bab ii tinjauan umum perkebunan teh di … bab ii tinjauan umum perkebunan teh di indonesia 2.1....

21
4 BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak Andreas Cleyer tiba di Batavia di tahun 1686. Negara Indonesia yang tropis dianggap baik beberapa wilayah propinsinya untuk ditanami tanaman teh. Sedangkan untuk daerah Jawa Barat, yang mengambil porsi 45 % dari seluruh luas areal perkebunan teh Indonesia, lahan yang pertama kali ditanami adalah daerah Bandung Selatan tepatnya daerah Gunung Patuha dan Ranca Bali. Hal ini dikarenakan kondisi dan iklim daerah tersebut yang dianggap tepat oleh Junghun, ahli botani Belanda. Sampai saat ini pun masi melekat anggapan bahwa teh produksi daerah ini adalah yang terbaik. Untuk perkebunan milik swasta saja, daerah tersebut dapat menghasilkan 3669 ton per hektarnya dalam setahun. 1 Gambar 2.1 Kepemilikan Kebun Teh di Kab.Bandung - Jawa Barat ( Sumber : Koleksi Penulis ) 3 www.ipard.com

Upload: trinhdien

Post on 29-Apr-2018

238 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

4

BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI

INDONESIA

2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak Andreas Cleyer tiba di Batavia

di tahun 1686. Negara Indonesia yang tropis dianggap baik beberapa wilayah

propinsinya untuk ditanami tanaman teh. Sedangkan untuk daerah Jawa Barat,

yang mengambil porsi 45 % dari seluruh luas areal perkebunan teh Indonesia,

lahan yang pertama kali ditanami adalah daerah Bandung Selatan tepatnya daerah

Gunung Patuha dan Ranca Bali. Hal ini dikarenakan kondisi dan iklim daerah

tersebut yang dianggap tepat oleh Junghun, ahli botani Belanda. Sampai saat ini

pun masi melekat anggapan bahwa teh produksi daerah ini adalah yang terbaik.

Untuk perkebunan milik swasta saja, daerah tersebut dapat menghasilkan 3669 ton

per hektarnya dalam setahun.1

Gambar 2.1 Kepemilikan Kebun Teh di Kab.Bandung - Jawa Barat

( Sumber : Koleksi Penulis )

3 www.ipard.com

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

5

Perkebunan teh merupakan salah satu peninggalan penjajahan pemerintahan

Belanda yang masih terlestarikan di Indonesia. Pada masa penjajahan itu, sebagian

besar perkebunan tersebut adalah milik orang Belanda yang bertugas di Indonesia.

Akan tetapi lambat laun kepemilikan kebun teh tersebut kebanyakan berpindah ke

tangan masyarakat pribumi dan negara.

Berdasarkan kepemilikannya, perkebunan teh terbagi menjadi tiga jenis yaitu

perkebunan teh negeri yang dimiliki PTP Nusantara, perkebunan swasta, dan

perkebunan rakyat. Di Kab. Bandung, perkebunan teh negara menguasai 55,43

persen dari total areal, 23,3 persen perkebunan rakyat, dan 21,27 persen

perkebunan swasta.

Meski menduduki peringkat kedua setelah luas perkebunan negara, perkebunan

rakyat pada umumnya berskala kecil, tetapi jumlahnya banyak dan tersebar. Rata-

rata perkebunan teh rakyat luasnya hanya 1 atau dua hektare saja.

Sejak lima tahun lalu, luas areal perkebunan rakyat meningkat dari luas areal

perkebunan teh rakyat pada Semester I tahun 2001 seluas 3.055 hektare. Pada

tahun 2005 meningkat 20,5 hektare menjadi 3.075,5 hektare.

Setiap harinya, pabrik teh masyarakat mampu mengolah empat ton pucuk daun

teh, menjadi satu ton teh hijau kering. Untuk memperoleh pucuk daun, dibeli dari

bandar atau petani teh rakyat senilai Rp 800,00 per kilogram. Setelah itu,

dipasarkan ke kota-kota besar seperti Jakarta, kota-kota di Jawa Tengah, dan Jawa

Timur

Akan tetapi teknologi perkebunan untuk petani rakyat sampai saat ini dinilai

kurang mendapat perhatian. Permasalahan yang kerap muncul adalah petani teh

rakyat ini masih menggunakan teknik pengolahan yang belum juga beranjak dari

dulu. Karena masalah pembibitan dan perawatan yang tidak baik, akhirnya

berdampak pula pada kualitas teh yang dihasilkan.

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

6

Dengan adanya masalah kekurangan hasil produksi yang dialami oleh beberapa

pabrik pengolahan kini mulai dikembangkan teknologi permesinan untuk

mengatasi masalah tersebut.

Beberapa perkebunan mulai mengurangi sebagian besar pekerja pemetik teh dan

menggantikannya dengan mesin. Pemakaian mesin petik teh itu dilakukan untuk

efisiensi biaya produksi. Perampingan dilakukan terhadap 60 persen dari para

pemetik teh yang jumlahnya mencapai ribuan orang.

pengurangan pekerja itu akan dilakukan secara bertahap tanpa pemecatan massal.

Para pekerja lama akan dibiarkan terus bekerja sampai memasuki usia pensiun.

Adapun perekrutan pekerja baru dihentikan sama sekali. Saat ini rata-rata usia

para pemetik daun teh 40-50 tahun. Perampingan dengan cara itu diharapkan tidak

akan menciptakan keresahan di antara para pekerja.

Gambar 2.2 Perkebunan Teh Kebun Ciater di Kab.Subang-Jawa Barat

( Sumber : Koleksi Penulis )

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

7

2.2. Tanaman Teh

Taksonomi tanaman teh adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 Pucuk Daun Teh

( Sumber : www.agroindustri.com )

• Kingdom : Plantae

• Diviso : Spermatophyte

• Sub division : Angiospermae

• Claas : Dicotyledoneae

• Ordo : Guttiferales

• Famili : Theaceae

• Genus : Camelia

• Spesies : Camelia sinensis

Berbagai macam teh yang dapat ditemukan di pasaran adalah spesies teh yang

sama, hanya dengan cara pengolahan yang berbeda. Untuk di daerah Indonesia,

ada tiga macam teh yang diproduksi, yaitu dibagi menjadi golongan :

1. Teh hijau (green tea / unfermented tea)

2. Teh hitam (black tea / fermented tea)

3. Teh wangi (jasmine tea)

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

8

4. Teh Jepang (sencha tea)

Dari tiap golongan tersebut, setiap golongan teh memiliki beberapa jenis sebagai

berikut :

1. Teh Daun

Teh daun merupakan bubuk teh yang berasal dari daun teh yang selama

pengolahannya mengalami penggulungan secara sempurna. Jenis tersebut

dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :

a) Teh daun orange peko (OP) merupakan teh berbentuk gulungan,

potongannya cukup panjang dan berpucuk emas panjang, terdapat banyak

tulang daun muda dan lemah.

b) Pecco (P) adalah teh yang mirip dengan OP, tetapi lebih pendek, lebih

kasar dan sedikit mengandung pucuk.

c) Souchon (S) merupakan jenis teh yang berbutir dan potongannya teratur.

d) Pecco Souchon (PS) merupakan jenis teh yang tebal dan kasar serta

potongannya pendek, terutama pada daun yang agak tua. Sifatnya berada

diantara P dan S.

2. Teh Remuk/Pecah

Teh Remuk/Pecah merupakan bubuk teh yang berwarna hitam, kasar seperti pasir.

Jenis teh tersebut dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :

a) Broken Orange Pecco (BOP) merupakan jenis teh yang keriting dengan

potongan halus dan teratur. Jenis ini banyak mengandung pucuk berwarna

kuning emas.

b) Broken Pecco (BP) merupakan jenis teh yang lebih kasar dibandingkan

BOP dan tidak mengandung pucuk sama sekali.

c) Broken Tea (BT) merupakan jenis teh yang tidak menggulung waktu

penggulungan sehingga teh ini datar (pipih) seperti sisik dan potongannya

kecil.

3.Teh Bubuk

Teh bubuk merupakan bubuk teh halus seperti bubuk kopi. Jenis teh tersebut

dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :

a) Fanning (F) merupakan jenis teh yang asal dan bentuknya sama seperti

BT tetapi potongannya jauh lebih kecil.

