bab iv hasil penelitian dan pembahasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10232/5/t1...pada...

36
64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi tiap siklus yang dilakukan selama proses penelitian berlangsung. 4.1. Deskripsi Siklus I Dalam deskripsi siklus I akan diuraikan mengenai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran dalam siklus I dilaksanakan selama 3 pertemuan. 4.1.1. Rencana Tindakan Rencana tindakan dalam siklus I terdiri dari 3 perencanaan pertemuan dengan rincian sebagai berikut : a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 Mei 2016 jam pelajaran pertama sampai kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Siswa yang mengikuti pembelajaran 16 siswa. Pada pertemuan ini guru membahas mengenai menentukan volume kubus dan balok. Langkah-langkah pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Untuk mengawali kegiatan pembelajaran guru mengucapkan salam, berdoa, memeriksa kehadiran siswa dan guru memberikan apersepsi dengan cara menunjukkan sebuah benda yang ditutup kain, guru membuka penutup kemudian bertanya kepada siswa “Nah, ada benda apa ini ?” “Disini ada 2 kotak besar yaitu kotak A dan kotak B. berbentuk apakah kotak A dan kotak B? di dalam kedua kotak ini terdapat kotak kue, berbentuk apa kotak kue ini? Berapa banyak kotak kue yang ada di dalam kotak A? Berapa banyak kotak kue yang ada di dalam kotak B? Bagaimana caramu menghitungnya?. Setelah 64

Upload: dophuc

Post on 17-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari

pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi tiap siklus yang dilakukan

selama proses penelitian berlangsung.

4.1. Deskripsi Siklus I

Dalam deskripsi siklus I akan diuraikan mengenai tahap perencanaan,

pelaksanaan tindakan, dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan

pembelajaran dalam siklus I dilaksanakan selama 3 pertemuan.

4.1.1. Rencana Tindakan

Rencana tindakan dalam siklus I terdiri dari 3 perencanaan pertemuan

dengan rincian sebagai berikut :

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 Mei 2016 jam

pelajaran pertama sampai kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Siswa

yang mengikuti pembelajaran 16 siswa. Pada pertemuan ini guru membahas

mengenai menentukan volume kubus dan balok. Langkah-langkah

pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan pembelajaran Problem

Based Learning (PBL).

Untuk mengawali kegiatan pembelajaran guru mengucapkan salam,

berdoa, memeriksa kehadiran siswa dan guru memberikan apersepsi dengan

cara menunjukkan sebuah benda yang ditutup kain, guru membuka penutup

kemudian bertanya kepada siswa “Nah, ada benda apa ini ?” “Disini ada 2

kotak besar yaitu kotak A dan kotak B. berbentuk apakah kotak A dan kotak

B? di dalam kedua kotak ini terdapat kotak kue, berbentuk apa kotak kue ini?

Berapa banyak kotak kue yang ada di dalam kotak A? Berapa banyak kotak

kue yang ada di dalam kotak B? Bagaimana caramu menghitungnya?. Setelah

64

65

menyampaikan apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

diajarkan. Hal yang paling penting disampaikan pada awal pembelajaran

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) adalah menyampaikan

orientasi masalah kepada siswa. Guru menyampaikan masalah yaitu ada dua

buah kotak yaitu kotak A dan B. Kotak A berbentuk kubus dan berisi kubus-

kubus kecil, sedangkan kotak B berbentuk balok berisi kotak kue. Berapa

banyak kubus-kubus kecil yang dapat mengisi kotak A? Dan berapa banyak

kotak kue yang mengisi kotak B? Bagaimana cara menentukan volume kubus

dan balok?

Kegiatan selanjutnya guru menggali pengetahuan siswa dengan

memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi cara

menentukan volume kubus dan balok.

Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dengan cara setiap anak

diberi sebuah permen, kemudian siswa yang mendapatkan permen yang

sama kan menjadi sebuah kelompok yang beranggotakan 4 anak. Setelah

semua siswa menata tempat duduk dalam kelompok, lalu guru menjelaskan

arahan atau aturan dalam sebuah kelompok kemudian guru membagi

lebmbar permaslahan kepada setiap kelompok untuk dipecahkan secara

bersama-sama. Selanjutnya siswa memulai berdiskusi dengan kelompoknya

menegai hasil kerja mereka yang berkaitan dengan cara menentukan volume

kubus dan balok. Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk mengamati,

memotivasi, dan membantu siswa dalam proses pemecahan masalah. Guru

membantu setiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam pemecahan masalah

yang berkaitan dengan cara menentukan volume kubus dan balok.

Selanjutnya guru membimbing masing-masing kelompok dalam

menyampaikan hasil kerja kelompoknya. Tiap kelompok mendapatkan

giliran dalam menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Dalam

presentasi kelompok, siswa membuat sebuah bangun ruang dengan volume

yang sudah ditentukan dan sisi-sisi yang mereka temukan kemudian siswa

menuliskan dalam tabel yang sudah disediakan. Siswa yang lain merancang

bangun ruang dengan volume yang sudah ditentukan dengan menggunakan

66

peraga kubus satuan. Dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas

penyelesaian maslah dan memerikan saran perbaikan atas hasil presentasi

yang telah disampaikan.

Setelah selesaimelakukan pembahasan masalah, guru membimbing

siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi hasil laporan diskusi kelompok

yang telah disampaikan. Kemudian guru meluruskan setiap kesalahan

yang dilakukan siswa dalam kerja kelompok. Siswa diberi kesempatan

untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang belum jelas.

Dalam kegiatan akhir, guru membimbing siswa menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dilakukan, bahwa cara menentukan volume kubus

yaitu sisix sisi x sisi dan untuk menentukan volume balok adalah dengan

cara panjang kali lebar kali tinggi. Selanjutnya guru melakukan refleksi

pembelajaran, Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 9 Mei 2016.

Pada jam pertama dan kedua. Siswa mengikuti pembelajaran berjumlah 16

siswa. Pada pertemuan ini guru membahas mengenai cara menentukan

panjang, lebar, tinggi atau sisi pada kubus jika volume dan sisi yang ada

sudah diketahui. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa, dan

mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran, mempresensi

kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan mengulas

materi sebelumnya. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai siswa seusai pembelajaran. Guru mengingatkan kembali

masalah jumlah kotak kue yang ada di dalam kotak mika.

Kegiatan selanjutnya guru memberikan informasi dan penjelasan

kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari. Guru membagi siswa

menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok mendapatkan kubus satuan dan

lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama kelompoknya. Guru

memanfaatkan media kubus satuan sebagai alat peraga siswa dalam

menyelesaikan lembar kerja siswa. Guru membimbing siswa dalam

67

menyelesaikan lembar kerja siswa. Guru berkeliling ke setiap kelompok

untuk mengamati, dan membantu siswa dalam proses pemecahan masalah.

Kemudian guru membimbing masing-masing kelompok untuk

menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Guruuu memberi

kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban dari

kelompok yang sedang mempresentasikan hasilnya.

Guru memberipenguatan terhadap jawaban isswa yang telah

disampaikan. Guru membimbing siswa dalam menganalisis dan

mengevaluasi hasil laporan diskusi setiap kelompok yang telah

disampaikan. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila

terdapat hal-hal yang belum jelas.

