bab i pendahuluan 1.1 latar belakang...

14
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap kota di Indonesia memiliki beragam keunikan yang membedakan antara satu kota dengan kota yang lain. Keunikan yang membedakan dapat terwujud melalui hasil budaya seperti salah satunya adalah hasil olahan panganan. Hampir setiap kota di Indonesia memiliki panganan yang khas seperti; Kota Yogyakarta yang terkenal memiliki olahan panganan khas yaitu Gudeg Yogyakarta, Kota Semarang terkenal dengan kuliner Wingko Babat dan Bandeng Presto, Kota Kudus terkenal dengan hasil kulinernya Jenang Kudus. Kota Salatiga merupakan suatu daerah yang juga memiliki hasil olahan pangan yang khas salah satunya adalah enting–enting gepuk. Enting–enting gepuk merupakan salah satu produk 1 panganan yang diciptakan oleh masyarakat Kota Salatiga keturunan etnis Tionghua. Enting–enting gepuk merupakan variasi makanan yang terbuat dari bahan dasar kacang tanah, gula, dan essence yang cara pembuatannya digepuk hingga kesemua bahan benar–benar menyatu. Enting– enting gepuk kemudian dikemas dengan bentuk prisma segitiga sama kaki dengan menggunakan kertas. Kekhasannya inilah yang membuat orang banyak menjadikan enting–enting gepuk sebagai buah tangan. 1 Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan(Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. 1997. Dasar – Dasar Pemasaran : Principles of Marketing, Seventh Edition. Jakarta. PT. Dian Rakyat).

Upload: lethu

Post on 15-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6974/1/T1_362009006_BAB I.pdf · dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap kota di Indonesia memiliki beragam keunikan yang membedakan

antara satu kota dengan kota yang lain. Keunikan yang membedakan dapat

terwujud melalui hasil budaya seperti salah satunya adalah hasil olahan panganan.

Hampir setiap kota di Indonesia memiliki panganan yang khas seperti; Kota

Yogyakarta yang terkenal memiliki olahan panganan khas yaitu Gudeg

Yogyakarta, Kota Semarang terkenal dengan kuliner Wingko Babat dan Bandeng

Presto, Kota Kudus terkenal dengan hasil kulinernya Jenang Kudus.

Kota Salatiga merupakan suatu daerah yang juga memiliki hasil olahan

pangan yang khas salah satunya adalah enting–enting gepuk. Enting–enting gepuk

merupakan salah satu produk1 panganan yang diciptakan oleh masyarakat Kota

Salatiga keturunan etnis Tionghua. Enting–enting gepuk merupakan variasi

makanan yang terbuat dari bahan dasar kacang tanah, gula, dan essence yang cara

pembuatannya digepuk hingga kesemua bahan benar–benar menyatu. Enting–

enting gepuk kemudian dikemas dengan bentuk prisma segitiga sama kaki dengan

menggunakan kertas. Kekhasannya inilah yang membuat orang banyak

menjadikan enting–enting gepuk sebagai buah tangan.

1 Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi

dan gagasan(Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. 1997. Dasar – Dasar Pemasaran : Principles

of Marketing, Seventh Edition. Jakarta. PT. Dian Rakyat).

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6974/1/T1_362009006_BAB I.pdf · dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang

2

Enting-enting gepuk tersebar hampir diseluruh toko oleh–oleh (toko

khusus oleh– oleh makanan) di Kota Salatiga. Persebaran enting-enting gepuk

juga telah merambah diberbagai kota lain seperti Kota Magelang, Kota

Ambarawa, Kota Boyolali, dan berbagai kota besar melalui sistem barter yang

dilakukan oleh para produsen kuliner.Umumnya enting–enting gepuk memiliki

rasa original yang berpemanis gula pasir. Dewasa ini, produsen enting–enting

gepuk juga telah mengembangkan varian rasa baru yaitu enting–enting gepuk

dengan rasa gula jawa dan rasa wijen.

Selain varian rasa yang beragam, masyarakat atau konsumen juga dapat

memilih varian merek enting-enting gepuk yang semakin beragam. Tentu saja

berbeda merek akan berbeda pula cita rasa dan harga. Dari data yang dimiliki

oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Salatiga, berikut data produsen

dan merek enting–enting gepuk yang ada di Kota Salatiga.

