bedahfkuns-elearning.combedahfkuns-elearning.com/learning-system/file.php/1/... · web...

48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara pada wanita menduduki urutan kedua setelah kanker serviks uterus. Di Amerika Serikat, karsinoma payudara merupakan salah satu dari karsinoma yang paling sering terdiagnosa serta merupakan karsinoma yang sering menyebabkan kematian. Kurva insidens usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia di bawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun. Insidens karsinoma payudara pada lelaki hanya 1% dari kejadian pada perempuan. (DeVita, 2008). Kesehatan global kualitas hidup meliputi domain, kesejahteraan fisik (tidur dan energi, rasa sakit dan ketidak nyamanan fisik, fungsi makan, fungsi seksual, fungsi sensorik, dan kemampuan hidup sehari-hari), kesejahteraan psikologis (perasaan negatif, perasaan positif, fungsi kongnitif dan tubuh atau citra diri), kesejahteraan sosial (dukungan sosial, hubungan interpersonal, bekerja dan kapasitas belajar, kegiatan rekreasi dan waktu luang, perkawinan dan keluarga), serta kesejahteraan 1

Upload: trannhi

Post on 26-Jun-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara pada wanita menduduki urutan kedua setelah kanker

serviks uterus. Di Amerika Serikat, karsinoma payudara merupakan salah satu

dari karsinoma yang paling sering terdiagnosa serta merupakan karsinoma

yang sering menyebabkan kematian. Kurva insidens usia bergerak naik terus

sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia di

bawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun. Insidens

karsinoma payudara pada lelaki hanya 1% dari kejadian pada perempuan.

(DeVita, 2008).

Kesehatan global kualitas hidup meliputi domain, kesejahteraan fisik

(tidur dan energi, rasa sakit dan ketidak nyamanan fisik, fungsi makan, fungsi

seksual, fungsi sensorik, dan kemampuan hidup sehari-hari), kesejahteraan

psikologis (perasaan negatif, perasaan positif, fungsi kongnitif dan tubuh atau

citra diri), kesejahteraan sosial (dukungan sosial, hubungan interpersonal,

bekerja dan kapasitas belajar, kegiatan rekreasi dan waktu luang, perkawinan

dan keluarga), serta kesejahteraan materi (situasi perumahan, pelayanan

masyarakat, lingkungan hidup, dan situasi keuangan). (Avis et al, 2005)

Diperkirakan bahwa 25,4% dari semua kasus kanker payudara yang

baru didiagnosa terjadi pada wanita muda yang berusia kurang dari 50 tahun.

Dengan peningkatan jumlah wanita muda yang didiagnosa menderita kanker

payudara dan penurunan angka kematian pada kelompok usia ini, para wanita

muda merupakan kelompok survivor kanker payudara yang terus bertambah

besar.

1

Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita yang lebih muda

mempunyai morbiditas psikologis yang lebih besar daripada wanita yang lebih

tua setelah diagnosa kanker payudara. Dengan semakin banyaknya jumlah

wanita muda yang didiagnosa dengan kanker payudara, perhatian terhadap

kelompok ini semakin bertambah, dengan beberapa penelitian terkini terfokus

secara khusus kepada wanita yang lebih muda. (Avis et al, 2005)

Wanita muda memiliki morbiditas psikologis yang lebih besar dan

kualitas hidup yang lebih buruk setelah diagnosa kanker payudara daripada

wanita tua. Permasalahan khusus bagi para wanita muda mungkin meliputi

masalah kelangsungan hidup bagi mereka yang memiliki anak kecil;

kekhawatiran tentang memiliki anak saat dihadapkan dengan penyakit yang

mengancam keselamatan jiwa, menopause dini, kekhawatiran tentang

kehamilan berikutnya akan mengubah resiko kejadian mereka, kekhawatiran

mengenai citra tubuh dan seksualitas, kekhawatiran tentang karir dan

pekerjaan; perasaan tidak mampu berganti pekerjaan atau takut kehilangan

sebuah pekerjaan karena asuransi, dan ketidakpastian mengenai kambuhnya

penyakit. (Perry, S et al., 2007),

Berdasarkan ekspresi hormonalnya kanker payudara dapat

dikelompokkan menjadi 4 : kelompok positif ganda (ER+/PR+), positif

tunggal (ER+/PR- dan ER-/PR+), serta negatif ganda (ER-/PR-). Tumor

positif ganda (55-65% kanker payudara) mempunyai prognosis yang lebih

bagus dan respon yang bagus terhadap hormonal terapi. Kelompok ini juga

dikaitkan dengan umur yang lebih tua, derajat yang lebih rendah, ukuran

tumor lebih kecil, dan mortalitas yang rendah. (Dunnwald et al. 2007).

Hubungan antara angka kematian dengan ekspresi reseptor hormonal tidak

terkait terhadap stage, umur atau grade dari kankernya. Tumor yang negatif

ganda yang merupakan kelompok terbesar kedua (18-25%) sekitar 85%-nya

merupakan tumor derajat 3, dan dihubungkan dengan tingkat rekurensi yang

tinggi, ketahanan yang rendah, dan tidak responsif terhadap terapi hormonal.

Sementara untuk kelompok yang positif tunggal, ER+/PR- (12-17%) dan

ER-/PR+ (1-2%) masih belum banyak dimengerti konsekuensinya. Kelompok

2

ini dapat dihubungkan dengan derajat histopatologi yang tinggi, prognosis

yang buruk, dan ukuran tumor yang besar (Ellis, K et al, 2016).

