bahan mikro

149
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usaha tani jagung (Studi kasus petani jagung di Kel. Panreng Kec. Baranti Kab.Sidrap) dibimbing Oleh Zulkifli dan Amal Said. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang diterapkan petani dalam usahatani jagung, 2) keuntungan yang diperoleh petani dalam usahatani jagung. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti kabupaten Sidrap. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai bulan maret sampai bulan mei 2007. Data diperoleh dari 30 orang petani jagung yang dipilih dengan metode acak secara sederhana (random sampling). Data diolah dan dianalisis dengan Fungsi produksi Cobb-Douglass, R/C Ratio, Biaya Per Unit. Hasil analisis data menunjukkan bahwa skala ekonomi penggunaan faktor produksi yaitu lahan, benih dan pupuk phonska pada usahatani jagung berada dalam keadaan increasing return to scale dengan jumlah koefisien elastisitasnya 1,002. Usahatani jagung yang diusahakan petani responden menguntungkan, dengan nilai R/C Ratio 2,53 (R/C > 1) dan keuntungan per kilogram jagung rata-rata Rp. 967,87 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam pemulihan ekonomi nasional. Peranan strategis tersebut khususnya adalah dalam penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri, peningkatan eksport dan devisa Negara, penyediaan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat. Prioritas pembangunan pertanian dewasa ini adalah melestarikan swasembada pangan, peningkatan ekspor non migas dan mengurangi pengeluaran devisa yang sekaligus memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Olehnya itu pengembangan wilayah pedesaan merupakan

Upload: viktoria-be

Post on 25-Jun-2015

230 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAHAN MIKRO

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usaha tani jagung (Studi kasus petani jagung di Kel. Panreng Kec. Baranti Kab.Sidrap) dibimbing Oleh Zulkifli dan Amal Said.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang diterapkan petani dalam usahatani jagung, 2) keuntungan yang diperoleh petani dalam usahatani jagung.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti kabupaten Sidrap. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai bulan maret sampai bulan mei 2007.

Data diperoleh dari 30 orang petani jagung yang dipilih dengan metode acak secara sederhana (random sampling). Data diolah dan dianalisis dengan Fungsi produksi Cobb-Douglass, R/C Ratio, Biaya Per Unit.Hasil analisis data menunjukkan bahwa skala ekonomi penggunaan faktor produksi yaitu lahan, benih dan pupuk phonska pada usahatani jagung berada dalam keadaan increasing return to scale dengan jumlah koefisien elastisitasnya 1,002.

Usahatani jagung yang diusahakan petani responden menguntungkan, dengan nilai R/C Ratio 2,53 (R/C > 1) dan keuntungan per kilogram jagung rata-rata Rp. 967,87

I. PENDAHULUANI.1. Latar BelakangPembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam pemulihan ekonomi nasional. Peranan strategis tersebut khususnya adalah dalam penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri, peningkatan eksport dan devisa Negara, penyediaan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat.Prioritas pembangunan pertanian dewasa ini adalah melestarikan swasembada pangan, peningkatan ekspor non migas dan mengurangi pengeluaran devisa yang sekaligus memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Olehnya itu pengembangan wilayah pedesaan merupakan salah satu tujuan utama pembangunan pertanian maka sangat diharapkan perkembangan agribisnis daerah yang berdaya saing sesuai dengan keunggulan komparatif masing-masing daerah, berkelanjutan, berkeadilan dan demokrasi.Salah satu komoditi tanaman pangan yang dapat mengambil peran dalam pembangunan sektor pertanian adalah komoditi jagung. Di Indonesia Jagung merupakan komoditas pangan kedua setelah padi dan sumber kalori atau makanan pengganti beras disamping itu juga sebagai pakan ternak. Kebutuhan jagung akan terus meningkat dari tahun ketahun sejalan dengan peningkatan taraf hidup ekonomi masyarakat dan kemajuan industri pakan ternak sehingga perlu upaya peningkatan produksi melalui sumber daya manusia dan sumber daya alam, ketersediaan lahan maupun potensi hasil dan teknologi.Jagung menjadi salah satu komoditas pertanian yang sangat penting dan saling terkait dengan industri besar. Selain untuk dikonsumsi untuk sayuran, buah jagung juga bisa diolah menjadi aneka makanan. Selain itu, pipilan keringnya dimanfaatkan untuk pakan ternak. Kondisi ini membuat budidaya jagung memiliki prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan maupun harga jualnya. Terlebih lagi setelah ditemukan benih jagung hibrida yang memiliki

Page 2: BAHAN MIKRO

banyak keunggulan dibandingkan dengan benih jagung biasa. Keunggulan tersebut antara lain, masa panennya lebih cepat, lebih tahan serangan hama dan penyakit, serta produktivitasnya lebih banyak.Secara nasional perkembangan produksi jagung dalam kurun waktu 1999-2005 cenderung mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2001 mengalami penurunan namun pada tahun berikutnya kembali meningkat. Sebagai gambaran capaian produksi, luas panen serta produktivitas secara nasional dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi serta Produktivitas Jagung Tahun 1999-2005 di IndonesiaNo Tahun Luas Panen (Ha) Produksi(Ton) Produktivitas (Ton/Ha)1. 1999 3.456.357 9.204.036 2,662. 2000 3.500.318 9.676.899 2,763. 2001 3.285.866 9.347.192 2,844. 2002 3.109.448 9.585.277 3,085. 2003 3.358.511 10.886.442 3,246. 2004 3.356.914 11.225.243 3,347. 2005 3.625.987 12.523.894 3,45Sumber : Departemen Pertanian Jakarta, 2007.Sementara itu perkembangan komoditi jagung di Sulawesi Selatan pada tahun 2006 telah mencapai 696.084 ton dengan luas panen 206.387 Ha dan produktivitas 3,37 ton/Ha yang tersebar di beberapa Kabupaten. Dan diperkirakan pada tahun 2007 produksi jagung akan mencapai sekitar 750.000 ton (Anonim, 2007).Sidenreng Rappang merupakan salah satu Kabupaten sentra pengembangan komoditi padi dalam konsep perwilayahan komoditas yang lebih dikenal dengan nama Bosowasipilu (Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang dan Luwu) seharusnya mengambil peran dalam pemenuhan jagung baik pada tingkat lokal, regional, maupun nasional. Disamping itu daerah inipun sangat berpotensi untuk mengembangkan komoditi jagung karena memiliki permintaan pasar lokal yang cukup tinggi terutama pemenuhan pakan ternak ayam ras di daerah ini. Sebagai gambaran capaian produksi jagung dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2. Data Produksi Jagung di Kabupaten Sidrap Tahun 2000-2005.No Tahun Produksi (ton)1 2000 1.757,02 2001 3.009,13 2002 1.667,84 2003 6.309,35 2004 4.167,76 2005 12.792,9Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2007.Untuk itu pemerintah Kabupaten Sidrap telah mengembangkan komoditi jagung di Kecamatan Baranti khususnya Kelurahan Panreng berbasis agribisnis yaitu penyediaan sarana produksi seperti benih, pupuk dan perbaikan sistem budidaya serta peningkatan kelembagaan kelompok tani.Adapun jenis benih yang digunakan oleh petani di Kelurahan Panreng adalah jenis Hibrida Bisi-

Page 3: BAHAN MIKRO

2, dimana benih tersebut dapat diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan setempat atau toko-toko tani. Selain itu petani menggunakan pupuk Phonska yang dapat diperoleh di pasar tradisional atau toko-toko tani.Akan tetapi tersedianya sarana atau faktor produksi belum berarti produktivitas yang diperoleh petani akan tinggi, namun bagaimana petani melakukan usahanya secara efisien. Karena pentingnya komoditi jagung, maka akan dilakukan penelitian mengenai analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan faktor-faktor produksi tersebut.I.2. Perumusan MasalahBerdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :1. Apakah efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi secara bersama-sama sudah mencapai komposisi optimal terhadap total produk usahatani jagung ?2. Berapa keuntungan yang diperoleh petani dalam usahatani jagung ?

I.3. Tujuan dan KegunaanTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :1. Efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang diterapkan petani dalam usahatani jagung2. Keuntungan yang diperoleh petani dalam usahatani jagungAdapun kegunaan dari penelitian ini adalah :1. Memberikan informasi dalam pengelolaan usahatani jagung untuk memanfaatkan faktor-faktor produksi yang dapat memberikan hasil yang optimal2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKAII.1. Konsep EfisiensiIlmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya. Dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input (Soekartawi, 2006).Pengertian efisiensi sangat relatif, efisiensi diartikan sebagai penggunaan input sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Situasi ang demikian akan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input atau dapat dituliskan:NPMXi = Pxi atauNPMXi = 1PxiDalam banyak kenyataan NPMXi tidak selalu sama dengan Pxi. Yang sering terjadi adalah sebagai berikut :a. (NPMXi/PXi) > 1 artinya penggunaan input X belum efisien, untuk mencapai efisien input X perlu ditambah.b. (NPMXi/PXi) < 1 artinya penggunaan input X belum efisien, untuk mencapai efisien input X perlu dikurangi (Soekartawi, 2003).Soekartawi (2001) mengemukakan bahwa Prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut seefisien mungkin. Dalam

Page 4: BAHAN MIKRO

terminologi ilmu ekonomi, maka pengertian efisien ini dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu : 1) efisiensi teknis. 2) efisiensi alokatif (efisiensi harga).3) efisiensi ekonomi.Kondisi efisiensi harga yang sering dipakai sebagai patokan yaitu bagaimana mengatur penggunaan faktor produksi sedemikian rupa, sehingga nilai produk marginal suatu input sama dengan harga faktor produksi atau input tersebut (Soekartawi, 2001).Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis (efisiensi teknis) kalau faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi maksimum. Dikatakan efisiensi harga atau efisiensi alokatif kalau nilai dari produk marginal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi ekonomi kalau usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis dan sekaligus juga mencapai efisiensi harga (Soekartawi, 2001).II.2. Faktor-Faktor Produksi Usahatani JagungUsahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah, 2006).Soekartawi (2001), mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi atau faktor relationship.1. Lahan PertanamanTanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi ke luar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya ( Mubyarto, 1995).Rukmana (1997), Pengolahan tanah secara sempurna sangat diperlukan agar dapat memperbaiki tekstur dan struktur tanah, memberantas gulma dan hama dalam tanah, memperbaiki aerasi dan drainase tanah, mendorong aktivitas mikroorganisme tanah serta membuang gas-gas beracun dari dalam tanah.Penyiapan lahan untuk tanaman jagung dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa olah tanah (TOT) atau disebut zero tillage, pengolahan tanah minimum (minimum tillage) dan pengolahan tanah maksimum (maximum tillage) (Rukmana, 1997).Zulkifli (2005), mengemukakan bahwa jagung hibrida tidak membutuhkan persyaratan tanah yang terlalu kompleks karena tanaman ini dapat tumbuh disemua macam tanah asalkan tanah tersebut subur, gembur, dan kaya akan bahan organik. Di tanah berat dengan kandungan liat tinggi, jagung masih bisa ditanam dengan pertumbuhan yang normal asalkan tata air (drainase) dan tata udara tanahnya baik. Pada kondisi seperti ini tanah harus sering diolah dalam masa pertumbuhan dan saluran air dibuat diantara barisan selalu diperbaiki. Air yang berlebihan dengan membentuk genangan air akan mengakibatkan benih busuk, tanaman kekurangan udara sehingga pertumbuhannya tidak normal.2. Modal (sarana produksi)Dalam kegiatan proses produksi pertanian, maka modal dibedakan menjadi dua macam yaitu

Page 5: BAHAN MIKRO

modal tetap dan tidak tetap. Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh model tersebut. Faktor produksi seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Dengan demikian modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut. Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang relative pendek dan tidak berlaku untuk jangka panjang (Soekartawi, 2003).Sebaliknya dengan modal tidak tetap atau modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali dalam proses produksi tersebut, misalnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, atau yang dibayarkan untuk pembayaran tenaga kerja.Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari :1.) Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai makin besar skala usaha makin besar pula modal yang dipakai.2.) Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian juga menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai.3.) Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani (Soekartawi,2003).Rukmana (1997), mengemukakan bahwa benih yang bermutu tinggi yang berasal dari varietas unggul merupakan salah satu faktor penentu untuk memperoleh kepastian hasil usahatani jagung. Berbagai benih varietas unggul jagung dapat dengan mudah diperoleh ditoko-toko sarana produksi pertanian. Benih jagung tersebut sudah dikemas dalam kantong plastik dan berlabel sertifikat sehingga petani tinggal menggunakannya. Namun kadang benih jagung diproduksi sendiri oleh petani.Biji jagung yang akan dijadikan benih diproses melalui tahap-tahap pengeringan, pemipilan, pengeringan ulang dan pengemasan sesuai dengan kaidah tata laksana pembenihan. Syarat benih jagung yang baik adalah: 1) daya tumbuh minimum 80%. 2) tidak keropos dan berlubang. 3) bebas dari hama dan penyakit 4) murni atau bebas dari campuran varietas lain. 5) berwarna seragam sesuai dengan warna asli suatu varietas. 6) ukuran biji seragam (Rukmana, 1997).Menurut Marsono dan Sigit (2005), Pupuk sangat bermanfaat dalam menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia ditanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan dengan sifat fisika tanah yaitu memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur. Pemberian pupuk organik, terutama dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air. Selain menyediakan unsur hara, pemupukan juga membantu mencegah kehilangan unsur hara yang cepat hilang seperti N, P, K yang mudah hilang oleh penguapan. Manfaat lain dari pupuk yaitu memperbaiki kemasaman tanah. Tanah yang masam dapat ditingkatkan pHnya menjadi pH optimum dengan pemberian kapur dan pupuk organik.Pupuk phonska merupakan pupuk majemuk yang mengandung nitrogen, phosfor dan kalium. Menurut Pinus (1994), pupuk phonska digunakan untuk pertumbuhan akar tanaman muda, membantu asimilasi dan pernapasan serta mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah. Dosis pupuk phonska pada tanaman jagung yaitu 50-100 kilogram per hektar.3. Tenaga KerjaFaktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah :1.) Tersedianya tenaga kerja

Page 6: BAHAN MIKRO

Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja.2.) Kualitas tenaga kerjaDalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang pertanian atau bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas. Bila masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi. Sering dijumpai alat-alat teknologi canggih tidak dioperasikan karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi untuk mengoperasikan alat tersebut.3.) Jenis kelaminKualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah, dan tenaga kerja wanita mengerjakan tanam.4.) Tenaga kerja musimanpertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman. Bila terjadi pengangguran semacam ini, maka konsekuensinya juga terjadi migrasi atau urbanisasi musiman (Soekartawi, 2003).Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri. Tenaga kerja keluarga ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak perlu dinilai dengan uang tetapi terkadang juga membutuhkan tenaga kerja tambahan misalnya dalam penggarapan tanah baik dalam bentuk pekerjaan ternak maupun tenaga kerja langsung sehingga besar kecilnya upah tenaga kerja ditentukan oleh jenis kelamin. Upah tenaga kerja pria umumnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan upah tenaga kerja wanita. Upah tenaga kerja ternak umumnya lebih tinggi daripada upah tenaga kerja manusia ( Mubyarto, 1995).Soekartawi (2003), Umur tenaga kerja di pedesaan juga sering menjadi penentu besar kecilnya upah. Mereka yang tergolong dibawah usia dewasa akan menerima upah yang juga lebih rendah bila dibandingkan dengan tenaga kerja yang dewasa. Oleh karena itu penilaian terhadap upah perlu distandarisasi menjadi hari kerja orang (HKO) atau hari kerja setara pria (HKSP). Lama waktu bekerja juga menentukan besar kecilnya tenaga kerja makin lama jam kerja, makin tinggi upah yang mereka terima dan begitu pula sebaliknya.Tenaga kerja bukan manusia seperti mesin dan ternak juga menentukan basar kecilnya upah tenaga kerja. Nilai tenaga kerja traktor mini akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja orang, karena kemampuan traktor tersebut dalam mengolah tanah yang relatif lebih tinggi. Begitu pula halnya tenaga kerja ternak, nilainya lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja traktor karena kemampuan yang lebih tinggi daripada tenaga kerja tersebut (Soekartawi, 2003).4. ManajemenManajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevalusi suatu proses produksi. Karena proses produksi ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja) dari berbagai tingkatan, maka manajemen berarti pula bagaimana mengelola orang-orang tersebut dalam tingkatan atau dalam tahapan proses produksi (Soekartawi, 2003).Faktor manajemen dipengaruhi oleh: 1) tingkat pendidikan2) Pengalaman berusahatani 3) skala usaha. 4) besar kecilnya kredit dan 5) macam komoditas.

Page 7: BAHAN MIKRO

Menurut Entang dalam Tahir Marzuki (2005), perencanaan usahatani akan menolong keluarga tani di pedesaan. Diantaranya pertama, mendidik para petani agar mampu berpikir dalam menciptakan suatu gagasan yang dapat menguntungkan usahataninya. Kedua, mendidik para petani agar mampu mangambil sikap atau suatu keputusan yang tegas dan tepat serta harus didasarkan pada pertimbangan yang ada. Ketiga, membantu petani dalam memperincikan secara jelas kebutuhan sarana produksi yang diperlukan seperti bibit unggul, pupuk dan obat-obatan. Keempat, membantu petani dalam mendapatkan kredit utang yang akan dipinjamnya sekaligus juga dengan cara-cara pengembaliannya. Kelima, membantu dalam meramalkan jumlah produksi dan pendapatan yang diharapkan.Soekartawi (2005) Perencanaan input-input dan sarana produksi mencakup kegiatan mengidentifikasi input-input dan sarana produksi yang dibutuhkan, baik dari segi jenis, jumlah dan mutu atau spesifikasinya. Setelah itu maka disusun rencana dan sistem pengadaannya dua hal mendasar yang perlu menjadi titik perhatian dalam memilih sistem pengadaan adalah membuat sendiri atau membeli.Pengorganisasian mengenai sumberdaya berupa input-input dan sarana produksi yang akan digunakan akan sangat berguna bagi pencapaian efisiensi usaha dan waktu. Pengorganisasian tersebut terutama menyangkut bagaimana mengalokasikan berbagai input dan fasilitas yang akan digunakan dalam proses produksi sehingga proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pencapaian efektivitas dalam pengorganisasian menekankan pada penempatan fasilitas dan input-input secara tepat dalam suatu rangkaian proses, baik dari segi jumlah maupun mutu dan kapasitas. Dilain pihak, pencapaian efisiensi dalam pengorganisasian input-input dan fasilitas produksi lebih mengarah kepada optimasi penggunaan berbagai sumberdaya tersebut sehingga dapat dihasilkan output maksimum dengan biaya minimum. Dalam usahatani pengorganisasian input-input dan fasilitas produksi menjadi penentu dalam pencapaian optimalitas alokasi sumber-sumber produksi (Soekartawi, 2005).Pengawasan dalam usaha produksi pertanian meliputi pengawasan anggaran, proses, masukan, jadwal kerja yang merupakan upaya untuk memperoleh hasil maksimal dari usaha produksi. Sedangkan evaluasi dilakukan secara berkala mulai saat perencanaan sampai akhir usaha tersebut berlangsung, sehingga jika terjadi penyimpangan dari rencana yang dianggap dapat merugikan maka segera dilakukan pengendalian (Soekartawi, 2005).Pengawasan pada suatu usahatani meliputi pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi lahan, bibit, pupuk, obat-obatan dan persediaan modal untuk membiayai usaha pertanian. Dengan pengawasan yang baik terhadap penggunaan faktor-faktor produksi dapat menentukan efisien tidaknya suatu usahatani. Seringkali dijumpai makin luas lahan yang dipakai sebagai usaha pertanian akan semakin tidak efisien lahan tersebut. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa luasnya lahan mengakibatkan upaya untuk melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisiensi akan berkurang disebabkan lemahnya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi bibit, pupuk, obat-obatan dan terbatasnya persediaan modal untuk pembiayaan usaha pertanian dalam skala tersebut. Sebaliknya pada luas lahan yang sempit, upaya pengawasan terhadap faktor produksi semakin baik, sebab diperlukan modal yang tidak terlalu besar sehingga usaha pertanian seperti ini lebih efisien. Meskipun demikian, luasan yang terlalu kecil cenderung menghasilkan usaha yang tidak efisien pula (Soekartawi, 1999).Selanjutnya dikemukakan bahwa Pengendalian dalam usaha produksi pertanian berfungsi untuk menjamin agar proses produksi berjalan pada rel yang telah direncanakan. Dalam usahatani misalnya pengendalian dapat dilakukan pada masalah kelebihan penggunaan tenaga manusia, penggunaan air, kelebihan biaya pada suatu tahap proses produksi dan lain-lain.

Page 8: BAHAN MIKRO

Faktor produksi tersebut berpengaruh pada biaya produksi sedangkan keduanya akan mempengaruhi penerimaan usahatani. Penerimaan usahatani akan terkait dengan jumlah produk yang dihasilkan dengan harga komoditas. Salah satu yang menentukan komoditas adalah jumlah permintaan dan penawaran harga produk dan faktor produksi yang sering mengalami perubahan akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang diterima. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani adalah luas usaha, tingkat produksi, pilihan kombinasi usaha dan juga intensitas pengusahaan tanaman (Hernanto, 1991).Pengaruh penggunaan faktor produksi dapat dinyatakan dalam tiga alternatif sebagai berikut :1.) Decreasing return to scale artinya bahwa proporsi dari penambahan faktor produksi melebihi proporsi pertambahan produksi2.) Constant return to scale artinya bahwa penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi yang diperoleh3.) Increasing return to scale artinya bahwa proporsi dari penambahan faktor produksi akan menghasilkan pertambahan produksi yang lebih besar (Soekartawi,2000).Keuntungan usahatani dapat dianalisis dengan menggunakan analisis R/C ratio untuk mengetahui apakah usahatani tersebut menguntungkan atau tidak dan analisis fungsi keuntungan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh, analisis biaya per unit untuk mengetahui keuntungan setiap unitnya (kg) (Kartasapoetra, 2001).Menurut Soekartawi (1999), bahwa dalam melakukan usaha pertanian seorang pengusaha atau petani dapat memaksimumkan keuntungan dengan “Profit Maximization dan Cost Minimization”. Profit maximization adalah mengalokasikan input seefisien mungkin untuk memperoleh output yang maksimal, sedangkan cost minimization adalah menekankan biaya produksi sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kedua pendekatan tersebut merupakan hubungan antara input dan output produksi yang tidak lain adalah fungsi produksi. Dimana pertambahan output yang diinginkan dapat ditempuh dengan menambah jumlah salah satu dari input yang digunakan.Begitu pula halnya dengan input yang digunakan dalam usahatani jagung penambahan input produksi jagung akan memberikan tambahan output usahatani jagung. Akan tetapi penambahan input tersebut tidak selamanya memberikan tambahan produk. Ada saat dimana penambahan input produksi jagung akan menurunkan produksi jagung yang dihasilkan. Untuk itu alokasi sumberdaya yang tepat sangat penting dalam mencapai keberhasilan usahatani jagung.

II.3. Jagung (Zea mays L)Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut:Kingdom : PlantaeDivisio : SpermatophytaSubdivisio : AngiospermaeKelas : MonocotyledoneaeOrdo : PoalesFamili : PoaceaeGenus : ZeaSpesies : Zea mays LTanaman jagung termasuk jenis tumbuhan semusim. Susunan tubuh tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah. Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna. Pada umumnya biji jagung tersusun dalam barisan yang

Page 9: BAHAN MIKRO

melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Dimana biji jagung terdiri dari tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosperm dan embrio (Rukmana,1997).Selanjutnya dikemukakan bahwa tanaman jagung berumah satu yaitu bunga jantan terbentuk pada ujung batang dan bunga betina terletak dibagian tengah batang pada salah satu ketiak daun. Tanaman jagung bersifat protandry yaitu bunga jantan matang lebih dahulu 1-2 hari daripada bunga betina. Letak bunga jantan dan bunga betina secara terpisah, sehingga penyerbukan tanaman jagung bersifat menyerbuk silang.Karakteristik umur tanaman jagung dapat dibedakan menjadi tiga kelompok varietas yaitu : 1) varietas berumur pendek adalah umur panennya berkisar antara 70-80 hari setelah tanam.2) varietas berumur sedang yaitu umur panennya berkisar antara 80-110 hari setelah tanam.3) varietas berumur panjang yaitu umur panennya lebih dari 110 hari setelah tanam. Warna biji jagung amat bervariasi, tergantung pada jenis atau varietasnya. Pada dasarnya warna biji jagung dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu biji kuning, biji putih dan biji sempurna (Rukmana, 1997).Keunggulan benih jagung hibrida antara lain tahan terhadap jenis penyakit tertentu, masa panennya lebih cepat, dan kualitas serta kuantitasnya produksinya lebih baik. Bahkan, ada jagung hibrida yang bias mengeluarkan tongkol jagung kembar sehingga hasil panennya berlipat ganda. Sayangnya, benih jagung hibrida hanya bisa ditanam satu musim tanam karena turunannya sudah tidak lagi memiliki sifat unggul dari sang induk (Redaksi Agromedia, 2007).Sejak munculnya benih jagung hibrida, makin banyak varietas-varietas jagung yang diciptakan dengan berbagai macam keunggulan. Keadaan tersebut memudahkan para petani untuk memilih varietas jagung yang akan ditanam. Penanaman tersebut disesuaikan dengan kondisi lingkungan lahan tanam yang ada (Redaksi Agromedia, 2007).Saat ini, selain untuk konsumsi manusia, jagung juga dimanfaatkan sebagai makanan ternak unggas seperti ayam, bebek, burung, dan ternak sapi, domba, serta babi. Bahkan di Negara-negara maju, sari pati jagung diolah menjadi gula rendah kalori dan ampasnya dip roses kembali untuk menghasilkan alcohol dan monosodium glutamate (Redaksi Agromedia, 2007).II.4. HipotesisBerdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian maka disusun hipotesis sebagai berikut :1. Faktor produksi lahan, tenaga kerja, benih dan pupuk phonska yang digunakan secara bersama-sama dalam usahatani jagung belum efisien.2. Usahatani jagung yang dilaksanakan petani menguntungkan.III. METODE PENELITIANIII.1. Waktu Dan TempatPenelitian ini berlangsung selama tiga bulan yaitu bulan Maret sampai bulan Mei 2007. Lokasi penelitian di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang.III.2. Penentuan Petani RespondenResponden yang akan diambil adalah petani yang berusahatani jagung. Penentuan petani responden dalam penelitian ini dilakukan secara acak sederhana (random sampling) yaitu dari 119 orang petani jagung, dipilih 30 orang petani yang dianggap dapat mewakili petani yang mengusahakan jagung.III.3. Jenis dan Cara Pengumpulan DataJenis data penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan, sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian ini yaitu kantor kelurahan Panreng, BPS kab.Sidrap.

Page 10: BAHAN MIKRO

III.4. Analisis DataData primer dikumpulkan melalui kuisioner yang telah dibuat terlebih dahulu dan memuat seluruh pertanyaan yang dibutuhkan berdasarkan data yang diinginkan. Data yang dikumpulkan di klasifikasi, ditabulasi, dan diolah sesuai dengan alat analisis yang dipakai yaitu1. Analisis fungsi produksi Cobb DouglassAnalisis fungsi cobb Douglas digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor produksi. Analisis fungsi cobb Douglass:Y = ax1b1 x2b2 … xibi… xnbn euuntuk memudahkan pendugaan dinyatakan dengan mengubah bentuk linier berganda setelah melogaritmakan persamaan-persamaan tersebutLog Y = log a + b1 log x1 + b2 log x2 + … + b4 log x4. + uDimana setelah dilogaritmakan hasilnya sebagai berikut :Y = ax1b1 x2b2 x3b3 x4b4 euKeterangan :Y = Produk jagungX1 = Luas pertanaman jagung (are)X2 = Tenaga kerja (HKSP)X3 = Penggunaan benih (kg)X4 = Penggunaan pupuk phonska (kg)u = kesalahane = Logaritma natural ( e = 2.718 )a.b = Besaran yang akan diduga

Setelah diperoleh koefisien regresi, maka dilakukan uji F untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (xi) secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas (Y). uji T untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel tidak bebas. Elastisitas penggunaan faktor produksi diketahui dari besarnya nilai bi. Pengaruh penggunaan faktor produksi diketahui dengan menggunakan koefisien elastisitas masing-masing variabel bebas terhadap variabel tidak bebas yaitu ?bi, dengan kriteria penilaian :1.) Jika ?bi > 1, skala ekonomi usahatani jagung increasing return to scale2.) Jika ?bi =1, skala ekonomi usahatani jagung constant return to scale3.) Jika ?bi <1, skala ekonomi usahatani jagung decreasing return to scaleEfisiensi penggunaan faktor produksi dapat dihitung dengan menggunakan efisiensi harga yaitu nilai produk marginal input (NPMXi) sama dengan harga input (PXi). Rumus perhitungan efisiensi harga berdasarkan penggunaan teknik fungsi produksi Cobb-Douglass adalah :bi . Y . Py = PXiXi

NPMXi = PXi

Dimana :bi = elastisitas produksiY = output rata-rataX = input rata-rataPy = harga output rata-rataPXi = harga input rata-rata

Page 11: BAHAN MIKRO

Dengan kriteria penilaian :

Jika NPMXi/PXi = 1 penggunaan faktor produksi efisienNPMXi/PXi > 1 penggunaan faktor produksi belum efisienNPMXi/PXi < 1 penggunaan faktor produksi tidak efisien

2. Analisis R/C Ratio dan Fungsi KeuntunganAnalisis R/C Ratio digunakan untuk mengetahui apakah petani dalam mengusahakan pertanaman jagung menguntungkan atau merugikanR/C Ratio = TR/TCDimana : TR : Total Revenue (Rp)TC : Total Cost (Rp)

Jika : R/C Ratio > 1, maka usahatani jagung menguntungkanR/C Ratio = 1, maka usahatani jagung impasR/C Ratio < 1, maka usahatani jagung merugikanSelanjutnya untuk mengetahui berapa besar keuntungan yang diperoleh petani pada usahatani jagung dengan menggunakan rumus Fungsi Keuntungan :? = TR – TCDimana : ? : Keuntungan (Rp)/musim/HaTR : Total Revenue (Rp)/musim/HaTC : Total Cost (Rp) /musim/Ha

3. Analisis Biaya Per UnitUntuk mengetahui keuntungan setiap unit (kilogram) usahatani jagung digunakan rumus:Biaya/Unit = TCQ

Dimana, TC : Total Cost (Total Biaya)Q : Kuantitas Produk

III.5. Konsep OperasionalUntuk memudahkan pengambilan data, diwujudkan dalam konsep operasional sebagai berikut :1. Efisiensi adalah upaya penggunaan faktor-faktor produksi yaitu lahan, benih jagung, pupuk phonska, dan tenaga kerja sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi jagung yang sebesar-besarnya.2. Usahatani jagung adalah kegiatan petani dalam mengusahakan produk jagung dengan memanfaatkan faktor produksi dan sarana produksi.3. Petani jagung adalah petani yang memproduksi jagung untuk memenuhi kebutuhan pasar.4. Luas lahan pertanaman jagung (X1) adalah ukuran areal yang ditanami jagung yang dinyatakan dalam hektar.5. Benih jagung (X3) adalah biji tanaman jagung yang akan ditanam untuk menghasilkan jagung yang dinyatakan dalam kilogram, selama satu kali musim tanam.6. Pupuk adalah bahan organik maupun an-organik yang diberikan pada tanaman jagung untuk menambah unsur hara yang dinyatakan dalam kilogram yaitu pupuk phonska (X4) selama satu kali musim tanam

Page 12: BAHAN MIKRO

7. Tenaga kerja (X2) adalah orang yang dipergunakan pada pengelolaan usahatani jagung dalam satuan HKSP, selama satu kali musim tanam.8. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah penggunaannya mempengaruhi produksi yang diperoleh seperti benih dan pupuk phonska.9. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah penggunaannya tidak mempengaruhi besarnya produksi jagung, misalnya pajak lahan, penyusutan alat yang dinyatakan dalam rupiah.10. Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi jagung berlangsung yang terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap yang dinyatakan dalam rupiah.11. Produksi jagung (Y) adalah jumlah fisik yang diperoleh sebagai hasil panen yang dinyatakan dalam kilogram, selama satu kali musim tanam12. Penerimaan total adalah hasil perkalian antara jumlah produksi jagung yang diperoleh dengan harga penjualan jagung selama satu kali produksi yang dinyatakan dalam rupiah.13. Pendapatan bersih adalah nilai penerimaan setelah dikurangi dengan biaya total yang dikeluarkan selama proses produksi jagung yang dinyatakan dengan rupiah, selama satu kali musim tanam.

IV. KEADAAN UMUM WILAYAHIV.1. Letak GeografisKelurahan Panreng berada dalam wilayah Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap Propinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis Kelurahan Panreng mempunyai batas-batas wilayah pemerintahan sebagai berikut :- Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Rappang- Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Manisa- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Benteng- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan MaccorawalieLuas wilayah Kelurahan Panreng adalah kurang lebih 249,6 Ha yang terdiri dari dua lingkungan yaitu Panreng Rijang dan Panreng Lautang. Keseluruhan wilayah dapat ditempuh dengan menggunakan roda dua dan roda empat.IV.2. Keadaan Iklim dan TopografiKeberhasilan usahatani pada umumnya dipengaruhi oleh keadaan iklim. Iklim adalah keadaan cuaca yang meliputi daerah yang luas dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Untuk menentukan tipe iklim di Kelurahan Panreng, digunakan curah hujan selama lima tahun terakhir yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidrap. Adapun data curah hujan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.

Penentuan tipe iklim didasarkan pada klasifikasi menurut Schmidt Fergusson dengan rumus sebagai berikut :Q = Rata-rata bulan kering (Bk)

Berdasarkan nilai Q yang diperoleh dari rumus tersebut, maka Schmidt Fergusson membagi tipe iklim sebagai berikut :- Tipe A, jika 0,0 ? Q < 14,3 sangat basah- Tipe B, jika 14,3 ? Q < 33,3 basah- Tipe C, jika 33,3 ? Q < 66,7 agak basah- Tipe D, jika 66,7 ? Q < 100 sedang- Tipe E, jika 100 ? Q < 167 agak kering

Page 13: BAHAN MIKRO

- Tipe F, jika 167 ? Q < 300 kering- Tipe G, jika 300 ? Q < 700 sangat kering- Tipe H, jika Q ? 700 luar biasa keringUntuk menentukan bulan kering dan bulan basah digunakan klasifikasi menurut Mohr, yaitu:- curah hujan kurang dari 60 mm/ bulan adalah bulan kering (Bk)- curah 60 – 100/ bulan adalah bulan lembab (Bl)- curah hujan lebih dari 100 mm/ bulan adalah bulan basah (Bb)Adapun rata-rata bulan kering dan bulan basah di Kelurahan Panreng dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Rata-rata Bulan Kering (BK), Bulan Lembab (BL) dan Bulan Basah (BB) di Kecamatan baranti, Kabupaten Sidrap, 2007.Tipe Bulan Tahun Rata-rata2002 2003 2004 2005 2006BK 4 1 4 4 4 3,4BL 1 4 2 4 2 2,6BB 7 7 6 4 6 6Sumber: BPS Kab. Sidrap, 2007.

Pada Tabel 3, terlihat bahwa rata-rata bulan kering (BK) adalah 3,4 mm dan rata-rata bulan basah (BB) adalah 6 mm, sehingga nilai Q adalah :Q = 3,4

= 56,67%

Dengan melihat hasil perhitungan diatas, maka dapat ditentukan bahwa tipe iklim di kelurahan Panreng tergolong tipe iklim C atau beriklim agak basah.IV.3. Pola Penggunaan Lahan

Lahan merupakan komponen dari lingkungan sebagai tempat berpijak dan melaksanakan berbagai aktivitas hidup dari manusia dan mahluk hidup lain. Lahan yang ada di Kelurahan Panreng digunakan untuk berbagai jenis pola penggunaan. Adapun pola penggunaan lahan di Kelurahan Panreng dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Penggunaan Lahan di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Penggunaan lahan Luas (Ha) Persentase(%)1 Pemukiman 90,50 36,332 Pekarangan 12,50 5,023 Perkantoran 0,10 0,044 Sawah 100 40,145 Prasarana Umum 46 18,47Jumlah 249,1 100Sumber: Kantor Kelurahan Panreng, 2007.Pada Tabel 4, terlihat bahwa penggunaan lahan terbesar adalah sawah yakni 100 Ha (40,06), kemudian pemukiman seluas 90,50 Ha (36,26%) dan yang paling kecil adalah perkantoran 0,10 Ha (0,04%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pola penggunaan lahan di kelurahan Panreng

Page 14: BAHAN MIKRO

sebagian besar digunakan untuk bidang pertanian. Ini didukung oleh keadaan iklim di Kelurahan Panreng yang agak basah sehingga memungkinkan untuk bertani, khususnya tanaman padi dan jagung.IV.4. Keadaan PendudukPenduduk merupakan salah satu modal atau aset bagi suksesnya kegiatan pembangunan. Peranan yang dilakukan oleh penduduk akan dapat menentukan perkembangan wilayah pada suatu daerah, baik yang bersifat regional maupun yang bersifat nasional. Keadaan penduduk yang terdapat pada suatu daerah dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya jumlah penduduk menurut kelompok umur, tingkat pendidikan dan jenis mata pencaharian.

1. Penduduk Menurut Kelompok UmurJumlah penduduk di Kelurahan Panreng sebanyak 2.998 jiwa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Umur Jumlah Persentase(tahun) (jiwa) (%)1 0 – 4 408 13,612 5 – 9 401 13,383 10 – 14 372 12,414 15 – 19 279 9,315 20 – 24 230 7,676 25 – 29 258 8,617 30 – 34 226 7,548 35 – 39 217 7,249 40 – 44 196 6,5410 45 – 49 154 5,1411 50 – 54 131 4,3712 55 – 59 68 2,2713 > 59 58 1,93Jumlah 2.998 100Sumber: Kantor Lurah Panreng, 2007.Pada Tabel 5 terlihat bahwa jumlah penduduk terbanyak adalah pada kelompok umur 0 – 4 tahun yaitu sebanyak 408 jiwa (13,61%) dan yang terkecil pada kelompok umur lebih 59 tahun yaitu sebanyak 58 jiwa (1,93%).2. Penduduk Menurut Tingkat PendidikanPendidikan merupakan salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kemajuan suatu daerah. Makin tinggi pendidikan penduduk, makin muda menerima informasi dan menyerap inovasi. Adapun tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan Panreng dapat dilihat pada Tabel berikut.Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti, Kab.Sidrap, 2007.No tingkat Pendidikan Jumlah Persentase(jiwa) (%)1 Buta huruf/tidak sekolah 17 0,572 Belum sekolah 494 16,48

Page 15: BAHAN MIKRO

3 Tidak tamat SD 185 6,174 Tamat SD/sederajat 905 30,185 SLTP/sederajat 620 20,686 SLTA/sederajat 723 24,127 Perguruan Tinggi 54 1,8Jumlah 2.998 100Sumber: Kantor Lurah Panreng, 2007.Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa pada umumnya penduduk kelurahan Panreng pernah mengikuti pendidikan formal. Pendidikan formal yang terbanyak adalah sekolah dasar (SD) sebanyak 905 jiwa (30,18%) dan yang paling sedikit adalah buta huruf yakni 17 jiwa (0,57%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian penduduk di kelurahan Panreng berpendidikan.3. Penduduk Menurut Jenis Mata PencaharianPenduduk di Kelurahan Panreng melakukan berbagai jenis mata pencahariannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Persentase(jiwa) (%)1 Buruh 47 5,482 Pegawai negeri 54 6,293 Pengrajin 7 0,824 Pedagang 30 3,55 Penjahit 15 1,756 Tukang batu 23 2,687 Tukang kayu 35 4,088 Peternak 42 4,899 Montir 8 0,9310 Sopir 16 1,8611 TNI 3 0,3512 Pengusaha 10 1,1713 Petani 568 66,2Jumlah 858 100Sumber: Kantor Lurah Panreng, 2007.Pada Tabel 7 terlihat bahwa pada umumnya penduduk Kelurahan Panreng bermata pencaharian sebagai petani yaitu 568 jiwa (66,20%). Sedangkan jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai TNI adalah merupakan yang paling sedikit yaitu sebesar 3 jiwa (0,35%). Hal tersebut didukung oleh pola penggunaan lahan di kelurahan Panreng, dimana penggunaan lahan untuk bertani adalah yang paling luas 100 Ha (40,06%).IV.5. Sarana dan PrasaranaDi Kelurahan Panreng tersedia sarana dan prasarana yakni antara lain bidang pertanian, kesehatan, pemerintahan, peribadatan, dan perhubungan. Untuk lebih jelasnya sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Sarana dan Prasarana Jumlah

Page 16: BAHAN MIKRO

(satuan)1 Prasarana Pemerintahan:kantor kelurahan 1 buah2 Prasarana peribadatan :Mesjid 5 buahMushollah 2 buah3 Prasarana Pendidikan :Sekolah TK 2 buahSD Negeri 3 buahSD Inpres 1 buahSLTP Negeri 1 buah4 Prasarana kesehatan :poliklinik/balai pengobatan 1 unitPosyandu 4 unit5 Prasarana Olahraga :Tennis meja 8 buahLapangan volley 5 buahBulutangkis 1 buah6 Prasarana air bersih :sumur pompa 285 unitsumur gali 200 unit7 Prasarana transportasi :angkutan umum 15 buahOjek 50 buah8 Prasarana ekonomi :Koperasi 1 buahwarung makan 1 buahBengkel 8 buahPercetakan 3 buahPasar 1 buahSumber: kantor Kelurahan Panreng, 2007.

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa prasarana dan sarana ekonomi di kelurahan panreng cukup memadai untuk menunjang kelancaran aktivitas masyarakat di kelurahan Panreng. Begitu juga dengan sarana di bidang transportasi terutama karena dapat memperlancar hubungan masyarakat di kelurahan Panreng baik di dalam maupun keluar. Selain itu, dapat memperlancar pengangkutan atau pemasaran hasil usahatani ke pasar atau keluar daerah kelurahan Panreng.V. Hasil Dan PembahasanV.1. Identitas Petani RespondenIdentitas petani responden ditunjukkan pada Tabel 9 yang meliputi umur, pengalaman berusahatani dan jumlah tanggungan keluarga.Tabel 9. Kisaran dan Rata-Rata Umur, Pengalaman Usahatani dan Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Uraian satuan Kisaran Rata-rata

Page 17: BAHAN MIKRO

1 Umur tahun 30 – 60 44,432 Pengalamanberusahatani tahun 9 – 40 23,1berusahatani jagung tahun 2 – 4 3,173. Jumlah tanggungan keluarga orang 3 – 6 4,03Sumber: Data Primer Setelah Diolah,2005.Pada Tabel 9 terlihat bahwa umur petani responden rata-rata 44,43 tahun. Pengalaman berusahatani secara umum rata-rata 23,1 tahun sedangkan pengalaman berusahatani jagung 3,17 tahun dengan jumlah tanggungan keluarga rata-rata 4 orang.1. Umur PetaniUmur petani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan petani dalam pengelolaan usahataninya. Hal ini apabila ditinjau menurut kemampuan fisik untuk mengetahui umur petani responden dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Petani Responden Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase(%)1 30 – 40 14 46,672 41 – 50 5 16,673 51 – 60 11 36,66Jumlah 30 100Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2007.Pada Tabel 10. menunjukkan bahwa tingkat petani responden 30 -40 tahun berjumlah 14 orang atau 46,67% yang merupakan jumlah tertinggi menyusul tingkat umur 51 – 60 tahun berjumlah 11 atau 36,66 % dan yang paling kecil jumlahnya adalah tingkat umur 41 – 50 berjumlah 5 atau 16,67 %. Oleh karena usia produktif yang mendominasi responden, sehingga dapat dijadikan sebagai kekuatan dalam pengembangan komoditi jagung di masa-masa mendatang.2. Pendidikan PetaniTingkat pendidikan seorang petani turut memberikan pengaruh terhadap pengelolaan usahatani. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani diharapkan semakin mudah proses adopsi, inovasi-inovasi baru baik dalam implementasi teknik budidaya yang baik, penanganan pasca panen maupun terhadap informasi-informasi yang berkembang berkaitan dengan usahataninya. 30 orang petani responden di kelurahan Panreng memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar atau sederajat.

3. Pengalaman berusahataniPengalaman petani dalam menjalankan usahataninya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilannya. Semakin lama petani bekerja pada kegiatan tersebut semakin banyak pengalaman yang diperolehnya yang diharapkan akan lebih menguasai dan lebih terampil dalam teknik budidaya, teknologi pasca panen serta penguasaan teknologi lainnya yang berkaitan dengan usahataninya. Gambaran mengenai pengalaman petani jagung dilokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut ini.Tabel 11. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No. PengalamanBerusahatani (tahun) Non Jagung Jagung

Page 18: BAHAN MIKRO

Jumlah (orang) Persentase(%) Jumlah (orang) Persentase(%)1 < 5 0 0 30 1002 5 – 14 5 16,67 0 03 15 – 30 18 60 0 04 > 30 7 23,33 0 0Jumlah 30 100 30 100Sumber: Data primer setelah diolah, 2007.Berdasarkan Tabel 11 tersebut diatas menunjukkan bahwa pengalaman petani jagung masih relatif rendah. Pengalaman kurang dari 5 tahun memperlihatkan angka tertinggi yaitu 30 orang atau 100%. Sungguhpun demikian, dengan pengalaman yang relatif rendah petani responden pada umumnya memahami teknik budidaya komoditi jagung. Pengalaman berusahatani ini cukup memadai dan dapat dijadikan sebagai penunjang dalam pengembangan komoditi jagung di kelurahan Panreng.4. Jumlah Tanggungan KeluargaJumlah tanggungan keluarga responden terdiri dari petani itu sendiri, istri, anak dan anggota keluarga lainnya yang menjadi tanggungan petani. Jumlah anggota keluarga petani akan berpengaruh bagi petani dalam perencanaan dan pengambilan keputusan petani dalam hal usahataninya, karena anggota keluarga petani dapat merupakan sumber tenaga kerja dalam kegiatan usahatani jagung terutama anggota keluarga yang produktif. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah petani responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga petani jagung dapat dilihat pada Tabel berikut ini.Tabel 12.Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Responden Persentase(orang) (orang) (%)3 – 4 21 705 – 6 9 30Jumlah 30 100Sumber: Data Primer Setelah di Olah, 2005.Berdasarkan Tabel 12 tersebut diatas menunjukkan bahwa jumlah anggota petani yang terbanyak adalah 3 sampai 4 orang adalah 21 orang atau 70 %. Jumlah tanggungan keluarga pada umumnya dapat dijadikan sumber tenaga kerja dalam usahatani jagung. Dengan demikian kebutuhan akan tenaga kerja dapat dipenuhi dalam keluarga, sehingga secara tidak langsung mengurangi pengeluaran tunai dalam proses usahatani.V.2. Keadaan Usahatani Petani RespondenKegiatan usahatani petani responden dilakukan diatas lahan sawah yang tergolong sempit yakni kurang dari 1 Ha dengan luas lahan yang bervariasi antara 0,15 – 0,90 Ha. Adapun lahan yang dikelola oleh petani responden adalah merupakan lahan milik sendiri dengan rata-rata luas lahan o,42 Ha.Pengolahan usahatani menggunakan peralatan mulai pada saat pengolahan tanah/lahan, pemeliharaan dan penyiraman sampai saat panen dan pembersihan lahan.Nilai penyusutan alat tergolong dalam biaya tetap, yaitu biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Jenis rata-rata nilai penyusutan alat dari petani responden dapat dilihat pada Tabel 12.Tabel 13. Jenis dan Nilai Penyusutan Rata-rata Peralatan Usahatani Petani Responden di Kel. Panreng Kec. Baranti Kab.Sidrap, 2007.

Page 19: BAHAN MIKRO

No Jenis Alat Nilai Penyusutan Alat Persentase(Rp) (%)1 Cangkul 7.556,39 2,042 Pompa Air 354.166,67 95,633 Sekop 3.573,74 0,964 Parang 5.040,28 1,37Jumlah 370.336,68 100Sumber: Data Primer Setelah Diolah,2007.Pada Tabel 13. menunjukkan bahwa jumlah rata-rata dari nilai penyusustan alat yang digunakan petani dalam usahataninya adalah Rp.370.336,68. nilai penyusutan terbesar pada pompa air. Alat ini digunakan untuk menyiram tanaman.Salah satu faktor produksi yang penting dalam pengelolaan usahatani adalah penggunaan tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani petani responden adalah tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja tersebut terdiri dari pria, wanita dan anak-anak. Dimana tenaga kerja pria dalam satu hari dinyatakan dalam 1 HKSP (hari kerja setara pria), tenaga kerja wanita dinyatakan dalam 0,7 HKSP dan tenaga kerja anak-anak dinyatakan dalam 0,5 HKSP (Soekartawi, 2003).Upah tenaga kerja dalam keluarga diperoleh dari hasil perkalian antara upah minimum regional (UMR) dengan jumlah HKSP. Upah minimum regional di propinsi sulawesi selatan adalah Rp.15000/hari. Jenis pekerjaan sebagai rangkaian dalam memproduksi jagung. Jumlah HKSP dan upah tenaga kerja rata-rata dari usahatani petani responden untuk jagung dapat dilihat pada Tabel 14.Tabel 14. Jenis Pekerjaan, Jumlah HKSP dan Nilai Upah Rata-Rata Usahatani Jagung Petani Responden di Kelurahan Panreng, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap, 2007.No. Jenis Pekerjaan Jumlah HKSP Nilai Upah (Rp) Persentase (%)1 Penyiapan lahan 6,5 97.500,- 16,362 Penanaman 4,26 64.000,- 10,743 Penyiangan 6,06 91.000,- 15,274 Pemupukan 5,03 75.500,- 12,675 Pemanenan 8,41 126.250,- 21,186 Pengeringan 2,23 33.500,- 5,627 Pemipilan 7,21 108.250,- 18,16jumlah 39,7 596.000,- 100Sumber: data Primer Setelah diolah, 2007.Pada Tabel 14 terlihat bahwa para petani responden dalam proses produksi jagung menggunakan tenaga kerja dalam keluarga rata-rata 39,7 HKSP dengan nilai upah Rp. 596.000,-.V.3. Biaya,Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Jagung Petani RespondenKomponen biaya usahatani jagung meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Penerimaan adalah hasil kali jumlah produksi dengan harga komoditas, sedangkan pendapatan bersih berasal dari selisih antara penerimaan dan biaya produksi.1. Biaya Usahatani jagungBiaya produksi jagung adalah biaya yang dikeluarkan petani responden jagung selama proses produksi sehingga menjadi produk jagung. Biaya ini meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Biaya tetap dalam usahatani jagung ini meliputi pajak lahan, penyusutan alat dan upah tenaga kerja dalam keluarga.

Page 20: BAHAN MIKRO

Biaya variabel adalah biaya yang penggunaannya sangat tergantung pada skala produksi dan habis dalam satu masa produksi. Biaya variabel dari usahatani meliputi biaya untuk bibit dan pupuk. Biaya usahatani jagung dari petani responden dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Jenis Biaya dan Nilai Biaya Rata-Rata Jagung Petani Responden di Kel. Panreng Kec. Baranti Kab. Sidrap, 2007.No. Jenis Biaya Nilai Biaya (Rp)1 Biaya variabelBibit 117.200,-pupuk phonska 248.154,84Total biaya variabel (1) 365.354,842 Biaya tetappenyusutan alat 370.336,68pajak lahan 6.328,33upah tenaga kerja dalam keluarga 596.000,-total biaya tetap (2) 972.665,013 Biaya Total (1+2) 1.338.019,85Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2007.Pada Tabel 15 terlihat bahwa besarnya biaya variabel adalah Rp.365.354,84 dan biaya tetap sebesar Rp.972.665,01 sehingga diperoleh biaya total yang dikeluarkan petani responden rata-rata Rp. 1.338.019,85.2. Penerimaan dan Pendapatan Usahatani JagungBiaya usahatani jagung sebesar Rp. 1.338.019,85 sedangkan penerimaan dari usahatani jagung petani responden sebesar Rp. 3.386.666,67 seperti yang disajikan pada Tabel 16.Tabel 16. Nilai Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Rata-Rata dari usahatani Jagung Petani Responden di Kel.Panreng Kec.Baranti Kab.Sidrap, 2007.No. Uraian Nilai (Rp)1 Penerimaan 3.386.666,672 biaya total 1.338.019,853 pendapatan bersih (1-2) 2.048.646,82Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2007.Pada Tabel 16 dapat diketahui bahwa pendapatan bersih dari usahatani jagung diperoleh petani responden adalah Rp. 2. 048.646,82.V.4. Keuntungan Usahatani Jagung Petani RespondenKeuntungan usahatani jagung dapat diketahui dengan analisis R/C ratio dan fungsi keuntungan, keuntungan per unit dianalisis dengan analisis biaya per unit.1. Analisis R/C RatioUntuk mengetahui apakah usahatani jagung petani responden menguntungkan atau tidak digunakan analisis R/C Ratio dengan hasil :R/C Ratio = Total RevenueTotal Cost

= 3.386.666,671.338.019,85

= 2,53

Page 21: BAHAN MIKRO

Nilai R/C Ratio dari usahatani jagung adalah 2,53 berdasarkan kriterianya nilai R/C Ratio > 1 berarti suatu usahatani menguntungkan. Nilai tersebut memberikan arti bahwa setiap pengeluaran sebesar 1 rupiah akan memberikan penerimaan sebesar 2,53 rupiah. Dengan demikian usahatani jagung petani responden layak untuk dikembangkan.2. Analisis biaya per unitAnalisis biaya per unit digunakan untuk mengetahui keuntungan setiap kilogram produk jagung dengan membandingkan harga jual dan biaya produksi dari setiap kilogram jagung. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil :

Biaya/unit= Biaya Total (Total cost)Kuantitas produk

= 1.338.019,852.116,67 kg

= 632,13/kg

Keuntungan = 1600 – 632,13

= 967,87/kg

Dengan demikian untuk memproduksi 1 kg jagung dikeluarkan biaya sebesar Rp.632,13/kg sehingga dari hasil penjualan diperoleh keuntungan sebesar Rp.967,87/kg.V.5. Analisis Faktor-Faktor Produksi Usahatani Jagung Petani Responden

Melalui analisis fungsi produksi Cobb-Douglass pada usahatani jagung petani responden, dapat diketahui pengaruh panggunaan faktor-faktor produksi, skala ekonomi usaha, dan efisiensi penggunaan faktor produksi.1. Pengaruh Penggunaan Faktor ProduksiPengaruh penggunaan faktor produksi pada usahatani jagung dapat diketahui melalui analisis fungsi produksi cobb douglass. Dengan analisis fungsi produksi ini, melalui nilai koefisien regresi (elastisitas) dapat diketahui seberapa besar pengaruh input atau faktor produksi yang diberikan terhadap jumlah produk yang dihasilkan.Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui nilai koefisien regresi (bi) atau nilai elastisitas dari masing-masing faktor produksi seperti pada Tabel 17. dan berdasarkan nilai elastisitas tersebut dapat pula dilihat skala ekonomi produksi jagung petani responden.Tabel 17. Nilai Koefisien Regresi dan Rata-Rata dari Masing-masing Faktor Produksi Usahatani Jagung Petani Responden di Kel.Panreng Kec. Baranti Kab.Sidrap, 2007.Faktor Produksi (Xi) Koefisien Regresi (bi) Rata-Rata T.hitungLuas lahan (x1) 0,801 -0,42 5,98Tenaga kerja (x2) -0,034 1,56 -0,72Benih (x3) 0,018 0,71 0,27Pupuk phonska (x4) 0,217 1,85 2,21Jumlah 1,002 3,7 7,74Sumber: Data primer setelah diolah,2007.Koefisien korelasi (R) = 0,98

Page 22: BAHAN MIKRO

Koefisien determinasi (R2) = 0,96Keterangan :F hitung = 7156,522t tabel (0.05,30) = 1,70Dari Tabel 16, diperoleh persamaan fungsi produksi Cobb-Douglass yaitu : Y = 3,252 X10,801 . X2-0,034 . X30,018. X40,217Selanjutnya diperoleh koefisien determinasi (R2) = 0,96 yang berarti koefisien determinasi 96 persen. Keberadaan variabel tidak bebas (Y) dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama dan selebihnya yaitu empat persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel pengamatan. Hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas dapat diketahui melalui koefisien korelasi (R) yang bernilai 0,98 yang berarti memiliki hubungan yang kuat.2. Skala Ekonomi Usaha (Return to scale)Return to scale perlu untuk mengetahui apakah kegiatan dari suatu usaha yang diteliti tersebut mengikuti kaidah increasing, constant, atau decreasing return to scale. Jumlah besaran elastisitas b1 adalah lebih besar dari nol dan lebih kecil dari nol serta sama dengan satu.Diketahui jumlah besaran elastisitas b1 =1,002 yang berarti nilai tersebut lebih besar dari satu. Dengan demikian elastisitas penggunaan faktor produksi berada dalam posisi increasing return to scale. Artinya bahwa proporsi dari penambahan faktor produksi akan menghasilkan pertambahan produksi yang lebih besar atau penambahan satu unit faktor produksi akan memberikan tambahan produk lebih besar dari 1,002 kilogram jagung.Sedangkan hasil uji F yang menjelaskan hubungan antara produk dan faktor produksi secara bersama-sama diperoleh F hitung = 7156,522 sedangkan F tabel pada taraf 5 persen sebesar 2,76 dan F tabel pada taraf 1 persen sebesar 4,18 artinya faktor produksi mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap produk yang diperoleh, karena F hitung lebih besar dari F tabel.Pengaruh masing-masing faktor produksi dapat diuraikan sebagai berikut :a. Luas LahanBerdasarkan hasil uji t pada taraf kepercayaan 95 persen menunjukkan bahwa penggunaan luas lahan mempunyai pengaruh yang nyata, karena t hitung lebih besar dari t tabel (5,98 > 1,70). Besaran elastisitasnya (b1) menunjukkan bahwa penambahan satu are luas lahan dapat memberikan tambahan produk jagung sebesar 0.801 kilogram. Dengan demikian luas lahan berpengaruh positif terhadap produksi jagung.b. Tenaga KerjaHasil uji t menunjukkan bahwa tenaga kerja dalam keluarga berpengaruh tidak nyata karena t hitung lebih kecil dari t tabel pada taraf kepercayaan 95 persen yaitu -0,72 < 1,70. Besaran elastisitasnya (b2) menunjukkan bahwa penambahan tenaga kerja setiap satu HKSP dapat menurunkan produksi sebesar 0.03 kilogram.c. BenihHasil uji t pada taraf kepercayaan 95 persen menunjukkan pengaruh penggunaan benih yang tidak nyata yaitu 0,27 < 1,70 (t hitung < t tabel). Besaran elastisitasnya (b3) menunjukkan bahwa penambahan satu kilogram benih jagung dengan luas lahan 0,42 Ha akan memberikan tambahan produksi sebesar 0.01 kilogram. Dengan demikian penggunaan bibit berpengaruh positif terhadap produksi jagung.d. Penggunaan pupuk phonskaBerdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel pada taraf kepercayaan 95 persen yaitu 2,21 > 1,70. Artinya penggunaan pupuk phonska berpengaruh nyata terhadap produksi jagung. Besaran elastisitasnya (b4) menunjukkan bahwa penambahan 1

Page 23: BAHAN MIKRO

kilogram pupuk phonska akan memberikan tambahan produksi sebesar 0,217 kilogram jagung dengan luasan lahan 0,42 Ha. Dengan demikian penggunaan pupuk phonska berpengaruh positif terhadap produksi jagung.3. Efisiensi Penggunaan Faktor ProduksiEfisiensi dapat diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Efisiensi penggunaan faktor produksi dapat dihitung dengan menggunakan efisiensi harga yaitu nilai produk marginal input (NPMXi) sama dengan harga input (PXi) (Soekartawi, 1999).Dengan kriteria penilaian :

Jika NPMXi/PXi = 1 penggunaan faktor produksi efisienNPMXi/PXi > 1 penggunaan faktor produksi belum efisienNPMXi/PXi < 1 penggunaan faktor produksi tidak efisienTabel 18. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Jagung di Kel.Panreng Kec.Baranti Kab.Sidrap,2007.Faktor Produksi NPMXi/PXi KeteranganLuas lahan (x1) 10,11 belum efisienTenaga kerja (x2) -1,19 tidak efisienPenggunaan benih (X3) 0,52 tidak efisienPenggunaan pupuk phonska (x4) 5,73 belum efisienSumber : data primer setelah diolah, 2007.Berdasarkan Tabel 18, diketahui bahwa rasio antara nilai produk marginal dari faktor produksi luas lahan adalah lebih besar dari satu (10,11). Hal itu menunjukkan bahwa secara ekonomis alokasi faktor produksi belum efisien. Dengan demikian jel;aslah bahwa jika saja masih dapat dilakukan penambahan alokasi penggunaan luas lahan garapan usahatani, maka petani di kelurahan panreng masih akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi.Rasio antara NPM dari faktor produksi tenaga kerja dengan harga per HKSP-nya adalah lebih kecil dari satu (-1,19) itu berarti tidak efisien karena tenaga kerja yang digunakan telah melebihi optimum. Dengan demikian usaha untuk meningkatkan keuntungan para petani di kelurahan Panreng hanya dapat dilakukan dengan jalan mengurangi pengalokasian faktor produksi tenaga kerja.Rasio antara NPM dari faktor produksi benih jagung kurang dari satu (0,52) hai ini berarti faktor produksi benih jagung tidak efisien. Karena benih yang digunakan telah melebihi optimum, untuk itu usaha untuk meningkatkan keuntungan para petani dapat dilakukan dengan mengurangi benih jagung yang digunakan.Rasio antara NPM dari faktor produksi pupuk phonska lebih besar dari satu (5,73). Berarti penggunaan pupuk phonska masih belum efisien. Dengan demikian usaha untuk meningkatkan keuntungan para petani di kelurahan Panreng dapat dilakukan dengan menambah penggunaan pupuk phonska untuk memperoleh efisiensi.

VI. KESIMPULAN DAN SARANVI.I. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian terhadap petani responden yang mengelola usahatani jagung di Kelurahan Panreng, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: :1. Usahatani jagung yang diusahakan petani di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap menguntungkan.

Page 24: BAHAN MIKRO

2. Skala ekonomi untuk usaha rumah tangga dalam faktor produksi; lahan, tenaga kerja benih dan pupuk phonska pada usahatani jagung berada dalam keadaan increasing return to scale.3. Penggunaan faktor-faktor produksi yang belum efisien adalah luas lahan dan pupuk phonska, sedangkan yang tidak efisien dari tenaga kerja dan penggunaan benih.VI.II. SaranBerdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh,maka:1. Disarankan kepada petani yang mengusahakan jagung agar dapat mengurangi penggunaan faktor produksi yang tidak efisien, sehingga upaya peningkatan produksi dan pendapatannya dapat dioptimalkan.2. Rekomendasi penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan penyuluhan bagi PPL kepada petani yang ada di wilayah kerjanya masing-masing.

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usaha tani jagung (Studi kasus petani jagung di Kel. Panreng Kec. Baranti Kab.Sidrap) dibimbing Oleh Zulkifli dan Amal Said.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang diterapkan petani dalam usahatani jagung, 2) keuntungan yang diperoleh petani dalam usahatani jagung.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti kabupaten Sidrap. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai bulan maret sampai bulan mei 2007.

Data diperoleh dari 30 orang petani jagung yang dipilih dengan metode acak secara sederhana (random sampling). Data diolah dan dianalisis dengan Fungsi produksi Cobb-Douglass, R/C Ratio, Biaya Per Unit.Hasil analisis data menunjukkan bahwa skala ekonomi penggunaan faktor produksi yaitu lahan, benih dan pupuk phonska pada usahatani jagung berada dalam keadaan increasing return to scale dengan jumlah koefisien elastisitasnya 1,002.