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

9

b) Dust (D) atau debu teh merupakan jenis teh yang berbentuk seperti

tepung.

c) Bohea atau Bui (B) merupakan jenis teh buangan yang terdiri dari

batang-batang teh.

Gambar 2.4 Teh remuk dan teh bubuk

( Sumber : www.indotea.org )

Faktor-faktor yang mempengaruhi susunan kimia daun teh :

• Susunan kimia daun teh amat bervariasi menurut beberapa faktor, yaitu :

jenis klok,

variasi musim dan kondisi tanah,

perlakuan kultur teknis,

umur daun dan

banyaknya sinar matahari yang diterima.

• Variasi yang demikian sukar diatasi apalagi yang bersifat genetis dan

alamiah. Variasi tersebut masih dapat diterima sepanjang komposisi

tersebut diusahakan masih dalam keadaan sebaik-baiknya, artinya tidak

berubah akibat perlakuan pengangkutan yang salah sebelum diolah.

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

10

Berikut adalah kandungan yang ada dalam komposisi teh, yaitu:

a. Substansi fenol : tannin/catechin,theaflavin dan thearubigin

b. Substansi bukan fenol : Karbohidrat, substansi pektin, protein, asam amino,

klorofil dan zat warna lain, asam organic, substansi resin, vitamin-vitamin serta

substansi mineral.

c. Substansi aromatis : fraksi karboksilat, karbonil, netral bebas karbonil

(sebagian besar terdiri atas alcohol).

d. Enzim : invertase, amylase, B – glukosidase, protease dan peroksidase.

Substansi Tidak Larut

dalam air (%)

Larut dalam air (%)

Protein 16 -

Lemak 8 -

Klorofil dan pigmen

lain

1.5 -

Pektin 4 -

Pati 0.5 -

Serat kasar, selulosa,

lignin

22 -

Polifenol terfermentasi - 20

Polifenol lain - 10

Kafein (theine) - 4

Gula dan getah - 3

Asam amino - 7

Mineral - 4

Jumlah 52 48

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Daun Teh Segar

( Sumber : www.indotea.org )

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

11

2.2.1 Manfaat Teh

a) Kaya akan vitamin C dan vitamin B terutama thiamin dan riboflavin yang

dibutuhkan tubuh.

b) Bahan polifenol punya vitamin p aktif yang dapat membantu mengurangi

kerapuhan dinding kapiler (capillary fragility) dari aliran darah, sebab

vitamin p aktif mampu menstabilkan vitamin C dalam tubuh, juga

menormalkan hiperfungsi kelenjar gondok.

c) Teh memiliki kemampuan mengantisipasi pengaruh yang merugikan

karena aktifitas bakteri maupun hasil disentri.

Gambar 2.5 Teh hijau merupakan jenis teh yang memiliki banyak manfaat bagi

peminumnya

( Sumber : www.chakratea.com )

2.2.2 Pengolahan Daun Teh

Pengolahan teh umumnya di Indonesia ditangani oleh pabrik pengolah teh yang

kapasitas produksinya dapat mencapai 20 ton per harinya. Kebanyakan pabrik

perkebunan di Indonesia mengolah pucuk teh menjadi teh hitam yang memiliki

pangsa pasar lebih besar walau sebagian perkebunan milik swasta dan perkebunan

milik rakyat memproduksi lebih dari 80 % hasil panen teh untuk dijadikan teh

hijau.

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

12

Berikut adalah proses pengolahan daun teh dari mulai pemetikan sampai

pengiriman produk jadi :

Gambar 2.6 Proses Produksi / Pengolahan Daun Teh

( Sumber :Koleksi Penulis )

Untuk melaksanakan manufaktur teh, berikut adalah diagram kerja di perkebunan:

Gambar 2.7 Flow pengolahan teh

( Sumber : www.chakratea.com )

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

13

• Pengolahan Teh Hijau

Pengolahan teh menjadi teh hijau memerlukan waktu yang relatif cepat

dari sejak dipetik hingga sampai ke tempat pemrosesan yaitu 2 jam. Hal ini

untuk mencegah daun teh terfermentasi yang akan mengurangi kualitas teh

hijau yang akan didapatkan

Gambar 2.8 Flow pengolahan teh hijau

( Sumber : www.chakratea.com )

• Pengolahan Teh Hitam

Produksi teh hitam memiliki kapasitas produksi terbesar di Indonesia, teh

ini memakan proses pengeringan lebih lama dari pada waktu pengeringan

yang dibutuhkan untuk memanufaktur teh hijau. Dari penampakannya, teh

hitam memiliki warna yang lebih tua dan aroma yang lebih kental daripada

teh hijau.

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

14

Gambar 2.9 Flow pengolahan teh hitam

( Sumber : www.chakratea.com )

• Pengolahan Teh Jepang / Teh Sencha

Porsi kapasitas teh sencha umumnya hanya 15 % dari total produksi

meskipun belakangan ini mulai meningkat berhubung permintaan

konsumen dari Jepang yang menyukai jenis teh ini. Perawatan dan kontrol

kualitas produksi teh jenis ini cenderung lebih ketat antara lain kontrol

sejumlah tertentu klorofil yang ada pada pucuk daun. Untuk mencapai

jumlah klorofil yang banyak, pengelola perkebunan melakukan

maintenance berupa pemasangan terpal atau tutup plastik yang dibentang

di atas hamparan tanaman teh yang ada.

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

15

Gambar 2.10 Flow pengolahan teh sencha

( Sumber : www.chakratea.com )

2.2.3 Umur Panen

Tanaman teh memiliki masa produktif dimana dapat dipetik daunnya, tidak terus

menerus dapat menghasilkan pucuk daun yang banyak. Umumnya umur produktif

tanaman teh dapat mencapai ratusan tahun. Meskipun dalam setahun tidak penuh

dapat menghasilkan. Tanaman yang sudah tua dan tidak produktif lagi akan

dicabut dan oleh masyarakat setempat dipergunakan menjadi kayu bakar.

Gambar 2.11 Tanaman teh yang sudah tidak produktif

( Sumber : Koleksi Pribadi )

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

16

Tidak produktifnya suatu tanaman teh dapat diliat dari daunnya yang meranggas

dan pucuk yang berkurang. Sedangkan areal kebun yang telah dicabut tanamannya

akan ditata ulang untuk menanam kembali tanaman teh yang baru.

Gambar 2.12 Penataan ulang areal perkebunan teh

( Sumber : Koleksi Pribadi )

2.2.4 Cara Panen

Cara panen dilakukan dengan 2 cara yaitu manual dan mesin. Cara manual adalah

pemanfaatan tenaga pemetik yang disebar yang dikepalai 1 orang mandor petik.

Panen dengan mesin adalah dengan cara penggunaan mesin pemetik teh yang

dioperasikan 2 orang.

Gambar 2.13 Pemetik menggunakan gunting petik

( Sumber : Koleksi Pribadi )

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

17

• Pemetikan manual ( baik dengan tangan maupun dengan gunting petik)

Kualitas pemetikan pucuk lebih terjaga, layaknya sistem tebang pilih

• Pemetikan menggunakan mesin petik teh

Kualitas pemetikan pucuk agak rendah, tenaga buruh lebih sedikit

2.3 Survei Lapangan

Survei dilakukan di lokasi yang yang berbeda :

• Perkebunan Ciater – PTP. Nusantara VII

Gambar 2.14 Pabrik pengolahan PTPN VII

( Sumber : Koleksi Pribadi )

• Perkebunan Dewata – Ciwidey milik PT. CHAKRA

Luas area : 624 ha, Produksi : 1600 ton / tahun

Gambar 2.15 Kantor KBP CHAKRA, di daerah Cilampeni-Kopo

( Sumber : Koleksi Pribadi )

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

18

AKTIVITAS DI PERKEBUNAN TEH

• Pemetikan

• Perawatan

-Penyiangan

-Pengendalian Hama & Penyakit

-Pemangkasan

Gambar 2.16 Penyemprotan pestisida nabati

( Sumber : Koleksi Pribadi )

Dalam operasional pengelolaan perkebunan terdapat struktur kerja dan hirarki

perkebunan. Adalah sebagai berikut :

• State Manager, mengepalai sebuah areal perkebunan yang disebut estate

yang kurang lebih berkisar 600 hektar

• Mandor Petik, mengontrol kualitas pemetikan pucuk daun teh

• Mandor Rawat, berfungsi melakukan perawatan / maintenance pada

tanaman teh

Tiap sektor dikepalai seorang mandor besar petik beserta wakil mandor yang

membawahi rata-rata 200 orang pemetik, dimana 70 % pemetiknya adalah

perempuan.

