bab ii tinjauan pustaka - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-bab ii_gung...

25
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang Menurut Pearce (2006) rangkaian tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebrata atau ruas tulang belakang. Diantara tiap dua ruas tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian tulang belakang pada orang dewasa mencapai 57 sampai 67 sentimeter. Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang, 24 buah diantaranya adalah tulang terpisah dan 9 ruas sisanya dikemudian hari menyatu menjadi sakrum 5 buah dan koksigius 4 buah. Gambar 2.1 Ruas-ruas Tulang Belakang (Pustekom Depdiknas dalam Septiawan, 2012)

Upload: doanphuc

Post on 28-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang

Menurut Pearce (2006) rangkaian tulang belakang adalah sebuah struktur

lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebrata atau ruas

tulang belakang. Diantara tiap dua ruas tulang belakang terdapat bantalan tulang

rawan. Panjang rangkaian tulang belakang pada orang dewasa mencapai 57

sampai 67 sentimeter. Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang, 24 buah diantaranya

adalah tulang terpisah dan 9 ruas sisanya dikemudian hari menyatu menjadi

sakrum 5 buah dan koksigius 4 buah.

Gambar 2.1 Ruas-ruas Tulang Belakang (Pustekom Depdiknas dalam

Septiawan, 2012)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

7

Tulang vertebra dikelompokkan sesuai dengan daerah yang ditempati, yaitu :

1. Vertebra Servikal

Vertebra servikal terdiri dari tujuh ruas tulang leher. Ruas tulang leher

pada umumnya mempunyai ciri badan yang kecil dan persegi panjang, lebih

panjang ke samping dari pada ke depan atau ke belakang. Lengkungannya

besar, prosesus spinosus atau taju duri ujungnya dua atau bivida. Prosesus

transverses atau taju sayap terdapat lubang karena banyak foramina untuk

lewatnya arteri vertebralis.

2. Vertebra Torakalis

Vertebra torakalis terdiri dari dua belas tulang yang mempunyai nama

lain yaitu ruas tulang punggung lebih besar dari yang servikal dan di sebelah

bawah menjadi lebih besar. Mempunyai ciri khas dengan badan yang

berbrntuk lebar lonjong dengan faset atau lekukan kecil di setiap sisi untuk

menyambung iga, lengkungannya agak kecil, taju duri panjang dan

mengarah ke bawah, sedangkan taju sayap yang membantu mendukung iga

adalah tebal dan kuat serta memuat faset persendian untuk iga.

3. Vertebra Lumbalis

Vertebra lumbalis terdiri dari lima ruas tulang atau ruas tulang

pinggang, ruas tulang pinggang adalah yang terbesar. Taju durinya lebar dan

berbentuk seperti kapak kecil. Taju sayapnya panjang dan langsing. Ruas

kelima membentuk sendi dan sacrum pada sendi lumbo sakral.

4. Vertebra Sakralis

Vertebra sakralis terdiri dari lima ruas tulang atau tulang kelangkang.

Tulang kelangkang berbentuk segi tiga dan terletak pada bagian bawah

kolumna vertebralis, terjepit diantara ke dua tulang inominata. Dasar dari

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

8

sakrum terletak di atas dan bersendi dengan vertebra lumbalis kelima dan

membentuk sendi intervertebral yang khas. Tapi anterior dari basis sakrum

membentuk promontorium sakralis.

5. Vertebra Kosigeus

Vertebra kosigeus atau tulang tungging. Tulang tungging terdiri dari

empat atau lima vertebra yang rudimenter yang bergabung menjadi satu

(Pearce, 2006).

Columna vertebralis atau rangkaian tulang belakang memiliki fungsi

bekerja sebagai pendukung badan yang kokoh atau sebagai penyangga dengan

perantaraan tulang rawan sakram intervertebralis yang lengkungannya memberi

fleksibilitas. Cakramnya berguna untuk menyerap goncangan yang terjadi bila

menggerakkan berat seperti saat berlari dan meloncat, dengan demikian otak dan

sumsum belakang terlindung dari goncangan. Gelang panggul yaitu penghubung

antara badan dan anggota bawah. Sebagian dari kerangka axial, atau tulang

sakrum dan tulang koksigeus, yang letaknya terjepit antara dua tulang koxa, turut

membentuk tulang ini. Dua tulang koxa itu bersendi satu dengan lainnya di

tempat simfilis pubis (Pearce, 2006)

2.2 Low Back Pain (LBP)

Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan pada punggung bawah

yang bersumber dari tulang belakang daerah spinal (punggung bawah), otot,

saraf, atau struktur lainnya di sekitar daerah tersebut. Low Back Pain (LBP)

dapat disebabkan oleh penyakit atau kelainan yang berasal dari luar punggung

bawah misalnya, penyakit atau kelainan pada testis atau ovarium (Suma’mur,

2009). Pada umumnya LBP akan menimbulkan rasa nyeri pada seseornag yang

mengalaminya dan dapat digambarkan sebagai sensasi tidak menyenangkan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

9

yang terjadi bila mengalami cedera atau kerusakan dalam tubuh. Nyeri dapat

menimbulkan rasa panas, gemetar, ataupun kesemutan. Nyeri dapat menjadi

suatu masalah kesehatan karena dapat mengganggu aktivitas yang akan

dilakukan oleh seseorang (Septiawan, 2012).

