bab ii tinjauan pustaka a. masa bayi 1. -...

36
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. Pengertian Masa Bayi a. Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan. Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu : 1) Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari. Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode : a) Masa neonatal dini, umur 0-7 hari. b) Masa neonatal lanjut, umur 8-28 hari. Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat adalah : a) Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan yang memadai. b) Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan. c) Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat menenangkan perasaan ibu.

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Masa Bayi

1. Pengertian Masa Bayi

a. Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan.

Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu :

1) Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari.

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi

perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ.

Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode :

a) Masa neonatal dini, umur 0-7 hari.

b) Masa neonatal lanjut, umur 8-28 hari.

Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang

menjadi anak sehat adalah :

a) Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di

sarana kesehatan yang memadai.

b) Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan,

jangan terlambat pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan

sudah saatnya untuk melahirkan.

c) Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang

dapat menenangkan perasaan ibu.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

9

d) Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita

dan penuh rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat

membantu jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya.

e) Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap

diperhatikan oleh karena berhubungan dengan masalah

pemberian ASI.

2) Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.

Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses

pematangan berlangsung secara terus menerus terutama

meningkatnya sistem saraf.

Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga

sebagai unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang

mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia dan memberikan

yang terbaik untuk anak.

Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi,

mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan

kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan

imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai.

2. Ciri-ciri masa bayi

Ciri-ciri tertentu masa bayi, meskipun sama dengan ciri-ciri

periode-periode lain dalam rentang kehidupan, adalah sangat penting

selama dua tahun masa bayi ini. Ciri-ciri tersebut membedakan masa bayi

dari periode-periode sebelumnya dan sesudahnya. Berikut ini adalah ciri-

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

10

ciri yang paling penting.

a. Masa Bayi Adalah Masa Dasar yang Sesungguhnya

Meskipun seluruh masa anak-anak terutama tahun-tahun awal

dianggap sebagai masa dasar. Namun masa bayi adalah dasar periode

kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola

perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk.

Ada empat alasan yang menyebabkan mengapa dasar-dasar

yang diletakkan pada masa bayi itu penting. Pertama, berlawanan

dengan tradisi, sifat-sifat yang buruk tidak berkurang dengan

bertambahnya usia anak; sebaliknya, pola-pola yang terbentuk pada

permulaan kehidupan cenderung mapan, apakah itu sifat yang baik

atau buruk, berbahaya atau bermanfaat. Kedua, kalau pola perilaku

yang kurang baik atau kepercayaan dan sifat yang buruk mulai

berkembang, maka semakin cepat hal-hal itu diperbaiki akan semakin

mudah bagi anak. Ketiga, karena dasar-dasar awal cepat berkembang

menjadi kebiasaan melalui pengulangan, maka dasar-dasar itu akan

selamanya mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial. Dan

keempat, karena faktor belajar dan pengalaman memakinkan peran

yang penting dalam perkembangan, hal itu dapat diarahkan dan

dikendalikan sehingga perkembangannya sejajar dengan jalur yang

memungkinkan terjadinya penyesuaian pribadi dan sosial yang baik

(Hurlock, 2001).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

11

b. Masa Bayi Adalah Masa di Mana Pertumbuhan dan Perubahan

Berjalan Pesat

Bayi berkembang pesat, baik secara fisik maupun psikologis.

Dengan cepatnya pertumbuhan ini, perubahan tidak hanya terjadi

dalam penampilan tetapi juga dalam kemampuan. Bayi lambat-laun.

Pertumbuhan dan perubahan intelek bejalan sejajar dengan

pertumbuhan dan perubahan fisik. Tidak ada perubahan yang lebih

menonjol selain dalam kemampuan bayi untuk mengenali dan bereaksi

kepada orang-orang dan objek-objek dalam lingkungan. Sebelum masa

bayi berakhir, bayi mampu mengerti banyak hal dan dapat

mengutarakan kebutuhan dan keinginannya dalam cara-cara yang

dapat dimengerti orang lain (Hurlock, 2001).

c. Masa Bayi Adalah Masa Berkurangnya Ketergantungan

Berkurangnya ketergantungan pada orang lain merupakan efek

dari pesatnya perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan

bayi duduk, berdiri, berjalan dan menggerakkan benda-benda.

Gerakan-gerakan bayi yang acak dan menyeluruh kembali menjadi

gerakan yang terkoordinasi sehingga memungkinkan bayi melakukan

sendiri hal-hal yang sebelumnya harus dilakukan orang lain.

Kemandirian juga meningkat dengan berkembangnya kemampuan bayi

untuk mengkomunikasikan kebutuhan-kebutuhannya kepada orang

lain. Dengan berkurangnya ketergantungan, bayi tidak senang

"diperlakukan seperti bayi." Ia tidak lagi mau membiarkan orang lain

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

12

melakukan hal-hal yang dapat dilakukan atau yang dianggapnya dapat

dilakukan sendiri. Kalau ia ingin mencoba mandiri dan dilarang, ia

akan protes. Protes ini dapat berbentuk ledakan amarah dan tangisan

dan segera berkembang menjadi negativisme, yaitu ciri yang menonjol

pada akhir masa bayi (Hurlock, 2001).

d. Masa Bayi Adalah Masa Meningkatnya Individualitas

Mungkin hal yang terpenting dalam meningkatkan kemandirian

adalah bahwa keadaan ini memungkinkan bayi mengembangkan hal-

hal yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Akibatnya,

individualitas yang tampak pada waktu lahir semakin menonjol pada

saat menjelang akhir masa bayi. Individualitas tampak dalam

penampilan dan pola-pola perilaku. Bahkan bayi kembar pun

menunjukkan individualitasnya.

