bab iii pengelolaan yatim piatu di yayasan al...
TRANSCRIPT
47
BAB III
PENGELOLAAN YATIM PIATU DI YAYASAN AL-HIKMAH
POLAMAN MIJEN SEMARANG
A. Sekilas Tentang Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah Polaman Mijen
Semarang
1. Latar Belakang Didirikannya Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah
Polaman Mijen Semarang
Dalam Undang-Undang tentang Yayasan Bab I (Ketentuan
Umum) Pasal 1 (1) dikemukakan bahwa Yayasan adalah badan hukum
yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan,
yang tidak mempunyai anggota.1 Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah yang
ada di Polaman Mijen Semarang merupakan salah satu dari sekian banyak
perkumpulan Panti Asuhan yang ada di Indonesia dan sudah dikenal oleh
masyarakat di daerah Polaman dan sekitarnya.
Panti asuhan ini terletak di kawasan pegunungan Kota Semarang,
tepatnya yaitu Kelurahan Polaman RT: 02 dan 03, RW: 01, Kecamatan:
Mijen, Kota: Semarang. Sebelah Baratnya terletak Kelurahan Babakan,
sebelah Selatan Kelurahan Karang Malang, Sebelah Utara Kelurahan
Purwosari, dan sebelah Timurnya Kelurahan dan Kecamatan Semarang.2
1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan
2 Hasil Wawancara dengan Bapak Amad Trioso, Kepala Kelurahan Polaman Mijen
Semarang, Senin 29 Agustus 2005
49
Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah di Polaman Mijen Semarang
mulai didirikan pada tanggal 1 Juni 1997 menjelang tahun ajaran baru
sekolah tahun 1997/1998. Panti asuhan ini didirikan secara kolektif oleh
yayasan Al-Hikmah yang diprakarsai oleh seorang pejabat Pemkot
Semarang Bapak Drs. H. HA. Fatah Dahlan, MM. Beliau lahir di Demak
dan pendidikan terakhirnya (alumni) Fakultas Ushuluddin IAIN
Walisongo Semarang lulusan tahun 1976 yang dibantu oleh keluarga H.M.
Solechan Achmad, pengasuh Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah
sekarang.3 Seperti dalam Undang-Undang tentang Yayasan dalam Bab II
(Pendirian) pasal 9 ayat 1 dan 2; (1) Yayasan didirikan oleh satu orang
atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya,
sebagai kekayaan awal. (2) Pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa
Indonesia.4
Panti asuhan ini diberi nama Al-Hikmah karena tabarrukan
(orang Jawa mengatakan: ngalap berkah) dengan Masjid Al-Hikmah yang
lebih dahulu berdiri (didirikan oleh Alm. Mbah K. Abu Nasrun dan Mbah
K. Ahmad Bahri) yang letaknya berdampingan dengan Panti Asuhan Al-
Hikmah itu sendiri.5 Hal ini sesuai dengan Pasal 15 (1 dan 2), yaitu:
3 Hasil Wawancara dengan Saudara Nasir Jamaluddin, SHi., seorang anggota pengurus
Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah. Sabtu 30 Juli 2005
4 Undang-undang Republik Indonesia, Op. Cit
5 Hasil wawancara dengan Bapak HM. Solechan Achmad, Pengasuh Yayasan Pondok Panti
Asuhan Al-Hikmah, Minggu 31 Juli 2005
50
(1) Yayasan tidak boleh memakai nama yang:
a. telah dipakai secara sah oleh Yayasan lain; atau
b. bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan
(2) Nama Yayasan harus didahului dengan kata “Yayasan” .6
Seiring dengan perkembangan pendidikan yang diberikan kepada
anak yatim oleh pengurus panti asuhan yaitu modifikasi dari latar
belakang didirikannya panti asuhan ini (syi’ar Islam) dan pendidikan
formal (MI/SD, MTs/SLTP, MA/SLTA) maka panti asuhan ini merubah
namanya menjadi Yayasan Pondok Panti Asuhan Al-Hikmah
a. Latar belakang didirikannya Yayasan Pondok Panti Asuhan Al-
Hikmah Polaman Mijen Semarang ini adalah:
1. Membantu anak yatim piatu dan dhuafa dalam rangka memberikan
bekal pendidikan, khususnya pendidikan ilmu agama Islam dan
tidak kalah utama adalah untuk syi’ar Islam.7
2. Menyiapkan generasi muda Islam, yang bertaqwa kepada Allah
SWT.
