bab iii analisa kelayakan ekonomi

18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka-angka) yang diolah dengan metoda statistik. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada jenis penelitian inferensial dan menyandarkan kesimpulan hasil penelitian pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metoda kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. 3.2. Lokasi Penelitian 37

Upload: muhammadmukhlis

Post on 13-Jul-2016

19 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Analisa Kelayakan Ekonomi pada pengembangan fungsi kolam Univ. Islam Sultan Agung Semarang

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III Analisa kelayakan Ekonomi

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan

kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka-angka) yang diolah

dengan metoda statistik. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada jenis

penelitian inferensial dan menyandarkan kesimpulan hasil penelitian pada suatu

probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metoda kuantitatif akan

diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel

yang diteliti.

3.2. Lokasi Penelitian

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian (Sumber: Google Earth, 2013)

37

Page 2: BAB III Analisa kelayakan Ekonomi

Lokasi ini dipilih karena pertimbangan keadaan kolam yang terkesan tidak

terawat menumbuhkan tekad peneliti untuk mengembangkannya agar fungsi kolam

tersebut lebih maksimal dan beragam.

3.3. Kerangka Pikir

Gambar 3.2 Kerangka pikir penelitian

38

Desain Proyek

Pengembangan Fungsi Kolam

Biaya modal- Biaya konstruksi- Biaya Administrasi- Biaya tak terduga

Biaya tahunan- Biaya operasi- Biaya pemeliharan

Manfaat pengembangan Fungsi Kolam

BenefitBiaya Pengembangan

Kelayakan Ekonomi Pengembangan Fungsi Kolam

Page 3: BAB III Analisa kelayakan Ekonomi

3.4. Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Variabel yang berkaitan desain arsitektur adalah Konsep Arsitektur yang dipilih.

Sedangkan variable yang berkaitan dengan analisa kelayakan ekonomi adalah sebagai

berikut:

1. Biaya langsung (Direct Cost)

2. Biaya tak langsung (Indirect Cost)

3. Biaya tahunan (Annual Cost)

4. Manfaat untuk pengembangan Kolam (Benefit)

5. Kelayakan Ekonomi

3.5. Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian mengenai desain arsitektur yaitu Konsep perancangan.

Konsep perancangan adalah konsep desain arsitektur/tema perancangan yang akan

diterapkan pada proyek pengembangan fungsi kolam Universitas Islam Sultan Agung

Semarang sebagai Area kreatif terbuka.

Variabel penelitian mengenai analisa kelayakan ekonomi:

1. Biaya modal (capital cost) yaitu semua biaya yang di keluarkan dalam proses

pengembangan Fungsi Kolam. Biaya modal (capital cost) dalam Pengembangan

Kolam ini terdiri dari biaya :

a. Biaya langsung (Direct cost) yaitu merupakan biaya yang diperlukan untuk

pelaksanaan pembangunan.

39

Page 4: BAB III Analisa kelayakan Ekonomi

b. Biaya tak langsung (Inderect Cost) yaitu merupakan persentase dari biaya

langsung, besarnya persentase ini tergantung dari pertimbangan owner dan

perencana (Kodoatie, dalam Yourinda at all 2007), pada pengembangan

fungsi Kolam ini, biaya tak langsung terdiri dari:

Biaya Enginneering yaitu suatu angka persentase dari biaya konstruksi

yaitu sebesar 7%

Biaya administrasi yaitu merupkan suatu angka persentase dari biaya

konstruksi yaitu sebesar 5%

Biaya takterduga yaitu merupakan suatu angka persentase dari biaya

konstruksi dan engineering sebesar 5%

Tingkat Inflasi yaitu 8% dari biaya konstruksi.

2. Biaya tahunan (annual Cost) yaitu merupakan biaya operasi dan biaya

pemeliharaan. Besarnya biaya operasional dan biaya pemeliharaan dilihat

berdasarkan jenis bangunan yaitu 0,1% dari biaya modal (Suyanto, dalam

Yourinda dkk, 2007).

3. Manfaat untuk pengembangan Kolam yaitu yang dapat langsung dirasakan

masyarakat pada umumnya dan masyarakat pada khususnya adalah sebagai area

kreatif terbuka bagi mahasiswa dengan fungsi lainnya sebagai pusat caffetaria

bernuansa alam terbuka kampus.

4. Kelayakan ekonomi

Masa pengembangan dan pembangunan kolam tersebut direncanakan selama

satu tahun, sehingga pada tahun ke- 2 dapat dioperasikan penuh dengan suku

bunga yang digunakan adalah suku bunga bulanan dengan membagi suku bunga

40

Page 5: BAB III Analisa kelayakan Ekonomi

tahunan sebesar 12,20% menjadi suku bunga bulanan sebesar 1,02%, umur

proyek direncanakan 20 tahun.