Dengan meningkatnya individualitas, maka setiap bayi harus

diperlakukan sebagai individu. Tidak dapat lagi semua bayi diharapkan

tumbuh berdasarkan makanan yang sama atau adanya jadwal makan

dan tidur yang sama. Tidak dapat diharapkan teknik-teknik latihan-

anak yang sama akan cocok untuk semua bayi. Sekalipun bayi belum

mencapai ulang tahunnya yang pertama, kebanyakan orang tua

mengetahui bahwa bayi adalah individu dan harus diperlakukan

sebagai individu.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

13

e. Masa Bayi Adalah Permulaan Sosialisasi

Egosentrisme, yaitu diri bayi yang muda belia, cepat berubah

menjadi keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial. Bayi

menunjukkan keinginan untuk menjadi bagian dan kelompok sosial

dengan memprotes kalau dibiarkan sendiri selama beberapa waktu dan

dengan mencoba memperoleh perhatian dari orang-orang lain melalui

segala macam cara yang dapat dilakukannya.

Salah satu cara adalah dengan perilaku akrab. Bayi lebih dapat

mengandalkan perhatian dan kasih sayang ibu atau pengganti ibu

daripada anggota-anggota keluarga lain atau orang-orang lain. Oleh

karena itu, ia mengembangkan ikatan emosi yang kuat dengan ibunya

jauh sebelum periode masa bayi berakhir. Dari pemuasan perilaku

akrab inilah berkembang hubungan dengan orang lain yang hangat dan

kekal.

f. Masa Bayi Adalah Permulaan Berkembangnya Penggolongan Peran-

Seks

Hampir dari saat dilahirkan anak laki-laki diperlukan sebagai

laki-laki dan perempuan sebagai perempuan. Anak laki-laki, misalnya

diberi pakaian warna biru, diselimuti dengan selimut biru dan

kamarnya tidak diberi hiasan jumbai-jumbai dan kerat-kerat seperti

kamar anak perempuan. Mainan dipilihkan yang sesuai dengan anak

laki-laki dan mereka diberikan cerita-cerita tentang anak laki-laki dan

kegiatan-kegiatannya. Tradisi pengenalan seks yang sama juga

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

14

diperlakukan kepada anak perempuan.

Tekanan pada anak perempuan untuk bersikap sesuai dengan

jenis kelaminnya sejak masa bayi tidak terlampau kuat seperti tekanan

pada anak laki-laki, meskipun penggolongan peran-seks merupakan

bagian dari awal pendidikan anak perempuan. Secara tidak langsung

anak perempuan peran-seksnya sudah ditetapkan pada masa bayi de-

ngan memperbolehkan mereka menangis dan menunjukkan tanda-

tanda lain "kelemahan wanita" yang tidak diperkenankan pada bayi

laki-laki (Hurlock, 2001).

g. Masa Bayi Adalah Masa yang Menarik

Meskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

perbandingan tubuh yang tidak wajar, tetapi bayi menarik justru karena

kepalanya besar, perutnya buncit, anggota badannya kecil dan kurus,

tangan dan kakinya kecil. Kalau bayi memakai baju dan diselubungi

dengan selimut bayi, membuatnya semakin menarik.

Anak yang lebih besar seperti halnya orang dewasa

menganggap bayi menarik karena ketidak berdayaan dan

ketergantungannya. Lambat laun, dengan berkurangnya

ketergantungan karena meningkatnya kemampuan untuk melakukan

sesuatu bagi diri sendiri, dan menjadi kurang menariknya penampilan

karena adanya perubahan tubuh kecil yang seperti boneka ditutupi oleh

baju bayi menjadi tubuh yang lebih besar ditutupi oleh pakaian biasa

yang lebih kuat, maka bayi menjadi lebih sulit diatur dan menolak

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

15

bantuan orang lain (Hurlock, 2001).

h. Masa Bayi Merupakan Permulaan Kreativitas

Karena kurangnya koordinasi otot dan ketidakmampuan

mengendalikan lingkungan, bayi tidak mampu melakukan sesuatu

yang dapat dianggap orisinal atau kreatif. Namun dalam bulan-bulan

pertama bayi belajar rnengembangkan minat dan sikap yang

merupakan dasar bagi kreativitasnya kemudian dan untuk penyesuaian

diri dengan pola-pola yang diletakkan oleh orang lain (Hurlock, 2001).

i. Masa Bayi Adalah Masa Berbahaya

Meskipun semua tahapan dalam rentang kehidupan

mengandung bahaya, tetapi bahaya tertentu lebih banyak terdapat

selama masa bayi daripada dalam periode-periode lain. Bahaya dapat

merupakan bahaya fisik dan bahaya psikologis. Di antara bahaya-

bahaya fisik, yang paling parah adalah penyakit dan kecelakaan karena

sering menyebabkan ketidakmampuan atau bahkan kematian. Karena

pola perilaku, minat dan sikap terbentuk selama masa bayi, maka

bahaya psikologis dapat terwujud kalau diletakkan dasar-dasar yang

buruk pada masa ini.

Perkembangan yang pesat dari susunan saraf, pengerasan

tulang, dan penguatan otot, memungkinkan bayi menguasai tugas-

tugas perkembangan masa bayi, tetapi keberhasilan bayi dalam hal ini

banyak bergantung pada kesempatan yang diberikan untuk menguasai

tugas tersebut dan bergantung pada bantuan serta bimbingan yang

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

16

diperoleh.

Bayi yang berkernbang lambat dalam penguasaan tugas-tugas

perkembangan masa bayi akan mengalami kesulitan pada saat ia

mencapai awal masa kanak-kanak dan diharapkan untuk menguasai

tugas-tugas perkembangan selama tiga tahun: Dasar yang kurang baik

dalam keterampilan motorik atau berbicara, akan menyulitkan anak

belia untuk menguasai berbagai keterampilan di bidang perkembangan

itu. Sebaliknya, kalau tugas perkembangan ini dikuasai dengan baik

maka bayi akan memiliki dasar yang dibutuhkan untuk berhasil

menguasai keterampilan berbicara, keterampilan motorik dan bentuk

pengendalian tubuh lainnya yang penting untuk menjadi bagian dari

kelompok sebayanya, yaitu salah satu tugas perkembangan yang

penting dari awal masa kanak-kanak (Hurlock, 2001).

3) Tugas dan perkembangan masa bayi

Karena pola perkembangan dapat diramalkan meskipun bayi yang

berbeda mencapai hal-hal yang penting pada pola ini dalam usia yang agak

berbeda, dapatlah dibuat standar dari harapan-harapan sosial dalam bentuk

tugas-tugas perkembangan. Misalnya, semua bayi diharapkan belajar

berjalan, memakan makanan padat, sedikit mengendalikan alat-alat

pembuangan, mencapai stabilitas fisiologis yang baik (terutama dalam

irama lapar dan tidur), mempelajari dasar-dasar berbicara, dan

berhubungan secara emosional dengan orang tua dan saudara-saudara

kandung sampai derajat tertentu dan tidak sepenuhnya tersendiri seperti

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

17

pada saat dilahirkan. Tentu saja sebagian besar tugas-tugas perkembangan

ini belum dapat sepenuhnya dikuasai pada saat masa bayi hampir berakhir,

tetapi dasar-dasarnya harus sudah diletakkan (Hurlock, 2001).

Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak

terjalin, sehingga dalam masi ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak

sangat besar.

a. Tahun Pertama

Pertumbuhan fisik, pendewasaan,pencapaian kemampuan dan

reorganisasi psikologis terjadi dengan cepat selama tahun pertama.

Perubahan-perubahan ini tidak selamanya berjalan lancar tetapi lebih

mendesak dan tidak terus-menerus yang secara kualitatif mengubah

tingkah laku anak.

1) Usia 0-2 bulan

Tantangan biologis dan psikologis menghadapi neonatus.

Tantangan ini terdiri dari penentuan pemberian makanan yang

efektif dan siklus waktu tidur dan bangun yang dapat diperkirakan.

Dalam pelaksanan tugas-tugas ini, bayi dan orang tua bersatu

dalam interaksi social yang penting, mempersiapkan dasar untuk

perkembangan kognitif (kesadaran) dan emosi.

2) Usia 0-6 bulan

Pada usia sekitar 2 bulan, munculnya senyum dengan keinginan

sendiri(sosial) dan meningkatnya kontak mata menandai adanya

perubahan dalam hubungan orang tua dan anak, peningkatan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

18

perasaanorang tua yang merasa lebih dicintai. Pada bulan

berikutnya, jangkauan motorik, control social dan penyatuan

kognitif bayi meningkat secara dramatis. Pengaturan bersama

mengambil bentuk pertukaran social yang kompleks.

3) Usia 6-12 bulan

Usia 6-12 bulan membuat peningkatan mobilitas dan pengenalan

benda-benda mati, perkembangan dalam kemampuan pemahaman

kognitif dan berkomunikasi, dan tekanan baru sekitar motif kasih

sayang dan pemisahan. Bayi mengembangkan kemampuan dan

hasratnya, sifat-sifat yang di terima oleh kebanyakan orang tua

tetapi masih mendapat tantangan untuk diatur. (Wahab, Samik :

2002).

Perkembangan fisik

Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada

masa bayi dan pada periode pubertas. Selama enam bulan pertama,

pertumbuhan terus terjadi dengan pesat seperti pada periode pranatal dan

kemudian mulai menurun. Dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan cepat

menurun. Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar

daripada peningkatan tinggi; selama tahun kedua terjadi hal yang

sebaliknya (Hurlock, 2001).

Kalau pertumbuhan pesat yang merupakan ciri dari periode

pranatal dari awal periode pascanatal tidak berkurang setelah lahir, anak

dapat tumbuh menjadi raksasa. Telah diperhitungkan bahwa kalau tingkat

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

19

pertambahan berat tubuh sama besarnya dengan tingkat pertumbuhan yang

terjadi selama tahun pertama, seorang anak yang pada waktu lahir beratnya

tujuh pon akan mempunyai berat sebesar 230,029 pon pada usia sebelas

tahun.

Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan sama

bagi semua bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam tinggi, berat,

kemampuan sensorik dan bidang perkembangan fisik lain. Beberapa bayi

memulai kehidupan dengan badan yang lebih kecil dan perkembangan

yang kurang normal. Mungkin ini disebabkan karena belum cukup umur

atau kondisi fisik yang buruk akibat ibu kekurangan gizi, mengalami

tekanan atau kondisi kurang baik lainnya selama periode pranatal.

Akibatnya, bayi itu cenderung tertinggal dari teman-teman sebayanya

dalam tahun-tahun di masa bayi.

Pola pertumbuhan fisik bayi laki-laki maupun perempuan adalah

sama. Namun di dalam kelompok seks terdapat perbedaan yang menonjol.

Selama tahun pertama terdapat sedikit perbedaan dalam tinggi dan berat

tubuh antara bayi kulit hitam dan bayi kulit putih dari tingkat, ekonomi

yang sama. Perbedaan mulai tampak dalam tahun kedua, karena anak kulit

hitam umumnya lebih ramping daripada anak kulit putih.

Juga terdapat perbedaan dalam ukuran tubuh bayi dari tingkat

sosial ekonomi yang berlainan. Bayi yang orang tuanya dari tingkat sosial

ekonomi yang rendah cenderung lebih kecil, baik dalam berat maupun

tinggi, daripada bayi yang orang tuanya berasal dari tingkat sosial ekonomi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

20

yang lebih tinggi. Bentuk tubuh, yang mulai tampak dalam tahun kedua

juga menyebabkan perbedaan dalam tinggi dan berat.

Selama periode masa bayi perbedaan-perbedaan tidak saja terus

berlangsung tetapi semakin tampak mencolok. Perbedaan dalam berat

lebih besar daripada perbedaan dalam tinggi. Ini disebabkan karena

perbedaan berat sebagian bergantung pada bentuk tubuh dan sebagian lagi

bergantung pada kebiasaan makan dan jenis makanan (Hurlock, 2006).

Perkembangan Psikologis

Masa bayi adalah masa pembentukan pola-pola psikologis

fundamental untuk makan, tidur, dan buang air, meskipun pembentukan

kebiasaan tersebut mungkin tidak selesai pada akhir masa bayi.

Pola tidur selarna tahun pertama masa bayi, lama rata-rata tidur

malam meningkat dari 8½ jam pada tiga minggu pertama hingga 10 jam

pada 12 minggu pertama dan selanjutnya tetap konstan selama sisa tahun

tersebut. Selama tiga bulan pertama, penurunan jumlah waktu tidur siang

diimbangi oleh peningkatan jumlah waktu tidur malam. Sepanjang tahun

pertama, sikius bangun tidur selama kira-kira satu jam terjadi baik pada

waktu tidur siang maupun tidur malam, dengan tidur lelap hanya kira-kira

23 menit (Hurlock, 2006).

Pola makan, usia empat atau lima bulan, semua pola makan adalah

dalam bentuk mengisap dan menelan. Oleh karena itu, makanan haruslah

dalam bentuk cair. Mengunyah umumnya barulah muncul dalam pola

perkembangan sebulan sesudah menggigit. Akan tetapi, seperti menggigit,

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

21

mengunyah adalah dengan cara yang khas bayi, dan memerlukan banyak

latihan sebelum menjadi sempurna.

Ketidaksukaan makan, yang mulai berkem-bang pada tahun kedua,

sering merupakan akibat dari perpanjangan pola makan ala bayi. Setelah

terbiasa dengan makanan cair, cukup sulit bagi bayi untuk menyesuaikan

diri dengan makanan yang agak keras. Hal ini menambah ketidaksukaan

mere-ka terhadap makanan, sekalipun mereka mungkin menyukai rasanya.

Pola buang air Pengendalian (kontrol) buang air besar rata-rata

mulai pada usia enam bulan, sedangkan pengendalian buang air kecil

mulai antara usia 15 dan 16 bulan. Dalam hal buang air besar, kebiasaan

pengendalian terbentuk pada akhir masa bavi; meskipun sekali-sekali

dapat juga terjadi penyirnpangan, khususnya ketika bayi lelah, sakit, atau

secara emosional sangat senang. Sebaliknya, pengendalian buang air kecil,

belumlah sempurna pada akhir masa bayi. Jarang basah (buang air kecil)

selama siang hari dapat diharapkan untuk sebagian besar waktu, kecuali

bila si bayi sakit, lelah. atau tegang secara emosional. Tidak basah pada

malam hari sulit ditiarapkan dari rata-rata anak sampai beberapa tahun

berikutnya (Hurlock, 2006).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

22

B. Ibu Nifas

1. Pengertian

Masa nifas ( Puerperium ) adalah masa setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu

(Ambarwati, 2008 ).

Masa nifas adalah dimulai setelah partus selesai dan berakhir

setelah kira-kira 6 minggu akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih

kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan ( Muhtar

Rustam, 2002 ).

2. Periode Nifas

a. Puerperium Dini

Adalah masa nifas dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh

bekerja setelah 40 hari.

b. Puerperium Intermedial

Adalah Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8

minggu.

c. Remote Puerpurium

Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna biasanya berminggu-minggu,

bulanan, atau tahunan ( Ambarwati, 2008).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

23

c. Perubahan Fisiologi Pada Masa Nifas

a. Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil ( Involusi ) sehingga

akhirnya kembali seperti sebelum hamil ( Sarwono, P. 2002 : 237 ).

b. Lochea

Adalah cairan yang keluar dari vagina yang berasal dari tempat

plasenta dalam rahim setelah persalinan. Dan ini terjadi segera

setelah plasenta dikeluarkan (Ambarwati., 2008).

Macam-macam Lochea :

1) Lochea Rubra ( Cruenta ) : Berisi darah segar dan sisa selaput

ketuban, Sel-sel Desidua, Verniks Kaseosa, Lanugo, dan

Mekonium, selama 2 hari Post Partum.

2) Lochea Sanguinolenta : Berwarna kuning berisi darah dan

lendir, hari 3-7 Post Partum.

3) Lochea Serosa : Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi,

pada hari ke 7-14 Post Partum.

4) Lochea Alba : Cairan berwarna putih, setelah 2 minggu.

5) Lochea Purulenta : Terjadi infeksi, keluar cairan seperti

nanah berbau busuk.

6) ochiostasis : Lochea tidak lancar keluarnya.

c. Bekas implantasi uri

Bekas implantasi uri, bentuknya mengecil karena kontraksi dan

menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm sesudah 2

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

24

minggu menjadi 3,5 cm pada minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya

pulih.

d. Luka-luka

Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh

dalam 6-7 hari.

e. Rasa sakit

Rasa sakit disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4

hari pasca persalinan perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai

hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obat anti

sakit dan anti mules.

f. Servik

Setelah persalinan, konsistensinya lunak kadang-kadang terdapat

perlukaan kecil setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga

rahim, setelah 2 jam dapat dilalui 1 jari.

g. Ligamen- ligament

Ligamen fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu

persalinan setelah bayi lahir secara berangsur- angsur menjadi

sempit dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke

belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum

menjadi kendor setelah melahirkan, kebiasaan wanita indonesia

melakukan berkusuk atau berurut di mana sewaktu diurut tekanan

intra abdomen bertambah tinggi karena setelah melahirkan

ligamenta fasia dan jaringan penunjang menjadi kendor. Jika

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

25

dilakukan urut banyak wanita akan mengeluh kandungannya turun

untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan- latihan dan

senam nifas.

2. Perubahan Fisik

Menurut Ambarwati, (2008) perubahan fisik ibu nifas ditandai

dengan:

a. Suhu badan

24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit ( 37,50C - 380C)

sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan

dan kelelahan apabila keadaan normal suhu badan akan biasa lagi.

Pada hari ke tiga suhu badan akan naik lagi karena ada

pembentukan ASI.

b. Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit

sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.

Setiap denyut nadi yang melebihi 100 adalah normal dan hal ini

mungkin disebabkan oleh infeksi atau perdarahan post partum

yang tertunda.

c. Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah yang akan

rendah setelah ibu melahirkan karena adanya darah yang keluar

saat persalinan. Tekanan darah tinggi pada post partum dapat

menandakan terjadinya pre eklamsi post partum.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

26

d. Pernafasan

Pernafasan juga akan mengikutinya kecuali ada gangguan khusus

pada saluran pernafasan.

3. Perubahan Psikologi

Menurut Bahiyatun (2009) wanita mengalami gangguan

psikologis selama masa nifas, sementara itu menyesuaikan diri

menjadi seorang ibu. Cukup sering ibu menunjukan depresi ringan

beberapa hari setelah kelahiran. Depresi tersebut sering disebut

sebagai : Post Partum Blues. Adapun penyebab yang paling menonjol

adalah :

a. Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang

dialami oleh kebanyakan wanita selama kehamilan dan

persalinan.

b. Rasa sakit masa nifas awal.

c. Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan post partum

di Rumah Sakit.

d. Kecemasan tentang kemampuannya merawat bayi setelah

meninggalkan Rumah Sakit.

e. Ketakutan tentang penampilannya yang tidak menarik lagi bagi

suaminya.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

27

4. Fase- Fase Yang Dialami Ibu Nifas :

( Menurut Ambarwati, 2008 )

a. Fase taking in

Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung

dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat

itu fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.Pengalaman

selama proses persalinan sering berulang di ceritakannya

kelelahan membuat ibu kurang istirahat, untuk itu mencegaah

gejala kurang tidur seperti mudah tersinggung hal ini membuat

ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya.

b. Fase taking hold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada

fase taking hold, ibu merasa khawatir akan ketidak mampuan dan

rasa tanggung jawab dalam merawat bayi, selain itu perasaannya

sangat sensitif sehingga mudah tersinggung jika kemungkinannya

kurang hati-hati.

c. Fase letting go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran

barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah

mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan, keinginan untuk

merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

28

C. Praktek Ibu Nifas dalam Perawatan Bayi

Orang tua baru dapat merasa kebingungan dengan tugas yang akan

datang untuk merawat seorang bayi baru lahir. Salah satu konsep utama yang

harus ditekankan secara berulang ialah bahwa menjadi orang tua merupakan

peran yang dipelajari. Demonstrasi dan diskusi dasar-dasar keterampilan untuk

merawat bayi, seperti memberi makan, memandikan, mengganti popok,

perawatan tali pusat dan menggendong bayi termasuk dalam keterampilan

yang harus diperagakan. Orang tua harus diberi kesempatan untuk melatih

keterampilan merawat bayi yang didemonstrasikan (Bobak, Lowdermilk,

Jensen, 2004).

Pendidikan pada orang tua menjadi kewajiban dari tim perawatan

maternal-anak untuk mengajarkan ibu bagaimana cara merawat bayinya

(Hamilton, 1995). Alur perawatan memberi arah yang jelas untuk

mengkoordinasi perawatan, mengajarkan informasi penting, menyiapkan ibu

postpartum untuk pulang, dan mendukung orang tua untuk bisa mandiri

(Gillerman, Beckham, 1991 dalam Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

Berikut akan dijelaskan hal-hal yang harus diketahui oleh ibu tentang

perawatan bayi baru lahir:

1. Memandikan Bayi

Mandi memiliki beberapa tujuan. Mandi merupakan kesempatan

untuk (1) membersihkan seluruh tubuh bayi, (2) mengobservasi keadaan,

(3) memberi rasa nyaman, dan (4) mensosialisasikan orangtua-bayi-

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

29

keluarga (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004). Sesuai dengan umur bayi,

ada cara untuk memandikan bayi.

a. Mandi Spons. Apabila tali pusatnya belum lepas, membersihkan bayi

dengan menggunakan spons. Jadi, tidak perlu memandikan bayi dalam

bak mandi. Mandi dengan cara ini bisa dilakukan sampai bayi berusia

4-6 minggu. Saat memandikan bayi, pilihlah posisi yang paling

nyaman. Misalnya, duduk sambil memangku bayi, atau berdiri dan

bayi diletakkan di atas meja. Sabunlah seluruh tubuh bayi dengan

spons. Khusus untuk membersihkan bagian kepala, selain

menggunakan sabun khusus bayi, dapat juga menggunakan sampo

khusus bayi. Membilas, dan mengeringkan dengan handuk lembut.

b. Mandi dalam bak mandi. Apabila tali pusat bayi telah lepas,

memandikan bayi dapat dilakukan di bak mandi. Gunakanlah bak

mandi sesuai ukurannya dengan bayi. Mengisi bak mandi dengan air

hangat (suhunya 36-370C) setinggi 7,5-8,0 cm. Berhati-hatilah pada

waktu mencelupkan bayi ke dalam air. Bila bayi baru pertama kali

dimandikan, memberikan waktu kepada bayi untuk mengenal

bagaimana rasanya berada di dalam air, setelah itu mulai memandikan

bayi.

