besar erosi tanah di kecamatan ampel kabupaten …eprints.ums.ac.id/3267/1/e100096135.pdfprediksi...

19
BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI PROPINSI JAWA TENGAH Usulan Penelitian Skripsi S-1 Program Studi Geografi Konsentrasi Sumberdaya Lahan Diajukan Oleh: AINUN NAJIB NIRM: 05.6.106.09010.50088 FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2001

Upload: phungkhanh

Post on 24-Aug-2019

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI PROPINSI

JAWA TENGAH

Usulan Penelitian Skripsi S-1 Program Studi Geografi

Konsentrasi Sumberdaya Lahan

Diajukan Oleh:

AINUN NAJIB NIRM: 05.6.106.09010.50088

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2001

Page 2: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama

semakin meningkat. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia.

Dengan kata lain semakin bertambahnya penduduk akan makin menuntut

perubahan penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian. Dalam perubahan

penggunaan lahan tersebut seringkali aktivitas manusia cenderung merusak

lingkungan tanpa memperhatikan keseimbangan dan kelestarian alam.

Pemanfaataan lahan yang secara besar-besaran sering mengabaikan kelestarian

tanah sebagai unsur penyusun lahan, sehingga kerusakan tanah dan kerusakan

lahan semakin bertambah besar.

Pemanfaatan sumber daya alam (tanah dan air) perlu direncanakan dan

dikelola secara tepat, dengan pengaturan penggunaan lahan dan pelaksanaan

usaha-usaha rehabilitasi lahan dan konservasi tanah. Upaya-upaya tersebut

dilakukan untuk mencapai tujuan akhir pengelolaan sumber daya alam dan air

guna terwujudnya keseimbangan sumberdaya alam dan keadaan tata air daerah

penelitian agar tidak terjadi bahaya erosi dikemudian hari. Bahaya erosi tanah

adalah keadaan yang memungkinkan erosi tanah akan terjadi dalam waktu yang

dekat, atau seandainya erosi tanah telah terjadi di tempat itu maka bahaya erosi

tanah adalah sebagai tingkat erosi tanah yang akan terjadi di masa mendatang

(Bergsma, 1983). Agar kejadian tersebut dapat dicegah atau diminimalisasi perlu

dilakukan upaya konservasi tanah, yaitu suatu usaha untuk mendapatkan tingkat

hasil dari lahan secara maksimum dengan mengadakan cocok tanam sambil

mengusahakan tindakan pencegahan terhadap terjadinya erosi tanah sampai di

bawah tingkat yang masih dapat dibiarkan (Morgan, 1979).

Permasalahan yang ada di daerah penelitian adalah belum maksimalnya

usaha konservasi tanah hal ini dibuktikan banyak terjadi erosi, seperti erosi

lembar, erosi alur, erosi parit dan erosi sungai. Proses erosi tersebut terutama

banyak terjadi di Desa Njlarem, Ngargoloko, Candisari dan Nganggrong.

Page 3: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

2

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengadakan penelitian dengan

judul sementara “BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL

KABUPATEN BOYOLALI PROPINSI JAWA TENGAH”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat erosi tanah yang ada di daerah penelitian ?

2. Bagaimana persebaran tingkat erosi tanah yang ada di daerah penelitian ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui tingkat erosi tanah erosi tanah di daerah penelitian.

2. Mengetahui persebaran tingkat erosi tanah yang ada di daerah penelitian.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi

mengenai tingkat bahaya erosi permukaan dan laju erosi yang masih dapat

diperbolehkan yang dapat memberikan masukan mengenai arahan konsevasi tanah

daerah penelitian, selanjutnya dapat digunakan untuk pemetaan tingkat bahaya

erosi dan konservasi tanah dan sebagai bahan bacaan bagi pihak-pihak yang

memerlukan.

1.5. Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya

Sitanala Arsyad (1989) dalam buku: “Konservasi Tanah dan Air”,

menguraikan cara memprediksi laju erosi pada suatu bidang tanah menggunakan

model parametrik yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith (1978) yang

disebut The Universal Soil Loss Equation (USLE).

Prediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara

mengelompokkan faktor-faktor erosi yang mempengaruhi laju erosi ke dalam

enam perubah, yang nilainya untuk setiap tempat dapat dinyatakan secara

numerik. Persamaan tersebut adalah A = RKLSCP, dengan R (erosivitas), K

Page 4: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

3

(erodibilitas tanah), L (panjang lereng), S (kemiringan lereng), C (pengelolaan

tanaman), dan P (pengelolaan lahan).

Tukidal Yunianto (1984) dalam bukunya yang berjudul: “Erosion Hazard

Study of The Kudus and Prawata Area Central Java, Indonesia”, bertujuan

mempelajari peranan survei geomorfologi dalam pemetaan bahaya erosi tanah,

dan pengambilan keputusan terhadap cara-cara pengawetan tanah yang sesuai di

daerah penelitian. Metode penelitian menggunakan survei geomorfologi untuk

mendasari penetapan satuan pemetaan bahaya erosi tanah. Satuan pemetaan

diperoleh dari bentuk lahan sebagai satuan geomorfologi yang ditetapkan atas

dasar sifat-sifat relief, bahan tanah (macam batuan dan tanah), hasil suatu kejadian

alam dan asal mulanya di masa lampau dan masa sekarang. Satuan pemetaan

dibagi lebih mendalam lagi atas dasar perbedaan jenis vegetasi, penggunaan lahan

dan pengelolaan tanah. Penafsiran foto udara dipergunakan untuk membedakan

bentuk lahan, kemudian dilengkapi dengan pengamatan lapangan dan uji

laboratorium.

Dalam penelitian tingkat bahaya erosi tersebut digunakan analisa kualitatif

yaitu dibuat penilaian berdasarkan faktor-faktor bahaya erosi tanah, yaitu

erosivitas hujan, erodibilitas tanah, relief, (kemiringan, panjang dan bentuk

lereng), penambahan aliran air dari permukaan lereng atas, kenampakan erosi

tanah, tingkat kerapatan penutupan vegetasi dan pengelolaan lahan. Penilaian

tingkat bahaya erosi dilakukan pada setiap satuan geomorfologi sebagai satuan

pemetaan. Penilaiannya dilakukan secara pengharkatan, yakni tiap faktor bahaya

erosi dinilai dari kelas 1 hingga 5, demikian pula pada kelas bahaya erosi tanah

yang dihasilkannya berkisar dari kelas 1 (tingkat rendah) hingga kelas 5 (tingkat

tinggi).

Di samping penelitian di atas, juga dilakukan penelitian terhadap kesesuaian

lahannya. Kesesuaian lahan yang diteliti adalah kesesuaian untuk lahan kering

dengan tanaman semusim, seperti : jagung, kentang, dan kedelai. Evaluasi lahan

dalam penelitian ini menggunakan parameter kualitas lahan, yang meliputi

faktor-faktor kedalaman tanah, kerentanan erosi, lereng, serta perkiraan hasil

panen.

Page 5: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

4

Adapun penentuan atau rekomendasi tindakan konservasi, yakni tentang

prioritas perencanaannya dibuat berdasarkan hasil kombinasi antara hasil

penelitian tingkat bahaya erosi tanah dan tingkat kesesuaian lahannya. Prioritas

perencanaannya dipilih pada satuan pemetaan yang dicirikan dengan tanaman

lahan kering yang mempunyai tingkat erosi sedang hingga tinggi. Penelitian yang

dihasilkan merupakan penelitian semi detil dengan skala 1 : 50.000 yang berupa

peta bahaya erosi tanah daerah Kudus dan Prawata, Jawa Tengah.

Bambang Supriyadi (1992) dalam penelitiannya yang berjudul: “Evaluasi

Tingkat Bahaya Erosi Tanah dan Kemampuan Lahan Untuk Arahan Konservasi

Tanah di DAS Saradan Kabupaten DATI II Wonogiri”, bertujuan untuk

mengetahui tingkat bahaya erosi tanah, menentukan kelas kemampuan lahan, dan

mengevaluasi tingkat bahaya erosi tanah dan kemampuan lahan untuk konservasi

tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan teknik pengumpulan data dengan observasi. Sifat metode ini adalah

mengadakan pengamatan gejala dan fakta guna memperoleh data sebagai landasan

dalam pemerian sesuai dengan tujuannya. Pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan bentang lahan, dengan bentuk lahan sebagai salah satu unsurnya.

