bab i pendahuluan a. latar...

6
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan dan melahirkan merupakan suatu peristiwa psikososial yang sangat mempengaruhi kehidupan wanita dan keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, yang selanjutnya turut menentukan kualitas kehidupan keluarga. Respon dan kemampuan adaptasi psikososial wanita dalam masa kehamilan dan nifas ditentukan oleh tingkat pencapaian tugas perkembangan keluarga, mekanisme koping yang digunakan, usia kehamilan, faktor pendukung lain (Hamid, A, 2004). Berbagai reaksi ibu setelah melahirkan akan mempengaruhi sikap, perilaku dan tingkat emosional. Tekanan psikologis setelah persalinan merupakan gejala emosional dan perasaan, dimana seseorang merasa murung, tidak bisa tidur, kelelahan fisik yang berlebihan, dan tidak mengetahui apa yang bisa dilakukan atas perannya yang baru. Pengkajian pada ibu dari aspek psikologis merupakan dasar kesiapan ibu dalam peran barunya untuk dilaksanakan. Secara teoritis seorang wanita setelah persalinan (post partum) pasti mengalami gangguan psikologis (maternal blues) hal ini dipengaruhi oleh perubahan hormonal yang dihasilkan (Gunarso, 1990). Dalam penyesuaian yang dibutuhkan oleh perempuan dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan, dari segi fisik maupun psikologis. Sebagian ibu

Upload: duongphuc

Post on 12-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-escherichi... · tidur, kelelahan fisik yang berlebihan, dan tidak mengetahui apa yang bisa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dan melahirkan merupakan suatu peristiwa psikososial yang

sangat mempengaruhi kehidupan wanita dan keluarganya baik secara langsung

maupun tidak langsung, yang selanjutnya turut menentukan kualitas

kehidupan keluarga. Respon dan kemampuan adaptasi psikososial wanita

dalam masa kehamilan dan nifas ditentukan oleh tingkat pencapaian tugas

perkembangan keluarga, mekanisme koping yang digunakan, usia kehamilan,

faktor pendukung lain (Hamid, A, 2004).

Berbagai reaksi ibu setelah melahirkan akan mempengaruhi sikap, perilaku

dan tingkat emosional. Tekanan psikologis setelah persalinan merupakan

gejala emosional dan perasaan, dimana seseorang merasa murung, tidak bisa

tidur, kelelahan fisik yang berlebihan, dan tidak mengetahui apa yang bisa

dilakukan atas perannya yang baru. Pengkajian pada ibu dari aspek psikologis

merupakan dasar kesiapan ibu dalam peran barunya untuk dilaksanakan.

Secara teoritis seorang wanita setelah persalinan (post partum) pasti

mengalami gangguan psikologis (maternal blues) hal ini dipengaruhi oleh

perubahan hormonal yang dihasilkan (Gunarso, 1990).

Dalam penyesuaian yang dibutuhkan oleh perempuan dalam menghadapi

aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan-bulan

pertama setelah melahirkan, dari segi fisik maupun psikologis. Sebagian ibu

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-escherichi... · tidur, kelelahan fisik yang berlebihan, dan tidak mengetahui apa yang bisa

2

post partum menyesuaikan dirinya dengan baik, tetapi sebagian yang lain tidak

berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan psikologis. Keadaan ibu

primipara dan ibu multipara selama periode post partum dapat mengalami

gangguan respon emosi yang sangat beraneka ragam, depresi merupakan

gambaran paling umum dalam menerima kehadiran bayinya. Banyak ibu

khususnya multipara yang mengalami perasaan ”kekecewaan” setelah

melahirkan berhubungan dengan hebatnya pengalaman melahirkan dan pada

ibu primipara keraguan akan kemampuan untuk mengatasi kebutuhan

membesarkan anak secara efektif. Biasanya depresi ini ringan dan sementara,

yang dimulai 2 sampai 3 hari setelah melahirkan dan selesai dalam1 sampai 2

minggu (Stright, B, 2004).

Depresi pasca melahirkan lebih cenderung terjadi pada kelahiran anak

pertama atau anak berikutnya. Pengalaman yang ada berbeda-beda : beberapa

wanita mengalami depresi pasca kelahiran anak pertama atau kedua, lainnya

pada kelahiran anak pertama dan ketiga, tetapi tidak pada anak kedua dan

seterusnya. Dengan kata lain, hal ini tidak dapat diduga, beberapa wanita

sangat terguncang saat pertama kali menghadapi persalinan dan perawatan

bayi; beberapa dapat menangani kelahiran anak pertama dengan cukup baik,

tetapi terguncang oleh perasaan kehilangan kebebasan yang dramatis pada

waktu anak kedua lahir. Salah satu penelitian sebelumnya menunjukkan

bahwa depresi paling umum ditemukan pada kehamilan pertama diikuti

kehamilan kedua, pada kehamilan ketiga depresi menurun. Secara luas para

ahli cenderung beranggapan bahwa depresi pasca melahirkan disebabkan oleh

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-escherichi... · tidur, kelelahan fisik yang berlebihan, dan tidak mengetahui apa yang bisa

3

aspek fisik kehamilan dan kelahiran, atau oleh stres psikologis dan atau sosial

akibat menjadi seorang ibu. Definisi ini membuat depresi terbuka terhadap

jumlah yang lebih besar ketimbang angka klasik 10% (Marshall, 2004).

