WILONA DEVINA1061050187

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAFPERIODE 27 JULI 105 – 29 AGUSTUS 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

BLINK REFLEX

• Dapat ditimbulkan :– Mekanis mengetok glabella– Elektris stimulasi listrik– Analog dengan REFLEKS KORNEA• Kornea distimulasi, terjadi kedipan pada kedua mata

BLINK REFLEX

• Bagian aferen refleks ini ditimbulkan oleh N. Trigeminus Ipsilateral

• Bagian eferan refleks ini ditimbulkan oleh N. Facialis bilateral

BLINK REFLEX

• Stimulasi pada N. Supraorbitalis menimbulkan 2 respon yang berbeda :– Komponen R1 yang cepat – Komponen R2 yang lambat

• Dengan elektroda perekam ditempat yang sama (otot muka), dan tempat perangsangan dari tempat N. Facialis, akan didapat suatu respon langsung (Direct Response/ DR)

R1

• Hanya dapat timbul dari sisi perangsangan saja• Menggambarkan waktu konduksi N. Trigeminus dan

N. Facialis• Merupakan suatu pontine relay• Memanjang pada penyakit-penyakit demielinasi

sentral atau perifer dari N. trigeminus dan N. facialis• Memanjang pada tumor fossa posterior, karena

penekanan saraf kranialis atau karena gangguan pada batang otak

R2

• Dapat direkam secara bilateral dengan perangsangan secara unilateral

• Terjadi melalui suatu jalur yang lebih kompleks, yaitu melalui pons dan lateral medulla

• Menggambarkan eksitabilitas interneuron, transmisi sinaptik, konduksi aksonal

• Dapat menentukan, apakah lesi mengenai lengkung aferen atau lengkung eferen dari refleks

NILAI NORMAL BLINK REFLEX

Direct response abnormal bila > 4,1 mdetikBeda kanan/ kiri < 0,6 mdetik

R1 : < 13,0 mdetikBeda kanan / kiri < 1,2 mdetik

R2 : < 40 mdetik sesisi< 41 mdetik dari sisi kontralateral

APLIKASI KLINIS BLINK REFLEX

• Mengevaluasi :– Fungsi N. trigeminus dan N. facialis– Fungsi batang otak, seperti pons & lateral medulla– Bell’s palsy (idiopathic nerve mononeuropathy)– Neuropati trigeminal– Polineuropati– Spasme Hemifasial– Lesi batang otak seperti tumor (neurinoma akustikus)– Multiple sclerosis– Stroke

BENTUK KELAINAN