Tabel 1.1

DATA PRODUSEN ENTING–ENTING GEPUK DI SALATIGA

NO NAMA MEREK NAMA PRODUSEN ALAMAT

1 Enting – Enting Gepuk

”Cap Rumah”

Herry Susanto Jl. Pemotongan 60, Salatiga

2 Enting – Enting Gepuk

”Kelenteng & 2 holo”

Yosep Kurnia Jaya Jl. Kalinyamat 42, Salatiga

(0298)326026

3 Enting – Enting Gepuk

”Kelenteng & 2 holo”

Hartono Jl. Kalibodri Kalioso, Salatiga

(0298)323841

4 Enting – Enting Gepuk

”Kelenteng & 2 holo”

Gunawan Jl. Balairejo, Gendongan, Salatiga

5 Enting – Enting Gepuk

”Dua Pohon Kelapa”

Budi Santoso Jl. Tirtoyoso 56/18 Nanggulan,

Salatiga (081325544691)

6 Enting – Enting Gepuk

”Naga Mas”

Sugianto Jl. Semeru 17, Salatiga

7 Enting – Enting Gepuk

”Dua Naga”

- Jl. Kemuning Salatiga

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6974/1/T1_362009006_BAB I.pdf · dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang

3

8 Enting – Enting Gepuk

”Menara Mas”

Indiyani Jl. Sukowati no. 16, Salatiga

9 Enting – Enting Gepuk ”Pt.

Jitu Maju Satunggal”

Sri Rejeki Jl. Anggulan no. 5o, Salatiga

10 Enting – Enting Gepuk

”Dua Naga Berlian”

Widaryanto Parengrejo, Salatiga

(0298)311480

11 Enting – Enting Gepuk

”Gedung& Naga Bintang”

Tatik Waryati Jl. Karangkepoh II 17B,

Salatiga(0298)311743

12 Enting – Enting Gepuk

”Dian Mas”

Sugianto Jl. Semeru 17 C, Salatiga

(0298)326484

Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Salatiga tahun 2009.

Dari beragamnya merek enting-enting gepuk di Kota Salatiga jika

diperhatikan dengan sungguh terdapat titik jenuh pada pengemasan panganan

ini. Seolah-olah terdapat aturan pakem yang membuat pengemasan enting-

enting gepuk Salatiga sama. Hal ini dapat terlihat sejak awal mata memandang

pada kemasan luar enting-enting gepuk Salatiga. Berikut beberapa dokumentasi

pengemasan enting-enting gepuk Salatiga:

Gambar 1.1

Dokumentasi Kemasan Enting-Enting Gepuk Di kota Salatiga

Perwujudan kemasan enting–enting gepuk di Kota Salatiga memiliki

bentuk yang sama yaitu berbentuk kotak dengan plastik sebagai bahan

pembungkus serta pemilihan label berupa visualisasi pada kemasan cenderung

juga memiliki bentuk dan warna khas yang sama yaitu gambar berupa bangunan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6974/1/T1_362009006_BAB I.pdf · dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang

4

kelenteng dan dominasi warna kuning serta warna merah. Selain itu, jika

melihat kondisi penjualan ditoko pusat oleh-oleh khas panganan, pemilik toko

menempatkan produk enting-enting gepuk kedalam satu bidang tempat yang

berisi berbagai macam merek enting-enting gepuk. Hasilnya konsumen akan

bingung untuk menentukan pilihan produk yang akan dibeli karena tidak ada

daya tarik tambahan untuk memperoleh perhatian konsumen diantara jajaran

produk enting-enting gepuk yang memiliki perwujudan bentuk dan visualisasi

yang sama. Pentingnya perancangan ulang bentuk kemasan enting-enting gepuk

diperkuat melalui riset denga hasil sebagai berikut:

Tabel 1.2

Hasil Wawancara Kepada Konsumen Enting-Enting Gepuk Di Kota Salatiga

Berkenaan Dengan Perancangan Ulang Produk

No Point Pertanyaan Jawaban Terbanyak Prosentase

1 Penilaian terhadap enting-

enting.

1. Enak

2. Sesuatu yang sangat khas

3. Unik

1. 50%

2. 40%

3. 40%

2 Cara efektif menunjukan

enting-enting gepuk produk

Kota Salatiga.

1. Menonjolkan nama Kota Salatiga

2. Promosi

1. 40%

2. 20%

3 Bagaimana jika kemasan luar

diubah untuk menunjukan

cirikhas dan sebagai sarana

promosi?

1. Tidak masalah dilakukan perubahan

2. Merupakan hal unik & tidak

membuang biaya.

