bab iii metode penelitian a. lokasi penelitianrepository.iainpekalongan.ac.id/352/8/13. bab...

21
53 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 3 BMT yang ada di Kota Pekalongan yaitu: 1) BMT BAHTERA yang berlokasi di Jl. Dr. Sutomo Kota Pekalongan. 2) BMT SMNU yang berlokasi di Jl. Sriwijaya Kota Pekalongan. 3) BMT MITRA UMAT yang berlokasi di Jl. Jlamprang, Krapyak Kidul Kota Pekalongan. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala kantor cabang dan kepala bagian BMT Se-Kota Pekalongan. Sampel yang digunakan adalah 38 kepala kantor cabang dan kepala bagian yang ada di BMT BAHTERA, BMT SMNU, dan BMT MITRA UMAT. Sampel tersebut dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. 1 Adapun kriteria pemilihan sampel adalah: 1) BMT yang dipilih adalah BMT yang berlokasi di kawasan Kota Pekalongan, tidak mencakup Kabupaten. 1 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 79.

Upload: trinhthuan

Post on 05-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 3 BMT yang ada di Kota Pekalongan yaitu:

1) BMT BAHTERA yang berlokasi di Jl. Dr. Sutomo Kota Pekalongan.

2) BMT SMNU yang berlokasi di Jl. Sriwijaya Kota Pekalongan.

3) BMT MITRA UMAT yang berlokasi di Jl. Jlamprang, Krapyak Kidul

Kota Pekalongan.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala kantor cabang dan kepala

bagian BMT Se-Kota Pekalongan. Sampel yang digunakan adalah 38 kepala

kantor cabang dan kepala bagian yang ada di BMT BAHTERA, BMT SMNU,

dan BMT MITRA UMAT. Sampel tersebut dipilih berdasarkan teknik purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu.1

Adapun kriteria pemilihan sampel adalah:

1) BMT yang dipilih adalah BMT yang berlokasi di kawasan Kota

Pekalongan, tidak mencakup Kabupaten.

1 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder,

(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 79.

54

2) Dari seluruh BMT yang berlokasi di Kota Pekalongan, dipilih BMT yang

sudah beroperasi lebih dari 5 tahun dan merupakan BMT yang telah

memiliki kantor cabang yaitu BMT BAHTERA, BMT SM NU, DAN

BMT MITRA UMAT.

3) Dari seluruh pegawai ketiga BMT tersebut, hanya para kepala kantor

cabang dan kepala bagian yang dipilih sebagai sampel. Hal ini dikarenakan

mereka adalah pihak-pihak yang secara aktif ikut berpartisipasi dalam

penyusunan anggaran melalui informasi lapangan yang diperoleh dari

bawahannya.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyek (self-

report data). Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap,

pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang

menjadi subyek penelitian (responden).2

2 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo

Press, 2009), h. 164.

55

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Sumber data primer (primary data)

Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli (responden).3 Sumber data primer dalam penelitian ini berupa hasil

dari penyebaran kuesioner yang telah diisi oleh responden.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder pada penelitian diperoleh dari dokumen BMT terkait

profil, sejarah pendirian, dan lain sebagainya. Data sekunder lain juga diperoleh

dari data internet.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Kuesioner

merupakan daftar pertanyaan terstruktur dengan alternatif (option) jawaban yang

telah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan aspirasi,

persepsi, sikap, keadaan, atau pendapat pribadinya.4 Untuk setiap BMT, akan

diberikan sebanyak 15 kuesioner yang ditujukan kepada kepala kantor cabang dan

kepala bagian.

3 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo

Press, 2009), h. 165.

4 Bagong Suyanto dan Sutinah (ed), Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 60.

56

E. Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian

1. Definisi variabel

Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu variabel bebas (independen),

variabel terikat (dependen), dan variabel

1) Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang terjadi perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen).5

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah partisipasi

anggaran.

2) Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen).6 Variabel

terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial.

3) Variabel moderating. Variabel moderating adalah variabel independen

yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel

independen lainnya terhadap variabel dependen.7 Variabel moderating

dalam penelitian ini adalah kemampuan interpersonal pemimpin berbasis

syariah.

5 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo

Press, 2009), h. 150.

6 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo

Press, 2009), h. 150.

7 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 223.

57

2. Pengukuran variabel

Instrumen yang digunakan untuk menguji hubungan dan pengaruh dari

beberapa variabel penelitian di atas berupa kuesioner yang diadopsi dari

penelitian-penelitian terdahulu yang telah teruji tingkat validitas dan

reliabilitasnya.

Ada tiga variabel yang diukur dalam penelitian ini:

a. Partisipasi anggaran

Dalam penelitian ini, tingkat partisipasi anggaran diukur dengan

menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Milani8. Instrument ini dipilih

karena telah banyak digunakan oleh peneliti partisipasi anggaran. Setiap

responden diminta untuk menjawab enam butir pernyataan dengan cara memilih

salah satu nilai dalam skala satu sampai lima. Skala rendah (nilai 1) menunjukkan

tingkat partisipasi yang rendah dan skala tertinggi (nilai 5) menunjukkan tingkat

partisipasi yang tinggi. Skala yang digunakan adalah skala interval.

b. Kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah

Dalam penelitian ini, tingkat kemampuan interpersonal pemimpin berbasis

syariah diukur dengan menggunakan indikator yang ditulis oleh Ahmad Ibrahim

Abu Sinn9. Responden diminta untuk menjawab 8 butir pernyataan dengan

memilih salah satu nilai dari 5 nilai yang disediakan. Skala terendah (nilai 1)

8 Milani, “The Relationship of Participation in Budget Setting to Industrial Supervisor

Performance and Attitudes: A Field Study”, Accounting Review, April P. 274-284.

9 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer,

(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2008). h. 138.

58

menunjukkan jawaban sangat tidak setuju (STS) dan skala tertinggi (nilai 5)

menunjukkan jawaban sangat setuju (SS). Skala yang digunakan adalah skala

interval.

c. Kinerja manajerial

Dalam penelitian ini, tingkat kinerja manajerial diukur dengan menggunakan

instrument self rating yang dikembangkan oleh Mahoney, dkk.10

Responden

diminta untuk mengisi 8 butir pernyataan dengan memilih salah satu nilai dari 1-5.

Skala terendah (nilai 1) menunjukkan nilai yang jauh di bawah rata-rata dan skala

tertinggi (nilai 5) menunjukkan nilai yang jauh di atas rata-rata. Skala yang

digunakan adalah skala interval.

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi dari masing-masing variabel disajikan dalam tabel berikut:

10 Mahoney, et.al., “Development of Managerial Performance: A Research Approach”,

Cincinnati: South Western Publishing.

59

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Kinerja Manajerial Kinerja manajerial adalah hasil

dari proses aktivitas manajerial

yang efektif mulai dari proses

perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, laporan

pertanggungjawaban, pembinaan,

dan pengawasan.11

Kinerja manajerial diukur dengan menggunakan

instrument self rating yang dikembangkan oleh

Mahoney sebagai berikut12

:

1. Perencanaan

2. Investigasi

3. Pengkoordinasian

4. Evaluasi

5. Pengawasan

Skala interval

11 Http://Www.Psychologymania.Com/2013/04/Pengertian-Kinerja-Manajerial.Html (Diunduh 6 September 2014).

12

Mahoney, et.al., “Development of Managerial Performance: A Research Approach”, Cincinnati: South Western Publishing.

60

6. Pemilihan staf

7. Negosiasi

8. Perwakilan

Partisipasi Anggaran Partisipasi dalam penyusunan

anggaran adalah sebagai tingkat

pengaruh dan keterlibatan yang

dirasakan manajer tingkat bawah

dalam proses penyusunan

anggaran.13

Tingkat partisipasi anggaran diukur melalui

instrumen yang dikembangkan oleh Milani14

yaitu:

1. Sejauh mana anggaran dipengaruhi oleh

partisipan

2. Alasan-alasan pihak manajer puncak dalam

merevisi anggaran

3. Keinginan berpartisipasi dalam menyusun

anggaran tanpa diminta

4. Sejauh mana manajer pusat pertanggung

Skala interval

13 Abdul Halim, et. al., Akuntansi Manajemen, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2012), h. 215.

14

Milani, “The Relationship of Participation in Budget Setting to Industrial Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study”, Accounting Review,

April P. 274-284.

61

jawaban mempunyai pengaruh dalam

anggaran akhir

5. Kepentingan manajer pusat pertanggung

jawaban dalam partisipasinya terhadap

anggaran

6. Anggaran didiskusikan antara pihak manajer

puncak dengan manajer pusat pertanggung

jawaban pada saat anggaran dsusun

Kemampuan

Interpersonal

Pemimpin Berbasis

Syariah

Kemampuan interpersonal adalah

kemampuan pemimpin organisasi

untuk membina hubungan baik,

berkomunikasi dan berinteraksi

dengan bawahan dan semua

stakeholder organisasi.15

Kemampuan interpersonal pemimpin berbasis

syariah dapat dinilai melalui indikator berikut:16

1. Memberikan suri tauladan yang baik dalam

setiap aktivitas

2. Memiliki interaksi sosial yang baik dengan

bawahan, konsen dengan persoalan mereka

Skala interval

15 Budi Rahmat Hakim (ed), Manajemen Berbasis Syariah, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013), h. 102.

16

Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis Dan Kontemporer, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 138.

62

dan berlaku adil

3. Mengajak bawahan untuk bermusyawarah

dan menghormati pendapat mereka

4. Melatih bawahan untuk menjalankan tugas

dengan amanah

5. Mempunyai kepercayaan terhadap

kemampuan bawahan dan mendelegasikan

sebagian dari wewenangnya

6. Melakukan inspeksi, pengawasan dan audit

terhadap kinerja bawahan secara amanah

G. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif Variabel

Statistik deskriptif variabel menggambarkan tentang ringkasan data-data

penelitian seperti jumlah sampel data yang diujikan, nilai akumulasi paling tinggi

dari masing-masing jawaban responden pada tiap variabel (nilai maksimum), nilai

akumulasi paling rendah dari masing-masing jawaban responden pada tiap

variabel (nilai minimum), nilai rata-rata dari keseluruhan jawaban responden pada

setiap variabel, standar deviasi untuk menilai tingkat dispersi atau persebaran rata-

rata atas jawaban responden dan varians.

Penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi absolut yang

menunjukkan angka rata-rata, median, kisaran dan standar deviasi dari variabel

penelitian yaitu partisipasi anggaran, kemampuan interpersonal pemimpin

berbasis syariah, dan kinerja manajerial.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Validitas dapat diukur dengan cara melakukan korelasi antar skor butir

pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel yang diperoleh dengan

menggunakan uji korelasi pearson dengan rumus:

Dimana:

: Koefisien korelasi antara x dan y

N : Jumlah subyek

x : Skor item

y : Skor total

∑x : Jumlah skor items

∑y : Jumlah skor total

∑x² : Jumlah kuadrat skor item

∑y² : Jumlah kuadrat skor total

Jika nilai r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel maka butir instrumen

tersebut valid. Sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen

tersebut tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil

dari wakru ke waktu.

Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara one shot atau

pengukuran sekali saja. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas

dengan uji statistik cronbach alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha (α) > 0, 70.17

Uji reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus cronbach alpha

sebagai berikut:

Dimana:

: Reliabilitas instrumen

K : Jumlah butir pertanyaan

: Jumlah varian pada butir pertanyaan ke-b

: Varian total

Kriteria diterima dan tidaknya suatu data reliabel atau tidak jika nilai alpha

lebih besar dari pada nilai kritis product moment atau nilai r tabel. Dapat pula

dilihat dengan menggunakan nilai batasan penentu, misalnya 0,6. Nilai yang

17 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 47-48.

kurang dari 0,6 dianggap memiliki reliabilitas yang kurang, sedangkan nilai 0,7

dapat diterima dan nilai di atas 0,8 dianggap baik.18

3. Uji Asumsi Klasik Regresi

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas

residual, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas pada model

regresi. Model regresi linier dapat dikatakan sebagai model yang baik jika model

tersebut memenuhi beberapa asumsi klasik dimana data residual terdistribusi

normal, tidak adanya multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskodastisitas.19

a. Uji Normalitas Residual

Uji ini digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari

regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang

memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.20

Metode uji normalitas

residual yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan grafik histogram dan

uji One Sample Kolmogorov-Smirnov.

Dasar pengambilan keputusan pada uji grafik adalah jika grafik histogramnya

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.21

18 Sekaran sebagaimana dikutip oleh Adji Djojo (ed), Aplikasi Praktis SPSS dalam Penelitian,

(Yogyakarta: Gava Media, 2012), h. 52-53.

19 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h.

89.

20 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h.

90.

21 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 163.

Pada uji One Sample Kolmogorov-Smirnov, data dikatakan berdistribusi

normal jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05 (> 0,05).22

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam model

regresi memiliki hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati

sempurna diantara variabel bebasnya.23

Metode uji multikolinieritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan melihat nilai tolerance dan inflation factor (VIF) pada model regresi.

Apabila nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,1 maka dinyatakan tidak terjadi

multikolinieritas.24

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena

22 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h.

94.

23 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ).

h. 99.

24 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 106.

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.25

Adapun uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji

Durbin-Watson. Adapun dasar pengambilan keputusan pada uji Drbin-Watson

adalah jika DU < DW < 4-DU maka dinyatakan tidak terjadi autokorelasi.26

d. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua

pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

heteroskedastisitas.27

Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasi spearman’s rho dan metode grafik (melihat pola titik-titik pada grafik

regresi). Jika pada uji korelasi spearman’s rho menunjukkan nilai signifikansi (sig

2 tailed) lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.28

4. Uji Hipotesis

Metode statistik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis jalur (path analysis)

25

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 110.

26 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h.

106.

27 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h.

108.

28 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h.

