bab ii konsep dasar -...

56
1 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi Keluarga a. Menurut Friedman (1998) Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan- ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga. b. Menurut Depkes (1988) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. c. Menurut BKKBN Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak. (Sudiharto,2007) Dari ketiga pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa : Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosianal serta sosial dari tiap anggota keluarga.

Upload: vodieu

Post on 07-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

1

BAB II

KONSEP DASAR

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Definisi Keluarga

a. Menurut Friedman (1998)

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-

ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang

mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

b. Menurut Depkes (1988)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di

satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

c. Menurut BKKBN

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan

ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup

spiritual dan materil yang layak.

(Sudiharto,2007)

Dari ketiga pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa :

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai

hubungan darah, perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk

menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan

fisik, mental, emosianal serta sosial dari tiap anggota keluarga.

Page 2: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

2

2. Tipe atau Bentuk Keluarga

Tipe Keluarga menurut Murwani (2007):

1) Tipe Keluarga Tradisional

a) Keluarga Inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari

suami, istri, dan anak.

b) Keluarga Besar adalah keluarga inti ditambah dengan keluarga

lain yang mempunyai hubungan darah.

c) Keluarga Dyad adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari

suami istri tanpa anak.

d) Single Adult adalah suatu rumah tangga yang hanya terdiri

seorang dewasa.

2) Tipe Keluarga Non Tradisional

a) Commue Family adalah lebih satu keluarga tanpa pertalian

darah hidup serumah.

b) Orang tua yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup

dalam satu rumah tangga.

c) Homoseksual adalah dua individu yang sejenis hidup satu

rumah tangga.

Page 3: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

3

3. Tugas Keluarga

Menurut Friedman (1998), keluarga mempunyai tugas sebagai berikut:

mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan kesehatan

yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit,

mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat,

mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

4. Fungsi Keluarga

Friedman (1998) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, antara lain:

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga,

yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial.

Komponen yang perlu di penuhi oleh keluarga dalam melaksanakan

fungsi afektif adalah:

1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling

mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan

dukungan dari anggota yang lain.

2) Saling menghargai. Bila anggota saling menghargai dan mengakui

keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu

mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi akan tercapai.

Page 4: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

4

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang

dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar

berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi di mulai sejak manusia

lahir, dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar

bersosialisasi.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah

sumber daya manusia, maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,

selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan

untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.

d. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti sandang, pangan, dan

papan.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan

kesehatan yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan atau

merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam

Page 5: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

5

memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan

keluarga.

B. Konsep Lansia

Orang yang lebih tua mengalami masalah dengan berbagai aktivitas hidup

sehari-hari (ADLs), yang termasuk mandi, berpakaian, makan, toilet,

penahanan, dan mentransfer. Masalah-masalah ini kemampuan orang yang

lebih tua sering berdampak terhadap hidup mandiri, karena penurunan

fungsional dimana semua mempengaruhi kualitas hidup individu. Ketika hal

ini terjadi, orang yang lebih tua memiliki beberapa pilihan tempat tinggal.

Banyak orang yang lebih tua tinggal bersama saudara atau anak-anak.

Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan

secara terus-menerus dan berkesinambungan, selanjutnya akan menyebabkan

perubahan antomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh sehingga akan

mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan

(DepKes,2001).

Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai mengendur,

timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan

penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang

lincah (Siti Maryam,2008).

Page 6: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

6

1. Pengertian Lansia

Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap

infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita (Siti Maryam,2008).

Menurut UU No.13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa

usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

2. Teori Menua

a. Teori Biologis

1) Teori Genetik

a) Teori Genetik Clock

Teori ini merupakan intrinsik yang menjelaskan bahwa di

dalam tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan

menentukan proses penuaan.

Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogram

secara genetik untuk spesies tertentu. Setiap spesies di dalam

inti selnya memiliki suatu jam genetik atau jam biologis sendiri

dan setiap spesies mempunyai batas usia yang berbeda-beda

yang telah diputar menurut replikasi tertentu sehingga bila jenis

ini berhenti berputar, ia akan mati.

Page 7: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

7

b) Teori Mutasi Somatik

Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi

somatik akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi

kesalahan dalam proses traskripsi DNA atau RNA dan dalam

proses translasi RNA protein atau enzim. Kesalahan ini terjadi

terus-menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi

organ atau perubahan sel menjadi kanker atau penyakit.

Setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai

contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin sehingga terjadi

penurunan kemampuan fungsional.

2) Teori Non Genetik

a) Teori Penurunan Sistem Imun Tubuh

Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya

kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika

mutasi yang merusak membran sel, akan menyebabkan sistem

imun tidak mengenalinya sehingga merusaknya.

Hal inilah yang mendasari peningkatan penyakit auto imun

pada lanjut usia. Dalam proses metabolisme tubuh, diproduksi

suatu zat khusus. Ada jaringan tertentu yang tidak tahan

terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah

dan sakit.

Page 8: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

8

b) Teori Kerusakan Akibat Radikal Bebas

Teori radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di

dalam tubuh karena adanya proses metabolisme atau proses

pernapasan di dalam mitokondria. Radikal bebas merupakan

suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena mempunyai

elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif

mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai

kerusakan atau perubahan dalam tubuh.

Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan protein

oksidasi oksigen bahan organik. Radikal bebas ini

menyebabkan sel tidak dapat bergenerasi dan radikal bebas ini

dianggap sebagai penyebab penting terjadinya kerusakan fungsi

sel.

c) Teori Menua Akibat Metabolisme

Pengurangan asupan kalori ternyata bisa menghambat

pertumbuhan dan perpanjangan umur, sedangkan perubahan

asupan kalori yang menyebabkan kegemukan dapat

memperpendek umur.

