bagan teknik

43
i BUKU BAHAN AJAR BAGAN TEKNIK Disusun oleh : Andreas Slamet Widodo, S.Sn., M.Hum NIP. 19751201 200112 1002 JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: andreas-slamet-widodo

Post on 07-Sep-2015

125 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Prodi Desain Komunikasi Visual FSRD UNS

TRANSCRIPT

  • i

    BUKU BAHAN AJAR

    BAGAN TEKNIK

    Disusun oleh :

    Andreas Slamet Widodo, S.Sn., M.Hum

    NIP. 19751201 200112 1002

    JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

    FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Desain Komunikasi Visual memang kaya akan perspektif, premis, maupun

    paradigma. Penulis mencoba memaparkan khasanah desain khususnya bagan teknik dari

    kacamata pragmatis yang objektif mengenai peran dan kompetensi. Materi bahan ajar ini

    menjadi media dan pembuka wacana bagi mahasiswa mengenai definisi/ruang lingkup

    menggambar dalam bagan teknik, fungsinya sebagai sarana penunjang dalam desain, apa

    yang perlu dipelajari. Dengan menyimak materi yang ada didalam buku ini, mahasiswa akan

    menyadari bahwa menggambar bagan teknik menjadi kebutuhan bagi siapa saja, untuk

    keperluan perancangan visual merchandising, melalui media gambar yang berstandard

    internasional, dan dalam konteks wilayah dunia kesenirupaan maupun desain.

    Pembahasan materi bahan ajar buku ini diawali dengan penjelasan tentang

    kedudukan, fungsi dan standarisasi gambar teknik, dilanjutkan dengan penjelasan tentang alat

    dan bahan gambar serta penggunaannya, dan penjelasan tentang penggunaan garis dan huruf

    yang dipakai dalam gambar teknik. Berikutnya tentang gambar proyeksi dan potongan serta

    diakhiri dengan gambar perspektif. Mahasiswa dipandu menggunakan skill dan knowledge

    agar bisa membuat gambar bagan teknik yang dapat dimengerti setiap orang. Dengan

    demikian gambar bagan teknik tersebut dapat berkomunikasi dengan baik sesuai dengan

    International Standard Organization (ISO) dan Standar Nasional Indonesia (SNI).

    Semoga materi dalam buku ini mampu membuka wawasan kita mengenai bagan

    teknik yang ternyata memiliki khasanah teknis yang sangat luas. Demikian juga semoga

    materi dalam buku ini bukan hanya mampu berperan sebagai pengetahuan tentang teknis

    penguasaan gambar teknik semata, tetapi juga bisa sebagai pembangkit adrenalin bagi para

    mahasiswa untuk selalu kreatif dalam menciptakan karya-karya visual merchandising

    lanjutan yang berguna bagi dunia desain komunikasi visual di Indonesia.

    Surakarta, Agustus 2011

    Penulis

  • iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Halaman Judul i

    Kata Pengantar ii

    Daftar Isi iii

    TINJAUAN MATAKULIAH 1

    BAB I KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN STANDARISASI GAMBAR

    BAGAN TEKNIK ...................................................................................................... 3

    BAB II ALAT DAN BAHAN GAMBAR

    SERTA PENGGUNAANNYA ................................................................................... 5

    BAB III PENGETAHUAN GARIS, HURUF DAN

    TANDA GARIS UKUR ............................................................................................. 14

    BAB IV GAMBAR PROYEKSI ................................................................................. 19

    BAB V GAMBAR POTONGAN ................................................................................ 28

    BAB VI GAMBAR PERSPEKTIF .............................................................................. 32

    LAMPIRAN ................................................................................................................. 39

  • 1

    TINJAUAN MATAKULIAH

    A. Deskripsi Singkat Mata kuliah

    Mata kuliah Bagan Teknik adalah mata kuliah dasar implementatif, yang

    lebih menitik beratkan pada kompetensi skill penguasaan teknik menggambar untuk

    menciptakan gambar yang berstandar nasional maupun internasional yang berfungsi

    untuk penerapan visual merchandising, dengan menggunakan teknik manual. Kuliah

    Bagan Teknik dilakukan didalam kelas dan penyelesaian pekerjaan lain dalam

    bentuk tugas dirumah, hasil yang dikerjakan berupa rancangan karya yang berbasis

    gambar teknik manual dimulai dari kemampuan penguasaan teknik menggambar

    yang berstandar hingga gambar proyeksi, potongan dan perspektif.

    B. Kegunaan Mata kuliah

    Mata kuliah Bagan Teknik ini memiliki kegunaan bagi mahasiswa untuk

    memberikan dasar dalam penciptaan visual merchandising maupun layout gambar

    tekniknya yang berfungsi untuk penerapan display pameran, hal ini bertujuan agar

    dapat memberikan kemampuan kepada mahasiswa dalam menciptakan desain

    lanjutan secara implementatif dalam mata kuliah lain yang membutuhkan

    perancangan produk display melalui gambar bagan teknik, selain teknis penguasaan

    alat dan gambar manual juga dapat membantu mahasiswa dalam berkreasi untuk

    menciptakan pra desain produk display yang memiliki fungsi terapan bagi

    perancangan display pameran.

    C. Standar Kompetensi Mata kuliah

    Mahasiswa mampu menggambar secara teknik manual yang sesuai standar

    nasional maupun internasional, khususnya dalam merancang visual merchandising

    serta penerapannya dalam men-display pameran.