Dalam kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk membuat

kesimpulan bahwa cara menemukan rumus untuk menghitung panjang jika

volume, lebar dan tinggi diketahui, yaitu dengan cara volume bagi lebar kali

tinggi, cara menentukan rumus untuk menghitung lebar jika volume,

panjang dan tinggi diketahui yaitu dengan cara volume bagi panjang kali

tinggi. Dan cara menentukan rumus mencari tinggi jika volume, panjang

dan lebar diketahui yaitu dengan cara menghitung volume bagi panjang kali

lebar. Cara menentukan sisi pada kubus jika volume sudah diketahui yaitu

dengan menarik akar pangkat tiga dari jumlah volume kubus.

Selanjutnya guru melakukan refleksi melalui beberapa pertanyaan,

keudian guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya yaitu akan

diadakan evaluasi pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa untuk

belajar agar dapat mengerjakan soal evaluasi dengan baik. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan mengucapkan salam.

c) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Selasa, 10 Mei 2016. Pada jam

pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan

awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa menurut

agamanya masing-masing, memeriksa kehadiran siswa dan kesiapan siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan

68

mengingatkan siswa pada masalah yang telah disampaikan dalam pertemuan

pertama, yaitu cara menghitung volume kotak kue yang ada di dalam kotak

mika. Setelah itu guru memberi kesempatan isswa untuk menampung

jawaban siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Pada pertemuan ketiga, guru mengulang materi pada pertemuan

pertama dan kedua yang telah dilaksanakan pada hari sebelumnya. Terlebih

dahulu guru memberikan kesempatan siswa untuk membeaca dan

memahami kembali materi pertemuan sebelumnya. Kemudian guru

memberikan waktu siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas.

Selanjutnya guru membagikan soal evaluasi kepada setiap siswa untuk

dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai dikerjakan lembar evaluasi

dikumpulkan.

Pada kegiatan akhir, siswa dengan arahan guru memberikan refleksi

pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswa dan menutup

pembelajaran dengan mengucapkan salam.

4.1.2. Pelaksanaan Observasi dan Tindakan Siklus I

4.1.2.1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan

dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2x35 menit atau 2 jam

pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan siklus I adalah:

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7 Mei

2016 jam pelajaran pertama dan kedua yaitu pukul 07.00 – 08.10 dan terdiri

dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir. Peneliti meminta bantuan observer yaitu guru kelas VI untuk mengamati

kegiatan guru, kegiatan siswa, dan keaktifan siswa dengan menerapkan

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran

Matematika. Materi yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah

69

volume kubus dan balok. Pelaksanaan tindakan menggunakan langkah-langkah

pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Langkah – langkah pembelajaran pada pertemuan pertama adalah

sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

Untuk mengawali kegiatan pembelajaran guru mengucapkan salam,

berdoa, memeriksa kehadiran siswa dan guru memberikan apersepsi dengan

cara menunjukkan sebuah benda yang ditutup kain, guru membuka penutup

kemudian bertanya kepada siswa “Nah, ada benda apa ini ?” “Disini ada 2

kotak besar yaitu kotak A dan kotak B. berbentuk apakah kotak A dan kotak

B? di dalam kedua kotak ini terdapat kotak kue, berbentuk apa kotak kue

ini? Berapa banyak kotak kue yang ada di dalam kotak A? Berapa banyak

kotak kue yang ada di dalam kotak B? Bagaimana caramu menghitungnya?.

Setelah menyampaikan apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan diajarkan. Hal yang paling penting disampaikan pada awal

pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) adalah

menyampaikan orientasi masalah kepada siswa. Guru menyampaikan

masalah yaitu ada dua buah kotak yaitu kotak A dan B. Kotak A berbentuk

kubus dan berisi kubus-kubus kecil, sedangkan kotak B berbentuk balok

berisi kotak kue. Berapa banyak kubus-kubus kecil yang dapat mengisi

kotak A? Dan berapa banyak kotak kue yang mengisi kotak B? Bagaimana

cara menentukan volume kubus dan balok?. Kegiatan selanjutnya guru

menggali pengetahuan siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan yang

berkaitan dengan materi cara menentukan volume kubus dan balok.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dengan

cara setiap anak diberi sebuah permen, kemudian siswa yang mendapatkan

permen yang sama kan menjadi sebuah kelompok yang beranggotakan 4

anak. Setelah semua siswa menata tempat duduk dalam kelompok, lalu guru

menjelaskan arahan atau aturan dalam sebuah kelompok kemudian guru

membagi lembar permasalahan kepada setiap kelompok untuk dipecahkan

70

secara bersama-sama. Selanjutnya siswa memulai berdiskusi dengan

kelompoknya menegai hasil kerja mereka yang berkaitan dengan cara

menentukan volume kubus dan balok. Guru berkeliling ke setiap kelompok

untuk mengamati, memotivasi, dan membantu siswa dalam proses

pemecahan masalah. Guru membantu setiap kesulitan yang dihadapi siswa

dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan cara menentukan volume

kubus dan balok. Selanjutnya guru membimbing masing-masing kelompok

dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya. Tiap kelompok

mendapatkan giliran dalam menyampaikan hasil kerja kelompok di depan

kelas. Dalam presentasi kelompok, siswa membuat sebuah bangun ruang

dengan volume yang sudah ditentukan dan sisi-sisi yang mereka temukan

kemudian siswa menuliskan dalam tabel yang sudah disediakan. Siswa yang

lain merancang bangun ruang dengan volume yang sudah ditentukan dengan

menggunakan peraga kubus satuan. Dengan mengacu jawaban siswa, guru

membahas penyelesaian masalah dan memerikan saran perbaikan atas hasil

presentasi yang telah disampaikan.

Setelah selesai melakukan pembahasan masalah, guru membimbing

siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi hasil laporan diskusi kelompok

yang telah disampaikan. Kemudian guru meluruskan setiap kesalahan

yang dilakukan siswa dalam kerja kelompok. Siswa diberi kesempatan

untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang belum jelas.

c. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dilakukan, bahwa cara menentukan volume kubus

yaitu sisi x sisi x sisi dan untuk menentukan volume balok adalah dengan

cara panjang x lebar x tinggi. Selanjutnya guru melakukan refleksi

pembelajaran, Kemudian guru mengakhiri pembelajran dengan

mengucapkan salam

2. Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ke dua dilaksanakan

pada Senin, tanggal 9 Mei 2016 selama 2 jam pelajaran dengan alokasi

71

waktu 2x35 menit yang dimulai pukul 07.00-08.10. Siswa yang mengikuti

pembelajaran berjumlah 16 siswa. Pada pertemuan ini terdiri dari tiga

kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Pada pertemuan ini guru membahas mengenai cara menentukan panjang,

lebar, tinggi atau sisi pada kubus jika volume dan sisi yang ada sudah

diketahui.

a. Kegiatan Awal

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam

dilanjutkan dengan berdoa, dan mengkondisikan siswa untuk siap menerima

pelajaran, mempresensi kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan

apersepsi dengan mengulas materi sebelumnya. Kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa seusai

pembelajaran. Guru mengingatkan kembali masalah jumlah kotak kue yang

ada di dalam kotak mika.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, Kegiatan selanjutnya guru memberikan informasi

dan penjelasan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari. Guru

membagi siswa menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok mendapatkan kubus

satuan dan lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama kelompoknya.

Guru memanfaatkan media kubus satuan sebagai alat peraga siswa dalam

menyelesaikan lembar kerja siswa. Guru membimbing siswa dalam

menyelesaikan lembar kerja siswa. Guru berkeliling ke setiap kelompok

untuk mengamati, dan membantu siswa dalam proses pemecahan masalah.

Kemudian guru membimbing masing-masing kelompok untuk

menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Guru memberi

kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban dari

kelompok yang sedang mempresentasikan hasilnya.

Guru memberi penguatan terhadap jawaban siswa yang telah

disampaikan. Guru membimbing siswa dalam menganalisis dan

mengevaluasi hasil laporan diskusi setiap kelompok yang telah

72

disampaikan. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila

terdapat hal-hal yang belum jelas.

c. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk membuat

kesimpulan bahwa cara menemukan rumus untuk menghitung panjang jika

volume, lebar dan tinggi diketahui, yaitu dengan cara volume bagi lebar kali

tinggi, cara menentukan rumus untuk menghitung lebar jika volume,

panjang dan tinggi diketahui yaitu dengan cara volume bagi panjang kali

tinggi. Dan cara menentukan rumus mencari tinggi jika volume, panjang

dan lebar diketahui yaitu dengan cara menghitung volume bagi panjang kali

lebar. Cara menentukan sisi pada kubus jika volume sudah diketahui yaitu

dengan menarik akar pangkat tiga dari jumlah volume kubus.

Selanjutnya guru melakukan refleksi melalui beberapa pertanyaan,

kemudian guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya yaitu akan

diadakan evaluasi pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa untuk

belajar agar dapat mengerjakan soal evaluasi dengan baik. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan mengucapkan salam.

3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Selasa, 10 Mei 2016. Pada jam

pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan

awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa menurut

agamanya masing-masing, memeriksa kehadiran siswa dan kesiapan siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan

mengingatkan siswa pada masalah yang telah disampaikan dalam pertemuan

pertama, yaitu cara menghitung volume kotak kue yang ada di dalam kotak

mika. Setelah itu guru memberi kesempatan isswa untuk menampung

jawaban siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Pada pertemuan ketiga, guru mengulang materi pada pertemuan

pertama dan kedua yang telah dilaksanakan pada hari sebelumnya. Terlebih

dahulu guru memberikan kesempatan siswa untuk membaca dan memahami

73

kembali materi pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru bertanya jawab

mengenai cara menghitung volume kubus dan balok dari permasalahan yang

sudah disampaikan pada pertemuan pertama. Kemudian guru memberikan

waktu siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas. Selanjutnya

guru membagikan soal evaluasi kepada setiap siswa yang berjumlah 10 soal

untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai dikerjakan lembar evaluasi

dikumpulkan.

Pada kegiatan akhir, siswa dengan arahan guru memberikan refleksi

pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswa dan menutup

pembelajaran dengan mengucapkan salam.

4.1.2.2. Pelaksanaan Observasi Siklus I

Pelaksanaan observasi dilakukan hanya pada pertemuan pertama dan

pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan pada pertemuan ketiga tidak ada

proses pembelajaran sesuai pada lembar observasi yang mengacu pada

langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Observasi siklus pertama meliputi observasi terhadap kegiatan guru

dan kegiatan siswa. Secara rinci hasil dari observasi terhadap kegiatan guru

dan siswa dijelaskan sebagai berikut :

a) Observasi terhadap kegiatan guru

Observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan pembelajaran

Problem Based Learning dilakukan selama pelaksanaan tindakan

berlangsung. Hasil dari observasi terhadap kegiatan guru pada siklus I

dalam menerapkan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sudah

terlaksana dengan baik.

Hasil rekapitulasi observasi kegiatan guru pada siklus pertama dapat

dilihat dalam tabel berikut ini :

74

Tabel 12

Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru dengan Penerapan Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siklus I

No Aktivitas Guru Pertemuan I Pertemuan II

Ya Tidak Ya Tidak

I PRA PEMBELAJARAN

1 Guru mengajak siswa untuk berdoa. √ √

2 Guru memeriksa kehadiran siswa. √ √

3 Guru menyiapkan peserta didik secara

psikis dan fisik. √ √

4 Guru melakukan apersepsi dan

memberikan motivasi kepada siswa. √ √

5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ √

6 Guru memberikan orientasi masalah. √ √

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

7 Guru menyampaikan informasi kepada

siswa. √ √

8

Guru bertanya jawab kepada siswa

bagaimana cara menentukan volume

kubus dan balok.

√ √

9 Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. √ √

10 Guru membagi alat dan bahan kepada

setiap kelompok. √ √

11

Guru memberikan masing-masing

kelompok permasalahan untuk

didiskusikan bersama masing-masing

kelompok.

√ √

12 Guru meminta siswa menyelesaikan

permasalahan sesuai kelompok. √ √

13 Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berfikir dan bertindak. √ √

14

Guru mendorong masing-masing siswa

untuk mengumpulkan informasi yang

sesuai permasalahan.

√ √

15

Guru mendorong siswa melaksanakan

diskusi kelompok untuk mendapatkan

penjelasan dan pemecahan masalah.

√ √

16

Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya.

√ √

17 Guru memberikan soal evaluasi. √ √

75

Hasil observasi kegiatan guru siklus I pertemuan I dalam menerapkan

pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika di

kelas 5 SDN Kauman Kidul menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan

guru terhadap pembelajaran Problem Based Learning pada siklus I

pertemuan I dari 22 indikator , terdapat 2 indikator yang belum terlaksana

dengan baik dan perlu ditingkatkan oleh guru yaitu mendorong masing-

masing siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai permasalahan

dan menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya.. Berdasarkan lembar

observasi tersebut, langkah – langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai

dengan sintak mencapai 90,90% atau sebanyak 20 indikator dari 22

indikator sesuai dengan tindakan yang dilakukan di kelas.

Hasil observasi kegiatan guru siklus I pertemuan kedua mengalami

peningkatan dibandingkan kegiatan guru pada siklus I pertemuan pertama,

dari 22 indikator pada kegiatan pembelajaran 21 indikator sudah terlaksana.

Berdasarkan lembar observasi tersebut, langkah-langkah kegiatan

pembelajaran yang sesuai dengan sintak mencapai 95,45 % atau sebanyak

21 indikator dari 22 indikator sesuai dengan tindakan yang dilakukan di

kelas. Terdapat 1 indikator yang belum terlaksana yaitu menyampaikan

tujuan pembelajaran.

No Aktivitas Guru Pertemuan I Pertemuan II

Ya Tidak Ya Tidak

KEGIATAN AKHIR

PEMBELAJARAN

19 Peserta didik bersama guru menyimpulkan

materi pembelajaran. √ √

20 Guru melakukan refleksi pada proses

pembelajaran. √ √

21

Guru menyampaikan rencana

pembelajaran yang akan dilaksanakan

selanjutnya.

√ √

22 Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucapkan salam. √ √

Jumlah 20 2 21 1

Persentase 90,90% 9,09% 95,45% 4,55%

76

b) Observasi terhadap kegiatan siswa

Hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa kelas 5 SD N Kauman

Kidul Salatiga dengan penerapan pembelajaran Problem Based Learning

siklus I dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:

Tabel 13

Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Siswa dengan Penerapan Model

Problem Based Learning (PBL) Siklus I

No Aspek-aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II Ya Tidak Ya Tidak

PRA PEMBELAJARAN

1 Siswa menempati tempat duduknya

masing-masing.

√ √

2 Siswa berdoa menurut agama dan

kepercayaan masing-masing.

