bab i sampai v

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah penting dalam bidang obstetri dan ginekologi adalah masalah perdarahan. Walaupun angka kematian maternal telah menurun secara dramatis dengan adanya pemeriksaan- pemeriksaan dan perawatan kehamilan dan persalinan di rumah sakit dan adanya fasilitas transfusi darah, namun kematian ibu akibat perdarahan masih tetap merupakan faktor utama dalam kematian maternal. Perdarahan dalam bidang obstetri hampir selalu berakibat fatal bagi ibu maupun janin, terutama jika tindakan pertolongan terlambat dilakukan, atau jika komponennya tidak dapat segera digunakan. Oleh karena itu, tersedianya sarana dan perawatan sarana yang memungkinkan penggunaan darah dengan segera, merupakan kebutuhan mutlak untuk pelayanan obstetri yang layak. Diperkirakan ada 14 juta kasus pendarahan dalam kehamilan setiap tahunnya; paling sedikit 128.000 perempuan mengalami pendarahan sampai meninggal. Pendarahan pasca persalinan merupakan pendarahan yang paling banyak menyebabkan kematian ibu. Lebih

Upload: nur-fitri-isnaini

Post on 28-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kasep

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I sampai V

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah penting dalam bidang obstetri dan ginekologi

adalah masalah perdarahan. Walaupun angka kematian maternal telah

menurun secara dramatis dengan adanya pemeriksaan-pemeriksaan dan

perawatan kehamilan dan persalinan di rumah sakit dan adanya fasilitas

transfusi darah, namun kematian ibu akibat perdarahan masih tetap

merupakan faktor utama dalam kematian maternal.

Perdarahan dalam bidang obstetri hampir selalu berakibat fatal bagi

ibu maupun janin, terutama jika tindakan pertolongan terlambat dilakukan,

atau jika komponennya tidak dapat segera digunakan. Oleh karena itu,

tersedianya sarana dan perawatan sarana yang memungkinkan penggunaan

darah dengan segera, merupakan kebutuhan mutlak untuk pelayanan obstetri

yang layak.

Diperkirakan ada 14 juta kasus pendarahan dalam kehamilan setiap

tahunnya; paling sedikit 128.000 perempuan mengalami pendarahan sampai

meninggal. Pendarahan pasca persalinan merupakan pendarahan yang paling

banyak menyebabkan kematian ibu. Lebih dari separuh jumlah seluruh

kematian ibu terjadi dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, sebagian besar

karena terlalu banyak mengeluarkan darah. Walaupun seorang perempuan

dapat bertahan hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan, namun

ia akan menderita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan

mengalami mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan. Oleh sebab

itu, diperlukan tindakan yang tepat dan cepat dalam mengatasi pendarahan

pasca persalinan.

Pendarahan pasca persalinan (post partum) adalah pendarahan

pervaginam 500 ml atau lebih sesudah anak lahir. (Varney, 2007)

Page 2: BAB I sampai V

Perdarahan merupakan penyebab kematian nomor satu (40%-60%)

kematian ibu melahirkan di Indonesia. Pendarahan pasca persalinan dapat

disebabkan oleh atonia uteri, sisa plasenta, retensio plasenta, inversio uteri,

laserasi jalan lahir dan gangguan pembekuan darah. (Williams, 2006)

Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lee,dkk. terhadap 3822

wanita yang melahirkan dalam periode satu tahun di Henry Ford Hospital, 27

wanita (0,7%) mengalami perdarahan uterus yang signifikan setelah 24 jam

postpartum khususnya disebabkan oleh rest plasenta. (Williams, 2006)

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan dengan pendekatan

manajemen SOAP pada kasus Ny “M” dengan Perdarahan Post Partum

karena Rest Plasenta dan Anemia.

b. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu mengkaji data/ anamnesa untuk mendapatkan data

Subjektif pada Ny. “M”

2. Mahasiswa mampu mengkaji lebih jauh dengan melakukan

pemeriksaan/ data Obyektif pada Ny. “M”

3. Mahasiswa mampu menegakkan Analisa kebidanan dengan

pendekatan manajemen kebidanan pada Ny. “M”

4. Mahasiswa mampu merencanakan dan melaksanakan

(penatalaksanaan) asuhan kebidanan sesuai dengan diagnosa pada Ny.

“M”

Page 3: BAB I sampai V

C. Manfaat

a. Bagi Mahasiswa

Meningkatkan keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan pada

kasus Perdarahan Post Partum hari ke-7 karena Rest Plasenta dan

Anemia

b. Bagi Lahan Praktek

Sebagai evaluasi sejauh mana keberhasilan penanganan pada kasus

Mioma uteri.

c. Bagi Pendidikan

Sebagai metode untuk mengevaluasi seberapa jauh mahasiswa

menerapkan teori yang diperoleh di bangku kuliah dalam

penerapannya di lahan dan sebagai informasi serta data bagi penulis

lain yang akan mengangkat suatu masalah lain yang berhubungan

dengan Mioma uteri.

Page 4: BAB I sampai V

BAB II

TINJAUAN TEORI

PERDARAHAN POSTPARTUM

A. Pengertian

Perdarahan pascapersalinan (hemorrahagic postpartum) adalah

perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir.

