bab ii tinjauan pustaka 2.1 pengertian

17
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian 1. Transportasi a. Menurut Abbas Salim (1993:8), dalam pemanfaatan transportasi ada tiga moda yang dapat digunakan dimana tiap moda transportasi mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, yaitu : 1) Pengangkutan melalui laut ( sea transportation ) 2) Pengangkutan melalui darat ( kereta api, bus, truk ) 3) Pengangkutan melalui udara b. Untuk pengelolaan transportasi, banyak faktor ekstern yang bisa mempengaruhi jalannya kegiatan perusahaan, antara lain : 1) UU/PP ( Undang-undang / Peraturan Pemerintah) Undang-undang atau kebijaksanaan pemerintah merupakan faktor yang dominan mempengaruhi terhadap pengelolaan usaha transportasi. Contoh : Undang-undang Lalu lintas di jalan raya, peraturan yang menyangkut dengan penerbangan dan pengangkutan di laut (SOLAS) 2) Kebijaksanaan atau Pengaturan Pihak Pemerintah Pusat dan Daerah Kebijaksanaan Pemerintah yang ikut mempengaruhi atas usaha transportasi adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai pengadaan bis untuk umum (ada merk jenis-jenis tertentu yang ditentukan oleh pemerintah yang bisa dipakai untuk umum) selain itu ada Undang-undang yang mengatur mengenai transportasi. 3) Pengaruh pemakai jasa (demand) Perusahaan angkutan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa-jasa angkutan, agar memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pengguna jasa. Bagi pemakai jasa yang

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

1. Transportasi

a. Menurut Abbas Salim (1993:8), dalam pemanfaatan transportasi ada

tiga moda yang dapat digunakan dimana tiap moda transportasi

mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda antara yang satu

dengan yang lain, yaitu :

1) Pengangkutan melalui laut ( sea transportation )

2) Pengangkutan melalui darat ( kereta api, bus, truk )

3) Pengangkutan melalui udara

b. Untuk pengelolaan transportasi, banyak faktor ekstern yang bisa

mempengaruhi jalannya kegiatan perusahaan, antara lain :

1) UU/PP ( Undang-undang / Peraturan Pemerintah)

Undang-undang atau kebijaksanaan pemerintah merupakan faktor

yang dominan mempengaruhi terhadap pengelolaan usaha

transportasi.

Contoh : Undang-undang Lalu lintas di jalan raya, peraturan yang

menyangkut dengan penerbangan dan pengangkutan di

laut (SOLAS)

2) Kebijaksanaan atau Pengaturan Pihak Pemerintah Pusat dan Daerah

Kebijaksanaan Pemerintah yang ikut mempengaruhi atas usaha

transportasi adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah

mengenai pengadaan bis untuk umum (ada merk jenis-jenis tertentu

yang ditentukan oleh pemerintah yang bisa dipakai untuk umum)

selain itu ada Undang-undang yang mengatur mengenai transportasi.

3) Pengaruh pemakai jasa (demand)

Perusahaan angkutan dalam rangka memenuhi kebutuhan

masyarakat akan jasa-jasa angkutan, agar memberikan pelayanan

yang sebaik-baiknya kepada pengguna jasa. Bagi pemakai jasa yang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

8

diutamakan dalam soal pengangkutan ialah aman, teratur, tertib,

memuaskan, cepat, serta menyenangkan.

2. Transportasi Laut

a. Transportasi Laut sebagai salah satu moda transportasi memiliki

beberapa keuntungan. Menurut Rustian Kamaluddin (2003:20),

keuntungan pemakaian pengangkutan kapal dibandingkan dengan

transportasi lainnya terutama untuk angkutan jarak jauh adalah karena

hal-hal berikut :

1) Volume dari barang yang mampu diangkut (dengan kapal) adalah

relatif jauh lebih besar

2) Tractive effort (tenaga untuk menggerakkan) yang dibutuhkan untuk

benda yang bergerak di atas air adalah lebih sedikit dibandingkan

dengan benda yang bergerak diatas roda (jalan), sehingga biaya

eksploitasinya relatif lebih kecil

3) Untuk pemakaian laut atau sungai sebagai jalannya biasanya tidak

dipungut biaya pemakaian jalan kepada perusahaan angkutan yang

menggunakannya

b. Menurut M. Suwiyadi HR (1999:16), penggunaan alat transportasi

melalui angkutan laut perlu dikembangkan karena dilihat dari segi

tarifnya adalah relatif rendah yang disebabkan karena hal-hal sebagai

berikut :