Disamping itu juga dilakukan analisis keruangan dengan memandang bahwa

parameter-parameter yang menyusun dan mempengaruhi daerah aliran sungai satu

sama lain dan merupakan satu sistem.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggabungkan beberapa metode dalam

geomorfologi meliputi metode interpretasi foto udara, pemetaan geomorfologi,

determinasi watak fisik dan kimia tanah. Satuan pemetaan menggunakan satuan

lahan yang dihasilkan dari tumpang susun tiga peta, yaitu peta bentuk lahan,

peta penggunaan lahan, dan peta kemiringan lereng. Peta satuan lahan berskala

1:50.000, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cuplikan

terstrata dengan pertimbangan.

Dalam penelitian ini ada dua kelompok data yaitu data yang dipergunakan

untuk penentuan tingkat bahaya erosi dan data untuk penentuan tingkat

kemampuan lahan. Data yang dipergunakan untuk penentuan tingkat bahaya erosi

meliputi erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng,

Page 6: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

5

kenampakan erosi, penutupan lahan dan vegetasi serta tindakan konservasi tanah.

Data untuk penentuan tingkat kemampuan lahan terdiri dari lereng permukaan,

tingkat erosi, kedalaman tanah, tekstur tanah permeabilitas, drainase, dan

persentase kerikil atau batu. Selain itu juga data tentang tingkat erosi parit, bentuk

parit, lereng saluran parit dan daerah penangkapan hujan dari parit.

Tingkat bahaya erosi dalam penelitian tersebut penilaiannya dibuat secara

kualitatif. Masing-masing faktor yang berpengaruh diberi harkat sesuai dengan

tingkat pengaruhnya. Faktor yang cenderung menaikkan tingkat bahaya erosi

tanah diberi nilai positif, sedang faktor yang cenderung menurunkan tingkat

bahaya erosi tanah diberi nilai negatif.

Nur Amanah Solichati (1996) dalam penelitian yang berjudul: “Persebaran

Tingkat Erosi Tanah di daerah Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali”,

bertujuan untuk :

a. Mengetahui persebaran tingkat erosi dengan mempelajari faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap erosi di daerah penelitian.

b. Mengetahui persebaran tingkat erosi dengan menhitung besarnya erosi di

daerah penelitian.

Metode yang dipakai adalah dengan observasi lapangan dan analisis

laboratorium, sedangkan pengambilan sampel didasarkan pada satuan lahan

daerah penelitian. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan tingkat erosi di daerah

penelitian menggunakan rumus umum kehilangan tanah dari USLE, yaitu:

A = R.K.L.S.C.P

Untuk menentukan faktor erosivitas (R) menggunakan rumus indeks

erpsivitas hujan bulanan dari Bols (1978) sedangkan faktor erodibilitas ditentukan

dengan nomograf dari Weischmeier dan Smith. Sedangkan indeks kemiringan dan

panjang lereng (LS) dicari dengan menggunakan mnomograf dari Weischmeier

dan Smith (1978) untuk mendapatkan indeks pengelolaan tanaman (C) dicari

dengan tabel dari Abdurachman CS (1981), dari indeks pengelolaan lahan (P)

dengan tabel yang dibuat Weischmeier dan Smith (1984).

Page 7: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

6

Selanjutnya tingkat erosi di daerah penelitian diklasifikasikan menurut

Dangler (1977), dengan hasil tingkat erosi sebagi berikut:

1) Rendah/kelas II seluas 1.184,4 ha (21,38%), mempunyai tingkat erosi antara

23,68 – 35,78 ton/ha/th.

2) Rendah/kelas III seluas 1.890,3 ha (32,61%), mempunyai tingkat erosi antara

37,14 – 42,75 ton/ha/th.

