bahan dan metode - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/bab...

15
22 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 5 lokasi, yaitu : (1) Lokasi pemeliharaan bandikut (Echymipera sp.) untuk pengamatan morfometri, tingkah laku dan percobaan pakan dilakukan di Taman Ternak FPPK Unipa dan dilanjutkan dengan pengujian organoleptik warna, bau dan rasa daging bandikut di laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Jurusan Produksi Ternak, FPPK Unipa, Manokwari, (2) Analisis fisik daging bandikut di laboratorium Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Besar Fapet IPB, (3) Analisis proksimat pakan di Laboratorium Fisiologi Nutrisi Balitnak Bogor, (4) Analisis kimia daging bandikut di Laboratorium Pengujian, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Cimanggu Bogor, dan (5) Identifikasi spesimen bandikut di Laboratorium Zoologi, Pusat Penelitian Biologi LIPI Cibinong. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2005 sampai dengan Maret 2007. Bahan Penelitian Materi hewan yang digunakan dalam penelitian adalah bandikut dewasa dari jenis Echymipera sp., diperoleh dari hutan di daerah Manokwari Papua Barat, sebanyak 68 ekor, terdiri dari 38 ekor jantan dan 30 ekor betina. Untuk pengamatan karakteristik eksternal dan morfometri bandikut digunakan 30 ekor (16 jantan dan 14 betina), pengamatan tingkah laku digunakan 8 ekor (6 jantan 2 betina), percobaan pakan digunakan 6 ekor (3 jantan dan 3 betina), pengamatan karakteristik karkas dan daging digunakan 20 ekor (10 jantan dan 10 betina), untuk pengujian organoleptik daging digunakan 2 ekor jantan, dan 2 ekor (1 jantan dan 1 betina) untuk keperluan identifikasi spesimen jenis bandikut. Pengamatan tingkah laku serta preferensi dan konsumsi pakan bandikut menggunakan sebuah bangunan kandang besar yang disekat menjadi 8 petak kandang, masing-masing berukuran 2 x 1.8 meter, tinggi sekat 1.5 meter. Dinding dan alas kandang terbuat dari semen dan sekat menggunakan papan triplek. Alas

Upload: trantu

Post on 13-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

22

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 5 lokasi, yaitu : (1) Lokasi pemeliharaan bandikut

(Echymipera sp.) untuk pengamatan morfometri, tingkah laku dan percobaan pakan

dilakukan di Taman Ternak FPPK Unipa dan dilanjutkan dengan pengujian

organoleptik warna, bau dan rasa daging bandikut di laboratorium Teknologi Hasil

Ternak, Jurusan Produksi Ternak, FPPK Unipa, Manokwari, (2) Analisis fisik daging

bandikut di laboratorium Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Besar Fapet IPB, (3)

Analisis proksimat pakan di Laboratorium Fisiologi Nutrisi Balitnak Bogor, (4)

Analisis kimia daging bandikut di Laboratorium Pengujian, Balai Besar Penelitian

dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Cimanggu Bogor, dan (5) Identifikasi

spesimen bandikut di Laboratorium Zoologi, Pusat Penelitian Biologi LIPI Cibinong.

Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2005 sampai dengan Maret 2007.

Bahan Penelitian

Materi hewan yang digunakan dalam penelitian adalah bandikut dewasa dari

jenis Echymipera sp., diperoleh dari hutan di daerah Manokwari Papua Barat,

sebanyak 68 ekor, terdiri dari 38 ekor jantan dan 30 ekor betina. Untuk pengamatan

karakteristik eksternal dan morfometri bandikut digunakan 30 ekor (16 jantan dan 14

betina), pengamatan tingkah laku digunakan 8 ekor (6 jantan 2 betina), percobaan

pakan digunakan 6 ekor (3 jantan dan 3 betina), pengamatan karakteristik karkas dan

daging digunakan 20 ekor (10 jantan dan 10 betina), untuk pengujian organoleptik

daging digunakan 2 ekor jantan, dan 2 ekor (1 jantan dan 1 betina) untuk keperluan

identifikasi spesimen jenis bandikut.

