bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil ......kabupaten boyolali pada kelas 4 dengan siswa...
TRANSCRIPT
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kalinanas 01 Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali pada kelas 4 dengan siswa sebanyak 25. Penelitian ini terdiri
dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Hasil penelitian dijabarkan sebagai
berikut.
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 Semester II Tahun
Pelajaran 2016/2017. Dengan jumlah siswa yang terdiri dari 25 siswa 9 siswa laki-
laki dan 16 siswa perempuan. Letak SD Negeri Kalinanas 01 berada di Kelurahan
Kalinanas, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Sebelum melakukan
penelitian, penulis melakukan observasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh
siswa dan guru SD Negeri Kalinanas 01.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran belum efektif karena pembelajaran yang dibawakan guru masih
konvensional. Pembelajaran yang kurang menarik menjadikan siswa yang tidak
memperhatikan saat guru menjelaskan di depan kelas. Berdasarkan observasi hasil
belajar IPA di kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 sebelum penelitian dilaksanakan
pada semester II tahun pelajaran 2016/2017 menunjukkan hasil belajar siswa yang
kurang memuaskan. Hal ini terlihat dari data ulangan tengah semester II yang telah
berlangsung masih banyak hasil belajar siswa yang masih di bawah KKM yang
ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran IPA kelas 4 yaitu 70. Data hasil
belajar IPA siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut ini:
36
Tabel 4.1
Hasil belajar IPA Siswa Kelas 4
SD Negeri Kalinanas 01
Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Tuntas ≥70 10 40%
Belum Tuntas < 70 15 60%
Jumlah 25 100%
Rata-rata 64,8
Nilai Minimal 45
Nilai Maksimal 80
KKM 70
Penyebab hasil belajar IPA masih rendah adalah belum maksimalnya strategi
guru dalam menarik perhatian siswa pada pembelajaran, pembelajaran yang
dilakukan belum memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, dan siswa
belum berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
4.1.2 Deskripsi Tindakan Siklus I
Pada Siklus I diuraikan tentang kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan
penelitian dan observasi, kegiatan refleksi. Pada siklus I dilaksanakan 3 kali
pertemuan, yaitu pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Berikut ini langkah-
langkah kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus 1.
4.1.2.1 Perencanaan
Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 akan dilaksanakan dalam 3
pertemuan yaitu pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3. Sebelum perencanaan
tindakan pada siklus I dimulai peneliti berkonsulatsi dengan guru kelas tentang
model pembelajaran PBL. Peneliti juga meminta materi yang akan diajarkan pada
siklus 1.
Sebelum memulai pertemuan 1, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam proses pembelajaran. Peneliti menetapkan tujuan pembelajaran
37
untuk materi perubahan energi bunyi yang akan disampaikan. Kemudian guru
menyusun RPP dengan menggunakan model pembelajaran PBL dan guru
mempersiapkan sumber belajar serta alat peraga yang dibutuhkan dalam
pelaksanakan pembelajaran. Peneliti juga menyiapkan lembar kerja siswa yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Peneliti membuat instrumen
observasi guru dan siswa untuk mengamati pencapaian aktivitas pembelajaran.
Peneliti membuat instrumen soal yang digunakan untuk evaluasi siswa pada
pertemuan terakhir siklus 1.
Pada pertemuan 1, disampaikan materi pembelajaran IPA dengan pokok
bahasan perubahan energi bunyi. Setelah melalui persetujuan dengan kepala
sekolah dan guru kelas, maka peneliti yang mengajar dan guru kelas sebagai
observer selama dalam pembelajaran. Pertemuan 1, 2, dan 3 membahan tentang
materi perubahan energi bunyi. Selama pertemuan 1, 2, dan 3 siswa dibagi dalam
kelompok untuk mengidentifikasi gambar dan melakukan praktik untuk mencari
sendiri jawaban dari permasalahan yang muncul sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Selain itu siswa juga dituntut untuk
mencari dari berbagai sumber belajar untuk mendukung dalam pemecahan masalah.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pada tahap ini akan diuraikan tentang pelaksanaan penelitian sesuai dengan
RPP yang telah dibuat dengan SK memahami berbagai bentuk energi dan cara
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari dan KD menjelaskan perubahan
energi bunyi melalui penggunaan alat musik. Uraian pelaksanaan tindakan dan
observasi adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
Siklus 1 dilaksanakan pada minggu kedua April. Sebelum pembelajaran
dilaksanakan, peneliti mempersiapkan media dan materi yang akan diberikan dalam
pertemuan pertama Siklus I. Peneliti mempersiapkan perlengkapan pembelajaran
seperti lembar kerja siswa, lembar observasi guru dan siswa, lembar penilaian untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah yang muncul dan buku materi
pembelajaran IPA sebagai sumber belajar. Pelaksanaan pembelajaran pada
38
pertemuan 1 dilakukan 2 x 35 menit. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan
pertama dilakukan pada tanggal 10 April 2017 pukul 07.00-08.10.
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan
salam, guru meminta salah satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan
absensi kehadiran siswa dan menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. dan guru
memberi apersepsi dengan membunyikan sebuah seruling dan kemudian bertanya
jawab dengan siswa. Pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan guru adalah
sesuai dengan RPP pada materi perubahan energi bunyi. Guru bertanya jawab
dengan siswa tentang materi sebelumnya. Kemudian Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara
singkat kepada siswa. Kemudian siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok
dengan anggota 5 orang. Guru membagikan lembar kerja kepada siswa yang berisi
tabel. Didalam tabel terdapat nama benda dan cara memainkannya. Kemudian guru
menunjukan gambar-gambar alat musik. Guru bertanya kepada siswa bagaimana
benda yang terdapat pada gambar dapat menjadi sumber bunyi. Setiap kelompok
bekerja sama untuk mengidentifikasi gambar. Siswa mencari jawaban dari buku
paket yang mereka bawa. Setelah siswa menjawab permasalahan yang muncul
perwakilan kelompok diminta mempresentasikan didepan kelas hasil diskusi
kelompok mereka.
Selanjutnya, guru menjelaskan menunjukan alat musik berupa seruling,
harmonika, dan gitar. Guru bertaya kepada siswa tentang cara memainkan seruling.
Setiap kelompok dibagikan lember kerja. Didalam lembar kerja terdapat pertanyaan
dan terdapat tabel yang akan diisi oleh siswa. Siswa berdiskusi dengan kelompok
untuk mengerjakan lembar kerja. Dalam menjawab pertanyaan siswa diminta untuk
melakukan praktik dengan memainkan alat musik yang tersedia. Setelah siswa
selasai mengerjakan guru meminta siswa untuk membacakan hasil diskusi
kelompok mereka.
Kegiatan akhir/penutup, guru melakukan tanya jawab tentang perubahan
energi bunyi yang belum dimengerti oleh siswa. Bersama dengan siswa membuat
39
rangkuman tentang pembelajaran hari ini. Guru dan siswa merefleksi pembelajaran
yang telah berlangsung. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Tahap observasi pertemuan pertama siklus I dilakukan bersamaan dengan
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pertemuan pertama ini.
