bismillah proposal 2015.docx

23
Kelompok Tani Muda Berkarya Nagari Rambatan Kec.Rambatan Kab.Tanah Datar BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia sangat pesat, tiap tahun saja terjadi kelahiran bayi mencapai 5 juta. Dengan pertambahan penduduk semakin besar, tentunya ini harus Anda perhatikan mengingat semakin tingginya persaingan bisnis akhir-akhir ini. Para pelaku usaha ditutup untuk sekreatif mungkin dalam mengembangkan usahanya. Apalagi Indonesia pada tahun 2015 memasuki pasar persaingan bebas (AFTA) yang apabila kita tidak bisa berbuat sesuatu maka kita akan di libas oleh negara-negara lain dalam berbisnis. Oleh karena itu, sipendik akan mengulas secara khusus tentang peluang usaha. Jumlah produksi daging sapi di dalam negeri masih belum bisa menutupi jumlah kebutuhan masyarakat akan konsumsi daging, hingga akhirnya terjadi defisit yang kemudian pemerintah melakukan impor daging sapi dari negeri tetangga. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan perkapita penduduk telah menyebabkan meningkatnya permintaan dan konsumsi daging, termasuk daging sapi. Hal ini tampak jelas dari pertumbuhan jumlah sapi yang dipotong maupun daging sapi yang dikonsumsi secara nasional beberapa tahun terakhir. Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 250 juta jiwa. Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengkonsumsi daging sapi sekitar 1,7 juta kg/orang/tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut diperlukan 1,5 juta ekor sapi lokal untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000 ton ditambah dengan impor sapi dari Australia sebanyak 350.000 ekor yang menghasilkan 30.000 ton daging. Kenyataan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa impor sapi, daging dan susu cukup tinggi, karena pasokan dari dalam negeri masih belum mencukupi. Pasokan daging sapi dalam negeri untuk kebutuhan konsumsi baru mencapai sekitar 60 % dan pasokan susu dalam negeri baru mampu

Upload: novrianda-chenava

Post on 20-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Kelompok Tani Muda BerkaryaNagari Rambatan Kec.Rambatan Kab.Tanah DatarBAB I PENDAHULUANLatar Belakang