Pengamatan tingkah laku serta preferensi dan konsumsi pakan bandikut

menggunakan sebuah bangunan kandang besar yang disekat menjadi 8 petak

kandang, masing-masing berukuran 2 x 1.8 meter, tinggi sekat 1.5 meter. Dinding

dan alas kandang terbuat dari semen dan sekat menggunakan papan triplek. Alas

Page 2: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

23

kandang diberi tanah dan serasah rumput. Semua kandang yang digunakan dilengkapi

tempat pakan dan tempat air minum dari plastik serta tempat sarang bandikut. Setiap

kandang diisi seekor bandikut (sistem individual) yang ditempatkan secara acak.

Model kandang dan perlengkapannya ditampilkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Kandang besar yang disekat dan perlengkapannya

Pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan yang disesuaikan

dengan kebiasaan makan bandikut dihabitatnya, yaitu berupa pisang, kelapa, serangga

(belalang), cacing tanah, jambu biji masak, papaya, ikan, daging cincang dan

konsentrat sebagai pakan percobaan selanjutnya. Perlengkapan lain yang disiapkan di

kandang antara lain timbangan merek Ohaus Triple Beam kapasitas 1 620 g dengan

ketelitian 0.1 g, timbangan gantung kapasitas 10 kg dengan ketelitian 0.5 g,

hygrometer, kamera digital, stop watch, dissecting set, pisau, kaliper, penggaris, jam

dinding, obat-obatan, tali meter, planimeter, warner bratzer shear, termometer

Page 3: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

24

bimetal, peralatan masak serta seperangkat alat untuk analisis proksimat, asam amino,

asam lemak dan trapper (alat perangkap).

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksploratif dan teknik

observasi. Teknik pengambilan sampel bandikut ditentukan secara purposif

berdasarkan informasi penduduk setempat tentang keberadaan bandikut. Data yang

terkumpul di analisis secara deskriptif dan secara statistik. Perhitungan analisis data

dibantu dengan menggunakan program perangkat lunak SAS release 6.12.

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap kajian. Kajian yang dilakukan

meliputi karakteristik eksternal dan morfometri bandikut; tingkah laku dan konsumsi

pakan; karakteristik dan distribusi karkas dan daging; sifat fisik dan kimia daging dan

uji organoleptik daging bandikut.

Tahap I : Persiapan

Bandikut yang terkumpul, secara acak ditempatkan dengan sistem individual di

dalam kandang percobaan. Jumlah sampel yang digunakan adalah 8 ekor bandikut

dewasa, terdiri dari 6 ekor jantan dan 2 ekor betina. Tahap persiapan ini merupakan

masa adaptasi untuk membiasakan bandikut dalam lingkungan baru di dalam kandang,

dan untuk mengetahui jenis pakan alami yang paling disukai dan selanjutnya

ditentukan sebagai pakan alami yang akan digunakan untuk percobaan pakan pada

percobaan selanjutnya. Jenis pakan yang diberikan adalah pakan yang biasa

dikonsumsi bandikut sesuai keterangan dari masyarakat setempat yang mengenal

bandikut, yaitu serangga (belalang), invertebrata (cacing tanah), buah-buahan (pisang,

jambu biji masak, papaya, kelapa muda dan tua), dan sebagai pakan tambahan adalah

kacang tanah, ikan, daging cincang dan pakan konsentrat. Selama pemeliharaan

pakan dan air minum diberikan secara kafetaria dan tak terbatas (ad libitum).

Pada tahap persiapan (selama 2 minggu) dilakukan identifikasi jenis bandikut

berdasarkan identifikasi untuk bandikut dan bilbis Australasia (Seebeck et al., 1990;

Page 4: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

25

Menzies, 1991; Flannerry, 1995a,b). Pembuatan model specimen jenis bandikut

berupa specimen kering.

Tahap II : Karakteristik Eksternal dan Morfometri Bandikut

Penelitian tentang karakteristik eksternal dan morfometri bandikut ini

menggunakan sampel sebanyak 30 ekor bandikut dewasa , terdiri dari 16 ekor jantan

dan 14 ekor betina yang di pilih secara acak. Tujuan penelitian ini adalah untuk

memperoleh data dasar tentang karakteristik eksternal dan morfometri tubuh bandikut

dan ukuran-ukuran beberapa organ visceral berdasarkan jenis kelamin dan spesies.

Pengamatan identifikasi karakteristik eksternal tubuh bandikut menurut jenis kelamin

maupun jenis spesies dan pengukuran morfometri dilakukan pada bandikut yang telah

mati karena tidak memungkinkan dilaksanakan pada keadaan masih hidup.