√ √

3 Absensi √ √

4 Kesiapan dalam menerima pelajaran. √ √

KEGIATAN AWAL

5 Siswa mendengarkan dan manjawab

penjelasan awal atau apersepsi.

√ √

KEGIATAN INTI

6 Siswa mendengarkan orientasi masalah

dalam pembelajaran

√ √

7 Keberanian siswa dalam menyampaikan

pendapat/ jawaban dari masalah yang

disampaikan.

√ √

8 Siswa duduk secara berkelompok. √ √

9 Siswa melakukan diskusi dengan

kelompoknya dengan baik.

√ √

10 Keterlibatan siswa dalam penggunaan alat

peraga.

√ √

11 Kerja sama siswa dalam melakukan

diskusi kelompok.

√ √

12 Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok √ √

13 Aktif mencatat penjelasan yang diberikan. √ √

14 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok. √ √

15 Menyelesaikan evaluasi dengan jujur dan

tepat waktu.

√ √

KEGIATAN AKHIR

16 Kemampuan siswa dalam membuat

kesimpulan.

√ √

Jumlah skor 14 2 15 1

Persentase 87,5% 12,5% 93,75% 6,25%

77

Berdasarkan tabel 10 mengenai hasil observasi kegiatan siswa pada

penerapan pembelajaran Problem Based Learning siklus I pertemuan

pertama dari 16 indikator, terdapat 2 indikator yang belum dilaksanakan

oleh guru dan perlu ditingkatkan oleh siswa yaitu keberanian siswa dalam

menyampaikan pendapat atau jawaban dari masalah yang disampaikan, dan

aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan. Berdasarkan lembar

observasi tersebut, langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai

dengan sintak mencapai 87,5% atau sebanyak 14 indikator dari 16 indikator

sesuai dengan tindakan yang dilakukan di kelas. Observer memberikan

tanda (√) pada kolom tidak karena siswa belum bisa mempunyai keberanian

untuk memberikan jawaban atau pendapat dari masalah yang disampaikan

dan belum mencatat berbagai penjelasan yang diberikan guru.

Berdasarkan tabel 10 mengenai hasil observasi kegiatan siswa siklus I

pertemuan kedua dari 16 indikator, terdapat 15 indikator yang sudah

terlaksana dan 1 indikator yang belum terlaksana. Kegiatan siswa pada

siklus I pertemuan kedua sudah mengalami peningatan dibandingkan siklus

I pertemuan pertama. Berdsasarkan lembar observasi tersebut, langkah-

langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintak mencapai 93,75%

atau sebanyak 15 indikator dari 16 indikator sesuai dengan tindakan yang

dilakukan di kelas. Terdapat 1 indikator belum dilaksanakan oleh siswa

yaitu aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan.

4.1.3. Hasil Tindakan Siklus I

Hasil tindakan pada siklus I diperoleh dari hasil belajar Matematika

siswa kelas 5 SD Negeri Kauman Kidul dengan penerapan pembelajaran

model Problem Based Learning (PBL) dalam materi volume kubus dan

balok.

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I dengan

menerapkan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) oleh guru

maka dilakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan penerapan

78

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang diperoleh dari masing-

masing siswa. Tingkat keberhasilan penerapan model Problem Based

Learning (PBL) dapat diukur dari data hasil belajar Matematika apakah

sudah mencapai KKM atau belum mencapai KKM. Evaluasi pembelajaran

dilaksanakan pada pertemuan ketiga. Soal evaluasi berbentuk uraian dengan

jumlah 10 soal uraian yang sudah di uji tingkat validitas dan reliabilitasnya.

Berikut disajikan tabel mengenai rekap hasil penilaian pengetahuan

siswa siklus I:

Tabel 14

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus I

Siswa Kelas 5 SD N Kauman Kidul Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016

No Interval Frekuensi Persentase

1 47 - 57 8 50 %

2 58 - 68 1 6,25 %

3 69 - 79 0 0 %

4 80 - 90 5 31,25%

5 91 - 100 2 12,5%

Jumlah 16 100 %

Nilai Rata-rata 69,06

Nilai Tertinggi 95

Nilai Terendah 50

Berdasarkan tabel 11 mengenai rekap hasil observasi penilaian

pengetahuan hasil belajar siswa siklus I dengan penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat diketahui bahwa siswa

yang mendapat nilai 47-57 sebanyak 8 siswa dengan presentase 50%. Siswa

yang mendapat nilai 58-68 sebanyak 1 siswa dengan presentase 6,25%.

Siswa yang mendapat nilai 69-79 tidak ada dengan persentase 0%. Siswa

yang mendapat nilai 80-90 sebanyak 5 siswa dengan persentase 31,25%.

Dan siswa yang mendapat nilai 91-100 sebanyak 2 siswa dengan persentase

12,5%. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi penilaian

pengetahuan siswa siklus I adalah 69.06 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai

79

terendah 50. Dari tabel di atas diperoleh data yang menunjukkan bahwa ada

peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM.

Untuk lebih memperjelas data mengenai hasil belajar siswa siklus I

pada tabel 11, maka dapat dibuat diagram batang seperti pada gambar 1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

47-57 58-68 69-79 80-90 91-100

Hasil Belajar Matematika Siklus I

Interval Nilai

Gambar 3

Kurva Hasil Belajar Matematika Siklus I

Dari data mengenai hasil belajar siswa siklus I kemudian peneliti

melakukan analisis mengenai ketuntasan hasil belajar siswa siklus I yang

tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 15

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Kategori Keterangan Frekuensi Persentase(%)

Tuntas ≥60 9 56,25%

Tidak Tuntas <60 7 43,75%

Jumlah 16 100%

Rata-rata 69,06

Nilai tertinggi 95

Nilai terendah 50

Dari tabel 12 menunjukkan bahwa hanya separuh dari siswa kelas 5

SD Negeri Kauman Kidul yang sudah mencapai KKM, yakni 9 dari 16

80

siswa sudah mencapai KKM atau dengan persentase 56,25%. Sedangkan

ada 7 siswa yang belum mencapai KKM atau dengan persentase 43,75%.

Rata-rata hasil belajar Matematika siswa pada siklus I adalah 69,06 nilai

tertinggi 95, dan nilai terendah 50. Berdasarkan ketuntasan hasil belajar

Matematika siswa kelas 5 SD Negeri Kauman Kidul siklus I pada tabel 12

dapat digambarkan dalam diagram lingkaran sebagai berikut:

00

56,25%43,75%

Tuntas

Tidak Tuntas

Gambar 4

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I

Berdasarkan gambar 5 tentang persentase ketuntasan hasil belajar

Matematika siklus I dengan penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar

Matematika yang diperoleh pada pretest. Pada siklus I ada 9 siswa yang

mencapai KKM atau 56,25% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini

menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) yaitu ≥80% siswa mencapai KKM (KKM=60) belum

berhasil. Untuk lebih meningkatkan hasil belajar Matematika dengan

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) maka

penelitian dilanjutkan siklus II.

4.1.4. Refleksi

Setelah pelaksanaan tindakan dan obsrvasi pada siklus I pertemuan

pertama, kedua dan ketiga selesai, maka peneliti melakukan refleksi

terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi

81

dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan

pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan, serta hambatan-

hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi berguna untuk menyusun rencana

kegiatan pada siklus II dan juga untuk menentukan keberhasilan indikator

kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model Problem

Based Learning (PBL) pada siklus I masih banyak kendala. Kendala

tersebut antara lain :

1. Guru mendorong masing-masing siswa untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai permasalahan.

2. Siswa masih kurang aktif mengemukakan pendapatnya. Hanya

beberapa siswa yang menjawab pertanyaan guru.

3. Kurang aktifnya siswa dalam menanyakan hal yang belum jelas.

4. Ada beberapa siswa yang masih mendapat nilai di bawah KKM

(KKM=60)

5. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

belum terbiasa diterapkan di dalam kelas, sehingga membuat siswa

masih merasa kebingungan.

Untuk mengatasi kendala pada siklus I, maka dilakukan perbaikan

sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan lebih baik.

Perbaikan tersebut antara

1. Guru mendorong masing-masing siswa untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai permasalahan.

2. Selain memberikan pertanyaan secara klasikal, guru sebaiknya juga

memberikan pertanyaan untuk dijawab oleh masing-masing siswa.

Guru dapat menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan

(diusahakan semua siswa secara bergiliran diberi pertanyaan oleh guru

untuk dijawab secara individu oleh siswa).

3. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

hal yang belum jelas.

82

4. Guru memberikan penjelasan secara jelas dengan kalimat yang mudah

dipahami oleh siswa, sehingga siswa tidak merasa kebingungan saat

permainan berlangsung.

5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya menggunakan

model pembelajaran cooperative learning seperti Problem Based

Learning (PBL) sehingga siswa terbiasa bekerja dalam kelompok.

4.2. Deskripsi Siklus II

Pada deskripsi siklus II akan diuraikan mengenai tahap perencanaan,

pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan

pembelajaran pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan. Berdasarkan

catatan perbaikan pelaksanaan dalam pembelajaran Matematika menggunakan

model Problem Based Learning masih terdapat siswa yang belum mempunyai

keaktifan tiggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, masih terdapat siswa

yang belum mencapai KKM, dan kurangnya keberanian siswa dalam

mengemukakan pendapatnya di dalam kelas, maka di dalam siklus II ini dilakukan

perbaikan kembali agar pembelajaran dengan model Problem Based Learning

(PBL) terlaksana dengan baik.

4.2.1. Rencana Tindakan

Rencana tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan.

Pembelajaran siklus II merupakan upaya perbaikan dari pembelajaran siklus

I. Rencana tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama

Rencana tindakan untuk pertemuan pertama yaitu peneliti menentukan

standar kompetensi (SK) yakni 4.Menghitung volume kubus dan balok dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah, dengan kompetensi dasar

(KD) 4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan

balok. Indikator yang dipakai pada pertemuan pertama adalah 4.1.1.

Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan volume

bangun ruang kubus. Setelah menentukan SK, KD, dan indikator, peneliti

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti juga

83

menyiapkan alat peraga yang menunjang proses pembelajaran yaitu sebuah

aquarium yang berbentuk kubus. Serta benda-benda disekitar yang

berbentuk kubus dam balok seperti kotak tisu, kotak susu dan 1 rim kertas

HVS.

2) Pertemuan ke dua

Rencana tindakan pada siklus II pertemuan ke dua merupakan tindak

lanjut dari pertemuan pertama, indikator yang digunakan pada pertemuan ke

dua adalah (4.2.2). Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan

dengan volume bangun ruang balok. Peneliti menyiapkan alat peraga yang

menunjang pembelajaran berupa sebuah akuarium yang berbentuk balok,

kotak sabun mandi, kotak snack dan kotak susu.

3) Pertemuan ke tiga

Rencana tindakan pada pertemuan ke tiga merupakan tindak lanjut

dari pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Pertemuan ke tiga digunakan

sebagai tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap

materi pada siklus II. Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi 5 soal

uraian.

4.2.2. Pelaksanaan Observasi dan Tindakan Siklus I

4.2.2.1. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 kali

pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit

atau 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah:

1. Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan

pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 pukul 07.00-08.10. Siswa yang

mengikuti 16 siswa. Terdiri dari kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir. Langkah-langkah pembelajaran pada

pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan Awal

Pada pertemuan ini guru membahas mengenai menyelesaikan masalah

sehari-hari yang berkaitan dengan kubus dan balok. Awalnya guru masuk

84

kelas dengan mengucapkan salam, berdoa sesuai keyakinan masing-masing.

Kemudian kuru mengkondisikan siswa untuk siap menerima pembelajaran

matematika, guru memberikan apersepsi dengan cara bertanya kepada

siswa, apakah kalian mempunyai aquarium dirumah? Berbentuk apakah

aquarium itu? Berisi berapa liter air dalam aquarium tersebut? Berdasarkan

jawaban siswa guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan

hari ini, kemudian guru juga memberikan motivasi penguatan kepada siswa

agar lebih semangat lagi saat mengikuti pembelajaran. Hal yang paling

penting disampaikan pada awal pembelajaran menggunakan model

pembelajaran PBL adalah menyampaikan orientasi masalah kepada siswa.

Guru menyampaikan masalah yaitu pertama guru menunjukkan sebuah

Andi mempunyai sebuah akuarium berbentuk kubus dengan sisi 40 cm.

Akuarium tersebut akan disi air nya. Berapa liter air yang dibutuhkan?

Guru memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, pertama-tama guru menggali pengetahuan siswa

dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang sudah dijelaskan mengenai cara menghitung volume kubus dan balok.

Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kemudian guru memberikan

informasi mengenai materi volume kubus dan balok kepada siswa dengan

menggunakan konsep matematika yang benar, agar siswa lebih memahami

dan mudah dalam menyelesaikan masalah. Guru membagi siswa dalam 4

kelompok dengan cara setiap orang diberi sebuah gambar kartun kemudian

siswa yang mendapatkan gambar yang sama akan menjadi sebuah kelompok

kecil yang beranggotakan 4 siswa. Karena tempat duduk sudah ditata rapi

seperti yang kemarin, maka guru langsung meminta siswa duduk sesuai

kelompoknya dan guru menjelaskan arahan atau aturan dalam sebuah

kelompok. Kemudian guru membagikan lembar permasalahan yang

berbeda-beda kepada setiap kelompok untuk dipecahkan secara bersama-

sama.selanjutnya kelompok mulai melakukan diskusi dengan kelompoknya

85

mengenai hasil kerja mereka yang berkaitan dengan memecahkan masalah

sehari-hari berkaitan dengan volume kubus.

Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk mengamati, memotivasi,

dan membantu siswa dalam proses pemecahan masalah. Guru membimbing

masing-masing siswa dari perwakilan kelompok dalam menyampaikan hasil

kerja kelompoknya. Tiap kelompok mendapatkan giliran dalam

menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Ternyata semua

kelompok sudah menjawab dengan benar sesuai langkah-langkahnya. Guru

juga Dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas penyelesaian

masalah dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang telah

disampaikan.Guru membimbing siswa dalam menganalisis dan

mengevaluasi hasil laporan diskusi setiap kelompok yang telah

disampaikan. Selanjutnya guru menegaskan dan meluruskan setiap

kesalahan yang dilakukan siswa dalam kerja kelompok.Kemudian siswa

diberi kesempatan untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang belum jelas.

c) Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dilakukan yaitu cara menyelesaikan masalah

sehari-hari berkaitan dengan materi volume kubus. Selanjutnya guru

melakukan refleksi melalui beberapa pertanyaan. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan mengucapkan salam.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 13 Mei 2016

pada jam pertama dan kedua, siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah

16 siswa. Pada pertemuan ini guru membahas mengenai penyelesaian

masalah sehari-hari yang berhubungan dengan volume bangun ruang balok.

a) Kegiatan Awal

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa

dan langsung mempresensi kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan

apersepsi dengan membahas masalah yang disampaikan pada pertemuan

86

pertama yaitu Andi mempunyai sebuah akuarium berbentuk kubus dengan

sisi 40 cm. Akuarium tersebut akan disi air nya. Berapa liter air yang

dibutuhkan? Guru memotivasi siswa dan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan selanjutnya guru memberikan informasi dengan

menunjukkan secara langsung benda-benda yang akan digunakan sebagai

alat peraga siswa. Kemudian guru membagi kelas menjadi 4 kelompok Guru

membagikan lembar permasalahan kepada masing-masing kelompok untuk

didiskusikan mencari solusi pemecahan masalahnya sesuai langkah-

langkahnya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir dan

saling mengemukakan pendapatnya bersama dalam menyelesaikan masalah,

kemudian guru berkeliling ke setiap kelompok untuk mengamati,

menanyakan tentang permasalahan yang belum jelas dan membantu

siswa dalam proses pemecahan masalah. Guru membantu setiap kesulitan

yang dihadapi siswa dalam pemecahan masalah melalui diskusi kelompok.

Guru membimbing masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerja

kelompoknya di depan kelas kepada teman-teman lainnya. Guru juga

memberikan penegasan bahwa maju menjawab harus sesuai dengan

langkah-langkahnya. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain

untuk menanggapi jawaban dari kelompok yang sedang mempresentasikan

hasilnya. Guru memberi penguatan terhadap jawaban siswa yang telah

disampaikan. Setelah selesai memberikan penguatan kepada siswa, guru

membimbing siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi hasil laporan

diskusi setiap kelompok yang telah disampaikan.Selanjutnya siswa diberi

kesempatan untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang belum jelas.

c) Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk membuat

kesimpulan. Selanjutnya guru melakukan refleksi melalui beberapa

pertanyaan. Kemudian guru memberitahu akan diadakan evaluasi pada

pertemun selanjutnya dan meminta siswa untuk mempersiapkan diri dengan

87

sebaik-baiknya agar dapat mengerjakan soal evaluasi dengan lancar. Guru

mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ke tiga merupakan akhir pelaksanaan dari siklus II yang

dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016 pukul 07.00-08.10.

Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam, berdoa dan langsung

mempresensi kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan

membahas masalah yang disampaikan pada pertemuan pertama yaitu Andi

mempunyai sebuah akuarium berbentuk kubus dengan sisi 40 cm. Akuarium

tersebut akan disi air nya. Berapa liter air yang dibutuhkan?. Guru

menampung jawaban siswa. Dari jawaban siswa selanjutnya guru

membahas masalah tersebut. Kemudian guru memriksa kesiapan siswa

dalam mengikuti evaluasi pembelajaran. Kegiatan Evaluasi yang diberikan

berupa tes tertulis dengan bentuk soal uraian dengan jumlah soal 5. Sebelum

membagikan soal evaluasi, guru menata tempat duduk siswa agar siswa

tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada siswa

tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa

mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar

jawab oleh guru kepada masing-masing siswa. Siswa mengerjakan soal

evaluasi secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai

akhir.

4.2.2.2. Pelaksanaan Observasi Siklus II

Pelaksanaan observasi dilakukan hanya pada pertemuan pertama

dan pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan pada pertemuan ketiga tidak ada

proses pembelajaran sesuai dengan lembar observasi yang mengacu pada

langkah-langkah penerapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Observasi Siklus II meliputi observasi terhadap kegiatan guru dan

kegiatan siswa. Secara rinci hasil dari observasi terhadap kegiatan guru dan

kegiatan siswa dijelaskan sebagai berikut:

88

a) Observasi terhadap Kegiatan Guru

Observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dilakukan selama pelaksanaan tindakan

berlangsung. Hasil dari observasi terhadap kegiatan guru siklus II dalam

menerapkan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sudah terlaksana

dengan baik. Hasil rekapitulasi observasi kegiatan guru pada siklus II dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 16

Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru dengan Penerapan Model

Problem Based Learning (PBL) Siklus II

No Aktivitas Guru Pertemuan I Pertemuan II

Ya Tidak Ya Tidak

I PRA PEMBELAJARAN

1 Guru mengajak siswa untuk berdoa. √ √

2 Guru memeriksa kehadiran siswa. √ √

3 Guru menyiapkan peserta didik secara

psikis dan fisik. √ √

4 Guru melakukan apersepsi dan memberikan

motivasi kepada siswa. √ √

5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ √

6 Guru memberikan orientasi masalah. √ √

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

7 Guru menyampaikan informasi kepada

siswa. √ √

8

Guru bertanya jawab kepada siswa

bagaimana cara menentukan volume kubus

dan balok.

√ √

9 Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. √ √

10 Guru membagi alat dan bahan kepada setiap

kelompok. √ √

11

Guru memberikan masing-masing

kelompok permasalahan untuk didiskusikan

bersama masing-masing kelompok.

√ √

12 Guru meminta siswa menyelesaikan

permasalahan sesuai kelompok. √ √

13 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berfikir dan bertindak. √ √

14

Guru mendorong masing-masing siswa

untuk mengumpulkan informasi yang sesuai

permasalahan.

√ √

89

Berdasarkan tabel 13 menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan guru

dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning

(PBL) sudah meningkat dibandingkan dengan kegiatan guru pada siklus I. Hasil

observasi kegiatan guru siklus II pertemuan pertama mengalami peningkatan

dibandingkan kegiatan guru pada siklus I. Ada 22 indikator yang digunakan

keseluruhan indikator sudah terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan

dapat diketahui bahwa kegiatan belajar mengajar Matematika menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pertemuan pertama siklus II

ini sudah benar – benar dilakukan dengan baik. Guru sudah melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang materi yang disampaikan melalui alat peraga yang

digunakan, sehingga siswa aktif bertanya jawab dengan guru. Siswa mulai aktif

dan berani dalam mengeluarkan pendapat. Semua siswa terlihat senang dan sangat

berantusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan tabel 13 menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan guru

dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) sudah meningkat dibandingkan dengan kegiatan guru pada

siklus II pertemuan pertama. Ada 22 indikator dan seluruhnya sudah terlaksana

dengan baik. Hasil observasi kegiatan guru siklus II pertemuan ke dua mengalami

No Aktivitas Guru Pertemuan I Pertemuan II

Ya Tidak Ya Tidak

16 Guru memberikan kesempatan untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. √ √

17 Guru memberikan soal evaluasi. √ √

18 Guru memberikan penguatan terhadap

jawaban siswa. √ √

KEGIATAN AKHIR PEMBELAJARAN

19 Peserta didik bersama guru menyimpulkan

materi pembelajaran. √ √

20 Guru melakukan refleksi pada proses

pembelajaran. √ √

21 Guru menyampaikan rencana pembelajaran

yang akan dilaksanakan selanjutnya. √ √

22 Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucapkan salam. √ √

Jumlah 22 0 22 0

Persentase 100 % 0 % 100 % 0 %

90

peningkatan dibandingkan kegiatan guru pada siklus II pertemuan pertama. Guru

sudah melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang disampaikan.

b) Observasi Terhadap Kegiatan Siswa

Selain melakukan observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL), observer juga melakukan observasi

terhadap kegiatan siswa dalam penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning. Hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa kelas 5 SD Negeri

Kauman Kidul pada kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL). siklus II dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:

Tabel 17

Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Siswa dengan Penerapan Model

Problem Based Learning (PBL) Siklus II

No Aspek-aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II

Ya Tidak Ya Tidak

PRA PEMBELAJARAN

1 Siswa menempati tempat duduknya

masing-masing.