Observasi siklus I dilaksanakan dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga.
Pelaksanaan observasi ini merupakan pengamatan aktivitas guru dan siswa selama
pembelajaran berlangsung.
Selama pembelajaran, guru kelas menjadi observer yang melakukan
observasi terhadap pelaksaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, apakah
pembelajaran tersebut sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Problem
Basen Learning (PBL) atau belum. Observer memberikan penilaian terhadap
pembelajaran guru dan berhak memberikan masukan atau komentar untuk
pembelajaran selanjutnya. Selain mengobservasi pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti, observer juga mengobservasi keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
Dalam pertemuan 1 terdapat 18 indikator observasi kegiatan pembelajaran
guru. Pemeberian skor observer adalah dengan memberikan tanda (√) pada tabel
yang telah disediakan. Pertemuan pertama masih menunjukan pembelajaran yang
kurang maksimal. Hal tersebut terlihat dari 18 indikator hanya 15 indikator yang
sudah terpenuhi. Pengajar belum mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan
materi yang lalu. Pengajar juga belum menggali pengetahuan awal siswa untuk
memancing memunculkan suatu masalah. Pengajar juga masih kurang dalam
menganalisis hasil diskusi siswa. Dari kekurangan tersebut dapat menjadikan
pembelajaran pertemuan 2 menjadi lebih baik.
Pada lembar observasi keaktifan siswa terdapat 12 indikator untuk
mengukur keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi dari
keaktifan siswa masih menunjukan kekurangan. Hal tersebut terlihat dari indikator
memperhatikan materi yang disampikan oleh pengajar masih belum maksimal.
Masih banyak siswa yang sibuk sendiri dan mengganggu temannya. Mengambil
keputusan tentang pemecahan suatu masalah juga masih belum terpenuhi. Masih
banyak siswa yang ragu-ragu dengan keputusan mereka. Dan dalam
40
mempresentasikan jawaban di depan kelas masih banyak siswa yang malu untuk
maju dan dalam presentasi suara mereka kurang keras.
2) Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan sebagai lanjutan dari pertemuan pertama
yang telah dilakukan. Pelaksanaan pertemuan kedua ini sesuai dengan RPP yang
telah disisapkan oleh penulis. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan kedua
dilakukan pada tanggal 11 April 2017 pukul 07.00-08.10. Kegiatan awal
pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam, guru meminta salah
satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan
menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. dan guru memberi apersepsi dengan
guru meniup seruling dan kemudian bertanya jawab dengan siswa tentang bunyi
seruling yang mereka dengarkan. Pertemuan kedua kegiatan yang dilakukan guru
adalah sesuai dengan RPP pada materi perubahan energi bunyi. Guru bertanya
jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya.
Kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru
dan siswa bertanya jawab tentang pembelajaran yang telah berlangsung kemarin.
Siswa diminta bergabung dalam kelompoknya masing-masing yang telah
terbentuk. Guru membagikan lembar kerja kepada siswa. Kemudian guru
membagikan gambar gambar perambatan bunyi. Siswa diminta mengisi lembar
kerja yang telah dibagikan. Kemudian guru memancing siswa dengan pertanyaan
bunyi yang terdengar saat kita menyelam. Kemudian siswa mengisi lembar kerja
dengan berdiskusi dan mencari dari berbagai sumber belajar. Selain mecari dari
berbagai sumber siswa juga diminta melakukan praktik dengan membuat telepon
benang. Mereka diminta memraktikan telepon benang untuk membuktikan bahwa
bunyi merambat pada benda padat. Siswa diminta membuat laporan tentang hasil
diskusi mereka. Setelah menyusun laporan, perwakilan setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka
Kegiatan akhir/penutup, guru melakukan tanya jawab tentang perubahan
energi bunyi yang belum dimengerti siswa. Guru dan siswa merefleksi
41
pembelajaran yang telah berlangsung. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
salam.
3) Pertemuan 3
Pertemuan kedua dilaksanakan sebagai lanjutan dari pertemuan pertama
yang telah dilakukan. Pelaksanaan pertemuan kedua ini sesuai dengan RPP yang
telah disisapkan oleh penulis. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan kedua
dilakukan pada tanggal 12 April 2017 pukul 07.00-08.10. Kegiatan awal
pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam, guru meminta salah
satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan
menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. Guru bertanya jawab dengan siswa
tentang materi sebelumnya.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan kembali materi energi dan
penggunaannya. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi energi dan
penggunaannya. Siswa diminta untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang
energi dan penggunaannya. Setelah siswa mengungkapkan pendapat mereka
tentang perubahan energi bunyi guru meluruskan pendapat dari siswa. Siswa diberi
kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Guru
memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang sudah disampaikan
untuk memastikan bahwa siswa sudah memahami materi yang sudah disampaikan.
Pada kegiatan akhir/penutup, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2. Setelah itu siswa diminta mengerjakan soal
evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa. Setelah selesai mengerjakan guru
bertanya tentang soal yang dianggap siswa sulit dan soal yang dianggap mudah oleh
siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Setelah dilaksanakannya kegiatan evaluasi pembelajaran pada akhir
pertemuan 3 dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) hasil evaluasi dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada Prasiklus, hasil
belajar IPA siklus I mengalami peningkatan. Hasil belajar IPA yang diperoleh dari
42
29 siswa terdapat 19 siswa yang telah mendapat nilai diatar KKM (≥70) dan
terdapat 10 orang siswa yang belum tuntas .
Dalam menyusun tabel hasil belajar dilakukan dengan tahapan menentukan
jumlah kelas, selanjutnya menentukan panjang tiap interval. Dibawah ini adalah
cara menentukan frekuensi
1. Urutkan data terlebih dahulu
Untuk mempermudah dalam mengolah data menjadi tabel maka data
diurutkan terlebih dahulu dari yang terkecil ke yang terbelsar. Dalam siklus I
didapatkan data yang sudah diurutkan sebagai berikut:
55, 60, 60, 65, 65, 65, 65, 65, 70, 70, 70, 70, 70, 75, 75, 75, 80, 80, 80, 80, 80, 80,
85, 90, 90
2. Menentukan Range (Jangkauan) : didapat dari nilai yang terbesar dikurangi nilai
yang terkecil. Rumus: R = Xmax – Xmin
3. Pada siklus 1 range (jangkuan) adalah 90-55= 35
4. Menentukan banyaknya kelas
Menentukan banyaknya kelas dapat menggunakan rumus Sturgess. Berikut
adalah rumus Sturgess:
K = 1 + 3,3 log N
dimana K = Banyaknya kelas dan N = Jumlah Data.
Pada siklus 1 banyaknya kelas atau K = 1+ 3,3 log 25 adalah 6. Pada siklus 1
terdapat 6 kelas.
5. Menentukan Interval Kelas
Menentukan Interval kelas dapat menggunakan rumus: I =𝑅
𝐾
Dengan R adalah Range (jangkauan) dan K adalah banyaknya kelas.