3) Tingkat/kelas IV seluas 355,2 ha (6,41%), mempunyai tingkat erosi sebesar

68,63 ton/ha/th.

4) Sangat tinggi/kelas V seluas 2.190,5 ha (39,5%), mempunyai tingkat erosi

antara 85,61 – 490,47 ton/ha/th.

Berdasarkan penelitian sebelumnya peneliti mengacu pada Bambang

Supariyadi (1992) dalam hal tujuan dan Nur Amanah Solichati (1996) dalam hal

metode penelitian. Adapun perbandingan penelitian dengan penelitian sebelumnya

dapat dilihat pada tabel 1.1.

1.6. Kerangka Penelitian

Erosi merupakan suatu proses yang terdiri dari tiga tahap, yaitu

penghancuran, pelepasan dan pengangkutan dari tempat yang satu ke tempat yang

lain. Dalam studi ini bentuk lahan dapat digunakan sebagai bahan untuk kajian

proses erosi yang ada di daerah penelitian. Bentuk lahan di daerah penelitian dapat

diketahui dengan interpretasi peta topografi skala 1:50.000 dan peta geologi skala

1:100.000. Data yang disadap dari peta topografi adalah morfografi dan

morfometri, sedangkan data yang diambil dari peta geologi adalah struktur dan

jenis batuan. Peta bentuk lahan kemudian ditumpangsusunkan dengan peta lereng,

peta tanah dan penggunaan lahan menjadi peta satuan lahan.

Peta satuan lahan ini yang digunakan sebagai satuan pemetaan sekaligus

sebagai satuan evaluasi dan sebagai dasar untuk penentuan dan pengambilan

sampel. Setelah peta satuan lahan terwujud kemudian ditentukan

sampel-sampelnya dan dilakukan kerja lapangan. Data yang diambil dari lapangan

(data primer) adalah kemiringan lereng erosi, panjang lereng erosi, erodibilitas

tanah, penutupan lahan, tindakan konservasif, dan struktur tanah serta uji

Page 8: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

7

laboratorium yang meliputi tekstur tanah, kandungan bahan organik dan

permeabilitas tanah. Pengumpulan data sekunder adalah data : curah hujan

bulanan, jumlah hari hujan rata-rata bulanan, curah hujan maksimum untuk

mengetahui erosivitas hujan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Tabel 1.1. Perbandingan Penelitain Sebelumnya Penulis Bambang S.(1992) Nur Amanah (1996) Ainun Najib (2002) Judul Evaluasi Tingkat Bahaya

Erosi Tanah dan Kemampuan Lahan Untuk Arahan Konservasi Tanah di DAS Saradan Kabupaten Wonogiri

Persebaran Tingkat Erosi Tanah di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali

Besar Erosi Tanah di Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah

Tujuan

Mengetahui tingkat bahaya erosi tanah. Menentukan kelas kemampuan lahan. Menentukan arahan konservasi

Mengetahui persebaran tingkat erosi Mengetahui besarnya erosi tanah

Mengetahui tingkat erosi tanah dan Mengetahui persesaran erosi tanah di daerah penelitian

Data Erosivitas hujan Erodibilitas tanah Panjang dan kemiringan lereng Kenampakan erosi, penutup lahan dan tindakan konservasi Bentuk-bentuk erosi

Erosivitas hujan Erodibilitas tanah Panjang dan kemiringan lereng Penutup lahan Tindakan konservasi tanah

Erosivitas hujan Erodibilitas tanah Panjang dan kemiringan lereng Penutup lahan

Metode Deskriptif dan observasi Observasi lapangan dan analisis laboratorium

survei dan analisa laboratorium

Hasil Tingkat erosi berkisar dari sedang hingga angat berat Kelas kemampuan lahannya kelas III hingga kelas VIII Konservasi tanah di tentukan berdasarkan kelas kemampuan lahan.

Tingkat erosi berkisar dari rendah hingga sangat tinggi (kelas II-V)

1.Tingkat erosi tanah yang ada di daerah penelitian mempunyai kelas erosi sangat ringan hingga sangat berat 2. Besarnya tingkat erosi yang termasuk dalam kelas sangat ringan berkisar 6,82 – 8,37 ton/ha/th tersebar di V3VAncTg, dan V3VAnkH. Tingkat erosi kelas ringan berkisar 29,61 - 43,71 ton/ha/th tersebar di V6IILics, V5IIIRgTg, V5IIIAnKP dan V5IIILicP. Tingkat erosi sedang berkisar 62,49 - 176,01 ton/ha/th tersebar di V4IVLicTg, V4IVLicP, V4IVAnkTg, V5IIIAnKTg, V6IILicTg dan V6IIAnKP. Tingkat erosi kelas berat adalah 266,66 ton/ha/thtersebar di V4IVAncTg. Tingkat erosi kelas sangat berat adalah 3.910,5 ton/ha/tersebar di V3VAnkT.

Page 9: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

8

Page 10: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

9

1.7. Metode dan Teknik Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, yaitu suatu metode

untuk memperoleh data lapangan dengan cara pengamatan, pengukuran dan

pencatatan secara sistematik terhadap fenomena yang diselidiki. Dalam penelitian

ini digunakan pendekatan satuan lahan.

1.71. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data

sekunder diperoleh dari berbagai instansi maupun penelitian terdahulu, sedangkan

data primer didapatkan dari pengukuran di lapangan dan dari analisa di

laboratorium.

a. Data Sekunder meliputi :

1) Data curah hujan

2) Peta Topografi skala 1 : 50.000

3) Peta Penggunaan Lahan skala 1 : 50.000

4) Peta Geologi skala 1 : 100.000

5) Peta Tanah skala 1 : 50.000

b. Data Primer meliputi :

1) Data lingkungan sekitar profil tanah dan data karakteristik tanah yang

meliputi : struktur tanah, panjang dan kemiringan lereng, data

pengelolaan tanaman yang meliputi jenis dan periode tanam tahun

terakhir dan pola tanamnya, data pengelolaaan lahan atau teknik

konservasi tanah yang diterapkan, dan penutupan lahan.

2) Data hasil analisa sampel tanah di laboratorium yang meliputi : tekstur

tanah, permeabilitas tanah, kandungan bahan organik.

1.7.2. Teknik Pengambilan Sampel

Satuan pemetaan yang digunakan adalah satuan lahan yang dihasilkan dari

tumpang susun peta bentuk lahan, peta kemiringan lereng, peta tanah, dan peta

penggunaan lahan. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratifled

sampling, yaitu dengan stratifikasi sampel berdasarkan pertimbangan strata satuan

Page 11: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

10

lahan. Setiap satuan lahan dilakukan observasi, pengukuran, dan pengamatan

terhadap kualitas dan karakteristik lahan yang digunakan untuk perhitungan laju

erosi dan mengambil sampel tanah setiap satuan lahan untuk dianalisa di

laboratorium.

1.7.3. Tahapan Penelitian

1.7.3.1. Pemrosesan Data

Pemrosesan data merupakan tindakan operasional dalam pengumpulan

datameliputi:

1) Indeks Faktor Erosivitas Hujan (R)

Indeks erosivitas hujan dapat diperoleh dengan menghitung besarnya

energi kinetik hujan (Ek) yang ditimbulkan oleh intensitas hujan maksimum

selama 30 menit (El30). Nilai El30 didapat dari setiap kejadian hujan

merupakan daya erosi hujan untuk masa atau musim yang bersangkutan. Nilai

indeks faktor erosivitas hujan dalam penelitian ini dihitung dengan

menggunakan rumus Bols (1978), yaitu :

El30 = 6,119 (R) 1,21 (D)-0,47 (M)0,63

Keterangan :

El30 = Erosivitas hujan bulanan (ton/ha/bulan)

R = Banyaknya curah hujan bulanan rerata (cm)

D = Banyaknya hari hujan rerata per bulan

M = Huajan harian maksimum rerata per bulan (cm)

2) Indeks faktor Erodibilitas Tanah (K)

Penentuan indeks faktor erodibilitas tanah ditetapkan dengan

menggunakan nomograf. Data yang dikelompokkan untuk menentukan indek

faktor K meliputi tekstur tanah bahan organik, permeabilitas tanah dan

struktur tanah. Harkat tipe dan kelas struktur tanah dan kelas permeabilitas

tanah dapat dilihat pada tabel 1.2 dan tabel 1.3 sebagai berikut :

Page 12: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

11

Tabel 1.2. Kode Struktur Tanah

No. Struktur Tanah Diameter Struktur Tanah Harkat

1.