(Wiknjosastro H, 2009)

Perdarahan pascapersalinan adalah perdarahan yang berasal dari tempat

implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan

merupakan salah satu penyebab kematian ibu disamping perdarahan karena

hamil ektopik dan abortus. Perdarahan pascapersalinan bila tidak

mendapatkan penanganan yang semestinya akan meningkatkan morbiditas

dan mortalitas ibu serta proses penyembuhan kembali.

Perdarahan pascapersalinan praktisnya tidak perlu mengukur jumlah

perdarahan sampai sebanyak itu sebab menghentikan perdarahan lebih dini

akan memberikan prognosis lebih baik. Pada umumnya bila terdapat

perdarahan yang lebih dari normal, apalagi telah menyebabkan perubahan

tanda vital seperti kesadaran menurun, pucat, limbung, berkeringat dingin,

sesak nafas, serta tensi < 90 mmHg dan nadi > 100 x/ menit maka penenganan

harus segera dilakukan (Wiknjosastro H, 2009).

Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml,setelah bersalin di

definisikan sebagai perdarahan pasca persalinan. Terdapat beberapa masalah

mengenai definisi ini :

a. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya

kadang hanya setegah dari sebenarnya. Darah tersebut tercampur dengan

cairan amnion atau dengan urine. Darah tersebar pada spons,handuk, dan

kain, di dalam ember dan dilantai.

Page 5: BAB I sampai V

b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar HB

ibu. Seorang ibu dengan kadar HB normal akan menyesuaikan diri terhadap

kehilangan darah. Namun berakibat fatal pada ibu dengan anemia.

c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan

kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadinya syok.

(buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, halaman

M-25)

Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian:

1) Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorage)

Ialah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi dalam 24 jam pertama

setelah anak lahir.

2) Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorage)

Ialah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah 24 jam pertama

setelah anak lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 hari postpartum.

Perdarahan postaprtum merupakan penyebab perdarahan bidang

obstetrik yang paling sering. Sebagai penyebab langsung kematian

maternal, perdarahan psotpartum merupakan ¼ penyebab kematian akibat

perdarahan.

B. Etiologi

a. Atonia uteri

Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri adalah :

1) Umur : umur yang terlalu muda atau tua

2) Paritas : sering dijumpai pada multipara dan grandemultipara

3) Partus lama dan partus terlantar

4) Obstetric operatif dan narkosa

5) Uterus terlalu regang dan besar, misalnya pada gemeli,hidramnion,

atau janin besar.

6) Kelainan pada uterus,seperti mioma uteri,solusio plasenta,

7) Faktos social ekonomi yaitu malnutrisi

Page 6: BAB I sampai V

b. Sisa plasenta dan selaput ketuban

c. Jalan lahir : robekan perineum, vagina, serviks, forniks, dan rahim.

d. Penyakit darah

Kelainan pembekuan darah misalnya: hipofebrinogenimia yang sering

dijmpai pada :

1) Perdarahan yang banyak

2) Solusio plasenta

3) Kematian janin yang lama dalam kandungan

4) Preeklampsi dan eklampsi

5) Infeksi, hepatitis, dan septik syok.

C. Diagnosis

Diagnosis perdarahan pascapersalinan

Gejala dan tanda yang selalu ada Gejala dan tanda

yang kadang –

kadang selalu ada

Diagnosis

kemungkinan

Uterus tidak berkontraksi dan

lembek

Perdarahan segera setelah anak

lahir (Perdarahan

Pascapersalinan Primer)

Syok Atonia uteri

Perdarahansegera (P3)

Darah segar yang mengalir

segera setelah bayi lahir

Uterus berkontraksi baik

Plasenta lengkap

Pucat

Lemah

Menggigil

Robekan jalan

lahir

Plasenta belum lahir setelah 30

menit

Perdarahan segera (P3)

Uterus kontraksi baik

Tali pusat putus

akibat traksi

berlebihan

Inversio uteri

Retensio uteri

Page 7: BAB I sampai V

akibat tarikan

Perdarahn lanjutan

Plasenta atau sebagian selaput

(mengandung pembuluh darah)

tidak lengkap

Perdarahan segera

Uterus

berkontraksi tetapi

tinggi fundus tidak

berkurang

Tertinggalnya

sebagian plasenta

Uterus tidak teraba

Lumen vagina terisi massa

Tampak tali pusat (jika plasenta

belum lahir)

Perdarahan segera

Nyeri sedikit atau berat

Syok neurogenik

Pucat dan limbung

Inversio uteri

Sub – involusi uterus

Nyeri tekan perut bawah

Peradarahan > 24 jam setelah

persalinan.Perdarahan sekunder

atau P2S. Perdarahan bervariasi

(ringan atau berat, terus –

menerus atau tidak teratur) dan

berbau (jika disertai infeksi)

Anemia

Demam

Perdarahan

terlambat

Endometritis atau

sisa plasenta

(terinfeksi atau

tidak)

(Winkjosastro, 2010)

D. Penanganan Umum

a. Mintalah bantuan. Segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan

fasilitas tindakan kegawatdaruratan.

b. Lakukan pemeriksaan secar cepat keadaan umum ibu termasuk tanda vital

(nadi;tekanan darah, pernafasan dan suhu tubuh.

c. Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindaka. Jika tanda-tanda syok

tidak terlihat, ingatlah anda melakukan evaluasi lanjut karena status wanita

Page 8: BAB I sampai V

tersebut dapt memperburuk dengn cepat. Jika terjadi syok, segera mulai

penanganan syok.

d. Pastikan bahwa kontraksi uterus baik:

Lakukan pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darh. Bekauan

darah yang terperangkap di uterus akan menghalangi kontraksi yang

efektif.