    D. Susunan Urutan Bahan Ajar

    Kedudukan, Fungsi, dan Standarisasi Gambar Bagan Teknik

    Alat dan Bahan Gambar serta Penggunaannya

    Pengetahuan Garis, Huruf dan Tanda Garis Ukur

    Gambar Proyeksi

  • 2

    Gambar Potongan

    Gambar Perspektif

    E. Petunjuk bagi Mahasiswa untuk Mempelajari Bahan Ajar

    Mahasiswa terlebih dahulu membaca Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar

    yang ingin dicapai pada mata kuliah ini.

    Mahasiswa mempelajari secara seksama materi kuliah dan buku-buku yang

    menjadi acuan dari materi bahan ajar pada mata kuliah ini.

    Mahasiswa mengerjakan tugas-tugas mandiri, berdasarkan instruksional dari

    dosen pengampu mata kuliah ini, dengan menggunakan bahan pada materi buku

    ajar ini.

    Mahasiswa yang mendapatkan kesulitan dalam mempelajari materi bahan ajar ini,

    dapat mendiskusikan kepada teman atau dosen yang bersangkutan pada saat

    kuliah atau tatap muka saat konsultasi. Apabila mahasiswa tidak mendapat

    kesulitan, diharapkan mempelajari materi-materi baru pada bab berikutnya.

    Mahasiswa setelah selesai mempelajari materi pada buku ajar ini, diwajibkan

    untuk menempuh uji kompetensi, sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah

    direncanakan agar tercapai standar kompetensi sesuai dengan mata kuliah ini.

  • 3

    BAB I

    KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN STANDARISASI

    GAMBAR BAGAN TEKNIK

    A. Kedudukan Gambar dalam Pengerjaan Bagan Teknik

    Menggambar teknik adalah salah satu untur pokok dalam

    perencanaan, selain itu juga merupakan suatu metode penuangan ide yang

    harus dapat dibaca dan dimengerti oleh pihak-pihak yang terkait. Oleh karena

    itu, gambar teknik disebut bahasa teknik.

    Sebagai penerus informasi (bahasa), gambar teknik harus dapat

    meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan objektif. Untuk itu,

    presisi, akurasi, dan standarisasi gambar teknik merupakan syarat utama

    dalam gambar teknik.

    B. Fungsi Gambar dalam Bagan Teknik

    Fungsi gambar dalan bagan teknik dapat dibagi dalam tiga golongan sebagai

    berikut.

    1. Penyampaian Informasi

    Gambar berfungsi untuk meneruskan maksud perancang kepada

    orang-orang yang bersangkutan dengan perencanaan proses,

    pembuatan, pemeriksaan, perakitan, dan sebagainya secara tepat.

    2. Pengawetan, penyimpanan, dan penggunaan keterangan

    Gambar merupakan data teknis yang sangat ampuh. Gambar

    merupakan tempat penyimpan bentuk dan keterangan dari sebuah

    objek (bangun tiga dimensional) yang dipadatkan dan dikumpulkan.

    Oleh karena itu, gambar bukan saja diawetkan dan disimpan guna

    keperluan perbaikan dan rehabilitasi, tetapi juga diperlukan sebagai

    bahan informasi untuk rencana-rencana atau pengembangan di

    kemudian hari. Untuk itu, perlu cara-cara penyimpanan, modifikasi

    nomor urut gambar, dan sebagainya.

    3. Cara pemikiran dalam menyiapkan informasi

    Dalam perencanaan, konsep abstrak yang melintas dalam pikiran

    diwujudkan dalam bentuk gambar melalui proses. Pertama-tama

  • 4

    masalahnya dianalisis dan disintesis dengan gambar. Kemudian,

    gambarnya diteliti dan dievaluasi. Proses ini dilakukan berulang-

    ulang sehingga diperoleh gambar yang sempurna. Dengan demikian,

    gambar tidak hanya melukiskan gambar, tetapi berfungsi juga sebagai

    peningkat daya berpikir bagi perencana.

    C. Standarisasi Gambar dalam Bagan Teknik

    Seperti yang telah diuraikan diatas, gambar teknik sebagai bahasa

    teknik harus dapat dibaca dan dimengerti oleh pihak lain yang terkait. Agar

    maksud tersebut dapat tercapai, bahasa teknik tersebut haruslah satu untuk

    semua pihak. Artinya, lambang atau simbol perlu distandarisasi.

    Standarisasi gambar teknik adalah penyatuan lambang-lambang dan

    simbol-simbol secara nasional maupun internasional. Melalui penyatuan itu,

    perencana dapat terus mewujudkan gambar dengan baik dan tepat, tetapi

    gambar itu pun dapat dibaca dan dimanfaatkan secara nasional maupun

    internasional pula.

    Secara nasional, standarisasi yang digunakan adalah SNI (Standar

    Nasional Indonesia). Sementara itu, secara internasional adalah ISO

    (International Standard Organization). Standarisasi untuk gambar teknik

    adalah ISO/ TC 10.

    Daftar Bacaan Tambahan

    Beresmuli Surbakty. 1983. Menggambar Teknik. Jakarta: Karya Nusantara.

    Djuharis Rasul. 1999. Menggambar Teknik Bangunan. Bandung: Angkasa.

    G. Takeshi Sato. 1986. Menggambar Teknik Mesin menurut Standar ISO.

    Jakarta: Pradnya Paramita.

  • 5

    BAB II

    ALAT DAN BAHAN GAMBAR

    SERTA PENGGUNAANNYA

    A. Alat Gambar

    1. Pensil Gambar

    a. Jenis Pensil

    Menurut konstruksinya, pensil dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu

    pensil biasa dan pensil mekanis.