3.6. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah antara

lain sebagai berikut:

1. Observasi,yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung di lokasi rencana

penelitian, yaitu area kolam Kampus Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

2. Dialog atau Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan semua pihak

kampus yang memungkinkan terlibat dalam penelitian ini.

3. Studi literature, yaitu mengumpulkan data dari pustaka yang ada dan terkait sebagai

bahan pembanding.

3.7. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Sistematika pelaksanaan penelitian “Pengembangan Fungsi Kolam Universitas

Islam Sultan Agung Semarang serta Alanisa Kelayakan Ekonominya” sebagai berikut :

41

Page 6: BAB III Analisa kelayakan Ekonomi

Gambar 3.3. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

42

Ya

Tidak

SELESAI

Menentukan Kelayakan Ekonomi Proyek

Menghitung manfaat pada Nilai Yang akan datang

Menghitung Manfaat pada Nilai Sekarang

Menghitung Biaya pada Nilai Sekarang

Menghitung manfaatMenghitung Biaya

Desain Proyek

Menentukan Bunga dan Umur Rencana

Identifikasi Masalah

Pengumpulan dataSurvey Lapangan

Studi Pustaka

Menghitung Biaya pada Nilai Yang akan datang

Data Lengkap?

MULAI

Page 7: BAB III Analisa kelayakan Ekonomi

3.8. Metode Analisa Data

Proses desain dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari lokasi penelitian

(eksisting) sebagai bahan masukan (Input) dalam proses perancangan. Proses

perancangan berlanjut pada tahap analisa konsep setelah proses input data telah selesai.

Pada tahap analisa, konsep-konsep perancangan arsitekur dianalisa disesuaikan dengan

eksisting lokasi penelitian. Konsep yang sesuai dengan Eksisting lokasi selanjutnya

dijadikan sebagai Output dalam proses perancangan ini. Output ini dijadikan sebagai

konsep desain arsitektur pada Pengembangan fungsi daerah kolam Universitas Islam

Sultan Agung Semarang.

Untuk mengetahui biaya (cost) yang digunakan dalam pengembangan fungsi kolam

Universitas Islam Sultan Agung Semarang maka dilakukan perhitungan secara detail

agar didapat jumlah total biaya yang akurat. Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah

hasil dari perhitungan biaya ini. Pada RAB terdapat perhitungan secara detail tiap-tiap

pekerjaan, volume pekerjaan, bahan yang digunakan, harga satuan pekerjaan, sehingga

akan didapat total biaya yang akan digunakan.

Untuk mengetahui nilai manfaat (Benefit) proyek Pengembangan fungsi daerah

kolam Universitas Islam Sultan Agung Semarang: Net Present Benefit (NPB) Nilai

bersih suatu proyek merupakan seluruh nilai dari manfaat proyek dikurangkan dengan

biaya proyek pada tahun yang bersangkutan dan diperhitungkan dengan tingkat diskonto

yang berlaku.penghitungannya adalah sebagai berikut.

43

Page 8: BAB III Analisa kelayakan Ekonomi

NPB=∑t=0

T Mt−Bt

(1+i)t

Dimana:

NPB : Nilai bersih sekarang

i : Tingkat diskonto

T : Umur proyek

T : Tahun = 0,1,2…T

M : Manfaat

B : Biaya

Untuk mengetahui tingkat kelayakan Ekonomi pada pengembangan fungsi kolam

yang di maka akan dilakukan analisis Net Present Value (NPV), Internal Rate of

Return (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C).

Adapun formula yang digunakan dalam analisis data ini adalah :

3.8.1. Analisi periode pengembalian (payback)

Dalam (Giatman, 2006: 85) analisis Payback Period pada dasarnya bertujuan

untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dapat dikembalikan saat

terjadinya kondisi pulang pokok (break event- point) merupakan jangka waktu yang

diperluan untuk membayar kembali (mengembalikan). Jika komponen cashflow

benefit dan cost-nya bersifat annual, maka formulanya menjadi:

44

k =Investasi

Anual Benefit x Periode

Page 9: BAB III Analisa kelayakan Ekonomi

Dimana :

k : Periode pengembalian

Investasi : Modal yang diperlukan

Annual Benefit : (Keuntungan - Pengeluaran) per tahun

Periode Waktu : Tahun

3.8.2. Analisis Net Present Value (NPV)

Dalam metode ini pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang dari

proceeds yang diharapkan atas dasar discount rate tertentu, kemudian jumlah dari

seluruh proceeds selama usianya dikurangi dengan PV dari jumlah investasi. Selisih

antara PV keseluruhan proceeds dikurangi dengan PV dari pengeluaran modal

dinamakan nilai sekarang neto (Net Present Value).

