belajar dasar ip

Upload: smkalhudakediri

Post on 10-Jul-2015

147 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Belajar Dasar-dasar IP addressDasar-dasar IP address Setelah sekian lama, akhirnya terluangkan juga waktu untuk belajar dasar jaringan komputer. Selama ini saya terbiasa dengan praktek langsung dan sekaranglah tiba saatnya belajar teori. Sebenarnya yang ingin saya pelajari pada tulisan ini adalan tentang subnetting tapi ada baiknya kita meriview tentang kelas dalam IP address. IP address yang dipakai dalam tulisan ini adalah IPv4. Apa sih IP address ? IP address (Internet Protocol) adalah alamat logika yang diberikan kepada perangkat jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP, dimana protocol TCP/IP digunakan untuk meneruskan packet informasi (routing) dalam jaringan LAN, WAN dan internet. atau lebih singkatnya IP address adalah cara pengalamatan suatu komputer yang terdapat didalam jaringan komputer. Saat ini ada 2 macam versi IP address yaitu

IP versi 4 (IPv4)

IPv4 ini menggunakan penomeran 32-Bit dan terdiri dari 4 oktet decimal dan dibuat pada tahun 1983 dan masih terus digunakan sampai dengan saat ini. contoh dari IPv4 : 202.134.64.139

IP versi 6 (IPv6)

IPv6 ini menggunakan penomeran 128-Bit, Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). misalnya : 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A untuk lebih lanjut tentang IPv6 ini bisa dilihat disini jadi, agar 2 komputer atau lebih bisa terhubung didalam jaringan dibutuhkan lah alamat agar antara komputer dapat saling mengetahui alamat komputer lainnya dan pengalamatan pada komputer ini lah yang disebut dengan IP address. IP address terdiri dari 2 bagian yaitu 1. Network ID (alamat jaringan). 2. Host ID (alamat Host/komputer). Untuk lebih mudah dipahami, kita praktekkin aja langsung dengan packet tracer:

o ya sebelumnya kamu harus mengetahui dahulu apa itu Oktet. Alamat IPv4 terdiri dari 4 oktet. oktet adalah blok angka yang terdapat pada alamat IP misalnya alamat IP 192.168.1.5 oktet pertama 192 oktet kedua 168 oktet ketiga 1 oktet keempat 5 nah, pada setiap oktet tersebut dipisahkan dengan tanda titik (.) Ada aturan yang digunakan dalam IP address (pengalamatan jaringan) yaitu kelas-kelas IP : Kelas A memiliki Range alamat 1-127 Subnetmask default nya : 255.0.0.0 Contoh IP address kelas A misalnya: IP addressnya 120.10.10.1 berarti Subnetmask defaultnya : 255.0.0.0 Network ID nya : 120.0.0.0 Broadcast addressnya : 120.255.255.255 Penjelasan: Range alamat maksud nya : setiap kali kamu melihat IP pada suatu komputer dan pada oktet pertama nya masuk dalam range antara 1-127, berarti IP tersebut adalah kelas A, pada contoh diatas oktet pertama nya 120. Oktet pertama pada kelas A ini disebut juga dengan Network ID (alamat jaringan) dan 3 oktet sesudahnya disebut Host ID (alamat Komputer) dalam suatu Network ID. artinya pada Kelas A, agar komputer dapat saling berkomunikasi dalam suatu jaringan, Network id nya tidak boleh berbeda dan Host ID nya tidak boleh sama. bingungkan...?? coba aja langsung di packet tracer, Misalnya ada 2 komputer yang ingin dihubungkan menggunakan IP kelas A, maka berikan alamat IP berikut: komputer 1 alamat IP nya 10.2.2.5 subnetmask nya 255.0.0.0 komputer 2 alamat IP nya 10.2.2.6 subnetmask nya 255.0.0.0

