bab iv implementasi sistem pendidikan dan … · penghayatan ajaran islam yang benar dapat...

31
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM PENDIDIKAN DAN PEMBINAAN SANTRI PPMI ASSLAAM A. Profil Lulusan PPMI Assalaam 1. Kemampuan Dasar Santri Pada awal berdirinya PPMI Assalaam, budaya pesantren didesain oleh para pendiri pesantren mengacu pada landasan agama, arah pembangunan nasional, cita-cita luhur pendiri, best practice pesantren lain, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis. Selanjutnya seiring perjalanan waktu melalui proses alami terbentuk budaya pesantren yang tercermin dari kegiatan-kegiatan positip yang oleh para pengasuh dirasa tepat untuk diterapkan dalam proses pendidikan, utamanya pembentukan karakter santri di PPMI Assalaam. Berdasarkan nilai Keassalaaman, maka setiap santri PPMI Assalaam yang menempuh proses pendidikan diharapkan mampu memiliki kemampuan dasar yang meliputi: Pertama, Berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini mengandung pengertian bahwa santri mampu meelajari, memahami dan menguasai sains dan teknologi serta ilmu kekinian dalam rangka memperjuangkan kepentingan Islam dan kaum muslimin. Ilmu pengetahuan juga menjadi dasar bagi kegiatan ibadah dan amal shaleh. Berilmu pengetahuan yang luas dapat 92

Upload: phungnhu

Post on 02-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

92

BAB IV

IMPLEMENTASI SISTEM PENDIDIKAN DAN PEMBINAAN

SANTRI PPMI ASSLAAM

A. Profil Lulusan PPMI Assalaam

1. Kemampuan Dasar Santri

Pada awal berdirinya PPMI Assalaam, budaya pesantren didesain oleh

para pendiri pesantren mengacu pada landasan agama, arah pembangunan

nasional, cita-cita luhur pendiri, best practice pesantren lain, serta perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis. Selanjutnya seiring perjalanan

waktu melalui proses alami terbentuk budaya pesantren yang tercermin dari

kegiatan-kegiatan positip yang oleh para pengasuh dirasa tepat untuk diterapkan

dalam proses pendidikan, utamanya pembentukan karakter santri di PPMI

Assalaam.

Berdasarkan nilai Keassalaaman, maka setiap santri PPMI Assalaam yang

menempuh proses pendidikan diharapkan mampu memiliki kemampuan dasar

yang meliputi: Pertama, Berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini

mengandung pengertian bahwa santri mampu meelajari, memahami dan

menguasai sains dan teknologi serta ilmu kekinian dalam rangka memperjuangkan

kepentingan Islam dan kaum muslimin. Ilmu pengetahuan juga menjadi dasar bagi

kegiatan ibadah dan amal shaleh. Berilmu pengetahuan yang luas dapat

92

93

menghindarkan santri dari penyakit bebal, taqlid (ikut-ikutan tanpa dasar) dan

fanatik terhadap satu golongan.1

Kedua,Ber-tafaququh fiddin. Memiliki pengertian santri mampu

mempelajari, memahami dan menguasai ilmu-ilmu utama Islam seperti aqidah,

syariah, akhlak, Al-Quran, As-Sunnah dan bahasa arab sebagai pegangan dalam

hidup berkehidupan. Penghayatan ajaran Islam yang benar dapat menjadikansantri

mampu memilih dan memilah sikap dan tindakan yang tepat berdasarkan hukum

islam. Melalui tafaqquh fiddin ini pula dapat menghindarkan santri dari sifat

menyeleweng dari garis hidup islami dan sikap materialistic sekuleristik yang

menuhankan materi dan kekuasaan keduniawian.

Ketiga, Ber-akhlakul karimah. Berakhlakul karimah memiliki pengertian

bahwa santri yang berpengetahuan luas dan berpendirian islam yang benar harus

mampu menampilkan perilaku yang member kebaikan atau kemaslahatan bagi

agama, ummat dan negara. Akhlakul karimah menjadi sangat penting bagi santri,

karena akhlak menjadi cerminan pertama dalam penampilan santri, sedangkan

penampilanakan menjadi idikator utama seseorang dapat diterima atau ditolak

oleh suatu masyarakat.

Keempat, Berdakwah Islamiyah. Itilah ini memiliki pengertian santri

berusaha untuk mengajak semua orang ke jalan Allah SWT dengan hikmah,

nasihat dan dialog yang baik tanpa adanya sebuah paksaan. Dakwah merupakan

tugas utama dari seorang mukmin. Oleh karena itu seorang pendakwah haruslah

1 Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta, Keassalaaman, Pedoman

Bermuamalah di Lingkungan Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta,

(Surakarta: PPMI Assalaam, 2011), hlm. 26.

94

memiliki skill utama yaitu berpengetahuan luas, bertafaqquh fiddin dan ber

akhlaul karimah yang telah disebutkan sebelumnya. Didalam berdakwah, santri

PPMI Assalaam harus menggunakan metode-metode yang diajarkan dalam Al

Qur’an dan Sunnah. Metode tersebut dilakukan dengan hikmah, yaitu memberikan

teladan yang baik di masyarakat, dengan nasihat yang lembut atau dilakukan

dengan dialog keilmuan yang sehat.2

Kelima, Berjiwa Pemimpin. Berjiwa pemimpin memiliki pengertian semua

santri berusaha belajar menjadi seorang pemimpin dan siap untuk dipimpin. Para

santri haruslah memiliki pemahaman tentang hak-hak dankewajiban takkala

memimpin dan dipimpin. Jiwa kepemimpinan mutlak perlu dimiliki, karena

sebagai seorang manusia haruslah mampu memimpin dirinya sendiri untuk selalu

senantiasa dalam jalan yang benar dan tidak takluk dalam godaan hawa nafsu.3

2. Profil Lulusan PPMI Assalaam

Dalam rangka menerapakan dan memperoleh lima kemampuan dasar

santri, maka perlu ditetapkan kriteria-kritria tertentu sebagai standar dari usaha

yang telah dilakukan. Kurikulum pendidikan dan pengajaran ditingkat pondok

merupakan standar mutu yang menjiwai kurikulum pendidikan di kesantrian dan

sekolah formal. Dengan pendidikan dan kurikulum pondok yang diberlakukan

selama 24 jam sebagaimana yang dideskripsikan diatas maka hasil yang

diharapkan adalah untuk memperoleh profil lulusan pondok yang meliputi: (1)

