bab iv (repaired)

30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi 1.Sejarah Kebun Benih Hortikultura (KBH) Giri Tani Tawangmangu Kebun Benih Hortikultura Giri Tani Tawangmangu berdiri sejak zaman penjajahan Belanda pada tahun 1927. KBH Giri Tani Tawangmangu ini merupakan kebun yang berada di dataran tinggi yang membudidayakan berbagai jenis tanaman sayuran, berbagai macam tanaman hias, serta mengusahakan bibit tanaman jeruk keprok Tawangmangu yang bersertifikat. Kebun tersebut mulanya merupakan milik Mangkunegaran yang di urusi oleh pegawai Mangkunegaran dengan nama kebun “Kismo Usaha”. Setelah Indonesia merdeka, nama kebun tersebut diganti menjadi “Jawatan Usahatani” yang dikelola oleh Mangkunegaran. Beberapa tahun kemudian KBH Tawangmangu ini mengalami perkembangan status tanah kebun, kemudian selanjutnya diambil oleh Pemerintah Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah diganti dengan nama Perusahaan Daerah (Perusda), dalam hal ini penguasaannya ditangani oleh PPT (Perusahaan Pariwisata Tawangmangu). 16

Upload: septiana-windyaningsih

Post on 06-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

bab pembahasan bawang daun

TRANSCRIPT

34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Lokasi1. Sejarah Kebun Benih Hortikultura (KBH) Giri Tani TawangmanguKebun Benih Hortikultura Giri Tani Tawangmangu berdiri sejak zaman penjajahan Belanda pada tahun 1927. KBH Giri Tani Tawangmangu ini merupakan kebun yang berada di dataran tinggi yang membudidayakan berbagai jenis tanaman sayuran, berbagai macam tanaman hias, serta mengusahakan bibit tanaman jeruk keprok Tawangmangu yang bersertifikat.Kebun tersebut mulanya merupakan milik Mangkunegaran yang di urusi oleh pegawai Mangkunegaran dengan nama kebun Kismo Usaha. Setelah Indonesia merdeka, nama kebun tersebut diganti menjadi Jawatan Usahatani yang dikelola oleh Mangkunegaran. Beberapa tahun kemudian KBH Tawangmangu ini mengalami perkembangan status tanah kebun, kemudian selanjutnya diambil oleh Pemerintah Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah diganti dengan nama Perusahaan Daerah (Perusda), dalam hal ini penguasaannya ditangani oleh PPT (Perusahaan Pariwisata Tawangmangu).Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) hanya mempunyai wewenang hak pakai saja, yaitu dengan jalan menyewa. Hal ini dirasakan terlalu berat oleh DPTP yang mengusahakan tanaman padi dan tanaman hortikutura dikarenakan iklim yang tidak mendukung menyebabkan tanaman padi tidak dapat diusahakan di KBH Giri Tani Tawangmangu sehingga DPTP berusaha mengelola kebun dengan hak milik sendiri. Akhirnya pada tanggal 10 September 1987, KBH Giri Tani Tawangmangu berhasil untuk disertifikatkan dengan nomor sertifikat 318/Twn/1987 yang langsung dikelola oleh DPTP wilayah Surakarta.Setelah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, KBH Giri Tani Tawangmangu banyak menghasilkan bibit yang dibutuhkan oleh masyarakat baik dari komoditi sayuran (kentang), tanaman hias (anggrek, berbagai macam anthurium, dan masih banyak lagi), hingga buah-buahan (jeruk, pisang, kelengkeng, durian, alpukat).2. Struktur OrganisasiKebun Benih Hortikultura (KBH) Giri Tani Tawangmangu langsung dikelola DPTP Kodya Dati II Surakarta. Struktur organisasi di KBH Giri Tani Tawangmangu menggunakan sistem garis lurus dengan pembagian tugas dan pertanggung jawaban yang jelas. Adapun struktur organisasi di KBH Giri Tani Tawangmangu adalah sebagai berikut :

