bab i pendahuluan a. latar belakang perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang...

25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Solo merupakan kota yang memiliki beragam kekayaan kuliner. Tidak hanya makanan berat, tetapi juga makanan ringan atau jajanan yang unik dan menarik. Sebagai contoh kuliner di Solo adalah nasi liwet, selat solo, gudeg ceker solo, serabi dan wedangan yang biasa disebut Hidangan Istimewa Kampung (HIK). HIK merupakan salah satu bentuk penyajian makanan di mana masyarakat dari semua kalangan tidak hanya datang untuk makan namun juga bersosialisasi dan bersantai dengan suasana yang khas. Di atas meja gerobak tersaji nasi yang dibungkus dan berbagai makanan yang ditusuk, gorengan serta lauk-pauk yang akrab di lidah karena merupakan makanan sehari-hari. HIK sangat mudah dijumpai di setiap sudut kota Solo. Gambar 1. HIK Pak Gerok Foto: Dian Rizkita, 2016.

Upload: lyxuyen

Post on 15-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perancangan

Solo merupakan kota yang memiliki beragam kekayaan kuliner. Tidak

hanya makanan berat, tetapi juga makanan ringan atau jajanan yang unik dan

menarik. Sebagai contoh kuliner di Solo adalah nasi liwet, selat solo, gudeg ceker

solo, serabi dan wedangan yang biasa disebut Hidangan Istimewa Kampung

(HIK).

HIK merupakan salah satu bentuk penyajian makanan di mana masyarakat

dari semua kalangan tidak hanya datang untuk makan namun juga bersosialisasi

dan bersantai dengan suasana yang khas. Di atas meja gerobak tersaji nasi yang

dibungkus dan berbagai makanan yang ditusuk, gorengan serta lauk-pauk yang

akrab di lidah karena merupakan makanan sehari-hari. HIK sangat mudah

dijumpai di setiap sudut kota Solo.

Gambar 1. HIK Pak Gerok

Foto: Dian Rizkita, 2016.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

2

Makanan yang disajikan di HIK sebagian besar adalah makanan untuk

dijadikan lauk-pauk dengan porsi kecil yang digunakan sebagai makanan

tambahan atau pelengkap. Ukurannya yang kecil lebih erat dengan konsumen dan

memudahkan konsumen untuk memakannya.

Gambar 2. Lauk-pauk

Foto: Dian Rizkita, 2016.

Di HIK terdapat beberapa makanan yang sering dijumpai yaitu, makanan

yang ditusuk seperti sate telur puyuh, sate usus, sate kerang dan sate keong. Nasi

yang dibungkus seperti nasi bandeng, nasi oseng, dan nasi sambel teri. Gorengan

seperti tahu goreng, tempe goreng dan bakwan goreng serta lauk-pauk lainnya

seperti tahu dan tempe bacem.

Saat ini banyak orang yang tertarik untuk mencoba makanan-makanan

cepat saji dan hanya sebagian masyarakat saja yang masih bertahan pada makanan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

3

HIK. Oleh karena itu makanan HIK harus tetap dipromosikan baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Gambar 3. Nasi Sambel Teri

Foto: Dian Rizkita, 2016.

Dalam perkembangan wisata kuliner, saat ini makanan HIK tidak hanya di

sajikan atas meja gerobak bertenda dengan lampu remang-remang, melainkan

maraknya bermunculan rumah makan yang lebih kekinian dengan lampu-lampu

dan sajian makanan khas HIK untuk menarik wisatawan. Karakter makanan HIK

ini yang menjadi sumber inspirasi untuk merancang batik kreasi baru.

Perancangan batik dengan inspirasi makanan HIK yang mengangkat

karakter-karakter makanan khas HIK menjadi motif batik karena dari segi visual

memiliki karakter yang unik di dunia tekstil yang dapat dikembangkan dengan

berbagai penggayaan dan sudah dikenal oleh masyarakat luas secara imajinatif

juga sebagai sarana mempromosikan makanan HIK.