Usahatani jagung yang diusahakan petani responden menguntungkan, dengan nilai R/C Ratio 2,53 (R/C > 1) dan keuntungan per kilogram jagung rata-rata Rp. 967,87

I. PENDAHULUANI.1. Latar BelakangPembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam pemulihan ekonomi nasional. Peranan strategis tersebut khususnya adalah dalam penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri, peningkatan eksport dan devisa Negara, penyediaan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat.Prioritas pembangunan pertanian dewasa ini adalah melestarikan swasembada pangan, peningkatan ekspor non migas dan mengurangi pengeluaran devisa yang sekaligus memperluas

Page 25: BAHAN MIKRO

lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Olehnya itu pengembangan wilayah pedesaan merupakan salah satu tujuan utama pembangunan pertanian maka sangat diharapkan perkembangan agribisnis daerah yang berdaya saing sesuai dengan keunggulan komparatif masing-masing daerah, berkelanjutan, berkeadilan dan demokrasi.Salah satu komoditi tanaman pangan yang dapat mengambil peran dalam pembangunan sektor pertanian adalah komoditi jagung. Di Indonesia Jagung merupakan komoditas pangan kedua setelah padi dan sumber kalori atau makanan pengganti beras disamping itu juga sebagai pakan ternak. Kebutuhan jagung akan terus meningkat dari tahun ketahun sejalan dengan peningkatan taraf hidup ekonomi masyarakat dan kemajuan industri pakan ternak sehingga perlu upaya peningkatan produksi melalui sumber daya manusia dan sumber daya alam, ketersediaan lahan maupun potensi hasil dan teknologi.Jagung menjadi salah satu komoditas pertanian yang sangat penting dan saling terkait dengan industri besar. Selain untuk dikonsumsi untuk sayuran, buah jagung juga bisa diolah menjadi aneka makanan. Selain itu, pipilan keringnya dimanfaatkan untuk pakan ternak. Kondisi ini membuat budidaya jagung memiliki prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan maupun harga jualnya. Terlebih lagi setelah ditemukan benih jagung hibrida yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan benih jagung biasa. Keunggulan tersebut antara lain, masa panennya lebih cepat, lebih tahan serangan hama dan penyakit, serta produktivitasnya lebih banyak.Secara nasional perkembangan produksi jagung dalam kurun waktu 1999-2005 cenderung mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2001 mengalami penurunan namun pada tahun berikutnya kembali meningkat. Sebagai gambaran capaian produksi, luas panen serta produktivitas secara nasional dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi serta Produktivitas Jagung Tahun 1999-2005 di IndonesiaNo Tahun Luas Panen (Ha) Produksi(Ton) Produktivitas (Ton/Ha)1. 1999 3.456.357 9.204.036 2,662. 2000 3.500.318 9.676.899 2,763. 2001 3.285.866 9.347.192 2,844. 2002 3.109.448 9.585.277 3,085. 2003 3.358.511 10.886.442 3,246. 2004 3.356.914 11.225.243 3,347. 2005 3.625.987 12.523.894 3,45Sumber : Departemen Pertanian Jakarta, 2007.Sementara itu perkembangan komoditi jagung di Sulawesi Selatan pada tahun 2006 telah mencapai 696.084 ton dengan luas panen 206.387 Ha dan produktivitas 3,37 ton/Ha yang tersebar di beberapa Kabupaten. Dan diperkirakan pada tahun 2007 produksi jagung akan mencapai sekitar 750.000 ton (Anonim, 2007).Sidenreng Rappang merupakan salah satu Kabupaten sentra pengembangan komoditi padi dalam konsep perwilayahan komoditas yang lebih dikenal dengan nama Bosowasipilu (Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang dan Luwu) seharusnya mengambil peran dalam pemenuhan jagung baik pada tingkat lokal, regional, maupun nasional. Disamping itu daerah inipun sangat berpotensi untuk mengembangkan komoditi jagung karena memiliki permintaan pasar lokal yang cukup

Page 26: BAHAN MIKRO

tinggi terutama pemenuhan pakan ternak ayam ras di daerah ini. Sebagai gambaran capaian produksi jagung dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2. Data Produksi Jagung di Kabupaten Sidrap Tahun 2000-2005.No Tahun Produksi (ton)1 2000 1.757,02 2001 3.009,13 2002 1.667,84 2003 6.309,35 2004 4.167,76 2005 12.792,9Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2007.Untuk itu pemerintah Kabupaten Sidrap telah mengembangkan komoditi jagung di Kecamatan Baranti khususnya Kelurahan Panreng berbasis agribisnis yaitu penyediaan sarana produksi seperti benih, pupuk dan perbaikan sistem budidaya serta peningkatan kelembagaan kelompok tani.Adapun jenis benih yang digunakan oleh petani di Kelurahan Panreng adalah jenis Hibrida Bisi-2, dimana benih tersebut dapat diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan setempat atau toko-toko tani. Selain itu petani menggunakan pupuk Phonska yang dapat diperoleh di pasar tradisional atau toko-toko tani.Akan tetapi tersedianya sarana atau faktor produksi belum berarti produktivitas yang diperoleh petani akan tinggi, namun bagaimana petani melakukan usahanya secara efisien. Karena pentingnya komoditi jagung, maka akan dilakukan penelitian mengenai analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan faktor-faktor produksi tersebut.I.2. Perumusan MasalahBerdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :1. Apakah efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi secara bersama-sama sudah mencapai komposisi optimal terhadap total produk usahatani jagung ?2. Berapa keuntungan yang diperoleh petani dalam usahatani jagung ?

I.3. Tujuan dan KegunaanTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :1. Efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang diterapkan petani dalam usahatani jagung2. Keuntungan yang diperoleh petani dalam usahatani jagungAdapun kegunaan dari penelitian ini adalah :1. Memberikan informasi dalam pengelolaan usahatani jagung untuk memanfaatkan faktor-faktor produksi yang dapat memberikan hasil yang optimal2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKAII.1. Konsep EfisiensiIlmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya. Dikatakan efisien bila

Page 27: BAHAN MIKRO

pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input (Soekartawi, 2006).Pengertian efisiensi sangat relatif, efisiensi diartikan sebagai penggunaan input sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Situasi ang demikian akan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input atau dapat dituliskan:NPMXi = Pxi atauNPMXi = 1PxiDalam banyak kenyataan NPMXi tidak selalu sama dengan Pxi. Yang sering terjadi adalah sebagai berikut :a. (NPMXi/PXi) > 1 artinya penggunaan input X belum efisien, untuk mencapai efisien input X perlu ditambah.b. (NPMXi/PXi) < 1 artinya penggunaan input X belum efisien, untuk mencapai efisien input X perlu dikurangi (Soekartawi, 2003).Soekartawi (2001) mengemukakan bahwa Prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut seefisien mungkin. Dalam terminologi ilmu ekonomi, maka pengertian efisien ini dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu : 1) efisiensi teknis. 2) efisiensi alokatif (efisiensi harga).3) efisiensi ekonomi.Kondisi efisiensi harga yang sering dipakai sebagai patokan yaitu bagaimana mengatur penggunaan faktor produksi sedemikian rupa, sehingga nilai produk marginal suatu input sama dengan harga faktor produksi atau input tersebut (Soekartawi, 2001).Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis (efisiensi teknis) kalau faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi maksimum. Dikatakan efisiensi harga atau efisiensi alokatif kalau nilai dari produk marginal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi ekonomi kalau usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis dan sekaligus juga mencapai efisiensi harga (Soekartawi, 2001).II.2. Faktor-Faktor Produksi Usahatani JagungUsahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah, 2006).Soekartawi (2001), mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi atau faktor relationship.1. Lahan PertanamanTanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi ke luar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya ( Mubyarto, 1995).

Page 28: BAHAN MIKRO

Rukmana (1997), Pengolahan tanah secara sempurna sangat diperlukan agar dapat memperbaiki tekstur dan struktur tanah, memberantas gulma dan hama dalam tanah, memperbaiki aerasi dan drainase tanah, mendorong aktivitas mikroorganisme tanah serta membuang gas-gas beracun dari dalam tanah.Penyiapan lahan untuk tanaman jagung dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa olah tanah (TOT) atau disebut zero tillage, pengolahan tanah minimum (minimum tillage) dan pengolahan tanah maksimum (maximum tillage) (Rukmana, 1997).Zulkifli (2005), mengemukakan bahwa jagung hibrida tidak membutuhkan persyaratan tanah yang terlalu kompleks karena tanaman ini dapat tumbuh disemua macam tanah asalkan tanah tersebut subur, gembur, dan kaya akan bahan organik. Di tanah berat dengan kandungan liat tinggi, jagung masih bisa ditanam dengan pertumbuhan yang normal asalkan tata air (drainase) dan tata udara tanahnya baik. Pada kondisi seperti ini tanah harus sering diolah dalam masa pertumbuhan dan saluran air dibuat diantara barisan selalu diperbaiki. Air yang berlebihan dengan membentuk genangan air akan mengakibatkan benih busuk, tanaman kekurangan udara sehingga pertumbuhannya tidak normal.2. Modal (sarana produksi)Dalam kegiatan proses produksi pertanian, maka modal dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh model tersebut. Faktor produksi seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Dengan demikian modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut. Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang relative pendek dan tidak berlaku untuk jangka panjang (Soekartawi, 2003).Sebaliknya dengan modal tidak tetap atau modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali dalam proses produksi tersebut, misalnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, atau yang dibayarkan untuk pembayaran tenaga kerja.Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari :1.) Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai makin besar skala usaha makin besar pula modal yang dipakai.2.) Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian juga menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai.3.) Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani (Soekartawi,2003).Rukmana (1997), mengemukakan bahwa benih yang bermutu tinggi yang berasal dari varietas unggul merupakan salah satu faktor penentu untuk memperoleh kepastian hasil usahatani jagung. Berbagai benih varietas unggul jagung dapat dengan mudah diperoleh ditoko-toko sarana produksi pertanian. Benih jagung tersebut sudah dikemas dalam kantong plastik dan berlabel sertifikat sehingga petani tinggal menggunakannya. Namun kadang benih jagung diproduksi sendiri oleh petani.Biji jagung yang akan dijadikan benih diproses melalui tahap-tahap pengeringan, pemipilan, pengeringan ulang dan pengemasan sesuai dengan kaidah tata laksana pembenihan. Syarat benih jagung yang baik adalah: 1) daya tumbuh minimum 80%. 2) tidak keropos dan berlubang. 3) bebas dari hama dan penyakit 4) murni atau bebas dari campuran varietas lain. 5) berwarna seragam sesuai dengan warna asli suatu varietas. 6) ukuran biji seragam (Rukmana, 1997).Menurut Marsono dan Sigit (2005), Pupuk sangat bermanfaat dalam menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia ditanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

Page 29: BAHAN MIKRO

Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan dengan sifat fisika tanah yaitu memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur. Pemberian pupuk organik, terutama dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air. Selain menyediakan unsur hara, pemupukan juga membantu mencegah kehilangan unsur hara yang cepat hilang seperti N, P, K yang mudah hilang oleh penguapan. Manfaat lain dari pupuk yaitu memperbaiki kemasaman tanah. Tanah yang masam dapat ditingkatkan pHnya menjadi pH optimum dengan pemberian kapur dan pupuk organik.Pupuk phonska merupakan pupuk majemuk yang mengandung nitrogen, phosfor dan kalium. Menurut Pinus (1994), pupuk phonska digunakan untuk pertumbuhan akar tanaman muda, membantu asimilasi dan pernapasan serta mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah. Dosis pupuk phonska pada tanaman jagung yaitu 50-100 kilogram per hektar.3. Tenaga KerjaFaktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah :1.) Tersedianya tenaga kerjaSetiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja.2.) Kualitas tenaga kerjaDalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang pertanian atau bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas. Bila masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi. Sering dijumpai alat-alat teknologi canggih tidak dioperasikan karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi untuk mengoperasikan alat tersebut.3.) Jenis kelaminKualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah, dan tenaga kerja wanita mengerjakan tanam.4.) Tenaga kerja musimanpertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman. Bila terjadi pengangguran semacam ini, maka konsekuensinya juga terjadi migrasi atau urbanisasi musiman (Soekartawi, 2003).Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri. Tenaga kerja keluarga ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak perlu dinilai dengan uang tetapi terkadang juga membutuhkan tenaga kerja tambahan misalnya dalam penggarapan tanah baik dalam bentuk pekerjaan ternak maupun tenaga kerja langsung sehingga besar kecilnya upah tenaga kerja ditentukan oleh jenis kelamin. Upah tenaga kerja pria umumnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan upah tenaga kerja wanita. Upah tenaga kerja ternak umumnya lebih tinggi daripada upah tenaga kerja manusia ( Mubyarto, 1995).Soekartawi (2003), Umur tenaga kerja di pedesaan juga sering menjadi penentu besar kecilnya upah. Mereka yang tergolong dibawah usia dewasa akan menerima upah yang juga lebih rendah

Page 30: BAHAN MIKRO

bila dibandingkan dengan tenaga kerja yang dewasa. Oleh karena itu penilaian terhadap upah perlu distandarisasi menjadi hari kerja orang (HKO) atau hari kerja setara pria (HKSP). Lama waktu bekerja juga menentukan besar kecilnya tenaga kerja makin lama jam kerja, makin tinggi upah yang mereka terima dan begitu pula sebaliknya.Tenaga kerja bukan manusia seperti mesin dan ternak juga menentukan basar kecilnya upah tenaga kerja. Nilai tenaga kerja traktor mini akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja orang, karena kemampuan traktor tersebut dalam mengolah tanah yang relatif lebih tinggi. Begitu pula halnya tenaga kerja ternak, nilainya lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja traktor karena kemampuan yang lebih tinggi daripada tenaga kerja tersebut (Soekartawi, 2003).4. ManajemenManajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevalusi suatu proses produksi. Karena proses produksi ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja) dari berbagai tingkatan, maka manajemen berarti pula bagaimana mengelola orang-orang tersebut dalam tingkatan atau dalam tahapan proses produksi (Soekartawi, 2003).Faktor manajemen dipengaruhi oleh: 1) tingkat pendidikan2) Pengalaman berusahatani 3) skala usaha. 4) besar kecilnya kredit dan 5) macam komoditas.Menurut Entang dalam Tahir Marzuki (2005), perencanaan usahatani akan menolong keluarga tani di pedesaan. Diantaranya pertama, mendidik para petani agar mampu berpikir dalam menciptakan suatu gagasan yang dapat menguntungkan usahataninya. Kedua, mendidik para petani agar mampu mangambil sikap atau suatu keputusan yang tegas dan tepat serta harus didasarkan pada pertimbangan yang ada. Ketiga, membantu petani dalam memperincikan secara jelas kebutuhan sarana produksi yang diperlukan seperti bibit unggul, pupuk dan obat-obatan. Keempat, membantu petani dalam mendapatkan kredit utang yang akan dipinjamnya sekaligus juga dengan cara-cara pengembaliannya. Kelima, membantu dalam meramalkan jumlah produksi dan pendapatan yang diharapkan.Soekartawi (2005) Perencanaan input-input dan sarana produksi mencakup kegiatan mengidentifikasi input-input dan sarana produksi yang dibutuhkan, baik dari segi jenis, jumlah dan mutu atau spesifikasinya. Setelah itu maka disusun rencana dan sistem pengadaannya dua hal mendasar yang perlu menjadi titik perhatian dalam memilih sistem pengadaan adalah membuat sendiri atau membeli.Pengorganisasian mengenai sumberdaya berupa input-input dan sarana produksi yang akan digunakan akan sangat berguna bagi pencapaian efisiensi usaha dan waktu. Pengorganisasian tersebut terutama menyangkut bagaimana mengalokasikan berbagai input dan fasilitas yang akan digunakan dalam proses produksi sehingga proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pencapaian efektivitas dalam pengorganisasian menekankan pada penempatan fasilitas dan input-input secara tepat dalam suatu rangkaian proses, baik dari segi jumlah maupun mutu dan kapasitas. Dilain pihak, pencapaian efisiensi dalam pengorganisasian input-input dan fasilitas produksi lebih mengarah kepada optimasi penggunaan berbagai sumberdaya tersebut sehingga dapat dihasilkan output maksimum dengan biaya minimum. Dalam usahatani pengorganisasian input-input dan fasilitas produksi menjadi penentu dalam pencapaian optimalitas alokasi sumber-sumber produksi (Soekartawi, 2005).Pengawasan dalam usaha produksi pertanian meliputi pengawasan anggaran, proses, masukan, jadwal kerja yang merupakan upaya untuk memperoleh hasil maksimal dari usaha produksi. Sedangkan evaluasi dilakukan secara berkala mulai saat perencanaan sampai akhir usaha tersebut berlangsung, sehingga jika terjadi penyimpangan dari rencana yang dianggap dapat merugikan

Page 31: BAHAN MIKRO

maka segera dilakukan pengendalian (Soekartawi, 2005).Pengawasan pada suatu usahatani meliputi pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi lahan, bibit, pupuk, obat-obatan dan persediaan modal untuk membiayai usaha pertanian. Dengan pengawasan yang baik terhadap penggunaan faktor-faktor produksi dapat menentukan efisien tidaknya suatu usahatani. Seringkali dijumpai makin luas lahan yang dipakai sebagai usaha pertanian akan semakin tidak efisien lahan tersebut. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa luasnya lahan mengakibatkan upaya untuk melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisiensi akan berkurang disebabkan lemahnya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi bibit, pupuk, obat-obatan dan terbatasnya persediaan modal untuk pembiayaan usaha pertanian dalam skala tersebut. Sebaliknya pada luas lahan yang sempit, upaya pengawasan terhadap faktor produksi semakin baik, sebab diperlukan modal yang tidak terlalu besar sehingga usaha pertanian seperti ini lebih efisien. Meskipun demikian, luasan yang terlalu kecil cenderung menghasilkan usaha yang tidak efisien pula (Soekartawi, 1999).Selanjutnya dikemukakan bahwa Pengendalian dalam usaha produksi pertanian berfungsi untuk menjamin agar proses produksi berjalan pada rel yang telah direncanakan. Dalam usahatani misalnya pengendalian dapat dilakukan pada masalah kelebihan penggunaan tenaga manusia, penggunaan air, kelebihan biaya pada suatu tahap proses produksi dan lain-lain.Faktor produksi tersebut berpengaruh pada biaya produksi sedangkan keduanya akan mempengaruhi penerimaan usahatani. Penerimaan usahatani akan terkait dengan jumlah produk yang dihasilkan dengan harga komoditas. Salah satu yang menentukan komoditas adalah jumlah permintaan dan penawaran harga produk dan faktor produksi yang sering mengalami perubahan akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang diterima. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani adalah luas usaha, tingkat produksi, pilihan kombinasi usaha dan juga intensitas pengusahaan tanaman (Hernanto, 1991).Pengaruh penggunaan faktor produksi dapat dinyatakan dalam tiga alternatif sebagai berikut :1.) Decreasing return to scale artinya bahwa proporsi dari penambahan faktor produksi melebihi proporsi pertambahan produksi2.) Constant return to scale artinya bahwa penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi yang diperoleh3.) Increasing return to scale artinya bahwa proporsi dari penambahan faktor produksi akan menghasilkan pertambahan produksi yang lebih besar (Soekartawi,2000).Keuntungan usahatani dapat dianalisis dengan menggunakan analisis R/C ratio untuk mengetahui apakah usahatani tersebut menguntungkan atau tidak dan analisis fungsi keuntungan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh, analisis biaya per unit untuk mengetahui keuntungan setiap unitnya (kg) (Kartasapoetra, 2001).Menurut Soekartawi (1999), bahwa dalam melakukan usaha pertanian seorang pengusaha atau petani dapat memaksimumkan keuntungan dengan “Profit Maximization dan Cost Minimization”. Profit maximization adalah mengalokasikan input seefisien mungkin untuk memperoleh output yang maksimal, sedangkan cost minimization adalah menekankan biaya produksi sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kedua pendekatan tersebut merupakan hubungan antara input dan output produksi yang tidak lain adalah fungsi produksi. Dimana pertambahan output yang diinginkan dapat ditempuh dengan menambah jumlah salah satu dari input yang digunakan.Begitu pula halnya dengan input yang digunakan dalam usahatani jagung penambahan input produksi jagung akan memberikan tambahan output usahatani jagung. Akan tetapi penambahan input tersebut tidak selamanya memberikan tambahan produk. Ada saat dimana penambahan

Page 32: BAHAN MIKRO

input produksi jagung akan menurunkan produksi jagung yang dihasilkan. Untuk itu alokasi sumberdaya yang tepat sangat penting dalam mencapai keberhasilan usahatani jagung.

II.3. Jagung (Zea mays L)Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut:Kingdom : PlantaeDivisio : SpermatophytaSubdivisio : AngiospermaeKelas : MonocotyledoneaeOrdo : PoalesFamili : PoaceaeGenus : ZeaSpesies : Zea mays LTanaman jagung termasuk jenis tumbuhan semusim. Susunan tubuh tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah. Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna. Pada umumnya biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Dimana biji jagung terdiri dari tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosperm dan embrio (Rukmana,1997).Selanjutnya dikemukakan bahwa tanaman jagung berumah satu yaitu bunga jantan terbentuk pada ujung batang dan bunga betina terletak dibagian tengah batang pada salah satu ketiak daun. Tanaman jagung bersifat protandry yaitu bunga jantan matang lebih dahulu 1-2 hari daripada bunga betina. Letak bunga jantan dan bunga betina secara terpisah, sehingga penyerbukan tanaman jagung bersifat menyerbuk silang.Karakteristik umur tanaman jagung dapat dibedakan menjadi tiga kelompok varietas yaitu : 1) varietas berumur pendek adalah umur panennya berkisar antara 70-80 hari setelah tanam.2) varietas berumur sedang yaitu umur panennya berkisar antara 80-110 hari setelah tanam.3) varietas berumur panjang yaitu umur panennya lebih dari 110 hari setelah tanam. Warna biji jagung amat bervariasi, tergantung pada jenis atau varietasnya. Pada dasarnya warna biji jagung dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu biji kuning, biji putih dan biji sempurna (Rukmana, 1997).Keunggulan benih jagung hibrida antara lain tahan terhadap jenis penyakit tertentu, masa panennya lebih cepat, dan kualitas serta kuantitasnya produksinya lebih baik. Bahkan, ada jagung hibrida yang bias mengeluarkan tongkol jagung kembar sehingga hasil panennya berlipat ganda. Sayangnya, benih jagung hibrida hanya bisa ditanam satu musim tanam karena turunannya sudah tidak lagi memiliki sifat unggul dari sang induk (Redaksi Agromedia, 2007).Sejak munculnya benih jagung hibrida, makin banyak varietas-varietas jagung yang diciptakan dengan berbagai macam keunggulan. Keadaan tersebut memudahkan para petani untuk memilih varietas jagung yang akan ditanam. Penanaman tersebut disesuaikan dengan kondisi lingkungan lahan tanam yang ada (Redaksi Agromedia, 2007).Saat ini, selain untuk konsumsi manusia, jagung juga dimanfaatkan sebagai makanan ternak unggas seperti ayam, bebek, burung, dan ternak sapi, domba, serta babi. Bahkan di Negara-negara maju, sari pati jagung diolah menjadi gula rendah kalori dan ampasnya dip roses kembali untuk menghasilkan alcohol dan monosodium glutamate (Redaksi Agromedia, 2007).II.4. HipotesisBerdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian maka disusun hipotesis sebagai berikut :

Page 33: BAHAN MIKRO

1. Faktor produksi lahan, tenaga kerja, benih dan pupuk phonska yang digunakan secara bersama-sama dalam usahatani jagung belum efisien.2. Usahatani jagung yang dilaksanakan petani menguntungkan.III. METODE PENELITIANIII.1. Waktu Dan TempatPenelitian ini berlangsung selama tiga bulan yaitu bulan Maret sampai bulan Mei 2007. Lokasi penelitian di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang.III.2. Penentuan Petani RespondenResponden yang akan diambil adalah petani yang berusahatani jagung. Penentuan petani responden dalam penelitian ini dilakukan secara acak sederhana (random sampling) yaitu dari 119 orang petani jagung, dipilih 30 orang petani yang dianggap dapat mewakili petani yang mengusahakan jagung.III.3. Jenis dan Cara Pengumpulan DataJenis data penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan, sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian ini yaitu kantor kelurahan Panreng, BPS kab.Sidrap.III.4. Analisis DataData primer dikumpulkan melalui kuisioner yang telah dibuat terlebih dahulu dan memuat seluruh pertanyaan yang dibutuhkan berdasarkan data yang diinginkan. Data yang dikumpulkan di klasifikasi, ditabulasi, dan diolah sesuai dengan alat analisis yang dipakai yaitu1. Analisis fungsi produksi Cobb DouglassAnalisis fungsi cobb Douglas digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor produksi. Analisis fungsi cobb Douglass:Y = ax1b1 x2b2 … xibi… xnbn euuntuk memudahkan pendugaan dinyatakan dengan mengubah bentuk linier berganda setelah melogaritmakan persamaan-persamaan tersebutLog Y = log a + b1 log x1 + b2 log x2 + … + b4 log x4. + uDimana setelah dilogaritmakan hasilnya sebagai berikut :Y = ax1b1 x2b2 x3b3 x4b4 euKeterangan :Y = Produk jagungX1 = Luas pertanaman jagung (are)X2 = Tenaga kerja (HKSP)X3 = Penggunaan benih (kg)X4 = Penggunaan pupuk phonska (kg)u = kesalahane = Logaritma natural ( e = 2.718 )a.b = Besaran yang akan diduga

Setelah diperoleh koefisien regresi, maka dilakukan uji F untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (xi) secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas (Y). uji T untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel tidak bebas. Elastisitas penggunaan faktor produksi diketahui dari besarnya nilai bi. Pengaruh penggunaan faktor produksi diketahui dengan menggunakan koefisien elastisitas masing-masing variabel bebas terhadap variabel tidak bebas yaitu ?bi, dengan kriteria penilaian :

Page 34: BAHAN MIKRO

1.) Jika ?bi > 1, skala ekonomi usahatani jagung increasing return to scale2.) Jika ?bi =1, skala ekonomi usahatani jagung constant return to scale3.) Jika ?bi <1, skala ekonomi usahatani jagung decreasing return to scaleEfisiensi penggunaan faktor produksi dapat dihitung dengan menggunakan efisiensi harga yaitu nilai produk marginal input (NPMXi) sama dengan harga input (PXi). Rumus perhitungan efisiensi harga berdasarkan penggunaan teknik fungsi produksi Cobb-Douglass adalah :bi . Y . Py = PXiXi

NPMXi = PXi

Dimana :bi = elastisitas produksiY = output rata-rataX = input rata-rataPy = harga output rata-rataPXi = harga input rata-rata

Dengan kriteria penilaian :

Jika NPMXi/PXi = 1 penggunaan faktor produksi efisienNPMXi/PXi > 1 penggunaan faktor produksi belum efisienNPMXi/PXi < 1 penggunaan faktor produksi tidak efisien

2. Analisis R/C Ratio dan Fungsi KeuntunganAnalisis R/C Ratio digunakan untuk mengetahui apakah petani dalam mengusahakan pertanaman jagung menguntungkan atau merugikanR/C Ratio = TR/TCDimana : TR : Total Revenue (Rp)TC : Total Cost (Rp)

Jika : R/C Ratio > 1, maka usahatani jagung menguntungkanR/C Ratio = 1, maka usahatani jagung impasR/C Ratio < 1, maka usahatani jagung merugikanSelanjutnya untuk mengetahui berapa besar keuntungan yang diperoleh petani pada usahatani jagung dengan menggunakan rumus Fungsi Keuntungan :? = TR – TCDimana : ? : Keuntungan (Rp)/musim/HaTR : Total Revenue (Rp)/musim/HaTC : Total Cost (Rp) /musim/Ha

3. Analisis Biaya Per UnitUntuk mengetahui keuntungan setiap unit (kilogram) usahatani jagung digunakan rumus:Biaya/Unit = TCQ

Page 35: BAHAN MIKRO

Dimana, TC : Total Cost (Total Biaya)Q : Kuantitas Produk

III.5. Konsep OperasionalUntuk memudahkan pengambilan data, diwujudkan dalam konsep operasional sebagai berikut :1. Efisiensi adalah upaya penggunaan faktor-faktor produksi yaitu lahan, benih jagung, pupuk phonska, dan tenaga kerja sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi jagung yang sebesar-besarnya.2. Usahatani jagung adalah kegiatan petani dalam mengusahakan produk jagung dengan memanfaatkan faktor produksi dan sarana produksi.3. Petani jagung adalah petani yang memproduksi jagung untuk memenuhi kebutuhan pasar.4. Luas lahan pertanaman jagung (X1) adalah ukuran areal yang ditanami jagung yang dinyatakan dalam hektar.5. Benih jagung (X3) adalah biji tanaman jagung yang akan ditanam untuk menghasilkan jagung yang dinyatakan dalam kilogram, selama satu kali musim tanam.6. Pupuk adalah bahan organik maupun an-organik yang diberikan pada tanaman jagung untuk menambah unsur hara yang dinyatakan dalam kilogram yaitu pupuk phonska (X4) selama satu kali musim tanam7. Tenaga kerja (X2) adalah orang yang dipergunakan pada pengelolaan usahatani jagung dalam satuan HKSP, selama satu kali musim tanam.8. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah penggunaannya mempengaruhi produksi yang diperoleh seperti benih dan pupuk phonska.9. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah penggunaannya tidak mempengaruhi besarnya produksi jagung, misalnya pajak lahan, penyusutan alat yang dinyatakan dalam rupiah.10. Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi jagung berlangsung yang terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap yang dinyatakan dalam rupiah.11. Produksi jagung (Y) adalah jumlah fisik yang diperoleh sebagai hasil panen yang dinyatakan dalam kilogram, selama satu kali musim tanam12. Penerimaan total adalah hasil perkalian antara jumlah produksi jagung yang diperoleh dengan harga penjualan jagung selama satu kali produksi yang dinyatakan dalam rupiah.13. Pendapatan bersih adalah nilai penerimaan setelah dikurangi dengan biaya total yang dikeluarkan selama proses produksi jagung yang dinyatakan dengan rupiah, selama satu kali musim tanam.

IV. KEADAAN UMUM WILAYAHIV.1. Letak GeografisKelurahan Panreng berada dalam wilayah Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap Propinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis Kelurahan Panreng mempunyai batas-batas wilayah pemerintahan sebagai berikut :- Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Rappang- Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Manisa- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Benteng- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan MaccorawalieLuas wilayah Kelurahan Panreng adalah kurang lebih 249,6 Ha yang terdiri dari dua lingkungan yaitu Panreng Rijang dan Panreng Lautang. Keseluruhan wilayah dapat ditempuh dengan menggunakan roda dua dan roda empat.

Page 36: BAHAN MIKRO

IV.2. Keadaan Iklim dan TopografiKeberhasilan usahatani pada umumnya dipengaruhi oleh keadaan iklim. Iklim adalah keadaan cuaca yang meliputi daerah yang luas dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Untuk menentukan tipe iklim di Kelurahan Panreng, digunakan curah hujan selama lima tahun terakhir yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidrap. Adapun data curah hujan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.

Penentuan tipe iklim didasarkan pada klasifikasi menurut Schmidt Fergusson dengan rumus sebagai berikut :Q = Rata-rata bulan kering (Bk)

Berdasarkan nilai Q yang diperoleh dari rumus tersebut, maka Schmidt Fergusson membagi tipe iklim sebagai berikut :- Tipe A, jika 0,0 ? Q < 14,3 sangat basah- Tipe B, jika 14,3 ? Q < 33,3 basah- Tipe C, jika 33,3 ? Q < 66,7 agak basah- Tipe D, jika 66,7 ? Q < 100 sedang- Tipe E, jika 100 ? Q < 167 agak kering- Tipe F, jika 167 ? Q < 300 kering- Tipe G, jika 300 ? Q < 700 sangat kering- Tipe H, jika Q ? 700 luar biasa keringUntuk menentukan bulan kering dan bulan basah digunakan klasifikasi menurut Mohr, yaitu:- curah hujan kurang dari 60 mm/ bulan adalah bulan kering (Bk)- curah 60 – 100/ bulan adalah bulan lembab (Bl)- curah hujan lebih dari 100 mm/ bulan adalah bulan basah (Bb)Adapun rata-rata bulan kering dan bulan basah di Kelurahan Panreng dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Rata-rata Bulan Kering (BK), Bulan Lembab (BL) dan Bulan Basah (BB) di Kecamatan baranti, Kabupaten Sidrap, 2007.Tipe Bulan Tahun Rata-rata2002 2003 2004 2005 2006BK 4 1 4 4 4 3,4BL 1 4 2 4 2 2,6BB 7 7 6 4 6 6Sumber: BPS Kab. Sidrap, 2007.

