bab ii pembahasan mengenai taman budaya. bab ii.pdf · seperti taman nasional, taman safari, taman...

27
7 BAB II PEMBAHASAN MENGENAI TAMAN BUDAYA Dalam bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan Taman Budaya, studi banding terhadap proyek sejenis dan spesifikasi umum proyek yang diperoleh dari sintesis teori literatur dan studi banding proyek sejenis. 2.1 Pemahaman Terhadap Taman Budaya Taman dalam keseharian orang pasti sudah tidak asing lagi, disetiap rumah, maupun kawasan pasti ada yang namanya taman. Taman identik dengan adanya rerumputan, pepohonan, serta lahan yang luas dan memberikan kesejukan.namun taman sendiri memiliki banyak jenis sesuai dengan fungsi dan aktivitas yang diwadahi. Seperti Taman Nasional, Taman Safari, Taman Bunga, Taman Baca, dll. Taman budaya seperti yang sudah diketahui mewadahi fungsi maupun aktivitas yang berhubungan dengan kebudayaan. Sehingga taman budaya menjadi salah satu jendela budaya, memberikan tempat bagi berbagai kesenian dan kebudayaan ditampilkan dan dipertunjukan di tempat ini. Selain menjadi sarana

Upload: phungtram

Post on 13-Jun-2019

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

PEMBAHASAN MENGENAI TAMAN BUDAYA

Dalam bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan Taman

Budaya, studi banding terhadap proyek sejenis dan spesifikasi umum proyek yang

diperoleh dari sintesis teori literatur dan studi banding proyek sejenis.

2.1 Pemahaman Terhadap Taman Budaya

Taman dalam keseharian orang pasti sudah tidak asing lagi, disetiap

rumah, maupun kawasan pasti ada yang namanya taman. Taman identik dengan

adanya rerumputan, pepohonan, serta lahan yang luas dan memberikan

kesejukan.namun taman sendiri memiliki banyak jenis sesuai dengan fungsi dan

aktivitas yang diwadahi. Seperti Taman Nasional, Taman Safari, Taman Bunga,

Taman Baca, dll.

Taman budaya seperti yang sudah diketahui mewadahi fungsi maupun

aktivitas yang berhubungan dengan kebudayaan. Sehingga taman budaya menjadi

salah satu jendela budaya, memberikan tempat bagi berbagai kesenian dan

kebudayaan ditampilkan dan dipertunjukan di tempat ini. Selain menjadi sarana

8

pengenalan akan kebudayaan yang ada, taman budaya juga dapat berperan penting

dalam upaya melestarikan budaya yang menjadi warisan leluhur dahulu.

Upaya pelestarian seni budaya yang dilakukan dalam sebuah Taman

Budaya bukan hanya dengan menggelar berbagai acara pentas kesenian semata,

namun dibalik itu ada berbagai kegiatan yang berantai. Dengan diadakannya suatu

pentas dalam Taman Budaya, maka secara tidak langsung memberikan

kesempatan kepada seniman-seniman untuk unjuk kebolehan, selain mendapatkan

honor untuk jasanya. Dengan hal tersebut maka kesejahteraan seniman menjadi

terjamin, dan nantinya akan bermunculan seniman-seniman lainnya.

Mungkin bagi sebagian orang profesi seniman tidak begitu menjanjikan,

Karena kesempatan untuk tampil sangat sedikit, apalagi seniman yang berada

pada daerah yang terpelosok. Maka dengan adanya Taman Budaya diharapkan

mampu menumbuh kembangkan semangat dari para seniman. Pembibitan

seniman dilakukan sebaiknya dari usia dini, baik pengenalan semata maupun

pelatihan langsung. Bukan hanya seniman pentas, melainkan seniman dalam

bidang seni lainnya juga mendapatkan tempat, misal seni rupa, baik murni

maupun terapan, dengan adanya pameran-pameran karya.

Pengenalan akan kebudayaan-kebudayaan yang dikategorikan tradisional

maupun kontemporer dapat berjalan dengan baik, pelestarian kebudayaan bukan

hanya tentang melestarikan apa yang sudah ada sejak dahulu, namun termasuk

didalamnya yaitu pengembangan seni budaya tersebut menjadi lebih menarik,

agar mengundang perhatian umum. Tentunya seni dan budaya yang

dikembangkan memang bukan seni budaya yang sakral, agar tidak adanya

penyimpangan-penyimpangan.

Secara garis besar, taman budaya merupakan sebuah gabungan antara

ruang terbuka dengan fasilitas gedung yang dapat digunakan untuk pertunjukan.

Gedung pertunjukan yang dimaksud adalah sebuah gedung teater atau pertunjukan

lain yang termasuk dalam pertunjukan bergerak. Ada pula pertunjukan kesenian

yang tidak bergerak, misalnya pameran karya-karya, baik dua dimensi maupun

tiga dimensi. Kesimpulannya adalah taman budaya merupakan suatu kompleks

yang terdiri dari ruang terbuka dan ruang tertutup dimana berfungsi sebagai

wadah dari berbagai aktivitas pertunjukan, pagelaran, serta sebagai tempat

9

berkumpulnya para seniman maupun masyarakat umum untuk saling berbagi ilmu

atau informasi mengenai seni dan budaya, sehingga dapat terus melestarikan seni

dan budaya warisan leluhur dahulu.