√ √

2 Siswa berdoa menurut agama dan

kepercayaan masing-masing.

√ √

3 Absensi √ √

4 Kesiapan dalam menerima pelajaran. √ √

KEGIATAN AWAL

5 Siswa mendengarkan dan manjawab

penjelasan awal / apersepsi.

√ √

KEGIATAN INTI

6 Siswa mendengarkan orientasi masalah

dalam pembelajaran

√ √

7 Keberanian siswa dalam menyampaikan

pendapat/ jawaban dari masalah yang

disampaikan.

√ √

8 Siswa duduk secara berkelompok. √ √

9 Siswa melakukan diskusi dengan

kelompoknya dengan baik.

√ √

10 Keterlibatan siswa dalam penggunaan

alat peraga.

√ √

11 Kerja sama siswa dalam melakukan

diskusi kelompok.

√ √

12 Keaktifan siswa dalam diskusi

kelompok

√ √

91

No Aspek-aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II

Ya Tidak Ya Tidak

14 Mempresentasikan hasil diskusi

kelompok.

√ √

15 Menyelesaikan evaluasi dengan jujur

dan tepat waktu.

√ √

KEGIATAN AKHIR

16 Kemampuan siswa dalam membuat

kesimpulan.

√ √

Jumlah skor 16 0 16 0

Persentase 100 % 0 % 100 % 0 %

Berdasarkan tabel 14 mengenai hasil observasi kegiatan siswa siklus

II pertemuan pertama dari 16 indikator, 100% sudah terlaksana dengan baik.

Kegiatan siswa siklus II pertemuan pertama sudah mengalami peningkatan

dibandingkan siklus I. Hasil observasi kegiatan siswa siklus II pertemuan

kedua dari 16 indikator, 100% sudah terlaksana dengan baik. Kegiatan

siswa siklus II pertemuan kedua mengalami peningkatan dibandingkan

dengan siklus I

Kegiatan guru dan kegiatan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II

pertemuan kedua 100% sudah terlaksana dengan baik.

4.2.3. Hasil Tindakan Siklus II

Hasil tindakan pada siklus 1I diperoleh dari hasil belajar Matematika

siswa kelas 5 SD Negeri Kauman Kidul dengan penerapan pembelajaran

model Problem Based Learning (PBL) dalam materi volume kubus dan

balok.

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II dengan

menerapkan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) oleh guru

maka dilakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan penerapan

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang diperoleh dari masing-

masing siswa. Tingkat keberhasilan penerapan model Problem Based

Learning (PBL) dapat diukur dari data hasil belajar Matematika apakah

sudah mencapai KKM atau belum mencapai KKM. Evaluasi pembelajaran

92

dilaksanakan pada pertemuan ketiga. Soal evaluasi berbentuk uraian dengan

jumlah 5 soal uraian yang sudah di uji tingkat validitas dan reliabilitasnya.

Berikut disajikan tabel mengenai rekap hasil penilaian pengetahuan

siswa siklus I:

Tabel 18

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus II

Siswa Kelas 5 SD N Kauman Kidul Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016

No Interval Frekuensi Persentase

1 70 - 75 3 18,75 %

2 76 - 81 3 18,75 %

3 82 - 87 2 12,5 %

4 88 - 93 5 31,25%

5 94 - 100 3 18,75 %

Jumlah 16 100 %

Nilai Rata-rata 85,63

Nilai Tertinggi 10

Nilai Terendah 70

Berdasarkan tabel 15 mengenai rekap hasil observasi penilaian

pengetahuan hasil belajar siswa siklus II dengan penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat diketahui bahwa siswa

yang mendapat nilai 70-75 sebanyak 3 siswa dengan presentase 18,75%.

Siswa yang mendapat nilai 76-81 sebanyak 3 siswa dengan presentase

18,75%. Siswa yang mendapat nilai 82-87 sebanyak 2 siswa dengan

presentase 12,5%. Siswa yang mendapat nilai 88-93 sebanyak 5 siswa

dengan persentase 31,25%. Dan siswa yang mendapat nilai 94-100 sebanyak

2 siswa dengan persentase 18,75%. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil

observasi penilaian pengetahuan siswa siklus II adalah 85,63 dengan nilai

tertinggi 10 dan nilai terendah 70. Dari tabel di atas diperoleh data yang

menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM.

Untuk lebih memperjelas data mengenai hasil belajar siswa siklus II

pada tabel 15, maka dapat dibuat diagram batang seperti pada gambar

berikut ini :

93

0

1

2

3

4

5

70-75 76-81 82-87 88-93 94-100

Hasil Belajar Matematika Siklus II

Interval Nilai

Gambar 5

Hasil Belajar Matematika Siklus II

Dari data mengenai hasil belajar siswa siklus II kemudian peneliti

melakukan analisis mengenai ketuntasan hasil belajar siswa siklus II yang

tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 19

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Tuntas ≥60 16 100%

Tidak Tuntas <60 0 0%

Jumlah 16 100%

Rata-rata 85,63

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 70

Dari tabel 16 menunjukkan bahwa semua siswa kelas 5 SD Negeri

Kauman Kidul yang berjumlah 16 siswa sudah mencapai KKM, dengan

persentase 100%. Rata-rata hasil belajar Matematika siswa pada siklus I

adalah 85,63 nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 70. Berdasarkan

ketuntasan hasil belajar Matematika Siklus II siswa kelas 5 SD Negeri

Kauman Kidul siklus I pada tabel 16 dapat digambarkan dalam diagram

lingkaran sebagai berikut:

94

00

100%

0%

Tuntas

Tidak Tuntas

Gambar 6 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I

Berdasarkan gambar 7 tentang persentase ketuntasan hasil belajar

Matematika siklus II dengan penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar

Matematika yang diperoleh pada siklus I. Pada siklus II semua siswa

mencapai KKM atau 100% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini

menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) yaitu ≥80% siswa mencapai KKM (KKM=60) berhasil

dengan baik.

4.2.4. Refleksi Siklus II

Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama tiga kali

pertemuan maka peneliti melakukan refleksi terhadap semua kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru telah melaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dengan baik. Peningkatan aktivitas siswa terlihat selama

proses pembelajaran, tidak hanya siswa yang aktif saja yang memberikan

pendapatnya, tetapi siswa yang biasanya hanya duduk diam mampu

memberikan pendapatnya.

Dari hasil evaluasi ketuntasan belajar Matematika yang diperoleh

siswa pada siklus II dengan KKM=60 dari 16 siswa, semua siswa sudah

tuntas dengan persentase 100% dan rata-rata 85,63. Hal ini menunjukkan

bahwa, hasil belajar Matematika siswa sudah mencapai indikator kinerja

yang sudah ditetapkan penulis yaitu minimal 80% siswa mencapai KKM.

95

Secara keseluruhan, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siklus

II diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:

1. Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) sudah dilaksanakan dengan baik dan runtut oleh guru.

