bismillah ppt fix sidang nida afifah
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

Nida Afifah
120820140035
Pagi 48

Pendahuluan • Perfilman Indonesia berada dalam pengawasan Badan
Ekonomi Kreatif
• Film Nasional merupakan produk di industri kreatif
Indonesia pertumbuhannya tentu akan berdampak positif
pada pendapatan negara
• Dengan jumlah penduduk yang besar seharusnya
masyarakat Indonesia merupakan target pasar yang
sangat potensial.

Pertumbuhan Jumlah Bioskop Sumber : Litbang Filmindonesia.or.id
0
50
100
150
200
Agu
st-1
2
No
p-1
2
Feb
-13
Mei
-13
Agu
st-1
3
No
p-1
3
Feb
-14
Mei
-14
Grup 21
Blitz
Independen

Pertumbuhan Jumlah Layar Sumber : Litbang Filmindonesia.or.id
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Agu
st-1
2
Okt
-12
Des
-12
Feb
-13
Ap
r-1
3
Jun
-13
Agu
st-1
3
Okt
-13
Des
-13
Feb
-14
Ap
r-1
4
Grup 21
Blitz
Independen

Pertumbuhan Jumlah Penonton Film Nasional
13
13,5
14
14,5
15
15,5
16
16,5
2011 2012 2013 2014
Jumlah Penonton Film Nasional (dalam juta)
Jumlah Penonton FilmNasional (dalam juta)
Sumber: MetroTVnews.com dan Muvila.com

MovieGoers
• Berdasarkan Theateritical Statistic Summary 2014 yang disajikan oleh
Motion Picture Association of Amerika, dikemukakan data bahwa mayoritas
jumlah penonton Bioskop adalah mereka
yang berusia 18-39 tahun.
• Herlina (2013), di Indonesia, melakukan
penelitian dengan berkolaborasi dengan
filmindonesia.co.id, menyatakan bahwa
sebagian besar moviegoers adalah anak
muda berusia 18-25 tahun yang sedang
kuliah. Sebagian besar dari mereka,
83,43% pergi ke bioskop 1-2 kali dalam
sebulan.

Pra-penelitian dilakukan pada 30 Mahasiswa ,
hasilnya:
17%
83%
Intensi Menonton
Film Indonesia Import
Prapenelitian

Identifikasi Masalah (1)
• Terindikasi rendahnya intensi untuk menonton
film nasional.
• Penelitian Bhat & Reddy (Salman, 2015)
„Konsumen di negara berkembang
mengasosiasikan produk asing sebagai „social prestige‟ dan lebih berkualitas
• Persepsi kualitas memiliki hubungan positif
pada intensi pembelian (Parasuraman et al)

Identifikasi Masalah (2)
• Kelompok rujukan di Indonesia juga merupakan
faktor yang dapat mempengaruhi intensi terlebih
berdasarkan karakter masyarakat Indonesia yang
memiliki jiwa nilai individualitas yang rendah pada
penelitian Hofstede (1983)
• Terkait produk Film Nasional merupakan produk
yang berkontribusi pada pendapatan negara, rasa
cinta tanah air (Etnosentrisme) juga terlibat
dalam aktivitas konsumsi masyarakat, hal
tersebut diteliti oleh Shimp & Sharma (1987)
dengan konsep “Etnosentrisme Konsumen”

Rumusan Masalah 1. Bagaimana persepsi mahasiswa pada kualitas film nasional,
kelompok rujukan, dan intensi menonton film nasional, dengan
mempertimbangkan tingkat etnosentrisme?
2. Bagaimana pengaruh persepsi mahasiswa pada kualitas film dan
kelompok rujukan terhadap pembentukan intensi mahasiswa
menonton film nasional dengan mempertimbangkan tingkat
etnosentrisme?
3. Bagaimana pengaruh persepsi kualitas film terhadap pembentukan
intensi menonton film nasional pada mahasiswa dengan tingkat
etnosentrisme yang berbeda?
4. Bagaimana pengaruh kelompok rujukan terhadap pembentukan
intensi menonton film nasional pada mahasiswa dengan tingkat
etnosentrisme yang berbeda?
5. Bagaimana perbandingan antara pengaruh persepsi kualitas film
dan kelompok rujukan dalam membentuk intensi menonton film
nasional pada tingkat etnosentrisme konsumen yang berbeda?

Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan persepsi mahasiswa pada kualitas film nasional, kelompok
rujukan, dan intensi menonton film nasional, dengan
mempertimbangkan tingkat etnosentrisme?
2. Menjelaskan pengaruh persepsi mahasiswa pada kualitas film dan
kelompok rujukan terhadap pembentukan intensi mahasiswa
menonton film nasional dengan mempertimbangkan tingkat
etnosentrisme.
3. Menjelaskan pengaruh persepsi kualitas film terhadap pembentukan
intensi menonton film nasional pada mahasiswa dengan tingkat
etnosentrisme yang berbeda.
4. Menjelaskan pengaruh kelompok rujukan terhadap pembentukan
intensi menonton film nasional pada mahasiswa dengan tingkat
etnosentrisme yang berbeda.
5. Menjelaskan perbandingan antara pengaruh persepsi kualitas film dan
kelompok rujukan dalam membentuk intensi menonton film nasional
pada tingkat etnosentrisme konsumen yang berbeda.

Kegunaan Penelitian
Kegunaan Teoritis
• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu manajemen khususnya
manajemen pemasaran mengenai konsep intensi, persepsi kualitas produk, kelompok rujukan,
dan etnosentris konsumen
• Menjadi bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya terkait dengan konsep intensi, persepsi kualitas
produk, kelompok rujukan, dan etnosentris konsumen
Kegunaan Praktis
• Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkecimpun di bidang pemasaran
industri perfilman nasional untuk dapat memahami mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi intensi konsumen untuk menonton film nasional
• Sebagai masukan bagi pemerintah juga pengusaha yang berkecimpung di industri perfilman
nasional untuk dapat kemudian mengevaluasi strategi yang dilakukan agar dapat meningkatkan
purchase intention yang tentunya akan dapat bermanfaat dalam usaha untuk memenangkan
persaingan.

Kajian Pustaka
Perilaku konsumen (Peter dan Olson, 2012: 6) merupakan “dinamika interaksi antara
pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan di mana manusia melakukan pertukaran
aspek-aspek kehidupan”
Prilaku intensi digambarkan sebagai perilaku hanya jika perilaku yang dimaksud tersebut dibawah
kontrol kehendak, yaitu misalnya jika seseorang dapat memutuskan akan melakukan atau tidaknya
sebuah tindakan.” Dari Azjen (1991: 182)
Purchase intention menurut Rizwan (2014: 58) dapat diklasifikasikan menjadi sebuah mekanisme dari
perilaku kognitif pelanggan ( customer cognitive behavior) mengenai bagaimana niat tertentu yang
dimiliki konsumen untuk membeli produk tertentu.
Persepsi kualitas (Kotler: 2012, 175)
merupakan “salah satu cara
konsumen membandingkan produk
yang akan dibelinya berdasarkan
persepsi pada nama brand/ jenis
produk.”
Schiffman dan Kanuk (2008:
324) menyebutkan bahwa
kelompok rujukan merupakan
kelompok yang bertindak
sebagai kerangka rujukan bagi
para individu dalam melakukan
berbagai keputusan membeli.
Etnosentrisme
merupakan
kecenderungan untuk
memilih produk/
orang dari negara/
budayanya sendiri“
Solomon (2007: 328)

