berikut ini perbandingan bahan dan tenaga untuk membuat beton dengan mutu k sekian

30
Berikut ini perbandingan bahan dan tenaga untuk membuat beton dengan mutu K sekian Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 7,4 MPa (K 100), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,87 Bahan Portland cement 247,000 kg PB 869 kg KR (maksimum 30 mm) 999 kg Air 215 Liter Tenaga kerja Pekerja 1,650 OH Tukang batu 0,275 OH Kepala tukang 0,028 OH Mandor 0,083 OH Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 9,8 MPa (K 125), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,78 Bahan Portland Cement 276,000 kg PB 828 kg kerikil (maksimum 30 mm) kg 1012 KR Air 215 Liter

Upload: ilyas

Post on 12-Jan-2016

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

Berikut ini perbandingan bahan dan tenaga untuk membuat beton dengan mutu K sekian

Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 7,4 MPa (K 100), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,87

Bahan

Portland cement 247,000 kg PB 869 kg KR (maksimum 30 mm) 999 kg Air 215 Liter

Tenaga kerja

Pekerja 1,650 OH Tukang batu 0,275 OH Kepala tukang 0,028 OH Mandor 0,083 OH

Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 9,8 MPa (K 125), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,78

Bahan

Portland Cement 276,000 kg PB 828 kg kerikil (maksimum 30 mm) kg 1012 KR Air 215 Liter

Tenaga kerja

Pekerja 1,650 OH Tukang batu 0,275 OH Kepala tukang 0,028 OH Mandor 0,083 OH

Page 2: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 12,2 MPa (K 150), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,72

Bahan

Portland cement 299,000 kg PB 799 kg Kerikil (maksimum 30 mm) 1017 kg Air 215 Liter

Tenaga kerja

Pekerja 1,650 OH Tukang batu 0,275 OH Kepala tukang 0,028 OH Mandor 0,083 OH

Membuat 1 m3 lantai kerja beton mutu f’c = 7,4 MPa (K 100), slump (3-6) cm, w/c

= 0,87

Bahan

Portlland cement 230,000 kg PB 893 kg Bahan KR (maksimum 30 mm) 1027 kg Air 200 Liter

Tenaga kerja

Pekerja 1,200 OH Tukang batu OH 0,200 OH Kepala tukang 0,020 OH Mandor 0,060 OH

Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 14,5 MPa (K 175), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,66

Kebutuhan Satuan Indeks

Bahan

Portland cement 326,000 kg PB 760 kg KR (maksimum 30 mm) 1029 kg Air 215 Liter

Tenaga kerja

Pekerja OH 1,650 OH Tukang batu OH 0,275 OH Kepala tukang OH 0,028 OH Mandor OH 0,083 OH

Page 3: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 16,9 MPa (K 200), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,61

Kebutuhan Satuan Indeks

Bahan

Portland cement 352,000 kg PB 731 kg KR (maksimum 30 mm) 1031 kg Air 215 Liter

Tenaga kerja

Pekerja 1,650 OH Tukang batu 0,275 OH Kepala tukang 0,028 OH Mandor 0,083 OH

Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 19,3 MPa (K 225), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58

Kebutuhan Satuan Indeks

Bahan

Portland cement 371,000 kg PB 698 kg KR (maksimum 30 mm) 1047 kg Air 215 Liter

Tenaga kerja

Pekerja 1,650 OH Tukang batu 0,275 OH Kepala tukang 0,028 OH Mandor o,028 OH

Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 21,7 MPa (K 250), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,56

Bahan

Portland cement 384,000 kg PB 692 kg KR (maksimum 30 mm) 1039 kg Air 215 Liter

Tenaga kerja

Pekerja 1,650 OH Tukang batu 0,275 OH Kepala tukang 0,028 OH Mandor 0,083 OH

Page 4: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 24,0 MPa (K 275), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,53

Bahan

Portland cement 406,000 kg PB 684 kg Bahan KR (maksimum 30 mm) 1026 kg Air 215 Liter

Tenaga kerja

Pekerja 1,650 OH Tukang batu 0,275 OH Kepala tukang 0,028 OH Mandor 0,083 OH

Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 26,4 MPa (K 300), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,52

Bahan

Portland cement 413,000 kg PB 681 kg Bahan KR (maksimum 30 mm) 1021 kg Air 215 Liter

Tenaga kerja

Pekerja OH 1,650 OH Tukang batu OH 0,275 OH Kepala tukang OH 0,028 OH Mandor OH 0,083 OH

Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 28,8 MPa (K 325), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,49

Bahan

Portland cement 439,000 kg PB 670 kg Bahan KR (maksimum 30 mm) 1006 kg water 215 Liter

Tenaga kerja

Pekerja 2,100 OH Tukang batu 0,350 OH Kepala tukang 0,035 OH Mandor 0,105 OH

Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 31,2 MPa (K 350), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,48

Bahan

Page 5: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

Portland cement 448,000 kg PB 667 kg KR (maksimum 30 mm) 1000 kg Air 215 Liter

Tenaga kerja

Pekerja 2,100 OH Tukang batu 0,350 OH Kepala tukang 0,035 OH Mandor 0,105 OH

“ Bobot isi pasir = 1.400 kg/m3, Bobot isi kerikil = 1.350 kg/m3, Bukling factor pasir = 20 % ”

Perbandingan bahan tersebut dapat menghasilkan mutu beton mendekati  rencana K sekian menyesuaikan kondisi bahan tenaga dimana beton dibuat.

Sumber: SNI ( standart nasional Indonesia )

GAMBAR STRUKTUR BETON

Page 6: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

STRUKTUR BETON KONVENSIONAL Terdiri dari : - balok - kolom - pelat Angka-angka dimensi dapat dinyatakan :

Dalam meter : panjang balok, jarak antar balok, tinggi kolom, panjang dan lebar pelatDalam sentimeter : lebar dan tinggi balok, lebar dan tebal kolom, tebal pelat.Dalam milimeter : diameter tulangan

TULANGAN BETON

Tulangan dapat berupa besi polos atau besi ulir.

Notasi untuk menyatakan ukuran yaitu besarnya diameter pada besi polos diberi notasi Ф dan pada besi ulir (deformed) dengan notasi D

(huruf D besar). Contoh penulisan :

2Ф12 berarti 2 batang besi polos dengan diameter 12 mm Ф14 – 200, berarti batang besi polos diameter 14 mm berjarak 200 mm

5D20, berarti 5 batang besi berulir dengan diameter 20 mm

D20 – 150 berarti batang besi berulir diameter 20 berjarak 150 mm

BALOK BETON

Perletakan balok dapat bebas atau terjepit.

Penggambarannya dengan penampang memanjang dan beberapa penampang melintang sesuai

dengan keperluan sehingga dapat menjelaskan penulangan yang diberikan.

Balok yang menahan balok anak atau pelat, maka balok anak atau pelat tidak digambarkan penulangannya tetapi daerahnya diberikan bayang-

bayang (silhuet).

BALOK DI ATAS TUMPUAN BEBAS

Page 7: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

BALOK DENGAN PELAT DI ATAS TUMPUAN JEPIT

KOLOM BETON

Kolom umumnya berbentuk persegipanjang, bujursangkar atau bulat.

Penulangannya dapat secara simetri atau mengelilingi sisinya.

Penyambungan penulangan dilaksanakan secara praktis pada permukaan suatu lantai atau di

tengah kolom.

Tulangan di bagian bawah dibengkokkan ke dalam dulu dan menjadi stek dengan panjang

kurang lebih 40 kali diameternya.

KOLOM DENGAN TULANGAN SIMETRI

Page 8: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

PELAT BETON

Gambar pelat ditunjukkan dengan denah, potongan memanjang dan melintang

Pada denah pelat, tulangan digambarkan dengan bentuk setelah dibengkokkan tergeletak, tidak

tampak atasnya, baik ke arah panjang maupun ke arah lebar.

Peletakan dapat bebas atau jepitan, baik pada 4 sisi maupun 2 sisi.

Tulangan di lapangan bentangan dibengkokkan ke atas pada tempat 1/5 bentangan, dan

penambahan tulangan di tumpuan sepanjang ¼ bentangan.

PELAT DI ATAS 4 TUMPUAN BEBAS

Page 9: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

- See more at:

http://belajar-teknik-sipil.blogspot.c

om/2010/02/bab-v-gambar-struktur-beton.html#sthash.Y2s4T90p.dpuf

Page 10: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

Pengertian dan Penulangan Beton

                    I.     PENDAHULUAN

Pekerjaan pembesian yang dimaksudkan dalam hal  ini,  adalah pekerjaan pada pembuatan struktur beton bertulang. Beton bertulang  adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama sama dalam menahan beban.

gaya gaya yang bekerja. Beton hanya diperhitungkan dalam memikul gaya tekan sedangkan tulangan diperhitungkan memikul gaya tarik dan sebagian gaya tekan, selain itu ada gaya gaya lain yang dipikul oleh tulangan seperti, gaya puntir ( Torsi ), gaya geser dan lain lain.

II.         PRINSIP DASAR BETON BERTULANG

A.    Balok beton dan Tulangan

1.      Balok Beton tanpa Tulangan .

Sifat dari beton, yaitu   sangat kuat untuk menahan tekan, tetapi tidak kuat (lemah) untuk  menahan tarik. Oleh karena itu , beton dapat mengalami retak jika beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan tarik yang melebihi kuat tariknya.

             Jika sebuah balok beton (tanpa tulangan ) ditumpu oleh tumpuan sederhana (sendi dan rol) dan di atas balok tersebut bekerja beban terpusat ( P ) dan beban merata ( q ), maka akan timbul momen luar, sehingga balok akan melengkung ke bawah seperti tampak pada gambar II.1.(a) dan gambar II.1.(b).

Pada balok yang melengkung ke bawah akibat beban luar ini pada dasarnya ditahan oleh kopel gaya gaya dalam yang berupa tegangan tekan dan tarik. Jadi pada serat serat balok bagian tepi atas  akan menahan tegangan tekan, dan semakin ke bawah tegangan tekan tersebut semakin kecil dan sebaliknya, pada serat bagian tepi bawah akan menahan tegangan tarik, dan semakin ke atas tegangan tarik semakin kecil pula. ( lihat gambar II.1.(c), pada bagian 

Page 11: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

tengah  ,  yaitu pada batas  antara tegangan tarik  dan tegangan tekan  ,  serat  serat  balok tidakm mengalami tegangan sama sekali ( tegangan tarik dan tegangan tekan bernilai nol ). Serat   serat   yang   tidak   mengalami   tegangan   tersebut   membentuk   suatu   garis   yang disebut garis netral

                                    

                                     

                                                                                                                                                                                    

II. 1 . Balok Beton Tanpa Tulangan

Page 12: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

Jika  beban  di   atas  balok   itu   cukup  besar,  maka   serat   serat  beton  bagian   tepi  bawah  akan mengalami  tegangan tarik  yang cukuptak   besar  pula,  sehingga dapat  terjadi   retak pada bagian tepi bawah. Keadaan ini terjadi terutama pada daer       ah beton yang momennya besar, yaitu pada bagian tengah bentang.

2.      Balok Beton dengan Tulangan .

Untuk menahan gaya tarik yang cukup besar pada serat serat balok bagian tepi bawah, maka diperlukan baja   tulangan sehingga disebut  dengan  istilah   “Beton Bertulang”  pada balok beton bertulang ini,  tulangan baja ditanam dalam beton sedemikian rupa, sehingga gaya tarik yang dibutuhkan untuk menahan momen pada penampang retak dapat ditahan oleh tulangan seperti tampak pada gambar II.2

Gambar II.2. Balok Beton Bertulang

Karena sifat beton tidak kuat terhadap tarik, maka pada gambar II.2 (b) tampak bahwan bagian balok yang menahan tarik ( di bawah garis netral ) akan ditahan oleh tulangan, sedangkan bagian yang menahan tekan ( di atas garis netral ) tetap ditahan oleh beton.

Page 13: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

3

Pengertian dan Penulangan Beton

                    I.     PENDAHULUAN

Pekerjaan pembesian yang dimaksudkan dalam hal  ini,  adalah pekerjaan pada pembuatan struktur beton bertulang. Beton bertulang  adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama sama dalam menahan beban.

gaya gaya yang bekerja. Beton hanya diperhitungkan dalam memikul gaya tekan sedangkan tulangan diperhitungkan memikul gaya tarik dan sebagian gaya tekan, selain itu ada gaya gaya lain yang dipikul oleh tulangan seperti, gaya puntir ( Torsi ), gaya geser dan lain lain.

II.         PRINSIP DASAR BETON BERTULANG

A.    Balok beton dan Tulangan

1.      Balok Beton tanpa Tulangan .

Sifat dari beton, yaitu   sangat kuat untuk menahan tekan, tetapi tidak kuat (lemah) untuk  menahan tarik. Oleh karena itu , beton dapat mengalami retak jika beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan tarik yang melebihi kuat tariknya.

             Jika sebuah balok beton (tanpa tulangan ) ditumpu oleh tumpuan sederhana (sendi dan rol) dan di atas balok tersebut bekerja beban terpusat ( P ) dan beban merata ( q ), maka akan timbul momen luar, sehingga balok akan melengkung ke bawah seperti tampak pada gambar II.1.(a) dan gambar II.1.(b).

Pada balok yang melengkung ke bawah akibat beban luar ini pada dasarnya ditahan oleh kopel gaya gaya dalam yang berupa tegangan tekan dan tarik. Jadi pada serat serat balok bagian tepi atas  akan menahan tegangan tekan, dan semakin ke bawah tegangan tekan tersebut 

Page 14: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

semakin kecil dan sebaliknya, pada serat bagian tepi bawah akan menahan tegangan tarik, dan semakin ke atas tegangan tarik semakin kecil pula. ( lihat gambar II.1.(c), pada bagian tengah  ,  yaitu pada batas  antara tegangan tarik  dan tegangan tekan  ,  serat  serat  balok tidakm mengalami tegangan sama sekali ( tegangan tarik dan tegangan tekan bernilai nol ). Serat   serat   yang   tidak   mengalami   tegangan   tersebut   membentuk   suatu   garis   yang disebut garis netral

                                    

                                     

                                                                                                                                                                                    

II. 1 . Balok Beton Tanpa Tulangan

Page 15: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

Jika  beban  di   atas  balok   itu   cukup  besar,  maka   serat   serat  beton  bagian   tepi  bawah  akan mengalami  tegangan tarik  yang cukuptak   besar  pula,  sehingga dapat  terjadi   retak pada bagian tepi bawah. Keadaan ini terjadi terutama pada daer       ah beton yang momennya besar, yaitu pada bagian tengah bentang.

2.      Balok Beton dengan Tulangan .

Untuk menahan gaya tarik yang cukup besar pada serat serat balok bagian tepi bawah, maka diperlukan baja   tulangan sehingga disebut  dengan  istilah   “Beton Bertulang”  pada balok beton bertulang ini,  tulangan baja ditanam dalam beton sedemikian rupa, sehingga gaya tarik yang dibutuhkan untuk menahan momen pada penampang retak dapat ditahan oleh tulangan seperti tampak pada gambar II.2

Gambar II.2. Balok Beton Bertulang

Karena sifat beton tidak kuat terhadap tarik, maka pada gambar II.2 (b) tampak bahwan bagian balok yang menahan tarik ( di bawah garis netral ) akan ditahan oleh tulangan, sedangkan bagian yang menahan tekan ( di atas garis netral ) tetap ditahan oleh beton.

Page 16: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

3.      Fungsi utama beton dan tulangan

             Dari uraian di atas dapatlah dipahami, bahwa baik beton maupun baja tulangan pada struktur  beton  bertulang   tersebut  mempunyai   fungsi   yang  berbeda   sesuai   dengan   sifat bahan yang bersangkutan.