3. Membantu dan memberikan pelayanan kepada anak asuh/anak
yatim/yatim piatu/dhuafa’ maupun anak terlantar, dengan
membimbing dan mendidik mereka ke arah perkembangan pribadi
yang wajar dan benar serta memberikan kemampuan ketrampilan
kerja, sehingga diharapkan mereka dapat hidup mandiri secara
6 Undang-undang Republik Indonesia. Op. Cit
7 Wawancara dengan Bapak HM. Solechan Achmad, Op. Cit
51
layak, penuh tanggung jawab bagi diri sendiri, keluarga maupun
masyarakat.
4. Memberikan bekal dasar ilmu pengetahuan agama dan ilmu-ilmu
lainnya agar menjadi anak shaleh dan shalehah, berakhlaqul
karimah, bermanfaat bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara.8
b. Sasaran Yayasan Pondok Panti Asuhan Al-Hikmah Polaman Mijen
Semarang ini adalah:
1. Anak-anak yatim piatu menjadi prioritas utama untuk diasuh dan
dididik mulai tingkat MI/SD, MTs/SLTP, MA/SLTA.
2. Anak-anak dari keluarga dhuafa’ (kurang mampu) yang sosial
ekonominya perlu dibantu.
c. Manfaat keberadaan Yayasan Pondok Panti Asuhan Al-Hikmah
Polaman Mijen Semarang ini adalah:
Disamping manfaat langsung yang dirasakan oleh anak panti
asuhan dan umat Islam pada umumnya, maka panti asuhan juga
bermanfaat:
1. Sebagai tempat studi kuliah kerja riset orientasi dalam bidang
sosial psikologi, agama, kegiatan gizi dan lainnya bagi mahasiswa.
2. Sebagai tempat praktek sistem pendidikan ganda para siswa SMK
atau SMPS.
8 Pamflet Penerimaan Anak Asuh Baru Tahun 2005/2006
52
3. Sebagai tempat Bhakti Sosial bagi lapisan masyarakat LSM,
Remaja Masjid, Organisasi Mahasiswa, Jama’ah Pengajian Ibu-
ibu, Dharma Wanita dan lain-lain.
2. Struktur Kepengurusan Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah Polaman
Mijen Semarang
Dalam Undang-Undang tentang Yayasan, pasal 2, mengemuka-
kan bahwa yayasan mempunyai organ yang terdiri atas pembina,
Pengurus, dan Pengawas.9 Pada awal berdirinya, kepengurusan panti
asuhan ini terdiri dari berbagai komponen masyarakat, termasuk beberapa
birokrat atau pejabat, tetapi praktek di lapangan tulang punggung
kepengurusan panti asuhan terletak pada keluarga Alm. Mbah Ahmad
Bahri.
Mulai awal tahun 2000, bapak HM. Solechan Achmad selaku
pengasuh Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah Polaman Mijen Semarang
merangkul semua anggota keluarganya yang mau dan punya potensi
mengatur pengelolaan panti asuhan untuk ikut masuk dalam jajaran
kepengurusan mulai tahun itu. Nama-nama yang terdaftar dalam
kepengurusan tahun millennium itu bukan hanya sekedar tumpang nama
saja, tapi memang diproses hanya untuk memajukan kualitas pengelolaan
panti asuhan. Buktinya mulai tahun itu panti asuhan yang berdiri tahun
1997 ini terus berkembang.