Identifikasi karakteristik eksternal dilakukan secara deskriptif dan teknik pengukuran

bagian tubuh menurut panduan Payne (2000) dan Suyanto (2006)

Peubah yang diamati dan teknik pengukuran adalah

1. Karakteristik eksternal, meliputi pengamatan terhadap ciri-ciri dan bentuk

tubuh serta warna bulu, berdasarkan jenis kelamin dan spesies.

2. Morfometri, mencakup :

- Berat badan (BB) dilakukan dengan penimbangan (g).

- Panjang badan dan kepala (BK) : jarak anus sampai ujung hidung (cm).

- Panjang badan (B) : Jarak anus sampai atlas (cm).

- Panjang kepala (K) : jarak ujung hidung sampai atlas (cm).

- Panjang moncong (M) : jarak ujung hidung sampai sudut celah mulut (cm).

- Lingkar leher (L) : tali meter dililitkan rapat melingkar dibagian tengah leher

(cm).

- Lingkar dada (D) : tali meter dililitkan rapat melingkar dibagian tepat di

belakang benjolan tulang bahu (cm).

- Lebar dada (LD) : jarak antara benjolan tulang rusuk kiri dan kanan, diukur

dengan kaliper (cm).

Page 5: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

26

- Dalam dada (DD) : jarak antara bagian tertinggi pundak dan bagian dada tepat

di belakang kaki depan (cm).

- Panjang telinga (T) : diukur dari pangkal telinga ke titik terjauh di daun

telinga (cm)

- Lebar telingan (LT) : jarak antara kedua titik terjauh dari lebar daun telinga

(cm)

- Tinggi bahu (B) : jarak tegak lurus antara ujung kaki depan sampai tepat di

depan benjolan tertinggi tulang bahu (cm).

- Tinggi pinggul (P) : jarak tegak lurus antara ujung kaki belakang sampai tepat

di belakang benjolan tertinggi tulang pinggul (cm).

- Lingkar paha kaki depan (PD) : tali ukur dililitkan melingkari bagian pangkal

paha depan (cm).

- Lingkar paha kaki belakang (PB) : tali ukur dililitkan melingkari bagian

pangkal paha belakang (cm).

- Lingkar perut (LP) : tali ukur dililitkan melingkari bagian perut di depan kaki

belakang (cm).

- Panjang ekor (E) : diukur dari pangkal sampai ke ujung ekor (cm).

- Panjang telapak kaki depan (TD) : diukur dari ujung tumit sampai ujung jari

kaki depan (cm).

- Lebar telapak kaki depan (LTD) : Jarak antara titik terjauh dari lebar telapak

kaki depan (cm)

- Panjang telapak kaki belakang (TB) : diukur dari ujung tumit sampai ujung

jari kaki belakang (cm).

- Lebar telapak kaki belakang (LTB) : Jarak antara titik terjauh dari lebar

telapak kaki belakang (cm)

- Panjang kuku kaki depan (KD) : diukur dari pangkal sampai ke ujung kuku

kaki depan (cm).

- Panjang kuku kaki belakang (KB) : diukur dari pangkal sampai ke ujung kuku

kaki belakang (cm).

Page 6: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

27

- Ukuran organ visceral seperti berat jantung, paru-paru, hati, ginjal dan limfa

diukur dengan penimbangan (g)

- Panjang oesophagus (O) : diukur dari pangkal tenggorokan (larynx) sampai

ujung oesophagus dekat ventrikulus (cm).

- Panjang usus halus (intestinum tenue) (UH) : diukur dari pangkal duodenum

(profundus) sampai ujung terminal ileum (osteum ileale) (cm).

- Panjang kolon (intestinum crasum) (K) : diukur dari bagian pangkal kolon

(osteum ileale) sampai anus.

- Panjang caecum (C) : diukur dari pangkal sampai ke ujung caecum (cm).

Semua data yang terkumpul ditabulasi. Analisis varians (GLM) digunakan ntuk

melihat pengaruh jenis kelamin atau jenis warna dada bandikut. Uji-t (LSD)

dilakukan untuk membandingkan ukuran-ukuran tubuh antara bandikut jantan dan

betina, dan ukuran-ukuran tubuh antara jenis bandikut. Keeratan hubungan antara

ukuran-ukuran tubuh terhadap berat badan bandikut dilakukan analisis korelasi

Pearson. Perhitungan analisis data dibantu dengan menggunakan program perangkat

lunak SAS release 6.12.

