banksentral1415 mochammad aldo 023111208

Upload: mochammadaldodelyuzar

Post on 10-Mar-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kbs

TRANSCRIPT

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRISAKTI

TUGAS AKHIR SMESTER KEBANKSENTRALAN

Diajukan oleh :MOCHAMMAD ALDO023111208

JAKARTADESEMBER 2014

TUGAS 1

1. BI Rate

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.

FungsiBI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiapRapat Dewan Gubernurbulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk m8encapai sasaran operasional kebijakan moneter.Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar BankOvernight(PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.Penetapan BI RateJadwal Penetapan dan PenentuanPenetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan. Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam memengaruhi inflasi. Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapanstanceKebijakan Moneter dapat dilakukan sebelumRDGBulanan melalui RDG Mingguan.

Besar Perubahan BI RateRespon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate (secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25basis poin(bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps.

Judul:BIRate Tetap 7,75%

Tanggal:11-12-2014

Sumber Data:Departemen Komunikasi

Kontak:Contact Center BICARA : (62 21) 500 131 Fax.: (62 21) 386-4884, E-mail :[email protected]

Hits:649

Deskripsi:

Lampiran:

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 11 Desember 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,75%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 8,00% dan 5,75%. Tingkat suku bunga tersebut masih konsisten untuk memastikan tekanan inflasi jangka pendek pasca kebijakan realokasi subsidi BBM yang ditempuh Pemerintah akan tetap terkendali dan temporer sehingga akan kembali menuju ke sasaran 41% pada 2015. Kebijakan tersebut juga sejalan dengan langkah-langkah stabilisasi yang ditempuh selama ini untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat. Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga. Kebijakan moneter yang cenderung ketat tetap dilanjutkan untuk mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan, sementara kebijakan makroprudensial yang akomodatif ditempuh agar pengetatan moneter tersebut tidak menimbulkan risiko terhadap stabilitas sistem keuangan. Kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk mendukung penyaluran program sosial Pemerintah dan memperluas Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT). Selain itu, koordinasi kebijakan antara Bank Indonesia dan Pemerintah juga terus diintensifkan untuk menjaga stabilitas makroekonomi, khususnya dalam mengendalikan tekanan inflasi pasca kebijakan realokasi subsidi BBM dan defisit transaksi berjalan, serta mempercepat kebijakan reformasi struktural untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan.Di sisi global, pemulihan ekonomi dunia terus berlanjut meski tidak merata dan cenderung lambat. Perekonomian AS, yang menjadi motor pemulihan ekonomi global, terus menunjukkan perbaikan dan berada dalam siklus yang meningkat. Sejalan dengan itu, normalisasi kebijakan moneter the Fed terus berlangsung dengan kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) mulai triwulan II-2015 sehingga mendorong apresiasi dolar AS yang kuat terhadap hampir seluruh mata uang dunia dan meningkatkan risiko pembalikan modal asing dari emerging markets, termasuk Indonesia. Sebaliknya, perekonomian Eropa dan Jepang masih mengalami tekanan meskipun terus dilakukan stimulus dari sisi moneter. Perlambatan ekonomi Tiongkok juga terus berlangsung akibat proses rebalancing ekonomi yang ditempuhnya. Perkembangan ini telah mendorong harga komoditas global khususnya komoditas mineral dan pertanian menurun lebih besar dari yang diperkirakan. Pola pertumbuhan ekonomi dunia dan penurunan harga komoditas tersebut berpengaruh terhadap struktur ekspor Indonesia dengan meningkatnya ekspor manufaktur dan masih tertekannya ekspor komoditas primer. Sementara itu, harga minyak dunia menurun drastis dan diperkirakan akan berlanjut di tahun 2015 seiring dengan pasokan yang meningkat dari AS di tengah permintaan dunia yang melambat. Secara keseluruhan, sebagai negara yang net importer dalam minyak, penurunan harga minyak dunia akan berpengaruh positif terhadap perekonomian Indonesia, baik dari sisi fiskal, neraca pembayaran maupun pertumbuhan ekonomi.Di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2014 diperkirakan masih melambat meskipun akan mulai kembali membaik di triwulan I-2015. Konsumsi diperkirakan sedikit melambat pada triwulan IV-2014, terutama didorong oleh masih melambatnya konsumsi pemerintah sejalan dengan program penghematan dan melambatnya konsumsi rumah tangga sebagai dampak dari kenaikan inflasi. Konsumsi akan kembali meningkat lebih tinggi pada triwulan I-2015 didorong oleh kenaikan konsumsi Pemerintah seiring dengan membesarnya ruang fiskal. Meningkatnya pertumbuhan konsumsi tersebut akan mendorong kenaikan investasi baik bangunan maupun non-bangunan. Dari sisi eksternal, meskipun terjadi peningkatan ekspor manufaktur, secara keseluruhan pertumbuhan ekspor masih terbatas akibat masih tertekannya ekspor komoditas sejalan dengan melambatnya permintaan negara emerging market. Untuk keseluruhan tahun 2014, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mendekati batas bawah kisaran 5,1-5,5%, namun kembali meningkat di triwulan I-2015 dan diperkirakan akan mencapai kisaran 5,4-5,8% pada 2015.Kinerja neraca pembayaran semakin sehat dengan menurunnya defisit transaksi berjalan dan besarnya surplus neraca modal. Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus 0,02 miliar dolar AS pada Oktober 2014 setelah pada bulan sebelumnya mengalami defisit sebesar 0,26 miliar dolar AS. Kinerja positif tersebut didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat seiring kenaikan ekspor manufaktur, seperti ekspor produk otomotif. Sementara itu, dari neraca finansial, aliran masuk modal asing tetap besar didorong oleh persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik. Secara akumulatif hingga November 2014, aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan Indonesia telah mencapai 17,75 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2014 menjadi 111,1 miliar dolar AS, setara 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.Kuatnya apresiasi mata uang dolar AS sejalan dengan normalisasi kebijakan Fed memberikan tekanan pelemahan terhadap hampir semua mata uang dunia, termasuk Rupiah. Pada November 2014, rupiah secara rata-rata melemah sebesar 0,21% (mtm) ke level Rp12.167 per dolar AS, sejalan dengan melemahnya hampir semua mata uang dunia. Perbaikan neraca perdagangan dan terkendalinya inflasi pada bukan Oktober 2014 kurang mampu mengimbangi kuatnya tekanan terhadap Rupiah dari apresiasi dolar AS tersebut. Tekanan terhadap Rupiah tertahan oleh optimisme terhadap perekonomian ke depan pasca kebijakan reformasi subsidi yang dilakukan oleh Pemerintah. Dibandingkan dengan mata uang negara-negara lain, tingkat depresiasi Rupiah termasuk yang relatif rendah. Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya.Inflasi yang terkendali dan rendah hingga Oktober 2014 kembali meningkat pada November 2014, terutama didorong oleh dampak kenaikan harga BBM. Inflasi IHK mencapai 6,23% (yoy), meningkat dari 4,83% (yoy) pada bulan Oktober 2014. Inflasi administered prices meningkat terutama didorong oleh kenaikan harga BBM bersubsidi, tarif angkutan darat dan tarif tenaga listrik (TTL). Sementara itu, inflasi volatile food juga meningkat didorong kenaikan harga aneka cabai yang tinggi. Sebaliknya, inflasi inti relatif terjaga sebesar 4,21% (yoy). Bank Indonesia memperkirakan dampak kenaikan harga BBM akan berlangsung secara terkendali dan temporer sekitar tiga bulan, dengan puncaknya pada bulan Desember 2014. Menghadapi hal itu, langkah-langkah koordinasi dengan Pemerintah diperkuat, khususnya dalam meminimalkan dampak lanjutan (second round effect) kenaikan harga BBM bersubsidi, khususnya terkait tarif transportasi. Selain itu, koordinasi juga perlu difokuskan pada upaya memperkuat pasokan bahan pangan agar tidak memberikan tambahan tekanan kenaikan harga. Dengan langkah-langkah tersebut inflasi pada akhir tahun 2015 diperkirakan terkendali dalam kisaran 4 1%.Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan relatif terjaganya kinerja pasar keuangan. Ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga, serta dukungan modal yang kuat. Pada Oktober 2014, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih tinggi, sebesar 19,6%, jauh di atas ketentuan minimum 8%, sedangkan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah dan stabil di kisaran 2,0%. Sementara itu, pertumbuhan kredit melambat menjadi 12,62% (yoy) pada Oktober 2014, lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya 13,16%(yoy). Pertumbuhan DPK pada Oktober 2014 tercatat sebesar 13,93% (yoy) meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 13,32% (yoy). Perbankan cenderung masih selektif dalam menyalurkan kredit baru namun penolakan terhadap permohonan kredit baru cenderung menurun. Rasio Undisbursed Loan (UL) yang cenderung stabil juga menunjukkan bahwa korporasi masih bersikap wait and see terhadap prospek pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, kondisi likuiditas perbankan relatif terjaga dan membaik seiring dengan operasi keuangan pemerintah yang lebih ekspansif. Kedepan, pertumbuhan DPK dan kredit diperkirakan akan meningkat sehingga mencapai, masing-masing, sebesar 14-16% dan 15-17%. Sementara itu, kinerja pasar modal juga membaik, tercermin pada IHSG yang berada dalam tren meningkat.Jakarta, 11 Desember 2014Departemen KomunikasiPeter JacobsDirektur

2. DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIAPengangkatan dan Pemberhentian Dewan GubernurDalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur. Dewan ini terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin, dibantu oleh seorang Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang-kurangnya empat atau sebanyak-banyaknya tujuh Deputi Gubernur. Masa jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur selama 5 tahun dan dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 kali masa jabatan berikutnya.Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Calon Deputi Gubernur diusulkan oleh Presiden berdasarkan rekomendasi dari Gubernur Bank Indonesia. (vide Pasal 41 UU No.3 Tahun2004 yang mengubah UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia). Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia tidak dapat diberhentikan oleh Presiden, kecuali bila mengundurkan diri, terbukti melakukan tindak pidana kejahatan, tidak dapat hadir secara fisik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dinyatakan pailit atau tidak mampu memenuhi kewajiban kepada kreditur, atau berhalangan tetap.Pengambilan KeputusanSebagai suatu forum pengambilan keputusan tertinggi, Rapat Dewan Gubernur diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter, serta sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan moneter atau menetapkan kebijakan lain yang bersifat prinsipil dan strategis. Pengambilan keputusan dilakukan dalam Rapat Dewan Gubernur, atas dasar prinsip musyawarah demi mufakat. Apabila mufakat tidak tercapai, Gubernur menetapkan keputusan akhir.Dewan Gubernur

Gubernur : Agus D.W. MartowardojoDeputi Gubernur Senior : Mirza AdityaswaraDeputi Gubernur : Halim AlamsyahDeputi Gubernur : Ronald WaasDeputi Gubernur : Perry Warjiyo Deputi Gubernur : Hendar

TUGAS 2

1. Too big to fail TBTF merupakan keadaan/peristiwa yang menentukan tentang saat diberikannya bantuan pemerintah (bail out) kepada satu atau lebih lembaga keuangan swasta (bank atau non-bank), dalam bentuk bantuan keuangan maupun bantuan lain yang menimbulkan kewajiban keuangan tertentu dipihak pemerintah, yang pada gilirannya akan dibebankan kepada para pembayar pajak.

2. Domino effectEfek Domino adalah sebuah metafora dari sebuah kejadian beruntun dan berkaitan akibat dua peristiwa atau lebih. Layaknya sebuah rangkaian domino yang diletakkan berjajar satu dengan yang lain, ketika satu dari rangkaian tersebut diganggu mengakibatkan domino lainnya ikut terganggu.

3. Giro wajib minimumGiro Wajib Minimum (Statutory Reserve)/GWMadalh simpanan minimum yang harus dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK.

4. Rasio cadangan wajib (reserve requitment ratio)Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.

5. Oprasi pasar terbuka (open market operation)Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

6. Lembaga penjamin simpananLembaga Penjamin Simpanan (LPS)adalah suatulembaga independenyang berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan diIndonesia. Badan ini dibentuk berdasarkanUndang-undangRepublik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang ditetapkan pada22 September2004. Undang-undang ini mulai berlaku efektif 12 bulan sejak diundangkan sehingga pendirian dan operasional LPS dimulai pada 22 September2005.