Page 9: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

9

d) Teori Rantai Silang

Teori ini menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh

lemak, protein, karbohidrat, dan asam nukleat bereaksi dengan

zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan yang

menyebabkan perubahan pada membran plasma, yang

mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis,

dan hilangnya fungsi pada proses menua.

e) Teori Fisiologis

Teori ini merupakan teori intrinsik dan ekstrinsik. Terdiri

atas teori oksidasi stress. Disini terjadi kesalahan usaha dan

stress menyebabkan sel tubuh lelah terpakai (regenerasi

jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan

internal).

b. Teori Sosiologis

Teori sosiologis tentang proses menua yang dianut selama ini antara

lain:

1) Teori Interaksi Sosial

Teori ini menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada suatu

situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat.

Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi sosial

Page 10: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

10

merupakan kunci mempertahankan status sosialnya berdasarkan

kemampuannya bersosialisasi.

2) Teori Aktivitas atau Kegiatan

a) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara

langsung. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses

adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan

sosial.

b) Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan

aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama

mungkin.

c) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkakn pada cara hidup

lanjut usia.

d) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu

agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai lanjut usia.

3) Teori Kepribadian Berlanjut

Teori ini merupakan gabungan teori yang disebutkan

sebelumnya. Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi

pada seorang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas

yang dimilikinya.

Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus

kehidupan lanjut usia. Dengan demikian, pengalaman hidup

Page 11: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

11

seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat

ia menjadi lanjut usia.

4) Teori Pembebasan atau Penarikan Diri

Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan

masyarakat dan kemunduran individu dengan lainnya. Menurut

teori ini, seorang lanjut usia dinyatakan mengalami proses menua

yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan

dapat memusatkan diri pada persoalan pribadi dan mempersiapkan

diri menghadapi kematiannya.

5) Teori Kesinambungan

Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus

kehidupan lansia. Pengalaman hidup seseorang pada suatu saat

merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi lansia. Teori

penarikan diri dan teori aktivitas, proses penuaan merupakan suatu

pergerakan dan proses yang searah, akan tetapi pada teori

kesinambungan merupakan pergerakan dan proses banyak arah,

bergantung dari bagaimana penerimaan seseorang terhadap status

kehidupan.

Page 12: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

12

6) Teori Perkembangan

Teori ini mengemukakan pentingnya apa yang telah dialami

oleh lansia pada saat muda hingga dewasa, dengan demikian perlu

dipahami teori Freud. Teori perkembangan menjelaskan bagaimana

proses menjadi tua merupakan suatu tantangan dan bagaimana

jawaban lansia terhadap berbagai tantangan dan bagaimana positif

atau negatif.

7) Teori Stratifikasi Usia

Stratifikasi usia berdasarkan usia kronologi yang

menggambarkan serta membentuk adanya perbedaan kapasitas,

peran, kewajiban, dan hak mereka berdasarkan usia.

Keunggulan teori stratifikasi usia adalah pendekatan yang

dilakukan bersifat deterministik dan dapat dipergunakan untuk

mempelajari sifat lansia secara kelompok dan bersifat makro.

Kelemahannya adalah teori ini tidak dapat dipergunakan untuk

menilai lansia secara perorangan.

8) Teori Spiritual

Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada

pengertian hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi

individu tentang arti kehidupan. Perkembangan kepercayaan antara

orang dan lingkungan terjadi karena adanya kombinasi antara nilai-

Page 13: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

13

nilai dan pengetahuan. Perkembangan spiritual pada lansia berada

pada tahap penjelmaan dari prinsip cinta dan keadilan.

3. Perubahan pada Lansia

Perubahan Fisik dan Fungsi

a) Sel

(1) Jumlah sel menurun atau lebih sedikit

(2) Ukuran sel lebih besar

(3) Jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang

(4) Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati menurun

(5) Jumlah sel otak menurun

(6) Mekanisme perbaikan sel terganggu

(7) Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%

(8) Lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar

b) Sistem Persyarafan

(1) Menurun hubungan persyaran

(2) Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang

berkurang setiap harinya)

(3) Respon dan waktu bereaksi lambat, khususnya terhadap

stress

(4) Saraf panca indra mengecil

Page 14: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

14

(5) Penglihatan berkurang, pendengaran menghilang, saraf

penciuman dan perasa mengecil, lebih sensitif terhadap

perubahan suhu, dan rendahnya ketahanan terhadap sentuhan

(6) Defisit memori

c) Sistem Pendengaran

(1) Gangguan pendengaran. Hilangnya daya pendengaran pada

telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada

yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata,

50% terjadi pada usia di atas umur 65 tahun

(2) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis

(3) Terjadi pengumpulaln serumen, dapat mengeras karena

meningkatnya keratin

(4) Fungsi pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang

mengalami ketegangan atau stress

(5) Tinitus (bising yang bersifat mendengung, bisa bernada

tinggi atau rendah, bisa terus-menerus atau intermiten)

(6) Vertigo (perasaan tidak stabil yang terasa seperti bergoyang

atau berputar)

Page 15: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

15

d) Sistem Penglihatan

(1) Sfingter pupil timbul sklerosis dan respon terhadap sinar

menghilang

(2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola)

(3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak,

jelas menyebabkan gangguan penglihatan

(4) Meningkatkan ambang pengamatan sinar, daya adaptasi

terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam gelap

(5) Penurunan atau hilangnya daya akomodasi, dengan

manifestasi presbiopia, seseorang sulit melihat dekat yang

dipengaruhi berkurangnya elastisitas lensa

(6) Lapang pandang menurun, luas pandangan berkurang

(7) Daya membedakan warna menurun, terutama warna biru atau

hijau pada skala

e) Sistem Kardiovaskuler

(1) Katup jantung menebal dan menjadi kaku

(2) Elastisitas dinding aorta menurun

(3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap

tahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan

kontaksi dan volume menurun

(4) Curah jantung menurun

Page 16: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

16

(5) Kehilangan elastisitas pembuluh darah perifer untuk

oksigenasi berkurang, perubahan posisi dari tidur ke duduk

bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg

(6) Kinerja jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan

perdarahan

(7) Tekanan darah meningkat akibat resistensi pembuluh darah

perifer meningkat

f) Sistem Pengaturan Suhu Tubuh

Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai

suatu thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu.

