 76: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.22 Bagan Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-70

Page 77: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.23 Bagan Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-71

Page 78: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.24 Bagan Susunan Organisasi PDAM Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-72

Page 79: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.25 Bagan Susunan Organisasi Poltekkes Surakarta – Jurusan Keperawatan (sedang proses

perpindahan pemilik dari Kemenkes ke Dikti)

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-73

Page 80: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.26 Bagan Susunan Organisasi Yayasan Pengembangan Akhlak Mulia Kabupaten Boyolali

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-74

Page 81: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.27 Bagan Susunan Organisasi Keanggotaan Tim Koordinasi Operasionalisasi Pokja AMPL Kabupaten Boyolali Sumber data: BAPPEDA Kabupaten Boyolali, 2011

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM KOORDINASI OPERASIONALISASI KEBIJAKAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN (AMPL)

KABUPATEN BOYOLALI

PENANGGUNGJAWAB Sekda Boyolali

Anggota 2

Ka Dinas Dikpora Boyolali

Anggota 4

Ka BPMPK Boyolali

Anggota 5

Kabag Hukum&HAM Setda

Staff Administrasi

Staff Bappeda Boyolali (3 orang)

Anggota 1

Ka Dinkes Boyolali

Anggota 3

Ka BLH Boyolali

Anggota 6

Kassubid Pemerintahan Bappeda

Boyolali

KETUA Kepala Bappeda Boyolali

PENASEHAT

1. Bupati 2. Wakil Bupati

SEKRETARIS Kabid Pemerintahan dan Sosbud Bappeda Boyolali

WAKIL KETUA Kepala DPUPPK Boyolali

II-75

Page 82: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.28 Bagan Susunan Organisasi Keanggotaan Pokja AMPL Kabupaten Boyolali Sumber data: BAPPEDA Kabupaten Boyolali, 2011

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

SUSUNAN KEANGGOTAAN KELOMPOK KERJA (POKJA) OPERASIONALISASI KEBIJAKAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN (AMPL)

KABUPATEN BOYOLALI

Staff Administrasi

Staff Bappeda Boyolali (3 orang)

Anggota 8

Pengajar Poltekkes Surakarta

KETUA Kabid Fisik Prasarana &SDA

Bappeda Boyolali

SEKRETARIS I Kabid Pemerintahan dan Sosbud Bappeda Boyolali

WAKIL KETUA Kabid Cipta Karya dan Tata

Ruang DPUPPK Boyolali SEKRETARIS II

Kabid P3PL Dinkes Boyolali

Anggota 2

Kasi Penyehatan Lingkungan

Dinkes

Anggota 3

Kasubbid Sosbud Bappeda

Boyolali

Anggota 4

Kasubbid Pemberdayaan,

Sarana Prasarana Dasar, Pengembangan Pemanfaatan SDA dan

TTG Bapermaskin

Anggota 9

Ketua (YPAM) Boyolali

Anggota 1

Kasi Penyehatan Lingkungan

DPUPPK

Anggota 7

Kabag Perencanaan

PDAM Boyolali

Anggota 6

Kasi Promkes Dinkes Boyolali

Anggota 5

Kabid Pengendalian Pencemaran

Lingkungan pada Badan Lingkungan

Hidup

II-76

Page 83: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

2.10 TATA RUANG WILAYAH

Dalam Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 9

Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali

disebutkan antara lain bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten

Boyolali dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, serasi,

selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun Rencana

Tata Ruang Wilayah;

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali yang selanjutnya

disingkat RTRW Kabupaten Boyolali adalah kebijakan Pemerintah Daerah yang

menetapkan lokasi dari kawasan yang harus dilindungi, lokasi pengembangan

kawasan budidaya termasuk kawasan produksi dan kawasan permukiman,

pola jaringan prasarana dan wilayah-wilayah dalam Kabupaten Boyolali yang

akan diprioritaskan pengembangannya dalam kurun waktu perencanaan.

