bandar udara

26
BANDAR UDARA BANDAR UDARA HANG NADIM BANDAR UDARA HANG NADIM adalah Bandar Udara Internasional yang berada di Pulau Batam dengan letak koordinatnya adalah 01° 07' 07" LU 104° 06' 50" BT. Dengan panjang runway 4025 meter dengan lebar 45 meter, arah navigasi (nomor runway) 04 dan 22. Sehingga sudah bisa didarati oleh pesawat berbadan lebar seperti boeing 747 dan sejenisnya. Luas Apron 110.541,150 meter persegi. Dengan kapasitas Apron Boeing 747=7 buah + DC=3 buah + Fokker 27 = 3 buah dan sejenis. Elevasi dari muka air laut/Mean Sea Level : Runway 22 = + 21 m, Runway 04 = + 38 m Dibangun oleh Badan Pengembangan Otorita Batam dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1995. Dan resmi menjadi Bandar Udara Internasional pada tahun 2000. Dilengkapi fasilitas-fasilitas yang berstandard internasional, sehingga sudah mendapatkan sertifikat ISO 9002. Airline-airline yang beroperasi di Bandar Udara Hang Nadim untuk melayani penerbangan Domestik diantaranya adalah: GARUDA, MERPATI, JATAYU, LION AIR, AIR ASIA, ADAM AIR, SRIWIJAYA, BATAVIA dan lain lain. Dengan route penerbangan Batam- Jakarta, Batam-Medan, Batam-Pekanbaru, Batam-Padang, Batam-Pontianak. Bahkan ada beberapa penerbangan yang melayani route Batam-Surabaya, Batam- Bandung.

Upload: zuryadita-balqis

Post on 24-Jul-2015

197 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bandar Udara

BANDAR UDARA

BANDAR UDARA HANG NADIM

BANDAR UDARA HANG NADIM adalah Bandar Udara Internasional yang berada di Pulau Batam dengan letak koordinatnya adalah 01° 07' 07" LU 104° 06' 50" BT. Dengan panjang runway 4025 meter dengan lebar 45 meter, arah navigasi (nomor runway) 04 dan 22. Sehingga sudah bisa didarati oleh pesawat berbadan lebar seperti boeing 747 dan sejenisnya.

Luas Apron 110.541,150 meter persegi. Dengan kapasitas Apron Boeing 747=7 buah + DC=3 buah + Fokker 27 = 3 buah dan sejenis.

Elevasi dari muka air laut/Mean Sea Level :

Runway 22 = + 21 m, Runway 04 = + 38 m

Dibangun oleh Badan Pengembangan Otorita Batam dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1995. Dan resmi menjadi Bandar Udara Internasional pada tahun 2000.

Dilengkapi fasilitas-fasilitas yang berstandard internasional, sehingga sudah mendapatkan sertifikat ISO 9002.

Airline-airline yang beroperasi di Bandar Udara Hang Nadim untuk melayani penerbangan Domestik diantaranya adalah: GARUDA, MERPATI, JATAYU, LION AIR, AIR ASIA, ADAM AIR, SRIWIJAYA, BATAVIA dan lain lain. Dengan route penerbangan Batam- Jakarta, Batam-Medan, Batam-Pekanbaru, Batam-Padang, Batam-Pontianak. Bahkan ada beberapa penerbangan yang melayani route Batam-Surabaya, Batam-Bandung.

Sedangkan untuk penerbangan ke luar negeri sementara ini melayani Penerbangan Haji untuk kloter dari Batam sendiri maupun kloter dari daerah lain. Serta melayani penerbangan transit internasional Batam-Penang.

Page 2: Bandar Udara

Lokasi Bandar Udara berjarak kurang lebih 7 KM dari pusat kota. Transportasi dilayani menggunakan taxi dan juga angkutan umum lainnya.

Dari Bandara Sukarno Hatta Jakarta menuju Bandara Hang Nadim memerlukan waktu terbang 1 jam 20 menit menggunakan pesawat Boeing 737 dan sejenisnya. ***

Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II

Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (kode IATA: PLM) adalah bandar udara yang terletak di Palembang, Indonesia. Bandara yang dahulu terkenal dengan nama Bandara Talang Betutu ini terletak di wilayah KM.10 kecamatan Sukarame, Palembang.