3. Akan dapat menarik perhatian

1. 30%

2. 30%

3. 20%

4 Bentuk yang paling ideal jika

dilakukan perubahan.

Bentuk selain kotak.

30%

5 Bagaimana jika bentuk dasar

enting-enting gepuk juga

dirubah?

Tidak masalah 90%

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6974/1/T1_362009006_BAB I.pdf · dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang

5

Dari data diatas menunjukan bahwa konsumen sangat menyukai enting-

enting gepuk karena enak, khas, dan unik. Demi tidak terlupakannya asal usul

enting-enting gepuk, konsumen merasa perlu menonjolkan nama Kota Salatiga

yang diikuti juga dengan upaya promosi. Ketika upaya-upaya tersebut terwujud

dalam perancangan ulang produk enting-enting gepuk Salatiga yang seolah-olah

sudah pakem, konsumen menilai bahwa hal tersebut tidaklah menjadi persoalan,

merupakan hal yang unik dan tidak terlalu banyak membuang biaya untuk

promosi, serta justru akan dapat menarik perhatian. Tentu saja dalam rangka

kesemuanya itu, perubahan bentuk kemasan dilakukan dengan melakukan

diferensiasi bentuk kemasan yang sudah pakem yaitu bentuk kemasan selain

bentuk kotak. Disatu sisi, pendapat dari pihak pedagang yang penulis

simpulkan, tidak merasa keberatan jika terjadi perubahan bentuk kemasan

enting-enting gepuk. Hal tersebut dianggap sebagai terobosan baru yang dapat

membantu konsumen untuk menentukan pilihan merek diantara banyak merek.

Selain itu, pengemasan yang menarik perhatian, dimungkinkan dapat

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Seperti pada gambar dibawah

ini:

Gambar 1.2

Bidang Putih Diantara Bidang Merah

Pada gambar diatas tervisualisasi sebuah bintang kecil berwarna putih

pada bidang persegi panjang yang berwarna merah dengan ukuran yang lebih

besar. Hal tersebut merupakan salah satu teknik visualisasi bidang yang

mengarahkan seseorang untuk lebih fokus dan meletakan perhatian pada satu

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6974/1/T1_362009006_BAB I.pdf · dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang

6

bentuk bangunan minor. Mengadaptasi dari teknik bidang grafis, begitu pula

salah satu tujuan perancangan ulangan kemasan dilakukan. Membuat

diferensiasi produk melalui perbedaan kemasan ditujukan untuk memperoleh

perhatian konsumen. Hal tersebut diupayakan sebab produk enting-enting gepuk

di Kota Salatiga dikemas hampir serupa. Ketika salah satu produk memiliki

diferensiasi diharapkan dapat membentuk suatu kesadaran merek di benak

konsumen.

Enting–enting gepuk merupakan panganan asli yang khas diciptakan oleh

masyarakat Kota Salatiga. Ironisnya tidak semua produsen enting–enting gepuk

melakukan promosi kepada segmentasi yang disasar sehingga, hanya merek–

merek tertentu yang diingat dan dikenal oleh masyarakat Kota Salatiga.Hal ini

dibuktikan dengan hasil data yang penulis peroleh melalui hasil riset kepada

penjual panganan khas kota Salatiga dan konsumen enting-enting gepuk

Salatiga. Berikut data yang diperoleh:

Tabel 1.3

Hasil Wawancara Kepada Konsumen Enting-Enting Gepuk Di Kota

Salatiga

Berkenaan Dengan Pembelian Konsumen

No Pertanyaan Jawaban Terbanyak Dalam Persen

1 Alasan membeli enting-

enting gepuk.

Sebagai buah tangan 90%

2 Merek enting-enting

gepuk yang dibeli.

1. Kelenteng & 2 Hollo

2. Dua Pohon Kelapa

1. 50%

2. 20%

3 Varian rasa yang dibeli. 1. Gula Pasir

2. Gula Jawa

3. Wijen

1. 100%

2. 50%

3. 40%

4 Alasan pemilihan rasa 1. Supaya ada pilihan rasa

2. Coba rasa baru

1. 50%

2. 30%

5 Merek enting-enting 1. Kelenteng & 2 Hollo 1. 100%

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6974/1/T1_362009006_BAB I.pdf · dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang

7

gepuk yang anda ingat. 2. Gedung Batu

3. Dua Pohon Kelapa

2. 40%

3. 40%

Dari data diatas telah membuktikan bahwa positioning2konsumen terhadap

enting-enting gepuk Dewa Rejeki tidaklah baik. Hasil riset menunjukan bahwa

tidak banyak merek enting-enting gepuk yang dapat diingat oleh konsumenselain

merek Kelenteng & 2 Hollo. Hal tersebut nyatanya berimbas kepada tingkat

pembelian konsumen yang tinggi pada merek lama tersebut.