Motif tekstil yang mengangkat tema makanan bukanlah hal baru. Tekstil

bermotif makanan banyak dijumpai seperti tema makanan cepat saji, kue-kue,

permen dan manisan, namun pada batik masih belum banyak ditemui. Batik kreasi

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

4

baru yakni semua batik yang motif dan gayanya tidak seperti batik tradisional.

Pada batik tradisional susunan motifnya terikat oleh suatu ikatan tertentu dengan

isen-isen tertentu (Susanto, 1980:15).

Batik kreasi baru menjadi pilihan masyarakat karena sifatnya yang lebih

ekspresif, bebas dan kekinian. Hal ini menjadikan batik kreasi baru unik dan

mampu menjawab tuntutan zaman yang menuntut sesuatu yang mengandung

kebaharuan, mempunyai karakter khusus dan sesuai dengan semangat zaman

mengikuti perkembangan corak lingkungan usaha yang ditandai oleh

kesementaraan (trend) (Anas, 1997:240-246).

Gambar 4. Pakaian bermotif makanan Sumber: www.cerita-kita.co.id (30 Agustus 2016)

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

5

Perancangan ini menjadi penting mengingat pengolahan visual motif batik

berdasarkan karakter makanan HIK menjadi salah satu keikut sertaan dalam

mempromosikan warisan budaya yang berupa makanan HIK yang mentradisi.

Dengan demikian, perancangan ini akan menghasilkan produk tekstil berupa kain

batik kreasi baru yang mempunyai nilai estetis dan orisinalitas. Dengan nilai-nilai

tersebut, perancangan ini diharapkan menghasilkan produk batik yang dapat

diterima pasar.

Batik sebagai tekstil tradisi di Nusantara pada awal kemunculannya

merupakan kerajinan yang bersifat eksklusif, dibuat dengan jumlah sedikit untuk

memenuhi kebutuhan sendiri. Biasanya pembuatannya membutuhkan waktu

cukup lama karena hanya sebagai pekerjaan pengisi waktu luang. Ketika batik

mulai berkembang menjadi komoditi perdagangan, diupayakan berbagai cara agar

waktu pembuatannya lebih singkat dan jumlah produksi lebih banyak serta murah

sehingga dapat dijangkau oleh semua kalangan (Shinta, 2016:2). Salah satunya

dengan teknik cetak malam dingin.

B. Studi Pustaka

Era kehidupan sekarang ditandai dengan semakin meleburnya batas-batas

sains, teknologi dan seni. Banyaknya penemuan di berbagai bidang yang tidak

terkungkung pada suatu disiplin keilmuan menjadi tanda bahwa pengkotak-

kotakan sains, teknologi dan seni secara kaku tidak lagi memadai untuk menjawab

permasalahan. Dewasa ini timbul gejala perpaduan seni, sains dan teknologi

dalam satu konsep yang utuh (Yuliman, 2001)

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

6

Perkembangan di atas juga berimbas pada perkembangan batik era

sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali

dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan batik sebagai suatu cara

pembentukan ragam hias dengan teknik rintang warna dengan malam, pada masa

depan lambat laun tidak akan memadai untuk menghadapi persaingan dengan

perkembangan ilmu-ilmu dan perkembangan teknologi baru. Dalam menghadapi

perkembangan zaman, maka batik harus dirangsang untuk dikembangkan dengan

pendekatan pengembangan produk inovatif. Pendekatan ini dengan cara membuka

kemungkinan-kemungkinan baru ke arah lebih luas dalam proses produksi

maupun eksplorasi visual dan berani menerobos batasa-batasan batik yang

konvensional (Anas, 1997:202-203).

Dalam studi pustaka ini akan dipilih beberapa tulisan dari hasil penelitian

berupa buku, jurnal penelitian, maupu tulisan ilmiah lain yang berhubungan

dengan makanan HIK, wedangan (HIK), batik kreasi baru dan teknik malam

dingin.