Kemunduran terjadi berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Yang sering ditemui antara lain :

(1) Temperature tubuh menurun (hiptremia) secara fisiologis

350C ini akibat metabolisme yang menurun

(2) Pada kondisi ini, lanjut usia akan merasa kedinginan dan

dapat pula menggigil, pucat, dan gelisah

(3) Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat

memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi

penurunan aktivitas otot

Page 17: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

17

g) Sistem Pernapasan

(1) Otot pernapasan mengalami kelemahan akibat atrofi,

kehilangan kekuatan, dan menjadi kaku

(2) Aktivitas silia menurun

(3) Paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat,

menarik napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum

menurun dengan kedalaman bernafas menurun

(4) Ukuran alveoli melebar dan jumlah berkurang

(5) Berkurangnya elastisitas bronkus

(6) Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg

(7) Karbondioksida pada arteri tidak berganti. Pertukaran gas

terganggu

(8) Reflek dan kemampuan untuk batuk berkurang

(9) Sensivitas terhadap hipoksia dan hiperkarbia menurun

(10) Sering terjadi emfisema senilis

(11) Kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan otot

pernapasan menurun seiring pertambahan

h) Sistem Pencernaan

(1) Kehilangan gigi, penyebab utama periodontal disease yang

biasa terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi

kesehatan gigi dan gizi yang buruk

Page 18: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

18

(2) Indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendir yang

kronis, atrofi indra pengecap, hilangnya sensitivitas saraf

pengecap di lidah, terutama rasa manis dan asin, hilangnya

sensitivitas saraf pengecap terhadap rasa asin, asam, dan

pahit

(3) Esophagus membesar

(4) Rasa lapar menurun, asam lambung menurun, motilitas dan

waktu pengosongan lambung menurun

(5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi

(6) Fungsi absorpsi melemah

(7) Hati semakin mengecil dan tempat penyimpanan menurun,

aliran darah berkurang

i) Sistem reproduksi

(1) Vagina mengalami kontraktur dan mengecil

(2) Ovari menciut, uterus mengalami atrofi

(3) Atrofi payudara

(4) Atrofi vulva

(5) Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus,

sekresi berkurang, sifatnya menjadi alkali dan terjadi

perubahan warna

(6) Testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada

penurunan secara berangsur-angsur

Page 19: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

19

j) Sistem Genitourinaria

(1) Ginjal

Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa

metabolisme tubuh, melalui urine darah yang masuk ke

ginjal, disaring oleh satuan terkecil dari ginajal yang disebut

nefron. Mengecilnya nefron akibat atrofi, aliran darah ke

ginjal menurun sampai 50% sehingga fungsi tubulus

berkurang. Akibatnya, kemampuan mengonsentrasi urine

menurun, berat jenis menurun, proteiuria, BUN meningkat

sampai 21mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa

meningkat.

(2) Vesika Urinaria

Otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200ml

atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat. Pada

pria lanjut usia, vesika urinaria sulit dikosongkan sehingga

mengakibatkan retensi urine meningkat.

(3) Atrofi Vulva

Seseorang yang semakin menua, kebutuhan hubungan

seksualnya masih ada. Tidak ada batasan umur tertentu kapan

fungsi seksual seseorang berhenti. Frekuensi hubungan

Page 20: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

20

seksual cenderung menurun secara bertahap setiap tahun,

tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmatinya berjalan

terus sampai tua.

k) Sistem Endokrin

Kelenjar endrokin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia

yang memproduksi hormon. Hormon pertumbuhan berperan

sangat penting dalam pertumbuhan, pematangan, pemeliharaan,

dan metabolisme organ tubuh. Yang termasuk hormon kelamin

adalah :

(1) Estrogen, progesteron, dan testosteron yang memelihara alat

reproduksi dan gairah seks. Hormon ini mengalami

penurunan.

(2) Kelenjar pankreas

(3) Kelenjar adrenal atau anak ginjal yang memproduksi

adrenalin. Kelenjar yang berkaitan dengan hormon pria atau

wanita. Salah satu kelenjar endokrin dalam tubuh yang

mengatur agar arus darah ke organ tertentu berjalan dengan

baik, dengan jalan mengatur vasokonstriksi pembuluh

darah.

(4) Produksi hampir semua hormon menurun

(5) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah

(6) Produksi aldoseron menurun

Page 21: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

21

l) Sistem Integumen

(1) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak

(2) Permukaan kulit cenderung kusam, kasar, dan bersisik

(3) Timbul bercak pigmentasi akibat melanogenesis yang tidak

merata pada permukaan kulit sehingga bintik-bintik

(4) Kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu

(5) Pertumbuhan kuku lebih lambat

(6) Kuku jari keras dan rapuh

(7) Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya

(8) Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk

(9) Jumlah dan fungsi kelenjar keringat berkurang

m) Sistem Muskuloskletal

(1) Tulang kehilangan dentinitas (cairan) dan semakin rapuh

(2) Gangguan tulang, yakni mudah mengalami demineralisasi

(3) Kekuatan dan stabilitas tulang menurun, terutama vertebra,

pergelangan, dan paha

(4) Kartilago yang meliputi permukaan sendi tulang penyangga

rusak dan aus

(5) Kifosis

(6) Gerakan pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas

(7) Gangguan gaya berjalan

Page 22: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

22

(8) Kekakuan jaringan penghubung

(9) Diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek

(10) Persendian membesar dan menjadi kaku

(11) Tendon mengerut dan mengalami sklerosis

(12) Atrofi serabut otot, serabut otot mengecil sehingga gerakan

menjadi lamban, otot kram, dan menjadi tremor

(13) Aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua

(14) Otot polos tidak begitu berpengaruh

Perubahan Mental

Faktor yang mempengaruhi perubahan mental:

1. Perubahan fisik, khususnya organ perasa

2. Kesehatan umum

3. Tingkat pendidikan

4. Keturunan

5. Lingkungan

Perubahan kepribadiaan yang drastis, keadaan ini jarang terjadi.

Lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang,

kekakuan mungkin karena faktor lain, misalnya:

a) Kenangan (Memori)

Kenangan jangka panjang, beberapa jam sampai beberapa hari

yang lalu dan mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka

Page 23: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

23

pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk (bisa kearah

demensia).

b) Intelegentia Quotion (IQ)

IQ tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan

verbal. Penampilan, persepsi, dan ketrampilan psikomotor

berkurang. Terjadi perubahan pada daya membayangkan karena

tekanan faktor waktu.

i. Perubahan Psikososial

Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya dan

identitas dikatakan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila

mengalami pensiun, seseorang akan mengalami kehilangan antara

lain:

1. Kehilangan finansial (pendapatan berkurang)

2. Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan atau posisi yang

cukup tinggi, lengkap dengan semua fasilitas)

3. Kehilangan pekerjaan dan kegiatan

4. Peran Keluarga Terhadap Lansia

Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga

memiliki peranan yang sangat penting. Ada beberapa hal yang dapat

dilakukan oleh anggota keluarga dalam melaksanakan peranannya

terhadap lansia, yaitu:

Page 24: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

24

1) Melakukan pembicaraan terarah

2) Mempertahankan kehangatan keluarga

3) Membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia

4) Membantu dalam hal transportasi

5) Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan

6) Memberikan kasih sayang

7) Menghormati dan menghargai

8) Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia

9) Memberikan kasih sayang, menyediakan waktu,serta perhatian

10) Jangan menganggapnya sebagai beban

5. Tugas Perkembangan Keluarga Berkaitan dengan Lansia

Menurut Carter dan McGoldrick (1988), tugas perkembangan keluarga

dengan lansia adalah sebagai berikut:

1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

Pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat

penting dalam mendukung kesejahteraan lansia. Perpindahan tempat

tinggal bagi lansia merupakan suatu pengalaman traumatis, karena

pindah tempat tinggal berarti akan mengubah kebiasaan-kebiasaan

yang selama ini dilakukan oleh lansia di lingkungan tempat tinggalnya.

Selain itu, dengan pindah tempat tinggal berarti lansia akan kehilangan

teman dan tetangga yang selama ini berinteraksi serta telah

memberikan rasa aman pada lansia.

Page 25: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

25

2) Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun

Ketika lansia memasuki pensiun, maka terjadi penurunan

pendapatan secara tajam dan semakin tidak memadai, karena biaya

hidup terus meningkat, sementara tabungan atau pendapatan

berkurang.

Dengan sering munculnya masalah kesehatan, pengeluaran untuk

biaya kesehatan merupakan masalah fungsional yang utama. Adanya

harapan hidup lebih lama dengan masalah kesehatan yang ada.

3) Mempertahankan hubungan perkawinan

Hal ini menjadi lebih penting dalam mewujudkan kebahagiaan

keluarga. Perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi moral

dan aktivitas yang berlangsung dari pasangan lansia.

4) Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan

Tugas perkembangan ini secara umum merupakan perkembangan

yang paling traumatis. Lansia biasanya telah menyadari bahwa

kematian adalah bagian dari kehidupan normal, tetapi kesadaran akan

kematian tidak berarti bahwa pasangan yang ditinggalkan akan

menemukan penyesuaian kematian dengan mudah.

Page 26: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

26

5) Pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi

Ada kecenderungan bagi lansia untuk menjauhkan diri dari

hubungan sosial, tetapi keluarga tetap menjadi fokus interaksi lansia

dan sumber utama dukungan sosial. Oleh karena lansia menarik diri

dari aktivitas dunia sekitarnya, maka hubungan dengan pasangan,

anak-anak, cucu, serta saudaranya menjadi lebih penting.

6) Meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut

Hal ini dipandang penting, bahwa penelaah kehidupan

memudahkan penyesuaian terhadap situasi-situasi sulit yang

memberikan pandangan terhadap kejadian-kejadian di masa lalu.

Lansia sangat peduli terhadap kualitas hidup mereka dan berharap agar

dapat hidup terhormat dengan kemegahan dan penuhi arti.

(Siti maryam,2008)

6. Alasan Lansia perlu dirawat di Lingkungan keluarga

a. Keluarga merupakan unit pelayanan keperawatan dasar

b. Tempat tinggal keluarga merupakan lingkungan atau tempat alamiah

dan damai bagi lansia, apabila keluarga tersebut harmonis

c. Kesejahteraan keluarga dan kemampuan keluarga untuk menentukan

diri sendiri merupakan prinsip-prinsip untuk mengarah kepada

pengambilan keputusan

Page 27: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

27

d. Pengambilan kepusan yang terkait dengan kesehatan keluarga

merupakan kesepakatan antara keluarga dan pemberi pelayanan

kesehatan

e. Perawat kesehatan masyarakat memberikan pelayanan kesehatan

utama kepada keluarga untuk mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

7. Masalah-masalah Kesehatan yang dapat muncul pada kesehatan dengan

Lansia

Masalah-masalah kesehatan yang dapat muncul pada keluarga dengan

lansia adalah TB, pneumonia, Ca paru, arteriosklerosisi, infark miokard,

angina pectoris, gastritis, ulkus peptikulum, kanker kelenjar prostate.

Page 28: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

28

C. Teori Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik atau diastolik

yang intermiten atau menetap dengan sistolik 150 mmHg dan diatolik 95

mmHg pada orang yang berusia di atas 50 tahun (Jaime, L,

Stockslager,2008).

Hipertensi pada lanjut usia adalah tekanan sistolik 140 mmHg dan

diastolik 90 mmHg (Wahjudi,2000).

2. Anatomi

Page 29: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

29

Perubahan anatomik pada sistem kardiovaskuler :

1. Jantung (Cor)

Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia.

Disertai dengan bertambahnya kaliber aorta. Perubahan ini terjadi

akibat adanya perubahan pada dinding media aorta dan bukan

merupakan akibat dari perubahan intima karena aterosklerosis.

Perubahan aorta ini menjadi sebab apa yang disebut isolated aortik

inkompetenke dan terdengarnya bising pada apek cordis.

Penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil

(atropi) seperti organ tubuh lain, tetapi malahan terjadi hipertropi.

Pada umur 30-90 tahun massa jantung bertambah (1 gram/ tahun pada

laki-laki dan 1,5 gram/tahun pada wanita).

Pada daun dan cincin katup aorta perubahan utama terdiri dari

berkurangnya jumlah inti sel dari jaringan fibrosa katup, penumpukan

lipid, degenerasi kolagen dan kalsifikasi fibrosa katup tersebut. Daun

katup menjadi kaku, perubahan ini menyebabkan terdengarnya bising

sistolik ejeksi pada usia lanjut.

Ukuran katup jantung bertambahh. Pada orang muda katup

antrioventrikuler lebih luas dari katup semilunar. Dengan

bertambahnya usia terdapat penambahan sirsumferensi katup, katup

aorta paling cepat sehingga pada usia lanjut menyamai kayup mitral,

juga menyebabkan penebalan katup mitral dan aorta. Perubahan ini

disebabkan degenerasi jaringan kolagen. Pengecilan ukuran,

Page 30: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

30

penimbunan lemak dan kalsifikasi. Kalsifikasi sering terjadi pada

anulus katup mitral yang sering ditemukan pada wanita. Perubahann

pada katup aorta terjadi pada daun atau cincin katup. Katup menjadi

kaku dan terdengar bising sistolik ejeksi.

2. Pembuluh darah otak

Otak mendapat suplai darah utama dari arteri karotis interna

dan arteri vertebralis. Pembentukan plak ateroma sering dijumpai

didaerah bifurkatio khususnya pada pangkal arteries karotis interna.

Sirkulus Willisii dapat pula terganggu dengan adanya plak ateroma

juga arteri-arteri kecil mengalami perubahan ateromatus termasuk

fibrosis tunika media hialinisasi dan kalsifikasi. Walaupun berat otak

hanya 2% dari berat badan tetapi mengkonsumsi 20% air total

kebutuhan oksigen konsumsi. Aliran darah serebral pada orang

dewasa kurang lebih 50cc/100gm/menit pada usia lanjut menurun

menjadi 30cc/100gm/menit.

Perubahan degeneratif yang dapat mempengaruhi fungsi sistem

vertebrobasiler adalah degenerasi diskus veterbralis (kadar air sangat

menurun, fibrokartilago meningkat). Akibatnya diskus ini menonjol

ke perifer mendorong periost yang meliputinya dan ligamen

intervertebral menjauh dari korpus vertebra, bagian periost yang

terdorong ini akan mengalami klasifikasi dan membentuk osteofit.

Keadaan seperti ini dikenal denga nama spondilosis servikalis.

Page 31: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

31

Diskus intervertebralis total merupakan 25% dari seluruh

kolumna verterbralis sehingga degerasi diskus dapat mengakibatkan

pengurangan tinggi badan pada usia lanjut. Spondilosis servikalis

berakibat hal pada arteri vertebralis, yaitu

a. Osteofit sepanjang pinggir corpus veterbral dan pada posisi

tertentu bahkan dapat mengakibatkan oklusi pembuluh arteri ini.

b. Berkurangnya panjang kolumna servikal berakibat arteri

veterbralis menjadi berkelok-kelok. Pada posisi tertentu

pembuluh ini dapat tertekuk sehingga terjadi oklusi.

Dengan adanya kelainan antomis pembuluh darah arteri pada usia

lanjut seperti telah diuraikan diatas, dapat dimengerti bahwa sirkulasi

otak pada orang tua sangat rentan terhadap perubahan-perbahan baik

perubahan posisi tubuh maupun fungsi jantung dan bahkan fungsi

otak.

3. Pembuluh darah perifer

Arterosklerosis yang berat akan menyebabkan penyumbatan

arteri perifer yang menyebabkan pasokan darah ke otot-otot tungkai

bawah menurun. Hal ini menyebabkan iskemik jaringan otot yang

menyebabkan keluhan kladikasio (Snell, 2006).

Page 32: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

32

3. Klasifikasi

Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas: hipertensi pada tekanan

sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik

sama atau lebih besar dari 90 mmHg, hipertensi sistolik terisolasi, tekanan

sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari

90 mmHg (wahjudi, 2008).

Secara klinis derajat hipertensi dikelompokkan sebagai berikut:

No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

1 Optimal <120 <80

2 Normal 120-129 80-84

3 High Normal 130-139 85-89

4 Hipertensi

Grade 1 (ringan) 140-159 90-99

Grade 2 (sedang) 160-179 100-109

Grade 3 ( berat) 180-209 100-119

Grade 4 (sangat berat) >210 >120

4. Etiologi

Hipertensi diklasifikasikan berdasarkan tipe, penyebab, dan

keparahannya:

a) Hipertensi esensial

Page 33: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

33

Penyebab pastinya belum diketahui tapi bisa dari riwayat keluarga, ras,

obesitas, diet tinggi natrium atau lemak jenuh, penggunaan tembakau,

gaya hidup yang banyak duduk, dan penuaan.

b) Hipertensi sekunder

Dapat diakibatkan oleh penyakit renovaskuler, penyakit parenkim

ginjal, feokrotoma, penyempitan aorta, penyakit neurologik, dan

disfungsi kelenjar tiroid.