2.

3.

4.

Granuler sangat halus

Granuler halus

Granuler sedang

Gumpal, Lempeng, Pejal

atau struktur yang lain

selain struktur di atas.

< 1 mm

1 - 2 mm

2 – 10 mm

> 10 mm

1

2

3

4

Sumber : Arsyad (1989)

Tabel 1.3. Kode Permeabiltas Tanah

No. Kelas Permeabilitas Kecepatan Harkat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Sangat Lambat

Lambat

Lambat – Sedang

Sedang

Sedang – Cepat

Cepat

< 0,5

0,5 – 2,0

2,0 – 6,3

6,3 – 12,7

12,7 – 25,4

> 25,4

6

5

4

3

2

1

Sumber : Arsyad (1989)

Adapun cara untuk mengetahui nilai erodibilitas tanah (K) dengan

menggunakan nomograf dari Wischemeier dan Smith adalah sebagai berikut :

a. Hasil penjumlahan antara persentase debu dengan persentase pasir halus

dimasukkan pada skala di sebelah kiri dari nomograf erodibilitas tanah

tersebut, kemudian ditarik garis kearah kanan sampai memotong pada

garis yang menunjukkan persentase pasir atau pasir kasar (0,10-2,0 mm).

b. Setelah diketahui titik potong dari garis yang menunjukkan persentase

pasir atau pasir kasar (0,10-2,0 mm), kemudian ditarik garis kearah bawah

hingga memotong garis yang menunjukkan prosentase bahan organik

tanah.

Page 13: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

12

c. Setelah diketahui titik potong dari garis yang menunjukkan persentase

bahan organik tanah, kemudian ditarik garis kearah kanan hingga

memotong garis yang menunjukkan kode struktur tanah.

d. Setelah diketahui titik potong dari garis yang menunjukkan kode struktur

tanah tanah, kemudian ditarik garis kearah bawah hingga memotong garis

yang menunjukkan permeabilitas tanah.

e. Setelah diketahui titik potong dari garis yang menunjukkan permeabilitas

tanah tanah, kemudian ditarik garis kearah kiri hingga menunjukkan

erodibilitas tanah.

Adapun gambar dari Nomograf Wischemeier dan Smith dapat dilihat pada gambar

1.2.

Gambar 1.2. Nomograf Wischmeier dan Smith (1978)

Page 14: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

13

3) Indeks Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)

Panjang dan kemiringan lereng erosi adalah panjang dan kemiringan

lereng yang dihitung mulai dari titik awal aliran permukaan sampai suatu titik

pada saat air masuk ke dalam saluran atau sungai, atau pada suatu keadaan

kemiringan lereng berkurang sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran air

berubah. Indeks faktor L dan S dihitung sekaligus berupa faktor LS. LS

adalah rasio antara besarnya erosi dari sebidang tanah dengan panjang lereng

dan kecuraman lereng tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah. Indeks

faktor LS dihitung berdasarkan rumus Arsyad (1989) :

LS = √x (0,0138 + 0,00965s + 0,00138s2)

Keterangan :

LS = Indeks faktor panjang dan kemiringan lereng

x = Panjang lereng (m)

s = Kemiringan lereng

4) Indeks Faktor Pengelolaan Tanaman (C)

Perhitungan C tahunan rata-rata pada setiap satuan lahan ditentukan

berdasarkan masa tanaman dengan menggunakan indeks rat-rata seimbang.