Bandara ini telah resmi menjadi bandara bertaraf internasional dan bisa didarati oleh pesawat yang berbadan besar pada 27 September 2005. Pengembangan bandara tersebut mulai dilakukan pada 18 September 2003 dengan total biaya Rp366,7 miliar yang berasal dari Japan International Bank Corporation Rp251,9 miliar dan dana pendamping dari APBN sebesar Rp114,8 miliar.

Antara perkembangan yang dilaksanakan adalah perpanjangan landas pacu sepanjang 300 meter x 60 meter menjadi 3.000 meter x 60 meter, pembangunan tempat parkir kendaraan seluas 20.000 meter yang dapat menampung 1.000 kendaraan serta pembangunan gedung terminal penumpang tiga lantai seluas 13.000 meter persegi yang dapat menampung 1250 penumpang, dilengkapi garbata dan terminal kargo dan bangunan penunjang lainnya seluas 1.900 meter persegi.

Hasil pengembangan ini membuat Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dapat didarati pesawat Airbus A330 dan sejenisnya serta Boeing 747 . Selain itu, arus penumpang diproyeksikan akan naik dari 7.720 penumpang menjadi 16.560 penumpang. Setelah itu akan ada

Page 4: Bandar Udara
Page 5: Bandar Udara

RUMAH SAKIT

Sejarah berdirinya RSJ Lawang.

        Rumah Sakit Jiwa Lawang dibuka secara resmi pada tanggal 23 Juni 1902. Pengerjaan mendirikan rumah sakit ini dimulai tahun 1884 berdasarkan Surat Keputusan Kerajaan Belanda tertanggal 20 Desember 1865 No.100.  Sebelum Rumah Sakit Jiwa Lawang dibuka, perawatan pasien mental diserahkan kepada Dinas kesehatan Tentara (Militaire Gezondheids Dienst).

        Dalam rangka memperlancar penyaluran pasien ke masyarakat Hulshoff Pol mengajukan rencana perluasan Rumah Sakit Jiwa kepada Departemen Van Onderwijs en Eeredienst.  Dimana pada tahun 1909 jumlah pasien mencapai 1.171 dan usaha-usaha perluasan rumah sakit untuk dapat menampung pasien amat mendesak.  Pada waktu itu beratus-ratus pasien mental masih dititipkan di beberapa penjara sebelum dikirim ke rumah sakit jiwa.  Dalam kurun waktu 1905 - 1906 tercatat salah seorang dokter Indonesia pertama yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Lawang adalah Dr. KRT. Radjiman Wediodiningrat , yang bersama-sama Dr. Soetomo melancarkan pergerakan bangsa pertama yaitu Boedi Oetomo.  Pada saat itu Dr. KRT. Radjiman Wedio diningrat telah mengembangkan pendekatan terapi alternatif dengan pendekatan “ Rassen Psychologie “

Usaha perluasan mendapat ijin, dengan pembangunan anex.  Rumah Sakit Jiwa Lawang di desa Suko, terletak lebih kurang 1 km ke arah timur di lereng kaki pegunungan Bromo ( Tengger ).        Antara tahun 1929 – 1935 kedua RSJ tersebut, Rumah Sakit Jiwa Lawang dan RSJ - anex Suko ditangani oleh 7 orang dokter  dan  seorang  profesor wanita, dengan kapasitas tempat tidur masing-masing 1.200 tempat tidur.  Pada waktu itu RSJ.Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang dikembangkan menjadi pusat penelitian otak. Tahun 1940 jumlah pasien mencapai 3.400 dan pada tahun 1941 meningkat menjadi 4.200 oleh karena harus menampung pengungsian pasien dari koloni di Jawa Timur. Usaha pengadaan fasilitas rumah sakit dan rumah perawatan

Page 6: Bandar Udara

(Doorganghuizen) merupakan suatu perkembangan yang penting dalam dunia psikiatri.  Untuk meningkatkan pelayanan perawatan pasien di Rumah Sakit Jiwa Lawang, pada waktu itu mulai diadakan kegiatan terapi kerja dan bermacam-macam persiapan untuk usaha hiburan.

       Dalam upaya memperlancar penyaluran pasien mental ke masyarakat, sejak tahun 1926 Rumah Sakit Jiwa Lawang mengantarkan kembali pasien yang sudah tenang ke desanya.  Disusul dengan konsep Doorganghuizen yang diajukan oleh Travaglino.  Bagi pasien yang mengalami defek/kronis dan sudah tenang, ditampung pada koloni pertanian ( Werkenrichtingen ).

       Dalam kurun waktu 1942 - 1945, Rumah Sakit Jiwa Lawang mengalami penurunan pelayanan, karena kurangnya sarana perawatan dan adanya penyakit menular, jumlah pasien menurun sampai 800 orang.  Tahun 1947 jumlah pasien : 1.200 orang, gabungan antara anex Suko dan Rumah Sakit Jiwa Lawang.  Pada tahun 1950-1966 Rumah Sakit Jiwa Lawang menerima pengungsian pasien dari RSJ Pulau Laut (Kalimantan Selatan) sebanyak 120 pasien dan 40 orang pegawai.

       Dalam kurun  waktu  1966  sampai  dengan  sekarang,  mulai  terjadi beberapa pengembangan pengobatan dan perawatan pasien gangguan jiwa baik pada Unit Rawat Inap, maupun Rawat Jalan dan Keswamas. Pengembangan unit penunjang medik berupa pemeriksaan laboratorium(drug monitoring), radio diagnostik, elektromedik.  Sejak tahun 1978, susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Jiwa Pusat Lawang diatur oleh SK. Menkes RI. No. 135/Men.Kes/SK/IV/1978.

       Pada tahun 1998 – 2005 telah dibangun 3 gedung utama berlantai tiga untuk mendukung terwujudnya sistem pelayanan terpadu.Dengan tersedianya fasilitas     tersebut diatas, maka kebutuhan pasien dan masyarakat terhadap pelayanan serta akses informasi dapat lebih cepat dan efisien.

      Disamping peningkatan sarana fisik tersebut juga diikuti dengan peningkatan kwalitas SDM melalui program pendidikan berkelanjutan dan penyelenggaraan berbagai training, termasuk penyelenggaraan penelitian pelayanan kesehatan jiwa.

       Dalam perkembangannya pelayanan kesehatan tidak hanya menangani gangguan mental, tetapi juga melayani kasus umum sederhana, kasus narkoba, pemeriksaan psikologi, gigi, laboratorium, radiologi, dan lain-lain.

       Dengan beberapa upaya peningkatan pelayanan yang telah dilakukan, pada usianya yang ke 100 (satu abad) beberapa kendala masih dihadapi seperti kondisi bangunan yang sudah tua, sistem pendukung seperti saluran pipa air, salasar antar ruangan yang kurang berfungsi optimal. Namun demikian kondisi lingkungan, halaman antar ruangan yang luas, sisa lahan yang  masih  luas  merupakan  aset  yang dapat  dikembangkan  serta  mendukung  pelayanan perawatan gangguan mental yang profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat.

 

Page 7: Bandar Udara

LAYANAN JIWA

        Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. : 135/SK/MENKES/IV/1978, tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa, bahwa Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang adalah Unit Organisasi dilingkungan Departemen Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik.

        Rumah Sakit Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan jiwa secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengupayakan pelayanan kesehatan jiwa pencegahan ( Prefentif ), pelayanan kesehatan jiwa pemulihan ( Kuratif ) dan pelayanan kesehatan jiwa Rehabilitasi. Yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya pencegahan dan pemeliharaan serta melaksanakan upaya rujukan.

        Dalam melaksanakan tugas tersebut Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawangmempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Melaksanakan usaha pelayanan kesehatan jiwa pencegahan ( preventif )2. Melaksanakan usaha pelayanan kesehatan jiwa pemulihan ( kuratif )3. Melaksanakan usaha pelayanan kesehatan jiwa rehabilitasi4. Melaksanakan usaha pelayanan kesehatan jiwa masyarakat 5. Melaksanakan sistem rujukan ( referal

Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru

PEKANBARU - Ide didirikannya Rumah Sakit (RS) Awal Bros ini, bermula dari keinginan mulia Alm Haji Awaloeddin, seorang tokoh masyarakat Riau yang juga dikenal sebagai pengusaha yang sukses, Beliau menginginkan agar di Pekanbaru berdiri sebuah rumah sakit yang lengkap dengan segala fasilitas kesehatannya dan didukung oleh sumber daya manusia yang

Page 8: Bandar Udara

profesional sehingga masyarakat Pekanbaru khususnya dan Riau umumnya yang memerlukan pelayanan kesehatan sudah tersedia dan memadai.

Alhamdulillah, keinginan tersebut telah terwujud dengan diresmikannya rumah sakit ini pada tanggal 29 Agustus 1998.VisiSebagai pusat pelayanan kesehatan yang profesional dan terpercaya dalam segala bentuk pelayananMisi* Memberikan Pelayanan Kesehatan secara professional berdasarkan etika profesi untuk kepuasan pelanggan.* Pelayanan Kesehatan Terlengkap.* Memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang lengkap dan modern.* Menjadi rumah sakit rujukan sebagai pilihan masyarakat.* Memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan karyawan untuk menumbuhkan kebanggaan serta loyalitas tinggi bagi semua pihak.Kebijakan MutuMemberikan Pelayanan Kesehatan secara Cepat, Tepat dan dan ramah bagi oleh tenaga profesional didukung fasilitas yang lengkap dan modern untuk terus menerus memenuhi kepuasan pelanggan.Penghargaan yang diterimaISO 9001 : 2000 untuk system manajemen mutu dari UKAS (United Kingdom Acreditation Scheme) sejak 29 Agustus 2002

Page 9: Bandar Udara
Page 10: Bandar Udara

TERMINAL

Terminal Bekasi

Jika anda pengunjung dari luar daerah yang baru datang ke Bekasi, apa yang ada dalam benak anda begitu menginjakkan kaki di terminal kota Bekasi ? Rapi atau kesan sebaliknya ?

Bekasi sebagai salah satu kota satelit Jakarta adalah kota dengan pertumbuhan yang sangat pesat, baik dari sisi jumlah penduduk maupun infrastruktur yang dibangun oleh swasta. Saat saya masih bersekolah di SMAN 2 Bekasi yang berlokasi di Perumnas II samping Stadion Bekasi (Etniez 2 Tapper 1 Belstad :-D), daerah kota Bekasi masih terbilang sepi. Mall masih belum banyak dan Terminal Bekasi masih mampu menampung bus dalam maupun luar kota.

Namun kini Terminal dengan luas hanya lk 1.5 hektar ini tidak mampu menampung perkembangan kota. Bukan hanya tidak mampu menampung bus dalam dan luar kota, terminal

Page 11: Bandar Udara

juga tidak mampu menampung angkutan kota (KOASI) yang memiliki begitu banyak trayek dan jurusan.

Pendatang yang baru sampai di Bekasi lebih banyak bingung jika ingin menuju kesuatu tempat. Tidak ada jalur khusus untuk suatu jurusan. Kadang 1 jurusan ditempati oleh bus dengan berbagai tujuan. Sewaktu saya berkunjung ke Terminal Bekasi, yang saya lihat adalah jurusan ke Bandung (bus Primajasa), Sumedang dan Garut saja. Sisanya saling tumpang tindih pada 1 lajur.

Rencana pemindahan terminal Bekasi sebenarnya sudah diagendakan sejak tahun 2004, namun sampai dengan masa Jabatan Walikota Akhmad Zurfaih menjelang selesai, rencana pemindahan masih belum direalisasikan. Wilayah calon terminal yang baru di daerah Bojong Rawa Lumbu sudah dikuasai spekulan namun pengerjaan terminal tidak dapat dimulai karena pemenang tender ternyata tidak memiliki dana :-(.

Page 12: Bandar Udara

Terminal Bekasi semakin terlihat semrawut, terutama dipagi hari karena jalan Ir. H. Juanda yang melintas didepan terminal dikuasai oleh para pedagang sayur yang menyita seluruh badan jalan. Jika satu waktu mengendarai kendaraan dan hendak melintasi jalan Ir. H. Juanda di depan terminal Bekasi disaat pagi hari, jangan harap kendaraan anda bisa melaju. Salah-salah anda bisa terjebak ditengah-tengah pedagang sayur :-P.

Tidak adanya pagar pembatas di terminal Bekasi juga membuat banyak kendaraan non angkutan yang masuk kedalam terminal dan membuat bus yang hendak parkir mesti ekstra hati-hati.

Akibat kesemrawutan di Terminal Bekasi, banyak bus dan angkutan perkotaan KOASI yang memilih untuk tidak masuk ke terminal dan menaikturunkan penumpang sebelum terminal. Banyak KOASI yang memilih untuk memutar dan menunggu penumpang di perempatan

Page 13: Bandar Udara

Borobudur-Ramayana sedangkan bus banyak yang memilih memutar di sekitar Taman jalan Cut Meuthia atau disekitar Carrefour (dulu Karang Kitri)

Ketika sore kemarin saya datang ke terminal untuk membuat beberapa screenshot kondisi terakhir, tampak ada upaya dari pihak terminal untuk membuat tembok pembatas dengan tujuan meningkatkan ketertiban didalam terminal. Sayangnya, pengerjaan tembok pembatas ini membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga terminal masih terlihat kotor dan semrawut. Jika pagar pembatas sudah jadi, pengelola terminal sudah selayaknya menerapkan pengaturan yang lebih tegas agar kesan semrawut bisa dikurangi.

Meski sudah ada upaya perbaikan, pilihan pemindahan Terminal Bekasi tetap menjadi PR yang wajib dituntaskan karena daya dukung Terminal Bekasi sudah tidak dapat menampung luapan angkot dan bus.

Bagimana calon walikota dan wakil walikota Bekasi ? Adakah program relokasi Terminal Bekasi ini dalam materi kampanye anda ?

Page 14: Bandar Udara

Post to: delicious, Digg, ma.gnolia, Stumbleupon

Terminal Pasar Singosari Mangkrak

Terminal pasar ini hanya dijadikan terminal tunggu, sedangkan untuk mencari penumpang sopir angkutan tetap beraksi di depan pasar (Ira Ravika/Malang Post )

Terminal Pasar Singosari betul-betul tidak maksimal. Fasilitas umum yang dibangun di atas lahan eks pasar hewan ini tidak bisa berfungsi dengan baik. Masih banyak angkutan yang berhenti di tepi jalan depan pasar guna mencari penumpang. Kalaupun ada mobil-mobil yang parkir sifatnya hanya menunggu trayek saja. Tidak jarang terlihat sopir angkutan yang tidur sambil menunggu jam keberangkatan tiba.

Perlu diketahui, pembangunan terminal ini tujuan awalnya memang untuk mengatasi terjadinya kemacetan di areal pasar, yang nota bene penyebab utamanya adalah angkutan yang parkir di tepi, bahkan hingga makan badan jalan.

Tapi sayang, pembangunan terminal ini sama sekali tidak ada koordinasi dengan para penarik angkutan. Terbukti, setelah terminal jadi pengemudi pun secara terang-teranggan menolak untuk ditempatkan di terminal. Sudah tentu, alasannya adalah kesulitan mencari penumpang.

“Jarang sekali ada orang yang pulang lewat sini (belakang pasar), semuanya lewat depan. Jika seperti itu lalu dimana kami mencari penumpangnya,” tegas Ridwan salah seorang sopir angkutan.

Belum lagi jumlah setoran yang harus genap, kepada pemilik angkutan membuat pengemudi angkutan enggan mengikuti saran pihak Dinas Perhubungan, Kabupaten Malang untuk pindah ke terminal belakang pasar.

Page 15: Bandar Udara

“Kalau saja tempatnya strategis, atau minimal berada di tepi jalan, kami mau kok pindah. Tapi ini di belakang, dan banyak orang tidak melihat dan tidak tahu,” kata Ridwan.

Sementara itu dari pantauan Malang Post, kemarin di terminal belakang pasar Singosari ini hanya terlihat kendaraajn-kendaraan yang parkir saja, tanpa pengemudi. Parkir kendaraan itupun banyak yang tidak sesuai jalur angkutan, yang dipasang. Akibatnya, terminal inipun terlihat semrawut. (ira/eno)(Ira Ravika/malangpost)

PRASARANA TRANSPORTASI DI KABUPATEN KUDUS TERMINAL TIPE A

(INDUK) Gambar Terminal Kudus saat ini   Kabupaten Kudus saat ini mempunyai Terminal Tipe A yang terletak di pintu masuk kota dari arah Semarang tepatnya di desa Jati Wetan Kecamatan Jati, saat ini mempunyai pelataran parkir utama dengan daya tampung bus ± 100 buah, Non bus ± 50 buah dan Angkota ± 50 buah.   Disebut sebagai Terminal Type A karena berfungsi melayani kendaraan umum untuk : 1.Angkutan Kota Antar Propinsi (AKAP) 2. Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) 3.Angkutan Kota Dan Angkutan Perdesaan   Fasilitas penunjang yang dimiliki saat ini antara lain : 1.Kantor Pengelola:228m² 2.Kantor Perwakilan Bus Malam:48m² 3.Menara Pengawas 1 Buah:16m2 4.Pos Jaga:16m² 5.Musholla:64m² 6.Kios-kios Kecil 49 Buah:368m² 7.Kios Makan / Minum 16 Blok:272m² 8.Pelataran Pedagang Kaki Lima:600m² 9.Shelter 2 Tempat:128m² 10.KM / WC / Urinoir:5unit 11.Plataran parkir utama:11000m² 12.Parkir Roda 4 / Roda 2:400m² 13.Taman Dan Penghijauan:6000m² 14.Jalan Keliling 15. Bak Sampah   Mengingat kondisi fisik bangunan terminal saat ini sudah mulai rusak dan selalu tergenang air apabila musim hujan, maka mulai tahun 2007 ini dilakukan renovasi total terminal meliputi : 1. Perluasan lahan terminal secara keseluruhan dari 22.000 m² menjadi 31.150 m² 2. Penambahan elevasi atau ketinggian terminal untuk menghindari banjir 3. Perluasan dan penataan lahan untuk parkir bus dan angkutan umum, 4. Penataan kantor pengelola 5. Penataan kios sehingga menjadi pusat perdagangan 6. Pengaturan kembali arus keluar masuk bus dan angkutan   Selain fungsi utama sebagai terminal bus dan angkutan umum, rencananya terminal tersebut juga akan difungsikan sebagai pusat perdagangan dan oleh-oleh khas Kudus.   Sedangkan tujuan dari

Page 16: Bandar Udara

pembangunan kembali terminal tipe A tersebut tidak lain adalah untuk meningkatkan pelayanan dan memberikan kenyamanan kepada penumpang angkutan umum, sehingga ke depan masyarakat akan lebih cenderung menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi. Imbasnya diharapkan akan mengurangi kepadatan arus lalu lintas di dalam kota.   Ilustrasi dari Terminal Tipe A Kabupaten Kudus masa depan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar Terminal Kudus Masa Deapan

Bangganya, Terminal 3 Bandara   Cengkareng

Gedung terminal 3 bandara Soekarno Hatta di Cengkareng, desain dan tampilannya memang bermaksud bergaya futuristik. Dari luar tampak rupa bangunan yang mencerminkan efisiensi tanpa corak dan ornament yang rumit. Tetapi begitu memasuki ruangan terminal,

Terminal 3 tampak dari apron.

mulai dari ruangan luas hampir bujur sangkar, kemudian naik eskalator  atau tangga memasuki ruangan waiting lounge, maka suasana futuristic itu diciptakan dengan tinggi plafon yang selangit, seluruh dinding kaca tembus pandang ke luar, tanpa terhalang tiang di tengah karena memang tanpa tiang penyanggah yang ‘konvensional’.

Bayangkanlah atap megah Gelora Bung Karno di Senayan Jakarta. Kerangka malang melintang di bagian atas dan dinding, yang tak seberapa banyak namun rapi, menyerupai modernitas bandara Kuala Lumpur yang kini sudah kesohor di dunia dengan sebutan KLIA, Kuala Lumpur International Airport.

Page 17: Bandar Udara

Terminal keberangkatan  itu dibagi atas enam zone. Zone itu sebenarnya penamaan saja sebagai pengganti kata-kata ruangan tunggu atau waiting lounge, lagi pula tiada sekat dinding yang memisahkan, maka sebutan zona atau kawasan terasa pas. Zona, tempat calon penumpang menunggu sebelum dipanggil boarding menuju pesawat. Terlebih lagi, barisan tempat duduk yang nyaman, beralaskan karpet, ditengahi oleh koridor terbuka dengan lantai mengkilat, membuat anak-anak kecil pun enjoy berlari atau bermain. Mereka tak akan cepat bosan bilamana harus menunggu satu jam atau lebih menjelang panggilan boarding.

Masyarakat boleh membanggakan Terminal 3 ini. Menyejukkan bagi calon penumpang pesawat terbang. Dan jauh lebih menyenangkan dibandingkan terminal 1, yang sama-sama diperuntukkan bagi operasi penerbangan domestik.

Kalaupun mau mengeluh, bisa jadi PA sound system yang kurang tepat mixing-nya, seringkali menghasilkan suara dengan gema yang membuat ucapan tidak jelas. Public Announcement mengenai panggilan boarding, penumpang, mengenai jadual pesawat dan lain sebagainya, terdengar tak jernih.

Ketika tiba baru turun dari pesawat terbang, rasanya juga legowo mendapatkan ruangan ketibaan yang sama kesan dan suasananya yang ‘cool’ ketika hendak berangkat. Tentu saja ruangan ketibaan itu berada di lantai dasar. Luasnya pun memberi kesempatan bagi pengelola bandara menyediakan sebagian lantai yang diperuntukkan bagi penjemput, untuk menunggu dan berjumpa di bawah tanda bertuliskan huruf besar: Meeting Point.

Bagi perokok memang jauh dari menyenangkan. Untuk ruangan sedemikian luas dan memanjang itu, hanya tersedia dua ruangan masing-masing berukuran 3 X 4 meter saja. Masalahnya adalah, di dalamnya cuma dilengkapi satu lubang exhauster yang berukuran paling kecil. Maka asap mengebul pengap, sementara hanya dua tempat abu rokok dan sampah, yang jarang ditangani oleh petugas cleaning, dipenuhi sampah bekas gelas minum dan puntungan rokok yang melimpah ruah.

Saat ini baru dua maskapai penerbangan untuk rute domestik yang telah pindah beroperasi di terminal 3. Yaitu Mandala Airlines dan AirAsia.

Page 18: Bandar Udara

MALL

Ada suatu pemandangan menarik bagi warga Bengkulu beberapa waktu terakhir ini. Ya, sekarang ada Mall lagi di kota kita. Kehadiran Malll bagi warga Bengkulu telah lama ditunggu-tunggu karena ini menyangkut banyak hal. Diantaranya dianggap sebagai ukuran kemajuan daerah dan tempat yang prestisius bagi sebagian orang. Pernah suatu ketika dalam obrolan masyarakat kelas menengah, mereka membandingkan betapa kalahnya Kota Bengkulu dibandingkan dengan Kota Lubuk Linggau yang telah memiliki Mall. Masyarakat merasa minder menjadi orang Bengkulu karena di tempatnya tidak memiliki Mall. ”Ah, aponyo Bengkulu ko, Mall ajo idak nyo” demikian kira-kira ungkapan para pencinta Mall. Bagi orang-orang seperti ini, kemajuan dan keramaian diukur dengan ada tidaknya Mall. Dan Alhamdulillah, sekarang Mall telah berdiri dan artinya Bengkulu telah maju.

Mulanya perencanaan pendirian Mall sudah bergulir beberapa tahun yang lalu, tetapi belum bisa terwujud. Hingga akhirnya ada proyek Mega Mall yang merupakan proyek prestisius pemerintah kota meski dibangun dengan jalan terseok-seok dan bahkan kalah duluan berdiri dengan Bengkulu Indah Mall (BIM). BIM telah memberi aroma tersendiri dalam jagad Bengkulu sehingga bisa menjadi berbangga-bangga bahwa kita tidak kalah dengan kota kabupaten di provinsi tentangga, kita sudah memiliki Mall. Nah, sekarang ditambah lagi, Mall kita ada dua. Senang sekali rasanya.

Begitulah, Mall di pikiran kita, di daerah yang selama ini belum ada Mall dan hanya bisa melihat Mall dari layar kaca dalam semua sinetron kita. Selama ini hanya melihat dan mengkhayalkannya, kini ada kenyataan. Maka berbondong-bondonglah manusia Bengkulu untuk mengunjungi Mall. Tak heran bila aneka pemandangan dan cerita yang terjadi di seputar Mall juga menjadi bahan cerita tersendiri. Yah, hiruk pikuk.

Selanjutnya, benarkah adanya Mall sebagai indikator kemajuan? Jawabannya adalah YA. Pendirian suatu Mall pasti telah dilalui tahap-tahap yang berujung pada kelayakan suatu daerah dibangun Mall. Kelayakan yang paling penting adalah perekonomian masyarakat karena Mall merupakan pusat perbenalanjaan barang dan jasa. Jika Mall sudah didirikan artinya adalah bahwa masyarakat di daerah tersebut memiliki daya beli yang memadai. Jika tidak mana mungkin pengusaha berani menanamkan modal membangun Mall. Nah, dengan logika sederhana seperti ini maka jelas sekali bahwa Mall bisa menjadi indikator kemajuan suatu daerah dan

Page 19: Bandar Udara

kemakmuran ekonomi warganya. Tentu saja bukan semua warga, karena pada saat bersamaan di kota kita juga dibanjiri gelandangan dan pengemis.

Jika ternyata daya beli masyarakat rendah, sehingga pergi ke Mall hanya sekedar jalan-jalan dan mencoba naik turun tangga berjalan maka yang “salah” adalah kajian kelayakannya. Mengapa daerah yang daya belinya masih rendah kok dibangun Mall? Bukankah ini malah bisa menimbulkan efek negatif, yaitu timbulnya kejahatan. Orang-orang jahat baru akan bermunculan. Mereka “ngiler” melihat barang-barang bagus terpampang di depan mata tetapi tidak bisa memilikinya secara sah, maka jalan pintasnya adalah “berbuat jahat”.

PASAR

DEFINISI PASAR

Pasar adalah pertemuan penjual dan pembeli

Tulisan ini dikirim pada pada Januari 10, 2009 1:50 am dan di isikan dibawah Uncategorized. Anda dapat meneruskan melihat respon dari tulisan ini melalui RSS 2.0 feed. r Anda dapat merespon, or trackback dari website anda.

HALTE

Page 20: Bandar Udara

13 Halte Terpadu Diubah Menjadi Halte Betawi

Untuk meminimalisir upaya pedagang kaki lima (PKL) menguasai halte, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) terus berupaya mengubah sejumlah halte menjadi ornamen Betawi. Dengan halte baru ini, PKL atau PMKS akan kesulitan `menguasai` halte tersebut. Tahun ini, Pemkot Jaktim kembali mengubah 13 halte menjadi ornamen Betawi.

Ke-13 unit halte yang telah diperbarui menjadi halte ornamen Betawi yaitu di Jl DI Panjaitan (pintu tol Pedati), Jl Matraman Raya (Bumi Asih), Jl Perumnas Raya (simpang Jl Delima), Jl KRT Radjiman (depan Madrasah), Jl Cipinang Jaya (SMU 53), Jl Bekasi Raya (depan SDN Jatinegarakaum), Jl Kalimalang (Gang Manggar), Jl Jatiwaringin (STIE Swadaya), Jl Cililitan Besar (PT Intirub), Jl Raya Bogor (seberang Khong Guan), Jl Pahlawan Revolusi (Primagama), Jl Raya Cibubur (depan Lippobank), Jl I Gusti Ngurahrai (SMU 12).

Dengan halte ornamen Betawi ini, PKL atau PMKS kesulitan untuk menguasai tempat tersebut. Karena ukurannya cukup minimalis dengan luas 5x2,5 meter. Sedangkan halte terpadu memiliki luas yang lebih besar yaitu 10x2,5 meter. Halte terpadu juga menggunakan bangku panjang yang kerap dibuat tidur PMKS.

Kepala Seksi Teknis Lalu Lintas Sudin Perhubungan Jaktim, Priyanto, mengatakan, saat ini terdapat 268 halte di Jaktim yang terdiri halte Betawi, halte Terpadu, halte Lengkung, dan halte Sapta Pesona. Sedangkan jumlah halte yang telah berubah menjadi halte Betawi hingga saat ini sebanyak 166 unit. "Kami akan terus berupaya mengubah halte terpadu menjadi ornamen Betawi. Kami targetkan seluruh halte sudah berubah menjadi ornamen Betawi pada 2011," katanya kepada beritajakarta.com, Kamis (27/8).

Page 21: Bandar Udara

Sejauh ini, halte yang belum diubah menjadi ornamen Betawi tinggal 27 unit. Suku Dinas Perhubungan Jaktim sudah mengusulkan 12 unit halte diubah tahun depan. “Untuk perubahan halte menjadi ornamen Betawi kami upayakan dapat seragam di seluruh wilayah Jaktim pada 2011 nanti. Karena halte terpadu yang ada di Jaktim sisanya masih ada sekitar 27 unit. Sedangkan pada 2010 nanti kami usulkan sebanyak 12 halte yang juga bakal diubah menjadi halte ornamen Betawi,” tukasnya.

Dari data yang tercatat, 12 halte yang diusulkan bakal diperbaiki pada 2010 nanti yaitu terdapat di Jl Ahmad Yani, Jl Raya Munjul, Jl Basuki Rahmat, Jl Buaran Raya, Jl Bojana Tirta, Jl Cipinangbaru Raya, Jl DI Panjaitan, Jl Raya Kalimalang, Jl H Naman, Jl Layur, Jl I Gusti Ngurahrai, dan Jl Matraman Raya (seberang SPBU Shell).

STASIUN