bab i.docx anggrek (autosaved)

Upload: anggie-firman-milxaprilyeanie

Post on 14-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakang Suku angrek anggrekan atau orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak jenisnya tersebar luas hingga daerah tropika basah dan sebagian besar anggotanya di temukan di daerah tropika. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki nilai estetika dan nilai ekonomi yang tinggi. Selain bentuknya yang unik, warnanyapun lebih menarik, dan lebih tahan lama dibandingkan bunga potong lainnya. Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun.Indonesia sebagai salah satu negara megadiversity yang memiliki kekayaan alam dengan ragam plasma nutfah yang besar . diperkirakan sekitar 5.000 jenis spesies anggrek tersebar di hutan-hutan indonesia (sandra 2001 dalam Damayanti 2006). Namun kenyataannya potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal, hal ini terlihat dari nilai ekspor anggrek indonesia yang hanya 3 juta US$/tahun. Angka tersebut tergolong kecil dibandingkan dengan negara tetangga seperti singapura 7 juta US$/tahun dan thailand 50 juta US$/tahun. Sementara potensi perdagangan dunia 150 juta US$/tahun (BI, 2004 dalam Damayanti 2006). Rendahnya budidaya anggrek di indonesia salah satunya disebabkan karena kurang tersedianya bibit yang bermutu. Budidaya kurang efisien, serta penanganan pasca panen yang kurang baik (Widiastoety, 2001 dalam Damayanti 2006).Permintaan anggrek pada umumnya berupa bibit botolan, pot, dan bunga potong. Untuk memenuhi permintaan tersebut diperlukan tanaman anggrek dalam jumlah besar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, di perlukan suatu teknik yang dapat menghasilkan tanaman anggrek dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang relatif singkat. Dengan teknik kultur jaringan, maka permasalahan tersebuat dapat di teratasi .prinsip utama : perbanyakan tanaman menggunakan bagian jaringan tanaman (jaringan akar ,tunas ,pollen ,dsb) menjadi tanaman utuh (sempurna) pada kondisi invitro (didalam gelas) menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.Selain perkecambahan biji anggrek, kultur jaringan juga digunakan untuk perbanyakan vegetatif (perbanyakan klonal) anggrek. Dalam perbanyakan vegetatif ini umumnya dihasilkan propagul yang identik dengan induk tanaman, sedangkan perbanyakan dengan biji (perkecambahan) dapat menghasilkan propagul dengan sifat-sifat yang beragam. Tekniuk pertama yang digunakan pada perbanyakan vegetatif anggrek adalah kultur meristem. Dari kultur meristem, kemudian menumbuhkannya, kemudian membelahnya menjadi beberapa bagian, dan masing-masing bagian dikulturkan ,subkultur ini dilakukan berualang ulang. Dengan teknik ini diperoleh ratusan tanaman dari satu meristem. Kultur meristem ini merupakan salah satu teknik komersial pertama untuk perbanyakan vegetatif anggrek (Anynomous, 2009).1.2 Tujuan praktikum1) Mahasiswa mengetahui dan memahami teknik aseptik di laboratorium kultur jaringan.2) Mahasiswa mengetahui dan memahami teknik pelaksanaan kultur jaringan subkultur tanaman anggrek.3) Mahasiswa memperoleh planlet tanaman anggrek.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Tanaman AnggrekKlasifikasi Anggrek:Kingdom: Plantae (Tumbuhan)Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)Sub Kelas: LiliidaeOrdo: OrchidalesFamili: Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan)Genus: AeridesDeskripsi Anggrek, Anggrekmerupakan salah satu tanaman hias yang sangat digemari oleh orang banyak, dan selalu kita jumpai di depan halaman rumah.merupakan salah satu tumbuhan berbiji dari familiOrchidaceaeyang banyak diminati karena bentuk dan warna bunganya menarik sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku industri bunga potong, tanaman pot atau hiasan taman.