Murkoff (2006) dalam penelitiannya mengatakan bahwa depresi pasca

melahirkan atau disebut depresi pasca persalinan yang berat kira-kira terjadi

pada 25% ibu yang baru pertama kali melahirkan dan 20% pada ibu yang

melahirkan anak selanjutnya, depresi pasca persalinan yang parah ini dialami

sekitar 3000 ibu di Amerika Serikat setiap tahunnya. Hal ini senada juga

dikatakan oleh Dunnewold, seorang ahli jiwa di Dallas (dikutip oleh

Adiningsih, 2005), 10-20% perempuan yang baru melahirkan mengalami

depresi. Untuk kasus di Indonesia tidak banyak. Hal ini disebabkan

lingkungan di sini berbeda dengan Barat. Di Barat sudah terbiasa dengan

keluarga kecil sedangkan di Indonesia lebih banyak.

Gejala depresi post partum, suatu masalah serius pada banyak wanita,

dapat muncul kapan saja selama tahun pertama kelahiran bayi. Sumber

distress terbesar bagi ibu dan pasangannya bukan hanya depresi, tetapi juga

iritabilitas, rasa letih, marah, cemas dan sedih. Semua itu dapat mempengaruhi

respons dan berhubungan dengan bayinya(Wheeler, 2003).

Hingga baru-baru ini, depresi post partum adalah satu kondisi yang

dilewatkan begitu saja dalam praktik medis, sama seperti sindrom

pramenstruasi. Keadaan itu diabaikan oleh masyarakat, jarang didiskusikan

oleh kalangan medis dan diderita dengan rasa malu yang tidak seharusnya dan

secara diam-diam oleh wanita yang mengalaminya. Penolakan secara mental

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-escherichi... · tidur, kelelahan fisik yang berlebihan, dan tidak mengetahui apa yang bisa

4

ini membuat wanita tidak belajar tentang depresi post partum dan tidak tahu

bahwa banyak terapis yang tersedia untuk membantu mengatasinya (Murkof,

Heidi et all., 2007).

Pemahaman perawat tentang konsep terkait dengan proses adaptasi

psikososial wanita pada masa kehamilan dan nifas, memungkinkan perawat

untuk mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan unik

tiap tahap perkembangan keluarga dengan wanita dalam masa kehamilan dan

nifas.

Penelitian ini penting dilakukan karena di Puskesmas Nalumsari Jepara

pada bulan Januari-Desember 2007 terdapat 300 ibu post partum. Dari ibu

postpartum yang ada di Puskesmas Nalumsari Jepara masih banyak ibu yang

mengalami kesulitan dalam beradaptasi yaitu ibu belum bisa menerima

kehadiran bayinya karena masih merasa letih dan cemas dan ibu belum bisa

merawat bayinya sendiri.

Bertolak dari fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang perbedaan sikap adaptasi psikososial post partum pada ibu

primipara dan multipara di Puskesmas Nalumsari Jepara.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan adaptasi psikososial post partum

pada ibu primipara dan multipara di Puskesmas Nalumsari Jepara”.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-escherichi... · tidur, kelelahan fisik yang berlebihan, dan tidak mengetahui apa yang bisa

5

C. Tujuan Masalah

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan adaptasi psikososial

post partum pada ibu primipara dan multipara di Puskesmas Nalumsari

Jepara.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan kemampuan adaptasi psikososial post partum pada

ibu primipara.

b. Mendeskripsikan kemampuan adaptasi psikososial post partum pada

ibu multipara.

c. Menganalisa perbedaan adaptasi psikososial postpartum antara ibu

primipara dan multipara di Puskesmas Nalumsari Jepara.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas Nalumsari Jepara khususnya tentang penatalaksanaan post

partum yang menyeluruh, efektif dan efisien.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan bagi masyarakat khususnya pada ibu hamil

primipara dan multipara tentang adaptasi psikososial post partum.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-escherichi... · tidur, kelelahan fisik yang berlebihan, dan tidak mengetahui apa yang bisa

6

3. Bagi Peneliti

Untuk mengembangkan dan memperluas wawasan di bidang pelayanan

keperawatan maternitas dan merupakan salah satu tugas akhir dalam

menyelesaikan pendidikan sarjana di program studi ilmu keperawatan

Universitas Muhammadiyah Semarang.

4. Bagi Penelitian

Agar dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya untuk

meningkatkan kualitas keperawatan.