bab ii gambaran umum perusahaan sejarah perusahaan bab ii.pdfmemproduksi saus sambal pada tahun...
TRANSCRIPT
5
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
Perusahaan ini awalnya didirikan pada tahun 1975 oleh Bapak Chu
Sok Sam dengan nama CV. Central Food Industrial Corporation di Jl. Daan
Mogot km 12, Cengkareng, Jakarta barat, memulai usaha pertamanya
sebagai produsen kecap kedelai. Berkat adanya dedikasi yang tinggi dalam
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap produk-produk konsumen,
perusahaan telah dapat banyak membawa perkembangan dalam
menciptakan produk-produk baru pada tahun pertama didirikannya. Pada
tahun 1978, status perusahaan adalah swasta nasional dan dipimpin oleh
seorang direktur bernama Kogan Mandala. Perusahaan membuat suatu
variasi dengan memproduksi squash dan sirup dan kemudian diikuti dengan
memproduksi saus sambal pada tahun 1979, saus tomat pada tahun 1980,
dan jus buah dalam bentuk kemasan tetra packs pada tahun 1982.
Mengingat keadaan perusahaan yang semakin berkembang, maka
para pimpinan perusahaan dan pemegang saham merasa perlu merubah
bentuk perusahaan dari CV menjadi PT. Akhirnya mereka bersama-sama
mendirikan perusahaan baru dengan nama PT. Aneka Bina Cipta Central
Food Industry disingkat dengan nama PT. ABC Central Food tahun 1982.
Status perusahaan tetap swasta nasional dengan direktur utama nyonya
Erlina. Perusahaan mempunyai tujuan untuk memasarkana produk-
produknya dari konsumen tingkat menengah hingga konsumen tingkat atas
dengan menekankan pada kualitas yang baik. ABC FOODS menyalurkan
produknya melalui kantor pemasarannya dan mengekspor produknya ke
negara-negara diseluruh dunia seperti Amerika serikat, Kanada, Australia,
Singapura, Malaysia, Brunei Darusalam, Taiwan, Hongkong, Jepang,
Republik Maldives, Saudi Arabia, UAE, Rusai,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Holland, UK. Denmark, Norway, Czech, Slovak, Yunani, dan lain-
lain. Pada tahun 2000, perusahaan mengoperasikan 3 fasilitas manufaktur
termutakhir yang dilengkapi dengan teknologi terbaru yang sesuai dengan
standar internasional.
Pada awal tahun 1999, pemegang saham dari PT ABC Central Food
Industry memutuskan untuk membentuk suatu aliansi dengan H.J.Heinz
dari Amerika Serikat dengan tujuan untuk memperkuat posisinya dipasaran
Asia, dimana aliansi ini kemudian dinamakan PT Heinz ABC Indonesia.
PT Heinz ABC Indonesia merupakan salah satu perusahaan produksi
makanan terbesar di Asia tenggara dan sangat terkenal karena kualitasnya.
Dan merk“ABC” tersebut juga merupakan
salah satu merk yang paling terkenal di Asia tenggara, Khususnya pada
kategori kecap kedelai dan saus sambal.
PT Heinz ABC Indonesia memperkerjakan lebih dari 3500 orang
karyawan di 3 pabrik manufaktur diseluruh Indonesia, yaitu Daan Mogot,
Karawang, dan Pasuruan, dengan kantor pusat yang berlokasi di Intiland
Tower, Jl. Sudirman Kav 32 lantai 3A, Jakarta. Pada saat ini, produk-
produk yang dihasilkannya adalah kecap kedelei, saus sambal, saus tomat,
saus tiram, kecap manis, kecap asin, bermacam minuman syrup dalam
bentuk botol ataupun kemasan tetrapack. Plant Daan Mogot memproduksi
produk jenis kecap dan minuman siap minum.mengekspor produknya ke-
lebih dari 30 negara diseluruh dunia, yang dimana produk yang diekspor
tersebut dikemas baik secara retail maupun grosir dan dikirim dengan merk
“ABC” atau jika dibutuhkan dapat diberi label pribadi milik pembeli.
Seluruh produk yang diproduksi oleh perusahaan sesuai dengan
standard internasional, dimana perusahaan memperkerjakan team-team
yang professional dan berdedikasi tinggi, yang dibantu oleh karyawan-
karyawan dan staff yang berkualitas. Hal ini bertujuan untuk memastikan
bahwa hanya produk-produk yang berkualitaslah yang diproduksi oleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
perusahaan. PT Heinz ABC Indonesia yang dikenal oleh para pelanggannya
karena kepercayaan yang telah diberikan perusahaan sebagai organisasi
yang berorientasi pada kualitas dan pelayanan. Perusahaan selalu mencari
kesempatan-kesempatan baru untuk memenuhi komitmen perusahaan
terhadap pelanggannya dan perusahaan juga selalu berusaha untuk
memvariasikan produk-produknya serta memperluas jangkauan pasarnya.
2.2 Visi dan Misi
Visi :
Menjadi perusahaan makanan dan minuman terdepan di dunia yang
menghasilkan produk yang unggul dalam cita rasa dan bergizi bagi
konsumen dimana saja.
Misi :
Kami berjuang untuk dapat menghasilkan produk makanan dan minuman
dengan Brand yang terpercaya, unggul dalam cita rasa, bergizi serta
memiliki mutu yang konsisten bagi seluruh keluarga Indonesia agar dapat
hidup lebih sehat dan sejahtera.