1) Atractive effort (usaha atau daya tarik) yang dibutuhkan untuk

menggerakkan benda yang berada di atas air adalah relatif lebih kecil

sehingga ongkos bahan bakar dan tenaga penggeraknya pun adalah

kecil pula

2) Pada umumnya tidak ada biaya-biaya pemeliharaan serta biaya

pembuatan jalan melalui air sehingga tidak menjadi beban bagi

usaha pengangkutan melalui air

c. Dalam perkembangan prasarana angkutan laut, ada bermacam-macam

fasilitas dan sarana yang digunakan :

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

9

1) Alat transportasinya berupa kapal dan perahu

2) Terminal dengan fasilitas yaitu : pelabuhan, dermaga, fasilitas dok,

dan alat bongkar muat

3) Jalan airnya seperti sungai, danau, dan laut

4) Tenaga pengeraknya yaitu berupa perahu layar, kapal api/uap, dan

kapal motor.

3. Pengertian Pelaksanaan

Menurut penelitian yang dilakukan Asisten wakil rektor senior

akademik bidang operasional pendidikan dan pengendalian mutu (2004),

dengan judul penjelasan “satu siklus” pelaksanaan menyeluruh sistim

penjaminan mutu pendidikan tinggi UGM, Pelaksanaan yang berarti telah

memiliki organisasi dan prosedur pelaksanaan pada tingkat uiversitas

fakultas jurusan atau bagian dan program study, termasuk di dalamnya

adalah sumber daya manusia untuk melaksanakan.

Menurut sumber internet dari wikipedia.com, proses adalah urutan

pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain,

mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya,

yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh

perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di

bawah pengaruhnya

Menurut Komarudin (1994:3), pelaksanaan adalah sistim

pembentukan jaringan yang dengan istimewa diciptakan untuk membantu

pimpinan dalam pengawasan biaya yang dibutuhkan untuk program,

jumlah keperluan, dan waktu.

Berdasarkan definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa

pelaksanaan adalah perbuatan melaksanakan suatu pekerjaan atau tindakan

yang sudah direncanakan atau keputusan yang akan dilakukan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan dengan kata lain pelaksanaan merupakan

prosedur atau langkah kerja yang akan dilakukan oleh seseorang atau

kelompok dalam mencapai manfaat bersama.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

10

4. Pengertian Pemuatan

Menurut Martopo dan Soegiyanto (2004:7), stowage atau Penataan

muatan merupakan suatu istilah dalam kecakapan pelaut, yaitu suatu

pengetahuan tentang memuat dan membongkar muatan dari dan ke atas

kapal sedemikian rupa agar terwujud prinsip - prinsip pemuatan yang baik.

Untuk itu para perwira kapal dituntut untuk memiliki pengetahuan yang

memadai baik secara teori maupun praktek tentang jenis-jenis muatan,

perencanaan pemuatan, sifat dan kualitas barang yang akan dimuat,

perawatan muatan, penggunaan alat-alat pemuatan, dan ketentuan-

ketentuan lain yang menyangkut masalah keselamatan kapal dan muatan.

5. Pengertian Urea Prill

Menurut Martopo dan Soegiyanto (2004:7), jenis-jenis muatan ditinjau

dari cara pemuatannya :

a. Muatan curah (bulk cargo), misalnya beras, jagung, gandum, garam,

dan lainnya.

b. Muatan campuran (general cargo), misalnya kopi teh, sawn timber, roll

kabel, plat besi, dan lainya.

c. Muatan dingin (refrigerated cargo), misalnya daging, buah-buahan,

sayuran, dan lainnya.

d. Muatan hasil minyak baik cair maupun gas, misalnya minyak mentah,

minyak tanah, LNG, dan lainnya.

e. Muatan container (LASH=Lighter Aboard Ship)

Menurut Istopo (1999:233), muatan curah atau bulk ialah muatan yang

dikapalkan tanpa kemasan. Jenis muatan seperti itu ialah antara lain: bijih

besi (iron ore), biji tembaga, bouxite, batu bara, dan lain-lain. Yang

termasuk bahan makanan antara lain : grain termasuk biji gandum, kacang

kedelai, jagung, dan lain-lain.

Menurut Sutiyar, dkk (1994:17), Bulk cargo adalah muatan terlepas

(muatan yang dimuat tak terbungkus, seperti biji-bijian, gandum, batu

arang, cement clinker, batu bara, pupuk dan sebagainya.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

11

Menurut BC Code (2001:4), Solid bulk cargo is any material, other

than liquid or gas, consisting of a combination of particles , granules or

any large pieces of material, generally uniform in composition, which is

loaded directly into the cargo spaces of a ship without any intermediate

form containment.

Terjemahan bebas, muatan curah padat adalah muatan selain cairan atau

gas, terdiri dari gabungan partikel-partikel, butiran-butiran atau suatu jenis

bahan, umumnya seragam dalam komposisinya yang dimuat langsung ke

dalam ruang palka di kapal tanpa adanya bentuk kemasan atau

pembungkus.

Urea disebut juga pupuk nitrogen (N), adalah pupuk kimia yang

mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Pupuk urea mengandung unsur

Nitrogen sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung

46 kg Nitrogen. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat

diperlukan tanaman. Urea dibuat dari reaksi antara amoniak dengan karbon

dioksida dalam suatu proses kimia menjadi urea padat dalam bentuk prill

(ukuran 1-3 mm) atau granul (ukuran 2-4 mm). Urea prill paling banyak

digunakan untuk segmen tanaman pangan dan industri, sedangkan urea

granul lebih cocok untuk segmen perkebunan, meskipun dapat juga untuk

tanaman pangan.

Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus

kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan

sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya

disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Khusus urea bersubsidi

dengan merek Pupuk Indonesia, produk urea berwarna pink.

Urea Prill Daun Buah adalah merek yang digunakan untuk pupuk Urea

Prill Non Subsidi produksi Pupuk Kaltim, berwarna putih dengan ukuran

butiran 1 -2 mm. Untuk pelayaran panjang beratnya akan hilang sekitar 5%

atau lebih. Ini disebabkan oleh penguapan. Dari inilah maka muatan kering

yang mudah terpengaruh oleh uapnya tidak boleh ditata berdekatan dengan

urea prill, juga tidak boleh ditata dekat barang yang basah atau lembab.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

12

Setelah pembongkaran urea prill yang tercecer harus segera dibersihkan

karena dapat menimbulkan karatan. Menurut BC Code (2001:128), urea

prill memiliki stowage faktor 0,81 sampai 1.12 m3/T, berwarna putih,

moisture variable 5.5%.

6. Pengertian Kapal Curah

Menurut Collision Regulation 1972, kata “kapal” meliputi semua jenis

pesawat air termasuk pesawat yang tidak memindahkan air dan pesawat-

pesawat terbang laut yang dipakai atau dapat dipakai sebagai alat

pengangkutan diatas air.

Menurut M. Suwiyadi HR (1999:14), bulk cargo carrier adalah kapal

yang dibangun khusus untuk mengangkut muatan curah yang dikapalkan

dalam jumlah banyak sekaligus.

Menurut sumber internet dari wikipedia.com, a bulk carrier, kargo

curah, atau bulker adalah kapal dagang yang dirancang khusus untuk

mengangkut unpackaged kargo curah, seperti biji-bijian, batu bara, bijih

besi, dan semen.

Menurut Sutiyar, dkk (1994:148), bulk cargo carrier adalah kapal yang

dibangun untuk mengngkut muatan jenis curah, gandum, biji-bijian, biji

besi, batu bara halus. Ruang palka polos tanpa tween deck. Muatan

langsung jatuh di atas plat tank top. Untuk membongkar muatan ke darat,

dipakai alat penyedot dengan kompresor angin yang kuat.

7. Pengertian Ruang Palka

Menurut Istopo (1999:67), menyiapkan ruang palka untuk muatan

general cargo, pada umumnya sama pelaksanaannya adalah sebagai

berikut :

a. Disapu bersih mulai dari atas ke bawah. Jadi tween deck lebih dulu baru

lower hold. Bekas papan-papan dunnage atau penyangga muatan

terdahulu, dikumpulkan jadi satu diikat di tempat yang sudah bersih.

Yang rusak atau dapat merusak muatan seperti yang berminyak harus

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

13

disingkirkan dari dalam palka. Terpal-terpal penutup atau pemisah atau

yang dipakai sebagai dunnage muatan yang terdahulu dicopot dan

disimpan dalam gudang atau tempat khusus. Untuk menjaga kotoran-

kotoran debu, maka sebelum disapu diciprati air dan dikerjakan dengan

hati-hati agar tidak sampai berlumpur. Paling baik kalau dipergunakan

serbuk gergaji.

b. Membuka tutup-tutup got, dan harus diperiksa oleh seorang mualim.

Saringan kemarau atau strumboxes dibersihkan dan dites pompa

lensanya dengan menggunakan kaleng berisi air. Berdasarkan

pengalaman maka seorang mualim dengan menggunakan telapak

tangannya yang ditempelkan di ujung pipa lensa itu atau dengan

menggunakan suara hisapan angin dalam pipa lensa, dapat menentukan

apakah pompa lensanya cukup baik daya hisapnya. Scupper di tween

deck harus dites. Sumbat-sumbatannya dicopot apabila muatan

sebelumnya adalah bulk cargo. Setelah itu papan penutup got dan

strumboxes dipasang kembali. Pipa-pipa dalam palka harus diperiksa.

Kelalaian dalam hal ini dapat menimbulkan kerusakan yang

mengejutkan.

c. Bagian-bagian yang disemen dalam got diperiksa.

d. Alat-alat kebakaran atau alat CO2 harus dites.

e. Papan-papan penutup palka di tween dek harus diperiksa kondisinya.

Terpal penutup palka diatas harus diperiksa, dan paling sedikit harus

ada dua lembar dalam keadaan baik.

f. Papan-papan penutup tangki dasar berganda (spareceiling) diperiksa

dan ditempatkan yang baik.

g. Pagar-pagar keamanan (guard rail), rantai atau talinya dan tiangnya

yang berada di tween dek dipasang semestinya. Kelalaian dalam hal ini

akan dapat menimbulkan masalah dengan persatuan buruh setempat dan

dapat mengakibatkan keterlambatan (delay).

h. Dunnage harus disusun sedemikian rupa sesuai kebutuhannya, siap

menerima muatan. Di beberapa pelabuhan ada kalanya dunnage

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

14

diletakkan di dalam palka dan pihak stewador setempat yang akan

mengaturnya sebelum pemuatan dimulai.

Dalam beberapa hal, maka pembersihan palka perlu dengan pencucian

air dek atau dicuci, jika muatan sebelumnya merupakan komoditi yang

mengandung zat-zat yang dapat merusak bagian kapal, seperti sirup gula,

garam, salpeter, pupuk, dan lainnya.

Menurut Istopo (1999:69), jika muatan sebelumnya baunya sukar

dihilangkan meskipun telah dicuci dengan air laut, kemudian dibilas

dengan air tawar, dan kemudian palkanya dibuka sesuai dengan prosedur

dan dikeringkan dengan aliran udara dari luar. Namun ternyata dengan

cara ini masih terdapat bau yang tajam. Terutama jika muatan berikutnya

adalah beras atau bahan makanan maka Cargo Surveyor akan menolak

kondisi palka tersebut.

Pengalaman menunjukkan bahwa jalan penyelesaiannya ialah pada tiap

palka dibakarkan biji kopi dalam kaleng, lalu palkanya ditutup. Kopi yang

dibakar ialah kopi yang kering. Kopi yang dibakar bau asapnya akan

menempel pada dinding palka kemudian meresap dan mengalahkan bau

yang tidak enak sebelumnya.

8. Pengertian Lime Coating

Proses lime coating merupakan bagian utama dalam pelaksanaan

pemuatan urea prill dalam bentuk curah. Karena proses ini dilakukan

untuk mencegah terjadinya kontak langsung antara muatan urea prill curah

yang bersifat mudah mengkorosi dengan dinding palka yang terbuat dari

baja.

Menurut hasil wawancara dengan narasumber (Mualim I) tentang lime

coating, dikatakan bahwa :

“Lime coating is one of procedures before loading of urea prill in bulk.

For protect wall of cargo hold from urea prill characteristic. For make

lime coating we need : Lime powder, powder milk, sugar, drum, fresh

water. About 40 kg Lime powder mixed with a half of water. Mixing milk

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

15

powder about 40 kg, sugar 50 kg, and mixed until easy to sprayed in wall

of cargo hold with wilden pump”

Menurut terjemahan bebas, lime coating adalah salah satu prosedur

sebelum memuat urea prill curah. Untuk melindungi dinding-dinding palka

dari sifat urea prill. Untuk pembuatan lime coating kita perlu :

Bubuk gamping, susu bubuk, gula, drum, air tawar. Kira-kira 40 kg

Bubuk gamping dicampur dengan air kira-kira setengah drum. Campurkan

40 kg susu bubuk, dan 50 kg gula, aduk terus sampai kira-kira mudah

untuk disemprotkan ke dinding palka menggunakan wilden pump.

2.2 Prinsip Dasar Pemuatan

Menurut Martopo dan Soegiyanto (2004:7), stowage atau Penataan muatan

merupakan suatu istilah dalam kecakapan pelaut, yaitu suatu pengetahuan

tentang memuat dan membongkar muatan dari dan ke atas kapal sedemikian

rupa agar terwujud 5 prinsip pemuatan yang baik. Untuk itu para perwira

kapal dituntut untuk memiliki pengetahuan yang memadai baik secara teori

maupun praktek tentang jenis-jenis muatan, perencanaan pemuatan, sifat dan

kualitas barang yang akan dimuat, perawatan muatan, penggunaan alat-alat

pemuatan, dan ketentuan-ketentuan lain yang menyangkut masalah

keselamatan kapal dan muatan. Adapun 5 prinsip pemuatan yang baik adalah:

1. Melindungi awak kapal dan buruh (Safety of crew and longshoreman)

Melindungi awak kapal dan buruh adalah suatu upaya agar mereka

selamat dalam melaksanakan kegiatan. Untuk itu perlu diperhatikan hal-

hal sebagai berikut :

a. Penggunaan alat-alat keselamatan kerja secara benar, misalnya sepatu

keselamatan, helm, kaos tangan dan pakaian kerja.

b. Memasang papan-papan peringatan.

c. Memperhatikan komando dari kepala kerja.

d. Tidak membiarkan buruh lalu lalang di daerah kerja.

e. Tidak membiarkan muatan terlalu lama menggantung di tali muat

karena bisa membahayakan sling wire dari crane itu sendiri.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

16

f. Memeriksa peralatan bongkar muat sebelum digunakan sehingga dalam

keadaan baik dan siap pakai.

g. Tangga akomodasi (gang way) diberi jala – jala.

h. Memberi penerangan secara baik dan cukup saat bekerja di malam hari

i. Bekerja secara tertib dan teratur mengikuti perintah

j. Jika ada muatan di deck, dibuatkan jalan lalu lalang orang secara bebas

dan aman sehingga tidak mengganggu kegiatan harian orang kapal.

k. Semua muatan yang dapat bergerak dilashing dengan kuat.

l. Muatan di deck memiliki ketinggian yang tidak mengganggu

penglihatan saat bernavigasi.

m. Mengadakan tindakan berjaga-jaga secara baik.

n. Muatan berbahaya harus dimuat sesuai dengan aturan SOLAS.

2. Melindungi kapal (to protect the ship)

Melindungi kapal adalah suatu upaya agar kapal tetap selamat selama

kegiatan muat bongkar maupun dalam pelayaran, misalnya menjaga

stabilitas kapal, jangan memuat melebihi deck load capacity,

memperhatikan SWL (Safety Working Load) peralatan muat bongkar.

3. Melindungi muatan (to protect the cargo)

Dalam peraturan perundang-undangan internasional dinyatakan bahwa

perusahaan atau pihak kapal bertanggung jawab atas keselamatan dan

keutuhan muatan sejak muatan itu dimuat sampai muatan itu dibongkar.

Oleh karena itu pada waktu memuat, membongkar, dan selama dalam

pelayaran, muatan harus ditangani secara baik. Pada umumnya kerusakan

muatan disebabkan oleh :

a. Pengaruh dari muatan lain yang berada dalam satu ruang palka

b. Pengaruh air, misalnya terjadi kebocoran, keringat kapal, keringat

muatan, dan kelembaban udara dalam ruang palka

c. Gesekan antar muatan dengan badan kapal

d. Penanggasan (panas) yang ditimbulkan oleh muatan itu sendiri

e. Pencurian (pilferage)

f. Penanganan muatan yang tidak baik

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

17

4. Melakukan muat bongkar secara cepat dan sistematis (rapit and systematic

loading and discharging)

Agar pelaksanaan pemuatan dan pembongkaran dapat dilakukan secara

cepat dan sistematis, maka sebelum kapal tiba di pelabuhan pertama di

suatu negara, harus sudah tersedia rencana pemuatan dan pembongkaran

(stowage plan). Meskipun telah direncanakan secara baik dan

dilaksanakan dengan baik pula, namun masih sering terjadi adanya

kekeliruan-kekeliruan seperti timbulnya long hatch, over stowage

(pemblokiran), over carriage (muatan yang terbawa) dimana ini semua

harus dihindarkan.

5. Penggunaan ruang muat semaksimal mungkin.

Dalam melakukan pemuatan harus diusahakan agar semua ruang muat

dapat terisi penuh oleh muatan atau kapal dapat memuat sampai sarat

maksimum, sehingga dapat diperoleh uang tambang yang maksimal.

Namun demikian, karena bentuk packing muatan tertentu, sering muatan

tidak dapat memenuhi ruang muat, kemungkinan lain adalah cara

pemadatan yang kurang baik, sehingga banyak ruang muat yang tidak

terisi oleh muatan. Ruang muatan yang tidak terisi muatan disebut broken

stowage. Dalam prinsip pemuatan, broken stowage harus diusahakan

sekecil mungkin dengan cara :

a. Menggunakan muatan pengisi (filler cargo)

b. Melaksananakan perencanaan yang baik

c. Pengawasan pada waktu pelaksanaan pemuatan

d. Penggunaan terap muatan (dunnage) secara efisien

e. Persiapan ruang palka disesuaikan dengan bentuk muatan.

2.3 International Maritime Solid Bulk Cargoes (IMSBC) Code

1. Pengenalan IMSBC Code

Mulai Tahun 1960 , IMO mulai mengembangkan sebuah aturan

internasional yang direprentasikan dalam sebuah kode yang mengatur

praktik yang aman untuk mengatasi segala masalah dalam pengiriman

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

18

kargo curah , dan aturan tersebut menjadi Code For Safe Practice For

Solid Bulk Cargo (BC Code). Beberapa edisi telah diterbitkan sejak edisi

pertama pada tahun 1965. Pada tahun 2008 , SM code diubah namanya

menjadi International Maritime Solid Bulk Cargoes (IMSBC) Code , dan

akan diperbarui secara teratur. Pemilik kapal telah mampu menerapkan

Kode IMSBC secara suka rela sejak 1 Januari 2009 dan akan menjadi

wajib bagi semua kapal yang mengangkut kargo curah padat, tanpa masa

transisi, pada 1 Januari 2011 ketika amandemen Konvensi Internasional

untuk Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS) mulai berlaku. Semua kapal

yang mengangkut kargo curah padat secara umum dan berbahaya kargo

curah yang solid pada khususnya akan diminta untuk mematuhi kode

IMSBC baru. Port State Control dan Otoritas Pelabuhan yang dari

sejumlah negara perdagangan besar membutuhkan bukti kepatuhan dengan

kode IMSBC, yaitu bahwa dokumen kepatuhan untuk pengangkutan dari

kargo curah padat berbahaya dalam jumlah banyak harus tersedia di kapal.

IMSBC Code 2011 ini juga berisikan rujukan tertentu untuk memantau

dan mengukur gas-gas sehubungan dengan pengangkutan kargo batu bara.

Gas ini meliputi Monoksida Karbon (CO), Metana (CH4), Oksigen (O2).

Satu paragraf yang sama sekali baru tentang sesuatu yang terkait

dengan self unloaders telah ditambahkan dalam kode yang baru yang

diberi judul: Pengukuran di ruang-ruang kargo dan self unloading diatas

kapal-kapal pengangkut muatan curah (bulkcarriers) yang dilengkapi

dengan alat bongkar muat yang kargonya masuk kedalamnya dengan

beratnya sendiri atau gravity fed self-unloading bulk carriers.

Bahaya utama yang terkait dengan pengiriman kargo curah padat adalah

yang berkaitan dengan kerusakan struktural karena distribusi kargo yang

tidak benar, kehilangan atau pengurangan stabilitas selama pelayaran dan

reaksi kimia kargo. Oleh karena itu, tujuan utama IMSBC Code adalah

untuk memfasilitasi penyimpanan yang aman dan pengiriman kargo curah

padat dengan memberikan informasi tentang bahaya yang terkait dengan

pengiriman beberapa jenis kargo curah padat dan instruksi mengenai

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

19

prosedur yang akan diadopsi saat pengiriman kargo curah padat yang harus

dipertimbangkan. Untuk menyelaraskan praktik dan prosedur yang harus

diikuti dan tindakan pencegahan yang tepat untuk dilakukan dalam

pemuatan, pemangkasan, pengangkutan dan pelepasan muatan curah padat

saat diangkut melalui laut, dan memastikan kepatuhan terhadap ketentuan

wajib Konvensi SOLAS.

2. Klasifikasi Muatan Curah Padat

Setelah diverifikasi oleh divisi keselamatan kapal, kargo curah

diklasifikasikan menurut sifat dan karakternya menjadi beberapa dari

kelompok berikut:

a. Kelompok A : Muatan yang mungkin mencair, jika dikirim dengan

kadar air melebihi batas kelembaban yang dapat diangkut. Contoh :

Mineral Concentrate, Nickel Ore, Coal Slurry. Pencairan berarti kargo

menjadi cair di kapal. Kargo yang rentan terhadap pencairan

mengandung sejumlah uap air dan partikel kecil, meskipun mungkin

terlihat relatif kering dan terperinci saat dimuat. Pencairan dapat

menyebabkan pergeseran kargo dan kehilangan stabilitas kapal. Batas

Kelarutan Transportable (TML) adalah kadar air maksimum yang

dianggap aman untuk pengangkutan muatan. Isi kelembaban muatan

sebenarnya harus berada di bawah TML.

Gambar 2.3.1 : Mineral Concentrate

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

20

Gambar 2.3.2 : Nickel Ore

Gambar 2.3.3 : Kapal kehilangan stabilitas karena muatan mencair

b. Kelompok B: kargo yang memiliki bahaya kimiawi yang dapat

menimbulkan situasi berbahaya di kapal. Contoh : Coal, Direct

Reduced Iron, Iron Oxide, Sodium Nitrate. Batubara adalah bahan

alami padat dan mudah terbakar yang terdiri dari karbon amorf dan

hidrokarbon. Dikenal sebagai kargo Grup B karena sifatnya yang

mudah terbakar dan sifat selfheating, namun juga dapat digolongkan

sebagai Grup A karena dapat mencair jika didominasi 75% terdiri dari

partikel berukuran kurang dari 4mm Batubara dapat menciptakan

atmosfir yang mudah terbakar, panas secara spontan, menguras

konsentrasi oksigen dan struktur logam. Beberapa jenis batubara bisa

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

21

menghasilkan karbon monoksida atau metana. Resiko utama yang

terkait dengan kargo Grup B adalah kebakaran dan ledakan, pelepasan

gas beracun dan korosi.

Pupuk berbasis nitrat, amonium nitrat mendukung pembakaran.

Jika dipanaskan, terkontaminasi atau terkurung ketat, pupuk dapat

meledak atau membusuk untuk melepaskan asap dan gas beracun.

Gambar 2.3.4 : Urea Prill

Gambar 2.3.5 : Sodium Nitrate

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

22

Gambar 2.3.6 : Coal on Fire in The Cargo Hold

c. Kelompok C: muatan yang tidak dapat dicairkan (Grup A) atau tidak

memiliki bahaya kimiawi (Grup B) tetapi tetap membawa bahaya.

Contoh : Iron Ore Pellets, Cement Clinker, Limestone, Gypsum. Kargo

Grup C yang mempunyai resiko dan tindakan mitigasi bijih besi dan

kargo dengan densitas tinggi. Kargo ini bisa sangat padat dan dapat

menyebabkan over stress pada tangki. Stowage Plan yang dibuat oleh

Mualim I harus benar – benar dipatuhi oleh setiap perwira jaga untuk

memastikan berat kargo merata selama pemuatan dan selama pelayaran

sehingga tangki tidak terlalu berat. Memuat bijih besi harus

mempertimbangkan operasi ballasting kapal dan urutan pemuatan untuk

masing – masing palkanya. Silika debu mudah terhirup dan bisa

mengakibatkan penyakit pernafasan. Harus melakukan tindakan

pencegahan yang tepat untuk melindungi ruang mesin dan akomodasi

dari muatan partikel halus, dan untuk mencegah muatan masuk ke

sumur lambung kapal. Pekerja yang sedang melakukan kerja harian di

main deck harus memakai helm, kacamata, masker filter debu, sarung

tangan dan pakaian pelindung untuk memastikan keselamatan kerja dari

setiap awak kapal.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

23

Gambar 2.3.7 : Iron Ore Pellets

Gambar 2.3.8 : Cement Clinker

Gambar 2.3.9 : The Damage Caused by an Explosion