Contoh kasus seperti yang dialami oleh produsen enting-enting gepuk

Dewa Rejeki. Berdiri sejak tahun 2009, home indusrty3enting-enting gepuk

”Dewa Rejeki” telah mengalami hambatan yang berhubungan dengan kesadaran

produk pada pikiran konsumen. Enting–enting gepuk merek ”Dewa Rejeki”

belum sepopuler merek enting–enting gepuk merek pemain lama.

2 Positioningadalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga

menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada falam benak pelanggan

sasarannya (Kotler, 1997). 3 Home Industry adalah industry rumah tangga atau usaha kecil yang dikelola keluarga.

Industri adalah usaha pengolahan bahan mentah, atau setengah jadi, atau barang jadi

yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6974/1/T1_362009006_BAB I.pdf · dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang

8

Secara profesional produsen enting–enting gepuk ”Dewa Rejeki”

menginginkan perkembangan penjualan produk. Hal itu terbukti dari penambahan

jumlah modal yang ditujukan untuk pengembangan jangkauan pemasaran di

wilayah sekitar Kota Salatiga seperti ”Kota Boyolali dan Kota Magelang”.

Merupakan ”pemain baru” dalam industri kuliner enting–enting gepuk serta belum

pernah melakukan komunikasi pemasaran produk kepada konsumen berdampak

pada brand awareness4

masyarakat yang sangat lemah.

Melalui tahap persuasi yang telah penulis lakukan terhadap produsen

enting-enting gepuk tercapai suatu kesepakatan untuk melakukan perancangan

ulang enting-enting gepuk Salatiga melalui merek ”Dewa Rejeki”. Pada fase ini

merupakan idepedensi penulis untuk merancangan ulang pengemasan enting-

enting gepuk Salatiga tanpa adanya unsur dominasi ataupun pengaruh dari

produsen sehingga penulis dapat mengaplikasikan pemikiran yang diselaraskan

dengan teori-teori periklanan.

Kondisi yang penulis paparkan diatas seharusnya membuat produsen

enting–enting gepuk lainnya jeli untuk mulai melakukan proses komunikasi

pemasaran. Sekalipun dilakukan dengan perancangan ulang pengemasan enting-

enting gepuk Salatiga, jika hal tersebut merupakan suatu strategi komunikasi yang

jarang dilakukan, berpeluang untuk menciptakan kedekatan produk. Sasaran

utama dalam strategi komunikasi pemasaran adalah menciptakan rasa kedekatan

produk dengan pelanggan. Suatu sosialisasi produk pasti mudah diingat dan

dikenal oleh pelanggan bila mereka sudah merasa dekat dengan merek atau brand

yang ada (Prisgunanto,2006:58).

4 Brand Awareness adalah kemampuan calon pembeli atau konsumen untuk mengenali

atau mengingat sebuah merek. Dalam hal ini bisa meliputi nama, gambar/ logo, serta

slogan terentu yang digunakan para pelaku pasar untuk mempromosikan produknya.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6974/1/T1_362009006_BAB I.pdf · dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang

9

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana merancang ulang pengemasan enting-enting gepuk Salatiga

yang dapat diaplikasikan secara nyata dalam rangkamenciptakan media

promosi yang memunculkan cirikhas barupada enting-enting gepuk

Salatiga?

1.3 Tujuan Produksi

Menciptakan cirikhas baru pada produk enting-enting gepuk Salatiga

melalui perubahanpengemasan yang dapat diaplikasikan secara nyata.