1. HIK

a. Pengertian Umum Hidangan Istimewa Kampung (HIK)

Penelitian oleh Risyda Azizah, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah pada tahun 2015 yang berjudul “Angkringan Sebagai Unsur

Tradisional Tempat Interaksi Sosial Masyarakat Perkotaan” dijelaskan bahwa kata

angkringan berasal dari bahasa pergaulan Jawa yaitu, angkring atau nangkring

yang memiliki arti duduk santai. Para pembeli yang duduk di bangku kayu

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

7

memanjang di sekitar gerobak dapat mengangkat atau melipat satu kaki naik

keatas bangku (Azizah, 2015:8).

Gambar 5. Gerobak HIK Foto: Dian Rizkita, 2016.

Angkringan merupakan gerobak penjual nasi kucing. Nasi kucing

merupakan perumpamaan orang untuk menyebut nasi yang dijual hanya sekepal

lalu ditambah dengan oseng ikan teri, telur puyuh dan lainnya seperti, gorengan

dan sate usus. Nasi kucing sangat melegenda karena harganya yang murah, tempat

berjualan yang unik serta waktu dagang yang dimulai pada malam hari hingga

menjelang subuh. Masyarakat Solo menyebutnya dengan Hidangan Istimewa

Kampung (HIK) (Azizah, 2015:3).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

8

b. HIK Tradisional dan HIK Kekinian

Konsep angkringnan yang dikenal adalah gerobak dorong dari kayu

dengan tungku arang. Di atasnya terdapat teko besar untuk menghidangkan

minuman. Lampu minyak semprong juga tak lupa untuk menambah suasana

remang-remang. Tempat duduk menggunakan kursi kayu panjang mengelilingi

sekitar gerobak yang dinaungi terpal plastik gulung sebagai tenda. Perpaduan

bersahaja ini menjadi estetika angkringan yang terbentuk melawan waktu dan

perkembangan zaman (Azizah, 2015:9).

Gambar 6. HIK Tradisional Foto: Dian Rizkita, 2016.

Makanan yang dijual meliputi nasi kucing, gorengan, sate usus, sate telur

ayam, kerupuk, dan lain-lain. Minuman yang dijual pun beraneka ragam seperti

teh, jeruk, kopi, tape, wedang jahe, dan susu (Dwi, 2015:15)

Suasana angkringan yang hangat menjadikan para pengunjung merasa

ingin kembali datang ke angkringan. Interaksi yang terjadi di angkringan juga

begitu berbeda dari tempat-tempat makan pada umumnya. Di dalam angkringan

pengunjung mendapat sensasi yang berbeda meski dengan fasilitas yang sangat

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

9

sederhana yaitu semua orang melebur menjadi satu, tidak ada yang sibuk dengan

kebiasaan bermain telepon genggam masing-masing.

Keadaan ini berbalik dengan keadaan yang ada di tempat makan kekinian

saat ini. Para pengunjung yang datang ke tempat seperti ini pada umumnya datang

dengan beberapa temannya kemudian mereka hanya melakukan kegiatan-kegiatan

yang tidak melibatkan orang lain untuk berinteraksi. Pengunjung yang datang

sendirian ke tempat ini hanya akan makan lalu pergi, karena akan terasa aneh

untuk seseorang yang datang sendirian lalu berlama-lama ditempat seperti ini

(Azizah, 2015:3-4).

Namun kini makan bukan hanya untuk kepentingan perut saja melainkan

lebih pada kebutuhan simbolis, sehingga makan tidak hanya bersifat fungsional

untuk mengisi perut namun juga memenuhi gaya hidup. Seperti yang diungkapkan

oleh Abdullah yaitu :

“Makan bukan lagi proses pemuasan kebutuhan biologis, tetapi merupakan

kebutuhan simbolis yang dikaitkan dengan jenis makanan, tempat makan, dan

suasana yang dihadirkan pada saat makan. Tata makan dan seni di dalam praktik

makan telah membentuk suatu lingkaran nilai yang menjauhkan praktik makan

dari nilai esensialnya.” (Irwan, 2006:114)”.

Kini penggemar HIK tidak hanya berasal dari golongan bawah, namun

kalangan menengah ke atas pun turut menghabiskan waktu menikmati hidangan

ala kampung. Melihat potensi pasar yang begitu luar biasa, kini mulai banyak

ditemukan angkringan yang dikemas dalam suasana kafe. Bahkan angkringan

berbalut kafe ini kian lama telah menjadi tren dikalangan remaja (Dwi, 2015:3).

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

10

Di HIK kekinian tersedia jus buah, milkshake, dan makanan tusukan.

Selain itu yang membedakan dengan HIK tradisional adalah konsep ruang dan

tempat yang strategis. Hal inilah yang membedakan harga jual makanan di HIK

kekinian lebih mahal daripada HIK tradisional (Dwi,2015:16).

Gambar 7. HIK Kekinian Foto: Dian Rizkita, 2016.

c. Makanan Hidangan Istimewa Kampung

1) Nasi Bandeng

Nasi bandeng adalah nasi bungkus yang berisi nasi sebesar kepalan tangan

dengan potongan kecil ikan bandeng dan sambal yang dibungkus dengan daun

pisang. Nasi bandeng dapat ditemukan di semua tempat HIK. Tanda bungkusan

daun pisang pada nasi bungkus di setiap tempat HIK berbeda-beda. Disebagian

tempat ditandai dengan tulisan ada pula yang ditandai dengan sobekan atau

potongan pembungkusnya.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

11

Gambar 8. Nasi Bandeng Foto: Dian Rizkita, 2016.

2) Nasi Sambel Teri

Nasi sambel teri adalah nasi bungkus yang berisi nasi sebesar kepalan

tangan dengan sambal dan ikan teri. Di sebagian tempat HIK nasi bungkus dapat

dibakar terlebih dahulu. Daun pisang yang membungkusnya menjadikan nasi

berbau harum.

Gambar 9. Nasi Sambel Teri Foto: Dian Rizkita, 2016.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

12

3) Nasi Oseng

Nasi oseng adalah nasi bungkus yang berisi nasi sebesar kepalan tangan

dengan potongan kecil tempe, cabai dan mie yang dibungkus dengan daun pisang.

Nasi oseng dapat ditemukan di semua tempat HIK. Tanda bungkusan daun pisang

pada nasi bungkus di setiap tempat HIK berbeda-beda. Disebagian tempat

ditandai dengan tulisan ada pula yang ditandai dengan sobekan atau potongan

pembungkusnya.

Gambar 10. Nasi Oseng Foto: Dian Rizkita, 2016.

4) Sate keong

` Sate keong adalah keong yang di tusuk berjajar dengan menggunakan

tusukan sate. Biasanya sebelum disajikan dibakar terlebih dahulu dengan bumbu

pedas manis khas masing-masing HIK.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

13

Gambar 11. Sate Keong Foto: Dian Rizkita, 2016.

5) Sate Telur Puyuh

Sate telur puyuh adalah telur puyuh yang sudah dikupas dari kulit telurnya,

berwarna cokelat, ditusuk berjajar dengan tusukan sate, biasanya satu tusuk

berjumlah lima buah telur puyuh.

Gambar 12. Sate Telur Puyuh Foto: Dian Rizkita, 2016.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

14

6) Sate Usus

Sate usus adalah usus ayam yang sudah di masak dengan bumbu lalu di

tusuk meliuk dengan batang tusuk sate. Sate usus bisa dikonsumsi langsung atau

di bakar terlebih dahulu sebelum di hidangkan.

Gambar 13. Sate Usus Foto: Dian Rizkita, 2016.