Kerangka Penelitian

Hipotesis Penelitian • Persepsi kualitas produk baik pada etnosentrisme tinggi maupun rendah
berpengaruh terhadapa pembentukkan intensi mahasiswa untuk menonton film
nasional
• Kelompok rujukan baik pada etnosentrisme tinggi maupun rendah berpengaruh
terhadapa pembentukkan intensi mahasiswa untuk menonton film nasional
• Persepsi kualitas produk dan kelompok rujukan secara bersamaan baik pada
etnosentrisme tinggi maupun rendah berpengaruh terhadapa pembentukkan intensi
mahasiswa untuk menonton film nasional
• Terdapat perbedaan pada peran persepsi kualitas produk dan kelompok rujukan
dalam membentuk intensi menonton film nasional pada tingkat etnosentris
konsumen yang berbeda

Metode Penelitian
Deskriptif:
Memperoleh
Gambaran
Causal:
Mendapatkan
bukti hubungan
sebab akibat
Conclusive:
Design Penelitian yang membantu
pengambil keputusan dalam melakukan
evaluasi dan memilih solusi terbaik
SURVEY

Operasional Variabel
Jenis-jenis variabel dalam penelitian ini:
1. Variabel Dependen : Intensi Menonton
2. Variabel Independen : Persepsi Kualitas Produk dan
Kelompok Rujukan
3. Variabel Moderator : Etnosentrisme Konsumen
Operasional Variabel

Data & Sumber Data
Primer
Kuesioner pada mahasiswa
Indonesia yang sudah pernah
menonton Film Nasional di Bioskop
dalam 6 bulan terakhir
Sebanyak 200 responden
Teknik Pengumpulan Data
Kuesioner Online
www.risetfilmnasional.tk
Sekunder
Data resmi instansi terkait, jurnal,
buku-buku

Rancangan Analisis
Pengumpulan data primer
dan sekunder
Uji Validitas dan Uji
Reliabilitas
Uji Normalitas
Uji Outliers
Uji Kecocokan Model
Pengujian Hipotesis:
SEM Kesimpulan

Kuesioner Online
www.risetfilmnasional.tk

Profil Responden (1)
Jenis Kelamin
56%
44%
Wanita Pria
Usia
4%
45%
40%
9% 3%
16-18 tahun 19-21 tahun 22-24 tahun 25-27 tahun >27

Profil Responden (2)
Tingkat Pendidikan
2%
82%
16%
Diploma S1 S2/S3
Rata-Rata Pengeluaran Bulanan
33%
46%
13%
4% 6%
< Rp. 1000.000 Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000
Rp.2000.001 – Rp.3.000.000 Rp.3000.001 – Rp.4000.000
> Rp.4000.000

Profil Responden (3)
Frekuensi Menonton Film di Bioskop
64%
26%
6%
1%
3%
1 kali 2 kali 3 kali 4 kali Sering
Preferensi Film yang Ditonton
29%
65%
1%
5%
Film Nasional (Indonesia) Film (Import) Barat
Film (Import) Asia Film (Import) Lainnya

Profil Responden (4)
21%
14%
7%
58%
Preferensi Gendre Film
Drama Komedi Horor Action

Tingkat Etnosentrisme
52%
48%
Etnosentrisme pada Responden
Tinggi Rendah

Intensi Menonton Film Nasional
6%
22%
36%
26%
9% 2%
Tingkat Pengetahuan Responden
mengenai Informasi Film Nasional
Sangat MengetahuiMengetahuiCukup MengetahuiKurang MengetahuiTidak MengetahuiSangat Tidak Mengetahui
5% 11%
28%
21%
8%
27%
Tingkat Ketertarikan Responden untuk
Menonton Film Nasional
Sangat Tertarik Tertarik
Cukup Tertarik Kurang Tertarik
Tidak Tertarik Sangat Tidak Tertarik