Dalam menganalisa, tanda layak dinyatakan oleh nilai NPV ≥ 0, artinya

suatu proyek dapat dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan. Jika NPV = 0, berarti

proyek tersebut mengembalikan persis sama dengan nilai modal yang ditanamkan.

Jika NPV < 0, berarti proyek tersebut tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang

dipergunakan, oleh karena itu pelaksanaannya harus ditolak.

Dalam (Giatman, 2007: 70) Cashflow yang benefit saja perhitungannya disebut

Present Worth of Benefit (PWB), sedangkan jika yang diperhitungkan hanya cash-out

(cost) disebut dengan Present Worth of Cost (PWC). Sementara itu NPV diperoleh

dari PWB-PWC. Untuk mendapatkan nilai PWB, PWC, dan NPV dipakai formula

umum sebagai berikut:

PWB = ∑t=0

n

Cb t(FBP)

45

Page 10: BAB III Analisa kelayakan Ekonomi

PWC = ∑t=0

n

Cc t (FBP)t

NPV = PWB – PWC

dimana:

Cb = cash flow benefit

Cc = cash flow cost

FPB = faktor bunga present

t = periode waktu

n = umur investasi

3.8.3. Analisis Internal Rate of Return (IRR)

Pengertian internal rate of return (IRR) didefinisikan sebagai tingkat bunga

yang akan dijadikan jumlah nilai sekarang dari proceed yang diharapkan akan

diterima.

Kriteria investasi IRR ini memberikan pedoman bahwa proyek akan dipilih

apabila IRR > Sosial Discount Rate. Begitu pula sebaliknya, jika diperoleh IRR < Sosial

Discount Rate, maka proyek sebaiknya tidak dijalankan (Pujdosumarto, 1988: 49).

Untuk mendapatkan IRR dilakukan dengan mencari besarnya NPV dengan

memberikan nilai i variable (berubah-ubah) sedemikian rupa sehingga diperoleh nilai I

saat NPV mendekati nol yaitu NPV (+) dan nilai NPV (-), dengan cara coba-coba (trial

and error). Jika telah diperoleh nilai NPV (+),NPV (-) tersebut diasumsikan nilai di

46

Page 11: BAB III Analisa kelayakan Ekonomi

antaranya sebagai garis lurus, selanjutnya dilakukan interpolasi untuk mendapat IRR

(Giatman, 2007: 93). Perhitungan nilai IRR ini dapat diperoleh dengan rumus sebagai

berikut:

IRR= iNPV+ + NPV¿¿

(iNPV- + iNPV +)

dengan :

iNPV+ = Suku bunga memberikan nilai NPV positif

iNPV- = Suku bunga memberikan nilai NPV negative

NPV+ = NPV positif

NPV- = NPV negative

3.8.4. Analisi Benefit Cost Ratio (BCR)

BCR adalah hasil perbandingan antara present value jumlah benefit kotor pada

setiap periode (tahun) dengan jumlah present value dari biaya dan investasi yang

dikeluarkan (Cipta Karya, 2007: 34).

Adapun metode analisis benefit cost ratio (BCR) ini akan dijelaskan sebagai

berikut: (Giatman, 2007: 81)

Rumus umum BCR = Benefit

Cost atau ∑ Benefit

∑Cost

Jika analisis dilakukan terhadap Present:

BCR = PWBPWC

47

Page 12: BAB III Analisa kelayakan Ekonomi

Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui

metode ini adalah:

Jika: BCR ≥ 1, berarti investasi layak (feasible)

BCR < 1, berarti investasi tidak layak (unfeasible).

3.8.5. Analisis sensitivitas

Analisa sensitivitas biasanya dilakukan dengan mengubah salah satu

elemen proyek (misalnya yield, harga, biaya) dan menghitung nilai EIRR nya

dengan harga tersebut. Beberapa keadaan yang biasanya dilakukan dalam analisa

sensitivitas proyek pengairan adalah sebagai berikut :

1. Terjadi 10% penurunan pada nilai benefit yang diperkirakan

2. Terjadi 10% kenaikan pada biaya proyek yang diperkirakan

3. Tertundanya penyelesaian proyek selama dua tahun

4. Dan beberapa kondisi lainnya berdasarkan atas judgement ekonomi akan atau

telah terjadi.

Dari hasil analisa sensitivitas terhadap beberapa keadaan tersebut di atas dapat

diketahui elemen proyek yang merupakan elemen sensitif terhadap keberhasilan

proyek. Misalnya dari analisa sensitivitas disimpulkan bahwa proyek sangat sensitif

terhadap penundaan penyelesaian proyek, perlu ditelaah kembali komponen

pelaksanaan proyek agar kemungkinan tertundanya penyelesaian dapat dikurangi. Hal ini

dapat dilakukan dengan jalan menyederhanakan komponen proyek agar tidak

mempersulit pelaksanaannya (Suyanto,dkk, 2001:41).

48