tanaman anggrek

Akar anggrek berbentuk silindris, berdaging, lunak dan mudah patah. Bagian ujung akar meruncing, licin dan sedikit lengket. Dalam keadaan kering, akar tampak berwarna putih keperak-perakan dan hanya bagian ujung akar saja berwarna hijau atau tampak agak keunguan. Akar yang sudah tua akan berwarna coklat tua dan kering.Darmono, (2008), menyebutkan bahwabatang anggrekberanekaragam, ada yang ramping, gemuk berdaging seluruhnya atau menebal di bagian tertentu saja, dengan atau tanpa umbi semu (pseudobulb). Berdasarkan pertumbuhannya, batang anggrek dapat dibagi menjadi dua golongan yaitutipe simpodialdantipe monopodial.

Batang Anggrek

Daun anggrekbiasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air.

Bunga anggrekberbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan Anggrek dapat tumbuhdi berbagai tempat yang memungkinkan untuk tumbuh seperti sampah, tanah yang berhumus, tanah rawa-rawa, batu cadas pasir, pohon dan akar tumbuhan lain. Daerah penyebarannya meliputi seluruh dunia, dari daerah tropis hingga kutub, genus Cypripedium, pada ketinggian nol di atas permukaan laut hingga 4.000 m lebih di pegunungan.2.2 Teknik Kultur Jaringan AnggrekKultur Jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatans ecara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utamanya adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetative tanaman, menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril. Teknik kulturjaringan pada saat ini telah berkembang menjadi teknik perkembangbiakan tanaman yang sangat penting pada berbagai spesies tanaman (Iswanto,2002).Teknik kultur jaringan tumbuhan atau kulturinvitrodapat dijadikan sebagai alternative pemecahan masalah bagi perbanyakan bibit dan perolehan metabolit sekunder dari tanaman ini. Teknik inidapat menghasilkan metabolit sekunder dalam jaringan tanaman dan jugadalam sel-sel yang dipelihara pada media buatan secara aseptik (Fitriani, 2003).Metabolit sekunder bisa diperoleh melalui kultur kalus. Metabolit yang dihasilkan dari kalus sering kali kadarnya lebih tinggi dari pada metabolit yang diambil langsung dari tanamannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan kalus adalah dengan menambahkan pra zat kedalam media. Media kultur jaringan tumbuhan berisigaram-garam mineral, hormon, vitamin, sumber karbon, dan asam amino. Smith (1992) menyatakan pemilihan media kulturjaringan merupakan kunci sukses dalam kultur jaringan. Hal ini menyebabkan banyak diadakan penelitian untuk memodifikasi media-media yang memberikan respon berbeda terhadap berbagai macam tanaman (Sitorus, et al.,2011).2.3 Kendala Kultur Jaringan AnggrekDalam kegiatan kultur jar ingan, tidak sedikit masalah-masalah yang muncul sebagai pengganggu dan bahkan menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan kegiatan kultur yang dilakukan . Gangguan kultur secara umum dapat muncul dari bahan yang ditanam, dari lingkungan kultur, maupun dari manusianya.Permasalahan dalam kultur ada yang dapat diprediksi sebelumnya dan ada pula yang sulit diprediksi kejadiannya. Untuk yang tidak dapat dipr ediksi, car mengatasinya tidak dapat secara preventif tetapi diselesaikan setelah kasus itu muncul.Adapun masalah-masalah yang terjadi dalam kultur jaringan yaitu:1. KontaminasiKontaminasi adalah gangguan yang sangat umum terjadi dalam kegiatan kultur jaringan. Munculnya gangguan ini bila dipahami secara mendasar adalah merupakan sesuatu yang sangat wajar sebagai konsekuensi penggunaan yang diperkaya. Penomena kontaminasi sangat beragam, keragaman tersebut dapat dilihat dari jenis kontaminasinya (bakteri, jamur, virus, dll).2. VitrifikasiVitrifikasi adalah suatu istilah problem pada kultur yang ditandai dengan:1. Munculnya pertumbuhan dan pertumbuhan yang tidaknormal.2. Tanaman yang dihasikan pendek- pendek atau kerdil.3. Pertrumbuhan batang cenderung ke ar ah penambahan diameter74. Tanaman utuhnya menjadi sangat turgescent.5. Pada daunnya tidak memiliki jaringan pallisade.3. PraperlakuanMasalah pada kegiatan in vitrobukan hanya dari penanaman eksplan saja, pertumbuhan dan perkembangannya dalam botol saja tetapi juga sangat bisa dipengaruhi oleh persyaratan kegiatan prapelakuan. Pada kasus ini masalah akan muncul bila kegiatan prapelakuan tidak dilakukan. Prapelakuan dilakukan umumnya untuk tujuan-tujuan tertentu, secara umum adalah rangka menghilangkan hambatan. Hambatan apat berupa hambatan kemikalis, fisik, biologis. Hambatan berupa bahan kimia penanganannya harus dimulai dari pengenalansenyawa aktif, potensi gangguan, proses reaksi dan alternatif pengelolaannya.4.Lingkungan MikroMasalah lingkungan incubator juga tidak bisa diabaiakan karena ini juga sering menjadi masalah. Suhu ruangan incubator sangat menentukan optimasi eksplan pertumbuhan suhu yang terlalu rendah aatau tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada eksplan. Upaya pencegahan1. Upaya mencegah terjadinya kontaminasi : Biasakan membersihkan berbagai sarana yang diper lukan dalam kultur jaringan. Yakinkan bahwa proses sterilisasi media secara baik dan benar. Lakukan proses penanaman bahan pada keadaan anda nyaman dan cari waktu yang longgar2. Upaya mencegah terjadinya vitrifikasi :1. Menaikan jumlah agar dan sukrosa2. Menambahkan pectin kedalam media3. Memindahkan kultur pada suhu 4 derajat Celsius selama 15 har4. Menurunkan pH menjadi 4. 5. Penggunaan senyawa anhydrous berupa CaSO4 pada desicator, penggunaan media semi padat dll.