7) Sate kerang

Sate kerang adalah kerang laut yang sudah dipisahkan dari cangkang

kerang. Kerang sudah dalam keadaan matang. Disajikan dengan cara dibakar

terlebih dahulu dengan bumbu pedas manis khas masing-masing HIK ditusuk

berjajar. Satu tusuk berisi 10 buah kerang.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

15

Gambar 14. Sate Kerang Foto: Dian Rizkita, 2016.

8) Tahu dan Tempe Bacem

Tahu dan tempe bacem adalah tahu dan tempe yang telah di masak dengan

bumbu yang menghasilkan rasa manis dan meninggalkan warna kecoklatan pada

tahu dan tempe.

Gambar 15. Tahu dan Tempe Bacem Foto: Dian Rizkita, 2016.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

16

2. Batik

a. Pengertian Batik

Batik merupakan sehelai wastra yakni kain yang dibuat secara tradisional

dan terutama juga digunakan dalam matra tradisional. Beragam pola batik tentu

yang pembuatannya menggunakan teknik celup rintang dengan malam lilin batik

sebagai bahan perintang warna. Dengan demikian, suatu wastra dapat disebut

batik bila mengandung dua unsur pokok yaitu teknik celup rintang yang

menggunakan lilin sebagai perintang warna dan pola yang beragam hias khas

batik (Doellah, 2002:10). Dengan tumbuhnya peradaban dan urbanisasi, batik

bukan lagi bersifat eksklusif Jawa. Kini batik telah menjadi fenomena nasional,

regional bahkan dunia (Kudiya, 2010:8).

b. Sejarah Batik

Teknik produksi batik pada awalnya menggunakan bubur ketan sebagai

perintang warna yang terkenal dengan nama kain simbut. Alat untuk

membatiknya semacam pensil dari bambu. Kemudian ditemukan bahan perintang

dari malam tawon (bees-wax), yang lama kelamaan dikembangkan menjadi lilin

batik dengan menggunakan berbagai campuran bahan seperti damar mata kucing,

lemak hewan, paraffin, gondorukem, micro-wax, lilin lenceng, lilin kote dan

minyak kelapa dengan takaran tertentu.

Jenis batik yang dihasilkan pada mulanya adalah batik tulis yang diwarnai

dengan pewarnaan alami dan dibuat secara terbatas. Canting tulis diperkirakan

diciptakan di lingkungan kraton Mataram pada abad ke 17 (Doellah, 2002:10).

Batik cap kemudian mulai dirintis pada tahun 1815 dengan menggunakan stempel

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

17

dari tembaga, tetapi meluas Perang Dunia I, yaitu sekitar tahun 1920-an. Pada

tahun 1920 pernah dibuat stempel dari kayu, namun alat ini tidak dapat

berkembang pada pembatikan di Jawa (Soesanto, 1980:22).

Pada tahun 1960-an para pelukis mempelopori berkembangnya batik

kreasi baru, yang disebut batik bukan tradisional (Yahya, 1985:22). Tepatnya

pada tahun 1966 mulai munculnya batik kreasi baru ini dengan teknik batik lukis

atau batik painting. Pembuatan batik dengan teknik lukisan terkenal dengan nama

“batik kreasi baru” atau “batik gaya bebas” dimana sebagian lilin batik dilukiskan

di atas kain membentuk gambaran-gambaran yang abstrak (Soesanto, 1973:5).

Alat untuk melukisnya yakni kuas atau sendok.