7. Pengawasan Kredit dengan Selektif (selective credit control)salah satu bentuk pengawasan kredit secara selektif (selective credit control) adalah dengan menggunakan moral (moral persuasion). Dengan cara ini, Bank Sentral secara informal turut mempengaruhi kebijakan bank-bank umum, khusunya dibidang perkreditan. Kebijakan nomor a, b, dan c disebut pengawasan kredit secara kuantitatif (quantitative credit control), sedangkan cara disebut pengawasan kredit secara kualitatif (qualitative credit control).

8. Kebijakan Dorongan Moral (Moral Suasion)Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

9. Prof. Dr. Soemitro DjojohadikusumoProf. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo (lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 29 Mei 1917 meninggal di Jakarta, 9 Maret 2001 pada umur 83 tahun) adalah salah seorang ekonom Indonesia yang terkenal. Murid-muridnya banyak yang berhasil menjadi menteri pada era Suharto seperti JB Sumarlin, Ali Wardhana, dan Widjojo Nitisastro. Selain itu, Soemitro juga merupakan ayah dari Mantan Danjen Kopassus, Prabowo Subianto, ayah mertua dari mantan Gubernur Bank Indonesia, Soedradjad Djiwandono, dan juga besan dari mantan Presiden Indonesia, Soeharto.

Soemitro adalah anak dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua DPAS pertama dan anggota BPUPKI.

Dalam pemerintahan, posisi yang pernah diembannya adalah sebagai Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Riset atau Menristek saat ini.

TUGAS 31. SUKU BUNGA KREDIT DARI INVESTASIIndustri perbankan diperkirakan akan menaikkan suku bunga kredit pada kuartal II ini. Semua sektor akan mengalami kenaikan.Survei Perbankan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, untuk kredit dalam bentuk rupiah, kenaikan tertinggi terjadi pada bunga untuk kredit modal kerja sebesar 20 basis poin menjadi rata-rata 13,53%.Kenaikan tertinggi kedua dialami oleh suku bunga kredit investasi yang mengalami kenaikan sebesar 11 basis poin menjadi rata-rata 13,04%. Kenaikan tertinggi ketiga adalah suku bunga kredit konsumsi yang mengalami kenaikan sebesar 8 basis poin menjadi rata-rata 14,82%.Untuk bunga kredit dalam bentuk valuta asing (valas), kenaikan tertinggi terjadi pada bunga kredit investasi sebesar 6 basis poin menjadi rata-rata 6,50%. Tertinggi kedua adalah suku bunga kredit modal kerja yang sebesar 5 basis poin menjadi rata-rata 6,28%.Sedangkan untuk suku bunga kredit konsumsi dalam bentuk valuta asing tidak mengalami perubahan tetap di level 6,60%.Khusus untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) juga mengalami kenaikan sebesar 13 basis poin menjadi 12,35%. Sedangkan untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) mengalami kenaikan kenaikan sebesar 19 basis poin menjadi 13,73%.Survei perbankan merupakan survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia kepada 42 bank umum yang berkantor pusat di jakarta. Ke-42 bank ini mempunyai pangsa kredit sekitar 80% dari nilai total kredit bank umum secara nasional.Bank Indonesia melakukan survei ini untuk mengetahui kebijakan perbankan dalam penyaluran kredit dan penentuan suku bunga.

2. Pro dan kontra kebijakan Presiden Joko Widodo dalam menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih menjadi perdebatan oleh beberapa pihak.

Khususnya para tokoh maupun pengamat.Pengamat dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens justru mendukung kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Boni menyatakan mendukung kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak menjadi Rp 8.500 per liter.Menurut Boni, kenaikan harga BBM itu hanyalah upaya pengalihan subsidi dari BBM yang konsumtif ke program kerakyatan substantif seperti kartu sehat dan kartu pintar."Saya kira, memberdayakan rakyat lebih penting makanya kenaikan ini bisa diterima. Kita semua tahu, celah fiskal sempit di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," kata Boni, Selasa (18/11).Lebih lanjut, Boni menegaskan pemerintah tidak bisa bekerja kalau tidak ada dananya, oleh karena itu kenaikan harga BBM adalah solusi jangka pendek untuk tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan kualitas hidup rakyat."Yang paling penting adalah menyelamatkan rakyat miskin karena kita sedang dalam masa transisi. Kalau fondasi ekonomi sudah kuat, seluruh rakyat akan aman," ungkap Boni.Boni menjelaskan orientasi jokowi adalah membangun kualitas manusia Indonesia, secara langsung dan nyata, bukan hanya wacana. Itu sebabnya Presiden berani mengambil keputusan berisiko seperti ini."Dia bekerja untuk perubahan, bukan untuk citra. Itulah bedanya dengan pemerintahan sebelumnya," terang Boni.Boni kembali mengingatkan agar tugas penting kedepan adalah bagaimana pemerintah serius menjalankan program kartu sakti dan program lain yang diarahkan pada pembangunan manusia."Saya kira tugas kedepan itu yang penting. Tidak mudah memang menolak kritik dari pendapat yang tidak setuju dengan keputusan ini," bebernya.Ia menggambarkan, seorang anak kecil yang senang bermain tak senang kalau disuruh belajar dan berdoa. Dia tidak mengerti apa artinya buat dia. Tapi itulah cara terbaik orang tua menyelamatkan masa depan anaknya."Seperti itulah kurang lebih analogi kebijakan pengalihan subsidi yang dijalankan pemerintahan Jokowi saat ini," pungkasnya.Untuk diketahui, kenaikan harga BBM itu sebesar Rp.2.000 untuk jenis Premium menjadi Rp.8.500 dan Solar Rp.7.500.

3. INFLASI

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan dibeberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadapbeberapa jenis barang/jasa di setiap kota.Indikator inflasi lainnya berdasarkaninternational best practiceantara lain:1. Indeks Harga Perdagangan Besar(IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas. [Penjelasan lebih detail mengenai IHPB dapat dilihat pada web site Badan Pusat Statistikwww.bps.go.id]2. Deflator Produk Domestik Bruto(PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.

Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :Inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun)Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% per tahun)Inflasi berat (antara 30% sampai 100% per tahun)Hiperinflasi(lebih dari 100% per tahun)

4. Nilai simpanan yang dijamin oleh LPS paling tinggi sebesar Rp 2 milyar per nasabah per bank sejak tanggal 13 Oktober 2008. Apabila seorang nasabah mempunyai beberapa rekening simpanan pada satu bank, maka untuk menghitung simpanan yang dijamin, saldo seluruh rekening tersebut dijumlahkan. Nilai simpanan yang dijamin tersebut meliputi pokok ditambah bunga untuk bank konvensional, atau pokok ditambah bagi hasil yang telah menjadi hak nasabah untuk bank syariah.