3. Upaya mencegah terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang tidak baik :Untuk menghindari hal itu dapat dilakukan dengan preventif menghindari bahan tanam yang tidak Juvenile atau tidak meristematik. Karena awal pertumbuhan eksplan akan dimulai dari sel-sel yang muda yang aktif membelah, atau dari sel-sel tua yang muda kembali.

4. Upaya mecegah lingkungan yang buruk :Kebutuhan antara satu tananaman dengan tanaman yang lain berbeda, namun demikian solusinya sulit dilakukan mengingat umumnya ruangan incubator suatu ruangan laboratorium kultur jaringan tidak bisa dibuat variasi antara satu ruangan dengan bagian ruangan yang lainnya. Sehingga optimasi pertumbuhan tidak bisa diharapkan sama antara kultur yang satu dengan kultur yang lain.

2.4 Prospek Usaha Bibit AnggrekKomoditas produksi bunga Tanah Air berlimpah ruah. Berdiri di hamparan tanah yang subur, jadi bukti Ibu Pertiwi ini memiliki keragaman hayati. Anggrek jadi contoh kecil dari berjuta-juta kekayaan floranya. Beribu-ribu spesies anggrek yang ada di Indonesia sudah lebih dari cukup untuk dijadikan modal negeri ini sebagai produsen anggrek dunia.Dari data on-line Dirjen Hortikultura Indonesia tahun 2006-2007, permintaan bunga hias di pasar dunia cenderung meningkat setiap tahun. Meski saat ini negara produsen sekaligus pengekspor bunga hias masih didominasi oleh Belanda yang terkenal dengan bunga tulipnya, pengembangan agribisnis tanaman bunga hias sudah tersebar ke berbagai negara di belahan dunia, seperti Thailand, Singapura, India, dan Indonesia.Seperti halnya negara-negara produsen bunga lainnya, Indonesia juga berpeluang besar dalam mengembangkan agribisnis sub sektor tanaman hias, baik untuk memenuhi permintaan dalam maupun luar negeri. Itu ditunjang dengan adanya kenyataan bahwa penggunaan bunga potong untuk berbagai keperluan dalam negeri masih mendominasi.Bahkan di masa mendatang, diramalkan pertumbuhan tingkat permintaan bunga potong di Indonesia bakal meningkat 10% setiap tahun.Daya serap dan permintaan bunga potong paling potensial adalah masyarakat di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Denpasar, dan dan Medan. Namun disayangkan, tingginya permintaan bunga tak dibarengi dengan jumlah penangkar anggrek saat ini. Jika dipresentase, Indonesia hanya memiliki sekitar 30% penangkar dari jumlah total spesies anggrek yang tersedia.Memang ironis, jika Indonesia harus jadi produsen anggrek dunia untuk saat ini. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bersama mewujudkan cita-cita inilah yang jadi kendala dan dilema tersendiri. Namun tahukah Anda, kalau anggrek bisa jadi aset budidaya yang mendatangkan potensi? Percaya atau tidak, di balik keelokan bunga yang bisa dijumpai sepanjang musim ini, anggrek menyimpan peluang usaha menjanjikan. Oleh karenanya prospek usaha pembibitan tanaman anggrek masih terbuka luas baik untuk dalam negri ataupun manca negara karena permintaan akan tanaman anggrek masih sangat besar.

BAB IIIBAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu pelaksanaan Praktkum dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan fakultas pertanian jurusan Agroteknologi. Jumat-sabtu, 30-31 Mei 2014

3.2 Bahan dan alat Bahan : eksplan subkultur anggrek.media MS , agar-agar, gula, alkohol 70%, dan spirtus, air steril ,dllAlat : Enkas, scapel, pinset, cawan petri, botol kultur, autoclave, spatula, bunsen, almunium foil, timer, kompor, kertas sampul, dll

3.3 Metode/Prosedur1. Pembuatan media MS1) Persiapkan 150 ml air kelapa muda, masukkan dalam enlemeyer 500 ml.2) Masukkan aquades 350 ml kedalam enlemeyer 500 ml.3) Timbang media MS 4,43 gr, dan masukkan dalam enlemeyer 500 ml.4) Timbang gula 20 gr, dan masukkan dalam enlemeyer 500 ml.5) Ukur dengan menambahkan aquades hingga volume akhir 1000 ml6) Masak, dan tambahkan 7 gr agar-agar. Aduk aduk hingga rata dan mendidih.7) Tuang kedalam botol kultur 20-30 ml.8) Tutup dengan alumunium foil .9) Ikat dengan karet.10) Sterilisasi, autoclave 25 menit dimulai ketika tekanan mencapai 1,5 psi11) Matikan autoclave , tunggu hingga tekanan didalam turun, dan habis.12) Buka penutup autoclave secara hati-hati.2. Prosedur kerjaYang perlu di perhatikan dalam kultur jaringan:1) Sterilisasi lingkungan kerja /laboratorium (diformalin)2) Enkas disinari lampu UV 30- 1 jam (kemudian matikan, dan tunggu selama 15 menit)3) Sterilisasi bahan tanam, peralatan dan media tanam.4) Persiapan eksplan subkultur anggrekSebelum memulai kegiatan kultur jaringan :1. Gunakan jas lab2. Semprot kedua tangan dengan menggunakan alkohol 70%3. Semprot meja kerja laminar dengan menggunakan alkohol 70%, kemudian lap dengan tisue.4. Semprot semua bahan dan peralatan dan masukkan kedlam enkas.5. Prosedur kultur jaringan aggrek:a) Nyalakan bunsenb) Ambil scapel dan pinset bakar dengan api bunsen lalu masukkan kedalam alkohol 70% .bakar lagi dan letakkan pada boltor kultur kosong diamkan hingga padam.c) Ambil botol eksplan lalu bakar kepala botol dan tutup botol pada api bunsen lalu ambil serumpun eksplan dan letakan pada petridish steril lalu simpan dan tutup kembali botol eksplan.d) Potong eksplan anggrek (dalam bentuk pucuk) dan berukuran 0.5-1 cm apabila berbentuk protocrom maka p[otong kecil (1 atau 2 protocrom)e) Masukkan kedalam botol kultur (dialkukan dekat api bunsen).f) Tutup botol kultur dengan alumunium foil . ikat dengan karet.g) Beri label (keterangan tanggal kultur ,media,dan jenis eksplan)h) Inkubasi selama 14 hari pada suhu ruang.Pengamatan dan hasilPengamatan dilakukan untuk mengetahui keberhasilan kultur jaringan anggrekPengamatan dilakukan 14 hari setelah praktikumJenis EksplanJenis MediaPengamatan

H1H2Dstket

AnggrekMS + air kelapa

Keterangan:1. ++ = Hidup tidak terkontaminasi2. +- = Hidup terkontaminasi3. -- = Tidak Tumbuh /MatiBAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 HasilJenis EksplanJenis MediaPengamatan

H1H2dstket

AnggrekMS + air kelapa------Tidak Tumbuh

Keterangan1. ++= hidup tidak terkontaminasi2. +-= hidup terkontaminasi3. --= tidak tumbuh / matiTABEL PENGAMATANNOWaktu pengamatanHasil pengamatanKeterangan

1Hari ke-2 06 januari 2014

Tidak terjadi pertumbuhan pada eksplan cacao ke tiga eksplan masih dalam kondisi baik

2Hari ke-408 januari 2014Tidak terjadi pertumbuhan pada eksplan cacao ke tiga eksplan masih dalam kondisi baik namun pada beberapa media sudah mulai tampak berlendir

3Hari ke-610 januari 2014 Pada pengamatan ke 3 tidak terdapat pertumbuhan pada eksplan kakao namun malah terlihat miselium jamur pada 1 buah media yang menandakan bahwa media telah terkontaminasi

4Hari ke-913 januari 2014

Pada pengamatan ke 4 media telah di tumbuhi jamur terlihat terdapat miselium yang terdapat pada media serta pada eksplan hal ini menyebabkan kontaminasi sehingga eksplan tidak dapat tumbuh

5Hari ke-1115 januari 2014Pada pengamatan ke 5 pertumbuhan miselium semakin luas, kontaminasi semakin meluas sehingga eksplan sudah tidak dapat tumbuh untuk membentuk individu baru.

6Hari ke-1216 januari 2014

Pada pengamatan ke 6 merupakan pengamatan terakhir di ketahui bahwa ekslpan serta 2 buah media terkontaminasi oleh jamur dilihat dari miselium yang tumbuh semakin luas sehingga dapat di simpulkan perbanyakan dengan kultur jaringan gagal dialkukan.