Berikan 10 unit oksitosin I.M

e. Pasang infus cairan IV

f. Lakukan kateterisasi dan pantau cairan yang keluar-masuk

g. Periksa kelengkapn plasenta

h. Periksa kemungkinan robekan serviks, vagin dan perineum

i. Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah

j. Setelah perdarahan teratasi (24 jam setelah perdarahan berhenti), periksa

kadar Hb.

REST PLASENTA

Page 9: BAB I sampai V

A. Pengertian

Rest plasenta adalah suatu bagian dari plasenta, satu atau lebih tertinggal,

sehingga uterus tidak dapat berkontraksi ( winkjosastro, 2009 )

Perdarahan postpartum dini jarang disebabkan oleh retensi potongan

plasenta yang kecil, tetapi plasenta yang tersisa sering menyebabkan perdarahan

pada akhir masa nifas. (Williams, 2006)

B. Penyebab

Perdarahan postpartum sekunder paling sering disebabkan involusi abnormal

tempat melekatnya plasenta, namun dapat pula disebabkan oleh retensi sebagian

plasenta. Biasanya bagian plasenta yang tertinggal mengalami nekrosis tanpa

deposit fibrin, dan pada akhirnya akan membentuk polip plasenta. Apabila

serpihan polip terlepas dari miometrium perdarahan hebat dapat terjadi.

( Williams, 2006)

C. Tanda dan Gejala

( Harnawatia, 2008)

a. Perdarahan merembes dari jalan lahir

b. Biasanya diketahui setelah 24 jam postpartum (HPP sekunder)

c. Tinggi fundus uteri tinggi, biasanya satu jari diatas pusat atau sepusat

d. Kontraksi uterus baik, tetapi kadang-kadang kontraksi lembek

D. Penatalaksanaan

a. Meraba bagian uterus untuk mencari sisa plasenta. Melakukan Eksporasi

manual uterus untuk mengeluarkan sisa plasenta.

b. Keluarkan sisa plasenta dengan tangan, cunam ovum, atau kuret besar.

c. Jika perdarahan berlanjut, lakukan uji pembekuan darah dengan menggunkan

uji pembekuan sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan darah setelah

7 menit atau terbentuknya bekuan darah yang lunak yang mudah hancur

menunjukan kemungkinan koagulopati.

Page 10: BAB I sampai V

( Winkjasastro, 2009 )

Namun jika pada kasus sisa plasenta dengan perdarahan

pascapersalinan lanjut, sebagian besar pasien-pasien akan kembali lagi ke

tempat bersalin dengan keluhan perdarahan setelah 6-10 hari pulang ke rumah

dan subinvolusio uterus.

d. Berikan antibiotik karena perdarahan juga merupakan gejala metritis.

Antibiotika yang dipilih adalh ampicillin dosis awal 1 gram IV dilanjutkan

dengan 3 x 1 gr oral dikombinasikan dengan metronidazol 1 gram supositoria

dilanjutkan 3 x 500 mg oral.

e. Dengan dipayungi antibiotik tersebut, lakukan eksplorasi digital (bila serviks

terbuka) dan mengeluarkan jaringan atu bekuan darah. Bila serviks hanya

dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan AVM

atau Dilatasi dan Kuretase

Bila kadar Hb< 8gr% berikan tranfusi. Bila kadar Hb>8 gram berikan SF 600

mg/hari selama 10 hari. (Harnawatia, 2008)

Page 11: BAB I sampai V

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “M” P2A0H1 POST PARTUM HARI KE-7

DENGAN RIWAYAT HPP SEKUNDER KARENA REST PLASENTA +

ANEMIA DI RUANG NIFAS RSUP NTB

TANGGAL 04 MEI 2014

Hari/Tanggal/ Jam Masuk Rumah Sakit : Senin, 28-04-2014/ Pukul 12.58 wita

Hari / tanggal/ Jam Masuk Ruang Nifas : Selasa, 29-04-2014/ Pukul 12.45 wita

Hari / tanggal/ Jam Pengkajian : Minggu, 04-05-2014/ Pukul 09.00 wita

Tempat praktek : Ruang Melati, RSUP NTB

No. Rekam Medik : 53-75-80

DATA SUBJEKTIF

1. Identitas

Istri Suami

Nama : Ny “M” Tn “A“

Umur : 30 tahun 35 tahun

Agama : Islam Islam

Suku : Sasak Sasak

Pendidikan : SD SMP

Pekerjaan : Tani Tani

Alamat : Karang Sidemen, Narmada

2. Keluhan utama

Ibu mengeluh pernah keluar darah banyak dari kemaluannya, kepala masih

terasa pusing dan badan ibu terasa lemas

3. Riwayat perjalanan penyakit

Os rujukan dari Puskesmas Narmada masuk melalui VK IRD pada tanggal

28-04-2014 dengan postpartum hari pertama HPP oleh karena suspect robekan

portio. Ibu mengatakan hamil 6 bulan dan melahirkan di pinggir jalan setelah

jatuh dari ojek. Kemudian dibawa ke puskesmas Narmada. Bayi lahir spontan

Page 12: BAB I sampai V

bersamaan dengan plasenta, bayi meninggal dengan berat lahir 750 gram.

Dilakukan pemeriksaan sebelum dirujuk ke Rumah Sakit dan didapatkan hasil

keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis, Tekanan Darah : 110/70

mmHg, Nadi : 120 x/menit, Suhu : 36,7oC, Respirasi : 22 x/menit, TFUT : 2 jari

di bawah pusat dengan kontraksi uterus yang tidak adekuat. Dilakukan inspeksi

dengan hasil adanya pembukaan pada OUE, terdapat stolsel, dan tidak terjadi

perdarahan aktif. Terpasang double infuse, RL flash ke-3 pada tangan kanan dan

RL + drip oksitosin 2 ampul flash ke-4 pada tangan kiri, insersi misoprostol 3

tab/rektal Kemudian Dilakukan pemeriksaan di VK IRD dan didapatkan hasil

keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis, Tekanan Darah : 110/80

mmHg, Nadi : 128 x/menit, Suhu : 36,6oC, Respirasi : 20 x/menit, TFUT : 2 jari

di bawah pusat dengan kontraksi uterus yang tidak adekuat. Dilakukan inspeksi

dengan hasil adanya pembukaan pada OUE, terdapat stolsel, robekan portio tidak

ada dan tidak terjadi perdarahan aktif. Dilakukan eksplorasi, kesan sisa plasenta

masih lengket. Terpasang double infuse, RL flash ke-4 pada tangan kanan dan

RL + drip oksitosin 2 ampul flash ke-5 pada tangan kiri, insersi misoprostol 3

tab/rektal. Dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb : 4,9 g/dL,

WBC : 14,25 103/uL, RBC : 1,20 106/uL, HCT : 14,3%, PLT : 49 103/uL, PCT :

0,05%. Didapatkan diagnosa P2A0H1 PP hari pertama dengan rest placenta dan

anemia berat.

Dipindahkan ke VK Teratai pada pukul 13.45 wita dengan Tekanan Darah :

110/70 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Suhu, 36,5oC, Respirasi : 24x/menit, TFUT: 2

jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik perdarahan aktif tidak ada. Terpasang

infus drip oksitosin ampul 28 tpm dengan RL 500 cc, terpasang Dower Cateter

dengan urine tampung 600 cc, Hb: 4,9 gr%. Test ceptri negative, injeksi

ceptriaxon 2 gr/IV, metronidazole infus flash pertama, pro transfuse PRC 5 Kolf.

Advice dr. obgyn : injeksi dexamethasone, diphenhydramine, premed transfuse,

transfuse 2 kolf/hari pro 5 kolf, injeksi transamine 500 mg/8 jam. Co dr.

anastesi : koreksi Hb, transfuse sampai kadar Hb 8 gr%.

Page 13: BAB I sampai V

Tanggal 29-04-2014 pada pukul 12.45 wita pasien dipindah ke melati dengan

postpartum hari ke-2 + rest placenta + anemia berat + trombositopenia. Keadaan

umum baik, Tekanan Darah : 110/80 mmHg, Nadi : 84 x/menit, infus double line

(tangan kanan transfusi dan tangan kiri RL) dan DC terpasang, Hb: 5,4 gr%, PLT

: 66 103/uL, Urine Tampung : 200 cc, TFUT: 3 jari dibawah pusat, kontraksi

uterus baik, perdarahan ±50 cc. pro kuret, PRC 2 kolf/hari. Telah masuk darah

sebanyak 2 kolf, premed dexametason dan diphenhydramine. Advice dokter

interna : pro transfusi PRC 4 kolf lagi, 2 kolf/hari, premed dexametason 1 ampul

+ diphenhydramine 1 cc dan transamine 1 ampul/8 jam. Advice dokter anstesi

untuk cek GDS dan elektrolit cito, ACC kuret bila Hb ≥ 8 gr% dengan siap darah

1 kolf harus masuk saat kuret dan koreksi Hb. Pro transfuse 3 kolf lagi.

Tanggal 30-04-2014, Keadaan umum baik, Tekanan Darah : 110/70 mmHg,

Nadi : 82 x/menit, infus terpasang, TFUT: 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus

baik, perdarahan ±20 cc. terpasang infus RL 20 tpm dan DC dengan UT : 300 cc,

sudah masuh darah 2 kolf. Advice dokter interna : pro transfuse 3 kolf lagi dan

stop injeksi transamine. Advice dokter anastesi : ACC kuret bila Hb ≥ 8 gr%

dengan siap darah 1 kolf harus masuk saat kuret dan koreksi Hb.

Tanggal 01-05-2014, Keadaan umum baik, Tekanan Darah : 140/90 mmHg,

Nadi : 83 x/menit, infus RL terpasang 20 tpm dan DC terpasang dengan UT : 350

cc, TFUT: 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan ±25 cc. advice

dokter interna pro transfuse 3 kolf lagi dan berikan diphhenhidramin 1 cc pre

med. Advice dokter anastesi : ACC kuret bila Hb ≥ 8 gr%.

Tanggal 02-05-2014, Keadaan umum baik, Tekanan Darah : 120/80 mmHg,

Nadi : 82 x/menit, infus RL terpasang 20 tpm dan DC terpasang dengan UT: 400

cc , TFUT: 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan ±15 cc. Darah

sudah masuk 1 kolf lagi, cek Hb 6 jam post transfusi. Hasil Hb : 8,2 gram%.

Tanggal 03-05-2014, Keadaan umum baik, Tekanan Darah : 120/80 mmHg,

Nadi : 80 x/menit, Hb: 8,2 gr%, PLT : 229, pasien sedang puasa, infus RL

terpasang 20 tpm dan DC terpasang dengan UT: 480 cc, TFUT: 3 jari dibawah

Page 14: BAB I sampai V

pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan ± 20cc. Siap darah WB 1 kolf, ACC bila

Hb ≥8 gr%, kuret di OK hari selasa tanggal 06-05-2014.

4. Riwayat Menstruasi

Menarche : 14 tahun

Lama haid : 6 hari

Siklus haid : 28 hari

Jumlah darah : 2-3 x ganti pembalut/hari

Fluor albus : Kadang-kadang, berwarna putih, tidak berbau, tidak gatal

Kelainan : tidak ada

5. Riwayat Kehamilan Lalu

Hamil ke : 2 (kedua)

HPHT : Lupa

Umur Kehamilan : 6 bulan

Gerakan janin dirasakan : Sejak umur kehamilan 5 bulan, gerakan dirasakan

sering + 10 x/hari

Penyulit/ tanda bahaya : Tidak ada

Penyakit dalam kehamilan : Tidak ada

ANC : Tidak pernah

TT : Tidak pernah

Riwayat KB yang lalu : Suntikan 3 bulan

Rencana KB : belum dipikirkan

Obat yang pernah dikonsumsi: Tidak ada.

6. Riwayat Kesehatan yang Lalu/ Penyakit yang Pernah Diderita

Penyakit Kardiovaskuler : tidak ada

Penyakit Hipertensi : tidak ada

Penyakit diabetes : tidak ada

Penyakit hepatitis : HBSAG (-)

Page 15: BAB I sampai V

Penyakit kelamin/ HIV/ AIDS : tidak dilakukan pemeriksaan lanjut

Penyakit malaria : tidak ada

Penyakit campak : tidak ada

Penyakit TBC : tidak ada

Anemia berat : tidak ada

Penyakit ginjal : tidak ada

Gangguan mental : tidak ada

Penyakit asma : tidak ada

Riwayat Penyakit Keturunan : tidak ada

Riwayat kembar : tidak ada

7. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu

No Tempat

persalinan

UK Jenis

persalinan

Penolong

persalinan

Riwayat penyakit JK BB lahir

(gram)

umur

Hamil Bersalin Nifas

1. PKM 9

bulan

Normal Bidan - - - L - 11 th

2. - 6

bulan

- - - - HPP - - Mati

8. Riwayat Sosial Budaya

Status perkawinan : Nikah 1 kali, selama 8 tahun

Beban kerja : Pekerjaan Rumah Tangga dan bekerja di sawah

Kebiasaan Hidup Sehat : Ibu tidak merokok ataupun minum minuman

keras, suami merokok.

Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami

Page 16: BAB I sampai V

9. Riwayat Kebutuhan Biologis

a. Nutrisi

Sebelum MRS Setelah melahirkanKomposisi Nasi,lauk,sayur Nasi,lauk,sayur, dan buahFrekuensi makan 2 kali/ hari 1 kaliPorsi makan Sepiring penuh ½ piringKesulitan Tidak ada Nafsu makan kurang

b. Pola eliminasi

c. Istirahat

- Istirahat terakhir : tanggal 04-05-2014 pukul 13.00 wita

Lama : ± 4 jam

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmetis

TB/ BB : 155 cm/ 55 kg

LILA : 24 cm

Tanda Vital : Tekanan darah : 120/70 mmHg

Suhu : 36,2 oC

Nadi : 80x/menit

Respirasi : 18 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

- Kepala

Inspeksi : Kepala bersih, warna rambut hitam, distribusi merata,

ketombe (-), rambut rontok (-),luka/ lesi (-)

Sebelum MRS Setelah MRS

BAK 2-3 kali / hari 1-2 kali/hari

BAB Kadang-kadang Belum

Page 17: BAB I sampai V

Palpasi : Benjolan (-),massa(-),

- Wajah dan Mata

Inspeksi : Kloasmagravida (-), oedema (-) Konjungtiva pucat,

Sklera ikterus

- Mulut dan gigi

Inspeksi : Bibir pucat (-), mulut bersih, bau normal, gusi berdarah (-),

caries (-), gigi berlubang (-), stomatitis (-)

- Leher

Inspeksi : Hiperpigmentasi (-),

Palpasi : Pembesaran kelenjar tyroid (-) dan pembesaran kelenjar

limfe (-),bendungan vena jugularis (-).

- Payudara

Inspeksi : Bentuk simetris, putting susu menonjol, areola

hiperpigmentasi, pembengkakan (-), retraksi / dimpling (-)

Palpasi : Masa dan pembesaran kelenjar limfe (-), pengeluaran ASI

(+)

- Abdomen

Inspeksi : Tidak terdapat luka operasi, linea nigra ( - ) dan striae

gravidarum (-)

Palpasi : TFU 3 jari dibawah pusat, distensi ( - ), kontraksi uterus

baik, konsistensi uterus : keras posisi uterus ditengah serta

kandung kemih kosong

- Genitalia

Inspeksi : Pengeluaran lokhea rubra ( + ) jumlah ± 50 cc, konsistensi

encer, bau darah khas, terpasang dower kateter,

Pemeriksaan Dalam : VT Ø (+) 1 jari, teraba jaringan (+),

inspekulo : stolsel (+),dan perdarahan aktif (-).

- Ekstremitas

Tidak ada luka atau lesi, ditangan terpasang infuse RL 500 cc 28 tpm, tidak

ada oedema, tidak ada varises.

Page 18: BAB I sampai V

3. LAB, Tanggal 02 April 2014 Pukul 13.00 Wita

Hb : 8,2 gram%

WBC : 8,12 10^3/ul

RBC : 3,11 10^6/ul

HCT : 24,9 %

PLT : 229 10^3/ul

PCT : 0,22 %

C. ANALISA

Diagnosa : Postpartum hari ke-7 dengan HPP sekunder karena rest plasenta +

anemia berat

Masalah : ketidaknyamanan

Kebutuhan : menjelaskan pada ibu tentang penyakit yang diderita

1. Diagnosa dan masalah potensial

- Syok + infeksi

2. Kebutuhan tindakan segera

- Mandiri : tidak ada

- Kolaborasi : Dokter menganjurkan untuk dilakukan kuret di OK bila HB ≥8gr

%

- Rujukan : tidak ada

D. PENATALAKSANAAN, Tanggal 04 Mei 2014 Pukul : 08.00 Wita

1. Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu

baik dan tanda-tanda vital; TD : 120/70 mmHg, N : 80 x/menit, RR: 18

x/menit, S : 36,2 °C. Hb : 8,2 gr/dL, PLT : 229, CUT baik, TFU 2 jari

dibawah pusat, Hb ibu 5,4 gram % yang berarti ibu mengalami anemia. Ibu

mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi untuk menunjang

proses menyusui seperti sayur-sayuran, ikan, tahu, tempe dan buah-buahan

dan untuk menambah tenaga ibu. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

Page 19: BAB I sampai V

3. Mengobservasi kontraksi uterus dan perdarahan.

4. Menyiapkan darah WB 1 kolf untuk persiapan OK.

5. Menganjurkan ibu untuk melakukan personal hygine. Ibu bersedia melakukan

personal hygine.

6. Merencanakan untuk cek lab besok pada tanggal 05-05-2014.

7. Pukul 15.00 wita, keadaan umum ibu baik, TD : 100/ 70 mmHg, Nadi : 80 x/

menit, RR : 18 x/ menit, Suhu : 36,3 0C, lochea (+), infuse RL 20 tpm masih

terpasang. DC masih terpasang dengan UT: 420 cc

8. Pukul 20.30 wita Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, emosi

stabil TD : 120/ 70 mmHg, Nadi : 80 x/ menit, RR : 22 x/ menit, Suhu : 36,5 0C. Anemia (+/+), infuse terpasang, perdarahan (-), lochea (+), makan dan

minum (+).

Page 20: BAB I sampai V
Page 21: BAB I sampai V

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal/Jam Catatan Perkembangan

Senin, 05 Mei 2014

Pukul 08.00 WITA

Pukul 14.00 WITA

Subjektif : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Objektif :

Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, emosi

stabil, TD : 120/70 mmHg, N: 82x/menit, RR: 22 x/menit,

Suhu: 36,3oC

Infus RL terpasang dengan 20 tpm, UT: 500 cc, perdarahan

(-),anemia (+), dengan Hb : 8,2 gram%

Analisa :

Post Partum hari ke-8 dengan rest plasenta, riwayat

trombositopeni dan anemia ringan

Penatalaksanaan :

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ibu bahwa keadaan

umum ibu baik, kesadaran compos mentis, emosi stabil,

TD : 120/70 mmHg, N: 82x/menit, RR: 22 x/menit,

Suhu: 36,3oC. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Mengobservasi perdarahan. Perdarahan tidak aktif.

3. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene. Ibu

mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan

dengan mandi saat sore hari.

4. Mengikuti visite dokter obgyn untuk meminta resep ke

dokter anastesi.

5. Melakukan advice dokter obgyn untuk melakukan cek

darah lengkap , GDS dan elektrolit.

6. Membatasi jumlah pengunjung.

Subjektif : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Page 22: BAB I sampai V

Objektif :

Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, emosi

stabil, TD : 110/70 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20 x/menit,

Suhu: 36,6oC, Perdarahan aktif (-)

Infus RL terpasang dengan 20 tpm, UT: 510 cc, perdarahan

(-),anemia (+), dengan Hb : 8,2 gram%

Analisa :

Post Partum hari ke-8 dengan rest plasenta, riwayat

trombositopeni dan anemia ringan

Penatalaksanaan :

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ibu bahwa keadaan

umum ibu baik, kesadaran compos mentis, emosi stabil,

TD : 110/70 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20 x/menit,

Suhu: 36,6oC. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Mengobservasi perdarahan pervaginam pada ibu.

Perdarahan tidak aktif

3. Maklum hasil lab besok tanggal 06-05-2014 ke anastesi.

4. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kuretase pada

besok pagi yaitu tanggal 06-05-2014 pada pukul 10.00

wita. Ibu bersedia dilakukan kuretase.

5. Menganjurkan ibu untuk berpuasa nanti malam. Ibu

mengerti dan akan berpuasa.

6. Pada pukul 17.00 wita dilakukan pemeriksaan

laboratorium ke-4

Hb : 9,3 gram%

WBC : 11,82 10^3/uL

RBC : 3,66 10^6/uL

HCT : 29,3 %

PLT : 495 10^3/uL

7. Menaikkan grafik.

Page 23: BAB I sampai V

Pukul 20.00 WITA

Subjektif : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Objektif :

Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, emosi

stabil, TD : 120/70 mmHg, N: 82 x/menit, RR: 20 x/menit,

Suhu: 36,6oC, Perdarahan aktif (-), puasa (+)

Infus RL terpasang dengan 20 tpm, UT: 530 cc, perdarahan

(-),anemia (+), dengan Hb : 8,2 gram%

Analisa :

Post Partum hari ke-8 dengan rest plasenta, riwayat

trombositopeni dan anemia ringan

Penatalaksanaan :

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ibu bahwa keadaan

umum ibu baik, kesadaran compos mentis, emosi stabil,

TD : 120/70 mmHg, N: 82x/menit, RR: 20 x/menit,

Suhu: 36,6oC. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Mengobservasi perdarahan pervaginam pada ibu.

Perdarahan tidak aktif

3. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kuretase pada

besok pagi di ruang OK yaitu tanggal 06-05-2014 pada

pukul 10.00 wita. Ibu bersedia dilakukan kuretase.

4. Menaikkan grafik.

Senin, 06 Mei 2014

Pukul 08.00 WITA

Subjektif : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Objektif :

Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, emosi

stabil, TD : 110/70 mmHg, N: 82x/menit, RR: 20 x/menit,

Suhu: 37,5oC, Hb : 9,6 gram%. Terpasang infus RL 20 tpm

dan DC dengan UT : 580 cc.

Analisa :

Page 24: BAB I sampai V

Pukul 14.00 WITA

Post Partum hari ke-9 dengan rest plasenta, riwayat

trombositopeni dan anemia ringan

Penatalaksanaan :

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ibu bahwa

keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis,

emosi stabil, TD : 110/70 mmHg, N: 82x/menit, RR:

20 x/menit, Suhu: 37,5oC. Ibu mengetahui hasil

pemeriksaan.

2. Mengobservasi perdarahan. Perdarahan tidak aktif.

3. Mengobservasi CUT dan perdarahan. CUT baik dan

perdarahan aktif (-).

4. Mengobservasi tetes infus dan prduksi urine. Tetes

infus 20 tpm dan urine tamping 580 cc.

5. Melakukan kolaborasi untuk tindakan kuret.

6. Mengantar pasien ke OK pada jam 10.00 WITA untuk

dilakukan kuret.

7. Menjemput pasien post kuret dari OK.

8. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign

selanjutnya.

Subjektif : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Objektif :

Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, emosi

stabil, TD : 100/60 mmHg, N: 80x/menit, RR: 24 x/menit,

Suhu: 37,6oC, Hb : 9,6 gram%. Terpasang infus RL 20 tpm

dan DC dengan UT : 600 cc.

Analisa :

P2A0H1 dengan Post Kuretase hari ke-1

Penatalaksanaan :

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ibu bahwa

Page 25: BAB I sampai V

Pukul 20.00 WITA

Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis,

emosi stabil, TD : 100/60 mmHg, N: 80x/menit, RR:

24 x/menit, Suhu: 37,6oC. Ibu mengetahui hasil

pemeriksaan.

2. Mengobservasi CUT dan perdarahan. CUT baik dan

perdarahan aktif (-).

3. Mengobservasi tetes infus dan prduksi urine. Tetes

infus 20 tpm dan urine tampung 600 cc.

4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang

bergizi. Ibu mengerti dan mau makan dan minum yang

bergizi sesuai anjuran.

5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Ibu

akan beristirahat.

6. Menyeka pasien dan melakukan vulva hygiene. Pasien

sudah diseka dan dilakukan vulva hygiene.

7. Up infuse dan dower cateter. Infus dan dower cateter

sudah di-up.

8. Menaikkan grafik

Subjektif : Ibu mengatakan merasa agak pusing.

Objektif :

Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, emosi

stabil, TD : 100/70 mmHg, N: 100x/menit, RR: 20 x/menit,

Suhu: 37,1oC, CUT baik, perdarahan (+)

Analisa :

P2A0H1 dengan Post Kuretase hari ke-1

Penatalaksanaan :

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ibu bahwa

Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis,

Page 26: BAB I sampai V

emosi stabil, TD : 100/70 mmHg, N: 100x/menit, RR:

20 x/menit, Suhu: 37,1oC. Ibu mengetahui hasil

pemeriksaan.

2. Mengobservasi CUT dan perdarahan. CUT baik dan

perdarahan aktif (-).

3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang

bergizi. Ibu mengerti dan mau makan dan minum yang

bergizi sesuai anjuran.

4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Ibu

telah beristirahat selama 2 jam.

5. Menjaga suasana tetap tenang dan nyaman.

6. Menaikkan grafik

Senin, 06 Mei 2014

Pukul 08.00 WITA

Subjektif : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Objektif :

Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, emosi

stabil, TD : 110/70 mmHg, N: 88x/menit, RR: 21 x/menit,

Suhu: 36,0oC, Hb : 9,6 gram%. Terpasang infus RL 20 tpm

dan DC dengan UT : 580 cc.

Analisa :

P2A0H1 dengan Post Kuretase hari ke-2

Penatalaksanaan :

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ibu bahwa

keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis,

emosi stabil, TD : 110/70 mmHg, N: 88x/menit, RR:

21 x/menit, Suhu: 36,0oC. Ibu mengetahui hasil

pemeriksaan.

Page 27: BAB I sampai V

2. Mengobservasi perdarahan. Perdarahan aktif (-).

3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang

bergizi. Ibu mengerti dan mau makan dan minum yang

bergizi sesuai anjuran.

4. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene.

Ibu mengerti dan bersedia untuk menjaga kebersihan

dirinya dengan mandi dan mengganti pembalutnya.

5. Mengajarkan ibu perawatan payudara agar tidak

terjadi bendungan. Ibu menngerti dengan apa yang

diajarkan dan bersedia melakukannya.

6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. ibu

mengerti dan bersedia untuk beristirahat yang cukup.

7. Menaikkan grafik.

8. Pasien diperkenankan untuk pulang pukul 11.20 wita

dengan keadaan umum baik, composmentis, emosi

stabil, TD : 110/80 mmHg, N: 82 x/menit, R: 20

x/menit,Suhu : 36,2oC.

Page 28: BAB I sampai V

BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan langkah terakhir dari suatu pengamatan yang bertujuan

untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara teori yang ada pada BAB II dengan

gambaran kasus nyata yang tertuang pada BAB III serta alasan-alasan mengapa

kesenjangan tersebut terjadi. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dituangkan

dalam bentuk SOAP, yang berpedoman pada pola pikir Manajemen Kebidanan

Varney.

Sehingga dalam membuat laporan kasus ini kami menulis tentang asuhan yang

diberikan pada Ny.M dengan Post partum hari ke-7 dengan rest plasenta + anemia

sudah sesuai dengan teori dan manajemen langkah SOAP. Ny ”M” masuk ke ruang

nifas pada tanggal 29-04-2014 dengan diagnosa P2A0H1 Post Partum hari ke-7 dengan

riwayat HPP sekunder karena rest plassenta dan anemia, asuhan yang diberikan sudah

sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan teori yang ada. Pada kasus ini Ny ”M”

mengalami rest plasenta, kemudian dilakukan tindakan antara lain perbaikan keadaan

umum, pemberian antobiotik dan dilakukan tindakan kuretase hal tersebut sesuai

dengan teori yang menyatakan bahwa pasien dengan rest plasenta diberikan

antibiotik. Antibiotika yang dipilih adalah ampicillin dosis awal 1 gram IV

dilanjutkan dengan 3 x 1 gr oral dikombinasikan dengan metronidazol 1 gram

supositoria dilanjutkan 3 x 500 mg oral. Bila kadar Hb< 8gr% berikan tranfusi. Bila

kadar Hb>8 gram berikan SF 600 mg/hari selama 10 hari. Kemudian lakukan

eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan mengeluarkan jaringan atu bekuan darah.

Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta

dengan AVM atau Dilatasi dan Kuretase (Harnawatia, 2008)

Sehingga tidak ditemukan kesenjangan dalam teori dan praktek memberikan

asuhan pada Ny. ”M” dengan HPP sekunder hari ke-7 karena rest plasenta + anemia

selama dirawat di Ruang Melati RSUP NTB ini.

Page 29: BAB I sampai V

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mahasiswa telah mampu melakukan pengkajian data Subjektif pada kasus

Ny ”M” dengan HPP sekunder hari ke-7 karena rest plasenta + anemia.

2. Mahasiswa telah mampu melakukan pengkajian data Obyektif pada kasus

Ny “M” dengan HPP sekunder hari ke-7 karena rest plasenta + anemia.

3. Mahasiswa telah mampu menganalisa dan menegakkan diagnosa pada kasus

Ny “M” dengan HPP sekunder hari ke-7 karena rest plasenta + anemia.

4. Mahasiswa telah mampu melakukan penatalaksanaan dan evaluasi pada

kasus Ny “M” dengan HPP sekunder hari ke-7 karena rest plasenta +

anemia.

B. Saran

1. Untuk RSUP NTB :

Diharapkan RSUP NTB tetap mempertahankan kualitas pelayanan,

khususnya pelayanan kebidanan sehingga tercapai asuhan sesuai standar dan

tetap tercermin citra tenaga kesehatan yang profesional.

2. Untuk Institusi Pendidikan

Kami mengharapkan kepada pembimbing untuk terus mempertahankan dan

meningkatkan bimbingan kepada para mahasiswa yang melaksanakan

praktek untuk dapat menerapkan teori yang telah diperoleh dari institusi

masing-masing dalam memberikan asuhan kebidanan.

3. Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa yang melaksanakan praktek dapat menerapkan teori

yang telah didapatkan sebaik-baiknya di lahan praktek.