setelah berdo'a, coba kamu kirimkan paket data (bisa berupa ping dll) dari komputer 1 ke komputer 2 atau sebaliknya. maka pengiriman data akan berhasil. tapi jika kamu berikan komputer 2 alamat IP berikut: alamat IP nya 11.2.2.6 subnetmask nya 255.0.0.0 maka pengiriman data akan gagal. koq bisa...??? ya iyalah, komputer 1 dan komputer 2 mempunyai Network ID yang berbeda (alamat jaringan yang berbeda). komputer 1 memiliki Network ID : 10.0.0.0 sedangkan komputer 2 memiliki Network ID : 11.0.0.0 jadi, pada kelas A, setelah oktet pertama (Network ID) yaitu 10 kamu bebas mengisikan alamat untuk host nya dengan limit 255, dan ingattt... untuk alamat Host ini tidak boleh sama. udah bisa kan menyimpulkan sendiri tentang Network ID pada kelas A ??? oktet pertama pada kelas A digunakan sebagai Network ID. atau kebalikannya, Network ID pada kelas A, menggunakan oktet pertama dan dilanjutkan dengan 0 (nol) pada 3 oktet selanjutnya. sedangkan untuk Oktet setelahnya kamu bisa mengisikan alamat untuk Host nya. makanya dalam artikel lain untuk pengkelasan IP sering jumpai seperti ini: nnn.hhh.hhh.hhh n : adalah Network ID (alamat jaringan) h : adalah Host ID (alamat untuk host/komputer) jadi, jika kamu memakai IP kelas A, berarti kamu bisa memiliki banyak sekali alamat host (alamat komputer). Broadcast address : Broadcast address ini berfungsi untuk pengiriman pesan dalam jaringan, bisa berupa apapun kepada semua komputer yang terdapat dalam suatu jaringan. untuk mencari Broadcast address sangatlah mudah, misalnya : IP 11.2.2.6 subnetmask : 255.0.0.0 Network ID nya : 11.0.0.0 broadcast addressnya adalah 11.255.255.255 berarti setelah oktet pertama (Network ID) terdapat 255 pada oktet selanjutnya, dan inilah yang dijadikan broadcast address dalam jaringan tersebut, pokoknya setelah Network ID pada oktet selanjutnya 255 semua maka itulah yang dijadikan Broadcast Broadcast address ini tidak boleh dijadikan alamat IP pada suatu komputer.

Untuk mencari Network ID dan Broadcast address pada kelas lain, kamu bisa menggunakan cara yang sama, perbedaannya hanya terletak pada oktet yang dijadikan sebagai Network ID dan Host ID nya saja. Kelas B memiliki Range alamat 128-191 Subnetmask default 255.255.0.0 misalnya: alamat IP 191.168.2.1 Udah bisa nebak kan kalo alamat IP diatas menggunakan kelas B karena 191 termasuk dalam range 128-191. 2 oktet pertama pada kelas B adalah sebagi Network ID dan 2 oktet setelahnya sebagai Host ID jadi Network ID nya : 191.168.0.0 dan Broadcast ID nya : 191.168.255.255 jadi untuk menggunakan kelas B dalam suatu jaringan maka 2 oktet pertamanya tidak boleh berbeda dan dua oktet selanjutnya (Host ID) boleh di isi berapa saja dengan limit 255 dan tidak boleh sama tentunya. misalnya: komputer 1 alamat IP nya 191.161.2.1 subnetmask nya 255.255.0.0 komputer 2 alamat IP nya 191.161.3.1 subnetmask nya 255.255.0.0 setelah oktet 191.161 kamu bebas mengisikan alamat untuk host nya (asal jangan melebihi standar aja hee...). Kelas C memiliki Range alamat 192-223 Subnetmask defaultnya 255.255.255.0 misalnya: 192.168.5.2 3 oktet pertama pada kelas C adalah sebagi Network ID dan oktet terakhir sebagai Host ID jadi Network ID nya : 192.168.5.0 dan Broadcast ID nya : 192.168.5.255 jadi, untuk menggunakan kelas C dalam suatu jaringan maka 3 oktet pertamanya tidak boleh berbeda. misalnya:

komputer 1 alamat IP nya 192.168.5.1 subnetmask nya 255.255.255.0 komputer 2 alamat IP nya 192.168.5.2 subnetmask nya 255.255.255.0 setelah oktet 192.168.5 kamu bebas mengisikan alamat pada oktet terakhir untuk host nya dengan limit terakhir 255 dan tentunya untuk host ID ini tida boleh sama alamat yang dijadikanBroadcast 192.168.5.255 Bingung kan ???? kalo nggak bingung malah saya yang jadi bingung he... sebetulnya masih ada 2 kelas lagi dalam IP yaitu: Kelas D dengan Range alamat 224-239 Kelas E dengan Range alamat 240-255 tapi yang umum digunakan adalah kelas A,B,C Apa sih SUBNETTING ? Subnetting menurut saya adalah suatu konsep/cara untuk membagi suatu jaringan komputer yang besar menjadi blok-blok jaringan yang lebih kecil untuk mempermudah dalam pengelolaannya dan disesuaikan kebutuhannya. trus kalo SubnetMask ??? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jaringan dan host (Network ID dan Host ID). Jadi subnetmask ini digunakan untuk membedakan antara host id dan network id. Network ID adalah alamat jaringan, sedangkan Host ID adalah komputer yang terdapat didalam suatu alamat jaringan tersebut dan subnetmask lah yang mendefinisikan kedua nya. lanjut... misalnya dalam suatu kantor terdapat beberapa bagian : 1. bagian keuangan (memiliki 2 komputer yang harus saling terhubung). 2. bagian bagian administrasi (memiliki 2 komputer yang juga harus saling terhubung). kedua bagian ini tidak boleh terhubung didalam jaringan komputer di kantor tersebut (kebetulan tu kantor cuma punya 1 switch). Tentu nya, kita bisa dengan mudah memberikan alamat IP dengan kelas C dan cukup membedakan network ID nya di setiap bagian. misalnya, 1. Bagian keuangan komputer 1 memiliki IP address 192.168.1.5 subnetmask 255.255.255.0 komputer 2 memiliki IP address 192.168.1.6 subnetmask 255.255.255.0

2. Bagian administrasi : komputer 3 memiliki IP address 192.168.2.5 subnetmask 255.255.255.0 komputer 4 memiliki IP address 192.168.2.6 subnetmask 255.255.255.0 Kedua bagian ini tidak akan bisa berkomunikasi didalam jaringan kantor tersebut namun, komputer dalam setiap bagian dapat berkomunikasi. misalnya : komputer 1 dan 2 didalam bagian keuangan dapat berkomunikasi dan komputer 3 dan 4 di bagian administrasi dapat berkomunikasi tapi komputer 1 di bagian keuangan tidak dapat berkomunikasi dengan komputer 3 di bagian administrasi, hal ini disebabkan berbedanya Network ID pada komputer tersebut. karena Network ID pada bagian keuangan adalah 192.168.1.0 sedangkan Network ID pada bagian administrasi adalah 192.168.2.0 Pembagian alamat seperti diatas cukup memboroskan IP yang semakin lama semakin banyak keperluannya, apalagi jika digunakan dalam jaringan yang besar, maka dari itu dikembangkan lah yang namanaya CIDR. CIDR Classless inter domain routing atau SuperNetting, dimana CIDR ini menggunakan notasi prefix dalam penghitungan alamat IP nya. Dengan metode CIDR ini, kita bisa melakukan perhitungan IP address sesukanya tanpa memperdulikan kelas dari IP tersebut. bingung lagi kan ....? hee... coba praktekkan melalui packet tracer lagi dengan alamat IP sebagai berikut : 1. Bagian keuangan komputer 1 memiliki IP address 192.168.1.65 subnetmask 255.255.255.192 komputer 2 memiliki IP address 192.168.1.66 subnetmask 255.255.255.192 2. Bagian keuangan komputer 3 memiliki IP address 192.168.1.129 subnetmask 255.255.255.192 komputer 4 memiliki IP address 192.168.1.130 subnetmask 255.255.255.192 pada percobaan diatas, pengirman paket data pada bagian keuangan dari komputer 1 ke komputer 2 akan berhasil begitu juga pengiriman data dalam bagian keuangan. namun pengiriman paket data dari bagian keuangan ke bagian administrasi misalnya komputer 1 ke komputer 3 akan menghasilkan time out atau paket data gagal dikirim. koq bisa ???? padahal kan IP nya menggunakan kelas C, 3 oktet pertama nya sama !!!! Nah, coba lihat subnetmasknya, seharusnya subnetmask kelas C (subnetmask default)

255.255.255.0 tapi pada contoh diatas menggunakan subnet mask 255.255.255.192 dan inilah yang membuat gagalnya pengiriman data dari komputer 1 ke komputer 3. Teknik pembagian alamat IP seperti inilah yang dinamakan metode CIDR atau supernetting atau classless inter domain routing. Metode CIDR biasanya menggunakan notasi prefix dengan panjang tertentu dalam penulisan alamat IP dan Networknya. misalnya seperti ini, alamat IP sering juga dituliskan seperti ini: 192.168.1.5/26 angka 26 disebut juga notasi prefix artinya jumlah angka 1 yang terdapat pada subnetmasknya jika di konversi ke biner. maka apabila kita konversi menjadi biner maka notasi 26 akan menghasilkan seperti ini: 11111111-11111111-11111111-11000000 atau 255.255.255.192 lho dari mana dapetnya 255.255.255.192 ??? (kalo nggak salah) itu ada cara ngitungnya, dengan cara AND kan alamat IP dan subnetmask yang udah di binerkan, tapi untuk memudahkan kita bisa langsung melihat petunjuk berikut: Subnet Mask 255.128.0.0 255.192.0.0 255.224.0.0 255.240.0.0 255.248.0.0 255.252.0.0 255.254.0.0 255.255.0.0 255.255.128.0 255.255.192.0 255.255.224.0 Subnet Mask 255.255.240.0 255.255.248.0 255.255.252.0 255.255.254.0 Nilai CIDR /9 /10 /11 /12 /13 /14 /15 /16 /17 /18 /19 Nilai CIDR /20 /21 /22 /23

255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.240 255.255.255.248 255.255.255.252

/24 /25 /26 /27 /28 /29 /30

Dari mana tabel tersebut asalnya ...??? udah dari sono nya, saya ngambilnya dari website nya pak Romi, silahkan liat disini. Saya simpulkan sedikit ya... Dengan metode CIDR ini, kita bisa membagi jaringan sesuai dengan kebutuhan kita tanpa harus memperhatikan kelas dari IP tersebut. jadi biarpun sama-sama IP kelas C, B atau A, dengan metode perhitungan CIDR maka komputerkomputer didalam suatu jaringan bisa di pisah-pisahkan berdasarkan kebutuhan. Untuk menghitungnya sebagai berikut: Pada kelas C menurut pak romi, pertanyaan pada subnetting akan terpusat pada 4 hal, yaitu: 1. Jumlah subnet 2. Jumlah host per subnet 3. Blok subnet 4. Alamat host dan broadcast yang valid misalnya terdapat Netwrok address 192.168.1.0/26, trus subnetting seperti apa yang akan terjadi ??? Artinya IP tersebut kelas C dan subnetmask /26 adlah 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192), bisa dilihat dari tabel diatas. nah, untuk menyelesaikannya kita hitung seperti berikut: 1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62 host 3. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya. Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192 Host 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193 Pertama Host 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254 Terakhir Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255 5. Sowrry tabel nya agak terpotong sedikit, ne saya jelaskan lagi: Blok 1 subnetnya : 192.168.1.0 Hots pertama : 192.168.1.1 Host Terakhir : 192.168.1.62 Broadcast : 192.168.1.63 Blok 2 subnetnya : 192.168.1.64 Hots pertama : 192.168.1.65 Host Terakhir : 192.168.1.126 Broadcast : 192.168.1.127 Blok 3 subnetnya : 192.168.1.128 Hots pertama : 192.168.1.129 Host Terakhir : 192.168.1.192 Broadcast : 192.168.1.191 Blok 4 subnetnya : 192.168.1.192 Hots pertama : 192.168.1.193 Host Terakhir : 192.168.1.254 Broadcast : 192.168.1.255 Penjelasan: Jumlah Subnet artinya jumlah network ID atau jumlah jaringan yang dapat dibagi. pada contoh diatas, kita bisa membagi menjadi 4 jaringan, artinya lagi, ke 4 jaringan tersebut akan memiliki network id yang berbeda yang menyebabkan ke 4 jaringan tersebut tidak bisa berkomunikasi satu sama lain. Jumlah Host per subnet artinya Jumlah komputer yang dapat dihubungkan per subnet/per jaringan. karena jumlah subnet diatas ada 4, berarti setiap subnet