9 Undang-undang Republik Indonesia. Op. Cit
53
STRUKTUR KEPENGURUSAN
“YAYASAN PONDOK PANTI ASUHAN AL-HIKMAH”
POLAMAN MIJEN SEMARANG”
1. Penasehat : - H. Srihono, SH. M.SI
- Drs. H.A. Fatah Dalan, MM
2. Pengasuh : HM. Solechan Achmad
3. Ketua : H. Moch. Ichwan, AM
Wakil Ketua : H. Moch. Charir, BA
4. Sekretaris : M. Samudi
Wakil Sekretaris : Ulfatun N. H, S. Kom
5. Bendahara : M. Umar Nasrudin
Wakil Bendahara : Tatie Nur Maslakhati, SHI
6. Anggta : - Imam Tobroni, S. Ag
- MN. Jamaludin, SHI
- Abdus Salam
- Anis Ma’arifah
- Rahmad Wahyudi
3. Program Kerja Kepengurusan Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah
Polaman Mijen Semarang
Anak-anak panti asuhan adalah bagian yang tak terpisahkan dari
komunitas anak manusia pada umumnya, dan merupakan generasi muda
kader penerus umat, bangsa serta negara yang berwawasan ilmu
54
pengetahuan dan ilmu teknologi serta berdasarkan iman dan taqwa kepada
Allah SWT.
Panti asuhan Al-Hikmah sangat berarti, makna dan manfaatnya
terutama bagi mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan akan
pelayanan anak-anak (yatim/piatu dan dhuafa’), agar melalui panti asuhan
ini dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan sebagai bekal menghadapi
masa depan yang penuh tantangan sekaligus menjanjikan harapan menjadi
anak yang saleh dan salehah.
Program kerja kepengurusan panti asuhan ini tidak seperti panti
asuhan pada umumnya. Karena panti asuhan ini memodifikasi antara
pendidikan pesantren dan pendidikan formal (MI/SD, MTs/SLTP,
MA/SLTA).
Program kerja pengurus tidak hanya sekitar pendidikan saja,
tetapi masih banyak lagi program yang lainnya, diantaranya adalah
membuka penerimaan anak baru, memberikan fasilitas (pondokan,
ketrampilan, kesehatan dan lain-lain) kepada anak-anak dan yang tak
kalah pentingnya adalah mencari dana.
Penerimaan anak baru diadakan pengurus seperti halnya
sekolahan membuka penerimaan murid baru, atau biasa kita sebut sebelum
awal kurikulum baru. Pada tahun ini (2005/2006) para pengurus merasa
lebih puas dari tahun-tahun sebelumnya, karena pada periode ini mereka
sudah dapat memisahkan pondokan putri dan putra (beda Block dan RT),
kurang lebih sekitar 200 M.
55
Pengelolaan anak yatim yang dilakukan oleh Pondok Panti
Asuhan Al-Hikmah Polaman Mijen Semarang, sudah sangat benar sekali.
Buktinya semakin tua panti asuhan ini semakin banyak santrinya
(mengalami peningkatan) setiap tahunnya. Berikut adalah bagan anak-
anak asuh Pondok Panti Asuhan Al-Hikmah Polaman Mijen Semarang,
mulai berdirinya sampai sekarang:
Masuk Keluar Tahun Yatim Dhuafa Yatim Dhuafa Jumlah Keterangan
1997 15 12 - - 27 SD: 7 SMP: 20 1998 11 11 - - 49 SD: 22 SMP: 27 1999 9 4 - - 62 SD: 31 SMP: 31 2000 20 5 12 5 70 SD: 38 SMP: 29 SMU: 3 2001 1 7 4 3 71 SD: 40 SMP: 28 SMU: 3 2002 5 2 2 2 74 SD: 42 SMP: 28 SMU: 4 2003 1 - 5 7 63 SD: 37 SMP: 23 SMU: 3 2004 12 13 9 7 72 SD: 32 SMP: 36 SMU: 3 PT: 1 2005 16 20 3 9 96 SD: 57 SMP: 42 SMU: 3 PT: 1
Saat ini pengurus sudah mendapatkan beberapa donatur tetap
diantaranya adalah dari DinKesSos, PemKot Semarang, Yayasan
Dharma’is, DepSos Pusat, dan beberapa donatur tidak tetap yang
jumlahnya tidak menentu tiap tahunnya. Dengan harapan lebih
menyejahterakan anak-anak panti asuhan yang selalu bertambah tiap
tahunnya, maka para pengurus akan mencari tambahan donatur tetap dan
donatur tidak tetap lainnya.10
Dari semua dana yang didapat, panti asuhan ini kemudian
mengumpulkannya dan dikelola dengan bentuk manajemen keluarga yang
10 Hasil wawancara dengan Bapak M. Umar Nasrudin, Bendahara Yayasan Pondok Panti
Asuhan Alhikmah, Minggu 31 Juli 2005
56
bertanggung jawab. Dinamakan manajemen keluarga yang bertanggung
jawab karena orang-orang yang mengurus panti asuhan ini masih
mempunyai hubungan famili dengan pengasuhnya sekarang.