Pertumbuhan penduduk Indonesia sangat pesat, tiap tahun saja terjadi kelahiran bayi mencapai 5 juta. Dengan pertambahan penduduk semakin besar, tentunya ini harus Anda perhatikan mengingat semakin tingginya persaingan bisnis akhir-akhir ini. Para pelaku usaha ditutup untuk sekreatif mungkin dalam mengembangkan usahanya. Apalagi Indonesia pada tahun 2015 memasuki pasar persaingan bebas (AFTA) yang apabila kita tidak bisa berbuat sesuatu maka kita akan di libas oleh negara-negara lain dalam berbisnis. Oleh karena itu, sipendik akan mengulas secara khusus tentang peluang usaha.Jumlah produksi daging sapi di dalam negeri masih belum bisa menutupi jumlah kebutuhan masyarakat akan konsumsi daging, hingga akhirnya terjadi defisit yang kemudian pemerintah melakukan impor daging sapi dari negeri tetangga. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan perkapita penduduk telah menyebabkan meningkatnya permintaan dan konsumsi daging, termasuk daging sapi. Hal ini tampak jelas dari pertumbuhan jumlah sapi yang dipotong maupun daging sapi yang dikonsumsi secara nasional beberapa tahun terakhir.Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 250 juta jiwa. Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengkonsumsi daging sapi sekitar 1,7 juta kg/orang/tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut diperlukan 1,5 juta ekor sapi lokal untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000 ton ditambah dengan impor sapi dari Australia sebanyak 350.000 ekor yang menghasilkan 30.000 ton daging.Kenyataan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa impor sapi, dagingdan susu cukup tinggi, karena pasokan dari dalam negeri masihbelum mencukupi. Pasokan daging sapi dalam negeri untukkebutuhan konsumsi baru mencapai sekitar 60 % dan pasokansusu dalam negeri baru mampu menyediakan 20 %. Hal inidisebabkan oleh kurangnya populasi sapi potong dan sapi perahyang tersedia sebagai bibit.Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas daging sapi potong di dalam Negeri, baik yang berasal dari sapi potong impor maupun sapi potong lokal, telah banyak berkembang akhir-akhir ini berbagai usaha penggemukan sapi potong yang dilakukan oleh para feedlotters ataupun para peternak kecil di Indonesia. Bagi peternak kecil, yang kebanyakan adalah petani di desa-desa, usaha penggemukan sapi ini merupakan alternatif yang bisa di lakukan untuk menambah pendapatan keluarga. Dengan penggemukan selama 2 sampai 6 bulan, akan dapat di peroleh hasil berupa nilai tambah berat badan sapi potong dengan kualitas dagingnya yang lebih baikTujuanSecara umum kegiatan ini bertujuan untuk menstimulasi masyarakat, sehingga masyarakat memiliki kesadaran bahwa komoditi peternakan merupakan komoditi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sehingga tercapai pemerataan ekonomi dan keberlanjutan usaha. Sebagai suatu rencana pengembangan, maka pengajuan proposal ini mempunyai maksud dan tujuan diantaranya :1. Membantu Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS) Nasional.2. Mengembangkan potensi peternakan sapi pada kelompok tani. 3. Petani dapat memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan sebagai pakan ternak, dan dapat memanfaatkan limbah ternak sebagai pupuk untuk lahan pertanian.4. Mengurangi angka pengangguran dan urbanisasi. 5. Memberdayakan masyarakat kecil6. Mengidentifikasi dan mengembangkan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, kondisi sosial ekonomi masyarakat serta Kelompok Tani Muda Berkarya sebagai titik awal pengembangan usaha peternakan Budidaya Sapi di Kecamatan Rambatan, Kabupaten tanah Datar;7. Memberikan pemahaman kepada petani peternak di lokasi kegiatan dan sekitarnya tentang pengembangan usaha budidaya ternak sapi potong secara efsien dan efektif, sehingga mampu meningkatkan produktivitas ternak;8. Meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat khususnya Kelompok Tani Muda Berkarya melalui budidaya ternak sapi potong;9. Menjadikan Kelompok Pemuda Tani sebagai agen pembaharuan dan agen pembangunan di daerah yang dapat mendukung kegiatan ekonomi desa serta perekonomian rakyat pada umumnya;10. Sebagai wadah pendidikan dan wahana untuk mengintrodusir teknologi tepat guna dalam budidaya ternak sapi potong yang selama ini masih belum dimiliki oleh masyarakat.

Rumusan MasalahPermasalahan yang dihadapi dalam pengembangan sapi potong dalam masyarakat saat ini antara lain adalah :a) Usaha ternak sapi potong (penggemukan) belum dapat dikelola secara komersial sebagai akibat skala kepemilikan ternak yang masih kecil yang dilatabelakangi oleh minimnya permodalan dan pemahaman manajerial usaha dan rendahnya inovasi dan input teknologi yang ada pada masyarakat;b) Para pelaku dalam usaha peternakan (khususnya yang berasal dari kalangan generasi muda) masih terbatas, baik secara kuantitas maupun kualitas;c) Rantai tata niaga ternak sapi saat ini masih menempatkan pedagang pengumpul ternak sebagai penentu harga. Hal ini menyebabkan rendahnya posisi tawar peternak sebagai pemilik barang;d) Penggunaan pakan konsentrat (pakan penguat) yang masih kurang optimal karena masih bersaing dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

BAB IIGAMBARAN UMUM LOKASI PENGEMBANGANKeadaan UmumWilayah kabupaten Tanah Datar terletak di tengah-tengah Provinsi Sumatera Barat, yaitu pada 0017" LS - 0039" LS dan 10019" BT 10051" BT. Ketinggian rata-rata 400 sampai 1000 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu dari tujuh kabupaten terbaik di Indonesia dari 400 kabupaten yang ada. Penghargaan ini diberikan pada tahun 2003 oleh Lembaga International Partnership dan Kedutaan Inggris. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menobatkan Kabupaten Tanah Datar sebagai satu dari empat daerah paling berprestasi dan berhasil melaksanakan otonomi daerah. Kabupaten Tanah Datar adalah daerah agraris, lebih dari 70% penduduknya bekerja pada sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan maupun peternakan. Begitu juga dengan usaha masyarakat pada sektor lain juga berbasis pertanian seperti pariwisata dan industri kecil atau agro industri. Pontensi ekonomi Kabupaten Tanah Datar dapat dikategorikan atas tiga kategori yaitu sangat potensial, potensial dan tidak potensial. Sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah ubi kayu, kubis, karet, tebu, peternakan sapi potong, peternakan kuda, peternakan kambing potong, budidaya ayam ras pedaging, ayam bukan ras, budidaya itik dan budidaya ikan air tawar. Sektor lain yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah industri konstruksi bangunan sipil, pedagang eceran makanan olahan hasil bumi, usaha warung telekomunikasi, pedagang cinderamata dan wisata sejarah. Potensi ekonomi Kabupaten Tanah Datar yang tergolong potensial untuk sektor pertanian hampir semua potensial kecuali cengkeh, tembakau, bayam dan merica. Sedangkan untuk sektor pertambangan yang potensial dikembangkan adalah galian kapur dan sirtu (pasir batu). Umumnya kegiatan usahatani dilakukan dalam suatu sistem yang terdiri dari beberapa tipe usahatani. Namun terdapat satu atau lebih komoditas yang mendominasi suatu daerah. Hal ini dapat terjadi karena kondisi agro-ekosistemnya mendukung untuk berkembangnya jenis komoditas tertentu, dan juga sifat sosial budaya masyarakat yang menyebabkan komoditas tersebut terus menerus berkembang. Komoditas unggulan dan andalan untuk tanaman pangan adalah padi sawah, jagung, kedelai, kentang, kubis, pisang, jeruk siam, markisa dan manggis. Komoditas perkebunan yang diunggulkan adalah kakao, gambir, kelapa sawit, karet, kelapa dan kayu manis. Sedangkan komoditas peternakan yang potensial untuk dikembangkan adalah ternak sapi potong, ayam buras dan itik.Sistem pemeliharaan ternak sapi potong masih tradisional dengan manajemen yang minim terutama dalam penyediaan pakan yang kurang memadai sepanjang tahun dan penggunaan pejantan yang layak agar membuahkan turunan yang produktif. Usaha peternakan di Sumbar belum begitu berkembang jika dibandingkan dengan Pulau Jawa. Sebagaimana pada jenis ternak pada umumnya, kunci keberhasilan pe-ngembangan industri peternakan pada dasarnya berpangkal pada tiga unsur utama : (1) ketersediaan bibit unggul; (2) ketersediaan dan jaminan mutu pakan; (3) dukungan kelembagaan dengan perangkat lunak yang menunjang, termasuk kebijakan daerah, infrastruktur dan pemasaran.Usaha peternakan tradisional dalam skala kecil hanya merupakan penunjang kegiatan agribisnis, sebab kemampuannya terbatas untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan belum sepenuhnya berorientasi pasar. Usaha peternakan di Sumbar didominasi oleh pelaku tradisional yang belum mampu untuk menjadi salah satu andalan pertumbuhan peternakan. Walaupun demikian, potensi yang ada memberikan peluang besar bagi pengembangan ternak sapi di Sumbar. Usaha peternakan sapi yang terdapat di Sumatera Barat umumnya didominasi oleh sapi lokal dan sapi persilangan unggul seperti Simmental, Limousine, Brahman, Angus dan jenis lainnya. Lokasi pemeliharaan sapi potong pada Kelompok Tani Muda Berkarya terletak di Nagari Rambatan Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Lahan yang digunakan memiliki luasan sebesar 14,6 hektare. Di areal seluas ini terdapat kandang penggemukan dan kandang indukan sapi potong dengan kapasitas tampung sebanyak 200 ekor sapi. Selain itu lahan penggembalaan yang memadai untuk ketersedian hijauan makanan ternak.

BAB IIIRANCANGAN USAHADesain Model KelembagaanModel rancangan kegiatan ini dirumuskan dari partisipasi semua stakeholder peternakan kabupaten Majalengka. Pelibatan stakeholder tersebut dimaksudkan untuk mempercepat proses pencapaian tujuan kemandirian Kelompok Pemuda Tani. Stakeholder yang dilibatkan adalah Perguruan Tinggi, Departemen Pertanian (Direktorat Jenderal Peternakan), Pemerintah Daerah (Dinas Kehutanan Perkebunan dan Peternakan), Swasta bidang peternakan dan Masyarakat sekitar. Dengan pelibatan stakeholder demikian, model usaha yang akan dijalankan berdasarkan partisipasi semua pihak dan itu menjadi simpul jaringan kerjasama (networking) dari stakeholder pembangunan peternakan (Kelompok Pemuda Tani) dengan elemen yang terkait dalam pemberdayaan. Dalam gambar di bawah menunjukkan secara garis besar peran dan fungsi dari masing-masing stakeholder tersebut. Gambar 1 menunjukkan pengembangan usaha budidaya ternak sapi potong pada Kelompok Pemuda Tani.

Kelompok TaniMuda Berkarya

Model tersebut menunjukkan adanya kesinambungan pemanfaatan kinerja yang baik antara seluruh stakeholder peternakan Kabupaten Tanah Datar khususnya bagi Kelompok Tani Muda Berkarya di Nagari Rambatan. Hal tersebut bisa menjadi pendorong usaha-usaha yang serupa di bidang pengembangan budidaya ternak sapi. Usaha yang dirancang merupakan bentuk kerjasama antara Kelompok Tani Muda Berkarya dengan Departemen Pertanian, Pemerintah Daerah Tanah Datar (Dinas Peternakan dan Perikanan), dan pihak swasta. Diharapkan model usaha ini menjadi jaringan (networking) yang baik guna menciptakan iklim usaha peternakan.Rencana Teknis Usaha Ternak Sapi PotongPemberdayaan masyarakat desa dalam Kelompok Usaha ternak dilaksanakan dengan memanfaatkan anggota Kelompok Tani Muda Berkarya yang sebelumnya telah ada. Aspek-aspek yang harus dipahami dalam setiap organisasi atau kelompok adalah aspek manajerial kelompok, administrasi kelompok, manajemen kegiatan kelompok, sarana prasarana dan sumber daya kelompok.Usaha yang akan dilaksanakan tidak terlepas dari peranan kelompok usaha tani. Kelompok Tani Muda Berkarya diharapkan bisa menjadi sarana dan wadah dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan anggota kelompok khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya. Pendamping/ fasilitator akan mengarahkan dan mendampingi setiap usaha dan kegiatan yang dilaksanakan kelompok melalui pembinaan yang berkesinambungan, serta diharapkan terbentuknya kader-kader peternak yang handal dan mampu menemukan solusi secara mandiri. Beberapa kegiatan yang direncanakan oleh Kelompok Tani Muda Berkarya diantaranya adalah :a) Penggunaan pakan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam lokal.Pengelolaan pakan akan sangat menentukan tingkat keberhasilan pemeliharaan sapi. Oleh karena itu, cara-cara pengelolaannya harus dipahami. Ketersediaan padang penggembalaan pada pemeliharaan ternak sapi diperlukan sekali sebagai sumber pakan hijauan. Pemberian pakannya dapat dilakukan dengan pemotongan rumput tersebut, kemudian diberikan pada ternak sapi yang ada di dalam kandang. Pemberian pakan seperti ini disebut cut and carry. Selain itu, rumput juga dapat dikonsumsi langsung oleh sapi di areal padang penggembalaan berdasarkan pada stocking rate (daya tampung) padang penggembalaan tersebut untuk mencukupi kebutuhan penggembalaan setiap UT (Unit Ternak). Ketersediaan pakan harus mencukupi kebutuhan ternak, baik yang berasal dari hijauan/rumput, maupun pakan konsentrat yang dibuat sendiri atau berasal dari pabrik.Ketersediaan hijauan pakan di Indonesia dipengaruhi oleh iklim, sehingga pada musim kemarau terjadi kekurangan hijauan pakan ternak dan sebaliknya pada musim hujan jumlahnya melimpah. Pemanfaatan limbah pertanian merupakan salah satu cara untuk mengatasi kekurangan hijauan pakan ternak. Para peternak memanfaatkan limbah pertanian seperti jerami padi dan jerami jagung guna memenuhi kebutuhan pakan ternak mereka. Limbah pada areal persawahan dan ladang yang terdapat di Kecamatan Rambatan mampu menjadi pakan alternatif bagi masyarakat sekitar. Di samping itu, penanaman dan pemeliharaan hijauan pakan ternak di sekitar areal perkandangan dan pemukiman juga menunjang pemenuhan kebutuhan pakan ternak bagi masyarakat.b) Teknis kegiatan peternakan sapi.Pemeliharaan sapi yang dilakukan oleh masyarakat dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu : penggemukan (fattening) dan pembibitan (breeding). Proses penggemukan sapi merupakan sistem pemeliharaan sapi dengan tujuan untuk menghasilkan bobot badan yang maksimal dalam jangka waktu tertentu. Waktu yang dibutuhkan biasanya relatif lebih singkat dan siklusnya pun tidak terlalu lama sehingga cash flow yang diperoleh (oleh kelompok) relatif tidak lama. Proses pembibitan merupakan sistem pemeliharaan ternak sapi guna menghasilkan bibit (keturunan) baru yang nantinya dapat menunjang peningkatan populasi ternak sapi. Hal ini juga didukung oleh pemeliharaan bibit berkualitas untuk dapat dibudidayakan kembali. c) Pemanfaatan limbah ternak.Kotoran ternak banyak bermanfaat bagi lingkungan sekitar jika dimanfaatkan dan dikelola secara arif dan baik. Pemanfaatan limbah usaha peternakan terutama kotoran ternak dapat dilakukan melalui pemanfaatan kotoran tersebut sebagai pupuk organik (kompos). Penggunaan pupuk kandang (manure) selain dapat meningkatkan unsur hara pada tanah juga dapat meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah dan memperbaiki struktur tanah tersebut. Di samping itu, selain untuk dijadikan kompos oleh masyarakat (dalam hal ini Kelompok Tani Muda Berkarya), limbah ternak juga dapat dijual dan dapat dijadikan income tersendiri bagi kelompok. d) Penanganan pasca panen.Kegiatan ini dapat dilakukan oleh ibu rumah tangga anggota Kelompok Pemuda Tani dan masyarakat sekitar seperti dalam proses pengolahan daging sapi menjadi abon, sosis, dendeng, dan kerupuk kulit, sehingga adanya suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.e) Pemasaran hasil usaha.Melalui jalur pemasaran manapun, peternak menghendaki proses yang cepat dengan rantai pemasaran pendek. Umumnya sapi potong yang dijual masih dalam bentuk sapi hidup yang dilakukan oleh peternak dengan pedagang pengumpul. Ternak yang sudah mencapai periode siap panen, akan dijual ke pasar ternak yang ada di daerah kabupaten Tanah Datar maupun daerah yang ada di luar Kabupaten tanah Datar. Selain itu, ternak sapi potong juga dapat dipersiapkan guna memenuhi kebutuhan pasar pada saat hari raya Qurban karena permintaan yang semakin meningkat. f) Peningkatan kapasitas sumberdaya.Selain melakukan usaha secara langsung, Kelompok Pemuda Tani juga akan melakukan kegiatan pelatihan, studi banding, manajemen pemeliharaan, penanganan pasca panen, manajemen organisasi, manajemen pemasaran dan lainnya. Kegiatan ini akan bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Tanah Datar.

BAB IVPROFIL KELOMPOKKELOMPOK PEMUDA TANISejarahKelompok Tani Muda Berkarya merupakan kelompok tani yang bergerak dalam bidang pertanian pada umumnya dan bidang peternakan pada khususnya. Kelompok ini berdiri pada 19 Februari 2011. Kelompok Tani Muda Berkarya didirikan sebagai sarana untuk menyampaikan apresiasi masyarakat, komunikasi dan pertukaran pikiran dan pendapat antara para petani di Jorong Rambatan, Nagari Rambatan, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Kelompok ini didirikan oleeh sekelompok pemuda yang memiliki ketertarikan dan kesadaran di bidang peternakan agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat khususnya di Nagari Rambatan. Kelompok Tani Muda Berkarya memiliki fokus pada kesejahteraan anggota kelompoknya dan berusaha ikut serta dan berpartisipasi dalam pembangunan pertanian dan peternakan yang sudah dicanangkan oleh lembaga/instansi pemerintah di Kabupaten Tanah Datar khusunya di Kecamatan Rambatan. Prinsip KerjaBeberapa prinsip dan pendekatan yang diterapkan di dalam Kelompok Tani Muda Berkarya antara lain :1) Kekeluargaan : yaitu menumbuhkan rasa kebersamaan di dalam kelompok dan di luar kelompok, rasa saling memiliki dan menghormati satu dengan yang lainnya. Kebersamaan yang kuat guna membantu yang lemah sehingga tercipta kesejahteraan yang merata di dalam kelompok.2) Berkesinambungan : yaitu pelaksanaan kegiatan yang terencana dengan baik, bertahap, berkelanjutan dan sesuai dengan kesiapan serta kebutuhan anggota kelompok dan masyarakat.3) Swadaya : yaitu pelaksanaan kegiatan yang menitikberatkan kepada usaha yang mandiri dan profesional.4) Partisipatif : yaitu pelaksanaan kegiatan yang membantu masyarakat dalam pemecahan masalah seputar pertanian dan peternakan, ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang ada di dalam masyarakat serta melibatkan warga masyarakat diluar anggota kelompok untuk saling tukar pendapat guna peningkatan informasi.Identitas KelompokNama Kelompok: Kelompok Tani Muda BerkaryaTanggal Berdiri: 19 Februari 2011Bidang Kerja: Pertanian sub bidang PeternakanLegalitas: SK Wali Nagari Rambatan No 04/ WN/ Rbt-2012Alamat Sekretariat : Jalan Raya Bukit Siangok-Balimbing, Jorong Rambatan, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar (27271) Kontak Person: ObsaheriJabatan: Ketua Alamat: Jalan Raya Bukit Siangok-Balimbing, Jorong Rambatan, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar (27271)

Struktur OrganisasiPelindung: Camat Rambatan ; Wali nagari RambatanPengawas (Pembina): Angga Prasetya, S.PtKetua: ObsaheriSekretaris: Anggy Praditya, S.KepBendahara: PoniranAnggota: 1) Nofri Yanti2) Yossudarso3) Hidayat4) Tossa Ilham5) Nofiardi6) Hendra7) Angga Prasetya, S.Pt

STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK TERNAK GARENGKETUA KELOMPOKSEKERTARIS BENDAHARAANGGOTAPELINDUNGSTRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK TERNAK GARENGKETUA KELOMPOKSEKERTARIS BENDAHARAANGGOTAPENGAWAS/PEMBINA

Kegiatan Usaha KelompokKegiatan pertanian tidak terlepas dari keseharian para anggota Kelompok Tani Muda Berkarya. Setiap harinya para anggota kelompok melakukan berbagai kegiatan pertanian seperti bercocok tanam di areal persawahan, ladang dan kebun yang mereka miliki. Selain itu, sektor peternakan juga tidak ketinggalan.1. Sektor PertanianPengembangan yang telah dilakukan oleh kelompok yaitu bercocok tanam di area persawahan dan ladang seperti menanam padi dan tanaman palawija (jagung, ubi jalar, kacang tanah dan lainnya). Akan tetapi kapasitas produksinya masih relatif kecil.2. Sektor PeternakanPengembangan di dalam sektor peternakan sendiri antara lain adalah peternakan sapi potong. Para anggota kelompok memelihara ternak masih menerapkan sistem pemeliharaan tradisional (ekstensif). Status kepemilikan ternak diantaranya adalah ternak milik sendiri dan ada juga pola gaduhan. Anggota kelompok telah memiliki kandang tersendiri di dalam pemeliharaan ternak mereka.

Rencana Pengembangan UsahaBeberapa rencana yang akan dilakukan oleh Kelompok Tani Muda Berkarya di dalam pengembangan usaha antara lain adalah : 1) Pembekalan anggota kelompok dengan keterampilan manajemen bertani dan beternak (integrasi);2) Pengembangan usaha pasca panen seperti pembuatan abon sapi, dendeng, sosis dan kerupuk kulit dalam kapasitas home industry;3) Peningkatan kapasitas usaha dibidang peternakan, yaitu dengan peningkatan kapasitas usaha dan produksi budidaya peternakan sapi potong;4) Perluasan anggota kelompok;5) Menjalin kerjasama dengan pihak luar baik pemerintah maupun swasta untuk meningkatan kapasitas usaha.

BAB VRENCANA ANGGARAN BIAYA DAN ANALISIS USAHA

A. Rencana AnggaranJenis usaha yang akan dilakukan untuk merintis dan mengembangkan berbagai usaha adalah campuran antara Pengembangan Agribisnis Penggemukan Sapi Potong dengan kebutuhan dana sebagai berikut :NOURAIANVOLUMESATUANHARGASATUANJUMLAH

1Sapi Potong

Pejantan Simmental1025.000.000250.000.000

2Perbaikan Kandang15.000.000 5.000.000

3Obat-obatan11.000.000 1.000.000

4Pakan 110.000.00010.000.000

JUMLAH266.000.000

Terbilang : =dua ratus enam puluh enam juta Rupiah=

B. Analisis Usaha1. Penerimaan a. Penjualan 10 ekor sapi pejantan selama 6 bulan pemeliharaan = 10 ekor @ Rp. 30.000.000,00= Rp. 300.000.000,00Maka penerimaan untuk 10 ekor sapi adalah sebesar Rp. 300.000.000,00b. Hasil Limbah Padat (Kotoran Ternak)Penjualan limbah kotoran ternak sapi sebagai produk hilir adalahVolume Kotoran sapi per ekor per hari = 20 KgVolume periode enam (6) bulan = 20 Kg @ 180 hari @ 10 ekor =36.000 Kg (konversi ke kompos 60% =21.600 kg atau sekitar 22.000 kg)Harga jual per Kg = Rp 1.000,00Jadi pendapatan satu periode adalah sebesar = Rp 1000,00 @ 22.000 Kg = 22.000.000,00Diperkirakan sebanyak 20% limbah yang dihasilkan, akan digunakan oleh anggota kelompok untuk keperluan Hijauan Pakan Ternak (HPT)2. Pengeluarana. Biaya Operasional (30 ekor dalam waktu 120 hari) :NoUraianJumlah (Rp)

1.Pembelian sapi pejantan (Simmental) = 10 ekor @ Rp 25.000.000,00Rp. 250.000.000,00

2.Kandang untuk 10 ekor (5m2 per ekor)Rp. 5.000.000,00

3.Kesehatan ternak Rp. 1.000.000,00

4.Biaya tenaga kerja per periode Rp. 6.000.000,00

5.PakanRp. 10.000.000,00

TOTALRp. 272.000.000,00

b. Biaya Investasi :No.UraianJumlah (Rp)

1.Kandang untuk 10 ekor (5m2 per ekor)Rp. 5.000.000,00

TOTALRp. 5.000.000,00

Nilai keuntungan asset adalah sebesar = 20% @ Rp 5.000.000,00= Rp 5.000.000,00 Rp 1.000.000,00 = Rp 4.000.000,00Jadi total Biaya Operasioanal adalah sebesar = Rp.272.000.000 4.000.000,00 Rp 268.000.000,00Keuntungan yang diperoleh = Penerimaan Biaya Operasional= Rp 322.000.000,00 - Rp. 268.000.000,00= Rp .54.000.000,00Analisis B/C = Total Penerimaan / Total Biaya Operasional= Rp 322.000.000,00 / 268.000.000,00= 1,2

BAB VIP E N U T U P

Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern.Pembangunan pedesaan merupakan pilihan yang mendasar dan bernilai strategis dalam upaya mewujudkan tercapainya sasaran pembangunan yang bertumpu pada Trilogi Pembangunan. Pendekatan pembangunan yang dilakukan harus selalu memperhatikan aspek-aspek geografis, demografis, ekologis dan sosio-kultural masyarakat desa setempat. Pengetahuan dan pengalaman masyarakat setempat, khususnya petani-peternak di pedesaan, yang telah lama mengenal dan menyatu dengan lingkungannya, pada tahap awal dapat dijadikan dasar dan acuan dalam memadukan pembangunan sub sektor peternakan dan pedesaan.Hal ini bukan berarti bahwa, pengetahuan dan pengalaman mereka tidak memerlukan lagi sentuhan perbaikan dari teknologi dan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang semakin berkembang, akan tetapi kita tidak boleh terpaku menunggu datangnya teknologi yang lebih baik dan munculnya rekomendasi hasil penelitian ilmiah.Demikian proposal ini disusun dan ditawarkan. Kesempatan emas yang sangat berharga sekali jika sarjana peternakan diberi kesempatan untuk berkreasi dan beraktivitas dalam pembangunan masyarakat desa berbasis budidaya peternakan Sapi. Paling tidak kesempatan ini dapat memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk saat ini, dan dampak jangka panjang yang dirasakannya nanti.

Ketua Kelompok Tani Muda Berkarya

OBSAHERIRambatan, 19 Januari 2015Sekretaris Kelompok Tani Muda Berkarya

ANGGY PRADITYA, S.Kep