bab iii metode penelitian - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39017/4/bab iii.pdfberpengaruh...
TRANSCRIPT
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian,
sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggung jawabkan secara
ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang berpengaruh. Eksperimen
dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang
dengan kondisi dan peralatan yang tersedia di Laboratorium, guna memperoleh data
tentang hasil pengelasan MIG yang dilakukan secara otomatis untuk mengetahui sifat
mekanik, distorsi dan kekerasan pada aluminium 5083.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
experimental (true experiment research). Kajian literatur didapat dari berbagai sumber
baik dari buku maupun jurnal yang terkait guna untuk menambah informasi yang
diperlukan.
3.2 Waktu dan Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2018. Adapun pelaksanaanya
adalah sebagai berikut:
1. Persiapan mesin las otomatis di laboratorium mesin Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Proses Pengelasan dilakukan di laboratorium mesin Universitas Muhammadiyah
Malang.
37
3. Pembuatan bentuk spesimen benda uji dilakukan di Laboratorium PPPPTK BOE
Malang.
4. Pengujian Distorsi dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Malang.
5. Pengujian uji tarik dan uji kekerasan (hardness) dilakukan di Laboratorium
Universitas Muhammadiyah Malang.
38
3.3 Diagram Alir
Tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
seperti diagram alir sebagai berikut :
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Pemotongan Plat AA 5083
(300x150x3mm) 6 Buah
Las Pengunci
Pembuatan Kampuh
Penguncian Sampel
Preparasi Sampel :
Uji Kekerasan,Uji Tarik (ASTM
E8),Uji Distorsi.
Pengaturan Jarak
Toutch Pemanas 5cm,
10cm, dan 14cm
Pemasangan Regulator
Gas LPG,Argon, O2
Pemasangan Termocople
Pemasangan Inverter
Pengaturan Kecepatan
Pengelasan
Temperatur 150 oC
Proses Pengelasan
Kesimpulan
Analisa Data
PENGUJIAN
KEKERASAN
PENGUJIAN
TARIK
PENGUJIAN
DISTORSI
39
3.4 Persiapan Bahan dan Peralatan
3.4.1 Persiapan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Aluminium Alloy 5083 : Tebal 3 mm, Panjang 300 mm, Lebar 150 mm)
2. Elektroda : Type AWS 5356
3. Gas Argon
4. Gas O2
5. Gas elpiji
6. Amplas
3.4.2 Persiapan Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Mesin uji Kekerasan.
2. Mesin uji Tarik.
3. Meja rata dan dial indicator.
4. Mesin pemotong.
5. Alat pemanas pengelasan.
6. Mesin las MIG
7. Inverter.
8. Pengatur suhu (thermokopel).
9. Tang jepit.
10. Mesin frais.
11. Resin dan katalis
12. Lab view
3.5 Tahap penelitian
Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
3.5.1 Pembuatan spesimen Las/Plat Alluminium 5083
Pembuatan spesimen dilakukan dengan cara memotong sebagian material
Aluminium dengan menggunakan alat potong hidrolis, dalam hal ini pemotongan
40
material tidak menggunakan las potong ataupun gerinda potong, karena untuk
menghindari terjadinya rekristalisasi dan mengurangi distribusi panas yang
berpengaruh terhadap perubahan struktur mikro pada material.
3.5.2 Pembuatan kampuh V terbuka
Pembuatan kampuh V terbuka dilakukan dengan menggunakan alat yaitu
mesin frais, bahan yang dipersiapkan yaitu plat aluminium 5083 dengan spesifikasi
ukuran: tebal 3 mm, panjang 300 mm, lebar 150 mm. Bahan dipersiapkan didalam
pencekam pada sudut pengefraisan 45 derajat, maka tahap pengefraisan pun langsung
dilakukan dan yang perlu diperhatikan pada saat pengefraisan yaitu ragum pencekam
pada mesin frais dan setelan mata bor haruslah centre dan lurus agar hasil pada
pengefraisan kampuh benar-benar lurus dan sudut yang didapatkan benar-benar
sempurna. Berikut ini adalah beberapa foto-foto tentang kampuh las dan proses pada
saat pembuatan kampuh pada mesin frais.
Gambar 3.2 : Proses Pembuatan Kampuh Las
41
3.5.3 Persiapan Parameter Pengelasan MIG (metal inert gas)
Sampel Arus
(A)
Debit Argon
(liter/menit)
Jarak
Flame
Jarak Pemanas
(mm)
Kecepatan
Las (mm/s)
1
100 10
5 cm
150 oC 10 2 10 cm
3 14 cm
Tabel 3.1 : Parameter Pengelasan MIG (metal Inert Gas)
3.5.4 Proses pengelasan dan pemanas Transient
a) Cara kerja Alat bantu pengelasan
Alat bantu pengelasan ini akan bekerja ketika motor listrik dihidupkan,setelah
itu pulley penggerak akan berputar sesuai dengan putaran motor. Daya motor dari
pulley 1 (penggerak) akan ditranmisikan ke pulley 2 melalui v-Belt. Kemudian daya
dari pulley 2 ditranmisikan ke batang penggerak melalui proses ulir. Poros ulir
berputar sesuai putaran pulley 2 yang akan menggerakan batang penggerak dengan
merubah gaya putar menjadi gaya horisontal. Daya ini selanjutnya akan digunakan
untuk menggerakan batang penggerak yang sekaligus sebagai tumpuan dari toch las
dan toch pemanas. Setelah batang penggerak mulai berjalan, maka proses pengelasan
mulai berjalan dan akan berhenti sesuai jarak yang sudah ditentukan.
b) Langkah-langkah proses pengelasan las dengan menggunakan pemanas transient.
1. Siapkan alat bantu pengelasan dan las yang dipergunakan yaitu las MIG(metal
inert gas).
2. Pengeboran plat yang digunakan untuk pemasangan kabel thermocouple.
3. Pasang kabel thermocople pada plat dengan menggunakan mur dan baut.
4. Sambung kabel thermocouple terhadap thermocouple yang telah terhubung
dengan computer.
5. Atur jarak pemanas yaitu 50, 100, dan 140 mm dari totch las
6. Pasang tabung oksigen,argon dan gas LPG.
42
7. Pastikan semua regulator gas dalam keadaan terbuka.
8. Atur kecepatan laju las dengan memprogram pada inventer yaitu 10 mm/s.
9. Atur besar arus pengelasan dan kecepatan elektroda.
10. Pastikan sambungan pada plat berada pada posisi centre terhadap totch las.
11. Pasang arus negatif pada body alat bantu las.
12. Las titik pada kedua ujung sambungan plat.
13. Nyalakan Pemanas temperatur panas dengan suhu 150°c
14. Hidupkan mesin las,dan mulai proses pengelasan dengan menekan saklar
kecepatan pada inventer diikuti dengan menekan saklar kecepatan pada
elektroda secara bersamaan.
3.5.5 Pengamatan Distribusi Temperatur
Pengamatan distribusi temperatur dilakukan untuk mengetahui tingkat panas
yang terjadi pada saat awal pengelasan hingga akhir pengelasan. Dengan melakukan
pengamatan tersebut, kita dapat mengetahui panas pada daerah plat yang dipasang
kabel thermocople. Alat yang digunakan untuk melakukan pengamatan tersebut yaitu
thermocople dan lab view. Hasil yang didapat dari pengamatan berupa temperature
dan waktu dalam bentuk grafik.
43
Gambar 3.3 : Skema Pengelasan Dan Pemasangan Titik Kabel Thermocople
3.5.6 Tahap Pembuatan Spesimen
Setelah melakukan proses pengelasan sesuai variasi temperatur, maka
dilanjutkan dengan pembuatan spesimen sesuai dengan standar yang telah ditentukan
dari pengujian uji distorsi,uji Tarik dan uji kekerasan.
1. Pembuatan Spesimen Uji Distorsi
a) Setelah selesai melakukan proses pengelasan, plat yang telah tersambung
didinginkan terlebih dahulu.
b) Selanjutnya plat diberi garis agar mempermudah menentukan titik pengukuran
yang menggunakan alat dial indicator.
c) Ketentuan titik yang digunakan yaitu lebar dengan jarak antar titik 1 cm dan
panjang jarak antar titik 2 cm.
44
Gambar 3.3 Spesiment pengujian distorsi
2. Pembuatan Spesimen Uji Tarik
a) Membuat gambar dengan menggunakan kertas yang agak tebal yang mengacu
pada standar uji Tarik ASTM E8 agar mempermudah proses pemotongan plat.
b) Meratakan alur pengelasan dengan menggunakan mesin frais.
c) Potong plat menjadi dua bagian agar mempermudah melakukan proses
pencekaman pada ragum.
d) Selanjutnya tempelkan kertas gambar tadi pada plat agar mempermudah proses
pemotongan spesimen.
e) Bahan yang sudah terbentuk,bagian pinggirnya dirapikan menggunakan kikir
halus dan setelah itu diamplas sampai halus.