Kebijakan mutu :
PT Heinz ABC Indonesia bertanggung jawab untuk menghasilkan produk
yang dapat memenuhi kepuasan konsumen, bermutu, aman untuk
dikonsumsi, sesuai dengan pereturan yang berlaku serta Halal melalui:
1. Penerapan dan pemenuhan spesifikasi dan persyaratan yang di tetapkan.
2. Peningkatan yang berkesinambungan untuk mencapai mutu yang unggul.
3. Penerapan Quality Risk Management Process ( QRMP)
4. Penerapan Technical Policy T.01 Quality Foods and Manufacturing
Standart.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
2.3 Jenis Produk yang Dihasilkan
Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan
dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya
mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan yang
didapat dari pembelian produk. Kepuasan tersebut merupakan akumulasi
kepuasaan fisik, psikis, simbiolis, dan pelayanan yang diberikan oleh
produsen. PT. Heinz ABC cabang Daan Mogot saat ini memproduksi
berbagai jenis variasi produk minuman RTD (Ready To Drink) dan aneka
jenis kecap dan beberapa produk yang dikemas di perusahaan. Dalam
mengenal berbagai jenis produk yang diproduksi oleh PT.Heinz ABC
Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1. Jenis Minuman RTD (Ready to Drink) yang Diproduksi
Juice Non-Juice
Merk Jual Flavour
Juice ABC
Mr. Jussie Milky Fruity
Mr. Jussie
Apel
Pink Guava
Anggur
Lychee
Mangga
Jeruk
Soya Milk
Mung Bean
Chrysantinum Tea
Tamarind
Capucini
Soursoup
Coklat
Sumber: Data Perusahaan,2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Tabel 2.2. Jenis dan Istilah Kecap yang Diproduksi
No. Jenis Kecap Istilah Pabrik
1 ABC Manis AM
2 ABC Manis Bungkus AMB
3 ABC Manis Sedang Bungkus AMSB
4 ABC Manis Sedang AMS
5 ABC Manis Botol Beling Biasa AMBB Biasa
6 ABC Manis 25 AM 25
7 ABC Manis Tolaga AM Tolaga
8 ABC Manis Hoki AM Hoki
9 ABC Manis No Preservative( Kecap Malaysia) AM NP
10 ABC Manis Botol Beling Santan Gum AM BB XG
11 ABC Manis Jeregen OLAGA FOOD AM JRG OLAGA
12 Kecap Asin I Export Asin I Export
13 Kecap Asin I Biasa Asin I Biasa
14 Kecap Inggris Kecap Inggris
Sumber: Data Perusahaan,2010
2.4 Pemasaran
Ketepatan dalam memilih lokasi distribusi merupakan faktor
pendukung perkembangan suatu usaha. Pada PT. Heinz ABC Indonesia
produk jadi yang telah dikemas dari pabrik akan dikirim kepusat distribusi
untuk dilanjutkan ke penjual produk, dan akhirnya produk dapat dibeli oleh
konsumen di seluruh Indonesia. Cabang pabrik Daan Mogot, Kerawang,
Pasuruan, serta Co-Packer akan mendistribusikan produk ke Distribution
Center Kalideres, DC. Karawang, serta DC. Rungkut. Pabrik Daan Mogot
sendiri akan mendistribusikan produk yang sudah dikemas ke DC.
Kalideres serta DC. Karawang. Selama Proses pendistribusian keamanan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
serta kualitas produk harus tetap dijaga dan diutamakan untuk menjaga
kepuasan konsumen.
2.5 Proses Produksi
Proses produksi adalah cara atau metode untuk menciptakan atau
menambah guna suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan sumber yang
ada. Tahap ini merupakan proses utama pada suatu pabrik dalam
menghasilkan produk. Penjelasan mengenai setiap proses produksi produk
di PT. Heinz ABC Indonesia cabang Daan Mogot akan dijelaskan lebih
lanjut. PT. HEINZ ABC Daan Mogot memiliki dua jenis pembagian produk
yang diolah yaitu kecap dengan sub departemen Coji dan Kecap serta
Assembling , dan produk minuman yang ready to drink (RTD).
2.5.1 Proses Pembuatan Sari Kecap
Tabel 2.3 Bahan Pembuatan Sari kecap
Alat Bahan (Kapasitas 1 Kamar Inkubasi Koji)
Mesin penggongseng gandum
Bungkil kedelai (2400 kg)
Air (1900 Liter)
Gandum ( 490 kg)
Bibit buatan (10 kg) Dicampur
Bibit asli (40 gram)
Kulit gandum (60kg)
NK Tank
Crusher
Silo (lumbung)
Incubation Room
Mesin transfer
Tangki Moromi
Buffer Tank
Alat Pressing I
Alat Pressing II
Bak olah larutan garam
Sumber: Data Perusahaan,2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Kecap merupakan penyedap berbagai masakan Indonesia yang
dibuat dengan cara fermentasi kedelai. Bahan baku utama yang digunakan
untuk membuat kecap adalah kedelai.Fermentasi pembuatan kecap
dimulai dengan fermentasi oleh kapang dan dilanjutkan fermentasi dalam
larutan garam (NaCl).
Penjelasan lebih lanjut mengenai proses pembuatan sari kecap atau
koji, dimana proses tersebut merupakan proses fermentasi awal dalam
pembuatan kecap. Bungkil kacang kedelai yang digunakan sebagai bahan
dasar disuplai dari India dan Taiwan. Bahan lain yang digunakan adalah
gandum, kulit gandum (untuk bibit), serta garam yang berfungsi sebagai
media fermentasi. Seluruh bahan yang akan digunakan terlebih dahulu di
cek di laboratorium untuk memperoleh kualitas yang sesuai standar
sehingga sari yang dihasilkan nantinya bermutu baik.
Formulasi bahan yang sudah ada digunakan sama setiap proses
pengolahan dilakukan. Pada formula bungkil kedelai digunakan karena
tidak mengandung minyak yang dapat menghambat laju transfer oksigen
yang menyebabkan pertumbuhan mikroba lebih lambat. Kedelai sebagai
sumber protein berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroorganisme.
Gandum pada sari kecap berguna sebagai pemberi aroma serta
flavor yang baik pada kecap serta membantu proses fermentasi sebagai
sumber karbohidrat bagi mikroorganisme. Penyangraian gandum terlebih
dahulu bertujuan untuk mengurangi jumlah mikroba awal yang tidak
diharapkan tumbuh pada proses fermentasi.
Garam yang digunakan untuk media fermentasi terbuat dari kristal
garam yang kemudaian dijadikan larutan garam 23% sebagai media
fermentasi dan larutan garam 30% untuk pencampuran pengolahan sari.
Bahan lain yang berperan penting dalam pembuatan koji adalah
bibit (Starter). Biasanya starter yang sering digunakan adalah kapang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Aspergillus oryzae serta Aspergillus soyae. Namun pada perusahaan
hanya menggunakan kapang Aspergillus oryzae. Bibit yang digunakan
ada 2 jenis yaitu kultur murni yang disuplai serta kultur yang
dikembangkan sendiri olah perusahaan.
Tahap pembuatan koji dimulai dengan pemasakan bungkil kedelai
dan penyangraian gandum sehari sebelumnya. Pemasakan bungkil
menggunakan mesin NK yang berlangsung selama lebih kurang 1 jam 45
menit.
Tahap-tahap pemasakan bungkil adalah:
1 Bungkil kedelai dimasukkan ke dalam NK tank sehari sebelum proses
dimulai, bertujuan agar waktu proses pemasakan dapat sesuai dengan
pengolahan berikutnya
2 Pemutaran selama 5 menit.
3 Pemberian steam dengan tekanan 0,5 kg/cm2 selama 10 menit
4 Pembungan steam atau angin selama 5 menit
5 Penambahan air sebanyak 1900 L dengan waktu ±35 menit
6 Pemberian steam dengan tekanan 0,5 kg/cm2 selama 15 menit
7 Pembuangan steam atau angin selama menit
8 Pemberian steam dengan tekanan 1 kg/cm2 selama 20 menit
9 Pembuangan steam selama 10 menit
Tujuan dari pemasakan adalah untuk menginaktivasi tripsin
inhibitor pada kedelai, yang bertujuan untuk menghindari penghambatan
enzim tripsin untuk mengubah protein menjadi bentuk yang lebih
sederhana seperti asam amino. mengurangi kontaminasi awal dan
memperlunak biji kedelai sehingga pada saat fermentasi miselium kapang
mudah untuk berpenetrasi kedalam biji kedelai tersebut. Pemasakan yang
terlalu lama mengakibatkan penurunan total nitrogen. Pada tahap ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
operator secara langsung mengatur penggunaan steam dan air, yang akan
berpengaruh pada hasil kadar air akhir bungkil.
Pemasakan gandum diawali dengan pemanasan mesin selama
setengah jam. Gandum yang akan digonseng akan dilewatkan diatas
tungku pemasak dengan bantuan media pasir kuarsa agar gandum yang
dihasilkan lebih kering dan tidak terkena panas langsung, suhu yang
kurang stabil kurang lebih 1700C mengharuskan pemantauan terhadap
hasil gongsengan secara terus menerus. Proses pemantauan dilakukan
dengan mengatur masuknya gandum dari bak persediaan kedalam mesin
penggongseng. Proses penggosengan berfungsi untuk memudahkan
proses penggilingan, mengurangi jumlah mikroba awal. Penambahan
gandum dapat menurunkan kandungan nitrogen akan tetapi penambahan
gandum pada kedelai yang akan dibuat koji memampukan kapang tumbuh
dengan lebih baik dan akan memproduksi enzim lebih banyak.
Ruangan yang akan digunakan untuk inkubasi harus kering dan
bersih. pembersihan ruangan dilakukan setelah selesai dilakukan
pembongkaran koji yang siap difermentasi. Setelah ruangan siap, bungkil
kedelai masak dan gandum yang telah disangrai dicampur melalui
conveyor masing-masing. Agar lebih homogen dan bungkil dapat hancur,
pencampuran dibantu dengan mesin dan langsung ditransfer kekamar koji
dengan bantuan pompa. Setelah koji masuk ke dalam kamar dan diratakan
tahap selanjutnya adalah pemberian angin melalui blower yang akan
mengurangi suhu koji yang panas dan menurunkan kadar air. Setelah koji
bersuhu 29-300C dilakukan pencampuran bibit. Pencampuran bibit
dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama bibit ditabur secara manual
keseluruh permukaan koji selanjutnya dilakukan pengadukan
menggunakan mesin yang sekaligus dilakuakn penebaran bibit tahap
kedua dan kembali diaduk. Dilanjutkan dengan pemerataan koji.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Pembuatan koji dipengaruhi oleh faktor internal meliputi bahan
baku (raw material) dan proses pembuatan koji itu sendiri, sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang berhubungan dengan lingkungan dan
mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Kondisi lingkungan atau
iklim di sekitar daerah ruang koji berpengaruh dalam menentukan
keadaan didalam ruangan koji.
Inkubasi koji berlangsung selama 45 jam, bertujuan untuk
pengembangbiakan mikroba awal dan degradasi protein. Selama waktu
inkubasi dilakukan tahap pembalikan koji sebanyak dua kali. Pembalikan
pertama pada saat koji sudah diinkubasi selama kurang lebih 17 jam dan
pembalikan ke dua pada jam ke-20. Tujuan dari pembalikan selain untuk
menurunkan suhu juga untuk meratakan pertumbuhan kapang.
Pembalikan dilakukan bila koji sudah berwarna putih merata (substrat
sudah ditumbuhi kapang) pada permukaan koji. Sebelum pembalikakan
kedua perlu diperhatikan kondisi koji, apabila terlihat ada sebagian koji
yang basah dilakukan tindakan yaitu dengan meratakan atau mencampur
dengan koji yang kering, dengan tujuan agar pertumbuhan kapang merata.
Pertumbuhan kapang yang tidak merata dapat disebabkan oleh
penyebaran angin serta pencampuran bibit yang didak merata.
Sebelum dilakukan pengadukan, baik pengadukan pertama atau
kedua air chiller dimatikan yang bertujuan untuk mengurangi penurunan
suhu, karena secara otomatis setelah pengadukan suhu koji akan turun.
Penggunaan air chiller serta blower membantu proes pendingianan kamar
agar suhu tetap terkendali, batas maksimum temperatur air chiller adalah
170C.
Pembutan koji menggunaan bantuan mikroorganisme untuk
menguraikan komponen-komponen nutrisi yang tersedia yang dapat
digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba. Kapang harus
menghasilkan enzim agar dapat menggunkan senyawa-senyawa yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
terkandung dalam media untuk metabolisme. Enzim adalah protein yang
dihasilkan oleh sel hidup dan berfungsi sebagai biokatalis reaksi kimia
yang spesifik. Pada tahap inkubasi enzim kapang mulai merombak protein
dan karbohidrat, protein dipecah menjadi asam amino dan atau peptida
olehenzim protease, sedangkan karbohidrat dipecah menjadi gula-gula
sederhana oleh enzim amilase.Penambahan air pada saat pemasakan
bungkil kedelai membantu proses hidrolase atau pemutusan ikatan kimia
sehingga enzim protease dan amilase dapat membentuk asam amino.
Karena kedua enzim tersebut termasuk kedalam golongan enzim hidrolase
yakni enzim-enzim yang menguraikan suatu zat dengan pertolongan air.
Kultur yang baik adalah yang mempunyai aktivitas proteolitik yang
tinggi. Aktivitas proteolitik menghasilkan sedikit penggumpalan, kapang
diharapkan memproduksi enzim protease yang dapat memecah protein
menjadi asam amino seperti yang dijelaskan sebelumnya. Kultur yang
baik juga harus dapat menghasilkan aroma dan flavour yang memiliki
karateristik. Perubahan kimia yang terjadi selama pengapangn adalah
menunjukkan hilangnya karbohidrat dan diikuti olleh naiknya kandungan
nitrogen terutama pada awal fermentasi kapang. Hal ini disebabakan
karena kadar air yang diikuti oleh pertumbuhan kapang yang cepat.
Setelah inkubasi dilakukan pembongkaran koji, tahap selanjutnya
adalah fermentasi dengan larutan garam 23%. Koji dinyatakan bagus
apabila berwaran kuning kehijauan merata secara subyektif, sedangkan
kadar air yang diharapkan minimal 26%. Hasil koji dipindahkan ke dalam
bak fermentasi yang berkapasitas 3 kamar koji (27000 L) dengan
penambahan larutan garam 17300 L untuk 3 kamar atau tangki- tangki
moromi yang berkapasitas 7,5 kamar koji (65000 L) dengan penambahan
larutan garam 42500 L melalui selang atau pipa dengan menggunakan
motor sebagai penghisap. Penambahan air garam bersamaan dengan
pemindahan koji.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Jumlah seluruh bak fermentasi sebanyak 72 buah dengan perincian :
1 60 bak untuk fermentasi touco
2 10 bak untuk tempat sari olahan maupun sari asli
3 2 bak untuk pembuatan larutan garam
Proses fermentasi moromi atau touco akan lebih baik dengan
menggunakan bak fermentasi karena adanya sirkulasi udara dari kondisi
ruangan yang terbuka serta tidak terkena sinar matahari. Hal tersebut
menjadikan kadar nitrogen yang dihasilkan lebih banyak. Pada proses
fermentasi terjadi perubahan kimia yaitu degradasi protein dan
kerbohidrat yang disebabkan oleh enzim pemecah yang dihasilkan oleh
koji, terjadi beberapa tahap fermentasi, yaitu fermentasi asam laktat ,yang
berlangsung sampai terjadi penurunan pH menjadi 5,0 atau lebih rendah
dari itu serta fermentasi alkohol yang penting untuk pembentukan media
yang sesuai dengan pertumbuhan khamir.
Larutan garam berfungsi sebagai media fermentasi dan
menghentikan pertumbuhan kapang lebih lanjut karena akan
menyebabkan perubahaan yang tidak diinginkan, terutama terjadinya
perubahaan warna. Selain itu larutan garam juga berfungsi sebagai
“selector” mikroorganisme yang akan tumbuh pada proses fermentasi
agar mikroba yang tidak dikehendaki dapat dicegah pertumbuhannya,
kecuali khamir halofilik (tahan garam) serta bakteri asam laktat halofilik
yang berperan pada pembentukan cita rasa dan aroma specifik. Larutan
garam perlu juga untuk menghilangkan rasa pahit yang disebabkan oleh
adanya pemecahan protein kedelai oleh enzim protease. Senyawa peptida
hidrofobik dengan berat molekul lebih rendah yang dihasilkan saat
hidrolisis protein oleh enzim protease menghasilkan rasa pahit.Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi munculnya rasa pahit adalah pH, kadar
air, rasio bibit awal terhadap jumlah bahan, suhu dan waktu pemeraman.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Perendaman dalam larutan garam selama satu bulan, dipandang dari
segi aktivitas enzim proteolitik, telah mencapai titik optimum oleh karena
selanjutnya peningkatan jumlah nitrogen yang larut tidak terlalu besar.
Akan tetapi semakin lama proses perendaman makin baik flavour dan
warna yang dihasilkan karena semakin banyak terbentuknya alkohol dan
senyawa-senyawa organik lainnya. Konsentrasi larutan garam yang
terlalu tinggi akan menghambat aktifitads enzim. Konsentrasi larutan
garam yang ditambahkan pada pembuatan touco tidak boleh kurang dari
16% karena akan menyebabkan pembusukan.
Selama fermentasi berlangsung dilakukan pengadukan yang
bertujuan untuk pemerataan pertumbuhan mikroba serta aerasi.
Penjadwalan pengadukan dilakukan oleh petugas untuk memudahkan
pelaksanaannya. Perincian jadwal pengadukan adalah sebagai berikut :
1 Tiga hari setelah pemindahan ke dalam bak fermentasi sebanyak 3 kali,
untuk pengadukan dalam tangki fermentasi perhitungan 3 hari pertama
dilakukan setelah pemasukan koji yang trakhir.
2 Satu minggu sekali sebanyak 3 kali
3 Dua minggu sekali sebanyak 2 kali
4 Satu bulan sekali sampai waktu panen
Setelah touco berumur satu bulan dilakukan pengetesan ke
laboratorium untuk mengetahui kandungan total nitrogen, kadar garam,
waran, dan pH touco, pengetesan dilakukan tiap bulan sampai dengan
waktu pemanenan.Setelah touco siap untuk dipanen akan dilakukan
pengambilan touco ke mesin press touco oleh petugas. Sebelum disedot
dengan bantuan pompa, touco akan ditambah larutan air garam dengan
konsentrasi 23%, akan tetapi apabila dirasa kandungan total nitrogen pada
touco sudah rendah tidak dilakukan penambahan larutan garam.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Touco dari tangki fermentasi (tangki moromi) ditampung sementara
dalam tangki penampung yang secara otomatis akan berhenti
pemompaannya apabila tangki penampung sudah penuh, selanjutnya akan
dialirkan ke buffer tankdan diteruskan ke mesin press. Demikian halnya
dengan touco dari bak akan langsung dialirkan dari bak-bak fermentasi ke
buffer tankdan diteruskan ke mesin press.
Sebelum pengepresan dilakukan, terlebih dahulu tauco dicetak
membentuk lembaran dengan bantuan kain penyaring, pencetakan
dilakukan secara manual oleh para pekerja dan dibentuk dengan ukuran
yang sama serta ditumpuk menjadi satu tumpukan untuk dipress.Mesin
press yang digunakan dapat dibagi menjadi dua, mesin press I sebanyak 6
mesin, proses pengepresan berlangsung selama 4 jam dengan berat beban
seberat 150 kg dan tekanan 100kg/cm2. Mesin press II sebanyak 4 mesin
dan proses pengepresan berlangsung selama 12 jam dengan berat beban
250kg dan tekanan 100kg/cm2. Mesin press I digunakan untuk
pengepresan pertama, bila pengepresan pertama sudah selesai akan
dilanjutkan pada pengepresan kedua pada mesin press II. Indikator yang
menjadi acuan proses pengepresan hanya lama waktu pengepresan
disetiap mesin press.
Sari hasil pengepresaan akan ditampung dalam bak-bak penampung
sementara dan disebut sebagai sari asli, selanjutnya akan dipompakan ke
bak pengolahaan sari. Tahap selanjutnya dilakukan pengolahan sari asli
menjadi sari jadi sesuai dengan kebutuhan. Sebelum diolah dilakukan
pengetesan terhadap kandungan total nitrogen, kadar garam, warna, pH
oleh laboratorium. Dari hasil tes tersebut dapat diketahui berapa
penambahan larutan air garam 30% dan garam crystal yang diperlukan
untuk pembuatan sari jadi yang dibutuhkan.
Produk buangan dari produksi kecap berupa limbah padat yang
berupa ampas kedelai serta campuran semi kecap, sedangkan limbah cair
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
berupa air buangan sisa pencucuian alat/mesin produksi dan air sisa
rebusan kedelai.Sisa dari pengepresan akan dikumpulkan serta dijual
kepada para peternak sebagai pakan ternak. Kain yang digunakan untuk
proses pengepresan dicuci seharusnya setiap kali penggunaan, akan tetapi
karena pabrik memiliki stok yang banyak pencucian dilakukan seminggu
sekali.
Penjelasan proses pembuatan sari kecap seperti diatas dapat dirangkum
dalam bentuk diagram alir proses seperti gambar 2.1
Gambar 2.1 Prose Pembuatan Sari Sumber: Data Perusahaan,2010
2.5.2 Proses Pembuatan Kecap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Tabel 2.4 Mesin dan Bahan pada Proses Pembuatan Kecap
Sumber: Data Perusahaan,2010
Kecap merupakan produk pangan tradisional yang digunakan
sebagai penambah cita rasa makanan. Kecap sebagai produk hasil
fermentasi, merupakan bagian penting dalam menu makanan masyarakat
Indonesia. Kecap adalah ekstrak dari fermentasi kedelai yang
dicampurkan dengan bahan-bahan lain yang digunakan untuk
meningkatkan flavor dari makanan. Karakteristik pembentukan flavor dan
aroma pada kecap tergantung pada cara produksi kecap dan juga
bahanbaku serta strain mikroorganisme yang digunakan. Balai penelitian
dan pengembangan industri pangan menyatakan pada umumnya bahan
baku untuk pembuatan kecap adalah kedelai atau campuran dengan
bahan-bahan lain yang mengandung pati seperti tepung gandum atau
terigu.
Menurut Standar Industri Indonesia (SII) 0032-74 yang dikeluarkan
Departemen Perindustrian, kecap didefinisikan sebagai cairan kental yang
mengandung protein yang diperoleh dari perebusan kedelai yang telah
diragikan, ditambahkan gula, garam, dan rempah-rempah. Kecap dikemas
dalam botol gelas, botol plastik, atau sachet plastik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Proses pembuatan kecap merupakan proses berikutnya setelah
pembuatan sari kecap. Pada proses pembuatan kecap terdapat beberapa
tahapan yang dimana sebagian besar proses tahapan menggunakan mesin
serta beberapa tenaga pekerja sebagai operator maupun penambahan
bahan secara manual. Tahap awal proses dimulai dengan tahap dissolving
atau pelarutan, untuk tahap ini menggunakan 5 tangki dissolving. Bahan
akan dicampur sesuai formulasi pada tangki dengan kapasitas kurang
lebih 5000 L. Perhitungan brix dan kandungan garam dilakukan disetiap
tahapan pelarutan di masing-masing tangki.
Gula yang memberikan rasa manis serta pembentuk warna pada
kecap sebagian besar merupakan gula merah atau gula jawa. Gula merah
sebagai salah satu bahan baku utama dalam pembuatan kecap dapat
mempengaruhi rasa kecap yang dihasilkan. Gula merah adalah gula
berbentuk padat, berwarna coklat kemerahan sampai dengan coklat tua.
Gula merah adalah gula yang secara tradisional dihasilkan dari
pengolahan nira, dengan cara menguapkan airnya sampai cukup kental
dan kemudian dicetak atau dibuat serbuk.
Bahan baku gula merah yang digunakan oleh pabrik ini diperoleh
dari beberapa supplier yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Selain itu, mutu dari gula merah tersebut juga sering kali berubah. Hal ini
akan menyulitkan perusahaan untuk menghasilkan kecap dengan rasa
yang konstan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk
mengatasi hal tersebut maka perusahaan membuat formula pembuatan
kecap yang berbeda berdasarkan karakteristik gula merah yang
digunakan. Selain bahan baku gula proses pemasakan juga berpengaruh
terhadap rasa kecap yang dihasilkan.
Selain itu proses pembuatan kecap itu sendiri melalui proses
pemasakan dengan suhu yang tinggi. Proses pemasakan ini juga dapat
mempengaruhi rasa dari finished product. Hal ini dikarenakan selama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
pemasakan terjadi reaksi karamelisasi dan reaksi Maillard yang dapat
memberikan rasa gurih. Akan tetapi pemanasan yang berlebihan akan
mengakibatkan timbulnya rasa pahit atau off flavor. Terbentuknya warna
coklat pada kecap terutama disebabkan oleh adanya reaksi pencoklatan
non enzimatis antara gula dan protein yang berasal dari kedelai melalui
reaksi karamelisasi dan reaksi Maillard tersebut.
Gula merah atau gula jawa memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan gula pasir. Kelebihan tersebut selain dari kandungan gula
merah yang lebih baik, gula merah juga memiliki rasa manis dengan rasa
asam. Rasa asam disebabkan oleh kandungan asam organik didalamnya.
Adanya asam-asam organik ini menyebabkan gula merah
mempunyai aroma khas, sedikit asam dan berbau karamel. Gula yang
digunakan pada industri kecap ABC antara lain gula Porwekerto, gula
Lampung, gula tebu, gula pangandaran, dan gula pasir. Formulasi dari
gula tersebut digunakan berdasarkan tingkat kualitas dari masing-masing
gula. Gula yang terbaik adalah gula Porwekerto, pemilihan gula terbaik
didasari dari kandungan kapur yang ada dalam gula. Efek yang dihasilkan
dari kapur dapat mengeraskan cairan gula yang dihasilkan serta
berpengaruh pada nilai pH yang diukur. Sehingga gula dengan kandungan
kapur yang semakin kecil semakin baik.
Bahan lain yang dicampur pada tangki dissolving yakni air, sari
kecap, fruktosa, glukosa, Citric Acid Monohydrate dan larutan garam
30%, dimana seluruh bahan tersebut dimasukkan terlebih dulu ke tangki
ukur untuk penentuan formulasi yang akan digunakan. Gula-gula seperti
glukosa dan fruktosa pada konsentrasi tinggi dapat menurunkan aw,
dimana aw yang rendah dapat berfungsi sebagai pengawet dengan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Air yang digunakan di
pabrik ada dua jenis, yaitu air produk untuk pengolahan produk, serta air
bersih untuk proses pencucian dan kebersihan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Tangki dissolving menggunakan pipa steam yang berguna sebagai
pemanas sehingga dapat melarukan gula. Tangki Dissolving
menggunakan tekanan steam antara 2-6 bar akan menghasilkan uap panas
yang akan dialirkan keluar melalui exhaust fan tertutup yang disediakan
diatas tangki. Panas yang dihasilkan dapat meleburkan gula dan bahan
lainnya setelah itu dialirkan melalui pipa untuk disaring dan di
pasteurisasi.
Selain untuk meningkatkan kualitas kecap terutama dari segi warna
dan flavor, pemasakan juga bertujuan untuk membunuh sel mikroba
seperti kapang, Lactobacillus, khamir dan spora bakteri yang berasal dari
kontaminasi Bacillus saat fermentasi koji.
Proses filtrasi dimulai dengan preefilter untuk memisahkan
kotoran-kotoran yang berukuran besar dari larutan gula. Setelah itu proses
filtrasi dilakukan dengan menggunakan wiremesh serta lapisan kain halus
dan kasar, dengan memanfaatkan dorongan yang dilakukan alat, sehingga
larutan gula dapat terpisah dengan kotoran yang berukuran kurang dari
1,5 ml. Ukuran dari kotoran yang tersaring dipengaruhi oleh ukuran
wiremesh (100 mes) yang digunakan. Proses penyaringan dihentikan jika
kain penyaring (80 mes) telah penuh dengan sisa kotoran yang berukuran
lebih kecil. Hasil penyaringan tersebut kemudian di press agar larutan gula
yang ada benar-benar habis tersaring. Dilakukan pergantian kain saring
setiap kain penyaring yang digunakan telah penuh, kain yang sudah
digunakan kemudian dicuci untuk digunakan kembali.
Perusahaan menggunakan matrix change over dalam proses
perubahan formulasi pada proses pemasakan, jika diinginkan mengubah
jenis kecap yang diolah maka akan dilakukan pembersihan alat, saluran
dan mesin sesuai dengan kecap yang ingin diolah berikutnya. Matrix ini
menerapkan prinsip CIP (Cleaning in Place), untuk proses
pembersihannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Tahap selanjutnya proses Blending, pada proses pencampuran ini
parameter yang diuji adalah kadar pH, brix, viskositas, kadar garam, serta
warna. Terdapat 4 tangki blending yang memiliki kapasitas 10000 liter.
Proses pencampuran ditujukan agar seluruh bahan dapat tercampur
dengan baik. Pada proses Blending pencampuran bahan Caramel dan
Sodium Benzoate dimasukkan secara langsung ke dalam tangki, namun
bahan seperti santan gum atau THC dicampur dahulu dengan air pada
tangki homongen yang memiliki kapasitas 450 L, sebelum dimasukkan ke
dalam tangki blending. Pencampuran bahan tersebut tergantung dari
larutan gula yang ada, bertujuan agar memperoleh kecap yang sesuai
dengan spesifikasi perusahaan. Penambahan dilakukan berdasarkan
pengecekan sampel kandungan larutan gula di laboratorium terlebih
dahulu, oleh karena itu dibutuhkan koordinasi yang baik antara pihak
laboratorium dengan penanggung jawab proses produksi.
Untuk menjaga keawetan serta keamanan kecap hingga sampai ke
tangan konsumen maka perlu dilakukan proses thermal untuk membunuh
mikroba indikator kerusakan pada kecap. Banyak jenis proses thermal
yang dapat diterapkan pada industri pangan. Pada industri kecap ABC
menggunakan proses pasteurisasi PHE (Plate heat exchangers),
penerapan didasari oleh jenis produk, pengemasan yang dilakukan serta
mikroba indikator kerusakan.
Dari tangki blending larutan gula akan dialirkan ke alat PHE I,
setelah itu ditampung sementara di mesin balastank I, guna dari
penampungan sementara tersebut adalah agar proses pemompaan larutan
kecap berjalan dengan baik (tidak terburu-buru), serta tangki tetap terisi.
Kecap kemudian dilewatkan ke sparator untuk kembali menyaring
kotoran yang ada pada kecap dan dilanjutkan ke balance tank II. Dari
balance tank II larutan kecap akan melalui deaerator untuk
menghilangkan busa serta mempertahankan aroma dari kecap. Larutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
kecap kembali dilewatkan ke mesin PHE (PHE II) agar harapan dari
proses thermal tetap terjaga. Berikutnya larutan kecap akan melewati
holding tube yang berfungsi untuk menahan panas, lalu masuk ke proses
pendinginan awal (precooler) dan berlanjut ke proses pendinginan
(cooler) dan diteruskan ke stock tank.
Pasteurisasi merupakan suatu proses untuk memperlambat
pertumbuhan mikroba pada makanan. Proses ini tidak dimaksudkan untuk
membunuh semua pathogen yang terdapat pada makanan, melainkan
untuk mengurangi jumlah pathogen, sehingga tidak menyebabkan
penyakit. Proses pasteurisasi dilakukan pada kecap sebelum proses
pengemasan. Pada pasteurisasi dalam makanan yang tidak dimasukkan
dalam kemasan, digunakan alat bernama Plate heat exchangers (PHE).
Terdiri dari beberapa plat stainless steel tipis yang terikat pada metal
frame. Plate-plate tersebut membentuk channel paralel. Lalu kecap dan
medium pemanas dilewatkan di channel dengan pola alir counter-current
(plate berlawanan arah). Setelah melalui pemanasan, kecap akan
didinginkan. Proses pasteurisasi sendiri tidak menyebabkan dampak yang
berarti secara fisik bagi makanan. Tidak ada perubahan rasa ataupun
aroma. Pada pasteurisasi juga tidak terjadi perubahan warna. Namun dari
segi nutrient, banyak dampak-dampak yang diakibatkan oleh pasteurisasi.
Berdasarkan beberapa penelitian, pateurisasi dapat merusak 38% vitamin
B kompleks. Selain itu, terjadi denaturasi protein selama proses ini
berlangsung, dan presipitasi mineral tidak terlihat.
Plate heat exchanger (PHE), adalah suatu alat yang memungkinkan
perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai
pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai uap lewat panas (super
heated steam) dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar
panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida
dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun
keduanya bercampur langsung begitu saja. Pada alat PHE yang digunakan
terdiri dari beberapa plat yang disusun dengan rangkaian tertentu, dan
kecap mengalir diantaranya.
Dalam penggunaan alat pasteurisasi PHE ada CCP yang menjadi
perhatian khusus pada proses yakni suhu yang digunakan, untuk kecap
manis kisaran suhu antara 1130C – 1170C sedangkan untuk kecap asin
1080C – 1120C. Perbedaan suhu tersebut dikarenakan kekentalan dari
kecap yang berbeda. Apabila temperatur yang digunakan dibawah suhu
standart maka kecap tidak steril sedangkan bila suhu diatas dari standar
maka kecap akan gosong dan terasa pahit. Untuk menjaga kondisi tersebut
tidak terjadi maka dilakukan kalibrasi alat setiap 6 bulan sekali dan alat
dikontrol kinerjanya setiap satu jam sekali atau setiap pergantian shif oleh
operator. Pengatur dari aliran yang ada dari tangki serta pada alat PHE
harus selalu diperhatikan, kondisi skat untuk membuka dan menutup
harus berada pada posisi yang benar, jika ingin menghentikan aliran tarik
tungkai dari sekat ke arah dalam, terbentuk posisi silang dengan selang,
untuk membuka dapat dilakukan ke arah yang berlawanan.
Setelah kecap melalui proses thermal maka kecap akan dialirkan ke
stock tank yang berjumlah 19 tangki. Dari stock tank kecap akan dialirkan
ke tahapan berikutnya yaitu proses pengisian ke kemasan atau disebut
filling.
Penjelasan proses pembuatan kecap seperti diatas dapat dirangkum
dalam bentuk diagram alir proses seperti gambar 2.2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Gambar 2.2 proses pembuatan kecap Sumber: Data Perusahaan,2010
2.5.3 Proses Pengisian dan Pengemasan Kecap
Tabel 2.5 Proses Pengisian dan Pengemasan Kecap
Sumber: Data Perusahaan,2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Setelah kecap melalui proses thermal maka kecap akan dialirkan ke
stock tank yang berjumlah 19 tangki. Dari stock tank kecap akan dialirkan
ke tahapan berikutnya yaitu proses pengisian ke kemasan atau disebut
filling. Pada proses pengisian ada 7 line atau jalur yang digunakan yakni
line A, B, E, F, G, H, dan I. Disetiap line menggunakan jenis kemasan
yang berbeda yang disesuaikan dengan kondisi pengemasan produk akhir
yang diharapkan. Line A dan B dikhususkan untuk produk kecap yang
akan dikemas dengan kemasan botol beling maupun botol plastik PET.
Line H untuk kemasan sachet, line F kemasan pouch, Line G kemasan
jerigen, line E botol kecap Inggris, dan line I untuk kemasan minyak
wijen.
Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan
melindungi kecap dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah
disimpan, diangkut dan dipasarkan. Kemasan yang digunakan pada
produk kecap jika diklasifikasikan berdasarkan frekwensi pemakaian.
Kemasan sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang langsung
dibuang setelah dipakai, yaitu bungkus plastik untuk sachet, kemasn
pouch, kemasan botol PET dan karton dus pengemas.Kemasan yang
dapat dipakai berulangkali (multitrip), yaitu botol beling kecap, dan kecap
Inggris. Penggunaan kemasan secara berulang berhubungan dengan
tingkat kontaminasi sehingga kebersihannya harus diperhatikan.Kemasan
atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen(semi
disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, yakni
kemasan jerigen dimana penggunaan kemasan untuk kepentingan lain ini
berhubungan dengan tingkat toksikasi.
Pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk bahan pangan, harus
mempertimbangkan syarat-syarat kemasan yang baik untuk produk
tersebut, juga karakteristik produk yang akan dikemas. Syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh suatu kemasan agar dapat berfungsi dengan baik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
adalah, harus dapat melindungi produk dari kotoran dan kontaminasi
sehingga produk tetap bersih. Harus dapat melindungi dari kerusakan
fisik, perubahan kadar air, gas, dan penyinaran (cahaya). Mudah untuk
dibuka/ditutup, mudah ditangani serta mudah dalam pengangkutan dan
distribusi. Efisien dan ekonomis khususnya selama proses pengisian
produk ke dalam kemasan. Harus mempunyai ukuran, bentuk dan bobot
yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang dan
mudah dibentuk atau dicetak. Dapat menunjukkan identitas, informasi dan
penampilan produk yang jelas agar dapat membantu promosi atau
penjualan.
Pemilihan jenis kemasan untuk produk kecap ini lebih banyak
ditentukan oleh preferensi konsumen yang semakin tinggi tuntutannya.
Kemasan kecap yang tersedia di pasar antara lain kemasan botol gelas,
botol plastik dan kemasan sachet, sehingga konsumen bebas memilih
kemasan mana yang sesuai untuknya, dan masing-masing jenis kemasan
mempunyai konsumen tersendiri.
Pada bagian pengisian dan pengemasan produk kecap terdapat dua
bagian alat yang menjadi CCP (Critical Control Point). CCP sendiri
ditentukan jika proses tersebut jika tidak dikendalikan dapat berdampak
pada kesehatan konsumen nantinya. Dapat dilihat dari bahaya fisik, kimia,
dan mikrobiologi yang dihasilkan. Alat Strainer menjadi CCP karena
pada alat ini kecap akan mengalami penyaringan terakhir untuk
memastikan kecap sudah bebas dari bahaya fisik, kimia, dan
mikrobiologi. Pada mesin botol washes juga menjadi CCP, karena botol
menjadi kemasan primer yang bersentuhan langsung dengan produk,
sehinnga kebersihannya harus sangat diperhatikan.
Penjelasan proses pengemasan kecap seperti diatas dapat
dirangkum dalam bentuk diagram alir proses seperti gambar 2.3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Gambar 2.3 pengemasan kecap Sumber: Data Perusahaan,2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/