Berdasarkan data dari Sistem Informasi RSUD Dr. Moewardi tahun

2015 penderita kanker payudara berjumlah 718 orang, dengan distribusi

penderita usia muda adalah 53%. Sedangkan pada tahun 2013-2014 penderita

kanker payudara usia muda adalah 30,4%. Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian di Konsorsium African-American Breast Cancer Epidemiolgy and

Risk bahwa prevalensi kanker payudara pada usia muda mencapai 32 %

(Palmer, L et al, 2014).

Jika kualitas hidup setelah didiagnosis kanker berhubungan dengan

kelangsungan hidup, maka persepsi pasien tentang kualitas hidup

memungkinkan dokter mengidentifikasi individu yang beresiko tinggi. Aspek

kualitas hidup yang memprediksi kelangsungan hidup berpotensi dimodifikasi,

ada potensi intervensi untuk mengurangi resiko kekambuhan atau kematian.

banyak penelitian telah menemukan bahwa diagnosis kanker payudara dapat

memberikan pengaruh negatif pada kualitas hidup, tetapi apakah kualitas

hidup yang dihasilkan terkait dengan probabilitas untuk bertahan hidup masih

diperdebatkan. (Perry, S et al, 2007).

Saat ini di RSDM Surakarta belum ada penelitian mengenai hubungan

profil hormonal dengan kualitas hidup pasien kanker payudara pada usia

muda, sehingga mendorong untuk dilakukan penelitian. Dengan harapan hasil

penelitian ini dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

hidup.

B. Rumusan Masalah

1. Adakah hubungan profil hormonal dengan kualitas hidup pasien kanker

payudara usia muda?

2. Apakah faktor psikososial berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien kanker

payudara usia muda?

3

C. Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan hubungan profil hormonal dengan kualitas hidup pasien kanker

payudara usia muda.

2. Mengetahui pengaruh faktor psikososial terhadap kualitas hidup pasien dengan

payudara usia muda.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menjelaskan kualitas hidup pasien kanker payudara muda sesudah diketahui

profil hormonalnya dan untuk mengenali faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kualitas hidup.

2. Manfaat Aplikatif

Diharapkan dapat menjadi dasar dalam menentukan intervensi yang

dibutuhkan oleh pasien wanita dengan kanker payudara usia muda.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kanker Payudara

a. Pengertian

Kanker payudara merupakan neoplasma ganas dimana terjadi

pertumbuhan jaringan payudara abnormal yang tidak memandang jaringan

sekitarnya tumbuh infiltratif dan destruktif serta dapat bermetastasis. Pada stadium

yang lebih lanjut dapat menimbulkan kelainan pada kulit berupa infiltrasi, retraksi

puting susu, retraksi kulit, seperti kulit jeruk (peau d’ orange), benjolan-benjolan

di kulit sampai dapat dijumpai ulserasi (Burkit H.G, 2007).

b. Anatomi Payudara

Payudara dewasa masing-masing terletak di torak depan dengan dasarnya

terletak antara iga ketiga dan ketujuh. Medial payudara mencapai parasternum dan

di lateral sampai linea aksilaris anterior atau media dan meluas keatas ke aksila

melalui suatu ekor aksila berbentuk piramid. Payudara terletak diatas lapisan fasia

otot pektoralis mayor pada duapertiga superomedial dan sepertiga lateral bawah

otot seratus anterior. Pada 15 % kasus jaringan payudara meluas kebawah garis

tepi iga dan 2 % melewati pinggir anterior otot latissimus dorsi. (Rosai J, 2004).

5

c. Klasifikasi Stadium (UICC/ AJCC)

Stadium kanker payudara penting ditentukan setelah diagnosis ditegakan.

Stadium akan mempengaruhi prognosis dan modalitas pengobatan yang

digunakan.

Klasifikasi stadium berdasarkan UICC (Union Internationale Contra Le

Cancer) ataupun AJCC (American Joint Committee on Cancer Staging and End

Resulls Reporting) dari tahun 2002 yang telah mendapatkan revisi beberapa kali.

(Greene, F.L, 2007)

Klasifikasi stadium berdasarkan TNM adalah berdasar pada :

T = Ukuran Tumor Primer Kanker Payudara.

Ukuran dibuat berdasarkan ukuran klinis diameter tumor terpanjang dalam ”cm”,

ataupun radiologis yang lebih akurat dalam menilai volume tumor.

Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai

T0 : Tumor primer tidak dilketemukan

Tis : Karsinoma insitu

Tis (DCIS): Ductal Carcinoma insitu

Tis (LCIS) : Lobular Carcinoma insitu

Tis (Paget): Penyakit Paget pada puting tanpa ada masa tumor

T1 : Tumor dengan ukuran terpanjang 2cm atau kurang

T1mic : Ada mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang

T1a : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm

T1b : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm

T1c : Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm samapi 2 cm

T2 : Tumor dengan ukuran terpanjang lebih dari 2-5 cm

T3 : Tumor dengan ukuran terpanjang lebih dari 5 cm

T4 : Tumor dengan ukuran berapapun dengan infiltrasi/ ekstensi pada

dinding dada atau kulit

6

Catatan : Dinding dada termasuk iga/ kosta, otot interkostalis dan otot serratus

anterior tetapi tidak termasuk otot pektoralis (eksterna ataupun interna)

T4a : Infiltrasi ke dinding dada (tidak termasuk otot

pektoralis)

T4b : Infiltrasi ke kulit, dalam hal ini termasuk peau

d’orange, ulserasi nodul satelit pada kulit

terbatas pada satu payudara yang terkena

T4c : Infiltrasi baik pada dinding dada maupun kulit

T4d : Mastitis karsinomatosa (Inflammatory Breast Cancer/

IBC)

N = Nodes (Kelenjar Getah Bening/ KGB)

Klinis :

NX : Kelenjar getah bening tidak dapat dinilai

N0 : Tidak terdapat metastasis pada KGB

N1 : Metastasis ke KGB aksila ipsilateral, masih mobil

N2 : Metastasis ke KGB aksila ipsilateral terfiksasi, dan konglomerasi

(beberapa KGB menyatu), atau klinis adanya metastasis pada KGB

Mamaria interna meskipun tanpa metastasis KGB aksila

N2a : Metastasis ke KGB aksila terfiksasi atau konglomerasi

ataupun melekat pada struktur lain/ jaringan sekitar

N2b : Klinis metastasis hanya pada KGB mamaria interna ipsilateral

dan tidak terdapat metastasis pada KGB aksila

N3 : Klinis ada metastasis pada KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau

tanpa metastasis pada KGB aksila, atau klinis terdapat metastasis pada

KGB mamaria interna dan metastasis KGB aksila

7

N3a : Metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral

N3b : Metastasis ke KGB mamaria interna dan KGB aksila

N3c : Metastasis ke KGB supraclavikula

Catatan : Terdeteksi secara klinis artinya terdeteksi dengan pemeriksaan fisik dan

”imaging” (diluar ”scintigraphy”)

M: Metastasis jauh

Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai

M0 : Tidak terdapat metastasis jauh

M1` : Terdapat metastasis jauh

Regrouping (Grup Stadium)

Stadium 0 : Tis N0 M0

Stadium 1 : T1* N0 M0

Stadium IIA : T0 N1 M0

T1* N1 M0

T2 N0 M0

Stadium IIB : T2 N1 M0

T3 N0 M0

Stadium IIIA : T0 N2 M0

T1 N2 M0

T2 N2 M0

T3 N1 M0

T3 N2 M0

8

Stadium IIIB T4 N0 M0

T4 N1 M0

T4 N2 M0

Stadium IIIC Tiap T N3 M0

Stadium IV Tiap T Tiap N M1

Catatan: *T1 termasuk T1mic

d. Karsinogenesis Tumor Payudara

Karsinogenesis merupakan proses menuju neoplasma ganas pada

tingkat fenotip maupun genetik. Suatu neoplasma ganas memiliki sejumlah

sifat meliputi pertumbuhan yang cepat, invasi local dan kemampuan

mengadakan metastasis jauh. Pada tingkat molekuler sel neoplasma

didapatkan berbagai macam mutase genom dan aberasi kromosom meliputi

mutase titik, amplifikasi gen, delesi dan penyimpangan replikasi (Rosen,

2006). Pada kanker payudara agen-agen penyebab inisiasi sampai sekarang

belum diketahui secara pasti. Satu-satunya genotoksin yang diyakini

merupakan inisiator adalah radiasi ionisasi yang dijumpai pada penderita

paparan bom atom dan pasien dengan terap radiasi. Genotoksin yang berasal

dari makanan masih belm dapat diidentifikasi seara pasti (Fejerman L, 2013).

Proses karsinogenesis yang lebih lanjut melibatkan amplifikasi gen dan

mutase-mutasi yang terjadi akibat penyimpangan kedali siklus sel. Perubahan

genetil yang terjadi akibat penyimpangan kendali siklus sel. Perubahan yang

terjadi pada tahap awal akan memicu perubahan selanjutnya dan

mengakibatkan instabilitas genom dan kromosom (Burkitt HG, 2007). Tahap

akhir perkembangan tumor payudara berhubungan dengan mortalitas penderita

adalah metastasis. Proses yang berhubungan dengan metastasis meliputi invasi

dan angiogenesis tumor. Pada proses metastasis terjadi berbagai peubahan

organisasi sitoskeletal dan hilangnya perlekatan antarsel. (Bundred NJ, 2005).

9

2. Biologi Molekular Kanker Payudara

Secara umum, molekular kanker payudara dapat diklasifikan pada

profil ekspresi gen. Klasifikasi terkini meliputi, marker yang berhubungan

dengan luminal, seperti cytokeratin (CKs), Hormon receptor, seperti ER, PR

dan Androgen reseptor, Growth factor receptors, seperti Human epidermal

growth factor Receptor (HER ), Anti-apoptosis, seperti Bcl-2 dan p53, Cell

proliferation indicators, seperti Ki-67, dan surviving, Cell invasion related

factor, seperti matrix metaloproteinase (MMP) dan integrin, Signal

transduction pathway member, seperti PI3K/AKT pathway, Cell cycle control,

seperti cyclin dan cyclin dependent kinase (CDKs.)

Biomarker yang paling sering dipakai sebagai indikator prognostik dan

prediktif terhadap terapi hormonal dan kemoterapi adalah Estrogen reseptor

(ER), Progesteron reseptor (PR), human epidermal growth factor (HER 2) dan

proliferasi dari ki-67. Saat ini, ekspresi dari biomarker pada kanker payudara

telah luas digunakan untuk indikator prognostik dan prediktif terhadap terapi

hormonal dan kemoterapi. (Zhang, M.H. et al 2013).

a. Estrogen Reseptor

Estrogen receptor (ER) merupakan faktor prediktif yang paling utama

yang diperiksa pada karsinoma payudara. Sekitar duapertiga wanita penderita

karsinoma payudara berumur <50 tahun mempunyai ekspresi ER positif,

sementara sekitar 80% tumor pada wanita berusia >50 tahun adalah ER positif.

Hal ini mempunyai implikasi terapeutik yang signifikan (Payne SJL, 2008).

ER pertama kali diidentifikasi oleh Elwood V. Jensen di University of

Chicago pada tahun 1950. Secara umum konsentrasi ER lebih rendah pada

wanita premenopause daripada post menopause. Fisher et al. menyatakan

bahwa adanya ER berhubungan secara signifikan dengan derajat inti yang

tinggi dan derajat histopatologi yang rendah, tidak adanya nekrosis, dan usia

pasien yang lebih tua (Rosai J, 2004).

10

Struktur ER pada pasien kanker payudara dapat menjadi respon

prediktif terhadap terapi hormonal. Dari 36 studi komprehensif yang

dievaluasi ekspresi dari ER rata rata 68,7% (49-91,6%). Beberapa studi lain

menyatakan ekspresi ER berbanding terbalik dengan grading nuklear pada

ductal carcinoma insitu (DCIS). Ekspresi ER lebih tinggi pada lesi yang

berdiferensiasi baik dibandingkan pada yang difrensiasi jelek. Sebagai

biomarker prediktif, ekspresi ER dapat memprediksi respon terhadap terapi

spesifik pada kanker payudara invasif, keberadaan ekspresi ER dan derajat

dari ekspresi ER secara tegas menunjukkan respon terhadap tamoxifen yang

memblok ER, dan aromatase inhibitors (AIs) yang mencegah produksi dari

estrogen. Pada wanita dengan ekspresi ER positif, ER dapat menunjukkkan

ekspresi yang mempengaruhi biomarker lain yang relevan dan meningkatkan

harapan hidup dan mengurangi risiko kekambuhan pada wanita yang

mendapat tamoxifen atau aromatase inhibitor dibandingkan dengan wanita

yang tidak mendapat obat. (Widjaja, J, 2011).

Estrogen reseptor mengalami over-ekspresi pada sekitar 70% kanker

payudara yang kemudian disebut ER positif. Mekanisme proses

karsinogenesis pada kanker payudara dapat terjadi melalui ikatan estrogen

pada ER, menstimulasi proliferasi sel-sel payudara yang menimbulkan

peningkatan pembelahan sel dan replikasi DNA yang menimbulkan mutasi,

dan metabolisme estrogen memproduksi limbah yang toksik terhadap gen dan

metabolit yang menyebabkan mutasi. Kedua proses akan menyebabkan

inisiasi, promosi, dan proses karsinogenesis (Yager JD, 2006). Hal ini

menyebabkan ER mempunyai peran penting dalam proses karsinogenesis, dan

penghambatannya melalui targeting endokrin, baik secara langsung dengan

menggunakan agonis lemah estrogen (selective estrogen receptor modulators)

maupun secara tidak langsung dengan mengeblok perubahan androgen

menjadi estrogen (misalnya : aromatase inhibitor), merupakan terapi terhadap

kanker payudara. Tumor payudara yang ER+ dan / atau PR+ mempunyai

risiko mortalitas lebih rendah daripada ER - dan / atau PR - (Payne SJL,

2008).

11

b. Progesteron Receptor

Pada kanker payudara invasif, ekspresi dari PR memiliki prognostik

yang lemah terhadap disease free survival dan juga sebagai prediktor terhadap

terapi hormonal. Progesteron reseptor (PR) sama pentingnya dengan estrogen

reseptor (ER) pada kanker payudara invasif. Dari 28 studi tentang PR didapat

ekspresi dari PR rata rata 59,6% ( 40-83,3%). Seperti ER, ada hubungan

terbalik antara ekspresi PR dan grading inti. Pasien dengan high grade DCIS

memiliki ekspresi PR positif yang lebih rendah dibanding dengan pasien non-

high grade DCIS. (Lari SA dan Kuerer HM, 2011).

Ekspresi dari PR sangat kuat ketergantungannya dengan keberadaan

ER. Tumor dengan ekpresi PR positif tetapi ER negatif sangat jarang dan

hanya berkisar < 1% dari semua kasus kanker payudara (Purdie, CA et al,

2013). Berdasarkan alasan ini, tumor dengan ekspresi positif PR dengan ER

negatif harus dilakukan pemeriksaan ulang untuk menghindari false negatif

pada ER..Selama ini ER digunakan sebagai determinan utama respon terhadap

hormonal terapi pada kanker payudara. Ada bukti nyata bahwa pada kanker

payudara yang metastase dengan ekspresi positif pada kedua reseptor ER dan

PR memiliki respon terapi anti estrogen yang lebih baik dibandingkan hanya

ekspresi ER yang positif (Pinto, EA et al, 2013)

3. Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara

Pasien kanker dapat mengalami perubahan dari berbagai aspek-aspek

kehidupan yang berpengaruh terhadap kesehatan fisik, kesejahteraan

psikologis, hubungan sosial dan dengan lingkungan. Dengan kata lain, hal

tersebut juga akan berdampak pada kualitas hidup pasien (Castro M, 2013).

12

Kualitas hidup semakin banyak digunakan sebagai ukuran untuk

mengevaluasi efektivitas pengobatan. Kualitas hidup yang berhubungan

dengan kesehatan dapat diartikan sebagai respon emosi dari penderita terhadap

aktivitas sosial, emosional, pekerjaan dan hubungan antara keluarga, rasa

senang atau bahagia, adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang

ada, adanya kepuasan dalam melakukan fungsi fisik, sosial dan emosional

serta kemampuan mengadakan sosialisasi dengan orang lain. Kualitas hidup

adalah suatu konsep global yang menekankan pada dimensi-dimensi status

kesehatan termasuk keuangan, tempat tinggal dan pekerjaan (Giwa AK et al,

1999).

13

B. Kerangka Konseptual

14

KANKER PAYUDARA

PROFIL RESEPTOR HORMONAL POSITIF

PROFIL RESEPTOR HORMONAL NEGATIF

PEMBELAHAN SEL DAN REPLIKASI DNA YANG MENIMBULKAN MUTASI

PENINGKATAN (OVEREKSPRESI ANGIOGENESIS)

TYROSIN KINASE DARI EPIDERMAL GROWTH FACTOR MENGALAMI MEDIATED-CROSSTALK DAN MENGGANGGU INTERAKSI TARGET TERAPI

PEMBERIAN TERAPI SESUAI PROFIL HORMONAL (MENGEBLOK RESEPTOR)

PROGNOSIS SECARA MEDIS BAIK

PROGNOSIS SECARA MEDIS BURUK

KUALITAS HIDUP BAIK KUALITAS HIDUP BURUK

C. Hipotesis

1. Ada hubungan profil hormonal kanker payudara dengan kualitas hidup

pasien kanker payudara usia muda.

2. Faktor psikososial berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien kanker

payudara usia muda.

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain Cross

Sectional untuk mempelajari hubungan profil hormonal dengan kualitas hidup

pasien kanker payudara usia muda.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di sub bagian Bedah Onkologi RS Dr. Moewardi

Surakarta. Waktu penelitian: Desember 2016- Februari 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Semua pasien kanker payudara di Sub Bagian Bedah Onkologi RSUD

Dr. Moewardi Surakarta antara Desember 2016- Februari 2017.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah perempuan usia muda yang

terdiagnosis kanker payudara stadium III atau IV di Sub Bagian Bedah

Onkologi RSUD dr. Moewardi Surakarta. Besar sampel dalam

penelitian ini dihitung berdasarkan rumus besar sampel.

16

D. Besar Sampel

Rumus besar sampel sebagai berikut (Sastroasmoro dan Ismael, 2011) :

Keterangan:

Z1-= nilai distribusi normal baku pada tertentu(α = 0.05)

Z1-= nilai distribusi normal baku pada tertentu( Power =80%)

P2= proporsi pada kelompok standar, tidak berisiko, tidak terpajan atau kontrol

Q2 = 1-P2

P1 = proporsi pada kelompok uji, berisiko, terpajan atau kasus

Q1 =1-P1

P1-P2= selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna

P = proporsi total =

Q = 1-P

maka jumlah sampel yang diperoleh minimal adalah 30 orang.

17

939,2921 nn

2

221

22111121

2PP

QPQPZPQZnn

2

221 25,053,075,0.25,047,0.53,0842,022,0.78,0.2645,1

nn

E. Kriteria Restriksi

1. Kriteria inklusi

a. Pasien wanita di RSDM, dengan diagnosis kanker payudara stadium III

dan IV.

b. Pasien berusia kurang dari lima puluh tahun saat terdiagnosis kanker

payudara.

c. Pasien telah dilakukan tindakan biopsi maupun operasi definitif, tanpa

komplikasi .

d. Pasien telah dilakukan pemeriksaan profil hormonal Pasien sudah

menjalani kemoterapi .

e. Bersedia berpartipasi dalam penelitian dan menanda tangani informed

consent.

2. Kriteria eksklusi

a. Pasien dengan penyakit komorbid dan kanker lain.

b. Pasien dengan riwayat gangguan jiwa sebelum terdiagnosis kanker

payudara.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas: Profil hormonal

Definisi variabel bebas:

Berdasarkan ekspresi hormonalnya kanker payudara dapat dibedakan

menjadi 4 : positif ganda (ER+/PR+), positif tunggal (ER+/PR- dan

ER-/PR+), serta negatif ganda (ER-/PR-).

18

Ekspresi hormonal positif ganda dan positif tunggal dimasukkan ke dalam

kelompok profil hormonal positif. Sedangkan ekspresi hormonal negatif

ganda dimasukkan ke dalam kelompok profil hormonal negatif.

2. Variabel terikat: Kualitas Hidup

Definisi variabel terikat:

Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan dapat diartikan

sebagai respon emosi dari penderita terhadap aktivitas sosial, emosional,

pekerjaan dan hubungan antara keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya

kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang ada, adanya kepuasan dalam

melakukan fungsi fisik, sosial dan emosional serta kemampuan mengadakan

sosialisasi dengan orang lain.

Penilaian Fungsional Terapi Kanker – Kanker Payudara Versi 4/

Functional Assessments of Cancer- Breast version 4 (FACT-B +4) digunakan

untuk menilai kualitas hidup secara psikososial terkait kanker payudara. Skor

FACT-B+ 4 total dihitung dengan menjumlahkan sub-sub skala. (Webster, K

et al. 2003). Instrumen tersebut memiliki sebanyak 41 soal yang meminta para

responden menilai seberapa benar setiap pernyataan untuk 7 hari terakhir.

Skala responnya berkisar antara 0 (tidak sama sekali) sampai 4 (sangat benar).

Hasil dikatakan baik bila skor total ≥ 80. Bila skor < 80 maka dikategorikan

kualitas hidup buruk.

FACT-B +4 terdiri atas sub-subskala berikut ini: kesejahteraan fisik

(Physical Well-Being/ PWB), kesejahteraan fungsional (Functional Well-

Being/ FWB), kesejahteraan emosional (Emotional Well-Being/ EWB),

kesejahteraan sosial/keluarga (Social Well-Being/ SWB), dan masalah khusus

kanker payudara (Additional Concern).

Skor subskala PWB dikatakan baik bila ≥ 22, dan disebut buruk bila < 22.

Skor subskala SWB dikatakan baik bila ≥ 19, dan disebut buruk bila < 19.

Skor subskala EWB dikatakan baik bila ≥ 20, dan disebut buruk bila < 20.

19

Skor subskala FWB dikatakan baik bila ≥ 18, dan disebut buruk bila < 18.

Skor subskala Additional Concern dikatakan baik bila ≥ 40, dan disebut

buruk bila < 40. (Oliveira, I et al, 2014)

G. Cara Pengambilan Data

Pasien kanker payudara usia muda yang masuk ke poliklinik atau rawat

inap dilakukan wawancara oleh peneliti berdasarkan kuesioner FACT B + 4.

H. Jadwal Kegiatan

Jadwal Kegiatan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1.Jadwal Kegiatan.

NO

KEGIATANOkt 2016

Nov 2016

Des 2016

Jan 2016

Feb 2016

1 Penyusunan proposal

X X X

2 Pembahasan dengan pembimbing

X X X X X

3 Ujian proposal X

4 Pengambilan Data

X X X X

5 Penulisan laporan

X

20

I. Bagan Alur Penelitian

21

Pasien kanker payudara usia muda

Profil hormonal positif Profil hormonal negatif

Wawancara menggunakan kuesioner FACT-B + 4

Penghitungan skor berdasarkan skor keseluruhan (Overall Score of Quality of Life) dan skor sub-skala:

kesejahteraan fisik (Physical Well-Being/ PWB)

kesejahteraan sosial/keluarga (Social Well-Being/ SWB)

kesejahteraan emosional (Emotional Well-Being/ EWB)

kesejahteraan fungsional (Functional Well-Being/ FWB)

masalah khusus kanker payudara (Additional Concern)

Analisa Data

Skor baik Skor buruk

Keterangan Alur Penelitian:

Pasien kanker payudara yang berobat ke poli Bedah Onkologi atau

dirawat di RSDM, bila memenuhi kriteria inklusi akan dikelompokkan

berdasarkan profil hormonalnya, kemudian diwawancara menggunakan

kuesioner FACT-B.

Langkah berikutnya, hasil data yang didapat akan dihitung skor

keseluruhan (Overall Score of Quality of Life), serta dijumlahkan skor sesuai

dengan sub-skala yang ada dalam kuesioner, meliputi kesejahteraan fisik

(Physical Well-Being/ PWB), kesejahteraan fungsional (Functional Well-

Being/ FWB), kesejahteraan emosional (Emotional Well-Being/ EWB),

kesejahteraan sosial/keluarga (Social Well-Being/ SWB), dan masalah khusus

kanker payudara (Additional Concern). Kemudian skor-skor tersebut akan

dikategorikan menjadi skor baik dan skor buruk kemudian dianalisa.

J. Analisa Data

1. Analisis Bivariat

Data pada penelitian ini dianalisis dengan uji Chi Square untuk melihat

ada tidaknya hubungan antara variabel penelitian. Batas kemaknaan yang di

pakai adalah taraf signifikasi = 0,05

Uji statistic Chi Square

X2 =

Keterangan :

X2=Chi Square

22

N = Total Sampel

a = Jumlah sampel penderita kanker payudara usia muda dengan profil

hormonal positif

b = Jumlah sampel penderita kanker payudara usia muda dengan profil

hormonal negatif

c = Jumlah sampel penderita kanker payudara usia muda dengan skor baik

d = Jumlah sampel penderita kanker payudara usia muda dengan skor buruk

Uji kemaknaan dilakukan dengan menetapkan nilai α = 0,05 pada

interval kepercayaan 95% CI dengan kriteria sebagai beriku :

1. Jika p value > 0.05, maka H0 diterima dan uji statistik menunjukkan hasil

yang tidak bermakna

2. Jika p value ≤ 0.05, maka H0 ditolak dan uji statistik menunjukkan hasil

yang bermakna

Derajat hubungan antara faktor risiko dan faktor efek dilihat melalui

nilai Odds Ratio (OR). Odds Ratio membandingkan odds antara kelompok

terpajan dengan kelompok tidak terpajan.

Odds Ratio (OR) =

(Sastroasmoro dan Ismael, 2011)

Interpretasi nilai Odds Ratio pada interval kepercayaan 95% ialah :

OR < 1, variabel tersebut sebagai faktor protektif

OR = 1, variabel bukan merupakan faktor risiko

23

OR > 1, variabel merupakan faktor risiko

2 Analisis Multivariat

Analisis multivariat digunakan untuk melihat hubungan antara beberapa

variabel independent dengan satu variable dependent. Pada penelitian ini,

analisis multivariat digunakan untuk menyingkirkan faktor perancu

antarsubskala dalam FACT-B +4, yaitu kesejahteraan fisik (Physical Well-

Being/ PWB), kesejahteraan fungsional (Functional Well-Being/ FWB),

kesejahteraan emosional (Emotional Well-Being/ EWB), kesejahteraan

sosial/keluarga (Social Well-Being/ SWB), dan masalah khusus kanker

payudara (Additional Concern). .Metode statistik yang digunakan ialah regresi

logistik ganda (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

Regresi logistik ganda :

(Sastroasmoro dan Ismael, 2011)

Keterangan :

p = peluang terjadinya efek

x1 sampai xi = variabel perancu

sampai = koefisien regresi

a = koefisien constant

24

Lampiran 1. Formulir Informed Consent

Informed ConsentPersetujuan menjadi Responden

Sehubungan dengan penelitian tugas akhir saya tentang “HUBUNGAN PROFIL

HORMONAL DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA

USIA MUDA” sebagai syarat meraih gelar Spesialis Ilmu Bedah, saya :

Nama : dr. Luna Fitria Kusuma

NIM : S561302005

Jurusan : Program Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Bedah

Berniat meminta bantuan saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Responden nantinya diminta untuk menjawab kuesioner yang berisi tentang identitas

dan riwayat kesehatan responden. Saudara bebas memilih keikutsertaan dalam

penelitian ini tanpa ada paksaan apapun dan berhak mengundurkan diri dalam

penelitian ini sewaktu-waktu.

Saya berharap saudara bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Semua informasi yang saudara berikan terjamin kerahasiaannya.

Peneliti,

dr. Luna Fitria Kusuma

25

NIM. S561302005

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya telah membaca dan mengerti informasi yang tercantum pada lembar

informasi dan telah diberi kesempatan untuk mendiskusikan dan menanyakan hal

tersebut. Saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk ikut dan berhak

mengundurkan diri sewaktu-waktu dalam penelitian.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

nama :__________________________________

usia :__________________________________

alamat :__________________________________

pekerjaan :__________________________________

bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dan bersedia berkontribusi

dalam penelitian “HUBUNGAN PROFIL HORMONAL DENGAN KUALITAS

HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA USIA MUDA”.

Responden, Desember 2016

( ________________________ )

26

Lampiran 2. Kuesioner

Identitas Responden

1. Nama : ______________________________________

2. Tempat tanggal lahir : ______________________________________

3. Pekerjaan : ______________________________________

4. Pendidikan : ______________________________________

5. Stadium : _____________________________________

6. Jenis Operasi : _____________________________________

7. Lama Kemoterapi : _____________________________________

FACT-B + 4

Berikut ini adalah sebuah daftar pernyataan yang dikatakan penting oleh orang lain

dengan penyakit anda. Silakan lingkari atau tandai satu angka per baris untuk

mengindikasikan jawaban anda saat hal ini diterapkan dalam 7 hari terakhir.

Kesejahteraan Fisik Tidak

sama

sekali

Sedikit Agak Cukup Sangat

GP1 Saya mengalami kekurangan energi 0 1 2 3 4

GP2 Saya mual 0 1 2 3 4

GP3 Karena kondisi fisik daya, saya

mengalami kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan keluarga saya

0 1 2 3 4

GP4 Saya mengalami nyeri 0 1 2 3 4

27

GP5 Saya disusahkan oleh efek samping dari

pengobatan

0 1 2 3 4

GP6 Saya merasa sakit 0 1 2 3 4

GP7 Saya terpaksa menghabiskan waktu di

tempat tidur

0 1 2 3 4

Kesejahteraan Sosial/Keluarga Tidak

sama

sekali

Sedikit Agak Cukup Sangat

GS1 Saya merasa dekat dengan teman-teman

saya

0 1 2 3 4

GS2 Saya mendapatkan dukungan emosional

dari keluarga saya

0 1 2 3 4

GS3 Saya mendapatkan dukungan dari

teman-teman saya

0 1 2 3 4

GS4 Keluarga saya telah menerima penyakit

saya

0 1 2 3 4

GS5 Saya puas dengan komunikasi keluarga

saya tentang penyakit saya

0 1 2 3 4

GS6 Saya merasa dekat dengan pasangan

saya (atau orang yang merupakan

pendukung utama saya)

0 1 2 3 4

Q1 Tanpa menghiraukan tingkat aktivitas

seksual anda saat ini, tolong jawab

pertanyaan berikut ini. Jika anda lebih

0 1 2 3 4

28

suka tidak menjawabnya tolong tandai

kotak dan lanjutkan ke sesi berikutnya

GS7 Saya puas dengan kehidupan seks saya 0 1 2 3 4

FACT-B + 4

Silakan lingkari atau tandai satu nomor per baris untuk mengindikasikan jawaban

anda saat hal ini diterapkan dalam 7 hari terakhir.

Kesejahteraan Emosional Tidak

sama

sekali

Sedikit Agak Cukup Sangat

GE1 Saya merasa sedih 0 1 2 3 4

GE2 Saya puas dengan bagaimana saya

mengatasi penyakit saya

0 1 2 3 4

GE3 Saya kehilangan harapan dalam berjuang

melawan penyakit saya

0 1 2 3 4

GE4 Saya merasa gugup 0 1 2 3 4

GE5 Saya khawatir akan meninggal 0 1 2 3 4

GE6 Saya khawatir bahwa kondisi saya akan

semakin memburuk

0 1 2 3 4

Kesejahteraan Fungsional Tidak

sama

sekali

Sedikit Agak Cukup Sangat

29

GF1 Saya mampu bekerja (termasuk bekerja

di rumah)

0 1 2 3 4

GF2 Pekerjaaan saya (termasuk pekerjaan di

rumah) memenuhi

0 1 2 3 4

GF3 Saya dapat menikmati hidup 0 1 2 3 4

GF4 Saya telah menerima penyakit saya 0 1 2 3 4

GF5 Saya tidur nyenyak 0 1 2 3 4

GF6 Saya menyukai hal-hal yang biasa saya

lakukan untuk bersenang-senang

0 1 2 3 4

GF7 Saya puas dengan kualitas hidup saya

sekarang

0 1 2 3 4

FACT-B + 4

Silakan lingkari atau tandai satu nomor per baris untuk mengindikasikan jawaban anda saat

hal ini diterapkan dalam 7 hari terakhir.

Masalah lain Tidak

sama

sekali

Sedikit Agak Cukup Sangat

B1 Saya sesak nafas 0 1 2 3 4

B2 Saya sadar diri tentang cara saya

berpakaian

0 1 2 3 4

B3 Salah satu atau kedua lengan saya

bengkak atau empuk

0 1 2 3 4

B4 Saya merasa menarik secara seksual 0 1 2 3 4

B5 Saya disusahkan oleh rambut yang 0 1 2 3 4

30

rontok

B6 Saya khawatir bahwa anggota keluarga

saya yang lain suatu hari dapat

mengalami penyakit yang sama seperti

yang saya alami

0 1 2 3 4

B7 Saya khawatir dengan pengaruh terhadap

penyakit saya

0 1 2 3 4

B8 Saya disusahkan oleh perubahan pada

berat badan

0 1 2 3 4

B9 Saya dapat merasa seperti seorang

perempuan

0 1 2 3 4

P2 Saya memiliki bagian-bagian tertentu

pada tubuh saya dimana saya mengalami

rasa nyeri

0 1 2 3 4

Q6 Pada sisi manakah operasi payudara

anda?