Pada Tabel 3, terlihat bahwa rata-rata bulan kering (BK) adalah 3,4 mm dan rata-rata bulan basah (BB) adalah 6 mm, sehingga nilai Q adalah :Q = 3,4

= 56,67%

Dengan melihat hasil perhitungan diatas, maka dapat ditentukan bahwa tipe iklim di kelurahan Panreng tergolong tipe iklim C atau beriklim agak basah.IV.3. Pola Penggunaan Lahan

Page 37: BAHAN MIKRO

Lahan merupakan komponen dari lingkungan sebagai tempat berpijak dan melaksanakan berbagai aktivitas hidup dari manusia dan mahluk hidup lain. Lahan yang ada di Kelurahan Panreng digunakan untuk berbagai jenis pola penggunaan. Adapun pola penggunaan lahan di Kelurahan Panreng dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Penggunaan Lahan di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Penggunaan lahan Luas (Ha) Persentase(%)1 Pemukiman 90,50 36,332 Pekarangan 12,50 5,023 Perkantoran 0,10 0,044 Sawah 100 40,145 Prasarana Umum 46 18,47Jumlah 249,1 100Sumber: Kantor Kelurahan Panreng, 2007.Pada Tabel 4, terlihat bahwa penggunaan lahan terbesar adalah sawah yakni 100 Ha (40,06), kemudian pemukiman seluas 90,50 Ha (36,26%) dan yang paling kecil adalah perkantoran 0,10 Ha (0,04%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pola penggunaan lahan di kelurahan Panreng sebagian besar digunakan untuk bidang pertanian. Ini didukung oleh keadaan iklim di Kelurahan Panreng yang agak basah sehingga memungkinkan untuk bertani, khususnya tanaman padi dan jagung.IV.4. Keadaan PendudukPenduduk merupakan salah satu modal atau aset bagi suksesnya kegiatan pembangunan. Peranan yang dilakukan oleh penduduk akan dapat menentukan perkembangan wilayah pada suatu daerah, baik yang bersifat regional maupun yang bersifat nasional. Keadaan penduduk yang terdapat pada suatu daerah dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya jumlah penduduk menurut kelompok umur, tingkat pendidikan dan jenis mata pencaharian.

1. Penduduk Menurut Kelompok UmurJumlah penduduk di Kelurahan Panreng sebanyak 2.998 jiwa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Umur Jumlah Persentase(tahun) (jiwa) (%)1 0 – 4 408 13,612 5 – 9 401 13,383 10 – 14 372 12,414 15 – 19 279 9,315 20 – 24 230 7,676 25 – 29 258 8,617 30 – 34 226 7,548 35 – 39 217 7,249 40 – 44 196 6,5410 45 – 49 154 5,1411 50 – 54 131 4,3712 55 – 59 68 2,27

Page 38: BAHAN MIKRO

13 > 59 58 1,93Jumlah 2.998 100Sumber: Kantor Lurah Panreng, 2007.Pada Tabel 5 terlihat bahwa jumlah penduduk terbanyak adalah pada kelompok umur 0 – 4 tahun yaitu sebanyak 408 jiwa (13,61%) dan yang terkecil pada kelompok umur lebih 59 tahun yaitu sebanyak 58 jiwa (1,93%).2. Penduduk Menurut Tingkat PendidikanPendidikan merupakan salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kemajuan suatu daerah. Makin tinggi pendidikan penduduk, makin muda menerima informasi dan menyerap inovasi. Adapun tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan Panreng dapat dilihat pada Tabel berikut.Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti, Kab.Sidrap, 2007.No tingkat Pendidikan Jumlah Persentase(jiwa) (%)1 Buta huruf/tidak sekolah 17 0,572 Belum sekolah 494 16,483 Tidak tamat SD 185 6,174 Tamat SD/sederajat 905 30,185 SLTP/sederajat 620 20,686 SLTA/sederajat 723 24,127 Perguruan Tinggi 54 1,8Jumlah 2.998 100Sumber: Kantor Lurah Panreng, 2007.Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa pada umumnya penduduk kelurahan Panreng pernah mengikuti pendidikan formal. Pendidikan formal yang terbanyak adalah sekolah dasar (SD) sebanyak 905 jiwa (30,18%) dan yang paling sedikit adalah buta huruf yakni 17 jiwa (0,57%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian penduduk di kelurahan Panreng berpendidikan.3. Penduduk Menurut Jenis Mata PencaharianPenduduk di Kelurahan Panreng melakukan berbagai jenis mata pencahariannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Persentase(jiwa) (%)1 Buruh 47 5,482 Pegawai negeri 54 6,293 Pengrajin 7 0,824 Pedagang 30 3,55 Penjahit 15 1,756 Tukang batu 23 2,687 Tukang kayu 35 4,088 Peternak 42 4,899 Montir 8 0,9310 Sopir 16 1,86

Page 39: BAHAN MIKRO

11 TNI 3 0,3512 Pengusaha 10 1,1713 Petani 568 66,2Jumlah 858 100Sumber: Kantor Lurah Panreng, 2007.Pada Tabel 7 terlihat bahwa pada umumnya penduduk Kelurahan Panreng bermata pencaharian sebagai petani yaitu 568 jiwa (66,20%). Sedangkan jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai TNI adalah merupakan yang paling sedikit yaitu sebesar 3 jiwa (0,35%). Hal tersebut didukung oleh pola penggunaan lahan di kelurahan Panreng, dimana penggunaan lahan untuk bertani adalah yang paling luas 100 Ha (40,06%).IV.5. Sarana dan PrasaranaDi Kelurahan Panreng tersedia sarana dan prasarana yakni antara lain bidang pertanian, kesehatan, pemerintahan, peribadatan, dan perhubungan. Untuk lebih jelasnya sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Sarana dan Prasarana Jumlah(satuan)1 Prasarana Pemerintahan:kantor kelurahan 1 buah2 Prasarana peribadatan :Mesjid 5 buahMushollah 2 buah3 Prasarana Pendidikan :Sekolah TK 2 buahSD Negeri 3 buahSD Inpres 1 buahSLTP Negeri 1 buah4 Prasarana kesehatan :poliklinik/balai pengobatan 1 unitPosyandu 4 unit5 Prasarana Olahraga :Tennis meja 8 buahLapangan volley 5 buahBulutangkis 1 buah6 Prasarana air bersih :sumur pompa 285 unitsumur gali 200 unit7 Prasarana transportasi :angkutan umum 15 buahOjek 50 buah8 Prasarana ekonomi :Koperasi 1 buahwarung makan 1 buahBengkel 8 buahPercetakan 3 buah

Page 40: BAHAN MIKRO

Pasar 1 buahSumber: kantor Kelurahan Panreng, 2007.

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa prasarana dan sarana ekonomi di kelurahan panreng cukup memadai untuk menunjang kelancaran aktivitas masyarakat di kelurahan Panreng. Begitu juga dengan sarana di bidang transportasi terutama karena dapat memperlancar hubungan masyarakat di kelurahan Panreng baik di dalam maupun keluar. Selain itu, dapat memperlancar pengangkutan atau pemasaran hasil usahatani ke pasar atau keluar daerah kelurahan Panreng.V. Hasil Dan PembahasanV.1. Identitas Petani RespondenIdentitas petani responden ditunjukkan pada Tabel 9 yang meliputi umur, pengalaman berusahatani dan jumlah tanggungan keluarga.Tabel 9. Kisaran dan Rata-Rata Umur, Pengalaman Usahatani dan Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Uraian satuan Kisaran Rata-rata

1 Umur tahun 30 – 60 44,432 Pengalamanberusahatani tahun 9 – 40 23,1berusahatani jagung tahun 2 – 4 3,173. Jumlah tanggungan keluarga orang 3 – 6 4,03Sumber: Data Primer Setelah Diolah,2005.Pada Tabel 9 terlihat bahwa umur petani responden rata-rata 44,43 tahun. Pengalaman berusahatani secara umum rata-rata 23,1 tahun sedangkan pengalaman berusahatani jagung 3,17 tahun dengan jumlah tanggungan keluarga rata-rata 4 orang.1. Umur PetaniUmur petani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan petani dalam pengelolaan usahataninya. Hal ini apabila ditinjau menurut kemampuan fisik untuk mengetahui umur petani responden dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Petani Responden Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase(%)1 30 – 40 14 46,672 41 – 50 5 16,673 51 – 60 11 36,66Jumlah 30 100Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2007.Pada Tabel 10. menunjukkan bahwa tingkat petani responden 30 -40 tahun berjumlah 14 orang atau 46,67% yang merupakan jumlah tertinggi menyusul tingkat umur 51 – 60 tahun berjumlah 11 atau 36,66 % dan yang paling kecil jumlahnya adalah tingkat umur 41 – 50 berjumlah 5 atau 16,67 %. Oleh karena usia produktif yang mendominasi responden, sehingga dapat dijadikan sebagai kekuatan dalam pengembangan komoditi jagung di masa-masa mendatang.2. Pendidikan PetaniTingkat pendidikan seorang petani turut memberikan pengaruh terhadap pengelolaan usahatani. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani diharapkan semakin mudah proses adopsi, inovasi-

Page 41: BAHAN MIKRO

inovasi baru baik dalam implementasi teknik budidaya yang baik, penanganan pasca panen maupun terhadap informasi-informasi yang berkembang berkaitan dengan usahataninya. 30 orang petani responden di kelurahan Panreng memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar atau sederajat.

3. Pengalaman berusahataniPengalaman petani dalam menjalankan usahataninya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilannya. Semakin lama petani bekerja pada kegiatan tersebut semakin banyak pengalaman yang diperolehnya yang diharapkan akan lebih menguasai dan lebih terampil dalam teknik budidaya, teknologi pasca panen serta penguasaan teknologi lainnya yang berkaitan dengan usahataninya. Gambaran mengenai pengalaman petani jagung dilokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut ini.Tabel 11. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No. PengalamanBerusahatani (tahun) Non Jagung JagungJumlah (orang) Persentase(%) Jumlah (orang) Persentase(%)1 < 5 0 0 30 1002 5 – 14 5 16,67 0 03 15 – 30 18 60 0 04 > 30 7 23,33 0 0Jumlah 30 100 30 100Sumber: Data primer setelah diolah, 2007.Berdasarkan Tabel 11 tersebut diatas menunjukkan bahwa pengalaman petani jagung masih relatif rendah. Pengalaman kurang dari 5 tahun memperlihatkan angka tertinggi yaitu 30 orang atau 100%. Sungguhpun demikian, dengan pengalaman yang relatif rendah petani responden pada umumnya memahami teknik budidaya komoditi jagung. Pengalaman berusahatani ini cukup memadai dan dapat dijadikan sebagai penunjang dalam pengembangan komoditi jagung di kelurahan Panreng.4. Jumlah Tanggungan KeluargaJumlah tanggungan keluarga responden terdiri dari petani itu sendiri, istri, anak dan anggota keluarga lainnya yang menjadi tanggungan petani. Jumlah anggota keluarga petani akan berpengaruh bagi petani dalam perencanaan dan pengambilan keputusan petani dalam hal usahataninya, karena anggota keluarga petani dapat merupakan sumber tenaga kerja dalam kegiatan usahatani jagung terutama anggota keluarga yang produktif. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah petani responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga petani jagung dapat dilihat pada Tabel berikut ini.Tabel 12.Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Responden Persentase(orang) (orang) (%)3 – 4 21 705 – 6 9 30Jumlah 30 100Sumber: Data Primer Setelah di Olah, 2005.Berdasarkan Tabel 12 tersebut diatas menunjukkan bahwa jumlah anggota petani yang terbanyak

Page 42: BAHAN MIKRO

adalah 3 sampai 4 orang adalah 21 orang atau 70 %. Jumlah tanggungan keluarga pada umumnya dapat dijadikan sumber tenaga kerja dalam usahatani jagung. Dengan demikian kebutuhan akan tenaga kerja dapat dipenuhi dalam keluarga, sehingga secara tidak langsung mengurangi pengeluaran tunai dalam proses usahatani.V.2. Keadaan Usahatani Petani RespondenKegiatan usahatani petani responden dilakukan diatas lahan sawah yang tergolong sempit yakni kurang dari 1 Ha dengan luas lahan yang bervariasi antara 0,15 – 0,90 Ha. Adapun lahan yang dikelola oleh petani responden adalah merupakan lahan milik sendiri dengan rata-rata luas lahan o,42 Ha.Pengolahan usahatani menggunakan peralatan mulai pada saat pengolahan tanah/lahan, pemeliharaan dan penyiraman sampai saat panen dan pembersihan lahan.Nilai penyusutan alat tergolong dalam biaya tetap, yaitu biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Jenis rata-rata nilai penyusutan alat dari petani responden dapat dilihat pada Tabel 12.Tabel 13. Jenis dan Nilai Penyusutan Rata-rata Peralatan Usahatani Petani Responden di Kel. Panreng Kec. Baranti Kab.Sidrap, 2007.No Jenis Alat Nilai Penyusutan Alat Persentase(Rp) (%)1 Cangkul 7.556,39 2,042 Pompa Air 354.166,67 95,633 Sekop 3.573,74 0,964 Parang 5.040,28 1,37Jumlah 370.336,68 100Sumber: Data Primer Setelah Diolah,2007.Pada Tabel 13. menunjukkan bahwa jumlah rata-rata dari nilai penyusustan alat yang digunakan petani dalam usahataninya adalah Rp.370.336,68. nilai penyusutan terbesar pada pompa air. Alat ini digunakan untuk menyiram tanaman.Salah satu faktor produksi yang penting dalam pengelolaan usahatani adalah penggunaan tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani petani responden adalah tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja tersebut terdiri dari pria, wanita dan anak-anak. Dimana tenaga kerja pria dalam satu hari dinyatakan dalam 1 HKSP (hari kerja setara pria), tenaga kerja wanita dinyatakan dalam 0,7 HKSP dan tenaga kerja anak-anak dinyatakan dalam 0,5 HKSP (Soekartawi, 2003).Upah tenaga kerja dalam keluarga diperoleh dari hasil perkalian antara upah minimum regional (UMR) dengan jumlah HKSP. Upah minimum regional di propinsi sulawesi selatan adalah Rp.15000/hari. Jenis pekerjaan sebagai rangkaian dalam memproduksi jagung. Jumlah HKSP dan upah tenaga kerja rata-rata dari usahatani petani responden untuk jagung dapat dilihat pada Tabel 14.Tabel 14. Jenis Pekerjaan, Jumlah HKSP dan Nilai Upah Rata-Rata Usahatani Jagung Petani Responden di Kelurahan Panreng, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap, 2007.No. Jenis Pekerjaan Jumlah HKSP Nilai Upah (Rp) Persentase (%)1 Penyiapan lahan 6,5 97.500,- 16,362 Penanaman 4,26 64.000,- 10,743 Penyiangan 6,06 91.000,- 15,274 Pemupukan 5,03 75.500,- 12,675 Pemanenan 8,41 126.250,- 21,18

Page 43: BAHAN MIKRO

6 Pengeringan 2,23 33.500,- 5,627 Pemipilan 7,21 108.250,- 18,16jumlah 39,7 596.000,- 100Sumber: data Primer Setelah diolah, 2007.Pada Tabel 14 terlihat bahwa para petani responden dalam proses produksi jagung menggunakan tenaga kerja dalam keluarga rata-rata 39,7 HKSP dengan nilai upah Rp. 596.000,-.V.3. Biaya,Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Jagung Petani RespondenKomponen biaya usahatani jagung meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Penerimaan adalah hasil kali jumlah produksi dengan harga komoditas, sedangkan pendapatan bersih berasal dari selisih antara penerimaan dan biaya produksi.1. Biaya Usahatani jagungBiaya produksi jagung adalah biaya yang dikeluarkan petani responden jagung selama proses produksi sehingga menjadi produk jagung. Biaya ini meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Biaya tetap dalam usahatani jagung ini meliputi pajak lahan, penyusutan alat dan upah tenaga kerja dalam keluarga.Biaya variabel adalah biaya yang penggunaannya sangat tergantung pada skala produksi dan habis dalam satu masa produksi. Biaya variabel dari usahatani meliputi biaya untuk bibit dan pupuk. Biaya usahatani jagung dari petani responden dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Jenis Biaya dan Nilai Biaya Rata-Rata Jagung Petani Responden di Kel. Panreng Kec. Baranti Kab. Sidrap, 2007.No. Jenis Biaya Nilai Biaya (Rp)1 Biaya variabelBibit 117.200,-pupuk phonska 248.154,84Total biaya variabel (1) 365.354,842 Biaya tetappenyusutan alat 370.336,68pajak lahan 6.328,33upah tenaga kerja dalam keluarga 596.000,-total biaya tetap (2) 972.665,013 Biaya Total (1+2) 1.338.019,85Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2007.Pada Tabel 15 terlihat bahwa besarnya biaya variabel adalah Rp.365.354,84 dan biaya tetap sebesar Rp.972.665,01 sehingga diperoleh biaya total yang dikeluarkan petani responden rata-rata Rp. 1.338.019,85.2. Penerimaan dan Pendapatan Usahatani JagungBiaya usahatani jagung sebesar Rp. 1.338.019,85 sedangkan penerimaan dari usahatani jagung petani responden sebesar Rp. 3.386.666,67 seperti yang disajikan pada Tabel 16.Tabel 16. Nilai Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Rata-Rata dari usahatani Jagung Petani Responden di Kel.Panreng Kec.Baranti Kab.Sidrap, 2007.No. Uraian Nilai (Rp)1 Penerimaan 3.386.666,672 biaya total 1.338.019,853 pendapatan bersih (1-2) 2.048.646,82

Page 44: BAHAN MIKRO

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2007.Pada Tabel 16 dapat diketahui bahwa pendapatan bersih dari usahatani jagung diperoleh petani responden adalah Rp. 2. 048.646,82.V.4. Keuntungan Usahatani Jagung Petani RespondenKeuntungan usahatani jagung dapat diketahui dengan analisis R/C ratio dan fungsi keuntungan, keuntungan per unit dianalisis dengan analisis biaya per unit.1. Analisis R/C RatioUntuk mengetahui apakah usahatani jagung petani responden menguntungkan atau tidak digunakan analisis R/C Ratio dengan hasil :R/C Ratio = Total RevenueTotal Cost

= 3.386.666,671.338.019,85

= 2,53

Nilai R/C Ratio dari usahatani jagung adalah 2,53 berdasarkan kriterianya nilai R/C Ratio > 1 berarti suatu usahatani menguntungkan. Nilai tersebut memberikan arti bahwa setiap pengeluaran sebesar 1 rupiah akan memberikan penerimaan sebesar 2,53 rupiah. Dengan demikian usahatani jagung petani responden layak untuk dikembangkan.2. Analisis biaya per unitAnalisis biaya per unit digunakan untuk mengetahui keuntungan setiap kilogram produk jagung dengan membandingkan harga jual dan biaya produksi dari setiap kilogram jagung. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil :

Biaya/unit= Biaya Total (Total cost)Kuantitas produk

= 1.338.019,852.116,67 kg

= 632,13/kg

Keuntungan = 1600 – 632,13

= 967,87/kg

Dengan demikian untuk memproduksi 1 kg jagung dikeluarkan biaya sebesar Rp.632,13/kg sehingga dari hasil penjualan diperoleh keuntungan sebesar Rp.967,87/kg.V.5. Analisis Faktor-Faktor Produksi Usahatani Jagung Petani Responden

Melalui analisis fungsi produksi Cobb-Douglass pada usahatani jagung petani responden, dapat diketahui pengaruh panggunaan faktor-faktor produksi, skala ekonomi usaha, dan efisiensi penggunaan faktor produksi.1. Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi

Page 45: BAHAN MIKRO

Pengaruh penggunaan faktor produksi pada usahatani jagung dapat diketahui melalui analisis fungsi produksi cobb douglass. Dengan analisis fungsi produksi ini, melalui nilai koefisien regresi (elastisitas) dapat diketahui seberapa besar pengaruh input atau faktor produksi yang diberikan terhadap jumlah produk yang dihasilkan.Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui nilai koefisien regresi (bi) atau nilai elastisitas dari masing-masing faktor produksi seperti pada Tabel 17. dan berdasarkan nilai elastisitas tersebut dapat pula dilihat skala ekonomi produksi jagung petani responden.Tabel 17. Nilai Koefisien Regresi dan Rata-Rata dari Masing-masing Faktor Produksi Usahatani Jagung Petani Responden di Kel.Panreng Kec. Baranti Kab.Sidrap, 2007.Faktor Produksi (Xi) Koefisien Regresi (bi) Rata-Rata T.hitungLuas lahan (x1) 0,801 -0,42 5,98Tenaga kerja (x2) -0,034 1,56 -0,72Benih (x3) 0,018 0,71 0,27Pupuk phonska (x4) 0,217 1,85 2,21Jumlah 1,002 3,7 7,74Sumber: Data primer setelah diolah,2007.Koefisien korelasi (R) = 0,98Koefisien determinasi (R2) = 0,96Keterangan :F hitung = 7156,522t tabel (0.05,30) = 1,70Dari Tabel 16, diperoleh persamaan fungsi produksi Cobb-Douglass yaitu : Y = 3,252 X10,801 . X2-0,034 . X30,018. X40,217Selanjutnya diperoleh koefisien determinasi (R2) = 0,96 yang berarti koefisien determinasi 96 persen. Keberadaan variabel tidak bebas (Y) dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama dan selebihnya yaitu empat persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel pengamatan. Hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas dapat diketahui melalui koefisien korelasi (R) yang bernilai 0,98 yang berarti memiliki hubungan yang kuat.2. Skala Ekonomi Usaha (Return to scale)Return to scale perlu untuk mengetahui apakah kegiatan dari suatu usaha yang diteliti tersebut mengikuti kaidah increasing, constant, atau decreasing return to scale. Jumlah besaran elastisitas b1 adalah lebih besar dari nol dan lebih kecil dari nol serta sama dengan satu.Diketahui jumlah besaran elastisitas b1 =1,002 yang berarti nilai tersebut lebih besar dari satu. Dengan demikian elastisitas penggunaan faktor produksi berada dalam posisi increasing return to scale. Artinya bahwa proporsi dari penambahan faktor produksi akan menghasilkan pertambahan produksi yang lebih besar atau penambahan satu unit faktor produksi akan memberikan tambahan produk lebih besar dari 1,002 kilogram jagung.Sedangkan hasil uji F yang menjelaskan hubungan antara produk dan faktor produksi secara bersama-sama diperoleh F hitung = 7156,522 sedangkan F tabel pada taraf 5 persen sebesar 2,76 dan F tabel pada taraf 1 persen sebesar 4,18 artinya faktor produksi mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap produk yang diperoleh, karena F hitung lebih besar dari F tabel.Pengaruh masing-masing faktor produksi dapat diuraikan sebagai berikut :a. Luas LahanBerdasarkan hasil uji t pada taraf kepercayaan 95 persen menunjukkan bahwa penggunaan luas lahan mempunyai pengaruh yang nyata, karena t hitung lebih besar dari t tabel (5,98 > 1,70). Besaran elastisitasnya (b1) menunjukkan bahwa penambahan satu are luas lahan dapat

Page 46: BAHAN MIKRO

memberikan tambahan produk jagung sebesar 0.801 kilogram. Dengan demikian luas lahan berpengaruh positif terhadap produksi jagung.b. Tenaga KerjaHasil uji t menunjukkan bahwa tenaga kerja dalam keluarga berpengaruh tidak nyata karena t hitung lebih kecil dari t tabel pada taraf kepercayaan 95 persen yaitu -0,72 < 1,70. Besaran elastisitasnya (b2) menunjukkan bahwa penambahan tenaga kerja setiap satu HKSP dapat menurunkan produksi sebesar 0.03 kilogram.c. BenihHasil uji t pada taraf kepercayaan 95 persen menunjukkan pengaruh penggunaan benih yang tidak nyata yaitu 0,27 < 1,70 (t hitung < t tabel). Besaran elastisitasnya (b3) menunjukkan bahwa penambahan satu kilogram benih jagung dengan luas lahan 0,42 Ha akan memberikan tambahan produksi sebesar 0.01 kilogram. Dengan demikian penggunaan bibit berpengaruh positif terhadap produksi jagung.d. Penggunaan pupuk phonskaBerdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel pada taraf kepercayaan 95 persen yaitu 2,21 > 1,70. Artinya penggunaan pupuk phonska berpengaruh nyata terhadap produksi jagung. Besaran elastisitasnya (b4) menunjukkan bahwa penambahan 1 kilogram pupuk phonska akan memberikan tambahan produksi sebesar 0,217 kilogram jagung dengan luasan lahan 0,42 Ha. Dengan demikian penggunaan pupuk phonska berpengaruh positif terhadap produksi jagung.3. Efisiensi Penggunaan Faktor ProduksiEfisiensi dapat diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Efisiensi penggunaan faktor produksi dapat dihitung dengan menggunakan efisiensi harga yaitu nilai produk marginal input (NPMXi) sama dengan harga input (PXi) (Soekartawi, 1999).Dengan kriteria penilaian :

Jika NPMXi/PXi = 1 penggunaan faktor produksi efisienNPMXi/PXi > 1 penggunaan faktor produksi belum efisienNPMXi/PXi < 1 penggunaan faktor produksi tidak efisienTabel 18. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Jagung di Kel.Panreng Kec.Baranti Kab.Sidrap,2007.Faktor Produksi NPMXi/PXi KeteranganLuas lahan (x1) 10,11 belum efisienTenaga kerja (x2) -1,19 tidak efisienPenggunaan benih (X3) 0,52 tidak efisienPenggunaan pupuk phonska (x4) 5,73 belum efisienSumber : data primer setelah diolah, 2007.Berdasarkan Tabel 18, diketahui bahwa rasio antara nilai produk marginal dari faktor produksi luas lahan adalah lebih besar dari satu (10,11). Hal itu menunjukkan bahwa secara ekonomis alokasi faktor produksi belum efisien. Dengan demikian jel;aslah bahwa jika saja masih dapat dilakukan penambahan alokasi penggunaan luas lahan garapan usahatani, maka petani di kelurahan panreng masih akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi.Rasio antara NPM dari faktor produksi tenaga kerja dengan harga per HKSP-nya adalah lebih kecil dari satu (-1,19) itu berarti tidak efisien karena tenaga kerja yang digunakan telah melebihi optimum. Dengan demikian usaha untuk meningkatkan keuntungan para petani di kelurahan

Page 47: BAHAN MIKRO

Panreng hanya dapat dilakukan dengan jalan mengurangi pengalokasian faktor produksi tenaga kerja.Rasio antara NPM dari faktor produksi benih jagung kurang dari satu (0,52) hai ini berarti faktor produksi benih jagung tidak efisien. Karena benih yang digunakan telah melebihi optimum, untuk itu usaha untuk meningkatkan keuntungan para petani dapat dilakukan dengan mengurangi benih jagung yang digunakan.Rasio antara NPM dari faktor produksi pupuk phonska lebih besar dari satu (5,73). Berarti penggunaan pupuk phonska masih belum efisien. Dengan demikian usaha untuk meningkatkan keuntungan para petani di kelurahan Panreng dapat dilakukan dengan menambah penggunaan pupuk phonska untuk memperoleh efisiensi.

VI. KESIMPULAN DAN SARANVI.I. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian terhadap petani responden yang mengelola usahatani jagung di Kelurahan Panreng, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: :1. Usahatani jagung yang diusahakan petani di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap menguntungkan.2. Skala ekonomi untuk usaha rumah tangga dalam faktor produksi; lahan, tenaga kerja benih dan pupuk phonska pada usahatani jagung berada dalam keadaan increasing return to scale.3. Penggunaan faktor-faktor produksi yang belum efisien adalah luas lahan dan pupuk phonska, sedangkan yang tidak efisien dari tenaga kerja dan penggunaan benih.VI.II. SaranBerdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh,maka:1. Disarankan kepada petani yang mengusahakan jagung agar dapat mengurangi penggunaan faktor produksi yang tidak efisien, sehingga upaya peningkatan produksi dan pendapatannya dapat dioptimalkan.2. Rekomendasi penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan penyuluhan bagi PPL kepada petani yang ada di wilayah kerjanya masing-masing.

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usaha tani jagung (Studi kasus petani jagung di Kel. Panreng Kec. Baranti Kab.Sidrap) dibimbing Oleh Zulkifli dan Amal Said.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang diterapkan petani dalam usahatani jagung, 2) keuntungan yang diperoleh petani dalam usahatani jagung.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti kabupaten Sidrap. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai bulan maret sampai bulan mei 2007.

Data diperoleh dari 30 orang petani jagung yang dipilih dengan metode acak secara sederhana (random sampling). Data diolah dan dianalisis dengan Fungsi produksi Cobb-Douglass, R/C Ratio, Biaya Per Unit.Hasil analisis data menunjukkan bahwa skala ekonomi penggunaan faktor produksi yaitu lahan,

Page 48: BAHAN MIKRO

benih dan pupuk phonska pada usahatani jagung berada dalam keadaan increasing return to scale dengan jumlah koefisien elastisitasnya 1,002.

Usahatani jagung yang diusahakan petani responden menguntungkan, dengan nilai R/C Ratio 2,53 (R/C > 1) dan keuntungan per kilogram jagung rata-rata Rp. 967,87

I. PENDAHULUANI.1. Latar BelakangPembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam pemulihan ekonomi nasional. Peranan strategis tersebut khususnya adalah dalam penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri, peningkatan eksport dan devisa Negara, penyediaan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat.Prioritas pembangunan pertanian dewasa ini adalah melestarikan swasembada pangan, peningkatan ekspor non migas dan mengurangi pengeluaran devisa yang sekaligus memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Olehnya itu pengembangan wilayah pedesaan merupakan salah satu tujuan utama pembangunan pertanian maka sangat diharapkan perkembangan agribisnis daerah yang berdaya saing sesuai dengan keunggulan komparatif masing-masing daerah, berkelanjutan, berkeadilan dan demokrasi.Salah satu komoditi tanaman pangan yang dapat mengambil peran dalam pembangunan sektor pertanian adalah komoditi jagung. Di Indonesia Jagung merupakan komoditas pangan kedua setelah padi dan sumber kalori atau makanan pengganti beras disamping itu juga sebagai pakan ternak. Kebutuhan jagung akan terus meningkat dari tahun ketahun sejalan dengan peningkatan taraf hidup ekonomi masyarakat dan kemajuan industri pakan ternak sehingga perlu upaya peningkatan produksi melalui sumber daya manusia dan sumber daya alam, ketersediaan lahan maupun potensi hasil dan teknologi.Jagung menjadi salah satu komoditas pertanian yang sangat penting dan saling terkait dengan industri besar. Selain untuk dikonsumsi untuk sayuran, buah jagung juga bisa diolah menjadi aneka makanan. Selain itu, pipilan keringnya dimanfaatkan untuk pakan ternak. Kondisi ini membuat budidaya jagung memiliki prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan maupun harga jualnya. Terlebih lagi setelah ditemukan benih jagung hibrida yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan benih jagung biasa. Keunggulan tersebut antara lain, masa panennya lebih cepat, lebih tahan serangan hama dan penyakit, serta produktivitasnya lebih banyak.Secara nasional perkembangan produksi jagung dalam kurun waktu 1999-2005 cenderung mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2001 mengalami penurunan namun pada tahun berikutnya kembali meningkat. Sebagai gambaran capaian produksi, luas panen serta produktivitas secara nasional dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi serta Produktivitas Jagung Tahun 1999-2005 di IndonesiaNo Tahun Luas Panen (Ha) Produksi(Ton) Produktivitas (Ton/Ha)1. 1999 3.456.357 9.204.036 2,662. 2000 3.500.318 9.676.899 2,76

Page 49: BAHAN MIKRO

3. 2001 3.285.866 9.347.192 2,844. 2002 3.109.448 9.585.277 3,085. 2003 3.358.511 10.886.442 3,246. 2004 3.356.914 11.225.243 3,347. 2005 3.625.987 12.523.894 3,45Sumber : Departemen Pertanian Jakarta, 2007.Sementara itu perkembangan komoditi jagung di Sulawesi Selatan pada tahun 2006 telah mencapai 696.084 ton dengan luas panen 206.387 Ha dan produktivitas 3,37 ton/Ha yang tersebar di beberapa Kabupaten. Dan diperkirakan pada tahun 2007 produksi jagung akan mencapai sekitar 750.000 ton (Anonim, 2007).Sidenreng Rappang merupakan salah satu Kabupaten sentra pengembangan komoditi padi dalam konsep perwilayahan komoditas yang lebih dikenal dengan nama Bosowasipilu (Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang dan Luwu) seharusnya mengambil peran dalam pemenuhan jagung baik pada tingkat lokal, regional, maupun nasional. Disamping itu daerah inipun sangat berpotensi untuk mengembangkan komoditi jagung karena memiliki permintaan pasar lokal yang cukup tinggi terutama pemenuhan pakan ternak ayam ras di daerah ini. Sebagai gambaran capaian produksi jagung dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2. Data Produksi Jagung di Kabupaten Sidrap Tahun 2000-2005.No Tahun Produksi (ton)1 2000 1.757,02 2001 3.009,13 2002 1.667,84 2003 6.309,35 2004 4.167,76 2005 12.792,9Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2007.Untuk itu pemerintah Kabupaten Sidrap telah mengembangkan komoditi jagung di Kecamatan Baranti khususnya Kelurahan Panreng berbasis agribisnis yaitu penyediaan sarana produksi seperti benih, pupuk dan perbaikan sistem budidaya serta peningkatan kelembagaan kelompok tani.Adapun jenis benih yang digunakan oleh petani di Kelurahan Panreng adalah jenis Hibrida Bisi-2, dimana benih tersebut dapat diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan setempat atau toko-toko tani. Selain itu petani menggunakan pupuk Phonska yang dapat diperoleh di pasar tradisional atau toko-toko tani.Akan tetapi tersedianya sarana atau faktor produksi belum berarti produktivitas yang diperoleh petani akan tinggi, namun bagaimana petani melakukan usahanya secara efisien. Karena pentingnya komoditi jagung, maka akan dilakukan penelitian mengenai analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan faktor-faktor produksi tersebut.I.2. Perumusan MasalahBerdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :1. Apakah efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi secara bersama-sama sudah mencapai komposisi optimal terhadap total produk usahatani jagung ?2. Berapa keuntungan yang diperoleh petani dalam usahatani jagung ?

