biokimia karbohidrat

12
Laporan Praktikum Hari/tanggal : Rabu/20 Februari 2013 Biokimia Umum Waktu : 08.00 s.d. 11.00 PJP : Husnawati Asisten : Hilda Nur R. Muvita Dyah S. Yayuk Kartika KARBOHIDRAT Kelompok 15 Jannatul Ajilah B04120124 Kanti Rahmi Fauziah B04120125 Devy Nur Priscaningtyas B04120128 Indira Septianawati B04120147

Upload: kanti-rahmi-fauziyah

Post on 15-Jul-2016

49 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Praktikum ini bertujuan untuk menunjukan sifat dan struktur karbohidrat melalui uji-uji kualitatif. Selain itu, juga bertujuan untuk mengamati struktur beberapa karbohidrat melalui sifat reaksinya dengan beberapa reagen uji.

TRANSCRIPT

Page 1: biokimia karbohidrat

Laporan Praktikum Hari/tanggal : Rabu/20 Februari 2013

Biokimia Umum Waktu : 08.00 s.d. 11.00

PJP : Husnawati

Asisten : Hilda Nur R.

Muvita Dyah S.

Yayuk Kartika

KARBOHIDRATKelompok 15

Jannatul Ajilah B04120124

Kanti Rahmi Fauziah B04120125

Devy Nur Priscaningtyas B04120128

Indira Septianawati B04120147

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Page 2: biokimia karbohidrat

2013Pendahuluan

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang mengandung hidrogen dan

oksigen yang secara empiris memiliki rumus Cx(H2O)y. Karbohidrat adalah

polihidroksi dari aldehida atau keton (Beran 2000). Kelompok karbohidrat

tersusun atas hidroksi aldehid, alkohol, asam berupa turun-turunannya dan

beberapa komponen yang dapat dihidrolisis menjadi seperti gugusnya (Donald et

al. 2002).

Senyawa karbohidrat dibagi menjadi tiga yaitu: monosakarida,

disakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah bentuk paling sederhana dari

karbohidrat, senyawa ini tidak mengalami hidrolisis dan dikenal sebagai gula

sederhana karena memiliki rasa manis. Contohnya gula dan glukosa. Disakarida

adalah senyawa yang terbentuk dari gabungan 2 molekul atau lebih

monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa (Almatsier

2010). Polisakarida adalah gabungan dari banyak senyawa molekul monosakarida

dengan ikatan glukosakarida. Oligosakaraida merupakan bentuk sederhana dari

polisakarida. Namun tidak ada batasan yang jelas antara keduanya. Senyawa yang

termasuk dalam golongan ini antaralain pati, dektrin dan selulosa (Gilvery 1996).

Pengujian karbohidrat dapat dilakuakn dengan berbagai uji antara lain uji

molisch, uji benedict, uji barfoed, uji fermentasi, uji selliwanoff, uji osazon, dan

uji iod. Uji molisch merupakan uji yang tidak spesifik untuk karbohidrat, akan

tetapi bila hasil raeksi negatif menunjukkan bidak ada kandungan karbohidrat

dalam bahan yang diperiksa. Di dalam peraksi molisch terdapat 5% α-naftol

dalam alkohol 95%. Perekasi ini berdasrkan pembentukan furfunal dari

karbohidrat yang terdehidratasi oleh asam pekat. Reaksi α-naftol membentuk

persenyawaan yang berwarna. Bila pada perbatasan dua larutan menghasilkan

warna hijau berarti hasilnya negatif, warnanya ungu kemerahan menunjukkan

reaksi positif.

Uji benedict menunjukkan adanya gula peruduksi. Karbohidrat yang

mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan mereduksi tembaga basa

sehingga membentuk kupro oksida. Benedict adalah pereaksi yang mempunyai

tembaga basa karena mengandung kupri sulfat, natrium karbonat, dan natrium

1

Page 3: biokimia karbohidrat

sitrat. Pembentukan warna hasil reaksi menunjukkan adanya gula pereduksi.

Warna biru menunjukkan tidak terdapat gula pereduksi, warna hijau kebiruan

mengandung gula pereduksi sekitar 250 mg/dL, warna hijau 500 mg/dL, warna

kuning 1000 mg/dL, dan jika terdapat endapan merah bata mengandung gula

pereduksi 2000 mg/.

Uji barfoed digunakan untuk membedakan disakarida dan monosakarida.

Karbohidrat dalam larutan asam lemah akan mengalami perubahan reaktifitas.