1,4 Manfaat Produksi

a. Manfaat Teoritis

Perancanganulang pengemasanenting-enting gepukdidasarkan pada

riset dan dikaji dengan menggunakan teori periklanan. Hasil yang

dicapai merupakan bentuk aplikasi teori–teori periklanan yang dapat

digunakan sebagai bukti yang memperkuat daya guna teori periklanan

padatugas akhir ini.

b. Manfaat Praktis

Startegi komunikasi melalui perancangan ulang pengemasan enting-

enting gepuk Salatigamerupakan sebuah inovasi ide kreatif sebagai

alternatif pengemasan produk. Berbagai perancangan ulang yang

diciptakan pula dapat menjadi pertimbangan bagi produsen enting–

enting gepuk di Kota Salatigauntuk mulai melakukan proses

komunikasi produk pada segmentasi yang disasar dengan berani

melakukan diferensiasi produk.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6974/1/T1_362009006_BAB I.pdf · dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang

10

1.5 Rancangan Kegiatan Produksi

Kegiatan pengumpulan data adalah prosedur yang sangat menentukan baik

tidaknya sebuah tulisan (Rachmat Kriyantono.2006:93) Agar dalam proses

perancangaan produksi dapat berjalan secara sistematis dan tepat waktu

maka, penulis perlu membuat rancangan jadwal kegiatan yang menuntun

penulis pada tahapan apa saja yang perlu dilakukan. Terdapat tiga tahapan

dalam rancangan kegiatan produksi yaitu tahapan pra produksi, tahapan

produksi, dan tahapan pasca produksi.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6974/1/T1_362009006_BAB I.pdf · dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang

11

1.5.1 Rancangan Kegiatan Pra Produksi

1 Minggu 1 Minggu 1 Minggu

Rentan Waktu Dalam Hitungan Minggu

RANCANGAN KEGIATAN PRA PRODUKSI

KEGIATAN

Riset Pasar dengan melakukan wawancara,

observasi, serta dokumentasi guna mendapat

data serta memahami perkembangan dunia

kuliner enting-enting gepukdi Kota Salatiga.

TARGET

Memperoleh gambaran tentang kondisi

pemasaran enting-enting gepuk di Kota

Salatiga yang dipergunakan sebagai bahan

dasar perancangan media promosi.

KEGIATAN

1. Menentukan jenis media

promosi yang digunakan.

2. Penemuan filosofi perancangan

media promosi.

TARGET

1. Telah ditetapkan media

promosi yang relevan.

2. Terkonsepnya rancangan

bentuk media promosi.

KEGIATAN

1. Evaluasi data riset serta konsep

rancangan bentuk media promosi.

2. Menciptakan Sketsa desain grafis.

TARGET

Terciptanya sebuah sketsa desain grafis

yang berdasar pada data riset dan

filosofi perancangan media promosi

Bagan 1.1

Rancangan Kegiatan Pra Produksi

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6974/1/T1_362009006_BAB I.pdf · dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang

12

1.5.2 Rancangan Kegiatan Produksi

2 Minggu 1 Minggu` 2 Minggu

Rentan Waktu Dalam Hitungan Minggu

RANCANGAN KEGIATAN PRODUKSI

KEGIATAN

1. Membuat pola bentuk kemasan.

2. Membuat sketsa gambar kemasan

pada halaman digital.

3. Membuat bentuk dasar enting-

enting gepuk.

TARGET

Memperoleh desain media promosi

yang tepat dan relevan dengan

visualisasi grafis yang sesuai.

KEGIATAN

Proses pembuatan postcard.

TARGET

Menghasilkan desain media promosi

postcard dalam bentuk soft file.

KEGIATAN

Ketika semua desain media promosi

sudah dibuat sesuai dengan harapan

maka, desain media promosi dalam

bentuk soft file akan memasuki tahapan

produksi di percetakan.

TARGET

Memperoleh wujud nyata dari

berbagai rancangan media promosi

yang telah penulis rancang.

Bagan 1.2

Rancangan Kegiatan Produksi

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6974/1/T1_362009006_BAB I.pdf · dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang

13

1.5.3 Rancangan Kegiatan Pasca Produksi

2 Minggu 1 Minggu

Rentan Waktu Dalam Hitungan Minggu

RANCANGAN KEGIATAN PASCA PRODUKSI

KEGIATAN

Evaluasi mengenai produksi media promosi

dengan membandingkan desain dalam bentuk

softfile dan desain setelah produksi.

KEGIATAN

Membuat laporan dari tahapan-tahapan

kerja yang sudah dilakukan.

TARGET

Mendapat hasil evaluasi yang

bermanfaat dalam penyusunan

laporan akhir.

TARGET

Tersusunnya sebuah laporan akhir yang lengkap sehingga

dapat menjadi inspirasi bagi orang yang membeca laporan

ini dan bagi mahasiswa yang memustuskan untuk

membuat Tugas Akhir.

Bagan 1.3

Rancangan Kegiatan Pasca Poduksi

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6974/1/T1_362009006_BAB I.pdf · dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang

14