5. Berapa persen dana LPS dari setiap BankPernyataan tersebut merespons pantauan Bank Indonesia terhadap suku bunga simpanan dan kredit perbankan per April 2014 masih terus naik. Pada bulan itu, suku bunga deposito berjangka waktu satu bulan, misalnya meningkat dari 7,98 persen menjadi 8,1 persen.

Adapun suku bunga deposito untuk jangka waktu tiga bulan, meningkat dari 8,27 persen menjadi 8,35 persen. Sedangkan deposito jangka waktu enam bulan tercatat naik dari 8,24 persen menjadi 8,44 persen dan deposito jangka waktu 12 bulan meningkat dari 7,41 persen menjadi 7,8 persen.6. Siapakah ketua LPSHeru Budiargo

7. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai SUN, ORI dan SUKUK.SUN merupakan surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. Penerbitan SUN bertujuan untuk membiayai defisit APBN, menutupi kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian antara arus kas penerimaan dan pengeluaran dari rekening kas Negara dalam satu tahun anggaran(cash-mismatch) dan mengelola portfolio hutang Negara.

SUN ini sangat diminati baik swasta dan pihak Asing dalam membeli/menempatkan uang nya di SUN, karena bunga yang relatif tinggi dan aman. Aman karena SUN merupakan bentuk deposito/ surat berharga yang di keluarkan negara. Namun, informasi yang diperoleh dari Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto beberapa waktu yang lalu, pada lelang Surat Utang Negara (SUN) pemerintah menyerap dana sebesar Rp 5,2 triliun. Dibandingkan pada lelang sebelumnya pemerintah berhasil menyerap dana hingga Rp 6,72 triliun.

Beberapa teman investor mengatakan penurunan ini disebabkan oleh yield yang tidak menarik bagi investor sehingga banyak investor yang mengalihkan investasinya pada instrumen lain yang lebih menguntungkan ketimbang pada SUN Obligasi lebih umum dari SUN, seperti kita ketahui, pengertian obligasi adalah Sebuah sertifikat atau bukti suatu hutang berdasarkan mana perusahaan emiten atau badan hukum pemerintah berjanji untuk membayar para pemegang obligasi suatu jumlah bunga tertentu, dan untuk membayar kembali hutang tersebut pada tanggal jatuh tempo. Berdasarkan Pasal 70 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, jangka waktu minimal bagi obligasi adalah 1 tahun. Bunga dalam pengertian obligasi konvensional di atas merupakan klausula penting dalam penerbitan obligasi.

Ada tiga jenis obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia,pertamaadalah Corporate Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.Ke duaGovernment Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Danke tigaadalah Retail Bonds : obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.

Obligasi Ritel Indonesia (ORI) diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia sejak Agustus 2006.Definisinya adalah surat berharga milik pemerintah yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan. Tujuan penerbitan ORI tersebut adalah memberikan kesempatan kepada individu untuk memiliki surat berharga yang diterbitkan pemerintah. Melalui ORI itulah, investor individual dapat menanam dananya dengan nilai yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan bila berinvestasi di obligasi biasa.

Harga Obligasi berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal. Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:

1.Par (nilai Pari) : Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.

2.At premium (dengan Premi) : Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.

3.At discount (dengan Discount) : Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

Terakhir adalah Obligasi Syariah atau yang lazim disebut sukuk adalah surat berharga jangka panjang berbasis prinsip syariah Islam yang dikeluarkan oleh perusahaan atau institusi dengan maksud memperoleh pembiayaan uang dari investor obligasi. Berbeda dengan obligasi konvensional, obligasi syariah tidak mengenal bunga. Karena dalam Islam bunga atau riba adalah haram hukumnya. Karena telah memperoleh pinjaman uang, tentu saja emiten atau penerbit obligasi harus memberikan imbalan kepada para investor pembeli obligasinya. Imbalan yang diberikan dapat berupa pembagian hasil, margin pendapatan ( fee), atau sewa.

Obligasi syariah juga ada yang diterbitkan secara retail yang kita kenal dengan nama Surat Berharga Syariah Negara Ritel (Sukuk Ritel) adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset Surat Berharga Syariah Negara, yang dijual kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual, dengan volume minimum yang telah ditentukan.

Istilah sukuk berasal dari bentuk jamak dari bahasa Arab "sak" atau sertifikat. Secara singkat The Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat bernilai sama yang merupakan bukti kepemilikan yang tidak dibagikan atas suatu asset, hak manfaat, dan jasa-jasa atau kepemilikan atas proyek atau kegiatan investasi tertentu.

Seperti dijelaskan di atas sukuk pada prinsipnya mirip seperti obligasi konvensional, dengan perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, dan adanya aqad atau penjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir.

Di Indonesia, pasar keuangan syariah, termasuk pasar sukuk juga tumbuh secara cepat, meskipun proporsinya dibandingkan pasar konvensional masih relatif sangat kecil. Untuk keperluan pengembangan basis sumber pembiayaan anggaran negara dan dalam rangka pengembangan pasar keuangan syariah dalam negeri, Pemerintah telah menyusun RUU tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). UU SBSN tersebut akan menjadi legal basis bagi penerbitan dan pengelolaan Sukuk Negara atau SBSN. Hasil Imbal Balik.

Telah disampaikan di atas bahwa hasil imbal balik yang diberikan oleh SUN, karena nilai nominalnya yang besar itu, biasanya SUN memperoleh bunga yang lebih tinggi di atas ORI. Sebagai ilustrasi, untuk berinvestasi di ORI, kita hanya membutuhkan Rp 5 juta, sedangkan untuk investasi langsung di SUN (mengikuti pelelangan lewat bank/institusi peserta lelang) dibutuhkan modal sebesar Rp 5 Miliar. Ada juga beberapa bank yang menawarkan investasi di SUN (tanpa mengikuti pelelangan), tetapi biasanya yield/hasilnya sedikit dibawah yield hasil pelelangan, dan nominal yang dibutuhkan pun tetap besar, sekitar Rp 500 juta.

Bagimana dengan imbal hasil yang diberikan ORI. Misalnya, salah satu produk ORI direncananya akan memberikan kupon sebesar 8,25% per tahun yang berarti setelah pajak menjadi 6,60% per tahun. Melihat karakteristik ORI sangat layak jika ORI dibandingkan dengan suku bunga deposito bulanan ditambah dengan hadiah yang totalnya saat ini yang berada di kisaran 7% bahkan 8% per tahun setelah pajak. Ada selisih imbal hasil antara ORI dengan deposito bank hampir sebesar 1-2% per tahun.

Pertanyaannya, apakah selisih tersebut cukup untuk mengkompensasi "kekurangan" ORI dibanding deposito yaitu dalam hal tenor, likuiditas dan transparansi harga. Sedangkan imbal balik yang diberikan oleh sukuk, misalnya, 12%, Fixed coupon, ditentukan di awal akad (predetermined), dan dibayarkan secara periodik setiap bulan.dimana nilai satuan perunit adalah Rp 5.000.000,00 dan kelipatannya.

Berikut adalah perhitungannya: - Imbalan = 12 % x Rp 10.000.000,00 x 1/12 = Rp 100.000,00 setiap bulan sampai dengan saat dijual - Capital Loss = Rp 10.000.000,00 x (95%-100%) = - Rp 500.000,00 - Nilai Nominal yang diterima saat dijual Rp 9.500.000,00 yang berasal dari Nilai Nominal Sukuk Ritel sebesar =Rp 10.000.000,00 + Capital Loss. - Total yang diperoleh pada saat dijual = Imbalan + Nilai Nominal pada saat dijual = Rp 9.600.000,00 Dengan catatan perhitungan di atas belum memperhitungkan biaya-biaya transaksi dan biaya transaksi penjualan di Pasar Sekunder, juga pajak.

Apa yang harus kita lakukuan apabila kita akan menempatkan dana kita pada ketiga instrumen ini? Pertama, kita perlu sungguh-sungguh memperhatikan horison investasi kita jika hendak membeli SUN, ORI dan SUKUK karena memiliki tenor (jangka waktu sampai jatuh tempo) tiga tahun.

Kemudian, di tengah kecenderungan kenaikan suku bunga yang dilakukan beberapa bank belakangan ini yang cenderung meningkat, maka kondisi ini tentunya akan berdampak kepada hasil imbal baik ke tiga produk ini. Dimana hasil imbal balik ketiga produk ini berbanding terbalik dengan hasil imbal balik produk bank, deposito misalnya.

Selanjutnya adalah konsisi ekonomi global, dimana harga minyak yang cenderung naik akibat eskalasi krisis Timur Tengah, peluang suku bunga untuk tidak turun atau bahkan naik juga ada. Selain itu, adalah karena kepanikan sejumlah investor yang mengakibatkan terkurasnya likuiditas karena penurunan harga obligasi yang luar biasa. Memang tidak terkait dengan faktor utama penentu harga obligasi seperti pergerakan suku bunga maupun kemampuan bayar emiten; sehingga peristiwa itu bisa kita golongkan sebagai kejadian luar biasa.

Namun, bagaimana pun, apabila bagi kita yang memiliki horison investasi kurang dari tiga tahun, perlu mempertimbangkan hal-hal di atas. Mungkin bagi anda yg termasuk golongan moderate risk, tidak mau ambil resiko terlalu banyak, maka pilihan investasi anda (setelah porsi deposito) adalah bonds dan stocks.

Lalu pertanyaan anda adalah: berapa persen saya taruh di bonds dan berapa di stocks? Banyak konsultan akan menganjurkan formula 100 dikurangi umur. Artinya berapa nilai angka 100 dikurangi umur menjadi prosentasi untuk stocks dan sisanya bonds. Jadi kalau usia anda 40 tahun maka porsi stocks 60% dan porsi bonds 40%. Artinya semakin tua dianjurkan semakin memiliki porsi bonds lebih banyak dari porsi stocks.

TUGAS 4

1. Quantitative Easing America dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia Dampak Kebijakan QE bagi Indonesia

Banyaknya dana yang dialirkan ke pasar tidak sebanding dengan kemampuan perekonomian untuk menyerap. Hal ini terjadi karena perputaran pasar uang bergerak lebih cepat dari sektor riil itu sendiri. Hal ini salah satunya diakibatkan karena perlambatan perekonomian dunia dari 3,1% di tahun 2011 menjadi 2,5% di tahun 2012. Akibatnya banyak dana yang tidak terserap atau yang biasa dikenal dengan liquidity excess. Dana yang menganggur ini memicu investor untuk mengalirkannya ke surat utang di negara emerging market seperti Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari penguatan indeks saham.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus membaik tentu saja menjadi daya tarik bagi investor. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 6% per tahunnya. Aliran investasi asing ini jika masuk ke sektor riil tentu saja akan memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Capital inflow ini harus diwaspadai oleh Bank Indonesia. Yang ditakutkan adalah bila dana ini lebih banyak di sektor portofolio ataupun saham. Bagi Indonesia sendiri adanya QE akan menyebabkan capital inflow yang cukup tinggi karena kita menawarkan pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan negara Eropa dan Amerika Serikat. Dampak buruknya hal ini dapat memicu inflasi. Banyaknya arus modal yang masuk ini akan mengapresiasi rupiah sehingga apabila tidak ditanggulangi maka akan berdampak pada ekspor Indonesia. Selain itu, derasnya arus investasi yang masuk dikhawatirkan hanya akan membanjiri pasar uang. Hal ini terjadi karena aset sektor keuangan meningkat tanpa diikuti secara seimbang oleh sektor riil atau yang dulu kita kenal dengan bubble economy. Ketika perekonomian Amerika Serikat semakin membaik, kemungkinan terjadinya capital flight tidak dapat dihindari lagi.

Mengingat dampak masa depan adanya capital inflow tersebut, Bank Indonesia memberlakukan beberapa kebijakan guna membatasi investasi asing yang berlebih yang bersifat hedge funds. Diantaranya:Kebijakan vostro account atau pembatasan besaran saldo harian utang luar negeri bank jangka pendek yang bertujuan untuk mengelola capital inflow.Memperpanjang batas minimal tenor untuk promissory notes dan deposito berjangka.Penurunan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen pada awal Februari 2012.

Tentu saja Bank Indonesia tidak dapat berdiri sendiri untuk melakukan pembatasan ini. Diperlukan bauran kebijakan dengan kebijakan fiskal juga. Bauran kebijakan tersebut tentu saja dengan melihat kesiapan perekonomian sektor riil untuk menyerap hot money ini.

