bab iv metode penelitian 4.1 rancangan penelitian adapun

17
23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun rancangan penelitian untuk menjawab permasalahan sesuai tujuan penelitian adalah seperti Gambar 4.1. Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Ide Penelitian Studi Kepustakaan Persiapan Penelitian Pelaksanaan Penelitian Pemeriksaan sifat fisik,kimia dan mikrobiologi sampel air PMA Pengamatan lingkungan fisik (diagnose khusus, aktivitas masyarakat dan vegetasi sekitar PMA). Analisis lab. Pembahasan Simpulan dan saran Pengumpulan data sekunder Analisis data

Upload: vuongquynh

Post on 15-Dec-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

23

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Adapun rancangan penelitian untuk menjawab permasalahan sesuai tujuan

penelitian adalah seperti Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

Ide Penelitian

Studi Kepustakaan

Persiapan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Pemeriksaan sifat fisik,kimia dan mikrobiologi sampel air

PMA

Pengamatan lingkungan fisik (diagnose khusus, aktivitas masyarakat dan vegetasi

sekitar PMA).

Analisis lab.

Pembahasan

Simpulan dan saran

Pengumpulan data sekunder

Analisis data

Page 2: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

24

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas I Tabanan yaitu

perlindungan mata air di Desa Gubug, Desa Sudimara, Desa Bongan, Desa Delod

Peken dan Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan. Jenis penelitian ini bersifat

komparatif dengan metode pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan selama 5

bulan yaitu pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2010. Peta wilayah dan

lokasi penelitian tercantum pada seperti Gambar 4.2 dan 4.3.

Gambar 4.2.Peta Pulau Bali dan lokasi penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Tabanan I, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan.

Lokasi wilayah penelitian

Page 3: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

25

4.3 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah ;

a) Pengambilan sampel air pada perlindungan mata air dilakukan pada 5

(lima) desa yaitu Desa Delod Peken (3 mata air), Desa Dauh Peken (3

mata air), Desa Gubug (3 mata air), Desa Delon Bongan (3 mata air) dan

Desa Sudimara (3 mata air).

b) Analisis air dari perlindungan mata air mengacu pada kriteria mutu air

kelas I PerGub Bali. No.8 tahun 2007.

c) Status mutu air perlindungan mata air mengacu pada Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup No.115 tahun 2003.

d) Lingkungan fisik perlindungan mata air berdasarkan formulir pemeriksaan

sanitasi (diagnose khusus) pada perlindungan mata air, aktivitas

masyarakat dan vegetasi sekitar perlindungan mata air

Page 4: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

26

4.4 Penentuan Sumber Data

4.4.1 Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu Perlindungan Mata Air yang berada di

wilayah Kerja Puskesmas I Tabanan Kecamatan Tabanan berjumlah 42 buah. Sampel

yang diambil adalah ± 30 % dari populasi yaitu lebih dari 10 % (Arikunto, 1997).

Sehingga jumlah sampel adalah 15 buah sarana PMA dan pemilihan secara random.

Penentuan titik pengamatan pada perlindungan mata air sebagai sampel

didistribusikan berdasarkan uraian diagnose khusus PMA (Lampiran 6) yaitu inspeksi

sanitasi pada perlindungan mata air untuk status risiko pencemaran rendah, sedang

dan tinggi secara proporsional di 5 (lima) desa di wilayah kerja Puskesmas Tabanan I.

Sehingga masing-masing desa diambil 3 buah perlindungan mata air yaitu Desa

Gubug 3 buah perlindugan mata air, Desa Sudimara 3 buah perlindungan mata air,

Desa Bongan 3 buah perlindungan mata air, Desa Delod Peken 3 buah perlindungan

mata air dan Desa Dauh Peken 3 buah perlindungan mata air. Sampel air diambil

secara berkala yaitu pada Bulan Pebruari (bulan basah) dan kedua Bulan Mei 2010

(bulan lembab) (sesuai dengan pantauan BMKG Kota Denpasar tahun 2009).

4.4.2 Penentuan Titik Lokasi Pengamatan

Penentuan titik lokasi pengamatan Perlindungan Mata Air di lokasi

pengambilan sample air dikelompokkan sebagai berikut:

1) Perlindungan Mata Air dalam katagori risiko pencemaran rendah (PR).

Page 5: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

27

a) PR1 untuk perlindungan mata air di Desa Delod Peken

b) PR2 untuk perlindungan mata air di Desa Dauh Peken.

c) PR3 untuk perlindungan mata air di Desa Gubug

d) PR4 untuk perlindungan mata air di Desa Bongan.

e) PR5 untuk perlindungan mata air di Desa Sudimara.

2) Perlindungan Mata Air dalam katagori risiko pencemaran sedang (PS).

a) PS1 untuk perlindungan mata air di Desa Delod Peken

b) PS2 untuk perlindungan mata air di Desa Dauh Peken.

c) PS3 untuk perlindungan mata air di Desa Gubug.

d) PS4 untuk pelindungan mata air di Desa Bongan.

e) PS5 untuk perlindungan mata air di Desa Sudimara.

3) Perlindungan Mata Air dalam katagori risiko pencemaran tinggi (PT)

a) PT1 untuk perlindungan mata air di Desa Delod Peken.

b) PT2 untuk perlindungan mata air di Desa Dauh Peken.

c) PT3 untuk perlindungan mata air di Desa Gubug.

d) PT4 untuk perlindungan mata air di Desa Bongan.

Page 6: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

28

e) PT5 untuk perlindungan mata air di Desa Sudimara

Adapun titik lokasi pengambilan sampel air pada perlindungan mata air di wilayah

kerja Puskesmas Tabanan I seperti Gambar 4.3.

Keterangan : Risiko pencemaran rendah Risiko pencemaran sedang Risiko pencemaran tinggi

(Ds.Delod Peken 3 bh PMA, Ds. Dauh Peken 3 bh PMA, Ds.Gubug 3bh PMA, Ds.Bongan 3 bh PMA, dan Ds.Sudimara 3 bh PMA).

Gambar 4.3 Titik Pengambilan sampel di Wilayah Penelitian (Wilayah Kerja Puskesmas Tabanan I).

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Titik Lokasi Pengambilan sampel air PMA

Page 7: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

29

Untuk menghindarkan salah penafsiran dalam penulisan ini maka perlu

dijelaskan definisi operasional variabel yang diteliti sesuai dengan tujuan

penelitian sebagai berikut:

1) Perlindungan Mata Air adalah mata air yang dilindungi dan airnya

digunakan oleh masyarakat yang merupakan salah satu sumber air yang

dimiliki oleh masyarakat untuk sumber air bersih.

2) Lingkungan fisik perlindungan mata air adalah kondisi fisik perlindungan

mata air dengan diagnose khusus (Lampiran 6) dan hasil obsevasi penulis

mengenai aktivitas masyarakat dan vegetasi yang berada di radius 100

meter dari perlindungan mata air.

3) Kualitas air adalah kualitas fisika (Tempratur, dan TDS,TSS), kimia (pH,

DO, BOD, Nitrat, Timbal, dan Besi), mikrobiologis (total coliform,

Escherichia coli), dengan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan

lapangan. Kualitas air ditetapkan berdasarkan baku mutu air kelas I sesuai

Keputusan Gubernur Bali No.8 tahun 2007, dan dengan metode indek

pencemaran untuk mendapatkan tingkat pencemaran air sesuai dengan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.115 tahun 2003.

Adapun parameter, metode dan peralatan yang digunakan dalam analisis

kualitas air seperti Tabel 4.1. dibawah ini :

Page 8: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

30

Tabel 4.1

Parameter, Metode dan peralatan yang digunakan dalam analisis kualitas air

No Parameter Satuan Metode Alat yang digunakan

1 Tempratur o C Termometrik Termometer

2

3

TDS

TSS

ppm

ppm

Gravimetri

Gravimetri

Timbangan analitik

Timbangan analitik

4 DO ppm Elektrometrik DO meter

5 BOD ppm Inkubasi,20oC,5hari DO meter

6 pH - Elektrometri pH meter

7 NO3-N ppm Spektrofotometrik Spektrofotometer

8 Timbal ppm Spektrofotometrik Spektrofotometer

9 Besi (Fe) ppm Spektrofotometrik Spektrofotometer

10 TotalColiform MPN/100 ml MPN Tabel MPN

11 E.Coli MPN/100 ml MPN Tabel MPN

4.6 Bahan dan Instrumen Penelitian

4.6.1 Bahan penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Air dari perlindungan mata air di wilayah kerja Puskesmas Tabanan I

Kabupaten Tabanan.

b) Media LB (Lacthosa Brodha).

Page 9: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

31

c) Media BGLB (Brilliant Green Lactose Bile Brodha).

d) Media endo agar.

e) Aquades, sepritus.

f) Larutan buffer dan pengawet.

4.6.2 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat :

1) Untuk pemeriksaan kualitas air di perlindungan mata air :

a) Botol, jerigen plastik volume 200 ml.

b) Botol seteril 250 ml.

c) Botol gelap.

d) Ember, kotak pendingin (ice box).

e) Pembakar (bunsen), incubator suhu 35oC – 37 oC

f) pH meter, Thermometer, DO meter, Spektrofotometer. Timbangan

analitik, Tabel MPN.

g) Kertas saring, pipet ukur, kamera, alat tulis dan alat alat pendukung

lainnya.

Page 10: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

32

2) Untuk lingkungan fisik di perlindungan mata air adalah berupa :

a) Formulir inspeksi santitasi/diagnose khusus perlindungan mata air.

b) Formulir invetarisasi vegetasi serta aktivitas masyarakat disekitar

perlindungan mata air radius 100 meter.

4.7 Prosedur Penelitian

4.7.1 Pengukuran parameter kualitas air

Pengambilan contoh air perlindungan mata air untuk pemeriksaan sifat fisika,

kimia dan mikrobiologis dilakukan dengan cara grab sample, yaitu sample diambil

secara langsung dari perlindungan mata air menggunakan jerigen ± 2 liter dan

dilakukan pemeriksaan lapangan dan laboratorium. Untuk pemeriksaan BOD5 sampel

diambil dengan menggunakan botol gelap ukuran 300 ml. Sampel yang diambil

diawetkan dengan memasukkan ke dalam box yang dilengkapi pendingin/es,

selanjutnya dibawa ke Laboratorium Kesehatan Denpasar.

Alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan fisika dan kimia: suhu dengan

termometer, TDS, TSS dengan Timbangan analitik, kertas saring, Nitrat, Fe, Timbal

yaitu Spekrofotometer, sedangkan parameter DO, dan BOD, pH dilakukan

pemeriksaan dengan alat, DO meter dan pH meter.

Pengambilan sampel untuk parameter mikrobiologis air dengan metode

khusus, alat botol steril pengambilan air volume 250 ml, botol di isi air contoh kira-

Page 11: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

33

kira ¾ isi botol untuk mudah mencampur/mengocok sampel air (Sanropie, 1984),

dan pengambilan sampel pada pagi hari (Effendi, 2003). Alat lainnya incubator

suhu 35ºC – 37oC, lampu spiritus, pipet ukur, ice box, alat tulis, kamera dan alat

pendukung lainnya. Pemeriksaan dengan metode Most Probable Number (MPN).

Parameter kualitas air, teknik pengujian dan standar baku mutu dalam analisis air

seperti tercantum pada Tabel 4.2.

4.7.2 Pengukuran lingkungan fisik perlindungan mata air

Pengukuran lingkungan fisik perlindungan mata air dilakukan dengan a)

observasi kegiatan/aktivitas masyarakat dan inventarisasi vegetasi radius 100 meter

sekitar perlindungan mata air, b) diagnose khusus yang berisi persyaratan tentang

PMA dengan sistem penilaian sebagai berikut:

1) Total pertanyaan terdiri dari 8 buah. Skor maksimal untuk setiap pertanyaan

dalah 1 dan skor terendah adalah 0 (nol)

Tabel 4.2

Parameter Kualitas Air, Teknik dan Standar Baku Mutu Air Kualitas I

PerGub. Bali No.8 tahun 2007.

No Parameter Satuan (*)Teknik Pengujian (**)Standar

Page 12: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

34

baku mutu Air Klas I

1 Tempratur oC Termometrik Deviasi 3

2 TDS ppm Gravimetri 1000

3 TSS ppm Gravimetrik 50

4 DO ppm Elekrometri 6

5 BOD ppm Inkubasi 200C 5 hari 2

6 pH - Elektrometri 6-9

7 NO3-N ppm Spektrometrik 10

8 Besi (Fe) ppm Spektofotometer 0,3

9 Timbal (Pb) ppm Spektrometrik 0,03

10 Total Colifom Sel/100 ml MPN 500

11 E,Coli Se./100 ml MPN 50

Sumber (*) KenMen.L.H. No.37 tahun 2003,(**)PerGub.Bali No.8 tahun 2007.

2) Total pertanyaan terdiri dari 8 buah. Skor maksimal untuk setiap pertanyaan

dalah 1 dan skor terendah adalah 0 (nol).

3) Jadi total nilai tertinggi adalah 8 dan total terendah adalah adalah 0. Untuk

setiap pertanyaan, jika dijawab benar (sesuai/ya) nilainya 1(satu), jika

jawabannya salah (tidak sesuai) nilainya 0 (nol).

4) Penilaian menggunakan tiga katagori yaitu risiko pencemaran tinggi, sedang

dan rendah. Untuk mencari interval penilaian digunakan rumus

Rumus interval = Skor tertinggi – skor terendah

Page 13: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

35

Jumlah katagori

Dalam hal ini . Skor teringgi = 8, skor terendah = 0 dan jumlah

katagori = 3,

Jadi interval = ( (8-0)/3 ) = 3.

Maka interval nilai untuk ke tiga katagori adalah:

a) Risiko pencemaran tinggi diberi nilai: 6 - 8

b) Risiko pencemaran sedang diberi nilai: 3 - 5

c) Reisiko pencemaran rendah diberi nilai: 0 - 2.

Adapun tabel parameter lingkungan fisik dengan diagnose khusus pada perlindungan

mata air seperti Tabel 4.3.

Tabel 4.3.Pengukuran Parameter Lingkungan fisik Perlindungan Mata Air

No Uraian diagnose khususRisiko

Ya Tidak

1 Apakah konstruksi bangunan masih memungkinkan Air hujan masuk ke dalam ?

2 Apakah terdapat retak-retak pada bangunan ?

3 Apakah tidak tersedia pipa penguras ?

Page 14: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

36

4 Apakah tidak tersedia pipa peluap pada bangunan ?

5 Apakah Bangunan tersebut tidak dilengkapi dengan lubang pemeriksaan (manhole) ?

6 Apakah manhole tidak dilengkapi dengan penutup ?

7 Apakah penutup manhole tidak dikunci (digembok) dengan baik ?

8 Apakah semua bagian yang terbuka (peluap, pipa hawa) tidak terlindung terhadap masuknya serangga /binatang ?

Jumlah

4.8 Analisa Data

Analisa data yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

1. Kualitas air pada Perlindungan Mata Air di desa Wilayah Kerja Puskesmas

Tabanan I dianalisis dengan membandingkan dengan Baku Mutu Air

berdasarkan air Kelas I PerGub. Bali No.8 Tahun 2007.

2. Status Mutu air dengan metoda Indek Pencemaran di Perlindungan Mata Air

di desa Wilayah Kerja Puskesmas Tabanan I dengan nilai-nilai parameter

tertentu mengacu pada Kepmen. LH. No.115 tahun 2003.

Adapun prosedur penggunaan Metode Indeks Pencemaran ini adalah sebagai

berikut:

1) Memilih parameter menjadi tiga kelompok, yaitu:

a) Parameter yang dinilai konsentrasi menurun menyatakan tingkat pencemaran

yang menurun atau kualitas air yang membaik.

Page 15: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

37

b) Parameter yang dinilai konsentrasi parameter menurun menyatakan tingkat

pencemaran yang meningkat atau kualitas air memburuk.

c) Parameter nilai baku mutu Lij memiliki rentang.

2) Menghitung harga Ci/Lij untuk tiap parameter pada setiap lokasi pengambilan

cuplikan.

a) Jika nilai konsentrasi parameter menurun menyatakan tingkat pencemaran

yang meningkat, ditentukan terlebih dahulu nilai teoritik atau nilai maksimum

Cim (misal untuk DO, maka Cim merupakan nilai DO jenuh). Dalam kasus

ini nilai Ci/Lij hasil pengukuran diganti oleh nilai Ci/Lij hasil perhitungan dengan rumus:

Cim – Ci hasil pengukuran

(Ci/Lij) = ------------------------------------

Cim – Lij

b) Jika nilai baku (Lij) tak memiliki rentang:

(Ci/Lij) = (Ci/Lij) hasil pengukuran

c) Jika nilai baku (Lij) memiliki rentang:

Untuk Ci ≤ Lij rata-rata

{ Cim – (Lij) rata-rata }

(Ci/Lij) = ------------------------------------

{( Lij ) minimum – (Lij)rata-rata}

Untuk Ci ≥ Lij rata-rata

Page 16: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

38

{ Cim – (Lij) rata-rata }

(Ci/Lij) = ------------------------------------

{(Lij) maksimum – (Lij)rata-rata}

d) Jika nilai (Ci/Lij) ≤ 1,0 maka digunakan (Ci/Lij) hasil pengukuran.

e) Jika Nilai (Ci/Lij) ≥ 1,0 maka digunakan persamaan:

(Ci/Lij) baru = 1,0 + P. log (Ci/Lij)M, dengan P = 5.

3) Tentukan Nilai rata-rata dan nilai maksimum dari keseluruhan data, masing-

masing dinyatakan sebagai (Ci/Lij)R dan (Ci/Lij) M.

4) Tentukan harga IPj dengan perhitungan

Ipj = √ ( Ci/Lij) 2 M + ( Ci/Lij) 2 R

2 Keterangan:

Ci. : Konsentrasi parameter kualitas air yang diperoleh dari hasil analisis cuplikan.

Lij : Konsentrasi parameter kualitas air yang tercantum dalam baku mutu.

Ipj : Indek Pencemaran, M=maksimum, R=rata-rata

Metode ini dapat langsung menghubungkan tingkat ketercemaran dengan

dapat atau tidaknya perlindungan mata air untuk penggunaan tertentu dengan nilai

parameter tertentu:

0 ≤ Ipj ≤ 1,0 memenuhi baku mutu (kondisi baik)

Page 17: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Adapun

39

1,0 < Ipj ≤ 5,0 cemar ringan

5,0 < Ipj < 10 cemar sedang

Ipj > 10 cemar berat

3.Sistem inventarisasi vegetasi dan jenis kegiatan sekitar perlindungan mata air.

Cara ini yang digunakan adalah dengan cara sederhana dan cepat dengan

tujuan untuk melakukan pengenalan jenis secara morfologis, tanpa melakukan

pengukuran apapun. Mekanismenya dengan melakukan penjelajahan di area

perlindungan mata air radius 100 meter. Jenis tumbuhan langsung dicatat terutama

jenis yang sudah dikenal nama jenisnya atau dilakukan pencocokkan dengan bantuan

buku atlas tumbuhan atau herbarium yang diidentifikasi. Sedangkan jenis kegiatan

dengan mengadakan pengamatan kegiatan/aktivitas masyarakat disekitar PMA

dengan radius 100 meter. Cara ini dilakukan dengan tujuan terbatas untuk pengenalan

awal.