Tahap III: Tingkah Laku dan Konsumsi Pakan Bandikut

Pada penelitian tahap ini ada dua percobaan, yaitu percobaan pertama

pengamatan tentang tingkah laku dan konsumsi pakan segar bandikut, dan percobaan

kedua yaitu pengamatan konsumsi bahan kering dan zat gizi pakan konsentrat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku bandikut di dalam lingkungan

kandang (ex situ), konsumsi segardan preferensi pakan pada keadaan kandang

diterangi lampu maupun gelap tanpa penerangan lampu serta untuk mengetahui

konsumsi bahan kering dan zat gizi pakan konsentrat.

Materi bandikut yang digunakan untuk penelitian tingkah laku (percobaan

pertama) merupakan kelanjutan dari materi bandikut yang digunakan pada penelitian

pendahuluan, yaitu menggunakan bandikut 8 ekor, terdiri dari 6 ekor jantan dan 2

ekor betina. Bandikut ditempatkan secara acak didalam kandang individu berukuran

panjang, lebar dan tinggi 2x1,8x1,5 m. Setiap petak kandang dilengkapi tempat pakan

Page 7: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

28

dan air minum serta tempat sarang. Pakan yang digunakan adalah pakan alami yang

paling disukai waktu penelitian pendahuluan, yaitu pisang dan sebagai pakan

tambahan adalah pakan konsentrat terdiri dari bahan-bahan dengan komposisi nutrisi

seperti pada Tabel 1.

Tabel 1 Komposisi bahan dan nutrisi pakan konsentrat

Bahan Jumlah (%)*)

Jagung kuning

Tepung biji kedele

Dedak padi halus

Tepung ikan

Minyak kelapa

Tepung ketela rambat

Tepung ketela pohon

Tepung daging kelapa

CaCO3

Premix

Total

28.51

26.81

10.00

10.00

10.68

4.00

3.00

3.00

2.00

2.00

100.00

Nutrisi **)

Bahan kering (%)

Protein kasar (%)

Serat kasar (%)

Lemak (%)

Calsium (%)

Posphor (%)

Abu (%)

Energi kasar (kal/g)

77.54

25.56

16.46

5.25

1.49

0.53

6.36

4 047

*) Formulasi menggunakan program Feed Mania versi 6 dan disusun di lab. Industri Makanan

Ternak, Fapet IPB.

**) Hasil anlisis lab. Fisiologi Nutrisi Balitnak Bogor.

Pakan konsentrat yang digunakan merupakan ransum standar kebutuhan hewan

percobaan untuk tikus (NRC, 1984). Selama penelitian, pakan dan air minum

diberikan secara ad libitum pada keadaan kandang diterangi lampu dan gelap.

Pemberian jenis pakan dilakukan secara bergantian antara pakan tunggal (pakan

alami atau konsentrat) dan campuran (pakan alami + konsentrat). Pengumpulan data

pengamatan tingkah laku dilkukan secara periodik, yaitu pada jam 18.00 – 22.00, jam

22.00 – 02.00 dan jam 02.00 – 06.00, pengamatan setiap kandang diulang 3 kali.

Penelitian berlangsung selama 3 minggu.

Page 8: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

29

Peubah yang diamati dan cara pengukuran pada percobaan pertama :

1. Sifat kualitatif yaitu tingkah laku makan, minum, grooming (membersihkan

tubuh), foraging (mencari makanan), bersembunyi atau berlindung (shelter

seeking) dan berkelahi (aggression) mulai dari waktu keluar sarang sampai

kembali lagi ke sarang selama waktu periode pengamatan dilakukan

pencatatan seluruh aktifitasnya.

2. Sifat kuantitatif yaitu pengukuran lama waktu (durasi) dan frekuensi setiap

bandikut melakukan aktifitas makan, minum dan grooming, termasuk lama

foraging dan selther seeking pada setiap waktu periode pengamatan.

3. Konsumsi pakan alami segar, pakan alami + konsentrat dan konsentrat pada

keadaan kandang terang dan gelap. Cara pengukuran dengan menimbang

selisih pakan yang diberikan dengan sisa pakan (g/ekor/hari)

4. Tingkat preferensi bandikut pada pakan konsentrat terhadap pakan alami

berupa pisang (%).

Pada percobaan kedua, yaitu percobaan pengamatan konsumsi bahan kering dan

dan zat gizi pakan konsentrat, digunakan 6 ekor bandikut dewasa, terdiri atas 3 ekor

jantan dengan bobot awal rata-rata 1 223,36266,3g dan 3 ekor betina dengan bobot

awal rata-rata 1 263,3615,27g. Setiap bandikut ditempatkan secara acak di dalam 6

buah kandang berukuran panjang lebar dan tinggi 2x1,8x1,5m. Tiap petak kandang

dilengkapi tempat pakan dan air minum serta tempat sarang. Masa preliminary

dilakukan selama tiga hari sebagai masa penyesuaian terhadap kandang dan pakan.

Pakan yang digunakan adalah pakan konsentrat dengan komposisi jenis bahan dan

nilai gizi seperti pada Tabel 1. Selama penelitian, pakan dan air minum diberikan

secara ad libitum. Penelitian ini berlangsung selama 6 minggu.

Peubah yang diamati dan teknik pengukuran :

1. Konsumsi bahan kering dan konsumsi zat gizi pakan konsentrat. Penentuan

konsumsi bahan kering (KBK) dan zat gizi pakan konsentrat (KZG) diperoleh

dengan perhitungan menggunakan formula :

KBK atau KZG = (BK atau ZG hasil analisa / 100 x konsumsi ransum

Page 9: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

30

2. Pertambahan berat badan dihitung dari selisih berat awal dan berat akhir

(g/ekor/hari).

Semua data yang terkumpul dianalisis secara tabulasi dan disederhanakan dalam

bentuk tabel dan grafik, berdasarkan jenis kelamin yang berbeda, kemudian dilakukan

analisis deskriptif (Martin & Bateson, 1999).

Tahap IV: Karakteristik Karkas dan Distribusi Daging Bandikut

Penelitian tentang karakteristik karkas dan distribusi daging bandikut ini

menggunakan sampel sebanyak 20 ekor bandikut dewasa dengan bobot rata-rata 1100

6 340.7g, terdiri dari 10 ekor jantan dengan bobot rata-rata 1 252 6 384.59g dan 10

ekor betina dengan bobot rata-rata 948 6 214g yang di pilih secara acak dan

selanjutnya dilakukan penyembelihan terhadap bandikut tersebut. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui karakteristik karkas dan distribusi daging berdasarkan

jenis kelamin dan warna dada bandikut.

Penyembelihan dilakukan dengan pemotongan bagian leher dekat rahang bawah

sehingga kulit, otot, vena jugolaris, arteri karotis komunis, oeshopagus dan trachea

terpotong sempurna. Kepala dipotong pada sendi occipito-atlantis. Pengulitan

(skinning) dilakukan dengan membuat irisan dari leher ke anus, kemudian buat irisan

dari distal pada ke empat kaki menuju arah irisan tadi. Kulit di lepas dari arah ventral

perut dan dada ke arah dorsal kemudian menuju posterior. Selanjutnya pengeluaran

isi rongga perut dan rongga dada dilakukan dengan menyayat dinding abdomen

sampai dada.

Karkas segar yang diperoleh kemudian dipotong menjadi 4 potongan utama

karkas setelah pembuangan bulu, darah, organ internal, kepala, ekor dan keempat

kaki batas meta tarsal/meta carpal sesuai petunjuk Blasco et al. (1993) untuk

potongan karkas kelinci. Potongan utama karkas tersebut adalah (1) bagian kaki

depan (shank dan shoulder) batas os atlas sampai thorac vertebre 7/8, (2) bagian

dada (rack dan breast) batas thorac vertebre 7/8 sampai thorac vertebre 12/13 , (3)

bagian pinggang (loin dan flank) batas thorac vertebre 12/13 sampai lumbar vertebre

Page 10: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

31

ke 7 dan (4) bagian kaki belakang (hind leg) batas lumbar vertebre ke 7 sampai os

ichii, seperti pada Gambar 5. Penelitian ini berlangsung selama 12 minggu.

Potongan karkas kaki

depan

Os atlas Potongan karkas dada

Thorac vertebre 12/13 Thorac vertebre 7/8

Lumbar vertebre 7th

Potongan karkas pinggang Os Ichii Potongan karkas kaki

belakang

Gambar 5 Potongan karkas bandikut.

Peubah yang diamati dan teknik pengukuran :

1. Berat badan : berat hasil penimbangan sebelum penyembelihan (g)

2. Berat karkas panas : berat badan dikurangi berat darah, bulu/kulit, organ

internal, kepala, ekor dan keempat kaki batas meta tarsal/meta carpal (g).

3. Persentase karkas panas : perbandingan antara berat karkas panas dengan

berat badan dikalikan seratus persen (%).

4. Berat karkas dingin : berat karkas setelah dilakukan chilling (g).

5. Persentase karkas dingin : perbandingan antara berat karkas dingin dengan

berat badan dikalikan seratus persen (%).

Page 11: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

32

6. Berat potongan karkas utama : berat dari masing-masing potongan karkas,

yaitu berat potongan karkas bagian kaki depan (shank dan shoulder), dada

(rack dan breast), pinggang (loin dan flank) dan kaki belakang (hind leg) (g).

7. Persentase potongan karkas utama : perbandinagan antara berat dari masing-

masing potongan karkas dengan berat karkas dingin dikalikan seratus persen

(%).

8. Meat bone ratio : perbandingan antara berat jumlah daging dengan berat

jumlah tulang.

9. Luas mata rusuk : luas penampang melintang otot mata rusuk (longissimus

dorsi) pada irisan karkas antara tulang rusuk ke 12 dan 13 (inch2).

10. Distribusi berat potongan karkas utama atau berat daging potongan karkas

utama terhadap berat karkas atau berat total daging bandikut pada jenis

kelamin dan warna dada yang berbeda.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan

beberapa prosedur statistik. Untuk melihat pengaruh jenis kelamin atau jenis warna

dada bandikut digunakan analisis kovarians (GLM). Sedangkan untuk

membandingkan nilai tengah komponen karakteristik karkas antara bandikut jantan

dan betina atau antara warna dada bandikut dilakukan uji-t (LSD). Perhitungan

analisis dibantu dengan menggunakan program perangkat lunak SAS release 6.12.

Tahap V: Karakteristik Fisik dan Kimia Daging Bandikut

Penelitian terhadap karakteristik fisik dan kimia daging bandikut ini merupakan

kelanjutan dari penelitian tahap III yaitu menggunakan sampel sebanyak 20 buah

karkas bandikut yang diambil secara acak. Tujuan penelitian ini antara lain untuk

mengetahui karakteristik fisik daging mencakup pH, keempukan, susut masak dan

daya mengikat air, serta karakteristik kimia daging meliputi kadar air, protein, lemak,

abu, asam amino dan asam lemak yang terkandung di dalam daging bandikut.

Penelitian ini berlangsung selama 12 minggu.

Page 12: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

33

Peubah yang diamati dan teknik pengukuran:

1. pH daging : 10 g sampel daging di ambil dari otot longissimus dorsi dari

bagian sentrum digiling, ditampung ke dalam gelas piala ditambahkan 10 ml

air aquades dan di aduk dengan alat mixer selama 5 menit. Selanjutnya larutan

daging tersebut di ukur pHnya dengan menggunakan pH meter digital.

2. Susut Masak Daging (Cooking loose) : potongan daging sebanyak 100 gram

ditusukkan diujung thermometer bimetal kemudian direbus bersama air 1 liter

selama sekitar 45 menit sampai thermometer menunjukkan suhu 810C.

Selanjutnya daging didinginkan sampai mencapai berat konstan. Perhitungan

susut masak daging mengikuti formulasi (Swatland, 1984) :

Berat sebelum Berat konstan

dimasak _ setelah dimasak

% Susut Masak = ------------------------------------------- X100 %

Berat sebelum dimasak

3. Keempukan daging : sample daging bagian paha ditusukkan pada ujung

thermometer bimetal dan direbus dengan 1 liter air sampai suhu daging

mencapai 810C, kemudian didinginkan sekitar 1 jam dan dicetak dengan corer.

Selanjutnya cetakan daging sample tersebut diukur keempukkannya dengan

menggunakan alat gunting Warner-Bratzler.