Fungsi utama beton :

 Menahan gaya tekan

 Menutup baja tulangan agar tidak berkarat

Fungsi utama baja tulangan :

 Menahan gaya tarik

Mencegah retak beton agar tidak melebar

   B.    Pemasangan Tulangan

1.      Pemasangan tulangan longitudinal

            Fungsi utama baja tulangan pada struktur beton bertulang yaitu untuk menahan gaya tarik,  Oleh karena  itu  pada struktur   balok,  pelat,   fondasi,  ataupun struktur   lainnya dari bahan   beton   bertulang,   selalu   diupayakan   agar   tulangan   longitudinal   (   tulangan memanjang ) dipasang pada serat-serat beton yang mengalami tegangan tarik.  Keadaan ini terjadi   terutama pada daerah yang menahan momen  lentur  besar   (umumnya di  daerah lapangan/tengah bentang, atau di atas tumpuan), sehingga sering mengakibatkan terjadinya retakan beton akibat tegangan lentur tersebut.

Tulangan longitudinal ini dipasang searah sumbu batang. Berikut ini diberikan beberapa contoh pemasangan tulangan memanjang pada balok maupun pelat (lihat Gambar II.4).

Page 17: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

2.      Pemasangan Tulangan Geser

Retakan  beton  pada  balok   juga  dapat   terjadi   di   daerah  ujung  balok   yang  dekat dengan  tumpuan.  Retakan   ini  disebabkan oleh bekerjanya  gaya  geser  atau  gaya   lintang balok yang cukup besar, sehingga tidak mampu ditahan oleh material beton dari balok yang bersangkutan.

Agar balok dapat menahan gaya geser tersebut, maka diperlukan tulangan geser yang dapat  berupa tulangan-miring/tulangan-serong  atau berupa sengkang/begel.   Jika  sebagai penahan gaya geser hanya   digunakan begel saja,  maka pada daerah dengan gaya geser besar (misalnya pada ujung balok yang dekat tumpuan) dipasang begel dengan jarak yang kecil/rapat,   sedangkan   pada   daerah   dengan   gaya   geser   kecil   (daerah   lapangan/tengah bentang balok) dapat dipasang begel dengan jarak yang lebih besar/renggang.

Contoh pemasangan tulangan miring dan begel balok dapat dilihat pada Gambar II.5.

3.   Jarak tulangan pada balok

Page 18: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

          Tulangan   longitudinal   maupun   begel   balok   diatur   pemasangannya   dengan   jarak tertentu seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

    4. Jumlah tulangan maksimal dalam 1 baris

         Dimensi struktur biasanya diberi notasi b dan h, dengan b adalah ukuran lebar dan h 

adalah ukuran tinggi total dari penampang struktur. Sebagai contoh dimensi balok

 ditulis b/h atau 300/500, berarti penampang dari balok tersebut berukuran lebar balok b 

= 300 mm dan tinggi balok h = 500 mm

III.          Mutu Baja Tulangan

Page 19: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

           Baja tulangan untuk konstruksi  beton bertulang ada bermacam macam jenis  dan mutu tergantung dari  pabrik yang membuatnya.   Ada dua  jenis baja tulangan  ,  tulangan polos ( Plain bar ) dan tulangan ulir ( Deformed bar ). Sebagian besar baja tulangan yang ada di   Indonesia   berupa   tulangan   polos   untuk   baja   lunak   dan   tulangan   ulir   untuk   baja keras. Beton   tidak   dapat  menahan   gaya   tarik  melebihi   nilai   tertentu   tanpa  mengalami keretakan. Oleh karena itu, agar beton dapat bekerja dengan baik dalam sistem struktur, beton perlu dibantu dengan memberinya perkuatan penulangan yang berfungsi menahan gaya tarik. Penulangan beton menggunakan bahan baja yang memiliki sifat teknis yang kuat menahan gaya tarik. Baja beton yang digunakan dapat berupa batang baja lonjoran atau kawat rangkai las (wire mesh) yang berupa batang-batang baja yang dianyam dengan teknik pengelasan. Baja beton dikodekan berurutan dengan: huruf BJ, TP dan TD,