Batik tulis, cap dan lukis berkembang berdampingan sampai munculnya

teknologi cetak kain pada awal tahun 1970-an yang menyebabkan banyaknya

produk tekstil bermotif batik dipasaran dan menyebabkan kemuduran batik tulis

dan cap. Tetapi batik tetap dapat bertahan dan terus mengalami perkembangan

meskipun mengalami pasang surut. Pemaduan unsur seni, sains, dan teknologi

senantiasa mewarnai perkembangan batik. Batik terbagi menjadi beberapa jenis,

setiap jenis satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan. Baik mulai dari bentuk

motif, maupun proses pengerjaannya (Normalita, 2013:71).

c. Jenis Batik

Jenis batik dapat dibagi menjadi dua yaitu, tradisional atau klasik dan modern

atau kontemporer. Hal ini dapat dilihat dari segi teknik pembuatan, motif, warna

dan fungsi batik itu sendiri.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

18

1) Batik Tradisional atau Klasik

Pada masa lampau, batik banyak dipakai oleh orang Indonesia di

daerah Jawa. Itu pun terbatas pada golongan ningrat keraton dengan aturan

yang sangat ketat. Artinya, tidak sembarang orang boleh mengenakan

batik, terutama pada motif-motif tertentu yang ditetapkan sebagai motif

larangan bagi khayalak luas (Wulandari, 2011:2).

Batik tulis dikerjakan dengan menggunakan canting, canting

merupakan alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa menampung

malam (Musman, 2011). Batik mempunyai bermacam-macam motif dan

motif itu mempunyai makna tertentu.

Dalam perkembangannya, muncul batik cap untuk mempermudah

dan mempercepat pengerjaan proses batik. Untuk membedakan kemudian

disebut batik tulis (untuk batik yang proses pembuatannya menggunakan

canting) dan batik cap. Untuk membuat batik tulis memerlukan waktu

yang tidak sedikit dan juga tahapan-tahapan tertentu. Semua itu harus

dikerjakan dengan teliti untuk menghasilkan batik tulis bermutu tinggi

(Hamzuri, 1989:8).

Batik klasik mempunyai ciri keindahan, baik keindahan bentuknya,

sesuai dengan fungsinya sebagai seni terapan sebagai kain busana, maupun

seni jiwanya dan filosofinya (Musman, 2011:17-22). Batik di zaman

dahulu menggunakan zat warna alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

dan binatang. Zat warna alam diambil dari tumbuh-tumbuhan pada bagian

akar, kulit, daun, batang dan bunga. Di antaranya daun pohon nila

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

19

(indigofera), akar mengkudu, pohon soga (kulit dan kayu), kayu laban,

kayu mundu, jirek.

Sebagian bahan pembantu untuk menimbulkan warna, memperkuat

ketahanan zat zat warna alam ialah jeruk citrum, cuka, sendawa, tawas,

gula batu, tetes, air kapur, tape, daun jambu (Susanto, 1980:82).

2) Batik kreasi baru atau Kontemporer

Batik kreasi baru merupakan batik yang tidak lazim kelihatan

batik, tetapi masih menggunakan proses pembuatan sama seperti

membuat batik. Konsep kontemporer menimbulkan gaya modern. Batik

kreasi baru ialah semua macam jenis batik yang motif dan gayanya tidak

seperti batik tradisional (Musman, 2011:17-22).

Batik kreasi baru sudah menggunakan zat warna buatan. Zat warna

buatan pada umumnya mempunyai daya pewarnaan lebih tinggi daripada

warna dari bahan alami, dan memiliki kemurnian tertentu sehingga untuk

mencapai suatu warna tertentu akan lebih cepat dan mudah

(Kusumawardhani, 2012:55).

Batik kini tidak lagi digunakan hanya untuk kalangan keraton.

Pada perkembangannya, batik kini telah menjadi salah satu “pakaian

nasional” Indonesia (Wulandari, 2011:2).

Indonesia saat ini memasuki era baru, yaitu era ekonomi kreatif

yang mendorong munculnya industri kreatif dalam berbagai bidang

desain. Ekonomi kreatif yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

20

Yudhoyono sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia mencakup batik

sebagai salah satu komponen utamanya. Mulai dari menjadikan batik

sebagai bagian dari sosial budaya Indonesia, komoditas ekonomi hingga

membangun rasa bangga kepada anak negeri (Kudiya, 2011:9).