Pada siklus 1 interval kelas setelah dihitung dengan rumus adalah 35/6 =
5,83 dibulat kan menjadi 6. Maka interval setiap kelas adalah 6.
6. Menentukan batas kelas dengan nilai terendah sebagai batas bawah kelas dan
nilai tertinggi sebagi batas atas.
43
Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 4 SD Negeri
Kalinanas 01 Semester II/2016-2017
No Interval Frekuensi Persentase
1 55 – 60 3 12%
2 61 – 66 5 20%
3 67 – 72 5 20%
4 73 – 78 3 12%
5 79 – 84 6 24%
6 85 – 90 3 12%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas mencapai KKM
meningkat menjadi 17 siswa dengan persentase 68%, sedangkan siswa yang belum
tuntas ada 8 siswa dengan persentase 32% dari sebelumnya ada 15 siswa yang
belum tuntas. Rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 64,8 menjadi 72,3.
Nilai maksimal yang diraih siswa adalah 90 dan nilai minimalnya 55. Dari tabel 4.4
dapat dibuat diagram sebagai berikut:
Diagram 4.1
Hasil Belajar IPA Siklus I
Berdasarkan diagram 4.1 hasil belajar IPA siswa siklus I adalah untuk
rentang nilai 85-90 sebanyak 3 siswa, nilai 79-84 ada 6 siswa, nilai 73-78 ada 3,
3
6
3
5 5
3
0
1
2
3
4
5
6
7
85 - 90 79 - 84 73 - 78 67 - 72 61 - 66 55 - 60
Hasil Belajar IPA Siklus I
44
nilai 67-72 ada 5 siswa dan nilai <70 ada 10 siswa. Dari hasil yang didapat pada
siklus 1 maka akan menjadi bahan perbaikan pada siklus 2.
4.1.2.3 Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
Tahap observasi siklus I dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Observasi siklus I dilaksanakan dari pertemuan pertama
sampai pertemuan ketiga. Pelaksanaan observasi ini merupakan pengamatan
aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Selama pembelajaran, guru kelas menjadi observer yang melakukan
observasi terhadap pelaksaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, apakah
pembelajaran tersebut sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Problem
Basen Learning (PBL) atau belum. Observer memberikan penilaian terhadap
pembelajaran guru dan berhak memberikan masukan atau komentar untuk
pembelajaran selanjutnya. Selain mengobservasi pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti, observer juga mengobservasi keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
Dalam pertemuan 1 terdapat 18 indikator observasi kegiatan pembelajaran
guru. Pemberian skor observer adalah dengan memberikan tanda (√) pada tabel
yang telah disediakan. Pertemuan pertama masih menunjukan pembelajaran yang
kurang maksimal. Hal tersebut terlihat dari 18 indikator hanya 14 indikator yang
sudah terpenuhi. Pengajar belum mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan
materi yang lalu. Pengajar juga belum menggali pengetahuan awal siswa untuk
memancing memunculkan suatu masalah. Pengajar juga masih kurang dalam
menganalisis hasil diskusi siswa. Dari kekurangan tersebut dapat menjadikan
pembelajaran pertemuan 2 menjadi lebih baik.
Pada lembar observasi keaktifan siswa terdapat 12 indikator untuk
mengukur keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi dari
keaktifan siswa masih menunjukan kekurangan. Hal tersebut terlihat dari indikator
memperhatikan materi yang disampikan oleh pengajar masih belum maksimal.
45
Masih banyak siswa yang sibuk sendiri dan mengganggu temannya. Mengambil
keputusan tentang pemecahan suatu masalah juga masih belum terpenuhi. Masih
banyak siswa yang ragu-ragu dengan keputusan mereka. Dan dalam
mempresentasikan jawaban di depan kelas masih banyak siswa yang malu untuk
maju dan dalam presentasi suara mereka kurang keras.
Dalam pertemuan 2 pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran PBL. Pembelajaran pertemuan 2 juga sudah terjadi peningkatan
dibandingkan dengan pertemuan pertama, tetapi masih terdapat kekurangan seperti
pengajar kurang memancing siswa dalam memunculkan masalah dan dalam
indikator guru mendorong siswa dalam mengumpulkan informasi masih kurang.
Tetapi indikator observasi mengajar sudah hampir terpenuhi. Hal tersebut
manjadikan siswa mendapat kesulitan dalam mengerjakan lembar kerja. Selain itu
siswa masih kesulitan dalam diskusi karena guru kurang mendorong siswa dalam
mencari informasi. Saat pembelajaran juga masih terdapat siswa yang kurang
memperhatikan dan masih kurang termotivasi dalam pembelajaran. Terjadinya
kekurangan tersebut karena pengajar kurang memperhatikan siswa dan kurang
dalam hal memancing siswa untuk termotivasi dalam pembelajaran.
Pada pertemuan 3 guru sudah melakukan pembelajaran dengan baik.
Pembelajaran sudah dilakukan sesuai langkah-langkah pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). Akan tetapi guru belum melakukan apersepsi dengan baik.
Akibatnya banyak siswa yang kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
Dan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih banyak dari mereka yang kurang
memperhatikann pelajaran. Selain itu siswa masih kurang dapat mengutarakan
pendapat saat diskusi kelompok.
Dari observasi yang telah dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua
masih terdapat kekurangan-kekurangan. Akan tetapi pembelajaran sudah dilakukan
dengan baik dari pertemuan pertama dan kedua. Hasil observasi guru dan siswa
dapat dilihat dari tabel 4.2 dan 4.3 berikut ini:
46
Tabel 4.3
Hasil Observasi Tindakan Guru dalam Penerapan Model PBL di
SD Negeri Kalinanas 01 Tahun Pelajaran 2015/2016
No
Aspek
yang
diamati
Indikator
Pengamatan
Pertemuan 1 Pertemuan2 Pertemuan 3
Jumlah Persentase
(%)
jumla
h
(%) juml
ah
(%) Juml
ah
(%)
1. Kegiatan
awal
3 17% 2 11% 2 17% 3 17%
2. Kegiatan
Inti
12 66% 9 50% 10 55% 11 61%
3. Kegiatan
penutup
3 17% 3 17% 3 11% 3 17%
Jumlah 18 100% 14 78% 15 83% 16 89%
Pada pertemuan pertama masih terdapat 4 indikator yang belum terpenuhi
dan persentase indikator yang telah terpenuhi adalah 78 %. Dari observasi
pertemuan 1 pengajar memperbaiki cara mengajarnya, penguasaan materi, dan
penguasaan kelas. Pada siklus 2 terjadi peningkatan dibandingkan dengan
pertemuan 1 menjadi 83%. Sudah 15 indikator yang telah tercapai. Dan pada
pertemuan ketiga sudah 16 indikator yang telah terpenuhi. Hal ini dapat dijadikan
refleksi agar siklus II menjadi lebih baik dibandingkan siklus I.
Selain observasi kegiatan guru, juga terdapat observasi kegiatan siswa saat
dalam mengikuti pembelajaran. Observasi kegiatan siswa dilakukan untuk
mengamati keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan oleh observer, berikut data observasi keaktifan siswa:
47
Tabel 4.4
Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Penerapan Model PBL di
SD Negeri Kalinanas 01 Tahun Pelajaran 2015/2016
No Aspek yang
diamati
Indikator
Pengamatan
Pertemuan 1 Pertemuan2 Pertemuan3
Jumlah Persentase
(%)
jumlah (%) jumlah (%) jumlah (%)
1. Kegiatan
siswa dalam
pembelajaran
12 100% 9 75% 10 83% 10 83%
Masih terdapat kekurangan dari pembelajaran yang dilakukan. Pada
pertemuan 1 masih 3 indikator yang belum tercapai dan pertemuan 2 pengajar sudah
memperbaiki pengajaran yang berakibat siswa menjadi antusias dalam
pembelajaran. Akan tetapi masih terdapat kekurangan-kekurangan. Pada pertemuan
3 masih terdapat 2 indikator yang belum tercapai. Kekurangan yang ditemui akan
menjadi perbaikan pada siklus II agar menjadi lebih baik.
4.1.2.4 Refleksi Siklus I
Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari pembelajaran dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Selain itu refleksi ini
digunakan sebagai bahan perbaikan untuk siklus berikutnya. Setelah melakukan
kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan I, II dan III maka selanjutnya
diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas kegiatan dalam proses penelitian.
Segala kegiatan dalam proses pembelajaran didiskusikan antara observer dan
peneliti. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA materi perubahan energi
bunyi dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siklus I
dari pertemuan 1, 2, dan 3 penulis melakukan refleksi atas pembelajaran yang sudah
dilaksanakan.
48
Berdasarkan hasil belajar pada Prasiklus, sebanyak 40% siswa telah tuntas
dengan nilai diatas KKM (70) dan 60% siswa masih memiliki nilai dibawah KKM,
dengan rata-rata kelas 64,8. berdasarkan hasil belajar Prasiklus, Siklus I mengalami
peningkatan. Akan tetapi pembelajaran belum berjalan maksimal karena masih
terdapat kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran.
Dari observasi yang telah dilakukan oleh observer saat pembelajaran
berlangsung dapat diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Rancangan kegiatan pembelajaran terprogram baik.
2) Siswa lebih antusias untuk belajar.
3) Proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
4) Kegiatan pembelajaran lebih menarik.
5) Guru dalam melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran PBL
sudah baik dan sesuai dengan langkah langkah PBL.
b. Kekurangan (Hambatan)
1. Kurangnya mengaitkan materi yang diajarkan dengan materi yang telah
lalu.
2. Dalam kegiatan berkelompok, siswa masih ragu-ragu dalam mengambil
keputusan.
3. Banyak siswa yang malu saat mendapat giliran presentasi dan membuat
suara mereka kurang jelas.
4. Siswa masih kurang dapat memperhatikan pelajaran.
5. Pada saat ada kelompok yang menjelaskan di depan kelas masih
terdapat siswa yang mengobrol dengan temannya.
6. Kurangnya motivasi yang diberikan oleh pengajar.
7. Siswa masih kesulitan dalam mencari informasi.
Berdasarkan refleksi untuk siklus I masih terdapat banyak kekurangan,
peneliti berupaya mengatasi kekurangan tersebut dengan mempelajari materi yang
49
lalu agar dapat dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan, lebih memotivasi
siswa dalam belajar, dan pengajar akan membimbing siswa dalam mencari
informasi dari berbagai sumber belajar. Dalam penguasaan kelas, pengajar harus
menjadikan pembelajaran lebih menarik agar siswa termotivasi dalam belajar. Dari
perbaikan tersebut diharapkan pembelajaran siklus II dapat dilaksanakan dengan
lebih baik dan kekurangan pada siklus I tidak terualang untuk siklus II.
4.1.3 Deskripsi Tindakan Siklus II
Pada Siklus II diuraikan tentang kegiatan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan penelitian dan observasi, kegiatan refleksi. Pada siklus II dilaksanakan
3 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Berikut ini langkah-
langkah kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus II.
4.1.3.1 Perencanaan
Perencanaan untuk siklus II didasarkan pada refleksi yang telah dilakukan
pada siklus I. berdasarkan refleksi siklus I masih terdapat banyak kekurangan
sehingga peneliti berupaya mengatasi kekurangan tersebut dengan mempelajari
materi yang lalu agar dapat dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan, lebih
memotivasi siswa dalam belajar, dan pengajar akan membimbing siswa dalam
mencari informasi dari berbagai sumber belajar. Dalam penguasaan kelas, pengajar
harus menjadikan pembelajaran lebih menarik agar siswa termotivasi dalam belajar.
Dari upaya yang dilakukan oleh peneliti, pada siklus II diharapkan kekurangan yang
terjadi pada siklus I dapat teratasi. Pada siklus II peneliti menyusun RPP dengan
SK memahami perubahan kenampakan bumi dan benda langit dan KD
mendiskripsikan perubahan kenampakan bumi.
Tahap-tahap perencanaan tindakan untuk siklus II dimulai dengan guru
menetapkan tujuan pembelajaran untuk materi yang akan disampaikan yaitu
perubahan kenampakan bumi dan benda langit. Selanjutnya pengajar
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pada siklus I dan mengatasi masalah
tersebut. Kemudian guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran PBL dan juga guru mempersiapkan sumber
belajar serta alat peraga untuk melaksanakan pembelajaran. Peneliti menyusun
50
instrumen observasi guru dan siswa untuk mengamati pencapaian pembelajaran
dengan model PBL. Peneliti juga menyusun soal evaluasi untuk mengetahui hasil
belajar pada siklus II.
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus II dilakukan berdasarkan RPP
yang telah dibuat dan akan dijabarkan sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
Pertemuan pertama Siklus II dilaksanakan pada minggu ketiga bulan April.
Sebelum melakukan pembelajaran, peneliti mempersiapkan materi dan alat peraga
yang akan diberikan pada pertemuan pertama Siklus II. Peneliti mempersiapkan
perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar
observasi guru dan siswa, dan buku materi pembelajaran IPA. Pelaksanaan
pembelajaran pada setiap pertemuan dilakukan 2 x 35 menit. Pelaksanaan
pembelajaran untuk pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 17 April 2017
pukul 09.30-10.40.
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam,
guru meminta salah satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan absensi
kehadiran siswa dan menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. dan guru memberi
apersepsi dengan membunyikan sebuah gambar bumi dan kemudian bertanya jawab
dengan siswa tentang hal yang siswa ketahui terhadap bumi. Guru bertanya jawab
dengan siswa tentang materi sebelumnya untuk mengaitkan pelajaran yang akan
dilakukan dengan pembelajaran yang lalu. Kemudian Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat
kepada siswa. Kemudian siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok dengan
anggota 5 orang. Guru menunjukan sebuah gambar pemandangan malam hari.
kemudian guru bertanya kepada siswa tentang terjadinya malam hari. setelah siswa
mulai bertanya-tanya, guru membagikan gambar dan lembar kerja siswa. Setiap
kelompok diminta mengidentifikasi gambar siang dan malam. Siswa diminta
menjawab pertanyaan dalam lembar kerja dengan mencari jawaban dari buku paket
yang mereka bawa. Selain mencari jawaban dari berbagai sumber, siswa juga diajak
51
untuk melakukan praktek menggunakan senter dan bola. Guru menjelaskan dan
membimbing siswa dalam melakukan praktik.