Misalnya masa tanam pertama selama 3 bulan pertama adalah kedelai dan

kacang tanah, sedangkan indeksnya adalah 0,399 untuk kedelai 0,2 untuk

kacang tanah sehingga indeks rata-rata adalah 0,299. Sedangkan masa tanam

kedua berupa pada sawah selama 6 bulan dengan indeks 0,01 dan pada lahan

tersebut sisa waktunya adalah tanpa tanaman atau bero dengan indeks

adalah 1,0.

Dengan kondisi demikian maka indeks pengelolaan tanaman dapt

diciri dengan menambah indeks tanaman-tanaman di atas dibagi satu tahun

(12 bulan), maka :

C = bulan 12

(0,1x3(0,01x6)(0,299x3) ++ = 0,163

Page 15: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

14

Tabel 1.4. Faktor Pengelolaan Tanaman (C) Tunggal No Macam Penggunaan lahan Nilai Faktor C 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.

Tanah terbuka tanpa tanaman Sawah Tegalan tidak dispesikasi Ubi kayu Jagung Kedelai Kentang Kacang tanah Padi gogo Tebu Pisang Akar wangi (serah wangi) Rumput bade/Bachiria sp. Tahun I Rumput bade/Bachiria sp. Tahun II Kopi dengan penutup tanah buruk Talas Kebun campuran : - Kerapatan tinggi - Kerapatan sedang - Kerapatan rendah Perindangan Hutan alam : - Serasah banyak - Serasah kurang Hutan produksi : - Tebang habis - Tebang pilih Semak belukar/padang rumput Ubi kayu + Kedelai Ubi Kayu + Kacang tanah Padi – sorgaum Padi – Kedelai Kacang tanah + gude Kacang tanah + Kacang tunggak Kacang tanah + mulsa jerami 4 ton/ha Padi + mulsa jerami 4 ton/ha Kacang tanah + mulsa jagung 4 ton/ha Kacang tanah + mulsa Crotalaris 3 ton/ha Kacang tanah + mulsa kacang tunggak Kacang tanah + mulsa jerami 2 ton/ha Padi + mulsa Crotalaris 3 ton/ha Pola tanam tumpang gilir + mulsa jerami Pola tanam berurutan + mulsa sisa tanaman Alang-alang murni subur

1,000 0,010 0,700 0,800 0,638 0,399 0,400 0,200 0,561 0,200 0,600 0,434 0,287 0,002 0,200 0,850 0,100 0,200 0,500 0,400 0,001 0,005 0,500 0,200 0,300 0,181 0,195 0,345 0,417 0,495 0,571 0,049 0,096 0,128 0,136 0,259 0,377 0,387 0,079 0,357 0,001

Sumber : Penunjuk Pelaksanaan RLT – RLKT ( 1988 )

5) Indeks Faktor Pengelolaan Lahan (P)

Faktor pengelolaan lahan adalah perbandingan antara besarnya erosi

atau tanah yang hilang pada lahan dengan tindakan pengawetan tertentu

terhadap besarnya erosi tanah sama sekali. Indeks pengelolaan lahan ini

Page 16: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

15

ditentukan dengan menggunakan tabel pengelolaan tanah (P) yang dibuat

RTL – RLKT seperti dalam tabel 1.5.

Tabel 1.5. Faktor Pengelolaan Tanah (P)

Teknik Konservasi Nilai P

Teras tungku

a. Sempurna

b. Sedang

c. Jelek

Teras tidak sempurna

Perumputan (permanen)

a. Baik

b. Jelek

Hill side ditch

Persamaan kontur

a. kemiringan lereng (0 – 8%)

b. kemiringan lereng (9 – 20%)

c. kemiringan lereng ( > 20%)

Limbah jeram

a. 6 ton/ha/th

b. 3 ton/ha/th

c. 1 ton/ha/th

Reboisasi

0,04

0,15

0,35

0,40

0,04

0,40

0,30

0,50

0,75

0,90

0,30

0,50

0,80

0,30

Sumber : Petunjuk Pelaksanaan RTL – RLKT (1988)

1.7.3.2. Klasifikasi Data

Klasifikasi data adalah tindakan menggolongkan atau mengelompokkan atas

dasar kriteria tertentu terhadap data yang ada. Klasifikasi tingkat besar erosi

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 17: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

16

Tabel 1.6. Klasifikasi Besar Erosi Tanah

Kelas Besarnya Erosi (ton/ha/th) Keterangan

I

II

III

IV

V

< 15

15 – 60

60 – 180

180 – 480

> 480

Erosi sangat ringan (SR)

Erosi ringan (R)

Sedang (S)

Erosi berat (B)

Erosi sangat berat (SB)

Sumber: Departemen Kehutanan (1988)

1.7.3.3. Analisa Data

Analisa data yang digunakan ddaam penelitian ini dengan

menggunakan rumus USLE.