Pada percobaan ini bahan yang digunakan sebagai sub kultur adalah tanaman anggrek. Sub kultur pada tanaman anggrek ini di tumbuhkan pada medium MS yang telah di sterilisasi sebelumnya pada autoclave sehingga mencegah terjadinya kontaminasi pada media Ms. subkultur dilakukan pada tanggal 31 Mei 2014, setelah di amati pada hari ke dua setelah sub kultur tanaman anggrek ,telah terjadi kontaminasi oleh jamur yang berwarna putih yang berbentuk miselium-miselium yang tumbuh di sekitar planlet, hingga hari ke lima miselium dari jamur tersebut mulai tumbuh di sekitar planlet dan media MS . Hal ini kemungkinan kontaminasi terjadi karena medium kurang steril di mana penutupan media dengan alumuniumfoil tidak begitu rapat saat proses sterilisasi pada autoclave sehingga uap air dari luar dapat masuk kedalam media sehingga terjadi kontaminasi selain itu kontaminsai juga dapat disebabkan oleh udara yang masuk dari luar di karenakan AC pada laboratorium kultur jaringan di nyalakan saat melakukan kegiatan sub kultur sehingga media serta planlet mudah terkontaminasi udara dari luar dan masuknya benda dari luar kedalam enkas tanpa di sterilisaasi terlebih dahulu menggunakan alkohol juga termasuk pemicu tingginya resiko kontaminasi terhadap subkultur tanaman anggrek ,sehingga membawa kontaminasi yakni jamur.PembahasanSuku angrek anggrekan atau orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak jenisnya tersebar luas hingga daerah tropika basah dan sebagian besar anggotanya di temukan di daerah tropika. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki nilai estetika dan nilai ekonomi yang tinggi. Selain bentuknya yang unik, warnanyapun lebih menarik, dan lebih tahan lama dibandingkan bunga potong lainnya. Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun.Indonesia sebagai salah satu negara megadiversity yang memiliki kekayaan alam dengan ragam plasma nutfah yang besar . diperkirakan sekitar 5.000 jenis spesies anggrek tersebar di hutan-hutan indonesia (sandra 2001 dalam Damayanti 2006). Selain perkecambahan biji anggrek, kultur jaringan juga digunakan untuk perbanyakan vegetatif (perbanyakan klonal) anggrek. Dalam perbanyakan vegetatif ini umumnya dihasilkan propagul yang identik dengan induk tanaman, sedangkan perbanyakan dengan biji (perkecambahan) dapat menghasilkan propagul dengan sifat-sifat yang beragam. Teknik pertama yang digunakan pada perbanyakan vegetatif anggrek adalah kultur meristem. Dari kultur meristem, kemudian menumbuhkannya, kemudian membelahnya menjadi beberapa bagian, dan masing-masing bagian dikulturkan ,subkultur ini dilakukan berualang ulang. Dengan teknik ini diperoleh ratusan tanaman dari satu meristem. Kultur meristem ini merupakan salah satu teknik komersial pertama untuk perbanyakan vegetatif anggrek (Anynomous, 2009).. Pada umumnya perbanyakan tanaman dilakukan dengan cara pembibitan. Namun, pada percobaan ini perbanyakan tanaman anggrek dilkukan dengan cara sub kultur. Sub kultur merupakan salah satu tahap dalam perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan. Pada dasarnya proses subkultur adalah memotong, membelah dan menanam kembali eksplan yang telah tumbuh sehingga jumlah tanaman akan bertambah banyak. Semua pekerjaan dilakukan di Laminar air flow ataupun enkas, untuk menjaga kesterilan lingkungan alat-alat yang digunakan untuk proses pemotongan planlet seperti pinset , pisau petridish dan lainnya harus disterilkan dengan cara merendam ataupun menyemprotnya dengan alkohol 70% dan memanaskannya diatas nyala api. Sterilisasi dengan demikian bertujuan untuk membunuh bakteri serta mikroba lain yang menempel. Setelah dipanaskan dalam nyala api dari pembakar bunsen , alat yang