Page 50: BAHAN MIKRO

I.3. Tujuan dan KegunaanTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :1. Efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang diterapkan petani dalam usahatani jagung2. Keuntungan yang diperoleh petani dalam usahatani jagungAdapun kegunaan dari penelitian ini adalah :1. Memberikan informasi dalam pengelolaan usahatani jagung untuk memanfaatkan faktor-faktor produksi yang dapat memberikan hasil yang optimal2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKAII.1. Konsep EfisiensiIlmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya. Dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input (Soekartawi, 2006).Pengertian efisiensi sangat relatif, efisiensi diartikan sebagai penggunaan input sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Situasi ang demikian akan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input atau dapat dituliskan:NPMXi = Pxi atauNPMXi = 1PxiDalam banyak kenyataan NPMXi tidak selalu sama dengan Pxi. Yang sering terjadi adalah sebagai berikut :a. (NPMXi/PXi) > 1 artinya penggunaan input X belum efisien, untuk mencapai efisien input X perlu ditambah.b. (NPMXi/PXi) < 1 artinya penggunaan input X belum efisien, untuk mencapai efisien input X perlu dikurangi (Soekartawi, 2003).Soekartawi (2001) mengemukakan bahwa Prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut seefisien mungkin. Dalam terminologi ilmu ekonomi, maka pengertian efisien ini dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu : 1) efisiensi teknis. 2) efisiensi alokatif (efisiensi harga).3) efisiensi ekonomi.Kondisi efisiensi harga yang sering dipakai sebagai patokan yaitu bagaimana mengatur penggunaan faktor produksi sedemikian rupa, sehingga nilai produk marginal suatu input sama dengan harga faktor produksi atau input tersebut (Soekartawi, 2001).Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis (efisiensi teknis) kalau faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi maksimum. Dikatakan efisiensi harga atau efisiensi alokatif kalau nilai dari produk marginal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi ekonomi kalau usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis dan sekaligus juga mencapai efisiensi harga (Soekartawi, 2001).II.2. Faktor-Faktor Produksi Usahatani JagungUsahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani

Page 51: BAHAN MIKRO

merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah, 2006).Soekartawi (2001), mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi atau faktor relationship.1. Lahan PertanamanTanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi ke luar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya ( Mubyarto, 1995).Rukmana (1997), Pengolahan tanah secara sempurna sangat diperlukan agar dapat memperbaiki tekstur dan struktur tanah, memberantas gulma dan hama dalam tanah, memperbaiki aerasi dan drainase tanah, mendorong aktivitas mikroorganisme tanah serta membuang gas-gas beracun dari dalam tanah.Penyiapan lahan untuk tanaman jagung dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa olah tanah (TOT) atau disebut zero tillage, pengolahan tanah minimum (minimum tillage) dan pengolahan tanah maksimum (maximum tillage) (Rukmana, 1997).Zulkifli (2005), mengemukakan bahwa jagung hibrida tidak membutuhkan persyaratan tanah yang terlalu kompleks karena tanaman ini dapat tumbuh disemua macam tanah asalkan tanah tersebut subur, gembur, dan kaya akan bahan organik. Di tanah berat dengan kandungan liat tinggi, jagung masih bisa ditanam dengan pertumbuhan yang normal asalkan tata air (drainase) dan tata udara tanahnya baik. Pada kondisi seperti ini tanah harus sering diolah dalam masa pertumbuhan dan saluran air dibuat diantara barisan selalu diperbaiki. Air yang berlebihan dengan membentuk genangan air akan mengakibatkan benih busuk, tanaman kekurangan udara sehingga pertumbuhannya tidak normal.2. Modal (sarana produksi)Dalam kegiatan proses produksi pertanian, maka modal dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh model tersebut. Faktor produksi seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Dengan demikian modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut. Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang relative pendek dan tidak berlaku untuk jangka panjang (Soekartawi, 2003).Sebaliknya dengan modal tidak tetap atau modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali dalam proses produksi tersebut, misalnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, atau yang dibayarkan untuk pembayaran tenaga kerja.Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari :1.) Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai makin besar skala usaha makin besar pula modal yang dipakai.2.) Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian juga menentukan

Page 52: BAHAN MIKRO

besar-kecilnya modal yang dipakai.3.) Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani (Soekartawi,2003).Rukmana (1997), mengemukakan bahwa benih yang bermutu tinggi yang berasal dari varietas unggul merupakan salah satu faktor penentu untuk memperoleh kepastian hasil usahatani jagung. Berbagai benih varietas unggul jagung dapat dengan mudah diperoleh ditoko-toko sarana produksi pertanian. Benih jagung tersebut sudah dikemas dalam kantong plastik dan berlabel sertifikat sehingga petani tinggal menggunakannya. Namun kadang benih jagung diproduksi sendiri oleh petani.Biji jagung yang akan dijadikan benih diproses melalui tahap-tahap pengeringan, pemipilan, pengeringan ulang dan pengemasan sesuai dengan kaidah tata laksana pembenihan. Syarat benih jagung yang baik adalah: 1) daya tumbuh minimum 80%. 2) tidak keropos dan berlubang. 3) bebas dari hama dan penyakit 4) murni atau bebas dari campuran varietas lain. 5) berwarna seragam sesuai dengan warna asli suatu varietas. 6) ukuran biji seragam (Rukmana, 1997).Menurut Marsono dan Sigit (2005), Pupuk sangat bermanfaat dalam menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia ditanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan dengan sifat fisika tanah yaitu memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur. Pemberian pupuk organik, terutama dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air. Selain menyediakan unsur hara, pemupukan juga membantu mencegah kehilangan unsur hara yang cepat hilang seperti N, P, K yang mudah hilang oleh penguapan. Manfaat lain dari pupuk yaitu memperbaiki kemasaman tanah. Tanah yang masam dapat ditingkatkan pHnya menjadi pH optimum dengan pemberian kapur dan pupuk organik.Pupuk phonska merupakan pupuk majemuk yang mengandung nitrogen, phosfor dan kalium. Menurut Pinus (1994), pupuk phonska digunakan untuk pertumbuhan akar tanaman muda, membantu asimilasi dan pernapasan serta mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah. Dosis pupuk phonska pada tanaman jagung yaitu 50-100 kilogram per hektar.3. Tenaga KerjaFaktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah :1.) Tersedianya tenaga kerjaSetiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja.2.) Kualitas tenaga kerjaDalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang pertanian atau bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas. Bila masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi. Sering dijumpai alat-alat teknologi canggih tidak dioperasikan karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi untuk mengoperasikan alat tersebut.3.) Jenis kelaminKualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti

Page 53: BAHAN MIKRO

mengolah tanah, dan tenaga kerja wanita mengerjakan tanam.4.) Tenaga kerja musimanpertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman. Bila terjadi pengangguran semacam ini, maka konsekuensinya juga terjadi migrasi atau urbanisasi musiman (Soekartawi, 2003).Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri. Tenaga kerja keluarga ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak perlu dinilai dengan uang tetapi terkadang juga membutuhkan tenaga kerja tambahan misalnya dalam penggarapan tanah baik dalam bentuk pekerjaan ternak maupun tenaga kerja langsung sehingga besar kecilnya upah tenaga kerja ditentukan oleh jenis kelamin. Upah tenaga kerja pria umumnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan upah tenaga kerja wanita. Upah tenaga kerja ternak umumnya lebih tinggi daripada upah tenaga kerja manusia ( Mubyarto, 1995).Soekartawi (2003), Umur tenaga kerja di pedesaan juga sering menjadi penentu besar kecilnya upah. Mereka yang tergolong dibawah usia dewasa akan menerima upah yang juga lebih rendah bila dibandingkan dengan tenaga kerja yang dewasa. Oleh karena itu penilaian terhadap upah perlu distandarisasi menjadi hari kerja orang (HKO) atau hari kerja setara pria (HKSP). Lama waktu bekerja juga menentukan besar kecilnya tenaga kerja makin lama jam kerja, makin tinggi upah yang mereka terima dan begitu pula sebaliknya.Tenaga kerja bukan manusia seperti mesin dan ternak juga menentukan basar kecilnya upah tenaga kerja. Nilai tenaga kerja traktor mini akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja orang, karena kemampuan traktor tersebut dalam mengolah tanah yang relatif lebih tinggi. Begitu pula halnya tenaga kerja ternak, nilainya lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja traktor karena kemampuan yang lebih tinggi daripada tenaga kerja tersebut (Soekartawi, 2003).4. ManajemenManajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevalusi suatu proses produksi. Karena proses produksi ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja) dari berbagai tingkatan, maka manajemen berarti pula bagaimana mengelola orang-orang tersebut dalam tingkatan atau dalam tahapan proses produksi (Soekartawi, 2003).Faktor manajemen dipengaruhi oleh: 1) tingkat pendidikan2) Pengalaman berusahatani 3) skala usaha. 4) besar kecilnya kredit dan 5) macam komoditas.Menurut Entang dalam Tahir Marzuki (2005), perencanaan usahatani akan menolong keluarga tani di pedesaan. Diantaranya pertama, mendidik para petani agar mampu berpikir dalam menciptakan suatu gagasan yang dapat menguntungkan usahataninya. Kedua, mendidik para petani agar mampu mangambil sikap atau suatu keputusan yang tegas dan tepat serta harus didasarkan pada pertimbangan yang ada. Ketiga, membantu petani dalam memperincikan secara jelas kebutuhan sarana produksi yang diperlukan seperti bibit unggul, pupuk dan obat-obatan. Keempat, membantu petani dalam mendapatkan kredit utang yang akan dipinjamnya sekaligus juga dengan cara-cara pengembaliannya. Kelima, membantu dalam meramalkan jumlah produksi dan pendapatan yang diharapkan.Soekartawi (2005) Perencanaan input-input dan sarana produksi mencakup kegiatan mengidentifikasi input-input dan sarana produksi yang dibutuhkan, baik dari segi jenis, jumlah dan mutu atau spesifikasinya. Setelah itu maka disusun rencana dan sistem pengadaannya dua hal mendasar yang perlu menjadi titik perhatian dalam memilih sistem pengadaan adalah membuat sendiri atau membeli.

Page 54: BAHAN MIKRO

Pengorganisasian mengenai sumberdaya berupa input-input dan sarana produksi yang akan digunakan akan sangat berguna bagi pencapaian efisiensi usaha dan waktu. Pengorganisasian tersebut terutama menyangkut bagaimana mengalokasikan berbagai input dan fasilitas yang akan digunakan dalam proses produksi sehingga proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pencapaian efektivitas dalam pengorganisasian menekankan pada penempatan fasilitas dan input-input secara tepat dalam suatu rangkaian proses, baik dari segi jumlah maupun mutu dan kapasitas. Dilain pihak, pencapaian efisiensi dalam pengorganisasian input-input dan fasilitas produksi lebih mengarah kepada optimasi penggunaan berbagai sumberdaya tersebut sehingga dapat dihasilkan output maksimum dengan biaya minimum. Dalam usahatani pengorganisasian input-input dan fasilitas produksi menjadi penentu dalam pencapaian optimalitas alokasi sumber-sumber produksi (Soekartawi, 2005).Pengawasan dalam usaha produksi pertanian meliputi pengawasan anggaran, proses, masukan, jadwal kerja yang merupakan upaya untuk memperoleh hasil maksimal dari usaha produksi. Sedangkan evaluasi dilakukan secara berkala mulai saat perencanaan sampai akhir usaha tersebut berlangsung, sehingga jika terjadi penyimpangan dari rencana yang dianggap dapat merugikan maka segera dilakukan pengendalian (Soekartawi, 2005).Pengawasan pada suatu usahatani meliputi pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi lahan, bibit, pupuk, obat-obatan dan persediaan modal untuk membiayai usaha pertanian. Dengan pengawasan yang baik terhadap penggunaan faktor-faktor produksi dapat menentukan efisien tidaknya suatu usahatani. Seringkali dijumpai makin luas lahan yang dipakai sebagai usaha pertanian akan semakin tidak efisien lahan tersebut. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa luasnya lahan mengakibatkan upaya untuk melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisiensi akan berkurang disebabkan lemahnya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi bibit, pupuk, obat-obatan dan terbatasnya persediaan modal untuk pembiayaan usaha pertanian dalam skala tersebut. Sebaliknya pada luas lahan yang sempit, upaya pengawasan terhadap faktor produksi semakin baik, sebab diperlukan modal yang tidak terlalu besar sehingga usaha pertanian seperti ini lebih efisien. Meskipun demikian, luasan yang terlalu kecil cenderung menghasilkan usaha yang tidak efisien pula (Soekartawi, 1999).Selanjutnya dikemukakan bahwa Pengendalian dalam usaha produksi pertanian berfungsi untuk menjamin agar proses produksi berjalan pada rel yang telah direncanakan. Dalam usahatani misalnya pengendalian dapat dilakukan pada masalah kelebihan penggunaan tenaga manusia, penggunaan air, kelebihan biaya pada suatu tahap proses produksi dan lain-lain.Faktor produksi tersebut berpengaruh pada biaya produksi sedangkan keduanya akan mempengaruhi penerimaan usahatani. Penerimaan usahatani akan terkait dengan jumlah produk yang dihasilkan dengan harga komoditas. Salah satu yang menentukan komoditas adalah jumlah permintaan dan penawaran harga produk dan faktor produksi yang sering mengalami perubahan akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang diterima. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani adalah luas usaha, tingkat produksi, pilihan kombinasi usaha dan juga intensitas pengusahaan tanaman (Hernanto, 1991).Pengaruh penggunaan faktor produksi dapat dinyatakan dalam tiga alternatif sebagai berikut :1.) Decreasing return to scale artinya bahwa proporsi dari penambahan faktor produksi melebihi proporsi pertambahan produksi2.) Constant return to scale artinya bahwa penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi yang diperoleh3.) Increasing return to scale artinya bahwa proporsi dari penambahan faktor produksi akan menghasilkan pertambahan produksi yang lebih besar (Soekartawi,2000).

Page 55: BAHAN MIKRO

Keuntungan usahatani dapat dianalisis dengan menggunakan analisis R/C ratio untuk mengetahui apakah usahatani tersebut menguntungkan atau tidak dan analisis fungsi keuntungan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh, analisis biaya per unit untuk mengetahui keuntungan setiap unitnya (kg) (Kartasapoetra, 2001).Menurut Soekartawi (1999), bahwa dalam melakukan usaha pertanian seorang pengusaha atau petani dapat memaksimumkan keuntungan dengan “Profit Maximization dan Cost Minimization”. Profit maximization adalah mengalokasikan input seefisien mungkin untuk memperoleh output yang maksimal, sedangkan cost minimization adalah menekankan biaya produksi sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kedua pendekatan tersebut merupakan hubungan antara input dan output produksi yang tidak lain adalah fungsi produksi. Dimana pertambahan output yang diinginkan dapat ditempuh dengan menambah jumlah salah satu dari input yang digunakan.Begitu pula halnya dengan input yang digunakan dalam usahatani jagung penambahan input produksi jagung akan memberikan tambahan output usahatani jagung. Akan tetapi penambahan input tersebut tidak selamanya memberikan tambahan produk. Ada saat dimana penambahan input produksi jagung akan menurunkan produksi jagung yang dihasilkan. Untuk itu alokasi sumberdaya yang tepat sangat penting dalam mencapai keberhasilan usahatani jagung.

II.3. Jagung (Zea mays L)Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut:Kingdom : PlantaeDivisio : SpermatophytaSubdivisio : AngiospermaeKelas : MonocotyledoneaeOrdo : PoalesFamili : PoaceaeGenus : ZeaSpesies : Zea mays LTanaman jagung termasuk jenis tumbuhan semusim. Susunan tubuh tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah. Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna. Pada umumnya biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Dimana biji jagung terdiri dari tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosperm dan embrio (Rukmana,1997).Selanjutnya dikemukakan bahwa tanaman jagung berumah satu yaitu bunga jantan terbentuk pada ujung batang dan bunga betina terletak dibagian tengah batang pada salah satu ketiak daun. Tanaman jagung bersifat protandry yaitu bunga jantan matang lebih dahulu 1-2 hari daripada bunga betina. Letak bunga jantan dan bunga betina secara terpisah, sehingga penyerbukan tanaman jagung bersifat menyerbuk silang.Karakteristik umur tanaman jagung dapat dibedakan menjadi tiga kelompok varietas yaitu : 1) varietas berumur pendek adalah umur panennya berkisar antara 70-80 hari setelah tanam.2) varietas berumur sedang yaitu umur panennya berkisar antara 80-110 hari setelah tanam.3) varietas berumur panjang yaitu umur panennya lebih dari 110 hari setelah tanam. Warna biji jagung amat bervariasi, tergantung pada jenis atau varietasnya. Pada dasarnya warna biji jagung dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu biji kuning, biji putih dan biji sempurna (Rukmana, 1997).

Page 56: BAHAN MIKRO

Keunggulan benih jagung hibrida antara lain tahan terhadap jenis penyakit tertentu, masa panennya lebih cepat, dan kualitas serta kuantitasnya produksinya lebih baik. Bahkan, ada jagung hibrida yang bias mengeluarkan tongkol jagung kembar sehingga hasil panennya berlipat ganda. Sayangnya, benih jagung hibrida hanya bisa ditanam satu musim tanam karena turunannya sudah tidak lagi memiliki sifat unggul dari sang induk (Redaksi Agromedia, 2007).Sejak munculnya benih jagung hibrida, makin banyak varietas-varietas jagung yang diciptakan dengan berbagai macam keunggulan. Keadaan tersebut memudahkan para petani untuk memilih varietas jagung yang akan ditanam. Penanaman tersebut disesuaikan dengan kondisi lingkungan lahan tanam yang ada (Redaksi Agromedia, 2007).Saat ini, selain untuk konsumsi manusia, jagung juga dimanfaatkan sebagai makanan ternak unggas seperti ayam, bebek, burung, dan ternak sapi, domba, serta babi. Bahkan di Negara-negara maju, sari pati jagung diolah menjadi gula rendah kalori dan ampasnya dip roses kembali untuk menghasilkan alcohol dan monosodium glutamate (Redaksi Agromedia, 2007).II.4. HipotesisBerdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian maka disusun hipotesis sebagai berikut :1. Faktor produksi lahan, tenaga kerja, benih dan pupuk phonska yang digunakan secara bersama-sama dalam usahatani jagung belum efisien.2. Usahatani jagung yang dilaksanakan petani menguntungkan.III. METODE PENELITIANIII.1. Waktu Dan TempatPenelitian ini berlangsung selama tiga bulan yaitu bulan Maret sampai bulan Mei 2007. Lokasi penelitian di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang.III.2. Penentuan Petani RespondenResponden yang akan diambil adalah petani yang berusahatani jagung. Penentuan petani responden dalam penelitian ini dilakukan secara acak sederhana (random sampling) yaitu dari 119 orang petani jagung, dipilih 30 orang petani yang dianggap dapat mewakili petani yang mengusahakan jagung.III.3. Jenis dan Cara Pengumpulan DataJenis data penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan, sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian ini yaitu kantor kelurahan Panreng, BPS kab.Sidrap.III.4. Analisis DataData primer dikumpulkan melalui kuisioner yang telah dibuat terlebih dahulu dan memuat seluruh pertanyaan yang dibutuhkan berdasarkan data yang diinginkan. Data yang dikumpulkan di klasifikasi, ditabulasi, dan diolah sesuai dengan alat analisis yang dipakai yaitu1. Analisis fungsi produksi Cobb DouglassAnalisis fungsi cobb Douglas digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor produksi. Analisis fungsi cobb Douglass:Y = ax1b1 x2b2 … xibi… xnbn euuntuk memudahkan pendugaan dinyatakan dengan mengubah bentuk linier berganda setelah melogaritmakan persamaan-persamaan tersebutLog Y = log a + b1 log x1 + b2 log x2 + … + b4 log x4. + uDimana setelah dilogaritmakan hasilnya sebagai berikut :Y = ax1b1 x2b2 x3b3 x4b4 euKeterangan :

Page 57: BAHAN MIKRO

Y = Produk jagungX1 = Luas pertanaman jagung (are)X2 = Tenaga kerja (HKSP)X3 = Penggunaan benih (kg)X4 = Penggunaan pupuk phonska (kg)u = kesalahane = Logaritma natural ( e = 2.718 )a.b = Besaran yang akan diduga

Setelah diperoleh koefisien regresi, maka dilakukan uji F untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (xi) secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas (Y). uji T untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel tidak bebas. Elastisitas penggunaan faktor produksi diketahui dari besarnya nilai bi. Pengaruh penggunaan faktor produksi diketahui dengan menggunakan koefisien elastisitas masing-masing variabel bebas terhadap variabel tidak bebas yaitu ?bi, dengan kriteria penilaian :1.) Jika ?bi > 1, skala ekonomi usahatani jagung increasing return to scale2.) Jika ?bi =1, skala ekonomi usahatani jagung constant return to scale3.) Jika ?bi <1, skala ekonomi usahatani jagung decreasing return to scaleEfisiensi penggunaan faktor produksi dapat dihitung dengan menggunakan efisiensi harga yaitu nilai produk marginal input (NPMXi) sama dengan harga input (PXi). Rumus perhitungan efisiensi harga berdasarkan penggunaan teknik fungsi produksi Cobb-Douglass adalah :bi . Y . Py = PXiXi

NPMXi = PXi

Dimana :bi = elastisitas produksiY = output rata-rataX = input rata-rataPy = harga output rata-rataPXi = harga input rata-rata

Dengan kriteria penilaian :

Jika NPMXi/PXi = 1 penggunaan faktor produksi efisienNPMXi/PXi > 1 penggunaan faktor produksi belum efisienNPMXi/PXi < 1 penggunaan faktor produksi tidak efisien

2. Analisis R/C Ratio dan Fungsi KeuntunganAnalisis R/C Ratio digunakan untuk mengetahui apakah petani dalam mengusahakan pertanaman jagung menguntungkan atau merugikanR/C Ratio = TR/TCDimana : TR : Total Revenue (Rp)TC : Total Cost (Rp)

Page 58: BAHAN MIKRO

Jika : R/C Ratio > 1, maka usahatani jagung menguntungkanR/C Ratio = 1, maka usahatani jagung impasR/C Ratio < 1, maka usahatani jagung merugikanSelanjutnya untuk mengetahui berapa besar keuntungan yang diperoleh petani pada usahatani jagung dengan menggunakan rumus Fungsi Keuntungan :? = TR – TCDimana : ? : Keuntungan (Rp)/musim/HaTR : Total Revenue (Rp)/musim/HaTC : Total Cost (Rp) /musim/Ha

3. Analisis Biaya Per UnitUntuk mengetahui keuntungan setiap unit (kilogram) usahatani jagung digunakan rumus:Biaya/Unit = TCQ

Dimana, TC : Total Cost (Total Biaya)Q : Kuantitas Produk

III.5. Konsep OperasionalUntuk memudahkan pengambilan data, diwujudkan dalam konsep operasional sebagai berikut :1. Efisiensi adalah upaya penggunaan faktor-faktor produksi yaitu lahan, benih jagung, pupuk phonska, dan tenaga kerja sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi jagung yang sebesar-besarnya.2. Usahatani jagung adalah kegiatan petani dalam mengusahakan produk jagung dengan memanfaatkan faktor produksi dan sarana produksi.3. Petani jagung adalah petani yang memproduksi jagung untuk memenuhi kebutuhan pasar.4. Luas lahan pertanaman jagung (X1) adalah ukuran areal yang ditanami jagung yang dinyatakan dalam hektar.5. Benih jagung (X3) adalah biji tanaman jagung yang akan ditanam untuk menghasilkan jagung yang dinyatakan dalam kilogram, selama satu kali musim tanam.6. Pupuk adalah bahan organik maupun an-organik yang diberikan pada tanaman jagung untuk menambah unsur hara yang dinyatakan dalam kilogram yaitu pupuk phonska (X4) selama satu kali musim tanam7. Tenaga kerja (X2) adalah orang yang dipergunakan pada pengelolaan usahatani jagung dalam satuan HKSP, selama satu kali musim tanam.8. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah penggunaannya mempengaruhi produksi yang diperoleh seperti benih dan pupuk phonska.9. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah penggunaannya tidak mempengaruhi besarnya produksi jagung, misalnya pajak lahan, penyusutan alat yang dinyatakan dalam rupiah.10. Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi jagung berlangsung yang terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap yang dinyatakan dalam rupiah.11. Produksi jagung (Y) adalah jumlah fisik yang diperoleh sebagai hasil panen yang dinyatakan dalam kilogram, selama satu kali musim tanam12. Penerimaan total adalah hasil perkalian antara jumlah produksi jagung yang diperoleh dengan harga penjualan jagung selama satu kali produksi yang dinyatakan dalam rupiah.13. Pendapatan bersih adalah nilai penerimaan setelah dikurangi dengan biaya total yang

Page 59: BAHAN MIKRO

dikeluarkan selama proses produksi jagung yang dinyatakan dengan rupiah, selama satu kali musim tanam.

IV. KEADAAN UMUM WILAYAHIV.1. Letak GeografisKelurahan Panreng berada dalam wilayah Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap Propinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis Kelurahan Panreng mempunyai batas-batas wilayah pemerintahan sebagai berikut :- Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Rappang- Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Manisa- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Benteng- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan MaccorawalieLuas wilayah Kelurahan Panreng adalah kurang lebih 249,6 Ha yang terdiri dari dua lingkungan yaitu Panreng Rijang dan Panreng Lautang. Keseluruhan wilayah dapat ditempuh dengan menggunakan roda dua dan roda empat.IV.2. Keadaan Iklim dan TopografiKeberhasilan usahatani pada umumnya dipengaruhi oleh keadaan iklim. Iklim adalah keadaan cuaca yang meliputi daerah yang luas dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Untuk menentukan tipe iklim di Kelurahan Panreng, digunakan curah hujan selama lima tahun terakhir yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidrap. Adapun data curah hujan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.

Penentuan tipe iklim didasarkan pada klasifikasi menurut Schmidt Fergusson dengan rumus sebagai berikut :Q = Rata-rata bulan kering (Bk)

Berdasarkan nilai Q yang diperoleh dari rumus tersebut, maka Schmidt Fergusson membagi tipe iklim sebagai berikut :- Tipe A, jika 0,0 ? Q < 14,3 sangat basah- Tipe B, jika 14,3 ? Q < 33,3 basah- Tipe C, jika 33,3 ? Q < 66,7 agak basah- Tipe D, jika 66,7 ? Q < 100 sedang- Tipe E, jika 100 ? Q < 167 agak kering- Tipe F, jika 167 ? Q < 300 kering- Tipe G, jika 300 ? Q < 700 sangat kering- Tipe H, jika Q ? 700 luar biasa keringUntuk menentukan bulan kering dan bulan basah digunakan klasifikasi menurut Mohr, yaitu:- curah hujan kurang dari 60 mm/ bulan adalah bulan kering (Bk)- curah 60 – 100/ bulan adalah bulan lembab (Bl)- curah hujan lebih dari 100 mm/ bulan adalah bulan basah (Bb)Adapun rata-rata bulan kering dan bulan basah di Kelurahan Panreng dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Rata-rata Bulan Kering (BK), Bulan Lembab (BL) dan Bulan Basah (BB) di Kecamatan baranti, Kabupaten Sidrap, 2007.Tipe Bulan Tahun Rata-rata

Page 60: BAHAN MIKRO

2002 2003 2004 2005 2006BK 4 1 4 4 4 3,4BL 1 4 2 4 2 2,6BB 7 7 6 4 6 6Sumber: BPS Kab. Sidrap, 2007.

Pada Tabel 3, terlihat bahwa rata-rata bulan kering (BK) adalah 3,4 mm dan rata-rata bulan basah (BB) adalah 6 mm, sehingga nilai Q adalah :Q = 3,4

= 56,67%

Dengan melihat hasil perhitungan diatas, maka dapat ditentukan bahwa tipe iklim di kelurahan Panreng tergolong tipe iklim C atau beriklim agak basah.IV.3. Pola Penggunaan Lahan

Lahan merupakan komponen dari lingkungan sebagai tempat berpijak dan melaksanakan berbagai aktivitas hidup dari manusia dan mahluk hidup lain. Lahan yang ada di Kelurahan Panreng digunakan untuk berbagai jenis pola penggunaan. Adapun pola penggunaan lahan di Kelurahan Panreng dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Penggunaan Lahan di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Penggunaan lahan Luas (Ha) Persentase(%)1 Pemukiman 90,50 36,332 Pekarangan 12,50 5,023 Perkantoran 0,10 0,044 Sawah 100 40,145 Prasarana Umum 46 18,47Jumlah 249,1 100Sumber: Kantor Kelurahan Panreng, 2007.Pada Tabel 4, terlihat bahwa penggunaan lahan terbesar adalah sawah yakni 100 Ha (40,06), kemudian pemukiman seluas 90,50 Ha (36,26%) dan yang paling kecil adalah perkantoran 0,10 Ha (0,04%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pola penggunaan lahan di kelurahan Panreng sebagian besar digunakan untuk bidang pertanian. Ini didukung oleh keadaan iklim di Kelurahan Panreng yang agak basah sehingga memungkinkan untuk bertani, khususnya tanaman padi dan jagung.IV.4. Keadaan PendudukPenduduk merupakan salah satu modal atau aset bagi suksesnya kegiatan pembangunan. Peranan yang dilakukan oleh penduduk akan dapat menentukan perkembangan wilayah pada suatu daerah, baik yang bersifat regional maupun yang bersifat nasional. Keadaan penduduk yang terdapat pada suatu daerah dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya jumlah penduduk menurut kelompok umur, tingkat pendidikan dan jenis mata pencaharian.