Intensi Menonton Film Nasional
5%
15%
26% 29%
20%
6%
Tingkat Keinginan untuk Menonton
Film Nasional
Sangat Ingin Ingin
Cukup Ingin Kurang Ingin
Tidak Ingin Sangat Tidak Ingin
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
Attention Interest Desire
Rata-Rata Skor Intensi Menonton
pada Tingkat Etnosentrisme
Berbeda
Rendah
Tinggi

Persepsi Kualitas Film Nasional (I)
No Pernyataan
1 Kemampuan film nasional menampilkan cerita
secara menarik
2 Kemampuan sutradara memunculkan watak
kuat dari setiap tokoh
3 Kemampuan menciptkan alur cerita yang
sesuai jenis film (genre)
4 Kemampuan Menciptakan Suasana Adegan
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
Pernyataan1
Pernyataan2
Pernyataan3
Pernyataan4
Penyutradaraan
S. Mampu
Mampu
C. Mampu
C.T. Mampu
T. Mampu
S.T. Mampu

Persepsi Kualitas Film Nasional (II)
No Pernyataan
1 Kemampuan Melakukan Eksplorasi Tema
2 Kemampuan menciptakan dialog yang
sesuai dengan cerita dan karakter tokoh
3 Kemampuan menuturkan kisah yang
jujur/ natural
4 Kemampuan menuturkan Kisah yang Out
of the box (Baru)
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
Pernyataan1
Pernyataan2
Pernyataan3
Pernyataan4
Skenario
S. Mampu
Mampu
C. Mampu
C.T. Mampu
T. Mampu
S.T. Mampu

Persepsi Kualitas Film Nasional (III)
No Pernyataan
1 Aktor/ Aktris Melakukan/ Menghayati
Peran dengan Baik
2 Aktor/ Aktris menggunakan Tubuh,
Ekspresi Wajah, dan Vocal dalam Peran
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
35,00%
40,00%
Pernyataan 1 Pernyataan 2
Pemeranan
S. Mampu
Mampu
C. Mampu
C.T. Mampu
T. Mampu
S.T. Mampu

Persepsi Kualitas Film Nasional (IV)
No Pernyataan
1 Kemampuan Menciptakan Gambar (fokus,
kecerahan, kontras, dan warna) pada Film
Nasional
2 Kemampuan Menerapkan Penataan
Cahaya sesuai dengan Tema Film
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
Pernyataan 1 Pernyataan 2
Sinematografi
S. Mampu
Mampu
C. Mampu
C.T. Mampu
T. Mampu
S.T. Mampu

Persepsi Kualitas Film Nasional (V)
No Pernyataan
1 Kemampuan menerapkan tata kostum,
rias, rambut tepat sesuai cerita
2 Kemampuan menata properti
3 Kemampuan menerapkan efek khusus
yang berkesan
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3
Pengarahan Artistik
S. Mampu
Mampu
C. Mampu
C.T. Mampu
T. Mampu
S.T. Mampu

Persepsi Kualitas Film Nasional (VI)
No Pernyataan
1 Kemampuan menerapkan suara pada film
yang sesuai dengan adegan
2 Kemampuan menyelaraskan harmonisasi
antara dialog, musik dan efek suara
dengan cerita
3 Kemampuan menerapkan efek khusus
yang berkesan
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3
Pengarahan Suara
S. Mampu
Mampu
C. Mampu
C.T. Mampu
T. Mampu
S.T. Mampu

Rata-Rata Skor Persepsi Kualitas Film Nasional pada Tingkat Etnosentrisme Berbeda
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
Penyutradaraan Skenario Pemeranan Sinematografi Penataan Artistik Penataan Suara
Rendah
Tinggi

Kelompok Rujukan (I)
Selebriti 12%
Pengamat Film 16%
Blogger 22%
Teman 39%
Keluarga/ Saudara 7%
Lainnya 4%
Kelompok Rujukan pada Mahasiswa dalam Menonton Film Nasional