memiliki Host/komputer sebanyak 62 setelah dikurangi dengan Network ID dan Broadcast. Blok / Blok Subnet artinya range per subnet. pada contoh diatas ada 4 blok jaringan dengan range 0, 64 , 128, 192. artinya lagi pada subnet/jaringan 1,2,3 dan 4 akan dibagi berdasarkan blok subnet tersebut. silahkan dilihat lagi tabelnya. pada kelas B dan A, perhitungan subnetting dilakukan dengan cara yang sama namun perbedaannya hanya pada oktetnya. 2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A, seperti keterangan diatas. jadi, menurut perhitungan diatas kamu bisa membagi Jaringan kamu menjadi 4 bagian menggunakan kelas IP yang sama. untuk jaringan 1 misalnya pada bagian keuangan: komputer 1 alamat IP nya: 192.168.1.1 dan subnetmasknya: 255.255.255.192 komputer 2 alamat IP nya: 192.168.1.2 dan subnetmasknya: 255.255.255.192 dst sampai dengan komputer terakhir pada jaringan 1 bagian keuangan: komputer 62 alamat IP nya: 192.168.1.62 dan subnetmasknya: 255.255.255.192 jaringan 2 pada bagian administrasi : komputer 64 alamat IP nya: 192.168.1.64 dan subnetmasknya: 255.255.255.192 komputer 65 alamat IP nya: 192.168.1.65 dan subnetmasknya: 255.255.255.192 dst sampai dengan komputer terakhir pada jaringan 2 bagian admninistrasi: komputer 126 alamat IP nya: 192.168.1.126 dan subnetmasknya: 255.255.255.192

dan untuk 2 jaringan pada bagian lain kamu tinggal melihat tabel hasil perhitungan diatas. selamat belajar.. beberapa penjelasan diatas adalah menurut pemahaman saya yang masih baru banget belajar jadi harap maklum... dan software Packet tracer yang saya gunakan adalah versi 5.0, kalo saya nggak salah, untuk Packet tracer versi 4 ke bawah belum bisa merubah default subnetmasknya melalui Interface (Kalo melalui Command line mungkin bisa yak). Pffuhhh...akhirnya ngerti juga saya.....

Konsep Subnetting, Siapa Takut?by Romi Satria Wahono Subnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di sekitar kita. Artikel ini sengaja saya tulis untuk rekan-rekan yang sedang belajar jaringan, yang mempersiapkan diri mengikuti ujian CCNA, dan yang sedang mengikuti pelatihan CCNA 1.Setelah selesai membaca ini, silakan lanjutkan dengan artikel Penghitungan Subnetting, Siapa Takut?. Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.

Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:

Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masingmasing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb: CLASS OKTET PERTAMA SUBNET MAS DEFAULT PRIVATE ADDRESS A 1-127 255.0.0.0 10.0.0.0-10.255.255.255

B C

128-191 192-223

255.255.0.0 255.255.255.0

172.16.0.0-172.31.255.255 192.168.0.0-192.168.255.255

Penghitungan Subnetting, Siapa Takut?by Romi Satria Wahono Setelah anda membaca artikel Konsep Subnetting, Siapa Takut? dan memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat HostBroadcast. Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah: Subnet Mask 255.128.0.0 255.192.0.0 255.224.0.0 255.240.0.0 255.248.0.0 255.252.0.0 255.254.0.0 255.255.0.0 255.255.128.0 255.255.192.0 255.255.224.0 Nilai CIDR /9 /10 /11 /12 /13 /14 /15 /16 /17 /18 /19 Subnet Mask 255.255.240.0 255.255.248.0 255.255.252.0 255.255.254.0 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.240 255.255.255.248 255.255.255.252 Nilai CIDR /20 /21 /22 /23 /24 /25 /26 /27 /28 /29 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ? Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192). Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu: 1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 2y 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 2 = 62 host 3. Blok Subnet = 256 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. 4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya. Subnet Host Pertama Host Terakhir Broadcast 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya. Subnet Mask 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224 Nilai CIDR /25 /26 /27

