bab ii tinjauan teori a. pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/dian tri wahyuni bab ii.pdf ·...

20
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Epilepsi didefinisikan sebagai suatu gangguan atau terhentinya fungsi otak secara periodik yang disebabkan oleh terjadinya pelepasan muatan listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba, sehingga penerimaan dan pengiriman impuls antara bagian otak dan dari otak ke bagian lain tubuh terganggu(Mutiawati, 2008). “Epilepsi atau yang lebih sering disebut ayan atau sawan adalah gangguan sistem saraf pusat yang disebabkan karena letusan pelepasan muatan listrik sel saraf secara berulang-ulang, dengan gejala penurunan kesadaran, gangguan motorik, sensorik dan mental, dengan atau tanpa kejang-kejang”(Ramali, 2005 :114). Menurut Harsono (2007:4) “Epilepsi merupakan gangguan susunan saraf pusat (SSP) yang dicirikan oleh terjadinya bangkitan (seizure, fit, attact, spell) yang bersifat spontan dan berkala”. Epilepsi merupakan gangguan kejang kronis dengan serangan yang berulang dan tanpa di provokasi (Wong, 2009). Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa epilepsi adalah suatu manifestasi lepasnya muatan listrik yang berlebihan dan abnormal dari sel-sel saraf otak yang bersifat spontan dan berkala ditandai dengan kejang kronik dengan serangan yang berulang. 6 Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Upload: phungphuc

Post on 07-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Epilepsi didefinisikan sebagai suatu gangguan atau terhentinya fungsi

otak secara periodik yang disebabkan oleh terjadinya pelepasan muatan

listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

sehingga penerimaan dan pengiriman impuls antara bagian otak dan dari

otak ke bagian lain tubuh terganggu(Mutiawati, 2008). “Epilepsi atau

yang lebih sering disebut ayan atau sawan adalah gangguan sistem saraf

pusat yang disebabkan karena letusan pelepasan muatan listrik sel saraf

secara berulang-ulang, dengan gejala penurunan kesadaran, gangguan

motorik, sensorik dan mental, dengan atau tanpa kejang-kejang”(Ramali,

2005 :114). Menurut Harsono (2007:4) “Epilepsi merupakan gangguan

susunan saraf pusat (SSP) yang dicirikan oleh terjadinya bangkitan

(seizure, fit, attact, spell) yang bersifat spontan dan berkala”.

Epilepsi merupakan gangguan kejang kronis dengan serangan yang

berulang dan tanpa di provokasi (Wong, 2009). Dari beberapa pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa epilepsi adalah suatu manifestasi

lepasnya muatan listrik yang berlebihan dan abnormal dari sel-sel saraf

otak yang bersifat spontan dan berkala ditandai dengan kejang kronik

dengan serangan yang berulang.

6

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

B. Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi

Gb.2.1 Otak

Menurut Setiadi (2007), otak merupakan alat tubuh yang sangat penting

karena merupakan pusat komputer dari semua alat tubuh. Bagian dari saraf

pusat yang terletak dirongga tengkorak (cranium) dibungkus oleh selaput

otak yang kuat. Cranium berkembang dari sebuah tabung yang mulanya

memperlihatkan 3 gerak pembesaran otak awal.

a. Otak depan menjadi hemisfer serebri, korpus stiartum, thalamus, serta

hipotalamus.

b. Otak tengah, otak ini menjadi tegmentum, krus serebri, korpus

kuadrigeminus.

c. Otak belakang (pons), bagian otak yang menonjol yang tersusun dari

lapisan fiber dan termasuk sel yang terlibat dalam pengontrolan

pernafasan, dimana pons ini terdiri atas pons varoli, medulla oblongata

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

dan cerebellum. Otak dilindungi oleh kulit kepala, rambut, tulang

tengkorak, dan columna vertebral serta meningen (selaput otak).

Bagian-bagian otak secara garis besar terdiri atas cerebrum (otak

besar), brainsteam (batang otak), dan cerebellum (otak kecil).

1. Cerebrum (otak besar)

Menurut Syaifuddin (2006), cerebrum atau otak besar merupakan

bagian yang terluas dan terbesar dari otak, berbentuk telur, mengisi

penuh bagian depan atas rongga, masing-masing di sebut fosa kanialis

anterior atas dan bawah. Kedua permukaan ini di lapisi oleh lapisan

kelabu (zat kelabu) yaitu pada bagian korteks serebral dan zat putih

terdapat pada bagian dalam yang mengandung serabut saraf.