1.8. Batasan-Batasan

Bahaya erosi tanah adalah keadaan yang memungkinkan erosi tanah akan segera

terjadi dalam waktu dekat, atau jika erosi tanah telah terjadi di tempat

itu, maka bahaya erosi tanah diartikan sebagai tingkat erosi tanah yang

akan terjadi di masa mendatang (Bergsma,1980).

Bentuklahan adalah bentukan alam di permukaan bumi sebagai hasil dari

perubahan bentuk yang disebabkan oleh proses geomorfologi yang ada

di permukaan bumi (Sunardi, 1985).

Erodibilitas tanah adalah kemampuan daya tahan tanah terhadap penguraian

agregat tanah oleh tetes air hujan dan pengangkutan oleh aliran

permukaan (Morgan, 1979).

Erosi tanah adalah proses yang terdiri dari dua tahap atau fase, yaitu proses

pengurangan dan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh tenaga

erosi, seperti air atau angin (Morgan, 1979).

Erosi dipercepat adalah proses erosi yang menuju ke proses kerusakan tanah

karena adanya aktivitas manusia (Taryono, 1997)

Erosi Lembar (Sheet erosion) adalah proses yang hampir seragam dari lapisan

tanah di permukaan karena adanya aliran permukaan (Bergsma, 1985).

Page 18: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

17

Erosi Alur adalah proses erosi tanah yang membentuk sejumlah alur-alur kecil

yang mempunyai kedalaman beberapa centimeter (Bergsma, 1985)

Erosi Parit adalah proses erosi yang disebabkan oleh aliran air yang terkumpul

dalam saluran sempit, dan dalam waktu singkat dapat memindahkan

tanah dari saluran itu sehingga saluran menjadi dalam, yaitu berkisar

antara 0,5 – 5 meter (Bergsma, 1985)

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuklahan secara genetik dan

proses-proses yang mempengaruhi bentuklahan serta hubungan timbal

balik antara bentuklahan dan proses-peoses itu dalam susunan

keruangan (Zuidam, 1979).

Lahan adalah suatu daerah di permukaan bumi dengan sifat tertentu yang meliputi

biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, populasi tanaman,

dan binatang dan hasil kegiatan manusia masa lalu dan masa sekarang

dan masa yang akan datang. (FAO dalam Taryono, 1997)

Lahan kering adalah suatu lahan yang diusahakan secara menetap untuk budidaya

tanaman tahunan dan atau semusim (Departemen Kehutanan,

1988).

Penggunaan lahan adalah bentuk penggunaan kegiatan manusia terhadap lahan,

termasuk keadaan alamiah yang belum terpengaruh oleh keadaan

manusia (Karmono, 1984).

Satuan Lahan adalah suatu area di permukaaan bumi yang mempunyai kualitas

lahan dan karakteristik lahan yang khas, yang dapat ditentukan

batasnya pada peta (FAO dalam Taryono, 1997)

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan

bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat sabagai

akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk alam

dalam relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula (Isa

Darmawijaya, 1990).

Geomorfologi adalah ilmu yang mendiskripsikan tentang bentuklahan dan proses

yang mempengaruhi pembentukannya serta menyelidiki hubungan

Page 19: BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN …eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdfPrediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan faktor-faktor

18

timbal balik antara bentuklahan dan proses dalam tatanan keruangan

(Van Zuidam,1979).

Proses geomorfologi adalah semua perubahan fisik maupun kimia yang

mengakibatkan modifikasi bentuk permukaan bumi (Thornbury,1970).