255.255.255.240 /28 255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang dimainkan berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang dimainkan di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita mainkan di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst. Subnet Mask 255.255.128.0 255.255.192.0 255.255.224.0 255.255.240.0 255.255.248.0 255.255.252.0 255.255.254.0 255.255.255.0 Nilai CIDR /17 /18 /19 /20 /21 /22 /23 /24 Subnet Mask 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.240 255.255.255.248 255.255.255.252 Nilai CIDR /25 /26 /27 /28 /29 /30

Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0). Penghitungan: 1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 2y 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 2 = 16.382 host

3. Blok Subnet = 256 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. 4. Alamat host dan broadcast yang valid? Subnet Host Pertama Host Terakhir Broadcast 172.16.0.0 172.16.0.1 172.16.64.0 172.16.64.1 172.16.128.0 172.16.128.1 172.16.192.0 172.16.192.1

172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128). Penghitungan: 1. 2. 3. 4. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet Jumlah Host per Subnet = 27 2 = 126 host Blok Subnet = 256 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128) Alamat host dan broadcast yang valid? 172.16.0.0 172.16.0.1 172.16.0.128 172.16.1.0 172.16.0.129 172.16.1.1 172.16.255.128 172.16.255.129

Subnet Host Pertama Host Terakhir Broadcast

172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 172.16.255.254 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 172.16.255.255

Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16. Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0). Penghitungan: 1. 2. 3. 4. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet Jumlah Host per Subnet = 216 2 = 65534 host Blok Subnet = 256 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc. Alamat host dan broadcast yang valid? 10.0.0.0 10.0.0.1 10.1.0.0 10.1.0.1 10.254.0.0 10.254.0.1 10.255.0.0 10.255.0.1

Subnet Host Pertama Host Terakhir Broadcast

10.0.255.254 10.1.255.254 10.254.255.254 10.255.255.254 10.0.255.255 10.1.255.255 10.254.255.255 10.255.255.255

Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x 2

Pola Soal Subnetting dan Teknik Mengerjakannyaby Romi Satria Wahono Pada saat mengajar dan memahamkan materi subnetting di kelas networking atau CCNA, saya biasanya menggunakan metode seperti yang saya tulis di dua artikel sebelumnya: 1. Memahami Konsep Subnetting 2. Penghitungan Subnetting Selama ini lancar-lancar saja dan tingkat pemahaman siswa cukup bagus. Kebetulan kemarin (6 Mei 2007) saya berkesempatan mencoba metode yang sama untuk ngajar

adik-adik SMKN 1 Rangkasbitung. Pemahaman bisa masuk, hanya ada sedikit permasalahan pada saat mengerjakan soal karena variasi soal yang beragam. Supaya lebih tajam lagi, saya perlu sajikan satu topik khusus teknik mengerjakan soal-soal subnetting dengan berbagai pola yang ada. Anggap saja ini adalah materi berikutnya dari dua materi sebelumnya. Contoh-contoh soal lengkap bisa download dari sini. 1. SOAL MENANYAKAN SUBNETMASK DENGAN PERSYARATAN JUMLAH HOST ATAU SUBNET Soal yang menanyakan subnetmask apa yang sebaiknya digunakan dengan batasan jumlah host atau subnet yang ditentukan dalam soal. Untuk menjawab soal seperti ini kita gunakan rumus menghitung jumlah host per subnet, yaitu 2y 2, dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask. Dan apabila yang ditentukan adalah jumlah subnet, kita menggunakan rumus 2x (cara setelah 2005) atau 2x 2 (cara sebelum 2005), dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnetmask.

Soal: A company is planning to subnet its network for a maximum of 27 hosts. Which subnetmask would provide the needed hosts and leave the fewest unused addresses in each subnet? Jawab: Karena kebutuhan host adalah 27, kita tinggal masukkan ke rumus 2y 2, dimana jawabannya tidak boleh kurang dari (atau sama dengan) 27. Jadi 2y 2 >= 27, sehingga nilai y yang tepat adalah 5 (30 host). Sekali lagi karena y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask, maka kalau kita susun subnetmasknya menjadi 11111111.11111111.11111111.11100000 atau kalau kita desimalkan menjadi 255.255.255.224. Itulah jawabannya

Soal: You have a Class B network ID and need about 450 IP addresses per subnet. What is the best mask for this network? Jawab: 2y 2 >= 450. Nilai y yang tepat adalah 9 (510 host). Jadi subnetmasknya adalah: 11111111.11111111.11111110.00000000 atau kalau didesimalkan menjadi 255.255.254.0 (itulah jawabannya! ).

Soal: Refer to the exhibit. The internetwork in the exhibit has been assigned the IP address 172.20.0.0. What would be the appropriate subnet mask to maximize the number of networks available for future growth? Jawab: Cari jumlah host per subnet yang paling besar, jadikan itu rujukan karena kalau kita ambil terkecil ada kemungkinan kebutuhan host yang lebih besar tidak tercukupi. Jadi untuk soal ini 2y 2

>= 850. Nilai y yang paling tepat adalah 10 (1022 host). Jadi subnetmasknya adalah 11111111.11111111.11111100.00000000 atau 255.255.252.0 2. SOAL MENGIDENTIFIKASI JENIS ALAMAT IP Soal mengidentifikasi jenis alamat IP bisa kita jawab dengan menghitung blok subnet dan mencari kelipatannya blok subnet yang paling dekat dengan alamat IP yang ditanyakan.

Soal: Which type of address is 223.168.17.167/29? Jawab: Subnetmask dengan CIDR /29 artinya 255.255.255. 248. Blok subnet= 256-248 = 8, alias urutan subnetnya adalah kelipatan 8 yaitu 0, 8, 16, 24, 32, , 248. Tidak perlu mencari semu subnet (kelipatan blok subnet), yang penting kita cek kelipatan 8 yang paling dekat dengan 167 (sesuai soal), yaitu 160 dan 168. Kalau kita susun seperti yang dulu kita lakukan di penghitungan subnetting adalah seperti di bawah. Dari situ ketahuan bahwa 223.168.17.167 adalah alamat broadcast. Subnet Host Pertama Host Terakhir Broadcast 223.168.17.160 223.168.17.161 223.168.17.166 223.168.17.167 223.168.17.168 223.168.17.169 223.168.17.174 223.168.17.175

3. SOAL MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN SETTING JARINGAN Teknik mengerjakan soal yang berhubungan dengan kesalahan setting jaringan adalah kita harus menganalisa alamat IP, gateway dan netmasknya apakah sudah bener. Sudah benar ini artinya: 1. Apakah subnetmask yang digunakan di host dan di router sudah sama 2. Apakah alamat IP tersebut masuk diantara host pertama dan terakhir. Perlu dicatat bahwa alamat subnet dan broadcast tidak bisa digunakan untuk alamat IP host 3. Biasanya alamat host pertama digunakan untuk alamat IP di router untuk subnet tersebut

Soal: Host A is connected to the LAN, but it cannot connect to the Internet. The host configuration is shown in the exhibit. What are the two problems with this configuration? Jawab: CIDR /27 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.224. Dari sini kita tahu bahwa isian netmask di host adalah berbeda, jadi salah setting di netmask. Yang kedua blok subnet = 256-224 = 32, jadi subnetnya adalah kelipatan 32 (0, 32, 64,

86, 128, , 224). Artinya di bawah Router 1, masuk di subnet 198.18.166.32. Alamat gateway sudah benar, karena biasa digunakan alamat host pertama. Hanya alamat IP hostnya salah karena 198.18.166.65 masuk di alamat subnet 198.18.166.64 dan bukan 198.18.166.32. 4. SOAL MENGIDENTIFIKASI ALAMAT SUBNET DAN HOST YANG VALID Termasuk jenis soal yang paling banyak keluar, baik di ujian CCNA akademi (CNAP) atau CCNA 604-801. Teknik mengerjakan soal yang menanyakan alamat subnet dan host yang valid dari suatu subnetmask adalah dimulai dengan mencari blok subnetnya, menyusun alamat subnet, host pertama, host terakhir dan broadcastnya, serta yang terakhir mencocokkan susunan alamat tersebut dengan soal ataupun jawaban yang dipilih.

