bab iii metode penelitian a. lokasi penelitianrepository.iainpekalongan.ac.id/352/8/13. bab...
TRANSCRIPT
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 3 BMT yang ada di Kota Pekalongan yaitu:
1) BMT BAHTERA yang berlokasi di Jl. Dr. Sutomo Kota Pekalongan.
2) BMT SMNU yang berlokasi di Jl. Sriwijaya Kota Pekalongan.
3) BMT MITRA UMAT yang berlokasi di Jl. Jlamprang, Krapyak Kidul
Kota Pekalongan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala kantor cabang dan kepala
bagian BMT Se-Kota Pekalongan. Sampel yang digunakan adalah 38 kepala
kantor cabang dan kepala bagian yang ada di BMT BAHTERA, BMT SMNU,
dan BMT MITRA UMAT. Sampel tersebut dipilih berdasarkan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.1
Adapun kriteria pemilihan sampel adalah:
1) BMT yang dipilih adalah BMT yang berlokasi di kawasan Kota
Pekalongan, tidak mencakup Kabupaten.
1 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder,
(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 79.
54
2) Dari seluruh BMT yang berlokasi di Kota Pekalongan, dipilih BMT yang
sudah beroperasi lebih dari 5 tahun dan merupakan BMT yang telah
memiliki kantor cabang yaitu BMT BAHTERA, BMT SM NU, DAN
BMT MITRA UMAT.
3) Dari seluruh pegawai ketiga BMT tersebut, hanya para kepala kantor
cabang dan kepala bagian yang dipilih sebagai sampel. Hal ini dikarenakan
mereka adalah pihak-pihak yang secara aktif ikut berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran melalui informasi lapangan yang diperoleh dari
bawahannya.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyek (self-
report data). Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap,
pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang
menjadi subyek penelitian (responden).2
2 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo
Press, 2009), h. 164.
55
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Sumber data primer (primary data)
Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (responden).3 Sumber data primer dalam penelitian ini berupa hasil
dari penyebaran kuesioner yang telah diisi oleh responden.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder pada penelitian diperoleh dari dokumen BMT terkait
profil, sejarah pendirian, dan lain sebagainya. Data sekunder lain juga diperoleh
dari data internet.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Kuesioner
merupakan daftar pertanyaan terstruktur dengan alternatif (option) jawaban yang
telah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan aspirasi,
persepsi, sikap, keadaan, atau pendapat pribadinya.4 Untuk setiap BMT, akan
diberikan sebanyak 15 kuesioner yang ditujukan kepada kepala kantor cabang dan
kepala bagian.
3 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo
Press, 2009), h. 165.
4 Bagong Suyanto dan Sutinah (ed), Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 60.
56
E. Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian
1. Definisi variabel
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu variabel bebas (independen),
variabel terikat (dependen), dan variabel
1) Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang terjadi perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen).5
Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah partisipasi
anggaran.
2) Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen).6 Variabel
terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial.
3) Variabel moderating. Variabel moderating adalah variabel independen
yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel
independen lainnya terhadap variabel dependen.7 Variabel moderating
dalam penelitian ini adalah kemampuan interpersonal pemimpin berbasis
syariah.
5 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo
Press, 2009), h. 150.
6 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo
Press, 2009), h. 150.
7 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 223.
57
2. Pengukuran variabel
Instrumen yang digunakan untuk menguji hubungan dan pengaruh dari
beberapa variabel penelitian di atas berupa kuesioner yang diadopsi dari
penelitian-penelitian terdahulu yang telah teruji tingkat validitas dan
reliabilitasnya.
Ada tiga variabel yang diukur dalam penelitian ini:
a. Partisipasi anggaran
Dalam penelitian ini, tingkat partisipasi anggaran diukur dengan
menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Milani8. Instrument ini dipilih
karena telah banyak digunakan oleh peneliti partisipasi anggaran. Setiap
responden diminta untuk menjawab enam butir pernyataan dengan cara memilih
salah satu nilai dalam skala satu sampai lima. Skala rendah (nilai 1) menunjukkan
tingkat partisipasi yang rendah dan skala tertinggi (nilai 5) menunjukkan tingkat
partisipasi yang tinggi. Skala yang digunakan adalah skala interval.
b. Kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah
Dalam penelitian ini, tingkat kemampuan interpersonal pemimpin berbasis
syariah diukur dengan menggunakan indikator yang ditulis oleh Ahmad Ibrahim
Abu Sinn9. Responden diminta untuk menjawab 8 butir pernyataan dengan
memilih salah satu nilai dari 5 nilai yang disediakan. Skala terendah (nilai 1)
8 Milani, “The Relationship of Participation in Budget Setting to Industrial Supervisor
Performance and Attitudes: A Field Study”, Accounting Review, April P. 274-284.
9 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer,
(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2008). h. 138.
58
menunjukkan jawaban sangat tidak setuju (STS) dan skala tertinggi (nilai 5)
menunjukkan jawaban sangat setuju (SS). Skala yang digunakan adalah skala
interval.
c. Kinerja manajerial
Dalam penelitian ini, tingkat kinerja manajerial diukur dengan menggunakan
instrument self rating yang dikembangkan oleh Mahoney, dkk.10
Responden
diminta untuk mengisi 8 butir pernyataan dengan memilih salah satu nilai dari 1-5.
Skala terendah (nilai 1) menunjukkan nilai yang jauh di bawah rata-rata dan skala
tertinggi (nilai 5) menunjukkan nilai yang jauh di atas rata-rata. Skala yang
digunakan adalah skala interval.
F. Definisi Operasional Variabel
Definisi dari masing-masing variabel disajikan dalam tabel berikut:
10 Mahoney, et.al., “Development of Managerial Performance: A Research Approach”,
Cincinnati: South Western Publishing.
59
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Kinerja Manajerial Kinerja manajerial adalah hasil
dari proses aktivitas manajerial
yang efektif mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, laporan
pertanggungjawaban, pembinaan,
dan pengawasan.11
Kinerja manajerial diukur dengan menggunakan
instrument self rating yang dikembangkan oleh
Mahoney sebagai berikut12
:
1. Perencanaan
2. Investigasi
3. Pengkoordinasian
4. Evaluasi
5. Pengawasan
Skala interval
11 Http://Www.Psychologymania.Com/2013/04/Pengertian-Kinerja-Manajerial.Html (Diunduh 6 September 2014).
12
Mahoney, et.al., “Development of Managerial Performance: A Research Approach”, Cincinnati: South Western Publishing.
60
6. Pemilihan staf
7. Negosiasi
8. Perwakilan
Partisipasi Anggaran Partisipasi dalam penyusunan
anggaran adalah sebagai tingkat
pengaruh dan keterlibatan yang
dirasakan manajer tingkat bawah
dalam proses penyusunan
anggaran.13
Tingkat partisipasi anggaran diukur melalui
instrumen yang dikembangkan oleh Milani14
yaitu:
1. Sejauh mana anggaran dipengaruhi oleh
partisipan
2. Alasan-alasan pihak manajer puncak dalam
merevisi anggaran
3. Keinginan berpartisipasi dalam menyusun
anggaran tanpa diminta
4. Sejauh mana manajer pusat pertanggung
Skala interval
13 Abdul Halim, et. al., Akuntansi Manajemen, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2012), h. 215.
14
Milani, “The Relationship of Participation in Budget Setting to Industrial Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study”, Accounting Review,
April P. 274-284.
61
jawaban mempunyai pengaruh dalam
anggaran akhir
5. Kepentingan manajer pusat pertanggung
jawaban dalam partisipasinya terhadap
anggaran
6. Anggaran didiskusikan antara pihak manajer
puncak dengan manajer pusat pertanggung
jawaban pada saat anggaran dsusun
Kemampuan
Interpersonal
Pemimpin Berbasis
Syariah
Kemampuan interpersonal adalah
kemampuan pemimpin organisasi
untuk membina hubungan baik,
berkomunikasi dan berinteraksi
dengan bawahan dan semua
stakeholder organisasi.15
Kemampuan interpersonal pemimpin berbasis
syariah dapat dinilai melalui indikator berikut:16
1. Memberikan suri tauladan yang baik dalam
setiap aktivitas
2. Memiliki interaksi sosial yang baik dengan
bawahan, konsen dengan persoalan mereka
Skala interval
15 Budi Rahmat Hakim (ed), Manajemen Berbasis Syariah, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013), h. 102.
16
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis Dan Kontemporer, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 138.
62
dan berlaku adil
3. Mengajak bawahan untuk bermusyawarah
dan menghormati pendapat mereka
4. Melatih bawahan untuk menjalankan tugas
dengan amanah
5. Mempunyai kepercayaan terhadap
kemampuan bawahan dan mendelegasikan
sebagian dari wewenangnya
6. Melakukan inspeksi, pengawasan dan audit
terhadap kinerja bawahan secara amanah
G. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif Variabel
Statistik deskriptif variabel menggambarkan tentang ringkasan data-data
penelitian seperti jumlah sampel data yang diujikan, nilai akumulasi paling tinggi
dari masing-masing jawaban responden pada tiap variabel (nilai maksimum), nilai
akumulasi paling rendah dari masing-masing jawaban responden pada tiap
variabel (nilai minimum), nilai rata-rata dari keseluruhan jawaban responden pada
setiap variabel, standar deviasi untuk menilai tingkat dispersi atau persebaran rata-
rata atas jawaban responden dan varians.
Penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi absolut yang
menunjukkan angka rata-rata, median, kisaran dan standar deviasi dari variabel
penelitian yaitu partisipasi anggaran, kemampuan interpersonal pemimpin
berbasis syariah, dan kinerja manajerial.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Validitas dapat diukur dengan cara melakukan korelasi antar skor butir
pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel yang diperoleh dengan
menggunakan uji korelasi pearson dengan rumus:
Dimana:
: Koefisien korelasi antara x dan y
N : Jumlah subyek
x : Skor item
y : Skor total
∑x : Jumlah skor items
∑y : Jumlah skor total
∑x² : Jumlah kuadrat skor item
∑y² : Jumlah kuadrat skor total
Jika nilai r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel maka butir instrumen
tersebut valid. Sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen
tersebut tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari wakru ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara one shot atau
pengukuran sekali saja. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas
dengan uji statistik cronbach alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha (α) > 0, 70.17
Uji reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus cronbach alpha
sebagai berikut:
Dimana:
: Reliabilitas instrumen
K : Jumlah butir pertanyaan
: Jumlah varian pada butir pertanyaan ke-b
: Varian total
Kriteria diterima dan tidaknya suatu data reliabel atau tidak jika nilai alpha
lebih besar dari pada nilai kritis product moment atau nilai r tabel. Dapat pula
dilihat dengan menggunakan nilai batasan penentu, misalnya 0,6. Nilai yang
17 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 47-48.
kurang dari 0,6 dianggap memiliki reliabilitas yang kurang, sedangkan nilai 0,7
dapat diterima dan nilai di atas 0,8 dianggap baik.18
3. Uji Asumsi Klasik Regresi
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas
residual, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas pada model
regresi. Model regresi linier dapat dikatakan sebagai model yang baik jika model
tersebut memenuhi beberapa asumsi klasik dimana data residual terdistribusi
normal, tidak adanya multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskodastisitas.19
a. Uji Normalitas Residual
Uji ini digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari
regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang
memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.20
Metode uji normalitas
residual yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan grafik histogram dan
uji One Sample Kolmogorov-Smirnov.
Dasar pengambilan keputusan pada uji grafik adalah jika grafik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.21
18 Sekaran sebagaimana dikutip oleh Adji Djojo (ed), Aplikasi Praktis SPSS dalam Penelitian,
(Yogyakarta: Gava Media, 2012), h. 52-53.
19 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h.
89.
20 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h.
90.
21 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 163.
Pada uji One Sample Kolmogorov-Smirnov, data dikatakan berdistribusi
normal jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05 (> 0,05).22
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam model
regresi memiliki hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati
sempurna diantara variabel bebasnya.23
Metode uji multikolinieritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan melihat nilai tolerance dan inflation factor (VIF) pada model regresi.
Apabila nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,1 maka dinyatakan tidak terjadi
multikolinieritas.24
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena
22 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h.
94.
23 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ).
h. 99.
24 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 106.
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.25
Adapun uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji
Durbin-Watson. Adapun dasar pengambilan keputusan pada uji Drbin-Watson
adalah jika DU < DW < 4-DU maka dinyatakan tidak terjadi autokorelasi.26
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua
pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
heteroskedastisitas.27
Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasi spearman’s rho dan metode grafik (melihat pola titik-titik pada grafik
regresi). Jika pada uji korelasi spearman’s rho menunjukkan nilai signifikansi (sig
2 tailed) lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.28
4. Uji Hipotesis
Metode statistik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis jalur (path analysis)
25
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 110.
26 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h.
106.
27 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h.
108.
28 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h.
113.
yang dioperasikan melalui SPSS 19. Analisis jalur merupakan perluasan dari
analisis regresi linear berganda atau penggunaan analisis regresi untuk menaksir
hubungan kausalitas antar variabel (model kausal) yang telah ditetapkan
sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur digunakan untuk menentukan pola
hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas imajiner.29
Tahapan dalam melakukan analisis menggunakan analisis jalur (path
analysis) adalah sebagai berikut:
Tahap 1: Mengembangkan model secara teoritis
Langkah awal yang harus dilakukan adalah pengungkapan teori yang
digunakan. Model persamaan struktural disusun berdasarkan hubungan kausalitas,
di mana perubahan satu variabel membawa perubahan terhadap variabel lainnya.
Persamaan struktural yang digambarkan oleh diagram jalur merupakan
representasi dari teori yang telah diungkapkan. Kuat atau tidaknya hubungan
kausalitas antara dua variabel tersebut terletak pada pembenaran secara teoritis
untuk mendukung analisis.
Tahap 2: Penyusunan diagram jalur (path diagram) untuk menggambarkan
hubungan kausalitas antar variabel
Tampilan lengkap diagram alur (path diagram) untuk melakukan pengujian
terhadap model penelitian ini adalah sebagai berikut:
29 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 245.
Gambar 3.1
ρ2 ρ3
ρ1
Dalam diagram jalur (path diagram), hubungan antar konstruk ditunjukkan
dengan garis dengan satu anak panah yang menunjukkan hubungan kausalitas
(regresi) dari satu konstruk ke konstruk yang lain. Pengembangan diagram alur
dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan mengetahui hubungan kausalitas
antar variabel yang akan diuji. Pada penelitian ini terdapat satu konstruk eksogen
yaitu partisipasi anggaran dan dua konstruk endogen yaitu kemampuan
interpersonal pemimpin berbasis syariah dan kinerja manajerial.
Tahap 3: Menerjemahkan diagram jalur ke persamaan struktural
Setelah mengembangkan model teoritis dan membangun diagram jalur, maka
langkah selanjutnya adalah menerjemahkan diagram jalur ke dalam persamaan
Partisipasi Anggaran
(X1)
Kinerja Manajerial
(Y)
Kemampuan Interpersonal
Pemimpin Berbasis Syariah
(X2)
e1
e2
struktural. Persamaan struktural memperlihatkan hubungan kausalitas antar
berbagai konstruk dalam model.
Dari diagram di atas terlihat bahwa partisipasi anggaran mempunyai
hubungan langsung dengan kinerja manajerial (ρ1). Namun demikian partisipasi
anggaran juga mempunyai hubungan tidak langsung ke kinerja manajerial yaitu
dari partisipasi anggaran ke kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah
(ρ2) baru kemudian ke kinerja manajerial (ρ3). Total pengaruh hubungan dari
partisipasi anggaran ke kinerja manajerial (korelasi antara partisipasi anggaran
dengan kinerja manajerial) sama dengan pengaruh langsung partisipasi anggaran
ke kinerja manajerial (koefisien path atau regresi ρ1) ditambah pengaruh tidak
langsung yaitu koefisien path dari partisipasi anggaran ke kemampuan
interpersonal pemimpin berbasis syariah (ρ2) dikalikan dengan koefisien path dari
kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah ke kinerja manajerial (ρ3).
Pengaruh langsung PA ke KM = ρ1
Pengaruh tak langsung PA ke KIP ke KM = ρ2 x ρ3
Tot. pengaruh (korelasi PA ke KM) = ρ1 + ( ρ2 x ρ3)
Koefisien jalur adalah standardized koefisien regresi. Koefisien jalur dihitung
dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang
menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam penelitian ini ada dua
persamaan:
KIP = α + ρ2PA + e1 (1)
KM = α + ρ1PA + ρ3KIP + e2 (2)
Keterangan:
KIP : Kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah
PA : Partisipasi anggaran
KM : Kinerja manajerial
Tahap 4: Pemilihan matrik input dan teknik analisis yang digunakan
Langkah terakhir dalam analisis jalur adalah memilih matrik input dan teknik
analisis. Teknik analisis dalam penelitian ini akan menggunakan analisis regresi
linear sederhana dengan memasukkan persamaan 1 dan analisis regresi linear
berganda dengan memasukkan persamaan 2.
Setelah diketahui koefisien jalur melalui analisis regresi, untuk mengetahui
signifikan tidaknya pengaruh mediasi, maka dilakukan uji sobel test sebagai
berikut:
Hitung standar error dari koefisien indirect effect
Langkah selanjutnya hitung nilai t statistik pengaruh mediasi dengan rumus
sebagai berikut: