bab iii analisis komposisi a. konsep penyusunan komposisi

38
15 BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Konsep Penyusunan Komposisi Movement pertama menghadirkan kesan mistis atau suasana yang samar-samar dengan ditandai oleh pembukaan diminished-seventh chord pada bagian introduksi. Penggunaan tangga nada modern seperti tangga nada oktatonik dan whole-tone scale memperkuat suasana mistis pada bagian ini. Pola iringan pada movement ini menggunakan teknik penyusunan akor tanpa memperhatikan progresi akor sebagaimana aturan pada sistem harmoni tradisional. Teknik ini dikenal dengan istilah pandiatonik. Selain itu, penggunaan tangga nada pentatonik mewakili unsur tradisional daerah Papua. Penggunaan tangga nada pentatonik di bagian iringan disusun dengan menggunakan teknik polytonal. Movement kedua menggambarkan hasrat cinta dan perasaan yang sangat dalam. Pemilihan dua tempo berbeda, yakni grave dan adagio cantabile dipadukan dengan penggunaan tangga nada modus phrygian dianggap dapat mewakili suasana yang ingin disampaikan. Bagian grave disusun ke dalam sukat 4/4 dengan alur musik yang lebih tenang dan mengalir sebagai gambaran tentang sebuah kesendirian. Pada bagian adagio cantabile terjadi perubahan sukat menjadi 3/4 dengan susunan alur musik menjadi lebih hidup. Movement ketiga merupakan karya scherzo yang berarti jenaka. Pada bagian ini penulis mencoba menganalogikan perangai dari seekor burung cendrawasih yang sedang menari dan meloncat-loncat mencari perhatian pasangannya. Musik disusun dalam suasana riang dan lincah dilihat dari teknik permainannya dan penggunaan tempo vivace. Pada bagian tengah, musik berubah menjadi lambat dan sedih sehingga memunculkan kontras terhadap lagu. Bagian lambat mendeskripsikan tentang ratapan seekor burung cendrawasih terhadap pasangannya yang menjadi korban dari perburuan liar. Pada bagian ini penulis mengadaptasi lagu folklore tentang sebuah ratapan dari daerah Papua ke dalam sebuah komposisi baru. Pada bagian akhir lagu,

Upload: others

Post on 27-Feb-2022

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

15

BAB III

ANALISIS KOMPOSISI

A. Konsep Penyusunan Komposisi

Movement pertama menghadirkan kesan mistis atau suasana yang

samar-samar dengan ditandai oleh pembukaan diminished-seventh chord pada

bagian introduksi. Penggunaan tangga nada modern seperti tangga nada

oktatonik dan whole-tone scale memperkuat suasana mistis pada bagian ini.

Pola iringan pada movement ini menggunakan teknik penyusunan akor tanpa

memperhatikan progresi akor sebagaimana aturan pada sistem harmoni

tradisional. Teknik ini dikenal dengan istilah pandiatonik. Selain itu,

penggunaan tangga nada pentatonik mewakili unsur tradisional daerah Papua.

Penggunaan tangga nada pentatonik di bagian iringan disusun dengan

menggunakan teknik polytonal.

Movement kedua menggambarkan hasrat cinta dan perasaan yang sangat

dalam. Pemilihan dua tempo berbeda, yakni grave dan adagio cantabile

dipadukan dengan penggunaan tangga nada modus phrygian dianggap dapat

mewakili suasana yang ingin disampaikan. Bagian grave disusun ke dalam

sukat 4/4 dengan alur musik yang lebih tenang dan mengalir sebagai

gambaran tentang sebuah kesendirian. Pada bagian adagio cantabile terjadi

perubahan sukat menjadi 3/4 dengan susunan alur musik menjadi lebih hidup.

Movement ketiga merupakan karya scherzo yang berarti jenaka. Pada

bagian ini penulis mencoba menganalogikan perangai dari seekor burung

cendrawasih yang sedang menari dan meloncat-loncat mencari perhatian

pasangannya. Musik disusun dalam suasana riang dan lincah dilihat dari

teknik permainannya dan penggunaan tempo vivace. Pada bagian tengah,

musik berubah menjadi lambat dan sedih sehingga memunculkan kontras

terhadap lagu. Bagian lambat mendeskripsikan tentang ratapan seekor burung

cendrawasih terhadap pasangannya yang menjadi korban dari perburuan liar.

Pada bagian ini penulis mengadaptasi lagu folklore tentang sebuah ratapan

dari daerah Papua ke dalam sebuah komposisi baru. Pada bagian akhir lagu,

16

intensitas musikal semakin memuncak/klimaks sebagai gambaran saling

kejar-kejaran antara burung cendrawasih dan pemburu.

B. Analisis StrukturMovement I

Bentuk lagu secara keseluruhan adalah berupa Sonata form, meliputi:

Eksposisi – Development – Rekapitulasi.

Tabel 3.1 Struktur Movement I

Birama Keterangan

1 – 4 Introduksi

5 – 62 Eksposisi

4/4 - 12 Tema I (tonalitas G oktatonik)

13 - 20 Transisi (tonalitas G# oktatonik)

20- 21 Bridge/jembatan menuju repetisi tema 1

21/4 - 36 Repetisi tema I dengan variasi

37 - 55 Tema II (tonalitas C pentatonik)

56 - 62 Closing section (tonalitas G oktatonik)

63 – 190 Development

63 - 76 Tema A

77 - 99 Tema B

100 - 119 Tema A’

120 - 128 Transisi

129 - 150 Tema C

150 - 170 Tema A’’

171 - 190 Transisi menuju rekapitulasi

191 – 224 Rekapitulasi

190/4 - 198 Tema 1 (tonalitas F oktatonik)

199 - 205 Transisi (tonalitas C oktatonik)

205/4 - 224 Tema 2 (tonalitas G pentatonik)

225-231 Closing section (tonalitas G oktatonik)

232-235 Coda

17

1. Eksposisi

Notasi 3.1 Introduksi (birama 1-4)

Pada bagian introduksi, instrumen flute dan oboe memainkan akor

diminished-seventh, sementara pola iringan double bass memainkan

teknik pizzicato. Bagian Introduksi ini dimulai dengan dinamika piano

sebagai kontras terhadap tema utama. Progresi akor yang digunakan

adalah triad (Gdim7 - Cdim7) dengan pengulangan yang sama.

Notasi 3.2 Tema I (birama 4/4-12)

Notasi 3.3 Iringan Tema I (birama 5-12)

18

Tema pertama dimainkan oleh instrumen klarinet menggunakan tangga

nada G oktatonik. Iringan strings section menggunakan teknik

pandiatonik, yakni progresi akor yang dibentuk berbeda dengan progresi

akor dalam harmoni tradisional.

Notasi 3.4 Transisi (birama 13-20)

Transisi muncul setelah tema pertama dengan tambahan instrumen

pengiring trombon, tuba dan timpani. Bagian transisi ini menciptakan

tensi musikalnya menjadi semakin megah sebagai kontras terhadap tema

pertama. Terdapat modulasi pada melodi transisi yang dimainkan oleh

instrumen oboe menggunakan skala nada G# oktatonik.

Notasi 3.5 Repetisi Tema I (birama 21/4-29/2)

Tema pertama dimainkan kembali dengan mendapatkan tambahan variasi.

Bagian ini dimainkan oleh solo biola untuk menonjolkan virtuositas

pemain. Pada bagian ini, pemain solo biola diberi kesempatan untuk

19

mengeksplorasi permainannya. Teknik yang digunakan adalah interpolasi

motif dan penambahan interval kuart ke bawah pada melodi tema utama.

Notasi 3.6Tema II (birama 37-40)

Tema kedua menggunakan tangga nada C pentatonik dengan iringan

woodwind section. Teknik iringan yang digunakan adalah polytonal.

Instrumen Flute dan oboe memainkan tangga nada C pentatonik

sementara klarinet dan bassoon memainkan tangga nada F pentatonik.

Notasi 3.7 Closing section (birama 56-62)

Closing section muncul pada birama 56-62 sebagai sesi penutup dalam

Eksposisi. Melodi dimainkan biola satu dengan teknik variasi dan

interpolasi terhadap tema. Instrumen cello memainkan imitasi melodi dan

20

membentuk kontrapung terhadap melodi. Strings dan brass section

menutup sesi ini dengan dinamika forte sehingga membentuk kontras

terhadap melodi tema sebelumnya.

2. Development

Bagian development dari komposisi ini disusun berdasarkan struktur

musik yang mengadopsi struktur rondo atau disebut dengan quasi rondo.

21

Notasi 3.8 Tema A (birama 63-76)

Solo biola memainkan tema dalam tangga nada A oktatonik dengan

iringan flute, oboe, klarinet, timpani dan double bass. Melodi tema

dikembangkan dengan menggunakan teknik retrograsi dan sekuens.

Progresi akor pada iringan menggunakan teknik pandiatonik, iringan

double bass menggunakan teknik organ point sehingga menimbulkan

kesan tenang. Pada bagian akhir frase, timpani masuk sebagai counter

melodi.

22

Notasi 3.9 Tema B (birama 77-84)

Tema B diawali dengan timpani dan strings section memainkan cluster

kemudian diikuti oleh solo biola memainkan tema. Melodi dari tema

tersebut menggunakan tangga nada G whole-tone. Penggunaan jarak

interval augmented5, minor 7 dan teknik pizzicato pada iringan (birama

81-84) menggambarkan gerakan seekor burung yang sedang meloncat-

loncat. Harmonisasi pada iringan disusun menggunakan teknik

Polychord. Biola satu dan biola dua memainkan akor A augmented,

sementara biola alto, cello dan double bass memainkan akor G

augmented. Pola ritmis instrumen cello dan double bass mengimitasi pola

ritmis pukulan alat musik tifa Papua (birama 81-84).

23

Notasi 3.10 Tema A’(birama 100-106)

Tema A kembali muncul dengan mendapat variasi. Melodi dimainkan

dalam tangga nada A oktatonik dengan iringan strings section. Birama

(103-106) instrumen bassoon masuk dengan mengimitasi melodi tema.

Progresi akor pada iringan adalah susunan interval terts minor dari tangga

nada A oktatonik dan membentuk akor A-C-D#-F# (birama 100-102).

Pada birama (103-105) instrumen biola satu dan biola alto memainkan

counter melodi dengan pola kontrapung.

Notasi 3.11 Transisi (birama 120-128)

Transisi muncul sebagai jembatan menuju ke Tema C. Melodi transisi

memainkan tangga nada A pentatonik yang disusun secara bersahutan

dengan pengiring brass section dan timpani.

24

Notasi 3.12 Tema C (birama 129-139)

Melodi tema C dimainkan oleh woodwind section menggunakan teknik

polytonal. Instrumen flute dan oboe memainkan tangga nada A

pentatonik, sementara klarinet dan bassoon memainkan tangga nada D

pentatonik. Melodi pada solo biola dan strings section menjadi fungsi

sebagai iringan.

25

Notasi 3.13 Tema A”(birama 150-157)

Tema A” merupakan variasi kedua dari tema A development. Melodi

tema tersebut berubah ke dalam tangga nada A pentatonik dan

dikembangkan menggunakan teknik retrograsi dan interpolasi. Iringan

menggunakan teknik pandiatonik.

26

Notasi 3.14 Transisi tempo I (birama 171-180)

Transisi di kategorikan ke dalam dua bagian yakni: tempo I (notasi 3.14)

dan tempo II (notasi 3.15). Tempo I dibuat lebih cepat untuk

memunculkan kontras terhadap tema sebelumnya. Pada bagian ini melodi

dimainkan oleh solo biola menggunakan tangga nada pentatonik. Iringan

oleh woodwind section menggunakan teknik susunan interval dari tangga

nada C diminished yang disusun membentuk akor. Selanjutnya transisi

mendapat perubahan tempo sebagai penghubung menuju rekapitulasi.

Bagian ini menjadi sesi penutup bagian Development sekaligus menjadi

introduksi terhadap bagian Rekapitulasi. Tema transisi II dimainkan

dalam tangga nada G# oktatonik dengan pengiring strings section

menggunakan teknik pandiatonik.

Notasi 3.15 Transisi tempo II (birama 181-185)

3. Rekapitulasi

27

Notasi 3.15 Tema I (birama 190/4-194)

Melodi tema pertama dimainkan oleh instrumen horn (notasi 3.15) dalam

tangga nada C oktatonik, kemudian melodi dilanjutkan oleh instrumen

flute (notasi 3.16). Pada bagian ini melodi pada pemain solo berfungsi

sebagai pengiring. Iringan strings section menggunakan teknik

pandiatonik.

Notasi 3.16 Tema I (birama 195-198)

28

Notasi 3.17 Transisi (birama 199-202)

Pada bagian ini intensitas musikal dibuat semakin megah sehingga

membentuk kontras dan klimaks terhadap tema sebelumnya. Melodi

transisi dimainkan oleh solo biola dalam tangga nada C oktatonik. Iringan

strings section menggunakan teknik pandiatonik. Melodi pada instrumen

klarinet berfungsi sebagai kontrapung terhadap melodi utama. Instrumen

flute dan oboe memainkan melodi yang berfungsi sebagai ornamen.

29

Notasi 3.18 Transisi (birama 203-205)

Selanjutnya intensitas musikal dibuat semakin memuncak dengan

menambahkan instrumen horn (birama 203) dan melodi utama dipertebal

oleh instrumen flute dan klarinet.

Notasi 3.19 Tema II (birama 206-209)

Tema kedua menggunakan tangga nada G pentatonik dengan iringan

strings section. Teknik iringan yang menggunakan teknik polytonal. Biola

30

satu dan dua memainkan tangga nada G pentatonik sementara biola alto,

cello dan double bass memainkan tangga nada C pentatonik.

Notasi 3.20 Closing section (birama 225-231)

Closing section muncul sebagai sesi penutup pada bagian rekapitulasi

seperti halnya pada bagian eksposisi. Melodi dimainkan oleh instrumen

biola satu dengan teknik variasi dan interpolasi terhadap tema. Instrumen

cello memainkan imitasi melodi dan membentuk kontrapung terhadap

melodi. Strings dan brass section menutup sesi ini dengan dinamika forte.

Notasi 3.21Coda (birama 232-235)

Pada bagian akhir, coda muncul menjadi penutup lagu. Coda disusun

secara kontras terhadap dinamika pada closing section, dengan

menghadirkan dinamika lembut secara tiba-tiba (subito piano). Instrumen

flute dan oboe memainkan akor diminished-seventh, sementara pola

31

iringan double bass memainkan teknik pizzicato yang berangsur-angsur

menjadi pelan dan mengecil.

C. Analisis Struktur Movement II

Movement ini berbentuk two part song form, meliputi: bagian pertama dan

bagian kedua.

Tabel 3.2 Struktur Movement II

Birama Keterangan

1-44 Bagian I

1-8 Introduksi

8/2-14 Tema A

15-20 Bridge

21-27 Tema B

28-33 Repetisi tema A

33/4-37 Short cadenza

38-44 Repetisi tema B

45-119 Bagian II

45-60/2 Introduksi

60/3-88/2 Tema A

88/3-99 Tema A’

100-110 Tema B / Closing section

111-119 Coda

32

1. Bagian 1

Notasi 3.22 Introduksi (birama 1-8)

Birama 1-4 instrumen horn, trombon, dan timpani membuka bagian lagu

dengan memainkan chord Csus4(b9). Birama selanjutnya instrumen tuba

masuk dan pola iringan membentuk voicing yang disusun dengan

menggunakan teknik penyusunan interval campuran.

Notasi 3.23Tema A (birama 8-14)

33

Solo biola masuk memainkan melodi tema dengan iringan strings section.

Melodi menggunakan skala C phrygian dengan pola iringan disusun

menggunakan chord C phrygian dan teknik susunan interval campuran.

Notasi 3.24 Bridge (birama 15-20)

Melodi pada bagian bridge disusun secara bersahut-sahutan antara

woodwind section dan instrumen solo biola. Pada birama 19 instrumen

tutti masuk sehingga menciptakan kontras terhadap melodi.

34

Notasi 3.25 Tema B (birama 21-27)

Melodi dimainkan oleh solo biola dan iringan wind section dan strings

section. Pada birama dua puluh lima masuk instrumen oboe dan bassoon

sebagai counter melodi terhadap melodi tema. Tonalitas dimainkan dalam

tangga nada C phrygian.

35

Notasi 3.26 Repetisi tema A (birama 28-33)

Tema A kembali dimainkan dalam jarak interval satu oktaf ke bawah

dengan iringan instrumen horn, trombon, tuba, biola alto, cello dan

double bass mengimitasi pola iringan pada bagian tema A.

Notasi 3.27 Short Cadenza (birama 33/4-37)

Secara tidak lazim muncul sebuah short cadenza atau kadensa pendek

yang dimainkan dalam tonalitas E phrygian. Pada bagian ini penulis

mencoba menghadirkan kesan dramatis dan emosi yang menggebu-gebu

ditandai dengan penggunaan dinamika forte dan appassionato. Bagian ini

juga sekaligus menjadi sebuah introduksi atau pengenalan terhadap

tonalitas yang akan dimunculkan pada bagian selanjutnya.

36

Notasi 3.28 Repetisi tema B (birama 38-44)

Tema B muncul kembali dengan mendapat tambahan instrumen pengiring

yakni instrumen horn dan timpani. Bagian ini sekaligus menjadi closing

section atau sesi penutup bagian pertama lagu. Pada birama 42 instrumen

flute mengimitasi melodi tema dengan mendapat tambahan suara kedua

yang dimainkan dalam jarak interval kuint ke bawah. Instrumen solo biola

menutup sesi lagu dengan memainkan penggalan motif dari tema A.

37

2. Bagian II

Notasi 3.29 Introduksi (birama 45-60)

Bagian kedua menghadirkan kesan diatonis yang kuat dilihat pada

penggunaan chord extension dalam tangga nada diatonis. Melodi

introduksi dimainkan oleh instrumen flute, oboe dan klarinet secara

bergantian dalam tangga nada E phrygian. Pada setiap pergantian

instrumen, melodi disusun ke dalam jarak interval yang bervariasi, yakni

kuint, kuart, dan terts.

38

Notasi 3.30 Tema A (birama 60/3-68/2)

Tema A dimainkan oleh instrumen solo biola dalam tangga nada E

phrygian dengan iringan instrumen horn, trombon dan strings section

memainkan progresi harmoni dalam tangga nada diatonis. Pola iringan

pada instrumen cello dan double bass disusun dengan menggunakan

teknik pizzicatto untuk menghadirkan kesan ringan dan melodi tema

dimainkan secara cantabile untuk menghadirkan kesan manis dalam lagu.

39

Notasi 3.31 Tema A (birama 68/3-76/2)

Pada birama 68-72 terdapat modulasi jauh secara tiba-tiba ke dalam

tangga nada G phrygian. Birama selanjutnya melodi kembali dimainkan

ke dalam tangga nada E phrygian. Pada bagian ini, woodwind section

masuk untuk mempertebal instrumen pengiring lainnya.

40

Notasi 3.32 Tema A’ (birama 88/3-97/1)

Tema A dimainkan kembali dengan mendapat modifikasi. Pada birama

92/3-96 melodi disusun membentuk sekuens dengan dinamika berangsur-

angsur membesar hingga mencapai klimaks lagu. Woodwind section

disusun secara bersahut-sahutan memainkan counter melodi.

41

Notasi 3.33 Tema B / closing section (birama 100-110)

Melodi tema closing section dimainkan oleh isntrumen solo biola dalam

tangga nada E phrygian. Pada birama 102, instrumen horn dan cello

masuk memainkan counter melodi. Instrumen trombon dan strings section

berfungsi sebagai pengiring dengan memainkan progresi chord triad yang

mendapatkan ekstensi nada. Pada birama 105, instrumen oboe dan biola 2

masuk memainkan imitasi tema counter melodi. Sementara itu, instrumen

trumpet dan biola 1 memainkan imitasi terhadap melodi utama.

42

Notasi 3.34 Coda (birama 111-119)

Bagian coda disusun dengan menghadirkankontras terhadap klimaks lagu,

dimana intensitas musik secara berangsur-angsur semakin lembut. Melodi

dimainkan oleh instrumen solo biola dengan tutti sebagai instrumen

pengiring.

D. Analisis Struktur Movement III

Movement ini berbentuk rondo dan variasi dengan mendapat tambahan

introduksi pada bagian awal lagu. Berbeda dengan bentuk rondo pada

umumnya, setiap tema A dalam lagu ini mendapat tambahan variasi. Pada

43

bagian tengah lagu, muncul secara tidak lazim sebuah cadenza yang

dimainkan oleh solo biola.1

Tabel 3.3Struktur Movement III

Birama Keterangan

1 –6/3 Introduksi

6/4 - 43 Tema A

44 - 45 Transisi

45 - 67 Tema B

68 - 88 Tema A’(variasi 1)

89 - 93 Transisi

94 - 112 Tema C

113-144/3 Tema D

144/4-151 Tema A”(variasi 2)

158-162 Coda

Notasi 3.35 Introduksi (birama 1-6)

Bagian introduksi dibuka dengan permainan solo timpani yang mengadopsi

pola ritmik alat musik tifa Papua. Pada birama 4 instrumen double bass masuk

memainkan pola ritmik yang sama menggunakan teknik pizzicato.

1Cadenza merupakan improvisasi yang dimainkan pada bagian akhir lagu, biasanya terdapat

pada karya vokal (aria) dan solo instrumen. Oxford Dictionary of Music, cadenza. pdf

44

Notasi 3.36 Tema A (birama 6/4-14)

Melodi tema disusun dengan cara menggabungkan dua sistem tangga nada

(polytonal), yakni tangga nada pentatonik dan whole-tone scale. Melodi tema

A dimainkan oleh solo biola dalam tangga nada C pentatonik dan C whole-

tone. Iringan woodwind section disusun berdasarkan whole-tone scale,

sementara timpani dan double bass secara konstan memainkan pola ritmik

yang sama.

Notasi 3.37 Tema A (birama 25/3-33)

Pada birama 25/3 tema A berpindah tonalitas menjadi G pentatonik dan G

whole-tone.

45

Notasi 3.38 Tansisi (birama 44-45)

Transisi muncul sebagai jembatan menuju ke tema B. Teknik yang digunakan

adalah polychord, yakni menggabungkan dua akor yang berbeda (D

augmented/C augmented).

Selanjutnya, tema B muncul dan melodi dimainkan oleh woodwind section.

Melodi disusun dua suara ke dalam whole-tone scale secara bergantian antara

instrumen klarinet, flute, dan bassoon. Tema B mendapat perubahan tempo,

yakni dari tempo presto menjadi allegro.