2 Ibid., hlm. 27

3Ibid., hlm.29

95

santri mampu menghafal Al Quraan sekurang-kurangnya juz30 dan juz 1 dan 2,

(2) Mampu membaca Al Quran dengan tartil (3) mampu menjadi imam dan

khotib (4) mampu berkomunikasi dalani bahasa Arab dan Inggris dan (5) mampu

membuat teks pidato minimal dalam dua bahasa. (6) santri memiliki badan sehat,

jiwa mandiri, ikhlas, sederhana dan ukhuwah islamiyah serta kepemimpinan, (7)

memiliki aqidah salamiah dan akhlak karimah serta ibadah shahihah. (8)

menguasai dasar-dasar ilmu sosial dan ilmu alam, (9) menguasai dasar-dasar

aplikasi komputer.4

Profil lulusan pondok ini merupakan hasil pemikiran dans tudi banding

dengan berbagai pondok ditanah air baik yang menggunakan sistem salaf

maupun Khalaf. Profil lulusan diatas, kemudian diturunkan menjadi satndar

kelulusan yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori lulus Syahadah dan

kategori Lulus Tashdiq. Adpun kriteria lulusan Syahadah dan Tashdiq diatur

sebagai berikut:

a. Kelulusan Kategori Tashdiq

1) santri yang telah mengikuti seluruh rangkaian Ujian Akhir,

2) membuat karya tulis,

3) memiliki nilai suluk jayyid,

4) hafal juz 30 dan juz 1-2 dari Al-Qur'an (3 juz),

5) hafal hadis Arba'in minimal 10 hadis,

6) memiliki indeks rata-rata minimal 6,00,

7) Nilai baca Al-Qur'an minimal 7.0

4 Ibid., hlm. 34.

96

b. Kelulusan Kategori Syahadah

1) telah mengikuti seluruh rangkaian Ujian Akhir,

2) rata-rata Nilai Ujian Kepondokan minimal 8,0

3) membuat karya tulis berbahasa asing,

4) memiliki nilai suluk jayyid (syarof),

5) hafal seluruh hadis Arba'in,

6) hafal juz 30 dan juz 1, 2, 3, 4 dari Al-Qur'an (5 Juz),

7) nilai baca Al-Qur'an minimal 8.5

c. Pada Kenaikan Kelas diberlakukan kriteria umum sebagai berikut:

1) Nilai Bahasa Arab minimal 6.00

2) Nilai Tartil Al Quran lebih besar sama dengan 7.00

3) Hafal Al Quran ½ juz per tahun

4) Nilai dibawah KKM tidak lebih dari tiga mata pelajaran

5) Memiliki Suluk Jayyid Baik

6) Memiliki Toefel Like 350 (khusus kenaikan kelas V ke Kelas VI)6

B. Implementasi Sistem Pendidikan dan Pembinaan Santri

PPMI Assalaam

Sistem pendidikan dan pembinaan santri PPMI Assalaam sejatinya

merupakan sebuah usaha pembentukan karakter sesuai dengan kriteria

kemampuan dasar santri yang mampu diukur melalui profil lulusan santri. Proses

5Ibid

6Ibid

97

pembinaan ini dilakukan guna mempersiapkan para santri agar siap diterjunkan

kedalam masyarakat baik saat masih menjadi santri maupun kelak apabila mereka

telah lulus dan melanjutkan pendidikan dijenjang yang lebih tinggi. Proses

persiapan ini meliputi dua hal, yaitu kemampuan kognisi baik itu bekal keilmuan

alam dan sosial, terlebih lagi adalah ilmu keIslaman. Kedua adalah kemampuan

kepemimpinan, komunikasi dan adaptasi.

Pembekalan kemampuan kognisi dapat diperoleh santri melelui proses

pembelajaran yang diberikan melalui kegiatan belajar mengajar dan juga

pemberian materi-materi kepondokan. Selain itu santri PPMI Assalaam juga

diberi bekal berupa kedisiplinan, kemampuan kepemimpinan, sikap, komunikasi

dan adaptasi.

1. Implementasi Kurikulum

a. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar di PPMI Assalaam, sejatinya merupakan

implementasi dari kurikulum yang teah dijelaskan sebelumnya. KBM bagi santri

PPMI Assalaam dimulai sejak pukul 07.00 pagi hingga pukul 13.00. Jumlah rata-

rata peserta didik disetiap tempat kegiatan adalah 20-40 santri. Adapun tempat

kegiatan santri putra dan putrid dipisahkan, sedangkan untuk guru tidak

dipisahkan.

Dalam proses KBM ini santri memperoleh pengajaran tentang materi-

materi yang ada dalam struktur kurikulum yang ditetapkan oleh masing-masing

unit pendidikan. Adapun materi yang disampaikan adalah mata pelajaran umum

yang ditentukan oleh Departemen Pendidikan Nasional, maupun Departemen

98

Agama. Selain itu pada waktu KBM ini pula sebagian materi kepondokan juga

diajarkan karena masuk dalam struktur kurikulum belajar mengajar.

Beberapa mata pelajaran kepondokan yang ikut diajarkan dalam KBM

pagi adalah: (1) al-Lugah al-'Arabiyah, (2) al-Lugah al-Injliziyah (3) Aqidah,(4)

Akhlaq (5) Tahfidz (6) Fiqih (7) Tarikh al-Islam atau Tsaqafah Islamiyah, (8)

Thariqah at-Ta'lim, dan (9) Qira'atul Quran. Sumner belajar dari materi

kepondokan diatas menggunakan bahan ajar dari kitab-kitab klasik yang juga

digunakan oleh beberapa pesantren seperti Pesantren Darussalaam Gontor, Al

Mukmin Ngruki, maupun Al Irsyad Salatiga.7 Beberapa buku yang digunakan

antara lain: Kitab Al Tauhid untuk mata pelajaran Aqidah, Sirah Nabawwiyah

untuk Tarikh Islam, Al Nahwu al Wadidih fi Qawa’id untuk pelajaran tata bahasa

Arab, Kitab Manhaj Al Muslim untuk mta pelajaran Akhlak dan lain sebagainya.

Untuk buku ajar yang digunakan dalam implementasi kurikulum

sekolah/madrasah adalah menggunakan buku yang diterbitkan oleh Depertemen

Pendidikan maupun Departemen Agama juga beberapa buku paket yang

diterbitkan oleh Penerbit Tiga Serangkai. Beberapa contoh buku ajar

yangditerbitkan oleh Tiga Serangkai adalah : Penerapan Fikih untuk MTs dan MA

kelas 1,2,dan 3 karya Drs T Ibrahim dan Drs. H Darsono. Membangun Akidah

dan Akhlak untuk untuk SMA dan SMK.8

7 Abdullah Ally, Pendidikan Islam Multikultural Di Pesantren Telaah

Terhadap Kurikulum Pondok Pesantren Islam Assalaam Surakarta,(Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 257.

8 Ibid., hlm. 260.

99

Adapun metode mengajar yang digunakan berbeda antara satu pengajar

dengan pengajar yang lainnya,namun secara garis besar metode yang digunakan

antara lain ceramah, diskusi tanya jawab, penugasan dan praktik. Penggunaan

metode tersebut digunakan tergantung pada materi apa yang disampaikan. Sebagai

contoh materi fisika metode ceramah digunakan dalam penyampaian teori dan

untuk pemahaman para santri akan diberi penugasan atau praktikum di

laboratorium yang telah tersedia. Contoh lain adalah pelajaran bahasa Inggris,

materi tentang listening dan covertation secara otomatis akan menggunakan

metode praktik, sedangkan materi sejarah dan sosiologi dapat digunakan metode

diskusi kelompok dengan membahas suatu tema dan dipresentasikan.9

Adapun untuk KBM sore digunakan untuk menjalankan kurikulum

kepondokan yang bersifat pembiasaan antara lain Muhadharah (Pidato) ,

Mutholaah, baik Bahasa Arab maupun Inggris, bimbingan baca Alquran dan juga

setoran hafalan AlQuran amupun Hadits. Secara lengkap struktur kegiatan harian

Kesantrian PPMI Assalaam dapat dilihat pada lampiran 2.

b. Evaluasi

Evaluasai pembelajaran di masing-masing unit pendidikan PPMI

Assalaam dilakukan sebanyak dua kali dalam satu semester. Selain itu, para

pengajar diberi kebebasan oleh kepala sekolah untuk melakukan evaluasi

pembelajaran secara mandiri baik dalam bentuk ulangan harian maupun ulangan

blok. Untuk ulangan tengah semester dan akhir semester, unit pendidikan PPMI

9 Wawancara dengan Wahyudi Prabowo tanggal 5 Februari 2016

100

Assalaam memberlakukan sistem ulangan umum yang diikuti oleh seluruh santri

sesuai jadwal yang ditentukan.10

Bentuk evaluasi pembelajaran yag diberlakukan baik untuk tengah

semester maupun akhir semester meliputi dua macam, yaitu ujian lisan yang

sering disebut dengan istilah al-imtihan al-syafahiy dan ujian tertulis atau disebut

imtihan al-tahriry. Ujian lisan khus digunakan untuk empat mata pelajaran yang

tdak bisa dinilai melalui ujian tertulis yaitu:

1) Bahasa Arab yang meliputi: Al Muhadathah, al-mutala’ah, Al Mahfuzat,

Al Mufrodhat wa Tarjamah, Al Nahwu dan Al-Sharaf.

2) Bahasa Inggris yang meliputi: Reading, Convertation, Gramar,

Vocabulary, dan Translation.

3) Al Quran meliputi: Al Tilawah, Al Tajwid, dan Hifz al Suwar

4) Fiqih, meliputi: fikih syariyah, fikih ibadah, serta beberapa hafalan doa

sehari-hari.11

Khusus bagi santri yang berada dikelas 3 MTs, MA, SMA dan SMK

evaluasi ditambah dengan Ebtanas pada periode tahun 1985-2002 dan ujian

nasional pada tahun 2003 hingga sekarang. Dengan adanya kriteria yang

ditetapkan diatas, ternyata santri-santri PPMI Assalaam mampu untuk

mencapainya walaupun beban mata pelajaran yang diampu jauh lebih banyak dari

10

Abdullah Aly, op.cit., hlm. 271.

11

Ibid., hlm. 272

101

sekolah reguler. Nilai sempurna pada ujian nasionalpun juga sudah menjadi hal

umum disetiap periode kelulusan.

Pada tahun 2009 sebanyak 41 santri MTs Assalammen dapatkan nilai 10

untuk mata pelajaran matematika.12

Keberhasilan dalam tata kelola dan

modernisasi pendidikan oleh PPMI Assalaam membuat banyak lembaga

pendidikan setara tingkat dasar hingga imiversitas tak jarang berkunjung untuk

melakukan studi banding. Salah satunya adalah sebanyak 273 siswa kelas X dari

SMAN 2 Ngawi pernah melakukan kegiatan pesantren kilat selama lima hari

tepatnya pada tanggal 28 Agustus hingga 1 September 2010.13

Berbagai perubahan sistem pendidikan yang acap kali begitu berpengaruh

dalam proses penyelenggaraan layanan pendidikan tidak membuat pondok

pesantren terbebani, justru dengan standar operasional yang begitu disiplin,

progresif dan selalu terbuka terhadap perubahan jaman, PPMI Asslaam mampu

mempertahankan eksistensinya hingga saat ini dan tidak pernah kehilangan

peminat dalam penyelenggaraan pendidikan.14

2. Implementasi Pembinaan Santri

Keseluruhan pembentukan sikap dan perilaku santri PPMI Assalaam

didasarkan pada nilai KeASSALAAMAN yang merupakan sumber nilai atau dasar

12

Harian SoloPos, Kamis 21 Juni 2009, Koleksi Humas PPMI Assalaam

13

Ibid, Rabu 30 Agustus 2010

14

Wawancara dengan Ustad Kadarusman tanggal 2 Mei 2016 di Kantor

Biro Asslaam

102

yang menjiwai semua sistem nilai yang ada di PPMI Assalaam. Salah satu nilai

dalam Keassalaaman yang sangat digunakan untuk mempersiapakan santri untuk

terjun kemasyarakat adalah kepemimpinan dan kedisiplinan santri serta adab

mu’alim dan muta’alim.15

Pada dasarnya semua kegiatan yang dilakukan santri merupakan sebuah

bentuk pembinaan, namun istilah pembinaan santri sering digunakan untuk

menyebut kegiatan diluar jam mata pelajaran yang diampu oleh unit pendidikan

formal. Seluruh kegiatan pembinaan di PPMI Assalaam ditangani oleh bagian

kesantrian.Tanggung jawab pembinaan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga

kategori yaitu pengembangan minat dan bakat, kedisiplinan dan keorganisasian,

serta pegabdian masyarakat. Hal ini semua didasarkan pada upaya untuk

memberikan santri berupa lima kemampuan dasar dan profil lulusan santri

Assalaam. Pembahasan secara terperinci bisa kita lihat sebagai berikut:

a. Pengembangan Minat dan Bakat

Bentuk pengembangan minat dan bakat santi PPMI Assalaam di lakukan

dengan penyelenggaraan kegiatan ekstra kulikuler. Ekstrakurikuler merupakan

kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di

sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan

memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari

berbagai bidang studi. Beda dengan KBM yang merupakan kegiatan wajib yang

15

Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta, op.cit., hlm. 1.

103

harus diikuti oleh seluruh santri, kegiatan ekstrakulikuler bersifat pilihan

berdasarkan minat dari santri.

Kegiatan ekstrakurikuler di memiliki beberapa tujuan di antaranya:

1) Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat

dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial,

budaya dan alam semesta.

2) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar

dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.

3) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab

menjalankan tugas.

4) Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan

dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri.

5) Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-

persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif

terhadap permasalahan sosial keagamaan.

6) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik

agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.

7) Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk

komunikasi (human relation) dengan baik; secara verbal dan nonverbal.

Berdasar uraian di atas tujuan ekstrakurikuler dapat disimpulkan: kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah akan menambah keterampilan lain dan mencegah

berbagai hal yang bersifat negatif pada saat ini. Selain itu kegiatan ekstrakurikuer

104

mampu menggali potensi dan mengasah keterampilan siswa dalam upaya

pembinaan pribadi.

Kegiatan Ekstrakulikuler yang diselenggarakan oleh PPMI Assalaam

dikelompokkan menjadi 7 kategori yaitu: kelopok seni dan ketrampilan, kelompok

olah raga, kelompok karya ilmiah, organisasi kepemimpinan, klub computer,

kepanduan, jurnalistik dan klub Astronomi.

Salah satu ekstrakulikuler di PPMI Assalaam yang cukup memikiki peran

signifikan dalam perannya sebagai pembaharu dalam sistem pendidikan keilmuan

diranah pesantren adalah Club Astronomi Santri Assalaam (CASA). CASA

sendiri resmi didirikan pada tahun 2005 tepatnya tanggal 16 April bertepatan

dengan acara peringatan hari astronomi dunia. Semangat pendirian Club

Astronomi di pesantren ini,adalah pada tahun 2005 PPMI Assalam mendapatkan

bantuan dua teleskop dari pemerintah melalui departemen agama.

Karena latar belakang sebagai umat Islam yang ibadahnya sangat berkaitan

dengan peristiwa astronomi maka teleskop bantuan dari Departemen Agama

tersebut langsung bisa dimanfaatkan untuk melakukan pengamatan-pengamatan

benda langit terutarna Hilal (bulan). Adapun pencetus ide pendirian Club

Astronomi ini adalah dua orang yaitu Ustad Budi Prasetyo dan Ustad AR Sugeng

Riyadi. Secara garis besar proses pendirian CASA diuangkapkan oleh Ustad AR

Sugeng Riyanto sebagai berikut:

Waktu itu Ustad Budi (Almarhum) yang berlatar belakang sebagai guru

aqidah menawarkan untuk melihat hilal dengan teleskop. Beliau juga

bilang ini ihtiar sebagai aplikasi pengamalan syariat. Maka ketika

beberapa percobaan pengamatan hilal berhasil dilakukan,

selanjutnyasekalian saja kita bentuk clubastronomi, agar para santri tidak

105

hanya mampu memahami secara teori, namun juga mampu

mempraktikannya didalam kehidupan seharai-hari.16

Setelah berdirinya CASA, maka banyak santri yang berbondong-bondong

bergabung, kemudian dari banyaknya anggota inilah, CASA lebih banyak

melakukan aktivitas diantaranya observasi dan pendokumentasian hilal yang

dilakukan setiap pergantian bulan hijriah, observasi gerhana dan benda langit

lainnya, mempelajari, mempraktikkan dan memperingati hari arah kiblat, serta

peringatan Astronomi Day yang diselenggarakan rutin setiap tahunnya bertepatan

dengan peringatan hari astronomi.

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh CASA, maka panitia baik dari

kalangan santri dan pengajar selalu berusaha mengemas acara dengan tujuan

mengedukasi masyarakat untuk lebih mengenal dunia astronomi. Oleh karena itu,

dalam setiap rangakaian acara peringatan Astronomi Day biasa digelar acara expo

yang mendatangkan pakar astronomi untuk kegiatan seminar dan juga beberapa

pameran alat-alat dalam dunia astronomi hasil karya santri Assalaam.17

Untuk hal ini, Ustad AR. Sugeng Riyanto mengatakan:

"Menyadarkan masyarakat santri tidaklah mudah, maka haras dimulai dari

skup yang lebih kecil dahulu. Dengan mengadakan seminar, expo dan kita

undang anak-anak dari usia dini maka harapannya kedepan mereka akan

lebih mengenal dan mencintaidunia astronomi. Sehingga akan lebih mudah

dalam mensinergikan maksud syariat dan kemajuan teknologi"

16

Wawancara dengan AR Sugeng Riyanto tanggal 27 Januari 2016

17

Harian op.cit, Senin 4 Mei 2009

106

Gambar. 2

Kegiatan Astronomy Day 2010

Sumber: Dokumen foto CASA

Gambar. 3

Teleskop pipa hasil karya santri CASA dalam Expo Astronomi tahun 2007

Sumber: Dokumen foto CASA

b. Pembinaan Akhlak, Kedisiplinan dan Kepemimpinan

1) Pembinaan Akhlak dan Kedisplinan

Elemen pembinaan yang tidak kalah penting dari proses pembelajaran

kognitif adalah tentang akhlak atau dilingkungan PPMI Assalaam disebut dengan

107

adab mu’alim dan muta’alim. Adab ini sering diartikan dengan pengelolaan

perilaku yang diatur oleh Islam. Perilaku tersebut meliputi adab dan bagaimana

cara bersikap terhadap Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, para sahabat RA,

dengan Ulama, Ustad, Orang tua, teman maupun dengan dirisendiri. Adab inilah

yang nantinya akan berdampak pada pembawaan seorang santri di masyarakat,

sehingga keberhasilan pendidikan moral di esantren dapat dilihat daribagaimana

adab dan perilaku santri. Di PPMI Assalaam, pola tingkah laku atau akhlakul

karimah ini sering disebut engan istilah suluk.

Penyampaian pelajaran diatas bisa disampaikan melalui bentuk halaqah.

Kegiatan ini biasa mengambil tempat dikamar santri dengan pemisahan antara

santri putra dan putri. Kamar santri di PPMI Assalaam yang dijadikan pusat

kegiatan halaqah dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: Kamasartra/tri,kapatra/tri

dan kagatra/tri. Kamasarta/tri adalah kamarbesar putra /putrid yang berisi 20 santri

dengan fasilitas alamari, kasur dan kamar mandi diluar.18

Kapatra/tri adalah

singkatan dari kamar empat putra/putrid dengan fasilitas yang sama, namun

kamarmandi berada didalam. Kagatra/tri adalah singkatan dari kamar tiga

putra/putri dengan fasilitas yang sama dengan patra.19

Dalam setiap kamar tersebut, kegiatan halaqah yang dipandu dan

difasilitasi oleh seorang pengasuh. Adapun kegiatan halaqah ini dimaksudkan

18

Kamar jenis besar ini diperuntukkan bagi santri baru pada tahun

pertama. Setiap kamar terdapat kakak kelas sebagai pembimbing kamar dan

wali asrama sebagai pengasuh rayon.

19

Jenis kamar ini dikhususkan bagi santri yang sudah masuk pada

tahun kedua. Santri yang berhak menempati kamar ini harus lulus seleksi yang

ditentukan oleh pondok. Biasanya memakai standar nilai akademis kemampuan

berbahasa, hafalan Quran, akhlak dan lain sebagainya.

108

untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi santri, baik

yang berkaitan dengan kegiatan belajar, keluarga, kesehatan maupun hubungan

soaial santri selama di pesantren. Model halaqah seperti ini baru dimulai pada

tahun 2000 setelah jumlah santri bertambah banyak dan sudah dibangun rayon-

rayon tempat tidur santri. Sebelumnya, pada masa awal baik saat masih berlokasi

di Punggawan maupun masa awal di Pabelan halaqah santri masih dilakukan rutin

di ruang kelas.20

Sri Hartini selaku Kepala Kesantrian Putri menambahkan.

Bahwa dengan interaksi yang terbagun dengan baik antara pengasuh dalam

hal ini Ustad/Ustadzah yang bertugas disetiap kamar dapat diperoleh

berbagai informasi mengenai santri, sehingga dalam penanganan,

pengarahan dan hal-hal lain akan lebih mudah. Selain halaqah masih ada

kegiatan lain yang dapat dijadikan sarana komunikasi dan pembangunan

hubungan persaudaraan dan soaial diantaranya adalah kegiatan

kebersihankamar dan makan bersama. Kegiatan kebersihan kamar yang

dilakukan secara ratin dari menyeting tempat tidur dan tempat belajar serta

mendesign keindahan kamar tentu hal ini akan mengasah kemampuan

berinteraksi, kerjasama maupun kedisiplinan.

Selanjutnya pendidikan pondok yang juga menjadi sangat penting adalah

sholat wajib. Dalam kegiatan sholat berjamaah terdapat beberapa pendidikan

bergahra bagi santri, bahkan hal ini masuk da diatur dalam buku panduan

kedisiplinan santri yang dikenal dengan TIBSAR (tata tertib dasar santri).

Dalam proses pembinaan santri, tentu tidak selamanya berjalan mulus

beberapa faktor internal maupun eksternal sangat mempengaruhi perilaku santri

sehingga membuat mereka melanggar beberapa aturan dari tingkat ringan, sedang

hingga berat. Beberapa hal yang menyebabkan santri melakukan pelanggaran

kedisiplinan adalah: santri terpengaruh oleh pola budaya diluar pesantren.

Pengaruh luar pesantren ini biasanya disebabkan santri terlalu sering berhubungan

20

Wawancara dengan Sri Hartini tanggal 20 Januari 2016.

109

dengan komunitas diluar pesantren. Selain itu faktor pembawaan dari santri

sendiri yang dipaksa oleh orang tua untuk masuk dalam pendidikan pesantren

sehingga masih sulit meninggalkan kebiasaan kebiasaan buruk yang dibawa

sebelumnya. Adanya interaksi ini diakui dari pihak pesantren cukup sulit

mengontrol keluar masuk santri secara 100%. Disisi lain santri yang memiliki

masalah bawaan dari rumah sering mengelabuhi petugas pondok untuk dapat

keluar masuk dengan mudah.21

Belum pahamnya santri dalam pemahaman pelajaran akhlakul karimah

juga mengakibatkan pelanggaran dalam berperilaku. Sistem pembinaan santri

senior kepada santri yang lebih muda sering menjadikan mereka terjebak dalam

sistem senioritas. Beberapa contoh kasus yang terjadi seperti yang diungkapakan

Aswin Yabelanji ketika masih menempuh studi di PPMI Assalaam

mengungkapkan pelanggaran yang sering dilakukan oleh santri biasanya sering

membolos kelas mengaji atau halaqah biasanya mereka melanggar karena ingin

menonton hiburan diluar pesantren seperti pertandingan bola atau yang lainnya.

Pelanggaran kecil lainnya adalah ketahuan merokok, membuli teman dan lain

sebagainya. Adapun pelanggaran berat yang pernah ia alami adalah adanya

kesalah pahaman antara santri yang leih muda kepada santri yang lebih senior

hingga menimbulkan masalah antar angkatan.

Pernah waktu itu ada temen saya kelas X yang merasa kehilangan sandal,

padahal sandal itu baru beli dan harganya mahal. Pas lagi bingung tiba-tiba

ada santri kelas XI dating mengembalikan sandal. Temen saya langsung

marah dan malah jadi rebut antara kelas X dan XI. Akhirnya semua yang

terlibat disidang dan dapet teguran keras. Selain itu juga pernah ada kasus

21

Wawancara dengan Sukhamdi tanggal 5 Februari 2016

110

pemalakan. Itu ada anak TKs yang jadi sasaran. Setelah ada yang lapor

langsung saja itu dapat sanksi keras, untung tidak dikeluarkan.22

Menghadapi pelaggaran santri seperti ini, pesantren memilih mnggunakan

pendekatan psikologi dengan mempertimbangkan latar belakang santri hingga

keluarganya. Penanganan terhadap pelanggaran yang baru dilakukan sekali tentu

berbeda dengan yang sudah berulang kali dan pelannggaran yang bersifat sangat

berat. Media yang selama ini digunakan untuk memecahkan masalah adalah

bimbingan konseling khusus dan irsyad yang terdiri dari unsure pengasuh sekolah

atau petugas bimbingan konseling dan pengasuh kepondokan yang

tugasnyamemberikan rekomendasi hasil pemutusan kasus kepada Mundir.

Adapun sanksi yang secara resmi ditetapkan pondok meliputi:

a) Tingkatan ringan: berusaha menghafal, merangkum, membangunkan santri

waktu subuh, menyapu, mengepel, meminta nasihat dan tanda tangan

kepada santri senior, menulis ayat Al Quran dan Hadits.

b) Tingkatan sedang: membuat surat pernyataan, membuang sampah,

membersihkan kamar mandi dan WC, potong raambut, dilarang keluar

kompleks paling lama 3 bulan, melakukan rekonstruksi, meminta nasihat

dan tanda tangan kepada santri senior, menulis ayat Al Quran dan Hadits.

c) Tingkatan berat berupa mengembalikan dan atau mengganti kerusakan,

skorsing dan dikembalikan kepada orang tua.23

22

Wawancara dengan Aswin Yabelanji tanggal 4 Mei 2016

23

Kadarusman, Nilai-Nilai Dasar Pendidikan Keassalaaman, (Surakarta:

Assalaam Press, 2006), hlm. 142.

111

2) Kepemimpinan Santri

Jiwa kepemimpinan sangat penting bagi santri,sebab santri di pesantren

memang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin ummat dimasa yang akan datang.

Kepemimpinan umat merupakan sosok yang berakhlak mulia dan berkomitmen

mendarmabaktikan jiwa dan raga demi kemaslahatan umat baik dalam bidang

ekonomi, politik maupun lingkup keluarga. Dalam kepemimpinan ummat,

akhlakul karimah, kejujuran, kesabaran kepedulian sosial, keilmuan, dan

keterlibatan aktif dalam masyarakat menjadi nilai-nilai yang dominan.

Kepemimpinan itu membutuhkan keterampilan memimpin yang tidak bias

diperoleh dengan hanya membaca buku. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan

yang diselenggarakan selalu mengandung tanggungjawab atas amanahnya. 24

Pembelajaran kepemimpinan di PPMI Assalaam telah melekat dalam

kegiatan-kegiatan santri yang bersifat berjenjang. Kegiatan-kegiatan santri yang

terdapat unsure pembelajaran kepemimpinan diantaranya adalah: organisasi kelas,

kamar dan asrama; organisasi klub dan kelompok kajian Organisasi kegiatan

muhadharah; organisasi kepanduan, organisasi konsulat, organisasi kegiatan

kepanitiaan. Kesemua organisasi santri tersebut dibawahi oleh organisasi santri

utama yaitu: Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam

(OPPPMIA).

24

Ibid. hal 87

112

OPPPMIA merupakan organisasi pelajar yag ditetapkan oleh Mundir

Pondok. Organisasi ini dibentuk pada tahun 198325

oleh pondok disamping

sebagai wahana kepelatihan santri dalam bidang kepemimpinan, juga berfungsi

utuk mengemban fungsi pembibingan dan pembinaan edukasi santri. Adapun

tujuan pembentukan OPPPMIA ini adalah: (1) membantu Pimpinan PPMI

Assalam (2) membantu enegakkan disiplin santi di lingkup PPMI Assalaam,

membantu proses pendidikan dan pengajaran di PPMI Assalam seperti

halaqah,setoran hafalan, membaca Al Quran dan lain sebagainya. Dan selanjutnya

adalah untuk melatih berorganisasi , mencari pengalaman dan disiplin diri.26

Kepengurusan OPPPMIA berkaitan dengan seluruh santri yang secara

otomatis menjadi anggota OPPPMIA sebagai organisasi induk. Pengurus

OPPPMIA didomonasi oleh santri kalas V dan sebagian kecil santri kelas VI.

Pengurus OPPPMIA adalah santri yang diangkat oleh pimpinan Pondok untuk

membantu pengasuh dalam penyelenggaraan pendidikan. Dalam menjalankan

tugasnya, pengurus OPPPMIA bertanggungjawab terhadap kesantrian dan

melakukan pembinaan terhadap anggotanya. Apabila anggota melakukan

pelanggaran, pengurus mempunyai wewenang utuk member sanksi kategori

ringan dengan sepengetahuan pengasuh atau pembimbing keantrian. Sanksi

kategori sedang dan berat diberikan oleh pimpinan Pondok atau petugas yang

ditunjuk.

25

Dibentuk pada angkatan kedua setelah angkatan pertama santri PPMI

Punggawan naik kelas II.

26

Sri Hartini, log.cit

113

c. Pengabdian Masyarakat

Sebagai sebuah lembaga yang tidak terisahkan dari masyarakat, PPMI

Assalaam tentu memiliki program pengabdian masyarakat sebagai salah satu

realisasi dari strategi pesantren al-Bi’tsah ad-Da’wiyah (dakwah terhadap

masyarakat) dan meningkatkan kemampuan sumber daya insan dalam

masyarakat.27

Oleh karena itu, berbagai bentuk kegiatan pegabdian masyarakat

dilakukan antara lain:

1) Peduli Masjid/Hikmah Tarbawiyah

Kegiatan ini rutin dilakukan oleh santri PPMI Assalaam yang sudah duduk

dibangdu sekolah atas baik dari SMA, MA maupun SMK pada hari sabtu,ahad

senin. Kegiatan ini dilakukan sore hari dengan membantu penyelenggaraan

pendidikan Al Quran di masjid –masjid sekitar PPMI Assalaa. Santri yang

mendapatkan amanah ini adalah santri yang memiliki kemampuan yang lebih

antara lain: amanah kemampuan membaca AlQuran dan kemampuan

bersosialisasi. Jumlah santri yang terlibat aktif dalam kegiatan ini sejumlah 30

orang.

27

Wawancara dengan Qomaruddin tanggal 26 Januari 2016

114

Gambar. 6

Aktivitas mengajar TPA santriwati Assalaam tahun 1995

Sumber: Dokumen Kesantrian Putra

Selain mengadakan kegiatan pendampingan mengaji, untuk santri putra

biasa menjadi imam dan khatib jama’ah shalat Jumat dan Tarawih Ramadhan

dimasjid-masjid binaan PPMI Assalaam. Namun khusus untuk Masjid

Ibadurrahman dilakukan setiap hari sebagai imam shalat.

Tabel. 15

Daftar Masjid Binaan Santri PPMI Asslaam

No Nama Masjid Alamat

1 Al Kautsar Pabelan

2 Abu Bakar Gonilan

3 Al Manar Gonilan

4 Mutaqien Pajang

5 Ibadurrahman Pabelan

Sumber: Wawancara dengan Sri Hartini dan observasi Januari 2016.

115

2) TPA dan Pesantren Ramdhan

Kegiatan ini dilkasanakan khusus pada bulan Ramadan sebelum jadwal

perpulangan santri. Selama lebih dari 2 minggu anak-anak usia SD disekitar PPMI

Assalaam mendapatkan pendidikan membaca Al Quran, dan materi keIslaman

lainnya sesuai dengan kebutuhan. Khusus untuk bulan ramadhan masjid PPMI

Assalaam yang terbuka untuk umum juga menyediakan buka puasa gratis untuk

masyarakat disekitar Assalaam baik untuk para tukang becak, penjual Koran atau

Mahasiswa.

3) Bakti Sosial

Dalam setiap tahunnya, santri PPMI Assalaam selalu mengadakan

kegiatan sosial. Kegiatan sosial tersebut berupa home stay, dimana santri slama 3

hari akan ditempatkan di kawasan terpencil dan hidup membaur bersama

masyarakat. Disana santri mengadakan kegiatan-kegiatan seperti pengajian akbar

dan pasar murah. Adapun hasil dari penjualan pasar urah tersebut disumbangkan

kepada pengurus masjid setempat untuk digunakan sebagai kegiatan dakwah.

Proses interaksi santri dengan masyarakat dinilai adalah suatu bentuk

implikasi dari teori-teori keilmuan yang selama ini didapat dikegiatan belajar

mengajar. Alhasil eksistensi seluruh elemen pesantren baik dari tenaga pengajar,

santri dan alumni telah mampu berbicara diranah pendidikan modern baik di

tingkat regional maupun nasional.

116

Dari sisi masyarakat, keberadaan PPMI Asslaam semakin bisa dirasa

manfaatnya terhadap pemahaman akan pentingnya keseimbangan antara

kehidupan duniawi dan spiritualitas. Tingkah laku, tutur kata dan gaya hidup yang

tidak berlebihan namun tetap menunjukkan kualitas sebagai seorang intelektual,

membuat santri-santri yang sering bersinggungan dengan masyarakat dianggap

mampu menjadi contoh ideal bagi anak-anak yang saat ini mulai mengalami krisis

keteladanan.28

C. Eksistensi Alumni PPMI Assalaam di Masyarakat

Sejak didirikan tahun 1985, PPMI Assalam telah mencetak lebih dari

13.000 alumni. Alumni-alumni PPMI Assalaam ini merupakan potret dari hasil

sistem pendidikan yang dikembangkan. Sesuai dengan konsep modern yang

menjadi dasar pendidikan Assalaam yang menitik beratkan pada adaptasi terhadap

kemajuan teknologi di era global dengan berwawasan Islam yang kuat, maka

hingga sekarang alumni Assalaam telah menyebar di berbagai sektor kehidupan

sosial.

Berkat nilai-nilai kebersamaan, keterikatan dan nilai-nilai silaturahim yang

telah tertanam selama berproses di PPMI Assalaam, maka mereka membentuk

sebuah organisasi ikatan Alumni. Organisasi tersebut bernama Ikatan Alumni

Ma’had Assalaam (IKMAS) yang telah berdiri sejak tahun 1988. Adapaun

IKMAS memiliki tujan: (1) memperkuat Ukhuwah Islamiyah dikalagan alumni

PPMI Assalaam, (2) turut berperan aktif atas kelangsungan dan kemajuan PPMI

28

Wawancara dengan Muslich Sutopo tanggal 2 Februarai 2016

117

Assalam dan (3) berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat yang diridhoi

Allah SWT.

Menurut data persebaran alumni yang dimiliki IKMAS, setidaknya alumni

PPMI Assalaam dapat dikategorikan kedalam empat sektor jaringan, yaitu

Jaringan Dakwah, Sosial, dan Pendidik; Jaringan Pekerja Profesional dan

Lembaga Strategis; Jaringan Wirausaha dan Jaringan Mahasiswa.29

Tabel. 16

Presentase Persebaran Alumni PPMI Assalaam tahun 1985 - 2015

Sumber: Kumpulan Data dan Potensi Alumni PPMI Assalaam. Dokumen

Pengrurus Pusat IKMAS

1. Jaringan Mahasiswa

Perlu diketahui bahwa sejak berdiri, sesuai dengan orientasi konsep

modernisasi kurikulum PPMI Assalaam yang berorientasi pada output yang

29

Wawancara dengan Rochmad Suphianto tanggal 7 Mei 2016

Dakwah, Sosial dan Pendidik

17%

Pekerja Profesional

28%

Wirausaha 16%

Mahasiswa 39%

118

professional dan mampu bersaing di era global, maka hampir seluruh lulusan

PPMI Assalaam melakukan studi lanjut ke perguruan tinggi baik negeri maupun

swasta dengan bermacam-macam jurusan.

Dari data alumni yang diperoleh maka dapat di ambil presentase sebanyak

2% mengambil studi lanjut di luar negeri seperti Universitas Al Azhar, Tokyo

University,University MARA Technology Malaysia, University of Shouthamton

Inggris, Uninversity Of Australia, Jerman, Belanda dan lain sebagainya. Adapun

25% studi lanjut di Universitas Negeri seperti UIN Suka, IAIN Surakarta,

UNDIP,UNIBRAW, UNS, UGM, ITB, UI, UNAIR, IPB dan lain sebagainya.

Adapun sisanya menempuh studi lanjut di Universitas Swasta seperti UMS,

LIPIA, Gunadarma, AMIKOM, UNISULA dan lain sebagainya.30

Dari jarigan mahasiswa inilah, santri PPMI Assalaam mulai mengenal

banyaknya pilihan studi lanjut. Hal ini dikarenakan jaringan alumni mahasiswa

setiap tahun rutin mengadakan expo di PPMI Assalaam dalam rangka memberi

informasi terkait pendidikan tinggi dari masing-masing Universitas.

2. Jaringan Dakwah, Sosial dan Pendidikan

Jaringan dakwah, sosial dan pendidik adalah mereka alumni PPMI

Assalaam yang bergerak sebagai pendakwah/kyai, guru, kepala sekolah, dosen

pengrus yayasan sosial. Dari jarigan ini pula dapat dilihat bahwa banyak alumni

PPMI Assalaam yang mengabdi kembali ke almamaternya sebagai guru, kepala

sekolah hingga wakil Mundir PPMI Assalaam. Beberapa diantaranya adalah Dr.

Kadarusman, M.Ag. Sebagai alumni PPMI Assalaam ia mampu menyelesaikan

30

Pengurus IKMAS, Fantasyiru, (Surakarta: IKMAS, 2015), hlm. 17-24.

119

pendidikan doktornya di bidang studi Islam UIN Sunan Kalijaga dan mengabdi di

PPMI Assalaam sebagai Ketua Majelis Pendidikan dan Kesantrian YMPIS. Dr

Kadarusman juga memiliki peran besar dalam usaha perumusan baku nilai-nilai

Keassalaaman yang digunakan sebagai sumber berkehidupan di lingkungan PPMI

Assalaam.

Selain Kadarusman adapula AR. Sugeng Riyadi, S.Pd. Kiprahnya sebagai

Kepala Laboratorium dan Astronomi PPMI Assalam telah menginisiasi pendirian

klub astronomi bagi santri PPMI Assalaam. Perkembangan CASA ternyata

dampak positif bagi perkembangan kegiatan astronomi di wilayah Solo Raya,

sehingga saat ini PPMI Assalaam telah dikenal sebagi pesantren pertama di

Indonesia yang memiliki wahana observatorium dan menjadi rujukan bagi seluruh

jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi baik dari sekolah-sekolah

berlatar belakang Islam maupun Non Islam. Berkat sepak terjangnya itu pula, AR

Sugeng Riyadi ditunjuk sebagai Ketua Umum Asosiasi Maestro astronomi dan

Ilmu Falak Indonesia sekaligus sebagai anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag RI.31

3. Jaringan Pekerja Profesional

Adapun Jaringan Pekerja Profesional adalah jaringan alumni Assalaam

yang tersebar sebagai PNS, Pejabat Pemerintahan, Polisi, TNI , Ahli IT, Herbalis,

Dokter hinga wartawan. Adapun salah satu Alumni PPMI Assalaam yang mampu

menempati posisi professional yang cukup tinggi adalah H. Lulu Muhammad

Iqbal. Pria asal Lombok NTB ini telah menyelesaikan jenjang pendidikan sarjana

di jurusan HI UMY dan Sejarah UGM, program Magister di HI Universitas

31

Ibid., hlm 29

120

Indonesia, dan menyelesaikan program doctor di program International Relations

University of Bucharest, Rumania. Kini ia duduk sebagai Pejabat Eselon 2 dengan

menjabat Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia, Kementrian

Luar Negeri Republik Indonesia.

Contoh alumni berikutnya adalah Mayor Laut (P) Nurulloh Zemy

Prasetyo. Sebagai TNI AL Mayor Nurulloh telah mencapai pangkat Perwira

Menengah Bidang Operasional TNI AL. Jabatan yang ia peroleh sekarang

semuanya berkat latar belakang gelarnya sebagai peraih Master of Science in

Applied Physics, Weapon Engineering, Combat System Science dan Teknology,

Physics Departement, Naval Pastgraduate School Montery California Amerika

Serikat.32

4. Jaringan Wirausaha

Dalam perkembangan era global dan measuki Masyarakat Ekonomi Asean

yang notabene negara membutuhkan banyak pelaku usaha tanah air guna

memperkuat pondasi ekonomi negara dipasar global, maka dari rahim PPMI

Assalaam tercatat sebanyak 165 wirausahawan setingkat owner atau owner

bersama dalam berbagai sektor, dari sector perdagangan, ekspor impor maupun,

IT dan usaha kreatif lainnya. Jika diasumsikan bahwa seorang owner memiliki

karyawan 100 orang, maka sudah ada lebih ari 16.000 orang terserap sebagai

tenaga kerja produktif33

.

32 Ibid., hlm 29 33

Rocmad Suphianto, log.cit.

121

Salah satu contoh alumni yang memiliki kesuksesan dibidang wirausaha

adalah H.M Syarif Hidayatullah. Alumnus PPMI Assalam tahun 1990 itu kini

menjadi Owner C.V Fadjar Abadi Sedjahtera yang bergerak disektor Distributor

rangka baja ringan da interior. Ia juga menjabat sebagai konsultan bisnis PT.

Ritelteam Sukses Indonesia, bergerak dibidang konsultan bisnis minimarket dan

supermarket di Indonesia.

Perkembangan jaringan yang dilakukan oleh anggota IKMAS begitu

mendorong kemajuan bagi pesantren. Seperti yang disampaikan oleh Ustad

Qomaruddin:

“Sebelum jaman seperti sekarang, akses informasi terhadap berbagai

sektor seperti basiswa di Universitas Unggulan, perusahaan-perusahaan

ternama jelas sangat sulit didapatkan. Untuk itu peran jaringan alumnilah

satu-satunya yang dapat diharapkan. Dan sekarang hampir setiap tahun

lulusan Assalam ada yang studi lanjut keluar negeri. Bahkan sekarang

melihat alumni yang semakin beragam,maka semakin banyak pilihan pula

bagi santri untuk memilih jalan hidup mana yang akan mereka tempuh.”34

Selain Ustad Qomar,Ustad Muhammad Arifin juga menyampaikan:

“Dengankemampuan bahasa dan skill program studi jurusan SMK

Assalaam yang sudah standard internasional banyak selaki tawaran

perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja mereka. Namun hampir

seluruh lulusan SMK Assalaam memutuskan untuk studi lanjut

keperguruan tinggi. Dan melalui networking yang ada inilah banyak

lulusan yang studi lanjut keluar negeri seperti Malaysia, Jerman dan

Perancis. Sedangkan di Indonesia disetiap Universitas ternama sudah ada

alumni kita”35

34

Qomarudin log.cit.

35

Muhammad Arifin log.cit.

122

Melihat beragamnya output yang dihasilkan maka gagasan modernisasi

pendidikan Islam yang dikonsep para pendiri PPMI Assalaam dan diterjemahkan

dalam kerangaka sistem pendidikan dan pembinaan santri dapat dikatakan sukses.

Kesuksesan tersebut dapat diukur dari parameter berubahnya paradigma

masyarakat mengenai pendidikan Islam terutama pesantren selama ini yang hanya

menghasilkan Ulama yang ahli pada ilmu agama saja. Perubahan paradigma itu

juga dapa dilihat dari semakin tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan

anaknya pada sekolah-sekolah berbsis Islam, dimana mereka tidak merasa

khawatir lagi tentang kualitas mutu dan opsi pilihan studi lanjut pada bidang

profesinal.

Dilihat dari sudut pandang penyelenggaraan pendidikan, perubahan

tersebut juga dibarengi dengan tumbuhnya model pendidikan Islam modern yang

memadukan antara sistem pendidikan kalsikal dan pendidikan pesantren. Mulai

tahun 2006, banyak Madrasah Aliyah negeri maupun swasta tidak lagi hanya

membuka kelas regular, namun juga mulai membuka layanan boarding krena

sistem ini telah terbukti mampu mendongkrak prestasi belajar dan pemahaman

siswa.36

36

Wawancara dengan MT Arifin tanggal 3 Mei 2016