2.10.1. Rencana Pengembangan Sistem Perdesaan

Pengembangan sistem permukiman perdesaan di Kabupaten Boyolali

diarahkan pada usaha pemerataan pembangunan dan perkembangan wilayah

sebagai salah satu usaha mencegah kesenjangan wilayah. Hal ini terutama

karena hambatan-hambatan strategis yang meliputi kondisi geografis yang

mempengaruhi pola distribusi dengan tingkat kesulitan aksesibilitas yang cukup

tinggi, yang ditunjukkan adanya hambatan-hambatan fisik kawasan dan sistem

jaringan yang belum memadai. Berdasarkan kondisi tersebut maka

pengembangan kawasan perdesaan di Kabupaten Boyolali adalah sebagai

berikut:

- Memilih desa-desa potensial menjadi desa-desa pusat pertumbuhan.

- Pengembangan aktivitas wisata yang mendukung pertanian berupa

agrowisata, agrobisnis dan agroindutri yang terpadu dan saling terkait.

- Peningkatan sumber daya manusia dan buatan, agar keberadaan manusia

menjadi prioritas utama pengembangan wilayah perdesaan yang cenderung

terbelakang.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-77

Page 84: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Berdasarkan hal tersebut maka rencana pengembangan sistem pusat

perdesaan di Kabupaten Boyolali adalah diarahkan di seluruh kecamatan yang

ada di Kabupaten Boyolali yang ditentukan berdasarkan adanya KTP2D. Secara

rinci pengembangan DPP di Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:

- Desa Candisari dan Ngadirojo di Kecamatan Ampel

- Desa Klakah di Kecamatan Selo

- Desa Sumur dan Karanganyar di Kecamatan Musuk

- Desa Tambak dan Dlingo di Kecamatan Mojosongo

- Desa Karangduren di Kecamatan Sawit

- Desa Kismoyoso di Kecamatan Ngemplak

- Desa Semawung di Kecamatan Andong

- Desa Sarimulyo di Kecamatan Kemusu

- Desa Kalinanas dan Repaking di Kecamatan Wonosegoro

Selain pengembangan DPP, sistem permukiman perdesaan di Kabupaten

Boyolali juga dikembangkan kawasan minapolitan dan agropolitan. Kawasan

minapolitan terletak di Desa Tegalrejo (Kecamatan Sawit), sedangkan kawasan

agropolitan terletak di Kecamatan Ampel, Selo, dan Cepogo.

Pengembangan PPL di Kabupaten meliputi:

a. Kecamatan Simo;

b. Kecamatan Mojosongo;

c. Kecamatan Sawit;

d. Kecamatan Juwangi;

e. Kecamatan Cepogo;

f. Kecamatan Musuk;

g. Kecamatan Andong;

h. Kecamatan Selo;

i. Kecamatan Nogosari;

j. Kecamatan Wonosegoro;

k. Kecamatan Kemusu; dan

l. Kecamatan Klego.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-78

Page 85: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

2.10.2. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan

Sistem permukiman diarahkan pada perkembangan linear wilayah,

mengikuti jaringan jalan regional dan kondisi fisik wilayah di Kabupaten

Boyolali. Sistem permukiman dikembangkan untuk membentuk struktur

perkotaan yang dinamis dan akomodatif, dengan pola pengembangan kota

yang berkelanjutan dengan proses pembangunan yang terpadu. Keberadaan

perkotaan dalam suatu wilayah kabupaten merupakan barometer

perkembangan wilayah secara umum, dengan berbagai karakteristik tertentu

yang menjadi pendukung perkembangannya. Untuk itu, perkotaan yang ada

harus dikembangkan sebagai satu pintu pengembangan wilayah Kabupaten

Boyolali secara keseluruhan, yang terintegrasi dengan pola pengembangan

wilayah secara umum.

Berdasarkan konsep tersebut maka arahan pengembangan sistem

perkotaan dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut ini :

a. Menentukan hirarki kota-kota sebagai pusat-pusat pengembangan

wilayah kabupaten.

b. Pengembangan wilayah perkotaan dengan peningkatan fungsi dan peran

kota-kota yang terbentuk dalam sistem perkotaan yang terintegrasi, dalam

fungsi utama sebagai pusat pengembangan wilayah sekitarnya sesuai

dengan hirarki kotanya, untuk membentuk struktur perkotaan yang dinamis

dan terintegrasi.

c. Membuka kesempatan investasi keuangan dan jasa dalam usaha

meningkatkan fungsi dan peran kota, dengan beberapa hal berikut ini :

- Dengan kemudahan-kemudahan penanaman modal yang telah diatur

dalam tata aturan perundangan yang berlaku.