Setelah siswa selesai mengerjakan, mereka diminta membuat laporan
berdasarkan diskusi mereka. Guru membimbing siswa untuk membuat laporan dan
kesimpulan dari diskusi siswa. Setelah membuat laporan, perwakilan kelompok
diminta untuk membacakan hasil laporan mereka. Siswa kelompok lain diminta
menanggapi laporan dari kelompok yang presentasi. Guru meluruskan laporan
siswa.
Kegiatan akhir/penutup, guru melakukan tanya jawab tentang perubahan
kenampakan bumi dan benda langit yang belum dimengerti oleh siswa. Bersama
dengan siswa membuat rangkuman tentang pembelajaran hari ini. Guru dan siswa
merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan salam.
2) Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan sebagai lanjutan dari pertemuan pertama
yang telah dilakukan. Pelaksanaan pertemuan kedua ini sesuai dengan RPP yang
telah disisapkan oleh penulis. Sebelum pelaksanaan pengajar menyiapkan media
dan sumber belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran untuk pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 18 April 2017 pukul
07.00-08.10.
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan
salam, guru meminta salah satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan
absensi kehadiran siswa dan menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. dan guru
memberi apersepsi dengan bertanya kepada siswa yang memiliki kerabat didaerah
pantai. Pertemuan kedua kegiatan yang dilakukan guru adalah sesuai dengan RPP
pada materi perubahan energi bunyi. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang
materi sebelumnya. Kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara
singkat. Guru meminta seorang siswa untuk membaca cerita tentang pasang surut
52
air laut. Guru menanyakan inti dari cerita tersebut kepada siswa. Kemudian setelah
tanya jawab tentang carita pasang surut air laut siswa diminta bergabung dalam
kelompoknya masing-masing yang telah terbentuk. Guru membagikan lembar kerja
kepada siswa. Kemudian guru membagikan gambar pasang surut air laut. Siswa
diminta mengidentifikasi gambar tersebut dan mengisi lembar kerja yang telah
dibagikan. Siswa mengisi lembar kerja dengan berdiskusi dan mencari dari berbagai
sumber belajar. Setelah selesai berdiskusi siswa diminta membuat laporan tentang
hasil diskusi mereka. Setelah menyusun laporan, perwakilan setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka
Kegiatan akhir/penutup, guru melakukan tanya jawab tentang perubahan
kenampakan bumi dan benda langit yang belum dimengerti siswa. Guru dan siswa
merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan salam.
3) Pertemuan 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan sebagai lanjutan dari pertemuan kedua yang
telah dilakukan. Pelaksanaan pertemuan ketiga ini sesuai dengan RPP yang telah
disisapkan oleh penulis. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan kedua
dilakukan pada tanggal 19 April 2017 pukul 07.00-08.10. Kegiatan awal
pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam, guru meminta salah
satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan
menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. Guru bertanya jawab dengan siswa
tentang materi sebelumnya.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan kembali materi perubahan kenampakan
bumi dan benda langit. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi
kenampakan bumi dan benda langit. Siswa diminta untuk mengungkapkan
pendapat mereka tentang energi dan penggunaannya. Setelah siswa
mengungkapkan pendapat mereka tentang kenampakan bumi dan benda langit guru
meluruskan pendapat dari siswa. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum dipahami. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
53
mengenai materi yang sudah disampaikan untuk memastikan bahwa siswa sudah
memahami materi yang sudah disampaikan.
Pada kegiatan akhir/penutup, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2. Setelah itu siswa diminta mengerjakan soal
evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa. Setelah selesai mengerjakan guru
bertanya tentang soal yang dianggap siswa sulit dan soal yang dianggap mudah oleh
siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Pada evaluasi hasil belajar siklus II mengalami peningkatan dibandingkan
dengan hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar IPA yang diperoleh dari 29
siswa terdapat 24 siswa yang telah mendapat nilai diatar KKM (≥70) dan terdapat
5 orang siswa yang belum tuntas .
Dari hasil evaluasi didapatkan data hasil belajar siswa siklus II. Dari data
tersebut disusun tabel hasil belajar siswa pada siklus II dapat menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Urutkan data terlebih dahulu
Untuk mempermudah dalam mengolah data menjadi tabel maka data
diurutkan terlebih dahulu dari yang terkecil ke yang terbelsar. Dalam siklus
I didapatkan data yang sudah diurutkan sebagai berikut:
60, 65, 70, 70, 70, 75, 75, 75, 75, 75, 75, 80, 80, 80, 80, 80, 85, 85, 85, 90,
90, 90, 95, 95, 95
2. Menentukan Range (Jangkauan) : didapat dari nilai yang terbesar dikurangi
nilai yang terkecil. Rumus: R = Xmax – Xmin
Pada siklus II range (jangkuan) adalah 95-60= 35
3. Menentukan banyaknya kelas
Menentukan banyaknya kelas dapat menggunakan rumus Sturgess.
Berikut adalah rumus Sturgess:
K = 1 + 3,3 log N
dimana K = Banyaknya kelas dan N = Jumlah Data.
54
Pada siklus II banyaknya kelas atau K = 1+ 3,3 log 25 adalah 6. Pada siklus
1 terdapat 6 kelas.
4. Menentukan Interval Kelas
Menentukan Interval kelas dapat menggunakan rumus: I =𝑅
𝐾
5. Dengan R adalah Range (jangkauan) dan K adalah banyaknya kelas.
Pada siklus II interval kelas setelah dihitung dengan rumus adalah
35/6 = 5,83 dibulat kan menjadi 6. Maka interval setiap kelas adalah 6.
6. Menentukan batas kelas dengan nilai terendah sebagai batas bawah kelas
dan nilai tertinggi sebagi batas atas.
Data dari hasil belajar siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 4
SD Negeri Kalinanas 01 Semester II/2016-2017
No Interval Frekuensi Persentase
1. 60 - 65 2 8
2. 66 - 71 3 12%
3. 72 - 77 6 24%
4. 78 - 83 5 20%
5. 84 - 89 3 12%
6. 90 - 95 6 24%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.5 terlihat bahwa siswa yang tuntas mencapai KKM telah
meningkat dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang memperoleh nilai diatas
KKM meningkat dari 17 siswa dengan persentase 68% menjadi 23 siswa dengan
presentase 92%, sedangkan siswa yang belum tuntas ada 2 siswa dengan persentase
8% dari sebelumnya ada 8 siswa yang belum tuntas. Rata-rata kelas juga mengalami
peningkatan dari 72,32 menjadi 79,8. Nilai maksimal yang diraih siswa adalah 95
dan nilai minimalnya 60. Dari tabel 4.5 dapat dibuat diagram sebagai berikut:
55
Diagram 4.2
Hasil Belajar IPA Siklus II
4.1.3.3 Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Siklus II
Tahap observasi siklus II dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Observasi siklus I dilaksanakan dari pertemuan pertama
sampai pertemuan ketiga. Pelaksanaan observasi ini merupakan pengamatan
aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Selama pembelajaran,
guru kelas menjadi observer yang melakukan observasi terhadap pelaksaan
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, apakah pembelajaran tersebut sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran Problem Basen Learning (PBL) atau belum.