Kanan Kiri (Lingkari salah satu)

B10 Gerakan lengan saya pada sisi ini

menimbulkan rasa sakit

0 1 2 3 4

B11 Saya memiliki sedikit jangkauan gerakan

pada sisi ini

0 1 2 3 4

B12 Lengan saya pada sisi ini terasa kebas

(mati rasa)

0 1 2 3 4

B13 Saya mengalami rasa kaku pada lengan

saya di sisi ini

0 1 2 3 4

31

DAFTAR PUSTAKA

Avis, N.E, Sybil Crawford, Janeeen M. 2005. Quality of Life among Younger Women with Breast Cancer. Journal of Clinical Oncology; 23 (10): 3324-3340

Burkitt H.G. 2007. Disorders of the Breast, Essential Surgery, Churchill Livingstone, New York, 539-54.

Castro, Mayela. 2013. Quality of Life in Female Breast Cancer Survivor in Panama. Scholar Commons University of Florida, 1-53.

Devita, 2008, Cancer Principles & Practice of Oncology, 8th edition, Lipincott Williams & Wilkins, 1595-654.

Dunnwald, LK, Rossing M.A. 2007. Hormone Receptor Status, Tumor Characteristics dan Prognosis: a Prospective Cohort of Breast Cancer Patients. Breast Cancer Research, 9 (1) R6.

Ellis, K, Mary R. Janevic, Trace Kershaw, Cleopatra H. Caldwell. Nancy K. Janz, Laurel Northouse. 2016. Meaning-based coping, Chronic Conditions and Quality of Life in Advanced Cancer and Caregiving. Journal of Psychological, Social and Behavioral Dimensions of Cancer. 10: 1002.

Esserman, Laura J, Elissa M Ozanne, Mitch Dowsett, Joyce M Slingerland, 2005. Tamoxifen may Prevent Both ER+ and ER- Breast Cancers and Select for ER- Carcinogenesis: an Alternative Hypothesis. Breast Cancer Research, 7 (6) R1153

Fejerman L, Mariana C. Stern, Elad Ziv, Esther M. John, Gabriella Torres-Meija, Lisa M Hines, Roger Wolff, Wei Wang, Kathy B. Baumgartner, Anna R Giuliano, Martha L., 2013. Genetic Ancestry Modifies the Association Between Geneti Risk Variants and Breast Cancer Risk among Hispanic and Non Hispanic White Women. Carcinogenesis Journal; 34 (8): 1787-1793.

Giwa Ashing K, Patricia A Ganz, Laura Petersen. Quality of Life of African-American and White Long Term Breast Carcinoma Survivors. American Cancers Society. 85 (2) 418-426.

Greene F.L. 2007. AJCC Cancer Staging Manual, Springer, 6th edition. New York 223-40.

32

Oliveira Indiara S, Luciola C.M, Ana C.T Mazoni, Cristina MN. 2014. Assesment of the Measurement Properties of Quality of Life Questionnaries in Brazilian Women with Breast Cancer. Brazilian Journal of Physical Therapy, 18 (4): 372-383.

Lari SA dan Kuerer Hari M. 2011. Biological Markers in DCIS and Risk of Breast Reccurence: a Systematic Review. Journal of Cancer, 2: 232-261.

Payne SJL, Bowen RL, Jones JL, Wells CA. 2008. Predictive Merkers in Breast Cancer- The Present. Histopathology: 52: 82-90.

Perry, Sheila, Theresa L Kolwaski, Chih-Hung Chang. 2007. Quality of Life Assesment in Women with Breast Cancer: Benefits, Acceptability and Utilization. Biomed Central Health and Quality of Life Outcomes, 5: 24.

Pinto E. Antonio, Filipa Areia, Teresa Pereira, Paula Cardoso, Mariana Aparicio, Giovani L Silva, Monica C Ferreira, Saudde Andre. 2013 Clinical Relevance of the Reappraisal of Negative Hormone Receptor Expression in Breast Cancer. SpringerPlus Open Journal, 2:375

Purdie CA, P. Quinlan, LB Jordan, A Ashfield, S Ogston, JA Dewar, AM Thomson. 2013. Progesterone Receptor Expression is an Independent Prognostic Variable in Early Breast Cancer: a Population-Based Study. British Journal of Cancer, 110: 565-572.

Rosai J., 2004. Rosai and Ackerman’s Surgical Pathology, 9th ed. Philadelphia: Elsevier, 1763-1877.

Rosen P.P, 2006. Diseases of the Breast. Philadelphia: Lipincott Raven, 395-401.

Sastroasmoro S, Ismael S. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke 4. Jakarta: Sagung Seto, 330-345.

Webster K, David Cella, Kathleen Yost. 2003. The Functional Assessment of Chronic Illness Therapy Measurement System: Properties, Applications and Intepretation. Biomed Central Health and Quality of Life Outcomes, 1: 79.

Widjaja, Jimmy. 2011. Role of Hormonal Status ER, PR and HER-2/neu with Breast Cancer Therapy. Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol 2, no.1.

Yager JD dan Davidson NE. 2006. Mechanism of Disease, Estrogen Carcinogenesis in Breast Cancer. New England Journal of Medicine. 354: 270-82.

Zhang, Mei Hong, Hong Tao Man, Xiao Dan, Zhao Ni Dong, Shi Liang Ma. 2013. Estrogen Receptor-Positive Breast Cancer Molecular Signatures and Therapheutic Potentials (Review). Biomedical Reports, 2: 41-52.

33