telah dipanaskan dimasukkan ke dalam suatu wadah agar panas hilang dan segera dapat digunakan untuk memotong tanaman. Bila alat masih panas tersebut langsung digunakan untuk memotong planlet, dikwatirkan planlet tersebut akan mati. Kemudian menyiapkan medium Ms padat ataupun cair, pada praktikum ini mnggunakan medium padat. Botol dari medium tersebut dipanaskan diatas nyala api. Pemanasan dilakukan baik bagian bawah botol maupun bagian lehernya. Kemudian ada saat planlet sudah dipotong akan dimasukkan ke dalam botol, botol harus berada dekat dengan api bunsen terhindar dari kontaminasi yang terbawa oleh udara di sekitar enkas. Hal ini dilakukan untuk menjaga sterilisasi system sehingga diharapkan dapat mencegah kontaminasi masuk kedalam subkultur. Potongan planlet diisolasi dalam botol kemudian botol ditutup dengan alumuniumfoil steril yang sebelumnya telah dipanaskan dan diikat dengan karet agar sub kultur tertutup rapat. Keseluruhan proses subkultur dilakukan dalam kondisi steril untuk mencegah masuknya kontaminan dan menyebabkan kegagalan dalam menumbuhkan tanaman kultur (Syatria, 2009). Pada praktikum ini, sub kultur terjadi kontaminasi jamur hal ini terjadi karena kurang menjaga ksterilan alat mupun cara kerja adapun Upaya mencegah terjadinya kontaminasi : Biasakan membersihkan berbagai sarana yang diper lukan dalam kultur jaringan. Yakinkan bahwa proses sterilisasi media secara baik dan benar. Lakukan proses penanaman bahan pada keadaan anda nyaman dan cari waktu yang longgarMedium pada subkultur sangat mempengaruhi pertumbuhan. Pada dasarnya ada delapan kelompok utama dalam pembuatan media, yakni : Nutrisi anorganik utama (elemen makro), elemen mikro, besi, vitamin, sumber karbon, nitrogen organik, dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Pada praktikum ini medium yang digunakan Ms ( Murashige dan Skoog). Berdasarkan komposisi dari media Ms tersebut sangat memenuhi syarat karena memiliki komponen delapan kelompok pembuatan media yakni, stok A :NH4NO3 , stok B: KNO3 , Stok C : KH2PO4 ,H3BO3, KI, NA2MoO4. 2H2O , CoCl2.6H2O stok D : CaCl2 .2H2O stok E : MgSO4 . 7 H2O , MnSO4.H2O , ZnSO4 . 7H2O , CuSO4 . 5H2O stok F : Na2EDTA . 2H2O , FeSO4 . 7H2O, mio-inositol, vitamin gula dan agar. (Margono,2003). Pada pertumbuhan dari planlet diketahui indikasi kecukupan nutrisinya dilihat dari warna daunnya, apabila warna daun semakin hijau maka planlet tersebut mampu menyerap nutrisi dengan baik dan kebutuhan nutrisinya terpenuhi. Namun, apabila warna daun semakin pudar perlu dicurigai adanya mal nutrisi yang terjadi pada planlet tersebut. Indikasi bahwa tanaman tersebut hidup adalah tumbuhnya akar yang menjalar ini berarti tumbuhan tersebut membutuhkan nutrisi dan menyerap nutrisi dari medium yang disediakan dengan membentuk akar.(Margono,2003)

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan1. Kultur Jaringan adalah suatu tekhnik untuk memperbanyak tanaman dengan cara mengambil explan dari tumbuhan yang ingin di perbanyak.2. Media dan alat-alat dalam kultur Jaringan harus benar-benar steril.3. Kegagalan pada Penanaman kultur jaringan dapat terjadi karena factor , kontaminasi vitrifikasi,praperlakuan, lingkungan mikro.4. Agar penanaman kultur jaringan berhasil , langkah langkah aseptik harus benar benar di terapkan.

5.2 Saran :1. Sebaiknya dalam praktikum kultur jaringan kondisi lingkungan harus di pastikan berada dalam kondisi steril baik di dalam enkas ataupun di luar enkas2. Sebaiknya media pembelajaran Kultur Jaringan lebih diperdalam.3. Sebaiknya kita diberikan buah tangan hasil tanaman dari Kultur Jaringan agar dapat dikembangbiakkan di Sma Negeri 2 Lubuk Pakam.

Sub Kultur Tanaman AnggrekPage 5