Kunci penting dalam mengembangkan industri kreatif adalah

kreativitas dan berinovasi. Salah satu faktor utama dalam industri kreatif

adalah perubahan gaya hidup dan pola pikir masyarakat yang semakin

modern serta diikuti oleh perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan

yang semakin maju membawa pengaruh terhadap berbagai bidang,

khususnya bidang industri kreatif.

Pengaruh kemajuan tersebut membawa perkembangan pembuatan

tekstil yang semakin bertambah dengan fungsi yang semakin beragam.

Seiring berkembangnya waktu perancangan tekstil tidak hanya sekedar

bentuk pemenuhan akan fungsi fisik tetapi sudah memperhatikan fungsi

estetis dan psikisnya.

Gaya hidup memiliki andil dalam perkembangan produk tekstil

baik dari segi teknik, desain dan fungsinya. Pesatnya perkembangan ini

memicu munculnya berbagai upaya dalam peningkatan baik dari kualitas

material maupun inovasi dari segi kreativitas pada teknik mendesain,

guna meningkatkan nilai pakai maupun ekslusivitas produk tekstil yang

dihasilkan.

Tujuannya untuk menjadikan produk sebagai karya fungsional

yang memiliki nilai ekstetis. Salah satu teknik pembuatan tekstil yang

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

21

mengalami perkembangan hingga saat ini adalah teknik tutup rintang atau

batik.

Perkembangan batik di Indonesia mengalami kemajuan setelah

UNESCO menetapkan batik sebagai salah satu warisan budaya dunia dari

Indonesia. Hal ini sebagai penanda awal usaha meningkatkan citra positif

dan martabat bangsa Indonesia di forum Internasional, serta untuk

menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan masyarakat terhadap

kebudayaan Indonesia, khususnya batik.

Hal ini didukung dengan munculnya keputusan presiden RI no.33

tahun 2009, menetapkan hari batik nasional yang jatuh pada tanggal 2

Oktober (De, 2012:1).

3. Motif Batik

Motif terdiri atas unsur bentuk atau objek, skala atau proporsi, dan

komposisi. Motif menjadi pangkalan atau pokok dari suatu pola. Motif itu

mengalami proses penyusunan dan diterapkan secara berulang-ulang sehingga

diperoleh sebuah pola. Pola itulah yang nantinya akan diterapkan pada benda lain

yang nantinya akan menjadi sebuah corak (Setiati, 2008:43).

Corak adalah seluruh motif yang memenuhi permukaan juga dapat

diartikan sebagai colour design, type, feature, and character. Merupakan identitas

yang telah normatif, suatu tanda khusus untuk membedakan dengan yang lainnya.

Corak dipakai dalam pembahasan objek-objek mati (Affanti, 2008:17).

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

22

Motif batik adalah kerangka gambar yang mewujudkan batik secara

keseluruhan. Motif batik disebut juga corak batik atau pola batik (Soesanto, 1980:

212). Keberagaman jenis motif pada batik dipengaruhi oleh beberapa unsur yang

meliputi:

a. Ornamen

Berdasarkan ornamennya jenis motif batik dibagi menjadi tiga yakni ornamen

utama, ornamen pengisi dan isen.

1) Ornamen utama

Ornamen utama adalah suatu ragam hias yang menentukan dari pada motif

tersebut dan pada umunya ornamen-ornamen utama tersebut masing-masing

mempunyai arti, sehingga susunan ornamen-ornamen tersebut dalam suatu motif

membuat jiwa atau arti dari pada motif itu sendiri (Soesanto, 1980: 212). Bentuk

motif ini sering kali dijadikan sebagai nama motif batik. Ornamen utama dalam

motif batik adalah Meru, Pohon Hayat, Tumbuhan, Garuda, Burung, Bangunan,

Lidah Api, Naga, Binatang dan Kupu-kupu.