Observer memberikan penilaian terhadap pembelajaran guru dan berhak
memberikan masukan atau komentar untuk pembelajaran selanjutnya. Selain
mengobservasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, observer
juga mengobservasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Dalam pertemuan 1 terdapat 18 indikator observasi kegiatan pembelajaran
guru. Pemeberian skor observer adalah dengan memberikan tanda (√) pada tabel
yang telah disediakan. Pembelajaran sudah berjalan sesuai langkah-langkah
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dalam menyampaikan pelajaran,
pengajar sudah dapat memperbaiki kesalahan dari siklus I. akan tetapi masih
6
3
5
6
3
2
0
1
2
3
4
5
6
7
90 - 95 84 - 89 78 - 83 72 - 77 66 - 71 60 - 65
Hasil Belajar IPA Siklus II
56
terdapat kekurangan dimana pengajar belum menggali pengetahuan siswa secara
menyeluruh.
Pada lembar observasi keaktifan siswa terdapat 12 indikator untuk
mengukur keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi dari
keaktifan siswa sudah menunjukan perubahan. Hal tersebut terlihat dari tercapainya
semua indikator observasi keaktifan siswa. Akan tetapi dalam mempresentasikan
jawaban di depan kelas masih banyak siswa yang malu untuk maju dan dalam
presentasi suara mereka kurang keras. Hal tersebut menjadikan pengajar agar lebih
memotivasi siswa agar lebih percaya diri.
Dalam pertemuan 2 pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran PBL. Pembelajaran pertemuan 2 juga sudah terjadi peningkatan
dibandingkan dengan pertemuan pertama, indikator dalam observasi kegiatan guru
sudah terpenuhi. Guru juga sudah biasa mengaitkan dengan materi sebelumnya dan
sudah menguasai materi dengan baik. Dalam motivasi guru juga melakukan dengan
baik, hal itu terlihat dari minat siswa dalam pembelajaran.
Dalam segi penguasaan kelas masih terdapat kekurangan. Kekurangan
tersebut adalah siswa yang berebut untuk menjawab pertanyaan dan berebut untuk
maju kedepan dalam mempresentasikan hasil diskusi. Hal tersebut menjadikan
kelas menjadi gaduh. Kejadian tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi guru
untuk lebih menguasai kelas agar tidak terjadi kegaduhan lagi.
Dalam pertemuan 3 pembelajaran sudah dilakukan dengan sangat baik,
semua indikator observasi juga sudah terpenuhi oleh guru. Dalam penguasaan
materi dan kelas guru melakukan dengan baik. Guru juga sudah menggali
pengetahuan awal siswa dengan baik. Hal tersebut terbukti dari semakin tertariknya
siswa dalam mengikuti pelajaran dan memecahkan masalah. Siswa juga sudah
mulai aktif dalam diskusi dan lebih giat dalam memecahkan masalah.
Dari observasi yang telah dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua dan
ketiga sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hasil observasi
guru dan siswa dapat dilihat dari tabel 4.6 dan 4.7 berikut ini:
57
Tabel 4.6
Hasil Observasi Tindakan Guru dalam Penerapan Model PBL di
SD Negeri Kalinanas 01 Tahun Pelajaran 2015/2016
No
Aspek
yang
diamati
Indikator
Pengamatan
Pertemuan 1 Pertemuan2 Pertemuan 3
Jum
lah
Persentas
e (%)
jum (%) Jum (%) jum (%)
1. Kegiatan
awal
3 17% 2 11% 3 17% 3 17%
2. Kegiatan
Inti
12 66% 10 55% 11 61% 12 66%
3. Kegiatan
penutup
3 17% 3 17% 3 17% 3 17%
Jumlah 18 100% 15 83% 17 95% 18 100
Pada siklus II sudah terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal
tersebut terlihat dari pertemuan pertanya hanya 3 indikator yang belum tercapai.
Pada pertemuan 2 hanya 1 indikator yang belum tercapai. Pada pertemuan 3 semua
indikator sudah tercapai dengan baik. Dari hasil observasi tersebut mengartikan
bahwa guru telah melakukan perbaikan atas kekurangan-kekurangan pada siklus I.
Selain observasi kegiatan guru, juga terdapat observasi kegiatan siswa saat
dalam mengikuti pembelajaran. Observasi kegiatan siswa dilakukan untuk
mengamati keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan oleh observer, berikut data observasi keaktifan siswa:
58
Tabel 4.7
Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Penerapan Model PBL di
SD Negeri Kalinanas 01
Tahun Pelajaran 2015/2016
No Aspek yang
diamati
Indikator
Pengamatan
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Jumlah Persentase
(%)
jum (%) jum (%) jum (%)
1. Kegiatan
siswa dalam
pembelajaran
12 100% 10 83% 11 91% 12 100%
Pada tabel 4.7 terlihat peningkatan keaktifan siswa. Pada pertemuan 1 sudah
10 indikator yang tercapai. Pada pertemuan 2 sudah meningkat menjadi 11
indikator yang telah tercapai. Dan pada pertemuan 3 semua indikator telah
terpenuhi. Hal tersebut terjadi karena guru telah memperbaiki penguasaan kelas dan
lebih memotovasi siswa agar aktif dalam pembelajaran.
4.1.3.4 Refleksi Siklus II
Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari pembelajaran dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Selain itu refleksi ini
digunakan sebagai bahan perbaikan untuk siklus berikutnya. Setelah melakukan
kegiatan pembelajaran siklus II dari pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3
maka diadakan refleksi dalam bentuk diskusi dari proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Diskusi ini dilakukan oleh observer dan peneliti. Dalam diskusi berisi
tentang evaluasi bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL).
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran
PBL sudah termasuk dalam kategori sangat baik. Dalam lembar observasi sudah
59
tidak ada komentar dari observer. Maka semua indikator pada siklus II telah
tercapai.
Berdasarkan hasil belajar pada siklus II, sebanyak 92% siswa telah tuntas,
sedangkan siswa yang belum tuntas ada 2 siswa dengan persentase 8% dengan
KKM 70, dengan rata-rata kelas 79,8. Dilihat dari hasil belajar pada siklus I dan
siklus II telah mengalami peningkatan. Berikut adalah hasil dari refleksi yang
dilakukan peneliti bersama dengan observer:
1. Kegiatan pembelajaran sudah terprogram dengan baik.
2. Siswa lebih antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran.
3. Pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan.
4. Kegiatan pembelajaran lebih menarik siswa.
5. Siswa dapat memecahkan masalah dan saling bertukar pendapat dengan teman
kelompok.