1. Penduduk Menurut Kelompok UmurJumlah penduduk di Kelurahan Panreng sebanyak 2.998 jiwa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 61: BAHAN MIKRO

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Umur Jumlah Persentase(tahun) (jiwa) (%)1 0 – 4 408 13,612 5 – 9 401 13,383 10 – 14 372 12,414 15 – 19 279 9,315 20 – 24 230 7,676 25 – 29 258 8,617 30 – 34 226 7,548 35 – 39 217 7,249 40 – 44 196 6,5410 45 – 49 154 5,1411 50 – 54 131 4,3712 55 – 59 68 2,2713 > 59 58 1,93Jumlah 2.998 100Sumber: Kantor Lurah Panreng, 2007.Pada Tabel 5 terlihat bahwa jumlah penduduk terbanyak adalah pada kelompok umur 0 – 4 tahun yaitu sebanyak 408 jiwa (13,61%) dan yang terkecil pada kelompok umur lebih 59 tahun yaitu sebanyak 58 jiwa (1,93%).2. Penduduk Menurut Tingkat PendidikanPendidikan merupakan salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kemajuan suatu daerah. Makin tinggi pendidikan penduduk, makin muda menerima informasi dan menyerap inovasi. Adapun tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan Panreng dapat dilihat pada Tabel berikut.Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti, Kab.Sidrap, 2007.No tingkat Pendidikan Jumlah Persentase(jiwa) (%)1 Buta huruf/tidak sekolah 17 0,572 Belum sekolah 494 16,483 Tidak tamat SD 185 6,174 Tamat SD/sederajat 905 30,185 SLTP/sederajat 620 20,686 SLTA/sederajat 723 24,127 Perguruan Tinggi 54 1,8Jumlah 2.998 100Sumber: Kantor Lurah Panreng, 2007.Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa pada umumnya penduduk kelurahan Panreng pernah mengikuti pendidikan formal. Pendidikan formal yang terbanyak adalah sekolah dasar (SD) sebanyak 905 jiwa (30,18%) dan yang paling sedikit adalah buta huruf yakni 17 jiwa (0,57%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian penduduk di kelurahan Panreng berpendidikan.3. Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian

Page 62: BAHAN MIKRO

Penduduk di Kelurahan Panreng melakukan berbagai jenis mata pencahariannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Persentase(jiwa) (%)1 Buruh 47 5,482 Pegawai negeri 54 6,293 Pengrajin 7 0,824 Pedagang 30 3,55 Penjahit 15 1,756 Tukang batu 23 2,687 Tukang kayu 35 4,088 Peternak 42 4,899 Montir 8 0,9310 Sopir 16 1,8611 TNI 3 0,3512 Pengusaha 10 1,1713 Petani 568 66,2Jumlah 858 100Sumber: Kantor Lurah Panreng, 2007.Pada Tabel 7 terlihat bahwa pada umumnya penduduk Kelurahan Panreng bermata pencaharian sebagai petani yaitu 568 jiwa (66,20%). Sedangkan jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai TNI adalah merupakan yang paling sedikit yaitu sebesar 3 jiwa (0,35%). Hal tersebut didukung oleh pola penggunaan lahan di kelurahan Panreng, dimana penggunaan lahan untuk bertani adalah yang paling luas 100 Ha (40,06%).IV.5. Sarana dan PrasaranaDi Kelurahan Panreng tersedia sarana dan prasarana yakni antara lain bidang pertanian, kesehatan, pemerintahan, peribadatan, dan perhubungan. Untuk lebih jelasnya sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Sarana dan Prasarana Jumlah(satuan)1 Prasarana Pemerintahan:kantor kelurahan 1 buah2 Prasarana peribadatan :Mesjid 5 buahMushollah 2 buah3 Prasarana Pendidikan :Sekolah TK 2 buahSD Negeri 3 buahSD Inpres 1 buahSLTP Negeri 1 buah4 Prasarana kesehatan :

Page 63: BAHAN MIKRO

poliklinik/balai pengobatan 1 unitPosyandu 4 unit5 Prasarana Olahraga :Tennis meja 8 buahLapangan volley 5 buahBulutangkis 1 buah6 Prasarana air bersih :sumur pompa 285 unitsumur gali 200 unit7 Prasarana transportasi :angkutan umum 15 buahOjek 50 buah8 Prasarana ekonomi :Koperasi 1 buahwarung makan 1 buahBengkel 8 buahPercetakan 3 buahPasar 1 buahSumber: kantor Kelurahan Panreng, 2007.

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa prasarana dan sarana ekonomi di kelurahan panreng cukup memadai untuk menunjang kelancaran aktivitas masyarakat di kelurahan Panreng. Begitu juga dengan sarana di bidang transportasi terutama karena dapat memperlancar hubungan masyarakat di kelurahan Panreng baik di dalam maupun keluar. Selain itu, dapat memperlancar pengangkutan atau pemasaran hasil usahatani ke pasar atau keluar daerah kelurahan Panreng.V. Hasil Dan PembahasanV.1. Identitas Petani RespondenIdentitas petani responden ditunjukkan pada Tabel 9 yang meliputi umur, pengalaman berusahatani dan jumlah tanggungan keluarga.Tabel 9. Kisaran dan Rata-Rata Umur, Pengalaman Usahatani dan Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Uraian satuan Kisaran Rata-rata

1 Umur tahun 30 – 60 44,432 Pengalamanberusahatani tahun 9 – 40 23,1berusahatani jagung tahun 2 – 4 3,173. Jumlah tanggungan keluarga orang 3 – 6 4,03Sumber: Data Primer Setelah Diolah,2005.Pada Tabel 9 terlihat bahwa umur petani responden rata-rata 44,43 tahun. Pengalaman berusahatani secara umum rata-rata 23,1 tahun sedangkan pengalaman berusahatani jagung 3,17 tahun dengan jumlah tanggungan keluarga rata-rata 4 orang.1. Umur PetaniUmur petani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan petani dalam pengelolaan usahataninya. Hal ini apabila ditinjau menurut kemampuan fisik untuk mengetahui umur petani responden dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 64: BAHAN MIKRO

Tabel 10. Jumlah Petani Responden Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase(%)1 30 – 40 14 46,672 41 – 50 5 16,673 51 – 60 11 36,66Jumlah 30 100Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2007.Pada Tabel 10. menunjukkan bahwa tingkat petani responden 30 -40 tahun berjumlah 14 orang atau 46,67% yang merupakan jumlah tertinggi menyusul tingkat umur 51 – 60 tahun berjumlah 11 atau 36,66 % dan yang paling kecil jumlahnya adalah tingkat umur 41 – 50 berjumlah 5 atau 16,67 %. Oleh karena usia produktif yang mendominasi responden, sehingga dapat dijadikan sebagai kekuatan dalam pengembangan komoditi jagung di masa-masa mendatang.2. Pendidikan PetaniTingkat pendidikan seorang petani turut memberikan pengaruh terhadap pengelolaan usahatani. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani diharapkan semakin mudah proses adopsi, inovasi-inovasi baru baik dalam implementasi teknik budidaya yang baik, penanganan pasca panen maupun terhadap informasi-informasi yang berkembang berkaitan dengan usahataninya. 30 orang petani responden di kelurahan Panreng memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar atau sederajat.

3. Pengalaman berusahataniPengalaman petani dalam menjalankan usahataninya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilannya. Semakin lama petani bekerja pada kegiatan tersebut semakin banyak pengalaman yang diperolehnya yang diharapkan akan lebih menguasai dan lebih terampil dalam teknik budidaya, teknologi pasca panen serta penguasaan teknologi lainnya yang berkaitan dengan usahataninya. Gambaran mengenai pengalaman petani jagung dilokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut ini.Tabel 11. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.No. PengalamanBerusahatani (tahun) Non Jagung JagungJumlah (orang) Persentase(%) Jumlah (orang) Persentase(%)1 < 5 0 0 30 1002 5 – 14 5 16,67 0 03 15 – 30 18 60 0 04 > 30 7 23,33 0 0Jumlah 30 100 30 100Sumber: Data primer setelah diolah, 2007.Berdasarkan Tabel 11 tersebut diatas menunjukkan bahwa pengalaman petani jagung masih relatif rendah. Pengalaman kurang dari 5 tahun memperlihatkan angka tertinggi yaitu 30 orang atau 100%. Sungguhpun demikian, dengan pengalaman yang relatif rendah petani responden pada umumnya memahami teknik budidaya komoditi jagung. Pengalaman berusahatani ini cukup memadai dan dapat dijadikan sebagai penunjang dalam pengembangan komoditi jagung di kelurahan Panreng.4. Jumlah Tanggungan Keluarga

Page 65: BAHAN MIKRO

Jumlah tanggungan keluarga responden terdiri dari petani itu sendiri, istri, anak dan anggota keluarga lainnya yang menjadi tanggungan petani. Jumlah anggota keluarga petani akan berpengaruh bagi petani dalam perencanaan dan pengambilan keputusan petani dalam hal usahataninya, karena anggota keluarga petani dapat merupakan sumber tenaga kerja dalam kegiatan usahatani jagung terutama anggota keluarga yang produktif. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah petani responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga petani jagung dapat dilihat pada Tabel berikut ini.Tabel 12.Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap, 2007.Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Responden Persentase(orang) (orang) (%)3 – 4 21 705 – 6 9 30Jumlah 30 100Sumber: Data Primer Setelah di Olah, 2005.Berdasarkan Tabel 12 tersebut diatas menunjukkan bahwa jumlah anggota petani yang terbanyak adalah 3 sampai 4 orang adalah 21 orang atau 70 %. Jumlah tanggungan keluarga pada umumnya dapat dijadikan sumber tenaga kerja dalam usahatani jagung. Dengan demikian kebutuhan akan tenaga kerja dapat dipenuhi dalam keluarga, sehingga secara tidak langsung mengurangi pengeluaran tunai dalam proses usahatani.V.2. Keadaan Usahatani Petani RespondenKegiatan usahatani petani responden dilakukan diatas lahan sawah yang tergolong sempit yakni kurang dari 1 Ha dengan luas lahan yang bervariasi antara 0,15 – 0,90 Ha. Adapun lahan yang dikelola oleh petani responden adalah merupakan lahan milik sendiri dengan rata-rata luas lahan o,42 Ha.Pengolahan usahatani menggunakan peralatan mulai pada saat pengolahan tanah/lahan, pemeliharaan dan penyiraman sampai saat panen dan pembersihan lahan.Nilai penyusutan alat tergolong dalam biaya tetap, yaitu biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Jenis rata-rata nilai penyusutan alat dari petani responden dapat dilihat pada Tabel 12.Tabel 13. Jenis dan Nilai Penyusutan Rata-rata Peralatan Usahatani Petani Responden di Kel. Panreng Kec. Baranti Kab.Sidrap, 2007.No Jenis Alat Nilai Penyusutan Alat Persentase(Rp) (%)1 Cangkul 7.556,39 2,042 Pompa Air 354.166,67 95,633 Sekop 3.573,74 0,964 Parang 5.040,28 1,37Jumlah 370.336,68 100Sumber: Data Primer Setelah Diolah,2007.Pada Tabel 13. menunjukkan bahwa jumlah rata-rata dari nilai penyusustan alat yang digunakan petani dalam usahataninya adalah Rp.370.336,68. nilai penyusutan terbesar pada pompa air. Alat ini digunakan untuk menyiram tanaman.Salah satu faktor produksi yang penting dalam pengelolaan usahatani adalah penggunaan tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani petani responden adalah tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja tersebut terdiri dari pria, wanita dan anak-anak. Dimana tenaga kerja pria

Page 66: BAHAN MIKRO

dalam satu hari dinyatakan dalam 1 HKSP (hari kerja setara pria), tenaga kerja wanita dinyatakan dalam 0,7 HKSP dan tenaga kerja anak-anak dinyatakan dalam 0,5 HKSP (Soekartawi, 2003).Upah tenaga kerja dalam keluarga diperoleh dari hasil perkalian antara upah minimum regional (UMR) dengan jumlah HKSP. Upah minimum regional di propinsi sulawesi selatan adalah Rp.15000/hari. Jenis pekerjaan sebagai rangkaian dalam memproduksi jagung. Jumlah HKSP dan upah tenaga kerja rata-rata dari usahatani petani responden untuk jagung dapat dilihat pada Tabel 14.Tabel 14. Jenis Pekerjaan, Jumlah HKSP dan Nilai Upah Rata-Rata Usahatani Jagung Petani Responden di Kelurahan Panreng, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap, 2007.No. Jenis Pekerjaan Jumlah HKSP Nilai Upah (Rp) Persentase (%)1 Penyiapan lahan 6,5 97.500,- 16,362 Penanaman 4,26 64.000,- 10,743 Penyiangan 6,06 91.000,- 15,274 Pemupukan 5,03 75.500,- 12,675 Pemanenan 8,41 126.250,- 21,186 Pengeringan 2,23 33.500,- 5,627 Pemipilan 7,21 108.250,- 18,16jumlah 39,7 596.000,- 100Sumber: data Primer Setelah diolah, 2007.Pada Tabel 14 terlihat bahwa para petani responden dalam proses produksi jagung menggunakan tenaga kerja dalam keluarga rata-rata 39,7 HKSP dengan nilai upah Rp. 596.000,-.V.3. Biaya,Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Jagung Petani RespondenKomponen biaya usahatani jagung meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Penerimaan adalah hasil kali jumlah produksi dengan harga komoditas, sedangkan pendapatan bersih berasal dari selisih antara penerimaan dan biaya produksi.1. Biaya Usahatani jagungBiaya produksi jagung adalah biaya yang dikeluarkan petani responden jagung selama proses produksi sehingga menjadi produk jagung. Biaya ini meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Biaya tetap dalam usahatani jagung ini meliputi pajak lahan, penyusutan alat dan upah tenaga kerja dalam keluarga.Biaya variabel adalah biaya yang penggunaannya sangat tergantung pada skala produksi dan habis dalam satu masa produksi. Biaya variabel dari usahatani meliputi biaya untuk bibit dan pupuk. Biaya usahatani jagung dari petani responden dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Jenis Biaya dan Nilai Biaya Rata-Rata Jagung Petani Responden di Kel. Panreng Kec. Baranti Kab. Sidrap, 2007.No. Jenis Biaya Nilai Biaya (Rp)1 Biaya variabelBibit 117.200,-pupuk phonska 248.154,84Total biaya variabel (1) 365.354,842 Biaya tetappenyusutan alat 370.336,68pajak lahan 6.328,33

Page 67: BAHAN MIKRO

upah tenaga kerja dalam keluarga 596.000,-total biaya tetap (2) 972.665,013 Biaya Total (1+2) 1.338.019,85Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2007.Pada Tabel 15 terlihat bahwa besarnya biaya variabel adalah Rp.365.354,84 dan biaya tetap sebesar Rp.972.665,01 sehingga diperoleh biaya total yang dikeluarkan petani responden rata-rata Rp. 1.338.019,85.2. Penerimaan dan Pendapatan Usahatani JagungBiaya usahatani jagung sebesar Rp. 1.338.019,85 sedangkan penerimaan dari usahatani jagung petani responden sebesar Rp. 3.386.666,67 seperti yang disajikan pada Tabel 16.Tabel 16. Nilai Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Rata-Rata dari usahatani Jagung Petani Responden di Kel.Panreng Kec.Baranti Kab.Sidrap, 2007.No. Uraian Nilai (Rp)1 Penerimaan 3.386.666,672 biaya total 1.338.019,853 pendapatan bersih (1-2) 2.048.646,82Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2007.Pada Tabel 16 dapat diketahui bahwa pendapatan bersih dari usahatani jagung diperoleh petani responden adalah Rp. 2. 048.646,82.V.4. Keuntungan Usahatani Jagung Petani RespondenKeuntungan usahatani jagung dapat diketahui dengan analisis R/C ratio dan fungsi keuntungan, keuntungan per unit dianalisis dengan analisis biaya per unit.1. Analisis R/C RatioUntuk mengetahui apakah usahatani jagung petani responden menguntungkan atau tidak digunakan analisis R/C Ratio dengan hasil :R/C Ratio = Total RevenueTotal Cost

= 3.386.666,671.338.019,85

= 2,53

Nilai R/C Ratio dari usahatani jagung adalah 2,53 berdasarkan kriterianya nilai R/C Ratio > 1 berarti suatu usahatani menguntungkan. Nilai tersebut memberikan arti bahwa setiap pengeluaran sebesar 1 rupiah akan memberikan penerimaan sebesar 2,53 rupiah. Dengan demikian usahatani jagung petani responden layak untuk dikembangkan.2. Analisis biaya per unitAnalisis biaya per unit digunakan untuk mengetahui keuntungan setiap kilogram produk jagung dengan membandingkan harga jual dan biaya produksi dari setiap kilogram jagung. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil :

Biaya/unit= Biaya Total (Total cost)Kuantitas produk

Page 68: BAHAN MIKRO

= 1.338.019,852.116,67 kg

= 632,13/kg

Keuntungan = 1600 – 632,13

= 967,87/kg

Dengan demikian untuk memproduksi 1 kg jagung dikeluarkan biaya sebesar Rp.632,13/kg sehingga dari hasil penjualan diperoleh keuntungan sebesar Rp.967,87/kg.V.5. Analisis Faktor-Faktor Produksi Usahatani Jagung Petani Responden

Melalui analisis fungsi produksi Cobb-Douglass pada usahatani jagung petani responden, dapat diketahui pengaruh panggunaan faktor-faktor produksi, skala ekonomi usaha, dan efisiensi penggunaan faktor produksi.1. Pengaruh Penggunaan Faktor ProduksiPengaruh penggunaan faktor produksi pada usahatani jagung dapat diketahui melalui analisis fungsi produksi cobb douglass. Dengan analisis fungsi produksi ini, melalui nilai koefisien regresi (elastisitas) dapat diketahui seberapa besar pengaruh input atau faktor produksi yang diberikan terhadap jumlah produk yang dihasilkan.Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui nilai koefisien regresi (bi) atau nilai elastisitas dari masing-masing faktor produksi seperti pada Tabel 17. dan berdasarkan nilai elastisitas tersebut dapat pula dilihat skala ekonomi produksi jagung petani responden.Tabel 17. Nilai Koefisien Regresi dan Rata-Rata dari Masing-masing Faktor Produksi Usahatani Jagung Petani Responden di Kel.Panreng Kec. Baranti Kab.Sidrap, 2007.Faktor Produksi (Xi) Koefisien Regresi (bi) Rata-Rata T.hitungLuas lahan (x1) 0,801 -0,42 5,98Tenaga kerja (x2) -0,034 1,56 -0,72Benih (x3) 0,018 0,71 0,27Pupuk phonska (x4) 0,217 1,85 2,21Jumlah 1,002 3,7 7,74Sumber: Data primer setelah diolah,2007.Koefisien korelasi (R) = 0,98Koefisien determinasi (R2) = 0,96Keterangan :F hitung = 7156,522t tabel (0.05,30) = 1,70Dari Tabel 16, diperoleh persamaan fungsi produksi Cobb-Douglass yaitu : Y = 3,252 X10,801 . X2-0,034 . X30,018. X40,217Selanjutnya diperoleh koefisien determinasi (R2) = 0,96 yang berarti koefisien determinasi 96 persen. Keberadaan variabel tidak bebas (Y) dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama dan selebihnya yaitu empat persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel pengamatan. Hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas dapat diketahui melalui koefisien korelasi (R) yang bernilai 0,98 yang berarti memiliki hubungan yang kuat.2. Skala Ekonomi Usaha (Return to scale)

Page 69: BAHAN MIKRO

Return to scale perlu untuk mengetahui apakah kegiatan dari suatu usaha yang diteliti tersebut mengikuti kaidah increasing, constant, atau decreasing return to scale. Jumlah besaran elastisitas b1 adalah lebih besar dari nol dan lebih kecil dari nol serta sama dengan satu.Diketahui jumlah besaran elastisitas b1 =1,002 yang berarti nilai tersebut lebih besar dari satu. Dengan demikian elastisitas penggunaan faktor produksi berada dalam posisi increasing return to scale. Artinya bahwa proporsi dari penambahan faktor produksi akan menghasilkan pertambahan produksi yang lebih besar atau penambahan satu unit faktor produksi akan memberikan tambahan produk lebih besar dari 1,002 kilogram jagung.Sedangkan hasil uji F yang menjelaskan hubungan antara produk dan faktor produksi secara bersama-sama diperoleh F hitung = 7156,522 sedangkan F tabel pada taraf 5 persen sebesar 2,76 dan F tabel pada taraf 1 persen sebesar 4,18 artinya faktor produksi mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap produk yang diperoleh, karena F hitung lebih besar dari F tabel.Pengaruh masing-masing faktor produksi dapat diuraikan sebagai berikut :a. Luas LahanBerdasarkan hasil uji t pada taraf kepercayaan 95 persen menunjukkan bahwa penggunaan luas lahan mempunyai pengaruh yang nyata, karena t hitung lebih besar dari t tabel (5,98 > 1,70). Besaran elastisitasnya (b1) menunjukkan bahwa penambahan satu are luas lahan dapat memberikan tambahan produk jagung sebesar 0.801 kilogram. Dengan demikian luas lahan berpengaruh positif terhadap produksi jagung.b. Tenaga KerjaHasil uji t menunjukkan bahwa tenaga kerja dalam keluarga berpengaruh tidak nyata karena t hitung lebih kecil dari t tabel pada taraf kepercayaan 95 persen yaitu -0,72 < 1,70. Besaran elastisitasnya (b2) menunjukkan bahwa penambahan tenaga kerja setiap satu HKSP dapat menurunkan produksi sebesar 0.03 kilogram.c. BenihHasil uji t pada taraf kepercayaan 95 persen menunjukkan pengaruh penggunaan benih yang tidak nyata yaitu 0,27 < 1,70 (t hitung < t tabel). Besaran elastisitasnya (b3) menunjukkan bahwa penambahan satu kilogram benih jagung dengan luas lahan 0,42 Ha akan memberikan tambahan produksi sebesar 0.01 kilogram. Dengan demikian penggunaan bibit berpengaruh positif terhadap produksi jagung.d. Penggunaan pupuk phonskaBerdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel pada taraf kepercayaan 95 persen yaitu 2,21 > 1,70. Artinya penggunaan pupuk phonska berpengaruh nyata terhadap produksi jagung. Besaran elastisitasnya (b4) menunjukkan bahwa penambahan 1 kilogram pupuk phonska akan memberikan tambahan produksi sebesar 0,217 kilogram jagung dengan luasan lahan 0,42 Ha. Dengan demikian penggunaan pupuk phonska berpengaruh positif terhadap produksi jagung.3. Efisiensi Penggunaan Faktor ProduksiEfisiensi dapat diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Efisiensi penggunaan faktor produksi dapat dihitung dengan menggunakan efisiensi harga yaitu nilai produk marginal input (NPMXi) sama dengan harga input (PXi) (Soekartawi, 1999).Dengan kriteria penilaian :

Jika NPMXi/PXi = 1 penggunaan faktor produksi efisienNPMXi/PXi > 1 penggunaan faktor produksi belum efisien

Page 70: BAHAN MIKRO

NPMXi/PXi < 1 penggunaan faktor produksi tidak efisienTabel 18. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Jagung di Kel.Panreng Kec.Baranti Kab.Sidrap,2007.Faktor Produksi NPMXi/PXi KeteranganLuas lahan (x1) 10,11 belum efisienTenaga kerja (x2) -1,19 tidak efisienPenggunaan benih (X3) 0,52 tidak efisienPenggunaan pupuk phonska (x4) 5,73 belum efisienSumber : data primer setelah diolah, 2007.Berdasarkan Tabel 18, diketahui bahwa rasio antara nilai produk marginal dari faktor produksi luas lahan adalah lebih besar dari satu (10,11). Hal itu menunjukkan bahwa secara ekonomis alokasi faktor produksi belum efisien. Dengan demikian jel;aslah bahwa jika saja masih dapat dilakukan penambahan alokasi penggunaan luas lahan garapan usahatani, maka petani di kelurahan panreng masih akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi.Rasio antara NPM dari faktor produksi tenaga kerja dengan harga per HKSP-nya adalah lebih kecil dari satu (-1,19) itu berarti tidak efisien karena tenaga kerja yang digunakan telah melebihi optimum. Dengan demikian usaha untuk meningkatkan keuntungan para petani di kelurahan Panreng hanya dapat dilakukan dengan jalan mengurangi pengalokasian faktor produksi tenaga kerja.Rasio antara NPM dari faktor produksi benih jagung kurang dari satu (0,52) hai ini berarti faktor produksi benih jagung tidak efisien. Karena benih yang digunakan telah melebihi optimum, untuk itu usaha untuk meningkatkan keuntungan para petani dapat dilakukan dengan mengurangi benih jagung yang digunakan.Rasio antara NPM dari faktor produksi pupuk phonska lebih besar dari satu (5,73). Berarti penggunaan pupuk phonska masih belum efisien. Dengan demikian usaha untuk meningkatkan keuntungan para petani di kelurahan Panreng dapat dilakukan dengan menambah penggunaan pupuk phonska untuk memperoleh efisiensi.

VI. KESIMPULAN DAN SARANVI.I. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian terhadap petani responden yang mengelola usahatani jagung di Kelurahan Panreng, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: :1. Usahatani jagung yang diusahakan petani di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap menguntungkan.2. Skala ekonomi untuk usaha rumah tangga dalam faktor produksi; lahan, tenaga kerja benih dan pupuk phonska pada usahatani jagung berada dalam keadaan increasing return to scale.3. Penggunaan faktor-faktor produksi yang belum efisien adalah luas lahan dan pupuk phonska, sedangkan yang tidak efisien dari tenaga kerja dan penggunaan benih.VI.II. SaranBerdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh,maka:1. Disarankan kepada petani yang mengusahakan jagung agar dapat mengurangi penggunaan faktor produksi yang tidak efisien, sehingga upaya peningkatan produksi dan pendapatannya dapat dioptimalkan.2. Rekomendasi penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan penyuluhan bagi PPL kepada petani yang ada di wilayah kerjanya masing-masing.

Page 71: BAHAN MIKRO

PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP HARGA JUALKACANG ATOM PADA PERUSAHAAN GAJAH SEMARANGTUGAS AKHIRUntuk Memperoleh Gelar Ahli Madya AkuntansiPada Universitas Negeri SemarangDisusun Oleh :NAMA : YUNITA PUSPANINGRUMNIM : 3351303008JURUSAN : AKUNTANSI D3FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2006iiPERSETUJUAN PEMBIMBINGTugas Akhir ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke SidangPanitia Ujian Tugas Akhir pada :Hari :Tanggal :PembimbingDrs. Tarsis TarmudjiNIP. 130529513Mengetahui :Ketua Jurusan AkuntansiDrs. Sukirman, M.Si.NIP. 131967646iiiPENGESAHAN KELULUSANTugas Akhir ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian TugasAkhir Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :Hari :Tanggal :Penguji Tugas AkhirPenguji I Penguji IIDrs. Bambang Prishardoyo, M.Si Drs. Tarsis TarmudjiNIP. 131993879 NIP. 131404309Mengetahui,Dekan Fakultas EkonomiDrs. Agus Wahyudin, M.SiNIP. 131658236ivPERNYATAANSaya menyatakan yang tertulis dalam Tugas Akhir ini benar-benar hasilsaya, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir ini dikutip ataudirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.Semarang,Yunita PuspaningrumNIM. 3351303008

Page 72: BAHAN MIKRO

vMOTTO DAN PERSEMBAHANMOTTOa. “ Bersukacitalah dalam pengharapan , sabarlah dalam kesesakan, danbertekunlah dalam Doa” (Roma 12 : 12 )b. “Tidak ada yang lebih menuyenangkan dari pada menimbulkan senyumpada wajah orang lain, terutama pada wajah yang kita cintai ”( RAKartini ).PERSEMBAHANTugas Akhir ini penulis persembahkanuntuk:1. Bapak, Ibu, yang tiada hentihentinyamemberikan do’a,dukungan serta kasih sayang.2. Kakakku, Mbak Mike yang selalumemberi dorongan dan doa.3. Teman-teman Akuntansi D3 2003.4. Almamaterku.viKATA PENGANTARSegala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME yangtelah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapatmenyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “PENGARUH BIAYA PRODUKSITERHADAP HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN GAJAH SEMARANG”Dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan, arahan, danbimbingan dari seluruh pihak. Untuk itu, tiada untaian kata yang dapat penulisucapkan selain terima kasih kepada semua pihak yang telah membantupenyusunan Tugas Akhir ini, terutama kepada yang terhormat :1. Rektor Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. H.A.T. Soegito, SH, MM.2. Dekan Fakultas Ekonomi, Drs. Agus Wahyudin, M.Si.3. Ketua Jurusan Akuntansi, Drs. Sukirman, M.Si.4. Pembimbing Tugas Akhir, Drs. Tarsis Tarmudji yang telah banyakmemberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan Tugas Akhirini.5. Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Jurusan Ekonomi yang telah membantukelancaran penyusunan Tugas Akhir ini.6. Sales Manager Perusahaan Gajah Semarang, Bapak Bronto7. Mbak Neni dan seluruh Karyawan-karyawati Perusahaan Gajah Semarangyang telah membantu kelancaran penyusunan Tugas Akhir ini.8. Bapak, Ibu, Kakakku Mbak Mike dan serta yang tiada henti-hentinyamemberikan do’a, dukungan, serta kasih sayang.vii9. Teman-teman Akuntansi D3 angkatan 2003 yang selalu memberikan motivasikepada penulis.10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikanbantuannya dalam penyusunan Tugas Akhir ini.Dalam menyusun Tugas Akhir ini tidak lepas dari adanya kekurangankarena keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki.

Page 73: BAHAN MIKRO

Oleh karena itu, penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangundemi tercapainya kesempurnaan dari penyusunan Tugas Akhir ini.Akhirnya, dengan segala kerendahan hati yang tulus, penyusun mengharapLaporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi almamater padakhususnya serta pembaca pada umumnya.Penyusun,Yunita PuspaningrumNIM. 3351303008viiiSARIYunita Puspaningrum. 2006. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga JualPada Perusahaan Gajah Semarang. Tugas Akhir. Jurusan Akuntansi Diploma IIIFakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.Kata Kunci : Biaya Produksi, Harga JualPerusahaan Gajah Semarang adalah perusahaan yang bergerak di bidangpenjualan yaitu kacang atom. Perusahaan ini terletak di Jalan Jatingaleh TrangkilNo.85 Semarang. Dalam melakukan usaha memproduksi kacang selalumengeluarkan biaya yaitu biaya produksi, Dengan biaya yang tinggi diharapkanakan mendapatkan hasil yang maksimal.Maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh biaya produksi terhadap harga jual. Adapun tujuan yang ingindicapai pada penelitian ini adalah sejauh mana biaya produksi berpengaruhterhadap harga jual. Objek kajian dalam penelitian ini adalah pengaruh biayaproduksi terhadap harga jual pada perusahaan Gajah Semarang. Metodepengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, metode observasidan metode dokumentasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalahmetode diskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis Regresi liniersederhana, pembuktian hipotesis dengan menggunakan uji t dan koefisiendeterminasi dengan menggunakan alat bantu program SPSS 12.0 for windows.Dari hasil penelitian diperoleh persamaan regresi sederhana dapatdiketahui bahwa biaya produksi memiliki pengaruh yang besar (positif) terhadapharga jual. Hal ini dapat ditunjukkan dari persamaan regresi Y = 2.2 E + 08+1.095 yang memiliki arti bahwa setiap kenaikan biaya produksi akan diikuti pulaoleh kenaikan harga jual sebaliknya penurunan biaya produksi akan diikuti puladengan penurunan harga jual. Pengaruh biaya produksi terhadap harga jual dalampenelitian ini adalah sebesar 92%, dan sisanya 8% dipengaruhi oleh faktor(variabel) lain seperti permintaan sasaran produk dan persaingan di pasaran sertaselera konsumen.Berdasarkan penelitian perusahaan sudah melakukan pencatatan biaya –biaya dengan baik namun perlu diperhatikan dalam perhitungan danpencatatannya dengan rinci agar tidak terjadi kesalahan karena biaya memilikipengaruh yang yang besar terhadap harga jual.Dan diharapkan perusahan dapattetap mempertahankan kualitas dan kuantitas produk dipasar sehingga dapatmemberikan pelayanan kepada konsumen dengan baik.ixDAFTAR ISIHALAMAN JUDUL ........................................................................................................ iPERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................... ii

Page 74: BAHAN MIKRO

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................................... iiiPERNYATAAN ............................................................................................................. ivMOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................................. vKATA PENGANTAR ................................................................................................... viSARI ............................................................................................................................. viiiDAFTAR ISI .................................................................................................................. ixDAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xivBAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 11.1. LATAR BELAKANG ............................................................................ 11.2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 41.3. TUJUAN PENELITIAN ........................................................................ 41.4. MANFAAT PENELITIAN ..................................................................... 4BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 52.1. Biaya produksi………………………………………………………......52.1.1. Pengertian Biaya Produksi ……………………………………...52.1.2. Cara Penggolongan Biaya……………………………………….52.1.3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi………………....11x2.1.4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi……………… …142.2. Harga Jual……………………………………………………..……152.2.1. Pengertian Harga Jual……………………………………….152.2.2. Tujuan Penetapan Harga Jual……………………………….162.2.3. Faktor-Faktor Penentuan Harga Jual ……………………….182.2.4. Metode Penentuan Harga Jual …………………………….222.3. Penjualan …………………………………………………………..252.3.1. Pengertian Penjualan ……………………………………....252.3.2. Jenis Penjualan …………………………………………….262.3.3. Fungsi Penjualan …………………………………………..26BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………………………283.1. Lokasi Penelitian……………………………………………………283.2. Objek Kajian ……………………………………………………….28.3.3. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………283.3.1. Jenis Data ……………………………………………….….283.3.2. Metode Pengumpulan Data …………………………………293.4. Metode Analisis Data ………………………………………………30BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………….324.1. Gambaran Perusahaan ………………………………………………324.1.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Gajah ………………………324.1.2. Lokasi Perusahaan Gajah……………………………………344.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan Gajah ……………………...344.1.4. Modal Usaha Perusahaan Gajah …………………………….44xi4.1.5. Proses dan Hasil Produksi …………………………………..454.1.6. Pemasaran Hasil Produksi …………………………………..484.1.7. Kebijakan Sumber Daya Manusia …………………………494.2. Hasil Penelitian …………………………………………………….50

Page 75: BAHAN MIKRO

4.2.1. Hasil Persamaan Regresi Sederhana……………………….504.2.2. Koefesien Determasi ( r2 )………………………………….514.2.3. Hasil Data Biaya Produksi Dan Harga Jual PadaPerusahan Gajah Semarang……………………………… .524.3. Pembahasan ……………………………………………………… .56BAB V PENUTUP .................................................................................................595.1. SIMPULAN ………………………………………………………..595.2. SARAN …………………………………………………………….59DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………60LAMPIRAN-LAMPIRANxiiDAFTAR TABELTabel 4.1. Analisis Pengaruh Regresi Sederhana ………………………………49Tabel 4.2. Biaya Bahan Baku ……………………………………………….…51Tabel 4.3. Biaya Tenaga Kerja ……………………………………………..…52Tabel 4.4. Biaya Overhead Pabrik …………………………………………….53Tabel 4.5. Harga Jual……………………………………………………………54Tabel 4.6. Biaya Produksi……………………………………………………….56xiiiDAFTAR GAMBARGambar 4.1. Struktur Organisasi Perusahaan Gajah Semarang ……………….35xivDAFTAR LAMPIRANLampiran 1 Daftar Pengeluaran Biaya Tahun 2005 ...........................................60Lampiran 2. Hasil Perhitungan..............................................................................61Lampiran 3. Kartu Bimbingan Tugas Akhir…………………………………… .63Lampiran 4 Surat Rekomendasi…………………………………………………64Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian………………………………………..651BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangPerusahaan Gajah Semarang adalah salah satu perusahaan yangbergerak dalam bidang penjualan kacang atom. Perusahaan Gajah initerletak di Jalan Jatingaleh Trangkil No.85 Semarang Perusahaan ini berdirikarena adanya kemampuaan untuk memproduksi suatu barang dan jasa yangdapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang berupa makanan yaitu kacangatom. Perusahaan Gajah ini hanya memproduksi dan menjual satu jenisproduk kacang atom saja. Adapun jenis atau rasa dari kacang atom tersebutadalah: Gurih, Manis,dan Pedas.Daerah pemasarannya meliputi wilayahJawa Tengah,Jawa Timur,D.I.Yogyakarta Jawa Barat dan Luar Jawa.Untuk memenuhi selera masyarakat akan kacang atom , perusahaan dituntutuntuk bisa menghasilkan barang dan jasa yang bernilai dan berkualitasbaik. Hal ini bertujuan untuk menghadapi persaingan antar perusahaan yangmemproduksi produk sejenis. Sebagai perusahaan manufacture biayadibedakan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya yangdikeluarkan harus diklasifikasikan secara jelas ,sehingga memungkinkandalam penentuan harga jual produksi secara teliti. Perusahan yang tumbuh

Page 76: BAHAN MIKRO

dan berkembang adalah perusahaan yang dapat bekerja dengan produktifitasdan efisiensi yang tinggi agar perusahaan dapat memproduksi dengan tepatjumlah , tepat waktu, dan biaya serendah mungkin. Perusahaan yang dapat2beroperasi dengan produktifitas dan efisiensi yang tinggi akan mempunyaidaya saing yang rendah, sehingga perusahaan mempunyai daya saing yangrendah pula karena dapat menetapkan harga jual yang rendah. Dalam hal iniperan biaya produksi sangat penting, terutama dalam meningkatkankeunggulan bersaing dari suatu perusahaan. Biaya produksi merupakanbiaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yangsiap untuk dijual (Mulyadi,2000:14).Dalam perusahaan penentuan hargajual produk dan jasa merupakan salah satu jenis pengambilan keputusanmanajemen yang penting.Harga jual adalah besarnya harga yang akandibebankan kepada konsumen yang diperoleh atau dihitung dari biayaproduksi ditambah biaya non produksi dan laba yang diharapkan (Mulyadi).Bagi manajemen penentuan harga jual produk dan jasa bukan hanyamerupakan kebijakan dibidang pemasaran atau bidang keuangan melainkanmerupakan kebijakan yang berkaitan dengan seluruh aspek kegiatanperusahaan. Suatu jenis produk dan jasa yang dihasilkan oleh banyakperusahaan barang kali dalam penentuan harga jualnya relatif tidak banyakdijumpai masalah. Dalam keadaan tersebut pada umumnya masing-masingperusahaan tidak dapat secara langsung mempengaruhi tinggi rendahnyaharga jual produk atau jasa yang dihasilkannya. Harga jual lebih banyakditentukan oleh kekuatan antara permintaan dan penawaran produk atau jasatersebut di pasaran. Sebaliknya, bagi perusahaan yang dihadapkan padamasalah bagaimana menentukan harga jual produk atau jasa yangdihasilkannya. Dalam jangka panjang harga jual produk atau jasa yang3ditetapkan harus mampu menutup semua biaya perusahaan danmenghasilkan laba bagi perusahaan (Abdul Halim dan Bambang Supomo,2001:197). Satu-satunya faktor yang memiliki kepastian relatif tinggi yangberpengaruh dalam penentuan harga jual adalah biaya. Biaya memberikaninformasi batas bawah suatu harga jual harus ditentukan. Di bawah biayapenuh produk dan jasa harga jual akan mengakibatkan kerugian bagiperusahaan. Kerugian yang timbul akibat harga jual di bawah biayaproduk atau jasa dalam jangka waktu tertentu mengakibatkanperusahaan akan mengalami kerugian dan mengganggu pertumbuhanperusahaan. Maka sebelumnya harus diketahui jumlah penjualannya.Dengan demikian manajer sebagai penentu harga jual senantiasamemerlukan informasi biaya produk atau jasa dalam pengambilan keputusanpenentuan harga jual, karenanya sangatlah penting memperhitungkan biayaproduksi dan menetapkan harga jual produk dengan tepat untuk memberikanperlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian.Dari gambaran di atas maka penulis tertarik untuk melakukanpenelitian dengan judul “PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAPHARGA JUAL KACANG ATOM PADA PERUSAHAAN GAJAHSEMARANG”.4

Page 77: BAHAN MIKRO

1.2. Perumusan MasalahAdapun permasalahan yang akan dibahas adalah : Sejauh manabiaya produksi berpengaruh terhadap harga jual kacang atom padaPerusahaan Gajah Semarang.1.3. Tujuan PenelitianAdapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :Terkait dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan daripenelitian ingin mengetahui sejauh mana biaya produksi berpengaruhterhadap harga jual kacang atom pada Perusahaan Gajah Semarang.1.4. Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:1. Manfaat TeoritisDapat menambah pengetahuan bagi penulis pada khususnya dan bagipembaca pada umumnya2. Manfaat PraktisDapat memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai bahanmasukan bagi Perusahaan Gajah Semarang5BAB IILANDASAN TEORI2.1. Biaya Produksi2.1.1. Pengertian Biaya ProduksiMenurut Mulyadi (2000:14) Biaya produksi merupakan biayabiayayang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadiyang siap untuk dijual.Menurut Hansen Mowen (2004:19) Biaya produksi adalahbiaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasaMenurut Supriyono (1999:19) Biaya produksi yaitu semuabiaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatanpengolahan bahan baku menjadi produk selesai.Maka dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biayayang berhubungan dengan produksi dan harus dikeluarkan untukmengolah dan membuat bahan baku menjadi produk jadi yang siapuntuk dijual.2.1.2. Cara Penggolongan BiayaDalam akuntansi biaya ,penggolongan biaya ditentukan atasdasar tujuan yang hendak dicapai, Dengan penggolongan tersebutbiaya dapat digolongkan menurut:1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaranMenurut cara ini penggolongan biaya berdasarkan atas nama obyekpengeluaran.62. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaanDalam hal ini biaya dapat dikelompokkan menjadi tigakelompok yaitu :a. Biaya produksi, yaitu biaya-biaya untuk mengolah bahan bakumenjadi produk jadi siap jual. Biaya ini terdiri dari biaya bahanbaku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik

Page 78: BAHAN MIKRO

b. Biaya pemasaran, merupakan biaya yang terjadi untukmelaksanakan kegiatan pemasaran produkc. Biaya Administrasi dan Umum, yaitu merupakan biaya untukmengkoordinir kegiatan produksi dan pemasaran produk.3. Penggolongan biaya menurut hubungan dengan sesuatu yangdibiayai.Dalam cara penggolongan ini biaya dapat dikelompokkanmenjadi dua, yaitu :a. Biaya langsung, merupakan yang terjadi dengan satu-satunyapenyebab adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biayaproduksi langsung terdiri dari bahan baku dan biaya tenagakerjab. Biaya tidak langsung merupakan biaya yang terjadi tidak hanyadisebabkan sesuatu yang dibiayai. Biaya ini sering disebutdengan biaya overhead pabrik4. Penggolongan biaya menurut prilakunya dalam hubungan denganperubahan volume kegiatan7Dalam hal ini biaya digolongkan menjadi :a. Biaya Variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubahsebanding dengan perubahan volume kegiatanb. Biaya Semi Variabel, yaitu biaya yang berubah tidak sebandingdengan perubahan volume kegiatan. Biaya ini mengandungunsur biaya tetap dan variabel.c. Biaya Semi Fixed, yaitu yang tetap untuk tingkat volumekegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstanpada volume produksi tertentu.d. Biaya Tetap, yaitu biaya jumlah totalnya tetap dalam kisarvolume kegiatan tertentu.5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnyaDalam penggolongan biaya dapat dibagi menjadi dua,yaitu:a. Pengeluaran modal, yaitu biaya yang mempunyai manfaat lebihdari satu periode akuntansib. Pengeluaran pendapatan, yaitu biaya yang hanya mempunyaimanfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluarantersebut.Dalam penelitian ini penggolongan biaya yang digunakanadalah penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokok dalamperusahaan, sehingga biaya produksi yang dikeluarkan meliputi :81. Biaya Bahan BakuBahan baku yang digunakan untuk proses tersebut dapatdiperoleh melalui pembelian atau dari pengolahan sendiri.Sebelum perusahaan melakukan proses produksi padaumumnya terlebih dahulu menetapkan jumlah kebutuhan bahanbaku yang akan digunakanUntuk menentukan harga pokok bahan baku yang

Page 79: BAHAN MIKRO

dipakai menurut Mulyadi adalah :a. Metode Identifikasi KhususDalam metode ini perlu dipisahkan tiap jenis barangberdasarkan harga pokoknya dan untuk masing-masingkelompok dibuatkan kartu persediaan tersendiri dengandiberi tanda khusus pada harga bahan yang dibeli.b. Metode Masuk Pertama Keluar PertamaDalam metode ini harga pokok bahan baku yangdibebankan sesuai dengan urutan terjadinya. Apabila adapemakaian bahan baku harga pokoknya adalah harga pokokterdahulu disusul yang berikutnya. Selanjutnya persediaanakhir dibebankan pada harga pokok akhirc. Metode Masuk Terakhir Keluar PertamaDalam metde ini bahan baku yang terakhir disusul denganyang masuk sebelumnya. Persediaan akhir akan dibebankanpada pembelian yang pertama dan berikutnya.9d. Metode Rata-Rata BergerakDalam metode persediaan bahan baku yang ada di gudangdi hitung harga pokok rata-ratanya dengan cara membagitotal harga pokok rata-rata persatuan yang baru.e. Metode Biaya StandarDalam metode ini bahan baku yang dibeli di catat sebesarharga standar, yaitu harga taksiran yang mencerminkanharga yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.f. Metode Rata-Rata Harga Pokok Bahan Pada Akhir BulanDalam metode ini pada akhir bulan dihitung harga pokokrata-rata persatuan ini kemudian digunakan unutkmenghitung bahan baku yang diserahkan oleh bagiangudang ke bagian produksi.2. Biaya Tenaga KerjaBiaya tenaga kerja untuk fungsi produksi dibagi dalamdua bagian yaitu :a. Biaya tenaga kerja langsung, yaitu biaya tenaga kerjapabrik yang langsung berhubungan dengan proses produksib. Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu biaya tenaga kerjayang secara tidak langsung berhubungan dengan pengerjaanproduk, baik tenaga itu bekerja dengan tenaga kerja sendirimaupun dengan mesin.10Pengalokasian gaji dan upah untuk tenaga kerjalangsung untuk metode harga pokok pesanan dibebankanlangsung ke rekening barang dalam proses. Sedangkan gaji danupah untuk tenaga kerja tidak langsung dibebankan ke biayaproduksi tidak langsung.3. Biaya produksi tidak langsungPenentuan biaya produksi tidak langsung danpembebanan kepada produk lebih sulit dibanding dengan

Page 80: BAHAN MIKRO

perhitungan biaya produk lainnya. Hal ini disebabkan karenabiaya produksi tidak langsung baru diketahui suatu pembukuan.Untuk itu diperlukan tarif tertentu. Adapun tujuan penentuanbiaya di muka ini antara lain sebagai pengendalian biayaproduksi.Biaya produksi yang termasuk biaya produksi tidaklangsung dapat dikelompokkan menjadi beberapa golonganyaitu sebagai berikut :a. Biaya bahan penolong (apabila menggunakan metode hargapokok pesanan)b. Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetapc. Biaya tenaga kerja langsung (apabila menggunakan metodeharga pokok pesanan)d. Biaya penyusutan (depresi) aktiva tetape. Biaya yang timbul akibat berlalunya waktu11f. Biaya lain yang secara langsung dibayar dengan kasApabila perusahaan menetapkan BOP berdasarkan tarifdimuka maka langsung mendebit rekening BOP sejumlah tarifbiaya yang ditentukan di muka tersebut. Pada akhir periodeantara BOP yang sesungguhnya dengan BOP yang ditentukandimuka dibandingkan sehingga timbul selisih. Selisih tersebutbisa berupa laba atau rugi.2.1.3. Metode Pengumpulan Harga Pokok ProduksiPengumpulan Harga Pokok Produksi sangat ditentukan olehcara produksi. Adapun macam-macam jenis metode PengumpulanHarga Pokok Produksi adalah sebagai berikut :1. Metode Harga Pokok PesananPenentuan harga pokok pesanan merupkaan suatu carapenentuan harga pokok yang membebankan biaya produksi untukmenjumlahkan produk tertentu yang dapat dipisahkan identitasnya.Metode ini digunakan oleh perusahaan yang mengolahproduksinya berdasarkan atas pesanan.Kakrakteristik metode harga pokok pesanan adalah sebagaoiberikut :a. Digunakan jika perusahaan memproduksi berbagai macamproduk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenisproduk perlu dihitung harga pokoknya secara individual12b. Biaya produksi harus dipisahkan menjadi dua golongan pokokyaitu biaya produksi langsung dan tidak langsungc. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku danbiaya tenaga kerja, sedangkan biaya produksi tidak langsungdisebut dengan istilah biaya overhead pabrik.d. Biaya langsung diperhitungkan sebagai harga pokok pesanantertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi,sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan kedalamharga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan

Page 81: BAHAN MIKRO

dimuka.e. Harga pokok perunit produk dihitung pada saat pesanan selesaidiproduksif. Pada harga pokok pesanan, harga pokok dikumpulkan untuksetiap pesanan jumlah biaya produksi akan dihitung setiappesanan selesai.2. Metode Harga Pokok ProsesMetode harga pokok proses merupakan pengumpulan hargapokok produksi yang digunakan perusahaan yang mengolahproduknya secara massa. Di dalam metode ini biaya produksidikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu danharga pokok produksi persatuan dihitung dengan cara membagitotal biaya produksi dalam proses tertentu selama waktu yangberkaitan.13Perusahaan yang beropersai secara massal memilikikarakteristik sebagai berikut :a. Produk yang dihasilkan adalah produk standarb. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah samac. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintahrencana produk standar untuk jangka waktu tertentuKarakteristik pengumpulan harga pokok produksi dalammetode harga pokok proses adalah sebagai berikut :a. Biaya produksi dikumpulkan perdepartemen produksiperperiode akuntansib. Harga pokok produk persatuan dihitung dengan cara membagitotal biaya produksi yang dikeluarkan selama periodeakuntansi tertentu dengan jumlah satuan produksi yangdihasilkan periode yang bersangkutanc. Penggolongan biaya produksi biaya produksi langsung danbiaya produksi tidak langsung diperlukan terutama jikaperusahaan hanya menghasilkan satu macam produk.d. Unsur yang digolongkan dalam BOP terdiri dari biaya produkselain biaya bahan baku dan bahan penolong serta biaya tenagakerja.Dalam suatu proses produksi tidak semua produk yangdioleh dapat menjadi produk yang baik yang memenuhi standarmutu yang telah ditetapkan. Kadang juga terdapat produk yang14hilang ditinjau dari terjadinya, produk dapat hilang pada awalproses maupun akhir proses. Produk yang hilang pada awal prosesberakibat:1. Menaikkan harga pokok per satuan produk yang diterima daridepartemen produksi sebelumnya2. Menaikkan harga pokok per satuan yang ditambahkan dalamdepartemen produksi setelah departemen produksi yangpertama.Produk hilang yang terjadi diakhir proses berakibat

Page 82: BAHAN MIKRO

menaikkan harga pokok persatuan produk yang ditransfer kedepartemen berikutnya atau ke gudang.2.1.4. Metode Penentuan Harga Pokok ProduksiMetode penentuan harga pokok produksi adalah caramemperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi.Dalam memperhitungkan biaya ke dalam harga pokok produksiterdapat dua faktor pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.a. Full CostingFull costing merupakan metode penentuan harga pokokproduksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari bahan baku, biayatenaga kerja lansung, dan biaya overhead pabrik baik yang tetapmaupun variabel. Dengan demikian harga pokok produksi menurut15metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahanbaku, biaya tenaga kerja lansung, biaya overhead pabrik baik tetapmaupun variabel) ditambah dengan biaya non produksi biaya(pemasaran, biaya administrasi dan umum)b. Variabel CostingVariabel costing merupakan metode penentuan harga pokokproduksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yangberprilaku produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, tenagakerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.2.2. Harga Jual2.2.1. Pengertian Harga JualHarga jual adalah besarnya harga yang akan dibebankankepada konsumen yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksiditambah biaya non produksi dan laba yang diharapkan (Mulyadi)Harga jual (selling price) adalah harga jual meliputi biaya yangdikeluarkan untuk produksi dan distribusi, ditambah dengan jumlahlabay yang diinginkan (Aliminsyah dan Padji, 2003:301)Maka disimpulkan bahwa harga jual adalah besarnya hargayang dibebankan atau dikeluarkan untuk produksi tambah biaya nonproduksi dan jumlah laba yang di inginkan.162.2.2. Tujuan Penetapan Harga JualPada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga yaitu :1. Tujuan Berorientasi Pada LabaAsumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaanselalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi.Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi laba2. Tujuan Berorientasi Pada VolumeSelain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yangmenetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorietasi padavolume tertentu atau yang biasa dengan istilah volume pricingobjectives. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar mencapai targetvolume penjualan (dalam ton, kg, unit, m3 dsb), nilai penjualan(Rp) atau pangsa pasar (absolut maupun relatif) . Tujuan ini banyak

Page 83: BAHAN MIKRO

diterapkan oleh perusahaan penerbangan, lembaga pendidikan,perusahaan tour and travel, pengusaha bioskop dan pemillik bisnisbertujuan lainnya, serta penyelenggaraan seminar. Bagi sebuahperusahaan penerbangan, biaya penerbangan untuk satu pesawatyang terisi penuh maupun yang hanya terisi separuh tidak banyakberbeda. Oleh karena itu, banyak perusahaan penerbangan yangberupaya memberikan insentif berupa harga spesial agar dapatmeminimalisasi jumlah kursi yang tidak terisi.173. Tujuan Berorientasi Pada CitraCitra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui penetapanharga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untukmembentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara ituharga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu(image of falue), misalnya dengan memberikan jaminan bahwaharganya merupakan harga yang terendah disuatu wilayahtertentu. Pada hakekatnya baik penetapan harga, tinggi maupunrendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadapkeseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.4. Tujuan Stabilisasi HargaDalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga,bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka parapesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi sepertiini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalamindustri –industri tertentu yang produknya sangat terstandarisasi(misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalanmenetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang antaraharga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (IndustryLeader)5. Tujuan-Tujuan LainnyaHarga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknyapesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung18penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.Organisasi non profit juga dapat menetapkan tujuan penetapanharga yang berbeda, misalnya untuk mencapai partial cost recoveryfull cost recovery atau untuk menetapkan social price.Tujuan-tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasipenting terhadap strategi bersaing perusahaan. Tujuan yangditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaandalam menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan (FandyTjiptono, 1997:152-153)2.2.3. Faktor -Faktor Penentuan Harga JualSecara umum ada dua faktor utama yang perludipertimbangkan dalam menetapkan harga (Kofler dan Armstrong,1994) yaitu faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal.a. Faktor Internal Perusahaan1. Tujuan pemasaran

Page 84: BAHAN MIKRO

Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalahtujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupamaksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidupperusahaan meraih pangsa pasar yang besar, menciptakankepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan,melakukan tanggung jawab sosial dll.192. Strategi Bauran PemasaranHarga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran.Oleh karena itu harga perlu dikoordinasikan dan salingmendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk,distribusi dan promosi.3. BiayaBiaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yangharus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.Oleh karena itu setiap perusahaan pasti menaruh perhatianbesar pada aspek struktur biaya (ettap dan variabel) serta jenisjenisbiaya lainnya, seperti out – of – pocket cost, incrementalcost, opportunity cost, dan replacement cost4. OrganisasiManagemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yangharus menetapkan harga. Setiap perusahaan menanganimasalah penetapan harga menurut caranya masing-masing.Pada perusahaan kecil, umunya harga ditetapkan olehmanajemen puncak, pada perusahaan besar, seringkali masalahpenetapan harga ditangani oleh divisi atau manager suatu liniproduk. Dalam pasar industri para wiraniaga (sales people)diperkenankan untuk bernegosiasi dengan pelanggannya gunamenetapkan rentang (range) harga tertentu. Dalam industridimana harga merupakan faktor kunci (misalnya perusahaan20minyak, penerbangan luar angkasa) biasanya setiap perusahaanmemiliki departemen pemasaran atau manajemen puncak.Pihak-pihak lain yang memiliki pengaruh terhadap penetapanharga adalah manajer penjualan, manajer produksi, manajerkeuangan dan akuntan.b. Faktor Lingkungan Eksternal1. Sifat Pasar dan PermintaanSetiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaanyang dihadapinya, apakah termasuk pasal persaingansempurna, persaingan monopolistik, oligopoli atau monopoli.Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitasnyapermintaan.2. PersainganMenurut Porter (1985) ada lima kekuatan pokok dalampersaingan suatu industri, yaitu persaingan dalam industri yangbersangkutan, produk substitusi, pemasok, pelanggan danancaman pendatang baru. Informasi-informasi yang dibutuhkan

Page 85: BAHAN MIKRO

untuk menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapiantara lain meliputi:a. Jumlah perusahaan dalam industriBila hanya ada satu perusahaan dalam industri, maka secarateoritis perusahaan yang bersangkutan bebas menetapkanharnya seberapapun. Akan tetapi sebaliknya bila industri21terdiri dari banyak perusahaan, maka persaingan harga punterjadi. Bila produk yang dihasilkan tidak terdiferensiasi,maka hanya pemimpin industri yang leluasa menentukanperubahan harga.b. Ukuran relatif setiap anggota dalam industriBila perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar, makaperusahaan yang bersangkutan dapat memegang inisiatifperubahan harga. Bila pangsa pasarnya kecil, maka hanyamenjadi pengikut.c. Diferensi ProdukBila perusahaan berpeluang melakukan diferensiasi dalamindustrinya, maka perusahaan tersebut dapatmengendalikan aspek penetapan harganya, bahkansekalipun perusahaan itu kecil dan banyak persaingandalam industrid. Kemudahan untuk memasuki industri yang bersangkutanBila suatu industri mudah untuk dimasuki makaperusahaan yang ada sulit mempengaruhi ataumengendalikan harga. Sedangkan bila ada hambatanmasuk kepasar (gamer to market entry) maka perusahaan –perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut dapatmengendalikan harga. Hambatan masuk ke pasar dapatberupa:22a. Persyaratan teknologib. Investasi modal yang besarc. Ketidak tersediaan bahan baku pokok / utamad. Skala ekonomis yang sudah dicapai perusahaanperusahaanyang telah ada sulit diarahkan oleh parapendatang baru.e. Kendali atas sumber daya alam oleh perusahaanperusahaanyang sudah adaf. Keahlian dalam pemasaran3. Unsur-unsur lingkungan eksternal lainnyaSelain faktor diatas, perusahaan juga perlu mempertimbangkanfaktor kondisi ekonomi (inflasi, boom atau resesi, tingkatbunga) kebijakan dan peraturan pemerintah dan aspek sosial(kepedulian terhadap lingkungan) (Fandy Tjiptono, 1997:157)2.2.4. Metode Penentuan Harga JualPenentuan harga jual adalah suatu cara yang menentukankeputusan untuk membuat membeli, menerima atau menolak sesuatu

Page 86: BAHAN MIKRO

pesanan khusus, menutup atau meneruskan suatu usaha (BambangHariadi)Penentuan harga jual adalah metode penentuan biaya produkatau jasa berdasarkan harga/harga target dimana pelanggan bersediamembayarnya (Hansen Mowen).23Kesimpulan : Penentuan harga jual merupakan titik awal untukmengurangi ketidak pastian yang dihadapi oleh pengambil keputusanyang merupakan dasar untuk memberikan perlindungan bagiperusahaan dari kemungkinan kerugian atau penentu harga jual untukmelongok struktur biaya perusahaan pesaing sebagai dasar untukpengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar.1. Penentuan harga jual dalam keadaan normal (Normal Pricing)Metode penentuan harga jual seringkali disebut dengan istilah costplus pricing, karena harga jual ditentukan dengan menambah biayayang akan datang dengan suatu presentase mark up (tambahandiatas jumlah biaya)Cost plus pricing yaitu penentuan harga jual dengan caramenambah laba yang diharapkan diatas biaya penuh masa yangakan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk. Hargajual berdasarkan Cost plus pricing dihitung dengan rumus :Harga jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkanRumus perhitungan harga jual atas dasar biaya secara umum dapatdinyatakan dalam persamaan :Persentase mark up dihitung dengan rumus :Harga jual per unit = Biaya yang berhubungan langsung denganvolume + persentase mark up (perunit)Laba yang diharapkan + biaya yang tidak dipengaruhi langsung oleh volume produkPersentase markup = ----------------------------------------------------------------------------------------------------Biaya yang dipengaruhi langsung oleh volume produk242. Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan (Time and MaterialPricing)a. Penentuan Harga Jual waktuBiaya-Biaya ini meliputi tenaga kerja tidak langsung, biayadepresiasi aktiva tetap, biaya asuransi, biaya listrik, biaya air,biaya kantor, biara reparasi aktiva tetap dan biaya umum.b. Penentuan Harga Jual Bahan dan Suku CadangPenentuan harga jual ini digunakan pada perusahaan bengkel,dak kapal dan perusahaan lain yang menjual jasa reparasidisamping menjual jam kerja tenaga kerja langsung yangdigunakan untuk menghasilkan jasa.3. Penentuan Harga Jual dalam Cost Type ContractAdalah kontrak pembuatan produk/jasa yang pihak pembeli setujuuntuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan padatotal biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen dandengan laba yang sebesar presentase tertentu dan total biayasesungguhnya (Mulyadi, 1997:264)4. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus

Page 87: BAHAN MIKRO

Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaandiluar pesanan reguler perusahaan (Mulyadi, 1997:365)5. Penentuan Harga Jual Produk/Jasa yang dihasilkan olehPerusahaan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.25Harga jual produk atau jasa ditentukan berdasarkan biaya peuhmasa yang akan datang ditambah dengan laba yang diharapkan.Dalam penentuan harga jual normal, biaya penuh masa yang akandatang menggunakan salah satu pendekatan. Full costing danvariabel costing. Sedangkan penentuan harga jual yang diaturdengan peraturan pemerintah, biaya penuh masa yang akan datangyang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual tersebut dihitungdengan pendekatan full costing saja, karena pendekatan variabelcosting tidak diterima sebagai prinsip yang lazim.2.3. Penjualan2.3.1. Pengertian PenjualanPenjualan adalah suatu transakasi jual beli barang yangdilakukan oleh penjual kepada pembeli baik secara tunai maupunsecara kredit (Jusup 1999;326).Sedangkan menurut Marom (2000:83 ) penjualan adalah suatupenjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan danbiasanya dilakukan secara teratur.Dari dua pengartian diatas, yang dimaksud dengan penjualanadalah suatu penjualan barang dagangan yang dilakukan olehpenjualan kepada pembeli secara teratur.262.3.2. Jenis PenjualanDi dalam sebuah perusahaan penjualan dibedakan menjadidua yaitu:1. Penjualan TunaiPenjualan tunai yaitu penjualan yang dilakukan pada saatterjadinya penyerahan barang dari penjualan kepada pembeli ataupada saat terjadinya transaksi jual beli.2. Penjualan KreditPenjualan Kredit yaitu penjualan yang pembayarannyadilakukan selang beberapa waktu setelah penyerahan barang daripenjual kepada pembeli.3. Penjualan KonsinyasiPenjualan Konsinyasi yaitu penjualan barang-barangmelalui penitipan barang-barang tersebut kepada pihak lain untukdi perjual belikan bagi kepentingan pihak yang menitipkan barang,atau bagi kepentingan kedua belah pihak ( yang menitipkan danyang menerima titipan barang).2.3.3. Fungsi PenjualanPenjualan memiliki beberapa fungsi, antara lain:1. Fungsi Perencanaan dan Pengembangan ProdukPihak penjual harus menawarkan produk yang akanmemenuhi kebuttuhan serta keinginan para pembeli.

Page 88: BAHAN MIKRO

272. Fungsi Mencari KontrakFungsi ini mencakup tindakan mencari danmengalokasikan pembeli yang dilakukan oleh penjual kontrakdan mempertahankannya dengan pembeli.3. Fungsi Penciptaan PermintaanFungsi ini mencakup semua usaha khusus yangdilakukan oleh penjual untuk merangsang para pembeli supayamembeli produk-produk mereka.4. Fungsi Mengadakan PerundinganSyarat serta kondisi penjualan harus di rundingkan olehpara penjual dan pembeli.5. Fungsi KontraktulFungsi ini mencakup persetujuan akhir untukmelaksanakan penjualan inklusif transfer hak milik.28BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1. Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan pada perusahaan kacang atom cap “Gajah”Semarang yang berlokasi di Jl. Jatingaleh Trangkil No. 85 Semarang.3.2. Objek KajianObjek kajian dalam penelitian adalah : Pengaruh biaya produksiterhadap harga jual pada perusahaan kacang atom cap “Gajah” Semarang.3.3. Teknik Pengumpulan Dataa. Jenis Data1. Data PrimerYaitu data yang diperoleh langsung dari pihak perusahaandengan wawancara dan observasi pada bagian yang terkait diperusahaan.2. Data SekunderYaitu yang diperoleh secara tidak langsung dari obyekpenelitian dengan memanfaatkan data yang telah ada seperti laporanyang sudah ada dalam perusahaan.29b. Metode Pengumpulan Data1) ObservasiMetode observasi atau pengamatanadalah cara pengumpulandata dengan cara melakukan pencatatan secara cermat (Soeratno danArsyad 1999 : 89 ).Dalam metode ini, diadakan observasi secaralangsung pada objek yang diteliti . Obsrvasi ini dilakukan penulisdengan mengamati lansung pada Perusahaan Gajah mengenai biayaproduksi.2) WawancaraYaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara bertanyalangsung dengan responden (Soeratno, 1999:92). Dalam metodewawancara ini penulis melakukan wawancara atau bertanyalangsung dengan karyawan perusahaan Gajah mengenai hal-hal

Page 89: BAHAN MIKRO

yang berhubungan dengan penggunaan biaya produksi.3) DokumentasiDokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atauvariabel yang berupa cacatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (ArikuntoSuharsimi, 2002:206). Dalam penelitian ini metode dokumentasidigunakan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan denganpenggunaan biaya produksi.303.4. Metode Pengolahan DataMetode Analisis Data adalah suatu metode yang digunakan untukmengolah hasil penelitian guna memperoleh kesimpulan. Dalam penelianini analisis data yang dipergunakan adalah analisis data kuantitatif, denganmenggunakan perhitungan yaitu dengan analisis regresi sederhana dananalisis koefisien determinasi.a. Persamaan Regresi SederhanaY= a + bX + eDengan:Y = Harga Juala = Intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)b = Kemiringan (slope)Kurva linierX = Biaya produksie = Error termUntuk menghitung nilai a b dan e ini menggunakan programkomputer statistik yaitu SPSS.b. Koefesien DerterminasiUkuran statistik yang dapat menggambarkan hubungan antarasuatu variabel dengan variabel yang lain adalah koefisien determinasidan koefesien korelasi. Koefisien determinasi diberi simbol (r2) dankoefisien korelasi diberi simbol r. Koefisien determinasi adalah salah31satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah adapengaruh antara dua variabel.Koefisien determinasi (r2) dari hasil regresi sederhanamenunjukkan tingkat kejelasan yang dapat diberikan oleh modeltersebut terhadap perubahan variabel dependen. Secara umum nilai rterletak pada nilai 0 sampai dengan 1(0< r<1). Nilai koefisiendeterminasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependenyang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.Semakin mendekati nol bersarnya koefisien determinasi (r2)suatu persamaan regresi,semakin kecil pula pengaruh semua variabelindependen terhadap nilai variabel dependen (dengan kata lainsemakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilaivariabel dependen). Sebaliknya, semakin mendekat satu besarnyakoefisien determinasi (r2) suatu persamaan regresi , semakin besar pulapengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen.32BAB IV

Page 90: BAHAN MIKRO

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1. Gambaran Umum Perusahaan Gajah Semarang4.1.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan GAJAHPerusahaan GAJAH merupakan perusahaan manufakturyang berawal dari sebuah home industry yang memproduksimakanan ringan yaitu kacang atom. Perusahaan kacang atom cap“GAJAH” ini berdiri secara resmi pada tanggal 9 Juni 1990 olehSoekamto yang berasal dari Desa Pati, Kecamatan Ngunut,Tulungangung. Sebelum mendirikan perusahaan GAJAH, beliaubekerja sebagai karyawan bagian gudang di PT. Arta BogaCemerlang Semarang. Baru kemudian sekitar tahun 1987 setelahberhenti dari pekerjaannya di PT. Arta Boga Cemerlang, beliaumulai merintis usaha home industry ini. Pada awal usahanyaSoekamto hanya memproduksi bahan baku berupa kacang tanahsebanyak 0.5 – 3 kg. Proses pembuatan kacang atom pada saat itupun masih menggunakan cara manual dengan peralatan yangsederhana dan dikerjakan sendiri oleh Soekamto beserta istrinya danhasilnya dijual untuk tambahan memenuhi kebutuhan sehari-hari.Dari tahun ke tahun, ternyata usaha yang semula bersifathome industry tersebut berkembang dengan pesat seiring denganmeningkatnya permintaan konsumen terhadap kacang atom. Maka33sesuai dengan ijin usaha dari Menteri Perindustrian dan PerdaganganRI no 641.11.01/PK/6/90, berdirilah perusahaan GAJAH yangdipimpin oleh Soekamto. Perluasan usaha ini mendorong Soekamtountuk mencari tempat yang lebih luas dan layak dengan caramenyewa sebuah bangunan yang sebelumnya dipakai sebagaigudang di dekat tempat tinggalnya.Disamping tetap memproduksi kacang atom “GAJAH”,pada tahun 1993 perusahaan mengambil kebijakan untukmengeluarkan produk kacang atom dengan merek “MAHKOTA”sebagai side project (usaha sampingan). Namun ternyata minat pasarterhadap kacang atom “MAHKOTA” kurang begitu bagus sehinggaperusahaan memutuskan untuk menghentikan produksinya padatahun 1997. Kegagalan kacang atom “MAHKOTA” di pasarandisebabkan karena kacang atom ini kalah bersaing dengan kacangatom “GAJAH” yang lebih dulu dikenal oleh konsumen. Olehkarena itu pada tahun 1997, perusahaan hanya memproduksi kacangatom “GAJAH”. Untuk meningkatkan mutu dan kualitas produkkacang atom “GAJAH” maka perusahaan mendaftarkan mereknyaagar mendapat pengakuan dari Departemen Kesehatan RI. Akhirnyapada tahun 1994 perusahaan GAJAH memperoleh sertifikatDEPKES RI No. SE.282/11.04/94.344.1.2. Lokasi Perusahaan GAJAHDalam menentukan dan memilih lokasi perusahaan harusdiperhatikan secara teliti dan mempertimbangkan berbagai aspek,karena lokasi perusahaan sangat menunjang kelancaran kegiatan dan

Page 91: BAHAN MIKRO

operasional perusahaan. Perusahaan GAJAH berlokasi di JalanJatingaleh Trangkil no. 85 Semarang.Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pertimbanganpertimbangansebagai berikut:1. Kemudahan dalam hal transportasi terutama penyaluran bahanbaku produksi serta pemasaran produk keluar daerah sehinggadapat menghemat biaya transportasinya.2. Dekat dengan pasar dan lingkungan konsumen yang dituju.3. Adanya fasilitas yang memenuhi syarat yaitu listrik, air dantelepon yang bagus.4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan GAJAHPelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akanmembuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya.“Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunanstruktur organisasi, sumber daya yang dimilikinya dan lingkunganyang melingkupinya.” ( Handoko, 2003 : 167)Salah satu cara untuk menciptakan pengorganisasian yangbaik adalah dengan menyusun struktur organisasi. Strukturorganisasi diperlukan untuk membantu mengatur dan mengarahkan35kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itudengan dibentuknya struktur organisasi, wewenang dan tugasmasing-masing bagian dapat dipisahkan dengan jelas sehinggakegiatan usaha yang dilakukannya dapat berjalan dengan efektif danefisien.Perusahaan GAJAH memiliki struktur organisasi garis danstaff. Bentuk garis dan staff ini memudahkan koordinasi antarkegiatan, proses pengambilan keputusan dan wewenang lebih cepatserta pimpinan mempunyai lebih banyak waktu yang digunakanuntuk kegiatan yang bersifat strategis serta pengawasan lebih efisiendan efektif.Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar Struktur Organisasi PerusahaanGAJAH :3637Deskripsi dari tugas masing-masing bagian yang ada dalam struktur organisasiPerusahaan GAJAH adalah sebagai berikut :1. PimpinanTugas :Berperan sebagai manajer tertinggi sekaligus pemilik perusahaan. Berwenangmengambil keputusan baik ke dalam maupun ke luar yang menyangkutkeberadaan dan pengembangan perusahaan.2. Wakil PimpinanTugas :a. Memberikan masukan serta membantu kerja pimpinan.b. Mewakili pimpinan di perusahaan, mengawasi serta melaporkan kinerjaperusahaan secara keseluruhan.c. Bertanggung jawab kepada Pimpinan.

Page 92: BAHAN MIKRO

3. ManajerTugas :a. Memberi petunjuk dan mengambil kebijakan untuk meningkatkan mutu,produktifitas dan efisiensi kerja sesuai dengan perintah dari pimpinan.b. Memimpin, mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan unit-unitkerja yang berada di bawahnya.c. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan pimpinan dan bertanggungjawab pada pimpinan.38Manajer membawahi 4 bagian yang lain, yaitu :1. Manajer ManufakturTugas :a. Membuat rencana kerja sehubungan dengan proses produksi sertamengkoordinasikannya dengan bagian-bagian yang terkait.b. Mengendalikan lingkungan kerja serta kinerja karyawan di bagianpabrik agar tetap kondusif.c. Menganalisa kualitas hasil produksi untuk memastikan apakah produklayak dijual atau tidak.d. Bertanggung jawab kepada manajer.Manajer Manufaktur langsung membawahi 4 bagian yang lain besertastafnya, yaitu :1) Kabag. PurchasingTugas :a) Menganalisa kebutuhan-kebutuhan bahan produksi dan barangbaranglain.b) Melakukan pembelian atau pemesanan serta mengurus hal-hal yangberhubungan dengan pembelian barang-barang non produksi.c) Mengatur persediaan dan penyimpanan bahan-bahan produksisecara tepat waktu, tepat mutu dan tepat jumlah.d) Bertanggung jawab kepada Manajer Manufaktur.39Kabag. Purchasing mempunyai staf yang bertugas sebagai berikut:(1) Membeli atau memesan serta mengurus hal-hal yangberhubungan dengan pembelian barang non produksi.(2) Menyimpan bahan-bahan produksi secara tepat waktu, tepatmutu dan tepat jumlah.(3) Bertanggung jawab kepada Kabag. Purchasing.2) Kabag. IngredientsTugas :a) Menganalisa mutu dan kualitas produk agar sesuai dengan standardan komposisi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.b) Bertanggung jawab kepada Manajer Manufaktur.Kabag. Ingredients mempunyai staf yang bertugas sebagai berikut:(1) Mempertahankan mutu dan kualitas produk agar sesuai denganstandar dan komposisi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.(2) Bertanggung jawab kepada manajer manufaktur3) Kabag. ProcessingTugas :

Page 93: BAHAN MIKRO

a) Menganalisa kapasitas produksi serta bertanggung jawab terhadapkelancaran proses produksi.b) Menjamin tersedianya hasil produksi yang tepat waktu, mutu danjumlahnya.c) Bertanggung jawab kepada Manajer Manufaktur.40Kabag. Processing mempunyai staf yang bertugas sebagai berikut:(1) Melakukan proses produksi secara tepat waktu, mutu danjumlahnya.(2) Bertanggung jawab kepada Kabag. Processing.4) Kabag. FinishingTugas :a) Menjamin tersedianya hasil produksi yang sesuai dengan kapasitasproduksi perusahaan.b) Menjaga mutu dan kualitas produk pada tahap akhir produksi.c) Bertanggung jawab kepada Manajer Manufaktur.Kabag. Finishing mempunyai staf yang bertugas sebagai berikut:(1) Menyediakan produksi yang sesuai dengan kapasitas produksiperusahaan.(2) Menjaga mutu dan kualitas produk pada tahap akhir produksi.(3) Bertanggung jawab kepada Kabag. Finishing.2. Manajer Umum dan PersonaliaTugas :a. Menyusun rencana dan alokasi penggunaan Sumber Daya Manusia,sarana usaha dan sarana kerja.b. Melaksanakan tata usaha, surat menyurat, kearsipan, ketertiban sertakeamanan rumah tangga perusahaan.c. Bertanggung jawab kepada manajer.41Manajer Umum dan Personalia langsung membawahi 2 bagian besertastafnya, yaitu :1) Kabag. KeuanganTugas :a) Menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan sertamengendalikan cash flow.b) Melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan serta fungsikebendaharaan serta menyiapkan informasi yang diperlukantentang posisi keuangan perusahaan baik dalam periode harian,mingguan, bulanan maupun tahunan.c) Bertanggung jawab kepada Manajer Umum dan Personalia.Kabag. Keuangan mempunyai staf yang bertugas sebagai berikut:(1) Melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan serta memberikaninformasi tentang posisi keuangan perusahaan baik dalam periodeharian, mingguan, bulanan maupun tahunan.(2) Bertanggung jawab kepada Kabag. Keuangan.2) Kabag. PersonaliaTugas :a) Membuat rencana dan menganalisa ketersediaan serta kebutuhan

Page 94: BAHAN MIKRO

tenaga kerja yang meliputi kuantitas, kualitas maupunkompetensinya sesuai dengan perkembangan perusahaan.b) Mengembangkan dan membina tenaga kerja/sumber daya manusiayang ada dalam bentuk pendidikan maupun pelatihan (training).42c) Mengatasi masalah-masalah yang timbul sehubungan denganketenagakerjaan.d) Bertanggung jawab kepada Manajer Umum dan Personalia.Kabag. Personalia mempunyai staf yang bertugas sebagai berikut:(1) Melakukan kegiatan yang menyangkut ketenagakerjaan diperusahaan.(2) Bertanggung jawab kepada Kabag. Personalia.3. Manajer PenjualanTugas :a. Mempertahankan dan mencapai target penjualan sesuai denganrencana perusahaan.b. Merumuskan strategi-strategi pemasaran yang baru apabila diperlukanguna meningkatkan volume penjualan.c. Membina dan menjaga hubungan baik dengan konsumen.d. Bertanggung jawab kepada manajer.Manajer Penjualan langsung membawahi 2 bagian yang lain besertastafnya, yaitu :1) District Sales ManagerTugas :a) Mengawasi dan mempertahankan volume penjualan produk disetiap kantor perwakilan..b) Menyiapkan laporan penjualan untuk masing-masing kantorperwakilan dan melaporkannya kepada Manajer Penjualan.43c) Bertanggung jawab kepada Manajer Penjualan.District Sales Manager mempunyai staf yang bertugas sebagaiberikut:(1) Mempertahankan volume penjualan produk pada setiap kantorperwakilan agar sesuai dengan rencana perusahaan.(2) Membuat laporan penjualan untuk masing-masing kantorperwakilan.(3) Bertanggung jawab kepada District Sales Manager.2) Chief AccountantTugas :a) Melaksanakan kegiatan verifikasi, konfirmasi serta rekonsiliasisehubungan dengan pemasaran produk.b) Melakukan kegiatan pencatatan terhadap transaksi yang terjadi diperusahaan.c) Menyusun laporan penjualan tiap periode atau pada saatdibutuhkan oleh Manajer.d) Bertanggung jawab kepada Manajer Penjualan.Chief Accountant mempunyai staf yang bertugas sebagai berikut:(1) Melakukan kegiatan verifikasi, konfirmasi, rekonsiliasi

Page 95: BAHAN MIKRO

sehubungan dengan pemasaran produk.(2) Mencatat setiap transaksi yang terjadi di perusahaan.(3) Menyusun laporan penjualan tiap peride.(4) Berrtanggung jawab kepada Chief Accountant.444. Kabag. GudangTugas :a. Bertanggung jawab terhadap keluar masuknya barang dari gudang.b. Melakukan pemantauan dan persiapan terhadap distribusi barangyang akan dikirim ke kantor perwakilan.c. Bertanggung jawab kepada Manajer.Kabag. Gudang mempunyai staf yang bertugas sebagai berikut:1) Mengeluarkan atau memasukan barang dari gudang.2) Menghitung persediaan barang yang ada di gudang.3) Bertanggung jawab kepada Kabag. Gudang.4.1.4. Modal Usaha Perusahaan GAJAHSalah satu syarat utama pendirian suatu usaha adalahketersediaan modal. Tanpa modal yang cukup, sebuah perusahaantidak bisa menjalankan kegiatannya dengan lancar.Modal usaha dapat berasal dari dalam maupun luar perusahaan.Modal usaha Perusahaan GAJAH berasal dari dua sumber yaitu :1. Modal DalamModal ini diperoleh dari pemilik perusahaan yaitu BapakSoekamto.2. Modal LuarModal ini berupa pinjaman dana usaha dari Bank Danamon.454.1.5. Proses dan Hasil Produksia. Proses ProduksiPerusahaan GAJAH memproduksi kacang atom“GAJAH” dengan menggunakan mesin untuk menjamin mutudan kehigienisannya. Untuk menghasilkan produk dengankualitas yang terjaga, maka sebelum proses produksi BagianIngredients terlebih dahulu menentukan bahan-bahan pilihanyang akan dipakai. Adapun bahan-bahan tersebut adalah :b. Bahan baku kacang atom GAJAH :- Kacang tanah pilihan- Tepung tapioka- Garam- Gula- Bawang putih- Minyak goreng- Penyedap rasac. Bahan penolong :- Plastik- Karton- Band tape46

Page 96: BAHAN MIKRO

Adapun tahapan produksi kacang atom “GAJAH” sebagai berikut :1. Tahap PersiapanPada tahapan ini dilakukan pemilihan kacang tanah yang akandiproses, dibedakan antara kacang tanah yang berukuran besardan kecil. Selanjutnya kacang tanah tersebut akan dibersihkan,kemudian dilepaskan kulitnya dan dibersihkan kembali.2. Tahap PengolahanDibagi menjadi 3, yaitu :a. Tahap Pencampuran (Mixing)Bahan baku seperti tepung tapioka, garam, bawang putih,gula dan penyedap rasa akan dicampur jadi satu ke dalammesin pencampuran untuk menciptakan komposisi rasa yangpas.b. Tahap PembentukanPada tahap ini kacang yang sudah disterilkan akan di campurdengan adonan yang sudah dihasilkan dari tahappencampuran. Pembentukan kacang atom dikerjakan olehmesin pembentukan sehingga bentuk dan kehigienisannyaterjaga.c. Tahap PenyortiranBulatan-bulatan kacang atom yang dihasilkan dari mesinpembentukan dipilih lagi untuk memisahkan kacang atomyang bentuknya sempurna dengan yang kurang sempurna.47Proses penyortiran dikerjakan menggunakan mesinpenyortir.3. Tahap PenggorenganKacang atom yang telah dibentuk dan disortir akan diproses lagike dalam tahap penggorengan. Kacang atom digoreng denganminyak goreng di dalam mesin penggoreng bersuhu ± 150°sampai kacang tersebut mengembang dan naik ke permukaanminyak goreng.4. Tahap Penyerapan/PendinginanUntuk memperoleh kondisi kacang atom yang renyah dan bagusmaka sebelum dikemas terlebih dahulu kacang atom yang telahdigoreng tersebut didinginkan dan dikeringkan dari sisa-sisaminyak goreng. Pengeringan untuk sekali proses produksidengan berat 10 ton membutuhkan waktu 2 hari. Seperti padatahap-tahap sebelumnya, proses penyerapan ini juga dikerjakandengan mesin.5. Tahap Pengemasan (Packaging)Setelah melalui tahap pembersihan, pengolahan, penggorenganserta penyerapan/pendinginan maka kacang atom siap untukdikemas. Bahan penolong yang digunakan adalah plastik, kartondan band tape. Tahap pengemasan dikerjakan dengan mesinpengemas yang berjumlah 18 unit.48b. Hasil Produksi

Page 97: BAHAN MIKRO

Setiap harinya Perusahaan GAJAH menghasilkan ±10 ton atau 2000 bal kacang atom yang dikemas dalam berbagaivariasi kemasan dan ukuran. Saat ini kacang atom “GAJAH”tersedia dalam kemasan 38 gram, 80 gram, 90 gram, 170 gram,200 gram dan 225 gram.4.1.6. Pemasaran Hasil ProduksiProduk kacang atom “GAJAH” yang telah dikemaslangsung dikirim ke kantor-kantor perwakilan atau agen langganan.Dari agen atau kantor perwakilan tersebut kacang atom disalurkanke pedagang grosir, kemudian ke pedagang eceran hingga sampai kekonsumen. Perusahaan GAJAH juga melayani pembelian yangdilakukan secara langsung (direct selling) dengan syarat pembeliantersebut dilakukan dalam skala besar. Pembelian langsung dilakukandengan cara konsumen/pelanggan langsung ke perusahaan danmenghubungi bagian Penjualan. Bagian Penjualan akan mengecekapakah di gudang tersedia produk dengan jumlah yang sesuaidengan permintaan pelanggan. Apabila tersedia produk yangdiinginkan maka Bagian Penjualan akan meminta Bagian Gudanguntuk mengeluarkan produk sesuai dengan permintaan konsumen.Baru setelah itu konsumen akan melakukan pembayaran di kasir.Penjualan produk pada perusahaan GAJAH dilakukan secara tunai49(cash), kredit tempo (n/14) dan konsinyasi. Dalamperkembangannya, Perusahaan GAJAH tidak hanya menjualproduknya di Pulau Jawa tetapi juga ke pulau-pulau lain di luar Jawaantara lain Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Sampai saat iniPerusahaan GAJAH telah memiliki 16 kantor perwakilan yangtersebar di tiap daerah pemasaran.Untuk memperkuat jaringan pemasarannya, PerusahaanGAJAH melakukan berbagai usaha untuk mendukung tujuantersebut. Usaha-usaha tersebut adalah menetapkan harga jualproduk yang terjangkau oleh semua lapisan konsumen, menjagamutu dan kualitas produk, serta melakukan riset pasar untukmengukur potensi kacang atom “GAJAH” di pasaran.4.1.7. Kebijakan Sumber Daya ManusiaSumber daya manusia yang handal dan berkualitas sangatmendukung keberhasilan suatu perusahaan. Saat ini PerusahaaanGAJAH memiliki karyawan tetap sejumlah 66 orang serta karyawantidak tetap 267 orang. Kebijakan sumber daya manusia diPerusahaan GAJAH dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuanserta produktifitas karyawan untuk mencapai tujuan yang ditetapkanperusahaan.Kebijakan tersebut meliputi :50a. Pemberian tunjangan jabatan, tunjangan masa kerja, tunjanganasuransi kesehatan, tunjangan fungsional serta tunjanganstruktural disamping gaji pokok.b. Pemberian pelatihan atau training serta kursus-kursus untuk

Page 98: BAHAN MIKRO

meningkatkan kompetensi dan kemampuan masing-masingkaryawan di bidangnya.c. Jenjang karir ditetapkan dengan memperhatikan prestasi yangdicapai oleh karyawan selama bekerja di perusahaan selamakurun waktu tertentu.4.2. Hasil Penelitian4.2.1. Hasil Persamaan Regresi SederhanaDari hasil analisis regresi sederhana dengan bantuan programSPSS release 12,00 pada penelitian ini diperoleh hasil persamaanregresi yang menyatakan persamaan pengaruh biaya produksi (X1)terhadap harga jual (Y) adalah sebagai berikut:Tabel 4.1.Analisis Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga JualUnstandardizedCoefficoentsStandardizedCoefficoentsModelB Std. Error Betat Sig. r2

ConstantX2.2E+081.0959.3 E +07.102 .9592.37010.697.039.0000.92051Dari hasil analisis regresi tersebut diperoleh persamaanpengaruh biaya produksi (X) terhadap harga jual (Y) yaitu: Y = 2.2E

+ 08 + 1.095. sehingga diperoleh thitung sebesar 10.697. Maka dapatdiketahui bahwa thitung = 10.697 > ttabel = 1.81 berarti terdapat adanyapengaruh biaya produksi terhadap harga jual sebesar 92%.4.2.2. Koefisien Determinasi (r2)Koefisien determinasi (r2) dari hasil regresi sederhanamenunjukkan kejelasan perubahan variabel dependen. Maka nilaikoefisien determinasi (r2) sebesar 0,920 yang mendekati angka satu,menunjukkan bahwa biaya produksi memiliki pengaruh yang sangatbesar terhadap harga jual. Pengaruh variabel (X) yaitu biayaproduksi terhadap variabel (Y) harga jual adalah sebesar 92%,sedangkan sisanya sebesar 8% dipengaruhi oleh variabel lain,seperti permintaan dan penawaran, kondisi pasar, persaingan sertaselera konsumen akan kacang atom.Dari persamaan regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa

Page 99: BAHAN MIKRO

setiap adanya kenaikan biaya produksi maka akan diikuti dengankenaikan harga jual sebesar Rp.1.095.524.2.3. Hasil Data Biaya Produksi dan Harga Jual Pada PerusahaanGajah SemarangAdapun pengeluaran biaya yang digunakan untuk biayaproduksi setiap bulan pada tahun 2005 yang terdiri dari biaya bahanbaku, biaya tenaga kerja dan BOP adalah sebagai berikut:Tabel 4.2Biaya Bahan BakuBulan BBBJanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesemberRp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.545.725.000580.870.000850.014.000808.250.000450.050.000576.700.000592.950.000675.471.000892.325.000569.150.000767.593.000698.200.000Total BBB Rp. 8.007.565.000

Page 100: BAHAN MIKRO

53Pengeluaran biaya tenaga kerja setiap bulan pada tahun 2005disajikan pada tabel berikut ini :Tabel 4.3Biaya Tenaga KerjaBulan BTKJanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesemberRp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.157.550.000175.150.000221.350.000210.850.000125.755.000137.850.000145.455.000155.050.000215.920.000157.350.000250.275.000195.425.000Total BTK Rp. 2.147.980.000Sedangkan untuk pengeluaran biaya overhead pabrik padatahun 2005 dapat di lihat dalam tabel berikut :54Tabel 4.4Biaya Overhead Pabrik

Page 101: BAHAN MIKRO

Bulan BOPJanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesemberRp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.45.750.00051.275.00063.450.00061.235.00045.500.00050.020.00056.210.00065.420.00069.175.00042.355.00045.375.00052.930.000Total BOP Rp. 648.695.000Pencapaian harga jual setiap bulan pada tahun 2005 dapatdilihat dalam tabel berikut ini:55Tabel 4.5Harga JualBulan Harga /unitPenjualan/ UnitHarga Jual

Page 102: BAHAN MIKRO

JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesemberRp.25.000Rp.25.000Rp.25.000Rp.25.000Rp.25.000Rp.25.000Rp.25.000Rp.25.000Rp.25.000Rp.25.000Rp.25.000Rp.25.00042.63446.01854.28952.07736.13740.04044.16549.03961.25840.08159.54851.126Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.

Page 103: BAHAN MIKRO

1.065.850.0001.150.450.0001.357.225.0001.301.930.000903.430.0001.001.005.0001.104.125.0001.225.895.0001.531.450.0001.002.245.0001.488.690.0001.278.160.000Total 570.412 Rp. 14.410.495.000Untuk mengetahui besarnya pengeluaran biaya produksiperbulan yang ada di perusahaan Gajah Semarang, dapat dilihatdalam tabel berikut ini:56Tabel 4.6Biaya ProduksiBulan BPJanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesemberRp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.749.052.000807.295.0001.135.670.0001.019.100.000

Page 104: BAHAN MIKRO

621.305.006764.570.000794.615.000895.941.0001.177.620.000768.855.0001.063.243.000946.555.000Total BP Rp. 10.743.821.0004.3. PembahasanPada dasarnya harga jual produk dan jasa ditentukan dari kekuatanpermintaan dan penawaran produk dan jasa tersebut dipasarkan.Dalam penentuan harga jual yang dipengaruhi olegh faktor laba,faktor produk, biaya produksi yang terdiri dari biaya Bahan Baku, BiayaTenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik dan Faktor ekstern seperti57permintaan di pangsa pasar, dan persaingan pasar, merupakan faktor-faktoryang mempengaruhi harga jual.Dari data harga jual pada (tabel 4.5) dapat diperoleh nilai rata-rata tiapbulan adalah sebesar Rp. 1.200.874.583, sehingga dapat diketahui nilai dariharga jual pada bulan Januari, Februari, Mei, Juni, Juli, Oktober, dibawahnilai rata-rata.Karena pada bulan ini bertepatan dengan tahun ajaran barusehingga minat konsumen untuk mengkonsumsi kacang atom kurang.Sedangkan untuk harga jual kacang atom diatas harga jual rata-rataperbulan terjadi pada bulan Maret, April, Agustus, September, September,November dan Desember, karena pada bulan ini banyak permintaan darikonsumen akan kacang atom sehingga pesanan kacang atom jadimeningkat. Hal ini disebabkan karena pada bulan tersebut bertepatan denganhari raya Idul Fitri dan hari raya Natal sehingga banyak konsumen yangmembeli kacang atom.Dari hasil penelitian mengenai biaya produksi tahun 2005 padaperusahaan Gajah terdiri dari 3 macam yaitu biaya bahan baku, biaya tenagakerja dan biaya overhead pabrik. Pengaruh biaya produksi terhadap hargajual ini sebesar 92 %.Menurut Mulyadi bahwa biaya merupakan faktor yang relatif tinggidalam penentuan harga jual. Pada penelitian ini diperoleh pengaruh yangcukup besar, hal ini dikarenakan oleh produk yang terjual dalam pesanandiperhitungkan dengan biaya variabel , sehingga biaya yang telahdikeluarkan akan sebanding dengan kegiatan volume produksi.58Dari data biaya produksi tahun 2005 pada (tabel 4.6) diperoleh nilairata-rata biaya produksi tiap bulan sebesar Rp. 895.318.4167. Biayaproduksi dibawah rata-rata terjadi pada bulan Januari, Mei, Juni, Juli danOktober. Sedangkan untuk biaya produksi diatas rata-rata terjadi padabulan Februari, Maret, April, Agustus, September, November danDesember. Hal ini juga sama dengan harga jual, apabila pesanan danpermintaan kacang atom menurun maka biaya produksi juga menurun, danbila pesanan kacang atom meningkat biaya produksi yang dikeluarkan juga

Page 105: BAHAN MIKRO

ikut meningkat, kenaikan harga bahan baku kacang atom pada tahun 2005mengalami kenaikan hal ini dikarenakan dengan kenaikan harga BBM.Biaya tenaga kerja pada perusahaan Gajah ini dibagi menjadi 2macam yaitu tenaga kerja yang dibayar secara harian dan tenaga kerjaborongan. Sedangkan biaya overhead pabrik pada perusahaan Gajah iniadalah biaya yang dikeluarkan untuk biaya pemeliharaan mesin atauperalatan lainnya, biaya penyusutan peralatan mesin dan biaya reparasimesin dll.Dalam perhitungan biaya overhad pabrik pada perusahaan Gajah inisudah dilakukan dengan baik namun perlu diperhatikan dalam pencatatanpenghitungan biaya overhad pabrik agar tidak terjadi kesalahan pencatatan.59BAB VPENUTUP5.1 SimpulanDari hasil penelitian dan pembahasan ini, maka dapat disimpulkanbahwa biaya produksi memiliki pengaruh yang kuat dan besar terhadap hargajual yaitu sebesar 92% dan sisanya sebesar 8% dipengaruhi oleh variabel lain,seperti permintaan di pangsa pasar dan persaingan pasar. Biaya yangdigunakan untuk produksi dalam penelitian ini adalah Biaya Bahan Baku,Overhad pabrik dan Biaya Tenaga Kerja.5.2 SaranSaran yang dapat diberikan adalah :1. Sebaiknya dalam perhitungan biaya produksi harus diperhatikan dandiperhitungkan dengan rinci, karena biaya memiliki pengaruh yang besardalam penetapan harga jual2. Perusahaan diharapkan dapat mempengaruhi kualitas produk agarmemiliki dan menarik pembeli dengan cara penelitian kualitas di pangsapasar supaya perusahaan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagikonsumen.5959BAB VPENUTUP5.1 SimpulanDari hasil penelitian dan pembahasan ini, maka dapat disimpulkanbahwa biaya produksi memiliki pengaruh yang kuat dan besar terhadap hargajual yaitu sebesar 92% dan sisanya sebesar 8% dipengaruhi oleh variabel lain,seperti permintaan di pangsa pasar dan persaingan pasar. Biaya yangdigunakan untuk produksi dalam penelitian ini adalah Biaya Bahan Baku,Overhad pabrik dan Biaya Tenaga Kerja.5.2 SaranSaran yang dapat diberikan adalah :1. Sebaiknya dalam perhitungan biaya produksi harus diperhatikan dandiperhitungkan dengan rinci, karena biaya memiliki pengaruh yang besardalam penetapan harga jual2. Perusahaan diharapkan dapat mempengaruhi kualitas produk agarmemiliki dan menarik pembeli dengan cara penelitian kualitas di pangsa

Page 106: BAHAN MIKRO

pasar supaya perusahaan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagikonsumen.60DAFTAR PUSTAKAAbdul Halim, Bambang Supomo. 1990. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta :BPFEAliminsyah dan Padji, 2003. Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan......Y.RamaWidyaArikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Rineka Cipta: JakartaHasen Mowen. 2004. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba EmpatHenry, Simamora. 1999. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba EmpatMulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta :Aditya MediaMarom, Chaerul. 2000. Sistem Akuntansi Perusahaan dagang. Jakarta : PTGrasindoSantoso Singgih. 2000. SPSS. Jakarta : PT. Elex Media KomputindoSudjana .1996. Metode Statistika. Bandung : TarsitoSupriyono. RA. 1999. Akuntansi Biaya : Yogyakarta : BPEESoeratno, dkdk. 1999. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : UPP AMP YKPNSriyadi. 1991. Pengantar Ilmu Ekonomi Perusahaan Modern : IKIP SemarangPressTim Penyusun . 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Yogyakarta : BumiAksaraTjiptono, Fandi. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Yogyakarta