2.1.1 Kegiatan Taman Budaya

Taman budaya berfungsi sebagai tempat untuk melestarikan kebudayaan,

baik menampilkan atau mempertunjukan seni budaya tersebut. Dari fungsi

tersebut maka terdapat berbagai peluang kegiatan yang akan muncul (Sarwanto ,

2014 : 25).

1. Pagelaran pentas

Pentas termasuk dalam kategori pertunjukan gerak dinamis. Seni

pertunjukan ini mengutamakan ekspresi gerak yang dapat dipadukan dengan

iringan musik. Pertunjukan ini juga memungkinkan untuk adanya interaksi

antara pementas dan penonton secara langsung maupun tak langsung

(perasaan). Ada beberapa seni pentas yang berbeda, beberapa diantaranya :

a. Drama/teater

Drama atau teater merupakan sebuah seni pertunjukan dalam

bidang gerak, dengan mengambil sebuah alur cerita yang terdapat pesan

moral didalamnya.

b. Pentas musik

Pentas musik merupakan pentas yang menekankan pada suara

atau audio. Tentunya untuk mendukung pentas ini, ruangan harus

didukung dengan akustik dengan kualitas yang baik agar suara yang

dihasilkan juga bagus. Namun pentas musik bukan hanya dapat diadakan

di dalam bangunan, melainkan bias diadakan di luar bangunan.

c. Pentas tari

pentas tari merupakan gabungan antara gerak dengan aspek musik

yang menjadi pengiringnya. Pentas tari juga pada umumnya mengangkat

sebuah alur cerita.

10

2. Pameran

Pameran merupakan suatu kegiatan menampilkan / display

berbagai hasil karya seni berbentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi.

Secara umum pameran dapat dilakukan didalam maupun di luar

ruangan tergantung pada apa yang dipajang atau dipamerkan. Pameran

lebih menekankan pada penataan display yang mudah untuk dilihat dan

terlihat menarik. Karya-karya yang dipamerkan biasanya berupa

lukisan, patung, serta karya seni lain yang dapat dinikmati secara aspek

visual.

3. Workshop

Selain sebagai sarana untuk menampilkan berbagai karya seni,

kegiatan yang dapat diwadahi pada taman budaya adalah kegiatan

workshop atau sarasehan mengenai hasil karya yang dipertunjukan.

Kegiatan dapat dijadikan sebagai ajang belajar maupun tukar pikiran

antara para seniman maupun masyarakat umum mengenai kebudayaan

yang dibicarakan. Hal ini ini sesuai dengan fungsi taman budaya yaitu

selain sebagai tempat untuk mempertunjukan hasil karya seni

kebudayaan, juga dapat sebagai sarana memperkenalkan kebudayaan

tersebut kepada masyarakat secara lebih luas.

Selain kegiatan seperti yang sudah dijelaskan diatas, untuk

melancarkan setiap kegiatan di dalam taman budaya, maka perlu

adanya aktivitas penunjang, seperti :

a. Administrasi

Kegiatan administrasi termasuk didalamnya adalah pengelolaan

taman budaya, perijinan, maupun persiapan-persiapan sebelum

adanya kegiatan di taman budaya.

b. Kegiatan umum

Dapat dijadikan sebagai objek wisata, maka dari itu kegiatan-

kegiatan yang bersifat umum harus tersedia juga didalamnya, seperti

makan, minum, istirahat, dan yang lainnya.

11

2.1.2 Identifikasi Fasilitas Taman Budaya

Dari penjabaran mengenai kegiatan-kegiatan di dalam taman

budaya, maka didapat beberapa fasilitas untuk mampu menampung

berbagai kegiatan di dalam taman budaya (Sarwanto , 2014 : 27).

1. Ruang pertunjukan

Ruang pertunjukan dapat berupa dalam ruangan maupun terbuka

yang berfungsi sebagai ruang untuk mempertunjukan karya seni 2

dimensi maupun 3 dimensi. Dari jenis kegiatan yang ada, tempat untuk

pemenentasan pun terdiri dari beberapa jenis, antara lain :

a. Gedung Teater

Gedung atau ruang ini digunakan untuk seni pertunjukan dinamis,

yang menuntut adanya berbagai aspek, baik visual, audio, dan

lighting. Pada ruang ini terdapat stage / panggung untuk pementasan,

serta tempat duduk untuk para penonton. Gedung teater dapat berupa

tertutup maupun terbuka.

Bentuk panggung dalam sebuah gedung teater atau pertunjukan ada

tiga macam, yaitu (Effendi : 2012).

1) Panggung arena

Panggung yang dapat dilihat dari semua arah penonton,

biasanya berupa pertunjukan teater yang bersifat tradisional.

Gambar 2.1 bentuk panggung arena

Sumber : teaterku.wordpress.com

12

2) Panggung proscenium

Panggung jenis ini juga bias disebut sebagai panggung dalam

gedung, penonton dalam panggung proscenium hanya bisa

melihat dari arah depan dengan jarak tertentu. Biasanya berupa

seni pertunjukan modern.

3) Panggung campuran

Bentuk-bentuk panggung yang merupakan campuran dari

panggung arena dan proscenium. Biasanya terdiri dari bentuk

L, U, I, segi enam, segi lima, atau setengah lingkaran.

b. Galeri

Ruang ini digunakan untuk mempertunjukan atau memamerkan

hasil karya seni yang statis, atau tidak bergerak. Aspek visual sangat

berperan penting dalam ruangan ini. Di dalam galeri pada umumnya

merupakan ruangan dengan etalase yang ditata sedemikian rupa

sebagai tempat untuk memajang hasil karya tersebut. Pengunjung

dapat melihat hasil karya yang dipamerkan dengan jelas dan sangat

menarik sehingga penikmat tidak merasa kelelahan.

Gambar 2.2 bentuk penatan panggung proscenium

Sumber : teaterku.wordpress.com

Gambar 2.3 bentuk panggung campuran

Sumber : teaterku.wordpress.com

13

2. Ruang Pendukung

a. Office/kantor

Kantor merupakan tempat dimana para pengelola taman budaya

melakukan pekerjaannya. Serta melakukan persiapan-persiapan

yang perlu untuk menyelenggarakan acara di taman budaya

b. Ruang ganti

Dalam ruang ini, para pengisi acara melakukan persiapan-persiapan

sebelum pentas, misalnya mempersiapkan kostum, rias, serta hal

lain yang mendukung performance mereka diatas panggung.

c. Ruang latihan

Ruangan ini digunakan untuk latihan-latihan pada hari regular,

maupun untuk glady risk sebelum pentas.

d. Ruang kontrol

Ruang control berfungsi untuk melakukan pengaturan cahaya,

suara, dan kebutuhan lain saat dilangsungkannya sebuah acara di

panggung. Ruang control ini sangat berperan penting dalam

kelangsungan sebuah acara.

e. Ruang workshop

Ruang workshop digunakan untuk ajang pertemuan antara para

seniman atau masyarakat untuk bertukar pikiran maupun gagasan

dengan hal yang berhubungan dengan seni atau acara yang akan

digelar di taman budaya.

f. Perpustakaan

Dengan adanya perpustakaan dapat memberikan penambahan

pengetahuan tentang seni dan budaya kepada pengunjung, selain

dengan pertunjukan seni dan budaya yang digelar. Di perpustakaan

memuat beberapa referensi yang berkaitan dengan seni dan budaya.

g. Tempat suci

Tempat suci tentunya pasti ada dalam setiap fasilitas umum untuk

menjaga keselamatan aktivitas di taman budaya.

14

h. Toilet

Toilet merupakan fasilitas yang sudah umum dan sangat penting

keberadaannya di dalam fasilitas publik seperti taman budaya.

3. Ruang bebas

a. Lobby

Lobby merupakan area penyambut dalam sebuah gedung, lobby

biasanya merupakan ruang yang sedikit luas tanpa sekat yang

dilengkapi dengan ruang-ruang pendukung seperti informasi, dan

toilet.

b. Cafeteria

Area cafeteria digunakan sebagai tempat untuk beristirahat sambal

makan dan minum, ataupun untuk mengobrol.

c. Taman terbuka

Area taman terbuka dapat digunakan untuk berkumpul-kumpul atara

pengunjung, menikmati suasana yang ada, ataupun berfoto-foto.

d. Area parkir

Area parkir merupakan area pertama yang dijumpai sebelum

melakukan aktivitas di taman budaya, area parkir merupakan tempat

meletakan kendaraan yang dibawa oleh pelaku kegiatan, baik

pengunjung, pengelola, maupun penyelenggara acara.

2.1.3 Pelaku kegiatan Taman Budaya

Secara umum para pelaku di dalam taman budaya dapat dibagi

menjadi 3 (Sarwanto , 2014 : 23)

1. Pengunjung

Pengunjung merupakan salah satu pelaku utama dalam

sebuah fasilitas, baik taman budaya maupun yang lainnya. Setiap

taman budaya tentunya di dalam menyelenggarakan sebuah acara

atau event ingin menarik perhatian para pengunjung agar acara

berjalan dengan meriah. Pengunjung dapat dibagi menjadi dua,

yaitu wisatawan lokal baik berasal dari masyarakat umum setempat

15

maupun luar daerah, serta wisatawan mancanegara yang berasal dari

luar negeri.

2. Pengelola

Pengelola mrupakan suatu kelompok yang bertanggung jawab atas

pengelolaan taman budaya. Pengelola ini dapat berasal dari swasta

ataupun pemerintahan apabila taman budaya ini berada dibawah

naungan pemerintah daerah setempat. Pengelola sendiri bertugas di

dalam pemberian ijin terkait adanya peminjaman tempat untuk

sebuah acara.

3. Penyelenggara/pengisi acara

Penyelenggara merupakan pihak yang hendak melakukan sebuah

kegiatan di dalam areal taman budaya. Penyelenggara dapat berasal

dari pemerintahan, misalnya untuk menggelar sebuah pagelaran seni

dalam rangkaian acara ulang tahun kota, pihak swasta, masyarakat

umum, maupun seniman yang akan meminjam tempat untuk

menggelar acara seni dan budaya.

2.2 Tinjauan Fasilitas Sejenis

Tinjauan fasilitas sejenis dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

mengenai fasilitas Taman Budaya yang sudah ada, mengetahui fasilitas, kapasitas

dan juga tampilan bangunan yang digunakan. Pada tinjauan fasilitas sejenis ini

mengambil tiga contoh Taman Budaya yaitu, Taman Budaya Bali (Art Centre),

Taman Ismail Marzuki, dan Taman Budaya Yogyakarta.

2.2.1 Taman Budaya Bali (Art Centre)

Taman budaya Bali ini terletak di jalan nusa indah kurang lebih 2 km

kearah timur kota Denpasar. Taman budaya ini mulai digagas oleh Prof. Ida

Bagus Mantra yang kemudian memberikan mandat kepada seorang arsitek

terkemuka untuk merancang kawasan taman budaya ini, yaitu Ida Bagus

Tugur pada tahun 1969 yang bertujuan untuk melestarikan seni budaya

daerah Bali. Seperti yang terlihat pada gambar 2.4 bagaimana masterplan

Taman Budaya Bali.

16

Suasana kebudayaan Bali sangat kental dalam Taman Budaya ini, dapat

dilihat dari luar, bagaimana pada papan nama dan gerbang utama (gambar 2.5)

mencirikan kebudayaan Bali.

Gambar 2.5 Papan nama Taman Budaya (kiri) Pintu masuk menuju Taman Budaya (kanan)

Sumber : Observasi lapangan 9/10/2015

21. Bale Pepawosan

22. Ayodya Open Stage

23. Jembatan gajah Mina

24. Candi Bentar

25. Taman Ardha Candra

26. Panggung Terbuka Ardhacandra

27. Kalangan Angsoka

28. Kalangan Ratna Kanda

29. Gedung Ksirarnawa

30. Kalangan Madya Mandala

31. Pintu Keluar

1. Gerbang selatan

2. kantor Taman Budaya

3. Area parkir

4. Jembatan

5. Patung Kumbakarna

6. Wantilan

7. Wisma Seniman

8. Studio Patung

9. Bale Panjang

10. Krya Sembrani Occihcrawa

11. kalangan Krya mandala

12. Mahudara mandara Giri

Bhuwana

13. Bale kambang

14. Bale gili

15. Taman Udiyana Ratnalaya

16. Patung Giri Putri, Bagawan

gangga, Dewi Gangga

17. Pura Giri Putri

18. Perpustakaan Widya Kusuma

20. Pura Taman Beji

19. Bale Selonding

Gambar 2.4 masterplan Taman Budaya Bali

Sumber : UPT Taman Budaya Bali

17

1. Tugas Pokok dan Fungsi Taman Budaya Bali

a. Menggali, menumbuh kembangkan, mengangkat, menampilkan,

menginformasikan, dan melestarikan seni budaya daerah khususnya dan

kesenian lain yang berbentuk klasik, tradisional, kreasi baru, sebagai hasil

kreativitas dan aktivitas para seniman di masyarakat.

b. Memelihara kelestarian, pengembangan dan pemberdayaan Unit Pelayanan

Teknis (UPT) Taman Budaya secara berkesinambungan.

c. Memberikan motivasi bagi para seniman dan pengerajin agar lebih kreatif

dalam berkarya demi terpeliharanya budaya nasional pada umumnya dan

daerah pada khususnya.

d. Dapat mengadaptasi pengaruh budaya luar yang positif dan menangkal

pengaruh negative akibat kemajuan teknologi dan globalisasi.

e. terjalinnya hubungan yang baik antara seniman pengerajin, dan pihak ketiga

sehingga kegiatan di UPT Taman Budaya dapat berkesinambungan.

2. Struktur Organisasi

3. Fasilitas di Taman Budaya Bali

Pengunjung umumnya memasuki lokasi Taman Budaya melalui pintu

masuk disebelah selatan. Setelah melewati angku-angkul pengunjung menuju

tempat parkir yang terletak di sebelah barat Taman Budaya. Tempat parkir ini

merupakan milik Banjar Kedaton, jadi pengelolaannya bekerjasama dengan

Ketua UPT Taman Budaya

KASUBAG tata usaha

KASI Dokumentasi dan Informasi

KASI Penyajian dan Pengembangan

Seni

Gambar 2.6 Struktur Organisasi Taman Budaya Bali

Sumber : UPT Taman Budaya Bali

18

Banjar Kedaton. Fasilitas dalam Taman Budaya Bali dibagi menjadi beberapa

kelompok, yaitu :

a. Kawasan Suci

1) Pura Taman Beji, pura seluas ±100 m² merupakan tempat

persembahyangan bagi karyawan/wati UPT Taman Budaya dan

masyarakat sekitar.

2) Bale Selonding, bangunan ini berdiri diatas tanah seluas 10 m². berada di

depan putra dalem penghulu, yang digunakan untuk persiapan saat ada

upacara di pura.

3) Perpustakaan Widya Kusuma, gedung perpustakaan ini selesai dibangun

pada tahun 1975. Bangunannya berupa gedung seluas 300 m² yang

terdiri dari 2 lantai.

4) Bale Gili, terletak disisi timur laut kolam. Bale ini terinspirasi dari cerita

Sutasoma yang menggambarkan keindahan Taman Udayana Ratnalaya

yang kaera keelokannya dijadikan tempat pertemuan antara Sutasoma

dengan dewi candrawati.