Notasi 3.39 Tema B (birama 46-49)

46

Instrumen klarinet memainkan melodi dalam C whole-tonescale dengan suara

dua memainkan interval jarak terts ke bawah.

Notasi 3.40 Tema B (birama 50-53)

Instrumen flute memainkan melodi dalam D whole-tone scale dengan suara

dua memainkan interval jarak kuint ke bawah.

Notasi 3.41 Tema B (birama 54-56)

Instrumen bassoon memainkan melodi dalam E whole-tone scale. Pada

bagian ini, terdapat dua kali transposisi nada, yakni nada F dan G. Melodi

pada suara dua memainkan interval jarak septim ke bawah.

Notasi 3.42 Iringan tema B (birama 46-56)

47

Iringan pada tema B dimainkan oleh instrumen strings section, dengan

menggunakan teknik pizzicato. Bagian ini memunculkan kesan seekor burung

cendrawasih yang sedang meloncat-loncat.

Notasi 3.43 Tema B (birama 57-62)

Melodi tema B kembali dimainkan oleh instrumen solo biola, dengan

mengimitasi melodi tema seperti pada instrumen klarinet, flute, dan bassoon.

Iringan dimainkan oleh instrumen strings section dengan tambahan instrumen

klarinet, trombon, dan tuba. Pada bagian ini, menggambarkan gerak-gerik

seekor burung yang tidak stabil meloncat kesana kemari. Ketukan berat

berada di ketukan kedua dan keempat, dengan aksen yang disusun secara

berpindah-pindah.

48

Notasi 3.44 Tema A’ (birama 68-74)

Pada bagian ini, tema A muncul dengan mendapat tambahan variasi terhadap

melodi utama. Pola ritmik pada melodi utama disusun ke dalam bentuk triol

dan menggunakan teknik staccato.

Notasi 3.45 Transisi (birama 89-93)

Selanjutnya, muncul transisi sebagai jembatan menuju tema C. Melodi transisi

dimainkan oleh instrumen trumpet dalam tangga nada C mayor. Iringan

49

dimainkan oleh instrumen strings section yang disusun menggunakan teknik

harmoni cluster.

Notasi 3.46 Tema C (birama 94-103)

Tema C disusun ke dalam tempo largo untuk memunculkan kesan sedih.

Melodi utama dimainkan oleh intrumen solo biola dalam tangga nada C

pentatonik dengan iringan strings section disusun ke dalam teknik polytonal.

Instrumen biola 1 dan piccolo memainkan melodi suara dua sebagai

kontrapung terhadap melodi utama.

Notasi 3.47 Tema C (birama 104-112)

50

Pada bagian ini, instrumen klarinet masuk dengan mengimitasi melodi suara

dua pada instrumen piccolo. Biola satu dan dua memainkan teknik “free

slide” untuk menggambarkan tiupan angin dan suasana yang tenang.

Notasi 3.48 Tema D (birama 113-120)

Tema D disusun ke dalam tangga nada A whole-tone. Pada bagian awal,

melodi utama dimainkan oleh instrumen oboe dan klarinet memainkan suara

dua yang memiliki jarak kuint ke bawah. Selanjutnya, instrumen solo biola

masuk memainkan melodi utama dengan menggunakan con sordino.2 Iringan

dimainkan oleh instrumen cello dan double bass menggunakan teknik

pizzicato.

2Con sordino - with mute

51

Notasi 3.49Tema A” (birama 144/3-151)

Variasi kedua tema A disusun menggunakan teknik contrary motion. Melodi

tema dimainkan secara bergantian antara instrumen solo biola, biola (1 & 2)

dan flute.

Notasi 3.50 Coda (birama 158-162)

52

Bagian ini merupakan sebuah coda atau sesi penutup lagu. Intensitas musikal

semakin menuju klimaks dengan teknik permainan solo yang virtuos. Coda

disusun dengan menggunakan whole-tone scale, sementara instrumen solo

biola memainkan broken chord A minor dengan teknik permainan ricochete.