    1) Pensil Biasa adalah pensil yang sarangnya terbuat dari kayu. Untuk

    mendapatkan garis yang bagus, pensil diraut sedemikian rupa

    sehingga ujungnya runcing seperti terlihat pada gambar. Untuk

    menarik garis yang tebal (bukan hitam), ujung pensil ditajamkan

    dan dibentuk menyerupai baji.

    2) Pensil Mekanis adalah pensil yang dapat diisi kembali. Isi pensil

    (fix pencil) dibuat dengan diameter yang telah ditentukan (0,3 mm,

    0,5 mm, 0,7 mm, dan 0,9 mm). Oleh karena itu, garis yang

    dihasilkan oleh pensil mekanis, sama ketebalannya. Pensil seperti

    ini sangat disukai karena praktis dan tidak perlu diruncingkan.

    Wadah menyerupai bolpoin dan disebut lead holder.

  • 6

    b. Ukuran Pensil

    Pensil yang digunakan untuk menggambar dapat digolongkan

    menurut ukuran kekerasannya. Ukuran tersebut dinyatakan dengan

    huruf dan angka. Ada tiga golongan kekerasan pensil, yaitu:

    Keras dengan simbol H (Hard);

    Sedang dengan simbol HB (Half Black) atau F (Firm); dan

    Lunak dengan simbol B (Black).

    Tiap golongan dibagi lagi atas beberapa tingkat kekerasan yang

    ditandai dengan angka. Juga digolongkan atas keras, sedang, dan

    lunakseperti terlihat pada tabel berikut.

    Keras Sedang Lunak

    4H 3H 2B

    5H 2H 3B

    6H H 4B

    7H F 5B

    8H HB 6B

    9H B 7B

    Untuk menggambar teknik, pensil yang digunakan adalah pensil

    dengan tingkat kekerasan sedang. Yakni ukuran 2H untuk yang paling

    keras dan ukuran B untuk yang paling lunak. Untuk memulai

    menggambar teknik, gunakanlah pensil 2H atau H.

    2. Pena Gambar

    Pena yang digunakan untuk menggambar dikenal dengan nama rapido.

    Rapido atau pena gambar memiliki ukuran berdasarkan ketebalan garis

    yang dihasilkan mata pena, yaitu mulai dari 0,10 mm, 0,20 mm, 0,30

    mm, 0,40 mm, 0,50 mm, 0,60 mm, 0,70 mm, 0,80 mm, 1,00 mm, 1,20

    mm, 1,40 mm, 1,60 mm, 2,00 mm, dan 2,20 mm.

  • 7

    Hal utama yang harus diperhatikan adalah alat ini harus tetap basah dan

    siap dipakai setiap saat. Untuk itu, rapido perlu dijaga dan dirawat

    dengan baik.

    3. Penggaris

    a. Penggaris T (T Squre)

    Penggaris T adalah penggaris yang terdiri atas sebuah kepala dan

    sebuah daun. Garis-garis horizontal dan vertikal yang sejajar dibuat

    dengan menggunakan penggaris ini. Bagian kepala ditekan pada

    bagian pinggir meja, lalu digeser ke atas dan ke bawah untuk

    mendapatkan garis horizontal yang sejajar atau digeser ke kiri dan ke

    kanan untuk mendapatkan garis vertikal yang sejajar.

    b. Segitiga

    Sepasang segitiga terdiri atas segitiga sama kaki dengan sudut 450 dan

    segitiga dengan sudut 600 dan 30

    0 yang tersedia dalam berbagai

  • 8

    ukuran. Ukuran segitiga ini ditentukan oleh panjang l dalam satuan

    inci. Misalnya segitiga dengan ukuran nomor 12, artinya panjang l

    sama dengan 12 (inci).

    c. Mal lengkungan

    Mal lengkungan adalah penggaris yang digunakan untuk membentuk

    lengkungan yang tidak dapat dibuat dengan jangka. Macam mal

    lengkungan yang sering dipakai terdiri atas tiga mal lengkungan yang

    berbeda ukuran.

  • 9

    d. Mal bentuk

    Mal bentuk adalah penggaris yang digunakan untuk membuat gambar

    bentuk secara cepat dan tepat. Misalnya untuk menggambar lingkaran

    digunakan mal lingkaran. Demikian juga halnya dengan elips, bentuk-

    bentuk geometri (segitiga, segi empat, segi enam, dan lain-lain),

    furniture, simbol listrik, dan lain sebagainya.

    e. Busur derajat

    Busur derajat adalah penggaris yang digunakan untuk mengukur

    besaran sudut. Satu buah busur dilengkapi dengan garis-garis

    penunjuk besaran sudut dalam satuan derajat. Busur derajat setengah

    lingkaran dilengkapi dengan garis dari 00 sampai 180

    0, sementara itu,

    busur derajat yang berbentuk lingkaran dilengkapi dengan garis dari

    00 sampai 360

    0.

  • 10

    4. Penghapus

    Penghapus adalah alat gambar yang terbuat dari karet dan berfungsi

    untuk menghilangkan garis yang tidak diinginkan. Penghapus yang

    bermutu baik dapat menghapus garis yang salah sampai bersih dan tidak

    merusak kertas. Untuk menghapus garis atau gambar dari tinta digunakan

    penghapus khusus.

    5. Jangka

    Jangka adalah alat gambar yang digunakan untuk membuat lingkaran.

    Menurut ukurannya, ada tiga macam jangka yang dipergunakan untuk

    menggambar, yaitu jangka kecil, jangka menengah, dan jangka besar.

    Pilihan jangka yang dipakai tergantung dari besar kecilnya lingkaran

    yang akan digambar. Jangka kecil untuk membuat lingkaran dengan

    diameter 5 sampai 30 mm, jangka menengah untuk lingkaran dengan

    diameter 20 sampai 100 mm, dan jangka besar digunakan untuk

    menggambar lingkaran dengan diameter 100 sampai 200 mm.

    Untuk membuat gambar lingkaran dengan diameter atau jari-jari yang

    lebih besar (misalnya lingkaran berjari-jari 250 mm), kita dapat

    menggunakan alat penyambung. Selanjutnya, jika kita menginginkan

    gambar lingkaran yang lebih besar lagi, kita dapat memanfaatkan jangka

    batang.

    Selain jangka tersebut, ada pula jangka yang digunakan untuk membuat

    lingkaran yang sangat kecil. Jangka ini biasanya dipakai untuk membuat

    gambar bulatan. Untuk keperluan tersebut, ada dua macam jangka yang

    dapat dipakai, yaitu jangka pegas dan jangka orleon.

  • 11

    6. Meja Gambar

    Meja gambar adalah meja yang dikapai untuk alas menggambar. Meja ini

    harus mempunyai permukaan yang rata dan tepi yang lurus, tempat

    kepala penggaris T digeser. Meja ini sebaiknya dibuat dari kayu yang

    berkualitas atau kayu lapis (plywood) atau hardboard. Ukurannya

    disesuaikan dengan ukuran kertas. Misalnya, untuk kertas ukuran A0,

    meja gambarnya menggunakan ukuran 60 cm x 450 cm. Meja gambar

    hendaknya dibuat dengang kontruksi yang sedemikian rupa sehingga

    kedudukannya dapat berubah-ubah, baik kemiringan maupun

    ketinggiannya.

  • 12

    7. Mesin Gambar

    Mesin gambar adalah alat yang dapat dipakai untuk menggantikan fungsi

    alat-alat gambar lainnya, seperti segitiga, busur derajat, penggaris T, dan

    alat ukur lainnya. Mesin ini biasanya dilengkapi dengan mekanisme

    gerak sejajar, yang terdiri atas empat batang penghubung (link).

    Sepasang batang penghubung dipasang secara tetap pada sebuah alat atau

    papan gambar. Sementara pasangan yang lain berfungsi sebagai tempat

    untuk meletakkan sepasang penggaris yang saling tegak lurus dan dapat

    diputar sesuai sudut yang dikehendaki. Dengan alat ini, pengguna dapat

    menarik garis-garis sejajar dan garis-garis tegak lurus dengan mudah.

    Disamping mesin gambar dengan mekanisme batang, ada pula mesin

    gambar yang tidak menggunakan batang penghubung. Sebagai gantinya,

    mesin ini menggunakan roda-roda dan pita baja.

    B. Kertas Gambar

    1. Jenis Kertas Gambar

    a. Kertas gambar biasa

    Kertas gambar yang digunakan adalah kertas putih biasa. Kertas yang

    baik adalah kertas dengan lembaran yang padat, putih, dan bersih

    dengan permukaan lembaran sedikit agak kasar. Permukaan kasar

    dipilih agar kertas tidak mudah kotor.

  • 13

    b. Kertas kalkir

    Kertas kalkir adalah kertas yang ciri fisiknya transparan dan

    digunakan untuk membuat gambar asli. Gambar yang berada pada

    kertas kalkir dapat diperbanyak dengan melakukan cetak biru (blue

    print) atau lightdruck. Untuk gambar dengan pensil dipilih dipilih

    kertas kalkir dengan permukaan yang kasar, sedangkan untuk gambar

    dengan pena digunakan kertas kalkir dengan permukaan licin. Mutu

    kertas yang dikehendakiadalah kertas yang tahan lama, tahan lembab,

    mudah untuk gambar pensil maupun pena, dan mudah untuk dicetak

    kembali.

    2. Ukuran Kertas Gambar

    Secara umum kita mengenal tiga tipe ukuran kertas, yaitu tipe A, tipe B,

    dan tipe C. Namun untuk menggambar teknik, jenis ukuran kertas yang

    digunakan adalah tipe A. Ukuran standar pada tipe ini adalah A0 yang

    memiliki luas + 1 m2 dengan perbandingan panjang terhadap lebar 2:1.

    Dari ukuran ini, kita selanjutnya dapat menurunkan ukuran yang lebih

    kecil, yaitu A1 (setengah dari A0), A2 (setengah dari A1), dan seterusnya.

    Untuk lebih jelas, perhatikan tabel berikut.

    LAMBANG A0 A1 A2 A3 A4

    a x b 841 x 1.189 594 x 841 420 x 594 297 x 420 210 x 297

    * Satuan dalam milimeter

    Daftar Bacaan Tambahan

    Beresmuli Surbakty. 1983. Menggambar Teknik. Jakarta: Karya Nusantara.

    Djuharis Rasul. 1999. Menggambar Teknik Bangunan. Bandung: Angkasa.

    G. Takeshi Sato. 1986. Menggambar Teknik Mesin menurut Standar ISO.

    Jakarta: Pradnya Paramita.

  • 14

    BAB III

    PENGETAHUAN GARIS, HURUF DAN TANDA GARIS UKUR

    A. Garis

    1. Jenis dan Penggunaan Garis

    Dalam menggambar teknik dipergunakan bermacam-macam tipe dan

    jenis garis. Setiap tipe dan jenis garis itu mempunyai arti dan

    penggunaan sendiri-sendiri. Dengan demikian, penggunaannya harus

    sesuai dengan maksud dan tujuannya.