2. Isi Bassel 3"Basel III" is a comprehensive set of reform measures, developed by the Basel Committee on Banking Supervision, to strengthen the regulation, supervision and risk management of the banking sector. These measures aim to: improve the banking sector's ability to absorb shocks arising from financial and economic stress, whatever the source improve risk management and governance strengthen banks' transparency and disclosures.

The reforms target: bank-level, or microprudential, regulation, which will help raise the resilience of individual banking institutions to periods of stress. macroprudential, system wide risks that can build up across the banking sector as well as the procyclical amplification of these risks over time. These two approaches to supervision are complementary as greater resilience at the individual bank level reduces the risk of system wide shocks.

3. Hubungan antara inflasi dan nilai tukarHubungan Inflasi dan Nilai Tukar Variabel kurs Dollar Amerika Serikat memiliki hubungan yang signifikan positif terhadap inflasi di Indonesia. Melemahnya nilai rupiah terhadap mata uang asing yang disebabkan oleh hutang luar negeri pemerintah maupun sektor swasta yang membengkak, berakibat pada menurunnya harga barang-barang ekspor kita diluar negeri, sehingga barang ekspor kita menjadi lebih murah dibandingkan dengan barang-barang dari negara lain. Penurunan harga tersebut menyebabkan peningkatan pada penjualan (hukum permintaan apabila harga barang menurun maka jumlah barang yang diminta akan bertambah), sehingga penerimaan ekspor kita meningkat serta kemampuan untuk mengimpor barang juga meningkat maka supply barang di dalam negeri akan meningkat yang akan berdampak pada penurunan harga barang tersebut.

Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi, bertambahnya barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga. Berarti setiap terjadi depresiasi rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat maka akan meningkatkan permintaan uang di Indonesia, demikian juga sebaliknya. Hal ini disebabkan ketika nilai rupiah terdepresiasi maka harga barang-barang impor menjadi lebih mahal sehingga diperlukan rupiah yang lebih banyak guna untuk membeli barang impor tersebut (Prasojo, 2003)

4. Neraca BI terbaruhttp://www.bi.go.id/id/publikasi/neraca-pembayaran/Documents/Laporan%20NPI%20Tw.%20I-2014.pdf5. Makro Prudential & Mikro PrudentialMengutip penjelasan dalam buletin Gerai Info yang diterbitkan oleh BI, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kebijakan makroprudensial yang menjadi tugas utama BI adalah seluruh upaya yang dilakukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Apapun bentuknya.Di Indonesia, ketika risiko instabilitas sistem keuangan berasal dari tekanan inflasi dan volatilitas nilai tukar rupiah, maka kebijakan makroprudensial yang diambil oleh BI akan selalu mengarah kepada usaha untuk menuntaskan kedua masalah tersebut. Sebut saja, misalnya, pengetatan moneter melalui penaikan suku bunga acuan.Ketika suku bunga acuan naik, maka secara otomatis akan mengerek bunga kredit perbankan. Akibatnya bisa ditebak, yakni permintaan kredit akan melambat. BI sengaja mengambil kebijakan ini untuk menjaga pertumbuhan kredit agar tidak terlalu tinggi, terutama kredit konsumsi yang ditopang oleh kredit perumahan dan kendaraan. BI tak mau ada pertumbuhan yang terlampau cepat karena dapat mengancam stabilitas jika mendadak terjadi krisis keuangan.Di sisi lain, BI juga senantiasa menjaga nilai tukar rupiah agar selalu stabil. Stabil, bukan selalu berarti rendah, namun disesuaikan dengan kebutuhan.Kebijakan makroprudensial dimulai sejak tahap awal yakni pemetaan dan pemantauan risiko, hingga berlanjut ke tahap pemilihan instrumen kebijakan yang diperlukan beirkut implementasinya. Tahap terakhir adalah evaluasi untuk mengetahui efektivitas tindakan yang diambil.5. KASUS CENTURY

Direktur Utama PT Century Mega Investindo, Robert Tantular akhirnya menyelesaikan pemeriksaannya di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kali ini, Robert bersaksi dalam kasus kasus pemberian Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP) dana talanganatau bail outBank Century. Sampai akhirnya, bank milik Robert itu mendapat kucuran Rp 6,7 triliun setelah dinyatakan sebagai bank gagal berdampak sistemik.

Usai diperiksa selama lebih dari 4 jam, Robert berkenan membeber 'secuplik' kronologi pemberian dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun dari Bank Indonesia yang akhirnya bermasalah secara hukum.

"Saya ceritakan kronologisnya. Pada 29 Oktober 2008, Direksi Bank Century mengajukan permohonan fasilitas aset kepada Bank Indonesia. Kami minta sebesar Rp 1 triliun, tapi tak pernah diberikan," ujar Rober Tantular di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (13/9/2013).

Robert menjelaskan akibat tak dipenuhinya permohonan tersebut, Bank Century akhirnya dinyatakan kalah kliring 13 November 2008. Namun sehari setelah itu, Bank Indonesia tiba-tiba memenuhi permohonannya.

"FPJP baru diberikan pada 14 November 2008. Dan sampai 18 November 2008 total yang diberikan Rp 689 miliar dari BI," tutur Robert.

"21 November 2008, LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) mengambil alih Century. Mulai pengucuran danabailoutdari 24 November sampai 21 juli 2009, total Rp 6,7 triliun. Tapi itu saya sudah ditahan pada 25 November 2008," lanjut Robert.

Pada kesempatan itu, Robert juga mengungkapkan bahwa terkait permohonan FPJP dirinya pernah mendatangi Departemen Keuangan yang saat itu menterinya dijabat oleh Boediono. "Saya datang ke Depkeu. Tapi tidak dilibatkan dan diikutsertakan dalam rapat," imbuh Robert.

Sayang, Robert hanya berkenan membeber kronologi mega-skandal ini hanya sampai titik ini. Selebihnya, Robert berjanji menjelaskan secara rinci mengenai kasus yang diduga melibatkan sejumlah petinggi negeri ini.

"Nanti minggu depan dilanjutkan lagi," kata Robert yang langsung masuk ke mobil tahanan yang membawanya ke Rutan Cipinang tempat ia menghabiskan masa tahanan.

Dalam perkara Century, KPK menetapkan Budi Mulya sebagai tersangka. Budi disebut-sebut sebagai pihak yang bertanggung jawab terkait kucuran dana bail out Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun. Meski telah diusut sejak 3 tahun lalu,bailoutBank Century baru menetapkan Deputi V Bidang Pengawasan Bank Indonesia, Budi Mulya sebagai tersangka.

Budi dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab terkait kucuran dana Bail Out Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun.

Sejumlah saksi telah diperiksa untuk pengungkapan kasus ini. Mereka adalah Direktur Bank Dunia Sri Mulyani, Ketua OJK Muliaman Hadad, mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, dan yang terbaru Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany.

TUGAS 51. Anggota BSBI terbaru

Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat memutuskan lima anggota baru Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI). "Penunjukkan para anggota BSBI disepakati dengan suara bulat," kata Wakil Ketua Komisi Keuangan, Harry Azhar Azis, di kantornya, Senin 8 Juli 2013.

Kelima anggota BSBI yang dipilih DPR yakni Umar Juoro, Fadhil Hasan, Ahmad Erani Yustika, Sri Adiningsih dan Chairul Jakman. Mereka akan menjabat anggota badan supervisi selama tiga tahun atau dalam periode 2013 - 2016. Mereka menyisihkan lima calon lain yang diusulkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut anggota Komisi Keuangan DPR, Muhammad Hatta, ada beberapa pertimbangan dalam memilih anggota BSBI. Salah satunya adalah keterwakilan dari lembaga riset atau universitas. "Mereka adalah representasi dari universitas terbaik di Indonesia," katanya.

Lima anggota BSBI yang baru terpilih dikenal publik lantaran kiprahnya di bidang ekonomi. Chairil Jakman adalah dosen akuntansi Universitas Indonesia. Sedangkan Fadhil Hasan dikenal sebagai pengamat ekonomi pertanian dari Institut Pertanian Bogor. Ahmad Erani Yustika dan Sri Adiningsih adalah ekonom dari Universitas Brawijaya dan Universitas Gajah Mada. Sementara Umar Juoro adalah ekonom dan tokohincumbentpejabat BSBI lulusan Institut Teknologi Bandung.

Sebelumnya, Presiden mengusulkan 10 nama calon anggota BSBI yakni Chairul Djakman, Fadhil Hasan, Arianto Patunru, Tony Prasetiantono, Mudrajad Kuncoro, Sri Adiningsih, Ahmad Erani Yustika, Deswandhy Agusman, Umar Juoro, dan Sidharta Utama. Dari para calon tersebut, Sidharta Utama dan Arianto Patunru tidak mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan DPR pada 3 Juli 2013. Sedangkan dua lainnya tidak terpilih.

2. ANGGOTA DEWAN MEMBUKA KASUS MIRANDA GULTOM

Pada persidangan hari Senin, Sukarjo mengakui PDIP mendukung Miranda Gultom dan menerima amplop tertutup berisi cek pelawat di ruang Panda Nababan.

Sementara saksi lain, mantan anggota DPR PDIP Williem Tutuarima, juga mengaku mendapat perintah untuk memilih Miranda Goeltom dari orang yang sama.

Arahan itu menurutnya, disampaikan yang bersangkutan dalam pertemuan seluruh anggota fraksi partainya dari komisi keuangan, di sebuah hotel, sepekan sebelum pelaksanaan uji kepatutan dan kelayakan Deputi Senior Bank Indonesia tahun 2004.

3. TAYLOR RULE

Dalam ekonomi, sebuah taylor peraturan adalah sebuah monetary-policy aturan yang menentukan berapa banyak bi harus mengganti nominal bunganya dalam menanggapi perubahan dalam inflasi, output, atau lain kondisi ekonomi.Khususnya, aturan itu menyebutkan, untuk setiap one-percent peningkatan inflasi, bi harus menaikkan nominal suku bunga sebesar lebih dari satu persen poin.Aspek aturan ini sering disebut taylor rule

Peraturan itu pertama kali mengusulkan oleh john b .Taylor dan secara bersamaan oleh dale w .Henderson dan warwick mckibbin pada tahun 1993. hal ini dimaksudkan untuk mendorong stabilitas harga dan pekerjaan penuh oleh secara sistematis mengurangi ketidakpastian dan peningkatan kredibilitas masa depan tindakan oleh bank sentral. Hal ini dapat juga menghindari inefisiensi-inefisiensi waktu inkonsistensi dari latihan kebebasan kebijakan aturan disintesis , dan memberikan kompromi antara , bersaing sekolah of economics pemikiran dalam bahasa tanpa retoris gairah .meskipun banyak masalah masih belum terselesaikan dan masih berbeda pandangan tentang bagaimana rumah taylor aturan dapat terbaik dapat diterapkan di praktek , penelitian menunjukkan bahwa aturan mengalami kemajuan praktek perbankan pusat .

4. Alan greenspanLahir 6 maret , tahun 1926 adalah seorang ekonom amerika yang menjabat sebagai ketua federal reserve amerika serikat dari tahun 1987 hingga 2006 .Saat ini ia bekerja sebagai penasihat pribadi dan memberikan konsultasi untuk perusahaan di dalam perusahaan , greenspan rekan LLC .Ketua federal reserve pertama yang ditunjuk oleh presiden ronald reagan pada agustus 1987 , dia ditunjuk kembali empat tahun berturut-turut pada interval sampai pensiun pada 31 januari , tahun 2006 , setelah bergabung di posisi second-longest .Greenspan datang ke pengadilan federal reserve board yang sukses dari karir konsultan .Walau dia tenang di dalam penampilan publik , liputan media mengangkat profil baik itu ke titik bahwa beberapa pengamat dia disamakan dengan seorang bintang rock ' ' .pimpinan demokrat di kongres dia untuk mengkritik politicizing kantornya karena ia mendukung privatisasi dan jaminan sosial untuk pemotongan pajak , yang menurut mereka akan meningkatkan defisit . yang easy-money kebijakan the fed greenspan selama masa jabatan tidak pernah diusulkan

5. THE FEDfederal Reserve System(juga disebutFederal Reserve, atau secara informalThe Fed) adalahbank sentralAmerika Serikat. Lembaga ini didirikan pada tahun 1913 dengan diberlakukannya Undang-Undang Federal Reserve, terutama sebagai respon kepanikan finansial pada tahun 1907. Seiring dengan waktu, tugas dan fungsi Federal Reserve System berkembang dan strukturnya juga mengalami perubahan. Kejadian sepertiDepresi Besarmerupakan beberapa faktor utama yang menyebabkan perubahan sistem ini. Menurut dokomentasi resmi, tugas utama Federal Reserve adalah:1. Menyelenggarakankebijakan moneternegara dengan mempengaruhi kondisi moneter dan kredit dalam ekonomi dengan tujuan penyerapan tenaga kerja yang maksimal, harga yang stabil, serta tingkatsuku bungajangka panjang yang moderat2. Melakukan pengawasan dan regulasi atas institusi perbankan untuk menjamin keamanan perbankan nasional dan sistem finansial nasional, serta melakukan perlindungan terhadap hak-hak kredit konsumen3. Menjaga stabilitas sistem finansial dan risiko sistemik di dalamnya yang dapat muncul padapasar finansial4. Menyediakan layanan finansial kepada lembaga penyimpanan, pemerintah Amerika Serikat, serta institusi resmi asing, termasuk memainkan peran penting dalam menjalankan sistem pembayaran nasional.Federal Reserve System tidak dimiliki oleh siapapun dan bukanlah lembaga privat yang mencari keuntungan. Lembaga ini merupakan entitas independen di dalam pemerintahan. Menurut Federal Reserve, saat ini terdapat 5 bagian pada Federal Reserve System:1. Dewan Gubernur yang ditunjuk olehPresiden, sebuah lembaga pemerintah di Washington, D.C.2. Komisi Pasar Terbuka Federal, yang mengawasi operasi pasar terbuka, sebuah alat utama kebijakan moneter nasional3. 12 Bank Sentral Federal, lembaga privat yang terdapat di kota-kota utama di Amerika Serikat, yang membagi negara ini ke dalam 12 distrik, yang berfungsi sebagai agen fiskal untuk Bendahara Negara Amerika Serikat, dimana pada setiap bank memiliki 9 anggota Dewan Direksi.4. Beberapa lembaga penasihatStruktur bank sentral di Amerika Serikat cukup unik apabila dibandingkan dengan bank sentral di negara lain, yakni bank sentral Amerika Serikat tidak memiliki hak untuk mencetak mata uang, dimana dimiliki oleh Departemen Keuangan Amerika Serikat.Gubernur : William C. DudleyTUGAS 6

1. Konglomerasi Langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperketat pengawasan pada konglomerasi keuangan di Indonesia mendapat apresiasi dari Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Aviliani.

Menurut Aviliani, kehadiran anak usaha seharusnya memang jangan sekadar punya tanpa memperhatikan risiko. "Penting. Sekarang ini konglomerasi kalau bank, hanya bank-nya saja. Padahal dia punya asuransi, punya dana pensiun. Dengan pengawasan konglomerasi akan bagus," ujar Aviliani di Jakarta, Selasa (14/10/2014).

Dia menuturkan, risiko anak perusahaan seharusnya masuk dalamcapital chargedi induk usaha. Sehingga, pengawasan dan tanggung jawab induk terhadap anak perusahaan terjaga. "Agar tidak sekadar punya," tukasnya.

Baru setelah itu, OJK merumuskan cara bagaimana menyatukan manajemen risiko induk dengan anak usaha. Tentu saja, menurut Aviliani, hal tersebut butuh kesiapan dari konglomerasi. "Ini butuh kesiapan cukup dari konglomerasi tersebut," imbuhnya.

Sebagai catatan, Kepala Departemen Pengembangan Pengawasan dan Management Krisis OJK, Boedi Armanto, mengungkapkan pada Kamis (25/9/2014) bahwa OJK ingin mengendalikan seluruh risiko di sektor keuangan Indonesia, termasuk risiko kehadiran konglomerasi keuangan.

Dengan mampu mengawasi sektor keuangan secara menyeluruh, maka OJK bisa menjaga stabilitasnya. Sejauh ini, OJK telah mengidentifikasi 31 konglomerasi keuangan.

2. BRANCELESS BANKBranchless Banking(BB) adalah layananperbankan tanpa perlu membuka kantorcabang.Tujuannya adalah untuk mengurangibiaya layananperbankan.Perluasanjaringan perbankan,memerlukan biayayang tidak sedikituntukmenjangkau lokasi yangterpencildi tanah air.BB menjadi salah satupendekatan yang potensial yangbersifatnon-konvensional, hal ini disebabkan perbankan kita saat ini masih bersifatkonvensional.Masalah permodalan dalam sistembank konvensional merupakanhambatan utamadalammeningkatkan layananjasakeuangan.Pendekatannon-konvensional seperti perkembangan e-banking, SMS banking atau mobile banking sudahditerapkan pada bank-bank besar namun terkendala pada saat pembukaan rekening(diharapkan kedepannya bisadilakukan secara elektronik).BB merupakanterobosanyang bersifatnon-konvensionaldimana di beberapa negara sepertiKenya-Afrika danMeksiko sudahberhasil menerapkannya.Terobosan yang harus dilakukanolehperbankanmelaluipemanfaatanteknologi,khususnyatelekomunikasi.Perkembanganindustri telekomunikasi yang baru berkembang 20 tahun terakhir di Indonesia ternyatasudah memiliki penetrasi mencapai 250 juta pelanggan, apabila dibandingkan denganjumlah rekening tabungan yang hanya 70 juta (tahun 2011).Elemen yang terkait dengan BB adalah:

1. Bankingagentyang berfungsi sebagai unit terdepanBentuk banking agent juga sangat beragam bisa berbentuk koperasi, toko, dll ataulembaga keuangan selain bank.Namun yangpaling penting adalah dapatmenimbulkan efek multiplier bagi perekonomian masyarakat.2. Providertelekomunikasi dalam hal ini mobile banking adadidalam teknologi ini.3. Masyarakatdiluar nasabahperbankanmelaluiFinancialIdentityNumber(FIN)yang kedepannya akan disinergikan dengan Kartu Identitas Penduduk yangdikeluarkan oleh Kemendagri.

3. STRESS TEST

tress testingadalah teknik manajemen risiko yang digunakan untuk mengevaluasi dampak potensial terhadap kondisi keuangan suatu lembaga, dalam hal ini perbankan. BI melakukannya dengan tujuanmenggabungkanshock scenariodari risiko kredit dan risiko pasar sepertishockpeningkatan kredit bermasalah (NPL), peningkatan suku bunga, pelemahan nilai tukar, dan penurunan harga surat berharga negara (SBN).