Kelompok Rujukan (II)
4%
26%
31%
24%
11%
4%
Tingkat Pengalaman yang Dimiliki Kelompok Rujukan
S. Berpengalaman Berpengalaman C. Berpengalaman
K.Berpengalaman T. Berpengalaman S.T Berpengalaman
7%
29%
26%
25%
11%
2%
Tingkat Informasi/Pengetahuan yang Dimiliki Kelompok Rujukan
S. Mengetahui Mengetahui C. Mengetahuin
K. Mengetahui T. Mengetahuin S.T Mengetahui

Kelompok Rujukan (III)
4%
17%
22%
30%
21%
6%
Tingkat Daya Tarik yang Dimiliki Kelompok Rujukan
S. Memiliki Daya Tarik Memiliki Daya Tarik
C. Memiliki Daya Tarik K.Memiliki Daya Tarik
T. Memiliki Daya Tarik S.T Memiliki Daya Tarik
4%
25%
29%
27%
12%
3%
Tingkat Kredibilitas yang Dimiliki Kelompok Rujukan
S. Kredibel Mengetahui C. Mengetahuin
K. Mengetahui T. Mengetahuin S.T Mengetahui

Kelompok Rujukan (IV)
7%
26%
30%
24%
8%
5%
Tingkat Kekuatan yang Dimiliki Kelompok Rujukan
S. Wajib Diikuti Wajib Diikuti C. Wajib Diikutiik
K.Wajib Diikuti T. Wajib Diikuti S.T Wajib Diikuti
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
Pengalaman Informasi Kredibilitas Daya Tarik Kekuatan
Kelompok Rujukan pada tingkat Etnosentrisme yang Berbeda
Rendah Tinggi

Uji Normalitas
Nilai critical ratio (c.r) semua indikator labih kecil dari 2,5, maka Normal

UJI OUTLIERS
Nilai mahalanobis distance pada model etnosentrisme rendah
mempunyai nilai maksimum sebesar 49,01 dan pada model
etnosentrisme tinggi mempunyai nilai maksimum sebesar 53,48.
Nilai maksimum mahalanobis distance pada kedua model masih
lebih kecil dari 2 (66,3)

Model Penelitian pada Mahasiswa dengan
Etnosentrisme Rendah
PI
Y1
Y2
Y3
0,884
0,219
0,291
0,314
0,842
0,828
X1.2
X1.3
X2.5
X1.1
PQ
GR
X2.2 0,859
0,537
0,830
0,802
0,262
0,712
X2.30,254
X2.40,638
0,864
0,602
0,817
X1.40,841
X1.5
X1.6
0,903
0,867
X2.10,387
0,783
0,333
0,311
0,357
0,293
0,185
0,248
0,661
0,308 0,327
0,345
Artistik
Kredibilitas
Pengetahuan

Model Penelitian pada Mahasiswa dengan
Etnosentrisme Tinggi
PI
Y1
Y2
Y3
0,753
0,433
0,179
0,262
0,906
0,859
X1.2
X1.3
X2.5
X1.1
PQ
GR
X2.2 0,698
0,794
0,871
0,803
0,513
0,370
X2.30,262
X2.40,396
0,859
0,777
0,840
X1.40,787
X1.5
X1.6
0,838
0,831
X2.10,523
0,691
0,294
0,241
0,355
0,381
0,298
0,309
0,440
0,240 0,628
0,240
Skenario
Kredibilitas
Ketertarikan

Uji Construct Reliability & Variance Extracted
Critical ratio: > 0,70 , artinya konsisten dalam mengukur
variabel laten
Variance extracted : Rata-rata sejumlah (persentase) informasi
yang terdapat pada masing-masing indikator dapat terwakili
melalui variabel laten

Uji Kecocokan Model
Syarat Fit
• P-value = 0,000 < 0,05
• RSMA < 0,08
• GFI > 0,90
• CFI > 0,90
• IFI >0,90
• TLI > 0,90
Model Memenuhi Kriteria