2) Ornamen tambahan atau pengisi.

Ornamen tambahan adalah suatu ragam hias yang tidak mempunyai arti

dalam pembentukan motif dan berfungsi sebagai pengisi bidang. (Soesanto,

1980:212) Pada ornamen tambahan ini umumnya bentuknya digambarkan lebih

kecil dan lebih sederhana, sedang dari pada ornamen utama. Ornamen tambahan

atau pengisi ini juga sering disebut motif selingan.

Dalam ornamen pengisi yang digambarkan dapat berbagai macam seperti

bentuk burung, bentuk binatang sederhana atau bentuk tumbuhan, seperti kuncup,

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

23

daun, bunga atau lung-lungan. Dalam satu motif, ornamen pengisi itu dapat hanya

satu macam ornamen pengisi, dapat pula diisi dengan beberapa macam ornamen

pengisi (Soesanto, 1980:276).

3) Isen

Isen motif adalah berupa titik-titik, garis-garis, gabungan titik dan garis,

yang berfungsi sebagai pengisi bidang ornamen dari motif atau mengisi bidang

diantara ornamen-ornamen tersebut (Soesanto, 1980:212). Isen motif berguna

untuk memperindah pola batik secara keseluruhan. Isen ini memiliki nama-nama

tertentu sesuai bentuknya, dan tidak jarang nama isen ini disertakan pada nama

motif batik.

4. Batik Malam Dingin

Selama lebih dari 150 tahun terakhir, produksi batik terlibat dengan

berbagai perkembangan gagasan, baik pada aspek estetis, teknologi maupun

fungsionalnya (Musman, 2011:9). Teknik yang digunakan dalam proses

pembuatan batik sangat terkait dengan produk batik yang akan dihasilkan.

Menurut Handoyo (2008:16), pola-pola batik kreasi baru tidak terikat oleh

ketentuan-ketentuan seperti batik klasik. Batik kreasi baru berpola bebas. Polanya

dapat diambil dari seni primitive, bentuk patung, bentuk dari alam, atau kesenian

daerah. Jenis batik dilihat dari tekniknya berkembang hingga memunculkan jenis

Batik Kombinasi. Batik kombinasi adalah kain batik yang motifnya

mengkombinasikan antara teknik batik cap dengan tulis, cap dengan lukis,

maupun lukis dengan tulis.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

24

Tujuan pencampuran teknik-teknik batik ini untuk menambah alternatif

produk dan menekan harga jual supaya lebih rendah dibanding dengan batik tulis

murni. Seiring perkembangan waktu dan zaman, saat ini muncul jenis batik

dengan teknologi lebih modern yang praktis sehingga dalam

pembuatannyamemakan waktu lebih singkat dan hasil produksi yang didapat lebih

banyak dibanding menggunakan cara tradisional, jenis batik tersebut yaitu batik

print atau sablon.

Pada metode batik print atau yang sering dikenal dengan teknik malam

dingin dapat dikatakan perpaduan antara sablon dan batik. Pada batik dengan

teknik malam dingin ini, materi yang dicetak pada kain adalah malam (lilin)

bukan pasta sablon warna seperti cetak sablon konvensional.

Penelitian oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta,

pada tahun 2004 dengan judul “Pengembangan Sistem Pembatikan dengan

Metode Screen” dijelaskan bahwa malam dingin adalah suatu teknik pembatikan

menggunakan screen yang merupakan proses pelekatan lilin batik menggunakan

(alat) screen, yang biasa digunakan untuk proses sablon (screen printing)

(Sulaeman, 2004:4).

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan · sekarang di mana pengertian batik yang disepakati semestinya ditinjau kembali dan dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Batasan

25

C. Fokus Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan yang teridentifikasi di atas, maka

permasalahan perancangan difokuskan kepada :

Bagaimana merancang motif batik yang terinspirasi dari makanan HIK dengan

teknik cetak malam dingin ?