2. Guru mengawasi kegiatan siswa dan membimbing siswa dengan baik

saat pembelajaran berlangsung.

3. Siswa sudah tidak bingung lagi dalam pelaksanaan pembelajaran

dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

4. Hasil belajar Matematika mengalami peningkatan.

4.3. Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis ketuntasan yang telah dilakukan, maka

selanjutnya melakukan analisis komparatif hasil belajar antara kondisi awal, siklus

I dan siklus II, yaitu dengan membandingkan data hasil belajar pada kondisi awal,

siklus I, dan siklus II. Hal ini dapat diketahui peningkatan ketuntasan hasil belajar

siswa. Perbandingan data hasil belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat

dilihat pada tabel 17 di bawah ini :

Tabel 20

Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD

Negeri Kauman Kidul Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

f % f % f %

1 Tuntas 6 37,5 9 56,25 16 100%

2 Tidak Tuntas 10 62,5 7 43,75 0 0%

Jumlah 16 100 16 100 16 100%

Rata-rata 43,13 69,06 85,63

Nilai tertinggi 70 95 100

Nilai terendah 20 50 70

96

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

Gambar 7

Diagram Ketuntasan dan skor rata-rata Hasil Belajar Matematika pada Pra siklus,

Siklus I, Siklus II

4.4. Pembahasan

Berdasarkan data hasil penelitian, analisis ketuntasan belajar tampak bahwa

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil

belajar matematika.Mengapa demikian karena peneliti membuktikan sendiri pada

siswa kelas 5 SD Negeri Kauman Kidul pada saat proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa tidak

lagi terlihat bosan dan pasif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.

Dalam suatu pembelajaran model PBL siswa pertama diberikan suatu

masalah melalui cerita, kemudian siswa dibuat secara berkelompok, guru juga

membimbing pengalaman individu dalam diskusi kelompok melalui tanya jawab

dalam mengemukakan pendapatnya. Setelah itu guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas dan siswa lainnya

memberi komentar terhadap kelompok yang berpresentasi. Jadi tugas guru dalam

suatu pembelajaran menjadi berkurang karena siswa sudah terlibat langsung

dalam pembelajaran, pembelajaran model PBL juga membuat siswa lebih aktif,

kreatif, dan berani mengemukakan pendapatnya. Pada akhir pembelajaran guru

memberikan refleksi dan evaluasi untuk mengetahui seberapa tingkat pemahaman

siswa setelah menerima pembelajaran terhadap materi yang diajarkan. Sehingga

97

hal tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar matematika yang didapatkan dari

hasil perolehan nilai siswa pada siklus I dan siklus II.

Perolehan hasil belajar pada siklus I dengan model pembelajaran Problem

Based Learning(PBL) siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM

= 60) sebanyak 9 siswa dari 16 siswa diperoleh rata-rata kelas 69,06 dengan

persentase 56,25% dan sebanyak 7 siswa atau 43,75% yang mendapatkan nilai di

bawah KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan siklus I dikatakan

belum berhasil, karena pada awal pembelajaran guru masih merasa bingung dan

siswa belum terlalu banyak yang aktif menangkap pendapatnya. Dalam diskusi

kelompok dari beberapa siswa juga masih ada yang belum berani mengungkapkan

pendapatnya. Penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki

pembelajaran dan lebih mengoptimalkan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) yang sesuai dengan perbaikan hasil refleksi. Perbaikan tersebut

diantaranya guru memberikan bimbingan pada setiap langkah pembelajaran, lebih

memotivasi siswa agar aktif dan keberanian siswa dalam mengemukakan

pendapatnya. Selanjutnya guru juga memberikan reward kepada siswa yang

menjawab dengan benar baik secara individu maupun kelompok.

Dari hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang terjadi pada tindakan

pembelajaran siklus II bahwa siswa menjadi lebih aktif,partisipatif, dan senang dalam

mengikuti pembelajaran sehingga siswa tidak lagi merasa bosan dan jenuh. Hasil

ketuntasan belajar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 60)

sebanyak 16 siswa dari 20 siswa diperoleh rata-rata dengan persentase 100% dan

tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Berdasarkan perolehan nilai

yang diperoleh siswa pada siklus I dan siklus II bahwa penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning(PBL) sebagai salah satu alternatif model

pembelajaran yang memiliki keunggulan untuk meningkatkan hasil belajar

matematika siswa

Menurut Trianto (2009:96-97) kelebihan model pembelajaran Problem

Based Learning adalah: (1) Realistik dengan kehidupan siswa. (2) Konsep sesuai

dengan kebutuhan siswa. (3) Memupuk sifat inkuiri siswa. (4) Retensi konsep

menjadi kuat. (5) Memupuk kemampuan problem solving.

98

Model pembelajaran Problem Based Learning(PBL) cocok diterapkan pada

siswa kelas 5. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa pada saat penelitian siswa

sudah fokus dan lebih antusias ketika pembelajaran berlangsung. Selain itu juga

membantu siswa mamahami materi pelajaran pemecahan masalah sehari-hari

melalui pengalaman langsung, dan dapat membangun kembali pengetahuan siswa

atau dapat membangun konsep sendiri mengenai materi yang mereka pelajari

dengan cara berdiskusi dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah. Dan ini

dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Kauman

Kidul tahun pelajaran 2015/2016.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan kajian penelitian yang relevan yang

dilakukan oleh Rizka Vitasari (2012) yang berjudul Peningkatan Keaktifan dan

Hasil Belajar Matematika Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas V

SD Negeri 5 Kutasari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model

PBL mengalami peningkatan ketuntasan hasil belajar matematika pada setiap

siklus. Pada siklus I dengan nilai rata-rata 62,8 atau 54,2 % dan siklus II dengan

nilai rata-rata sebesar 88,1 atau 85,4%. Jadi dari siklus I ke siklus II mengalami

peningkatan sebesar 25,3 atau 31,2 %. Pendapat yang dikemukakan oleh Rizka

Vitasari di atas juga sama dengan apa yang diterapkan oleh Sukarman (2012),

Rifki Khamdani (2012), dan Novi Andriastutik (2012) pada saat melaksanakan

penelitian dengan model pembelajaran PBL. Hasil penelitian dari keempat yang

telah menerapkan model pembelajaran PBL pada pembelajara Matematika

membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

Penerapan model Problem Based Learning terbukti dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata Matematika kelas 5 SD Negeri Kauman Kidul

Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Implikasi praktis yang terjadi setelah

pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yakni guru dapat menggunakan model

pembelajaran yang kreatif,inovatif, dan menyenangkan untuk memperbaiki mutu

pembelajaran. Selain itu pengetahuan dan keterampilan guru juga semakin

berkembang dengan penggunaan model-model pembelajaran yang kreatif dan

inovatif. Guru juga dapat menerapkan tindakan perbaikan pembelajaran sebagai

upaya meningkatkan profesionalisme kerja.

99

Bagi siswa, implikasi dari penelitian ini adalah menumbuhkan motivasi dan

menarik perhatian siswa agar lebih sungguh – sungguh dalam belajar,

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika,

membantu siswa dalam mengenali sesuatu yang masih abstrak menggunakan

benda nyata, serta membantu siswa dalam menyelesaikan pekerjaan menggunakan

bekal pengetahuan dan pengalaman mereka serta mampu menghubungkannya di

dalam dunia nyata.