  BJ berarti Baja

  TP berarti Tulangan Polos

  TD berarti Tulangan Deformasi (Ulir)

Angka yang terdapat pada kode tulangan menyatakan batas leleh karakteristik yang dijamin. Baja beton BJTP 24 dipasok sebagai baja beton polos, dan bentuk dari baja beton BJTD 40 adalah deform atau dipuntir . Baja beton yang dipakai dalam bangunan harus memenuhi norma persyaratan terhadap metode pengujian dan permeriksaan untuk bermacam macam mutu baja beton menurut Tabel

Tabel berikut menunjukan sifat mekanik baja tulangan :

Simbul 

m

ut

u

Tegangan 

leleh

Minimum 

(kN/ 

cm2 )

Kekuatan tarik

Minimum (kN/ 

cm2 )

Perpanjangan

Minimum ( % )

BJTP  – 

24

BJTP  – 

24

30

39

49

18

14

Page 20: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

30

BJTD – 

30

BJTD – 

35

BJTD – 

40

30

35

40

49

50

57

14

18

16

SNI menggunakan simbol BJTP ( Baja Tulangan Polos) dan BJTD ( Baja Tulangan  Ulir ). Baja tulangan polos yang tersedia mulai dari mutu BJTP -24 hingga BJTP – 30, dan baja tulangan ulir umumnya dari BJTD – 30 hingga BJTD 40. Angka yang mengikuti simbul ini menyatakan tegangan   leleh   karakteristik  materialnya.   Sebagai   contoh   BJTP   –   24  menyatakan   baja tulangan polos dengan tegangan leleh material 2400kg/ cm2 ( 240 MPa )

Secara   umum berdasarkan SNI   03-2847-2002 tentang Tata   cara   perhitungan   struktur   beton untuk   bangunan   gedung, baja   tulangan   yang digunakan   harus   tulangan   ulir.   Baja   polos diperkenankan untuk tulangan spiral atau tendon. Di samping mutu baja beton BJTP 24 dan BJTD   40   seperti   yang   ditabelkan   itu,  mutu   baja   yang   lain   dapat   juga   spesial   dipesan (misalnya  BJTP  30).   Tetapi  perlu   juga  diingat,  bahwa  waktu  didapatnya   lebih   lama  dan harganya   jauh   lebih  mahal.  Guna  menghindari   kesalahan  pada   saat  pemasangan,   lokasi penyimpanan baja yang spesial dipesan itu perlu dipisahkan dari baja Bj.Tp 24 dan Bj.Td 40 yang umum dipakai.  Sifat-sifat  fisik baja beton dapat ditentukan melalui  pengujian tarik. Sifat fisik tersebut adalah: kuat tarik (fy) ,batas luluh/leleh, regangan pada beban maksimal, modulus elastisitas (konstanta material), (Es)

Tulangan Polos

Baja   tulangan   ini   tersedia   dalam   beberapa   diameter,   tetapi   karena   ketentuan   SNI   hanya memperkenankan pemakaiannya untuk sengkang dan tulangan spiral, maka pemakaiannya 

Page 21: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

terbatas.  Saat   ini   tulangan polos  yang mudah dijumpai  adalah hingga diameter  16 mm, dengan panjang 12 m.

Diameter

( mm )

Berat ( kg / m) Luas penampang

( cm2 )

6

8

10

12

16

0,222

0,395

0,617

0,888

1,578

0,28

0,50

0,79

1,13

2,01

Tulangan Ulir ( deform )

Diameter

( mm )

Berat 

( kg / 

m)

Keliling ( cm ) Luas 

penam

pang

( cm2 )

10

13

16

0,617

1,04

1,58

3,14

4,08

5,02

0,785

1,33

2,01

Page 22: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

19

22

25

32

36

40

2,23

2,98

3,85

6,31

7,99

9,87

5,96

6,91

7,85

10,05

11,30

12,56

2,84

3,80

4,91

8,04

10,20

12,60

Berdasarkan  SNI,  baja   tulangan  ulir   lebih  diutamakan  pemakaiannya  untuk  batang   tulangan struktur   beton.   Hal   ini   dimaksudkan   agar   struktur   beton   bertulang   tersebut   memiliki keandalan terhadap efek gempa, karena akan terdapat ikatan yang lebih baik antara beton dan tulangannya.