Pola Manajemen Keluarga Yang Bertanggung Jawab yang
diterapkan di Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah Polaman Mijen
Semarang disamping keluarga atau pengurus yang menjalankan roda
kehidupan anak asuhnya juga memperhatikan fungsi-fungsi pengelolaan
(manajemen) seperti fungsi-fungsi manajemen pada umumnya, yaitu:
1) Perencanaan (planning)
Pimpinan berfungsi untuk menetapkan sasaran dan prosedur atau
rencana untuk mencapai sasaran tersebut, karena perencanaan bisa
mengurangi resiko penyimpangan dan pemborosan dalam arti tenaga,
keuangan dan waktu, rencana biasanya berupa budget (anggaran)
2) Pengelolaan (organizing)
Pimpinan mengkoordinasikan sumber-sumber daya (anak asuh,
pengurus, hasil usaha) dalam organisasi dilakukan berdasarkan
perencananaan yang telah ditetapkan demi tercapainya sasaran.
3) Kepemimpinan (leading)
Cara pimpinan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan untuk
bekerja seoptimal mungkin.
4) Pengawasan (controlling)
Pimpinan berusaha meyakinkan atau menjamin bahwa pelaksanaan
tetap terarah pada sasaran, yang meliputi penetapan standar
57
pelaksanaan; pengukuran pelaksanaan terakhir dan membandingkan
dengan standar yang ditetapkan; dan tindakan perbaikan terhadap
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan standar.
B. Profil Kehidupan Yatim Piatu di Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah
Polaman Mijen Semarang
Anak-anak yatim (tanpa ayah), piatu (tanpa ibu), yatim piatu (tanpa
ayah dan ibu) dan dhuafa (orang miskin yang tidak bisa memenuhi kebutuhan
sosial ekonominya), ditampung secara massal dalam bentuk pondok panti
asuhan kemudian mereka diasuh dengan metode asuhan sistem keluarga
(pengurus adalah pengganti kedua orang tua mereka).
Anak-anak panti asuhan Al-Hikmah akan mendapatkan ilmu berupa
ilmu agama yang bisa didapatkan di dalam kegiatan panti asuhan itu sendiri
dan ilmu pendidikan formal yang didapatkan dari fasilitas panti asuhan
berupa pendidikan umum menurut tingkatannya (MI/SD, MTs/ SLTP,
MA/SLTA, bahkan sekarang sudah ada yang meneruskan di Perguruan
Tinggi Negeri di Kota Semarang).
Berikut adalah format kegiatan untuk panti asuhan:
Jam 07.00 – 14.00 : adalah untuk kegiatan kurikulum sekolah (MI/SD,
MTs/SLTP, MA/SLTA, PT)
58
Jam 14.00 – 07.00 : adalah untuk kegiatan panti asuhan, kegiatan
ketrampilan dan istirahat.11
Kegiatan panti asuhan itu diantaranya adalah Sekolah Diniyah yang
diadakan sore hari. Sekolah ini terdiri dari 4 (empat) kelas, sekolahan ini
tidak hanya untuk anak-anak panti asuhan tetapi juga untuk anak-anak lain
diluar panti asuhan atau anak-anak sekitar. Berikut adalah pembagian-
pembagian kelas Diniyah lengkap dengan kitab-kitabnya:
Kelas 1, terdiri dari anak-anak usia sekolah dasar, kitab-kitabnya adalah;
Mabadiul Fiqhiyah, Aqidatul Awam, Baca Tulis Al Qur’an dan Ibadah
Harian, dan lain-lain.
Kelas 2, terdiri dari anak-anak dari kelas 1 MTs, kitabnya seperti kelas 1,
tapi tingkatannya lebih tinggi.
Kelas 3, terdiri dari anak-anak usia kelas 2 MTs, kitab-kitabnya adalah;
Ta’alim Muta'alim, Tsubulul Iqon, dan lain-lain.
Kelas 4, terdiri dari anak-anak dari kelas 3 MTs, kitabnya adalah;
Ta’limul Muta’alim, aqidatul awam, Wasoya, Nahwu dan Shorof serta
tajwid.
Untuk anak-anak sekolah SLTA biasanya menjadi pengurus anak-anak,
bahkan ada yang mengajar.12
11 Hasil wawancara dengan Saudara Muhammad Fathoni, Pengurus Santri Pondok Panti
Asuhan Alhikmah, Minggu 31 Juli 2005
12 Hasil wawancara dengan Bapak HM. Solechan Achmad, Op. Cit
59
Saat ini panti asuhan sudah memiliki beberapa ketrampilan yang
menghasilkan, dan hasilnya bisa dinikmati mereka sendiri. Seperti yang
dikemukakan dalam Undang-Undang tentang Yayasan pada Bab I (Ketentuan
Umum) pasal 1 dan 2; (1) Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk
menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan
usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha. (2) Yayasan tidak boleh
membagikan hasil kegiatan usaha kepada Pembina, Pengurus, dan
Pengawas.13
Ketrampilan itu diantaranya adalah:
1. Seni bunga dari plastik
2. Menjahit
3. Membuat makanan dari bahan dasar jahe14
Untuk lebih lengkapnya, akan kami paparkan beberapa kegiatan
yang diberikan pengurus untuk anak didiknya, mulai dari kegiatan harian,
mingguan, bulanan sampai kegiatan tahunan.
1. Kegiatan Harian
a. Jama’ah shalat lima waktu
b. Tadarus Al-Qur’an
c. Pengajian kitab-kitab
d. Kegiatan belajar mengajar di madrasah atau sekolah
e. Tugas kebersihan dan lain-lain
13 Undang-undang Republik Indonesia. Op. Cit
14 Hasil Wawancara dengan Ulfatun N.H, S. Kom, Wakil Sekretaris Yayasan Pondok
PantiAsuhan Al-Hikmah, 31 Juli 2005
60
2. Kegiatan Mingguan
a. Kerja bakti
b. Ketrampilan
c. Ziarah kubur
d. Olah raga/ pencak silat dan lain-lain
e. Seni rebana
f. Khitobah
3. Kegiatan Bulanan
a. Silaturrahmi kepada ulama atau sesepuh
b. Pengajian keliling
4. Kegiatan Tahunan
a. Peringatan hari besar Islam
b. Ziarah walisongo
c. Haflah khotmil Qur’an
d. Halal bihalal15
C. Bentuk Pengelolaan Yatim Piatu Di Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah
Polaman Mijen Semarang
Saat ini Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah mempunyai beberapa
cabang pendidikan (umum) selain panti asuhan itu sendiri. Diantaranya
adalah:
1. RA (TK) Al-Hikmah
15 Hasil wawancara dengan Bapak HM. Solechan Achmad, Op. Cit
61
RA (TK) ini berdiri pada tahun 1990. RA (TK) ini mempunyai 2 (dua)
kelas, RA (TK) Kecil dan RA (TK) besar.
62
2. MI (SD) Al-Hikmah
Sekolahan ini berdiri pada tahun 1960. Sebelum tahun 1968 (mulai
berdirinya sekolahan Inpres), sekolah ini mencapai puncaknya, itu
dibuktikan dengan banyaknya murid yang mencari ilmu kesekolahan itu,
setiap tingkatan bisa mencapai 3 (tiga) kelas. Bahkan anak didiknya
sampai ada yang dari luar kelurahan itu. Tetapi karena ada sekolahan
Inpres (negeri) yang berdiri disetiap Desa membuat sekolahan ini menjadi
redup.