LBP adalah gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada daerah

punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh

yang kurang baik. LBP atau nyeri punggang bawah dapat dibagi dalam enam

jenis nyeri, yaitu:

1. Nyeri Punggung Lokal

Jenis ini paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di garis tengah

dengan radiasi ke kanan dan ke kiri. Nyeri ini dapat berasal dari bagian-bagian

di bawahnya seperti fasia, otot-otot paraspinal, korpus vertebra, sendi dan

ligamen.

2. Iritasi pada Radiks

Rasa nyeri dapat berganti-ganti dengan parestesi dan dirasakan pada

dermatom yang bersangkutan pada salah satu sisi badan. Kadang-kadang dapat

disertai hilangnya perasaan atau gangguan fungsi motoris. Iritasi dapat

disebabkan oleh proses desak ruang pada foramen vertebra atau di dalam kanalis

vertebralis.

3. Nyeri Rujukan Somatic

Iritasi serabut-serabut sensoris dipermukaan dapat dirasakan lebih

dalam pada dermatom yang bersangkutan. Sebaliknya iritasi di bagian-bagian

dalam dapat dirasakan di bagian lebih superfisial.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

10

4. Nyeri Rujukan Viserosomatis

Adanya gangguan pada alat-alat retroperitonium, intraabdomen atau

dalam ruangan panggul dapat dirasakan di daerah pinggang.

5. Nyeri karena Iskemia

Rasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri pada klaudikasio intermitens

yang dapat dirasakan di pinggang bawah, di gluteus atau menjalar ke paha.

Dapat disebabkan oleh penyumbatan pada percabangan aorta atau pada arteri

iliaka komunis.

6. Nyeri Psikogen

Rasa nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf dan

dermatom dengan reaksi wajah yang sering berlebihan (Rumawas dalam

Kantana, 2010).

Jenis nyeri punggung bawah atau LBP berdasarkan sumber :

a. Nyeri Punggung Bawah Spondilogenik

Nyeri yang disebabkan karena kelainan vertebrata, sendi, dan jaringan

lunaknya. Antara lain spondilosis, osteoma, osteoporosis, dan nyeri punggung

miofasial.

b. Nyeri Punggung Bawah Viserogenik

Nyeri yang disebabkan karena kelainan pada organ dalam, misalnya

kelainan ginjal, kelainan ginekologik, dan tumor retroperitoneal.

c. Nyeri Punggung Bawah Vaskulogenik

Nyeri yang disebabkan karena kelainan pembuluh darah, misalnya

anerisma, dan gangguan peredaran darah.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

11

d. Nyeri Punggung Bawah Psikogenik

Nyeri yang disebabkan karena gangguan psikis seperti neurosis,

ansietas, dan depresi. Nyeri ini tidak menghasilkan definisi yang jelas, juga

tidak menimbulkan gangguan anatomi dari akar saraf atau saraf tepi. Nyeri ini

superficial tetapi dapat juga dirasakan pada bagian dalam secara nyata atau

tidak nyata, radikuler maupun non radikuler, berat atau ringan. Lama keluhan

tidak mempunyai pola yang jelas, dapat dirasakan sebentar ataupun bertahun–

tahun.

e. Nyeri Punggung Bawah Neurogenik

Nyeri punggung bawah neurogenik misalnya pada iritasi arachnoid

dengan sebab apapun dan tumor-tumor pada spinal durmater dapat

menyebabkan nyeri belakang (Nurmianto, 2003).

Nyeri punggung bawah atau low back pain (LBP) merupakan nyeri yang

terjadi pada regio lumbal, tetapi gejalanya muncul pada radiks saraf dan diskus

intervertebralis lumbal (Dachlan, 2009). Nyeri punggung bawah adalah nyeri

yang terjadi pada punggung bawah yang disebabkan oleh masalah saraf, iritasi

otot atau lesi tulang.

Nyeri punggung bawah dapat mengikuti cedera atau trauma punggung,

tapi rasa sakit juga dapat disebabkan oleh kondisi degeneratif, seperti penyakit

artritis, osteoporosis atau penyakit tulang lainnya, infeksi virus, iritasi pada sendi

dan cakram sendi, atau kelainan bawaan pada tulang belakang. Selain itu,

obesitas, merokok, berat badan saat hamil, stres, kondisi fisik yang buruk, postur

yang tidak sesuai untuk kegiatan yang dilakukan, serta posisi tidur yang buruk

juga dapat menyebabkan nyeri punggung bawah (Merulalia, 2010). Selain itu

LBP juga dipengaruhi oleh karakteristik individu itu sendiri, yang akan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

12

berdampak pada tinggi rendahnya risiko kejadian LBP. Karakteristik individu

tersebut antara lain, usia, waktu kerja, tingkat pendidikan, IMT, masa kerja, dan

kebiasaan merokok.