Bentuk baja tulangan seperti  gambar di bawah ini :

IV.         Simbul simbul gambar pembesian 

Page 23: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

Øp 10 - 250                    :  tulangan polos diameter 10 mm jarak pasang 250 mm

f’c : mutu beton,          fy : mutu baja tulangan (tegangan leleh baja)

A’  =  Luas tulangan tekan

A   =  Luas tulangan tarik

b   = Lebar balok atau pelat

h   = Tinggi balok atau pelat

d  = Tinggi manfaat 

Diposkan 14th August 2014 oleh yoby karisma

Page 24: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

Dalam Sebuah kegiatan pembangunan perumahan salah satu hal yang paling sulit

dilakukan oleh mereka yang awam adalah cara menghitung volume material yang

dibutuhkan secara tepat dan efisien.

Pada kesempatan kali ini saya mencoba membahas mengenai perhitungan volume besi

tulangan pada tiap m3 beton ( satuan yang biasa digunakan untuk volume beton bertulang

adalah m3 ).

Contoh kasus.

Dimensi beton 15/20 cm dengan rincian penulangan :

tulangan 4 diameter 12 ( tulangan utama ) 

tulangan diameter 6 jarak 20 cm ( tulangan beugel )

Secara prinsip kita harus bisa menterjemahkan volume 1 m3 beton dengan ukuran 15/20 cm.

1 m3 beton = 1/(0.15x0.2) m ( panjang beton 1 m3, dimensi 15/20 ) = 33 ,33 m dibulatkan 34

m

Asumsi yang digunakan panjang 1 lonjor besi = 12 m

panjang besi tulangan yang dibutuhkan :Besi tulangan Utama  

panjang Besi diameter 12 = 4 bh x ( 34 m - 0,02 m ( selimut beton )) = 4 x 33,98 =

135,92 m

panjang besi dalam lonjor = 135,92/12 = 11,33 ljr

berat besi 12 per-lonjor = 0,074x12x12 = 10,66 kg/ljr( bisa dengan menggunakan

Page 25: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian

tabel besi tulangan )

(reff. perhitungan praktis berat besi per-lonjor =  analisa harga satuan dan

rencana anggaran biaya   )

jumlah berat besi 12 dalam 1 m3 ukuran 15/20 = 10,66 kg/ljr x 11,33 ljr = 120,74

kg

Besi tulangan beugel

jumlah beugel dengan jarak 20 cm sepanjang 34 m beton bertulang = 34 m / 0.2 m

= 170 bh beugel

Perhitungan panjang beugel pada beton dimensi 15/20.

selimut beton = 1,5 cm ( satu sisi ) = 3 cm ( dua sisi )

panjang 1 beugel [ (15-1,5x2)x2 sisi + (20-1,5x2)x2 sisi ] = 12x2 + 17x2 = 24 +

34 = 58 cm

panjang pembengkokan tulangan 5 cm x 2 = 10 cm

Panjang total 1 beugel = 58 + 10 = 68 cm = 0,68 m

berat besi 6 per-lonjor = 0,074x6x6 = 2,66 kg/ljr ( bisa dengan menggunakan

tabel besi tulangan )

jumlah panjang total = 0,68 m x 170 bh =  115,6 m/12  = 9,63 ljr  

jumlah berat beugel total = 9,63 ljr x 2,66 kg/ljr = 25,63 kg

Jumlah berat besi total dalam 1 m3 beton ukuran 15/20

= 120,74 + 25,63 = 146,37 kg/m3

Page 26: Berikut Ini Perbandingan Bahan Dan Tenaga Untuk Membuat Beton Dengan Mutu K Sekian