Bapak Slamet SuharsoPimpinan KBH Giri TaniTawangmangu

SupardiSeksi Pemasaran, Gudang dan AsramaSardjonoSeksi Produksi

Pekerja HarianWagiman, S.P.KasiyoKromoKariyodst

Gambar 4.1 Struktur Organisasi di KBH Giri Tani Tawangmangu

Dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Dinas Pertanian Jawa Tengah, terdapat koordinasi yang cukup baik. Tugas mereka masing-masing antara lain :a. Pimpinan Kebun Benih Hortikultura (KBH) Giri Tani TawangmanguPengawasan langsung kebun maupun yang mengelola kantor sebagai atasan dilakukan oleh Bapak Slamet Suharso selaku pimpinan KBH Giri Tani Tawangmangu, mempunyai tugas sebagai berikut :1) Memberikan bimbingan kepada pegawai dan karyawan apa yang harus dikerjakan.2) Mengawasi langsung di lapangan dan meneliti hasil kerja karyawan.3) Mengurusi bidang administrasi di KBH Giri Tani Tawangmangu, mengenai daftar inventaris barang, obat, dan pupuk, buku tamu, buku agenda surat keluar dan surat masuk, serta daftar gaji pegawai.4) Membuat laporan pertanggung jawaban kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah.b. Seksi ProduksiDi KBH Giri Tani Tawangmangu pada bagian produksi dijabat oleh Bapak Sardjono. Tugas dari seksi produksi sebagai berikut :1) Mengadakan pengadaan benih, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman, pengendalian hama dan penyakit, serta pemanenan.2) Bertanggung jawab atas hasil produksi yang dicapai pada tanaman sayuran tersebut.c. Seksi Pemasaran, Gudang, dan AsramaDi KBH Giri Tani Tawangmangu pada bagian Pemasaran, Gudang dan Asrama dijabat oleh Bapak Supardi. Tugas dari seksi Pemasaran, Gudang dan Asrama adalah :1) Memasarkan hasil produksi.2) Menerima dan melayani konsumen yang datang untuk membeli hasil produksi.3) Melakukan kegiatan-kegiatan perbenihan setelah tahap benih masuk gudang (pasca panen).4) Mengelola asrama.3. Kondisi WilayahKebun Benih Hortikultura (KBH) Giri Tani Tawangmangu terletak di sebelah timur kota Karanganyar, tepatnya 1 km sebelah timur Terminal Bus Tawangmangu yang mempunyai areal seluas 4,3 Ha. Secara geografis KBH Giri Tani Tawangmangu dibatasi oleh 4 desa yaitu: sebelah utara dengan Dukuh Karang Sari, sebelah selatan dengan Dukuh Bener, sebelah timur dengan Dukuh Beji, dan sebelah barat dengan Dukuh Karang Kulon.KBH Giri Tani Tawangmangu terletak pada ketinggian 1100 m dpl. Keadaan suhu pada waktu pagi 19 C 22 C, siang 22 C - 24 C, dan sore hari 22 C, sedangkan malam hari 17 C - 21 C. Kelembapan rata-rata 70 80 % dengan banyaknya intensitas penyinaran 5 8 jam/hari. Curah hujan rata-rata 3200 mm/tahun. Jenis tanah di KBH Giri Tani Tawangmangu adalah tanah andosol dengan struktur atasnya menggumpal, tekstur lempung berat, tanahnya gembur, daya ikat tanah terhadap air tinggi, bahan organik di dalam tanah tidak cepat tercuci oleh air, dan pH tanah 5,82 dan untuk bawang daun 6,5.4. Fungsi KebunKebun Benih Hortikultura (KBH) Giri Tani Tawangmangu mempunyai fungsi sebagai berikut :a. Sebagai salah satu tempat penyedia benih kentang, entres jeruk BF, bawang putih, dan tanaman hias anggrek yang semuanya bersertifikat/label untuk daerah Jawa Tengah.b. Sebagai lahan percontohan bagi para petani di sekitarnya.c. Sebagai tempat informasi teknologi terbaru dari Dinas Pertanian untuk para petani.d. Sebagai salah satu penghasil PAD (Pendapatan Asli Daerah).