3. Madrasah Diniyah (Madin)
Madrasah Diniyah ini didirikan dua tahun sebelum panti asuhan Al-
Hikmah berdiri (1995). Madin ini terdiri 4 (empat) kelas yang sudah
dibagi menurut kemampuan siswanya. Kegiatan belajar mengajarnya
masih menggunakan sebagian tempat asrama panti asuhan dan sebagian
lagi di Masjid Al-Hikmah.
4. MTs (SLTP) Al-Hikmah
MTs ini berdiri pada tahun 1970, pada awal berdirinya, MTs ini dibawah
naungan dengan nama MTs MWB NU. Kemudian tahun 1984 MTs ini
diambil alih oleh Al-Hikmah bersamaan dengan berdirinya yayasan ini.16
Dari keempat cabang pendidikan yang dimiliki yayasan dan hasil
penjualan dari ketrampilan anak-anak panti asuhan ini tentunya menghasilkan
dana yang lumayan. Selain untuk menggaji tenaga pengajar (guru) sekolah
tentu saja masih ada saldo dana. Dana itulah yang nantinya digunakan untuk
16 Hasil wawancara dengan Bapak HM. Solechan Achmad, Op. Cit
63
mencukupi kebutuhan sehari-hari anak-anak panti asuhan selain
mengandalkan bantuan dari donatur.
Ada dua bentuk pengelolaan yatim piatu di Panti Asuhan Al-
Hikmah, yaitu:
1. Sistem Asuhan
a. Sistem asuhan yang digunakan yaitu berbentuk asrama, dimana anak
asuh dikelompokkan dalam jumlah besar dan diasramakan
b. Panti Asuhan sebagai lembaga yang berfungsi memberikan pelayanan
pengganti, senantiasa berusaha agar pelayanan yang diberikan kepada
anak asuh dapat sama atau paling tidak mendekati suasana dalam
keluarga, sehingga mereka kerasan tinggal dalam kehidupan keluar.
2. Sistem Pelayanan
Sistem pelayanan yang diberikan panti asuhan Al-Hikmah
adalah sistem terbuka. Dalam sistem ini panti asuhan berpartisipasi secara
timbal balik dengan masyarakat dan mengembangkan jalur hubungan
kerja dengan berbagai unsur masyarakat yang mempunyai potensi dan
fasilitas untuk dapat membantu panti asuhan, baik selama proses asuhan
anak maupun tahap penempatan anak setelah terminasi asuhan dan
kegiatan lanjutan lainnya. Dalam sistem pelayanan terbuka ini, anak asuh
berpartisipasi langsung dengan anak-anak di luar panti dan masyarakat
sekitarnya.17
17 Hasil wawancara dengan Bapak HM. Solechan Achmad, Op. Cit
64
Dalam setiap melakukan pengelolaan pasti tidak pernah lepas dari
yang namanya keuangan atau dana. Begitu juga dalam melakukan
pengelolaan yatim piatu di Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah Polaman Mijen
Semarang. Biaya yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan rutin, bulanan
maupun tahunan memang cukup besar sedangkan pemasukannya masih
teramat kecil. Pengurus dengan kiat-kiatnya yang sah dan halal memperoleh
dana melalui:
1. Para penyumbang dana (donatur) tetap atau donatur tidak tetap berupa
infaq, zakat mal, jariyah an shodaqoh ataupun berupa natura (beras, gula,
minyak dan lain-lain).
2. Bantuan dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah.
3. Bantuan lainnya yang sah dan tidak mengikat.
Diantara bantuan-bantuan dari donatur tetap adalah:
1. Dinas Kesejahteraan Sosial (Din Kes Sos)
Bantuan dari Din Kes Sos ini datangnya tidak pasti, dan bantuannya
biasanya berupa kesejahteraan fisik, seperti bangunan. Jadi bantuan ini
datangnya hanya pada waktu yayasan ini melakukan pembangunan.
2. Pemerintah Kota Semarang (Pem Kot Semarang)
Bantuan dari Pemerintah Kota Semarang ini datangnya sewaktu-waktu
(insidentil), dan bantuan yang diberikan biasanya berupa sandang, pangan
dan kesehatan.