Karbohidrat dengan reaktifitas rendah akan kehilangan daya reduksinya

sedangkan yang tinggi akan tetap bertahan. Uji barfoed akan menunjukkan reaksi

warna biru apabila ditambah dengan larutan fosfomolibdat. Hasil positif

ditunjukkan dengan monosakarida menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah

bata. Uji fermentasi pada suasana anaerob, karbohidrat oleh ragi akan dicerna dan

dirubah bentuknya menjadi etilalkohol dan karbondioksida. Adanya gas

karbondioksida ditunjukkan oleh isapan ibu jari pada mulut tabung fermentasi

dalam percobaan .

Uji selliwanoff spesifik untuk ketosa (fruktosa) ditunjukkan oleh

perubahan warna merah pada reaksi. Perubahan warna tersebut berdasarkan reaksi

pembentukkan 4-hidroksil metil furfural membentuk senyawa bewarna dengan

adanya resorsinol. Uji osazon, karbohidrat yang memiliki gugus aldehida atau

keton bebas membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan dengan

fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik

lebur yang spesifik. Uji iod untuk mengetahui adanya amilosa dalam pati. Pati

akan membentuk suatu ikatan komplek yang bewarna biru jika bereaksi dengan

perekasi iod.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk menunjukan sifat dan struktur karbohidrat

melalui uji-uji kualitatif. Selain itu, juga bertujuan untuk mengamati struktur

beberapa karbohidrat melalui sifat reaksinya dengan beberapa reagen uji.

Metode Praktikum

Tempat dan Waktu

2

Page 4: biokimia karbohidrat

Praktikum ini dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 20 Februari 2013

bertempat di laboratorium Biokimia, Departemen Biokimia, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Praktikum karbohirat terdiri dari tujuh percobaan. Alat yang dibutuhkan

untuk percobaan tersebut yaitu tabung reaksi, pipet tetes, pipet volumerik,

penangas air, penjepit, mortar, dan papan uji. Bahan yang digunakan dalam

percobaan tersebut antara lain: pereaksi molicsh, pereaksi benedict, pereaksi

barfoed, pereaksi selliwanoff, pereaksi iod encer, pereaksi osazon, larutan

fosfomolibdat, larutan NaOH 10%, larutan H2SO4 pekat, dan ragi roti. Bahan yang

akan diujikan yaitu glukosa 1%, fruktosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%, sukrosa

1%, pati 1%, tepung agar-agar, tepung pati, tepung gum arab.

Prosedur Precobaan

1. Uji Molisch

Lima ml larutan yang akan diperiksa dimasukan ke dalam tabung reaksi

dan ditambahkan 2 tetes pereaksi molisch, campur merata. Kemudian, secara

perlahan-lahan melalui dinding tabung ditambahkan 3 ml asam sulfat pekat.

Apabila warna yang dihasilkan pada perbatasan larutan menunjukkan warna hijau

berarti reaksi tersebut negatif. Apabila ditunjukkan warna violet kemerahan

berarti reaksi tersebut positif.

2. Uji Benedict

Lima ml pereaksi benedict dan 8 tetes larutan yang akan diuji dimasukkan

dalam tabung reaksi lalu dicampur. Kemudian, selama 5 menit campuran tersebut

dididihkan. Lalu dibiarkan sampai menjadi dingin. Perubahan warna dari uji

tersebut diperhatikan. Apabila terdapat endapan merah bata larutan tersebut

mengandung gula sekitar 2000 mg/dL, hasil negatif ditunjukkan oleh larutan yang

berwarna biru, konsentrasi gula 250mg/dL ditunjukkan oleh warna hijau kebiruan,

konsentrasi 500 mg/dL ditunjukkan oleh warna hijau, konsentrasi gula 1000

mg/dL ditunjukkan oleh warna kuning.

3. Uji Barfoed

Satu ml pereaksi barfoed dan 1 ml bahan uji dimasukkan ke dalam tabung

reaksi. Tabung tersebut dipanaskan dalam air mendidih selama 3 menit dan

3

Page 5: biokimia karbohidrat

didinginkan, kemudian 1 ml fosfomolibdat dimasukkan ke dalam larutan tersebut

lalu dikocok. Setelah itu, perubahan tersebut diamati.

4. Uji Fermentasi

Dua puluh ml larutan uji dan 2 gram ragi roti dimasukan kedalam mortar.

Kedua bahan tersebut digerus sampai terbentuk suspense yang homogeny.

Suspensi tersebut diisikan ke dalam tabung fermentasi sampai bagian kaki yang

tertutup terisi penuh oleh cairan. Pada suhu 360C dilakuakan pemeraman setiap

selang 1 jam dilakukan pemeriksaan dan pengamatan selama 3 kali. Panjang atau

isi gas diukur jika terdapat ruangan gas pada kaki tabung tertutup. Larutan NaOH

10% ditambahkan ke dalam tabung fermentasi melalui kaki yang terbuka, hal

tersebut untuk membuktikan gas yang terbentuk adalah CO2, lalu mulut tabung

reaksi ditutup dengan ibu jari sambil tabung tersebut dibolak-balik. Ibu jari yang

diisap menandakan adanya CO2 pada larutan tersebut.

5. Uji Selliwanoff

Lima ml pereaksi selliwanoff dan beberapa tetes bahan uji dimasukan ke

dalam tabung reaksi. Campuran tersebut dididihkan selama 30 detik atau

dipanaskan dalam air mendidih selama 60 detik. Perubahan yang terjadi pada

campuran tersebut diamati.

6. Uji Osazon

Ke dalam tabung reaksi dimasukkan campuran fenil hidrazin Na asetat

kering sebanyak kira-kira memenuhi bagian bundar pada tabung. Kemudian

ditambahkan 5ml larutan percobaan, dikocok dan selanjutnya tabung dimasukan

kedalam penangas air yang mendidih selama 30 menit. Kemudian didinginkan

dan diperiksa larutan tersebut di bawah mikroskop.

7. Uji Iod

Ke dalam papan uji dimasukkan sedikit tepung bahan percobaan. Satu

tetes latutan iod encer dimasukkan ke dalam sempel tepung tersebut. Kemudian

dicampur rata dan dilihat perubahan warna yang terjadi.

Hasil Percobaan

Tabel 1 Hasil pengaman uji sempel larutan

Sempel Molisch Benedict Barfoed Fermen- Selliwa- Osa

4

Page 6: biokimia karbohidrat

tasi noff zonA Pekat

(+)Endapan merah

bata banyak (+)

Biru putih

(-)

CO2

ΔV=0,8ml

Bening (-)

B Lebih pekat(+)

Endapan merah bata banyak

(+)

Biru putih

(-)

CO2

ΔV=5,0 ml

Bening (-)

C Lebih pekat(+)

Endapan merah bata (+)

Biru putih

(-)

Bening (-)

D Pekat(+)

Biru (-)

Biru putih (-)

Jingga(-)

E Kurang pekat(+)

Endapan merah bata (+)

Hijau(-)

Jingga (-)

F Pekat(+)

Biru(-)

Biru putih

(-)

Bening (-)

G Tidak terbentuk

(-)

Biru(-)

Biru muda

(-)

Bening (-)

Tabel 2 Hasil pengamatan uji sempel tepung

Sempel Perubahan warna HasilTepung pati Biru pekat Positif

Tepung gum arab Kuning NegatifAgar-agar Coklat Negatif

5

Page 7: biokimia karbohidrat

Gambar 1 Hasil uji molisch.

Gambar 2 Hasil uji benedict.

Gambar 3 Hasil uji barfoed.

Gambar 4 Hasil uji fermentasi.

Gambar 5 Hasil uji selliwanoff.

6

Page 8: biokimia karbohidrat

Gambar 6 Hasil uji osazon.

Gambar 7 Hasil uji iod.

Pembahasan

Pengujian kerbohirat yang dilakukan pada 6 bahan uji dan 1 sebagai

control yaitu laruatan akuades. Uji molisch yang diujikan terhadap larutan A, B,

C, D, E, F, G yang memiliki warna kepekatan berbeda untuk setiap bahan ujinya.

Larutan A memiliki kepekatan

Osazon dari disakarida larut dalam air memdidih dan terbentuk kembali

bila didinginkan. Namun sukrosa tidak membentuk osazon karena tidak memiliki

gugus aldehid atau keton bebas. Namun sebalinya, osazon dari monosakarida

tidak larut dalam air mendidih.

Uji iod yang dilakukan terhadap tepung pati, tepung gum arab, dan

agar-agar. Uji iod tersebut dilakukan untuk menemukan adanya gugus amilosa

yang terkandung dalan tepung-tepung tersebut. Hasil positif ditunjukkan oleh

tepung pati yang menghasilkan warna biru tua satelah ditetesi larutan iod,

sedangkan hasil negative yang ditunjukkan oleh tepung gum arab dan agar-agar

yang menunjukkan warna kuning dan coklat.

Simpulan

Daftar Pustaka

Beran J. 2000. Chemistry in the Laboratory. 2nd ed. Jhon Willey and Sons,Inc.:

New York.

Donald.et.al. 2002. Animal Nutrition Sixth Edition. Person Prentice Hall: England

Gilvery dan Giddstein. 1996. Biokimia Suatau Pendekatan dan Fungsional.

Airlangga University Press: Surabaya

7