bab ii tinjauan pustaka g....

25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remaja Definisi Remaja WHO (World Health Organization) 1974 mendefinisikan tentang remaja yang lebih konseptual dengan adanya tiga kriteria yaitu (a) biologis dengan ciri individu berkembang mulai saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya. Sampai saat mencapai kematangan seksual, (b) remaja sebagai individu yang mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, (c) pada kriteria sosial ekonomi terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri. WHO menetapkan batas usia 10 – 20 tahun sebagai batasan remaja, pada tahun 1985 menetapkan tahun pemuda internasional dengan kriteria usia pemuda adalah 15 – 24 tahun. Sensus penduduk 1980 di Indonesia membantah kriteria remaja yang mendekati batasan BB yaitu 14 – 24 tahun (Widjanarko, 1999). Periode remaja adalah masa transisi dalam periode anak-anak ke periode dewasa, periode ini dianggap sebagai masa yang amat penting dalam kehidupan sekarang khususnya dalam perkembangan kepribadian individu (Irwanto, 1996). Kebanyakan ahli memandang masa remaja dibagi dalam 2 periode karena terdapat ciri-ciri perilaku yang cukup banyak berbeda dalam kedua 19

Upload: phungdiep

Post on 15-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

G. Remaja

Definisi Remaja

WHO (World Health Organization) 1974 mendefinisikan tentang

remaja yang lebih konseptual dengan adanya tiga kriteria yaitu (a) biologis

dengan ciri individu berkembang mulai saat pertama kali ia menunjukkan

tanda-tanda seksual sekundernya. Sampai saat mencapai kematangan

seksual, (b) remaja sebagai individu yang mengalami perkembangan

psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, (c)

pada kriteria sosial ekonomi terjadi peralihan dari ketergantungan sosial

ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri.

WHO menetapkan batas usia 10 – 20 tahun sebagai batasan

remaja, pada tahun 1985 menetapkan tahun pemuda internasional dengan

kriteria usia pemuda adalah 15 – 24 tahun. Sensus penduduk 1980 di

Indonesia membantah kriteria remaja yang mendekati batasan BB yaitu

14 – 24 tahun (Widjanarko, 1999). Periode remaja adalah masa transisi

dalam periode anak-anak ke periode dewasa, periode ini dianggap sebagai

masa yang amat penting dalam kehidupan sekarang khususnya dalam

perkembangan kepribadian individu (Irwanto, 1996).

Kebanyakan ahli memandang masa remaja dibagi dalam 2 periode

karena terdapat ciri-ciri perilaku yang cukup banyak berbeda dalam kedua

19

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

periode tersebut. Pembagian ini biasanya menjadi periode remaja awal

yaitu berkisar antara 13 sampai 17 tahun, dan periode masa akhir yaitu

17 sampai 18 tahun (usia matang secara hukum) (Hurlock, 1995).

Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu

berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi

merasa dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan berada dalam

tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Hurlock,

1996).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa remaja

adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa yang

berkisar antara usia 10 – 24 tahun dimana pada masa ini terjadi perubahan

psikologis dan fisiologis.

Perkembangan Fisik Pada Remaja

Hormon kelamin laki-laki (testosteron) bersama anak ginjal

(endrogen) pada anak laki-laki membutuhkan ciri-ciri sekunder, yaitu

tumbuh rambut pada daerah tertentu (kemaluan, wajah, kaki, tangan, dada,

ketiak), suara bertambah besar, badan lebih berotot terutama bahu dan

dada. Pertambahan berat dan fungsi badan, penis menjadi lebih keras,

lebih cepat mengalami bau badan dan mimpi basah (Wahyudi, 2000).

Indung telur memproduksi hormon estrogen dan progesteron pada

anak perempuan yang akan menyebabkan munculnya ciri-ciri seks

sekunder, seperti pertumbuhan tinggi badan, tumbuh rambut di sekitar alat

20

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

kelamin dan ketiak, kulit menjadi lebih halus, suara menjadi lebih halus

dan tinggi, payudara mulai membesar, paha membulat dan mengalami

menstruasi (Wahyudi, 2000).

Ciri – Ciri Masa Remaja

Masa remaja sebagai periode yang penting

Pada masa remaja sebagai akibat fisik dari psikologis mempunyai

persepsi yang sama penting. Perkembangan fisik yang cepat di sertai

dengan cepatnya perkembangan mental terutama pada awal masa

remaja, di mana perkembangan itu dapat menimbulkan perlunya

penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat

baru (Hurlock, 1995).

Masa remaja sebagai periode peralihan

Penelitian tidak berarti terputus atau berubah dari apa yang terjadi

sebelumnya, tetapi peralihan yang di maksud adalah dari satu tahap

perkembangan ketahap berikutnya. Artinya, apa yang telah terjadi

sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi

sekarang dan yang akan datang. Bila anak beralih dari masa kanak-

kanak ke masa dewasa, anak harus meninggalkan segala sesuatu yang

bersifat kekanak-kanakan dan juga harus mempelajari pola perilaku

dan sikap baru untuk menggartikan perilaku dan sikap yang sudah di

tinggalkan (Hurlock, 1995).

21

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

Masa remaja sebagai usia bermasalah

Masalah pada masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi

baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan

bagi kesulitan itu, yaitu (1) sepanjang masa kanak-kanakan, masalah

anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru,

sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi

masalah, (2) para remaja merasa mandiri, sehingga mereka ingin

mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan

guru-guru ketidakmampuan remaja untuk mengatasi sendiri

masalahnya, maka memakai menurut cara yang mereka yakini. Banyak

remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu

sesuai dengan haapan mereka. Banyak kegagalan yang seringkali

disertai akibat tragis, bukan karena ketidakmampuan individu tetapi

kenyataan bahwa tuntutan yang diajukan kepadanya justru pada saat

semua tenaganya telah di habiskan untukmencoba mengatasi masalah

pokok, yang disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan seksual

yang normal (Hurlock, 1995).

Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Periode remaja adalah periode pemantapan identitas dari

pengertiannya akan siapa ahli yang di pengaruhi oleh pandangan

orang-orang sekitarnya serta pengalaman-pengalaman pribadinya akan

menentukan pola perilaku sebagai orang dewasa (Irwanto, 1996).

22

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

H. Pengetahuan (Knowladge)

Pengetahuan (knowladge) merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan

atau kognetif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (event behaviour). Berdasarkan pengalaman dan penelitian

terhanya perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langsung

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

Proses perilaku baru dialami dari seseorang meliputi awareness

(kesadaran), interest (merasa tertarik), evolution (menimbang – nimbang) trial

dan adoption, Awareness (kesadaran) adalah orang menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek) interst (merasa tertarik)

adalah orang mulai merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut.

Disini sikap objek sudah mulai timbul evaluation (menimbang-nimbang)

berarti subyek menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap subyek sudah mulai baik lagi. Trial

(mencoba) berarti subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang dikehendaki oleh stimulus. Adpotion berarti subjek telah berperilaku

baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus

(Notoadmojo, 2003).

Pengetahuan yang tercakup didalam demam kognitif, mempunyai

enam tingkat, yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi

(aplication), analisis (analyisis), sintesis (syntesis), evaluasi (evalution).

23

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

2. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recaal) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima oleh sebab itu,

“tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Ini berarti

remaja dapat mengingat suata materi tentang kesehatan reproduksi yang

telah di pelajari sebelumnya.

3. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi secara

benar. Ini berarti remaja dapat memahami tentang kesehatan reproduksi

yang di ketahui secara benar.

4. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan, untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). ini berarti

remaja mampu untuk menggunakan materi tetang kesehatan reproduksi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil.

5. Analisis (analyisis)

Analisisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Ini berarti

remaja mampu untuk menganalisa materi tentang kesehatan reproduksi.

24

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

6. Sintesis (syntesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan

bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan

menyusun formilisasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. Hal ini

berarti remaja mampu untuk mensintesis tentang kesehatan reproduksi.

7. Evaluasi (evalution)

Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau objek (Notoadmojo, 2003). Remaja dapat mengevaluasi materi

tentang kesehatan reproduksi yang telah di pelajari.

Pengetahuan kesehatan reproduksi adalah informasi yang

menerangkan tentang berbagai aspek yang diketahui oleh remaja dalam

lingkup kesehatan reproduksi meliputi reproduksi sehat, perkembangan

seksual pada remaja, anatomi fisiologi alat reproduksi, proses kehamilan,

masa subur seorang wanita, aborsi, penyakit menular seksual (Rasmin,

2001).

Menurut sukmadinata (2003) pengetahuan yang dimiliki oleh

seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

BAB III. faktor internal, meliputi :

A. Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah indra seseorang.

B. Rohani

Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,

psikomotor serta kondisi afektif dan kognitif individu.

25

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

BAB IV. faktor eksternal, meliputi :

A. Pendidikan

tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi

respon yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi

akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang

datang dan akan sejauh mana keuntungan yang mungkin akan

mereka peroleh dari gagasan tersebut. Ibu yang berpendidikan

tentu akan banyak memberikan pemahaman terhadap apa yang

mereka lakukan dimasa lalu.

B. Paparan media massa (akses informasi)

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik, berbagai

informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang

yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah,

pamphlet dan lain-lain) akan memperoleh informasi yang lebih

banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar

informasi media. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi

tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang.

C. Ekonomi (pendapatan)

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga

dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibanding

dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi

kebutuhan akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.

26

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

D. Hubungan sosial (lingkungan sosial budaya)

Manusia adalah makhluk sosial dimana saling berinteraksi antara

satu dengan yang lainnya. Individu yang dapat berinteraksi secara

kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. Sementara itu faktor

hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai

komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi

media.

E. Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal bisa diperoleh dari

lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misal

sering mengikuti kegiatan yang mendidik seperti seminar.

I. Kesehatan reproduksi

J. Definisi kesehatan reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental dan

kesejahteraan social secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan

system dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang

bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan reproduksi mencakup 3

komponen yaitu kemampuan (ability), keberhasilan (success), dan

keamanan (safely). Kemampuan berarti dapat berproduksi. Keberhasilan

dapat menghasilkan anak sehat yang tumbuh dan berkembang. Keamanan

berarti semua proses reproduksi termasuk hubungan seks, kehamilan,

27

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

persalinan, kontrasepsi dan abortus seyogyanya bukan merupakan

aktivitas yang berbahaya (Munajat, 1996).

WHO didefinisikan kesehatan reproduksi adalah keadaan yang

memungkinkan proses reproduksi dapat tercapai secara sehat baik fisik,

mental, maupun social yang bukan hanya tidak adanya penyakit atau

kehamilan. Kemampuan seseorang, khususnya wanita, untuk mengatur

dan mengendalikan keseuburannya merupakan komponen yang integral

dari pelayanan kesehatan reproduksi (Anonim, 2001).

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang

menyangkut system, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh

remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit

atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta social

cultural (Kartono, 1995).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan reproduksi

remaja adalah suatu keadaan dimana organ reproduksi yang dimliki oleh

remaja dapat mencapai keadaan sehat baik fisik, mental maupun social

yang bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.

K. Organ reproduksi

Organ reproduksi wanita bagian luar (genitallia eksterna) meliputi

pubis, atau mons veneris, bibir besar (labia mayor), bibir kecil (labia

minor), klitoris, vulva, uretra (saluran kencing), hymen (selaput dara),

sedangkan organ reproduksi wanita bagian dalam (genitallia interna)

28

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

meliputi vagina, tuba vallpoi, uterus (rahim), dan servik (leher dalam)

(Wahyudi, 2000).

Pada pria dengan organ reproduknya meliputi penis, uretra (saluran

kencing), kelenjar prostate, vaskula seminolis, vas deferens (saluran

sperma), epididirmis, testis (pelir) (Wahyudi, 2000).

L. Perkembangan seksualitas remaja

Masa remaja diawali oleh masa pubertas, yaitu masa terjadinya

perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh

dan proporsi tubuh) (Imron, 2000).

Perubahan yang paling menonjol pada masa pubertas adalah terjadi

menarche (menstruasi pertama kali) pada anak perempuan dan mimpi

basah pada anak pria. Hal ini menunjukkan bahwa organ reproduksi mulai

matang (Munajat, 1996).

Menstruasi adalah peristiwa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang

benyak mengandung pembuluh darah (endometrium). Menstruasi

umumnya mulai terjadi pada usia 8 – 13 tahun.

Siklus haid pada setiap wanita tidak sama, biasanya berlangsung

kurang lebih 28 hari. Siklus menstruasi dapat dipengaruhi oleh kondisi

tertentu, seperti stress, pengobatan dan latihan olah raga. Gejala yang

dapat menyertai sebelum dan saat menstruasi antara lain adalah perasaan

malas bergerak, badan menjadi lemas, mudah merasa lelah, nafsu makan

meningkat, emosi menjadi lebih labil, mengalami kram perut

(dismenorhoe), dan nyeri kepala (Wahyudi, 2000).

29

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

Pada remaja pria salah satu tanda yang menunjukkan bahwa organ

reproduksinya sudah mulai berfungsi adalah mimpi basah. Mimpi basah

adalah pengeluaran cairan sperma yang tidak diperlukan secara alamiah.

Mimpi basah pertama terjadi pada remaja pria sekitar umur 9-14 tahun.

Mimpi basah umumnya terjadi periodic berkisar antara 2-3 minggu

(Wahyudi, 2000).

M. Kehamilan, persalinan dan abortus

Kehamilan adalah pertemuan sel telur dengan sel sperma.

Pertemuan terjadi setelah telur lepas sekitar 12 jam dan spermatozoa

melalui proses kapasitasi disebut fertilizasi, pembuahan “konsepsi” atau

impregnancy. Setelah masuknya kepala spermatozoa kedalam telur

(ovum).

Dengan meninggalkan ekornya, terjadilah pertemuan inti masing-

masing dengan komosom mencari pasangannya. Mula-mula terjadi

pembelahan menjadi dua dan seterusnya sehingga seluruh ruangan ovum

penuh dengan hasil pembelahan. Sel, dan disebut morula. Pembelahan

berlangsung terus sehingga bagian dalam terbentuk ruangan yang

mengandung cairan disebut blastokist. Sementara itu bagian luar dinding

telur (ovum) timbul rumbai-rumbai yang disebut villi yang akan berguna

untuk menanamkan diri pada lapisan dalam rahim, yang telah siap

menerima dalam bentuk reaksi desidu (Bagus, 1999).

Tanda-tanda kehamilan yang bias dialami oleh ibu adalah tidak

dating haid, pusing, mual, buah dada agak membesar dan lebih keras,

30

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

muka biasanya terdapat bercak kecoklatan, dan perut membesar (Anonim,

1995).

Setelah masa kehamilan maka akan terjadi masa persalinan. Masa

persalinan adalah masa bayi sebagai hasil fungsi reproduksi dilahirkan.

Persalinan normal adalah lahirnya bayi yang kemudian diikuti oleh

keluarnya ari-ari (plasenta) melalui jalan biasa, yang terjadi dengan

sendirinya dan hanya dengan kekuatan sang ibu. Tanda-tanda yang

mendahului persalinan adalah his, mual di daerah perut bagian bawah dan

daerah pinggang, keluar lender dan air ketuban. Tahap-tahap persalinan

meliputi pembukaan, pengeluaran janin dan pengeluaran plasenta (Bagus,

1999).

Salah satu efek negative dari kehamilan adalah abortus, abortus

atau keguguran adalah suatu peristiwa keluarnya hasil pembuahan, dimana

pembuahan itu masih ada dibawah triwulan I atau secara obyektif hasil

pengeluaran tersebut (bila ada janin) tidak akan lebih dari 500 gram.

Abortus ada dua macam yaitu abortus spontan dan provocatus (disengaja

atau digugurkan), janin abortus provocatus ada dua macam yaitu abortus

prevocatus artificialis (abortus therapeuticus) dan abortus provocatus

criminalis. Abortus prevocatus artificialis adalah pengguguran kehamilan

yang biasanya menggunakan alat-alat dengan alas an kehamilan

membahayakan ibu sedangkan abortus provocatus criminalis adalah

pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah dan dilarang oleh

hokum (Soebroto, 1994).

31

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

N. Penyakit menular seksual

Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang menular

dari seseorang ke orang lain melalui hubungan seksual dan dapat

disebarkan oleh pembesar (mikroskop) karena sangat kecil, tidak dapat

dilihat oleh mata. PMS terutama di tularkan dengan cara hubungan seksual

antara alat reproduksi penis, vagina, anal dan oral, jenis PMS yaitu genore,

spilis, herpes, genitalis, trikomoniasis vaginalis, chaneroid, klorida,

candiloma akuminata (Munajat, 2000).

Insiden Penyakit Menular Seksual (PMS) meningkat terjadi pada

masa remaja yang memiliki resiko terendah dimana aktivitas seksual

remaja dapat mendatangkan penyakit seperti infeksi HIV (Human

Immunodeficiency Virus) yang semakin meningkat pada remaja. Oleh

karena itu program pendidikan seks harus membentuk suatu rantai antara

pencegahan AIDS dan pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)

lainnya (Bobak, 2005).

O. Sikap (Attitude)

1. Definisi Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak dan merupakan pelaksana motif tertentu.

Sikap mempunyai 3 komponen pokok, yaitu (Notoatmodjo, 1997) :

P. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek

32

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

Q. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

R. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu menerima (receiving),

memberi respon (responding), menghargai (valuing), bertanggung jawab

(responsible). Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek), memberi respon

(responding) diartikan memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyekesaikan tugas yang diberikan sebagai indikasi dari sikap menghargai

(valuing) berarti mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah. Bertanggung jawab (responsible)

berarti bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala risiko (Notoatmodjo, 1997).

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan sikap

seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak

(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak

(unfovorable) pada objek tersebut (Azwar, 1995).

Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu

komponen kognitif, afektif, dan koratif. Komponen kognitif merupakan

representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap komponen

afektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu

objek sikap. Komponen kognitif merupakan aspek kecenderungan berperilaku

yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang di

hadapinya (Azwar, 1995).

33

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti, dengan

pengalamannya, untuk memperoleh pengetahuan, elemen-elemen dari

pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu,

akan di susun kembali atau di ubah sedemikian rupa hingga menjadi

konsisiten. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap

sesuatu objek, menunjukkan tentang pengetahuan orang tersebut terhadap

objek sikap yang bersangkutan (Walgito, 2005).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap :

a. Pengalaman pribadi

Tanggapan akan menjadi dasar terbentuknya sikap, untuk

mendapatkan tanggapan dan pernyataan perlu pengalaman yang berkaitan

dengan obyek psikologis.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu komponen sosial

yang ikut mempengaruhi sikap kita. Di sini orang yang dianggap penting

adalah orang tua. Orang yang status sosialnya lebih tinggi adalah teman

sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami, dan lain-lain.

Seorang anak yang biasanya belum kritis mengenai suatu hal, akan

cenderung mengambil sikap yang serupa dengan sikap orang tuanya

dikarenakan adanya proses imitasi atau peniruan terhadap model yang

dianggap penting, yakni orang tuanya sendiri (Azwar, 2005).

34

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

c. Pengaruh budaya

Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan

skap seseorang,Misalnya budaya yang mempunyai norma longgar bagi

pergaulan. Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat

mengutamakan kehidupan berkelompok, maka sangat mungkin kita akan

mempunyai sikap negatif terhadap kehidupan individualisme yang

mengutamakan kepentingan perseorangan.

d. Media massa

Sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti

TV, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain memberikan landasan

kognitif bagi terbentuknya sikap.

e. Lembaga pendidikan dan agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem

yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan

keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri

individu.

f. Pengaruh faktor emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan untuk situasi lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang. Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan

yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran

frustasi atau Pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

35

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

E. PERILAKU

Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh individu baik yang diamati

secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia pada hakekatnya

adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri oleh karena itu perilaku

manusia mempunyai bentangan yang sangat luas (Notoatmodjo, 1993)

Untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu kita dapat

memperhatikan perilakunya, sebab perilakumerupakan salah satu indikator

sikap individu (Azwar, 1998)

Menurut Lawrence Green dikutip dari notoatmodjo S mencoba

menganalisa perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa

kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu

faktor diluar perilaku (Non Behavior Causes) dan faktor didalam perilaku

(Behavior Causes). Faktor perilaku tersebut dippengaruhi oleh :

1. Faktor- faktor predisposisi (Predisposising Factor) yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

2. Faktor-faktor pendukung (Enabling Factor) yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan

misalnya obat-obatan, peralatan steril, ruang perawatan dan

sebagainya.

3. Faktor-faktor pendorong (Reinforcing Factors) yang terwujud dalam

sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain yang

merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

36

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

G. Leather dikutip oleh rahmat mengemukakan bahwa tindakan atau

perilaku individu dipengaruhi oleh pengalaman , pengalaman akan bertambah

jika melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi individu tersebut.

Berdasarkan teori psikologis yang dikembangkan oleh plato, bahwa tindakan

manusia oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan yang

termasuk didalamnya adalah lingkungan individu, masyarakat organisasi dan

kebudayaan. Lingkungan sosial manusia akan menerima, mempertahankan

dan melanjutkan kebiasaan hidup hasil ciptaan manusia sebelumnya.

Kemudian Kats yang dikutip notoatmodjo juga mengatakan bahwa

perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan, maka

ia berasumsi bahwa :

1. Perilaku mempunyai instrumental, artinya dapat berfungsi dan

memberikan pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak

(berperilaku) positif terhadap objek demi pemenuhan kebutuhan,

sebaliknya jika objek tidak memenuhi kebutuhan manusia maka ia

akan berperilaku negatif.

2. Perilaku berfungsi sebagai defence mechanism atau sebagai pertahanan

diri dalam menghadapi lingkungan. Artinya dengan perilakunya,

manusia dapat melindungi ancaman-ancaman yang datang dari luar.

3. Perilaku berfungsi sebagai penerima obyek dan pemberi arti. Dalam

perannya dengan tindakan itu orang senantiasa menyesuaikan diri

dengn lingkungan menurut kebutuhan.

37

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

4. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam

menjawab suatu situasi. Oleh karena itu di dalam kehidupan manusia

perilaku itu tampaknya terus menerus dan berubah secara relatif.

Perubahan perilaku menurut WHO dikutip dari notoatmodjo

(1993) dikelompokan menjadi tiga yaitu:

1) perubahan alamiah (Natural Change) bahwa perilaku manusia selalu

berubahdimana sebagian perubahan itu disebabkan oleh karena kejadian

alamiah. Apabila dalam masyarakat terjadi perubahan lingkungan fisik

atau sosial budaya dan ekonomi, maka anggota masyarakat didalamnya

juga akan mengalami perubahan.

2) Perubahan terencana (Planned Change) bahwa perubahan ini terjadi

karena direncanakan sendiri oleh subyek.

3) Kesediaan untuk berubah (Readiness to Change). Hal ini karena setiap

orang mempunyai kesediaan yang berbeda-beda meskipun kondisinya

sama.

Untuk melakukan perubahan perilak diperlukan motivasi yang kuat

untuk berubah. Motivasi adalah suatu dorongan yang menggerakan seseorang

untuk berperilaku, beraktivitas dalam pencapaian tujuan dimana kebutuhan

merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap lajunya dorongan

tersebut (Widayatun, 1999).

Untuk melakukan perubahan yang efektif menurut Roger dikutip dari

rahmat (2002) tergantung dari individu yang terlibat tertarik dan berupaya

untuk selalu berkembang atau maju serta mempunyai komitmeen untuk

38

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

bekerja dan melaksanakan. Sedangkan menurut rahmat (2002) ada tiga kunci

sukses strategi untuk terjadinya perubahan yang baik ada 3 M, yaitu:

(1) Mulai dari diri sendiri

sebagai seorang ibu, ibu tidak akan berubah atau bertambah baik dalam

mencapai suatu tujuan kalau ibu belum memulai dari diri sendiri.

(2) Mulai dari hal-hal yang kecil

perubahan yang besar dalam memberikan pendidikan pada anak tidak akan

pernah berhasil kalau tidak dimulai terhadap hal-hal yang kecil.

(3) Mulailah sekarang, jangan menunggu-nunggu.

Sebagaimana disampaikan Rahmat (2002) lebih baik sedikit dari pada

tidak sama sekali, lebih baik sekarang daripada harus menuggu-nunggu

terus.

F. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan

Reproduksi Terhadap Perilaku Menjaga Kesehatan Reproduksi

Skinner mengatakan bahwa hasil hubungan antara tahu dan input

mengenai stimulus atau respon yang datang dari individu dalam hal ini

pengetahuan merupakan suatu stimulus yang akhirnya akan membentuk suatu

sikap baik yang bersifat positif maupun negatif. (Rasmin, 2001)

Pandangan tentang kesehatan reproduksi dan seksual khususnya seks

pranikah pada remaja lebih positif, akan memberikan ruang bagi semua

individu mendapatkan informasi mengenai bagaimana bersikap dan

memahami perkembangan diri dan melindungi diri dari resiko kesehatan

39

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

reproduksi dan seksual yang tidak sehat, banyak penelitian menunjukkan

bahwa bukan remaja yang tidak ingin mendapatkan pengetahuan mengenai

kesehtaan reproduksi dan seksual tetapi pemahaman yang salah menyangkut

kesehatan reproduksi dan seksual telah membatasi remaja selama ini untuk

mendapatkan kesempatan untuk menyiapkan masa depan dan melindungi

reproduksi dengan lebih baik (Warsiki, 1996).

Sikap merupakan pandangan, tetapi dalam hal ini masih berbeda

dengan suatu pengetahuan yang dimiliki seorang. Pengetahuan mengenai

kesehatan reproduksi dan seks tidak sama dengan sikap terhadap suatu objek

pengetahuan belum menjadi suatu penggerak, seperti halnya pada sikap.

Pengetahuan mengenai suatu objek baru misalnya tentang kesehatan

reproduksi akan menjadi sikap apabila pengetahuan tentang kesehatan

reproduksi disertai kesiapan remaja untuk bertindak sesuai dengan

pengetahuan yang dimiliki. Sikap mempunyai segi motivasi, berarti segi

dimanis yang menuju suatu tujuan. Sikap merupakan suatu pengetahuan,

tetapi pengetahuan yang disertai kesediaan kecenderungan untuk bertindak

sesuai dengan pengetahuan (Purwanto, 1999).

Hubungan antara konsep pengetahuan dan sikap, pengetahuan

merupakan keikutsertaan remaja untuk mengetahui seksual dan kesehatan

reproduksi. Oleh karena itu, individu hendaknya mengetahui terlebih dahulu

apa yang dimaksud dengan seksual serta apa manfaatnya. Setelah mengetahui

hal tersebut akan timbul pemikiran tentang segi negatif atau positif yang akan

mempengaruhi sikap individu. Apabila pandangan ini mengarah pada sisi

40

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

positif maka yang muncul adalah sikap positif sebaliknya bila pandangan

lebih condong pada sisi negatif maka yang muncul adalah sikap negatif

(Rasmin, 2001).

Hasil penelitian Dwi indriyani (2007) yang berjudul

“hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja tentang

hubungan seksual pranikah di SMA Kesatrian 2 Semarang” (tidak

dipublikasikan) menunjukan bahwa dari 100 responden penelitian di ketahui

43 orang (43,0 %) memiliki pengetahuan baik, sedangkan 55 orang (55,0 %)

memiliki pengetahuan yang kurang, dan sisanya 2 orang (2,0 %) memiliki

pengetahuan yang sedang. Hal ini berarti mayoritas responden masih belum

sepenuhnya mengetahui tentang kesehatan reproduksi.

41

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

G. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap : 1. Pengalaman pribadi 2. Pengaruh orang lain

yang dianggap penting 3. Budaya 4. Media massa 5. Lembaga pendidikan

dan agama 6. Emosi

PENGETAHUAN PERILAKU

Faktor internal : a. Jasmani b. Rohani Faktor eksternal: a. pendidikan b. paparan media masa

(akses informasi) c. Ekonomi (pendapatan) d. Hubungan sosial

(lingkungan sosial budaya) e. Pengalaman

SIKAP

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku : a. Faktor predisposisi

1) Pengetahuan 2) Sikap 3) Keyakinan

b. Faktor pendukung 1) Tersedianya fasilitas

kesehatan 2) Lingkungan fisik

c. Faktor pendorong yaitu sikap dan perilaku remaja tentang kesehatan reproduksi

Skema 2.1

Skema kerangka teori

Hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja (Sukmadinata, 2003)

terhadap perilaku menjaga kesehatan reproduksi (Azwar, 1995)

42

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-istiqomahg... · Hormon kelamin laki-laki (testosteron) ... system dan fungsi serta proses reproduksi

H. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Pengetahuan remaja tentang

kesehatan reproduksi Perilaku remaja menjaga

kesehatan reproduksi Sikap remaja menjaga

kesehatan reproduksi

Skema 2.2 Kerangka Konsep

I. Variabel Penelitian

1. Variabel Independent

Variabel independent dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan

dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi

2. Variabel Dependent

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah perilaku remaja menjaga

kesehatan reproduksi

J. Hipotesis

1. Ada hubungan antara pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi

terhadap sikap menjaga kesehatan reproduksi

2. Tidak ada hubungan antara pengetahuan remaja tentang kesehatan

reproduksi terhadap sikap menjaga kesehatan reproduksi

43