- Meningkatkan sarana dan prasarana wilayah yang lebih memadai

Selanjutnya rencana dari sistem perkotaan dapat dilakukan dengan

beberapa hal berikut ini, sebagai langkah-langkah integral dalam rangka

membuka kran-kran pembangunan bagi pemerataan pembangunan dan hasil-

hasilnya, yaitu :

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-79

Page 86: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

a. Membuat pola hirarki kota dalam sistem distribusi pengembangan wilayah

dan rangkaian sistem jaringan sebagai pembentuk struktur kota-kota,

dengan 1 (satu) kota utama yaitu Kota Boyolali; Teras, 6 (enam) kota

berhirarki II yaitu Kota Ampel, Banyudono, Karanggede, Sambi, Simo, dan

Ngemplak; 4 (empat) kota berhirarki III yaitu Kota Mojosongo, Sawit dan

Juwangi; serta 8 (delapan) kota berhirarki IV yaitu Kota Cepogo, Musuk,

Andong, Selo, Nogosari, Wonosegoro, Kemusu, dan Klego. Sistem ini

dirangkaikan dalam pola distribusi, pola sebaran dan pola pelayanan yang

saling memperkuat dan dinamis.

b. Meningkatkan dan mengembangkan kinerja sistem jaringan yang ada

terutama dalam pola pelayanan baku bagi pengembangan wilayah dengan

wujud membuka sistem jaringan yang lebih memudahkan aksesibilitas

antar wilayah.

Berdasarkan beberapa hal yang dijadikan bahan pertimbangan maka

rencana pengembangan sistem pusat permukiman perkotaaan akan diarahkan

pada kawasan-kawasan yang cepat berkembang, kawasan di sepanjang jalur

potensial dan juga kawasan-kawasan pusat-pusat pelayanan. Pada

pengembangan kawasan permukiman perkotaan diperbolehkan dilakukan alih

fungsi pada lahan persawahan yang berada di sepanjang jalan, kurang lebih

100 m kanan kiri jalan yang potensial perkembangannya. Jalan yang potensial

perkembangannya yang boleh dilakukan alih fungsi lahan adalah jalan kolektor

primer yang menghubungkan pusat-pusat PKL serta jalan kolektor sekunder

yang menghubungkan antar kecamatan. Sedangkan untuk jalan arteri tidak

diperbolehkan terjadi alih fungsi lahan.

Rencana Sistem Pusat Kegiatan dilakukan berdasarkan skenario terpilih

yang telah diungkapkan dalam konsep pengembangan tata ruang wilayah dan

juga berdasarkan karakteristik wilayah secara keseluruhan. Wilayah

pengembangan dan kawasan pengembangan dalam struktur tata ruang

Kabupaten Boyolali ditentukan berdasarkan efisiensi jangkauan pelayanan dan

kawasan-kawasan strategis. Pengembangan tersebut secara efektif tidak

termasuk pada kawasan-kawasan yang dilindungi (kawasan lindung).

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-80

Page 87: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Titik simpul pengembangan (kota-kota), baik sebagai pusat

pertumbuhan maupun pusat-pusat pelayanan dari permukiman. Sistem pusat

kegiatan wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial, budaya,

ekonomi dan atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten tersebut.

Dalam rencana sistem pusat pelayanan terdiri dari PKN, PKW dan PKL yang

berada pada wilayah kabupaten serta pusat-pusat lain di dalam wilayah

kabupaten yang terdiri dari PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) yang berfungsi

untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa serta PPL (Pusat

Pelayanan Lingkungan) yang berfungsi melayani kegiatan skala antar desa.

Selain itu Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan pusat kegiatan yang di

kemudian hari dapat dipromosikan sebagai PKL (dengan notasi PKLp).

Berdasarkan hal tersebut pembagian sistem pusat pelayanan di

Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:

- PKW yang mencakup wilayah Kecamatan Boyolali

- PKL yang mencakup wilayah Kecamatan Ampel

- PKLp yang mencakup wilayah Kecamatan Banyudono dan Karanggede

- PPK yang mencakup wilayah Kecamatan Teras, Sambi, dan Ngemplak

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-81

Page 88: Boyolali BPS Bab 2

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALIGambaran Umum Kabupaten Boyolali

Gambar 2.29Peta Rencana Pola Ruang

Sumber : Bappeda Boyolali, 2011

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali II-82