Sedangkan menurut Setiadi (2007), permukaan cerebrum berasal dari

bagian yang menonjol (gyri) dan lekukan (sulci). Cerebrum pada otak

besar ditemukan beberapa lobus, yaitu:

a. Lobus frontalis, adalah bagian dari cerebrum yang terletak di depan

sulkus sentralis.

b. Lobus parientalis, terdapat di depan sulkus sentralis dan di

belakang oleh karako-oksipitalis.

c. Lobus temporalis, terdapat di bawah lateral dari fisura serebralis

dan di depan lobus oksipitalis.

d. Lobus oksipitalis, yang mengisi bagian belakang dari cerebrum.

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

2. Batang Otak (Brainsteam)

Menurut Pearce (2009), batang otak terdiri atas otak tengah, pons

varoli, dan medulla oblongata. Otak tengah merupakan bagian atas

batang otak akuduktus serebri yang menghubungkan ventrikel ketiga

dan keempat melintas melalui otak tengah ini.

Menurut Syaifuddin (2006), batang otak terdiri atas:

a. Dianzefalon, bagian batang otak paling atas terdapat di antara

cerebellum dengan meansefalon. Kumpulan dari sel-sel saraf yang

terdaoat di bagian depan lobus temporalis terdapat kapsula interna

dengan sudut menghadap ke samping.

b. Meansefalon, meansefalon terdiri atas 4 bagian yang menonjol ke

atas, 2 di sebelah atas disebut korpus kudrigeminus inferior serat

saraf okulomontorius berjalan ke ventrikel bagian medial, serat

nervus troklearis berjalan ke arah dorsal menyilang garis tengah ke

sisi lain.

c. Pons varoli, brakium pontis yang menghubungkan meansefalon

dengan pons varoli dengan cerebellum terletak di depan cerebellum

diantara otak tengah dan medulla oblongata. Di sini terdapat

premotoksid yang mengatur gerakan pernafasan dan refleks.

d. Medulla Oblongata,merupakan bagian dari batang otak yang paling

bawah yang menghubungkan pons varoli dengan medulla spinalis,

bagian bawah medulla oblongata merupakan sambungan medulla

spinalis ke atas, bagian atas medulla oblongata yang melebar di

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

sebut kanalis sentralis didaerah tengah bagian ventral medulla

oblongata.

3. Cerebellum

Menurut Syaifuddin (2006), cerebellum atau otak kecil terletak

pada bagian bawah dan bagian belakang tengkorak di pisahkan dengan

cerebellum oleh fisura tranversalis oleh pons varoli dan di atas medulla

oblongata. Organ ini banyak menerima serabut eferen sensoris.

Sedangkan menurut Setiadi (2007), cerebellum mempunyai 2 hemisfer

yang dihubungkan oleh fermis, berat cerebellum lebih kurang 150

gram (85-90%) dari berat otak seluruhnya.

Bentuknya oval,bagian yang mengecil pada sentral di sebut vermis

dan bagian-bagian yang melebar pada lateral disebut hemisfer.

Cerebellum berhubungan dengan batang otak melalui pendunkulus

serebriinferior. Permukaan cerebellum berlipat-lipat menyerupai

cerebellum tetapi lipatannnya lebih kecil dan lebih teratur permukaan

cerebellum ini mengandung zat kelabu.

Menurut Setiadi (2007), setiap pergerakan memerlukan koordinasi

dalam kegiatan sejumlah otot. Otot antagonis harus mengalami

relaksasi secara teratur dan otot diperlukan oleh bermacam pergerakan.

2. Fisiologis

Menurut Syaifuddin (2006), sistem saraf mengatur kegiatan tubuh

yang cepat seperti kontraksi otot, peristiwa fiselar yang berubah

dengan cepat menerima ribuan informasi dari berbagai organ sensoris

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

kemudian menginterpretasikannnya untuk menentukan reaksi yang

harus dilakukan. Membran sel bekerja sebagai suatu sekat pemisah

yang sangat efektif dan selektif antara cairan ekstra seluler dan cairan

intra seluler. Di dalam ruangan ektra seluler, di sekitar neuron terdapat

cairan intraseluler terdapat kalium.

Bagian-bagian otak secara garis besar terdiri atas cerebrum,

brainsteam,cerebellum.

a. Menurut Syaifuddin (2006), fungsi cerebrum yaitu:

1) Mengingat pengalaman masa lalu.

2) Pusat persarafan yang menangani, aktivitas mental, akal

intelegensi, keinginan dan memori.

3) Pusat menangis, buang arir besar dan buang air kecil

b. Menurut Setiadi (2007), cerebrum pada otak besar di bagi atas 4

lobus yaitu:

1) Lobus fontalis, menstimulasi pergerakan otot, yang

bertanggung jawab untuk proses berfikir.

2) Lobus parientalis, fungsinya merupakan area sensoris dari otak

yang merupakan sensasi peraba, tekanan, dan sedikit menerima

perubahan temperatur.

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

3) Lobus temporalis, mengandung area auditori yang menerima

sensasi dari telinga.

4) Lobus oksipitalis yang mengisi bagian belakang dari cerebrum

mengandung area visual yang menerima area sensasi dari mata.

Area khusus otak besar (cerebrum) adalah:

a. Somatic sensory area yang menerima impuls dari reseptor

sensori tubuh.

b. Primary motor area yang mengirim impuls ke otot skeletal.

c. Broca’s area yang terlibat dalam kemampuan bicara.

C. Etiologi

Pada epilepsi tidak ada penyebab tunggal. Banyak faktor yang dapat

mencederai sel – sel saraf otak atau lintasan komunikasi antar sel otak.

Apabila faktor – faktor tersebut tidak diketahui, maka epilepsi yang ada

disebut sebagai epilepsi idiopatik. Sekitar 65% dari seluruh kasus epilepsi

tidak diketahui faktor penyebabnya (Harsono, 2008). Pada epilepsi

idiopatik yang disebut juga epilepsi primer ini tidak dapat ditemukan

kelainan pada jaringan otak, diduga terdapat gangguan keseimbangan zat

kimiawi dalam sel – sel saraf pada jaringan otak yang abnormal (Harsono,

2008).

Sementara epilepsi yang faktor – faktor penyebabnya diketahui disebut

dengan epilepsi simtomatik (Harsono, 2008). Pada epilepsi simtomatik

yang disebut juga dengan epilepsi sekunder ini, gejala yang

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

timbul ialah sekunder atau akibat dari adanya kelainan pada jaringan

otak. Penyebab yang spesifik dari epilepsi diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu,

seperti ibu menelan obat – obat tertentu yang dapat merusak otak janin,

mengalami infeksi, minum alkohol, atau mengalami cedera dan

mendapat terapi radiasi.

2. Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti hipoksia, kerusakan

karena tindakan (forsep), dan trauma lain pada otak bayi.

3. Cedera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

4. Tumor otak

5. Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah

otak.

6. Radang atau infeksi, seperti meningitis atau radang otak.

7. Penyakit keturunan, seperti fenilketonuria, sklerosis tuberose, dan

neurofibromatosis.

8. Kecenderungan timbulnya epilepsi yang diturunkan.

Selain itu, terdapat juga epilepsi yang dianggap simptomatik, tetapi

penyebabnya belum diketahui, yang disebut epilepsi kriptogenik. Yang

termasuk epilepsi kriptogenik adalah sindrom West, sindrom Lenox-

Gastaut dan epilepsi mioklonik (Perdossi, 2006).

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

D. Patofisiologi

Sistem saraf merupakan communication network (jaringan

komunikasi), otak berkomunikasi dengan organ-organ tubuh lain melalui

sel-sel saraf (neuron). Pada kondisi normal, impuls saraf dari otak secara

elektrik dan dibawa neuro transmitter seperti GABBA (gamma

aminobutric acid glutamat) melalui sel-sel saraf ke organ tubuh lainnya.

Faktor-faktor penyebab epilepsi di atas mengganggu sistem ini sehingga

menyebabkan ketidakseimbangan aliran listrik pada sel saraf dan

menimbulkan kejang yang merupakan salah satu ciri epilepsi

(Harsono,2007).

Bangkitan epilepsi berasal dari sekelompok sel neuron yang abnormal

di otak yang melepas muatan secara berlebihan dan hipersinkron.