113.

yang dioperasikan melalui SPSS 19. Analisis jalur merupakan perluasan dari

analisis regresi linear berganda atau penggunaan analisis regresi untuk menaksir

hubungan kausalitas antar variabel (model kausal) yang telah ditetapkan

sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur digunakan untuk menentukan pola

hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk

mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas imajiner.29

Tahapan dalam melakukan analisis menggunakan analisis jalur (path

analysis) adalah sebagai berikut:

Tahap 1: Mengembangkan model secara teoritis

Langkah awal yang harus dilakukan adalah pengungkapan teori yang

digunakan. Model persamaan struktural disusun berdasarkan hubungan kausalitas,

di mana perubahan satu variabel membawa perubahan terhadap variabel lainnya.

Persamaan struktural yang digambarkan oleh diagram jalur merupakan

representasi dari teori yang telah diungkapkan. Kuat atau tidaknya hubungan

kausalitas antara dua variabel tersebut terletak pada pembenaran secara teoritis

untuk mendukung analisis.

Tahap 2: Penyusunan diagram jalur (path diagram) untuk menggambarkan

hubungan kausalitas antar variabel

Tampilan lengkap diagram alur (path diagram) untuk melakukan pengujian

terhadap model penelitian ini adalah sebagai berikut:

29 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 245.

Gambar 3.1

ρ2 ρ3

ρ1

Dalam diagram jalur (path diagram), hubungan antar konstruk ditunjukkan

dengan garis dengan satu anak panah yang menunjukkan hubungan kausalitas

(regresi) dari satu konstruk ke konstruk yang lain. Pengembangan diagram alur

dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan mengetahui hubungan kausalitas

antar variabel yang akan diuji. Pada penelitian ini terdapat satu konstruk eksogen

yaitu partisipasi anggaran dan dua konstruk endogen yaitu kemampuan

interpersonal pemimpin berbasis syariah dan kinerja manajerial.

Tahap 3: Menerjemahkan diagram jalur ke persamaan struktural

Setelah mengembangkan model teoritis dan membangun diagram jalur, maka

langkah selanjutnya adalah menerjemahkan diagram jalur ke dalam persamaan

Partisipasi Anggaran

(X1)

Kinerja Manajerial

(Y)

Kemampuan Interpersonal

Pemimpin Berbasis Syariah

(X2)

e1

e2

struktural. Persamaan struktural memperlihatkan hubungan kausalitas antar

berbagai konstruk dalam model.

Dari diagram di atas terlihat bahwa partisipasi anggaran mempunyai

hubungan langsung dengan kinerja manajerial (ρ1). Namun demikian partisipasi

anggaran juga mempunyai hubungan tidak langsung ke kinerja manajerial yaitu

dari partisipasi anggaran ke kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah

(ρ2) baru kemudian ke kinerja manajerial (ρ3). Total pengaruh hubungan dari

partisipasi anggaran ke kinerja manajerial (korelasi antara partisipasi anggaran

dengan kinerja manajerial) sama dengan pengaruh langsung partisipasi anggaran

ke kinerja manajerial (koefisien path atau regresi ρ1) ditambah pengaruh tidak

langsung yaitu koefisien path dari partisipasi anggaran ke kemampuan

interpersonal pemimpin berbasis syariah (ρ2) dikalikan dengan koefisien path dari

kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah ke kinerja manajerial (ρ3).

Pengaruh langsung PA ke KM = ρ1

Pengaruh tak langsung PA ke KIP ke KM = ρ2 x ρ3

Tot. pengaruh (korelasi PA ke KM) = ρ1 + ( ρ2 x ρ3)

Koefisien jalur adalah standardized koefisien regresi. Koefisien jalur dihitung

dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang

menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam penelitian ini ada dua

persamaan:

KIP = α + ρ2PA + e1 (1)

KM = α + ρ1PA + ρ3KIP + e2 (2)

Keterangan:

KIP : Kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah

PA : Partisipasi anggaran

KM : Kinerja manajerial

Tahap 4: Pemilihan matrik input dan teknik analisis yang digunakan

Langkah terakhir dalam analisis jalur adalah memilih matrik input dan teknik

analisis. Teknik analisis dalam penelitian ini akan menggunakan analisis regresi

linear sederhana dengan memasukkan persamaan 1 dan analisis regresi linear

berganda dengan memasukkan persamaan 2.

Setelah diketahui koefisien jalur melalui analisis regresi, untuk mengetahui

signifikan tidaknya pengaruh mediasi, maka dilakukan uji sobel test sebagai

berikut:

Hitung standar error dari koefisien indirect effect

Langkah selanjutnya hitung nilai t statistik pengaruh mediasi dengan rumus

sebagai berikut:

Jika t hitung lebih besar dari t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa koefisien mediasi signifikan yang berarti ada pengaruh

mediasi.