45
Gambar 3.4 Spesimen Uji Tarik ASTM E8
3. Pembuatan Spesimen Uji kekerasan
a) Meratakan alur hasil las dengan menggunakan mesin frais.
b) Bahan/plat dipotong dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 3 cm.
c) Buat cetakan dari resin sebagai tempat atau dudukan agar plat tidak gerak
ketika dilakukan pengujian.
d) Amplas bagian plat yang akan dilakukan penitikan sampai permukaan halus.
3.5.7. Pelaksanaan Pengujian Material
a) Pelaksanaan Pengujian Distorsi
Tujuan dari pengujian distorsi yaitu untuk mengetahui perubahan
dimensi atau bentuk pada material yang telah dilakukan proses pengelasan.
Untuk melakukan proses pengukuran distorsi pada plat, cara yang digunakan
yaitu dengan membuat titik-titik pengukuran pada sisi luar specimen dengan
jarak lebar antar titik 1 cm dan panjang 2 cm. Pengukuran distorsi pada tiap
titik menggunakan alat yaitu dial indicator. Berikut adalah langkah-langkah
pengujiannya :
46
1) Buat garis pada plat dengan jarak, lebar 1 cm dan panjang 2 cm hingga
menutupi semua bagian permukaan plat.
2) Jepit kedua sisi plat dengan menggunakan alat khusus yang telah didesain
untuk mempermudah proses pengukuran.
3) Tempatkan plat dan alat khusus yang telah didesain tadi di atas meja rata dan
kalibrasi titik terendahnya pada permukaan plat menggunakan dial indicator.
4) Ukur disetiap titik pada garis yang telah dibuat dan catat berapa nilai distorsi
yang didapat menggunakan dial indicator.
Gambar 3.5 : Proses pengukuran distorsi
b) Pelaksanaan Pengujian Tarik
Pada Pelaksanaan pengujian Tarik, material atau benda uji dijepit pada
ragam uji jepit, setelah sebelumnya diketahui ukuran besar penampangnya,
panjang awal dan ketebalannya. Tujuan dari uji Tarik ini yaitu menganalisa
material yang telah dilas terhadap deformasi dari luar dan mampu menganalisa
47
karakteristik perpatahan yang dihasilkan. Langkah-langkah pengujiannya yaitu
sebagai berikut :
1) Memasukkan data ke computer untuk memulai pengujian dari awal.
2) Benda uji mulai mendapat beban Tarik dengan menggunakan tenaga hidrolik
diawali dari angka 0 hingga material putus pada beban maksimum yang dapat
ditahan oleh material tersebut.
3) Setelah benda uji putus, dihitung berapa besar penampang dan panjang benda
setelah putus.
4) Gaya atau beban maksimum yang ditandai dengan putusnya benda uji terlihat
pada layar digital dan dicatat sebagai data.
5) Setelah mendapatkan data yang diinginkan, selanjutnya menghitung kekuatan
Tarik,kekuatan luluh, dan perpanjangan material.
Gambar 3.5 : Pelaksanaan uji Tarik
48
C. Pelaksanaan pengujian Kekerasan Vickers
Pada metode pengujian kekerasan Vickers menggunakan indentor
intan berbentuk piramida dengan sudut antar permukaan piramida yang saling
berhadapan yaitu 136°. Nilai ini dipilih karena mendekati sebagian besar nilai
perbandingan yang diinginkan diantara diameter lekukan dan diameter bola
penumbuk pada uji kekerasan brinell (dieter,1987). Uji kekerasan Vickers tidak dapat
digunakan untuk pengujian rutin karena pengujian ini sangat lambat, memerlukan
persiapan permukaan benda uji yang hati-hati, dan terdapat pengaruh kesalahan
manusia yang besar dalam menentukan panjang diagonal. Berikut langkah-langkah
pengujian kekerasan Vickers :
1) Memasang indentor piramida intan. Penekanan piramida intan 136° dipasang
pada tempat indentor mesin uji, kencangkan secukupnya agar penekan intan
tidak jatuh.
2) Memberi tanda berupa garis pada spesimen yang akan diuji,yaitu tanda untuk
daerah las,HAZ, dan logam induk.
3) Meletakkan benda uji diatas landasan.
4) Menentukan beban utama yaitu sebesar 1kgf.
5) Menentukan titik yang akan diuji.
6) Menekan tombol indentor.
3.6 Analisa Data
Setelah data diperoleh langkah selanjutnya menganalisa data dengan
cara mengolah data yang sudah terkumpul. Data dari hasil pengujian kemudian
dimasukkan ke dalam persamaan-persamaan yang ada sehingga didapatkan
data yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka.