bab ii kajian pustaka a. kajian teori 1. pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/bab ii.pdf ·...

37
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sekolah Menengah Kejuruan a. Pembelajaran Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram dalam disain instruksional yang menciptakan proses interaksi antara sesama peserta didik, guru dengan peserta didik dan dengan sumber belajar. Pembelajaran bertujuan untuk menciptakan perubahan secara terus- menerus dalam perilaku dan pemikiran siswa pada suatu lingkungan belajar. Sebuah proses pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar. Menurut Syaiful Sagala (2013:61) pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:157) pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Menurut Zainal Arifin(2011:10) pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, dan sistemik yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku

Upload: vuongnga

Post on 05-Feb-2018

248 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Sekolah Menengah Kejuruan

a. Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara

terprogram dalam disain instruksional yang menciptakan proses interaksi

antara sesama peserta didik, guru dengan peserta didik dan dengan sumber

belajar. Pembelajaran bertujuan untuk menciptakan perubahan secara terus-

menerus dalam perilaku dan pemikiran siswa pada suatu lingkungan belajar.

Sebuah proses pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar.

Menurut Syaiful Sagala (2013:61) pembelajaran merupakan proses

komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,

sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sedangkan

menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:157) pembelajaran adalah proses yang

diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar

bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan,

dan sikap. Menurut Zainal Arifin(2011:10) pembelajaran adalah suatu proses

atau kegiatan yang sistematis, dan sistemik yang bersifat interaktif dan

komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar, dan

lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya

tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun luar kelas, dihadiri guru

secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan.

Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah

adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

12

tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif),

keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Belajar tidak hanya meliputi mata pelajaran, tetapi juga penguasaan,

kebiasaan, persepsi, kesenangan, kompetensi, penyesuaian sosial,

bermacam-macam keterampilan, dan cita-cita.

Dari beberapa pendapat tentang pembelajaran diatas dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi belajar

mengajar antara pendidik dengan peserta didik untuk memperoleh

pengetahuan, keterampilan, dan sikap baik di kelas maupun luar kelas untuk

menguasai kompetensi yang telah ditentukan.

Menurut Asep dan Abdul (2012:13-14) mengemukakan rancangan

pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan

lingkungan otentik.

2) Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik siswa.

3) Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan.

4) Penilaian hasil belajar terhadap siswa dilakukan secara formatif sebagai

diagnosis untuk menyediakan pengalaman belajar secara

berkesinambungan dan dalam bingkai belajar sepanjang hayat(life long

contiuning education).

Berdasarkan penjelasan diatas, komponen pembelajaran dapat

diartikan sebagai seperangkat alat atau cara dari berbagai proses yang

kemudian menjadi satu kesatuan yang utuh dalam sebuah pembelajaran

demi tercapainya suatu tujuan diantaranya, peserta didik, guru, tujuan

pembelajaran, materi/isi, metode, media pembelajaran, dan evaluasi. Oleh

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

13

karena itu pembelajaran menaruh perhatian pada ”bagaimana

membelajarkan siswa”, dan bukan pada”apa yang dipelajari siswa”. Dengan

demikian perlu diperhatikan bagaimana cara mengorganisasi sebuah

pembelajaran agar dapat dirancang dan direncanakan secara optimal untuk

memenuhi harapan dan tujuan.

b. Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan

kejuruan sebagaimana yang ditengaskan dalam penjelasan Pasal 15

Sisdiknas N0.20 Tahun 2003 yang merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Menurut House Committee on Education and Labour (HCEL) dalam (Oemar

H.Malik,2003:94) bahwa: “Pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk

pengembangan bakat, pendidikan dasar keterampilan, dan kebiasaan-

kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan

keterampilan”.Sementara Slamet (http://http:/konsep-pendidikan-

kejuruan.diakses tanggal 07/02/2015), menyatakan: ”Pendidikan kejuruan

adalah pendidikan untuk suatu pekerjaan atau beberapa jenis pekerjaan yang

disukai individu untuk kebutuhan sosialnya”.

Adapun tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan menengah

kejuruan menurut Sisdiknas N0.20 Tahun 2003 antara lain :

1) Tujuan umum

a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peseta didik kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

14

b) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan

bertanggung jawab.

c) Mengembangkan potensi peserta didik agar memililki potensi peserta

didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai

keanekaragaman budaya bangsa Indonesia.

d) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap

lingkungan hidup dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan

lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif

dan efisien.

2) Tujuan khusus

a) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu

bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha

dan dunia industi sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan

kompetensi dan program keahlian yang dipilih.

b) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam

berkompetensi, beradaptasi dilingkungan kerja, dan mengembangkan

sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

c) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,

agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri

maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

d) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi sesuai dengan

progam keahlian yang dipilih.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

15

Dengan demikian, secara esensial dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran di sekolah menengah kejuruan memungkinkan untuk

keterlaksanaan pembekalan keterampilan pada para siswa. Keterampilan

inilah yang membedakan utama dengan sekolah menengah umum.

Kenyataannya, lulusan sekolah menengah kejuruan lebih siap di dunia kerja

dibandingkan lulusan sekolah umum.

2. Kompetensi Pola Dasar di SMK

a. Kompetensi Keahlian Busana Butik

Kompetensi diartikan sebagai kecapakan yang memadahi untuk

melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki ketrampilan dan kecakapan

yang disyaratkan (suhaenah Suparno,2001:27). Menurut Hamzah (2007:78)

kompetensi sebagai karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang

berhubungan dengan kinerja atau superior dalam suatu pekerjaan atau

situasi. Sedangkan menurut Robert A. Roe (2001:73) kompetensi dapat

digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas, peran

atau pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai pribadi, dan

kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang

didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi sebagai

kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas mengintegrasikan

pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk membangun kinerja yang

didasarkan pada pengalaman serta pembelajaran yang dilakukan. Profil

kompetensi lulusan SMK terdiri dari kompetensi umum, dan kompetensi

kejuruan. Masing-masing telah mengacu pada tujuan pendidikan nasional,

sedangkan kompetensi kejuruan mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

16

Nasional Indonesia (SKKNI). Setiap keahlian mempunyai tujuan untuk

menyiapkan peserta didik bekerja dalam bidang tertentu yang sudah dipilih

dan digeluti selama pendidikan.