2.3 Faktor Risiko Low Back Pain (LBP)

Kondisi dari seseorang yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan LBP

adalah sebagai berikut:

2.3.1 Masa Kerja

Masa kerja adalah panjangnya waktu terhitung mulai masuknya pekerja

hingga saat penelitian dilakukan. Dalam hal ini dapat dikaitkan antara masa

kerja dengan timbulnya keluhan LBP. Jadi semakin lama masa kerja dan/atau

semakin lama seseorang terpajan faktor risiko LBP ini maka semakin besar

pula risiko untuk mengalami LBP. Menurut penelitian Umami, dkk. (2014)

pada pekerja batik tulis paling banyak mengalami keluhan nyeri punggung

bawah adalah yang mempunyai masa kerja >10 tahun dan paling banyak

mengalami keluhan nyeri punggung bawah.

2.3.2 Usia

Santiasih (2013) menyatakan bahwa pada umumnya keluhan otot

skeletal mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu 25-65 tahun. Keluhan pertama

biasanya dirasakan pada usia 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus

meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Hal ini terjadi karena pada usia

setengah baya, kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga risiko

terjadinya keluhan otot meningkat. Sebagai contoh, Betti’e dalam Santiasih

(2013) telah melakukan studi tentang kekuatan statik otot untuk pria dan wanita

dengan usia antara 20 sampai dengan di atas 60 tahun. Penelitian difokuskan

untuk otot lengan, punggung dan kaki Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

13

kekuataan otot maksimal terjadi pada saat usia antara 20-29 tahun, selanjutnya

terus terjadi penurunan sejalan dengan bertambahnya usia. Pada saat usia

mencapai 60 tahun, rerata kekuataan otot menurun sampai 20%. Menurut

penelitian Widjaya, dkk. (2013) pada pekerja furniture dari 43% pekerja yang

mengalami LBP sebanyak 37, 21% berasal dari kelompok usia lebih dari 45

tahun.

2.3.3 Kebiasaan Merokok

Sama halnya dengan faktor jenis kelamin, pengaruh kebiasaan merokok

terhadap risiko keluhan otot juga masih diperdebatkan dengan para ahli, namun

demikian, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa meningkatnya

keluhan otot sangat erat hubungannya dengan lama dan tingkat kebiasaan

merokok. Semakin lama dan semakin tinggi frekuensi merokok, semakin tinggi

pula tingkat keluhan otot yang dirasakan (Tarwaka dan Sudiajen, 2004).

Kebiasaan merokok akan menurunkan kapasitas paru-paru, sehingga

kemampuannya untuk mengkonsumsi oksigen akan menurun. Beberapa

penelitian menemukan hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok

dengan keluhan otot pinggang, khususnya untuk pekerjaan yang memerlukan

pengerahan otot. Hal ini sebenarnya erat kaitannya dengan kondisi kesegaran

tubuh seseorang. Kebiasaan merokok akan menurunkan kapasitas paruparu,

sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun dan sebagai

akibatnya, tingkat kesegaran tubuh juga menurun. Apabila yang bersangkutan

harus melakukan tugas yang menuntut pengerahan tenaga, maka akan mudah

lelah karena kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran karbohidrat

terhambat, terjadi tumpukan asam laktat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

14

Menurut Bustan (dalam Septiawan, 2012) jenis perokok dapat dibagi

atas tiga kelompok, yaitu :

a. Perokok Ringan

Disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang/hari.

b. Perokok Sedang

Disebut perokok sedang jika menghisap 10 – 20 batang/hari.

c. Perokok Berat

Disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang/hari.

Menurut penelitian Munir (2012) responden yang mempunyai kebiasaan

merokok lebih tinggi untuk mengalami nyeri punggung bawah dibanding

dengan responden yang tidak merokok dan ternyata 29,3% responden yang

merokok mengalami LBP.

2.3.4 Indeks Massa Tubuh (IMT)

Obesitas dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan

terjadinya penimbunan lemak berlebihan dijaringan lemak tubuh. Kondisi ini

disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dengan kebutuhan

energi, dimana konsumsi terlalu berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan.

Kelebihan tersebut disimpan dalam jaringan lemak. Seseorang dikatakan

obesitas apabila mempunyai berat badan lebih dari 20% berat badan ideal.

Indeks Masa Tubuh (IMT) merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan

berat badan berdasarkan indeks quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi

dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2)). Formula IMT digunakan

di seluruh dunia sebagai alat diagnosa untuk mengetahui berat badan yang

kurus, normal, berlebih, dan obesitas.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

15

Interprestasi IMT tergantung pada usia dan jenis kelamin seseorang

karena memiliki kadar lemak tubuh yang berbeda. IMT adalah cara termudah

untuk memperkirakan obesitas serta berkolerasi tinggi dengan massa lemak

tubuh, selain itu juga penting untuk mengidentifikasi pasien obesitas yang

mempunyai risiko komplikasi medis (Pudjiadi et al, 2010). Klasifikasi indeks

masa tubuh (IMT) adalah sebagai berikut: <18,5 dikatakan underweight, 18,5-

24,9 dikategorikan normal, IMT ≥25 dikategorikan overweight (kelebihan

berat badan) dan IMT ≥30 dikatakan obesitas.

Menurut penelitian Septiawan (2012), bahwa Indeks Masa Tubuh (IMT)

responden yang berisiko mengalami keluhan nyeri punggung bawah sebanyak

23 orang (46,9%), sedangkan sebanyak 26 orang (51,1%) memiliki Indeks

Masa Tubuh tidak berisiko mengalami keluhan nyeri punggung bawah.

2.3.5 Sikap Kerja

Sikap kerja merupakan penilaian kesesuaian antara alat kerja yang

digunakan oleh pekerja dalam bekerja dengan ukuran antropometri pekerja

dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan (Budiono, 2005). Sikap kerja juga

diartikan sebagai kecenderungan pikiran dan perasaan puas atau tidak puas

terhadap pekerjaannya Septiawan (2012). Saat bekerja perlu diperhatikan

postur tubuh dalam keadaan seimbang agar dapat bekerja dengan nyaman dan

tahan lama (Merulalia, 2010). Terdapat 3 macam sikap dalam bekerja, yaitu :

a. Sikap Kerja duduk

Grandjean (dalam Taha, 2006) menyatakan bekerja dengan posisi duduk

mempunyai keuntungan yaitu pembebanan pada kaki yang minimal sehingga

pemakaian energi dan keperluan untuk sirkulasi darah dapat dikurangi.

Sedangkan menurut Clark dalam Taha (2006), posisi kerja duduk mempunyai

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

16

derajat stabilitas tubuh yang tinggi, dapat mengurangi kelelahan dan keluhan

subyektif bila bekerja lebih dari dua jam. Di samping itu, tenaga kerja juga

dapat mengendalikan tungkai dan kaki untuk melakukan gerakan. Sebaliknya,

kerja dengan posisi duduk yang terlalu lama dapat menyebabkan tonus otot

perut menurun dan tulang belakang akan melengkung sehingga dapat

menyebabkan pekerja mudah lelah.

b. Sikap Kerja Berdiri

Sutalaksana dalam Taha (2006) menjelaskan posisi kerja berdiri

merupakan posisi siaga baik fisik maupun mental sehingga aktivitas kerja yang

dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Tetapi pada dasarnya berdiri itu sendiri

lebih melelahkan daripada duduk dan energy yang dikeluarkan untuk berdiri

10%-15% lebih banyak dibandingkan dengan duduk. Sikap kerja berdiri,

apabila tenaga kerja harus bekerja pada periode yang lama, maka sering

menimbulkan kelelahan.

Posisi/sikap kerja berdiri membutuhkan pengurangan beban fisiologis

tubuh pada periode panjang, utamanya pergerakan darah dan penumpukan

cairan tubuh di daerah paha (leg). Terkadang pembebanan berulang pada perut

dan leher untuk jenis gerak menjangkau meraih maupun memutar. Keluhan

biasanya terjadi karena lambat laun terasa berat pada otot vena, jarak raih di

luar toleransi jangkauan normal, luasan kerja yang ketinggian atau

kependekan, tidak tersedianya ruang gerak kaki (knee).

c. Sikap Kerja Membungkuk

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

17

Berdasarkan penelitian bahwa tenaga kerja bubut yang telah terbiasa

bekerja dengan posisi berdiri tegak dirubah menjadi posisi setengah duduk

tanpa sandaran dengan setengah duduk dengan sandaran menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan tingkat kelelahan otot biomekanik antar kelompok (Yeni

dalam Priyadi, 2011). Posisi duduk dapat mengontrol kekuatan kaki dalam

pekerjaan, akan tetapi harus memberi ruang yang cukup untuk kaki karena bila

ruang yang tersedia sangat sempit maka sangatlah tidak nyaman.

Gambar 2.2 Mekanisme rasa nyeri pada posisi membungkuk. Sumber. Priyadi,

2011

Sikap kerja dapat menjadi suatu potensi bahaya apabila tidak diterapkan

secara ergonomis. Sikap kerja yang alamiah yaitu sikap dalam proses kerja

yang sesuai dengan anatomi tubuh, sehingga tidak terjadi pergeseran atau

penekanan pada bagian tubuh yang penting seperti organ tubuh, syaraf, tendon,

dan tulang tidak menyebabkan keluhan Musculoskeletal Disorders dan sistem

tubuh lainnya (Baird dalam Merulalia, 2010). Menurut Saraswati (2015),

keadaan bagian-bagian tubuh yang ergonomis dijelaskan sebagai berikut :

a. Pada tangan dan pergelangan tangan

Bagian tangan dan pergelangan tangan mempunyai sikap normal yaitu

berada dalam keadaan garis lurus sejajar dengan jari tengah, tidak miring

ataupun mengalami fleksi atau ekstensi. Ketika penggunaan keyboard tidak

ada penekanan pada pergelangan tangan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

18

b. Pada leher

Sikap atau posisi normal pada leher adalah lurus dan tidak miring

ataupun memutar. Posisi miring pada leher tidak melebihi 200 sehingga tidak

terjadi penekanan pada discus tulang cervical.

c. Pada bahu

Sikap atau posisi normal pada bahu adalah tidak dalam keadaan

mengangkat dan siku berada dekat dengan tubuh sehingga bahu kiri dan kanan

dalam keadaan lurus dan proporsional.

d. Pada punggung

Pada punggung sikap atau postur yang normal dari tulang belakang

untuk bagian toraks adalah kiposis dan untuk bagian lumbal adalah lordosis

serta tidak miring ke kanan atau ke kiri. Postur tubuh membungkuk tidak boleh

lebih dari 200.

Sedangkan sikap kerja tidak alamiah adalah pergeseran dari gerakan

tubuh atau anggota gerak yang dilakukan oleh pekerja saat melakukan aktifitas

dan postur atau posisi normal secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif

lama. Gerakan dan postur janggal ini adalah suatu faktor risiko untuk terjadinya

gangguan, penyakit dan cedera pada sistem muskuloskeletal. Punggung

merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penopang otot.

Karena itu sikap kerja tidak alamiah pada tangan dan bahu juga dapat

mempengaruhi keadaan punggung dikarenakan punggung merupakan tempat

penopang otot-otot bahu. Bentuk sikap kerja tidak alamiah pada punggung

ditandai dengan gerakan punggung yang melakukan gerakan tidak alamiah

secara terus-menurus (Merulalia, 2010). Menurut penelitian Munir (2012)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

19

terdapat 10,2% pekerja dari bagian part supply yang mengalami LBP karena

postur kerja janggal di PT.X.

2.3.6 Beban Angkat

Beban kerja adalah beban yang diterima pekerja untuk menyelesaikan

pekerjaannya seperti mengangkat, berlari dan lain-lain. Setiap pekerjaan

merupakan beban bagi pekerja itu sendiri. Beban tersebut dapat berupa fisik,

mental, atau sosial (Depkes RI, 2003).

Setiap tenaga kerja memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

hubungan dengan beban kerja. Menurut rekomendasi ILO sebagai contoh,

beban kerja akibat memikul atau menjingjing suatu barang dapat dikurangi

dengan penggunaan kereta dorong. Dalam usaha menentukan beban maksimal,

beban fisik lebih mudah dirumuskan, yaitu misalnya 50 kg sebagai beban

tertinggi yang diperkirakan (Suma’mur PK, 1996).

Departmen Kesehatan (2009) memberikan rekomendasi mengenai

beban angkat sebaiknya tidak melebihi dari aturan yaitu laki-laki dewasa

sebesar 15-20 kg dan wanita (16-18 tahun) sebesar 12-15 kg. Berdasarkan pada

sejumlah eksperimen yang berupaya untuk mendapatkan berat pada berbagai

keadaan dan ketinggian beban yang berbeda-beda. Para pekerja memonitor dan

mengatur berat beban sampai menunjukkan kemampuan angkat maksimum.

Untuk mengetahui berat maksimal yang boleh diangkat dalam frekuensi satu

kali angkat adalah 95 kg dalam 30 menit, 85 kg dalam 5 menit, 66 kg dalam 12

menit, 50 kg dalam 10 menit sampai 15 menit serta 33 kg dalam 5 detik.

Tabel 2.1 Berat Beban Yang Dapat Diterima Untuk Aktivitas Angkat Sering

Frekuensi Angkat Berat yang Boleh Diangkat (Kg)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

20

Satu kali dalam 30 menit 95 kg

Satu kali dalam 5 menit 85 kg

Satu kali dalam 12 menit 66 kg

Satu kali dalam 10-15 menit 50 kg

Satu kali dalam 5 detik 33 kg

Nurmianto, 2003

2.3.7 Jenis Kelamin

Seorang pria dan wanita bekerja dalam kemampuan fisik yang mereka

miliki. Kekuatan fisik tubuh wanita rata-rata 2/3 dari pria. Widjaya, dkk (2013)

menyebutkan wanita mempunyai kekuatan 65% dalam mengangkat di banding

rata-rata pria karena, wanita mengalami siklus biologi seperti haid, kehamilan

nifas, menyusui, dan lain-lain. Sebagai gambaran, wanita muda dan laki-laki

tua kemungkinan dapat mempunyai kekuatan yang hampir sama A.M. Sugeng

Budiono dalam Septiawan (2012). Beberapa penelitian secara signifikan

menunjukkan bahwa jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat risiko

keluhan otot. Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan otot wanita

memang lebih rendah dari pria (Tarwaka dan Sudiajen, 2004).

2.3.8 Waktu Kerja

Lama seseorang bekerja pada umumnya 6-8 jam per hari.

Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan biasanya tidak disertai

efisiensi yang tinggi, bahkan dapat menurunkan produktivitas serta

kecenderungan untuk timbulnya kelelahan, penyakit, dan kecelakaan.

Maksimum waktu kerja tambahan yang efisien adalah 30 menit. Sedangkan

diantara waktu kerja harus disediakan istirahat yang jumlahnya antara 15-30%

dari seluruh waktu kerja (Tarwaka dan Sudiajen, 2004). Menurut Hasyim

(dalam Septiawan 2012) akibat lama bekerja yang menyebabkan beban statistik

yang terus menerus tanpa memperhatikan faktor-faktor ergonomi akan lebih

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

21

mudah menimbulkan keluhan nyeri punggung bawah, maka dianjurkan pada

para tenaga kerja untuk merelaksasikan badan diantara waktu kerja, jika

merasakan keluhan nyeri (Samara, dkk 2005). Apabila waktu kerja melebihi

dari ketentuan akan ditemukan hal-hal seperti penurunan kecepatan kerja,

gangguan kesehatan, angka absensi karena sakit meningkat, yang dapat

mengakibatkan rendahnya produktivitas kerja (Tarwaka dan Sudiajen, 2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Kusiyono dalam Septiawan (2012)

mengenai beberapa faktor ergonomi yang berhubungan dengan keluhan nyeri

punggung bawah pada pengemudi angkutan kota jurusan Gunungsari-

Celangcang (PP) Cirebon menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara

lama kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah (p=0,050).

2.4 Cara Pengukuran Low Back Pain (LBP)

2.4.1 Roland-Morris Disability Questionnaire (RMDQ)

Roland-Morris disability questionnaire (RMDQ) dikembangkan oleh

Martin Ronald, merupakan salah satu kuesioner yang paling banyak digunakan

untuk mengukur sakit punggung. Kuesioner ini telah terbukti menghasilkan

pengukuran akurat, sehingga dapat menyimpulkan tingkat kecacatan serta

sensitif terhadap perubahan dari waktu ke waktu untuk kelompok pasien nyeri

punggung bawah (Longan, dkk. 2010).

Roland-Morris disability questionnaire (RMDQ) adalah kuesioner yang

terdiri dari 24 pertanyaan dimana dalam proses pengerjaannya diberikan

langsung kepada responden untuk diisi sendiri (self-administered). 24

pertanyaan tersebut berhubungan dengan gangguan fungsi fisik yang mungkin

dirsakan akibat nyeri pinggang. Pada setiap item pertanyaan terdapat syarat

kalimat “karena sakit punggung saya” yang bertujuan untuk membedakan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

22

kecacatan akibat nyeri punggung atau penyebab lainnya. Kemudian pasien akan

memberikan tanda centang pada bagian akhir pernyataan apabila keadaan

tersebut mereka alami pada hari itu juga. Selanjutnya pasien akan memberikan

nilai pada setiap pertanyaan yang kemudian akan dijumlahkan. Skor pada

penilaian ini, yaitu 0 (tidak ada kecacatan) sampai 24 (kecacatan maksimum).

Kelebihan dari kuesioner ini adalah pendek, sederhana, dan dapat dengan mudah

dimengerti oleh pasien, sedangkan kekurangan dari kuesioner ini adalah hanya

mengukur masalah fisik saja dan tidak mengukur masalah psikologis ataupun

masalah sosial yang dialami pasien. Selain itu RMDQ juga berguna untuk

memantau pasien dalam praktek klinis (Longan, dkk. 2010).

2.4.2 Numeric Pain Rating Scale (NPRS)

Numeric Pain Rating Scale (NPRS) adalah alat ukur yang digunakan

untuk mengetahui intensitas nyeri yang dirasakan oleh orang dewasa. Pada

kuesioner NPRS ini responden akan memilih bilangan bulat antara 0 sampai 10

yang paling mencerminkan presepsi ekstrimitas rasa sakit yang diderita, dimana

angka 0 berarti tidak ada rasa sakit sedangkan 10 melambangkan rasa yang

paling sakit yang dibayangkan (Roddriguez, 2001).

Gambar 2.3 Skala pengukuran rasa sakit Numeric Pain Rating Scale (NPRS).

Kekurangan dari metode ini, yaitu hanya dapat mengevaluasi satu

komponen bagian yang mengalami rasa nyeri, sehingga tidak dapat

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

23

mengidentifikasi kompleksitas dari riwayat rasa sakit atau perubahan

perkembangan gelaja. Sedangkan kelebihan dari metode ini antara lain hanya

membutuhkan waktu kurang dari satu menit untuk menyelesaikan, mudah dan

sederhana untuk dikerjakan, serta skala yang digunakan valid dan reliable untuk

mengukur intensitas nyeri (Langley dan Sheppeard, 1985).

2.4.3 Pain Self Efficacy Questionnaire (PSEQ)

Self efficacy menurut Bandura (1997) didefinisikan sebagai penilaian

orang tentang kemampuan mereka untuk mengatur dan melaksanakan tindakan

yang diperlukan untuk mencapai suatu tindakan yang ingin dicapai. Selain itu,

self efficacy merupakan dasar dalam motivasi manusia, kesejahteraan dan

prestasi individu, terutama karena tingkat motivasi pada manusia dan tindakan

yang lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya daripada hal yang benar

secara objektif (Bandura, 1997).

Pain Self Efficacy Questionnaire (PSEQ) dikembangkan pada tahun 1980

oleh Michel Nicholas. Metode ini digunakan untuk mengukur tingkat

kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas dengan rasa nyeri. Kelebihan

dari metode ini yaitu sederhana, dapat dikerjakan dalam waktu singkat, dengan

hasil yang akurat (Nicholas, dkk. 2007). Beberapa faktor yang diukur seperti

kegiatan sosial, bekerja, kegiatan rumah tangga saat menghadapi rasa nyeri tanpa

pengobatan.

Pain Self Efficacy Questionnaire (PSEQ) terdiri dari 10 pertanyaan yang

menggunakan skala differensial semantik dengan skor antara 0 sampai 6. Skor

0 menggambarkan pasien tidak yakin sedangkan 6 menggambarkan pasien

sangat yakin. Pasien diminta untuk menunjukkan pada skala seberapa yakin

pasien diminta untuk menunjukkan pada skala seberapa yakin pasien mampu

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

24

melakukan hal yang disebutkan dalam setiap pernyataan pada kuesioner. Total

skor antara 0-60 dihitung dengan menjumlahkan skor dari setiap pertanyaan.

Skor yang lebih tinggi mencerminkan keyakinan efikasi diri yang lebih kuat

(Tonkin, 2008).

2.4.4 Oswestry Disability Index (ODI)

Oswestry Disability Index (ODI) mempunyai 10 item pertanyaan tentang

aktivitas sehari-hari yang mungkin akan mengalami gangguan atau hambatan

pada pasien yang mengalami Low Back Pain (LBP). Metode pengukuran ODI

terjadi dari beberapa faktor utama, antara lain intensitas nyeri, perawatan diri,

mengangkat, berjalan, duduk, berdiri, tidur, kegiatan seksual, kehidupan sosial,

serta rekreasi (Longan, dkk. 2010).

Setiap pertanyaan mempunyai enam respon alternative mulai dari yang

“no problem” sampai dengan “not possible”. Skor ODI kemudian dihitung

dengan cara dijumlahkan setiap itemnya 0-5 jadi total nilai maksimal adalah 50,

kemudian dikalikan 100. Jika ada salah satu item yang tidak dijawab, maka yang

dihitung hanya yang dijawab saja. Total skor antara 0-100%, dimana 0

menggambarkan tidak ada ketidakmampuan dan 100 berarti ketidakmampuan

maksimal. Interpretasi skor pada kuesioner Oswestry Disability Index (ODI)

adalah sebagai berikut (Longan, dkk. 2010) :

Tabel 2.2 Skor, Kategori, dan Kemampuan Kegiatan Berdasarkan Oswestry Disability

Index (ODI)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

25

Skor Kategori Kemampuan kegiatan

0% - 20% Minimal

disability

Pasien dapat menjalankan hampir semua aktivitas

sehari-hari dan tidak memerlukan tindakan

pengobatan hanya anjuran bagaimana cara

mengangkat, posisi duduk, latihan, dan diet.

21%-40% Moderate

disability

Pasien merasa sakit dan kesulitan dengan duduk,

mengangkat, dan berdiri. Mereka mungkin tidak

bekerja. Perawatan pribadi, aktivitas seksual dan tidur

yang tidak terlalu berpengaruh dan biasanya dapat

dikelola dengan konservatif.

41%-60% Severe

disability

Pasien mengalami nyeri sebagai keluhan utama pada

aktivitas sehari-hari, sehingga memerlukan

pemeriksaan lebih lanjut.

61%-80% Crippled

Sakit punggung ini membebani pada semua aspek

kehidupan pasien sehingga memerlukan intervensi

positif.

81%-

100% Bed Bound

Pasien ini baik tidur-terikat atau melebih-lebihkan

gejala mereka, sehingga memerlukan perawatan dan

pengawasan khusus selama pengobatan.

Sumber : Longan, dkk. 2010.

2.4.5 Patient-Specific Functional Scale (PSFS)

Patient-specific functional scale (PSFS) adalah metode pengukuran yang

didefinisikan, dirancang untuk merekam dan mengukur daftar cacat spesifik

untuk setiap pasien (Longan, dkk. 2010). Kuesioner ini memiliki tiga bagian,

yaitu pertanyaan mengenai nyeri, keterbatasan akibat rasa nyeri dan intensitas

rasa nyeri. Bagian pertama berisi daftar kegiatan yang dipilih oleh pasien. Pasien

diminta untuk mengidentifikasi lima kegiatan yang paling terkena dampak di

dalam kehidupan sehari-hari akibat rasa nyeri pinggang yang diderita. Terdapat

sedikit perbedaan versi yang menjelaskan gangguan leher dalam daftar kegiatan

termasuk tiga item untuk kegiatan tambahan. Untuk mengukur tingkat kecacatan

masing-masing, item digunakan skala, mulai dari 0 (dapat melakukan kegiatan)

sampai 10 (mampu melakukan aktivitas saat setelah mengalami cedera). Bagian

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

26

kedua menilai keterbatasan fungsional dari rasa sakit dalam 24 jam.