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

19

Jam kerja pemetik setiap harinya adalah 7 jam ( 07.00-14.00 WIB )

Estimasi produktivitas pemetik daun teh

• Pemetik Perempuan : 40-50 kg / orang / hari

• Pemetik Laki-laki : 70 kg / hari / orang / hari

Proses pemetikan pucuk dilakukan dilakukan dengan dua cara yaitu pemanenan

manual dan otomatis. Pemetik daun teh rata-rata berusia 20-55 tahun, laki-laki dan

perempuan. Kapasitas keranjang pucuk adalah 10 kilogram.

Gambar 2.17 Keranjang teh yang disebut jurak

( Sumber : Koleksi Pribadi )

Dari survei lapangan didapatkan flow kegiatan panen pada dua buah perkebunan

tersebut. Waktu yang dicantumkan dicatat sebagai pengukur efektivitas waktu dan

mencatat masa yang dibutuhkan pada tiap fasenya.

KAPASITAS PERKEBUNAN TEH

Sebuah areal perkebunan teh umumnya dibagi menjadi beberapa afdeling, yang

memiliki luas sekitar 264 hektar.

Untuk melaksanakan produksi dan perawatan, satu satuan luas afdeling dibagi

menjadi 7 sektor, dimana 1 sektornya berkapasitas +/- 37 ha.

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

20

Gambar 2.18 Flow panen di Kebun Ciater

( Sumber : Koleksi Pribadi )

Gambar 2.19 Flow kegiatan panen di Kebun Dewata milik PT.CHAKRA

( Sumber : Koleksi Pribadi )

Setelah diukur waktu dan masa pertahapan panennya, didapat ukuran estimasi

produktivitas produksi.

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

21

Hasil

individu

Hasil total ( 70 %

perempuan )

Hasil total

perbulannya

Pemetik

Perempuan

50 kg 7000kg 138600 kg

Pemetik

Laki-laki

70kg 4200 kg 126000 kg

Total 11200 kg 336000 kg

Tabel 2.2 Estimasi produktivitas panen

( Sumber : Koleksi Pribadi )

Estimasi produktivitas di atas adalah perkiraan untuk 1 afdeling perkebunan,

dengan 200 orang pemetik. Hasil perkiraan di atas adalah produksi teh basah yang

setelah diolah nantinya memiliki perbandingan 1:4 misalnya 4 ton teh basah dapat

menghasilkan 1 ton kering kering.

KONTUR TANAH JALUR PERKEBUNAN

Kondisi lapangan perkebunan teh yang ada adalah:

• Ketinggian +/- 1350-1600 meter diatas permukaan laut

• Kemiringan yang cukup curam

• Medan cukup ekstrim dan berbukit-bukit

• Penampang jalan berbatu-batu

• Cenderung menikung dan berputar mengelilingi perkebunan

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

22

Sedangkan untuk pembagian jalur perkebunan, terdapat tiga jalur yang ada yang

digolongkan berdasarkan lebar jalurnya :

1. Jalur Primer

-Lebar Jalur +/- 2,5 meter

-Dapat dilalui manusia, kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat

atau lebih

Gambar 2.20 Jalur primer dalam lapangan perkebunan

( Sumber : Koleksi Pribadi )

2. Jalur Sekunder

-Lebar Jalur +/- 1,5 meter

-Dapat dilalui manusia, kendaraan roda dua dan mobil kecil

Gambar 2.21 Jalur sekunder dalam lapangan perkebunan

( Sumber : Koleksi Pribadi )

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

23

3. Jalur Tersier

-Lebar jalur +/- 1 meter

-Dapat dilalui manusia dan sepeda motor

Gambar 2.22 Jalur tersier dalam lapangan perkebunan

( Sumber : Koleksi Pribadi )

Setelah didapatkan data jalur yang ada, dibuat pemetaan pengguna tiap jalur untuk

menentukan batasan pemakaian jalur perkebunan yang ada.

Gambar 2.23 Denah areal perkebunan teh

( Sumber : Koleksi Pribadi )

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI … BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak

24

Gambar 2.24 Jarak pertahapan panen

( Sumber : Koleksi Pribadi )