Sekelompok sel ini yang disebut fokus epileptik. Lepas muatan ini

kemudian menyebar melalui jalur-jalur fisiologis anatomis dan melibatkan

daerah sekitarnya. Serangan epilepsi terjadi apabila proses eksitasi di alam

otak lebih dominan dari pada proses inhibisi (hambatan). Seperti kita

ketahui bersama bahwa aktivitas neuron di atur oleh konsentrasi ion di

dalam ruang ekstra seluler dan di dalam intra seluler dan oleh gerakan

masuk ion-ion menerobos membran neuron. Pada kejadian epilepsi ion-ion

tersebut terkoordinasi baik sehingga dapat timbul loncatan muatan. Akibat

loncatan neuron yang tidak terkoordinasi dengan baik sekelompok neuron

akan mengalami abnormal depolarisasi yang berkepanjangan berkenaan

dengan cetusan potensial aksi secara cepat dan berulang-ulang. Cetusan

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

listrik yang abnormal ini kemudian mengajak neuron-neuron sekitarnya

sehingga menimbulkan serangkaian gerakan yang melibatkan otot dan

menimbulkan kejang. Spasme otot terjadi hampir pada semua bagian

termasuk otot mulut sehingga penderita mengalami ancaman permukaan

paa lidah. Kelainan sebagian besar dari neuron otak yang di akibat kan

gangguan listrik juga mengakibatkan penurunan kesadaran tiba-tiba

sehingga beresiko cidera karena benturan benda sekitar atau terkena benda

yang berbahaya seperti api, listrik, atau benda lain (Riyadi, 2009).

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

E. Pathway Keperawatan

Gb.2.2 Pathway epilepsi pada anak (Riyadi, 2009; Harsono, 2007; Nanda, 2012)

Idiopatik, herediter, trauma kelahiran, infeksi perinatal, meningitis, dll

System saraf

Ketidakseimbangan aliran listrik pada sel saraf

Epilepsi

Mylonik Grandmal Psikomotor

Kontraksi tidak sadar yang mendadak

Hilang keasadaran

Gangguan respiratori

Spasme otot pernafasan

Gangguan neurologis

Aktivitas kejang

Jatuh

Risiko Cedera

Hipoksia

Inefektifitas perfusi jaringan cerebral

Obstruksi trakheobronkial

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Gangguan perkembangan

Keterlambatan pertumbuhan dan perkemb

angan

Penyakit kronik

Pengobatan, perawatan,

keterbatasan paparan

Defisiensi Pengetahuan

ansietas Perubahan status kesehatan

Ketidakmampuan keluarga mengambil tindakan yang tepat

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

F. Tanda dan Gejala

1. Serangan Epilepsi Parsial

Serangan parsial disebabkan oleh lesi atau kelainan lokal pada otak;

dengan demikian evaluasi diagnostik ditujukan untuk menemukan atau

membuktikan adanya lesi lokal tersebut. Serangan parsial dibagi

menjadi dua yaitu serangan dengan kesadaran yang tetap baik (parsial

sederhana) dan serangan dengan gangguan kesadaran (parsial

kompleks). Akan tetapi terdapat pula jenis parsial yang berkembang

menjadi serangan parsial continue. Manifestasi klinis serangan parsial

bervariasi sesuai dengan fungsi korteks yang berbeda-beda. Namun

demikian, secara individual serangan parsial cenderung untuk bersifat

stereopatik dan secara neuro-anatomik (Harsono, 2007).

a. Serangan Parsial Sederhana

Parsial sederhana dengan manifestasi klinis Serangan parsial

jenis ini biasanya berhubungan dengan area otak tertentu yang

terlibat; dengan demikian manifestasi klinisnya sangat bervariasi,

termasuk manifestasi motorik, sensorik, otonomik, dan psikis.

Adapun gejala-gejala yang sering dijumpai adalah:

1) Tidak terjadi gangguan atau penurunan kesadaran

2) Bersifat stereopatik (sama)

3) Kejang tonik (badan dan anggota gerak kaku)

4) Kejang klonik (badan dan anggota gerak berkejut-kejut,

kelojotan)

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

5) Berkeringat dingin

6) Denyut jantung (nafas) cepat

7) Terjadi pada usia 11-13 tahun

8) Berlangsung Sekitar 31-60 detik

b. Serangan Parsial Kompleks

Parsial komplek sering juga disebut dengan lobus frontalis atau

psikomotor. Pada serangan parsial kompleks terjadi gangguan atau

penurunan kesadaran. Dalam hal ini penderita mengalami

gangguan dalam berintekrasi dengan lingkungannya. Serangan

parsial kompleks melibatkan bagian-bagian otak yang bertanggung

jawab atas berlangsungnya kesadaran dan memori, dan pada

umumnya melibatkan kedua belah lobus temporalis atau frontalis

dan sistem limbik. Selama serangan parsial kompleks sering

tampak adanya otomatisme sederhana dan kompleks (aktifitas

motorik yang berulang-ulang: tanpa tujuan, tanpa arah, dan aneh).

Sementara itu terdapat juga serangan parsial kompleks yang tidak

disertai otomatisme (Harsono, 2007).

2. Serangan Epilepsi Umum

Serangan ini menunjukkan terlibatnya kedua belah hemisferium

secara sinkron sejak awal. Mula serangan berupa hilangnya kesadaran,

kemudian diikuti gejala lainnya yang bervariasi. Jenis-jenis serangan

epilepsi umum dibedakan oleh ada atau tidaknya aktifitas motorik

yang khas (Harsono, 2007).

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

a. Grandmal

Serangan grandmal disebut juga serangan tonik-klonik atau

bangkitan mayor (serangan besar) atau generalized tonic-clonic

seizures (GTCS). Bangkitan grandmal merupakan jenis epilepsi

yang paling sering dijumpai. Serangan meliputi seluruh tubuh,

dimulai dengan rigiditas otot-otot tubuh (tonik) kemudian diikuti

oleh kontraksi otot-otot secara ritmik (klonik), dan kehilangan

kesadaran (Harsono, 2007).

b. Petit Mal

Serangan petit mal disebut juga dengan lena dan absence. Pada

jenis ini terdapat tiga jenis sindrom epilepsi yang berbeda yaitu

childhood absence epilepsi, juvenile absence epilepsi, dan absence

with eye myoclonia. Serangan petit mal dicirikan oleh 3 Hz spike

and wave pada rekaman EEG (Harsono, 2007).

c. Serangan Tonik-Klonik

1) Serangan tonik

Serangan tonik dicirikan oleh pengkakuan atau sentakan

bilateral dan sinkron secara mendadak pada tubuh, lengan atau

tungkai. Adapun gejala-gejalanya adalah:

a) Tidak terjadi gangguan atau penurunan kesadaran

b) Terjadi sentakan sinkron

c) Terjadi sentakan bilateral

d) Terjadi gangguan metabolik (defisit neurologis)

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

e) Lidah tergigit

f) Kulit sianotik (biru)

g) Mulut keluar busa

h) Leher tertekuk ke depan pasca serangan

i) Terjadi pada waktu tidur

j) Berlangsung Sekitar 0-30 detik

k) Terjadi pada usia 6-12 bulan

l) Kejang tonik (badan dan anggota gerak kaku)

2) Serangan klonik

klonus epileptik biasanya menyebabkan sentakan sinkron

dan bilateral pada leher, bahu, lengan atas, tubuh dan tungkai

atas. Gejala-gejala yang sering dijumpai sebagai berikut:

a) Tidak terjadi gangguan atau penurunan kesadaran\

b) Kedutan (twitching) fokal pada wajah

c) Neuro anatomik (datang dan menghilang secara mendadak)

d) Tekanan vesika urinaria (ngompol)

e) Tubuh bergetar pasca serangan

f) Terjadi sentakan sinkron

g) Terjadi sentakan bilateral

h) Terjadi gangguan metabolik (defisit neurologis)

i) Kejang klonik (badan dan anggota gerak berkejut-kejut,

kelojotan)

j) Terjadi pada waktu tidur

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

k) Berlangsung Sekitar 7-8 menit

l) Terjadi pada usia 4-6 tahun

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Elektro ensefalografi (EEG)

Pemeriksaan EEG harus dilakukan pada semua pasien epilepsi dan

merupakan pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan untuk

rnenegakkan diagnosis epilepsi. Adanya kelainan fokal pada EEG

menunjukkan kemungkinan adanya lesi struktural di otak, sedangkan

adanya kelainan umum pada EEG menunjukkan kemungkinan adanya

kelainan genetik atau metabolik. Rekaman EEG dikatakan abnormal

apabila:

a. Asimetris irama dan voltase gelombang pada daerah yang sama di

kedua hemisfer otak.

b. Irama gelombang tidak teratur, irama gelombang lebih lambat

dibanding seharusnya misal gelombang delta.

c. Adanya gelombang yang biasanya tidak terdapat pada anak normal,

misalnya gelombang tajam, paku (spike), paku-ombak, paku

majemuk, dan gelombang lambat yang timbul secara paroksimal.

Bentuk epilepsi tertentu mempunyai gambaran EEG yang khas,

misalnya spasme infantile mempunyai gambaran EEG hipsaritmia,

epilepsi petit mal gambaran EEG nya gelombang paku ombak 3 siklus

per detik (3 spd), epilepsi mioklonik mempunyai gambaran EEG

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

gelombang paku / tajam / lambat dan paku majemuk yang timbul

secara serentak (sinkron).

2. Rekaman video EEG

Rekaman EEG dan video secara simultan pada seorang penderita

yang sedang mengalami serangan dapat meningkatkan ketepatan

diagnosis dan lokasi sumber serangan. Rekaman video EEG

memperlihatkan hubungan antara fenomena klinis dan EEG, serta

memberi kesempatan untuk mengulang kembali gambaran klinis yang

ada. Prosedur yang mahal ini sangat bermanfaat untuk penderita yang

penyebabnya belum diketahui secara pasti, serta bermanfaat pula untuk

kasus epilepsi refrakter.

3. Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan yang dikenal dengan istilah neuroimaging bertujuan

untuk melihat struktur otak dan melengkapi data EEG. Bila

dibandingkan dengan CT Scan maka MRl lebih sensitif dan secara

anatomik akan tampak lebih rinci. MRI bermanfaat untuk

membandingkan hipokampus kanan dan kiri (Harsono, 2007).

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

H. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan umum

a. Non farmakologi

1) Amati faktor pemicu

2) Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya: stress, OR,

konsumsi kopi atau alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat

makan, dll.

b. Farmakologi

Menggunakan obat-obat antiepilepsi yaitu :

1) Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+: Inaktivasi

kanal Na, menurunkan kemampuan syaraf untuk

menghantarkan muatan listrik. Contoh: fenitoin, karbamazepin,

lamotrigin, okskarbazepin, valproat.

2) Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik:

Agonis reseptor GABA, meningkatkan transmisi inhibitori dg

mengaktifkan kerja reseptor GABA, contoh: benzodiazepin,

barbiturat. Menghambat GABA transaminase, konsentrasi

GABA meningkat, contoh: Vigabatrin. Menghambat GABA

transporter, memperlama aksi GABA, contoh: Tiagabin.

Meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal

pasien mungkin dg menstimulasi pelepasan GABA dari non-

vesikularpool contoh: Gabapentin (Anonim, 2007).

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

2. Penatalaksanaan Keperawatan

a. Fokus pengkajian

Menurut Riyadi (2009), fokus pengkajian yang di kaji yaitu:

1) Keluhan utama, timbulnya serangan kejang umum yang sering

dan mengganggu aktifitas penderita atau keluhan akibat dari

kejang.

2) Riwayat kesehatan, kondisi yang lalu terkait dengan fungsi

neuron juga ikut menjadi pemicu timbulnya epilepsi seperti

peradangan pada selaput otak (meningitis), penderita yang

mengalami tumor otak, defek kongenital, atau penyakit

sistemik seperti AIDS dan Sifilis

3) Pola kebutuhan, fungsi pernafasan, fungsi kardiovaskuler,

fungsi belajar, fungsi pertumbuhan dan perkembangan.

4) Pemeriksaan Fisik

a) Tingkat kesadaran, pada epilepsi tipe umum akan terjadi

penurunan kesadaran yang mendadak, akan tetapi nilai

GCS justru sulit terkaji karena terjadi peningkatan motorik.

b) Mata, saat timbul serangan mata penderita ada yang

terbelalak dan bola mata berputar ke atas (pada jenis

absence). Sedangkan pada jenis parsial pandangan mata

pasien tampak sayu seperti orang kebingungan. Jika

penyinaran dengan senter pupil akan tampak melebar

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertianrepository.ump.ac.id/2331/3/DIAN TRI WAHYUNI BAB II.pdf · 2017-07-06 · listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel-sel otak dengan tiba-tiba,

c) Mulut, pada tipe absence mulut pasien tampak komat-kamit

seperti membaca do’a.

d) Ekstremitas, pada ekstremitas atas dan bawah serta otot luar

saat serangan tampak kaku dan ngececeng. Akan tetapi

setelah serangan hilangkan normal lagi.

b. Fokus diagnosa Keperawatan

1. Resiko cedera berhubungan dengan disfungsi afektor

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

spasme jalan nafas

3. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan

hipoksia jaringan

4. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan

dengan gangguan neurologi

5. Ansiatas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

6. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan

kognitif

Resiko Kejang Berulang Pada..., DIAN TRI WAHYUNI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014