SMK terbagi beberapa bidang keahlian, salah satunya adalah bidang

keahlian Busana Butik.Secara khusus tujuan program keahlian busana butik

adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan

sikap yang berkompeten. Pada bidang keahlian busana butik diperlukan

target pencapaian kompetensi (TPK) untuk mempertimbangkan tingkat

kemampuan rata-rata peserta didik serta sumber daya pendukung dalam

penyelenggaraan pembelajaran. Untuk mencapai hasil target pencapaian

kompetensi ini program keahlian busana butik kemudian membagi menjadi

beberapa standar kompetensi (SK) yang kemudian dikerucutkan pada

kompetensi dasar (KD). Berikut tabel 1 yang menjelaskan standar

kompetensu dan kompetensi dasar pada bidang keahlian busana butik

berdasarkan Spectrum 2009 :

Tabel 1. Kompetensi Kejuruan Bidang Keahlian Busana Butik

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1) Menggambar

busana

(fashion drawing)

a) Memahami bentuk bagian-bagian busana

b) Mendiskripsikan bentuk proporsi tubuh anatomi

beberapa tipe tubuh manusia

c) Menerapkan teknik pembuatan desain busana

d) Penyelesaian pembuatan gambar busana

2) Pola Dasar

(Pattern making)

a) Menguraikan macam-macam teknik pembuatan pola

(teknik konstruksi dan teknik drapping)

b) Membuat pola

3) Membuat busana

wanita

a) Mengelompokkan Macam-Macam Busana Wanita

b) Memotong bahan

c) Membuat krah wanita

d) Menyelesaikan busana wanita dengan jahitan tangan

e) Menghitung harga jual

f) Melakukan pengepresan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

17

4) Membuat busana

pria

a) Mengelompokkan macam-macam busana pria

b) Memotong bahan

c) Membuat krah pria

d) Menyelesaikan busana pria dengan jahitan tangan

e) Menghitung harga jual

f) Melakukan pengepresan

5) Membuat busana

anak

a) Mengelompokkan macam-macam busana anak

b) Memotong bahan

c) Membuat krah anak

d) Menyelesaikan busana dengan jahitan tangan

e) Menghitung harga jual

f) Melakukan pengepresan

6) Membuat busana

bayi

a) Mengelompokkan busana bayi

b) Memotong bahan

c) Menyelesaikan busana dengan jahitan tangan

d) Menghitung harga jual

e) Melakukan pengepresan

7) Memilih bahan baku

busana

a) Mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis

b) Mengidentifikasi pemeliharaan bahan tekstil

c) Menentukan bahan pelengkap

8) Membuat hiasan

pada busana

a) Mengidentifikasi hiasan busana

b) Membuat hiasan pada kain atau bahan

9) Mengawasi mutu

busana

a) Memeriksa kualitas bahan utama

b) Memeriksa kualitas bahan pelengkap

c) Memeriksa mutu pola

d) Memeriksa mutu potongMemeriksa hasil jahit

b. Kompetensi Pola Dasar

Pola busana merupakan suatu sistem dalam membuat busana yang

digambar dengan benar berdasarkan ukuran badan seseorang yang diukur

secara cermat baik melalui pola konstruksi, pola standar,dan pola

draping(Ernawati,2008:246). Sedangkan menurut Ida saraswati (2013:11)

pola atau patern dalam menjahit adalah potongan kain atau kertas yang

mengikuti ukuran desain kostum bentuk badan dan model tertentu sebagai

contoh untuk membuat baju. Menurut Novi kurnia (2012:18) pola adalah

beberapa potongan bahan(kain, kertas, karton, dan kertas mika) yang

digunakan sebagai contoh membuat busana pada saat kain busana digunting

berdasarkan ukuran badan pemakai.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

18

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pola

busana adalah potongan kertas untuk memotong kain sesuai dengan ukuran

badan. Pola terdiri dari berbagai bagian, seperti pola badan, pola lengan,

pola krah, pola rok, pola celana, yang masing-masing pola tersebut dapat

dirubah sesuai model yang dikehendaki.

Ada beberapa macam pola yang dapat digunakan dalam membuat

busana (Ernawati, 2008:246) yaitu :

1) Pola kontruksi Pola konstruksi adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran

badan sipemakai, dan digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai dengan sistem pola konstruksi masing-masing. Pembuatan pola konstruksi lebih rumit dari pada pola standar disamping itu juga memerlukan waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik dan sesuai dengan bentuk tubuh sipemakai. Ada beberapa macam pola konstruksi antara lain : pola sistem Dressmaking, pola sistem So-en , pola sistem Charmant, pola sistem Aldrich, pola sistem Meyneke dan lain-lain sebagainya. 2) Pola standar

Pola standar adalah pola yang dibuat berdasarkan daftar ukuran umum atau ukuran yang telah distandarkan, seperti ukuran Small (S), Medium (M), Large (L), dan Extra Large (XL). Pola standar di dalam pemakaiannya kadang diperlukan penyesuaian menurut ukuran sipemakai. Jika sipemakai bertubuh gemuk atau kurus, harus menyesuaikan besar pola, jika sipemakai tinggi atau pendek diperlukan penyesuaian panjang pola.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini difokuskan pada

pembuatan pola dasar rok secara konstruksi dengan Sistem Cuppens Geurs.

Menurut Ida Saraswati (2013:76) rok adalah bagian dari pakaian yang biasa

dipakai mulai dari pinggang melewati panggul sampai kebawah sesuai

keinginan. Biasanya rok dipakai sebagai pasangan blus. Desain rok cukup

bervariasi baik dilihat dari ukuran panjang rok maupun dari siluet rok.

Menurut Novi Kurnia dan Mia Siti (2013:27) rok adalah bagian busana yang

dipakai dibagian bawah dengan mengukur dari garis lingakar pinggang,

lingkar panggul, tinggi panggul panjang rok, dan panjang sisi rok. Sedangkan

menurut Ernawati,dkk (2008:240) rok adalah bagian pakaian yang berada

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

19

pada bagian bawah badan. Umumnya rok dibuat mulai dari pinggang sampai

ke bawah sesuai dengan model yang diinginkan. Berdasarkan ukuran rok,

rok dapat dikelompokkan atas rok mini, rok kini. rok midi, rok maxi dan

longdress.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa rok adalah

berupa bagian pakaian luar yang bebas tergantung dari pinggang ke bawah

dengan mengambil ukuran lingkar pinggang, lingkar panggul, tinggi panggul,

panjang rok, dan panjang sisi. Dibawah ini merupakan gambar pola dasar

rok:

Gambar 1. Pola Dasar Rok Skala 1:8

Sistem Cuppens Geurs

Dalam membuat pola macam-macam rok diperlukan pola dasar rok

yang kemudian dikembangkan sesuai dengan disain rok yang diinginkan.

Menurut Sri Wening (1996: 47) aspek penilaian pembuatan pola terdiri

atas :

1) Persiapan (kelengkapan alat dan bahan).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

20

2) Proses (faham gambar, ketepatan ukuran, ketepatan sistem pola,

merubah model).

3) Hasil (ketepatan tanda pola, gambar pola, kerapian dan kebersihan).

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini difokuskan pada pembuatan

pola dasar rok secara konstruksi yang dikerjakan siswa yaitu persiapan,

proses, dan hasil unjuk kerja.

Adapun aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

1) Persiapan

Aspek persiapan yang dinilai adalah kelengkapan alat dan bahan. Untuk alat

yaitu mesin disediakan oleh pihak sekolah, jadi peneliti menilai kelengkapan

alat dan bahan sebagai berikut :

Alat :

a) Penggaris

b) Skala

c) Pensil

d) Penghapus

e) Pensil merah biru

Bahan :

a) Buku kostum/buku pola

b) Kertas merah biru

c) Kertas payung

2) Proses

Ketepatan ukuran pola menjadi bagian yang sangat penting dalam

proses pembuatan pola, apabila terjadi kesalahan pengukuran maka akan

berpengaruh besar pada busana yang akan dijahit. Untuk menghindari itu,

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

21

maka pada proses pembuatan pola apabila selesai perlu pengecekan pola

dengan ukuran.

3) Hasil

a) Kelengkapan tanda pola

b) Tanda-tanda pola adalah beberapa macam garis warna yang dapat

menunjukkan keterangan dan gambar pola. Macam-macam tanda pola

antara lain :

: Letak arah serat vertikal, atau horizontal

: Potong kain serong

: Garis pola asli dengan warna hitam

: Garis lipatan

: Garis penyelesaian

: Garis merah untuk pola bagian muka

: Garis biru untuk pola bagian belakang

: Garis lipatan/ploi

: Garis siku 90°

Gambar 2 . Macam-Macam Tanda Pola(Ida saraswati,2013:25-26)

c) Kerapian dan kebersihan

Apabila pola dibuat dengan rapi dan bersih maka dapat mudah

terbaca atau lebih mudah memahami bagian-bagian pola seperti garis pola

tegas, garis bantu pola.

Pada hasil pembuatan pola, penilaian dilakukan pada ketepatan dan

kelengkapan tanda-tanda pola, yakni sesuai dengan fungsi tanda pola.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

22

Keluwesan bentuk pada gambar polarok yakni pada garis lengkung rok.

Kebersihan serta kerapihan pola, dalam arti apabila pola dibuat dengan rapi

dan bersih maka dapat mudah terbaca atau lebih mudah memahami bagian-

bagian pola dan memperjelas saat memotong pola sampai merader.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris (Nana Sudjana, 2011:3).

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:3) hasil belajar merupakan

hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Menurut Asep

dan Abdul(2012:14) hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan

perilaku cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif,dan psikomotor dari

proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan hasil atas pencapaian belajar melalui perlakuan yang

mencangkup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang dilakukan dalam

waktu tertentu.

Menurut Nana Sudjana (2011:23-31) ada beberapa unsur-unsur yang

terdapat dalam ketiga aspek hasil belajar yaitu :

a. Tipe hasil belajar bidang kognitif.

Dalam tipe hasil belajar bidang kognitif dapat dibagi menjadi

beberapa tipe yaitu :

1) Tipe hasil belajar pengetahuan(knowledge).

2) Tipe hasil belajar pemahaman.

3) Tipe hasil belajar aplikasi.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

23

4) Tipe hasil belajar analisis.

5) Tipe hasil belajar sintesis.

6) Tipe hasil belajar evaluasi.

b. Tipe hasil belajar bidang afektif.

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.

c. Tipe hasil belajar psikomotor.

Hasil belajar psikomotor tampak pada bentuk ketrampilan (skill), dan

kemampuan bertindak individu (seseorang).

Sedangkan menurut Agus Suprijono (2010:6) klasifikasi hasil belajar

secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga ranah antara lain :

a. Ranah kognitif

Ranah ini berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai

pemahaman konsep atau isi bahan pembelajaran yang telah diterimanya.

Dominan kognitif antara lain:Pengetahuan, ingatan, memahami, menjelaskan,

contoh, menerapkan, menganalisis, mengorganisasikan, merencanakan, dan

menilai.

b. Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap, minat, nilai, dan konsep diri.

Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku,

menghargai seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, menghargai orang

lain, dan lain-lain. Dominan ranah afektif meliputi: menerima, menjawab,

menilai, pengorganisasian, dan pengkarakteran.

c. Ranah psikomotor

Hasil belajar pada ranah psikomotor tampak dalam bentuk

keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak individu. Ranah psikomotor

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

24

terdiri dari empat dominan yaitu: gerakan, manipulasi, komunikasi, dan

menciptakan.

Sedangkan untuk mencapai hasil belajar pada pencapaian tujuan

pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. (2007:76-77), menyebutkan faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:

a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal

meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Sedangkan menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2002:120), yang

menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil

antara lain:

a. Daya serap terhadap pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,

baik secara individu maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus

(TIK) telah dicapai siswa, baik secara individu maupun kelompok.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil

yang dicapai siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang tampak dari

hasil evaluasi pada awal dan akhir pembelajaran. Semakin baik proses

pembelajaran dan aktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka

seharusnya hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai

dengan tujuan yang dirumuskan sebelumnya. Sehingga tujuan pendidikan

dalam tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang

efektif (berhubungan dengan sikap dan nilai), dan bidang psikomotor

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

25

(kemampuan/ketrampilan/berperilaku) dapat dicapai dengan hasil yang baik.

Dan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas,

peneliti menggunakan faktor eksternal berupa penggunaan model

pembelajaran kooperatif STAD.

Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar meliputi segenap ranah

psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar

siswa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa

adalah mengetahui garis besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang

ingin diukur. Berikut adalah tabel jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi

menurut Muhibbin Syah (2007:151) :

Tabel 2. Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi

a. Ranah Kognitif

1) Pengamatan 1) Dapat menunjukkan

2) Dapat membandingkan

3) Dapat menghubungkan

1) Tes lisan

2) Tes tulis

3) Observasi

2) Ingatan 1) Dapat menyebutkan

2) Dapat menunjukkan

kembali

1) Tes lisan

2) Tes tulis

3) Observasi

3) Pemahaman 1) Dapat menjelaskan

2) Dapat mendefinisikan

dengan lisan sendiri

1) Tes tulis

2) Tugas

4) Penerapan 1) Dapat memberikan contoh

2) Dapat menggunakan

secara tepat

1) Tes tulis

2) Tugas

5) Analisis (pemeriksaan

dan pemilihan secara

teliti)

1) Dapat menguraikan

2) Dapat mengklasifikasikan/

memilah-milah

1) Tes tulis

2) Tugas

6) Sintetis (membuat

paduan baru dan

utuh)

1) Dapat menghubungkan

2) Dapat menyimpulkan

3) Dapat melealisasikan

(membuat prinsip umum)

1) Tes tulis

2) Tugas

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

26

Ranah/Jenis

Prestasi

Indikator Cara Evaluasi

b. Ranah Afektif

1) Penerimaan 1) Menunjukkan sikap

menerima

2) Menunjukkan sikap

menolak

1) Tes sikap

2) Tes tulis

3) Observasi

2) Sambutan 1) Kesediaan

berpartisipasi/terlibat

2) Kesediaan memanfaatkan

1) Tes sikap

2) Tugas

3) Observasi

3) Apresiasi (sikap

menghargai)

1) Menganggap penting dan

bermanfaat

2) Menganggap indah dan

harmoni

1) Tes sikap

2) Tugas

3) Observasi

4) Internalisasi

(pendalaman)

1) Mengakui dan meyakini

2) Mengingkari

1) Tes sikap

2) Tugas

3) Observasi

5) Karakteristik

(penghayatan)

1) Mengakui dan meyakini

2) Mengingkari

1) Tes lisan

2) Tes tulis

3) Observasi

c. Ranah psikomotor

1) Keterampilan

bergerak dan

bertindak

1) Mengkoordinasikan gerak,

mata, tangan, kaki, dan

anggota tubuh lainnya.

1) Observasi

2) Tes

tindakan

2) Kecakapan

ekspresi verbal

dan non verbal

1) Mengucapkan

2) Membuat mimik dan gerak

jemari

1) Observasi

2) Tes lisan

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa cara mengevaluasi

dipengaruhi oleh indikator dan ranahnya. Misalnya pada ranah kognitif, jika

ingin mengetahui kemampuan siswa dalam pengamatan, indikator dapat

menunjukkan dengan evaluasi lisan, sedangkan untuk menilai siswa dalam

membandingkan dapat dilakukan dengan evaluasi tes, dan untuk mengetahui

apakah siswa dapat menghubungkan siswa dapat dilakukan dengan evaluasi

observasi.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

27

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement

Division (STAD)

a. Pembelajaran Kooperatif

Robert E. Slavin (2005:3) menjelaskan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa akan duduk bersama

dalam kelompok untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru.

Menurut Artz dan Newman (Miftahul Huda,2013:32) pembelajaran koorperatif

merupakan kelompok kecil pembelajar / siswa yang bekerja sama dalam satu

tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau

mencapai satu tujuan bersama. Menurut Isjoni (2010:14), pembelajaran

kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai

anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa

berupa pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan

siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar anggota lainnya dalam

kelompok tersebut melalui belajar secara kelompok, peserta didik

memperoleh kesempatan untuk saling berinteraksi dengan teman-temannya.

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif (Asep Jihad,2012:30) antara lain:

a. Untuk menuntaskan materi materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.

b. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

c. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompokpun terdiri dari suku, budya, jenis kelamin yang berbeda pula.

d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

28

Sedangkan menurut Isjoni (2010:27) ada beberapa ciri-ciri dari

pembelajaran kooperatif adalah:

a. Setiap anggota memiliki peran.

b. Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa.

c. Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya, dan juga

teman-teman sekelompoknya.

d. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan personal

kelompok, dan

e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pembelajaran

kooperatif siswa harus memiliki peran didalam kelompok untuk membangun

sebuah kerjasama, dan guru hanya mampu mengembangkan keterampilan

siswa dengan memberikan penghargaan untuk memberikan semangat siswa.

Menurut Sadker dalam Miftahul huda (2011:66) menjabarkan

beberapa manfaat pembelajaran kooperatif. Selain itu, meningkatkan

keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperatif juga

memberikan manfaat-manfaat besar lain seperti berikut ini :

a. Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan

memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi;

b. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki

sikap harga-diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk

belajar;

c. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada teman-

temannya, dan di antara mereka akan terbangun rasa ketergantungan

yang positif (interdependensi positif) untuk proses belajar mereka nanti;

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

29

d. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap

teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang

berbeda-beda.

Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif (Muslimin dkk, 2000:46)

yaitu :

a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggungjawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dievaluasi. e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan

membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Sedangkan menurut Nur Asma (2006:14-16) menyatakan ada 5

prinsip dalam cooperative learning, yaitu :

a. Belajar siswa aktif yaitu berpusat pada siswa, yang dominan dilakukan

siswa dalam membangun dan menemukan pengetahuan dengan belajar

bersama-sama secara berkelompok.

b. Belajar bekerjasama dalam kelompok untuk membangun pengetahuan

yang sedang dipelajari. Prinsip pembelajaran inilah yang melandasi

keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif

c. Belajar patrisipatorik yaitu siswa belajar dengan melakukan sesuatu

(learning by doing) secara bersama-sama untuk menemukan dan

membangun pengetahuan yang menjadi tujuan pembelajaran.

d. Mengajar reaktif yaitu guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar

seluruh siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Guru harus

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

30

mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik

serta dapat meyakinkan siswanya akan manfaat dari pembelajaran

tersebut.

e. Pembelajaran yang menyenangkan dan tidak ada lagi suasana

pembelajaran yang membuat siswa merasa tertekan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa

prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan

keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran

kooperatif menuntut kerjasama dan interdependensi peserta didik dalam

struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya. Struktur tugas

berhubungan dengan bagaimana tugas yang diberikan dapat diorganisir

dengan baik oleh peserta didik. Struktur tujuan dan reward mengacu pada

kerja sama dalam kelompok atau kompetisi yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan maupun reward.

Menurut Robert Slavin (2005:11-26), ada beberapa macam-macam

metode pembelajaran Kooperatif antara lain :

a. Student Teams-Achievement Division (STAD)

Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar secara heterogen

yang terdiri dari empat sampai lima siswa dengan berbeda-beda tingkat

kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etnicnya. Model ini menuntut

siswa untuk bekerjasama dalam satu tim sampai seluruh anggota tim dapat

fokus pada pemaknaan bukan penghafalan dalam belajar materi

pelajaran.Model ini juga mengadakan reward atau penghargaan untuk

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

31

mendorong siswa bersaing meningkatkan prestasi. Kelebihan model STAD

ini dapat dipakai pada mata pelajaran teori maupun praktikum.

b. Team Game Tournament (TGT)

Para siswa ditugaskan untuk membaca sub bab, buku kecil, atau

materi lain yang bersifat terperinci. Dari pembagian tim, setiap anggota tim

ditugaskan secara acak untuk menjadi “ ahli “ dalam aspek tertentu dari tugas

membaca tersebut, lalu mereka kembali kepada timnya untuk mengajar topik

mereka kepada teman satu timnya. Kelebihan pada model ini dapat

diterapkan pada pelajaran langsung praktikum.

c. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

CIRC merupakan program komperhensif untuk mengajarkan

membaca dan menulis. Para siswa ditugaskan untuk berpasangan dua siswa

dalam tim mereka untuk belajar dalam serangkaian kegiatan yang bersifat

kognitif. Penghargaan untuk tim dan sertifikat akan diberikan kepada tim

berdasarkan kinerja rata-rata dari semua anggota tim dalam semua kegiatan

membaca dan menulis. Model ini cocok untuk membimbing pada sekolah

jurusan bahasa.

d. Team Assisted Individualization (TAI)

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan strategi pembelajaran

yang berpusat pada siswa. Pada model pembelajaran kooperatif ini, siswa

biasanya belajar menggunakan LKS (lembar kerja siswa) secara

berkelompok. Mereka kemudian berdiskusi untuk menemukan atau

memahami konsep-konsep. Setiap anggota kelompok dapat mengerjakan

satu persoalan (soal) sebagai bentuk tanggungjawab bersama. Penerapan

model pembelajaran kooperatif TAI lebih menekankan pada penghargaan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

32

kelompok, pertanggungjawaban individu dan memperoleh kesempatan yang

sama untuk berbagi hasil bagi setiap anggota kelompok. Model ini juga dapat

diterapkan pada pelajaran langsung praktikum.

e. Group Investigation

Group Investigation merupakan perencanaan pengaturan kelas yang

umum di mana para siswa bekerja dalam kelompok kecil mengunakan

pertanyaan koorperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek

koorperatif. Dalam metode ini kelemahannya, para siswa dibebaskan dalam

membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua orang sampai dengan

enam orang anggota. Sehingga apabila dalam satu tim tingkat

kemampuannya rendah maka yang ada tingkat prestasi siswa akan turun,

dan konsentrasi siswa saat mengerjakan materi kurang maksimal.

f. Learning Together

Metode ini melibatkan siswa yang dibagi dalam kelompok yang terdiri atas

empat atau lima kelompok dengan latar belakang berbeda mengerjakan

lembar tugas. Kelompok-kelompok ini menerima satu lembar tugas, dan

menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok. Tetapi,

model ini hanya cocok diterapkan di kelas tinggi karena lebih didominasi

kegiatan diskusi dan presentasi. Memakan waktu cukup lama dan sedikit

membosankan serta guru tidak bisa melihat kemampuan tiap-tiap siswa

karena mereka bekerja dalam kelompok.

Dari pendapat diatas maka pada penelitian ini peneliti meneliti

memilih model pembelajaran koopertatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) dikarenakan model pembelajaran didalam STAD, para siswa

dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat kelompok yang berbeda-

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

33

beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etnicnya. Model

pembelajaran STAD ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran produktif

yang mengacu pada materi teori seperti mata pelajaran pola dasar. Dengan

begitu diharapkan ada kerjasama yang baik dalam sebuah tim untuk

mendapatkan sebuah prestasi disetiap materi yang disampaikan.

b. Model Pembelajaran Koorperatif Tipe STAD

Dalam penelitian ini menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) yang akan di implementasikan

di kelas. Menurut Robert Slavin (2005:11) Student Teams Achievement

Division (STAD) merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana, dan banyak digunakan dalam pembelajaran kooperatif. Menurut

Isjoni (2007:74) merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan

pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi

dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai

prestasi yang maksimal. Menurut Trianto (2010:68) pembelajaran kooperatif

tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) merupakan salah satu

tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-

kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara

heterogen.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, disimpulkan bahwa

pengertian model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement

Division (STAD) adalah model pembelajaran dimana siswa belajar dalam

kelompok-kelompok yang heterogen (tingkat prestasi, jenis kelamin, budaya,

dan suku) yang terdiri dari 4-5 siswa. Kegiatan pembelajarannya diawali

dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

34

kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Ciri terpenting dalam model

pembelajaran kooperatif STAD adalah kerja tim.

Menurut Agus Suprijono (2009:65) langkah-langkah pengajaran

STAD ini terdiri dari enam fase seperti yang disajikan pada Tabel berikut:

Tabel 3.Fase-Fase Pembelajaran Tipe STAD

Fase Kegiatan Guru

Fase I Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase II Menyajikan atau menyampaikan informasi

Menyajikan informasi pada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan

Fase III Mengorganisasikan siswa pada kelompok-kelompok belajar

Menjelaskan pada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase IV Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka bekerja dan belajar

Fase V Evaluasi

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan dan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

Fase VI Memberikan penghargaan

Mengali cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu

a. Fase Pertama

Pada fase ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa siap dalam mengikuti

pembelajaran dengan sungguh-sungguh agar mencapai hasil belajar yang

baik.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

35

b. Fase Kedua

Pada fase ini guru menyampaikan materi pelajaran dengan jalan

mendemostrasikan melalui bahan bacaan maupun media pembelajaran.

c. Fase Ketiga Fase

kedua ini guru membagi tim yang terdiri dari empat atau lima siswa

yang mewakili seluruh bagian kelas dalam hal kinerja akademik, jenis

kelamin, ras maupun etnis. Fungsi utama dari tim ini adalah semua anggota

tim harus benar-benar belajar, khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan

anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dnegan baik. Tim adalah yang

paling penting dalam STAD.

d. Fase Keempat

Pada fase ini guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingat

tentang tugas-tugas yang dikerjakan siswa dan waktu yang dialokasikan.

Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau

meminta beberapa siswa mengulangi hal yang sudah ditunjukkan. Sebelum

siswa diberikan tugas secara kelompok guru memberikan penjelasan materi

didepan kelas.

e. Fase Kelima

Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan stratergi evaluasi

konsisten dengan tujuan pembelajaran.

f. Fase Keenam

Setelah evaluasi dilaksanakan maka guru mempersiapkan struktur

reward yang akan diberikan kepada siswa. Struktur reward kooperatif

diberikan kepada siswa meskipun anggota timnya harus saling bersaing.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

36

Sedangkan menurut Robert Slavin (2010:134) Adapun sintak dari

metode pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions

(STAD) adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Sintak Pembelajaran STAD

Fase-Fase Perlakuan Guru

Fase1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar.

Fase 2. Menyajikan atau

menyampaikan informasi Memberikan penjelasan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari

Fase 3. Mengondisikan kelas dan membagi kelompok secara heterogen

Membagi kelompok dengan perbedaan jenis, kepandaian

Fase 4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Mengamati, memberikan motivasi dan membantu siswa apabila kesulitan.

Fase 5. Mengevaluasi dan memberikan penghargaan

Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Menurut Robert Slavin (2010:138) langkah-langkah pembelajaran

kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions (STAD) adalah

sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

b. Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat

sampai lima siswa dengan kemampuan yang heterogen.

c. Guru menyampaikan materi pelajaran secara garis besar.

d. Bahan atau materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok

untuk mencapai kompetensi dasar.

e. Guru memanggil salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya.

f. Perwakilan siswa dari kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

37

g. Guru memfasilitasi siswa dalam bentuk rangkuman, mengarahkan, dan

memberikan penegasan pada materi pelajaran yang telah dipelajari.

h. Guru memberiakan tes/kuis kepada siswa secara individu.

i. Guru memberikan pujian/penghargaan kepada kelompok berdasarkan

perolehan nilai hasil belajar individu dari skor kuis berikutnya.

Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD (Robert Slavin,2010:139) adalah :

a. Keunggulan 1) Dapat diterapkan pada setiap mata pelajaran. 2) Setiap siswa dituntut untuk selalu siap dan bertanggung jawab penuh

terhadap suatu konsep ataupun masalah yang diajukan oleh guru. 3) Siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi dapat membantu siswa

yang memiliki kemampuan akademik kurang tinggi. b. Kelemahan 1) Siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi dapat mendominasi

kelompoknya. 2) Dalam penentuan anggota kelompok yang akan mempresentasikan hasil

diskusinya, dimungkinkan siswa yang mememiliki kemampuan akademik tinggi dapat mendominasi diskusi/presentasi kelas.

Dengan memahami dan mengetahui model pembelajaran

cooperative learning model STAD pada teori yang sudah dikemukakan pada

beberapa ahli, maka peneliti menggunakan model pembelajaran cooperative

learning model STAD menggunakan sintak STAD dengan teori dasar Agus

Suprijono. Guru dapat merubah paradigma mengajar dari konvensional ke

model pembelajaran STAD sehingga memotivasi siswa untuk aktif, kreatif,

inovatif dan menyenangkan. Pembelajaran STAD ini hampir sama dengan

pembelajaran kooperatif lainnya namun yang membedakan adalah tipe STAD

ini menggunakan kuis-kuis individual pada tiap akhir pelajaran. Para siswa

tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis

sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami

materinya. Dalam STAD ini terdiri atas enam sintak utama di antaranya

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

38

adalah penyampaian tujuan dan motivasi pembelajaran, menyajikan

menyampaikan informasi, mengoganisasi kegiatan belajar dalam tim (kerja

tim), membimbing kelompok bekerja dan belajar, kuis (evaluasi), dan

penghargaan prestasi tim.

Menurut Robert E.Slavin (2005:143) tipe pembelajaran kooperatif

STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Dalam

presentasi ini bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Dengan cara ini,

para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi

perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan

sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka

menentukan skor tim mereka.

Sehingga dari pendapat tersebut peneliti menyempurnakan sebuah

model pembelajaran ini dengan alat pembantu media powerpoint. Media

berbasis powerpoint merupakan pembelajaran yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan software komputer. Media berbasis

powerpoint ini memiliki kelebihan yaitu menggabungkan unsur media seperti

teks, video, animasi, image, dan sound didalam presentasi powerpoint

sehingga dapat dibuat semenarik mungkin.

5. Microsoft Power Point

a. Pengertian Microsoft Power Point

Menurut Musliadi KH (2013:1) microsoft power point adalah bagian

dari microsoft office yang digunakan untuk keperluan presentasi dalam

bentuk slide, outline presentasi, presentasi elektronika, menampilkan slide

yang dinamis, termasuk clip art yang menarik, yang semuanya itu mudah

ditampilkan di layar monitor komputer. Menurut Abdul kadir (2011:2) microsoft

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

39

power point adalah suatu software yang akan membantu dalam menyusun

sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah. Menurut

Wahana komputer (2011:2) microsoft power point merupakan salah satu

aplikasi presentasi yang banyak digunakan pada saat ini, hal ini dikarenakan

banyak sekali kemudahan dan kelebihan yang disediakan sehingga pelaku

bisnis dapat menyampaikan presentasi kerja secara profesional dan menarik.

Berdasarkan pengertian microsoft power point yang telah dipaparkan

oleh para ahli maka dapat disimpulkan bahwa microsoft office power point

merupakan perangkat lunak (software) yang mampu menampilkan program

multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan dan penggunaannya

relatif murah. Microsoft power point memiliki kemampuan untuk

menggabungkan berbagai unsur media, seperti pengolahan teks, warna,

gambar, dan grafik, serta animasi.

b. Pembuatan Animation Of Shapes

Animation of shapes merupakan bagian dari suatu presentasi yang

terdapat pada microsoft power point. “Animation“ dalam bahasa indonesia

mempunyai arti animasi atau gerakan. Menurut Musliadi KH (2013:75)

fasilitas shapes digunakan untuk menambahkan objek gambar pada slide

presentasi, sedangkan menurut Abdul kadir (2011:2) fasilitas shapes

digunakan untuk membuat berbagai bentuk gambar dasar, dan

memungkinkan untuk menyisipkan tulisan didalamnya, selain itu dapat

dengan mudah mengganti warna gambar. Menurut Wahana komputer

(2011:32) shapes terdiri dari kotak, lingkaran, calout balloons, lines, dan

block arrows. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

Animasi yang akan diterapkan untuk presentasi pada penelitian ini adalah

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

40

custom animations yang merupakan animasi dengan beragam variasi

animasi yang ada pada toolbar animations. Sedangkan “shapes” mempunyai

arti bentuk. Shapes digunakan membuat berbagai bentuk gambar yang terdiri

dari kotak, lingkaran, garis, arah, dan lain-lain.

Menurut banyak orang yang menyukai power point sebagai media

pembelajaran presentasi dikarenakan program ini memiliki beberapa

keunggulan, salah satunya custom animation of shapes. Dengan fasilitas ini

presentasi dapat menjadi lebih hidup, menarik, dan interaktif. Dalam

pembuatan animation of shapes ada beberapa langkah yang harus dilakukan

yaitu :

a. Membuka aplikasi microsoft power point dengan tampilan sebagai berikut.

Gambar 3. Halaman Awal Microsoft Power Point

(Abdul Kadir,2011:3)

b. Kemudian membuka bagian Insert, pilih apilkasi Shapes sebagai

pembuatan garis sesuai pola.

Gambar 4. Apilkasi Shapes

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

41

c. Pada Bagian shapes akan muncul berbagai garis yang akan membantu

dalam pembuatan pola dasar.

Gambar 5. Macam-macam Garis pada Apilkasi Shapes

(Abdul Kadir,2011:96 )

d. Dalam pembuatan ilustrasi gambar pola, ada beberapa garis yang

digunakan yaitu :

1) Line ( ) digunakan untuk membuat garis lurus.

2) Double Arrow ( ) digunakan untuk membuat garis dengan dua ujung

panah. Pada pembuatan pola garis ini digunakan sebagai arah serat.

3) Curve ( ) digunakan untuk membuat kurva. Pada pembuatan

pola garis ini digunakan sebagai garis lengan.

4) Arc ( ) digunakan untuk membuat garis busur. Pada

pembuatan pola garis ini digunakan sebagai garis lengkung pada

panggul. (Abdul Kadir,2011:96)

e. Setelah selesai pembuatan garis-garis pola dan langkahnya, selanjutnya

adalah memberi Animasi pada setiap garis dengan cara :

1) Mengklik kanan text atau objeknya

2) Mengklik Custom Animation

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

42

3) Memilih effects untuk memberikan animasi pada text atau objek yang

diinginkan dengan memilih pada icon.