6. Siswa lebih berani untuk tampil dan mengemukakan pendapat.
7. Siswa lebih berani untuk mengemukakan hasil laporan mereka didepan kelas
karena motivasi guru.
4.2 Analisis Data
Analisis data akan diuraikan dari analisis data perbandingan aktifitas guru
pada siklus I dan siklus II, analisis data siklus I, analisis data siklus II, dan analisis
komparatif. Dari perolehan data saat penelitian maka akan dianalisis dan
dibandingkan antara kondisi siklus I dan siklus II. Berikut analisis data dari siklus
I dan siklus II.
4.2.1 Analisis data perbandingan Aktivitas Guru dalam pembelajaran
Hasil pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran yang dilakukan
diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 18 indikator untuk lembar
observasi aktivitas guru. Dalam lembar observasi, observer mengisi data dengan
memberi tanda (√) pada kegiatan yang sudah dicapai oleh guru. Dalam hasil
analisis data ini akan diuraikan hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa pada
siklus I.
60
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran PBL mata pelajaran IPA kelas 4 pada siklus I
dan II dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga diuraikan pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.8
Perbandingan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA Menggunakan
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siklus I dan Siklus
II
No Aktivitas
Guru
Siklus I Siklus II
Pertemuan Pertemuan
1 2 3 1 2 3
1. Dilakukan 14 15 16 15 17 18
2. Tidak
dilakukan
3 2 2 3 1 0
Jumlah 18
Dari tabel 4.8 diatas aktivitas guru mengalami peningkatan dalam
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dari pertemuan
pertama siklus I, pertemuan kedua siklus I, pertemuan ketiga siklus I hingga
pertemuan pertama siklus II, pertemuan kedua siklus II, pertemuan ketiga siklus II.
Peningkatan pada siklus I dan II dapat disajikan pada diagram berikut:
Diagram 4.3
Perbandingan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA Menggunakan
Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siklus I dan Siklus II
0
5
10
15
20
Pertemuan ISiklus I
Pertemuan IISiklus I
Pertemuan IIISiklus I
Pertemuan ISiklus II
Pertemuan IISiklus II
Pertemuan IIISiklus II
TIN
DA
KA
N Y
AN
G
DIL
AK
UK
AN
PELAKSANAAN TINDAKAN
61
4.2.2 Análisis Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Selain observasi terhadap aktivitas guru, peneliti juga melakukan observasi
terhadap aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.
Pada lembar observasi kegiatan siswa terdapat 12 indikator pencapaian yang
dijadikan acuan dalam pembelajaran. Pada setiap pertemuan akan dianalisis untuk
mengetahui peningkatan dari kegiatan siswa. Hasil observasi dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4.9
Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siklus I dan Siklus II No Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II
Pertemuan Pertemuan
1 2 3 1 2 3
1 Dilakukan 9 10 10 10 11 12
2 Tidak dilakukan 3 2 2 2 1 0
Jumlah 12
Berdasarkan tabel 4.9 terdapat peningkatan antara siklus I dan siklus II.
Peningkatan ini terlihat dari indikator yang dilakukan oleh guru dari pertemuan 1,2,
dan 3 pada siklus I maupun pertemuan 1, 2, dan 3 pada siklus II. Peningkatan
aktivitas siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada diagram berikut.
Diagram 4.4
Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA Menggunakan
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siklus I dan Siklus
II
9 10 10 10 11 12
0
5
10
15
Pertemuan
I Siklus I
Pertemuan
II Siklus I
Pertemuan
III Siklus I
Pertemuan
I Siklus II
Pertemuan
II Siklus II
Pertemuan
III Siklus
II
Ju
mla
h T
ind
ak
an
Pelaksanaan Tindakan
62
4.2.3 Analisis Ketuntasan dan Analisis Komparatif Hasil Belajar Siswa
Analisis ketuntasan diambil dari prasiklus, siklus I, dan siklus II yang
disajikan dalam sebuah tabel dan grafik. Setelah melakukan pembelajaran, terdapat
peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 pada tahap
prasiklus, siklus I dan siklus II. Perbandingan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa
kelas 4 pada prasiklus, siklus I, siklus II dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01
Semester II/2016-2017
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas 17 68%
2 Tidak Tuntas 8 32%
Rerata 72,3
Maksimum 90
Minimum 55
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, jumlah siswa yang memiliki nilai diatas
KKM sebanyak 17 siswa sebesar 68% dan siswa yang masih dibawah KKM
sebanyak 8 siswa sebesar 32%. Rata-rata nilai dari pelajaran IPA pada siklus I
adalah 72,3 dengan nilai tertinggi adlah 90 dan nilai terendah adalah 55. Dari hasil
tersebut maka dapat dinyatakan dalam diagam berikut:
63
Diagram 4.5
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 4 SD Negeri
Kalinanas 01
Berdasarkan diagram 4.5 dapat dilihat perbandingan siswa yang telah
mancapai nilai diatas KKM dan siswa yang masih dibawah dari nilai KKM.
Ketuntasan hasil belajar IPA siklus I sebanyak 17 siswa (68%) mencapai nilai diatas
KKM dan termasuk kategori tuntas, dan 8 siswa (32%) belum tuntas dengan nilai
yang masih dibawah KKM.
Tabel 4.11
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Siswa Kelas 5 SD Negeri Kalinanas 01
Semester II/2016-2017
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas 23 92%
2 Tidak Tuntas 2 8%
Rerata 79,8
Maksimum 95
Minimum 60
68%
32%
Tuntas
Belum Tuntas
64
Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa 23 siswa dengan presentase 92%,
sedangkan siswa yang belum tuntas ada 2 siswa dengan persentase 8%. Rata-rata
kelas pada siklus II adalah 79,8. Nilai maksimal yang diraih siswa adalah 95 dan
nilai minimalnya 60. Analisis ketuntasan belajar IPA dengan menggunakan model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat dilihat dalam bentuk diagram
sebagai berikut:
Diagram 4.6
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 4
SD Negeri Kalinanas 01
Berdasarkan analisis ketuntasan hasil belajar antar siklus maka dapat dibuat
analisis komparatif ketuntasan hasil belajar antar siklus. Analisis dilakukan dengan
menyajikan data perbandingan ketuntasan hasil belajar prasiklus, siklus I, dan
siklus II dalam tabel. Data tersebut dibandingkan dengan indikator kinerja yang
telah ditetapkan. Berikut data analisis komparatif dapat dilihat pada tabel 4.12
berikut.
Tabel 4.12
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01
Semester II/2016-2017
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
f % f % f %
1 Tuntas 10 40% 17 68% 23 92%
Tuntas92%
Tidak Tuntas8%
Tuntas Tidak Tuntas
65
2 Tidak Tuntas 15 60% 8 32% 2 8%
Rerata 64,8 72,3 79,8
Maksimum 80 90 95
Minimum 45 55 60
Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan
dalam setiap siklus. Hal tersebut dapat dilihat dalam bentuk grafik pada grafik 4.7.