Menggosok tubuh bayi dengan waslap atau spons. Tetapi, untuk

membersihkan hidung dan telinga, digunakan cotton buds. Sebelum

mencuci rambut bayi, terlebih dahulu membasuh wajah bayi dengan

air lalu keringkan dengan handuk. Setelah itu, menggosok rambut

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

30

bayi dengan sampo. Pada waktu membilas, kepala bayi diangkat lebih

tinggi dari bak mandi (Musbikin, 2006).

2. Memberi ASI pada Bayi /Feeding

Makanan bayi yang terbaik, sehat, dan sempurna adalah ASI yang

diberikan minimal sampai anak berusia 2 tahun (Musbikin, 2006).

Pemberian ASI untuk yang pertama kali pada umumnya sebelum 5-6 jam

setelah bayi dilahirkan, dengan cara meletakkan bayi di atas payudara ibu.

Pemberian ASI diberikan selama 15-20 menit tiap kali menyusui

(Pudjiadi, 2001).

Metoda dalam pemberian ASI: (a). Memilih posisi yang nyaman

baik duduk, berdiri maupun berbaring dengan punggung terdukung dengan

baik, gunakan bantal untuk menyangga bayi sehingga mencapai ketinggian

payudara. Memastikan seluruh tubuh bayi, tidak hanya kepalanya

menghadap ke tubuh Anda. (b). Memegang bayi mendekat ke arah Anda

dan memastikan bahwa kepalanya berada dalam satu garis dengan

tubuhnya dan tidak berpaling ke satu sisi. (c). Memposisikan bayi

sehingga bibir atasnya setara dengan ketinggian putting, Mengusap pipi

bayi dengan jari atau dengan putting, dengan demikian bayi secara

naluriah akan berbalik, menempelkan mulutnya, dan mulai menghisap. (d).

Membantu bayi dalam mengangkap aerola dengan benar. (e). Menyisipkan

jari Anda ke sudut mulut bayi, menghentikan isapan bayi untuk melihat

apakah ada aliran dari payudara. (f). Bila perlu memutar musik yang

tenang dan jika rumah anda sangat ramai, cari tempat yang sunyi dimana

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

31

tidak akan menggangu selama memberikan ASI (The American Academy

of Pediatrics, 2004); (Nolan, 2003).

D. Karakteristik Ibu Nifas

1. Umur Ibu

Menurut Hartanto, usia reproduksi yang baik adalah pada usia 20-

35 tahun dimana usia tersebut merupakan periode yang paling baik untuk

hamil, melahirkan dan menyusui. Umur yaitu usia individu yang terhitung

mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur

maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berfikir dan bekerja (Nursalam, 2001, p.134).

Seorang wanita sebagai insan biologi sudah memasuki usia

produktif beberapa tahun sebelum mencapai umur dimana kehamilan dan

persalinan dapat berlangsung dengan aman yaitu umur 20-30 tahun.

Setelah itu resiko ibu akan meningkat setiap tahun. Besarnya resiko itu

sangat ditentukan oleh keadaan sosial ekonomi dan lingkungan setempat.

Angka kematian dan kesakitan ibu akan tinggi bila melahirkan terlalu

muda dan terlalu tua yaitu umur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun.

Masa antara umur 20-35 tahun adalah tahun terbaik untuk mempunyai

keturunan yang berarti bahwa kemungkinan terjadinya gangguan pada

kehamilan dan persalinan adalah sangat kecil (Prawirohardjo, 2007, p.23).

Umur ibu sangat menentukan kesehatan maternal dan berkaitan

dengan kondisi kehamilan, persalinan, dan nifas serta cara mengasuh dan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

32

menyusui bayinya. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun masih belum

matang dan belum siap dalam hal jasmani dan sosial dalam menghadapi

kehamilan, persalinan serta membina bayi yang dilahirkan (Depkes RI),

sedangkan ibu yang berumur 20-35 tahun, menurut Hurlock disebut

sebagai “masa dewasa“ dan disebut juga masa reproduksi, dimana pada

masa ini diharapkan masala-masalah yang dihadapi dengan tenang secara

emosional, terutama dalam menghadapi kehamilan, persalinan dan

merawat bayinya. Berdasarkan penelitian Kusmayanti (2005) bahwa

semakin meningkat umur maka presentasi berpengetahuan semakin baik

karena disebabkan oleh akses informasi, wawasan dan mobilitas yang

masih rendah. Menurut pendapat Hurlock B.E (2002) bahwa semakin

meningkatnya umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam

berfikir dan bekerja akan lebih matang.

2. Pendidikan Ibu

a. Definisi Pendidikan

1) Notoatmodjo (2002) mengatakan bahwa : Pendidikan adalah suatu

kegiatan, usaha manusia meningkatkan kepribadian atau proses

perubahan perilaku menuju kedewasaan dan penyempurnaan

kehidupan manusia dengan jalan membina dan mengembangkan

potensi pribadinya yang berupa rohani (cipta, rasa, karsa) dan

jasmani. Pendidikan merupakan kemajuan-kemajuan masyarakat

dan kebudayaan sebagai suatu kesatuan.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

33

2) Suryo (2001) mengatakan bahwa : Pendidikan pada dirinya adalah

penanaman pengetahuan serta pengembangan mental maupun

ketrampilan yang berlangsung dengan jangkauan waktu tertentu,

sejak mulai pelaksanaanya, sebaiknya juga diawali dari analisis

kebutuhan sampai dengan studi penerapan pendidikan tersebut

ditempat diharapkannya peserta didik dapat bekerja, dan tidak

berhenti sampai pada evaluasi hasil pendidikan saja.

b. Fungsi Pendidikan

Secara mikro, pendidikan membantu secara sadar

perkembangan jasmani dan rohani, secara makro kegiatan pendidikan

berlangsung dalam tiga lingkungan yaitu keluarga, sekolah,

masyarakat.

1) Pendidikan Keluarga

a) Merupakan lingkungan pertama bagi anak-anak untuk pertama

kali mendapat pengaruh sadar.

b) Keluarga sangat penting dalam membentuk pola kepribadian

anak, anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma.

c) Dalam lingkungan keluarga yang harmonis mampu

memancarkan keteladanan kepada anak-anaknya, sehingga

akan lahir anak yang mempunyai kepribadian dengan pola

yang mantap

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

34

2) Pendidikan Sekolah

Sekolah merupakan jenis pendidikan yang berjenjang,

berstruktur dan berkesinambungan. Jenis pendidikan sekolah

mencakup pendidikan umum, kejurusan, kedinasan, keagamaan

dan pendidikan dasar, menengah, pendidikan tinggi serta ada

pendidikan pra sekolah. Mengenai jenjang pendidikan menurut

undang-undang RI No. 20 th 2003 tentang SISDIKNAS adalah:

a) Pendidikan Dasar

Adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

ketrampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan serta

mempersiapkannya untuk mengikuti pendidikan menengah.

Merupakan bakal dasar bagi perkembangan kehidupan baik

pribadi maupun masyarakat. Oleh karena itu warga negara

diberi kesempatan memperoleh pendidikan dasar. Terdiri dari

SD dan SMP.

b) Pendidikan Menengah

Adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik

menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial

budaya dengan alam sekitar serta dapat mengembangkan

kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau perguruan

tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah

umum (SMA/MA) dan kejuruan.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

35

c) Pendidikan Tinggi

Adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik

untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

tingkat tinggi yang bersifat akademik atau profesional sehingga

dapat menerapkan, mengembangkan, menciptakan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi dalam pembangunan nasional serta

meningkatkan kesejahteraan manusia. Pendidikan tinggi terdiri

dari Akademi, Instansi, Sekolah Tinggi, dan Universitas.

3) Pendidikan di Masyarakat

Masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga yang

ikut bertanggung jawab dalam upaya mencerdaskan kehidupan

bangsa. Melalui pendidikan di masyarakat, anak akan dibekali

dengan penalaran, ketrampilan dan sikap, oleh karena itu sering

juga pendidikan di masyarakat dijadikan upaya untuk

mengoptimalkan perkembangan diri

c. Paritas

Paritas adalah kelahiran setelah gestasi 20 minggu, tanpa

memperhatikan apakah bayi hidup atau mati (Patricia W, 2006 :78).

Paritas (pernah melahirkan) ibu merupakan frekuensi ibu pernah

melahirkan anak, hidup atau mati, tetapi bukan aborsi (Salmah, 2006 :

133).

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

36

Kriteria paritas (jumlah anak) dibagi menjadi 2, yaitu :

1) Primipara (melahirkan anak 1x)

2) Multipara (melahirkan anak > 1x)

3) Granda multipara (melahirkan anak > 4x)

d. Faktor ibu yang berpengaruh dalam perawatan bayi baru lahir menurut

menurut notoadmojo (2003):

1) Faktor predisposisi (presdiposing factor):

Faktor-faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisi

terjadinya perilaku pada diri seorang atau masyarakat, adalah

pengetahuan dan sikap seseorang atau masyarakat tersebut

terhadap apa yang akan dilakukan.

2) Faktor pemungkin (enabling factors) :

Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku adalah

fasilitas, sarana, atauprasarana yang mendukung atau yang

memfasilitasi terjadinya perilakuseseorang atau masyarakat.

c. Faktor penguat (reinforcing factors)

Pengetahuan, sikap, dan fasilitasyang tersedia kadang-kadang

belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

37

Faktor ibu yang berpengaruh dalam perawatan bayi baru lahir menurut

menurut jensen (2004):

1) Faktor Predisposisi

a) Tingkat pendidikan

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Menurut (Uhbiyati dan Ahmadi, 2007, p.70),

Pendidikan pada hakekatnya suatu kegiatan yang secara

sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang

dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga

timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut

mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan

berlangsung terus menerus.

b) Tingkat pengetahuan

Perawatan bayi baru lahir yang baik dapat menjaga

kondisi bayi tetap sehat, maka ibu perlu tahu perawatan yang

benar. Menurut Bloom yang dikutip Notoatmodjo (2003) agar

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

38

seseorang dapat melakukan suatu prosedur dengan baik harus

sudah ada pada tingkatan pengetahuan aplikasi. Aplikasi

dianggap sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya. Jadi

seorang ibu bisa merawat bayinya dengan baik tergantung dari

tingkat pengetahuan ibu untuk mengaplikasikan

pengetahuannya.

c) Pengalaman

Pengalaman merupakan gambaran pengetahuan atau

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai

upaya untuk memperoleh pengetahuan, hal ini dilakukan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa

lainnya.

Menurut Eisenberg , menyatakan bahwa pertama kali

seorang ibu merawat bayi mungkin akan merasa kecil hati

sejenak, merasa kaku untuk mengerjakannya dan ingin lari dari

kenyataannya. Perasaan ini hanya dialami setiap orang tua yang

baru pertama kali merawat anaknya karena kurangnya

ketrampilan dan pengalaman ibu dalam merawat bayi. Berbeda

dengan kelahiran anak kedua dan ketiga yang akan memberi

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

39

perubahan yang lebih jauh untuk memerankan fungsinya

dengan baik dalam merawat bayi.

d) Pekerjaan

Ibu yang bekerja dalam merawat bayinya juga

memberikan dampak yang sangat luas terhadap anaknya yaitu

dapat menyangkut kesehatan, keselamatan, keamanan,

pendidikan anak tersebut. Karena hak seorang anak dalam masa

pertumbuhan dan perkembangan adalah mendapat kasih sayang

dan perawatan secara continue (Suryabudhi, 2003).

e) Usia

Reaksi umum terhadap kelahiran bayinya sangat

bervariasi terutama jika terjadi reaksi pembelahan diri yang

menentang, merasa sangat dirugikan dan terhambat oleh

kehadiran bayinya karena bertambahnya macam-macam tugas

baru untuk merawat dan mengasuh bayinya. Perasaan semacam

ini terutama banyak dijumpai pada ibu-ibu yang usianya sangat

muda yang belum siap secara mental untuk menjadi seorang

ibu.

f) Sosial budaya

Sosial budaya juga mempengaruhi tindakan ibu dalam

merawat bayinya. Menurut Suryabudhi (2003) sejak kelahiran

bayi dorongan-dorongan biologis dan instruktif dari ibu

dilindungi dan distimulir oleh lingkungannya seperti halnya

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

40

usia ibu muda agar mampu menyusui serta memelihara

anaknya dengan cara memberikan macam-macam makanan dan

minuman tradisional seperti jamu. Ibu nifas berusaha

memberikan hal yang terbaik saja bagi bayinya dengan

mengikuti adat istiadat yang ada.

g) Sosial ekonomi

Menurut Kartono (1992) diantara kaum wanita kaya

raya, banyak yang memilih untuk menitipkan bayinya selama

beberapa tahun ke suatu rumah perawatan atau menyewa

seorang pengasuh untuk menyusui dan mengasuh anaknya,

agar tidak merasa direpotkan bayinya. Sedangkan ibu di kelas

ekonomi rendah lebih memilih untuk mengasuh anaknya

sendiri dari pada membayar seorang pengasuh untuk merawat

bayinya, sehingga ibu ini mempunyai pengetahuan dan

kepercayaan diri dalam merawat bayinya untuk berkontak

langsung dengan seorang bayi.

h) Dukungan suami

Primipara dan Multipara memiliki kebutuhan yang

berbeda. Multipara akan lebih realistis dalam mengantisipasi

keterbatasan fisiknya dan dapat lebih mudah beradaptasi

terhadap peran dan interaksi sosialnya. Primipara mungkin

memerlukan dukungan yang lebih besar dan tindak lanjut yang

mencakup rujukan ke badan bantuan dalam masyarakat.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

41

Keluarga dan teman-teman orang tua dan anak yang baru lahir

ini membentuk dimensi penting dalam jaringan sosial orang

tua, yang sebagian besar mungkin tergantung pada keadaan

budaya. Hubungan cinta dan emosi yang positif tampaknya

sangat penting untuk memperkaya kemampuan menjadi orang

tua dan mengasuh anak (Gottlieb,1980;Schomkoff;1984).

Orang tua atau keluarga mertua, yang membantu urusan rumah

tangga dan tidak mengganggu keleluasaan pribadi atau tidak

hanya memberi kritikan, akan sangat dihargai. Kadangkala

jaringan kekerabatan yang luas menimbulkan masalah karena

nasihat yang diterima oleh orang tua baru saling bertentangan.

Pada beberapa kelompok budaya, suatu jaringan kekerabatan

yang luas dapat menjadi unsur pendukung yang penting

(Jensen, 2004, p.516).

2) Faktor pendukung

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat

pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan

makanan yang bergizi dan sebagainya, termasuk juga fasilitas

pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik,

posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktik swasta

dan sebagainya.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

42

Faktor pemungkin adalah suatu faktor yang mendukung terjadinya

suatu perilaku, misalnya untuk terjadinya perilaku ibu untuk

merawat bayi baru lagir maka di perlukan: tersedianya persiapan-

persiapan dalam merawat bayi sesuai SOP yang sudah ditetapkan

oleh bidan.

3) Faktor pendorong

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh

masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas

termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang,

peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah

yang terkait dengan kesehatan untuk berperilaku sehat

(Notoatmodjo, 2003).

Faktor penguat merupakan faktor pendukung selain pengetahuan,

sikap dan fasilitas. Sering terjadi bahwa masyarakat sudah

mengetahui tatacara merawat bayi dan juga tersedia fasilitas di

lingkungannya, tetapi mereka belum melaksanakan karena suami,

orang tua dan mertua tidak mendukung.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Bayi 1. - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files//disk1/149/jtptunimus-gdl-ikaseptigu-7426-3-babii.pdfMeskipun menurut ukuran orang dewasa bayi mempunyai

43

E. Kerangka Teori

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Green (1980) dikutip dari Jensen (2004)

Faktor predisposisi: - Pengetahuan - Usia - Pendidikan - Paritas - Pekerjaan - Pengalaman - Sosial Ekonomi - Sosial Budaya

Faktor pendukung : - Ketersediaan sarana

pendukung

Faktor Pendorong : - Tokoh masyarakat - Sikap petugas

kesehatan - Dukungan keluarga

dan suami

Perawatan Bayi 1. Memandikan bayi 2. Pemberian ASI