    Berikut adalah tiga tipe garis.

    a. Garis nyata garis kontinu

    b. Garis gores garis pendek-pendek dengan

    jarak antara

    c. Garis bertitik garis gores panjang dengan titik

    di antaranya

    Menurut ketebalannya, ada tiga macam jenis garis, yaitu garis tebal, garis

    sedang, dan garis tipis. Ketiga jenis ketebalan ini mempunyai

    perbandingan 1 : 0,7 : 0,5. Ketebalan garis disesuaikan dengan besar

    kecilnya gambar.

    Jenis dan ketebalan garis dalam penggunaannya dapat dilihat pada tabel

    berikut.

    2. Menggambar Garis

    Untuk mendapatkan hasil yang baik, garis lurus mendatar ditarik dari kiri

    ke kanan, sedangkan garis lurus vertikal ditarik dari atas ke bawah.

    Sementara itu untuk membuat garis sembarang, caranya adalah dengan

  • 15

    menarik pensil dari kiri ke kanan. Pada saat memulai membuat garis,

    usahakan pensil berdiri tegak lurus terhadap penggaris. Selanjutnya pada

    saat menarik garis, miringkan pensil membentuk sudut 600 terhadap

    bidang gambar sambil memutar pensil tersebut.

    Sedangkan untuk penggunaan pena rapido, posisi pena tegak lurus pada

    bidang gambar dan posisi penggaris diharapkan terbalik agar tinta pena

    tidak menyusup pada bagian bawah penggaris. Sehingga dapat

    menyebabkan gambar menjadi kotor karena bekas tinta yang belum

    kering tergeser oleh gerakan penggaris sewaktu kita memindah posisi

    penggaris.

    B. Huruf dan Angka

    Bentuk huruf dan angka yang digunakan harus mudah ditulis dan dibaca oleh

    setiap pihak yang menggunakan gambar. Dalam ISO diberikan contoh-

    contoh huruf dan angka sebagai berikut.

  • 16

    1. Huruf dan angka tegak

    A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

    a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

    2. Huruf dan angka miring

    A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

    a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

    Tinggi huruf besar diambil sebagai dasar ukuran. Tinggi standar huruf-huruf

    tersebut adalah 2,5, 3,5, 5, 7, 10, 14, dan 20 mm. Tinggi huruf besar dan

    huruf kecil tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Jika terdapat gabungan huruf

    besar dan huruf kecil, maka tinggi huruf kecil 2,5 mm dan tinggi huruf besar

    3,5 mm.

    C. Tanda Garis Ukur

    Dalam menggambar teknik garis ukur berfungsi sebagai tanda ukuran untuk

    mengukur jarak panjang dan lebar. Dengan demikian, tanda tersebut harus

    sesuai dengan standar menggambar garis ukur, dengan tanda ujung pada garis

    adalah sebagai berikut.

    Daftar Bacaan Tambahan

    Beresmuli Surbakty. 1983. Menggambar Teknik. Jakarta: Karya Nusantara.

    Djuharis Rasul. 1999. Menggambar Teknik Bangunan. Bandung: Angkasa.

    G. Takeshi Sato. 1986. Menggambar Teknik Mesin menurut Standar ISO.

    Jakarta: Pradnya Paramita.

  • 17

    Soal

    1. Buatlah gambar bagan dari sebuah kemasan produk yang kecil, gambar

    bagannya sesuai materi yang telah diberikan.

  • 18

  • 19

    BAB IV

    GAMBAR PROYEKSI

    A. Proyeksi Ortogonal (Multiview)

    Proyeksi ortogonal adalah proyeksi yang dipakai untuk menggambarkan

    suatu benda dari arah pandang yang berbeda-beda menurut sisi yang berbeda-

    beda pula.

    1. Jika kotak dilihat dari arah A (depan), maka gambar yang diperoleh

    adalah gambar pandangan depan (tampak depan).

    2. Jika kotak dilihat dari arah B (samping kiri), maka gambar yang

    diperoleh adalah gambar pandangan samping kiri (tampak kiri).

    3. Jika kotak dilihat dari arah C (atas), maka gambar yang diperoleh adalah

    gambar pandangan atas (tampak atas).

    Untuk menggambarkan benda-benda atau penampang-penampang benda dari

    beberapa pandangan dipergunakan bidang-bidang datar yang disebut bidang

    proyeksi.

    Dalam proyeksi ortogonal, ada tiga bidang proyeksi yang dipakai, yaitu

    bidang proyeksi horizontal, vertikal, dan profil. Ketiga bidang tersebut

    merupakan tiga bidang proyeksi yang saling tegak lurus satu sama lain.

    1. Bidang proyeksi horizontal (H), disebut juga bidang proyeksi I,

    menunjukkan pandangan atas.

  • 20

    2. Bidang proyeksi vertikal (V), disebut juga bidang proyeksi II,

    menunjukkan pandangan muka.

    3. Bidang proyeksi profil (P), disebut juga bidang proyeksi III,

    menunjukkan pandangan samping kiri atau samping kanan.

    Keterangan empat kuadran:

    a. Ruangan di atas H dan di muka V disebut kuadran I;

    b. Ruangan di atas H dan di belakang V disebut kuadran II;

    c. Ruangan di bawah H dan di belakang V disebut kuadran III; dan

    d. Ruangan di bawah H dan di muka V disebut kuadran IV.

    Tiga bidang proyeksi yang saling tegak lurus (H,V, dan P) membentuk empat

    ruangan atau empat kuadran, yaitu kuadran I,II,III, dan IV. Pada gambar

    teknik, ruangan atau kuadran yang dikenal hanya dua saja, yaitu kuadran I

    dan kuadran III.

    1. Proyeksi Kuadran I (Proyeksi Eropa)

    Proyeksi kuadran I sering disebut proyeksi sudut pertama. Pada proyeksi

    ini benda diletakkan di tengah-tengah ketiga bidang proyeksi (H,V, dan

    P) pada kuadran I.

    Bayangan benda jika dilihat dari arah A terletak di bidang P. Gambar

    yang dibuat dari pandangan ini merupakan gambar tampak muka.

    Sementara itu, jika dilihat dari arah B, bayangan benda berada pada

    bidang V. Gambar yang diperoleh pada bidang ini adalah gambar tampak

  • 21

    kanan. Dan dari arah C, bayangan benda akan terletak di bidang H.

    Gambar yang dibuat dari arah ini adalah gambar tampak atas.

    Bidang gambar dapat diperoleh dengan cara mengembangkan atau

    membuka ketiga bidang proyeksi menurut arah tanda panah. Langkah ini

    akan memberikan gambar tampak muka (A) yang menjadi patokan,

    gambar tampak kanan (B) di sebelah kirinya, dan gambar tampak atas

    (C) di sebelah bawahnya.

  • 22

    Gambar dibawah ini memperlihatkan pandangan lengkap dari proyeksi

    Eropa, yakni A sebagai gambar tampak muka, B sebagai tampak kanan,

    C sebagai tampak atas, D sebagai tampak kiri, E sebagai tampak bawah,

    dan F sebagai tampak belakang.

    Pada proyeksi kuadran I (Proyeksi Eropa) kedudukan gambar tampak

    muka dipakai sebagai patokan untuk meletakkan gambar pandangan

    yang lain. Dengan demikian, gambar tampak kanan akan terletak di kiri,

    tampak atas terletak di bawah, tampak kiri terletak di kanan, dan tampak

    bawah terletak di atas. Sementara itu, untuk gambar tampak belakang,

    gambar ini boleh ditempatkan di sebelah kanan, tetapi juga boleh di

    sebelah kiri.

    2. Proyeksi Kuadran III (Proyeksi Amerika)

    Proyeksi kuadran III sering disebut proyeksi sudut ketiga. Pada proyeksi

    ini benda diletakkan di tengah-tengah ketiga bidang proyeksi (H, V, dan

    P) pada kuadran III.

    Jika dilihat dari arah A, gambar benda terletak di bidang P dan menjadi

    gambar tampak muka. Dari arah B, gambar pandangan terdapat di bidang

    V dan menjadi gambar tampak kanan. Sementara itu, dari arah C gambar

    pandangan terletak di bidang H dan menjadi gambar tampak atas.

  • 23

    Bidang gambar dapat diperoleh dengan cara mengembangkan atau

    membuka bidang proyeksi menurut arah tanda panah. Langkah ini

    menghasilkan gambar tampak muka (A) sebagai acuan posisi, gambar

    tampak kanan (B) di sebelah kanan, dan tampak atas (C) di sebelah atas.

    Gambar dibawah ini memperlihatkan pandangan lengkap dari proyeksi

    Amerika, yakni A sebagai gambar tampak muka, B sebagai tampak

    kanan, C sebagai tampak atas, D sebagai tampak kiri, E sebagai tampak

    bawah, dan F sebagai tampak belakang.

  • 24

    B. Proyeksi Aksonometri

    Proyeksi aksonometri adalah proyeksi yang dipakai untuk menggambarkan

    benda sehingga terlihat seperti benda aslinya. Langkah yang ditempuh adalah

    dengan memiringkan bidang sisi benda terhadap bidang proyeksi, sehingga

    ketiga permukaan benda itu dapat terlihat sekaligus (bersamaan).

    Secara umum, proyeksi aksonometri terbagi atas tiga bagian sebagai berikut:

    1. Proyeksi Isometri

    Proyeksi isometri adalah proyeksi yang ketiga garis sumbunya

    membentuk sudut yang sama.

  • 25

    2. Proyeksi Dimetri

    Proyeksi dimetri adalah proyeksi yang kedua garis sumbunya

    membentuk sudut yang sama terhadap bidang gambar.

    3. Proyeksi Trimetri

    Proyeksi trimetri adalah proyeksi yang ketiga garis sumbunya

    membentuk sudut yang berbeda terhadap bidang gambar.

    Besarnya sudut kemiringan bidang proyeksi dan skala perpendekan

    (perbandingan) sumbu proyeksi (x, y, dan z) untuk proyeksi aksonometri

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

  • 26

    No. Proyeksi Sudut Proyeksi Skala Perpendekan

    Sumbu x Sumbu y Sumbu z

    1. Isometri 300 30

    0 82 82 82

    2. Dimetri 150

    350

    400

    150

    350

    100

    73

    86

    54

    73

    86

    92

    96

    71

    92

    3. Trimetri 200

    300

    300

    350

    450

    100

    150

    200

    250

    150

    64

    65

    72

    77

    65

    83

    86

    83

    85

    92

    97

    92

    89

    83

    86

    C. Proyeksi Oblique

    Proyeksi oblique adalah proyeksi miring yang sejajar dengan garis

    proyeksinya. Pada proyeksi ini bidang muka benda diletakkan sejajar dengan

    bidang proyeksi vertikal, sedangkan sudut kedalaman yang dipakai adalah

    300, 45

    0, dan 60

    0. Benda yang digambar dengan proyeksi ini dapat terlihat

    seperti apa adanya.

    Proyeksi oblique terdiri dari proyeksi cavalier dan proyeksi cabinet.

    1. Proyeksi Cavalier

    Proyeksi cavalier adalah proyeksi oblique dengan sudut dalam 300, 45

    0,

    dan 600.perbandingan panjang benda yang dipakai pada ketiga sumbu

    adalah 1:1:1.

    2. Proyeksi Cabinet

    Proyeksi cabinet adalah proyeksi oblique dengan sudut dalam 300, 45

    0,

    dan 600. Proyeksi ini menggunakan perbandingan skala panjang benda

    pada sumbu x dan y 1:1, sedangkan pada sumbu z atau .

  • 27

    Daftar Bacaan Tambahan

    Beresmuli Surbakty. 1983. Menggambar Teknik. Jakarta: Karya Nusantara.

    Djuharis Rasul. 1999. Menggambar Teknik Bangunan. Bandung: Angkasa.

    G. Takeshi Sato. 1986. Menggambar Teknik Mesin menurut Standar ISO.

    Jakarta: Pradnya Paramita.

    Soal

    1. Buatlah gambar proyeksi kuadran I (proyeksi Eropa)!

    2. Buatlah gambar proyeksi kuadran III (proyeksi Amerika)!

    3. Buatlah gambar proyeksi Aksonometri!

  • 28

    BAB V

    GAMBAR POTONGAN

    A. Potongan

    Pada umumnya bila kita menggambar sebuah benda maka garis-garis

    benda/ bidang yang tidak tampak selalu digambarkan dengan garis putus-

    putus. Bila gambar tersebut sederhana, garis yang tidak tampak itu tidak

    membingungkan, tetapi bila gambar tersebut rumit maka garis yang tidak

    tampak akan menyulitkan bagi pembaca gambar. Hal ini akan menimbulkan

    kesalahan pengertian pada saat membaca gambar tersebut. Untuk

    menghindari hal ini maka dalam gambar teknik diadakan suatu pemotongan.

    Teknik pemotongan pada prinsipnya ada dua macam, yaitu pemotongan

    seluruh dan pemotongan separo. Namun kadang-kadang ada suatu

    pemotongan tertentu yang dinamakan pemotongan lokal.

    Maksud pemotongan ini untuk mempermudah pengertian pada suatu

    gambar yang agak sulit, terutama untuk melihat bentuk bagian dalam benda

    tersebut. Adakalanya juru gambar harus membuat pemotongan lebih dari

    sekali, hal ini dilakukan bila pemotongan yang pertama belum menjelaskan

    gambar sehingga perlu memotong lebih dari satu kali. Pemotongan lebih dari

    sekali tersebut dilakukan terutama pada benda-benda yang panjang dan agak

    rumit. Pemotongan berganda dimaksudkan untuk memperjelas penunjukan

    dalam objek tersebut sehingga dapat melihat dengan jelas bagian dalam

    maupun bagian luar.

    Pemotongan gambar sebuah objek pada depan benda. Sehingga akan

    menampakkan bagian dalam benda tersebut. Hal ini untuk mempermudah

    pengertian pada objek itu. Perlu dimengerti bahwa bagian depan yang

    dipotong hanya boleh dilakukan dalam penampang potongan saja. Oleh

    karena itu, pada saat menggambar, juru gambar membayangkan bahwa

    bagian yang dikerjakan digergaji, kemudian bagian depannya diambil.

  • 29

    1. Bila penampang potong tersebut memotong seluruh benda maka gambar

    potongan dinamakan potongan seluruhnya. Pemotongan ini ditunjukkan pada

    gambar atas a, b, dan c.

    2. Kadang-kadang kita hanya memotong setengah bagian benda karena benda

    tersebut simetris maka gambar potongan tersebut dinamakan potongan

    separo. Pemotongan ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

    Gambar (a) menunjukkan cara memotong benda separo bagian. Benda

    tersebut dipotong menurut BOB, kemudian bagian depan diambil. Bagian

    yang diambil adalah bagian dari benda tersebut. Pemotongan ini

    dinamakan potongan separo. Selanjutnya dari gambar ini dapat digambar

    dalam proyeksi ortogonal seperti tampak pada Gambar (b). Gambar (b)

    adalah gambar pandangan setelah dipotong menurut potongan BOB.

  • 30

    B. Tanda Potongan

    Dalam pemotongan, hal yang harus diperhatikan adalah pada gambar

    pandangan diarsir, sedang bagian yang dipotong atau penampang potongan

    diarsir menggunakan garis tipis.

    Gambar di atas memperlihatkan suatu benda yang digambar dalam proyeksi

    ortogonal. Penunjukan huruf-huruf yang dicantumkan pada kedua ujung garis

    potongan tebal untuk menunjukkan bagian dalam penampang potong.

    Perubahan penunjukan memotong penampang atau membelok dapat

    ditunjukkan dengan garis tebal.

    Di samping itu, ditunjukkan juga cara-cara memotong suatu benda. Kerja

    pemotongan tersebut sangat tergantung menurut kebutuhan. Gambar di

    bawah ini adalah contoh-contoh peletakan garis pemotongan.

  • 31

    Daftar Bacaan Tambahan

    Beresmuli Surbakty. 1983. Menggambar Teknik. Jakarta: Karya Nusantara.

    Djuharis Rasul. 1999. Menggambar Teknik Bangunan. Bandung: Angkasa.

    G. Takeshi Sato. 1986. Menggambar Teknik Mesin menurut Standar ISO.

    Jakarta: Pradnya Paramita.

    Soal

    1. Buatlah gambar potongan dari stand/ booth yang sudah dirancang!

  • 32

    BAB VI

    GAMBAR PERSPEKTIF

    A. Perspektif

    Perspektif adalah cara menggambar dengan menggunakan garis-garis

    proyektor yang memusat ke satu titik pandang.

    Dengan demikian, ukuran benda yang diproyeksikan hasilnya akan lebih

    kecil dari ukuran yang sebenarnya (benda asal). Kelebihan perspektif ini

    dibanding dengan proyeksi adalah bentuk gambar yang mendekati bentuk

    yang sebenarnya, yaitu seperti penglihatan secara nyata atau terkesan sebagai

    bentuk tiga dimensi. Pada perspektif ini, benda yang letaknya semakin jauh

    dari titik pandang akan kelihatan semakin kecil.

    Gambar perspektif diperlukan untuk menampilkan kesan nyata dari sebuah

    benda atau objek stand/ booth, baik perspektif dari luar (eksternal) maupun

    perspektif dari dalam (internal). Berikut adalah contoh gambar perspektif.

    Bagian-bagian konstruksi perspektif mencakup hal-hal berikut:

    1. Bidang Gambar (Picture Plane)

    Bidang gambar adalah bidang khayalan tempat gambar perspektif (bayangan)

    benda terlihat.

    2. Bidang Dasar (Ground Plane)

    Bidang dasar adalah garis bidang tanah sebagai dasar pengambilan ukuran

    tinggi gambar.

  • 33

    3. Titik Mata (Station Point)

    Titik mata adalah titik yang menjadi tempat kedudukan mata pengamat.

    4. Garis Cakrawala (Horizon)

    Garis cakrawala adalah garis batas pandangan yang menjadi tempat

    keberadaan titik lenyap (vanishing point).

    5. Titk Lenyap (Vanishing Point)

    Titik lenyap adalah titik kumpul garis-garis perspektif yang terdapat pada

    garis cakrawala atau horizon.

    Perspektif dapat dibedakan berdasarkan banyaknya titik lenyap sebagai berikut:

    Perspektif satu titik adalah perspektif dengan satu titik lenyap.

    Perspektif dua titik adalah perspektif dengan dua titik lenyap.

    1. Perspektif dengan Satu Titik Lenyap

    Yang perlu diperhatikan dalam menggambar perspektif dengan satu titik lenyap

    adalah sebagai berikut:

    a. Letak Bidang Gambar (Picture Plane)

    1) Bidang gambar berada di belakang benda

    Skema perspektif dengan satu titik lenyap, bidang gambar terletak di

    belakang benda.

    2) Bidang gambar berada tepat pada benda

    Skema perspektif dengan satu titik lenyap, bidang gambar berada tepat

    pada benda.

  • 34

    3) Bidang gambar berada di muka benda

    Skema perspektif dengan satu titik lenyap, bidang gambar berada di

    muka benda.

    b. Batas Penglihatan Mata

    Mata dalam memandang suatu objek memiliki sudut pandang yang terbatas.

    Batas ini berupa lingkaran yang merupakan dasar sebuah kerucut dengan

    sudut 300. Pandangan mata normal sebenarnya hanya sebesar 15

    0-20

    0. Bila

    gambar perspektif memiliki sudut pandang lebih besar dari 300, maka

    hasilnya sudah tidak tepat lagi.

  • 35

    Batas penglihatan mata pada perspektif dengan satu titik lenyap.

    Usahakan arah pandangan mata tegak lurus terhadap bidang gambar (picture

    plane) pada objek utama.

    Jarak berdiri (station point) ke bidang datar (picture plane) sesuai dengan

    ketentuan sudut batas pandangan objek (+ 300).

    Letak bidang gambar yang praktis adalah bila menyinggung salah satu titik

    sudut atau salah satu sisi benda.

    Letak cakrawala (horizon) untuk orang dewasa diambil + 160 cm dari garis

    dasar atau garis tanah (ground line).

    2. Perspektif dengan Dua Titik Lenyap

    Perspektif dengan dua titik lenyap adalah perspektif dengan dua titik tangkap

    garis proyeksi, yaitu Titik Lenyap Kiri (Vanishing Point Left = VPL) dan Titik

    Lenyap Kanan (Vanishing Point Right = VPR).

    Perspektif dua titik lenyap digunakan karena objek bangunan biasanya

    mempunyai arah yang membentuk sudut 900. Sehubungan dengan itu, maka

    kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP) menuju

    kedua Titik Hilang (Vanishing Point = VP) di horizon pun membentuk sudut

    900.

  • 36

    Skema perspektif dengan dua titik lenyap.

    Contoh perspektif dengan dua titik lenyap.

  • 37

    Daftar Bacaan Tambahan

    Beresmuli Surbakty. 1983. Menggambar Teknik. Jakarta: Karya Nusantara.

    Djuharis Rasul. 1999. Menggambar Teknik Bangunan. Bandung: Angkasa.

    G. Takeshi Sato. 1986. Menggambar Teknik Mesin menurut Standar ISO.

    Jakarta: Pradnya Paramita.

    Soal

    1. Buatlah gambar perspektif dua titik lenyap dari Visual Merchandising yang

    sudah dirancang!

    2. Buatlah gambar perspektif dua titik lenyap dari stand/ booth yang sudah

    dirancang!

    Contoh aplikasi perspektif.

  • 38

  • 39

    LAMPIRAN

    STAND/ BOOTH

  • 40