Soal: What is the subnetwork number of a host with an IP address of 172.16.66.0/21?Jawab: CIDR /21 berarti 255.255.248.0. Blok subnet = 256- 248 = 8, netmasknya adalah kelipatan 8 (0, 8, 16, 24, 32, 40, 48, , 248) dan karena ini adalah alamat IP kelas B, blok subnet kita goyang di oktet ke 3. Tidak perlu kita list semuanya, kita hanya perlu cari kelipatan 8 yang paling dekat dengan 66 (sesuai dengan soal), yaitu 64 dan 72. Jadi susunan alamat IP khusus untuk subnet 172.16.64.0 dan 172.16.72.0 adalah seperti di bawah. Jadi pertanyaan bisa dijawab bahwa 172.16.66.0 itu masuk di subnet 172.16.64.0

Subnet 172.16.64.0 172.16.72.0 Host Pertama 172.16.64.1 172.16.72.1 Host Terakhir 172.16.71.254 172.16.79.254 Broadcast 172.16.71.255 172.16.79.255 Soal: What is the subnetwork address for a host with the IP address 200.10.5.68/28?Jawab: CIDR /28 berarti 255.255.255.240. Blok subnet = 256240 = 16, netmasknya adalah kelipatan 16 (0, 16, 32, 48, 64, 80 , 240). Kelipatan 16 yang paling dekat dengan 68 (sesuai soal) adalah 64 dan 80. Jadi alamat IP 200.10.5.68 masuk di alamat subnet 200.10.5.64. Subnet Host Pertama Host Terakhir Broadcast 200.10.5.64 200.10.5.65 200.10.5.78 200.10.5.79 200.10.5.80 200.10.5.81 200.10.5.94 200.10.5.95

5. SOAL-SOAL LAIN YANG UNIK Selain 4 pola soal diatas, kadang muncul soal yang cukup unik, sepertinya sulit meskipun sebenarnya mudah. Saya coba sajikan secara bertahap soal-soal tersebut di sini, sambil saya analisa lagi soal-soal subnetting yang lain lagi

Soal: Which combination of network id and subnet mask correctly identifies all IP addresses from 172.16.128.0 through 172.16.159.255?Jawab: Teknik paling mudah mengerjakan soal diatas adalah dengan menganggap 172.16.128.0 dan 172.16.159.255 adalah satu blok subnet. Jadi kalau kita gambarkan seperti di bawah: Subnet 172.16.128.0 Host Pertama Host Terakhir Broadcast 172.16.159.255 Dari sini berarti kita bisa lihat bahwa alamat subnet berikutnya pasti 172.16.160.0, karena rumus alamat broadcast adalah satu alamat sebelum alamat subnet berikutnya. Nah sekarang jadi ketahuan blok subnetnya adalah 160-128 = 32 (kelipatan 32), terus otomatis juga ketahuan subnetmasknya karena rumus blok subnet adalah 256-oktet terakhir netmask. Artinya subnetmasknya adalah 255.255.224.0. Kok tahu kalau letak 224 di oktet ketiga? Ya karena yang kita kurangi (goyang) tadi adalah oktet ketiga. Subnet 172.16.128.0 172.16.160.0 Host Pertama Host Terakhir Broadcast 172.16.159.255 Broadcast 172.16.159.255

Masih bingung? Atau malah tambah pusing? Tarik nafas dulu, istirahat cukup, sholat yang khusuk dan baca lagi artikel ini pelan-pelan Insya Allah akan paham. Amiin