Gambar 4.7
Grafik Komparatif Linear Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan observasi sebelum tindakan dilakukan di kelas 4 SD Negeri
Kalinanas01 ditemukan bahwa hasil belajar IPA masih rendah, hal tersebut
disebabkan guru kelas masih menggunakan metode konvensional yaitu metode
ceramah, siswa kurang termotivasi dengan pembelajaran yang berlangsung. Guru
juga kurang memanfaatkan media dan alat peraga yang tersedia, sehingga
pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif. Siswa hanya belajar
dengan cara menghafal materi tanpa melakukan percobaan langsung. Akibatnya
siswa menjadi malas dalam belajar sehingga hasil belajar yang dicapai rendah.
Berdasarkan nilai ulangan tengah semester yang telah dilakukan, rata-rata
yang diperolah siswa adalah 64,8. Hanya terdapat 10 siswa yang nilainya di atas
0
5
10
15
20
25
Prasiklus Siklus I Siklus II
10
17
23
15
8
2
Jum
lah
Sis
wa
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar IPA SISWA SDN Kalinanas 01
Tuntas Tidak Tuntas
66
Kriteria Ketuntasan Minimal (70) dengan persentase 40% dan siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM adalah 15 siswa dengan persentase 60%. Nilai
tertinggi dari ulangan tengah semester adalah 80 dan nilai terendahnya adalah 45.
Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM masih banyak. Setelah menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terjadi peningkatan hasil
belajar. Pada siklus I, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan hasil belajar IPA siswa yang
terlihat dari ketuntasan belajar siswa dengan 17 siswa mendapat nilai diatas KKM
(70) dan 8 orang siswa masih di bawah KKM. Rata-rata kelas pada siklus I adalah
72,3 dan nilai tertinggi 90 serta nilai terendah adalah 55. Pada siklus II, kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan
hasil belajar IPA, siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 23 siswa dan
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 2 siswa. Rata-rata kelas
meningkat menjadi 79,8 dan nilai tertinggi 95 serta nilai terendah 60.
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa dari setiap siklus hasil belajar IPA
siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I, 17 siswa telah mendapatkan nilai di
atas KKM dan 8 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Pada siklus II, siswa yang
mendapat nilai diatas KKM adalah 23 orang dan hanya 2 orang yang masih dibawah
KKM. Rata-rata kelas siklus I adalah 72,3 dan pada siklus II adalah 79,8. Dari hasil
tersebut membuktikan bahwa kegiatan hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01.
Peningkatan hasil belajar IPA ini desebabkan karena pembelajaran dengan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membuat siswa lebih aktif
dalam belajar dan membuat siswa termotivasi dalam pembelajaran karena dalam
pembelajaran PBL siswa menjadi tertantang untuk memecahkan masalah yang
muncul dalam pembelajaran. Langkah-langkah meliputi siswa diberi suatu
pertanyaan dan juga sebuah gambar dan benda. Hal tersebut memunculkan
pertanyaan di pikiran siswa tentang benda tersebut. Kemudian siswa didorong
untuk mecari tahu tentang rasa ingin tahu mereka dengan mencari jawaban dari
berbagai sumber maupun melakukan praktik eksperimen untuk menjawab
67
pertanyaan dan rasa ingin tahu mereka. Dengan adanya hal tersebut, siswa akan
lebih giat dalam belajar dan dengan itu hasil belajar akan dapat meningkat.
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
memberikan perubahan yang positif dalam pembelajaran. Dampak positif tersebut
terlihat dari pembelajaran yang dilakukan sudah tidak berpusat kepada guru.
Pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) menjadikan guru
sebagai fasilitator bagi siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Taufiq Amir (2010: 22) tugas pendidik adalah sebagai fasilitator yang
mengarahkan pemelajar dalam mencari dan menemukan solusi yang diperlukan
(hanya mengarahkan, bukan menunjukan!), dan juga sekaligus menentukan kriteria
pencapaian proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) menjadikan guru sebagai fasilitator atau mengarahkan siswa dalam
proses pembelajaran. Dengan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) menjadikan siswa untuk berfikir kritis dan memiliki keterampilan
dalam memecahkan masalah. Hal tersebut sesuai dengan Arends (2008: 43) PBL
tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah
besar kepada siswa.PBL dirancang untuk membantu siswa mengembangkan
keterampilan berpikir, keterampilan menyelasaikan masalah, dan keterampilan
intelektual. Dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran karena model pembelajaran
PBL menjadikan siswa untuk aktif dalam memecahkan masalah. Hal tersebut
sejalan dengan Barrow (dalam Miftahul Huda, 2015: 271). Pembelajaran PBL
adalah pembelajaran yang diperoleh siswa melalui pemecahan masalah. Hal
tersebut mengartikan bahwa pembelajran PBL adalah pembelajaran yang diperoleh
melalui pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa. Penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang
mengaitkan dengan kejadian-kejadian yang terjadi di dunia nyata. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Tan, Wee, dan Kek, (dalam Amir, 2010: 12). PBL
mempunyai ciri-ciri dimana pembelajaran dimulai dengan guru memberikan suatu
masalah yang berkaitan dengan kejadian yang terjadi di dunia nyata kepada siswa.
68
Hasil penelitian ini memperkuat dan melengkapi penelitian-penelitian yang
terdahulu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Eny Wulandari
(2012) karena didalam penelitian ini terbukti bahwa terdapat peningkatan hasil
belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Mudal dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Penilitian lain yang dilakukan oleh Linda
Rachmawati (2012) dalam meningkatkan pembelajaran IPA Siswa Kelas 5 SDN
Pringapus 2 Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek pada Tahun 2011/2012
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian Linda
Rachmawati menunjukkan peningkatan hasil belajar IPA. Hal ini terlihat dari hasil
belajar siswa yang meningkat dari rata-rata 63,4 pada siklus I menjadi rata-rata
80,94 pada siklus II. Hal tesebut terbukti bahwa penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian
yang dilakukan oleh Febriana (2010) terbukti bahwa model pembelajaran PBL
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal tersebut terbukti karena terdapat
peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) pada tiap siklus. Penelitian yang dilakukan Febriana terlihat
dari peningkatan total nilai yang didapat, siswa dengan nilai≥ 60 padakondisi awal
ada 15 siswa (50%) dengan mean 63,4, lalu pada siklus I, 28siswa(93%) dengan
mean 65,67. Kemudian meningkat pada siklus II mean 89 ada 29 siswa (97%)
dengan nilai ≥ 60.
Berdasarkan pembahasan diatas, dengan penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) siswa yang semula mendapatkan nilai dibawah
KKM setelah dilakukan tindakan kelas menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) menjadi tuntas melalui 2 siklus yaitu 2 tahap siklus I dan
siklus II. Maka dapat dibuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD
Negeri Kalinanas 01 Tahun pelajaran 2016/2017.