65
3. Yayasan Dharma’is
Bantuan dari Dharma’is ini berupa dana untuk kehidupan sehari-hari
untuk anak-anak panti asuhan. Yayasan Dharma’is ini tiap bulannya
sanggup memberikan dana sejumlah Rp. 1.125.000,00
4. Departemen Sosial Pusat (Dep Sos Pusat)
Bantuan dari Dep Sos Pusat ini berupa perbaikan makanan, subsidi BBM.
Depsos ini berani membantu hanya untuk 55 anak saja dengan perincian
tiap anak Rp. 2.250,00 per harinya.18
Dana-dana yang didapat dari para donatur tetap maupun tidak tetap,
pembayaran siswa selain anak panti asuhan dari cabang-cabang pendidikan
yang dimiliki yayasan maupun dari hasil penjualan produk kerajinan yayasan
dikumpulkan menjadi satu, kemudian dikelola untuk kehidupan sehari-hari
anak-anak panti mulai dari konsumsi sampai biaya sekolah. Tidak
ketinggalan juga pembagian pakaian (baru maupun bekas yang layak pakai),
uang jajan serta pembagian alat kebersihan (sabun mandi, sabun cuci, sikat,
pasta gigi, dan lain-lain).19
Dana yang sudah pasti didapat (dana tetap) dari donatur tetap tiap
bulannya adalah Rp. 2.250,00 perhari untuk 55 anak berarti tiap harinya
sudah pasti mendapat Rp. 123.750,00. Kalau tiap bulannya ada 30 hari berarti
yang didapat panti asuhan dari Departemen Sosial Pusat adalah Rp.
123.75000 x 30 = Rp. 3.712.500,00 per bulannya. Ditambah lagi bantuan dari
18 Hasil wawancara dengan Bapak M. Umar Nasrudin, Op. Cit
19 Hasil wawancara dengan Bapak HM. Solechan Achmad, Op. Cit
66
Yayasan Dharma’is Rp. 1.125.000,00 perbulannya. Berarti panti asuhan Al-
Hikmah sudah pasti mendapatkan dana Rp. 4.837.500,00 perbulan dari
DepSosPus dan Yayasan Dharma’is (Rp. 3.712.500,- + Rp. 1.125.000,-). Dari
bantuan tetap yang didapat yayasan ini dioptimalkan untuk kebutuhan
konsumsi sehari-hari anak panti asuhan dan kebutuhan pendidikan anak.
Untuk kebutuhan lain (selain konsumsi dan pendidikan), panti asuhan ini
masih mengharapkan dana saldo dari donatur tetap yang untuk kebutuhan
konsumsi dan pendidikan, dan untuk kekurangannya akan mengoptimalkan
dana dari donatur-donatur yang tidak tetap. Kebutuhan itu antara lain untuk
membayar listrik, santunan sandang, alat-alat kebersihan, tabungan untuk
acara-acara besar (bulanan dan tahunan), dan lain-lain.20
Disamping mendapatkan bantuan dari donatur yang tidak tetap
berupa natura (beras, gula minyak dan lain-lain), tiap minggunya panti
asuhan menghabiskan dana untuk belanja keperluan konsumsi anak asuhnya
sekitar Rp. 1.000.000,00. Dana itu digunakan untuk belanja kebutuhan sehari-
hari, seperti beras, gula pasir, teh, minyak goreng, buah-buahan, ikan asin dan
lain-lain.21 Untuk lebih jelasnya, dibawah ini adalah hasil laporan bulanan
bulan November tahun lalu.22
20 Hasil wawancara dengan Bapak M. Umar Nasrudin, Op. Cit, 26 November 2005
21 Hasil Wawancara dengan Tatie Nur Maslakhati, S. Hi, Wakil Bendahara Yayasan
Pondok PantiAsuhan Al-Hikmah, 26 November 2005
22 Arsip Hasil Laporan Pertanggungjawaban Tahun 2004
67
LAPORAN PENGELUARAN BULANAN PANTI PENERIMA BANTUAN
PKPS BBM BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL TAHUN 2004