Keterbatasan nyeri juga diberi skor dengan skala mulai dari 0 (kegiatan sangat

terbatas) sampai 10 (kegiatan belum terbatas). Pada bagian ketiga mengukur

intensitas nyeri selama 24 jam terakhir. Penilaian dilakukan dengan memberikan

skor 0 yang berarti tidak nyeri sampai dengan 10 yang berarti sangat nyeri.

Patient-specific functional scale (PSFS) dapat dikerjakan dalam waktu

kurang lebih 4 menit. Itu harus dilakukan dengan memberikan anamnesis

sebelum pemeriksaan fisik. Petugas medis harus membaca instruksi untuk pasien

dan merekam aktivitas, serta memberikan nilai sesuai dengan tanggal penilaian.

Pada pengukuran ulang berikutnya akan dilakukan hal yang sama (Longan, dkk.

2010). Menurut Mannion, dkk (2007) untuk mengukur intensitas nyeri pada LBP

dilakukan penilaian terhadap 5 indikator yaitu :

1. Fungsi Hidup

Dalam bahasan ini akan diukur dalam seminggu sebelumnya seberapa

banyak nyeri mengganggu pekerjaan secara normal (termasuk pekerjaan di

dalam maupun di luar rumah). Skala ukurnya terdiri dari :

a. Tidak sama sekali

b. Sedikit

c. Cukup

d. Cukup sering

e. Sangat sering

2. Kepuasan Hidup

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

27

Dalam bahasan ini akan diukur seberapa puas yang akan dirasakan bila

harus menghabiskan sisa hidup anda dengan gejala yang dimiliki. Skala

ukurnya terdiri dari :

a. Sangat puas

b. Agak puas

c. Netral

d. Agak tidak puas

e. Sangat tidak puas

3. Kualitas Hidup

Dalam bahasan ini akan diukur seberapa baik kualitas hidup dalam

seminggu terakhir dengan gejala yang dimiliki. Skala ukurnya terdiri dari :

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup

d. Buruk

e. Sangat buruk

4. Kehidupan sosial

Bahasan ini akan mengukur dalam 4 minggu terakhir seberapa banyak hari

yang tidak terdapat aktivitas sehari-hari termasuk rekreasi karena sakit.

Skala ukurnya terdiri dari :

a. Tidak ada

b. Antara 1 dan 7 hari

c. Antara 8 dan 14 hari

d. Antara 15 dan 21 hari

e. Lebih dari 22 hari

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

28

5. Kehidupan dalam pekerjaan

Bahasan ini akan mengukur dalam 4 minggu terakhir seberapa banyak hari

yang mengakibatkan absen karena sakit. Skala ukurnya terdiri dari :

a. Tidak ada

b. Antara 1 dan 7 hari

c. Antara 8 dan 14 hari

d. Antara 15 dan 21 hari

e. Lebih dari 22 hari

2.5 Cara Pencegahan Low Back Pain (LBP)

Berikut akan diuraikan cara pencegahan terjadinya LBP dan cara

mengurangi nyeri apabila LBP telah terjadi (Khaizun, 2013).

a. Latihan punggung setiap hari

1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan satu

lutut dan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian

lakukan pada kaki yang lain.

2. Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah ke

lantai. Kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung ke

lantai, tahanlah beberapa detik kemudia relaks.

3. Berbaringlah terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat

di lantai. Lakukan sit up parsial dengan melipatkan tangan dan

mengangkat bahu setinggi 6-12 inci dari lantai.

b. Berhati-hatilah saat mengangkat

1. Gerakkanlah tubuh kepada barang yang akan diangkat sebelum

mengangkatnya.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

29

2. Tekukkan lutut, bukan punggung untuk mengangkat benda yang lebih

rendah.

3. Peganglah benda dekat perut dan dada.

4. Tekukan lagi kaki saat menurunkan benda.

5. Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda.

c. Lindungi punggung saat duduk dan berdiri

1. Hundari duduk dikursi yang empuk dalam waktu lama.

2. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan

bahwa lutut sejajar dengan paha.

3. Jika memang harus berdiri terlalu lama, letakkanlah salah satu kaki pada

bantalan kaki secara bergantian. Beranjaklah sejenak untuk mengubab

posisi secara periodic.

4. Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut dapat tertekuk dengan baik tidak

teregang.

5. Gunakanlah bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada saat

duduk di kursi.

d. Tetaplah aktif dan hidup sehat

1. Berjalanlah setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman dan

sepatu berhak rendah.

2. Makanlah makanan seimbang dan banyak mengkonsumsi sayur dan

buah.

3. Tidurlah di kasur yang nyaman.

4. Hubungilah petugas kesehatan bila nyeri memburuk atau terjadi trauma.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/18887/3/1220025097-3-BAB II_gung dhian.pdf · 2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang ... dengan demikian otak dan

30

e. Coping dengan nyeri leher

Kakukan leher, nyeri leher dan bahu bisa disebabkan oleh akut injury,

regangan kronik, arthritis dan masalah serta tulang lainnya. Nyeri yang muncul

dapat berhubungan dengan aktifitas sehari-hari dengan cara tidur. Bila terasa

semakin tegang, kaku atau tertarik maka latihan leher harus dihentikan untuk

mencegah cidera.