4) Setelah memilih effects yang diinginkan maka akan nampak sebagai

berikut :

Gambar 6. Custom Animation

a) Mengatur Start berdasarkan pada saat apa animasi ini dilakukan.

b) Mengatur Direction berdasarkan arah yang diinginkan.

c) Mengatur Speed berdasarkan seberapa cepat animasi tersebut dilakukan

d) Menyesuaikan urutan tampilan animasi sesuai keinginan dengan

mengatur order.

e) Menekan play untuk melihat tampilan preview hasil pengaturan yang

dilakukan.

f) Sehingga akan nampak hasil akhirnya sebagai berikut :

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

43

Gambar 7. Hasil Jadi Job sheet berbasis animation of shapes.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian relevan yang terkait dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Nur Ikomah (2007) dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Berbantuan Job Sheet Terhadap Hasil Belajar Membuat Pola Celana

Anak Kelas X Busana 2 Di SMK N 6 Purworejo”.

2. Siti Chaeriyah (2010) dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

Kelas VII Di SMP Negeri 2 Depok Pada Materi Bangun Segiempat”.

3. Septi Dwi Dayati (2011) dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Pada Pencapaian Kompetensi Membuat Pola Blazer Di SMK N 1 Sewon

Bantul”.

Dari beberapa hasil penelitian yang relevan diatas, akan diuraikan

dalam tabel 5 untuk mengetahui relevansi penelitian

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

44

Tabel 5. Penelitian Yang Relevan

Uraian penelitian Nur Ikomah (2007)

Siti Chaeriyah (2010)

Septi Dwi Dayati (2011)

Apris Sarah Wijayanti (2014)

Tujuan Pencapaian kemampuan pemecahan masalah

Pencapaian kompetensi

Pencapaian hasil belajar

√ √

Tempat penelitian

SD

SMP √

SMA

SMK √ √ √

Jenis Penelitian

Deskriptif

Kualitatif

R&D

PTK √ √

Quasi eksperimen √ √

Teknik analisis data

Angket √ √ √ Observasi √ √ √ Wawancara √ √ Catatan lapangan √

Analisis data Statistik deskriptif √ √

Analisis deskriptif √ √

Materi Matematika √

Pola Celana √

Pola Blazer √

Pola dasar √

Media Buku pedoman √

Job sheet √ √ √

Riil object

Powerpoint √

Model pembelajaran

STAD √ √ √ √

Hasil penelitian ini digunakan sebagai dasar acuan Penelitian

Tindakan kelas (PTK) yang menerapkan metode Student Team Achievement

Division (STAD). Dari uraian penelitian relevan diatas, yang membedakan

dari ketiga penelitian dengan penelitian ini adalah tempat penelitian, materi

pembelajaran, dan penggunaan dari media powerpoint berbasis animation of

shapes.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

45

C. Kerangka Pikir

Dalam berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, proses sangatlah

berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Berhasil atau tidaknya hasil

belajar peserta didik sangat bergantung pada keefektifan metode

pembelajaran yang digunakan saat menyampaikan suatu meteri pelajaran

pada peserta didik. Salah satu ciri pembelajaran yang efektif adalah

penyampaian materi pembelajaran dengan berbagai metode dan media

pembelajaran untuk menarik perhatian dan minat peserta didik dalam belajar,

serta dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Guru memiliki peranan utama di dalam proses pembelajaran.

Keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung dari segi strategi

pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penggunaan metode Student Team

Achievement Division (STAD) adalah satu tipe dalam metode pembelajaran

kooperatif yang dapat digunakan sebagai alternatif guru untuk mengajar.

Model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) ini memiliki

keistimewaan yaitu selain siswa dapat mengembangkan kemempuan secara

individu, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan kelompoknya.

Adanya keaktifan siswa ini maka diharapkan akan meningkatkan hasil belajar

siswa dalam mempelajari mata pelajaran yang diberikan guru karena siswa

akan lebih dapat memahami materi membuat pola busana secara konstruksi

dengan mempelajari secara bersama-sama daripada hanya dijelaskan oleh

guru. Mata diklat membuat pola busana akan lebih mudah dimengerti oleh

siswa apabila mereka bersama-sama memecahkan masalah daripada

dijelaskan oleh guru dengan model pembelajaran konvensional. Sehingga

kompetensi belajar membuat pola busana dapat meningkat. Dan dengan

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

46

didukung media powerpoint berbasis animation of shapes yang digunakan

pada saat pembelajaran dasar pola maka dapat membantu siswa mengatasi

masalah-masalah belajar sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan 1.

Kerangka Pikir

Bagan 1. Kerangka Pikir

Pengamatan : Kompetensi Membuat Pola Rendah

Perencanaan tindakan: Model Cooperative Learning tipe STAD

Penerapan Tindakan model kooperatif STAD : 1. Pendahuluan : a. Salam b. Presensi c. Apersepsi materi dan menyajikan informasi d. Memotivasi siswa 2. Kegiatan Inti : a. Menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Membagi jobsheet c. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD : 1) Mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok untuk saling bekerja sama 3) Guru menjelaskan materi pembelajaran. d. Pemberian tugas pola dasar rok dari pengukuran hingga hasil jadi dan dikumpulkan e. Evaluasi pekerjaan siswa f. Tes uraian

Mengobservasi dan

mengevaluasi proses

dan hasil

tindakan

Peningkatan Hasil Belajar Membuat Pola

Dasar Rok

Motivasi dan Minat Belajar

Meningkat REFLEKSI

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran ...eprints.uny.ac.id/21885/2/BAB II.pdf · ... sesuai dengan kompetensi dan ... Membuat hiasan pada busana a) ... Membuat hiasan

47

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang dikemukan

diatas, dirumuskan hipotesis tindakan sebagai dugaan awal penelitian

sebagai berikut :

1. Penerapan pembelajaran membuat pola dasar rok menggunakan model

pembelajaran tipe STAD berbasis media power point dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK Pelita Buana Bantul.

2. Penerapan model pembelajaran tipe STAD berbasis media power point

pada pembelajaran pola dasar rok dapat meningkatkan hasil belajar

siswa lebih dari 80% di SMK Pelita Buana Bantul.