Nama Panti : Al-Hikmah
Alamat Lengkap : Polaman Mijen
Kota : Semarang
Propinsi : Jawa Tengah
Bulan : November 2004
Tanggal Uraian/jenis barang yang dibeli Nomor Kuitansi
Jumlah (Rp)
04-11-2004 11-11-2004 18-11-2004 25-11-2004
Pembelian di Warung Sembako “BAROKAH” 1. Beras 200 kg 2. Gula pasir 20 kg 3. Teh 10 pak 4. Minyak goreng 20 liter 5. Mangga 10 kg 6. Ikan asin 10 kg 7. Kacang hijau 15 kg 1. Tempe 15 pkt 2. Susu 55 bks 3. Supermie 20 dos 4. Kacang sayur 20 ikat 5. Kentang hitam 10 kg 6. Terong 40 buah 7. Kelapa 50 butir 1. The 5 pak 2. Gula pasir 20 kg 3. Pisang 10 sisir 4. Kecap 10 btl 5. Beras 300 kg
1. Beras 100 kg 2. Supermie 4 dos 3. Telur 20 kg 4. Tempe 15 pkt 5. Bawang merah 15 kg 6. Bawang Putih 15 kg 7. Cabai 10 kg 8. Garam 16 pak
17
18
19
20
Rp. 960.000,00 Rp. 927.500,00 Rp. 987.500,00 Rp. 837.500,00
JUMLAH Rp. 3.712.500,00
68
Anak-anak panti asuhan ini mendapatkan tiga kali makan dalam
sehari, kadang-kadang juga mendapatkan buah dan menu makan itu selalu
berbeda dalam tiga kali makan. Ada pembagian peralatan kebersihan setiap
minggunya serta mendapatkan uang saku setiap paginya sebelum berangkat
sekolah.23
Dana pendidikan formal untuk anak yatim tidak langsung diberikan
kepada anak yang bersangkutan, kecuali untuk anak yang sekolah SMU dan
PT, melainkan pihak pengurus panti asuhan dalam hal ini adalah tugas
bendahara panti asuhan. Dana pendidikan itu langsung diberikan kepihak
sekolah secara langsung dan bersamaan, karena menyangkut anak yatim,
dhuafa, serta masih satu yayasan (MI dan MTs) maka pihak sekolah sedikit
memberikan keringanan. Sedangkan untuk anak-anak yang sekolah SMU (3)
dan PT (1), dana pendidikan langsung diberikan ke pihak yang
bersangkutan.24
Anak-anak sekolah setingkat MI dan MTs tidak pernah merasakan
membayar uang sekolah, karena uang sekolah dibayarkan oleh pihak panti
asuhan. Anak-anak panti asuhan tinggal melaksanakan tugasnya sebagai
pelajar dan tidak usah memikirkan dana pembayaran sekolahnya.25 Setiap
pagi, anak-anak panti asuhan yang duduk di bangku sekolah tingkat SMU dan
23 Hasil Wawancara dengan Imam Kosim, Anak Asuh Panti Asuhan Al-Hikmah Kelas VI
MI, 26 November 2005 24 Hasil wawancara dengan Bapak M. Moch Ichwan, Ketua Yayasan Panti Asuhan Al-
Hikmah, 26 November 2005
25 Hasil Wawancara dengan Saiful Mujab, Anak Asuh Panti Asuhan Al-Hikmah Kelas VI
MI, 26 November 2005
69
Perguruan Tinggi mendapatkan uang saku plus uang transport. Hal itu
dikarenakan yayasan tidak mempunyai cabang pendidikan setingkat itu.26
Dari uraian-uraian di atas dapat dilihat dengan jelas, bahwa panti
asuhan ini didirikan hanya untuk tujuan sosial, bukan untuk kepentingan
bisnis. Dana yang didapat dari donatur-donatur tetap maupun tidak tetap akan
diberikan kepada orang yang berhak (dalam hal ini adalah anak yatim dan
anak panti asuhan). Pengurus hanya sebagai pengantar, pengatur, pengelola
dan tidak akan mengambil dana bantuan itu.
26 Hasil Wawancara dengan Siti Hajar, Anak Asuh Panti Asuhan Al-Hikmah Kelas III MA
NU 04 Boja, 26 November 2005