5. Pengelolaan KebunAda beberapa kegiatan pengelolaan yang dilakukan di Kebun Benih Hortikultura (KBH) Giri Tani Tawangmangu, adapun pengelolaannya mencakup 3 hal yaitu :a. Pengelolaan LahanKBH Giri Tani Tawangmangu mempunyai areal keseluruhan lahan seluas 4,3 Ha. Kebun tersebut terbagi menjadi: 1 Ha untuk jeruk keprok dataran tinggi (tanaman tahun 2012); 2,0 Ha untuk produksi dan budidaya tanaman sayuran, untuk Bawang Daun 5000 m yang sekarang diperluas menjadi 10.000 m; 1,3 Ha untuk bangunan seperti rumah dinas, gudang alat, gudang kentang, screen house jeruk BF, green house tanaman anggrek dan anthurium, asrama dinas, jalan, kolam, dan taman.b. Pengelolaan Tenaga KerjaTenaga kerrja di KBH Giri Tani Tawangmangu merupakan pegawai negeri sipil yang di gaji oleh pemerintah dan tenaga kerja harian yang di bayar langsung oleh pimpinan, diambilkan dari hasil eksploitasi kebun. Tenaga kerja harian bertugas membantu para pegawai dalam membudidayakan berbagai macam tanaman pada umumnya, dan tanaman sayuran pada khususnya. Jumlah tenaga kerja di KBH Giri Tani Tawangmangu ini ada 24 orang dengan rincian sebagai berikut :1. Seksi produksi: 1 orang2. Seksi pemasaran, gudang, dan asrama: 1 orang3. Tenaga kerja harian laki-laki: 7 orang4. Tenaga kerja harian perempuan : 15 orangc. Pengelolaan DanaDana yang diterima oleh KBH Giri Tani Tawangmangu, sebelum digunakan harus dibuat laporan Rencana Operasi Proyek (ROP) terlebih dahulu, kemudian baru disetujui dan disahkan oleh koordinator Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (B2TPH) wilayah Surakarta, sehingga dana tersebut benar-benar terkontrol. Isi laporan ROP tersebut digunakan untuk kegiatan penanaman dan beberapa dana sesuai dengan kondisi iklim (musim tanamnya) dan berapa lama target yang harus dicapai untuk mengembalikan dana tersebut dan baru kemudian kebutuhan dari masing-masing kegiatan penanaman dirinci. Dana tersebut berasal dari anggaran APBD dan anggaran APBN. Anggaran rutin bersifat tetap yang beraarti setiap tahun mendapatkan bagian uang kerja yang besarnya sudah ditetapkan oleh kantor cabang Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (B2PTH) wilayah Surakarta. Sedangkan anggaran APBD dan APBN bersifat tidak tetap dan artinya tidak tentu anggaran tersebut ada setiap bulan. Anggaran rutin sudah ditetapkan oleh B2TPH wilayah Surakarta dan dana tersebut digunakan untuk pemeliharaan kebun dalam wujud gaji upah (GU), penataan kebun, pajak rekening listrik, air dan telefon.Hasil produksi tanaman yang didanai dari anggaran APBN dan APBD akan disetorkan 100% ke kas negara sebagai PAD (Pendapatan Asli Daerah). Dana swadaya /bagi hasil terjadi jika ada lahan yang tersisa dari penanaman dengan anggaran anggota ataupun APBN dan hal ini melibatkan pihak ketiga. Pembagian hasilnya adalah 70% untuk pihak ketiga dan 30% untuk kas negara. Bila terjadi kegagalan karena serangan hama, penyakit, dan perubahan iklim yang tidak mendukung maka harus membuat proses verbal laporan kegagalan. Apabila kegagalan tersebut karena kesalahan teknis maka dalam hal ini merupakan tanggung jawab pimpinan kebun.

B. Teknik Budidaya Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.)1. Penyiapan Bahan TanamPenyiapan bahan tanam yang akan digunakan untuk penanaman bawang daun dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara generatif maupun vegetatif. Penyiapan bahan tanam bawang daun secara generatif yaitu dengan menggunakan biji hanya dapat dilakukan pada jenis tertentu. Bawang daun yang diperbanyak dengan biji disemai selama dua bulan kemudian baru dapat dipindahkan ke lahan. Kelebihan bahan tanam dengan menggunakan biji yaitu lebih menghemat biaya karena dengan lahan 1 Ha membutuhkan benih sebanyak < 1 kg, untuk pertumbuhannya lebih seragam, dan dapat menyediakan benih dalam jumlah besar. Untuk kekurangan bahan tanam secara generatif adalah beratnya lebih sedikit dikarenakan satu tanaman hanya menghasilkan dua atau tiga anakan.Perbanyakan bawang daun secara vegetatif dilakukan dengan menggunakan anakan. Kelebihan dari perbanyakan secara vegetatif adalah dapat dipilih anakan yang bagus, lebih menguntungkan karena berat bawang daun akan lebih berbobot/ besar karena jika hasil maksimal maka satu tanaman dapat mencapai berat 1 kg. Untuk kelemahan dari perbanyakan secara vegetatif adalah membutuhkan biaya yang lebih besar bila dibandingkan dengan menggunakan biji dan pada saat pemilihan anakan harus benar-benar cermat.Perbanyakan bawang daun yang dilakukan KBH Giri Tani Tawangmangu yaitu dengan secara vegetatif. Pemilihan indukan yang akan diambil anakannya sangat penting karena menentukan pertumbuhan tanaman kedepannya. Apabila anakan yang diambil dari indukan yang baik dan sehat maka anakan yang akan di tanam juga bagus namun apabila dari indukan yang kurang baik kualitasnya maka pertumbuhan dan hasil yang akan didapatkan kurang baik pula.Tanaman bawang daun yang akan dijadikan bibit sebaiknya dipilih yang sudah berumur 2,5 bulan setelah tanam atau tanaman yang telah memiliki anakan sebanyak 4 5 anakan baru di panen dan dipilih untuk dijadikan bibit. Untuk kriteria bibit yang baik adalah bibit yang cukup umur jangan memilih bibit yang kecil, apabila menggunakan bibit yang kecil ukurannya maka pada satu lubang tanam diberi 2 3 tanaman dengan tujuan apabila salah satu bibit ada yang gagal tumbuh maka dapat digantikan, usahakan memilih bibit yang tumbuh tegak dan batangnya kokoh agar tidak mudah roboh saat terkena hujan maupun angin.Selanjutnya setelah pemilihan bibit yaitu penyiapan bibit yang akan ditanam dengan cara memotong sepertiga dari batang utama disisakan 2 batang. Hal ini bertujuan agar saat penyiangan daun mudah dipetik, akar dipangkas agar cepat beralih ke fase pertumbuhan dan pada saat ditanam tidak memenuhi lubang tanam.2. Pengolahan LahanPengolahan lahan untuk budidaya tanaman bawang daun sangat penting diperhatikan. Pengolahan lahan secara baik dan benar dilakukan agar mendapatkan hasil yang baik serta mengurangi resiko terserang hama maupun penyakit. Pengolahan lahan paling baik dilakukan pada saat awal musim penghujan agar lebih mudah dalam penggemburan dan pembuatan alur. Tanah yang sudah siap baik itu tanah bekas maupun pembukaan pertama sebaiknya diolah terlebih dahulu dengan melakukan pencangkulan sedalam 30-40 cm yang bertujuan agar tanah menjadi lebih gembur dan terkena sinar matahari secara menyeluruh. Bersamaan dengan pengolahan diberikan pupuk kandang yang telah matang dengan dosis 10-20 ton/ha pupuk dasar tersebut disebarkan diatas permukaan tanah secara merata.Tata cara untuk pengolahan lahan tanaman bawang daun di Kebun Benih Hortikultura Giri Tani Tawangmangu adalah sebagai berikut :a. Mencangkuli rumput yang ada disekitar lahan dan mengumpulkannya ke satu sisi sekaligus membersihkan lahan dari bahan-bahan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman seperti bongkahan gamping, batu-batuan, gulma dan sisa-sisa tanaman lainnya.b. Membuat lubang pada sisi lain dengan cara mencangkul sedalam 30 40 cm.c. Memasukkan rumput kedalam lubang yang telah dibuat dan ditutup dengan urutan tanah tipis- pupuk kimia- pupuk organik. Pemupukan ini dilakukan sebagai pupuk dasar bawang daun. Untuk lubang selanjutnya dilakukan hal yang sama.d. Menaikkan tanah yang ada pada selokan/ parit dengan menggunakan cangkul, sampai bedengan lurus kemudian meratakan dengan tanah.e. Menggemburkan tanah dibawah bedengan dan ditepi bedengan kemudian menaburkan dolomit untuk menaikkan pH dan selanjutnya meratakan dengan tanah.f. Menaikkan sisa tanah yang ada di selokan, sisa-sisa tanah ini diberikan pada bedengan yang belum rata.g. Setelah pengolahan lahan selesai kemudian menutup bedengan dengan memasang mulsa plastik hitam perak.3. Penanaman Penanaman bibit tanaman bawang daun yang dilakukan KBH Giri Tani Tawangmangu adalah dengan cara menanam bibit bawang daun yang berasal dari anakan yang telah dipilih. Untuk jarak tanam yang digunakan untuk penanaman bawang daun adalah 18 20 cm. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau siang menjelang sore hari pada jam 07.00 atau jam 14.00 WIB agar tanaman tidak stres karena terkena panas sinar matahari yang terlalu terik. 4.Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman merukan hal yang sangat penting dilakukan dalam budidaya bawang daun di KBH Tawangmangu. Pemeliharaan yang baik dan optimal dapat menghasilkan produksi bawang daun yang sesuai dengan harapan. Hal-hal yang dilakukan dalam pemeliharaan bawang daun meliputi pembumbunan, sanitasi lahan, pengairan, penyiangan gulma dan daun yang layu atau mati, pengocoran dan pemupukan.a. Penyiraman (Pengairan)Pemberian pengairan atau penyiraman pada tanaman bawang daun dilakukan pada musim kemarau saja, pada saat musim penghujan tidak memerlukan pengairan. Pengairan secara rutin pada musim kemarau menghasilkan bawang daun yang berkualitas, karena tanaman akan lebih menarik jika berukuran besar dan segar. Pengairan dilakukan pada saat tanaman berumur 30 HST. Pengairan bawang daun dilakukan 7 hari sekali, 30 hari kedua 10 hari sekali dan setelah bawang daun berumur 70 HST sampai panen tidak dilakukan pengairan.b. Penyiangan dan pembuangan daun yang layu atau sudah tua.Penyiangan gulma dan perompesan daun layu atau kuning dilakukan dalam budidaya bawang daun pada bulan pertama setelah tanam. Perompesan dilakukan apabila tanaman memiliki banyak daun yang menguning, apabila tanaman sudah dikelilingi banyak gulma maka perlu dilakukan penyiangan. Perompesan dilakukan dengan mengambil/memotong daun yang kuning dengan menggunakan jari tangan. Sedangkan penyiangan gulma dilakukan dengan cara mengambil/mencabut gulma sampai ke akarnya agar gulma tidak dapat tumbuh kembali. Penyiangan dilakukan dua kali, penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman berumur 20 30 HST, penyiangan ke dua saat tanaman berumur 55 60 HST.c. Pemupukan dengan cara penugalan dan pengocoranPemberian pupuk untuk bawang daun dapat dilakukan dengan menggunakan tugal maupun pengocoran. Pemupukan awal dilakukan dengan memberikan pupuk kimia Phonska 1 sendok makan selanjutnya pemberian pupuk organik 1 kepal tangan per lubang tanam. Pemberian pupuk kimia yaitu SP 36, KCl, Urea dan Phonska dengan cara tugal dilakukan pada saat tanaman bawang daun berumur 21 HST. Pemberian dengan cara tugal dilakukan sekali dengan dosis 5 gram/lubang tanam. Pengocoran dilakukan pada saat tanaman berumur 28 HST dengan melihat kondisi tanaman. Apabila tanaman bawang daun pertumbuhannya kurang baik maka segera dilakukan pengocoran. Pengocoran dilakukan selang 7 hari setelah tanaman berumur 28 HST dengan dosis berikut 140 liter air diberi 1,4 kg NPK mutiara dan 1,4 kg KNO3. Pengaplikasiaannya dengan menarik katup alat pengocor satu kali jika tanaman lebih kecil dari yang lain dikocor lebih sedikit daripada yang lain. Satu kali tarikan air pupuk dapat keluar sekitar 150 ml. Untuk pengocoran kedua dilakukan sebelum panen yaitu menggunakan NPK DGW dengan dosis 10 gram/liter dan pupuk KNO3 dengan dosis 1 gram/liter.5. Pengendalian Hama dan PenyakitPengendalian OPT dilakukan secara kultur teknis, kimiawi, dan mekanik/ fisik. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan bertujuan agar tidak terjadi kehilangan hasil akibat serangan hama maupun penyakit pada tanaman. Penyebab penyakit dapat berupa bakteri, virus, jamur maupun gangguan yang lain.Pengendalian hama dan penyakit bawang daun yang dilakukan di KBH Tawangmangu apabila yang terserang hanya sedikit cara mekanik yakni mengambil secara langsung hama yang menganggu maupun memetik batang yang terserang hama. Pengendalian secara kimia dilakukan apabila hama sudah terlalu banyak dengan cara menyemprotkan insektisida dengan merk Regent 50 sc, konsentrasi 0,5 1 ml/L dan Decis. Untuk fungisida menggunakan Dithane M-45 dan Antracol 70 WP dengan konsentrasi 1 gr/L. Pemberian insektisida dan fungisida diaplikasikan bersamaan dengan pupuk daun dan pelekat. Pengaplikasian pertama kali pada saat tanaman bulan pertama setelah tanam.Hama yang menyerang bawang daun di KBH Giri Tani yaitu :1) Kutu (Cabuk Hitam)Kutu atau cabuk hitam adalah hama yang berukuran kecil, ukurannya kurang dari 0,5 mm. Hama ini menyerang secara berkelompok dalam satu daun. Cara penyebaran hama ini dengan cara terbang atau meloncat dari satu daun ke daun yang lain. Hama ini harus segera ditangani apabila sudah menyerang, karena apabila tidak segera ditangani kutu ini akan mengganggu pertumbuhan tanaman.Gejala serangan yang ditimbulkan yaitu adanya daun yang berwarna hitam karena tertutup oleh kutu tersebut. Pertumbuhan tanaman bawang daun yang terserang hama ini terhambat, daun-daun yang terserang menjadi berukuran kecil. Pengendalian secara non kimiawi dapat dilakukan dengan cara memetik dan membuang daun yang terkena hama. Untuk pengendalian secara kimiawi adalah dengan cara menyemprotkan insektisida dengan merk Marshal.2) Ulat Bawang (Spodoptera exiqua Hbn)Ulat bawang dapat menyerang tanaman sejak fase pertumbuhan awal. Ulat muda segera melubangi bagian ujung daun, lalu masuk ke dalam daun bawang. Ulat memakan permukaan daun bagian dalam, dan tinggal bagian epidermis luar. Daun bawang terlihat menerawang tembus cahaya atau terlihat bercak-bercak putih transparan akhirnya daun terkulai.Untuk pengendalian ulat bawang secara non kimiawi yaitu dengan menanam varietas toleran, penerapan pola tanam yang meliputi pengaturan waktu tanam, pergiliran tanaman, tanam serentak, dan tumpang sari. Kemudian sanitasi/pengendalian gulma disekitar pertanaman, pengolahan tanah yang sempurna, pengelolaan air yang baik, dan pengaturan jarak tanam. Secara kimiawi dilakukan apabila dalam skala besar dengan menggunakan insektisida yang dapat masuk ke jaringan tumbuhan. Insektisida yang digunakan adalah Regent dan Decis.3) Lalat Pengorok Daun (Liriomyza chinensis)Gejala daun bawang yang terserang berupa bintik bintik putih akibat tusukan ovipositor, dan berupa liang korokan larva yang berkelok kelok. Serangan pada tanaman dapat terjadi sejak fase awal pertumbuhan (1-10 hari setelah tanam) dan dapat berlanjut sampai menjelang panen. Pada keadaan serangan berat, hampir seluruh helaian daun penuh dengan korokan sehingga menjadi kering dan berwarna cokelat seperti terbakar.Untuk pengendalian lalat penggorok daun yaitu sebagai berikut :a) Kultur teknis yaitu membudidayakan tanaman sehat yaitu mengupayakan tanaman tumbuh subur melalui pengairan yang cukup, pemupukan berimbang, dan penyiangan gulma. Tanaman yang tumbuh subur lebih toleran terhadap serangan hama. Kemudian melakukan pergiliran tanaman.b) Fisik/Mekanik yaitu penggunaan mulsa plastik berwarna perak dipasang sebelum tanam, mulsa dapat mematikan larva yang jatuh dari daun, pengambilan daun yang menunjukkan gejala korokan dipotong dan dibutit lalu dimusnahkan.Penyakit yang menyerang bawang daun di Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu adalah sebagai berikut :1) Busuk Daun (Peronospora destructor (Berk.) Casp.)Penyebab penyakit ini adalah cendawan yang disebut embun tepung atau tepung palsu. Penyakit ini mudah berkembang dan berjangkit pada musim hujan terutama bila suhu udara malam hari rendah dan lembab. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan timbulnya bercak hijau coklat pada ujung-ujung daun kemudian berubah menjadi kuning atau lembayung. Lambat laun daun-daun akan layu atau mengering (mati) yang ditandai dengan warna putih diliputi jamur hitamPengendalian secara non kimiawi dapat dilakukan dengan cara penggunaan bibit yang sehat, pemusnahan sisa-sisa tanaman setelah dipanen dan pergiliran (rotasi tanaman) yang bukan family Liliaceae. Pengendalian secara kimiawi adalah disemprot fungisida yang efektif misalnya Dithane M-45, Antracol 70 WP, atau Daconil 75 WP pada konsentrasi yang dianjurkan (Rukmana 1994).2) Busuk Leher Batang (Botrytis allii Munn)Penyakit penyakit ini disebabkan oleh jamur (cendawan). Gejala serangan adalah pada bagian tanaman yang terserang (leher batang) menjadi lunak, berwarna kelabu seperti tersiram air panas, dan akhirnya busuk yang bentuknya melekuk.Untuk pengelolaan penyakit secara non kimiawi antara lain dengan menggunakan bibit yang sehat, pergiliran (rotasi) tanaman, perbaikan drainase tanah, dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi). Pengendalian secara kimiawi adalah dengan disemprot fungisida yang efektif, misalnya Dithane M-45 atau Daconil 75 WP pada konsentrasi yang dianjurkan. 6. PanenPemanenan bawang daun di Kebun Benih Hortikultura Giri Tani Tawangmangu dilakukan setelah tanaman berumur 80 hari atau menunggu sampai satu tanaman apabila normal mempunyai minimal 4 7 buah anakan baru dapat dipanen. Ciri lain bawang daun yang siap panen adalah beberapa helai daun menguning, hal tersebut menandakan bahwa bawang daun telah siap untuk dipanen. Pemanenan bawang daun dapat dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun tanaman dengan tangan atau membongkarnya dengan alat bantu cangkul secara hati-hati.Kegiatan panen bawang daun ini dilakukan pada pagi atau sore hari agar hasil panen tidak terlalu cepat layu. Hasil pemanenan bawang daun dikumpulkan ditempat yang teduh, kemudian membersihkan bekas-bekas tanah di batang dan perakarannya. Kemudian setelah itu diletakkan di rak dengan posisi berdiri. Apabila bawang daun akan ditanam kembali pada pertanaman berikutnya, maka dilakukan pemilihan tunas anakan yang sehat dan bagus pertumbuhannya kemudian dipisahkan dari bagian tanaman yang hendak dijual (Anonim 2015).7. Penanganan Pasca PanenBawang daun merupakan sayuran yang dipasarkan dalam bentuk segar. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang baik selepas panen agar kesegaran dan daya simpannya dapat dipertahankan. Kegiatan pokok penanganan pasca panen bawang daun adalah sebagai berikut :Pengumpulan hasil panen bawang daun di suatu tenpat penampungan sementara yang letaknya strategis dan teduh. Melakukan pembersihan di tempat penampungan rumpun-rumpun bawang daun, pembersihan dilakukan dari tanah yang menempel sambil membuang bagian yang kering. Setelah bawang daun bersih ditiriskan kemudian dilakukan pengikatan.Pengikatan hasil panen bawang daun dilakukan sesuai dengan ukuran maupun bobot tertentu. Untuk sasaran pasar lokal yang jaraknya cukup dekat, tiap ikatan beratnya antara 25 50 kg. pengangkutan ke pasar lokal dilakukan dengan cara dipikul maupun menggunakan kendaraan (mobil). Sebelum bawang daun dipasarkan sebaiknya ditempatkan di tempat yang teduh dan dingin.8. PemasaranBawang daun merupakan sayuran yang paling mudah di pasarkan karena harganya yang murah atau terjangkau. Tanaman ini selain mudah dibudidayakan juga mudah dipasarkan karena tengkulak datang langsung untuk melihat kondisi tanaman bawang daun sebelum dipanen untuk mencapai kesepakatan harga. Harga dilahan pada musim kemarau Rp 2.500-3.000,- per kg dan pada musim penghujan dapat mencapai Rp 4.000-8.500,- per kg.Untuk pemasaran bawang daun di KBH Giri Tani Tawangmangu masih sekitar Tawangmangu karena pemasaran yang jauh membutuhkan biaya transportasi yang lebih tinggi. Pemasaran bawang daun dilakukan dengan cara mengikat 5 kg bawang daun kemudian di ikat lagi menjadi 25 50 kg perikat untuk dipasarkan di daerah Tawangmangu. Produksi untuk satu masa tanam 10.000 kg pada musim penghujan. Kualitas produk bawang daun di KBH Giri Tani Tawangmangu sangat baik terlihat dari kondisi tanaman yang daunnya hijau cerah dan tumbuh tinggi.C. Analisis Usahatani Bawang DaunTabel 3 Analisis Usahatani Budidaya Tanaman Bawang Daun dalam satu musim tanam per 5000 m2 per satu masa produksi.NoUraianRincian Perhitungan

VolSatuanHarga/ Satuan (RP)Jumlah (Rp)Umur Ekonomis (Tahun)Biaya Penyusutan/ 3 bulan (Rp)

Biaya tetap

1Sewa Tanah5.000M2 2.000,00 10.000.000,00 1

2.500.000

2Cangkul3Buah 60.000,00 180.000,00 2 22.500,00

3Ember2Buah 10.000,00 20.000,00 1 5.000,00

4Pelubang2Buah 15.000,00 30.000,00 1 7.500,00

Mulsa

5Sprayer1Buah 350.000,00 350.000,00 5 17.500,00

6Tugal2Buah 5.000,00 10.000,00 1 2.500,00

7Karung10Buah 2.000,00 20.000,00 1 5.000,00

8Sabit3Buah 40.000,00 120.000,00 2 15.000,00

9Krat3Buah 50.000,00 150.000,00 3 12.500,00

10Pisau3Buah 5.000,00 15.000,00 2 1.875,00

Jumlah 2.589.375,00

Biaya Variabel

NoUraianVolumeSatuanHarga/SatuanJumlah (Rp)

(Rp)

IBenih :

Stek Anakan2000kg 6.000,00 12.000.000,00

IIAlat dan

Bahan

1Mulsa7Rol 605.000,00 4.235.000,00

2Bambu penjepit mulsa10Lonjor 100.000,00 1.000.000,00

3Pupuk :

a.Pupuk organik2.500Kg 500,00 1.250.000,00

b.NPK mutiara1Sak 465.000,00 465.000,00

c.Ponska7Sak 115.000,00 805.000,00

d.Urea4Sak 102.000,00 408.000,00

e.KCl2Sak 310.000,00 620..000,00

f.KNO35Kg 17.500,00 87.500,00

g. Furadan10Kg17.500,00175.000,00

h. SP362Sak260.000,00520.000,00

i. NPK DGW20Kg11.000,00220.000,00

4Pestisida :

a.Regent2Liter 190.000,00 380.000,00

b.Decis2Liter 185.000,00 370.000,00

c.Marshal1Liter 92.000,00 92.000,00

d. Pelekat4Liter 40.000,00 160.000,00

e. Pupuk daun5Kg/L30.000,00 150.000,00

f. Duphon Prevathon1L125000,00125.000,00

g. Antracol2L100.000,00200.000,00

h. Dithane2Kg92.000,00184.000,00

IIITenaga Kerja :

1Pengolahan Tanah95HOK 32.500,00 3.087.500,00

2Perompesan, pasang mulsa, melubang, tanam200HOK 23.000,00 4.600.000,00

3Menyiang dan Pupuk Susulan 160HOK 23.000,00 1.564.000,00

4Menyiang dan Pupuk Susulan 273HOK 23.000,00 1.679.000,00

5Penyemprotan9HOK 32.500,00 292.500,00

6Panen30HOK 32.500,00 975.000,00

Jumlah 35.024.500,00

IVPanen10.0000Kg 5.000,00 50.000.000,00

Sumber : Data KBH Giri Tani Karanganyar

Dari data tabel analisis usaha tani tanaman bawang daun di KBH Giri Tani Tawangmangu maka dapat dihitung :1. Analisis Penerimaan dan Keuntungan Usahatani per 5000 m per musim tanam.Biaya Tetap: Rp 2.589.375,00Biaya Variabel: Rp 35.024.500,00Harga Bawang Daun: Rp 5.000,00/kga. Biaya Total: Biaya Tetap + Biaya Variabel: Rp 2.589.375,00 + Rp 35.024.500,00: Rp 37.613.875,00b. Penerimaan Bawang Daun : Harga x jumlah produksi : Rp 5.000,00/kg x 10.000 kg: Rp 50.000.000,00c. Pendapatan atau Keuntungan: Penerimaan - Biaya Total: Rp 50.000.000,00 - Rp 37.613.875,00 : Rp 12.386.125,00Pendapatan atau Keuntungan Usahatani: Rp 12.386.125,002. Analisis R/C ratio (Revenue Cost Ratio)R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan ukuran perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. R/C ratio dihitung untuk menentukan kelayakan suatu usaha. R/C ratio 1 berarti layak dijalankan. Rumus R/C Ratio adalah total penerimaan di bagi total biaya produksi. Rumusnya yaitu :R/C Ratio = Total Penerimaan Total Biaya Produksi = Rp 50.000.000,00 Rp 37.613.875,00 = 1,329Nilai R/C ratio sebesar 1,329 hal ini menunjukan bahwa usahatani bawang daun tersebut layak dikembangkan. Berarti untuk setiap Rp 100.000 biaya yang dikeluarkan, usaha tani bawang daun memperoleh penerimaan sebesar Rp 132.900.3. Analisis Kelayakan Usahatani (B/C Ratio)Benefit Cost Ratio (B/C ratio) biasa digunakan dalam analisis kelayakan usahatani, yaitu perbandingan antara keuntungan dan total biaya yang dikeluarkan.B/C ratio = Keuntungan Biaya Usahatani = Rp 12.386.125,00 Rp 37.613.875,00 = 0,329Nilai B/C ratio sebesar = 0,329 menunjukan bahwa dari setiap Rp 100.000,00 biaya dikeluarkan, maka diperoleh keuntungan sebesar Rp 32.900,00. Jika nilai B/C ratio lebih besar dari 0, menunjukkan bahwa usahatani bawang daun tersebut menguntungkan untuk dijalankan.

16