Hipotesis Statistik
Hipotesis
1. Ho Semua 1.i = 0 Persepsi kualitas dan kelompok rujukan secara simultan
tidak berpengaruh terhadap intensi membeli.
Ha Ada 1.i 0 Persepsi kualitas dan kelompok rujukan secara simultan
berpengaruh terhadap intensi membeli.
2. Ho 1.1 = 0 yaitu persepsi kualitas tidak berpengaruh terhadap intensi
membeli.
Ha 1.1 0 yaitu persepsi kualitas berpengaruh terhadap intensi membeli.
3 Ho 1.2 = 0 yaitu kelompok rujukan tidak berpengaruh terhadap intensi
membeli.
Ha 1.2 0 yaitu kelompok rujukan berpengaruh terhadap intensi membeli.

UJI HIPOTESIS (PQ & GR PI)

UJI HIPOTESIS (PQ PI)
Etnosentrisme Rendah Etnosentrisme Tinggi

UJI HIPOTESIS (GR PI)
Etnosentrisme Rendah Etnosentrisme Tinggi

Perbedaan Model berdasarkan Tingkat
Etnosentrisme
• Terdapat perubahan nilai 2 pada kelima model signifikan pada level 5%.
• Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada model pengukuran dan model struktural antara kelompok etnosentrisme rendah dan etnosentrisme tinggi.

Kesimpulan (I) 1. Analisis Deskriptif
• Kualitas Film Nasional berdasarkan persepsi mahasiswa (dengan etnosentrisme
tinggi maupun rendah) adalah cukup rendah (terendah pada unsur Skenario,
tertinggi pada unsur Pemeranan)
• Tingkat penggunaan mahasiswa pada kelompok rujukan sebagai referensi cukup
tinggi (Et. Rendah nilai tertinggi pada Pengalaman rujukan, pada Et. Tinggi pada
Informasi, nilai tersendah pada kedua kelompok adalah “Daya tarik”
• Intensi mahasiswa menonton film nasional cukup rendah
2. Persepsi Kualitas Film Nasional dan Kelompok Rujukan berpengaruh pada Intensi
mahasiswa menonton film nasional

Kesimpulan (II)
3. Persepsi Kualitas Film Nasional berpengaruh cukup tinggi pada Intensi mahasiswa menonton film nasional
4. Kelompok Rujukan berpengaruh cukup rendah pada intensi mahasiswa menonton film nasional
5. Terdapat Perbedaan antara Mahasiswa dengan Etnosentrisme tinggi dan Mahasiswa dengan Etnosentrisme rendah; Pengaruh kedua variabel independen pada variabel dependen lebih besar pada kelompok mahasiswa dengan etnosentrisme rendah.

Saran
Saran
Akademik
1 Perlu dilakukan penelitian atau pengkajian ulang pada jenis bisnis lokal di industri lainnya yang
tentunya akan memiliki karakter produk yang berbeda.
2 Perlu dikaji lebih mendalam variabel-variabel lainnya yang dapat mempengaruhi intensi
membeli
3 Perlu dikaji lebih mendalam variabel-variabel lainnya yang dapat mempengaruhi intensi
membeli
Saran Praktis 1 Individu yang berkecimpung di bisnis film nasional ini perlu untuk terus meningkatkan kualitas
film nasional, terutama pada aspek skenario yang memiliki bobot faktor tertinggi dalam
menggambarkan persepsi kualitas film pada penelitian ini.
2 Pelaku bisnis film nasional harus dapat menciptakan persepsi kualitas yang baik pada film
nasional untuk dapat menyasar konsumen
3 Bisnis film nasional ini perlu untuk dapat memunculkan kelompok rujukan, terutama yang
memiliki kredibilitas
4 pelaku bisnis film nasional harus juga dapat memulai program pembentukan kelompok rujukan
yang dapat mempengaruhi intensi target konsumen untuk menonton film nasional.