5) Bale Pepawosan Amertha Saraswati, Bale Pepawosan dibangun ditanah

seluas 100 m² , pembangunannya selesai dilakukan pada tahun 1975.

Berfungsi sebagai tempat berdiskusi sastra “Dharma Wacana”.

b. Gedung

1) Gedung Krya Sembrani Occihcrawa, gedung ini dibangun diatas tanah

seluas 300 m². Tempat ini dipergunakan sebagai tempat pameran tidak

tetap/berubah-ubah, sesuai jadwal kegiatan Taman Budaya.

2) Gedung Pameran Utama : Mahudara Mandara Giri Bhuvana, gedung

yang berdiri diatas tanah seluas 800 m² ini diresmikan penggunaanya

sebagai tempat pameran pada tanggal 14 Februari 1973. Selama

penggunaanya, bangunan ini digunakan untuk memamerkan koleksi

karya seni para seniman-seniwati berprestasi yang telah mendapatkan

pengakuan. Gedung ini terdiri dari 2 lantai yang masing-masing

ruangannya memiliki jenis-jenis pameran koleksi yang berbeda-beda.

Seperti pada gambar 2.7.

19

3) Gedung Ksirarnawa, berasal dari Bahasa sansekerta yang berarti lautan

susu yang terispirasi dari cerita pemutaran gunung Mandhara Giri di

lautan susu. Gedung Ksirarnawa seluas 5.500 m² sebagai panggung

tertutup. Pada lantai 2 terdapat panggung berkapasitas 525 orang. Untuk

lantai 1 berfungsi sebagai kantor dan ada ruang pameran untuk

pengerajin-pengerajin lokal. Seperti pada gambar 2.8 yang

memperlihatkan tampak luar bangunan.

Gambar 2.8 Foto gedung Ksirarnawa

Sumber : Observasi lapangan 9/10/2015

c. Panggung terbuka / Kalangan

1) Kalangan Krya Mandala, panggung seluas 180 m² ini persis berada di

depan gedung Krya Sembrani Occihcrawa. Kalangan Krya Mandala

berfungsi untuk tempat pagelaran berskala kecil baik rutin maupun tidak.

Gambar 2.7 Foto Gedung Pameran Utama : Mahudara Mandara Giri Bhuvana

Sumber : Observasi lapangan 9/10/2015

20

Dapat juga digunakan untuk pementasan tari calonarang, tari legong,

dan lain sebagainya saat acara Pesta Kesenian Bali.

2) Kalangan Ayodya, Kalangan seluas 300 m² ini mampu menampung

hingga 300 orang penonton. Kalangan Ayodya sering dipergunakan

untuk mementaskan kegiatan rutin Taman Budaya seperti Tari, Kecak,

olah seni, dan lainnya.

3) Kalangan Angsoka, panggung seluas 300 m² yang terletak disebelah

kanan panggung terbuka Ardhacandra ini dapat menampung 200

penonton. Berfungsi sebagai tempat pertunjukan rutin yang

diselenggarakan oleh Taman Budaya.

4) Kalangan Ratna Kandha, panggung seluas 300 m² ini dapat menampung

±150 orang penonton. Fungsi kalangan Ratna Khanda juga sebagai

tempat pagelaran rutin Taman Budaya. Gambar 2.9 menunjukan

bagaimana tata panggung dan penonton kalangan ratna kandhala.

Gambar 2.9 Foto kalangan Ratna Kandha

Sumber : Hasil observasi lapangan 9/10/2015

d. Studio, gedung yang dibangun pada tahun 1975 dengan luas bangunan 200

m² ini berfungsi sebagai tempat mendemonstrasikan kegiatan melukis dan

latihan seni tari serta tabuh.

4. Fasilitas Pendukung Lain

a. Jembatan Gajah Mina, jembatan ini menghubungkan lokasi sepi dengan

lokasi keramaian. Memiliki panjang 7 m dan lebar 3 m.

21

b. Wantilan, berfungsi sebagai tempat pertunjukan rutin Taman Budaya.

Berkapasitas 300 orang penonton yang dilengkapi dengan ruang rias dan

kamar kecil.

c. Wisma Seniman, terletak disebelah disisi barat laut kawasan Taman Budaya.

Bangunannya seluas ±120 m² yang dilengkapi beberapa kamar tidur, kamar

tamu, kamar mandi, dan garasi. Wisma seniman ini berfungsi untuk tempat

menginap para seniman, maupun pejabat lain.

d. Kori Agung Panggung Terbuka Ardhacandra, kori agung diapit 2 bale

bengong yang terletak disebelah utara dan selatannya. Fungsinya untuk

meninjau dan melakukan pengawasan keamanan pengunjung. Panggung

terbuka Ardha Candra ini dilengkapi panggung dan kursi penonton

berbentuk setengah lingkaran seperti pada gambar 2.10.

Gambar 2.10 Foto Panggung terbuka Ardha Candra

Sumber : Hasil observasi lapangan 9/10/2015

e. Patung Kumbakarna Karebut, patung ini melambangkan kesetiaan

Kumbakarna yang rela mengorbankan nyawa bagi negaranya Alengka.

Patung setinggi 5m ini terbuat dari kayu utuh oleh pengukir I Wayan

Ngungkal.

2.2.2 Taman Ismail Marzuki (TIM)

Taman Ismail Marzuki atau lebih dikenal dengan sebutan TIM adalah

pusat kesenian Jakarta atau Jakarta Arts Centre. TIM berlokasi di jalan Cikini

Raya 73, Jakarta Pusat, seperti yang terlihat pada gambar 2.11. Diresmikan

pembukaannya oleh gubernur DKI Jakarta jenderal Marinir Ali Sadikin pada

tanggal 10 November 1968. Nama Ismail Marzuki sendiri diambil dari nama

komponis Betawi pada masa perjuangan, Ismail Marzuki (1914-1957). TIM

22

berdiri pada tanah dengan luas 9 Ha, yang pada dulunya tempat ini dikenal dengan

sebutan Taman Raden Saleh.

Sejak berdiri tahun 1968 lalu, TIM kini menjadi ruang eksperimen

seniman yang menyajikan karya-karya inovatif. Banyak seniman-seniman lokal

yang berkembang dengan adanya TIM ini. Mulai dari seni teater, puisi, musik dan

lain-lain marak berkembang pada masanya, misalnya seniman WS Rendra,

Sardono W Kusumo,dan lainnya.

1. Struktur Organisasi TIM

Kepala UPT TIM

Satuan Pelaksana Program Kesenian

Satuan Pelaksana Promosi dan Pemasaran

Satuan Pelaksana Prasarana dan

Sarana

Satuan pelaksana Tempat

Pertunjukan

Kasubag Tata Usaha

Sub Kelompok Jabatan

Fungsional

Gambar 2.11 peta lokasi TIM

Sumber : streetdirectory.com

Gambar 2.12 Struktur Organisasi TIM

Sumber : Pergub DKI Jakarta no. 109 Tahun 2014

23

2. Fasilitas-fasilitas yang ada pada TIM :

a. Graha Bhakti Budaya (GBB)

Gedung pertunjukan yang besar, mempunyai kapasitas 800 kursi, 600 kursi

diantaranya berada di bawah, sementara 200 kursi lainnya berada di balkon.

Panggung GBB berukuran 15m x 10m x 6m. Gedung ini dapat dipergunakan

untuk pertunjukan konser musik, teater baik tradisional maupun modern,

tari, film, dll. Gedung GBB ini dilengkapi dengan tata cahaya, sound system,

akustik, serta pendingin ruangan. Tampak depan GBB seperti pada gambar

2.13.

Tata panggung dan kursi penonton ditata sedemikian rupa seperti pada

gambar 2.14.

Gambar 2.13 Bangunan Graha Bhakti Budaya

Sumber : eventseeker.com

Gambar 2.14 Tata panggung dan kursi penonton

Sumber : flickr.com

24

b. Galeri Cipta II (GB II)

Galeri cipta II merupakan ruang pameran dengan luas 54 m x 18m. dapat

digunakan sebagai tempat pameran yang dapat menampung 100 buah

lukisan dan 40 patung. Selain untuk pameran, GB II juga dapat digunakan

untuk seminar, peluncuran buku, dan lainnya. Ruang ini dilengkapi dengan

tata cahaya, tata suara, pendingin ruang, serta panel yang dapat dipindah-

pindahkan. Penataan ruang pameran seperti terlihat pada gambar 2.15.

c. Galeri Cipta III

Galeri Cipta III juga digunakan sebagai ruang pameran, yang terdiri dari dua

lantai. Luas ruang pameran lantai dasar 9,6m x 17,1m,dapat memuat 50

lukisan dan 20 patung. Sedangkan pada lantai atas memiliki luas 6,1m x

12m dengan alas karpet. Dapat digunakan sebagai ruang pameran, seminar,

dan lainnya seperti pada gambar 2.16.

Gambar 2.16 Tata pameran dalam GC III

Sumber : selasar.com

Gambar 2.15 Tata ruang dalam pameran GC II

Sumber : outofthebox.wordpress.com

25

d. Teater Kecil

Teater kecil merupakan ruang yang digunakan untuk berbagai pertunjukan,

musik, teater, tari dan lainnya. Memiliki panggung dengan ukuran 10m x 5m

x 6m yang berkapasitas 244 penonton terdiri dari auditorium bawah dan

balkon. Dilengkapi juga dengan lobby, ruang rias, tata cahaya, tata suara,

pendingin ruangan, dan sistem tiket menggunakan komputer. Tata letak

panggung dan kursi penonton seperti terlihat dalam gambar 2.17.

e. Teater Halaman

Teater halaman merupakan tempat pertunjukan terbuka, memiliki kapasitas

penonton yang fleksibel, dapat digunakan untuk berbagai pertunjukan di luar

ruangan seperti yang terlihat dalam gambar 2.18.

Gambar 2.18 Tampak luar teater halaman

Sumber : tamanismailmarzuki.co.id

Gambar 2.17 suasana dalam teater kecil

Sumber : Jakarta.info

26

Penataan kursi penonton dalam teater halaman ini berbentuk lengkung

dengan bagian belakang meninggi dan panggung berada di bawah, seperti

pada gambar 2.19.

f. Plaza TIM

Areal parkir yang luas dapat menampung 300 kendaraan roda empat dan 400

kendaraan roda dua. Dilengkapi juga dengan cafe makanan tradisional,

galeri buku. Plaza ini juga dapat digunakan untuk menampung berbagai

pertunjukan.

Beberapa kegiatan dalam plaza TIM dan area dalam plaza TIM dapat dilihat

pada gambar 2.17.

Gambar 2.19 Tata panggung dan kursi penonton teater halaman

Sumber : tamanismailmarzuki.co.id

Gambar 2.20 Plaza TIM

Sumber : tamanismailmarzuki.co.id

27

g. Gedung Teater Jakarta

Gedung ini dapat digunakan untuk berbagai pertunjukan, baik musik, drama,

tari, dan lainnya. Memiliki panggung dengan ukuran 14m x 7m. memiliki

kapasitas penonton hingga 1200 orang. Dilengkapi dengan lobby, 12 ruang

rias, ruang latihan, tata cahaya, tata suara, dan pendingin ruangan. Bentuk

bangunan gedung ini juga sangat unik, mengambil bentuk khas betawi

dengan balutan modern, seperti pada gambar 2.22. dan interior panggung

dan kursi penonton dalam gambar 2.23.

Gambar 2.21 Beberapa fasilitas dalam Plaza TIM

Sumber : tamanismailmarzuki.co.id

Gambar 2.22 Tampak depan Gedung Teater

Jakarta dan Interiornya

Sumber : tamanismailmarzuki.co.id

Gambar 2.23 Interior Gedung Teater

Jakarta

Sumber : tamanismailmarzuki.co.id

28

2.2.3 Taman Budaya Yogyakarta (TBY)

1. Sejarah awal Taman Budaya Yogyakarta

Taman Budaya Yogyakarta dibangun pada tanggal 11 maret 1977 di

daerah Bulaksumur sebagai sebuah kompleks pusat pengembangan kebudayaan

Daerah Istimewa Yogyakarta. Awalnya Taman Budaya Yogyakarta disebut

sebagai Purna Budaya yang dibuat dengan sarana prasarana untuk membina,

memelihara, dan mengembangkan kebudayaan, terutama di Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Purna Budaya dibangun dengan dua konsep bangunan, yaitu Pundi Wurya

dan Langembara. Pundi Wurya menjadi pusat kesenian dengan berbagai macam

fasilitas seperti panggung kesenian, studio tari, perpustakaan, ruang diskusi, dan

administrasi. Bagian kedua yaitu Langembara, menjadi ruang pameran, ruang

workshop, kantin, dan juga beberapa guest house.

2. Perkembangan Taman Budaya Yogyakarta

Beberapa tahun kemudian, berdasarkan perda No. 7 tahun 2002 dan

keputusan Gubernur DIY no. 161/2002 tertanggal 4 November 2002, Purna

Budaya (Taman Budaya Yogyakarta) menjadi UPTD kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi DIY dengan beberapa misi :

a. Melaksanakan pengembangan dan pengolahan seni budaya

b. Melaksanakan laboratorium dan eksperimentasi seni budaya

Gambar 2.23 Peta lokasi Taman Budaya

Yogyakarta

Sumber : google.map (telah diolah kembali)

29

c. Melaksanakan dokumentasi dan informasi seni budaya

d. Melaksanakan urusan tata usaha dan Rumah tangga dinas

e. Memfasilitasi kegiatan seni budaya

3. Fasilitas dalam Taman Budaya Yogyakarta

Seiring perubahan tersebut, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) mengubah

nama bangunan yang ada di dalamnya. Sekarang TBY memiliki dua bangunan

utama, yaitu.

a. Concert Hall Taman Budaya.

Gedung concert hall memiliki gaya bangunan belanda berfungsi sebagai

tempat diskusi sastra, penyelenggaraan pameran, dan pelatihan.

b. Societet Militair

Gedung Societet Militair berfungsi sebagai tempat pentas teater, tari, musik,

dan berbagai pertunjukan seni lainnya. Gedung Societet Militair memiliki

ruang pertunjukan dengan kapasitas 500 orang penonton, seperti pada gambar

2.26.

Gambar 2.26 Auditorium gedung Societet Militair

Sumber : yesnoklub.yesnowave.com

Gambar 2.25 Bangunan utama disulap dalam

sebuah acara

Sumber : indonesiaartnews.or.id

Gambar 2.24 Bangunan utama TBY

Sumber : Yogyakarta.panduanwisata.com

30

Beberapa agenda yang dilakukan di Taman Budaya Yogyakarta adalah

menggelar pameran seni rupa, pemutaran film sepanjang tahun, festival teater,

ketoprak, dalang,tari, dll. Program-program pendidikan dan pelatihan seni untuk

anak-anak dan remaja, dan juga penerbitan profil seniman budayawan, sastra,

kritik seni rupa, dan lainnya. Seperti yang terlihat dalam gambar 2.27 bagaimana

suasana di dalam ruang pameran TBY.

Gambar 2.27 Suasana ruang pameran dalam Taman Budaya

Sumber : wisatajogja.co.id

4. Struktur organisasi Taman Budaya Yogyakarta

Gambar 2.28 Struktur Organisasi Taman Budaya Yogyakarta

Sumber : Perda Provinsi DIY No 7 Tahun 2002

Kepala Taman Budaya

Sie Operasional dan Pengolahan Data

Sie Pergelaran dan Seni Budaya

Kelompok Jabatan Fungsional

Subagian Tata Usaha

31

2.3 Kesimpulan Studi Objek Sejenis

Dari hasil studi objek sejenis, mendapatkan beberapa kesimpulan, yaitu seperti

dalam table 2.1.

Table 2.1 Kesimpulan Studi Objek Sejenis

Obyek

Aspek

Taman Budaya Bali

(Art Centre)

Taman Ismail

Marzuki

Taman Budaya

Yogyakarta (TBY)

Lokasi

Jln. Nusa Indah,

Denpasar

Jalan Cikini Raya 73,

Jakarta Pusat

Jl. Sri Wedari No. 1

Yogyakarta.

Fasilitas - Gedung pameran

- Gedung

pertunjukan indoor

- Open Stage

- Studio

- Wantilan

- Wisma Seniman

- Perpustakaan

- Beberapa Bale

- Pura.

Graha Bakti

Budaya

Galeri Cipta II

Galeri Cipta III

Teater Kecil

Teater Halaman

Plaza TIM

Gedung Teater

Jakarta

- Galeri

- Concert Hall

- ruang seminar

- Perpustakan

- kantor pengelola

- cafeteria

- souvenir shop

- lobby

- toilet

- parkir

manajemen Dibawah naungan

kepemerintahan,

UPT Taman budaya

Dibawah naungan

Pemerintah DKI

Jakarta

Dibawah naungan

kepemerintahan,

UPTD Taman budaya

Bangunan Konsep bangunan

mengambil bentuk

maupun tatanan

Arsitektur

Tradisional Bali,

dengan

mengedepankan

langgam-

langgamnya di

semua bangunan.

Konsep bangunan

mengambil bentuk

modern, baik bentuk

luar maupun

interiornya, serta

struktur yang dipakai.

Namun beberapa

diantaranya

mengadopsi bentuk

khas nusantara atau

Betawi khususnya.

Konsep mengambil

langgam klasik

dengan ciri khas

terlihat pada tampilan

luar bangunan dengan

bentuk atap dan pilar-

pilar yang besar, serta

warna putih yang

dominan.

32

2.4 Spesifikasi Umum Taman Budaya Karangasem

Berdasarkan studi literatur dan kajian objek sejenis, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan mengenai Taman Budaya Karangasem :

2.4.1 Definisi Taman Budaya Karangasem

Taman Budaya Karangasem merupakan sebuah fasilitas untuk

mengangkat, mengembangkan, menginformasikan, menampilkan, dan

melestarikan seni budaya lokal Karangasem agar tetap dapat bertahan dan

berkembang, terutama seni dan budaya yang hampir punah dan yang

memiliki potensi kedepan.

2.4.2 Fungsi Taman Budaya Karangasem

Fungsi dari Taman Budaya Karangasem ini adalah dapat menumbuh

kembangkan perhatian masyarakat umum terhadap kebudayaan lokal daerah

yang dimiliki, Selain itu, Taman Budaya ini nantinya dapat dimanfaatkan

sebesar-besarnya untuk masyarakat umum, baik digelarnya hiburan rakyat

berupa pentas-pentas kesenian, maupun tempat rekreasi.

2.4.3 Tujuan Taman Budaya Karangasem

Membangkitkan kembali budaya lokal Karangasem agar tetap bertahan

dan dapat berkembang kembali, terutama untuk seni budaya yang

hampir punah

Sebagai tempat belajar, mengenal, dan mementaskan kesenian lokal

kepada masyarakat umum.

Menghasilkan generasi muda yang perduli dengan budaya lokal

Sebagai sarana hiburan bagi masyarakat dengan menampilkan

pertunjukan seni budaya lokal

2.4.4 Fasilitas dan Pengelolaan dalam Taman Budaya Karangasem

Berdasarkan kajian beberapa objek sejenis mengenai fasilitas-

fasilitas yang terdapat dalam Taman Budaya, maka untuk itu pada Taman

Budaya Karangasem akan dibagi menjadi fasilitas utama dan fasilitas

penunjang. Fasilitas utama pada Taman Budaya ini adalah sebuah Open

33

stage untuk menggelar pentas-pentas seni dan budaya lokal, serta sebuah

aula serba guna untuk menggelar pertemuan-pertemuan dari seniman

ataupun masyarakat dalam sarasehan mengenai seni dan budaya lokal.

Fasilitas penunjang lain berupa ruang pameran untuk hasil kerajinan lokal,

tempat latihan olah seni, ruang ganti, dan lainnya, Serta ruang pengelolaan

dari Taman Budaya ini. Pengelolaan Taman Budaya ini berada dibawah

naungan UPT pemerintah daerah.

2.4.5 Penentuan Lokasi Taman Budaya Karangasem

Prinsip penentuan lokasi Taman Budaya ini tentunya berada di

Karangasem, mengingat Taman Budaya ini akan melestarikan seni dan

budaya Karangasem pada khususnya, dan Bali pada umumnya. Dengan

mempertimbangkan akses publik yang mudah, berada di wilayah kota. serta

mudah menjangkau fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan Taman Budaya

ini, baik sistem utilitas maupun yang lainnya.