4. Daya mengikat air daging : pengukuran air daging dilakukan dengan metode

Hanum (Swatland, 1984) :

Area basah (Cm2)

Mg H2O = --------------------- - 8,0

0,0948

Pengepresan 0,3 gram sampel daging pada kertas saring wheatman-42 di

antara dua plat besi dengan beban 35 kg selama 5 menit. Setelah itu luas area

yang tertutup daging dan luas area basah disekelilingnya pada kertas saring

diberi tanda dan diukur. Luas area basah diperoleh dari hasil pengurangan luas

total area basah dengan luas area yang tertutup daging dengan menggunakan

alat plani-meter.

Page 13: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

34

5. Kadar Protein : penetapan kadar protein daging dilakukan dengan metode

Kjeldahl-Mikro. Perhitungan protein digunakan rumus :

% Protein daging = % N sample X 6,25

dimana :

(ml HCl –ml Blangko) x Normalitas x 14,007

% N Sampel = ------------------------------------------------------- X100 %

mg Sampel

6. Kadar lemak daging : ditentukan dengan metode Ekstraksi-Soxhlet. Prinsip

perhitungannya, sample yang akan diekstraksi lemaknya terlebih dahulu

dikeringkan dalam oven vakum dan dihaluskan dengan blender menjadi

tepung. Lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 1050C untuk

menghilangkan pelarutnya (dietil eter) kemudian dikeluarkan, didinginkan

dalam desikator dan ditimbang berat lemaknya. Perhitungan kadar lemak

daging mengikuti rumus :

Berat lemak hasil ekstraksi

% Lemak = --------------------------------- X 100 %

mg Sampel

7. Kadar air dan abu menggunakan metode gravimetri.

8. Energi daging menggunakan metode Bomb-calorimeter.

9. Komposisi asam-asam amino daging : prosedur analisis dilakukan dengan

bantuan instrument HPLC (High Performance Liquid Chromatography).

10. Komposisi asam-asam lemak daging : Prosedur analisis asam-asam lemak

dilakukan dengan bantuan instrument GC (Gas Chromatography).

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan

beberapa prosedur statistik. Analisis ragam (GLM) digunakan untuk melihat

pengaruh jenis kelamin atau jenis warna dada bandikut. Uji-t (LSD) digunakan untuk

membandingkan nilai tengah komponen karakteristik karkas antara bandikut jantan

dan betina atau antara warna dada bandikut. Peubah karakteristik kimia daging

dianalisis secara deskriptif terhadap beberapa ternak domestik dan satwa liar lain.

Page 14: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

35

Tahap IV: Uji Organoleptik terhadap Daging Bandikut

Penelitian organoleptik ini menggunakan daging bandikut, daging sapi, daging

babi dan daging ayam potong yang di ambil secara acak. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat papua pada khususnya terhadap

flavor (warna, bau dan rasa) daging bandikut dibandingkan dengan flavor daging

ternak konvensional (daging sapi, babi dan ayam potong).

Pengujian organoleptik yang dilakukan adalah uji tingkat kesukaan atau uji

hedonik (Soekarto, 1985). Uji ini merupakan salah satu uji penerimaan. Jumlah

panelis yang digunakan adalah sebanyak 85 orang panelis tidak terlatih. Sampel

daging dibuat sate tanpa bumbu, setelah dibakar disajikan secara acak dan dilakukan

secara spontan (Gambar 6).

Sistem pembakaran Sistem penyajian

uji organoleptik oleh panelis

Gambar 6 Uji organoleptik.

Page 15: BAHAN DAN METODE - repository.ipb.ac.idrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40562/Bab III... · tempat pakan dan tempat air minum dari plastik ... meliputi pengamatan terhadap

36

Panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau

sebaliknya ketidak sukaan. Penilaian skala hedonik ditransformasikan menjadi skala

numerik dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan yaitu nilai 1 = tidak suka,

2 = biasa/netral, 3 = agak suka, 4 = suka dan 5 = sangat suka. Penilaian meliputi

warna, bau dan rasa dari masing-masing jenis daging tersebut

Data yang diperoleh di analisis secara tabulasi kemudian dilanjutkan dengan uji

Kruskal Wallis (Gibbons, 1975). Apabila terdapat perbedaan yang signifikan di antara

nilai tengahnya maka akan dilakukan uji lanjut median test.