Pada usia lanjut patogenesis terjadinya hipertensi usia lanjut sedikit

berbeda dengan yang terjadi pada dewasa muda. Faktor yang berperan

pada usia lanjut terutama adalah:

a) Penurunan kadar renin karena menurunnya jumlah nefron akibat

proses menua. Hal ini menyebabkan suatu sirkulasi vitiosus.

b) Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium. Makin lanjutnya

usia makin sensitif terhadap peningkatan atau penurunan kadar

natrium.

c) Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua

akan meningkatan resistensi pembuluh darah perifer yang ada akhirnya

akan mengakibatkan hipertensi

d) Perubahan ateromatous akibat proses menua menyebabkan disfungsi

endotel yang berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan

substansi kimiawi lain yang kemudian menyebabkan reabsobsi natrium

Page 34: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

34

di tubulus ginjal, meningkatkan proses sklerosis pembuluh darah

perifer dan keadaan lain yang berakibat pada kenaikan tekanan darah.

5. Patofosiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini

bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan

keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan

abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus

yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.

Pada titik ini, neuron preganglia melepaskan asetilkolin, yang akan

merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana

dengan dilepaskannya norepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh

darah.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respon emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang,

mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi, medula adrenal

mensekresi epineprin yang menyebabkan vasokonstriksi. Kortek adrenal

mensekresi kortisol dan steroid lainnya yang dapat memperkuat reaksi

vasokontriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi yang menyebabkan

penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan pelepasan renin. Renin

merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi

angiotensin II, suatu vasokonstriksi kuat yang pada gilirannya merangsang

Page 35: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

35

sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan

peningkatan volume intravaskuler.

Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer

bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut

usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas

jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,

yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang

pembuluh darah konsekuensinya aorta dan arteri besar berkurang

kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang di pompa oleh

jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan

peningkatan tahanan perifer.

(Brunner & Suddarth,2000)

Page 36: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

36

6. Pathways

Umur, Jenis Kelamin, gaya Hidup, Obesitas

Hipertensi

Kardiovaskuler Paru Ginjal Muskuloskletal

Arteri sistemik peningkatan volume

Residual paru Penurunan sekresi rennin Kehilangan kepadatan tulang

Beban kerja jantung

Penurunan kapasitas vital Pengeluaran angiotensinogen Kehilangan ukuran dan

Hipertropi ventrikel kiri kekuatan otot

Penurunan pertukaran gas angiotensin I menjadi angitensin II

Dan kapasitas difusi Degenerasi tulang

Pemulihan jantung lebih lambat Vasokonstriksi arteriola rawan sendi

Page 37: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

37

Gangguan Pertukaran gas perifer

Frekuensi jantung dan volume

Sekuncup tidak meningkat Merangsang aldosteron Resiko Injuri

Dengan kebutuhan maksimal

Retensi Na dan H2O

Penurunan curah jantung

Gangguan Keseimbangan Cairan

Suplai O2 dengan kebutuhan

Tubuh tidak seimbang

Gangguan fatique

Perfusi jaringan

Intoleransi aktifitas

(Brunner and Suddart, 2000)

Page 38: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

38

7. Manifestasi Klinik

Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala

sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada biasanya menunjukkan adanya

kerusakan vaskuler dengan manisfestasi yang khas sesuai sistem organ yang

divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Hipertrofi ventrikel kiri

terjadi sebagai respon peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa

berkontraksi melawan tekanan sistemik yang meningkat.

Apabila jantung tidak mampu lagi menahan peningkatan beban kerja,

maka dapat terjada gagal jantung kiri. Perubahan patologis pada ginjal dapat

bermanifestasikan sebagai nokturia (peningkatan kencing di malam hari) dan

azotemia (peningkatan nitrogen urea darah dan kreatinin). Keterlibatan

pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik

transient yang bermanifestasi sebagai paralis sementara pada satu sisi atau

gangguan tajam penglihatan dan pada penderita hipertensi disertai serangan

iskemik (Brunner & Suddarth, 2002).

8. Penatalaksanaan

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:

a. Terapi tanpa obat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan

dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi

tanpa obat ini meliputi:

Page 39: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

39

1) Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah:

a) Retriksi garam secara moderat dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari

b) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

c) Penurunan berat badan

d) Penurunan asupan etanol

e) Menghentikkan merokok

2) Latihan Fisik

Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah yang

dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olahraga yang

mempunyai empat prinsip yaitu:

a) Macam olahraga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,

bersepeda, dan berenang.

b) Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobik

atau 72-87% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.

c) Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona

latihan.

d) Frekuensi latihan sebaiknya 3x perminggu dan paling baik 5x

perminggu.

3) Edukasi Psikologis

Page 40: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

40

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi adalah

teknik relaksasi dimana relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik

yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan dengan

cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam

tubuh menjadi rileks.

4) Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan

pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya

sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah

komplikasi lebih lanjut.

b. Terapi dengan obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah

saja tapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar

penderita dapat bertambah kuat. Pengobatannya meliputi:

1) Diuretik

Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan

tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan tubuh berkurang yang

mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh

obatnya adalah Hidroklorotiazid.

Page 41: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

41

2) Penghambat simpatetik

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf

simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Contoh

obatnya adalah metildopa, klonidi, dan reserpin.

3) Betabloker

Mekanisme kerja antihipertensi obat ini adalah melalui penurunan

daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita

yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma

bronchial.

Contah obatnya adalah metaprolol, propaolo, dan atenolol. Pada

penderita diabetes mellitus harus hati-hati, karena dapat menutupi

gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah menurun

menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya).

Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran

pernapasan) sehingga pemberian obat harus berhati-hati.

4) Vasodilator

Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan

relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam

golongan ini adalah prasosin, hidralasin. Efek samping yang

kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah sakit kepala

dan pusing.

Page 42: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

42

5) Penghambat enzim konversi angitensin

Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat

angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan

darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah kaptropil.

Efek samping yang mungkin timbul adalah batuk kering, pusing, sakit

kepala dan lemas.

6) Antagonis kalsium

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara

menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk

golongan obat ini adalah nifedipin, diltiasem, dan verapamil. Efek

samping yang mungkin timbul adalah sembelit, pusing, sakit kepala,

dan muntah.

7) Penghambat reseptor angitensin II

Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat

angiotansin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya

pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini

adalah valsartan (diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah

sakit kepala, pusing, lemas, dan mual.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari

faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat

penyakit ini bisa ditekan.

Page 43: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

43

9. Komplikasi

Berdasarakan pada pengkajian, komplikasi yang terjadi antara lain:

a. Perdarahan Retina

b. Cedera Serebrovaskuler

c. Infark miokard

d. Gagal Ginjal

e. Penyakit Katup Jantung

10. Pemeriksaan Penunjang

a. Urinalisis

Dapat memperlihatkan protein, sel darah merah atau sel darah putih yang

menunjukkan adanya penyakit ginjal atau glukosa yang menunjukkan

diabetes mellitus.

b. Urografi ekskretorik

Dapat memperlihatkan atrofi ginjal, yang menandakan penyakit ginjal

kronis. Satu ginjal yang lebih pendek 1,5 cm dari ginjal yang lainnya

menunjukkan penyakit ginjal unilateral.

c. Pemeriksaan darah

Yang menunjukkan kadar kalium serum dibawah 3,5 mEq/l dapat

menandakan adanya disfungsi adrenal.

d. Elektrokardiografi

Dapat menunjukkan adanya hipertrofi ventrikuler kira atau iskemik.

Page 44: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

44

e. Sinar-X dada

Dapat memperlihatkan adanya kardiomegali

f. Oftalmoskopi

Memperlihatkan penorehan arteriovenosa dan pda edema enselopati

hipertensi.

g. Arteriografi ginjal

Dapat menunjukkan stenosis arteri ginjal.

D. Proses Keperawatan Keluarga

1. Definisi

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan

masyarakat yang ditujukkan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit

atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui

perawatan sebagai saran atau penyalur (Nasrul Effendy, 1998).

2. Alasan keluarga sebagai unit pelayanan

a. Keluarga sebagai unit utana masyarakat dan merupakan lembaga yang

menyangkut kehidupan masyarakat

b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam

kelompoknya

Page 45: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

45

c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan

apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan

akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya

d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu

(pasien) keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dan

memelihara kesehatan para anggotanya

e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai

upaya kesehatan masyarakat

3. Pengkajian Keluarga

Menurut Friedmann (1998):

a. Mengidentifikasi Data

1) Umur

Resiko hipertensi umumnya dijumpai pada pria usia 55

tahun dan wanita 45 tahun setelah menopous.

2) Jenis kelamin

Setelah pubertas, karena hormonal tekanan darah pada laki-

laki meningkat dibandingkan perempuan karena pengaruh gaya

hidup pada laki-laki umumnya mengarah pada resiko hipertensi

seperti stress, kelelahan, merokok, dan makanan tidak terkontrol.

3) Jenis pekerjaan

Page 46: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

46

Pekerjaan berat seperti kuli bangunan, kuli panggul, lebih

berisiko mengalami hipertensi.

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif, afektif,

dan psikomotor dalam pengelolaan penderita di keluarga. Keluarga

dengan tingkat yang rendah cenderung tidak merasakan masalah

hipertensi karena tidak mengenal tentang hipertensi, akibat, cara

perawatan, cara memodifikasi faktor resiko serta pentingnya

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, dengan demikian

kecenderungan untuk terjadi komplikasi di keluarga lebih besar.

5) Genogram

Adanya riwayat hipertensi dalam keluarga meningkatkan

resiko hipertensi pada anggota keluarga lainnya. Hal ini

dipengaruhi oleh faktor genetik, yaitu adanya gen kembar

monozigot pembawa sifat dominan pada hipertensi.

6) Latar belakang budaya

Budaya atau kebiasaan yang mendukung terjadi hipertensi

antara lain kebiasaan diet terutama masyarakat kota yang gemar

mengkonsumsi makanan kaleng, sea food, fast food, makanan yang

diawetkan dan makanan yang mengandung tinggi garam.

Page 47: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

47

Kebiasaan lain adalah kebiasaan merokok kurang olahraga

dan keengganan untuk mendatangi fasilitas kesehatan untuk

mengontrol tekanan darah dan masyarakat yang tidak

membudayakan situasi rekreatif dalam keluarga.

7) Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi menengah keatas mendorong

keluarga dalam pemilihan diit keluarga, mereka cenderung

mengkonsumsi makanan hasil olahan teknologi yaitu pengawetan,

pengasinan, dan makanan tinggi lemak sedangkan keluarga dengan

kondisi ekonomi menengah kebawah enggan mengambil keputusan

untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan karena alasan biaya.

8) Aktifitas rekreasi atau waktu luang

Situasi yang rileks dalam keluarga dapat menimbulkan

relaksasi sehingga tahanan perifer menurun. Keluarga yang stress

tidak mengembangkan fungsi rekreasi akan terpengaruh pada

kondisi emosianal atau psikologis anggotanya. Faktor emosi ini

menjadi pemicu peningkatan tekanan darah.

Page 48: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

48

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Hipertensi sering ditemukan pada keluarga dengan anggota

keluarganya berusia lanjut ataupun yang berusia lebih dari 65

tahun.

2) Riwayat keluarga

Adanya salah satu keluarga atau orang tua yang mampunya

hipertensi atau penyakit jantung, arterosklerosis, DM dan

mempunyai resiko lebih besar untuk terkena hipertensi.

c. Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Pengobatan dan lingkungan yang tidak aman menyebabkan

resiko terjadinya injuri, karena pada penderita hipertensi

mengalami gangguan pada sistem neurosensori seperti pusing,

penglihatan kabur.

2) Tipe lingkungan

Keadaan lingkungan perkotaan, perindustrian dari pada

masyarakat di Irian Jaya.

Page 49: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

49

3) Fasilitass kesehatan lingkungan

Adanya fasilitass kesehatan sangat menentukan pemulihan

kesehatan, pencegahan penyakit serta pengobatan.

4) Fasilitas transportasi

Transportasi yang memadai sangat berpengaruh terhadap

kemampuan keluarga untuk menjangkau tempat kesehatan.

d. Fungsi keluarga

1) Tingkat pengetahuan

Keluarga yang tidak mengenal masalah hipertensi (definisi,

penyebab atau faktor resiko, tanda gejala, dan akibat atau

komplikasi) secara otomatis tidak mampu untuk merawat

anggotanya yang menderita hipertensi.

2) Praktik diit keluarga

Kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi garam, tinggi

lemak, kolesterol meningkatkan resiko hipertensi. Ditambah lagi

dengan kebiasaan mengkonsumsi minuman kopi.

3) Kebiasaan tidur dan istirahat

Penderita hipertensi biasanya mengalami gangguan pola

tidur sehubungan dengan proses penyakit, missal adanya insomnia,

Page 50: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

50

nyeri kepala dan terasa tidak nyaman pada daerah tengkuk dan

sering buang air kencing di malam hari.

4) Latihan dan aktivitas

Aktivitas sebagai pekerja berat, gaya hidup monoton dan

kurang olahraga, latihan fisik ringan adalah faktor pemicu

hipertensi.

e. Pemeriksaan fisik

Beberapa data focus yang didapatkan pada klien yang menderita

hipertensi antara lain (Doenges,1999):

1) Aktifitas/istirahat

Lemah, letih, gaya hidup monoton, perubahan irama jantung.

2) Sirkulasi

Kenaikan tekanan darah, riwayat hipertensi, dan penyakit jantung,

nadi karotis sangat jelas, pucat.

3) Integritas ego

Riwayat perubahan kepribadian, marah

4) Eliminasi

Riwayat gangguan ginjal

5) Makanan/ cairan

Pola makan tinggi garam, lemak dan kolesterol

Page 51: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

51

6) Neurosensorik

Pusing, gangguan penglihatan

7) Penapasan

Riwayat merokok, takipnea

4. Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hipertensi

Menurut Doenges (1999) adalah penurunan curah jantung, defisit

perawatan diri, gangguan perfusi serebral, risiko injuri, intoleransi

aktivitas.

5. Diagnosa keperawatan keluarga dengan hipertensi

a. Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan:

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi hipertensi

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

menderita hipertensi

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang baik

untuk penderita hipertensi

5) Ketidakmampuan keluarga memamnfaatkan pelayanan kesehatan

di masyarakat

Page 52: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

52

b. Intoleransi aktivitas

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi hipertensi

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

menderita hipertensi

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang baik

untuk penderita hipertensi

5) Ketidakmampuan keluarga memamnfaatkan pelayanan kesehatan

di masyarakat

c. Defisit perawatan diri

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi hipertensi

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

menderita hipertensi

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang baik

untuk penderita hipertensi

5) Ketidakmampuan keluarga memamnfaatkan pelayanan kesehatan

di masyarakat

Page 53: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

53

d. Risiko injuri

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi hipertensi

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

menderita hipertensi

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang baik

untuk penderita hipertensi

5) Ketidakmampuan keluarga memamnfaatkan pelayanan kesehatan

di masyarakat

e. Penurunan curah jantung

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi hipertensi

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

menderita hipertensi

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang baik

untuk penderita hipertensi

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan di

masyarakat

Page 54: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

54

6. Fokus intervensi

a. Gangguan perfusi jaringan

1) Kognitif

Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang

pengertian, tanda dan gejala, komplikasi dari hipertensi.

2). Afektif

Memotifasi klien untuk minum obat teratur

2) Psikomotor

a) Memodifikasi secara dini adanya gangguan perfusi jaringan

b) Lakukan pemantauan tekanan darah secara teratur

c) Bantu klien dan keluarga untuk mencegah komplikasi

b. Penurunan curah jantung

1) Kognitif

Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang

pengertian, tanda dan gejala, komplikasi dari hipertensi.

2) Afektif

a) Memotifikasi klein untuk minum obat

b) Memotifikasi keluarga untuk membatasi makanan tinggi

natrium dan kolesterrol

3) Psikomotor

a) Lakukan dan anjurkan keluarga lakukan teknik relaksasi,

panduan imajinasi, aktivitas pengalihan

Page 55: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

55

b) Olahraga teratur

c) Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman seperti pijatan

punggung, meninggikan kepala tempat tidur.

d) Bantu keluarga cara menyusun diet untuk penderita hipertensi

e) Lakukan pemantauan tekanan darah secara teratur

c. Intoleransi aktivitas

1) Kognitif

Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang

pengertian, tanda dan gejala, komplikasi dari hipertensi.

2) Afektif

a) Motifasikan klien untuk olahraga secara teratur

b) Motifassi klien untuk melakukan gerakan ROM

3) Psikomotor

a) Pertahankan untuk melakukan gerakan ROM

b) Monitor respon klien terhadap aktifitas, peningkatan nadi,

tekanan darah, dan keletihan

d. Deficit perawatan diri

1) Kognitif

Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang

pengertian, tanda dan gejala, komplikasi dari hipertensi

Page 56: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-naniklisty... · yang merupakan basis kekuatan keluarga. ... Proporsi protein di otak,

56

2) Afektif

a) Motifikasi klien dan keluarga untuk melakukan perawatan diri

b) Memotifikasi keluarga untuk membantu klien dalam

melakukan perawatan diri

3) Psikomotor

a) Berikan alat Bantu sesuai indikasi

b) Monitor dan observasi usaha klien dalam melakukan perawatn

diri

c) Rujuk ke pelayanan kesehatan jika terjadi kelemahan

e. Risiko injuri

1) Kognitif

Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang

pengertian, tanda dan gejala, komplikasi dari hipertensi.

2) Afektif

a) Anjurkan agar lantai tidak licin

b) Menciptakan lingkungan yang nyaman

3) Psikomotor

a) Orientasi klien terhadap lingkungan

b) Pertahankan lingkungan yang nyaman

c) Jangan letakkan benda berbahaya dekat klien